Modifikasi Cuaca_pitty

16
 Modifikasi Cuaca Makalah ini disusun bertujuan untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Teknologi Produksi Tanaman Disusun oleh : Mia Maulanti (1505101002 06) Fitri Hutami Hasan (150510100207) Rina Rahmayani (1505101120 8) Elisabeth Panggabean (1505101002 09) Salfatore A. Sinaga (1505101002 10) AGROTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS PADJADJARAN 2011 BAB I – PENDAHULUAN A. Lata r Bel akang 1 |  Modifikasi Cuaca d an bentuk teknologinya

Transcript of Modifikasi Cuaca_pitty

Page 1: Modifikasi Cuaca_pitty

5/10/2018 Modifikasi Cuaca_pitty - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/modifikasi-cuacapitty 1/15

Modifikasi Cuaca

Makalah ini disusun bertujuan untuk memenuhi tugas

Mata Kuliah Teknologi Produksi Tanaman

Disusun oleh :

Mia Maulanti (150510100206)

Fitri Hutami Hasan (150510100207)

Rina Rahmayani (15051011208)

Elisabeth Panggabean (150510100209)

Salfatore A. Sinaga (150510100210)

AGROTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS PADJADJARAN

2011

BAB I – PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

1 |  M o d i f i k a s i C u a c a d a n b e n t u k t e k n o l o g i n y a

Page 2: Modifikasi Cuaca_pitty

5/10/2018 Modifikasi Cuaca_pitty - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/modifikasi-cuacapitty 2/15

Sejarah modifikasi cuaca di dunia diawali pada tahun 1946 ketika Vincent

Schaefer dan Irving Langmuir mendapatkan fenomena terbentuknya kristal es

dalam lemari pendingin, saat schaever secara tidak sengaja melihat hujan yang

 berasal dari nafasnya waktu membuka lemari es. Kemudian pada tahun 1947,

Bernard Vonnegut mendapatkan terjadinya deposit es pada kristal perak iodida

(Agl) yang bertindak sebagai inti es. Vonnegut tanpa disengaja suatu hari melihat

titik air di udara ketika sebuah pesawat tebang dalam rangka reklame Pepsi Cola,

membuat tulisan asap nama minuman itu. Kedua penemuan penting ini adalah

merupakan tonggak dimulainya perkembangan modifikasi cuaca di dunia untuk 

selanjutnya.

Kegiatan modifikasi cuaca di Indonesia atau yang lebih dikenal dengan

istilah hujan buatan dikaji dan diuji pertama kali pada tahun 1977 atas gagasan

Presiden Soeharto (Presiden RI saat itu) yang difasilitasi oleh Prof.Dr.Ing. BJ

Habibie melalui Advance Teknologi sebagai embrio Badan pengkajian dan

Penerapan Teknologi (BPPT), dibawah asistensi Prof. Devakul dari Royal

Rainmaking Thailand.

Pada Tahun 1985 dibentuk satu unit di BPPT yang bernama Unit

Pelayanan Teknis Hujan Buatan (UPT-HB) berdasarkan Surat Keputusan Menteri

 Negara Riset dan Teknologi / Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi

 No: SK/342/KA/BPPT/XII/1985 fungsinya adalah memberikan pelayanan dalam

hal meningkatkan intensitas (menambah) curah hujan sebagai upaya Pemerintah

dalam menjaga ketersediaan air pada waduk yang berfungsi sebagai sumber air 

untuk irigasi dan PLTA.

B. Tujuan

2 |  M o d i f i k a s i C u a c a d a n b e n t u k t e k n o l o g i n y a

Page 3: Modifikasi Cuaca_pitty

5/10/2018 Modifikasi Cuaca_pitty - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/modifikasi-cuacapitty 3/15

Dari rumusan masalah yang telah dikemukakan diatas, maka tujuan

 penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui dan memahami pengertian

mengenai modifikasi cuaca dab bentuk-bentuk penerapandan contoh teknologinya

yang ramah lingkungan.

BAB II – PEMBAHASANModifikasi Cuaca

3 |  M o d i f i k a s i C u a c a d a n b e n t u k t e k n o l o g i n y a

Page 4: Modifikasi Cuaca_pitty

5/10/2018 Modifikasi Cuaca_pitty - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/modifikasi-cuacapitty 4/15

A. Pengertian modifikasi cuaca

Secara umum, modifikasi cuaca adalah usaha manusia untuk mengubah

cuaca secara alami, untuk kepentingan seseorang. jenis terbaik modifikasi cuaca

yang paling dikenal adalah penyemaian awan, dengan tujuan menghasilkan hujan

atau salju, hujan es menekan (yang dapat merusak tanaman), atau badai melemah.

