Model pengembangan wilayah untuk pembangunan pelabuhan...

44
MODEL PENGEMBANGAN WILAYAH UNTUK PEMBANGUNAN PELABUHAN (Studi Kasus:Pantai Selatan Jawa Timur) Oleh Wahyu Putra Gantara 4104 100 061 UJIAN TUGAS AKHIR JURUSAN TEKNIK PERKAPALAN BIDANG STUDI TRANSPORTASI LAUT DAN LOGISTIK INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA 2012

Transcript of Model pengembangan wilayah untuk pembangunan pelabuhan...

MODEL PENGEMBANGAN WILAYAH UNTUK PEMBANGUNAN PELABUHAN

(Studi Kasus:Pantai Selatan Jawa Timur)

Oleh Wahyu Putra Gantara

4104 100 061

UJIAN TUGAS AKHIR

JURUSAN TEKNIK PERKAPALAN

BIDANG STUDI TRANSPORTASI LAUT DAN LOGISTIK

INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA 2012

PENDAHULUAN LATAR BELAKANG Kondisi daerah Pantai Selatan Jawa Timur yang kurang berkembang. Sarana transportasi yang kurang memadai

PERUMUSAN MASALAH Penentuan sektor unggulan di tiap – tiap kabupaten Jawa Timur Selatan Penentuan dimensi panjang dermaga optimal di daerah Pantai Selatan Jawa Timur BATASAN MASALAH Penelitian tidak menghitung infrastruktur . Penelitian tidak menyusun RTRW. Daerah untuk perhitungan adalah 8 kabupaten di Jawa Timur Selatan yaitu Pacitan, Trenggalek, Tulungagung, Blitar, Malang, Lumajang, jember dan Banyuwangi Istilah ekspor yang digunakan dalam tugas akhir ini bukan berarti harus menjual ke luar negeri melainkan ke luar daerah.

TUJUAN PENELITIAN 1.Mengetahui sektor potensial di tiap kabupaten

2.Menentukan dimensi panjang dermaga optimal di daerah Pantai Selatan Jawa Timur

MANFAAT PENELITIAN 1. Mengetahui sektor unggulan di tiap – tiap

kabupaten Jawa Timur Selatan yang berpotensi 2. Memberi sebuah gambaran dimensi panjang dermaga yang ideal di daerah Pantai Selatan Jawa Timur

TINJAUAN PUSTAKA

Pertumbuhan wilayah merupakan kenaikan seluruh nilai tambah atau output perkapita dalam jangka panjang yang terjadi diseluruh suatu wilayah

Teori Pertumbuhan Wilayah Teori Penjelasan

Ekonomi Klasik

Tersedianya fasilitas pendukung pada industri suatu wilayah sehingga tercapai penghematan eksternal. melihatnya dari sisi supply, jangka pajang, ekonomi selalu dalam keadaan full employment.

Teori Neoklasik

Memandang bahwa jumlah output (barang dan jasa) yang dihasilkan oleh suatu perekonomian ditentukan oleh ketersediaan dan jumlah faktor produksi (modal dan tenaga kerja) yang digunakan.

Schumpeter Wiraswasta sebagai inovasi untuk mengadakan kombinasi baru bagi faktor produksi

Harrod Domar

Pertumbuhan ekonomi mau berkembang dengan mantap {Steady Growth) tidak hanya melihat dari sisi permintaan dan penawaran saja, tetapi dari keduanya baik permintaan dan penawaran harus berinteraksi. Dari sisi penawaran akan terbentuk pertumbuhan dengan adanya pembentukan modal.

Teori Basis Ekspor

Sektor produksi atau jenis pekerjaan yang terdapat di dalam suatu wilayah terdiri atas sektor basis dan nonbasis.

Teori Basis Ekonomi

• Location Quotient

• Teori Basis Ekspor • Sumber : (Idham, 2001)

• Metode Shift Share :

1. Differential shift : Dj = Yijt – (Yit / Yo) Yijo

2. Proportional shift : Pj = ((Yit / Yio) – (Yt / Yo))Yijo

3. Regional share : Nij = Yijo (Yt / Yo) – Yijo

Sumber : (Azis, 1993)

BOR Perbandingan antara jumlah waktu pemakaian tiap dermaga yang tersedia dengan jumlah waktu yang tersedia selama satu periode (bulan / tahun) yang dinyatakan dalam persentase

