MODEL PENELITIAN FILSFAH ISLAM.docx

6
MODEL PENELITIAN FILSFAH ISLAM Filsafat islam merupakan salah satu bidang studi islam yang keberadaannya telah menimbulkan pro dan kontra. Sebagian mereka yang berfikiran maju dan bersifat liberal cenderung mau menerima pemikiran filsafat islam. Sedangkan bagi mereka yang bersifat tradisional yakni berpegang teguh pada doktrin ajaran al-quran dan al-hadis secara tekstual, cenderung kurang mau menerima filsafat, bahkan menolaknya. Sedangan pada masyarakat secara umum seperti yang terjadi di kalangan pesantren, pemikiran filsafat masih di anggap terlarang karna dapat melemahkan iman. 1 A. Pengertian Filsafat Islam Dari segi bahasa, filsafat islam terdiri dari gabungan kata filsafah dan islam. Kata filsafat berasal dari kata philo yang berarti cint, dan kata sopos yang berarti ilmu atau hikmah. Dengan demikian secara bahasa filsafat berarti cinta ilmu atau hikmah. Dalam hubungan ini, A-syaibani berpendapat bahwa filsafat bukanlah hikmah itu sendiri, melainkan cinta terhadap hikmah dan berusaha mendapatkannya, memusatkan perhatian padanya dan menciptakan sikap positif terhadapnya. Selanjutnya kata islam berasal dari bahasa arab aslama, yuslimu islaman yang berarti patuh, tunduk, berserah diri, serta memohon selamat serta sentosa. Kata tersebut berasal dari salima yang berarti selamat, sentosa, aman, damai. Selanjutnya islam menjadi suatu istilah atau nama bagi agama yang ajaran-ajarannya di wahyukan tuhan kepada masyarakat manusia melalui nabi muhammad saw. MODEL- MODEL PENELITIAN FILSAFAH ISLAM 1. Model M. Amin Abdullah Model penelitian M. Amin Abdullah mengambil metode penelitian kepustakaan yang bercorak deskriptif, yaitu 1

Transcript of MODEL PENELITIAN FILSFAH ISLAM.docx

Page 1: MODEL PENELITIAN FILSFAH ISLAM.docx

MODEL PENELITIAN FILSFAH ISLAM

Filsafat islam merupakan salah satu bidang studi islam yang keberadaannya telah menimbulkan pro dan kontra. Sebagian mereka yang berfikiran maju dan bersifat liberal cenderung mau menerima pemikiran filsafat islam. Sedangkan bagi mereka yang bersifat tradisional yakni berpegang teguh pada doktrin ajaran al-quran dan al-hadis secara tekstual, cenderung kurang mau menerima filsafat, bahkan menolaknya. Sedangan pada masyarakat secara umum seperti yang terjadi di kalangan pesantren, pemikiran filsafat masih di anggap terlarang karna dapat melemahkan iman.1

A. Pengertian Filsafat IslamDari segi bahasa, filsafat islam terdiri dari gabungan kata filsafah dan islam.

Kata filsafat berasal dari kata philo yang berarti cint, dan kata sopos yang berarti ilmu atau hikmah. Dengan demikian secara bahasa filsafat berarti cinta ilmu atau hikmah. Dalam hubungan ini, A-syaibani berpendapat bahwa filsafat bukanlah hikmah itu sendiri, melainkan cinta terhadap hikmah dan berusaha mendapatkannya, memusatkan perhatian padanya dan menciptakan sikap positif terhadapnya.

Selanjutnya kata islam berasal dari bahasa arab aslama, yuslimu islaman yang berarti patuh, tunduk, berserah diri, serta memohon selamat serta sentosa. Kata tersebut berasal dari salima yang berarti selamat, sentosa, aman, damai. Selanjutnya islam menjadi suatu istilah atau nama bagi agama yang ajaran-ajarannya di wahyukan tuhan kepada masyarakat manusia melalui nabi muhammad saw.

MODEL- MODEL PENELITIAN FILSAFAH ISLAM

1. Model M. Amin AbdullahModel penelitian M. Amin Abdullah mengambil metode penelitian kepustakaan yang bercorak deskriptif, yaitu penelitian yang mengambil bahan-bahan kajiannya pada berbagai sumber baik yang ditulis oleh tokoh yang diteliti itu sendiri (sumber primer), maupun sumber yang ditulis oleh orang lain mengenai tokoh yang ditelitinya itu (sumber sekunder). Selanjutnya, dilihat dari segi pendekatan yang digunakan, M. Amin Abdullah kelihatan nya mengambil pendekatan study tokoh dengan cara melakukan study komperasi antara pemikiran kedua tokoh (Al-Ghazali dan Imanuel Kant) , khusus nya dalam bidang etika.

