MODEL PENGUJIAN KONSTITUSIONALITAS DI BEBERAPA NEGARA

23
MODEL PENGUJIAN KONSTITUSIONALITAS MODEL PENGUJIAN KONSTITUSIONALITAS DI BEBERAPA NEGARA DI BEBERAPA NEGARA MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA MOH. SALEH, SH., MH. MOH. SALEH, SH., MH. Sumber : Jimly Asshiddiqie, iModel-Model Pengujian Konstitusional di Beberapa Negara, Sinar Grafika, 2010

description

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA. MODEL PENGUJIAN KONSTITUSIONALITAS DI BEBERAPA NEGARA. MOH. SALEH, SH., MH. Sumber : Jimly Asshiddiqie, iModel-Model Pengujian Konstitusional di Beberapa Negara, Sinar Grafika, 2010. BEBERAPA MODEL PENGUJIAN KONSTITUSIONALITAS. Model Amerika Serikat - PowerPoint PPT Presentation

Transcript of MODEL PENGUJIAN KONSTITUSIONALITAS DI BEBERAPA NEGARA

Page 1: MODEL PENGUJIAN KONSTITUSIONALITAS   DI BEBERAPA NEGARA

MODEL PENGUJIAN KONSTITUSIONALITAS MODEL PENGUJIAN KONSTITUSIONALITAS DI BEBERAPA NEGARADI BEBERAPA NEGARA

MAHKAMAH KONSTITUSIREPUBLIK INDONESIA

MOH. SALEH, SH., MH.MOH. SALEH, SH., MH.

Sumber : Jimly Asshiddiqie, iModel-Model Pengujian Konstitusional di Beberapa Negara, Sinar Grafika, 2010

Page 2: MODEL PENGUJIAN KONSTITUSIONALITAS   DI BEBERAPA NEGARA

BEBERAPA MODELPENGUJIAN KONSTITUSIONALITAS

1. Model Amerika Serikat

2. Model Austria

3. Model Conseil Constitutionnel Perancis

4. Model Campuran Amerika dan Konstinental

5. Model Pengujian oleh Special Chambers

6. Model Belgia

7. Model Tanpa Judicial Review

8. Model Legislative Review

9. Model Executive Review

10. Model International Judicial Review

Page 3: MODEL PENGUJIAN KONSTITUSIONALITAS   DI BEBERAPA NEGARA

MODEL AMERIKA SERIKAT

Sejak adanya putusan MA atas kasus Marbury vs Madison 1803 (John Marshall’s Doctrine ), pengujian konstitusionalitas dilakukan oleh MA.

MA disebut sebagai the guardian, the protector, the interpreter of the constitution

Pengadilan biasa kemudian dapat juga melakukan judicial review melalui prosedur a desentralized or diffuse or dispersed Review.

Dipengaruhi tradisi common law system – Judge Made Law

Page 4: MODEL PENGUJIAN KONSTITUSIONALITAS   DI BEBERAPA NEGARA

MODEL AMERIKA SERIKAT

Judiacial Review bersifat a posteriori review Putusan hanya mengikat para pihak (inter partes), akan tetapi

berlaku asas stare decisis yang mengikat bagi peradilan sesudahnya.

Putusan mengenai inkonstitusionalitas bersifat deklaratoir dan retrospektif, yaitu bersifat ex tunc (yang lalu), bukan ex nunc (yang sekarang).

Page 5: MODEL PENGUJIAN KONSTITUSIONALITAS   DI BEBERAPA NEGARA

BEBERAPA NEGARA YANG MENERAPKAN MODEL AMERIKA SERIKAT

Di Eropa : Denmark, Estonia, Irlandia, Norwegia, dan Swedia. Di Afrika : Botswanan, Gambia, Ghana, Guenia, Kenya, Malawi,

Namibia, Nigeria, The Seychelles, Sierra Leone, Swaziland, dan tanzania.

Di Timur Tengah : Iran dan Israel. Di Asia : Bangladesh, Fiji Honh Kong (sampai 1 Juli 1997), India,

Jepang, Filipina. Kiribia, Malaysia, Micronesia, Nauru, Nepal, New Zealand, Palau, Papua New Guinea, Singapura, Tibet, tonga, Tuvalu, Vanuatu dan Samoa barat.