Panjang Dermaga

METODOLOGI PENELITIAN

Survey data dan lapangan

Identifikasi Masalah

Teori Pengembangan Wilayah

Studi Literatur

Teori Basis Ekspor

PELABUHAN

· Panjang Dermaga· Draft pelabuhan· BOR· GT, DWT . LOA· Jumlah Kunjungan Kapal· Kecepatan B / M· Biaya Pelabuhan

PELAYARAN

· Jarak dan waktu tempuh· Biaya kapal

è TC = f{FC,VC} TC = FC + VC

· Biaya transportasièCij = f {Rij,t} Cij = Rij * t

Mulai

Panjang dermaga

Kinerja pelabuhan

Ya

Tidak

BOR > 70%

Perhitungan LQ

Potensi sektor potensial

PDRB Analisa Shift Share

Differential Shift

Proportionally Shift

Regional Share

Analisa dan Pembahasan

• Location Quotient

• LQ Kabupaten Pacitan :

• LQ = (467.056,47/41.354.488.14) /(1.090.116,15/218.452.389.09) = 2.26

• LQ rata –rata pertahun:

• (2.26 + 2.27 + 2.26 + 2.24 + 2.23 + 2.24) / 6 = 2.25

Perhitungan Nilai LQ Rata - rata

Perhitungan Nilai Ekspor Sektor Basis

perhitungan sektor pertanian di Kabupaten Pacitan adalah sebagai berikut :

Nilai LQ pada tahun 2002 = 2.61 NTB tahun 2002 = 316.384,57 Maka, nilai = [(2.61 – 1) / 2.61] x

316.384,57 = 195334.33 Nilai rata-rata sektor pertanian dari tahun 2002 – 2007 adalah : (195334.33 + 196158.92 + 197539.05 + 197851.92 + 198652.40 +

198880.30) / 6 = 197402.82

Perhitungan Nilai Ekspor Sektor Basis (dalam Juta Rp)

• Metode Shift Share :

1. Differential shift : Dj = Yijt – (Yit / Yo)Yijo

Perhitungan D-Shift sektor pertanian Kabupaten Pacitan :

• Yijt = 476.660,53

• Yijo = 467.056,47

• Yit = 42.143.437,26

• Yo = 41.354.488,14

• Sehingga untuk nilai Dj = 476.660,53 – [(42.143.437,26 / 41.354.488,14) x 467.056,47]

= 693.71

• Nilai rata – rata dari periode 2002 – 2003 sampai periode 2006 – 2007 adalah :

• (693.71 + (-535.22) + (-4389.67) + (-2911.36) + (2337.57)) / 5 = - 960.99

Hasil perhitungan D-Shift (Dj) atau Differential Shift Rata - Rata

2. Proportional shift : Pj = ((Yit / Yio) – (Yt / Yo))Yijo Perhitungan P-Shift sektor pertanian Kabupaten Pacitan : Yit = 42.143.437,26 Yio = 41.354.488,14 Yt = 228.884.458,54 Yo = 218.452.389,09 Yijo = 467.056,47 Sehingga untuk nilai Pj = [(42.143.437,26 / 41.354.488,14 )-

(228.884.458,54/ 218.452.389,09)] x 467.056,47 = -133393.67 Nilai rata – rata dari periode 2002 – 2003 sampai periode

2006 – 2007 adalah : (-133393.67 + (-9325.20) + (-7906.17) + (-3912.98) + (-

8500.28)) / 5 = - 8607.66

Hasil perhitungan P-Shift (Pj) atau Proportionality Shift Rata - Rata

• 3. Regional share : Nij = Yijo (Yt / Yo) – Yijo

• Maka besarnya nilai Nij sektor pertanian Kabupaten pacitan periode 2002 – 2003 adalah sebagai berikut :

• Nij = 467.056,47 (228.884.458,54 / 218.452.389,09) – 467.056,47

• = 22.304,22

• Nilai rata – rata sektor pertanian dari periode 2002 – 2003 sampai periode 2006 – 2007 adalah :

• (22.304,22 + 22.762,65 + 23.378,79 + 23.908,05 + 24.723,87) / 5 = 23.415,48

Hasil Perhitungan Regional Share (Nij) Rata - Rata

Nilai Perhitungan Besar PDRB

• Nilai perhitungan besar PDRB

• Gij = 476.660,53 – 467.056,47

• = 9.604,06

• Nilai rata – rata dari periode 2002 – 2003 sampai periode 2006 – 2007 adalah :

