MODEL PENGUASAAN ARMADA KAPAL HEAVY LIFT CARGO...

113
TUGAS AKHIR – MS 141501 MODEL PENGUASAAN ARMADA KAPAL HEAVY LIFT CARGO: STUDI KASUS MUATAN JAWA TIMUR NISA UR ROFIAH NRP. 4413 100 004 DOSEN PEMBIMBING FIRMANTO HADI, S.T., M.Sc. IRWAN TRI YUNIANTO, S.T., MT. DEPARTEMEN TEKNIK TRANSPORTASI LAUT FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA 2017

Transcript of MODEL PENGUASAAN ARMADA KAPAL HEAVY LIFT CARGO...

Page 1: MODEL PENGUASAAN ARMADA KAPAL HEAVY LIFT CARGO …repository.its.ac.id/47234/1/4413100004-Undergraduate_Thesis.pdf · i tugas akhir – ms 141501 model penguasaan armada kapal heavy

TUGAS AKHIR – MS 141501

MODEL PENGUASAAN ARMADA KAPAL HEAVY LIFT CARGO:

STUDI KASUS MUATAN JAWA TIMUR

NISA UR ROFIAH

NRP. 4413 100 004

DOSEN PEMBIMBING

FIRMANTO HADI, S.T., M.Sc.

IRWAN TRI YUNIANTO, S.T., MT.

DEPARTEMEN TEKNIK TRANSPORTASI LAUT

FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN

INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER

SURABAYA

2017

Page 2: MODEL PENGUASAAN ARMADA KAPAL HEAVY LIFT CARGO …repository.its.ac.id/47234/1/4413100004-Undergraduate_Thesis.pdf · i tugas akhir – ms 141501 model penguasaan armada kapal heavy

i

TUGAS AKHIR – MS 141501

MODEL PENGUASAAN ARMADA KAPAL

HEAVY LIFT CARGO:

STUDI KASUS MUATAN JAWA TIMUR

NISA UR ROFIAH

NRP 4413 100 004

DOSEN PEMBIMBING FIRMANTO HADI, S.T., M.Sc. IRWAN TRI YUNIANTO, S.T., MT.

DEPARTEMEN TEKNIK TRANSPORTASI LAUT

FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN

INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER

SURABAYA

2017

Page 3: MODEL PENGUASAAN ARMADA KAPAL HEAVY LIFT CARGO …repository.its.ac.id/47234/1/4413100004-Undergraduate_Thesis.pdf · i tugas akhir – ms 141501 model penguasaan armada kapal heavy

ii

FINAL PROJECT – MS 141501

HEAVY LIFT FLEET ABILITY MODEL :

A CASE STUDY HEAVY LIFT CARGO OF EAST JAVA

NISA UR ROFIAH

NRP 4413 100 004

SUPERVISORS

FIRMANTO HADI, S.T., M.Sc. IRWAN TRI YUNIANTO, S.T., MT.

DEPARTMENT OF MARINE TRANSPORT ENGINEERING

FACULTY OF MARINE TECHNOLOGY

INSTITUTE OF TECHNOLOGY SEPULUH NOPEMBER

SURABAYA

2017

Page 4: MODEL PENGUASAAN ARMADA KAPAL HEAVY LIFT CARGO …repository.its.ac.id/47234/1/4413100004-Undergraduate_Thesis.pdf · i tugas akhir – ms 141501 model penguasaan armada kapal heavy

iii

LEMBAR PENGESAHAN

MODEL PENGUASAAN ARMADA KAPAL

HEAVY LIFT CARGO:

STUDI KASUS MUATAN JAWA TIMUR

TUGAS AKHIR

Diajukan Guna Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Teknik

pada

Bidang Keahlian Pelayaran

Program S1 Departemen Teknik Transportasi Laut

Fakultas Teknologi Kelautan

Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Oleh:

NISA UR ROFIAH

N.R.P. 4413 100 004

Disetujui oleh Dosen Pembimbing Tugas Akhir

SURABAYA, JULI 2017

Page 5: MODEL PENGUASAAN ARMADA KAPAL HEAVY LIFT CARGO …repository.its.ac.id/47234/1/4413100004-Undergraduate_Thesis.pdf · i tugas akhir – ms 141501 model penguasaan armada kapal heavy

iv

LEMBAR REVISI

MODEL PENGUASAAN ARMADA KAPAL

HEAVY LIFT CARGO:

STUDI KASUS MUATAN JAWA TIMUR

TUGAS AKHIR

Telah Direvisi Sesuai Hasil Sidang Ujian Tugas Akhir

Tanggal 27 Juli 2017

Bidang Keahlian Pelayaran

Program S1 Departemen Teknik Transportasi Laut

Fakultas Teknologi Kelautan

Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Oleh:

NISA UR ROFIAH

NRP. 4413 100 004

Disetujui oleh Tim Penguji Ujian Tugas Akhir

1. Achmad Mustakim, S.T., M.T., MBA

2. Siti Dwi Lazuardi, S.T., MSc

3. Pratiwi Wuryaningrum, S.T., M.T.

Disetujui oleh Dosen Pembimbing Tugas Akhir:

1. Firmanto Hadi, S.T, M.Sc

2. Irwan Tri Yunianto, S.T., M.T.

SURABAYA, JULI 2017

……………………………………………

………………………

……………………………………………

………………………

…………………………………………

…………………………. …………………………………………

…………………………

……………………………………………

………………………

Page 6: MODEL PENGUASAAN ARMADA KAPAL HEAVY LIFT CARGO …repository.its.ac.id/47234/1/4413100004-Undergraduate_Thesis.pdf · i tugas akhir – ms 141501 model penguasaan armada kapal heavy

v

KATA PENGANTAR

Puji syukur senantiasa dipanjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa,

karena atas segala karunia yang diberikan pada pengerjaan Tugas Akhir dengan Judul

“Model Penguasaan Armada Heavy Lift Cargo : Studi Kasus Muatan Jawa Timur”.

Terselesaikannya Tugas Akhir ini tentunya tidak terlepas dari peran berbagai pihak yang

telah mendukung, baik secara langsung maupun tidak langsung, terima kasih kepada:

1. Bapak Firmanto Hadi, S.T., M.Sc., sebagai Dosen Pembimbing 1 (satu) dan Dosen

Wali yang dengan sepenuh hati memberikan bimbingan, ilmu dan arahan terkait

proses penyusunan Tugas Akhir.

2. Bapak Irwan Tri Yunianto, S.T., M.T., sebagai Dosen Pembimbing 2 (dua) yang

dengan tulus memberikan arahan, ilmu dan bimbingannya selama proses Tugas

Akhir.

3. Bapak Agus Pras dari PT PAL Indonesia, Bapak Allief dari PT Tanjungsari Prima

Sentosa, dan Bapak Gaguk dari PT Puspetindo Gresik.

4. Teman-teman seperjuangan Aliyah, Amallia Pertiwi, Anandya Elsa Arira, Arina

Pramudita Abadi, Besti Pratiwi, Desy Ratnaningsih, Dzikrina Zahrah Ramadhaani,

Karina Nur Arumsari, Norma Syahnasa Diah Islami, dan Stella Andik Marini yang

secara langsung membantu dalam penyelesaian Tugas Akhir ini.

5. Teman-teman ECSTASEA seluruhnya, kakak-kakak dan adik-adik SEATRANS

ITS atas dukungan dan bantuannya.

6. Kedua Orang Tua dan keluarga yang telah memberi semangat, motivasi, doa,

dukungan dan nasehat yang luar biasa dalam menyelesaikan pendidikan di

perguruan tinggi ini.

7. Sahabat-sahabat tercinta Amelia Fadhila, Anunggal Lulus W, Ayu Novita, Fahmi

Akbar V, Fetty Diana N.H, Helma Daniar, Karina Pramudita A, Laila Zakiyya

Feriani, Lathifatun Naharin, Maysaturrofiah, Putri Hapsari, Rini Eka S, Risa Bilqis

F, Robby Wedha P dan Syamsul Rizal F yang selalu menghibur dan memberi

semangat tiada henti.

8. Semua pihak yang tidak dapat ditulis satu persatu yang telah banyak membantu.

Page 7: MODEL PENGUASAAN ARMADA KAPAL HEAVY LIFT CARGO …repository.its.ac.id/47234/1/4413100004-Undergraduate_Thesis.pdf · i tugas akhir – ms 141501 model penguasaan armada kapal heavy

vi

Untuk melengkapi kekurangan pada Tugas Akhir ini, diharapkan adanya saran dan

kritik yang membangun. Akhir kata, semoga Tugas Akhir ini dapat memberikan manfaat

bagi semua pihak.

Surabaya, Juli 2017

Penulis

Page 8: MODEL PENGUASAAN ARMADA KAPAL HEAVY LIFT CARGO …repository.its.ac.id/47234/1/4413100004-Undergraduate_Thesis.pdf · i tugas akhir – ms 141501 model penguasaan armada kapal heavy

vii

ABSTRAK

Saat ini pasar konstruksi dan sektor bahan bangunan Indonesia sedang berkembang secara

signifikan. Perkembangan tersebut tidak hanya konstruksi darat saja melainkan juga

konstruksi pada sektor industri lepas pantai (offshore). Peningkatan tersebut

mengakibatkan peningkatan pula pada kebutuhan alat berat (heavy lift) lepas pantai.

Tempat produksi alat berat (heavy lift) lepas pantai hampir keseluruhan berada di Provinsi

Jawa Timur. Pendistribusian alat berat ini ke seluruh pulau di Indosesia melalui jalur laut

menggunakan kapal. Jalur ini dipilih karena dapat menjangkau hampir seluruh pulau di

Indonesia dan berat barang atau muatan yang dikirim tidak terbatas ukuran dan beratnya.

Akan tetapi, selama ini belum ada model penguasaan armada yang sesuai untuk pengir iman

alat berat tersebut mengingat alat berat ini bersifat tidak rutin (insidentil). Permintaa n

pengiriman alat berat dilakukan ketika ada proyek yang membutuhkan alat berat. Oleh

karena itu, Tugas Akhir ini bertujuan untuk menganalisis kondisi pengiriman saat ini di

Jawa Timur, menghitung biaya pengadaan kapal untuk pengiriman muatan heavy lift, dan

merencanakan model penguasaan armada kapal muatan heavy lift dengan minimum unit

cost. Alternatif pengadaan kapal yang direncanakan terbagi menjadi 2 (dua) yaitu membeli

kapal atau menyewa kapal. Jenis kapal yang digunakan yaitu kapal general cargo,

tongkang, dan landing craft tank (LCT). Hasil dari Tugas Akhir ini menghasilkan biaya

yang paling minimum sebesar Rp354 per ton per nautical mile dengan menyewa kapal

tugbarge berukuran DWT 1800.

Kata Kunci: heavy lift, minimum unit cost, penguasaan armada

Page 9: MODEL PENGUASAAN ARMADA KAPAL HEAVY LIFT CARGO …repository.its.ac.id/47234/1/4413100004-Undergraduate_Thesis.pdf · i tugas akhir – ms 141501 model penguasaan armada kapal heavy

viii

ABSTRACT

Recently the construction and building materials’ market are growing significantly in

Indonesia. The growth itself not only in land-construction but also growth in off-shore

heavy lift industry. Mostly the production site of heavy lift cargo took place in East Java

province. Sea routes chosen as an option because of its’ ability to connect to all islands in

Indonesia and not dependent on the size and weight of the cargo. The shipment of heavy

lift cargoes are incidental compared with others, the demand of this cargo occured when

there’s project that mostly need heavy lift eqipment so this requires on planning the heavy-

lift vessels ability. This Final Project aims are to analyze the existing shipment condition

in East Java and to plan the model of heavy lift vessels ability with minimum cost.

Alternative options on mengadakan kapal are purchasing or chartering. Type of vessels

which is use in this Final Project are general cargo, barge, and landing craft tank (LCT).

The result of this Final Project is to charter 1800 DWT tugbarge vessel with Rp 354 per

ton per nautical mile minimum unit cost.

Keywords: Heavy Lift cargoes, minimum unit cost, fleet ability

Page 10: MODEL PENGUASAAN ARMADA KAPAL HEAVY LIFT CARGO …repository.its.ac.id/47234/1/4413100004-Undergraduate_Thesis.pdf · i tugas akhir – ms 141501 model penguasaan armada kapal heavy

ix

DAFTAR ISI

LEMBAR PEN GES AHAN ............................................................................................ iii

LEMBAR REVISI ........................................................................................................... iv

KATA PENGANTAR .........................................................................................................v

ABSTRAK ......................................................................................................................... vii

ABS TRAC T.................................................................................................................... viii

DAF TAR IS I .................................................................................................................... ix

BAB 1 PENDAHULUAN ................................................................................................ 17

1.1 Latar Belakang ................................................................................................ 17

1.2 Perumusan Masalah ........................................................................................ 19

1.3 Tujuan ............................................................................................................. 19

1.4 Batasan Tugas Akhir ....................................................................................... 19

1.5 Manfaat ........................................................................................................... 19

1.6 Hipotesis Awal ................................................................................................ 20

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ....................................................................................... 21

2.1 Muatan Heavy Lift Cargo ............................................................................... 21

2.2 Armada Angkutan Laut................................................................................... 23

2.2.1 Tongkang (Barge) ............................................................................................ 23

2.2.2 Kapal General Cargo....................................................................................... 25

2.2.3 Landing Craft Tank (LCT) ............................................................................... 26

2.3 Biaya Transportasi Laut .................................................................................. 27

2.3.1 Biaya Modal (Capital Cost) ............................................................................. 28

2.3.2 Biaya Operasional (Operating Cost) ............................................................... 28

2.3.3 Biaya Pelayaran (Voyage Cost)........................................................................ 30

2.3.4 Penyewaan Kapal ............................................................................................. 31

2.4 Biaya Investasi ................................................................................................ 32

2.5 Kelayakan Investasi ........................................................................................ 32

Page 11: MODEL PENGUASAAN ARMADA KAPAL HEAVY LIFT CARGO …repository.its.ac.id/47234/1/4413100004-Undergraduate_Thesis.pdf · i tugas akhir – ms 141501 model penguasaan armada kapal heavy

x

2.6 Kriteria Kelayakan Investasi ........................................................................... 33

2.6.1 Net Present Value (NPV) ................................................................................. 33

2.6.2 Interest Rate of Return (IRR)........................................................................... 33

2.6.3 Profitability Index (PI)..................................................................................... 34

2.6.4 Present Value dan Future Value ...................................................................... 34

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN ........................................................................... 37

3.1 Tahapan Pengerjaan ........................................................................................ 37

3.1.1 Pengumpulan Data ........................................................................................... 37

3.1.2 Analisis Biaya Transportasi Laut ..................................................................... 37

3.1.3 Analisis Sensitivitas ......................................................................................... 37

3.1.4 Kesimpulan ...................................................................................................... 37

3.2 Diagram Alir Tugas Akhir .............................................................................. 38

3.3 Pengumpulan Data .......................................................................................... 39

BAB 4 GAMBARAN UMUM ......................................................................................... 41

4.1 Potensi Permintaan Heavy Lift ........................................................................ 41

4.2 Pengguna Jasa Angkut Heavy Lift di Jawa Timur .......................................... 42

4.2.1 Industri Manufaktur ......................................................................................... 42

4.2.2 Industri Penyedia Jasa Sewa Alat Berat........................................................... 42

4.2.3 Industri Konstruksi........................................................................................... 43

4.3 Total Permintaan Pengangkutan Muatan Alat Berat ...................................... 44

4.4 Dimensi Muatan .............................................................................................. 44

BAB 5 ANALISIS DAN PEMBAHASAN ...................................................................... 49

5.1 Analisis Data ................................................................................................... 49

5.2 Operasional dan Biaya Transportasi Laut ....................................................... 50

5.2.1 Jarak Tempuh Pelayaran .................................................................................. 50

5.2.2 Jenis dan Ukuran Armada ................................................................................ 51

5.2.3 Total Waktu Operasional Kapal....................................................................... 53

Page 12: MODEL PENGUASAAN ARMADA KAPAL HEAVY LIFT CARGO …repository.its.ac.id/47234/1/4413100004-Undergraduate_Thesis.pdf · i tugas akhir – ms 141501 model penguasaan armada kapal heavy

xi

5.2.4 Perhitungan Ruang Muat ................................................................................. 54

5.2.5 Biaya Modal (Capital Cost) ............................................................................. 57

5.2.6 Biaya Operasional Kapal ................................................................................. 63

5.3 Analisis Perbandingan Total Biaya................................................................. 67

5.4 Analisis Sensitivitas Permintaan ..................................................................... 68

BAB 6 KESIMPULAN..................................................................................................... 70

6.1 Kesimpulan ..................................................................................................... 70

6.2 Saran................................................................................................................ 70

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 71

LAMPIRAN...................................................................................................................... 73

Page 13: MODEL PENGUASAAN ARMADA KAPAL HEAVY LIFT CARGO …repository.its.ac.id/47234/1/4413100004-Undergraduate_Thesis.pdf · i tugas akhir – ms 141501 model penguasaan armada kapal heavy

xii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Muatan Oversize Cargo, Oil/Gas Storage Tank dan Jacket Offshore .......... 22

Gambar 2.2 Tongkang (barge).......................................................................................... 23

Gambar 2.3 Kapal Tunda .................................................................................................. 24

Gambar 2.4 General Cargo .............................................................................................. 25

Gambar 2.5 Landing Craft Tank ....................................................................................... 26

Gambar 2.6 Ramp Door pada LCT Ketika Terbuka ......................................................... 27

Gambar 2.7 Truk Multi axle.............................................................................................. 27

Gambar 2.8 Tanggungan Biaya pada Proses Charter...................................................... 32

Gambar 4.1 Rough Terrain Crane - Kato SR 700L .......................................................... 45

Gambar 4.2 Rough Terrain Crane - Tadano GR 550XL .................................................. 45

Gambar 4.3 Oil/gas Storage Tank .................................................................................... 46

Gambar 4.4 Mounted Truck Crane - Palfinger PK 18000T ............................................ 46

Gambar 4.5 Mounted Truck Crane – HIAB 220C ............................................................ 46

Gambar 4.6 Forklift........................................................................................................... 47

Gambar 4.7 Topside Offshore ........................................................................................... 47

Gambar 5.1 Korelasi Harga Tugboat dengan Daya Mesin ............................................... 58

Gambar 5.2 Korelasi antara Harga Barge dengan Ukurannya.......................................... 59

Gambar 5.3 Korelasi Harga DWT terhadap Harga Kapal GC.......................................... 60

Gambar 5.4 Korelasi DWT dengan Harga kapal LCT...................................................... 61

Gambar 5.5 Time Charter Hire Seluruh Alternatif Kapal ................................................ 62

Gambar 5.6 Total Biaya Operasional Setiap Alternatif Kapal ......................................... 64

Gambar 5.7 Total Biaya Bahan Bakar .............................................................................. 65

Gambar 5.8 Perbandingan Total Biaya Pelabuhan Semua Alternatif Kapal .................... 66

Gambar 5.9 Perbandingan Total Biaya per Tahun............................................................ 67

Gambar 5.10 Sensitivitas Unit Cost Terhadap Jumlah Muatan dalam Ton...................... 68

Gambar 5.11 Sensitivitas Unit Cost Terhadap Jumlah Volume Muatan .......................... 69

Page 14: MODEL PENGUASAAN ARMADA KAPAL HEAVY LIFT CARGO …repository.its.ac.id/47234/1/4413100004-Undergraduate_Thesis.pdf · i tugas akhir – ms 141501 model penguasaan armada kapal heavy

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel 4-1 Nilai Konstruksi di Indonesia Tahun 2011-2015 dalam Juta Rupiah............... 41

Tabel 4-2 Produksi Alat Berat untuk Perairan Madura Tahun 2016 ................................ 42

Tabel 4-3 Pengiriman Muatan dari Penyedia Jasa Sewa Alat Berat Tahun 2016 ............ 43

Tabel 4-4 Produksi Alat Berat Peusahaan Industri Konstruksi ........................................ 43

Tabel 4-5 Volume Muatan dari Jawa Timur ..................................................................... 44

Tabel 4-6 Berat dan Dimensi Muatan ............................................................................... 45

Tabel 5-1 Volume Muatan dari Jawa Timur ..................................................................... 49

Tabel 5-2 Dimensi Muatan yang akan dikirim ................................................................. 50

Tabel 5-3 Jarak Pelayaran ................................................................................................. 51

Tabel 5-4 Data Barge yang Digunakan............................................................................. 51

Tabel 5-5 Data Kapal General Cargo yang Digunakan ................................................... 52

Tabel 5-6 Data Landing Craft Tank yang Digunakan...................................................... 52

Tabel 5-7 Asumsi Waktu Tunggu Pelabuhan ................................................................... 53

Tabel 5-8 Sea Time Dan Port Time Kapal........................................................................ 54

Tabel 5-9 Total Waktu Operasional Kapal ....................................................................... 54

Tabel 5-10 Total Kebutuhan Ruang Muat Setiap Tujuan ................................................. 55

Tabel 5-11 Ruang Muat Kapal Barge ............................................................................... 55

Tabel 5-12 Ruang Muat General Cargo ............................................................................ 56

Tabel 5-13 Pengecekan Kekuatan Geladak ...................................................................... 56

Tabel 5-14 Ruang Muat Kapal LCT ................................................................................. 56

Tabel 5-15 Harga Tugboat Sesuai Daya ........................................................................... 57

Tabel 5-16 Harga Barge Sesuai Ukuran ........................................................................... 58

Tabel 5-17 Harga Kapal Tugboat...................................................................................... 58

Tabel 5-18 Harga Barge .................................................................................................... 59

Tabel 5-19 Harga Tug Barge ............................................................................................ 59

Tabel 5-20 Harga Kapal General Cargo ........................................................................... 60

Tabel 5-21 Harga Landing Craft Tank.............................................................................. 61

Tabel 5-22 Time Charter Hire Seluruh Alternatif Kapal................................................. 62

Tabel 5-23 Asumsi Biaya Operasional ............................................................................. 63

Tabel 5-24 Harga Bahan Bakar Solar ............................................................................... 64

Tabel 5-25 Biaya Pelabuhan ............................................................................................. 66

Page 15: MODEL PENGUASAAN ARMADA KAPAL HEAVY LIFT CARGO …repository.its.ac.id/47234/1/4413100004-Undergraduate_Thesis.pdf · i tugas akhir – ms 141501 model penguasaan armada kapal heavy

xiv

Page 16: MODEL PENGUASAAN ARMADA KAPAL HEAVY LIFT CARGO …repository.its.ac.id/47234/1/4413100004-Undergraduate_Thesis.pdf · i tugas akhir – ms 141501 model penguasaan armada kapal heavy

xv

Dipersembahkan untuk Bapak, Ibu dan Kakak atas Doa,

Dukungan dan Kasih Sayang yang Tak Pernah Putus

Page 17: MODEL PENGUASAAN ARMADA KAPAL HEAVY LIFT CARGO …repository.its.ac.id/47234/1/4413100004-Undergraduate_Thesis.pdf · i tugas akhir – ms 141501 model penguasaan armada kapal heavy

xvi

Page 18: MODEL PENGUASAAN ARMADA KAPAL HEAVY LIFT CARGO …repository.its.ac.id/47234/1/4413100004-Undergraduate_Thesis.pdf · i tugas akhir – ms 141501 model penguasaan armada kapal heavy

17

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pasar konstruksi dan sektor bahan bangunan Indonesia telah berkembang secara

signifikan, didorong oleh pesatnya pertumbuhan pasar properti/real estate dalam negeri,

peningkatan investasi swasta dan belanja pemerintah; Konstribusi sektor konstruksi terhadap

produk domestik bruto (PDB) tanah air telah tumbuh dari sekitar 7,07% di tahun 2009 menjadi

13% pada 2014 dan telah mendorong pertumbuhan industri bahan bangunan dan konstruksi

Indonesia. Pasar konstruksi diproyeksikan tumbuh sebesar 14,26% mencapai Rp 446 triliun

pada tahun 2015 dan akan menjadi salah satu sektor yang paling menjanjikan berkat percepatan

rencana pembangunan infrastruktur pemerintah. Sektor konstruksi memiliki peranan penting

dalam perekonomian negara karena mempengaruhi sebagian besar sektor perekonomian

negara dan merupakan kontributor penting bagi proses pembangunan infrastruktur yang

menyediakan fondasi fisik dimana upaya pembangunan dan peningkatan standar kehidupan

dapat terwujud. Tahun ini, pemerintah Indonesia menargetkan angka pertumbuhan ekonomi

sebesar 5.8% dengan sektor infrastruktur sebagai faktor pendorong utama. (The Big Construct

Indonesia, 2015)

Tidak hanya pembangunan konstruksi di darat saja yang mengalami peningkatan tetapi

juga pada sektor industri lepas pantai (offshore). Kegiatan utama industri bangunan lepas pantai

adalah fabrikasi dalam mendukung sektor migas di Indonesia dan pengembangan industr i

bangunan lepas pantai juga adalah dalam rangka meningkatkan kemampuan industri marit im

nasional. Direktur Industri Maritim Kedirgantaraan dan Alat Pertahanan (IMKAP)

Kemenperin, Hasbi Assidiq Syamsudin dalam obrolan dengan Industri Maritim mengatakan

bahwa kenaikan harga minyak dunia juga telah mendorong pertumbuhan industri bangunan

lepas pantai. Menurut Hasbi, kini jumlah industri bangunan lepas pantai mencapai 30 unit

industri. Sementara itu, Indonesia sebagai negara kepulauan yang diisi kurang lebih 17.500

pulau dengan panjang garis pantai 80.000 km memiliki potensi cadangan minyak bumi yang

sangat besar untuk dieksplorasi, yakni 7.408.24 MMSTB. (Kementrian Perindustrian, 2016)

Seiring dengan meningkatnya pasar konstruksi dan industri lepas pantai, kebutuhan alat

berat juga mengalami peningkatan. Alat berat (heavy lift) merupakan mesin berukuran besar

yang didesain untuk melaksanakan fungsi konstruksi seperti pengerjaan tanah (earthworking)

dan memindahkan muatan berat seperti bahan bangunan dan alat-alat berat lainnya. Beberapa

Page 19: MODEL PENGUASAAN ARMADA KAPAL HEAVY LIFT CARGO …repository.its.ac.id/47234/1/4413100004-Undergraduate_Thesis.pdf · i tugas akhir – ms 141501 model penguasaan armada kapal heavy

18

alat yang termasuk dalam kategori alat berat diantaranya tower crane, mandlift, rought terrain

crane, oil/gas storage tank, gas turbines, dan jacket offshore.

Kebutuhan akan alat berat tersebar di hampir seluruh provinsi di Indonesia. Indonesia

sendiri merupakan negara dengan ribuan pulau yang dihubungkan oleh lautan. Tidak semua

daerah atau provinsi dapat memenuhi kebutuhan alat berat mereka sendiri. Provinsi Jawa Timur

masih menjadi salah satu provinsi yang berhasil memproduksi alat-alat berat dan memenuhi

kebutuhan alat berat hampir di seluruh Indonesia. Karena ukuran dan berat yang dimiliki oleh

alat berat ini bermacam-macam dan di atas rata-rata barang-barang umum, pendistribusian atau

pengiriman alat berat ini tidak dapat dilakukan melalui jalur darat. Jalur laut menjadi pilihan

paling tepat karena dapat menjangkau hampir seluruh pulau di Indonesia dan berat barang atau

muatan yang dikirim tidak terbatas ukuran dan beratnya.

Untuk melakukan pengiriman muatan, moda transportasi yang paling penting adalah

kapal. Penyedia jasa transportasi laut seperti perusahaan pelayaran atau pemilik produk alat

berat itu sendiri harus melakukan investasi atau mengeluarkan modal untuk pengadaan armada

kapal tersebut. Kapal merupakan alat transportasi yang membutuhkan modal besar, sehingga

pengadaan armada kapal ini dapat dilakukan dengan beberapa cara seperti membeli armada

kapal atau menyewanya. Armada kapal tidak dapat disamakan dengan armada transportasi

darat, selain membutuhkan modal yang besar dalam pengadaanya, ada beberapa biaya yang

tetap ditanggung walaupun kapal tidak beroperasi seperti biaya bahan bakar untuk listrik, gaji

untuk ABK kapal, perawatan mesin dan perlengkapan kapal dan biaya-biaya lain yang tidak

dimiliki oleh armada transportasi darat. Jadi walaupun kapal tidak beroperasi, biaya yang harus

dikeluarkan tetap ada. Oleh karena itu, kapal yang tidak beroperasi berpeluang besar merugikan

pemilik kapal. Kebutuhan akan alat berat tidak rutin seperti kebutuhan pokok manusia. Alat

berat ini termasuk dalam kebutuhan yang bersifat insidentil atau hanya jika ada proyek

pembangunan besar dan pembangunan industri lepas pantai.

Saat ini belum diketahui bagaimana model penguasaan armada tersebut apakah penyedia

jasa transportasi laut dalam hal ini perusahaan pelayaran, melakukan investasi atau

mengeluarkan modal sebagai pengadaan armada berupa membeli kapal atau menyewa kapal.

Sebagai perusahaan pelayaran yang menyediakan jasa pengiriman muatan alat berat atau heavy

lift ini harus dapat mengambil keputusan yang tepat untuk melakukan investasi dengan

mempertimbangkan potensi kebutuhan alat berat beberapa tahun ke depan. Melihat kondisi

tersebut, Tugas Akhir tentang model penguasaan armada kapal untuk pengiriman muatan heavy

lift ini dilakukan.

Page 20: MODEL PENGUASAAN ARMADA KAPAL HEAVY LIFT CARGO …repository.its.ac.id/47234/1/4413100004-Undergraduate_Thesis.pdf · i tugas akhir – ms 141501 model penguasaan armada kapal heavy

19

Selain itu, Tugas Akhir ini juga melihat adanya potensi pengiriman yang berjumlah

cukup besar yang membuat perusahaan pelayaran harus memperhitungkan bagaimana investas i

yang akan dilakukan, apakah armada kapalnya sewa atau beli. Dengan Tugas Akhir ini

diharapkan dapat menjadi sebuah solusi alternatif untuk pengiriman muatan heavy lift, dalam

kondisi yang bagaimana perusahaan pelayaran harus membeli atau menyewa kapal.