Pernah mendengar istilah hujan buatan? Kebanyakan orang mengartikan

istilah hujan buatan adalah hujan yang sengaja dibuat oleh manusia. Sebenarnya

istilah hujan buatan tidak dapat diartikan secara harfiah sebagai pekerjaan

membuat atau menciptakan hujan, karena teknologi ini hanya berupaya untuk 

meningkatkan dan mempercepat jatuhnya hujan, yakni dengan cara melakukan

 penyemaian awan (cloud seeding) menggunakan bahan-bahan yang bersifat

higroskopik (menyerap air) sehingga proses pertumbuhan butir-butir hujan dalam

awan akan meningkat dan selanjutnya akan mempercepat terjadinya hujan.

Istilah yang lebih tepat untuk mendefinisikan aktivitas hujan buatan

adalah Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC), karena pada dasarnya hujan buatan

merupakan aplikasi dari suatu teknologi. TMC merupakan usaha manusia untuk 

meningkatkan curah hujan yang turun secara alami dengan mengubah proses

fisika yang terjadi di dalam awan. Proses fisika yang diubah (diberi perlakuan) di

dalam awan dapat berupa proses tumbukan dan penggabungan (collision and

coalescense) atau proses pembentukan es (ice nucleation). Saat ini TMC menjadi

salah satu solusi teknis yang dapat dimanfaatkan untuk menanggulangi bencana

yang ditimbulkan oleh karena adanya penyimpangan iklim/cuaca. TMC bukanlah

hal baru di dunia, karena teknologi ini sudah dipakai oleh lebih dari 60 negara

untuk berbagai kepentingan.

Di Indonesia sendiri, Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) selama ini

 banyak berfungsi untuk menambah curah hujan. Dalam fungsinya menambah

curah hujan, teknologi ini dilaksanakan dengan memasukkan bahan semai yang

 bersifat higroskopis dengan ukuran 1-100 mikron (µ). Bahan semai yang

 berukuran kurang dari 10 µ ini berfungsi untuk meningkatkan energi awansehingga menambah suplai uap air yang masuk ke dalam sistem awan. Sedangkan

4 |  M o d i f i k a s i C u a c a d a n b e n t u k t e k n o l o g i n y a

Page 5: Modifikasi Cuaca_pitty

5/10/2018 Modifikasi Cuaca_pitty - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/modifikasi-cuacapitty 5/15

 bahan semai yang berukuran lebih dari 10 µ berfungsi mempercepat proses-

 proses di dalam awan sehingga cepat turun menjadi hujan. Dalam usaha

menambah curah hujan, awan yang disemai adalah awan yang diperkirakan akan

turun menjadi hujan di daerah yang memerlukan tambahan hujan.

Prinsip dasar penerapan TMC untuk menambah curah hujan adalah

mengupayakan agar proses terjadinya hujan menjadi lebih efektif. Upaya

dilakukan dengan cara mempengaruhi proses fisika yang terjadi di dalam awan,

yang dapat dilakukan dengan dua cara, tergantung dimana lingkungan awan

tersebut berada. Untuk bagian awan dingin, curah hujan akan bertambah jika

 proses pembentukan es di dalam awan juga semakin efektif. Proses pembentukan

es dalam awan akan semakin efektif jika awan disemai dengan menggunakan

 bahan semai berupa perak iodida (Agl).

Untuk bagian awan hangat, upaya dilakukan dengan menambahkan

 partikel higroskopik dalam spektrum Ultra Giant Nuclei (UGN : berukuran lebih

dari 5 mikron ) ke dalam awan yang sedang dalam masa berkembang atau matang

sehingga proses hujan dapat segera dimulai serta berkembang ke seluruh awan.