2. Model Otto Horrassowitz, Majid Fakhry dan Harun NasutionDalam bukunya berjudul History of Mualim Philosophy, yang diterjemahkan dan disunting oleh M.M. Syarif ke dalam bahasa Indonesia menjadi Para Filosof Muslim, Otto Horrassowitz telah melakukan penelitian terhadap seluruh pemikiran filsafat Islam yang berasal dari tokoh-tokoh filosof abad klasik, yaitu Al-kindi, Al-Razi, Al-Farabi, Ibn Miskawaih, Ibn Sina, Ibn Bajjah, Ibn Tufail, Ibn Rusyd, dan Nasir Al-Din Al-Tusi. Dari Al-Kindi dijumpai pemikiran filsafat tentang Tuhan, keterhinggaaan, ruh dan akal. Dari Al-Razi dijumpai fpemikiran filsafat tentang teologi, moral,

1

Page 2: MODEL PENELITIAN FILSFAH ISLAM.docx

metode, metafisika, Tuhan, ruh, materi, ruang, dan waktu. Selanjutnya, dari Al-Farabi dijumpai pemikiran filsafat tentang logika, kesatuan filsafat, teori 10 kecerdasan, teori tentang akal, teori tentang kenabian, serta penafsiran atas Al-Qur’an.Selanjutnya dari Ibn Miskawaih dijumpai pemikiran filsafat tentang moral, pengobatan rohani, dan filsafat sejarah. Dalam pada itu dari Ibn Sina dikemukakan pemikiran filsafat tentang wujud, hubungan jiwa dan raga, ajaran kenabian, Tuhan dan dunia. Dari Ibn Bajjah dijumpai pemikiran filsafat tentang materi dan bentuk, psikologis, akal dan pengetahuan, Tuhan, sumber pengetahuan, politik, etika dan tasawuf. Dari Ibn Tufail dikemukakan pemikiran filsafat tentang akal dan wahyu sebagai yang dapat saling melengkapi. Selanjutnya dari Ibn Rusyd, dikemukakan pemikiran filsafat tentang hubungan filsafat dan agama, jalan menuju Tuhan, jalan menuju pengetahuan, jalan menuju ilmu, dan jalan menuju wujud. Dalam pada itu dari Nasir Al-Din Tusi dikemukakan pemikiran filsafat tentang akhlak nasiri, ilmu rumah tangga, politik sumber filsafat praktis, psikologi, metafisika, Tuhan, creatio ex nibilo, kenabian, baik dan buruk, serta logika.

3. Model Ahmad Fuad Al-AhwaniAhmad Fuad Al-Ahwani termasuk pemikir modern dari Mesir yang banyak mengkaji dan meneliti bidang filsafat islam. Dalam bukunya yang berjudul Filsafat Islam, selain menyajikan sekitar problem filsafat islam juga menyajikan yentang zaman penerjemahan, dan filsafat yang berkembang di kawasan Masyriqi dan Maghribi. Metode penelitian yang ditempuh Ahmad Fuad Al-Ahwani adalah penelitian kepustakaan, yaitu penelitian yang menggunakan bahan-bahan kepustakaan. Sifat dan coraknya adalah penelitian deskriptif kualitatif, sedangkan pendekatannya adalah yang bersifat campuran, yaiutu pendekatan historis, pendekatan kawasan, dan tokoh. Pada umumnya penelitian yang dilakukan bersifat penelitian kepustakaan, yaitu penelitian yang menggunakan bahan-bahan bacaan sebagai sumber rujukannya. Metode yang digunakan umumnya bersifat deskriptif analitis, sedangkan pendekatan yang digunakan umumnya pendekatan historis, kawasan dan substansial. Penelitian dan pengkajian filsafat demikian sulit diharapkan dapat melahirkan para filosof. Berdasar informasi, sebenarnya masih terbuka luas objek penelitian dibidang filsafat Islam, yaitu objek yang berkenaan dengan cara atau metode yang digunakan oleh para filosof terdahulu untuk kemudian dijadikan sebagai bahan perbandingan untuk selanjutnya digunakan bagi kepentingan pengembangan pemikiran filsafat lebih lanjut.Fazlur Rahman dalam bukunya Islam juga memuat pembahasan tentang filsafat Islam yang didasarkan pada rujukan dibidang kefilsafatan. Fazlur Rahman mengatakan bahwa sistem filsafat yang disusun merupakan suatu kreasi mulia dalam kebudayaan Islam. Dalam sistem itu sendiri terdapat suatu hasil yang mengagumkan baik dalam landasan etosnya maupun dalam struktur aktuanya. Filsafat itu menggambarkan suatu bagian penting yang murni dalam pemikiran manusia karena ia berada dalam ambang antara masa purba dan masa modern. Dalam doktrin-doktrin filsafat aktual tidak terlalu banyak menerangkan pekerjaan-pekerjaan keduniaan yang berbahaya, namun

Page 3: MODEL PENELITIAN FILSFAH ISLAM.docx

dipergunakan dalam beberapa kebijaksanaan putusan pengadilan agama dan merupakan implikasinya terhadap syariah.