1.2 Perumusan Masalah

Perumusan masalah dalam Tugas Akhir ini adalah, sebagai berikut:

1. Bagaimana kondisi pengiriman muatan heavy lift saat ini?

2. Bagaimana biaya pengadaan kapal untuk pengiriman muatan heavy lift?

3. Bagaimana model penguasaan armada kapal muatan heavy lift?

1.3 Tujuan

Tujuan yang akan dicapai dalam Tugas Akhir ini adalah, sebagai berikut :

1. Mengetahui kondisi pengiriman muatan heavy lift di Jawa Timur saat ini.

2. Mengetahui biaya pengadaan kapal untuk pengiriman muatan heavy lift.

3. Mengetahui model penguasaan armada kapal muatan heavy lift.

1.4 Batasan Tugas Akhir

Dalam melakukan Tugas Akhir ini, untuk memfokuskan bagian yang diteliti maka

dilakukan pembatasan Tugas Akhir sebagai berikut :

1. Tugas Akhir ini mengambil studi kasus pengiriman alat berat dari perusahaan alat berat

di Jawa Timur selama 1 tahun yaitu tahun 2016.

2. Tipe kapal yang digunakan adalah tongkang / barge, general cargo dan landing craft

tank.

3. Biaya yang menjadi objek Tugas Akhir adalah biaya transportasi laut dari pelabuhan

asal ke tujuan.

1.5 Manfaat

Manfaat dari Tugas Akhir ini adalah untuk mengetahui bagaimana model penguasaan

armada kapal muatan heavy lift di Jawa Timur. Dapat diketahui perbandingan unit cost terkecil

pengiriman alat berat dari beberapa cara yaitu menyewa atau membeli. Hasil dari Tugas Akhir

ini diharapkan dapat menjadi referensi bagi operator kapal dalam penguasaan armada untuk

muatan heavy lift.

Page 21: MODEL PENGUASAAN ARMADA KAPAL HEAVY LIFT CARGO …repository.its.ac.id/47234/1/4413100004-Undergraduate_Thesis.pdf · i tugas akhir – ms 141501 model penguasaan armada kapal heavy

20

1.6 Hipotesis Awal

Hipotesis dari Tugas Akhir ini yaitu dengan pengiriman yang bersifat insidentil atau tidak

rutin, penguasaan armada kapal dengan unit cost terendah adalah dengan time charter.

Sedangkan jika permintaan bersifat rutin dan utilitas armada optimum maka, penguasaan

armada kapal yang memiliki unit cost terendah adalah dengan kapal milik sendiri.

Page 22: MODEL PENGUASAAN ARMADA KAPAL HEAVY LIFT CARGO …repository.its.ac.id/47234/1/4413100004-Undergraduate_Thesis.pdf · i tugas akhir – ms 141501 model penguasaan armada kapal heavy

21

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini menjelaskan tentang teori-teori dasar dan konsep dalam menunjang Tugas Akhir

ini, yang akan digunakan untuk melakukan analisis dan pembahasan.

2.1 Muatan Heavy Lift Cargo

Menurut (Inten, 2015) muatan kapal atau cargo adalah segala macam barang dan barang

dagangan (goods and merchandice) yang diperintahkan kepada pengangkut untuk diangkut

dengan kapal, guna diserahkan kepada orang atau badan hukum dipelabuhan tujuan. Muatan

adalah seluruh jenis barang yang dapat dinaikkan ke dalam kapal dang diangkut dari satu

tempat ke tempat lain dan hamper seluruh jenis barang yang diperlukan oleh manusia dan dapat

diangkut dengan kapal apakah berupa barang yang bersifat bahan baku atau merupakan hasil

produksi dari suatu proses pengolahan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa yang

dimaksud muatan atau cargo adalah sejumlah komoditi barang yang dikirim dari suatu tempat

ke tempat lainnya dengan menggunakan sarana angkutan baik udara, darat maupun

laut.Sedangkan heavy lift cargo merupakan suatu kargo/barang ber-tonase diluar berat kargo

pada umunya. Dikatakan heavy lift cargo karena kargo tidak bisa dipisah/dipotong-potong.

Menurut (Marine Corps, 2015), definisi dari heavy lift cargo adalah suatu kargo dengan

setiap muatan kargo tunggal, dengan berat lebih dari 5 metric ton atau setara dengan 5 ton, dan

ditangani di atas kapal. Heavy lift cargo memiliki berat dan dimensi yang tidak sesuai dengan

kapal konvensional. Belum adanya karakteristik pasti dalam heavy lift cargo sehingga

diperlukan penanganan khusus dalam pengangkutannya.

Proses penangan muatannya pun juga berbeda dengan kargo biasa pada umunya karena

memperhatikan faktor oversized/over length/over width/over height/out of gauge dari heavy lift

cargo tersebut. Di dalam perusahaan yang bergerak di bidang transportasi baik

agen/perusahaan pelayaran, freight forwarder, dan perusahaan bongkar muat mengkategor ikan

heavy lift cargo ini sebagai project cargo perusahaan karena ukurannya yang berbeda dari

muatan cargo biasa dan membutuhkan penanganan khusus. Heavy lift cargo biasa digunakan

dalam industri minyak dan gas, energi, pembangkit listrik, proyek pertambangan, konstruksi,

dan proyek infrastruktur. Berdasarkan dimensinya, heavy lift cargo dibagi dalam 2 jenis, yaitu:

1. Oversized Cargo

Overside Cargo merupakan jenis heavy lift cargo yang berukuran besar atau tidak

beraturan. Heavy lift cargo tidak sesuai dengan wadah kontainer berjenis open top maupun flat

Page 23: MODEL PENGUASAAN ARMADA KAPAL HEAVY LIFT CARGO …repository.its.ac.id/47234/1/4413100004-Undergraduate_Thesis.pdf · i tugas akhir – ms 141501 model penguasaan armada kapal heavy

22

rack, seperti kapal pesiar, komponen pabrik yang sangat besar, mesin-mesin pabrik dengan

ukuran besar, gerbong kereta api, lokomotif, turbin, generator, bejana tekan, dan heavy lift

cargo lainnya yang biasa digunakan keperluan industri.

Sumber : http://www.pentashipping.com/

Gambar 2.1 Muatan Oversize Cargo, Oil/Gas Storage Tank dan Jacket Offshore

2. Out of gauge (OOG) Cargo

Out of gauge (OOG) Cargo merupakan jenis heavy lift cargo yang dapat didefinis ikan

sebagai muatan yang melebihi dimensi ukuran standar menurut panjang, lebar, atau tinggi.

Hampir sama seperti oversized cargo, OOG Cargo juga merupakan bagian dari barang-barang

yang digunakan untuk keperluan berbagai industri seperti komponen pabrik maupun keperluan

infrastruktur.

Sumber: http://www.nationalwarehouse.com/equipment

Gambar 2.2 Contoh OOG Cargo: Forklift dan Steel Coil

Berbeda dengan oversized cargo, OOG Cargo ini masih bisa dimuat di

kontainer berjenis open top, flat rack maupun platforms. Dimensi dan berat dari OOG Cargo

tersebut disesuaikan dengan dimensi ukuran dan maksimum payload dari masing-masing jenis

kontainer. Untuk pengiriman melalui jalur laut biasanya digunakan heavy lift vessel/semi-

submerging vessels, kapal general cargo, kapal Ro-Ro Cargo, dan kapal landing craft tank

(untuk jarak dekat). Untuk pengiriman heavy lift cargo melalui jalur darat biasanya digunakan

flat bed, heavy haul trucks/trailers, dan trailer multi-axle. Pengiriman heavy lift cargo melalui

Page 24: MODEL PENGUASAAN ARMADA KAPAL HEAVY LIFT CARGO …repository.its.ac.id/47234/1/4413100004-Undergraduate_Thesis.pdf · i tugas akhir – ms 141501 model penguasaan armada kapal heavy

23

jalur darat juga membutuhkan suatu pengawalan khusus yang diatur oleh pihak pengirim atau

freight forwarder.

2.2 Armada Angkutan Laut

Jenis muatan yang masuk dalam golongan dalam muatan alat berat tidak memilik i

spesifikasi khusus. Heavy lift memiliki dimensi yang berbeda-beda setiap jenisnya. Sehingga

dalam pengangkutannya dibutuhkan kapal yang tidak memiliki sekat dan memiliki ruang muat

di atas geladak lebih besar. Kapal-kapal yang memiliki karakteristik tersebut diantaranya tug

barge, general cargo dan landing craft tank (LCT). Sub bab berikut akan menjelaskan

mengenai ketiga karakteristik kapal tersebut.

2.2.1 Tongkang (Barge)

Tongkang adalah suatu jenis kapal yang dengan lambung datar atau suatu kotak besar

yang mengapung, digunakan untuk mengangkut barang dan ditarik dengan kapal tunda atau

digunakan untuk mengakomodasi pasang-surut seperti pada dermaga apung. Tongkang

digunakan juga untuk mengangkut mobil menyeberangi sungai, didaerah yang belum memilik i

jembatan. Sangat banyak digunakan pada tahun 1960an hingga 1980an di jalur lintas Sumatera,

Kalimantan, Sulawesi, Papua. Sekarang sebagian besar sudah digantikan dengan jembatan

(Wikipedia, 2017). Berikut adalah kapal tongkang :

sumber : http://idhi.net.ph/wp-content/uploads/2015/01/barge-3.jpg

Gambar 2.2 Tongkang (barge)

Tongkang tidak memiliki sistem penggerak (propulsi) sendiri seperti kapal pada

umumnya sehingga dengan ukuran kapal yang sama, tongkang memiliki ruang muat yang

relatif lebih besar daripada jenis kapal yang lain. Pembuatan kapal tongkang juga berbeda

karena hanya konstruksi saja, tanpa sistem permesinan seperti kapal pada umumnya. Tongkang

biasanya digunakan untuk mengangkut muatan dalam jumlah besar seperti kayu, batubara,

Page 25: MODEL PENGUASAAN ARMADA KAPAL HEAVY LIFT CARGO …repository.its.ac.id/47234/1/4413100004-Undergraduate_Thesis.pdf · i tugas akhir – ms 141501 model penguasaan armada kapal heavy

24

pasir dan lain-lain. Tongkang ini juga dapat digunakan untuk mengangkut muatan yang

berukuran besar karena tidak memiliki sekat pada ruang muatnya.

Tongkang tidak memiliki sistem penggerak sendiri, kapal ini memerlukan tenaga

penggerak khusus. Tenaga penggerak khusus yang digunakan untuk menggerakkan tongkang

adalah kapal tunda (tugboat). Kapal tunda (tugboat) merupakan jenis kapal khusus yang di

gunakan untuk menarik atau mendorong kapal di pelabuhan, laut lepas atau sungai. Kapal ini

digunakan pula untuk menarik tongkang, kapal rusak dan peralatan lainnya dan memilik i

tenaga yang besar bila dibandingkan dengan ukurannya.Berikut ini adalah gambar kapal tunda:

Sumber : http://www.maritimeworld.web.id

Gambar 2.3 Kapal Tunda

Sesuai dengan daerah pelayarannya kapal tunda dapat digolongkan menjadi:

1. Kapal tunda pelayaran besar (Ocean Going Tug) merupakan salah satu jenis kapal

tunda yang daerah pelayarannya di laut luar dan kapal ini biasanya digunakan

sebagai penyuplai bahan bakar dari hasil kilang minyak (Anchor Handling Suplay

Vessel).

2. Kapal tunda pelayaran pantai (Coastwise and Estuary Tug) merupakan jenis kapal

tunda yang daerah pelayaranhanya disekitar perairan pantai.

3. Kapal tunda pelabuhan dan pengerukan (Estuary and Harborur), merupakan salah

satu jenis kapal tunda yang digunakan untuk menarik atau mendorong kapal yang

ada di pelabuhan dan juga berfungsi sebagai penarik kapal keruk.

4. Kapal tunda perairan dangkal (Shallow Draught Pusher Tug) merupakan jenis kapal

tunda yang memiliki sarat rendah.

5. Kapal tunda sungai dan dok (River and Dock Tug) merupakan jenis kapal tunda yang

memiliki kemampuan tarik kurang dari 3 knot dan hanya menunda kapal disekitar

area sungai. (Sjahrun, 2017)

Bangunan kapal tunda hampir sama dengan bangunan kapal barang. Hanya saja tidak

dilengkapi dengan palka barang besar, sehingga ukurannya lebih kecil untuk tenaga penggerak

yang sama. Karena kapal tunda dirancang untuk dapat melakukan bermacam pekerjaan seperti

Page 26: MODEL PENGUASAAN ARMADA KAPAL HEAVY LIFT CARGO …repository.its.ac.id/47234/1/4413100004-Undergraduate_Thesis.pdf · i tugas akhir – ms 141501 model penguasaan armada kapal heavy

25

menarik, menunda, menggandeng dan menambatkan kapal-kapal dan alat apung lainnya yang

mempunyai bobot jauh lebih besar. Begitupula dengan konstruksinya dirancang lebih kuat

untuk menahan getaran dan kapal ini dilengkapi dengan peralatan tarik seperti towing hook,

stabilizher guilding ring, towing beam, dan juga derek tambang tarik pada geladak tengah

kapal.

Tenaga penggerak kapal tunda ini biasanya didasarkan pada permintaan pemilik yang

umumnya bervariasi antara 300-1500 hp dengan kecepatan jarak kurang dari 14 knot. Hampir

semua sistem propulsi nya memakai satu atau dua baling-baling dengan tenaga penggerak

berupa mesin diesel yang dapat dikendalikan langsung, baik untuk tenaga kecil maupun tenaga

besar.

2.2.2 Kapal General Cargo

Kapal general cargo adalah kapal yang mengangkut bermacam-macam muatan berupa

barang. Barang yang diangkut biasanya merupakan barang yang sudah dikemas. Kapal general

cargo dilengkapi dengan crane pengangkut barang untuk memudahkan bongkar-muat muatan.

Kapal general cargo atau yang biasa disebut dengan multi-purpose cargo merupakan kapal

yang sering dipakai untuk mengangkut muatan break-bulk termasuk heavy lift cargo. Ruang

muatnya yang berukuran panjang dan lebar membuat kapal ini memiliki kapasitas yang lebih

besar dan sesuai untuk barang-barang berukuran besar.

Sumber: http://ship-general-arrangement-plans.41570.n7.nabble.com/

Gambar 2.4 General Cargo

Ada dua tipe kapal general cargo yaitu geared general cargo dan gearless general cargo.

Kapal geared general cargo memiliki crane sendiri sedangkan gearless general cargo tidak

memiliki crane sendiri sehingga yang dipakai biasanya crane yang ada di pelabuhan.

Pengangkutan muatan heavy lift biasanya digunakan kapal general cargo yang tidak

memiliki crane sendiri. Hal ini karena muatan heavy lift yang memiliki dimensi dan berat yang

tidak seperti muatan lain, sehingga dibutuhkan ruang muat yang lebih luas dan alat bongkar

Page 27: MODEL PENGUASAAN ARMADA KAPAL HEAVY LIFT CARGO …repository.its.ac.id/47234/1/4413100004-Undergraduate_Thesis.pdf · i tugas akhir – ms 141501 model penguasaan armada kapal heavy

26

muat yang berkapasitas lebih besar. Jadi, walaupun pengangkutan muatan heavy lift ini

menggunakan kapal general cargo yang memiliki crane sendiri sebagai alat bongkar muat,

crane tersebut kurang efektif digunakan untuk bongkar muat. Waktu yang dibuutuhkan untuk

melakukan bongkar muat muatan heavy lift pada kapal ini tergantung pada kecepatan alat

bongkar muat yang ada di pelabuhan. Gambar 2.4 General CargoGambar 2.4 menunjukkan

salah satu contoh kapal general cargo.

2.2.3 Landing Craft Tank (LCT)

Landing Craft Tank (LCT) banyak beroperasi di perairan dan jalur sungai Indonesia

sebagai kapal-kapal komersial mengangkut berbagai muatan atau jenis barang yang berukuran

besar dan berbobot besar misalnya truk tronton, dump truck, dozer, escavator, dan berbagai

macam alat konstruksi ke berbagai penjuru Indonesia, terutama ke daerah pertambangan atau

lokasi proyek yang berada di pulau atau pantai dan jalur sungai. Berikut contoh gambar kapal

LCT

Sumber : http://www.maritimeworld.web.id

Gambar 2.5 Landing Craft Tank

Jenis kapal LCT biasa juga digunakan sebagai sarana kapal ferry untuk jalur

penyebrangan antar pulau di Indonesia. Fungsi lainnya dari LCT adalah sebagai sarana angkut

bahan cairan untuk supply kebutuhan air bersih dan bahan bakar minyak di lokasi proyek

pertambangan atau untuk distribusi ke berbagai wilayah terpencil di Indonesia. Proses bongkar

muat pada kapal ini memiliki dua alternatif cara, pertama yaitu dengan menggunakan crane

pelabuhan jika muatan yang diangkut memang harus diangkat dengan crane. Cara yang kedua

dengan cara menjalankan muatan itu sendiri jika muatan memang dapat berjalan sendiri

misalnya truk tronton, forklift, mobil atau mounted truck crane. Hal ini dapat dilakukan karena

LCT memiliki ramp door/ pintu. Fungsi dari ramp door ini adalah sebagai jembatan

penghubung antara dermaga dan kapal. Ramp door umumnya terletak pada haluan atau buritan

kapal, saat merapat di dermaga ramp door akan membuka kebawah. Saat ramp door terbuka,

Page 28: MODEL PENGUASAAN ARMADA KAPAL HEAVY LIFT CARGO …repository.its.ac.id/47234/1/4413100004-Undergraduate_Thesis.pdf · i tugas akhir – ms 141501 model penguasaan armada kapal heavy

27

maka muatan yang berupa kendaraan akan keluar dari lambung kapal. Berikut gambar saat

ramp door terbuka:

Sumber :http://www.basemarine.com.

Gambar 2.6 Ramp Door pada LCT Ketika Terbuka

Gambar 2.6 menunjukkan bahwa ketika bongkar muat pada kapal LCT, ramp door

dibuka untuk langsung menghubungkan pada dermaga. Jadi, muatan yang dapat dijalankan

lebih cepat proses bongkar muatnya. Hal ini karena tidak membutuhkan alat bongkar muat lain.

Untuk bongkar muat heavy lift pada kapal LCT ini muatan dijalankan atau jika muatan tidak

dapat dijalankan digunakan alat bantu berupa truk multi-axle untuk mempermudah proses

bongkar muatnya. Berikut ini adalah gambar truk multi-axle :

Sumber : http://www.truckaurbus.com/

Gambar 2.7 Truk Multi axle

2.3 Biaya Transportasi Laut

Terdapat teori biaya dalam ilmu tranportasi laut. Teori biaya transportasi laut digunakan

untuk menghitung besarnya biaya-biaya yang timbul akibat pengoperasian kapal desalinasi air

laut. Pengoperasian kapal serta bangunan apung laut lainnya membutuhkan biaya yang biasa

disebut dengan biaya berlayar kapal (shipping cost) (Wegeland, 1997).

Secara umum biaya tersebut meliputi biaya modal (capital cost), biaya operasional

(operational cost), biaya pelayaran (voyage cost) dan biaya bongkar muat (cargo handling

Page 29: MODEL PENGUASAAN ARMADA KAPAL HEAVY LIFT CARGO …repository.its.ac.id/47234/1/4413100004-Undergraduate_Thesis.pdf · i tugas akhir – ms 141501 model penguasaan armada kapal heavy

28

cost). Biaya-biaya ini perlu diklasifikasikan dan dihitung agar dapat memperkirakan tingkat

kebutuhan pembiayaan kapal desalinasi air laut untuk kurun waktu tertentu (umur ekonomis

kapal tersebut). Sehingga, total biaya dapat dirumuskan:

𝑇𝐶 = 𝐶𝐶 + 𝑂𝐶 + 𝑉𝐶 + 𝐶𝐻𝐶 2.1

Keterangan:

TC : Total Cost (Rp)

CC : Capital Cost (Rp)

OC : Operational Cost (Rp)

VC : Voyage Cost (Rp)

CHC : Cargo Handling Cost (Rp)

Beberapa kasus perencanaan transportasi menggunakan kapal sewa (charter ship), biaya

modal (capital cost) dan biaya operasional (operational cost) diwakili oleh biaya sewa (charter

hire). Sehingga, total biaya menjadi:

𝑇𝐶 = 𝑇𝐶𝐻 + 𝑉𝐶 + 𝐶𝐻𝐶 2.2

Keterangan:

TC : Total Cost (Rp)

TCH : Time Charter Hire (Rp)

VC : Voyage Cost (Rp)

CHC : Cargo Handling Cost (Rp)

2.3.1 Biaya Modal (Capital Cost)

Biaya modal adalah harga kapal ketika dibeli atau dibangun. Biaya modal disertakan

dalam kalkulasi biaya untuk menutup pembayaran bunga pinjaman dan pengembalian modal

tergantung bagaimana pengadaan kapal tersebut. Pengembalian nilai kapital ini direfleks ikan

sebagai pembayaran tahunan. Nilai biaya modal secara kasar dapat dihitung dari pembagian

biaya investasi dengan perkiraan umur ekonomis kapal.

2.3.2 Biaya Operasional (Operating Cost)

Biaya operasional adalah biaya-biaya tetap yang dikeluarkan untuk aspek operasional

sehari-hari kapal untuk membuat kapal selalu dalam keadaan siap berlayar. Yang termasuk

dalam biaya operasional adalah biaya ABK, perawatan dan perbaikan kapal, bahan makanan,

minyak pelumas, asuransi dan administrasi. Rumus untuk biaya operasional adalah sebagai

berikut:

𝑂𝐶 = 𝑀 + 𝑆𝑇 + 𝑀𝑁 + 𝐼 + 𝐴𝐷 2.3

Page 30: MODEL PENGUASAAN ARMADA KAPAL HEAVY LIFT CARGO …repository.its.ac.id/47234/1/4413100004-Undergraduate_Thesis.pdf · i tugas akhir – ms 141501 model penguasaan armada kapal heavy

29

Keterangan:

OC : Operational Cost (Rp)

M : Manning Cost (Rp)

ST : Store Cost (Rp)

MN : Maintenence (Rp)

I : Insurance Cost (Rp)

AD : Administration Cost (Rp)

Biaya operasional pada kapal meliputi, yaitu:

1. Manning Cost

Manning cost (crew cost) adalah biaya-biaya langsung maupun tidak langsung untuk

anak buah kapal termasuk di dalamnya adalah gaji pokok dan tunjangan, asuransi sosial,

dan uang pensiun. Besarnya crew cost ditentukan oleh jumlah dan struktur pembagian

kerja yang tergantung pada ukuran teknis kapal. Struktur kerja pada sebuah biasanya

dibagi menjadi 3 departemen, yaitu deck departemen, engine departemen, dan catering

departemen.

2. Store, Supplies and Lubricating Oils

Jenis biaya ini dikategorikan menjadi 3 macam yaitu marine stores (cat, tali, besi),

engine room stores (spare part, lubricating oils), dan steward’s stores (bahan makanan).

3. Maintenance and Repair Cost

Maintenance and repair cost merupakan biaya perawatan dan perbaikan yang

mencakup semua kebutuhan untuk mempertahankan kondisi kapal agar sesuai dengan

standart kebijakan perusahaan maupun persyaratan badan klasifikasi. Nilai maintenance

and repair cost ditentukan sebesar 16% dari biaya operasional. Biaya ini dibagi menjadi

tiga kategori, yaitu:

- Survei klasifikasi

Kapal harus menjalani survey regular dry docking tiap dua tahun dan special survey

tiap empat tahun untuk mempertahankan kelas untuk tujuan asuransi.

- Perawatan rutin

Perawatan rutin meliputi perawatan mesin induk dan mesin bantu, cat, bangunan atas

dan pengedokan untuk memelihara lambung dari pertumbuhan biota laut yang bisa

mengurangi efisiensi operasi kapal. Biaya perawatan ini cenderung bertambah seiring

dengan bertambahnya umur kapal.

Page 31: MODEL PENGUASAAN ARMADA KAPAL HEAVY LIFT CARGO …repository.its.ac.id/47234/1/4413100004-Undergraduate_Thesis.pdf · i tugas akhir – ms 141501 model penguasaan armada kapal heavy

30

- Perbaikan

Biaya perbaikan muncul karena adanya kerusakan kapal secara tiba-tiba dan harus

segera diperbaiki.

4. Insurance Cost

Insurance cost merupakan biaya asuransi, yaitu komponen pembiayaan yang

dikeluarkan sehubungan dengan resiko pelayaran yang dilimpahkan kepada perusahaan

asuransi. Komponen pembiayaan ini berbentuk pembayaran premi asuransi kapal yang

besarnya tergantung pertanggungan dan umur kapal. Hal ini menyangkut sampai sejauh

mana resiko yang dibebankan melalui klaim pada perusahaan asuransi. Semakin tinggi

resiko yang dibebankan, semakin tinggi pula premi asuransinya. Umur kapal juga

memperngaruhi biaya premi asuransi, yaitu biaya premi asuransi akan dikenakan pada

kapal yang umurnya lebih tua. Terdapat dua jenis asuransi yang dipakai perusahaan

pelayaran terhadap kapalnya, yaitu hull and machinery insurance dan protection and

indemnity insurance.Nilai asuransi kapal ditentukan sebesar 30% dari total biaya

operasional kapal. (Stopford, 1990).

2.3.3 Biaya Pelayaran (Voyage Cost)

Biaya pelayaran adalah biaya-biaya variabel yang dikeluarkan kapal untuk kebutuhan

selama pelayaran. Komponen biaya pelayaran adalah bahan bakar untuk mesin induk dan

mesin bantu, biaya pelabuhan, biaya pandu dan tunda. Rumus untuk biaya pelayaran adalah:

𝑉𝐶 = 𝐹𝐶 + 𝑃𝐶 2.4

Keterangan:

VC : Voyage Cost (Rp)

PC : Port Cost (Rp)

FC : Fuel Cost (Rp)

1. Biaya Pelabuhan (Port Cost)

Pada saat kapal di pelabuhan, biaya-biaya yang dikeluarkan meliputi port dues dan

service charges. Port dues adalah biaya yang dikenakan atas penggunaan fasilitas

pelabuhan seperti dermaga, tambatan, kolam pelabuhan, dan infrastruktur lainnya yang

besarnya tergantung volume dan berat muatan, GRT dan NRT kapal. Service charge

meliputi jasa yang dipakai kapal selama dipelabuhan, yaitu jasa pandu dan tunda, jasa

labuh, dan jasa tambat.

Page 32: MODEL PENGUASAAN ARMADA KAPAL HEAVY LIFT CARGO …repository.its.ac.id/47234/1/4413100004-Undergraduate_Thesis.pdf · i tugas akhir – ms 141501 model penguasaan armada kapal heavy

31

2. Biaya Bahan Bakar (Fuel Cost)

Konsumsi bahan bakar kapal tergantung dari beberapa variabel seperti ukuran, bentuk

dan kondisi lambung, pelayaran bermuatan atau ballast, kecepatan, cuaca, jenis dan

kapasitas mesin induk dan motor bantu, jenis dan kualitas bahan bakar. Biaya bahan

bakar tergantung pada konsumsi harian bahan bakar selama berlayar di laut dan di

pelabuhan dan harga bahan bakar. Terdapat tiga jenis bahan bakar yang dipakai, yaitu

HSD, MDO, dan MFO. Menurut Parson (2003), konsumsi bahan bakar dihitung dengan

menggunakan rumus pendekatan, yaitu:

𝑊𝐹𝑂 = 𝑆𝐹𝑅 𝑥 𝑀𝐶𝑅 𝑥𝑅𝑎𝑛𝑔𝑒

𝑆𝑝𝑒𝑒𝑑𝑥 𝑀𝑎𝑟𝑔𝑖𝑛 2.5

Keterangan:

WFO : konsumsi bahan bakar/jam (Ton)

SFR : Specific Fuel Rate (t/kWhr)

MCR : Maximum Continuous Rating of Main Engine (kW)

2.3.4 Penyewaan Kapal

Dalam pengangkutan muatan atau barang, pada umumnya moda transportasi yang dapat

digunakan yaitu moda milik sendiri, atau moda atas penyewaan Chartering). Didalam

angkutan laut jenis penyewaan kapal terbagi menjadi tiga jenis; bareboat charter, time charter

dan voyage charter. Berikut penjelasan masing – masing jenis penyewaan kapal:

a. Bareboat Charter, yaitu kapal disewa sebagai badan kapal saja, atau disebut juga

dengan sewa kapal kosong. Penyewa (charterer) menyediakan nakhoda serta ABK dan

mengoperasikan kapal tersebut.

b. Time Charter, yaitu kapal dapat disewa oleh suatu perusahaan dalam jangka waktu

teretentu. Dalam hal ini penyewa kapal membayar uang sewa dan biaya bunker. Dimana

uang sewa dapat dinyatakan dalam biaya sewa per hari, per bulan atau per tahun.

c. Voyage Charter, yaitu kapal disewa untuk melakukan pemuatan barang dari suatu

tempat ke tempat yang lain. Dalam kata lain pemilik kapal yang akan membayar semua

biaya pada saat kapal beroperasi, kecuali biaya bongkar muat. Pada metode charter

seperti ini, penyewa akan membayar uang tambang yang besarnya tergantung dari

barang yang diangkut, yang dinyatakan dalam jumlah ton atau jumlah tertentu dalam

satu kali pelayaran.

Page 33: MODEL PENGUASAAN ARMADA KAPAL HEAVY LIFT CARGO …repository.its.ac.id/47234/1/4413100004-Undergraduate_Thesis.pdf · i tugas akhir – ms 141501 model penguasaan armada kapal heavy

32

Gambar 2.8 Tanggungan Biaya pada Proses Charter

Gambar 2.8 menunjukkan perbedaan dari jenis penyewaan kapal. Adapun pembagian

tanggungan biaya dalam sistem penyewaan kapal. Untuk pendekatan biaya total pada

operasional kapal, salah satu komponennya menggunakan sistem time charter hire sebagai

pengganti fixed cost, karena fixed cost akan dibayarkan tetap dalam jangka tertentu misal

pertahun, dan fixed cost tidak bergantung pada beroperasinya kapal atau kapal tidak beroperasi.

Maka dalam perhitungan total biaya kapal, dengan menjumlahkan biaya time charter dan biaya

pelabuhan.

