MAKALAH AGAMA GEOLOGI DALAM PERSPEKTIF ISLAM.docx

36
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Geologi merupakan cabang ilmu alam yang mempelajari bumi, komposisinya, struktur, sifat- sifat fisik, sejarah, dan proses asal mula terbentuknya bumi serta sejarah perkembangannya. Ilmu ini dipandang memiliki kegunaan dan manfaat yang begitu besar. Betapa tidak, Geologi mampu membantu peradaban Manusia dalam menemukan dan mengatur sumber daya alam yang ada di bumi, seperti minyak bumi, batu bara, dan juga metal seperti besi, tembaga, emas dan uranium. Disisi lain, di dalam Al-qur’an terdapat begitu banyak ayat yang menjelaskan tentang Alam semsta ini khususnya Bumi. Tentang bagaimana bumi terbentuk, kejadian-kejadian atau fenomena alam yang terjadi di bumi semuanya tertuang dalam Al-Qur’an. Hal inilah yang mendasari penulis yang dimana adalah seorang

Transcript of MAKALAH AGAMA GEOLOGI DALAM PERSPEKTIF ISLAM.docx

BAB IPENDAHULUAN1.1 Latar BelakangGeologi merupakan cabang ilmu alam yang mempelajari bumi, komposisinya, struktur, sifat-sifat fisik, sejarah, dan proses asal mula terbentuknya bumi serta sejarah perkembangannya. Ilmu ini dipandang memiliki kegunaan dan manfaat yang begitu besar. Betapa tidak, Geologi mampu membantu peradaban Manusia dalam menemukan dan mengatur sumber daya alam yang ada di bumi, seperti minyak bumi, batu bara, dan juga metal seperti besi, tembaga, emas dan uranium.Disisi lain, di dalam Al-quran terdapat begitu banyak ayat yang menjelaskan tentang Alam semsta ini khususnya Bumi. Tentang bagaimana bumi terbentuk, kejadian-kejadian atau fenomena alam yang terjadi di bumi semuanya tertuang dalam Al-Quran. Hal inilah yang mendasari penulis yang dimana adalah seorang calon Geologist beragama islam untuk membahas bagaimana Al-Quran memaparkan Ilmu Geologi jauh sebelum Ilmu ini depalajari pada masa sekarang. Selain itu, dengan dibahasnya ilmu yang berhubungan dengan geologi dalam Al-Quran menjadi bukti akan kebenaran wahyu Allah SWT karena terbukti dalam dunia Sains.

1.2 Tujuan1. Mengetahui hubungan Islam dengan Geologi berdasarkan Al-Quran2. Mengetahui perpektif Islam dalam bidang Geologi3. Mengetahui Peran Islam dalam hubungannya dengan Geologi dalam kemaslahatan umat

1.3 Rumusan Masalah1. Apa hubungan antara Islam dan Geologi?2. Bagaimana perspektif islam dalam bidang Geologi?3. Apa peran Islam dalam hubungannya dengan Geologi dalam kemaslahatan umat?

1.4 ManfaatManfaat dari makalah ini adalah agar pembaca dapat mengetahui hubungan antara Islam dan Geologi, bagaimana padangan Islam tentang Geologi, serta peran Islam dalam perkembangan Geologi untuk kemaslahatan umat. Dengan begitu, pembaca lebih meyakini akan kebenaran Al-Quran yang berisi firman Allah SWT yang dibuktikan melalui Sains khusunya dalam bidang Geologi mengenai kebesaran Allah dalam menciptakan bumi yang luar biasa ini.

