modul 1

28
IKLIM A. Pengertian Iklim Iklim adalah keadaan cuaca rata-rata dalam waktu yang lama. Penyelidikannya 10-30 tahun dan meliputi wilayah yang luas.Pada umumnya orang sering menyatakan kondisi iklim sama saja dengan kondisi cuaca, padahal kedua istilah tersebut adalah suatu kondisi yang tidak sama. Beberapa definisi cuaca adalah : Keadaan atmosfer secara keseluruhan pada suatu saat termasuk perubahan, perkembangan dan menghilangnya suatu fenomena (World Climate Conference, 1979). Keadaan variable atmosfer secara keseluruhan disuatu tempat dalam selang waktu yang pendek (Glen T. Trewartha, 1980). Keadaan atmosfer yang dinyatakan dengan nilai berbagai parameter, antara lain suhu, tekanan, angin, kelembaban dan berbagai fenomena hujan, disuatu tempat atau wilayah selama kurun waktu yang pendek (menit, jam, hari, bulan, musim, tahun) (Gibbs, 1987). Ilmu yang mempelajari seluk beluk tentang cuaca disebut meteorologi. Sedangkan iklim didefinisikan sebagai berikut : Sintesis kejadian cuaca selama kurun waktu yang panjang, yang secara statistik cukup dapat dipakai untuk menunjukkan nilai statistik yang berbeda dengan keadaan pada setiap saatnya (World Climate Conference, 1979). Konsep abstrak yang menyatakan kebiasaan cuaca dan unsur- unsur atmosfer disuatu daerah selama kurun waktu yang panjang (Glenn T. Trewartha, 1980). Peluang statistik berbagai keadaan atmosfer, antara lain suhu, tekanan, angin kelembaban, yang terjadi disuatu daerah selama kurun waktu yang panjang (Gibbs,1987). Ilmu yang mempelajari seluk beluk tentang iklim disebut klimatologi.

Transcript of modul 1

Page 1: modul 1

IKLIMA. Pengertian Iklim

Iklim adalah keadaan cuaca rata-rata dalam waktu yang lama. Penyelidikannya

10-30 tahun dan meliputi wilayah yang luas.Pada umumnya orang sering menyatakan

kondisi iklim sama saja dengan kondisi cuaca, padahal kedua istilah tersebut adalah

suatu kondisi yang tidak sama. Beberapa definisi cuaca adalah :

Keadaan atmosfer secara keseluruhan pada suatu saat termasuk perubahan,

perkembangan dan menghilangnya suatu fenomena (World Climate Conference,

1979).

Keadaan variable atmosfer secara keseluruhan disuatu tempat dalam selang

waktu yang pendek (Glen T. Trewartha, 1980).

Keadaan atmosfer yang dinyatakan dengan nilai berbagai parameter, antara lain

suhu, tekanan, angin, kelembaban dan berbagai fenomena hujan, disuatu tempat

atau wilayah selama kurun waktu yang pendek (menit, jam, hari, bulan, musim,

tahun) (Gibbs, 1987).

Ilmu yang mempelajari seluk beluk tentang cuaca disebut meteorologi.

Sedangkan iklim didefinisikan sebagai berikut :

Sintesis kejadian cuaca selama kurun waktu yang panjang, yang secara statistik

cukup dapat dipakai untuk menunjukkan nilai statistik yang berbeda dengan

keadaan pada setiap saatnya (World Climate Conference, 1979).

Konsep abstrak yang menyatakan kebiasaan cuaca dan unsur-unsur atmosfer

disuatu daerah selama kurun waktu yang panjang (Glenn T. Trewartha, 1980).

Peluang statistik berbagai keadaan atmosfer, antara lain suhu, tekanan, angin

kelembaban, yang terjadi disuatu daerah selama kurun waktu yang panjang

(Gibbs,1987).

Ilmu yang mempelajari seluk beluk tentang iklim disebut klimatologi.