2.4 Biaya Investasi

Investasi adalah aset atau barang yang dibeli dengan harapan akan menghasi lkan

pendapatan atau akan dihargai di masa depan. Secara ekonomi, investasi adalah pembelian

barang yang tidak dikonsumsi saat ini namun digunakan di masa depan untuk menciptakan

kekayaan. Di bidang keuangan, investasi adalah aset yang dibeli dengan harapan bahwa aset

tersebut akan menghasilkan pendapatan di masa depan atau akan dijual dengan harga yang

lebih tinggi untuk mendapatkan keuntungan. Istilah "investasi" dapat digunakan sebagai cara

yang tepat untuk menghasilkan pendapatan di masa depan. Dalam pengertian finansial, ini

termasuk pembelian tanah, saham, rumah atau properti lain termasuk kapal. (Investopedia,

2017)

2.5 Kelayakan Investasi

Studi kelayakan investasi adalah penelitian terhadap rencana investasi yang tidak hanya

menganalisis layak atau tidaknya usaha dilakukan, namun juga saat dioperasionalkan secara

rutin dalam rangka mencapai keuntungan yang maksimal untuk waktu yang tidak ditentukan.

Tujuan dilakukannya studi kelayakan adalah untuk menghindari keterlanjutan penanaman

modal yang terlalu besar untuk suatu kegiatan yang ternyata tidak menguntungkan.

Capital Costs Operating Costs Voyage Costs C/H Costs

BAREBOATCHARTEROWNER CHARTERER

TIME CHARTEROWNER CHARTERER

VOYAGE CHARTER

OWNER CHARTERER

OWNER

Page 34: MODEL PENGUASAAN ARMADA KAPAL HEAVY LIFT CARGO …repository.its.ac.id/47234/1/4413100004-Undergraduate_Thesis.pdf · i tugas akhir – ms 141501 model penguasaan armada kapal heavy

33

2.6 Kriteria Kelayakan Investasi

Kriteria Kelayakan Investasi Analisis kelayakan suatu usaha ditinjau dari aspek

penanaman investasinya sehingga kelayakan usaha dapat dilihat dari sisi kelayakan investas i.

Beberapa kriteria kelayakan investasi yang digunakan dalam Tugas Akhir ini yaitu:

2.6.1 Net Present Value (NPV)

Net Present Value (NPV) adalah kriteria nilai sekarang bersih atau net present value

(NPV), didasarkan atas konsep pendiskontoan seluruh arus kas ke nilai sekarang. Dengan

mendiskontokan semua arus kas masuk dan keluar selama umur proyek (investasi) ke nilai

sekarang, kemudian menghitung angka bersihnya, akan diketahui selisihnya dengan memakai

dasar yang sama, yaitu harga (pasar) saat ini (Imam Soeharto, 2001). Adapun arus kas proyek

(investasi) yang akan dikaji meliputi keseluruhan, yaitu biaya pertama, operasi, produksi,

pemeliharaan, dan lain-lain pengeluaran. Berikut rumus pendekatan yang digunakan untuk

menghitung NPV :

2.6

Keterangan :

Rt = arus kas bersih (the net cash flow) dalam waktu t

i = suku bunga yang digunakan

t = waktu arus kas

Setelah diperoleh hasil dari NPV, berikut arti dari hasil perhitungannya :

1. NPV > 0, artinya suatu proyek sudah dinyatakan menguntungkan dan layak untuk

dijalankan.

2. NPV < 0, artinya proyek tersebut tidak menghasilkan nilai biaya yang dipergunakan.

Dengan kata lain, proyek tersebut merugikan dan tidak layak untuk dijalankan

3. NPV = 0, artinya proyek tersebut mampu mengembalikan sebesar modal opportunity

cost factor produksi normal. Maka, lebih baik modal atau dana tersebut di simpan di

bank karena lebih menguntungkan.

2.6.2 Interest Rate of Return (IRR)

Interest Rate of Return (IRR) merupakan indikator tingkat efisiensi dari suatu investas i.

Suatu proyek/investasi dapat dilakukan apabila laju pengembaliannya (rate of return) lebih

besar daripada laju pengembalian apabila melakukan investasi di tempat lain (bunga deposito

bank dan lain-lain). IRR digunakan dalam menentukan apakah investasi dilaksanakan atau

tidak, untuk itu biasanya digunakan acuan bahwa investasi yang dilakukan harus lebih tinggi

NPV =

Page 35: MODEL PENGUASAAN ARMADA KAPAL HEAVY LIFT CARGO …repository.its.ac.id/47234/1/4413100004-Undergraduate_Thesis.pdf · i tugas akhir – ms 141501 model penguasaan armada kapal heavy

34

dari minimum acceptable rate of return (MARR) atau minimum atractive rate of return.

Minimum acceptable rate of return (MARR) adalah laju pengembalian minimum dari suatu

investasi yang berani dilakukan oleh seorang investor. Berikut rumus pendekatan untuk

mencari IRR:

2.7

Keterangan :

Ir = bunga rendah

NPV Ir = NPV pada bunga rendah

It = bunga tinggi

NPV Ir = NPV pada bunga tinggi

Jika sudah diperoleh hasil IRR nya maka, jika IRR > MARR maka investasi layak untuk

dilakukan. Tetapi jika IRR < MARR, maka investasi tidak layak untuk dilakukan.

2.6.3 Profitability Index (PI)

Profitability Index atau etode indeks kemampulabaan adalah metode penilaian kelayakan

investasi yang mengukur tingkat kelayakan investasi bersdasarkan rasio antara nilai sekarang

arus kas masuk total dengan nilai sekarang total dari investasi.

PI = 𝐴𝑟𝑢𝑠 𝑘𝑎𝑠 𝑚𝑎𝑠𝑢𝑘

𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑖𝑛𝑣𝑒𝑠𝑡𝑎𝑠𝑖 2.8

Kriteria kelayakannya sebagai berikut :

1) Proyek dikategorikan sebagai proyek yang layak apabila PI > 1

2) Proyek dikategorikan sebagai proyek yang tidak layak apabila PI < 1

2.6.4 Present Value dan Future Value

Nilai sekarang atau present value adalah berapa nilai uang saat ini untuk nilai tertentu di

masa yang akan datang. Present value atau nilai sekarang bisa dicari dengan menggunakan

rumus future value atau dengan rumus berikut ini :

P = Fn/ ( 1 + r ) n 2.9

Keterangan :

Fn = ( Future value ( nilai pada akhir tahun ke n )

P = ( Nilai sekarang ( nilai pada tahun ke 0 )

r = Suku bunga

n = Jumlah Waktu ( tahun )

Page 36: MODEL PENGUASAAN ARMADA KAPAL HEAVY LIFT CARGO …repository.its.ac.id/47234/1/4413100004-Undergraduate_Thesis.pdf · i tugas akhir – ms 141501 model penguasaan armada kapal heavy

35

Sedangkan future value adalah nilai uang di masa yang akan datang dengan tingkat bunga

tertentu. Future value atau nilai yang akan datang dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:

Fn = P ( 1 + r ) n 2.10

Keterangan:

Fn = ( Future value ( nilai pada akhir tahun ke n )

P = ( Nilai sekarang ( nilai pada tahun ke 0 )

r = Suku bunga

n = Jangka Waktu ( tahun )

Page 37: MODEL PENGUASAAN ARMADA KAPAL HEAVY LIFT CARGO …repository.its.ac.id/47234/1/4413100004-Undergraduate_Thesis.pdf · i tugas akhir – ms 141501 model penguasaan armada kapal heavy

36

Halaman ini sengaja dikosongkan

Page 38: MODEL PENGUASAAN ARMADA KAPAL HEAVY LIFT CARGO …repository.its.ac.id/47234/1/4413100004-Undergraduate_Thesis.pdf · i tugas akhir – ms 141501 model penguasaan armada kapal heavy

37

BAB 3

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Tahapan Pengerjaan

Tahapan pengerjaan Tugas Akhir ini dilakukan dengan beberapa langkah sesuai dengan

diagram alir sebagai berikut:

3.1.1 Pengumpulan Data

Tahap pertama dalam pengumpulan data ini adalah data dari supply side dan demand

side. Pada tahap ini dilakukan identifikasi komponen supply dan demand. Sisi supply berisikan

kapasitas produksi muatan heavy lift yaitu kapasitas produksi per tahun di Jawa Timur. Pada

sisi demand dilakukan identifikasi terhadap permintaan muatan heavy lift. Dari data yang sudah

didapatkan tersebut kemudian ditentukan rute yang akan dilayani.

3.1.2 Analisis Biaya Transportasi Laut

Analisis ini bertujuan untuk mengidentifikasi total biaya transportasi laut yang terdiri

dari biaya pengadaan kapal (sewa atau membeli), biaya operasional kapal, biaya pelabuhan,

biaya bahan bakar, dan biaya bongkar muat (cargo handling). Total biaya yang didapat

merupakan total keseluruhan dari sejumlah armada untuk seluruh rute dan jenis armada. Dari

total biaya tersebut, didapatkan selisih antara model penguasaannya yaitu membeli kapal atau

menyewa kapal.

3.1.3 Analisis Sensitivitas

Analsis tahap akhir ini dilakukan untuk melihat variabel yang dapat mempengaruhi

perubahan signifikan terhadap hasil optimasi yang dapat berdampak pada keputusan

terpilihnya rute optimum dan armada optimum. Adapun variabel sensitivitas yang digunakan

terdiri dari perubahan jumlah muatan dan sisa umur ekonomis kapal saat kapal dibeli.

3.1.4 Kesimpulan

Berisikan ringkasan hasil analisis untuk menjawab tujuan Tugas Akhir dari Tugas Akhir

ini.

Page 39: MODEL PENGUASAAN ARMADA KAPAL HEAVY LIFT CARGO …repository.its.ac.id/47234/1/4413100004-Undergraduate_Thesis.pdf · i tugas akhir – ms 141501 model penguasaan armada kapal heavy

38

3.2 Diagram Alir Tugas Akhir

Supply Side : Kapasitas

Produksi

Model Penguasaan

Armada Kapal

Biaya Kapal

Charter Biaya Kapal

Milik

Biaya Pengadaan Kapal

Perhitungan Biaya Transportasi Laut

Pengumpulan Data

Penentuan Rute

Demand Side : Tujuan

Ekspor, Demand Per Tahun

Kesimpulan dan Saran

Selesai

Mulai

Demand

per tahun

Kapal terpilih dengan

minimum unit cost

Page 40: MODEL PENGUASAAN ARMADA KAPAL HEAVY LIFT CARGO …repository.its.ac.id/47234/1/4413100004-Undergraduate_Thesis.pdf · i tugas akhir – ms 141501 model penguasaan armada kapal heavy

39

3.3 Pengumpulan Data

Berikut merupakan data yang relevan dalam Tugas Akhir ini:

1. Untuk menghitung biaya transaportasi laut saat ini, dibutuhkan beberapa data yaitu:

- Tujuan pengiriman muatan

- Jenis, volume dan jumlah muatan heavy lift

2. Data sekunder yang dibutuhkan untuk mengidentifikasi biaya transportasi laut didapatkan

dari berbagai sumber seperti website:

Jarak tempuh rute pelayaran antar pelabuhan diperoleh dari website

(http:www.ports.com)

Spesifikasi kapal berdasarkan data dari beberapa website

(www.maritimesales.com,www.oceanmarine.com,www.marinevesselsforsale.com,

www.nautisnp.com, www.shipseller.net)

Sedangkan harga bahan bakar diperoleh dari website indeks bahan bakar Pertamina

(bunkerbbm.co.id.).

Page 41: MODEL PENGUASAAN ARMADA KAPAL HEAVY LIFT CARGO …repository.its.ac.id/47234/1/4413100004-Undergraduate_Thesis.pdf · i tugas akhir – ms 141501 model penguasaan armada kapal heavy

40

Halaman ini sengaja dikosongkan

Page 42: MODEL PENGUASAAN ARMADA KAPAL HEAVY LIFT CARGO …repository.its.ac.id/47234/1/4413100004-Undergraduate_Thesis.pdf · i tugas akhir – ms 141501 model penguasaan armada kapal heavy

41

BAB 4

GAMBARAN UMUM

Sebelum melakukan pembahasan terhadap objek penelitian, terlebih dahulu mengetahui

gambaran mengenai potensi permintaan heavy lift, industri heavy lift, dan permintaan heavy lift

saat ini.

4.1 Potensi Permintaan Heavy Lift

Permintaan heavy lift mengalami peningkatan setiap tahunnya. Hal ini ditunjukkan

dengan nilai konstruksi berdasarkan provinsi di Indonesia tahun 2011-2015 seperti pada tabel

berikut ini. Data 2015 menunjukkan nilai konstruksi paling tinggi adalah DKI Jakarta dengan

total nilai konstruksi 165.173.090 juta rupiah. Sedangkan untuk permintaan heavy lift yang

paling rendah adalah Maluku Utara dengan total nilai konstruksi 1.569.935 juta rupiah. Naik

turunnya permintaan heavy lift disebabkan bertambahnya proyek suatu perusahaan konstruksi

dalam melakukan pembangunan suatu tempat. Sehingga biasanya provinsi yang memilik i

potensi untuk dapat dikembangkan, nilai konstruksinya juga akan terus meningkat.

Tabel 4-1 Nilai Konstruksi di Indonesia Tahun 2011-2015 dalam Juta Rupiah

Provinsi Tahun

2011 2012 2013 2014 2015

DKI Jakarta 91.438.995 108.965.991 128.970.713 146.407.229 165.173.090

Jawa Barat 42.304.805 50.400.626 58.053.300 66.130.561 74.004.808

Jawa Tengah 38.131.458 44.452.421 51.781.589 57.389.703 64.214.768

DI Yogyakarta 4.465.702 4.979.344 5.453.753 6.138.867 6.632.894

Jawa Timur 49.611.876 57.124.528 64.676.608 69.997.090 77.529.457

Banten 8.416.974 9.744.380 10.903.708 12.282.417 13.525.784

Bali 4.051.909 4.808.886 5.529.576 6.196.359 6.935.194

Nusa Tenggara Barat 3.807.900 4.117.087 4.492.032 5.246.244 5.588.310

Nusa Tenggara Timur 2.506.234 2.812.639 3.044.051 3.294.443 3.563.352

Kalimantan Barat 6.342.417 7.142.553 7.872.924 8.910.945 9.676.200

Kalimantan Tengah 4.611.124 5.231.860 5.845.074 6.527.129 7.144.104

Kalimantan Selatan 6.754.750 7.689.099 8.701.659 9.859.461 10.832.916

Kalimantan Timur 11.138.209 13.152.841 14.756.350 16.861.153 18.670.224

Kalimantan Utara - - 3.727.849 4.108.024 4.488.199

Maluku 1.723.531 1.940.660 2.147.057 2.345.187 2.556.950

Maluku Utara 1.176.963 1.262.708 1.353.750 1.481.541 1.569.935

Papua Barat 3.940.815 5.017.527 5.683.566 6.206.356 7.077.732

Papua 5.904.775 6.846.588 7.568.266 8.272.488 9.104.234

Sumber : www.bps.go.id

Page 43: MODEL PENGUASAAN ARMADA KAPAL HEAVY LIFT CARGO …repository.its.ac.id/47234/1/4413100004-Undergraduate_Thesis.pdf · i tugas akhir – ms 141501 model penguasaan armada kapal heavy

42

4.2 Pengguna Jasa Angkut Heavy Lift di Jawa Timur

Perusahaan pengguna jasa angkut heavy lift biasanya adalah perusahaan yang bergerak

di bidang konstruksi, manufaktur, minyak dan gas, dan pembangkit tenaga listrik. Perusahaan-

perusahaan tersebut di Jawa Timur cukup banyak, melihat potensi provinsi Jawa Timur yang

menjadi salahsatu provinsi dengan penduduk terbanyak kedua Indonesia.

4.2.1 Industri Manufaktur

Jawa Timur merupakan salah satu daerah industri yang menyediakan kebutuhan

manufaktur contohnya seperti galangan kapal. Selain memproduksi kapal, industri ini juga

memproduksi topside offshore, jacket offshore, teknologi produksi komponen pendukung

industri pembangkit tenaga listrik, dan konstruksi lepas pantai. Dalam melakukan

pengirimannya, perusahaan menggunakan kapal-kapal yang melayani heavy lift. Produk-

produk yang pernah dikirim antara lain Steam Turbine Assembly sampai dengan 600 MW,

Komponen balance of plant dan boiler sampai dengan 600 MW, compressor module 40 MW,

barge mounted power plant 30 mw, pressure vessels dan heat exchangers, generator stator

frame s/d 600 MW dan wellhead platform sampai dengan 3000 ton. Berikut produksi alat berat

untuk pemenuhan kebutuhan bangunan lepas pantai di perairan Madura pada Tahun 2016:

Tabel 4-2 Produksi Alat Berat untuk Perairan Madura Tahun 2016

Tujuan Jenis Jumlah (unit)

Perairan Kangean Topside Offshore 1

Perairan Sampang Topside Offshore 1

Saat ini permintaan produk jenis heavy lift bersifat insidentil/tidak rutin, sehingga

menggunakan sistem charter dalam setiap pengiriman muatannya. Melihat potensi industr i

permintaan alat berat beberapa tahun ke depan yang semakin meningkat, penguasaan armada

kapal charter mungkin sudah tidak optimum lagi.

4.2.2 Industri Penyedia Jasa Sewa Alat Berat

Adapun perusahaan yang bergerak pada penyedia jasa sewa alat berat. Alat berat yang

disewakan antara lain mobile crane, crawler crane, crane medan kasar, tower crane, mount

crane truk dan platform boomlift / manlift / aerial. Layanan tersebut meliputi pemasangan

angkat berat, truk (trailer truk), transportasi material proyek dan dimensi pengangkutan yang

besar.

Industri jasa pada perusahaan ini menjangkau secara luas dari sektor pertambangan,

minyak dan gas, pembangkit listrik (thermal, coal, hydro dll), konstruksi sipil, infrastruk tur,

bangunan, pabrik dan gudang. Beragam armada yang dimiliki antara lain mobile crane, rough

Page 44: MODEL PENGUASAAN ARMADA KAPAL HEAVY LIFT CARGO …repository.its.ac.id/47234/1/4413100004-Undergraduate_Thesis.pdf · i tugas akhir – ms 141501 model penguasaan armada kapal heavy

43

medan crane, crawler crane, mount truck crane, tower crane, excavator, wheel loader, manlift

/ boomlift / platform udara, forklift, trailer truk, lowbeds, logging.dan jenis alat berat lainnya.

Perusahaan ini sudah melayani pelayanan jasa penyewaan alat berat ini ke hampir seluruh

wilayah di Indonesia seperti Jakarta, Nusa Tenggara Barat, Bali, Papua, Bali, Kalimantan, Nusa

Tenggara Timur dan lain-lain. Berikut permintaan pengiriman alat berat dalam satu tahun.

Tabel 4-3 Pengiriman Muatan dari Penyedia Jasa Sewa Alat Berat Tahun 2016

Tujuan Jenis Jumlah (unit)

Luwuk, Sulawesi Tengah

Forklift 3

Rough Terrain Crane 3

Manlift 3 Mounted Truck Crane 2

Timika, Papua Rough Terrain Crane 1 Manlift 1

Banjarbaru, Kalsel Rough Terrain Crane 3 Sumber : PT Tanjungsari Prima Sentosa

Pada tahun 2016 perusahaan ini mengirimkan tiga unit forklift, tiga unit rought terrain

crane, tiga unit manlift, dan dua unit mounted truck crane ke Luwuk, Sulawesi Tengah. Di

tahun yang sama, perusahaan ini juga mengirimkan rough terrain crane dan manlift masing-

masing satu unit ke Timika, Papua serta tiga unit rought terrain crane ke Banjarbaru,

Kalimantan Selatan.

4.2.3 Industri Konstruksi

Perusahaan yang bergerak dalam bidang konstruksi melayani jasa desain, pembangunan

dan fabrikasi seperti bulk LPG storage bullets, Oil/Gas storage tanks, air receivers, gas

holders, Storages silos, Tanks for storage of acid. Perusahaan ini memiliki target produksi

sebesar 600 ton per tahun. Berikut merupakan produksi salah satu perusahaan industr i

konstruksi pada tahun 2016:

Tabel 4-4 Produksi Alat Berat Peusahaan Industri Konstruksi

Tujuan Jenis Jumlah (unit)

Balikpapan, Kaltim oil/gas storage tank 120.000 Ltr 20

Indramayu, Jawa Barat oil/gas storage tank 80.000 Ltr 15

Sorong, Papua oil/gas storage tank 120.000 Ltr 8

Perusahaan ini memiliki target minimal 600 ton produksi alat berat dalam satu tahun.

Pengiriman ke Balikpapan yaitu oil/gas storage tank 120.000 Ltr sebesar 20 unit, ke Indramayu

yaitu oil/gas storage tank 80.000 Ltr sebesar 15 unit, dan ke Sorong yaitu oil/gas storage tank

120.000 Ltr sebesar 8 unit.

Page 45: MODEL PENGUASAAN ARMADA KAPAL HEAVY LIFT CARGO …repository.its.ac.id/47234/1/4413100004-Undergraduate_Thesis.pdf · i tugas akhir – ms 141501 model penguasaan armada kapal heavy

44

4.3 Total Permintaan Pengangkutan Muatan Alat Berat

Tugas Akhir ini menggunakan data muatan dari tiga perusahaan alat berat di Jawa Timur

yang kemudian dijadikan sebagai permintaan pengangkutan alat berat selama satu tahun yaitu

tahun 2016. Berikut total permintaan pengangkutan alat berat dalam satu tahun:

Tabel 4-5 Volume Muatan dari Jawa Timur

Asal Tujuan Jenis Muatan Jumlah

(unit)

Tanjung Perak

Luwuk, Sulawesi Tengah

Forklift 3

Rough Terrain Crane 3 Manlift 3

Mounted Truck Crane 2

Timika Rough Terrain Crane 1

Manlift 1 Banjarbaru, Kalsel Rough Terrain Crane 3

Tanjung Perak

Perairan Kangean Topside Offshore 1 Perairan Sampang Topside Offshore 1

Gresik

Balikpapan, Kaltim oil/gas storage tank 120000 Ltr 20

Indramayu, Jawa Barat

oil/gas storage tank 80000 Ltr 15

Sorong, Papua oil/gas storage tank 120000 Ltr 8

Permintaan heavy lift tertinggi adalah jenis oil/gas storage tank dari Gresik ke

Balikpapan, Kalimantan Timur karena adanya industri minyak yaitu PT Pertamina. Rata-rata

permintaan heavy lift dari Jawa Timur berkisar 1-3 unit jenis.

4.4 Dimensi Muatan

Muatan heavy lift memiliki berat dan dimensi yang tidak sesuai dengan ukuran kapal

konvensional. Berikut berat dan dimensi muatan heavy lift yang dijadikan objek dalam Tugas

Akhir ini. Selain itu yang berpengaruh adalah karakteristik muatan. Karakteristik muatan yang

dimaksud adalah apakah jenis muatan tersebut tahan terhadap perubahan cuaca. Untuk keenam

jenis heavy lift dalam Tugas Akhir ini, sebenarnya muatan tahan terhadap cuaca tetapi

diasumsikan seluruh muatan harus tertutup untuk melindungi dari sinar matahari dan hujan.

Berikut jenis dan dimensi muatan yang menjadi objek dalam Tugas Akhir ini:

Page 46: MODEL PENGUASAAN ARMADA KAPAL HEAVY LIFT CARGO …repository.its.ac.id/47234/1/4413100004-Undergraduate_Thesis.pdf · i tugas akhir – ms 141501 model penguasaan armada kapal heavy

45

Tabel 4-6 Berat dan Dimensi Muatan

Jenis Tipe L (m) W (m) H (m) Berat (ton)

Rough Terrain Crane Kato SR - 700L 12,59 2,99 3,68 39

Tadano GR - 550XL 13,10 2,98 3,77 33

oil/gas storage tank 120.000 Litre 17,70 3,00 3,00 16

80.000 Litre 12,22 3,00 3,00 11

Mounted Truck Crane Palfinger PK - 18000T 4,60 2,29 3,00 16

HIAB 220C 2,49 2,49 2,82 13

Manlift Tadano AW250TG 11,51 3,59 2,71 17

Forklift TCM FD100Z8 4,76 2,00 4,42 12

Topside Offshore Kitchen Lights Unit 33,00 30,00 27,00 700

Gambar di bawah ini merupakan visualisai muatan dari Tabel 4-6 yang terdiri dari rough

terrain crane Kato SR - 700L, rough terrain crane Tadano GR - 550XL, oil/gas storage tank,

mounted truck crane - Palfinger PK 18000T, mounted truck crane – HIAB 220C.

Sumber : http://www.kato-works.co.jp/eng/products/roughter/

Gambar 4.1 Rough Terrain Crane - Kato SR 700L

Sumber :https://tadanoamerica.com/product/gr-550xl/

Gambar 4.2 Rough Terrain Crane - Tadano GR 550XL

Page 47: MODEL PENGUASAAN ARMADA KAPAL HEAVY LIFT CARGO …repository.its.ac.id/47234/1/4413100004-Undergraduate_Thesis.pdf · i tugas akhir – ms 141501 model penguasaan armada kapal heavy

46

sumber : http://docs.engineeringtoolbox.com/documents/ Gambar 4.3 Oil/gas Storage Tank

sumber : http://www.palfinger-sany.com/

Gambar 4.4 Mounted Truck Crane - Palfinger PK 18000T

Sumber : https://autoline.info/sf/equipment-truck-mounted-crane-HIAB-220C/

Gambar 4.5 Mounted Truck Crane – HIAB 220C

Page 48: MODEL PENGUASAAN ARMADA KAPAL HEAVY LIFT CARGO …repository.its.ac.id/47234/1/4413100004-Undergraduate_Thesis.pdf · i tugas akhir – ms 141501 model penguasaan armada kapal heavy

47

sumber : http://www.ntpforklifts.com.au/assets/products/142/lg/tcm_FD60Z8.jpg

Gambar 4.6 Forklift

Sumber : http://www.clough.com.au/sfimages/project-thumbnails/projects_montara_fab.jpg

Gambar 4.7 Topside Offshore

Page 49: MODEL PENGUASAAN ARMADA KAPAL HEAVY LIFT CARGO …repository.its.ac.id/47234/1/4413100004-Undergraduate_Thesis.pdf · i tugas akhir – ms 141501 model penguasaan armada kapal heavy

48

Halaman ini sengaja dikosongkan

Page 50: MODEL PENGUASAAN ARMADA KAPAL HEAVY LIFT CARGO …repository.its.ac.id/47234/1/4413100004-Undergraduate_Thesis.pdf · i tugas akhir – ms 141501 model penguasaan armada kapal heavy

49

BAB 5

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Bab ini menjelaskan tentang proses perhitungan biaya dan waktu pengiriman muatan

heavy lift. Perbandingan total biaya antara pengadaan kapal dengan beli/milik dan kapal sewa

akan dilakukan. Moda transportasi laut yang akan dibandingkan adalah tugbarge, general

cargo dan landing craft tank. Adapun komponen analisis pada bab ini adalah analisis biaya

transportasi laut.

5.1 Analisis Data

Tugas Akhir menggunakan data permintaan pada 8 (delapan) tujuan yaitu Sulawesi

Tengah, Timika, Banjarbaru, Perairan Kangean, Perairan Sampang, Kalimantan Timur, Jawa

Barat, dan Papua. Pengerjaan Tugas Akhir ini menggunakan data muatan yang didapatkan dari

tiga perusahaan di Jawa Timur yang bergerak dalam industri alat berat. Data tersebut kemudian

dijadikan sebagai permintaan pengangkutan alat berat selama satu tahun pada tahun 2016.

Berikut total permintaan pengangkutan alat berat dalam satu tahun.

Tabel 5-1 Volume Muatan dari Jawa Timur

Asal Tujuan Jenis Muatan Jumlah (unit)

Tanjung Perak

Luwuk, Sulawesi Tengah

Forklift 3

Rough Terrain Crane 3 Manlift 3

Mounted Truck Crane 2

Timika Rough Terrain Crane 1

Manlift 1 Banjarbaru, Kalsel Rough Terrain Crane 3

Tanjung Perak Perairan Kangean Topside Offshore 1 Perairan Sampang Topside Offshore 1

Gresik Balikpapan, Kaltim oil/gas storage tank 120000 Ltr 20 Indramayu, Jawa Barat oil/gas storage tank 80000 Ltr 15

Sorong, Papua oil/gas storage tank 120000 Ltr 8

Tabel di bawah ini merupakan luas dan volume muatan dari tiap jenis muatan.

Sebelumnya dimensi muatan sudah diberi margin 1 m untuk jarak antar muatan. Sehingga luas

dan volume yang dihasilkan sebagai berikut :

Page 51: MODEL PENGUASAAN ARMADA KAPAL HEAVY LIFT CARGO …repository.its.ac.id/47234/1/4413100004-Undergraduate_Thesis.pdf · i tugas akhir – ms 141501 model penguasaan armada kapal heavy

50

Tabel 5-2 Dimensi Muatan yang akan dikirim

Jenis Tipe luas muatan (m2) volume muatan (m3)

Rough Terrain Crane Kato SR - 700L 40.6 139

Tadano GR - 550XL 42.0 147

Oil/gas storage tank 120.000 Litre 56.1 159 80.000 Litre 39.7 110

Mounted Truck Crane Palfinger PK - 18000T 12.8 32

HIAB 220C 8.7 17 Manlift Tadano AW250TG 44.9 112

Forklift TCM FD100Z8 11.5 42 Topside Offshore kitchen lights unit 1020.0 26,730

Tipe kapal yang digunakan adalah kapal barge, LCT, dan kapal general cargo. Ukuran

kapal barge dipilih berdasarkan kapal yang tersedia di pasar domestik.

Masing-masing tujuan memiliki jumlah permintaan yang berbeda-beda. Data luas

muatan dan volume tersebut nantinya akan menjadi dasaran untuk penyesuaian ruang muat.

Selanjutnya akan dilakukan perhitungan biaya transportasi dengan memperhatikan cara

pengadaan kapal. Dalam Tugas Akhir ini akan dibedakan menjadi alternatif I dan alternatif II.

Untuk alternatif I merupakan pengadaan kapal dengan cara beli. Sedangkan alternatif II

merupakan pengadaan kapal dengan cara sewa. Setelah membandingkan tiap tipe dan ukuran

kapal dengan dua alternatif tersebut maka akan terpilih kapal dengan unit cost minimum.