Penambahan partikel dengan spektrum CCN (Cloud Condencation Nucleus: IntiKondensasi Awan) tidak perlu dilakukan, karena partikel dengan spektrum ini

sudah disediakan sendiri oleh alam. Dengan demikian awan tidak perlu dibuat,

karena dengan tersedianya CCN awan dapat terbentuk dengan sendirinya bila

kelembaban udara cukup. Pada kondisi tertentu, dengan masuknya partikel

higroskopik berukuran UGN kedalam awan, maka proses hujan (tumbukan dan

 penggabungan) dapat dimulai lebih awal, durasi hujan lebih lama, dan daerah

hujan pada awan semakin luas, serta frekuensi hujan di tanah semakin tinggi. Dari

sinilah didapatkan tambahan curah hujan. Injeksi partikel berukuran UGN ke

dalam awan memberikan dua manfaat sekaligus, yang pertama adalah

mengefektifkan proses tumbukan dan penggabungan sehingga menginisiasi

(mempercepat) terjadinya proses hujan, dan yang kedua adalah mengembangkan

 proses hujan ke seluruh daerah di dalam awan. Bahan semai yang digunakan

adalah bahan yang memiliki sifat higroskopik dalam bentuk super fine powder 

(berbentuk serbuk yang berukuran sangat halus), paling sering digunakan adalah

 NaCl, atau bisa juga berupa CaCl2 atau Urea.

5 |  M o d i f i k a s i C u a c a d a n b e n t u k t e k n o l o g i n y a

Page 6: Modifikasi Cuaca_pitty

5/10/2018 Modifikasi Cuaca_pitty - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/modifikasi-cuacapitty 6/15

METODA PENYEMAIAN AWAN

Dalam penerapan TMC, ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk 

menyampaikan bahan semai ke dalam awan. Yang paling sering dan biasa

dilakukan adalah menggunakan wahana pesawat terbang. Selain menggunakan

 pesawat terbang, modifikasi pesawat terbang juga dapat dilakukan dari darat

dengan menggunakan sistem statis melalui wahana Ground Base Generator 

(GBG) pada daerah pegunungan untuk memodifikasi awan-awan orografik dan

 juga menggunakan wahana roket yang diluncurkan ke dalam awan.

Di Indonesia untuk saat ini yang sudah operasional dan dikuasai

teknologinya berubah TMC dengan menggunakan wahana pesawat terbang TMC

sistem GBG saat ini masih dalam tarap ujicoba dan telah terpasang sejumlah

menara di daerah Puncak, Bogor (lereng Gunung Gede – Pangrango), sedangkan

untuk wahana roket baru sebatas kajian dan dalam wacana akan mulai dicoba di

Indonesia.

Wahana Pesawat Terbang

6 |  M o d i f i k a s i C u a c a d a n b e n t u k t e k n o l o g i n y a

Page 7: Modifikasi Cuaca_pitty

5/10/2018 Modifikasi Cuaca_pitty - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/modifikasi-cuacapitty 7/15

Berikut adalah beberapa contoh gambar penyemaian awan dari pesawat

terbang :

Pesawat terbang jenis Cassa NC 212-200 sedang melepaskan bahan semai

 berupa serbuk garam NaCI melalui airscooper yang terpasang pada bagian bawah

 pesawat. bahan semai dilepaskan pada medan updraft yang ada di sekitar dasar 

awan (jenis aan hangat).

Selain berupa serbuk (powder), bahan semai dapat pula dikemas dalam

 bentuk flare yang dipasang pada bagian sayap ataupun bawah pesawat. Partikel

 bahan semai masuk ke dalam awan jika flare terbakar.

7 |  M o d i f i k a s i C u a c a d a n b e n t u k t e k n o l o g i n y a

Page 8: Modifikasi Cuaca_pitty

5/10/2018 Modifikasi Cuaca_pitty - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/modifikasi-cuacapitty 8/15

Bahan semai jenis ejectable flare dimasukkan ke dalam awan dengan cara

ditembakkan dari pesawat pada bagian puncak awan (jenis awan dingin).

Ground Base Generator

Ground Base generator (GBG) merupakan salah satu metoda alternatif 

untuk menyampaikan bahan semai ke dalam awan, yang pada prinsipnya dengan

memanfaatkan potensi topografi dan angin lembah (valley breeze), yaitu angin

lokal yang berhembus ke atas pegunungan pada siang hari dengan mengikuti

kemiringan permukaan gunung. Bahan semai dikemas dalam bentuk flare yang

dibakar dari atas menara pada ketinggian tertentu. Kembang api yang merupakan

hasil pembakaran dari flare dengan bahan higroskopik itu ditujukan untuk 

mengatur partikel Cloud Condensation Nuclei ( CCN) yang berukuran sangat

halus ke dalam awan sehingga diharapkan mampu merangsang terjadinya hujan.