Adapun definisi perubahan iklim adalah berubahnya kondisi fisik atmosfer bumi

antara lain suhu dan distribusi curah hujan yang membawa dampak luas terhadap

berbagai sektor kehidupan manusia (Kementerian Lingkungan Hidup, 2001). Perubahan

fisik ini tidak terjadi hanya sesaat tetapi dalam kurun waktu yang panjang. LAPAN (2002)

mendefinisikan perubahan iklim adalah perubahan rata-rata salah satu atau lebih elemen

cuaca pada suatu daerah tertentu. Sedangkan istilah perubahan iklim skala global adalah

perubahan iklim dengan acuan wilayah bumi secara keseluruhan. IPCC (2001)

menyatakan bahwa perubahan iklim merujuk pada variasi rata-rata kondisi iklim suatu

tempat atau pada variabilitasnya yang nyata secara statistik untuk jangka waktu yang

panjang (biasanya dekade atau lebih). Selain itu juga diperjelas bahwa perubahan iklim

Page 2: modul 1

mungkin karena proses alam internal maupun ada kekuatan eksternal, atau ulah manusia

yang terus menerus merubah komposisi atmosfer dan tata guna lahan.

Istilah perubahan iklim sering digunakan secara tertukar dengan istilah

’pemanasan global’, padahal fenomena pemanasan global hanya merupakan bagian dari

perubahan iklim, karena parameter iklim tidak hanya temperatur saja, melainkan ada

parameter lain yang terkait seperti presipitasi, kondisi awan, angin, maupun radiasi

matahari. Pemanasan global merupakan peningkatan rata-rata temperatur atmosfer yang

dekat dengan permukaan bumi dan di troposfer, yang dapat berkontribusi pada

perubahan pola iklim global. Pemanasan global terjadi sebagai akibat meningkatnya

jumlah emisi Gas Rumah Kaca (GRK) di atmosfer. Naiknya intensitas efek rumah kaca

yang terjadi karena adanya gas dalam atmosfer yang menyerap sinar panas yaitu sinar

infra merah yang dipancarkan oleh bumi menjadikan perubahan iklim global (Budianto,

2000).

Meskipun pemanasan global hanya merupakan 1 bagian dalam fenomena

perubahan iklim, namun pemanasan global menjadi hal yang penting untuk dikaji. Hal

tersebut karena perubahan temperatur akan memperikan dampak yang signifikan

terhadap aktivitas manusia. Perubahan temperatur bumi dapat mengubah kondisi

lingkungan yang pada tahap selanjutkan akan berdampak pada tempat dimana kita dapat

hidup, apa tumbuhan yang kita makan dapat tumbuh, bagaimana dan dimana kita dapat

menanam bahan makanan, dan organisme apa yang dapat mengancam. Ini artinya

bahwa pemanasan global akan mengancam kehidupan manusia secara menyeluruh.

Studi perubahan iklim melibatkan analisis iklim masa lalu, kondisi iklim saat ini,

dan estimasi kemungkinan iklim di masa yang akan datang (beberapa dekade atau abad

ke depan). Hal ini tidak terlepas juga dari interaksi dinamis antara sejumlah komponen

sistem iklim seperti atmosfer, hidrofer (terutama lautan dan sungai), kriosfer, terestrial

dan biosfer, dan pedosfer. Dengan demikian, dalam studi-studi mengenai perubahan

iklim dibutuhkan penilaian yang terintegrasi terhadap sistem iklim atau sistem bumi.

Page 3: modul 1

Gambar : Sistem iklim

Sumber : http://www.ncdc.noaa.gov/paleo/ctl/about1a.html

B. Unsur-Unsur Iklim

2. Suhu udara

Suhu udara adalah keadaan panas atau dinginnya udara. Alat untuk

mengukur suhu udara atau derajad panas disebut termometer. Pengukuran biasa

dinyatakan dalam skala Celsius (C), Reamur (R), dan Fahrenheit (F). Suhu udara

tertinggi di permukaan bumi adalah di daerah tropis (sekitar ekuator) dan makin

ke kutub makin dingin.

Pada waktu kita mendaki gunung, suhu udara terasa dingin saat

ketinggian bertambah. Tiap kenaikan bertambah 100 meter, suhu udara

berkurang (turun) rata-rata 0,6°C. Penurunan suhu semacam ini disebut gradien

temperatur vertikal atau lapse rate. Pada udara kering, besar lapse rate adalah

1°C.

Rumus gradien suhu untuk daerah tropis

Page 4: modul 1

H26,3°C - 0,65°C x ――― 100 m

Contoh

Berapakah suhu udara di Kota Wonosobo yang memiliki ketinggian 800 mdpl?