5.2 Operasional dan Biaya Transportasi Laut

Total biaya transportasi laut merupakan penjumlahan dari biaya tetap (fixed cost) dan

biaya tidak tetap (variable cost). Untuk mendapatkan nilai dari fixed cost dan variable cost,

maka beberapa asumsi seperti data jarak pelayaran, spesifikasi dan variasi armada, biaya

pengadaan kapal (capital cost), biaya bahan bakar dan biaya pelabuhan akan digunakan sebagai

dasar penentuan model penguasaan armada.

5.2.1 Jarak Tempuh Pelayaran

Jarak tempuh pelayaran merupakan salah satu faktor penting sebagai pembentuk total

biaya transportasi laut. Jarak ini akan mempengaruhi perhitungan lama waktu berlayar yang

diperoleh melalui pembagian antara jarak dan kecepatan rata-rata kapal. Sedangkan lama

waktu berlayar akan mempengaruhi biaya bahan bakar kapal. Tujuan dari pelayaran ini ada

dua macam, yaitu pelabuhan dan ada dua tujuan berada di area perairan bangunan lepas pantai.

Jarak ini didapatkan dari situs penghitung jarak yaitu ports.com. Data jarak pelayaran

ditampilkan pada Tabel 5-3.

Page 52: MODEL PENGUASAAN ARMADA KAPAL HEAVY LIFT CARGO …repository.its.ac.id/47234/1/4413100004-Undergraduate_Thesis.pdf · i tugas akhir – ms 141501 model penguasaan armada kapal heavy

51

Tabel 5-3 Jarak Pelayaran

Asal Tujuan Jarak (nm)

Tanjung Perak Luwuk, Sulteng 1368

Timika 1559

Trisakti, Banjarmasin 279

Perairan Kangean 165

Perairan Sampang 38

Gresik Balikpapan, Kaltim 481

Indramayu, Jawa Barat 389

Sorong, Papua 1253

Sumber : www.ports.com

Jarak tersebut merupakan jarak total 1 (satu) kali roundtrip/pulang-pergi. Setelah

mengetahui jarak antara pelabuhan asal dan pelabuhan atau lokasi tujuan, jarak ini dijadikan

acuan untuk mengetahui waktu yang dibutuhkan kapal untuk berlayar sampai pada pelabuhan

atau lokasi tujuan. Waktu yang dibutuhkan oleh kapal untuk berlayar didapatkan dari jarak

pelayaran dibagi dengan kecepatan rata-rata kapal.

5.2.2 Jenis dan Ukuran Armada

Seperti yang sudah dijelaskan pada sub bab 2.2, jenis armada yang dapat digunakan

adalah tugbarge (tongkang), general cargo dan landing craft tank. Pemilihan ukuran kapal

mengacu pada kapal yang tersedia di pasar domestik.

Ada empat ukuran kapal yang berbeda-beda pada setiap jenisnya. Ukuran kapal tug barge

yang tersedia adalah 180 feet, 230 feet, 270 feet dan 300 feet atau 1800 DWT, 4000 DWT, 4600

DWT dan 9700 DWT. Sedangkan pada kapal general cargo ada 2022 DWT , 4000 DWT, 5500

DWT dan 10000 DWT. Pada kapal LCT ada 500 DWT, 1000 DWT, 2000 DWT dan 3000

DWT. Berikut kapal yang akan digunakan sebagai alat angkut dalam studi kasus ini:

Tabel 5-4 Data Barge yang Digunakan

Kode

Kapal

DWT

(ton)

LOA

(m)

B (m) H (m) T (m) Vs* isi

(knot)

Vs*

kosong

(knot)

GT

(ton)

BHP

(kW)

TB 1 1800 54,8 15,2 3,6 2,7 4 8 726 1200

TB 2 4000 70,1 21,3 4,2 3,2 4 8 1624 1800

TB 3 4600 82,3 21,9 5,4 4,4 4 8 2387 2000

TB 4 9700 91,4 27,4 6,0 4,8 4 8 4066 2400

Sumber : www.maritimesales.com (diolah kembali) *kecepatan rata-rata

Page 53: MODEL PENGUASAAN ARMADA KAPAL HEAVY LIFT CARGO …repository.its.ac.id/47234/1/4413100004-Undergraduate_Thesis.pdf · i tugas akhir – ms 141501 model penguasaan armada kapal heavy

52

Tabel 5-5 Data Kapal General Cargo yang Digunakan

Kode Kapal

DWT (ton)

LOA (m)

B (m) H (m) T (m) Vs* isi (knot)

Vs* kosong (knot)

GT (ton)

BHP (kW)

GC 1 2022 81,2 12,6 7,5 4,6 8 10 699 2200

GC 2 4000 89,8 13,2 7,2 5,6 8 10 2553 2000

GC 3 5500 95,8 16,8 7,0 7,0 8 10 4403 3600

GC 4 10000 110,6 19,2 13,5 8,5 8 10 7443 3900

Sumber : www.maritimesales.com (diolah kembali) *kecepatan rata-rata

Tabel 5-6 Data Landing Craft Tank yang Digunakan

Kode Kapal

DWT (ton)

LOA (m)

B (m) H (m) T (m) Vs* isi (knot)

Vs* kosong (knot)

GT (ton)

BHP (kW)

LCT 1 500 49,2 9,3 3,4 3,0 7 9 340 840

LCT 2 1000 61,0 11,0 3,0 2,6 7 9 529 1000

LCT 3 2000 75,2 17,0 4,0 3,7 7 9 550 2000

LCT 4 3000 81,8 15,5 4,0 3,5 7 9 550 2400

Sumber : www.maritimesales.com (diolah kembali) *kecepatan rata-rata

Keterangan tabel :

- DWT (deadweight) = berat total maksimal yang dapat ditampung oleh kapal sampai kapal tenggelam pada saratnya (T).

- LOA (lenght over all)= panjang keseluruhan kapal diukur dari ujung depan kapal (haluan) hingga ujung belakang kapal (buritan)

- B (breath) = lebar kapal - H (depth) = tinggi kapal

- T (draft) = sarat kapal yaitu jarak vertikal antara garis air sampai dengan lunas (dasar) kapal

- Vs isi = kecepatan kapal saat kapal membawa muatan

- Vs kosong = kecepatan kapal saat kapal tidak membawa muatan - GT (gross tonnage) = volume semua ruang yang tertutup pada kapal

- BHP (brake horse power)= daya pada mesin kapal

Data pada tabel 5-4, tabel 5-5 dan tabel 5-6 tersebut selanjutnya digunakan untuk

mengetahui beberapa hal, antara lain DWT digunakan untuk mengetahui berat payload/

kapasitas maksimal kapal untuk membawa muatan dengan rumus pendekatan yaitu DWT

adalah 110% dari payload kapal. LOA, B, H dan T digunakan untuk mengetahui volume ruang

muat pada kapal. Kecepatan rata-rata digunakan untuk mengetahui waktu yang dibutuhkan

kapal untuk berlayar dan selanjutnya untuk mengetahui kemampuan maksimal kapal tersebut

dapat melakukan perjalanan dalam jarak tertentu selama waktu tertentu. Gross tonnage (GT)

Page 54: MODEL PENGUASAAN ARMADA KAPAL HEAVY LIFT CARGO …repository.its.ac.id/47234/1/4413100004-Undergraduate_Thesis.pdf · i tugas akhir – ms 141501 model penguasaan armada kapal heavy

53

digunakan untuk mengetahui biaya jasa pelayanan kapal di pelabuhan. Sedangkan brake horse

power (BHP) atau daya mesin kapal digunakan untuk mengetahui konsumsi bahan bakar kapal.

5.2.3 Total Waktu Operasional Kapal

Total waktu operasional kapal terdiri dari sea time dan port time. Sea time adalah waktu

yang dibutuhkan kapal untuk berlayar pada jarak tertentu dengan kecepatan tertentu. Sea time

ditentukan dari kecepatan rata-rata kapal dan jarak tempuh dari rute yang dilalui. Sedangkan

port time adalah waktu yang dibutuhkan kapal ketika berada di pelabuhan untuk melaksanakan

pelayanan kapal dan bongkar muat muatan. Port time ditentukan oleh lamanya waktu tunggu

layanan kapal dan barang, kecepatan bongkar muat dan total volume muatan yang dibongkar

dan dimuat.

Dengan menggunakan kecepatan rata-rata kapal yang sudah tertera pada sub bab 5.2.2

didapatkan sea time. Sedangkan port time didapatkan dari total waktu-waktu yang dibutuhkan

oleh kapal ketika di pelabuhan. Waktu pelabuhan terdiri dari approach time (AT), idle time

(IT) dan waiting time. Approach time (AT) atau waktu pelayanan pemanduan adalah jumlah

waktu terpakai untuk kapal bergerak dari lokasi jangkar diturunkan sampai ikat tali di

tambatan. Idle time (IT) adalah waktu tidak efektif atau tidak produktif atau terbuang selama

kapal berada di tambatan disebabkan pengaruh cuaca dan peralatan bongkar muat yang rusak .

Sedangkan waiting time (WT) adalah waktu tunggu kapal sampai kapal itu dilayani oleh

pelabuhan. Berikut asumsi waktu tunggu pelabuhan masing-masing pelabuhan.

Tabel 5-7 Asumsi Waktu Tunggu Pelabuhan

Pelabuhan WT + IT + AT (jam)

Tanjung Perak 5

Gresik 5

Luwuk, Sulteng 5

Timika 5

Trisakti, Banjarmasin 5

Balikpapan, Kaltim 5

Indramayu, Jawa Barat 5

Sorong, Papua 5

Untuk waktu tunggu di perairan Kangean dan perairan Sampang, diasumsikan hanya satu

jam karena kapal tidak membutuhkan waktu tunggu seperti ketika kapal berada di pelabuhan.

Berikut total waktu operasional tiap kapal:

Page 55: MODEL PENGUASAAN ARMADA KAPAL HEAVY LIFT CARGO …repository.its.ac.id/47234/1/4413100004-Undergraduate_Thesis.pdf · i tugas akhir – ms 141501 model penguasaan armada kapal heavy

54

Tabel 5-8 Sea Time Dan Port Time Kapal

Jarak (nm) sea time (hari) port time (jam)

TB GC LCT TB GC LCT

1368 21,4 12,8 14,5 16,2 16,3 16,22

1559 24,4 14,6 16,5 16,0 16,1 16,06 279 4,4 2,6 3,0 16,1 16,1 16,10

165 2,6 1,5 1,7 12,8 12,9 12,70

38 0,6 0,4 0,4 12,8 12,9 12,70 481 7,5 4,5 5,1 15,3 16,4 16,32

389 6,1 3,6 4,1 16,2 16,2 16,17 1253 19,6 11,7 13,3 16,1 16,2 16,13

Setelah mengetahui sea time dan port time, didapatkan waktu yang dibutuhkan oleh kapal

untuk melakukan satu kali frekuensi dari pelabuhan asal ke tujuan. Berikut total waktu

operasional seluruh alternatif kapal :

Tabel 5-9 Total Waktu Operasional Kapal

Kapal TB GC LCT

Total Waktu Operasional (hari) 98 62 67

Dari total waktu operasional kapal selama 1 (satu) tahun, diketahui bahwa untuk

memenuhi permintaan pengangkutan heavy lift dibutuhkan satu unit kapal. Oleh karena itu,

kapal dikatakan telah melakukan satu kali frekuensi jika sudah memenuhi permintaan selama

satu tahun tersebut.

5.2.4 Perhitungan Ruang Muat

Perhitungan ruang muat dilakukan untuk mengetahui kemampuan suatu kapal untuk

membawa muatan. Perhitungan ruang muat dihitung berdasarkan luas dan volume ruang muat

pada kapal. Hal ini karena muatan yang akan diangkut tidak hanya memperhatikan berat

muatan saja tetapi juga dimensi dari muatan tersebut. Perhitungan ruang muat pada setiap jenis

kapal berbeda-beda mengikuti bentuk kapal. Kebutuhan ruang muat pada setiap tujuan selama

satu tahun digunakan sebagai acuan penentuan jumlah kapal atau frekuensi kapal. Berikut

kebutuhan ruang muat pada setiap tujuan selama satu tahun:

Page 56: MODEL PENGUASAAN ARMADA KAPAL HEAVY LIFT CARGO …repository.its.ac.id/47234/1/4413100004-Undergraduate_Thesis.pdf · i tugas akhir – ms 141501 model penguasaan armada kapal heavy

55

Tabel 5-10 Total Kebutuhan Ruang Muat Setiap Tujuan

Ruang muat tugbarge didapatkan dari luas kapal itu sendiri. Karena ruang muat tugbarge

setara dengan luasnya. Untuk berat maksimal yang dapat diangkut dapat dilihat dari payload

kapal. Berikut ruang muat untuk tugbarge:

Tabel 5-11 Ruang Muat Kapal Barge

Kode DWT (ton) Payload (ton) LOA (m) B (m) H (m) T (m) Ruang muat (m2)

TB 1 1800 1636 54,8 15,2 3,6 2,7 836

TB 2 4000 3636 70,1 21,3 4,2 3,2 1493

TB 3 4600 4182 82,3 21,9 5,4 4,4 1802

TB 4 9700 8818 91,4 27,4 6,0 4,8 2508

Kapal tugbarge 1800 DWT memiliki ruang muat 836 m2 dan dapat mengangkut

maksimal 1.636 ton. Tugbarge 4000 DWT memiliki ruang muat 1.493 m2 dan dapat

mengangkut maksimal 3.636 ton. Tugbarge 4600 DWT memiliki ruang muat 1.802 m2 dan

dapat mengangkut maksimal 4.182 ton. Sedangkan tugbarge 9700 DWT memiliki ruang muat

2.508 m2 dan dapat mengangkut maksimal 8.818 ton. Sehingga untuk kapal dengan kode TB

1, TB 2, TB 3, dan TB 4 dapat memuat keseluruhan muatan.

Untuk ruang muat pada general cargo DWT 7966, didapatkan dari data kapal yang sudah

ada sebagai berikut:

Asal Tujuan Jenis

Muatan

Jumlah

(unit)

Total

Berat

(ton)

total berat

per tujuan

(ton)

luas

muatan

(m2)

total luas

muatan per

tujuan (m2)

Tanjung

Perak

Luwuk,

Sulteng

Forklift 3 36,9

218,9

11,5

111,3 RTC 3 99 42,0

Manlift 3 51 44,9

MTC 2 32 12,8

Timika RTC 1 39

56,0 40,6

85,5 Manlift 1 17 44,9

Trisakti,

Banjarmasin RTC 3 99 99,0 42,0 42,0

Tanjung

Perak

Perairan

Kangean

Topside

Offshore 1 700 700,0 510,0 510,0

Perairan

Sampang

Topside

Offshore 1 700 700,0 510,0 510,0

Gresik

Balikpapan,

Kaltim

oil/gas

storage tank

120000 Ltr 20 318,6 318,6 56,1 56,1

Indramayu,

Jawa Barat

oil/gas

storage tank

80000 Ltr 15 167,4 167,4 39,7 39,7

Sorong,

Papua

oil/gas

storage tank

120000 Ltr 8 127,44 127,4 56,1 56,1

Page 57: MODEL PENGUASAAN ARMADA KAPAL HEAVY LIFT CARGO …repository.its.ac.id/47234/1/4413100004-Undergraduate_Thesis.pdf · i tugas akhir – ms 141501 model penguasaan armada kapal heavy

56

Tabel 5-12 Ruang Muat General Cargo

Total volume ruang muat (m3)

GC 1 GC 2 GC 3 GC 4

2.520 5.700 7.822 14.333

Dari data kapal tersebut, dapat diketahui bahwa kapal tersebut memiliki ruang muat

paling kecil 2520 m3, 5700 m3, 7822 m3 dan 14333 m3. Sedangkan untuk berat maksimum

muatan di atas geladak adalah 1,3 ton/m2 untuk GC 1, GC 2 dan 1,5 ton/m2 untuk GC 3 dan

1,75 ton/m2 untuk GC 4. Sehingga untuk seluruh alternatif kapal general cargo dapat memuat

keseluruhan muatan. Hal ini dapat dilihat dari kekuatan maksimum geladak. Salah satu muatan

dengan berat terbesar digunakan untuk melakukan pengecekan. Muatan yang memiliki berat

700 ton dapat diangkut, berarti untuk muatan yang memiliki berat di bawah 700 ton pasti dapat

diangkut juga. Berikut pengecekan kekuatan geladak:

Tabel 5-13 Pengecekan Kekuatan Geladak

Kapal GC 1 GC 2 GC 3 GC 4

Kekuatan maksimum geladak (ton/m2) 1,3 1,3 1,5 1,75

Berat muatan terbesar (ton) 700 700 700 700

Luas palkah (m2) 420 437 495 532

Kekuatan geladak (ton/m2) 1,67 1,60 1,41 1,32

Kekuatan geladak maksimum kapal GC 1 dan GC 2 adalah 1,3 ton/m2, sedangkan kekuatan

geladak yang dibutuhkan untuk mengangkut muatan 700 ton adalah 1,67 ton/m2 pada GC 1 dan 1,60

ton/m2 pada GC 2. Jadi, kapal GC 1 dan GC 2 tidak dapat mengangkut muatan dengan berat 700 ton.

Pada kapal GC 3, kekuatan maksimum geladak adalah 1,5 ton/m2 dan kekuatan geladak yang

dibutuhkan adalah 1,41 ton/m2. Jadi kapal GC 3 mampu mengangkut muatan 700 ton tersebut. Begitu

juga dengan GC 4, kekuatan maksimum geladak adalah 1,75 ton/m2 sedangkan yang dibutuhkan adalah

1,32 ton/m2. Jadi GC 4 masih mampu mengangkut muatan 700 ton.

Ruang muat pada LCT didapatkan dari data masing-masing kapal LCT. Berikut ruang

muat pada masing-masing kapal LCT:

Tabel 5-14 Ruang Muat Kapal LCT

Kode DWT (ton) LOA (m) B (m) H (m) T (m) Payload

(ton) Ruang Muat

(m2)

LCT 1 500 49,2 9,3 3,4 3,0 455 324

LCT 2 1000 61,0 11,0 3,0 2,6 909 535 LCT 3 2000 75,2 17,0 4,0 3,7 1818 1040

LCT 4 3000 81,8 15,5 4,0 3,5 2727 1900

Tabel 5-14 tersebut menjelaskan tentang luas ruang muat masing-masing kapal. LCT 500

DWT memiliki ruang muat 324 m2 dan dapat mengangkut maksimal 455 ton. LCT 1000 DWT

Page 58: MODEL PENGUASAAN ARMADA KAPAL HEAVY LIFT CARGO …repository.its.ac.id/47234/1/4413100004-Undergraduate_Thesis.pdf · i tugas akhir – ms 141501 model penguasaan armada kapal heavy

57

memiliki ruang muat 535 m2 dan dapat mengangkut maksimal 909 ton. LCT 2000 DWT

memiliki ruang muat 1.040 m2 dan dapat mengangkut maksimal 1.818 ton. Sedangkan

tugbarge 3000 DWT memiliki ruang muat 1.900 m2 dan dapat mengangkut maksimal 2.727

ton. Sehingga untuk kapal dengan kode LCT 1, LCT 2, LCT 3, dan LCT 4 dapat memuat

keseluruhan muatan.

Ruang muat pada kapal ini selanjutnya digunakan untuk menentukan jumlah kapal dan

frekuensi yang dibutuhkan untuk mengangkut muatan selama satu tahun. Ketika ruang muat

pada satu kapal cukup untuk mengangkut seluruh muatan dalam satu tujuan yang sama, berarti

hanya membutuhkan satu kapal dan frekuensinya yaitu satu kali perjalanan (roundtrip). Tetapi

jika ruang muat pada satu kapal tidak cukup untuk mengangkut seluruh muatan dalam satu

tujuan yang sama, berarti dibutuhkan lebih dari satu kapal dengan frekuensi satu kali perjalanan

atau satu kapal dengan frekuensi beberapa kali perjalanan.

5.2.5 Biaya Modal (Capital Cost)

Biaya modal (Capital Cost) dalam hal ini adalah pengadaan armada kapal. Biaya

pengadaan kapal dalam studi kasus ini adalah biaya yang dikeluarkan untuk membeli dan

menyewa armada.

5.2.5.1 Harga Kapal

Untuk pengadaan kapal dengan cara membeli, harga kapal mengacu pada harga kapal

saat ini. Agar pendekatan harga kapal mendekati valid, dilakukan pendekatan korelasi antara

ukuran kapal dengan harga kapal dan umur kapal dengan harga kapal. Berikut beberapa data

spesifikasi tugboat dan barge beserta dan harganya yang digunakan sebagai bahan pendekatan

korelasi :

Tabel 5-15 Harga Tugboat Sesuai Daya

Daya (HP) Harga (US $)

1800 1.000.000

3000 1.200.000

600 215.000 1400 1.100.000

6480 1.800.000

600 310.000 1200 875.000

800 398.000

3200 1.100.000

400 165.000 6000 1.800.000

1800 900.000 (sumber : www.maritimesales.com, www.oceanmarine.com, www.marinevesselsforsale.com,

www.nautisnp.com, www.shipseller.net)

Page 59: MODEL PENGUASAAN ARMADA KAPAL HEAVY LIFT CARGO …repository.its.ac.id/47234/1/4413100004-Undergraduate_Thesis.pdf · i tugas akhir – ms 141501 model penguasaan armada kapal heavy

58

Tabel 5-16 Harga Barge Sesuai Ukuran

L (feet) Harga (US $)

230 830.000

110 150.000 55 30.000

270 1.200.000

115 78.000 240 800.000

240 900.000

80 110.000

300 1.300.000 230 950.000

560 2.500.000 (sumber : www.maritimesales.com, www.oceanmarine.com, www.marinevesselsforsale.com,

www.nautisnp.com, www.shipseller.net)

Berdasarkan data pada tabel 5-15 kemudian dengan menggunakan metode korelasi

diperoleh bahwa harga tug dengan daya kapalnya memiliki korelasi yang tinggi, hal ini

ditunjukkan dengan koefisien korelasi (R2) sebesar 0.8463 (lihat Gambar 5.1). Nilai korelasi

yang didapat menggambarkan semakin besar daya tug maka semakin mahal pula harga tug.

Gambar 5.1 Korelasi Harga Tugboat dengan Daya Mesin

Kapal tugboat yang dipilih memiliki daya 1200 HP, 1800 HP, 2000 HP, 2400 HP. Kapal

tersebut dipilih karena yang tersedia di pasar pada umumnya. Persamaan korelasi yang ada

pada Gambar 5.1 digunakan untuk menghitung empat harga kapal tersebut dan diperoleh hasil

sebagai berikut:

Tabel 5-17 Harga Kapal Tugboat

Daya (HP) Harga (US $) Harga (Miliar Rupiah)

1200 638.190 8,61

1800 787.478 10,63

2000 837.241 11,30

2400 936.766 12,64

y = 0,2488x + 339,61R² = 0,8463

-

5

10

15

20

25

0 1000 2000 3000 4000 5000 6000 7000

ha

rga

tugb

oa

t (U

S $

/un

it)

(da

lam

rib

u U

S $

)

Daya (HP)

Page 60: MODEL PENGUASAAN ARMADA KAPAL HEAVY LIFT CARGO …repository.its.ac.id/47234/1/4413100004-Undergraduate_Thesis.pdf · i tugas akhir – ms 141501 model penguasaan armada kapal heavy

59

Berdasarkan data pada tabel 5-16 dengan menggunakan metode korelasi diperoleh

bahwa harga tug dengan panjang kapal memiliki korelasi yang tinggi, hal ini ditunjukkan

dengan koefisien korelasi (R2) sebesar 0.9816 (lihat Gambar 5.2).

Gambar 5.2 Korelasi antara Harga Barge dengan Ukurannya

Kapal tongkang (barge) yang dipilih memiliki panjang 180 feet, 230 feet, 270 feet dan

300 feet. Kapal tersebut dipilih karena yang tersedia di pasar pada umumnya. Berikut harga

barge hasil regresi:

Tabel 5-18 Harga Barge

L (feet) Harga (US $) Harga (Juta rupiah)

180 592.385 7.997

230 851.470 11.494

270 1.058.738 14.292

300 1.214.189 16.391

Harga tugboat dan barge yang telah dihitung tersebut kemudian dijumlakan untuk

mendapatkan harga kapal tug barge. Hasil yang diperoleh ditunjukkan oleh tabel 5-19 berikut:

Tabel 5-19 Harga Tug Barge

Daya (HP) L (feet) Harga (miliar rupiah)

1200 180 16,61

1800 230 22,12

2000 270 25,59

2400 300 29,03

Berdasakan pada tabel 5-19, total harga barge dengan daya 1200 HP dan ukuran 180 feet

sebesar 16,61 miliar rupiah, daya 1800 HP dengan ukuran 230 feet sebesar 22,12 miliar rupiah,

daya 2000 HP dengan ukuran 270 feet sebesar 25,59 miliar rupiah, dan 2400 HP dengan ukuran

300 feet sebesar 29,03 miliar rupiah.

y = 5181,7x - 340321

R² = 0,9816

-

5.000

10.000

15.000

20.000

25.000

30.000

0 100 200 300 400 500 600

ha

rga

ba

rge

(US

$/u

nit

)

(da

lam

rib

u U

S $

)

L (feet)

Page 61: MODEL PENGUASAAN ARMADA KAPAL HEAVY LIFT CARGO …repository.its.ac.id/47234/1/4413100004-Undergraduate_Thesis.pdf · i tugas akhir – ms 141501 model penguasaan armada kapal heavy

60

Spesifikasi kapal general cargo dan harga kapal yang digunakan sebagai acuan dalam

perhitungan korelasi terdapat pada lampiran. Melalui regresi linier antara DWT dan harga kapal

didapatkan persamaan berikut:

Gambar 5.3 Korelasi Harga DWT terhadap Harga Kapal GC

Dari hasil perhitungan korelasi yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa DWT dengan

kapal GC memiliki korelasi, hal ini ditunjukkan dengan koefisien korelasi (R2) sebesar 0.7071.

(lihat Gambar 5.3). Nilai korelasi yang didapat tersebut menggambarkan semakin besar ukuran

kapal GC maka semakin mahal pula harga kapal GC. Berikut harga GC yang diperoleh dari

hasil regresi pada gambar 5.3:

Tabel 5-20 Harga Kapal General Cargo

Kode Kapal DWT (ton) Harga (US $) Harga (Miliar Rupiah)

GC 1 2022 1.178.796 15,91

GC 2 4000 1.810.526 24,44

GC 3 5500 2.289.593 30,90

GC 4 10000 3.726.793 50,31

Kapal GC 1 berukuran 2022 DWT memiliki harga 15,91 miliar rupiah, kapal GC 2

berukuran 4000 DWT memiliki harga 24,44 miliar rupiah, kapal GC 3 berukuran 5500 DWT

memiliki harga 30,9 miliar rupiah dan kapal GC 4 berukuran 10000 DWT memiliki harga 50,31

miliar rupiah.

Spesifikasi kapal LCT dan harga kapal yang digunakan sebagai acuan dalam perhitungan

korelasi terdapat pada lampiran. Melalui regresi linier antara DWT dan harga kapal didapatkan

persamaan berikut:

y = 319,38x + 533014R² = 0,6015

-

5.000

10.000

15.000

20.000

25.000

30.000

35.000

40.000

45.000

50.000

0 2000 4000 6000 8000 10000 12000

ha

rga

ka

pa

l GC

(US

$/u

nit

)

(da

lam

rib

u U

S $

)

DWT (ton)

Page 62: MODEL PENGUASAAN ARMADA KAPAL HEAVY LIFT CARGO …repository.its.ac.id/47234/1/4413100004-Undergraduate_Thesis.pdf · i tugas akhir – ms 141501 model penguasaan armada kapal heavy

61

Gambar 5.4 Korelasi DWT dengan Harga kapal LCT

Gambar 5.4 menunjukkan korelasi antara ukuran DWT kapal terhadap harga kapal. Dari

hasil perhitungan regresi yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa ukuran DWT dengan

harga kapal LCT memiliki korelasi, hal ini ditunjukkan dengan koefisien korelasi (R2) sebesar

0.7328. (lihat gambar5.4). Nilai korelasi yang didapat tersebut menggambarkan semakin besar

ukuran kapal LCT maka semakin mahal pula harga kapal LCT.

Ukuran LCT yang dipilih sebanyak 4 unit yaitu 500 ton, 1000 ton, 2000 ton, dan 3000

ton. Dengan menggunakan persamaan korelasi pada Gambar 5.4 di atas, diperoleh harga kapal

LCT sebagai berikut:

Tabel 5-21 Harga Landing Craft Tank

Kode Kapal DWT (ton) Harga (US $) Harga (Miliar Rupiah)

LCT 1 500 920.833 12,43

LCT 2 1000 2.171.255 29,31

LCT 3 2000 2.898.446 39,12

LCT 4 3000 2.992.753 40,40

Harga pengadaan kapal LCT berukuran 500 DWT sebesar 12,43 miliar rupiah, 1000

DWT sebesar 29,31 miliar rupiah, 2000 DWT sebesar Rp 39,12 miliar rupiah dan harga kapal

LCT dengan 3000 DWT sebesar 40,4 miliar rupiah.

