Model Rekahan

download Model Rekahan

of 6

description

Hydraulic Fracturing

Transcript of Model Rekahan

  • 4.1.2.3. Model Geometri Rekahan

    Untuk menghitung pengembangan rekahan, diperlukan prinsip hukum konversi

    momentum, massa dan energi, serta kriteria berkembangnya rekahan, yang berdasarkan

    interaksi batuan, fluida dan distribusi enersi.

    Secara umum model geometri perekahan adalah:

    1. Model perekahan dua dimensi (2D)

    Tinggi tetap, aliran fluida satu dimensi (1D)

    2. Model Perekahan pseudo tiga dimensi (3D)

    Perkembangan dengan ketinggian bertambah, aliran 1 atau 2D

    3. Model 3 dimensi 3D

    Perluasan rekahan planar 3D, aliran fluida 2D

    Dalam penjelasan di sini hanya akan dibicarakan model perekahan 2D, karena masih

    bisa dipecahkan secara manual dengan bantuan matematika atau grafis. 3D memerlukan

    komputer canggih atau PC yang canggih tetapi makan waktu agak lama (dan butuh data yang

    lengkap mengenai stiffness matrix, variasi stress, dan lain-lain) sedangkan model software

    P3DH bisa untuk PC dan dijual oleh beberapa perusahaan antara lain oleh SSI, Meyer &

    Assoc. Intercomp, Holditch & Assoc., NSI Technologies Inc dan beberapa yang lain adalah

    yang paling umum dipakai saat ini.

    Di bawah ini akan dibicarakan tiga model dimensi perekahan, yakni :

    Howard & Fast (Pan American) serta diolah secara metematika oleh Carter

    PKN atau Perkins, Kern (ARCO) & Nordgren

    KGD atau Kristianovich, Zheltov (Russian Model ) lalu diperbaharui oleh Geertsma

    dan de Klerk (Shell).

    1. PAN American Model

    Howard dan Fast memperkenalkan metode ini yang kemudian dipecahkan secara

    matematis oleh Carter. Untuk menurunkan pesamaannya maka dibuat beberapa asumsi :

    a. Rekahannya tetap lebarnya

    b. Aliran ke rekahan linier dan arahnya tegak lurus paa muka rekahan.

    c. Kecepatan aliran leak-off ke formasi pada titik rekahan tergantung dari panjang waktu

    pada mana titik permukaan tsb mulai mendapat aliran.

    d. Fungsi kecepatan v = f(t) sama untuk setiap titik di formasi, tetapi nol pada waktu

    pertama kali cairan mulai mencapai titik tersebut.

  • e. Tekanan di rekahan adalah sama dengan tekanan di titik injeksi di formasi, dan

    dianggap konstan.

    sayap :

    1

    42

    4)(

    22

    2 W

    tC

    W

    tcerfce

    C

    WqtA

    Wtci

    ............ .. ..(4-12)

    atau

    1

    2

    4)(

    2

    2

    xxerfce

    C

    WqtA xi .................................... .(4-13)

    Dimana:

    wtCx 2 ,

    A(t) = luas, ft2 untuk satu sisi pada waktu t

    q = adalah laju injeksi, cuft/men,

    W = lebar rekahan, ft,

    t = waktu injeksi, menit dan

    C = total leak off coeffisient = Ct di bab III, ft/V men, dan erfc adalah complementary

    error function yang ditabelkan pada Tabel IV-1.

    Tabel IV-1.

    Complementary Error Function 4).