800 m= 26,3°C – { 0,65°C x ――― } 100 m= 26,3°C – { 0,65°C x 8 }

= 26,3°C – 5,2°C

= 21,1°C

Faktor-faktor yang mempengaruhi tinggi rendahnya suhu udara suatu

daerah:

a. Lama penyinaran matahari

Lamanya penyinaran matahari membuat tinggi temperatur.

Semakin miring sinar matahari semakin berkurang panasnya.

Semakin tinggi tempat semakin rendah suhunya.

Keadaan tanah, tanah yang licin dan putih banyak memantulkan panas.

Tanah yang hitam dan kasar banyak menyerap panas.

Daratan cepat menerima dan melepaskan panas dibandingkan lautan.

b. Sudut datang sinar matahari

c. Relief permukaan bumi

d. Banyak sedikitnya awan

e. Perbedaan letak lintang

f. Sifat permukaan bumi

Amplitudo suhu

Amplitudo suhu harian : perbedaan suhu harian tertinggi dan terendah.

Amplitudo suhu bulanan: perbedaan suhu rata-rata harian tertinggi dan

terendah.

Amplitudo tahunan : perbedaan suhu rata-rata bulan terpanas dengan

suhu rata-rata terdingin.

Jalan suhu harian : perubahan suhu naik atau turun dalam satu hari.

Besar kecilnya amplitudo suhu dipengaruhi oleh keadaan permukaan bumi,

tinggi rendahnya kelembapan udara, dan sifat arus laut pada laut/samudera

sekitarnya.

2. Tekanan udara

Page 5: modul 1

merupakan tenaga yang bekerja untuk menggerakkan massa udara dalam

setiap satuan luas tertentu.

Diukur dengan menggunakan barometer.

Satuan tekanan udara adalah milibar (mb).

Garis yang menghubungkan tempat-tempat yang sama tekanan udaranya

disebut sebagai isobar.

Variasi Tekanan Udara

Tekanan udara dibatasi oleh ruang dan waktu. Artinya pada tempat dan

waktu yang berbeda, besarnya juga berbeda.

a. Tekanan udara secara vertikal → makin ke atas semakin menurun. Hal ini

dipengaruhi oleh:

Komposisi gas penyusunnya makin ke atas makin berkurang.

Sifat udara yang dapat dimampatkan, kekuatan gravitasi makin ke atas

makin lemah.

Adanya variasi suhu secara vertikal di atas troposfer (>32 km) sehingga

makin tinggi tempat suhu makin naik.

b. Tekanan udara secara horizontal

yaitu variasi tekanan udara dipengaruhi suhu udara, bahwa daerah

yang suhu udaranya tinggi akan bertekanan rendah dan daerah yang

bersuhu udara rendah tekanannya tinggi.

Pola penyebaran tekanan udara horizontal dipengaruhi:

Lintang tempat.

Penyebaran daratan dan lautan.

Pergeseran posisi matahari tahunan.

Isobar di Selandia Baru dan Australia bagian timur

2. Kecepatan angin

Page 6: modul 1

Angin merupakan udara yang bergerak. Sifat angin meliputi kekuatan

angin, arah angin, dan kecepatan angin. Arah dan kekuatan angin dapat

diketahui dengan bermacam-macam cara, antara lain dengan bendera angin.

Arah angin dinyatakan dalam derajad → 360° atau 0° (angin utara), 90° (angin

timur), 180° (angin selatan), 270° (angin barat).Kecepatan angin diukur dengan

anemometer.

Kecepatan angin ditentukan oleh:

a. Gradien barometrik

yaitu angka yang menunjukkan perbedaan tekanan udara melalui

dua garis isobar yang dihitung untuk tiap-tiap 111 km (= 1°) di ekuator.

Contoh

Bila garis isobar I tekanan udaranya 2010 mb, garis isobar II tekanan

udaranya 2000 mb, serta jarak kedua garis isobar adalah 300 km tentukan

gradient barometriknya!

Garis isobar I = 2010 mb

Garis isobar II = 2000 mb

Selisih tekanan = 10 mb

Gradien barometriknya = 10 : (300:111)

= 10 : 2,702

= 3,7 mb

Hukum Stevenson berbunyi “kecepatan angin bertiup berbanding lurus

dengan gradien barometriknya.”

b. Relief permukaan bumi → angin bertiup kencang pada daerah yang reliefnya

rata.

c. Tidak adanya pohon-pohon yang tinggi dan lebat.

d. Letak lintang

Hukum Buys Ballot berbunyi “angin bertiup dari daerah yang bertekanan

tinggi ke daerah yang bertekanan rendah dan mengalami pembiasan ke

kanan di belahan bumi utara serta ke kiri di belahan bumi selatan.”