5.2.5.2 Harga Sewa Kapal

Untuk biaya modal pengadaan kapal dengan sewa menggunakan salah satu sistem

charter / sewa yaitu time charter yang sudah dijelaskan pada sub bab 2.4.4. Harga sewa kapal

y = 319,38x + 533014R² = 0,6015

-

5.000

10.000

15.000

20.000

25.000

30.000

35.000

40.000

45.000

50.000

0 2000 4000 6000 8000 10000 12000

ha

rga

ka

pa

l GC

(US

$/u

nit

)

(da

lam

rib

u U

S $

)

DWT (ton)

Page 63: MODEL PENGUASAAN ARMADA KAPAL HEAVY LIFT CARGO …repository.its.ac.id/47234/1/4413100004-Undergraduate_Thesis.pdf · i tugas akhir – ms 141501 model penguasaan armada kapal heavy

62

diasumsikan menggunakan time charter hire yang didapatkan dari penjumlahan capital cost

per tahun dan total biaya operasional selama sisa umur ekonomis kapal. Setelah menemukan

harga beli barulah memasukkan berapa sisa umur ekonomus kapal tersebut. Kemudian harga

kapal tersebut dibagi rata dengan umur ekonomisnya dan ditambahkan inflasi 2%. Berikut TCH

untuk semua alternatif kapal:

Tabel 5-22 Time Charter Hire Seluruh Alternatif Kapal

Kapal DWT (ton) TCH (Miliar Rupiah)

TB 1 1800 5,43

TB 2 4000 6,88

TB 3 4600 7,72

TB 4 9700 8,39

GC 1 2022 7,55

GC 2 4000 9,89

GC 3 5500 13,91

GC 4 10000 20,32

LCT 1 500 5,26

LCT 2 1000 8.,98

LCT 3 2000 12.,47

LCT 4 3000 13,21

Harga sewa kapal terendah dimiliki oleh LCT 1 yaitu 5,26 miliar rupiah, sedangkan

harga sewa kapal tertinggi dimiliki oleh GC 4 yaitu 20,32 miliar rupiah. Berikut perbandingan

TCH setiap alternatif kapal:

Gambar 5.5 Time Charter Hire Seluruh Alternatif Kapal

Kapal GC 4 memiliki TCH paling tinggi, hal ini karena kapal tersebut memiliki DWT

paling besar yaitu 10.000 ton. sedangkan LCT 1 memiliki TCH paling rendah karena memilik i

DWT paling rendah yaitu 500 ton.

-

5.000

10.000

15.000

20.000

25.000

TB 1 TB 2 TB 3 TB 4 GC 1 GC 2 GC 3 GC 4 LCT 1 LCT 2 LCT 3 LCT 4

TCH

(ru

pia

h/t

ah

un

)

(da

lam

juta

ru

pia

h)

Alternatif Kapal

Page 64: MODEL PENGUASAAN ARMADA KAPAL HEAVY LIFT CARGO …repository.its.ac.id/47234/1/4413100004-Undergraduate_Thesis.pdf · i tugas akhir – ms 141501 model penguasaan armada kapal heavy

63

5.2.6 Biaya Operasional Kapal

Seperti yang sudah dijelaskan pada sub bab 2.4.2, biaya operasional meliputi biaya

ABK, perawatan dan perbaikan kapal, bahan makanan, minyak pelumas, asuransi dan

administrasi. Biaya ABK kapal/gaji anak buah kapal (ABK) ini merupakan upah yang

diberikan kepada ABK kapal. ABK kapal merupakan orang-orang yang yang mengemud ikan

kapal atau membantu dalam operasi, perawatan atau pelayanan dari sebuah kapal. Hal ini

mencakup seluruh orang yang bekerja di atas kapal. Pertama-tama adalah menghitung jumlah

ABK dari masing-masing kapal. Perhitungan jumlah ABK menggunakan rumus pendekatan

yaitu HB Tord sebagai berikut :

Keterangan :

ZC = jumlah ABK

Cst = Coefisien ABK Catering Department (1,2 – 1,33) diambil 1,2

Cdeck = Coefisien ABK Engineering Department (11,5 – 14,5) diambil 11,5

Ceng = Coefisien ABK Engineering Department ( 8,5 – 11) diambil 8,5

LWL = panjang kapal

Cadet = 1

B = lebar kapal

T = sarat kapal

Biaya perawatan merupakan biaya yang rutin dikeluarkan selama umur kapal. Biaya

tersebut meliputi perawatan mesin induk dan mesin bantu, cat, bangunan atas dan pengedokan

untuk memelihara lambung dari pertumbuhan biota laut yang bisa mengurangi efisiensi operasi

kapal. Biaya perawatan ini cenderung bertambah seiring dengan bertambahnya umur kapal.

Semakin besar ukuran kapal semakin besar pula biaya yang dikeluarkan. Biaya perbaikan

merupakan biaya yang dikeluarkan untuk memperbaiki kerusakan pada kapal. Biaya perbaikan

muncul karena adanya kerusakan kapal secara tiba-tiba dan harus segera diperbaiki.

Biaya asuransi yang dikeluarkan dipengaruhi oleh resiko yang mungkin terjadi pada

kapal. Semakin tinggi resiko yang dibebankan, semakin tinggi pula premi asuransinya. Umur

kapal juga memperngaruhi biaya premi asuransi, yaitu biaya premi asuransi akan dikenakan

pada kapal yang umurnya lebih tua. Dalam Tugas Akhir ini, biaya perawatan diasumsikan 3%-

5% dari capital cost. Berikut asumsi yang digunakan:

Tabel 5-23 Asumsi Biaya Operasional

Kapal Barge General Cargo LCT

Perawatan & Perbaikan 3% 5% 4%

Asuransi 4% 4% 4%

Perbekalan & Persediaan crew , Lub Oil 3% 4% 4%

𝑍𝐶 = 𝐶𝑠𝑡 (𝐶𝑑𝑒𝑐𝑘 (𝐿𝑊𝐿 𝑥 𝐵 𝑥 𝑇 𝑥 35

105)

16

) + 𝐶𝑒𝑛𝑔 (𝐵𝐻𝑃

103)

15

+ 𝑐𝑎𝑑𝑒𝑡

Page 65: MODEL PENGUASAAN ARMADA KAPAL HEAVY LIFT CARGO …repository.its.ac.id/47234/1/4413100004-Undergraduate_Thesis.pdf · i tugas akhir – ms 141501 model penguasaan armada kapal heavy

64

Dengan menggunakan rumus pendekatan tersebut diperoleh total biaya operasional

sebagai berikut:

Gambar 5.6 Total Biaya Operasional Setiap Alternatif Kapal

Biaya operasional kapal paling rendah yaitu TB 1 sebesar 3,4 miliar rupiah per tahun

dan biaya operasional tertinggi yaitu kapal GC 4 sebesar 13,7 miliar rupiah per tahun.

5.2.7 Biaya Pelayaran

5.2.7.1 Biaya Bahan Bakar

Rata-rata biaya bahan bakar yang digunakan pada Tugas Akhir ini berdasarkan harga

yang dikeluarkan oleh PT Pertamina pada Juli 2017 dengan jenis produk HSD adalah Rp 8.855

per liter. Berikut harga bahan bakar solar :

Tabel 5-24 Harga Bahan Bakar Solar

produk harga tanpa pajak

per liter PPN (10%) PBBKB (5%) harga jual per

liter

Solar (HSD) Rp7.700 Rp770 Rp385 Rp 8.855

Sumber: bunkerbbm.co.id

Banyaknya konsumsi yang digunakan dalam operasional kapal berdasarkan nilai Spesific

Fuel Oil Consumption (SFOC) dalam satuan ton/kWh, hal ini menunjukkan bahwa mesin yang

digunakan selama 1 (satu) jam untuk setiap kilo Watt nya akan menghabiskan bahan bakar

sebanyak 1 (satu) ton. Mengacu pada Journal fo KONES tentang Powertrain and Transport

(2012), rata-rata spesifikasi konsumsi bahan bakar untuk main engine mesin diesel berkisar

183.5 g/kWh dan spesifikasi konsumsi bahan bakar untuk auxiliary engine berkisar 298 g/kWh.

Berikut total konsumsi bahan bakar setiap kapal:

-

2.000

4.000

6.000

8.000

10.000

12.000

14.000

16.000

TB 1 TB 2 TB 3 TB 4 GC 1 GC 2 GC 3 GC 4 LCT 1LCT 2LCT 3LCT 4

Bia

ya O

per

asi

on

al (R

p/t

ah

un

)

(da

lam

juta

ru

pia

h)

Alternatif Kapal

Page 66: MODEL PENGUASAAN ARMADA KAPAL HEAVY LIFT CARGO …repository.its.ac.id/47234/1/4413100004-Undergraduate_Thesis.pdf · i tugas akhir – ms 141501 model penguasaan armada kapal heavy

65

Gambar 5.7 Total Biaya Bahan Bakar

Biaya bahan bakar terkecil dimiliki oleh LCT 1 sebesar 2,4 miliar rupiah. Sedangkan

biaya bahan bakar tertinggi dimilii oleh kapal GC 4 sebesar 9,8 miliar rupiah per tahun. Biaya

bahan bakar ini dipengaruhi oleh konsumsi bahan bakar mesin, kecepatan rata-rata kapal dan

jarak tempuh pelayaran. Semakin besar konsumsi bahan bakar mesin, maka makin besar pula

kebutuhan bahan bakar. Begitu juga dengan jarak tempuh pelayaran, makin panjang jarak

tempuhnya, maka makin besar pula bahan bakar yang dibutuhkan.

5.2.7.2 Biaya Penggunaan Jasa Pelabuhan

Secara garis besar biaya pelabuhan dapat digolongkan menjadi dua kelompok, yaitu

biaya pada jasa layanan kapal dan layanan barang. Jasa layanan kapal terdiri dari layanan labuh,

tambat, pandu, tunda dan buka tutup palkah. Dalam Tugas Akhir ini, diasumsikan seluruh

pelabuhan memiliki tarif yang sama mengikuti tarif yang berlaku di daerah pelayanan Pelindo

III.

Biaya pelabuhan dipengaruhi oleh besar GT kapal dan lama waktu kapal berada di

pelabuhan. Semakin besar GT dan semakin lama waktu kapal di pelabuhan akan semakin besar

pula biaya yang dikeluarkan. Lamanya waktu pelayanan kapal yang diberikan oleh pelabuhan

secara keseluruhan akan sangat mempengaruhi operasional kapal, yaitu frekuensi kapal yang

dihasilkan dalam satu tahun untuk setiap rute yang dilayani. Selain waktu layanan kapal,

layanan jasa barang dan kinerja operasional pelabuhan juga secara signifikan mempengaruhi

lamanya kapal berada dipelabuhan. Muatan alat berat memiliki cara yang berbeda dalam

penanganannya, jadi dalam proses bongkar muat dan tahap persiapan memliki waktu yang

lebih lama daripada muatan pada umumnya. Berikut tarif jasa pelayanan kapal yang berlaku di

daerah pelayanan Pelindo III:

-

2

4

6

8

10

12

TB 1 TB 2 TB 3 TB 4 GC 1 GC 2 GC 3 GC 4 LCT 1 LCT 2 LCT 3 LCT 4Bia

ya B

ah

an

Ba

kar

(Rp

/ta

hu

n)

(da

lam

mil

iar r

up

iah

)

Alternatif Kapal

Page 67: MODEL PENGUASAAN ARMADA KAPAL HEAVY LIFT CARGO …repository.its.ac.id/47234/1/4413100004-Undergraduate_Thesis.pdf · i tugas akhir – ms 141501 model penguasaan armada kapal heavy

66

Tabel 5-25 Biaya Pelabuhan

Jenis Pelayanan Tarif (Rp) Keterangan

JASA LABUH 82 Per GT/Kunjungan

JASA PEMANDUAN

Tarif Pokok 293.750 Per Kapal/Gerakan

Tarif Tambahan 53 Per GT/Kapal/Gerakan

JASA PENUNDAAN

Tarif Tetap

0 – 3500 918.750 Per kapal yang ditunda/jam

3501 – 8000 1.653.750 Per kapal yang ditunda/jam

8001 – 14000 2.450.000 Per kapal yang ditunda/jam

14001 – 18000 3.430.000 Per kapal yang ditunda/jam

Tarif Variabel (GT Kapal)

0 – 14000 12 Per GT/Kapal yang ditunda/jam

14001 – ke atas 14 Per GT/Kapal yang ditunda/jam

JASA TAMBAT

Dermaga Beton 106 Per GT/Etmal

Breasting Dolphin 53 Per GT/Etmal

Pinggiran 27 Per GT/Etmal

Sumber : PT. PELINDO III Cabang Tanjung Perak , per tanggal 01 September 2014

Berikut perbandingan total biaya jasa pelabuhan untuk semua alternatif kapal:

Gambar 5.8 Perbandingan Total Biaya Pelabuhan Semua Alternatif Kapal

Dari gambar 5.8 tersebut biaya jasa pelabuhan yang paling tinggi adalah kapal GC 4 yaitu

153 juta rupiah. Sedangkan biaya pelabuhan yang paling rendah adalah kapal LCT 1 yaitu 125

juta rupiah. Tinggi rendahnya biaya pelabuhan ini dipengaruhi oleh ukuran GT kapal dan waktu

yang dibutuhkan oleh kapal saat bongkar muat. Semakin besar GT kapal maka semakin besar

pula biaya yang dikeluarkan. Sedangkan waktu yang dibutuhkan kapal saat bongkar muat

dipengaruhi oleh kecepatan bongkar muat kapal. Kecepatan bongkar muat pada barge dan

-

20

40

60

80

100

120

140

160

180

TB 1 TB 2 TB 3 TB 4 GC 1 GC 2 GC 3 GC 4 LCT 1 LCT 2 LCT 3 LCT 4

Bia

ya P

ela

bu

ha

n (R

p/t

ah

un

)

(da

lam

juta

ru

pia

h)

Alternatif Kapal

Page 68: MODEL PENGUASAAN ARMADA KAPAL HEAVY LIFT CARGO …repository.its.ac.id/47234/1/4413100004-Undergraduate_Thesis.pdf · i tugas akhir – ms 141501 model penguasaan armada kapal heavy

67

general cargo tergantung pada kecepatan crane pelabuhan. Hal ini karena untuk bongkar muat

muatan heavy lift dibutuhkan alat bongkar muat yang berkapasitas besar. Jadi walaupun

general cargo memiliki crane di kapal, crane tersebut tidak dapat digunakan.

Pada LCT, waktu yang dibutuhkan di pelabuhan untuk bongkar muat relatif rendah

karena kecepatan bongkar muat pada LCT lebih tinggi daripada pada general cargo dan barge.

Hal ini disebabkan oleh LCT yang memiliki fasilitas bongkar muat pada kapal yaitu ramp

door/pintu rampa sehingga proses bongkar muat dapat dilakukan lebih cepat.

5.3 Analisis Perbandingan Total Biaya

Total biaya yang dibandingkan adalah total biaya per tahun. Total biaya pada kapal sewa

meliputi capital cost, biaya bahan bakar dan biaya jasa pelabuhan. Sedangkan total biaya untuk

kapal milik meliputi capital cost, biaya operasional, biaya bahan bakar dan biaya jasa

pelabuhan. Biaya capital cost pada kapal sewa adalah biaya time charter hire (TCH). Pada

kapal milik, capital cost adalah harga kapal yang dibebankan selama sisa umur ekonomis kapal

tersebut. Setelah dilakukan perhitungan biaya sesuai dengan skenario yang ada, selama satu

tahun ketika kapal milik sendiri dan kapal sewa dapat dilihat perbandingannya sebagai berikut:

Gambar 5.9 Perbandingan Total Biaya per Tahun

Dari grafik di atas, biaya yang paling kecil adalah kapal LCT 1 dengan sewa yaitu 2,5

miliar rupiah per tahun dengan unit cost Rp295 per ton per nautical mile. Secara biaya LCT 1

memiliki unit cost terkecil, tetapi dari segi ruang muat ada muatan yang tidak mampu dibawa.

Sehingga kapal yang terpilih adalah TB 1 yaitu barge berukuran 1800 DWT sewa dengan unit

cost Rp354 per ton per nautical mile.

-

5.000

10.000

15.000

20.000

25.000

30.000

35.000

40.000

TB 1 TB 2 TB 3 TB 4 GC 1 GC 2 GC 3 GC 4 LCT 1 LCT 2 LCT 3 LCT 4

Tota

l Bia

ya (R

p/t

ahu

n)

(da

lam

juta

ru

pia

h)

Al ternatif Kapal

TC (Rp) TC (Rp)

Page 69: MODEL PENGUASAAN ARMADA KAPAL HEAVY LIFT CARGO …repository.its.ac.id/47234/1/4413100004-Undergraduate_Thesis.pdf · i tugas akhir – ms 141501 model penguasaan armada kapal heavy

68

5.4 Analisis Sensitivitas Permintaan

Analisis sensitivitas pada Tugas Akhir ini digunakan untuk melihat variabel yang paling

signifikan mempengaruhi penguasaan armada kapal, adapun perubahan utama yang

diperhatikan adalah dari sisi total biaya transportasi laut (total cost). Sedangkan variabel yang

ditinjau adalah asumsi jumlah muatan yang diangkut dalam satu tahun (demand) dan perubahan

umur kapal yang digunakan.

Demand / permintaan pengangkutan muatan alat berat memiliki pengaruh yang cukup

besar dalam penentuan model penguasaan armada kapal. Jika muatan dalam satu tahun

mengalami perubahan, seberapa berpengaruh terhadap penguasaan armada. Dalam studi kasus

ini, jumlah muatan mengacu pada jumlah muatan selama satu tahun yang sudah dijelaskan pada

sub bab 4.3. Untuk mengetahui sensitivitas muatan, dapat diketahui total biaya jika jumlah

muatan berubah-ubah. Perubahan muatan ini berdasarkan proyeksi muatan dari data yang

sudah tertera pada sub bab 4.1 yang mengalami peningkatan rata-rata 13% setiap tahun. Berikut

sensitivitas unit cost per tahun terhadap muatan:

Gambar 5.10 Sensitivitas Unit Cost Terhadap Jumlah Muatan dalam Ton

Gambar 5.10 menunjukkan bahwa ketika menyewa kapal barge 1800 DWT, ketika

muatan yang harus diangkut adalah 10.348 ton unit cost untuk pengiriman muatan dengan

kapal beli lebih rendah daripada dengan kapal milik yaitu Rp139/ton.nm untuk sewa dan

Rp140/ton.nm untuk beli. Semakin besar muatan tersebut maka semakin besar pula selisih

antara unit cost sewa dan milik. Jadi ketika dalam satu tahun muatan yang harus diangkut

sebesar 10.348 ton, pengadaan armada kapal dilakukan dengan membeli kapal barge 1800

DWT agar unit cost yang dihasilkan minimum.

100

120

140

160

180

200

220

240

260

280

4.000 6.000 8.000 10.000 12.000 14.000 16.000

Un

it c

ost

(Rp

/to

n.n

m)

Muatan (ton)

unit cost kapal beli (Rp/ton.nm) unit cost kapal sewa (Rp/ton.nm)

Page 70: MODEL PENGUASAAN ARMADA KAPAL HEAVY LIFT CARGO …repository.its.ac.id/47234/1/4413100004-Undergraduate_Thesis.pdf · i tugas akhir – ms 141501 model penguasaan armada kapal heavy

69

Berikut sensitivitas unit cost terhadap volume muatan:

Gambar 5.11 Sensitivitas Unit Cost Terhadap Jumlah Volume Muatan

Gambar 5.11 menunjukkan bahwa ketika volume muatan yang harus diangkut adalah

234.860 m3, unit cost untuk pengiriman muatan dengan kapal beli lebih rendah daripada dengan

kapal milik yaitu Rp67.551/ton untuk sewa dan Rp68.171/ton untuk beli.

30

40

50

60

70

80

90

100

110

100 200 300 400 500

Un

it C

ost

(R

p/m

3.n

m)

(da

lam

rib

u r

up

iah

)

Volume Muatan (m3) (dalam ribu ton)

unit cost kapal beli (Rp/m3) unit cost kapal sewa (Rp/m3)

Page 71: MODEL PENGUASAAN ARMADA KAPAL HEAVY LIFT CARGO …repository.its.ac.id/47234/1/4413100004-Undergraduate_Thesis.pdf · i tugas akhir – ms 141501 model penguasaan armada kapal heavy

70

BAB 6

KESIMPULAN

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada Tugas Akhir Tugas Akhir ini,

didapatkan kesimpulan, sebagai berikut:

1. Permintaan pengiriman muatan heavy lift yang bersifat tidak rutin (insidentil)

mengakibatkan pengadaan armada kapal untuk pengiriman muatan heavy lift saat ini

dilakukan dengan sistem sewa.

2. Hasil perbandingan biaya transportasi laut dengan alternatif kapal yang tersedia

menunjukkan bahwa, biaya pengadaan kapal dengan cara sewa lebih kecil daripada

biaya pengadaan kapal dengan cara beli dengan selisih unit cost 12%. Total biaya

untuk pengiriman muatan 2.387 ton menggunakan barge 1800 DWT milik adalah 10,6

miliar rupiah dan dengan jumlah muatan dan ukuran kapal yang sama dengan sewa

adalah 9,3 miliar rupiah. Untuk memenuhi permintaan pengiriman muatan 2.387 ton

dengan unit cost minimum, digunakan:

Barge berukuran 180 feet

Frekuensi 1 kali dalam setiap tujuan (delapan tujuan)

Waktu operasional 98 hari

Unit cost Rp354 per ton per nautical mile

3. Sensitivitas jumlah muatan yang sudah dilakukan menunjukkan bahwa penguasaan

armada barge 1800 DWT dengan beli menghasilkan unit cost lebih rendah daripada

kapal sewa ketika jumlah muatan mencapai 9.158 ton. Hal yang mempengaruhi jenis

kapal yang terpilih pada Tugas Akhir ini adalah volume ruang muat kapal yang

mampu mengangkut muatan sesuai dengan jumlah dan dimensi muatan.

6.2 Saran

Saran untuk Tugas Akhir selanjutnya dari Tugas Akhir ini adalah :

1. Menambahkan variasi pada jenis muatan yang diangkut.

2. Melakukan perhitungan biaya dengan pola operasi multiport.

Page 72: MODEL PENGUASAAN ARMADA KAPAL HEAVY LIFT CARGO …repository.its.ac.id/47234/1/4413100004-Undergraduate_Thesis.pdf · i tugas akhir – ms 141501 model penguasaan armada kapal heavy

71

DAFTAR PUSTAKA

Badan Pusat Statistik. (2017). Diambil kembali dari http://www.bps.go.id.

Inten, G. (2015). Studi Potensi Pengembangan Pelabuhan Heavy Lift Cargo Tinjauan:

Pengguna Fasilitas dan Pelabuhan. 15.

Investopedia. (2017).

Kementrian Perindustrian. (2016).

M, S. (1990). Maritime Economics. New York & London.

marinesales. (2016). www.marinesales.com. Dipetik Januari 2016, dari www.marinesales. com

Marine Corps. (2015).

Pelindo III. (2016). www.pelindo.co.id. Dipetik Januari 2016, dari www.pelindo.co.id

ports. (2016). www.ports.com. Dipetik Januari 2016, dari www.ports.com

Sjahrun, T. (2017). Repository Universitas Hasanudin.

Stopford, M. (1990). Maritime Economics. New York & London.

The Big Construct Indonesia. (2015).

Wegeland, W. &. (1997). Shipping. Delf University Press.

Wikipedia. (2017). https://id.wikipedia.org/wiki/Tongkang. Diambil kembali dari Wikipedia.

www.itfseafarers.org/what_wages.cfm. (2017).

Page 73: MODEL PENGUASAAN ARMADA KAPAL HEAVY LIFT CARGO …repository.its.ac.id/47234/1/4413100004-Undergraduate_Thesis.pdf · i tugas akhir – ms 141501 model penguasaan armada kapal heavy

72

Page 74: MODEL PENGUASAAN ARMADA KAPAL HEAVY LIFT CARGO …repository.its.ac.id/47234/1/4413100004-Undergraduate_Thesis.pdf · i tugas akhir – ms 141501 model penguasaan armada kapal heavy

73

LAMPIRAN

1. Proyeksi

2. Regresi Harga Kapal

3. Perhitungan Kapasitas Ruang Muat

4. Biaya Operasional

5. Sea Time dan Port Time

6. Voyage Cost

7. Time Charter Hire

8. Capital Cost

9. Rekap Perbandingan Unit Cost

Page 75: MODEL PENGUASAAN ARMADA KAPAL HEAVY LIFT CARGO …repository.its.ac.id/47234/1/4413100004-Undergraduate_Thesis.pdf · i tugas akhir – ms 141501 model penguasaan armada kapal heavy

74

LAMPIRAN

Lampiran 1. Proyeksi

presentase peningkatan 2012 2013 2014 2015

Luwuk, Sulteng 16% 10% 12% 10% 12%

Timika 16% 11% 9% 10% 11%

Trisakti, Banjarmasin 14% 13% 13% 10% 13%

Perairan Kangean 15% 13% 8% 11% 12%

Perairan Sampang 15% 13% 8% 11% 12%

Balikpapan, Kaltim 18% 12% 14% 11% 14%

Indramayu, Jawa Barat 19% 15% 14% 12% 15%

Sorong, Papua 27% 13% 9% 14% 16%

18% 13% 11% 11% 13%

Lampiran 2. Regresi Harga Kapal

Nilai Konstruksi (Juta rupiah) 2011 2012 2013 2014 2015

Luwuk, Sulteng 2,771,751 3,213,878 3,544,024 3,970,759 4,356,896

Timika 5,904,775 6,846,588 7,568,266 8,272,488 9,104,234

Trisakti, Banjarmasin 6,754,750 7,689,099 8,701,659 9,859,461 10,832,916

Perairan Kangean 49,611,876 57,124,528 64,676,608 69,997,090 77,529,457

Perairan Sampang 49,611,876 57,124,528 64,676,608 69,997,090 77,529,457

Balikpapan, Kaltim 11,138,209 13,152,841 14,756,350 16,861,153 18,670,224

Indramayu, Jawa Barat 42,304,805 50,400,626 58,053,300 66,130,561 74,004,808

Sorong, Papua 3,940,815 5,017,527 5,683,566 6,206,356 7,077,732

peningkatan 2012 2013 2014 2015

Luwuk, Sulteng 442,127 330,146 426,735 386,137

Timika 941,813 721,678 704,222 831,746

Trisakti, Banjarmasin 934,349 1,012,560 1,157,802 973,455

Perairan Kangean 7,512,652 7,552,080 5,320,482 7,532,367

Perairan Sampang 7,512,652 7,552,080 5,320,482 7,532,367

Balikpapan, Kaltim 2,014,632 1,603,509 2,104,803 1,809,071

Indramayu, Jawa Barat 8,095,821 7,652,674 8,077,261 7,874,247

Sorong, Papua 1,076,712 666,039 522,790 871,376

Page 76: MODEL PENGUASAAN ARMADA KAPAL HEAVY LIFT CARGO …repository.its.ac.id/47234/1/4413100004-Undergraduate_Thesis.pdf · i tugas akhir – ms 141501 model penguasaan armada kapal heavy

75

- Harga Tugbarge

Harga Tug

No Daya (HP) Harga (US $)

1 1800 1.000.000

2 3000 1.200.000

3 600 215.000

4 1400 1.100.000

5 6480 1.800.000

6 600 310.000

7 1200 875.000

8 800 398.000

9 3200 1.100.000

10 400 165.000

11 6000 1.800.000

12 1800 900.000

Harga Tug

Daya (HP) Harga (US $) Harga (Rp)

1200 638.190 8.615.560.955

1800 787.478 10.630.953.899

2000 837.241 11.302.751.547

2400 936.766 12.646.346.844

Harga Barge

No L (feet) Harga (US $)

1 230 830.000

2 110 150.000

3 55 30.000

4 270 1.200.000

5 115 78.000

6 240 800.000

7 240 900.000

8 80 110.000

9 300 1.300.000

10 230 950.000

11 560 2.500.000

y = 5181,7x - 340321R² = 0,9816

-

5.000

10.000

15.000

20.000

25.000

30.000

0 100 200 300 400 500 600

ha

rga

ba

rge

(US

$/u

nit

)

(da

lam

rib

u U

S $

)

L (feet)

Page 77: MODEL PENGUASAAN ARMADA KAPAL HEAVY LIFT CARGO …repository.its.ac.id/47234/1/4413100004-Undergraduate_Thesis.pdf · i tugas akhir – ms 141501 model penguasaan armada kapal heavy

76

- Kapal General Cargo

Harga Barge

L (feet) Harga (US $) Harga (Rp)

180 592.385 7.997.196.921

230 851.470 11.494.845.129

270 1.058.738 14.292.963.695

300 1.214.189 16.391.552.620

NO KODE DWT (ton) L (m) B (m) D (m) T (m) TAHUN CLASS HARGA (US $)

1 12879 - FR 3500 84 14,1 2008 IMB 4.000.000

2 12880 - FR 2557 75 13,8 4,24 2008 Conarina 1.000.000

3 SGM -GC-087 902 58,45 10 6 3,92 2008 800.000

4 SGM-GC-098 536 45,55 8 5 2008 900.000

5 SGM-CV-097 3353 83,53 14 8,5 2008 700.000

6 SGM-GC-100 2272 69,02 13,5 5,4 4,49 2008 Phoenix Register 570.000

7 SGM-GC-099 7527 101 19 9 7,16 2008 NK 4.500.000

8 SGM-GC-082 6817 110 16,4 8,55 2008 Korea Register 2.300.000

9 SGM-GC-067 4704,6 99,5 14,6 7,4 5,6 2008 IBS 1.500.000

10 SGM-GC-056 546 48,4 3,3 2008 KM (Malaysia Class) 400.000

11 USL13 1045 79,88 9,4 2,5 2,2 2008 315.000

12 PRS11 2130 78,3 11,5 4,9 2008 N 2.000.000

13 ANK10 2534 71,18 10 6,39 2008 580.000

14 HNA10 2635 70,92 11,8 6,81 5,4 2008 875.000

15 HEN11 2386 67,1 13,4 4,3 3,6 2008 BKI 2.100.000

16 JRD10 1286 70,18 12 3,8 2008 750.000

17 RSH10 1100 59 9,8 5 2008 800.000

18 FKH10 632 55,5 8,8 3 2008 BKI 635.000

19 SNR10 900 53,3 9,45 5,18 2008 BKI 800.000

20 14158 - FR 3575 84,4 15 4,9 2008 1.200.000

21 13760 - FR 3666 82,4 12,5 5,78 2008 RMRS 2.200.000

22 14111 - FR 1535 63,81 11,7 3,9 2008 INSB SS 2.000.000

26 AYLISH 8300 120,8 17,92 6,35 2008 CLASS BV 3.700.000

27 NORJAN 11169 129,49 19 8,72 2008 CLASS GL 3.500.000

28 SHAMS 4896 100,59 16,23 6,4 2008 CLASS ML 1.250.000

30 ENGLAND 10350 142,7 18,25 7,34 2008 CLASS GL 3.500.000

y = 319,38x + 533014R² = 0,6015 -

10.000

20.000

30.000

40.000

50.000

0 5000 10000 15000

ha

rga

ka

pa

l GC

(US

$/u

nit

)

(da

lam

rib

u U

S $

)