GBG aslinya digunakan di daerah lintng menengah dan tinggi dengan suhu

lingkungan berada di bawah titik beku (<00C), namun saat ini sudah mulai

diterapkan di Indonesia meski masih dalam taraf ujicoba. Sejumlah menara GBG

telah terpasang menyebar di kawasan Puncak, Bogor (lereng Gunung Gede – 

Pangrango) dengan tujuan untuk menyemai awan-awan orografis yang melintas di

kawasan Puncak. Jika setiap awan yang melintas dapat disemai, maka hujan dapat

turun lebih awal sehingga tidak terjadi penumpukan awan yang dapat

menimbulkan hujan lebat di daerah tersebut sehingga diharapkan akan mampu

memperkecil resiko banjir untuk wilayah Jakarta dan sekitarnya.

8 |  M o d i f i k a s i C u a c a d a n b e n t u k t e k n o l o g i n y a

Page 9: Modifikasi Cuaca_pitty

5/10/2018 Modifikasi Cuaca_pitty - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/modifikasi-cuacapitty 9/15

Penyemaian awan menggunakan sistem statis Ground Base Generator 

(GBG) yang memanfaatkan awan-awan orografis pada daerah pegunungan

Wahana Roket

Roket dapat pula dimanfaatkan sebagai wahana untuk menyampaikan

 bahan semai ke dalam awan. Metode ini sudah banyak dikembangkan oleh negar-

negara di Eropa. Saat ini BPPT bekerjasama dengan LAPAN tengah menjajaki

kemungkinan teknologi ini untuk diaplikasikan di Indonesia.

Penyemaian awan menggunakan wahana roket yang ditembakkan ke

dalam awan dari darat.

9 |  M o d i f i k a s i C u a c a d a n b e n t u k t e k n o l o g i n y a

Page 10: Modifikasi Cuaca_pitty

5/10/2018 Modifikasi Cuaca_pitty - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/modifikasi-cuacapitty 10/15

Pengukuran hasil TMC dapat ditinjau dari hasil tambahan air hujan selama

 periode dilakukannya kegiatan modifikasi cuaca (hujan buatan) di daerah target.

Ada dua pendekatan besara dalam evaluasi hasil TMC yaitu dari segi curah hujan

dan aliran.

Evaluasi penambahan curah hujan diukur melalui pendekatan atau estimasi

menggunakan daerah kontrol sebagai pembanding untuk daerah target. Syarat

daerah kontrol antara lain berada di luar daerah target dan tidak terkontaminasi

dengan bahan semai yang dilepaskan, serta memiliki karakteristik curah hujan

yang berkorelasi kuat dengan curah hujan di daerah target. Selisih antara besarnya

curah hujan rata-rata di daerah target dengan besarnya curah hujan rata-rata di

daerah kontrol selama periode kegiatan hujan buatan dinyatakan sebagai tambahan

curah hujan hasil TMC.

Metode Evaluasi hasil TMC lainnya adalah melalui pendekatan debit

aliran (inflow) di daerah target. Prinsip dari metode ini adalah membandingkan

nilai denit aliran selama periode kegiatan hujan buatan dengan nilai debit saat

tidak ada pelaksanaan hujan buatan. Selisih besarnya debit aliran diantara kedua

 periode tersebut dinyatakan sebagai penambahan aliran hasil TMC.

Kegiatan TMC ini ramah lingkungan. Bahan yang digunakan untuk 

 penyemaian awan juga dipergunakan pada kehidupan sehari-hari. Contohnya

 NaCI, bahan ini banyak terdapat di atmosfer sebagai hasil dinamika air laut, dan

 pada kehidupan sehari-hari biasa digunakan sebagai bahan masakan ataupun

dalam pertanian. Dari sisi konsentrasi, satu butir bahan higroskopik berukuran 50

mikro mengalami pengenceran hingga satu juta kali ketika menjadi tetes hujan

 berukuran 2.000 mikron. Hasil analisis kualitas air hujan dari beberapa kali

kegiatan TMC telah membuktikan bahwa parameter kualitas air hujan maupun

 badan-badan air masih aman untuk digunakan dalam kehidupan sehari-hari.

Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) sudah banyak dirasakan manfaatnya

oleh berbagai pihak. Departemen Pekerjaan Umum, Departemen Pertanian,

Departemen Kehutanan, Perusahaan Listrik negara (PLN), Badan Koordinasi

 Nasional Penanggulangan Bencana (Bakornas PB), Pihak Pengelola Waduk seperti Perum Jas Tirta I dan II, ataupun perusahaan swasta seperti PT INCO

10 |  M o d i f i k a s i C u a c a d a n b e n t u k t e k n o l o g i n y a

Page 11: Modifikasi Cuaca_pitty

5/10/2018 Modifikasi Cuaca_pitty - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/modifikasi-cuacapitty 11/15

adalah beberapa contoh para pengguna jasa teknologi ini. Saat ini pemanfaatan

Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) atau hujan buatan tidak lagi hanya terbatas

untuk keperluan pengisian air pada waduk/bendung yang berfungsi sebagai

sumber air untuk irigasi ataupun PLTA saja, namun juga telah banyak 

dimanfaatkan untuk mengantisipasi dan mengatasi berbagai bencan yang

disebabkan oleh kondisi iklim dan cuaca lainnya, contohnya untuk mengatasi

 permasalahan kabut asap akibat kebakaran hutan dan lahan yang terjadi hampir 

setiap tahun di indonesia. Secara teori, teknologi ini juga mempunyai kemampuan

untuk mengantisipasi bencana banjir. Namun sejauh ini efektifitas TMC untuk 

mengantisipasi banjir belum terukur karena belum pernah dilakukan.

Dengan mempertimbangkan konsep TMC untuk menambah curah hujan,

dengan sedikit saja modifikasi, teknologi ini juga bisa digunakan untuk 

mengantisipasi (atau bisa diartikan mencegah) terjadinya banjir (akibat curah

hujan tinggi).

Modifikasi yang dimaksud adalah sebagai berikut:

1. Bahan semai yang digunakan adalah bahan semai higroskopis

dengan ukuran lebih dari 10 µ-100 µ. Agar lebih aman dari kemungkinan

terjadinya peningkatan curah hujan, bisa saja digunakan bahan semai

higroskopis dengan ukuran 30-100 µ. Dengan cara ini, penyemaian awan

hanya bertujuan untuk mempercepat terjadinya hujan. Mekanisme ini

disebut juga sebagai  jumping process.

2. Awan-awan yang disemai adalah awan-awan yang masih

 berada di atas laut dan diperkirakan (dengan mengukur kecepatan angin dan

 posisi awan) dalam tiga jam ke depan masih berada di atas laut. Dengan cara

ini, bisa dipastikan awan-awan yang disemai akan jatuh di lautan karena

awan-awan yang disemai akan turun menjadi hujan dalam waktu kurang dari

dua jam akibat mekanisme

 jumping process.

Dari segi teknis, teknologi ini tidak terlalu sulit dilaksanakan BPPT karena

BPPT (melalui bagian organisasinya, yaitu Unit Pelaksana Teknis Hujan Buatan)

11 |  M o d i f i k a s i C u a c a d a n b e n t u k t e k n o l o g i n y a

Page 12: Modifikasi Cuaca_pitty

5/10/2018 Modifikasi Cuaca_pitty - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/modifikasi-cuacapitty 12/15

sudah mempunyai pengalaman puluhan tahun dan sekarang sudah memiliki alat-

alat canggih untuk melakukan tugas-tugas seperti yang penulis sebutkan di atas.

Akan tetapi, bagaimanapun, teknologi ini tidak bisa menjamin untuk tidak 

akan terjadinya banjir di wilayah Indonesia. Meski demikian, teknologi ini akan

cukup signifikan dalam mengurangi curah hujan yang jatuh di wilayah daratan

Indonesia, yang pada akhirnya bisa mengurangi peluang terjadinya banjir.

B. Berbagai contoh teknologi modifikasi cuaca

Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) masih memiliki berbagai contoh

sederhana, diantara lain adalah sebagai berikut :

1. Irigasi

Irigasi merupakan upaya yang dilakukan manusia untuk mengairi lahan

 pertanian. Dalam dunia modern, saat ini sudah banyak model irigasi yang

dapat dilakukan manusia. Irigasi juga terdiri dari empat jenis, yaitu : Irigasi

 permukaan, irigasi dengan penyemprotan, irigasi tradisional dengan

ember, irigasi local, irigasi pompa air, dan irigasi tanah kering dengan

terasisasi.