    x 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9

    0,0 1,0000 0,9887 0,9774 0,9662 0,9549 0,9436 0,9324 0,9221 0,9099 0,8987

    0,1 0,8875 0,8764 0,8652 0,8541 0,8431 0,8320 0,8210 0,8110 0,7991 0,7882

    0,2 0,7773 0,7665 0,7557 0,7450 0,7343 0,7237 0,7131 0,7026 0,6921 0,6817

    0,3 0.6714 0,6611 0,6509 0,6407 0,6300 0,6206 0,6107 0,6008 0,5910 0,5813

    0,4 0,5716 0,5620 0,5525 0,5431 0,5335 0,5245 0,5153 0,5063 0,4973 0,4883

    0,5 0,4795 0,4708 0,4621 0,4535 0,4451 0,4367 0,4254 0,4202 0,4121 0,4041

    0,6 0,3961 0,3883 0,3806 0,3730 0,3654 0,3550 0,3506 0,3434 0,3362 0,3292

    0,7 0,3222 0,3153 0,3086 0,3019 0,2953 0,2888 0,2825 0,2762 0,2700 0,2639

    0,8 0,2579 0,2520 0,2462 0,2405 0,2349 0,2283 0,2239 0,2186 0,2133 0,2082

    0,9 0,2031 0,1981 0,1932 0,1884 0,1837 0,1791 0,1746 0,1701 0,1658 0,1615

    1,0 0,1573 0,1532 0,1492 0,1452 0,1414 0,1376 0,1339 0,1302 0,1267 0,1232

    1,1 0,1195 0,1165 0,1132 0,1100 0,1069 0,1039 0,1009 0,0960 0,0952 0,0924

    1,2 0,0697 0,0870 0,0845 0,0819 0,0795 0,0771 0,0745 0,0752 0,0703 0,0684

    1,3 0,0660 0,0639 0,0619 0,0600 0,0581 0,0562 0,0544 0,0527 0,0510 0,0493

    1,4 0,0477 0,0461 0,0446 0,0431 0,0417 0,0403 0,0359 0,0376 0,0363 0,0351

    1,5 0,0339 0,0327 0,0316 0,0305 0,0294 0,0284 0,0274 0,0264 0,0255 0,0245

    1,6 0,0237 0,0228 0,0220 0,0212 0,0204 0,0196 0,0189 0,0182 0,0175 0,0168

    1,7 0,0162 0,0156 0,0150 0,0144 0,0139 0,0133 0,0128 0,0123 0,0118 0,0114

    1,8 0,0109 0,0105 0,0101 0,0097 0,0093 0,0089 0,0085 0,0032 0,0078 0,0075

    1,9 0,0072 0,0069 0,0066 0,0063 0,0061 0,0055 0,0056 0,0053 0,0051 0,0049

    2,0 0,00468 0,00448 0,00428 0,00409 0,00391 0,00374 0,00358 0,00342 0,00327 0,00312

    2,1 0,00295 0,00285 0,00272 0,00259 0,00247 0,00236 0,00225 0,00215 0,00205 0,00195

    2,2 0,00186 0,00178 0,00169 0,00161 0,00154 0,00146 0,00139 0,00133 0,00126 0,00120

    2,3 0,00114 0,00109 0,00103 0,00098 0,00094 0,00089 0,00085 0,00080 0,00076 0,00072

    2,4 0,00069 0,00065 0,00062 0,00059 0,00056 0,00053 0,00050 0,00048 0,00045 0,00043

    2,5 0,00041 0,00039 0,00037 0,00035 0,00033 0,00031 0,00029 0,00028 0,00026 0,00025

    2,6 0,00024 0,00022 0,00021 0,00020 0,00019 0,00018 0,00017 0,00016 0,00015 0,00014

    2,7 0,00013 0,00013 0,00012 0,00011 0,00011 0,00010 0,00009 0,00008 0,00008 0,00008

    2,8 0,000075 0,000071 0,000067 0,000063 0,000059 0,000056 0,000052 0,000049 0,000046 0,000044

    2,9 0,000041 0,000039 0,000036 0,000034 0,000032 0,000030 0,000028 0,000027 0,000025 0,000023

  • Fracture Efficiency

    Dari Persamaan (4-13) dapat diturunkan persamaan untuk fracture efficiency, yaitu

    volume rekahan dibagi fluida yang dipompakan atau disebut juga sebagai fluid efficiency.

    tqtWAVVEff iif )( ............................................. (4-14)

    Substitusikan Persamaan (4-13) ke Persamaan (4-14) maka :

    1

    2

    4

    2

    2

    x

    xerfceC

    Wq

    tq

    WEff xi

    i

    1

    2)(

    4

    2

    2

    x

    xerfcetC

    WEff x

    1

    21 22

    xxerfce

    xEff x .............................. ..(4-15)

    Karena efisiensi hanya merupakan fungsi dari x saja maka bisa diplot versus x

    seperti pada Gambar 4.12.

    2. PKN dan KGD

    PKN adalah model pertama dari 2D yang banyak dipakai dalam analisa setelah tahun

    1960-1970. Metode ini digunakan bila panjang (atau dalam) rekahan jauh lebih besar dari

    tinggi rekahan (xfhf). Apabila sebaliknya, dimana tinggi rekahan jauh lebih besar dari

    kedalamannya (xfhf) maka metode KGD-lah yang harus dipilih. Sebenarnya ada bentuk

    lain yang disebut radial atau berbentuk mata uang logam(penny shape) kalau xf = hf, tetapi

    jarang dipakai. Gambar 4.13. menunjukkan skematik dari geometri model PKN, dan

    Gambar 4.14. menunjukkan skematik dari model KGD.

    Dalam Persamaan harga E sering diganti dengan G, yaitu Modulus Shear Elastis yang

    hubungannya dengan Modulus Young adalah :

    vE

    G

    12

    .......................................................... .(4-16)

    Tabel IV-2 menunjukkan persamaan-persamaan yang dibuat berdasarkan metode

    PKN dan KGD serta Tabel IV-3 menunjukkan harga dari koefisien-koefisien pada

    persamaan tersebut apabila dilakukan perhitungan dengan metode metrik, misalnya panjang

    h, L, w dalam meter, sedangkan bila dalam satuan ft, maka harus dibagi dengan 3,28.