BAB IIPEMBAHASAN2.1 Hubugan antara Islam dan Geologi2.1.1 Pengertian Geologi

Secara ringkas, tempat tinggal kita ini merupakan planet yang terus menerus berubah. Penelaahan planet ini khususnya melalui ilmu yang disebut pengetahuan tentang bumi. Ilmu pengetahuan bumi dasar adalah geologi. Geologi berasal dari kata Yunani geo yang artinya bumi dan logos artinya pengetahuan.Bumi didalamnya terdapat berbagai lapisan. Beberapa diantaranya meleleh atau cair. Jika kamu memotong bumi, kamu akan melihat tiga lapisan utama, yaitu kerak, mantel, dan intiLapisan yang paling tipis adalah kerak bumi. Tebalnya antara 5 km hingga 70 km. di bawahnya terdapat mantel yang tersusun dari silikon dan magnesium. Tebal mantel sekitar 3.000 km. bagian atas mantel sebagian berupa batuan cair. Bagian tengah mantel sangat panas hingga batuan meleleh dan mambentuk substansi kental yang disebut magma Kerak bumi tarapung diatas lapisan cair ini. Bagian bawah mantel berupa batuan padat. Inti bumi diperkirakan tersusun dari besi dan nikel. Inti luar setebal 2.200 km berupa lopgam cair, sedangkan inti dalam setebal 1.300 km berupa logam padat dan bersuhu sangat panas, yaitu sekitar 6000 derajat C.Kerak bumi terbuat dari batuan yang terdiri atas bermacam-macam mineral. Dikenal banyak jenis batuan tetapi dapat dikelompokkan menjadi tiga tipe dasar yaitu batuan beku, sedimen, dan batuan metamorf.Batuan beku merupakan batuan yang terbentuk dari hasil kristalisasi magma, batuan sedimen adalah batuan yang terbentuk dari hasil pengendapan batuan beku yang mengalam erosi, kemudian tertransportasi dan terakumulasi dalam suatu cekungan kemudian mengalami proses sedimentasi. Sedangkan, batuan metamorf atau batuan malihan adalah batuan yang terbentuk karena adanya pengaruh perubahan suhu dan tekanan yang tinggi pada batuan beku ataupun pada batuan sedimen hingga akhirnya terbentuk batuan metamorf. Proses pembentukan ketiga batuan ini disebut dengan siklus batuan. Geologi disini diartikan ilmu yang mempelajari seluk beluk bumi, mulai dari bagaimana ia terbentuk dan proses-proses yang terjadi sejak ia mulai terbentuk hingga sekarang. Namun, Anda mungkin bertanya-tanya mengapa geologi identik dengan mempelajari batu. Jaabanya adalah karena batu merupakan batuan penyusun utama bumi, dan melalui batu kita bisa mengetahui bagaimana bumi terbentuk dan proses-proses apa saja yang telah terjadi bahkan akan terjadi melalui batu tersebut.2.1.2 Ayat-ayat tentang Geologi1. QS. Al-Naml ayat 61 Artinya : Atau siapakah yang telah menjadikan bumi sebagai tempat berdiam, dan yang menjadikan sungai-sungai di celah-celahnya, dan yang menjadikan gunung-gunung untuk (mengkokohkan)nya dan menjadikan suatu pemisah antara dua laut ? Apakah disamping Allah ada tuhan (yang lain)? Bahkan (sebenarnya) kebanyakan dari mereka tidak mengetahui.Ayat sebelum ini berbicara tentang penciptaan langit dan bumi seta beberapa hal yang berkaitan dengan keduanya, sepertoi hujan dari langit dan tumbuhan di bumi. Kini, dibicarakan secara khusus apa yang dibumi, karena ini lebih jelas dapat terlihat. Ayat di atas asih melanjutkan peerbandingan sebelumnya dengan menyatakan : apakah berhala-berhala yang kami sembah lebih baik atau apakah siapa , yani apakah Dia yaitu Allah, yang telah menjadikan bumi antap , yakni memilki kemantapan sehingga tidak guncang dan apa yang berada di permukaanya pun tidak beguncang. Dan yang enjadikan celah-celahnya antara gunung-gunung yang tertancap di bumi itu sungai-sungai dan yang menjadikan untuknya, yajni bumi itu, gunung-gunung yang kukuh sehingga bumi tidak guncang dan menjadikan pula antara dua laut, yakni antara sungai dan laut, pemisah sehingga air laut dan sungai tidak bercampur? Apakah sembahan-sembahan kamu lebih baik daripada Allah ? Pasti tidak. Apakah disamping Allah ada tuhan yang lain? Sungguh tidak ada bahkan yang sebenarnya kebanyaka dari mereka yang menyembah selain Allah atau empersektukannya kendati ereka memanfaatkan ciptaan-Nya kebanyakan dari mereka tidak mengetahui.Kata () terambil dari kata () qarra yang berarti mantap tenang tidak guncang. Di sini, Allah mengajak manusia bersyukur, sekaligus berpikir tentang keajaiban ciptaan-Nya. Betapa tidak menakjubkan, setiap saat bumi bergerak bagaikan berenang di angkasa, namun penghuninya yang ada dipermukaaanya tidak merasakan gerak itu, bahkan tidak terjatuh dan tergelincir.Ulama-ulama bebeda pendapat tentang hakikat pemisah antara dua laut yang di maksud ayat ini. Ada yang berpendapat bahwa Allah memisahkannya dengan menjadikan sungai pada umumnya berada pada posisi yang tinggi dari laut. sehingga, walau air laut lebih banyak, ia tidak dapat mencapai air sungai. Sebaliknya, walau air sungai tinggi, karena air laut lebih banyak, keasinannya tidak terpengaruh oleh air sungai yang mengalir keair laut itu.