Macam-macam angin

a. Angin tetap → angin pasat, angin barat, angin timur.

b. Angin tidak tetap → angin darat dan angin laut, angin gunung dan angin

lembah, angin jatuh atau terjun.

Angin siklon

Adalah angin yang gerakannya berputar memusat. Gerakan angin di belahan

bumi utara arah perputarannya berlawanan dengan arah jarum jam.

Sedangkan di belahan bumi selatan searah dengan putaran jarum jam.

Angin antisiklon

Page 7: modul 1

Adalah angin yang berputar meninggalkan daerah bertekanan udara

maksimum. Di belahan bumi utara perputarannya searah dengan jarum jam,

sedangkan di selatan berlawanan dengan perputaran jarum jam.

2. Awan

Merupakan kumpulan tetesan air (kristal-kristal es) di dalam udara di atmosfer

yang terjadi karena adanya pengembunan/pemadatan uap air yang terdapat di

dalam udara setelah melampaui keadaan jenuh.

Pembagian awan yang diketahui sekarang adalah hasil kongres yang diadakan

di Munchen tahun 1802 dan Uppsala (Swedia) tahun 1894.

Kabut adalah udara air yang terkondensasi berubah menjadi titik air yang

melayang-layang dekat permukaan bumi. Di daerah industri kabut dapat

bercampur dengan asap/gas sisa-sisa pembakaran, membentuk smog.

Smog sangat menghalangi pemandangan kita.

2. Kelembapan udara

a. Kelembapan mutlak (absolut) adalah bilangan yang menunjukkan berapa

gram uap air yang tertampung dalam satu meter kubik udara.

b. Kelembapan nisbi (relatif) adalah bilangan yang menunjukkan berapa persen

perbandingan antara uap air yang ada dalam udara saat pengukuran dan

jumlah uap air maksimum yang dapat ditampung oleh udara tersebut.

Rumus kelembapan nisbi

kelembapan mutlak udara―――――――――――― x 100% nilai jenuh udara

Contoh

Suatu udara di sebuah ruangan laboratorium dengan ukuran 3 x 3 x 3 m atau

bervolume 27 m3 mengandung uap air dengan ukuran sebanyak 360 gram,

dan pada suhu udara 21° C mengandung uap air sebanyak 18,5 gram,

maka:

Kelembapan mutlaknya

360 gr / 27 m3 = 13,33 gr/m 3

Kelembapan relatifnya

(13,33 / 18,5) x 100% = 72%

2. Curah hujan

Adalah jumlah air hujan yang turun pada suatu daerah dalam waktu tertentu.

Faktor-faktor yang mempengaruhinya:

Page 8: modul 1

Letak DKAT (daerah konvergensi antar tropik).

Bentuk medan/topografi.

Arah lereng medan.

Jarak perjalanan angin di atas medan datar.

Posisi geografis daerahnya.

2. Radiasi matahari.

KUALITAS UDARA

Udara merupakan campuran beberapa macam gas yang perbandingannya tidak

tetap, tergantung pada keadaan suhu udara / tekanan udara dan lingkungan sekitarnya.

Udara adalah juga atmosfer yang berada disekeliling bumi yang berfungsi sangat penting

bagi kehidupan didunia ini. Dalam udara terdapat oksigen (O2) untuk bernapas,

karbondioksida untuk proses fotosintesis oleh khlorofil daun dan ozon (O3) untuk

menahan sinar ultra violet.

Gas-gas lain yang terdapat dalam udara antara lain gas-gas mulia, nitrogen

oksida, hidrogen, methana, belerang dioksida, amonia dan lain-lain. Apabila susunan

udara menglami perubahan dari susunan keadaan normal seperti tersebut diatas dan

kemudian mengganggu kehidupan manusia, hewan dan binatang, maka udara telah

tercemar.