DWT (ton)

Harga GC

Kode Kapal DWT (ton) Harga (US $) Harga (Rp)

GC 1 2022 1.178.796 15.913.750.401

GC 2 4000 1.810.526 24.442.097.424

GC 3 5500 2.289.593 30.909.499.109

GC 4 10000 3.726.793 50.311.704.165

Page 78: MODEL PENGUASAAN ARMADA KAPAL HEAVY LIFT CARGO …repository.its.ac.id/47234/1/4413100004-Undergraduate_Thesis.pdf · i tugas akhir – ms 141501 model penguasaan armada kapal heavy

77

- Harga LCT

NO KODE DWT (ton) L (m) B (m) D (m) T (m) TAHUN CLASS HARGA (US $)

1 ADINDA FADILLA 4700 82,3 21,4 3,8 2008 2.500.000

2 DANUM 5 2400 78,1 16 3,5 2008 2.000.000

3 LAHARA CHIEF 666 61,57 12,2 2,2 2008 750.000

4 NB LCT DECK BARGE 2000 75,2 16 3,3 2008 1.400.000

5 XX 2500 75 16,8 4,2 2008 1.850.000

6 XY 1500 64 14 4,5 3,3 2008 BKI 1.650.000

7 ZX 1000 67 12 3,3 2008 BKI 1.100.000

8 YX 500 62 15,6 1,82 2008 650.000

9 9436-SC 3500 86 18,5 3,18 2008 CHINA 2.300.000

10 11170-SC 3000 79 17,41 3 2008 BKI 3.000.000

11 11347-SC 1200 70,76 14 3,66 2008 1.500.000

12 11369-SC 1890 66,8 14 2008 BKI 1.800.000

13 12895-SC 700 39 11,15 9,84 2008 LCU 585.000

14 13569-SC 900 52,5 10,5 2008 BKI 1.500.000

15 SGM-RC-026 1012 81 15,58 5,03 2,13 2008 ABS 900.000

16 LCT NJ-9 PGA 1500 67 14,4 3,6 3 2008 BKI 1.750.000

y = 500,84x + 670412R² = 0,7328

-

500.000

1.000.000

1.500.000

2.000.000

2.500.000

3.000.000

3.500.000

0 1000 2000 3000 4000 5000

US

$

DWT

Harga LCT

Series1

Linear (Series1)

Kode Kapal DWT (ton) Harga (US $) Harga (Rp)

LCT 1 500 920.833 12.431.251.385

LCT 2 1000 2.171.255 29.311.942.500

LCT 3 2000 2.898.446 39.129.020.609

LCT 4 3000 2.992.753 40.402.161.518

Page 79: MODEL PENGUASAAN ARMADA KAPAL HEAVY LIFT CARGO …repository.its.ac.id/47234/1/4413100004-Undergraduate_Thesis.pdf · i tugas akhir – ms 141501 model penguasaan armada kapal heavy

78

Lampiran 3. Perhitungan Kapasitas Ruang Muat

- Dsta GC

Page 80: MODEL PENGUASAAN ARMADA KAPAL HEAVY LIFT CARGO …repository.its.ac.id/47234/1/4413100004-Undergraduate_Thesis.pdf · i tugas akhir – ms 141501 model penguasaan armada kapal heavy

79

- Data LCT

Page 81: MODEL PENGUASAAN ARMADA KAPAL HEAVY LIFT CARGO …repository.its.ac.id/47234/1/4413100004-Undergraduate_Thesis.pdf · i tugas akhir – ms 141501 model penguasaan armada kapal heavy

80

Page 82: MODEL PENGUASAAN ARMADA KAPAL HEAVY LIFT CARGO …repository.its.ac.id/47234/1/4413100004-Undergraduate_Thesis.pdf · i tugas akhir – ms 141501 model penguasaan armada kapal heavy

81

Pengecekan Kemampuan Kapal Berdasarkan Ruang Muat

TB 1 TB 2 TB 3 TB 4 LCT 1 LCT 2 LCT 3 LCT 4 GC 1 GC 2 GC 3 GC 4

Asal Tujuan Jarak (nm) total berat (ton) total luas (m2) total volume 1.636 3.636 4.182 8.818 455 909 1818 2727 1838 3636 5000 9091

Luwuk, Sulteng 1368 218,9 111 966 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

Timika 1559 56 86 251 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

Trisakti, Banjarmasin 279 99 42 441 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

Perairan Kangean 165 700 510 26730 1 1 1 1 NOT OK 1 1 1 1 1 1 1

Perairan Sampang 38 700 510 26730 1 1 1 1 NOT OK 1 1 1 1 1 1 1

Balikpapan, Kaltim 481 318,6 56 3186 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

Indramayu, Jawa Barat 389 167,4 40 1650 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

Sorong, Papua 1253 127,44 56 1274 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

8 8 8 8 6 8 8 8 8 8 8 8

Berdasarkan payload (ton)

Tanjung Perak

Gresik

Berdasarkan volume ruang muat (m3) Berdasarkan kekuatan deck (ton/m2) Berdasarkan kekuatan deck (ton/m2)

TB 1 TB 2 TB 3 TB 4 LCT 1 LCT 2 LCT 3 LCT 4 GC 1 GC 2 GC 3 GC 4 GC 1 GC 2 GC 3 GC 4 GC 1 GC 2 GC 3 GC 4

836 1.493 1.802 2.508 324 535 1.040 1.900 2.520 5.700 7.822 14.333 420 437 495,6 532 1,67 1,60 1,41 1,32

1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0,52 0,50 0,44 0,41 OK OK OK OK

1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0,13 0,13 0,11 0,11 OK OK OK OK

1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0,24 0,23 0,20 0,19 OK OK OK OK

1 1 1 1 NOT OK 1 1 1 NOT OK NOT OK NOT OK NOT OK 1,67 1,60 1,41 1,32 NOT OK NOT OK NOT OK NOT OK

1 1 1 1 NOT OK 1 1 1 NOT OK NOT OK NOT OK NOT OK 1,67 1,60 1,41 1,32 NOT OK NOT OK NOT OK NOT OK

1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 0,76 0,73 0,64 0,60 OK OK OK OK

1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0,40 0,38 0,34 0,31 OK OK OK OK

1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0,30 0,29 0,26 0,24 OK OK OK OK

Berdasarkan luas ruang muat (m2)

Page 83: MODEL PENGUASAAN ARMADA KAPAL HEAVY LIFT CARGO …repository.its.ac.id/47234/1/4413100004-Undergraduate_Thesis.pdf · i tugas akhir – ms 141501 model penguasaan armada kapal heavy

82

Lampiran 4. Biaya Operasional

Biaya Operasional

Kapal Barge General Cargo LCT

Perawatan & Perbaikan 3% 5% 4% 3%-5% harga kapal

Asuransi 4% 4% 4% 3%-5% harga kapal

Perbekalan & Persediaan crew , Lub Oil3% 4% 4% 3%-5% harga kapal

KAPAL DWT (ton) Gaji Kru (Rp) Perawatan & Perbaikan (Rp) Asuransi (Rp) Perbekalan (Rp) TOTAL (Rp)

TB 1 1800 1.807.920.000 498.382.736 664.510.315 498.382.736 3.469.195.788

TB 2 4000 2.112.318.000 663.773.971 885.031.961 663.773.971 4.324.897.903

TB 3 4600 2.242.242.000 767.871.457 1.023.828.610 767.871.457 4.801.813.524

TB 4 9700 2.242.242.000 871.136.984 1.161.515.979 871.136.984 5.146.031.946

GC 1 2022 3.209.868.000 795.687.520 636.550.016 636.550.016 5.278.655.552

GC 2 4000 3.514.266.000 1.222.104.871 977.683.897 977.683.897 6.691.738.665

GC 3 5500 5.611.032.000 1.545.474.955 1.236.379.964 1.236.379.964 9.629.266.884

GC 4 10000 7.191.018.000 2.515.585.208 2.012.468.167 2.012.468.167 13.731.539.542

LCT 1 500 2.101.302.000 497.250.055 497.250.055 497.250.055 3.593.052.166

LCT 2 1000 2.101.302.000 1.172.477.700 1.172.477.700 1.172.477.700 5.618.735.100

LCT 3 2000 3.209.868.000 1.565.160.824 1.565.160.824 1.565.160.824 7.905.350.473

LCT 4 3000 3.589.920.000 1.616.086.461 1.616.086.461 1.616.086.461 8.438.179.382

TB 1

No Crew Jumlah Gaji (US $/org) Gaji (Rp)

1 Nahkoda 1 3.633 49.045.500

2 Chief Officer 1 2.346 31.671.000

3 2nd Officer 1 1.879 25.366.500

4 Chief Engineer 1 3.302 44.577.000

5 2nd Engineer 0 1.879 -

6 Oiler ect 0 802 -

4 1.807.920.000 TOTAL

TB 2

No Crew Jumlah Gaji (US $/org) Gaji (Rp)

1 Nahkoda 1 3.633 49.045.500

2 Chief Officer 1 2.346 31.671.000

3 2nd Officer 1 1.879 25.366.500

4 Chief Engineer 1 3.302 44.577.000

5 2nd Engineer 1 1.879 25.366.500

6 Oiler ect 0 802 -

5 2.112.318.000 TOTAL

TB 3

No Crew Jumlah Gaji (US $/org) Gaji (Rp)

1 Nahkoda 1 3.633 49.045.500

2 Chief Officer 1 2.346 31.671.000

3 2nd Officer 1 1.879 25.366.500

4 Chief Engineer 1 3.302 44.577.000

5 2nd Engineer 1 1.879 25.366.500

6 Oiler ect 1 802 10.827.000

6 2.242.242.000 TOTAL

Page 84: MODEL PENGUASAAN ARMADA KAPAL HEAVY LIFT CARGO …repository.its.ac.id/47234/1/4413100004-Undergraduate_Thesis.pdf · i tugas akhir – ms 141501 model penguasaan armada kapal heavy

83

Crew GC 1

No Crew Jumlah Gaji (US $/org) Gaji (Rp)

1 Nahkoda 1 3.633 49.045.500

2 Chief Officer 1 2.346 31.671.000

3 2nd Officer 1 1.879 25.366.500

4 3rd Officer 1 1.811 24.448.500

5 Chief Engineer 1 3.302 44.577.000

6 2nd Engineer 1 1.879 25.366.500

7 Pump man 1 1.205 16.267.500

8 Sea man 1 1.078 14.553.000

9 Boatswain 1 802 10.827.000

10 Electrician 1 1.879 25.366.500

11 Cooks 0 1.879 -

12 Stewards 0 919 -

10 3.209.868.000 TOTAL

Crew GC 2

No Crew Jumlah Gaji (US $/org) Gaji (Rp)

1 Nahkoda 1 3.633 49.045.500

2 Chief Officer 1 2.346 31.671.000

3 2nd Officer 1 1.879 25.366.500

4 3rd Officer 1 1.811 24.448.500

5 Chief Engineer 1 3.302 44.577.000

6 2nd Engineer 1 1.879 25.366.500

7 Pump man 1 1.205 16.267.500

8 Sea man 1 1.078 14.553.000

9 Boatswain 1 802 10.827.000

10 Electrician 1 1.879 25.366.500

11 Cooks 1 1.879 25.366.500

12 Stewards 0 919 -

11 3.514.266.000 TOTAL

TB 4

No Crew Jumlah Gaji (US $/org) Gaji (Rp)

1 Nahkoda 1 3.633 49.045.500

2 Chief Officer 1 2.346 31.671.000

3 2nd Officer 1 1.879 25.366.500

4 Chief Engineer 1 3.302 44.577.000

5 2nd Engineer 1 1.879 25.366.500

6 Oiler ect 1 802 10.827.000

6 2.242.242.000 TOTAL

Page 85: MODEL PENGUASAAN ARMADA KAPAL HEAVY LIFT CARGO …repository.its.ac.id/47234/1/4413100004-Undergraduate_Thesis.pdf · i tugas akhir – ms 141501 model penguasaan armada kapal heavy

84

Crew GC 3

No Crew Jumlah Gaji (US $/org) Gaji (Rp)

1 Nahkoda 1 3.633 49.045.500

2 Chief Officer 1 2.346 31.671.000

3 2nd Officer 1 1.879 25.366.500

4 3rd Officer 1 1.811 24.448.500

5 Chief Engineer 2 3.302 89.154.000

6 2nd Engineer 2 1.879 50.733.000

7 Pump man 2 1.205 32.535.000

8 Sea man 2 1.078 29.106.000

9 Boatswain 2 802 21.654.000

10 Electrician 2 1.879 50.733.000

11 Cooks 2 1.879 50.733.000

12 Stewards 1 919 12.406.500

19 5.611.032.000 TOTAL

Crew GC 4

No Crew Jumlah Gaji (US $/org) Gaji (Rp)

1 Nahkoda 1 3.633 49.045.500

2 Chief Officer 2 2.346 63.342.000

3 2nd Officer 2 1.879 50.733.000

4 3rd Officer 2 1.811 48.897.000

5 Chief Engineer 2 3.302 89.154.000

6 2nd Engineer 2 1.879 50.733.000

7 Pump man 2 1.205 32.535.000

8 Sea man 2 1.078 29.106.000

9 Boatswain 2 802 21.654.000

10 Electrician 2 1.879 50.733.000

11 Cooks 3 1.879 76.099.500

12 Stewards 3 919 37.219.500

25 7.191.018.000 TOTAL

LCT 1

No Crew Jumlah Gaji (US $/org) Gaji (Rp)

1 Nahkoda 1 3.633 49.045.500

2 Chief Officer 1 2.346 31.671.000

3 2nd Officer 1 1.879 25.366.500

4 3rd Officer 1 1.811 24.448.500

5 Chief Engineer 1 3.302 44.577.000

6 2nd Engineer 0 1.879 -

7 Pump man 0 1.205 -

8 Sea man 0 1.078 -

9 Boatswain 0 802 -

10 Electrician 0 1.879 -

5 2.101.302.000 TOTAL

Page 86: MODEL PENGUASAAN ARMADA KAPAL HEAVY LIFT CARGO …repository.its.ac.id/47234/1/4413100004-Undergraduate_Thesis.pdf · i tugas akhir – ms 141501 model penguasaan armada kapal heavy

85

LCT 2

No Crew Jumlah Gaji (US $/org) Gaji (Rp)

1 Nahkoda 1 3.633 49.045.500

2 Chief Officer 1 2.346 31.671.000

3 2nd Officer 1 1.879 25.366.500

4 3rd Officer 1 1.811 24.448.500

5 Chief Engineer 1 3.302 44.577.000

6 2nd Engineer 0 1.879 -

7 Pump man 0 1.205 -

8 Sea man 0 1.078 -

9 Boatswain 0 802 -

10 Electrician 0 1.879 -

5 2.101.302.000 TOTAL

LCT 3

No Crew Jumlah Gaji (US $/org) Gaji (Rp)

1 Nahkoda 1 3.633 49.045.500

2 Chief Officer 1 2.346 31.671.000

3 2nd Officer 1 1.879 25.366.500

4 3rd Officer 1 1.811 24.448.500

5 Chief Engineer 1 3.302 44.577.000

6 2nd Engineer 1 1.879 25.366.500

7 Pump man 1 1.205 16.267.500

8 Sea man 1 1.078 14.553.000

9 Boatswain 1 802 10.827.000

10 Electrician 1 1.879 25.366.500

10 3.209.868.000 TOTAL

LCT 4

No Crew Jumlah Gaji (US $/org) Gaji (Rp)

1 Nahkoda 1 3.633 49.045.500

2 Chief Officer 2 2.346 63.342.000

3 2nd Officer 1 1.879 25.366.500

4 3rd Officer 1 1.811 24.448.500

5 Chief Engineer 1 3.302 44.577.000

6 2nd Engineer 1 1.879 25.366.500

7 Pump man 1 1.205 16.267.500

8 Sea man 1 1.078 14.553.000

9 Boatswain 1 802 10.827.000

10 Electrician 1 1.879 25.366.500

11 237.768 3.589.920.000 TOTAL

Page 87: MODEL PENGUASAAN ARMADA KAPAL HEAVY LIFT CARGO …repository.its.ac.id/47234/1/4413100004-Undergraduate_Thesis.pdf · i tugas akhir – ms 141501 model penguasaan armada kapal heavy

86

Lampiran 5. Sea Time & Port Time

- Tugbarge

TB 1 TB 2 TB 3 TB 4 TB 1 TB 2 TB 3 TB 4 TB 1 TB 2 TB 3 TB 4 TB 1 TB 2 TB 3 TB 4

16,24 16,24 16,24 16,24 529 529 529 529 23 23 23 23 14 14 14 14

16,06 16,06 16,06 16,06 601 601 601 601 26 26 26 26 13 13 13 13

16,11 16,11 16,11 16,11 121 121 121 121 6 6 6 6 55 55 55 55

12,78 12,78 12,78 12,78 75 75 75 75 4 4 4 4 83 83 83 83

12,78 12,78 12,78 12,78 27 27 27 27 2 2 2 2 165 165 165 165

16,35 16,35 16,35 16,35 197 197 197 197 9 9 9 9 37 37 37 37

16,19 16,19 16,19 16,19 162 162 162 162 7 7 7 7 47 47 47 47

16,14 16,14 16,14 16,14 486 486 486 486 21 21 21 21 16 16 16 16

98 98 98 98

Frek. MaksTotal roundtrip (hari)Total roundtrip (jam)total port time (jam)

Tugbarge

Asal Tujuan Jarak (nm) TB 1 TB 2 TB 3 TB 4 TB 1 TB 2 TB 3 TB 4 TB 1 TB 2 TB 3 TB 4 TB 1 TB 2 TB 3 TB 4 TB 1 TB 2 TB 3 TB 4

Luwuk, Sulteng 1368 342 342 342 342 171 171 171 171 513 513 513 513 16 16 16 16 0,24 0,24 0,24 0,24

Timika 1559 390 390 390 390 195 195 195 195 585 585 585 585 16 16 16 16 0,06 0,06 0,06 0,06

Trisakti, Banjarmasin 279 70 70 70 70 35 35 35 35 105 105 105 105 16 16 16 16 0,11 0,11 0,11 0,11

Perairan Kangean 165 41 41 41 41 21 21 21 21 62 62 62 62 12 12 12 12 0,78 0,78 0,78 0,78

Perairan Sampang 38 10 10 10 10 5 5 5 5 14 14 14 14 12 12 12 12 0,78 0,78 0,78 0,78

Balikpapan, Kaltim 481 120 120 120 120 60 60 60 60 180 180 180 180 16 16 16 16 0,35 0,35 0,35 0,35

Indramayu, Jawa Barat 389 97 97 97 97 49 49 49 49 146 146 146 146 16 16 16 16 0,19 0,19 0,19 0,19

Sorong, Papua 1253 313 313 313 313 157 157 157 157 470 470 470 470 16 16 16 16 0,14 0,14 0,14 0,14

Gresik

Tanjung Perak

waktu B/M (jam)AT + IT + WT + WP (jam)sea time kosong (jam)sea time isi (jam) total sea time (jam)

Page 88: MODEL PENGUASAAN ARMADA KAPAL HEAVY LIFT CARGO …repository.its.ac.id/47234/1/4413100004-Undergraduate_Thesis.pdf · i tugas akhir – ms 141501 model penguasaan armada kapal heavy

87

- GC

- LCT

General Cargo

Asal Tujuan Jarak roundtrip (nm) GC 1 GC 2 GC 3 GC 4 GC 1 GC 2 GC 3 GC 4 GC 1 GC 2 GC 3 GC 4 GC 1 GC 2 GC 3 GC 4 GC 1 GC 2 GC 3 GC 4

Luwuk, Sulteng 1368 171 171 171 171 137 137 137 137 308 308 308 308 16 16 16 16 0,27 0,27 0,27 0,27

Timika 1559 195 195 195 195 156 156 156 156 351 351 351 351 16 16 16 16 0,07 0,07 0,07 0,07

Trisakti, Banjarmasin 279 35 35 35 35 28 28 28 28 63 63 63 63 16 16 16 16 0,12 0,12 0,12 0,12

Perairan Kangean 165 21 21 21 21 17 17 17 17 37 37 37 37 12 12 12 12 0,88 0,88 0,88 0,88

Perairan Sampang 38 5 5 5 5 4 4 4 4 9 9 9 9 12 12 12 12 0,88 0,88 0,88 0,88

Balikpapan, Kaltim 481 60 60 60 60 48 48 48 48 108 108 108 108 16 16 16 16 0,40 0,40 0,40 0,40

Indramayu, Jawa Barat 389 49 49 49 49 39 39 39 39 88 88 88 88 16 16 16 16 0,21 0,21 0,21 0,21

Sorong, Papua 1253 157 157 157 157 125 125 125 125 282 282 282 282 16 16 16 16 0,16 0,16 0,16 0,16

Gresik

Tanjung Perak

AT + IT + WT + WP (jam)sea time kosong (jam)sea time isi (jam) total sea time (jam) waktu B/M (jam)

GC 1 GC 2 GC 3 GC 4 GC 1 GC 2 GC 3 GC 4 GC 1 GC 2 GC 3 GC 4 GC 1 GC 2 GC 3 GC 4

16,27 16,27 16,27 16,27 324 324 324 324 14 14 14 14 24 24 24 24

16,07 16,07 16,07 16,07 367 367 367 367 16 16 16 16 21 21 21 21

16,12 16,12 16,12 16,12 79 79 79 79 4 4 4 4 83 83 83 83

12,88 12,88 12,88 12,88 50 50 50 50 3 3 3 3 110 110 110 110

12,88 12,88 12,88 12,88 21 21 21 21 1 1 1 1 330 330 330 330

16,40 16,40 16,40 16,40 125 125 125 125 6 6 6 6 55 55 55 55

16,21 16,21 16,21 16,21 104 104 104 104 5 5 5 5 66 66 66 66

16,16 16,16 16,16 16,16 298 298 298 298 13 13 13 13 25 25 25 25

62 62 62 62

Total roundtrip (jam) Total roundtrip (hari) Frek. Makstotal port time (jam)

Page 89: MODEL PENGUASAAN ARMADA KAPAL HEAVY LIFT CARGO …repository.its.ac.id/47234/1/4413100004-Undergraduate_Thesis.pdf · i tugas akhir – ms 141501 model penguasaan armada kapal heavy

88

Waktu Bongkar Muat

LCT

Asal Tujuan Jarak roundtrip (nm) LCT 1 LCT 2 LCT 3 LCT 4 LCT 1 LCT 2 LCT 3 LCT 4 LCT 1 LCT 2 LCT 3 LCT 4 LCT 1 LCT 2 LCT 3 LCT 4 LCT 1 LCT 2 LCT 3 LCT 4

Luwuk, Sulteng 1368 195 195 195 195 152 152 152 152 347 347 347 347 16 16 16 16 0,22 0,22 0,22 0,22

Timika 1559 223 223 223 223 173 173 173 173 396 396 396 396 16 16 16 16 0,06 0,06 0,06 0,06

Trisakti, Banjarmasin 279 40 40 40 40 31 31 31 31 71 71 71 71 16 16 16 16 0,10 0,10 0,10 0,10

Perairan Kangean 165 24 24 24 24 18 18 18 18 42 42 42 42 12 12 12 12 0,70 0,70 0,70 0,70

Perairan Sampang 38 5 5 5 5 4 4 4 4 10 10 10 10 12 12 12 12 0,70 0,70 0,70 0,70

Balikpapan, Kaltim 481 69 69 69 69 53 53 53 53 122 122 122 122 16 16 16 16 0,32 0,32 0,32 0,32

Indramayu, Jawa Barat 389 56 56 56 56 43 43 43 43 99 99 99 99 16 16 16 16 0,17 0,17 0,17 0,17

Sorong, Papua 1253 179 179 179 179 139 139 139 139 318 318 318 318 16 16 16 16 0,13 0,13 0,13 0,13

Tanjung Perak

Gresik

AT + IT + WT + WP (jam)sea time kosong (jam)sea time isi (jam) total sea time (jam) waktu B/M (jam)

LCT 1 LCT 2 LCT 3 LCT 4 LCT 1 LCT 2 LCT 3 LCT 4 LCT 1 LCT 2 LCT 3 LCT 4 LCT 1 LCT 2 LCT 3 LCT 4

16,22 16,22 16,22 16,22 364 364 364 364 16 16 16 16 21 21 21 21

16,06 16,06 16,06 16,06 412 412 412 412 18 18 18 18 18 18 18 18

16,10 16,10 16,10 16,10 87 87 87 87 4 4 4 4 83 83 83 83

12,70 12,70 12,70 12,70 55 55 55 55 3 3 3 3 110 110 110 110

12,70 12,70 12,70 12,70 22 22 22 22 1 1 1 1 330 330 330 330

16,32 16,32 16,32 16,32 138 138 138 138 6 6 6 6 55 55 55 55

16,17 16,17 16,17 16,17 115 115 115 115 5 5 5 5 66 66 66 66

16,13 16,13 16,13 16,13 334 334 334 334 14 14 14 14 24 24 24 24

67 67 67 67

Total roundtrip (jam) Total roundtrip (hari) Frek. Makstotal port time (jam)

Tujuan Muatan (ton) TB GC LCT

Luwuk, Sulteng 218,9 0,24 0,27 0,22

Timika 56 0,06 0,07 0,06

Trisakti, Banjarmasin 99 0,11 0,12 0,10

Perairan Kangean 700 0,78 0,88 0,70

Perairan Sampang 700 0,78 0,88 0,70

Balikpapan, Kaltim 318,6 0,35 0,40 0,32

Indramayu, Jawa Barat 167,4 0,19 0,21 0,17

Sorong, Papua 127,44 0,14 0,16 0,13

waktu B/M (jam)

Page 90: MODEL PENGUASAAN ARMADA KAPAL HEAVY LIFT CARGO …repository.its.ac.id/47234/1/4413100004-Undergraduate_Thesis.pdf · i tugas akhir – ms 141501 model penguasaan armada kapal heavy

89

Page 91: MODEL PENGUASAAN ARMADA KAPAL HEAVY LIFT CARGO …repository.its.ac.id/47234/1/4413100004-Undergraduate_Thesis.pdf · i tugas akhir – ms 141501 model penguasaan armada kapal heavy

90

Lampiran 6. Voyage Cost

- TugBarge 1

PERHITUNGAN BIAYA TRANSPORTASI

Ukuran Utama

KODE KAPAL TB 1

DWT 1800

LOA (m) 54,86

B (m) 15,24

H (m) 3,66

T (m) 2,74

Vs isi (knot) 4

Vs kosong(knot) 8

GT 726

Fuel Oil

Margin = 10% ; (5% ~ 10%)

WFO' =

WFO = Parametric design chapter 11, hal. 11-24

; Diktat IGM Santosa Penambahan 2% untuk

konstruksi dan 2% untuk ekspansi panas

dan π = 0.95 ton/m3

Diesel Oil

CDO = 0.2 ; Diktat IGM Santosa hal. 38 (0.1 ~ 0.2)

WDO' = WFO · CDO

WDO = ; Diktat IGM Santosa

Penambahan 2% untuk koreksi

dan π = 0.85

SFR∙MCR∙S/(Vs ∙(1+Margin))

(W_FO′+4%∙W_FO′)/π

(W_DO′+2%∙W_DO′)/π

Asal Tujuan Jarak (nm) WFO (ton) WDO (ton) Biaya (Rp/roundtrip) frekuensi dalam 1 tahun total (Rp)

Luwuk, Sulteng 1368 92,66 0,63 933.425.582 1 933.425.582

Timika 1559 105,60 0,62 1.062.800.172 1 1.062.800.172

Trisakti, Banjarmasin 279 18,90 0,62 195.335.102 1 195.335.102

Perairan Kangean 165 11,18 0,50 116.781.920 1 116.781.920

Perairan Sampang 38 2,57 0,50 30.711.280 1 30.711.280

Balikpapan, Kaltim 481 32,58 0,63 332.329.533 1 332.329.533

Indramayu, Jawa Barat 389 26,35 0,63 269.913.963 1 269.913.963

Sorong, Papua 1253 84,87 0,63 855.448.171 1 855.448.171

8 3.796.745.722 per tahun

Tanjung Perak

Gresik

SPESIFIKASI MESIN

MAIN ENGINE Spec. Satuan

ME 894,8412402 [kW]

1200 HP

SFOC = 183,5 g/kWh

SLOC = 0,763 g/kWh

Berat Mesin= 11,431 tons

Speed = 905,489 rpm

AUX. ENGINE Spec. Satuan

AE 350 [kW]

Jumlah AE 2 Unit

Total AE 700 [kW]

938,714 HP

SFOC = 298,000 g/kWh

SLOC = 1,084 g/kWh

Berat Mesin= 1,590 tons

Speed = 1728,620 rpm

Page 92: MODEL PENGUASAAN ARMADA KAPAL HEAVY LIFT CARGO …repository.its.ac.id/47234/1/4413100004-Undergraduate_Thesis.pdf · i tugas akhir – ms 141501 model penguasaan armada kapal heavy

91

- TugBarge 2

- TugBarge 3

PERHITUNGAN BIAYA TRANSPORTASI

Ukuran Utama

KODE KAPAL TB 2

DWT 4000

LOA (m) 70.1

B (m) 21.3

H (m) 4.2

T (m) 3.2

Vs isi (knot) 4

Vs kosong(knot)8

GT 1624

NT

SPESIFIKASI MESIN

MAIN ENGINE Spec. Satuan

ME 1342.26186 [kW] 1 kW = 1.34102 HP

1800 HP

SFOC = 183.5 g/kWh2E-04 ton/kWh

SLOC = 0.761 g/kWh

Berat Mesin= 12.683 tons

Speed = 902.983 rpm

AUX. ENGINE Spec. Satuan

AE 350 [kW]

Jumlah AE 2 Unit

Total AE 700 [kW]

938.714 HP

SFOC = 298.000 g/kWh3E-04 ton/kWh

SLOC = 1.084 g/kWh

Berat Mesin= 1.590 tons

Speed = 1728.620 rpm

TujuanJarak

(nm)

WFO

(ton)

WDO

(ton)

Biaya

(Rp/roundtrip)

frekuensi

dalam 1

tahun

total (Rp)

Luwuk, Sulteng 1368 138.99 0.66 1,397,309,236 1 1,397,309,236

Timika 1559 158.40 0.63 1,591,167,991 1 1,591,167,991

Trisakti, Banjarmasin 279 28.35 0.64 290,024,675 1 290,024,675

Perairan Kangean 165 16.76 0.49 172,612,036 1 172,612,036

Perairan Sampang 38 3.86 0.49 43,506,078 1 43,506,078

Balikpapan, Kaltim 481 48.87 0.62 495,208,401 1 495,208,401

Indramayu, Jawa Barat 389 39.52 0.62 401,675,737 1 401,675,737

Sorong, Papua 1253 127.31 0.62 1,280,009,978 1 1,280,009,978

5,671,514,133 per tahun

Fuel Oil

Margin = 10% ; (5% ~ 10%)

WFO' =

WFO = Parametric design chapter 11, hal. 11-24

; Diktat IGM Santosa Penambahan 2% untuk

konstruksi dan 2% untuk ekspansi panas

dan π = 0.95 ton/m3

Diesel Oil

CDO = 0,2 ; Diktat IGM Santosa hal. 38 (0.1 ~ 0.2)

WDO' = WFO · CDO

WDO = ; Diktat IGM Santosa

Penambahan 2% untuk koreksi

dan π = 0.85

Lubricating Oil

Margin = 10%

WLO' =

WLO =

SFR∙MCR∙S/(Vs ∙(1+Margin))

(W_FO′+4%∙W_FO′)/π

(W_DO′+2%∙W_DO′)/π

SFR∙MCR∙S/(Vs ∙(1+Margin))

(W_LO′+4%∙W_LO′)/π

Page 93: MODEL PENGUASAAN ARMADA KAPAL HEAVY LIFT CARGO …repository.its.ac.id/47234/1/4413100004-Undergraduate_Thesis.pdf · i tugas akhir – ms 141501 model penguasaan armada kapal heavy

92

-

-

-

Fuel Oil

Margin = 10% ; (5% ~ 10%)

WFO' =

WFO = Parametric design chapter 11, hal. 11-24

; Diktat IGM Santosa Penambahan 2% untuk

konstruksi dan 2% untuk ekspansi panas

dan π = 0.95 ton/m3

Diesel Oil

CDO = 0,2 ; Diktat IGM Santosa hal. 38 (0.1 ~ 0.2)

WDO' = WFO · CDO

WDO = ; Diktat IGM Santosa

Penambahan 2% untuk koreksi

dan π = 0.85

Lubricating Oil

Margin = 10%

WLO' =

WLO =

SFR∙MCR∙S/(Vs ∙(1+Margin))

(W_FO′+4%∙W_FO′)/π

(W_DO′+2%∙W_DO′)/π

SFR∙MCR∙S/(Vs ∙(1+Margin))

(W_LO′+4%∙W_LO′)/π

SFR∙MCR∙S/(Vs ∙(1+Margin))

(W_FO′+4%∙W_FO′)/π

(W_DO′+2%∙W_DO′)/π

SFR∙MCR∙S/(Vs ∙(1+Margin))

(W_LO′+4%∙W_LO′)/π

PERHITUNGAN BIAYA TRANSPORTASI

Ukuran Utama

KODE KAPAL TB 3

DWT 4600

LOA (m) 82.3

B (m) 21.9

H (m) 5.4

T (m) 4.4

Vs isi (knot) 4

Vs kosong(knot)8

GT 2387

NT #REF!