• ( 9.604,06 + 12.902,23 + 11.082,95 + 17.083,71 +18.561,16) / 5 = 13.846,82

Hasil Perhitungan Pertumbuhan Aktual ( Gij ) Rata - Rata

Tipe Tipologi Sektor Berdasarkan Analisis LQ, D-Shift dan

P-Shift

Hasil Analisis Tipologi Sektor Berdasarkan Analisis LQ, D-Shift dan P-Shift Kabupaten Pacitan

• Klasifikasi Sektor Berdasarkan Analisa LQ dan D-Shift

Klasifikasi Sektor Berdasarkan Analisis LQ dan R-Share Regional Share

• Klasifikasi Sektor Berdasarkan Analisa LQ dan R - Share

Analisa Location Quotient dan Regional Share

Pemilihan Sektor Potensial di Kabupaten di Pacitan

Sektor Potensial Kabupaten Pacitan Berdasarkan Location Quotient, Differential Shift dan Proportional Shift

Sektor potensial Kabupaten Pacitan Berdasarkan Analisa Location Quotient dan Regional Share

Dari analisis yaitu LQ kombinasi D-Shift, P-Shift dan R-Share di atas, maka dapat disimpulkan bahwa di Kabupaten Pacitan terdapat 5 sektor potensial yaitu : •Sektor Pertambangan •Sektor Konstruksi •Sektor Keuangan, Persewaan, dan Jasa Perusahaan •Sektor Jasa – jasa •Sektor Pertanian

Arus Kunjungan Kapal di Pelabuhan Tanjung Wangi

Bongkar Muat Barang di Pelabuhan Tanjung Wangi

Data Rata-rata Muatan per kapal B/M Pelabuhan Tanjung Wangi per tahun

Perhitungan DWT

• Untuk memperoleh perhitungan DWT yaitu dengan cara perkalian antara total rata –rata muatan perkapal 1,239.30 ton dikalikan dengan 0.8 sehingga diperoleh hasil DWT = 991.44 ton. Selanjutnya dicari kapal pembanding yang memiliki harga DWTnya 20% lebih kecil sampai 30% lebih besar dan diperoleh hasil data kapal pembanding

Data Kapal Pembanding

Pemilihan Armada

Total Biaya Pelabuhan

Total Biaya Pelabuhan

Total Biaya Transportasi

Batasan Panjang Kapal Terhadap Panjang Dermaga

Batasan Sarat Kapal Terhadap Kedalaman Pelabuhan

Biaya Angkut per Ton Minimum

Perhitungan BOR

Perhitungan Panjang Dermaga

Ldermaga = ( 1007 + 5 ) x 3835.2/ (85.57% x 24 x 330) = 573 m

Kesimpulan

• Dari analisa yang dilakukan, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut :

1. Sektor unggulan di tiap kabupaten Jawa Timur Selatan berdasarkan analisa Location Quotient dan Shift Share adalah :

• Kabupaten Pacitan adalah Sektor Konstruksi, Pertambangan, Jasa-jasa, Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan dan Pertanian.

• Kabupaten Trenggalek adalah Sektor Pertambangan, Pertanian dan Jasa-jasa.

• Kabupaten Tulungagung adalah Sektor Pertambangan, Perdagangan, Hotel dan Restoran, Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan, Pertanian dan Jasa.

• Kabupaten Blitar adalah Sektor Pertambangan, Jasa-jasa, Pertanian dan Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan.

• Kabupaten Malang adalah Sektor Pertambangan, Pertanian dan Jasa-jasa.

• Kabupaten Lumajang adalah Sektor Pertambangan, Pertanian, Jasa-jasa dan Konstruksi.

• Kabupaten Jember adalah Sektor Pertanian, Jasa-jasa, Pertambangan dan Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan.

• Kabupaten Banyuwangi adalah Pertanian, Pertambangan dan Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan.

2. Armada kapal yang digunakan adalah kapal dengan DWT 1050 ton dengan biaya transportasi distribusi muatan ekspor dari Pelabuhan Tanjung Wangi ke Benoa yang paling minimum adalah Rp 16.350.021 dengan biaya angkut per ton yang paling minimum sebesar Rp 15.571.

3. Panjang dermaga yang dibutuhkan dengan BOR sebesar 85.57% dengan menggunakan data kapal pembanding adalah 573 m

Saran

• Menyiapkan konsep perencanaan dalam upaya persiapan pengelolaan sektor – sektor potensial di tiap kabupaten untuk dikembangkan, sehingga pertumbuhan ekonomi dapat segera tercipta di Jawa Timur Selatan

Terima Kasih