Menurut asalnya, pencemaran udara dapat dibagi menjadi dua macam, yakni :

a. Pencemaran Udara Alami

Adalah : Masuknya zat pencemar ke dalam udara / atmosfer, akibat

prosesproses alam seperti asap kebakaran hutan, debu gunung berapi, pancaran garam

dari laut, debu meteroid dan sebagainya.

b.  Pencemaran Udara Non- Alami

Adalah : Masuknya zat pencemar oleh aktivitas manusia, yang pada umumnya

tanpa disadari dan merupakan produk sampinga, berupa gas-gas beracun, asap, partikel-

partikel halus, senyawa belerang, senyawa kimia, buangan panas dan buangan nuklir.

Proses penurunan kualitas lingkungan udara pada umumnya disebabkan oleh

masuknya zat pencemar ke dalam lingkungan udara tersebut, baik alami (seperti:

kebakaran hutan oleh teriknya matahari, debu vulkanik, debu meteorit, pancaran garam

dari laut dan sebagainya) maupun akibat aktivitas manusia yang justru sering

menimbulkan masalah (seperti pancaran gas beracun dari pemupukan pembasmian

hama, asap rumah tangga, transportasi, produk sampingan dari industri dan sebagainya).

Dalam melakukan sampling udara, kita dapat membagi daerah monitoring

(pemantauan) atas tiga daerah dengan keperluan dan cara sampling yang berbeda-beda

satu sama lainnya, yaitu :

Page 9: modul 1

1. Daerah ambient

Daerah ambient merupakan daerah tempat tinggal penduduk (pemukiman) dimana

diperkirakan seseorang mengalami keterpaan terhadap zat pencemar yang

berlangsung selama 24 jam. Sehingga, konsentrasi zat pencemar udara harus

sekecil mungkin dan memenuhi baku mutu udara yang dipersyaratkan.

2. Daerah tempat kerja (work place)

Daerah tempat kerja (work place) merupakan daerah dimana seseorang bekerja

selama periode waktu tertentu. Biasanya seseorang bekerja di industri/pabrik selama

8 jam per hari, sehingga keterpaan zat pencemar terhadap seseorang yang bekerja

diharapkan tidak mengganggu kesehatannya.

3. Daerah/sumber pencemar udara

Daerah/sumber pencemar udara, yang berasal dari cerobong asap pabrik perlu

dilakukan monitoring terhadap jenis dan konsentrasi zat pencemar, minimal setiap

penggantian teknologi proses dan penggunaan bahan baku yang berbeda.

Pengertian sampling disini adalah pengambilan suatu contoh udara pada tempat-

tempat tertentu, dimana diharapkan konsentrasi zat pencemar yang didapat dari hasil

pengukuran dapat mewakili konsentrasi contoh secara keseluruhan.

Dalam melakukan sampling udara ini, ada beberapa faktor yang menentukan

hasil analisisnya, diantaranya :

1. Arah angin

2. Kecepatan angin (m/s)

3. Waktu dan lama pengambilan contoh (jam)

4. Tekanan udara (mmHg)

5. Temperatur udara (oC)

6. Kelembapan udara (%)

7. Pola terdifusinya zat pencemar

Dalam melakukan sampling kualitas udara ketujuh hal diatas haruslah dicatat

saat pelaporan kualitas udara sebagai faktor yang mempengaruhi kualitas udara.

Termasuk juga, dekat atau jauhnya industri dari lokasi sampling, jarak dan ramainya

kendraan bermotor serta aktivitas penduduk.

Peralatan yang lazim digunakan dalam sampling kualitas udara adalah peralatan

impinger untuk sampling gas-gas dan HVAS untuk sampling partikulat diudara. Tersedia

juga CO meter portable yang berguna untuk mengukur kadar CO diudara.

Gambar : Tabung dan peralatan impinger

Page 10: modul 1

Gambar : HVAS

Potensi yang dimiliki oleh Laboratorium Kualitas Udara Badan Meteorologi dan

Geofisika dalam mendukung pemantauan kualitas udara, ditampilkan pada tabel di

bawah ini.