Di Amerika Utara : Kanada Di Amerika Tengah dan Selatan : Argentina, Bahamas, Barba-Dos,

Belize, Bolivia, Domanica, Grenada, Guyana, Haiti, Jamaica, Mexico, St. Christopher/Nevis, Trinidad dan Tobago.

Page 6: MODEL PENGUJIAN KONSTITUSIONALITAS   DI BEBERAPA NEGARA

MODEL AUSTRIA (CONSTINENTAL MODEL)

Berdasarkan pemikiran Hans Kelsen yang dimuat dalam Konstitusi Austria 1920.

Model ini menyeimbangkan supremasi parlemen dengan supremasi konstitusi, supaya kedaulatan rakyat tidak menyimpang dari the supreme law of tha land.

Model ini menghendaki dibentuknya pengadilan konstitusi yang bersiri sendiri (MK/Verfassungsgerichtshof)

Pengujian dapat bersifat a posteriori review dan a priori review Putusan mengikat secara erga omnes dan bersifat mutlak

berdasarkan the absolute authority of the institution Uji konstitusionalitas MK berupa abstract review, bukan concrete

review (vonnis atau beschikking)

Page 7: MODEL PENGUJIAN KONSTITUSIONALITAS   DI BEBERAPA NEGARA

BEBERAPA NEGARA YANG MENERAPKAN MODEL AUSTRIA

Di Eropa : Albania, Andorra, Belarus, Bosnia, Herzegovina, Bulgaria, Kroasia, Czech Republic, Jerman (dan di beberapa negara bagian), Hungaria, Italia, Lithuania, Latvia, Luxembourg, Macedonia, Moldavia, Malta, Polandia, Romania, Russia (dan beberapa negara bagian), Slovakia, Slovenia, Spanyol, Turki, dan Ukraina.

Di Afrika : Angola, Benin, Burundi, Afrika Tengah, Mesir, Equatorial Guinea, Gabon, Madagaskar, Mali, Rwanda, Togo, dan Afrika Selatan.

Di Timur Tengah : Cyprus, Irak, Palestina, dan Syiria.. Di Asia : Amenia, Azerbaijan, Georgia, Kyrgyzstan, Mongolia, Korea

Selatan, Sri Lanka, Tajikistan, Thailand, Uzbekistan. Di Amerika tengah dan Selatan : Chile, Suriname, Tucuman Province

1990(Argentina)

Page 8: MODEL PENGUJIAN KONSTITUSIONALITAS   DI BEBERAPA NEGARA

MODEL CONSEIL CONSTITUTIONNEL PERANCIS

Conseil constitutionnel dibentuk melalui Konstitusi kelima Perancis 1958.

Pada mulanya Perancis menentang bersama Inggris dan Belanda. Namun akhirnya Perancis mengambil jalan tengah dg membentuk dewan konstitusi, bukan Court.

Pengujian konstitusionalitas oleh Dewan Konstitusi bersifat a priori contitutional review (preventif) atau constitutional preview.

Dalam perkembangannya, constitutional review juga dilakukan oleh special chamber dari MA dalam perkara khusus dan bersifat a priori review dan konsultatif. Akan tetapi untuk perkara Pemilu bersifat a posteriori review.

Page 9: MODEL PENGUJIAN KONSTITUSIONALITAS   DI BEBERAPA NEGARA

BEBERAPA NEGARA YANG MENERAPKAN MODEL CONSEIL CONSTITUTIONNEL

Di Timur tengah : Lebanon Di Afrika : Aljazair, Comoros, Djibouti, Ivory Coast,

Marocco, Mauritania, Mozambique, dan Senegal. Di Asia, Kamboja dan Kazakhztan.

Page 10: MODEL PENGUJIAN KONSTITUSIONALITAS   DI BEBERAPA NEGARA

MODEL CAMPURAN AMAERIKA DAN KONSTINENTAL

Menerapkan sistem yang tersebar dan terkonsentrasi, tercampur dalam satu kesatuan (both a diffuse and concentrated system).

Meskipun pengujian konstitusionalitas terpusat di MK atau MA atau bahkan pada special chamber tertentu dalam peradilan yang ada, semua tingkatan pengadilan pun dapat mengesampingkan penerapan UU yang diyakini bertentangan dengan konstitusi.

Di negara yang mempunyai MK : Kolombia, Ekuador, Guatemala, dan Peru.