  • Viskositas dalam kPa.men dan kalau di cp harus dikali terlebih dahulu dengan 1,67 10-8 . K

    dalam kPav cm maka kalau dalam

    Tabel IV-2

    Persamaan-persamaan untuk Mencari Panjang Rekahan L,

    Lebar Rekahan Maksimum w, dan Tekanan Injeksi p dan

    Dianggap Laju Injeksi Konstan 4)

    Model Geometri

    L(t)

    W(0,t) (0,t) - H

    Model PKN 5/4

    5/1

    4f

    3o

    1 th)v1(

    qGC

    5/4

    5/1

    f

    2o

    2 tGh

    q)v1(C

    4/1

    3

    3o

    f

    3

    )v1(

    LGq

    H

    C

    Model KGD 3/2

    4/1

    3f

    3o

    4 th)v1(

    qGC

    3/1

    4/1

    3f

    3o

    5 tGh

    q)v1(C

    4/1

    23

    3fo

    f

    4

    L)v1(

    hGq

    H2

    C

    unit disini maka psi v in harus dikali dengan 10,99. G dan dalam kPa, sedangkan kalau

    dalam psi maka harus dikali dengan 6,896.

    Tabel IV-3

    Harga C1 sampai C6 pada Tabel IV-2 4)

    Model Geometri

    C Satu

    Sayap Dua

    Sayap

    PK

    C1 0,60 0,395

    C2 2,64 2,00

    C3 3,00 2,52

    PKN

    C1 0,68 0,45

    C2 2,50 1,89

    C3 2,75 2,31

    KGD

    C1 0,68 0,48

    C2 1,87 1,32

    C3 2,27 1,19

    Dalam persamaan untuk model-model di atas, model PKN mempunyai irisan

    berbentuk elips di muka sumur. Lebar maksimum terletak di tengah-tengah elips tersebut dan

    harganya sama dengan nol untuk batas paling atas dan paling bawah. Model KGD lebarnya

    sama sepanjang rekahannya dan berbentuk setengah elips di ujungnya. Tinggi rekahan sama

    dengan tebal reservoir dan dan tekanan dianggap konstan pada irisan vertikal. Sifat reaksi

    batuannya adalah bereaksi secara vertikal. Model KGD lebarnya sama (seperti segiempat)

    sepanjang rekahannya dan berbetuk setengah elips diujungnya. Dalam hal ini tinggi rekahan

    juga diambil sama dengan tebal reservoir. Di sini tiffness batuan bekerja horizontal. Dengan

  • model KGD (Halliburton) maka rekahannya relatif lebih pendek, lebih lebar, serta

    konduktivitasnya akan lebih besar dari PKN.

    Harga w yang maksimum dapat dihitung dengan persamaan dalam Tabel IV-2 tadi,

    tetapi untuk harga lebar rekahan rata-rata w, maka w tadi harus dikalikan dengan faktor

    geometri, yang besarnya 59.04

    , karena = 0,75 (Economides/ Hills/Economides), tetapi

    di SPE Mon. No.12, w =2/3 w(0) untuk PKN dan 8/15 w(0) untuk KGD (atau GdK dibuku

    SPE Mon. No.12).

    Dari persamaan pada tabel-tabel di atas terlihat misalnya tebal rekahan adalah fungsi

    dari laju injeksi dan viskositas. Untuk PKN kenaikkan laju injeksi sebesar dua kali akan

    menaikan lebar rekahan sebesar 1,3 kali. Sedangkan bila ditingkatkan menjadi dua kali

    viskositas akan menaikan lebar rekahan sebesar 1,1 kali.

    G

    RqvCw 01

    )1()0(

    ...................................... ..(4-17)

    di mana :

    untuk PKN C1 = 1,4

    untuk KGD C1 = 2,15.

    Tinggi Rekahan dalam batuan Menurut SPE. Mon. No. 12, untuk Griffith crack-stability,

    dapat diturunkan di mana Kc = critical stress intensity factor dengan KKc2

    , dengan

    pengaruh gaya gravitasi diabaikan. Dan bilamana 11 HpP dan 22 HpP maka

    dapat diturunkan persamaan :

    fhh

    hc

    fgh

    hPKhh

    12

    122

    2sin

    ......................... ..(4-18)

    Selanjutnya bilamana harga hf (lihat Gambar 4.15.) relatif sangat besar, maka dapat

    diturunkan persamaan mengenai perbandingan antara tinggi rekahan hR dan jarak barier

    diatas dan dibawahnya hf

    12

    2

    2sin

    HH

    fg

    Phhh

    .............................. (4-19)

    atau

  • 12

    11sinHH

    Hfg

    Phh

    ............................ (4-20)

    Metode di atas digunakan untuk metode PKN kalau stress di atas dan di bawahnya

    diketahui. Misalnya suatu lateral stress minimum stress katakan 2750 psi (19 Mpa) di target

    batuan, dan batuan di atas dan di bawahnya (bariernya) misalnya 3045 psi (21 Mpa). Tekanan

    rekah 2900 psi (29 Mpa) maka dengan Persamaan (4-19) akan didapat

    .71,050,02sin fR hh Tetapi andaikan untuk stress dan tekanan yang sama, hf =

    1,181 in. (3103 cm), maka dari Persamaan (4-18) maka .77,056,02sin fR hh

    Jadi dalam hal ini, rekahan akan keluar dari formasi dan merekahkan juga barier di atas dan

    di bawahnya sebesar 30-40% dan hal ini umum terjadi.