METODA SAMPLING DAN PERALATAN LABORATORIUM YANG DIGUNAKAN

No. Jenis Sampel Metode Sampling / MonitoringPeralatan sampling /

Monitoring

1. Rain Water Wet Deposition Automatic Rain Gauge type

ARS 721

Page 11: modul 1

Wet & Dry DepositionAutomatic Rain Gauge type

ARS 1000

2. SPM High Volume High Volume Sampler

3. Aeorosol Low VolumeAerosol Sampler / Low

Volume Sampler

4. SO2 Passive Gas Filter Whatman

5. NO2 Passive Gas Filter Whatman

6.Ozone

PermukaanUV Photometry Automatic Ozone

7. Carbon Monoxide UV Photometry Analyzer UV Photometry CO

8. Carbon Dioxide Infrared Photometry

Analyzer

Infrared CO2

Analyzer

9. PM 10Beta Attenuation Monitoring

(BAM)BAM 1020 Analyzer

10. PM 2.5 Light Scattering Nephelometer M9003

11. Solar Radiation Thermo Couple Solar Radiation Monitoring

HV sampler BAM 1020 Particullate Monitor

Page 12: modul 1

Inlet BAM Wet dry rain gauge

METODA ANALISIS DAN PERALATAN LABORATORIUM YANG DIGUNAKAN

No. Jenis Sample Metode Analisis Alat Yang Digunakan

1.Komposisi Kimia Air Hujan pHDaya Hantar ListrikKation dan Anion

Electroda CellElectroda CellChromatography

pH meterElectro ConductivitymeterIon Chromatography

2.Komposisi Kimia Aerosol pHKation dan Anion

Electroda CellChromatography

pH meterIon Chromatography

3. SPM Gravimetry Analytical Balance

4. Gas SO2 Chromatography Ion Chromatography

5. Gas NO2 Salzman Spectrophotometer

Ozon Analyzer pH meter

Timbangan Analitik Sampel Air Hujan

Page 13: modul 1

KEBISINGAN

Pengertian Dasar Tentang Suara

1. Apakah Kebisingan Itu

Kebisingan didefinisikan sebagai "suara yang tak dikehendaki, misalnya yang

merintangi terdengarnya suara-suara, musik dsb, atau yang menyebabkan rasa sakit

atau yang menghalangi gaya hidup. (JIS Z 8106 [IEC60050-801] kosa kata elektro-teknik

Internasional Bab 801: Akustikal dan elektroakustik)". Diantara pencemaran lingkungan

yang lain, pencemaran/polusi kebisingan dianggap istimewa dalam hal:

a. Penilaian pribadi dan penilaian subyektif sangat menentukan untuk mengenali

suara sebagai pencemaran kebisingan atau tidak, dan

b. Kerusakannya setempat dan sporadis dibandingkan dengan pencemaran air dan

pencemaran udara (Bising pesawat udara merupakan pengecualian).

Mengenai karakteristik [a] di atas, ada masalah mengenai bagaimana

menempatkan kebisingan antara tingkat penilaian subjektif seorang individu yang

menangkapnya sebagai "kebisingan" dan tingkat fisik yang dapat diukur secara obyektif.

Dengan karakteristik [b], tidak ada perbedaan jelas antara siapa agresornya dan siapa

korbannya, sebagaimana yang sering terjadi ada korban-korban dari kebisingan akibat

piano dan karaoke. Meskipun jumlah keluhan yang terdaftar di kota-kota besar selama

beberapa tahun terakhir ini telah berkurang, kebisingan masih merupakan bagian besar

dari keluhan-keluhan masyarakat (Gb 1-1).

Gb. 1-1 Keluhan-keluhan tentang pencemaran di Jepang menurut jenisnya

Catatan: Keluhan-keluhan tentang endapan tanah dihilangkan dari Tabel karena sulit

untuk menggambarkannya. Sumber: Komisi Koordinasi Sengketa Lingkungan

2. Tiga Unsur dari Suara

Apabila keyboard dari piano ditekan, seseorang menangkap "nyaringnya",

"tingginya" dan "nada" suara yang dipancarkan. Ini adalah tolak ukur yang menyatakan

mutu sensorial dari suara dan dikenal sebagai "tiga unsur dari suara".

Page 14: modul 1

Sebagai ukuran fisik dari "kenyaringan", ada amplitude dan tingkat tekanan

suara. Untuk "tingginya" suara adalah frekwensi. Tentang nada, ada sejumlah besar

ukuran fisik, kecenderungan jaman sekarang adalah menggabungkan segala yang

merupakan sifat dari suara, termasuk tingginya, nyaringnya dan distribusi spektral

sebagai "nada".