2. QS. Al-Naziat ayat 30-33 Artinya : Dan bumi sesudah itu dihamparkan-Nya, Ia memancarkan daripadanya mat airnya, dan (menumbuhkan) tumbuh-tumbuhannya, Dan gunung-gunung dipancangkan-Nya dengan teguh, (semua itu) untuk kesenanganmu dan untuk binatang-binatang ternakmu. Maksudnya Dia hamparkan bumi, lalu Dia pancarkan mata airnya serta munculkan segala yang dikandungnya dan Dia alirkan sungai-sungainya, serta tumbuhkan tanaman, pepohonan, dan buah-buahannya, juga Dia tegakkan gunung-gunungnya agar penghuninya menetap dengan tenang. Semua itu merupakan kenikmatan bagi semua makhluk-Nya, dan karena mereka memang membutuhkan berbagai binatang ternak yang dapat mereka makan dan pergunakan untuk kendaraan selama mereka butuhkan didunia ini sampai berakhir masa dan waktu yang telah ditentukan.Dengan kata lain, dalam penegakan gunung-gunung, gunung- gunung mencengkeram lempengan-lempengan kerak bumi dengan memanjang ke atas dan ke bawah permukaan bumi pada titik-titik pertemuan lempengan-lempengan ini. Dengan cara ini, mereka memancangkan kerak bumi dan mencegahnya dari terombang-ambing di atas lapisan magma atau di antara lempengan-lempengannya. Singkatnya, kita dapat mengumpamakan gunung dengan paku yang menyatukan bilah-bilah papan. Jika dua lempeng saling bertumbukan, kerak bumi akan terdorong keatas dan membentuk barisan pegunungan tinggi, disebut pegunungan lipatan.

3. QS. Al-Nahl ayat 15 Artinya : Dan Dia menancapkan gunung-gunung di bumi supaya bumi itu tidak goncang bersama kamu, (dan Dia menciptakan) sungai-sungai dan jalan-jalan agar kamu mendapat petunjuk. Setelah menguraikan ciptaan dan anugrah-Nya yang terpendam, kini diuraikan ciptaan dan dan nikmat-Nya yang menonjol dan Menjulang keatas, dengan menyatakan : dan Dia mencampakkan dipermukaan bumi gunung-gunung yang sangat kukuh sehingga tertancap kuat supaya ia, yakni bumi tempat hunian kamu itu, tidak guncang bersama kamu, kendati ia lonjong dan terus berputar, dan dian menciptakan juga sungai yang dialiri air yang dapat digunakan untuk minum, dan selanjutnya dibui itu allah menjadikan juga jalan-jalan yang terhampar agar kamu mendapat petunjuk lahiriah menuju arah yang kamu kehendaki dan petunjuk batiniah menuju pengakuan keesaan Allah SWT.Kata ( (mencampakkan dibumi,), yakni melempar kearahnya, memberi kesan bahwa kehadiran gunung, sungai, dan jalan-jalan terjadi sesudah penciptaan bumi, dan karena itu ayat ini tidak menggunakan kata menciptakan gunung-gunung. Boleh jadi pencampakan yang dimaksud adalah benturan yang besar atau gempa yang dahsyat, yang mengakibatkan lahirnya gunung-gunung dan sungai-sungai. Ayat ini tidak menjelaskan bagaimana hal tersebut tidak terjadi.Kata terambil dari kata (al-rasw) atau ar-rusuwwu, yakni kemantapan pada satu tempat. Dari sini, gunung-gunung, karena ia kekar tidak bergerak dari tempatnya, ditunjuk dengan kata rawasi yang merupakan bentuk jamak dari kata rasin.Dia menancapkan gunung-gunung yang kokoh kedalam bumi, agar tetap (stabil) dan tidak goncang bersama hewan yang ada di atasnya, sehingga karenanya mereka hidup tenang.Bumi ini tidak ubahnya bahtera di atas permukaan air, jika tidak ada benda-benda berat di dalamnya, niscaya ia akan goncang dan miring ke sana-sini, meski karena sebab yang kecil. Tetapi jika didalamnya diletakkan benda-benda berat, niscaya ia akan tetap pada satu keadaan. Demikian halnya dengan bumi, jika tidak ada gunung-gunung ini di atasnya, niscaya ia akan goncang.