Beberapa negara yang memberikan pengujian konstitusional kepada pengadilan tinggi ataupun kepada badan khusus : Yunani dan Switzerland.

Page 11: MODEL PENGUJIAN KONSTITUSIONALITAS   DI BEBERAPA NEGARA

MODEL CAMPURAN AMAERIKA DAN KONSTINENTAL

Di Asia yang menerapkan model campuran : Cina Taiwan, Di Afrika : Cape Verde Di Amerika Tengah dan Selatan : Brazil, El Savador,

Honduras, dan Venezuela.

Page 12: MODEL PENGUJIAN KONSTITUSIONALITAS   DI BEBERAPA NEGARA

MODEL PENGUJIAN OLEH SPECIAL CHAMBER

Melembagakan kewenangan konstitusionalitas ke dalam fungsi lembaga peradilan yang sudah ada dalam bentuk special chamber (bukan di MA).

Di Yaman, mekanisme pengujian konstitusional dilakukan oleh kamar khusus (special chamber ) di pengadilan tinngi.

Di Afrika : Burkina Faso, Cameeron, Chad, Eritrea, Niger, Sudan, Uganda, Zaire, dan Zambia.

Di Amerika tengah dan Selatan : Costa rica, Nicaragua, Panama, Paraguay, dan Uruguay.

Page 13: MODEL PENGUJIAN KONSTITUSIONALITAS   DI BEBERAPA NEGARA

MODEL BELGIA

Sebelum 2005, fungsi konstitusional review diberikan kepada Badan Peradilan Tertinggi di Bidang Arbitrase (Court of Arbitration), yang berkedudukan sejajar dengan MA.

Dibentuknya Court of Arbitration sebagai jalan tengah atas pengaruh Tradisi Politik Belanda, Perancis dan Jerman.

Dasar Pemikirannya bahwa sengketa konstitusional terjadi antar lembaga negara atau antara organ negara dengan warga negara, oleh karena itu lembaga yang melakukan pengujian ini dapat disebut Court of Constitutional Arbitration.

Model Belgia ini diterapkan di Islandia, Liechtenstein, Monaco, dan Kosovo.

Page 14: MODEL PENGUJIAN KONSTITUSIONALITAS   DI BEBERAPA NEGARA

MODEL BELGIA

Dalam perkembangannya, Mahkamah Arbitrase ini melengkapi di dengan kewenangan baru yaitu constitutional review.

Sejak 2005, karena banyaknya kasus kerugian konstitusional warga negara, maka Court of Arbitration berubah menjadi Mahkamah Konstitusi.

Model Belgia sekarang sudah sama dengan Model Austria (decentralised Model)

Page 15: MODEL PENGUJIAN KONSTITUSIONALITAS   DI BEBERAPA NEGARA

MODEL TANPA JUDICIAL REVIEW

Terjadi di Inggris dan Belanda yang tetap menerapkan supremasi parlemen secara murni.

UU di Belanda tidak dapat digangu gugat. Hakim menerapkan UU, bukan menilai UU. Di Inggris berlaku doktrin the Queen or the King in Parliament,

dimana Ratu atau raja sebagai Kepala Negara secara simbolis berfungsi juga sebagai Ketua House of Lords, seperti Raja atau ratu menjadi Ketua Raad van State (Dewan Penasehat) di Belanda.

Parlemen menyandang kedudukan yang lebih tinggi dari pada kekuasaan kehakiman.

Di Samping itu pula, di Inggris tidak punya konstitusi tertulis.

Page 16: MODEL PENGUJIAN KONSTITUSIONALITAS   DI BEBERAPA NEGARA

MODEL LEGISLATIVE REVIEW

Terjadi di negara-negara yang menganut faham komunisme, misalnya china.

Di negara komunis berlaku prinsip supremasi parlemen. Dewan rekyat Tertinggi yang memiliki kekuasaan tertinggi dalam

struktur negara. DI Indonesia, sebelum perubahan ketiga, diberikan kepada

pembentuknya sendiri yaitu Presiden bersama DPR. Tap MPR No. III/MPR/2000 bahwa MPR yang berwenang menguji

konstitusionalitas UU. Beberapa negara yang menerapkan model ini : Finlandia, Bahrain,

Kuwait, Oman, Congo, Ethiopia, Tunisia, Simbabwe, Brunai, Myanmar, China, Laos, Korea utara, Pakistan, Turmenistan, dan Vietnam serta Cuba,

Page 17: MODEL PENGUJIAN KONSTITUSIONALITAS   DI BEBERAPA NEGARA

MODEL EXECUTIVE REVIEW

DI Indonesia, Pemerintah melalui Mendagri diberikan wewenang membatalkan Perda yang bertentangan dengan peraturan di atasnya.