SPESIFIKASI MESIN

MAIN ENGINE Spec. Satuan

ME 1491.402067 [kW]

2000 HP

SFOC = 183.5 g/kWh

SLOC = 0.760 g/kWh

Berat Mesin= 13.101 tons

Speed = 902.148 rpm

AUX. ENGINE Spec. Satuan

AE 350 [kW]

Jumlah AE 2 Unit

Total AE 700 [kW]

938.714 HP

SFOC = 298.000 g/kWh

SLOC = 1.084 g/kWh

Berat Mesin= 1.590 tons

Speed = 1728.620 rpm

Asal TujuanJarak

(nm)

WFO

(ton)

WDO

(ton)

Biaya

(Rp/roundtrip)

frekuensi

dalam 1

tahun

total (Rp)

Luwuk, Sulteng 1368 154.43 0.66 1,551,829,754 1 1,551,829,754

Timika 1559 176.00 0.63 1,767,262,646 1 1,767,262,646

Trisakti, Banjarmasin 279 31.50 0.64 321,538,728 1 321,538,728

Perairan Kangean 165 18.63 0.49 191,249,380 1 191,249,380

Perairan Sampang 38 4.29 0.49 47,798,314 1 47,798,314

Balikpapan, Kaltim 481 54.30 0.62 549,539,080 1 549,539,080

Indramayu, Jawa Barat 389 43.91 0.62 445,614,686 1 445,614,686

Sorong, Papua 1253 141.45 0.62 1,421,540,832 1 1,421,540,832

6,296,373,420 6,296,373,420 per tahun

Tanjung Perak

Gresik

Page 94: MODEL PENGUASAAN ARMADA KAPAL HEAVY LIFT CARGO …repository.its.ac.id/47234/1/4413100004-Undergraduate_Thesis.pdf · i tugas akhir – ms 141501 model penguasaan armada kapal heavy

93

- TugBarge 4

PERHITUNGAN BIAYA TRANSPORTASI

Ukuran Utama

KODE KAPAL TB 4

DWT 9700

LOA (m) 91.44

B (m) 27.432

H (m) 6.096

T (m) 4.842

Vs isi (knot) 4

Vs kosong(knot)8

GT 4066

NT #REF!

Fuel Oil

Margin = 10% ; (5% ~ 10%)

WFO' =

WFO = Parametric design chapter 11, hal. 11-24

; Diktat IGM Santosa Penambahan 2% untuk

konstruksi dan 2% untuk ekspansi panas

dan π = 0.95 ton/m3

Diesel Oil

CDO = 0,2 ; Diktat IGM Santosa hal. 38 (0.1 ~ 0.2)

WDO' = WFO · CDO

WDO = ; Diktat IGM Santosa

Penambahan 2% untuk koreksi

dan π = 0.85

Lubricating Oil

Margin = 10%

WLO' =

WLO =

SFR∙MCR∙S/(Vs ∙(1+Margin))

(W_FO′+4%∙W_FO′)/π

(W_DO′+2%∙W_DO′)/π

SFR∙MCR∙S/(Vs ∙(1+Margin))

(W_LO′+4%∙W_LO′)/π

SFR∙MCR∙S/(Vs ∙(1+Margin))

(W_FO′+4%∙W_FO′)/π

(W_DO′+2%∙W_DO′)/π

SFR∙MCR∙S/(Vs ∙(1+Margin))

(W_LO′+4%∙W_LO′)/π

SPESIFIKASI MESIN

MAIN ENGINE Spec. Satuan

ME 1789.68248 [kW] 1 kW = 1.34102 HP

2400 HP

SFOC = 183.5 g/kWh 0.0001835 ton/kWh

SLOC = 0.758 g/kWh

Berat Mesin= 13.936 tons

Speed = 900.478 rpm

AUX. ENGINE Spec. Satuan

AE 350 [kW]

Jumlah AE 2 Unit

Total AE 700 [kW]

938.714 HP

SFOC = 298.000 g/kWh 0.000298 ton/kWh

SLOC = 1.084 g/kWh

Berat Mesin= 1.590 tons

Speed = 1728.620 rpm

Asal Tujuan Jarak (nm) WFO (ton) WDO (ton) Biaya (Rp/roundtrip) frekuensi dalam 1 tahuntotal (Rp)

Luwuk, Sulteng 1368 185,32 0,63 1.860.548.687 1 1.860.548.687

Timika 1559 211,19 0,62 2.119.368.097 1 2.119.368.097

Trisakti, Banjarmasin 279 37,80 0,62 384.419.420 1 384.419.420

Perairan Kangean 165 22,35 0,50 228.605.978 1 228.605.978

Perairan Sampang 38 5,15 0,50 56.464.700 1 56.464.700

Balikpapan, Kaltim 481 65,16 0,63 658.313.607 1 658.313.607

Indramayu, Jawa Barat 389 52,70 0,63 533.547.653 1 533.547.653

Sorong, Papua 1253 169,74 0,63 1.704.633.297 1 1.704.633.297

8 7.545.901.440 per tahun

Tanjung Perak

Gresik

Page 95: MODEL PENGUASAAN ARMADA KAPAL HEAVY LIFT CARGO …repository.its.ac.id/47234/1/4413100004-Undergraduate_Thesis.pdf · i tugas akhir – ms 141501 model penguasaan armada kapal heavy

94

- General Cargo 1

PERHITUNGAN BIAYA TRANSPORTASI

Ukuran Utama

KODE KAPAL GC 1

DWT 2022

LOA (m) 81,22

B (m) 12,6

H (m) 7,5

T (m) 4,66

Vs isi (knot) 8

Vs kosong(knot) 10

GT 699

Asal Tujuan Jarak (nm) WFO (ton) WDO (ton) Biaya (Rp/roundtrip)frekuensi dalam 1 tahuntotal (Rp)

Luwuk, Sulteng 1368 136,68 0,63 1.373.933.962 1 1.373.933.962

Timika 1559 155,77 0,62 1.564.801.856 1 1.564.801.856

Trisakti, Banjarmasin 279 27,88 0,63 285.178.556 1 285.178.556

Perairan Kangean 165 16,49 0,50 169.949.713 1 169.949.713

Perairan Sampang 38 3,80 0,50 42.985.019 1 42.985.019

Balikpapan, Kaltim 481 48,06 0,64 487.228.907 1 487.228.907

Indramayu, Jawa Barat 389 38,87 0,63 395.181.151 1 395.181.151

Sorong, Papua 1253 125,19 0,63 1.258.921.574 1 1.258.921.574

8 5.578.180.738 per tahun

Tanjung Perak

Gresik

SPESIFIKASI MESIN

MAIN ENGINE Spec. Satuan

ME 2200 [kW]

2950,244 HP

SFOC = 183,5 g/kWh

SLOC = 0,756 g/kWh

Berat Mesin= 15,085 tons

Speed = 898,180 rpm

AUX. ENGINE Spec. Satuan

AE 350 [kW]

Jumlah AE 2 Unit

Total AE 700 [kW]

938,714 HP

SFOC = 298,000 g/kWh

SLOC = 1,084 g/kWh

Berat Mesin= 1,590 tons

Speed = 1728,620 rpm

Page 96: MODEL PENGUASAAN ARMADA KAPAL HEAVY LIFT CARGO …repository.its.ac.id/47234/1/4413100004-Undergraduate_Thesis.pdf · i tugas akhir – ms 141501 model penguasaan armada kapal heavy

95

- GC 2

PERHITUNGAN BIAYA TRANSPORTASI

Ukuran Utama

KODE KAPAL GC 2

DWT 4000

LOA (m) 89,8

B (m) 13,2

H (m) 7,2

T (m) 5,6

Vs isi (knot) 8

Vs kosong(knot) 10

GT 2553

NT 1430

Asal Tujuan Jarak (nm) WFO (ton) WDO (ton) Biaya (Rp/roundtrip)frekuensi dalam 1 tahuntotal (Rp)

Luwuk, Sulteng 1368 124,26 0,63 1.249.604.900 1 1.249.604.900

Timika 1559 141,61 0,62 1.423.113.984 1 1.423.113.984

Trisakti, Banjarmasin 279 25,34 0,63 259.821.971 1 259.821.971

Perairan Kangean 165 14,99 0,50 154.953.883 1 154.953.883

Perairan Sampang 38 3,45 0,50 39.531.434 1 39.531.434

Balikpapan, Kaltim 481 43,69 0,64 443.513.791 1 443.513.791

Indramayu, Jawa Barat 389 35,33 0,63 359.827.345 1 359.827.345

Sorong, Papua 1253 113,81 0,63 1.145.044.150 1 1.145.044.150

8 5.075.411.458 per tahun

Tanjung Perak

Gresik

SPESIFIKASI MESIN

MAIN ENGINE Spec. Satuan

ME 2000 [kW]

2682,04 HP

SFOC = 183,5 g/kWh

SLOC = 0,757 g/kWh

Berat Mesin= 14,525 tons

Speed = 899,300 rpm

AUX. ENGINE Spec. Satuan

AE 350 [kW]

Jumlah AE 2 Unit

Total AE 700 [kW]

938,714 HP

SFOC = 298,000 g/kWh

SLOC = 1,084 g/kWh

Berat Mesin= 1,590 tons

Speed = 1728,620 rpm

Page 97: MODEL PENGUASAAN ARMADA KAPAL HEAVY LIFT CARGO …repository.its.ac.id/47234/1/4413100004-Undergraduate_Thesis.pdf · i tugas akhir – ms 141501 model penguasaan armada kapal heavy

96

- GC 3

Ukuran Utama

KODE KAPAL GC 3

DWT 5500

LOA (m) 95,8

B (m) 16,8

H (m) 7

T (m) 7

Vs isi (knot) 8 Vs kosong(knot) 10

GT 4403

NT 1701

Asal Tujuan Jarak (nm) WFO (ton) WDO (ton) Biaya (Rp/roundtrip)frekuensi dalam 1 tahuntotal (Rp)

Luwuk, Sulteng 1368 223,67 0,63 2.244.237.402 1 2.244.237.402

Timika 1559 254,89 0,62 2.556.616.959 1 2.556.616.959

Trisakti, Banjarmasin 279 45,62 0,63 462.674.653 1 462.674.653

Perairan Kangean 165 26,98 0,50 274.920.522 1 274.920.522

Perairan Sampang 38 6,21 0,50 67.160.115 1 67.160.115

Balikpapan, Kaltim 481 78,64 0,64 793.234.722 1 793.234.722

Indramayu, Jawa Barat 389 63,60 0,63 642.657.786 1 642.657.786

Sorong, Papua 1253 204,86 0,63 2.056.063.540 1 2.056.063.540

8 9.097.565.699 per tahun

Tanjung Perak

Gresik

SPESIFIKASI MESIN

MAIN ENGINE Spec. Satuan

ME 3600 [kW] 1 kW = 1,34102

4827,672 HP

SFOC = 183,5 g/kWh 0,0001835 ton/kWh

SLOC = 0,747 g/kWh

Berat Mesin= 19,005 tons

Speed = 890,340 rpm

AUX. ENGINE Spec. Satuan

AE 350 [kW]

Jumlah AE 2 Unit

Total AE 700 [kW]

938,714 HP

SFOC = 298,000 g/kWh 0,000298 ton/kWh

SLOC = 1,084 g/kWh

Berat Mesin= 1,590 tons

Speed = 1728,620 rpm

Page 98: MODEL PENGUASAAN ARMADA KAPAL HEAVY LIFT CARGO …repository.its.ac.id/47234/1/4413100004-Undergraduate_Thesis.pdf · i tugas akhir – ms 141501 model penguasaan armada kapal heavy

97

- GC 4

Ukuran Utama

KODE KAPAL GC 4

DWT 10000

LOA (m) 110,6

B (m) 19,2

H (m) 13,5

T (m) 8,47

Vs isi (knot) 8 Vs kosong(knot) 10

GT 7443

NT 3343

Asal Tujuan Jarak (nm) WFO (ton) WDO (ton) Biaya (Rp/roundtrip)frekuensi dalam 1 tahuntotal (Rp)

Luwuk, Sulteng 1368 242,30 0,63 2.430.730.996 1 2.430.730.996

Timika 1559 276,14 0,62 2.769.148.767 1 2.769.148.767

Trisakti, Banjarmasin 279 49,42 0,63 500.709.530 1 500.709.530

Perairan Kangean 165 29,23 0,50 297.414.267 1 297.414.267

Perairan Sampang 38 6,73 0,50 72.340.493 1 72.340.493

Balikpapan, Kaltim 481 85,20 0,64 858.807.396 1 858.807.396

Indramayu, Jawa Barat 389 68,90 0,63 695.688.494 1 695.688.494

Sorong, Papua 1253 221,94 0,63 2.226.879.675 1 2.226.879.675

8 9.851.719.619 per tahun

Tanjung Perak

Gresik

SPESIFIKASI MESIN

MAIN ENGINE Spec. Satuan

ME 3900 [kW]

5229,978 HP

SFOC = 183,5 g/kWh

SLOC = 0,745 g/kWh

Berat Mesin= 19,845 tons

Speed = 888,660 rpm

AUX. ENGINE Spec. Satuan

AE 350 [kW]

Jumlah AE 2 Unit

Total AE 700 [kW]

938,714 HP

SFOC = 298,000 g/kWh

SLOC = 1,084 g/kWh

Berat Mesin= 1,590 tons

Speed = 1728,620 rpm

Page 99: MODEL PENGUASAAN ARMADA KAPAL HEAVY LIFT CARGO …repository.its.ac.id/47234/1/4413100004-Undergraduate_Thesis.pdf · i tugas akhir – ms 141501 model penguasaan armada kapal heavy

98

- Landing Craft Tank 1

Ukuran Utama

KODE KAPAL LCT 1

DWT 500

LOA (m) 49,15

B (m) 9,3

H (m) 3,4

T (m) 3

Vs isi (knot) 7

Vs kosong(knot) 9

GT 340

Asal Tujuan Jarak (nm) WFO (ton) WDO (ton) Biaya (Rp/roundtrip)frekuensi dalam 1 tahuntotal (Rp)

Luwuk, Sulteng 1368 58,91 0,62 595.619.957 1 595.619.957

Timika 1559 67,13 0,62 677.913.571 1 677.913.571

Trisakti, Banjarmasin 279 12,01 0,62 126.417.100 1 126.417.100

Perairan Kangean 165 7,11 0,47 75.747.420 1 75.747.420

Perairan Sampang 38 1,64 0,47 21.028.629 1 21.028.629

Balikpapan, Kaltim 481 20,71 0,62 213.450.137 1 213.450.137

Indramayu, Jawa Barat 389 16,75 0,62 173.811.328 1 173.811.328

Sorong, Papua 1253 53,96 0,62 546.071.446 1 546.071.446

8 2.430.059.588 per tahun

Tanjung Perak

Gresik

SPESIFIKASI MESIN

MAIN ENGINE Spec. Satuan

ME 840 [kW]

1126,4568 HP

SFOC = 183,5 g/kWh

SLOC = 0,764 g/kWh

Berat Mesin= 11,277 tons

Speed = 905,796 rpm

AUX. ENGINE Spec. Satuan

AE 350 [kW]

Jumlah AE 2 Unit

Total AE 700 [kW]

938,714 HP

SFOC = 298,000 g/kWh

SLOC = 1,084 g/kWh

Berat Mesin= 1,590 tons

Speed = 1728,620 rpm

Page 100: MODEL PENGUASAAN ARMADA KAPAL HEAVY LIFT CARGO …repository.its.ac.id/47234/1/4413100004-Undergraduate_Thesis.pdf · i tugas akhir – ms 141501 model penguasaan armada kapal heavy

99

- Landing Craft Tank 2

Ukuran Utama

KODE KAPAL LCT 2

DWT 1000

LOA (m) 61

B (m) 11

H (m) 3

T (m) 2,6

Vs isi (knot) 7

Vs kosong(knot) 9

GT 529

Asal Tujuan Jarak (nm) WFO (ton) WDO (ton) Biaya (Rp/roundtrip)frekuensi dalam 1 tahuntotal (Rp)

Luwuk, Sulteng 1368 70,13 0,62 707.888.881 1 707.888.881

Timika 1559 79,92 0,62 805.857.469 1 805.857.469

Trisakti, Banjarmasin 279 14,30 0,62 149.314.052 1 149.314.052

Perairan Kangean 165 8,46 0,47 89.288.628 1 89.288.628

Perairan Sampang 38 1,95 0,47 24.147.211 1 24.147.211

Balikpapan, Kaltim 481 24,66 0,62 252.924.810 1 252.924.810

Indramayu, Jawa Barat 389 19,94 0,62 205.735.752 1 205.735.752

Sorong, Papua 1253 64,23 0,62 648.902.559 1 648.902.559

8 2.884.059.361 per tahun

Tanjung Perak

Gresik

SPESIFIKASI MESIN

MAIN ENGINE Spec. Satuan

ME 1000 [kW]

1341,02 HP

SFOC = 183,5 g/kWh

SLOC = 0,763 g/kWh

Berat Mesin= 11,725 tons

Speed = 904,900 rpm

AUX. ENGINE Spec. Satuan

AE 350 [kW]

Jumlah AE 2 Unit

Total AE 700 [kW]

938,714 HP

SFOC = 298,000 g/kWh

SLOC = 1,084 g/kWh

Berat Mesin= 1,590 tons

Speed = 1728,620 rpm

Page 101: MODEL PENGUASAAN ARMADA KAPAL HEAVY LIFT CARGO …repository.its.ac.id/47234/1/4413100004-Undergraduate_Thesis.pdf · i tugas akhir – ms 141501 model penguasaan armada kapal heavy

100

- Landing Craft Tank 3

Ukuran Utama

KODE KAPAL LCT 3

DWT 2000

LOA (m) 75,15

B (m) 17

H (m) 4

T (m) 3,66

Vs isi (knot) 7

Vs kosong(knot) 9

GT 550

Asal Tujuan Jarak (nm) WFO (ton) WDO (ton) Biaya (Rp/roundtrip)frekuensi dalam 1 tahuntotal (Rp)

Luwuk, Sulteng 1368 140,26 0,62 1.409.569.659 1 1.409.569.659

Timika 1559 159,84 0,62 1.605.506.835 1 1.605.506.835

Trisakti, Banjarmasin 279 28,61 0,62 292.420.000 1 292.420.000

Perairan Kangean 165 16,92 0,47 173.921.178 1 173.921.178

Perairan Sampang 38 3,90 0,47 43.638.343 1 43.638.343

Balikpapan, Kaltim 481 49,32 0,62 499.641.516 1 499.641.516

Indramayu, Jawa Barat 389 39,88 0,62 405.263.400 1 405.263.400

Sorong, Papua 1253 128,47 0,62 1.291.597.013 1 1.291.597.013

8 5.721.557.943 per tahun

Tanjung Perak

Gresik

SPESIFIKASI MESIN

MAIN ENGINE Spec. Satuan

ME 2000 [kW]

2682,04 HP

SFOC = 183,5 g/kWh

SLOC = 0,757 g/kWh

Berat Mesin= 14,525 tons

Speed = 899,300 rpm

AUX. ENGINE Spec. Satuan

AE 350 [kW]

Jumlah AE 2 Unit

Total AE 700 [kW]

938,714 HP

SFOC = 298,000 g/kWh

SLOC = 1,084 g/kWh

Berat Mesin= 1,590 tons

Speed = 1728,620 rpm

Page 102: MODEL PENGUASAAN ARMADA KAPAL HEAVY LIFT CARGO …repository.its.ac.id/47234/1/4413100004-Undergraduate_Thesis.pdf · i tugas akhir – ms 141501 model penguasaan armada kapal heavy

101

- Landing Craft Tank 4

Ukuran Utama

KODE KAPAL LCT 4

DWT 3000

LOA (m) 81,8

B (m) 15,5

H (m) 4

T (m) 3,5

Vs isi (knot) 7 Vs kosong(knot) 9

GT 550

- TCH

Asal Tujuan Jarak (nm) WFO (ton) WDO (ton) Biaya (Rp/roundtrip) frekuensi dalam 1 tahuntotal (Rp)

Luwuk, Sulteng 1368 168,31 0,62 1.690.241.970 1 1.690.241.970

Timika 1559 191,81 0,62 1.925.366.581 1 1.925.366.581

Trisakti, Banjarmasin 279 34,33 0,62 349.662.379 1 349.662.379

Perairan Kangean 165 20,30 0,47 207.774.198 1 207.774.198

Perairan Sampang 38 4,68 0,47 51.434.796 1 51.434.796

Balikpapan, Kaltim 481 59,18 0,62 598.328.198 1 598.328.198

Indramayu, Jawa Barat 389 47,86 0,62 485.074.459 1 485.074.459

Sorong, Papua 1253 154,16 0,62 1.548.674.795 1 1.548.674.795

8 6.856.557.376 per tahun

Tanjung Perak

Gresik

SPESIFIKASI MESIN

MAIN ENGINE Spec. Satuan

ME 2400 [kW]

3218,448 HP

SFOC = 183,5 g/kWh

SLOC = 0,754 g/kWh

Berat Mesin= 15,645 tons

Speed = 897,060 rpm

AUX. ENGINE Spec. Satuan

AE 350 [kW]

Jumlah AE 2 Unit

Total AE 700 [kW]

938,714 HP

SFOC = 298,000 g/kWh

SLOC = 1,084 g/kWh

Berat Mesin= 1,590 tons

Speed = 1728,620 rpm

Kapal DWT CC (Rp) CC per tahun (Rp) Capital Cost + Inflasi Biaya Operasional (Rp) Total Biaya TCH

TB 1 1800 16.612.757.875 1.038.297.367 1.059.063.315 3.469.195.788 4.528.259.102 5.433.910.923

TB 2 4000 22.125.799.028 1.382.862.439 1.410.519.688 4.324.897.903 5.735.417.591 6.882.501.109

TB 3 4600 25.595.715.243 1.599.732.203 1.631.726.847 4.801.813.524 6.433.540.371 7.720.248.445

TB 4 9700 29.037.899.464 1.814.868.716 1.851.166.091 5.146.031.946 6.997.198.037 8.396.637.645

GC 1 2022 15.913.750.401 994.609.400 1.014.501.588 5.278.655.552 6.293.157.140 7.551.788.568

GC 2 4000 24.442.097.424 1.527.631.089 1.558.183.711 6.691.738.665 8.249.922.376 9.899.906.851

GC 3 5500 30.909.499.109 1.931.843.694 1.970.480.568 9.629.266.884 11.599.747.452 13.919.696.943

GC 4 10000 50.311.704.165 3.144.481.510 3.207.371.141 13.731.539.542 16.938.910.682 20.326.692.818

LCT 1 500 12.431.251.385 776.953.212 792.492.276 3.593.052.166 4.385.544.442 5.262.653.330

LCT 2 1000 29.311.942.500 1.831.996.406 1.868.636.334 5.618.735.100 7.487.371.434 8.984.845.721

LCT 3 2000 39.129.020.609 2.445.563.788 2.494.475.064 7.905.350.473 10.399.825.537 12.479.790.644

LCT 4 3000 40.402.161.518 2.525.135.095 2.575.637.797 8.438.179.382 11.013.817.179 13.216.580.615

Page 103: MODEL PENGUASAAN ARMADA KAPAL HEAVY LIFT CARGO …repository.its.ac.id/47234/1/4413100004-Undergraduate_Thesis.pdf · i tugas akhir – ms 141501 model penguasaan armada kapal heavy

102

Lampiran 7. Time Charter Hire

umur ekonomis 20

inflasi 2%

margin 20%

Kapal TahunSisa

UmurDWT CC (Rp) CC per tahun (Rp)

Capital Cost +

Inflasi

TB 1 2013 16 1800 16,612,757,875 1,038,297,367 1,059,063,315

TB 2 2013 16 4000 22,125,799,028 1,382,862,439 1,410,519,688

TB 3 2013 16 4600 25,595,715,243 1,599,732,203 1,631,726,847

TB 4 2013 16 9700 29,037,899,464 1,814,868,716 1,851,166,091

GC 1 2013 16 7966 41,541,907,480 2,596,369,217 2,648,296,602

GC 2 2013 16 7966 41,541,907,480 2,596,369,217 2,648,296,602

GC 3 2013 16 7966 41,541,907,480 2,596,369,217 2,648,296,602

GC 4 2013 16 7966 41,541,907,480 2,596,369,217 2,648,296,602

LCT 1 2013 16 1800 21,221,036,829 1,326,314,802 1,352,841,098

LCT 2 2013 16 4387 38,712,709,863 2,419,544,366 2,467,935,254

LCT 3 2013 16 4788 39,129,020,609 2,445,563,788 2,494,475,064

LCT 4 2013 16 9900 40,402,161,518 2,525,135,095 2,575,637,797

Kapal TahunSisa

UmurDWT

Biaya Operasional

(Rp)Total Biaya (Rp) TCH (Rp)

TB 1 2013 16 1800 3,903,517,788 4,962,581,102 5,955,097,323

TB 2 2013 16 4000 4,454,821,903 5,865,341,591 7,038,409,909

TB 3 2013 16 4600 4,801,813,524 6,433,540,371 7,720,248,445

TB 4 2013 16 9700 5,830,481,946 7,681,648,037 9,217,977,645

GC 1 2013 16 7966 10,625,433,972 13,273,730,574 15,928,476,689

GC 2 2013 16 7966 11,160,357,972 13,808,654,574 16,570,385,489

GC 3 2013 16 7966 11,160,357,972 13,808,654,574 16,570,385,489

GC 4 2013 16 7966 11,380,515,972 14,028,812,574 16,834,575,089

LCT 1 2013 16 1800 4,952,224,419 6,305,065,517 7,566,078,621

LCT 2 2013 16 4387 7,550,995,184 10,018,930,437 12,022,716,525

LCT 3 2013 16 4788 8,100,560,473 10,595,035,537 12,714,042,644

LCT 4 2013 16 9900 9,994,999,382 12,570,637,179 15,084,764,615

Page 104: MODEL PENGUASAAN ARMADA KAPAL HEAVY LIFT CARGO …repository.its.ac.id/47234/1/4413100004-Undergraduate_Thesis.pdf · i tugas akhir – ms 141501 model penguasaan armada kapal heavy

103

Lampiran 8. Capital Cost untuk Kapal Beli

investasi

TB 1 TB 2 TB 3 TB 4 GC 1 GC 2 GC 3 GC 4

harga kapal (Rp) 16.612.757.875 22.125.799.028 25.595.715.243 29.037.899.464 15.913.750.401 24.442.097.424 30.909.499.109 50.311.704.165

pinjaman (Rp) 13.290.206.300 17.700.639.222 20.476.572.194 23.230.319.571 12.731.000.321 19.553.677.939 24.727.599.287 40.249.363.332

angsuran per tahun (Rp) 2.675.356.291 3.563.188.970 4.121.992.164 4.676.329.336 2.562.786.538 3.936.210.928 4.977.735.997 8.102.311.202

nilai akhir kapal (Rp) 332.255.158 442.515.981 511.914.305 580.757.989 318.275.008 488.841.948 618.189.982 1.006.234.083

depresiasi (Rp) 1.017.531.420 1.355.205.190 1.567.737.559 1.778.571.342 974.717.212 1.497.078.467 1.893.206.820 3.081.591.880

setelah margin 3.210.427.549 4.275.826.764 4.946.390.597 5.611.595.203 3.075.343.846 4.723.453.114 5.973.283.196 9.722.773.443