4. QS. Nuh ayat 19-20 Artinya : Dan Allah menjadikan bumi untukmu sebagai hamparan, supaya kamu menjalani jalan-jalan yang luas di bumi itu. Dijadikannya bumi sebagai hamparan bermakna kemudahan memanfaatkannya serta kenyamanan yang dapat diraih darinya. Bahwa bumi dijadikan hamparan bukan berarti diciptakan datar. Kedatarannya tidak bertentangan dengan penciptaannya dalam bentuk bulat atau lonjong. Kemanapun manusia melangkahkan kaki di bumi ini, dia akan melihat bumi dan menemukannya terhampar, walau dia pada hakikatnya lonjong. Kata () digunakan al-quran untuk menekankan manfaat yang dapat diperoleh dari sesuatu yang dijadikan, berbeda dengan kata khalaqa yang penekanannya pada kuasa Allah mencipta serta kehebatan ciptaan itu. Kata () adalah bentuk jamak dari kata fajj, yakni jalan yang luas.

5. QS. Luqman ayat 10 Artinya : Dia menciptakan langit tanpa tiang yang kamu melihatnya dan Dia meletakkan gunung-gunung (di permukaan) bumi supaya bumi itu tidak menggoyangkan kamu; dan memperkembang biakkan padanya segala macam jenis binatang. Dan Kami turunkan air hujan dari langit, lalu Kami tumbuhkan padanya segala macam tumbuh-tumbuhan yang baik. Allah menciptakan langit dan meninggikannya dari bumi tanpa tiang, sebagaiman adapat dilihat oleh umat anusia. Dia juga meletakkan gunung-gunung yang kokoh di muka bumi untuk menjaga keseimbanag bumi agar jangan sampai miring dan bergoncang. Allah menebarkan aneka hewan dan binatang melata di muka bumi dan Allah menurunkan air hujan yang rasanya tawar dari awan sehingga hujan yang penuh berkah itu menyugukan tanah setselah masa pacekliok dan kemarau yang berkepanjagan. Di telah menjadikan tumbuh-tubuhan dan aneka ragam pohon-pohonan serta segala buah-buahan yang sedap di pandang dan satu sama lain berbeda warna dan rasanya.Firman-Nya : ( ) / Tanpa tiang yang kamu melihatnya dalam arti sebenarnya tiangnya ada tetapi kamu tidak melihatnya dengan mata kepala. Tiang tersebut adalah daya-daya yang diciptakan Allah sehinngga ini dapat meninggi dan tidak jatuh kebumi. Tidak juga dengan planet-planet yang ada di alam raya ini saling bertabrakan.

6. QS. Al-Jatsiyah ayat 13 Artinya : Dan Dia telah menundukkan untukmu apa yang di langit dan apa yang di bumi semuanya, (sebagai rahmat) daripada-Nya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang berfikir. Dan Dia meniadakan bagi mu segala yang telah dia ciptakan di langit dan di bumi, yang berkaitan dengan kemaslahatan-kemaslahatan, dan yang karenanya penghidupanmu menjadi tegak. Di antara makhluk-makhluk Allah yang dia sedakan untukmu di langit ialah matahari, bulan, bintang-bintang yang cemerlang, hujan, awan, dan angin. Dan di antara makhluk-makhluk-Nya yang ada di muka bumi adalah binatang, pohon-pohonan, gunung, kapal-kapal, yang menunjukkan bahwa penciptaanya adalah Allah yang tiada tuhan melainkan Dia, bagi orang yang mau memperhatikan makhluk-makhluk tersebut dan mengambil pelajaran dari padanya, di samping memikirkannya dengan benar.Penundukan langit dan bumi dipahami dalam arti semua bagian-bagian alam yang terjangkau dan berjalan atas dasar satu system yang pasti kait-berkait dan dalam bentuk konsisten. Allah menetapkan hal tersebut dan dari saat ke saat mengilhami manusia tentang pengetahuan fenomena alam yang dapat mereka manfaatkan untuk kemaslahatan dan kenyamanan hidup manusia. Allah menundukkan semua untuk manusia agar dia tunduk kepada yang ditundukkan itu, tetapi hanya kepada yang menundukkan. Sungguh buruk anda tunduk kepada siapa yang ditundukkan buat anda.Berdasarkan ayat-ayat dan penjelasan diatas sudah sangat jelas bahwa Al-Quran sangat erat kaitannya dengan Geologi dan melalui penelitian modern yang dilakukan oleh para ahli Geologi telah berhasil menguak kebenaran isi dari Al-Quran itu sendiri.