Tidak meski terkait dengan konstitusional review.

BAGAIMANA PENDAPAT SAUDARA TERIAT ADANYA WEWENANG EXECUTIVE REVIEW OLEH PEMERINTAH

PUSAT ?

Page 18: MODEL PENGUJIAN KONSTITUSIONALITAS   DI BEBERAPA NEGARA

Perpres (60 hari)

Sekdaprov. an. Gub.

Pergub.

Surat Pernyataan

Persetujuan Bersama

MEKANISME PEMBATALAN

Penetapan

Klarifikasi Evaluasi

Pengundangan

3 ha

ri

Bupati

15

hari

Pembatalan

Tidak Sesuai Sesuai

Rekomendasi Penyempurnaan dan/atau pencabutan

Mahkamah Agung

Psl 66 – 83 Permendagri No. 53 Th. 2011

7 hari

60 hari

Penghentian Pelaksanaan 7 hari

Per

da

Pen

cabu

tan

30 hari

Rekomendasi Penyempurnaan dan/atau pencabutan

7 ha

ri

Page 19: MODEL PENGUJIAN KONSTITUSIONALITAS   DI BEBERAPA NEGARA

EVALUASI RAPERDA(Pasal 66 - 70 Permendagri No. 53 Th. 2011)

Penyampaian Raperda terkait APBD, pajak,

retribusi dan tata ruang kepada Gubernur

Tim Evaluasi Raperda Provinsi

Laporan Hasil Evaluasi kepada Gubernur

Keputusan Gubernur

Ber

koo

rdin

asi

den

gan

kem

ente

rian

ter

kait

Bupati

Tindak Lanjut Hasil evaluasi

Jika tidak ditindaklanjuti dan tetap menetapkan jadi Perda, Gubernur

membatalkan dg Pergub

Pengundangan Perda

Page 20: MODEL PENGUJIAN KONSTITUSIONALITAS   DI BEBERAPA NEGARA

KLARIFIKASI PERDA(Pasal 73 (2) jo. Psl 77-82 Permendagri No. 53 Th. 2011

Tim Klarifikasi yang dibentuk oleh Gubernur

Melakukan Klarifikasi Perda Kabupaten/Kota

Laporan Hasil Klarifikasi

Sudah Sesuai

Surat Pernyataan Sekdaprov.

Tidak Sesuai

Rekomendasi Penyempurnaan atau

pencabutan

Jika rekeomendari

tidak dilaksanakan,

maka Gubernur mengusulkan pembatalan

melalui Mendagri kpd Presiden (Perpres – 60

hari)

Paling lama 7 hari setelah

diterimanya pembatalan,

kepala daerah harus

menghentikan pelaksanaan Perda

dan selanjutnya DPRD bersama kepala daerah

mencabut Perda

Page 21: MODEL PENGUJIAN KONSTITUSIONALITAS   DI BEBERAPA NEGARA

MODEL INTERNATIONAL JUDICAIL REVIEW

Akibat munculnya perkembangan teori dan praktik ketatanegaraan dewasa ini, misalnya European Community dan European Union.

Dilakukan oleh International Judicial Institution. European Union dibentuk mirip dengan negara baru, ada

eksekutif, legislatif dan pengadilan Eropa bahkan ada konstitusi Eropa.

HTN dihadapkan pada HI (menjadi kajian Hukum Publik) Bagaimana kedudukan konstitusi di depan konstitusi Eropa? Pilihan tradisi dualisme (a dualist tradition) dan monisme

tradition (a monist tradition).

Page 22: MODEL PENGUJIAN KONSTITUSIONALITAS   DI BEBERAPA NEGARA

TIGA MODEL UTAMA PENGUJIAN KONSTITUSIONALITAS

MODEL AMERIKA SERIKAT MODEL AUSTRIA MODEL PERANCIS

Page 23: MODEL PENGUJIAN KONSTITUSIONALITAS   DI BEBERAPA NEGARA

SEKIAN DAN

TERIMA KASIH