PENDEKATAN FILSAFAT MODERNKajian keislaman (islamic studies) dalam tradisi sarjana barat telah mengalami

perkembangan, baik dari aspek metodologis maupun pendekatan yang digunakannya. Mulai kajian teks biasa kemudian berkembang hingga pada kajian teks dengan piranti-piranti pendekatan yang sedang berkembang hingga sekarang, semisal pendekatan hermeneutik kendatipun masih menjadi topik yang plemis, hermeneutik melaju terus dan berkembang dikalangan para pengkaji islam dan bahkan dikalangan sebagian sarjana muslim menjadi sebuah materi kajian yang menarik untuk diketahui.

Hal ini ditunjukkan oleh karya-karya mereka di bidang kajian islam yang menggunakan filsafat sebagai landasan berpikirnya. Kajian islam dengan pendekatan filosofis dapat dilihat pada karya-karya sarjana dengan memperkenalkan pendekatan hermeneutik.1. Pendekatan Hermeneutik

Hermeneutik berasal dari nama dewa yunani, hermes. Dewa hermes menurut keyakinan orang-orang yunani sebagai fungsi transmisi apa yang ada dibalik pemahaman manusia kedalam bentuk yang dapat ditangkap inteligensia manusia.

Akar kata hermeneutika berasal dari istilah Yunani dari kata kerja hermeneuin, yang berarti “menafsirkan”, dan kata benda hermeneia, yang berarti “interpretasi”. Dalam Webster’s Third New International Dictionary dijelaskan definisinya sebagai: “studi tentang prinsip-prinsip metodologis interpretasi dan eksplantasi; khususnya kajian tentang prinsip-prinsip umum interpretasi Bibel”.

Hermeneutika, sebagai metode interpretasi dan pemaknaan suatu teks, bukan hal baru. Para filosof dan teolog abad-abad lalu menjadikannya sebagai metode dalam memaknai Kitab Suci agar lebih tepat sesuai konteks jamannya.

Pemahaman seperti ini dijelaskan dengan amat menarik oleh T. Eagleton dalam Literary Theory An Introduction (1983), krisis ideologi Eropa, akibat pemikiran positivisme-ilmiah, dilihat sebagai latar belakang. Disana kondisi subjek tidak terlalu diberi tempat. Padahal, dalam banyak hal, tidak sedikit perubahan sosial yang selain sulit dijelaskan, juga sulit dipahami karena tidak mengikuti kaidah ilmiah. GB Madison dalam The Hermenuetics of Postmodernity: Figures and Themes (1988) mengemukakan, karya-karya besar dalam sejarah tidak bisa dipagari oleh interpretasi definitif. Ia harus menjadi kajian terbuka yang memungkinkan interpretasi tanpa henti.

Hermeneutika adalah kata yang sering didengar dalam bidang teologi, filsafat, bahkan sastra. Hermeneutik baru muncul sebagai sebuah gerakan dominan dalam

Page 4: MODEL PENELITIAN FILSFAH ISLAM.docx

teologi Protestan Eropa, yang menyatakan bahwa hermeneutika merupakan “titik fokus” dari isu-isu teologis sekarang.

Dalam pandangan F. Budi Hardiman, ahli filsafat Drijarkara, hermenuetik bukan barang asing lagi bagi mereka yang menggumuli ilmu-ilmu seperti teologi, kitab suci, filsafat, dan ilmu-ilmu sosial. Metode ini menurut sejarahnya telah dipakai di dalam pnelitian teks-teks kuno yang otoriatif, misalnya Kitab Suci, kemudian diterapkan juga di dalam teologi dan direfleksikan secara filosofis, sampai akhirnya juga menjadi metode di dalam iilmu-ilmu sosial.

Hermeneutik berurusan dengan teks-teks. Jika kita sedang membaca sebuah teks dari seorang pengarang yang kita kenal baik yang hidup sezaman dengan kita, kita tak akan menghadapi kesulitan memahami kalimat-kalimat dan kata-kata ataupun istilah-istilah khusus yang termuat di dalam teks tersebut.

Dalam kajian hermeneutik ini dapat diperoleh tiga pengertian: pertama, dpaat diartikan sebagai peralihan dari suatu yang abstrak (misalnya ide pemikiran) ke dalam bentuk ungkapan-ungkapan yang konkret (misalnya dalam bentuk bahasa). Kedua, terdpaat usaha mengalihkan dari suatu bahasa asing yang maknanya gelap, tidaak diketahui, ke dalam bahsa lain yang dimengerti oleh si pembaca; dan ketiga, seseorang sedang memindahkan sesuatu ungkapan pikiran yang kurang jelas diubah menjadi bentuk ungkapan yang baik.

Kendatipun merupakan sesuatu yang problematik dan polemis, hermeneutik tetap menjadi topik yang menarik dan dijadikan sebagai sebuah pendekatan untuk memahami teks-teks suci.