3. Frekwensi dan Panjang gelombang

Pikirkan sejenak tentang partikel-partikel dari mana udara dibuat. Di mana partikel-

partikel ini padat, tekanan udara bertambah, di mana partikel-partikel jarang, tekanan

berkurang. Gejala yang disebarkan oleh perubahan tekanan ini disebut sebagai

gelombang suara. Suatu gelombang suara memancar dengan kecepatan suara dengan

gerakan seperti gelombang. Jarak antara dua titik geografis (yaitu dua titik di antara

mana tekanan suara maksimum dari suatu suara murni dihasilkan) yang dipisahkan

hanya oleh satu periode dan yang menunjukkan tekanan suara yang sama dinamakan

"gelombang suara", yang dinyatakan sebagai (m). Kemudian, apabila tekanan suara

pada titik sembarangan berubah secara periodik, jumlah berapa kali di mana naik-

turunnya periodik ini berulang dalam satu detik dinamakan "frekwensi", yang dinyatakan

sebagai f (Hz, lihat Gb. 1-2). Suara-suara ber-frekwensi tinggi adalah suara tinggi,

sedangkan yang ber-frekwensi rendah adalah suara rendah. Hubungan antara kecepatan

suara c (m/s), gelombang dan frekwensi f dinyatakan sebagai berikut:

c = f x

Panjang gelombang dari suara yang dapat didengar adalah beberapa sentimeter

dan sekitar 20 m. Kebanyakan dari obyek di lingkungan kita ada dalam lingkup ini. Mutu

suara, yang dipengaruhi oleh kasarnya permukaan-permukaan yang memantulkan suara,

tingginya pagar-pagar dan faktor-faktor lainnya, akan berbeda sebagai perbandingan dari

panjang gelombang terhadap dimensi obyek, karena itu masalahnya menjadi lebih rumit.

Gb. 1-2 Gelombang sinusoidal

Page 15: modul 1

Gb. 1-3 Garis bentuk Kenyaringan

4. Garis bentuk Kenyaringan

Dikatakan bahwa batas perbedaan suara yang bisa terdengar oleh rata-rata

orang adalah 20 - 20,000 Hz, tetapi bisa terdengarnya tersebut tergantung pada

frekwensi. Tes-tes (hearing) psikiatris menghasilkan Garis bentuk Kenyaringan seperti

yang tampak pada Gb. 1-3. Kurva menggunakan 1000 Hz dan 40 dB sebagai referensi

Page 16: modul 1

untuk suara murni dan mem-plot suara referensi ini dengan tingkat-tingkat yang bisa

terdengar dari kenyaringan yang sama pada berbagai frekwensi.

Seperti diperlihatkan pada gambar, kenyaringan suara yang diterima oleh telinga

manusia bervariasi karena dua sifat-sifat fisik yaitu tingkat tekanan suara dan frekwensi.

Bahkan dalam lingkup yang bisa terdengar, frekwensi-frekwensi rendah dan tinggi sulit

untuk ditangkap. Dibutuhkan kepekaan tinggi pada lingkup 1 - 5 kHz.

Apabila tingkat kenyaringan dari suatu suara dikurangi, pada suatu titik tertentu,

suara tidak lagi terdengar. Tingkat ini juga berbeda sesuai dengan frekwensi. Tingkat ini

diindikasikan sebagai tingkat minimum yang bisa terdengar (garis titik-titik) pada Gb. 1-3.

Tingkat minimum yang bisa terdengar pada 20 dB atau lebih dipandang sebagai kesulitan

pendengaran.

5. Pengaruh/Akibat-akibat dari Kebisingan

Menurut definisi kebisingan 1.1, apabila suatu suara mengganggu orang yang

sedang membaca atau mendengarkan musik, maka suara itu adalah kebisingan bagi

orang itu meskipun orang-orang lain mungkin tidak terganggu oleh suara tersebut.

Meskipun pengaruh suara banyak kaitannya dengan faktor-faktor psikologis dan

emosional, ada kasus-kasus di mana akibat-akibat serius seperti kehilangan

pendengaran terjadi karena tingginya tingkat kenyaringan suara pada tingkat tekanan

suara berbobot A atau karena lamanya telinga terpasang terhadap kebisingan tsb.