LCT 1 LCT 2 LCT 3 LCT 4

12.431.251.385 29.311.942.500 39.129.020.609 40.402.161.518

9.945.001.108 23.449.554.000 31.303.216.487 32.321.729.214

2.001.956.980 4.720.461.849 6.301.426.423 6.506.455.929

248.625.028 586.238.850 782.580.412 808.043.230

761.414.147 1.795.356.478 2.396.652.512 2.474.632.393

2.402.348.377 5.664.554.219 7.561.711.708 7.807.747.115

pinjaman 80%

bunga pinjaman 12%

masa pinjaman (tenor) 8

grace period 0

pembiayaan per tahun 1

umur ekonomis (tahun) 16

nilai akhir kapal 2%

margin kapal beli 20%

Page 105: MODEL PENGUASAAN ARMADA KAPAL HEAVY LIFT CARGO …repository.its.ac.id/47234/1/4413100004-Undergraduate_Thesis.pdf · i tugas akhir – ms 141501 model penguasaan armada kapal heavy

104

Lampiran 9. Rekap Perbandingan Unit Cost Kapal Sewa dan Kapal Beli

Kapal Milik TB 1 TB 2 TB 3 TB 4 GC 1 GC 2 GC 3 GC 4 LCT 1 LCT 2 LCT 3 LCT 4

Terpilih 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1

DWT 1800 4000 4600 9700 2022 4000 5500 10000 500 1000 2000 3000

total muatan (ton/tahun) 2387,34 2387,34 2387,34 2387,34 2387,34 2387,34 2387,34 2387,34 2387,34 2387,34 2387,34 2387,34

total jarak (nm/tahun) 11064 11064 11064 11064 11064 11064 11064 11064 11064 11064 11064 11064

CC (Rp/tahun) 3.210.427.549 4.275.826.764 4.946.390.597 5.611.595.203 3.075.343.846 4.723.453.114 5.973.283.196 9.722.773.443 2.402.348.377 5.664.554.219 7.561.711.708 7.807.747.115

OC (Rp/tahun) 3.469.195.788 4.324.897.903 4.801.813.524 5.146.031.946 5.278.655.552 6.691.738.665 9.629.266.884 13.731.539.542 3.593.052.166 4.943.507.455 7.905.350.473 8.438.179.382

- gaji kru 1.807.920.000 2.112.318.000 2.242.242.000 2.242.242.000 3.209.868.000 3.514.266.000 5.611.032.000 7.191.018.000 2.101.302.000 2.101.302.000 3.209.868.000 3.589.920.000

- perawatan&perbaikan 498.382.736 663.773.971 767.871.457 871.136.984 795.687.520 1.222.104.871 1.545.474.955 2.515.585.208 497.250.055 1.172.477.700 1.565.160.824 1.616.086.461

- asuransi 664.510.315 885.031.961 1.023.828.610 1.161.515.979 636.550.016 977.683.897 1.236.379.964 2.012.468.167 497.250.055 1.172.477.700 1.565.160.824 1.616.086.461

- perbekalan, pelumas 498.382.736 663.773.971 767.871.457 871.136.984 636.550.016 977.683.897 1.236.379.964 2.012.468.167 497.250.055 497.250.055 1.565.160.824 1.616.086.461

Biaya Tambahan (Rp) 6.000.000 6.000.000 6.000.000 6.000.000 2.000.000 2.000.000 2.000.000 2.000.000 6.000.000 6.000.000 6.000.000 6.000.000

Pendapatan tambahan (Rp) - - - - 23.980.262.450 23.980.262.450 23.980.262.450 23.980.262.450 - - - -

VC (Rp/tahun) 3.923.673.045 5.801.763.296 6.429.606.942 7.685.892.670 5.705.227.956 5.209.715.728 9.239.111.365 10.005.164.659 2.555.297.568 3.010.036.145 5.847.616.816 6.982.616.249

- BBM 3.796.745.722 5.671.323.581 6.296.182.867 7.545.901.440 5.578.180.738 5.075.411.458 9.097.565.699 9.851.719.619 2.430.059.588 2.884.059.361 5.721.557.943 6.856.557.376

- pelabuhan 126.927.323 130.439.715 133.424.074 139.991.230 127.047.217 134.304.270 141.545.666 153.445.040 125.237.980 125.976.784 126.058.873 126.058.873

TC (Rp) 10.609.296.382 14.408.487.962 16.183.811.063 18.449.519.819 - - - - - 13.624.097.819 21.320.678.997 23.234.542.746

Unit Cost (Rp/ton) 4.443.982 6.035.373 6.779.014 7.728.065 - - - - - 5.706.811 8.930.726 9.732.398

Unit Cost (Rp/(ton.nm)) 402 545 613 698 - - - - - 516 807 880

Page 106: MODEL PENGUASAAN ARMADA KAPAL HEAVY LIFT CARGO …repository.its.ac.id/47234/1/4413100004-Undergraduate_Thesis.pdf · i tugas akhir – ms 141501 model penguasaan armada kapal heavy

105

Kapal Sewa Time Charter TB 1 TB 2 TB 3 TB 4 GC 1 GC 2 GC 3 GC 4 LCT 1 LCT 2 LCT 3 LCT 4

Terpilih 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

DWT 1800 4000 4600 9700 2022 4000 5500 10000 500 1000 2000 3000

total muatan (ton/tahun) 2387,34 2387,34 2387,34 2387,34 2387,34 2387,34 2387,34 2387,34 2387,34 2387,34 2387,34 2387,34

total jarak (nm/tahun) 11064 11064 11064 11064 11064 11064 11064 11064 11064 11064 11064 11064

CC (Rp/tahun) 5.433.910.923 6.882.501.109 7.720.248.445 8.396.637.645 7.551.788.568 9.899.906.851 13.919.696.943 20.326.692.818 5.262.653.330 8.984.845.721 12.479.790.644 13.216.580.615

VC (Rp/tahun) 3.923.673.045 5.801.763.296 6.429.606.942 7.685.892.670 5.705.227.956 5.209.715.728 9.239.111.365 10.005.164.659 2.555.297.568 3.010.036.145 5.847.616.816 6.982.616.249

- BBM 3.796.745.722 5.671.323.581 6.296.182.867 7.545.901.440 5.578.180.738 5.075.411.458 9.097.565.699 9.851.719.619 2.430.059.588 2.884.059.361 5.721.557.943 6.856.557.376

- pelabuhan 126.927.323 130.439.715 133.424.074 139.991.230 127.047.217 134.304.270 141.545.666 153.445.040 125.237.980 125.976.784 126.058.873 126.058.873

Biaya Tambahan 6.000.000 6.000.000 6.000.000 6.000.000 2.000.000 2.000.000 2.000.000 2.000.000 6.000.000 6.000.000 6.000.000 6.000.000

TC (Rp) 9.363.583.968 12.690.264.405 14.155.855.387 16.088.530.314 13.259.016.524 15.111.622.579 23.160.808.307 30.333.857.478 7.823.950.898 12.000.881.866 18.333.407.460 20.205.196.864

Unit Cost (Rp/ton) 3.922.183 5.315.650 5.929.551 6.739.103 5.553.887 6.329.900 9.701.512 12.706.132 3.277.267 5.026.884 7.679.429 8.463.477

Unit Cost (Rp/(ton.nm)) 354 480 536 609 502 572 877 1.148 296 454 694 765

Page 107: MODEL PENGUASAAN ARMADA KAPAL HEAVY LIFT CARGO …repository.its.ac.id/47234/1/4413100004-Undergraduate_Thesis.pdf · i tugas akhir – ms 141501 model penguasaan armada kapal heavy

106

Kapal Milik TB 1

DWT 1800

tahun ke - 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

CC (Rp/tahun) 3.210.427.549 3.210.427.549 3.210.427.549 3.210.427.549 3.210.427.549 3.210.427.549 3.210.427.549 3.210.427.549 3.210.427.549 3.210.427.549 3.210.427.549 3.210.427.549

kenaikan biaya 5% 5% 5% 5% 5% 5% 5% 5% 5% 5% 5%

OC (Rp/tahun) 3.469.195.788 3.642.655.577 3.824.788.356 4.016.027.774 4.216.829.162 4.427.670.620 4.649.054.151 4.881.506.859 5.125.582.202 5.381.861.312 5.650.954.378 5.933.502.096

- gaji kru 1.807.920.000 1.898.316.000 1.993.231.800 2.092.893.390 2.197.538.060 2.307.414.962 2.422.785.711 2.543.924.996 2.671.121.246 2.804.677.308 2.944.911.174 3.092.156.732

- perawatan&perbaikan 498.382.736 523.301.873 549.466.967 576.940.315 605.787.331 636.076.697 667.880.532 701.274.559 736.338.287 773.155.201 811.812.961 852.403.609

- asuransi 664.510.315 697.735.831 732.622.622 769.253.753 807.716.441 848.102.263 890.507.376 935.032.745 981.784.382 1.030.873.601 1.082.417.282 1.136.538.146

- perbekalan, pelumas 498.382.736 523.301.873 549.466.967 576.940.315 605.787.331 636.076.697 667.880.532 701.274.559 736.338.287 773.155.201 811.812.961 852.403.609

Biaya Tambahan 6.000.000 6.300.000 6.615.000 6.945.750 7.293.038 7.657.689 8.040.574 8.442.603 8.864.733 9.307.969 9.773.368 10.262.036

VC (Rp/tahun) 3.923.673.045 4.119.856.698 4.325.849.532 4.542.142.009 4.769.249.110 5.007.711.565 5.258.097.143 5.521.002.000 5.797.052.100 6.086.904.705 6.391.249.941 6.710.812.438

- BBM 3.796.745.722 3.986.583.008 4.185.912.159 4.395.207.767 4.614.968.155 4.845.716.563 5.088.002.391 5.342.402.511 5.609.522.636 5.889.998.768 6.184.498.706 6.493.723.642

- pelabuhan 126.927.323 133.273.689 139.937.374 146.934.242 154.280.954 161.995.002 170.094.752 178.599.490 187.529.464 196.905.937 206.751.234 217.088.796

muatan (ton) 2.387

peningkatan 13% 2.387 2.698 3.048 3.445 3.892 4.399 4.970 5.616 6.347 7.172 8.104 9.158

TC (Rp) 10.609.296.382 10.979.239.823 11.367.680.437 11.775.543.082 12.203.798.858 12.653.467.424 13.125.619.417 13.621.379.011 14.141.926.584 14.688.501.536 15.262.405.235 15.865.004.119

Unit Cost (Rp/ton) 4.443.982 4.069.861 3.729.071 3.418.467 3.135.213 2.876.756 2.640.796 2.425.257 2.228.265 2.048.129 1.883.321 1.732.459

Unit Cost (Rp/(ton.nm)) 402 368 337 309 283 260 239 219 201 185 170 157

13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25

3.210.427.549 3.210.427.549 3.210.427.549 3.210.427.549 3.210.427.549 3.210.427.549 3.210.427.549 3.210.427.549 3.210.427.549 3.210.427.549 3.210.427.549 3.210.427.549 3.210.427.549

5% 5% 5% 5% 5% 5% 5% 5% 5% 5% 5% 5% 5%

6.230.177.201 6.541.686.061 6.868.770.364 7.212.208.883 7.572.819.327 7.951.460.293 8.349.033.308 8.766.484.973 9.204.809.222 9.665.049.683 10.148.302.167 10.655.717.275 11.188.503.139

3.246.764.569 3.409.102.797 3.579.557.937 3.758.535.834 3.946.462.626 4.143.785.757 4.350.975.045 4.568.523.797 4.796.949.987 5.036.797.486 5.288.637.361 5.553.069.229 5.830.722.690

895.023.790 939.774.979 986.763.728 1.036.101.915 1.087.907.010 1.142.302.361 1.199.417.479 1.259.388.353 1.322.357.770 1.388.475.659 1.457.899.442 1.530.794.414 1.607.334.135

1.193.365.053 1.253.033.306 1.315.684.971 1.381.469.219 1.450.542.680 1.523.069.814 1.599.223.305 1.679.184.470 1.763.143.694 1.851.300.879 1.943.865.922 2.041.059.219 2.143.112.180

895.023.790 939.774.979 986.763.728 1.036.101.915 1.087.907.010 1.142.302.361 1.199.417.479 1.259.388.353 1.322.357.770 1.388.475.659 1.457.899.442 1.530.794.414 1.607.334.135

10.775.138 11.313.895 11.879.590 12.473.569 13.097.248 13.752.110 14.439.715 15.161.701 15.919.786 16.715.776 17.551.564 18.429.143 19.350.600

7.046.353.060 7.398.670.713 7.768.604.248 8.157.034.461 8.564.886.184 8.993.130.493 9.442.787.018 9.914.926.368 10.410.672.687 10.931.206.321 11.477.766.637 12.051.654.969 12.654.237.718

6.818.409.824 7.159.330.315 7.517.296.831 7.893.161.672 8.287.819.756 8.702.210.744 9.137.321.281 9.594.187.345 10.073.896.712 10.577.591.548 11.106.471.125 11.661.794.681 12.244.884.415

227.943.236 239.340.398 251.307.418 263.872.788 277.066.428 290.919.749 305.465.737 320.739.024 336.775.975 353.614.773 371.295.512 389.860.288 409.353.302

10.348 11.693 13.213 14.931 16.872 19.065 21.544 24.345 27.510 31.086 35.127 39.693 44.854

16.497.732.948 17.162.098.218 17.859.681.751 18.592.144.461 19.361.230.307 20.168.770.445 21.016.687.590 21.907.000.592 22.841.829.244 23.823.399.328 24.854.047.917 25.936.228.936 27.072.519.005

1.594.295 1.467.697 1.351.641 1.245.198 1.147.529 1.057.868 975.524 899.867 830.324 766.376 707.550 653.414 603.576

144 133 122 113 104 96 88 81 75 69 64 59 55

Page 108: MODEL PENGUASAAN ARMADA KAPAL HEAVY LIFT CARGO …repository.its.ac.id/47234/1/4413100004-Undergraduate_Thesis.pdf · i tugas akhir – ms 141501 model penguasaan armada kapal heavy

107

Kapal Sewa TB 1

DWT 1800

tahun ke - 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

kenaikan biaya 5% 5% 5% 5% 5% 5% 5% 5% 5% 5% 5% 5%

CC (Rp/tahun) 5.433.910.923 5.705.606.469 5.990.886.792 6.290.431.132 6.604.952.688 6.935.200.323 7.281.960.339 7.646.058.356 8.028.361.274 8.429.779.337 8.851.268.304 9.293.831.719

VC (Rp/tahun) 3.923.673.045 4.119.856.698 4.325.849.532 4.542.142.009 4.769.249.110 5.007.711.565 5.258.097.143 5.521.002.000 5.797.052.100 6.086.904.705 6.391.249.941 6.710.812.438

- BBM 3.796.745.722 3.986.583.008 4.185.912.159 4.395.207.767 4.614.968.155 4.845.716.563 5.088.002.391 5.342.402.511 5.609.522.636 5.889.998.768 6.184.498.706 6.493.723.642

- pelabuhan 126.927.323 133.273.689 139.937.374 146.934.242 154.280.954 161.995.002 170.094.752 178.599.490 187.529.464 196.905.937 206.751.234 217.088.796

muatan (ton) 2.387

peningkatan 13% 2.387 2.698 3.048 3.445 3.892 4.399 4.970 5.616 6.347 7.172 8.104 9.158

Biaya Tambahan 6.000.000 6.000.000 6.000.000 6.000.000 6.000.000 6.000.000 6.000.000 6.000.000 6.000.000 6.000.000 6.000.000 6.000.000

TC (Rp) 9.363.583.968 9.831.463.166 10.322.736.325 10.838.573.141 11.380.201.798 11.948.911.888 12.546.057.482 13.173.060.356 13.831.413.374 14.522.684.043 15.248.518.245 16.010.644.157

Unit Cost (Rp/ton) 3.922.183 3.644.395 3.386.286 3.146.462 2.923.627 2.716.576 2.524.192 2.345.434 2.179.339 2.025.007 1.881.607 1.748.363

Unit Cost (Rp/(ton.nm)) 354 329 306 284 264 246 228 212 197 183 170 158

13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25

5% 5% 5% 5% 5% 5% 5% 5% 5% 5% 5% 5% 5%

9.758.523.305 10.246.449.471 10.758.771.944 11.296.710.541 11.861.546.068 12.454.623.372 13.077.354.540 13.731.222.267 14.417.783.381 15.138.672.550 15.895.606.177 16.690.386.486 17.524.905.810

7.046.353.060 7.398.670.713 7.768.604.248 8.157.034.461 8.564.886.184 8.993.130.493 9.442.787.018 9.914.926.368 10.410.672.687 10.931.206.321 11.477.766.637 12.051.654.969 12.654.237.718

6.818.409.824 7.159.330.315 7.517.296.831 7.893.161.672 8.287.819.756 8.702.210.744 9.137.321.281 9.594.187.345 10.073.896.712 10.577.591.548 11.106.471.125 11.661.794.681 12.244.884.415

227.943.236 239.340.398 251.307.418 263.872.788 277.066.428 290.919.749 305.465.737 320.739.024 336.775.975 353.614.773 371.295.512 389.860.288 409.353.302

10.348 11.693 13.213 14.931 16.872 19.065 21.544 24.345 27.510 31.086 35.127 39.693 44.854

6.000.000 6.000.000 6.000.000 6.000.000 6.000.000 6.000.000 6.000.000 6.000.000 6.000.000 6.000.000 6.000.000 6.000.000 6.000.000

16.810.876.365 17.651.120.183 18.533.376.192 19.459.745.002 20.432.432.252 21.453.753.865 22.526.141.558 23.652.148.636 24.834.456.068 26.075.878.871 27.379.372.814 28.748.041.455 30.185.143.528

1.624.556 1.509.518 1.402.627 1.303.305 1.211.018 1.125.267 1.045.588 971.552 902.758 838.837 779.441 724.252 672.971

147 136 127 118 109 102 95 88 82 76 70 65 61

Page 109: MODEL PENGUASAAN ARMADA KAPAL HEAVY LIFT CARGO …repository.its.ac.id/47234/1/4413100004-Undergraduate_Thesis.pdf · i tugas akhir – ms 141501 model penguasaan armada kapal heavy

108

Kapal Milik TB 1

DWT 1800

tahun ke - 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

CC (Rp/tahun) 3.210.427.549 3.210.427.549 3.210.427.549 3.210.427.549 3.210.427.549 3.210.427.549 3.210.427.549 3.210.427.549 3.210.427.549 3.210.427.549 3.210.427.549 3.210.427.549

kenaikan biaya 5% 5% 5% 5% 5% 5% 5% 5% 5% 5% 5%

OC (Rp/tahun) 3.469.195.788 3.642.655.577 3.824.788.356 4.016.027.774 4.216.829.162 4.427.670.620 4.649.054.151 4.881.506.859 5.125.582.202 5.381.861.312 5.650.954.378 5.933.502.096

- gaji kru 1.807.920.000 1.898.316.000 1.993.231.800 2.092.893.390 2.197.538.060 2.307.414.962 2.422.785.711 2.543.924.996 2.671.121.246 2.804.677.308 2.944.911.174 3.092.156.732

- perawatan&perbaikan 498.382.736 523.301.873 549.466.967 576.940.315 605.787.331 636.076.697 667.880.532 701.274.559 736.338.287 773.155.201 811.812.961 852.403.609

- asuransi 664.510.315 697.735.831 732.622.622 769.253.753 807.716.441 848.102.263 890.507.376 935.032.745 981.784.382 1.030.873.601 1.082.417.282 1.136.538.146

- perbekalan, pelumas 498.382.736 523.301.873 549.466.967 576.940.315 605.787.331 636.076.697 667.880.532 701.274.559 736.338.287 773.155.201 811.812.961 852.403.609

Biaya Tambahan 6.000.000 6.300.000 6.615.000 6.945.750 7.293.038 7.657.689 8.040.574 8.442.603 8.864.733 9.307.969 9.773.368 10.262.036

VC (Rp/tahun) 3.923.673.045 4.119.856.698 4.325.849.532 4.542.142.009 4.769.249.110 5.007.711.565 5.258.097.143 5.521.002.000 5.797.052.100 6.086.904.705 6.391.249.941 6.710.812.438

- BBM 3.796.745.722 3.986.583.008 4.185.912.159 4.395.207.767 4.614.968.155 4.845.716.563 5.088.002.391 5.342.402.511 5.609.522.636 5.889.998.768 6.184.498.706 6.493.723.642

- pelabuhan 126.927.323 133.273.689 139.937.374 146.934.242 154.280.954 161.995.002 170.094.752 178.599.490 187.529.464 196.905.937 206.751.234 217.088.796

muatan (m3) 61.228

peningkatan 13% 61.228 69.187 78.181 88.345 99.830 112.808 127.473 144.044 162.770 183.930 207.841 234.860

TC (Rp) 10.609.296.382 10.979.239.823 11.367.680.437 11.775.543.082 12.203.798.858 12.653.467.424 13.125.619.417 13.621.379.011 14.141.926.584 14.688.501.536 15.262.405.235 15.865.004.119

Unit Cost (Rp/m3) 173.276 158.689 145.401 133.290 122.246 112.168 102.968 94.564 86.883 79.859 73.433 67.551

Unit Cost (Rp/(m3.nm)) 16 14 13 12 11 10 9 9 8 7 7 6

13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25

3.210.427.549 3.210.427.549 3.210.427.549 3.210.427.549 3.210.427.549 3.210.427.549 3.210.427.549 3.210.427.549 3.210.427.549 3.210.427.549 3.210.427.549 3.210.427.549 3.210.427.549

5% 5% 5% 5% 5% 5% 5% 5% 5% 5% 5% 5% 5%

6.230.177.201 6.541.686.061 6.868.770.364 7.212.208.883 7.572.819.327 7.951.460.293 8.349.033.308 8.766.484.973 9.204.809.222 9.665.049.683 10.148.302.167 10.655.717.275 11.188.503.139

3.246.764.569 3.409.102.797 3.579.557.937 3.758.535.834 3.946.462.626 4.143.785.757 4.350.975.045 4.568.523.797 4.796.949.987 5.036.797.486 5.288.637.361 5.553.069.229 5.830.722.690

895.023.790 939.774.979 986.763.728 1.036.101.915 1.087.907.010 1.142.302.361 1.199.417.479 1.259.388.353 1.322.357.770 1.388.475.659 1.457.899.442 1.530.794.414 1.607.334.135

1.193.365.053 1.253.033.306 1.315.684.971 1.381.469.219 1.450.542.680 1.523.069.814 1.599.223.305 1.679.184.470 1.763.143.694 1.851.300.879 1.943.865.922 2.041.059.219 2.143.112.180

895.023.790 939.774.979 986.763.728 1.036.101.915 1.087.907.010 1.142.302.361 1.199.417.479 1.259.388.353 1.322.357.770 1.388.475.659 1.457.899.442 1.530.794.414 1.607.334.135

10.775.138 11.313.895 11.879.590 12.473.569 13.097.248 13.752.110 14.439.715 15.161.701 15.919.786 16.715.776 17.551.564 18.429.143 19.350.600

7.046.353.060 7.398.670.713 7.768.604.248 8.157.034.461 8.564.886.184 8.993.130.493 9.442.787.018 9.914.926.368 10.410.672.687 10.931.206.321 11.477.766.637 12.051.654.969 12.654.237.718

6.818.409.824 7.159.330.315 7.517.296.831 7.893.161.672 8.287.819.756 8.702.210.744 9.137.321.281 9.594.187.345 10.073.896.712 10.577.591.548 11.106.471.125 11.661.794.681 12.244.884.415

227.943.236 239.340.398 251.307.418 263.872.788 277.066.428 290.919.749 305.465.737 320.739.024 336.775.975 353.614.773 371.295.512 389.860.288 409.353.302

265.392 299.893 338.879 382.934 432.715 488.968 552.534 624.363 705.531 797.250 900.892 1.018.008 1.150.349

16.497.732.948 17.162.098.218 17.859.681.751 18.592.144.461 19.361.230.307 20.168.770.445 21.016.687.590 21.907.000.592 22.841.829.244 23.823.399.328 24.854.047.917 25.936.228.936 27.072.519.005

62.164 57.227 52.702 48.552 44.744 41.248 38.037 35.087 32.375 29.882 27.588 25.477 23.534

6 5 5 4 4 4 3 3 3 3 2 2 2

Page 110: MODEL PENGUASAAN ARMADA KAPAL HEAVY LIFT CARGO …repository.its.ac.id/47234/1/4413100004-Undergraduate_Thesis.pdf · i tugas akhir – ms 141501 model penguasaan armada kapal heavy

109

Kapal Sewa TB 1

DWT 1800

tahun ke - 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

kenaikan biaya 5% 5% 5% 5% 5% 5% 5% 5% 5% 5% 5% 5%

CC (Rp/tahun) 5.433.910.923 5.705.606.469 5.990.886.792 6.290.431.132 6.604.952.688 6.935.200.323 7.281.960.339 7.646.058.356 8.028.361.274 8.429.779.337 8.851.268.304 9.293.831.719

VC (Rp/tahun) 3.923.673.045 4.119.856.698 4.325.849.532 4.542.142.009 4.769.249.110 5.007.711.565 5.258.097.143 5.521.002.000 5.797.052.100 6.086.904.705 6.391.249.941 6.710.812.438

- BBM 3.796.745.722 3.986.583.008 4.185.912.159 4.395.207.767 4.614.968.155 4.845.716.563 5.088.002.391 5.342.402.511 5.609.522.636 5.889.998.768 6.184.498.706 6.493.723.642

- pelabuhan 126.927.323 133.273.689 139.937.374 146.934.242 154.280.954 161.995.002 170.094.752 178.599.490 187.529.464 196.905.937 206.751.234 217.088.796

muatan (m3) 61.228

peningkatan 13% 61.228 69.187 78.181 88.345 99.830 112.808 127.473 144.044 162.770 183.930 207.841 234.860

Biaya Tambahan 6.000.000 6.000.000 6.000.000 6.000.000 6.000.000 6.000.000 6.000.000 6.000.000 6.000.000 6.000.000 6.000.000 6.000.000

TC (Rp) 9.363.583.968 9.831.463.166 10.322.736.325 10.838.573.141 11.380.201.798 11.948.911.888 12.546.057.482 13.173.060.356 13.831.413.374 14.522.684.043 15.248.518.245 16.010.644.157

Unit Cost (Rp/m3) 152.931 142.100 132.036 122.685 113.996 105.923 98.421 91.451 84.975 78.958 73.366 68.171

Unit Cost (Rp/(m3.nm)) 14 13 12 11 10 10 9 8 8 7 7 6

13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25

5% 5% 5% 5% 5% 5% 5% 5% 5% 5% 5% 5% 5%

9.758.523.305 10.246.449.471 10.758.771.944 11.296.710.541 11.861.546.068 12.454.623.372 13.077.354.540 13.731.222.267 14.417.783.381 15.138.672.550 15.895.606.177 16.690.386.486 17.524.905.810

7.046.353.060 7.398.670.713 7.768.604.248 8.157.034.461 8.564.886.184 8.993.130.493 9.442.787.018 9.914.926.368 10.410.672.687 10.931.206.321 11.477.766.637 12.051.654.969 12.654.237.718

6.818.409.824 7.159.330.315 7.517.296.831 7.893.161.672 8.287.819.756 8.702.210.744 9.137.321.281 9.594.187.345 10.073.896.712 10.577.591.548 11.106.471.125 11.661.794.681 12.244.884.415

227.943.236 239.340.398 251.307.418 263.872.788 277.066.428 290.919.749 305.465.737 320.739.024 336.775.975 353.614.773 371.295.512 389.860.288 409.353.302

265.392 299.893 338.879 382.934 432.715 488.968 552.534 624.363 705.531 797.250 900.892 1.018.008 1.150.349

6.000.000 6.000.000 6.000.000 6.000.000 6.000.000 6.000.000 6.000.000 6.000.000 6.000.000 6.000.000 6.000.000 6.000.000 6.000.000

16.810.876.365 17.651.120.183 18.533.376.192 19.459.745.002 20.432.432.252 21.453.753.865 22.526.141.558 23.652.148.636 24.834.456.068 26.075.878.871 27.379.372.814 28.748.041.455 30.185.143.528

63.343 58.858 54.690 50.818 47.219 43.876 40.769 37.882 35.200 32.707 30.391 28.240 26.240

6 5 5 5 4 4 4 3 3 3 3 3 2

Page 111: MODEL PENGUASAAN ARMADA KAPAL HEAVY LIFT CARGO …repository.its.ac.id/47234/1/4413100004-Undergraduate_Thesis.pdf · i tugas akhir – ms 141501 model penguasaan armada kapal heavy
Page 112: MODEL PENGUASAAN ARMADA KAPAL HEAVY LIFT CARGO …repository.its.ac.id/47234/1/4413100004-Undergraduate_Thesis.pdf · i tugas akhir – ms 141501 model penguasaan armada kapal heavy

1

BIODATA PENULIS

Nisa Ur Rofiah lahir di Blitar 12 Juni 1994. Melalui pendidikan dasar

di MI MWB Mronjo pada 2001 – 2007. Selanjutnya menjalani

pendidikan menengah pertama pada 2007 – 2010 di MTsN Jabung,

kemudian melanjutkan pendidikan menengah atas di SMA 1 Talun di

Blitar. Pada tahun 2013 masuk ke Perguruan Tinggi Negeri Institut

Teknologi Sepuluh Nopember di jurusan Transportasi Laut – FTK ITS.

Pernah menjadi staff divisi eksternal di Himpunan Mahasiswa Transportasi Laut periode 2014-

2015 dan Sekretaris Himpunan Mahasiswa Transportasi Laut periode 2015-2016. Pada Juni

2016 melaksanakan Kerja Praktek I di Terminal Petikemas KOJA dan pada Maret 2016

melaksanakan Kerja Praktek II di Perusahaan Pelayaran Intan Borneo Wisesa Group.

Email: [email protected]

Page 113: MODEL PENGUASAAN ARMADA KAPAL HEAVY LIFT CARGO …repository.its.ac.id/47234/1/4413100004-Undergraduate_Thesis.pdf · i tugas akhir – ms 141501 model penguasaan armada kapal heavy

2