2. Mulsa

Mulsa adalah material penutup tanaman budidaya yang dimaksudkan

untuk menjaga kelembaban tanah serta menekan pertumbuhan gulma dan

 penyakit sehingga membuat tanaman tersebut tumbuh dengan baik.

Mulsa dibedakan menjadi dua macam dilihat dari bahan asalnya, yaitu

mulsa organik dan anorganik. Mulsa organik berasal dari bahan-bahan

alami yang mudah terurai seperti sisa-sisa tanaman seperti jerami dan

alang-alang. Mulsa organik diberikan setelah tanaman /bibit ditanam.Keuntungan mulsa organik adalah dan lebih ekonomis (murah), mudah

12 |  M o d i f i k a s i C u a c a d a n b e n t u k t e k n o l o g i n y a

Page 13: Modifikasi Cuaca_pitty

5/10/2018 Modifikasi Cuaca_pitty - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/modifikasi-cuacapitty 13/15

didapatkan, dan dapat terurai sehingga menambah kandungan bahan

organik dalam tanah. Contoh mulsa organik adalah alang-alang/ jerami,

ataupun cacahan batang dan daun dari tanaman jenis rumput-rumputan

lainnya.

Mulsa anorganik terbuat dari bahan-bahan sintetis yang sukar/tidak 

dapat terurai. Contoh mulsa anorganik adalah mulsa plastik, mulsa plastik 

hitam perak atau karung. Mulsa anorganik dipasang sebelum tanaman/bibit

ditanam, lalu dilubangi sesuai dengan jarak tanam. Mulsa anorganik ini

harganya mahal, terutama mulsa plastik hitam perak yang banyak 

digunakan dalam budidaya cabai atau melon.

3. Rumah kaca

Rumah kaca (atau rumah hijau) adalah sebuah bangunan di mana

tanaman dibudidayakan. Sebuah rumah kaca terbuat dari gelas atau plastik ;

Dia menjadi panas karena radiasi elektromagnetik yang datang dari

matahari memanaskan tumbuhan, tanah, dan barang lainnya di dalam

 bangunan ini.

Rumah kaca melindungi tanaman dari panas dan dingin yang

 berlebihan, melindungi tanaman dari badai debu dan "blizzard", dan

menolong mencegah hama. Pengontrolan cahaya dan suhu dapat

mengubah tanah tak subur menjadi subur. Rumah kaca dapat memberikan

negara kelaparan persediaan bahan makanan, di mana tanaman tak dapat

tumbuh karena keganasan lingkungan. Hidroponik dapat digunakan dalam

rumah kaca untuk menggunakan ruang secara efektif.

13 |  M o d i f i k a s i C u a c a d a n b e n t u k t e k n o l o g i n y a

Page 14: Modifikasi Cuaca_pitty

5/10/2018 Modifikasi Cuaca_pitty - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/modifikasi-cuacapitty 14/15

BAB III - PENUTUPAN

A. Kesimpulan

Dari pembahasan tersebut, kita telah mengetahui apa sebenarnya yang

dimaksud dengan modifikasi cuaca dan berbagai bentuk modifikasinya. Di

Indonesia sendiri, Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) selama ini banyak 

 berfungsi untuk menambah curah hujan.

B. Saran

Saran dari kami adalah sebaiknya mulai sekarang pertanian di Indonesia

mulai mencari tahu dan menerapkan berbagai macam teknologi modifikasi cuaca

(TMC) yang ramah lingkungan dalam membantu kemajuan pertanian di Indonesia

secara maksimal dan efektif.

Prinsip dasar penerapan TMC untuk menambah curah hujan adalah

mengupayakan agar proses terjadinya hujan menjadi lebih efektif. Upaya

dilakukan dengan cara mempengaruhi proses fisika yang terjadi di dalamawan, yang dapat dilakukan dengan dua cara, tergantung dimana lingkungan

awan tersebut berada.

Dengan mempertimbangkan konsep TMC untuk menambah curah

hujan, dengan sedikit saja modifikasi, teknologi ini juga bisa digunakan untuk 

mengantisipasi (atau bisa diartikan mencegah) terjadinya banjir (akibat curah

hujan tinggi).

14 |  M o d i f i k a s i C u a c a d a n b e n t u k t e k n o l o g i n y a