Tabel 1-1 Jenis-jenis dari Akibat-akibat kebisingan

Tipe Uraian

Akibat-akibat

badaniah

Kehilangan

pendengaran

Perubahan ambang batas sementara akibat

kebisingan, Perubahan ambang batas permanen

akibat kebisingan.

Akibat-akibat

fisiologis

Rasa tidak nyaman atau stres meningkat, tekanan

darah meningkat, sakit kepala, bunyi dering

Akibat-akibat

psikologis

Gangguan

emosionaKejengkelan, kebingungan

Gangguan gaya

hidup

Gangguan tidur atau istirahat, hilang konsentrasi

waktu bekerja, membaca dsb.

Gangguan

pendengaran

Merintangi kemampuan mendengarkann TV, radio,

percakapan, telpon dsb.

Jawaban Pertanyaan :

Page 17: modul 1

1. Jawaban

Klimatologi fisis (physical climatology) yaitu bagian dari

klimatologi yang mempelajari penyebaran iklim di berbagai daerah di permukaan

bumi atau klimatologi yang membahas perilaku dan geala-gejala cuaca yang

terjadi di atmosfer dengan menggunakan dasar-dasar ilmu fisika dan

matematika.

Klimatologi kedaerahan bertujuan memberikan gambaran

(deskripsi) iklim dunia yang meliputi sifat dan jenis iklim, sedangkan klimatologi

terapan mencari hubungan klimatologi dengan ilmu lain, misalnya:

agroklimatologi: penerapan klimatologi dalam bidang pertanian.

Klmatologi terapan, adalah klimatologi yang membahas

penerapan ilmu iklim untuk memecahkan berbagai permasalahan praktis yang

dihadapi oleh masyarakat. Contoh klimatologi terapan antara lain: klimatologi

pertanian (agroklimatologi), klimatologi perkotaan, klimatologi kelautan,

klimatologi bangunan dan bioklimatologi.

2. Jawaban

Simbol Gaya angin 0

Kecepatan angin 0 s.d 2 km/jam

Angin dengan kecepatan rendah dengan ciri asap yang naik dengan tegak lurus.

Simbol Gaya Angin 1

Kecepatan angin 3-5 km/jam

Baling-baling angin tidak menunjukan arah angin, tetapi kepulan asap bisa

Page 18: modul 1

menunjukannya.

Simbol Gaya angin 2

Kecepatan 6-11 km/jam

Baling-baling arah angin bergerak; daun pepohonan mendesir;angin terasa pada wajah.

Simbol Gaya angin 3

Kecepatan 12-19 km/jam

Page 19: modul 1

Ditandai dengan daun dan ranting pohon yang bergerak; bendera berkibar.

Simbol Gaya angin 4

kecepatan 20-29 km/jam

Debu berterbangan terhembus dari tanah; dahan kecil pada pohon bergerak.

Simbol Gaya angin 5

Kecepatan 30-39 km/jam

Pohon kecil mulai berayun ringan; air di kolam atau danau beriak dengan gelombang

Page 20: modul 1

kecil.

Simbol Gaya angin 6

Kecepatan 40-50 km/jam

Cabang-cabang pohon mulai bergerak dan berayun; kawat listrik/telpon mengeluarkan

bunyi berdesing.

Simbol Gaya angin 7

Kecepatan 51-61 km/jam

Kebanyakan pohon mulai bergerak, payung tidak dapat dipegang dengan tegak; berjalan

Page 21: modul 1

melawan angin mulai sulit.

Simbol Gaya angin 8

Kecepatan 62-74 km/jam

Ranting dan cabang-cabang kecil pada pohon mulai patah.

Simbol Gaya angin 9

Kecepatan 75-86 km/jam

Page 22: modul 1

Mulai menimbulkan kerusakan kecil pada rumah, genting atap terlempar.

Simbol Gaya angin 10

Kecepatan 87-101 km/jam

Pepohonan mulai tumbang; terjadi kerusakan besar pada bangunan.

Simbol Gaya angin 11

Kecepatan 102-116 km/jam

Kerusakan yang disebabkan angin mulai meluas; rumah kayu runtuh dan tiang listrik

Page 23: modul 1

tegangan tinggi atau tiang tower rubuh.

Simbol Gaya angin 12

Kecepatan > 116 km/jam

angin sudah menyebabkan banyak kehancuran.

3. Ambang batas nasional (230 µgram/m 3 udara 24 jam)