2.2 Perspektif Islam dalam Bidang Geologi

Dalam berbagai ayat, al-quran banyak memberikan indikasi tentang jagad raya dengan segala bagian-bagiannya (langit, bumi, segala benda mati dan makhluk hidup yang ada, serta berbagai fenomena jagat raya). Isyarat-isyarat itu menunjukkan bukti (istidlal) atas kekuasaan Allah yang tidak terbatas, ilmu dan hikmah (kebijaksanaan) Nya yang sangat sempurna dalam menciptakan jagat raya ini. Itu semua sebagai hujjah (argumentasi) terhadap orang-orang kafir, musyrik, dan dan kaum skeptis, dan sekaligus mengukuhkan hakikat uluhiyah Allah, Rab alam semesta.Adalah ilmuwan Barat bernama Fielding H Garisson yang menyatakan bahwa studi geologi modern dimulai pada era kekhalifahan. Dalam bukunya berjudul History of Medicine, Garisson mengatakan, Umat Islam di abad pertengahan tak hanya mengawali berkembangnya aljabar, kimia dan geologi. Namun, juga telah meningkatkan dan memuliakan peradaban.Abdus Salam (1984) dalam Islam and Science menyatakan bahwa Abu al-Raihan al-Biruni (973-1048 M) merupakan geolog Muslim perintis yang berjasa mendirikan studi geologi modern. Secara mendalam, ilmuwan Muslim abad ke-11 M itu menulis tentang geologi India. Al-Biruni melontarkan sebuah hipotesis bahwa anak benua India awalnya adalah sebuah lautan. "Jika Anda melihat tanah India dengan mata sendiri dan mengamati alamnya, sebenarnya daratan India awalnya adalah laut, papar al-Biruni dalam Book of Coordinates. Ia juga menuturkan bahwa keberadaan kerang dan fosil di wilayah negeri Hindustan menunjukkan bahwa kawasan itu adalah lautan yang kemudian meningkat menjadi daratan kering.Berdasarkan penemuannya itu, al-Biruni menyatakan bahwa bumi secara konstan mengembang. Temuannya itu memperkuat pandangan Islam yang menyatakan bahwa bumi tak kekal. Teori bumi tak kekal yang dilontarkan al-Biruni itu berlawanan dengan keyakinan ilmuwan Yunani Kuno yang berpendapat bahwa bumi itu kekal.Al-Biruni pun lalu menyatakan bahwa bumi juga memiliki usia. Pendapat sang ilmuwan Muslim di era kekhalifahan itu terbukti. Para Geolog modern akhirnya membuktikan pendapat itu dengan menyatakan usia Bumi diperkirakan sekitar 4,5 miliar (4,5x109) tahun.Ilmuwan Muslim legendaris, Ibnu Sina (981-1037) juga turut memberi kontribusi yang amat penting bagi studi geologi. Avicenna, begitu masyarakat Barat biasa menyebutnya, menamakan geologi sebagai Attabieyat. Dalam bab lima ensiklopedia berjudul Kitab al-Shifa, Ibnu Sina menjelaskan tentang mineralogi, meteorologi.Selain itu, bab keenam Kitab Al-Shifa, juga mengupas berbagai hal tentang bumi dan proses pembentukannya. Secara rinci dan lugas, Ibnu Sina membahas tentang; pembentukan gunung; manfaat gunung dalam pembentukan awan: sumber-sumber air, asal muasal gempa bumi; pembentukan mineral-mineral; serta keanekaragamaan lahan tanah di bumi.Pemikiran Ibnu Sina tentang geologi ternyata sangat berpengaruh terhadap peradaban Barat. Berkat jasa Avicenna-lah, masyarakat Barat kemudian mengenal hukum superposisi, konsep katastropisme (bencana besar) serta doktrin uniformitarianism. Buah pikir Ibnu Sina juga banyak mempengaruhi ilmuwan Barat bernama James Hutton dalam mencetuskan Teori Bumi pada abad ke-18 M.Secara terang-terangan, dua akademisi Barat bernama Toulmin dan Goodfield (1965), menjelaskan sumbangsih yang diberika Ibnu Sina bagi studi geologi modern. Sekitar abad ke-10 M, Avicenna telah melontarkan hipotesis tentang asal-muasal bentangan gunung. Padahal, 800 tahun kemudian, pemikiran seperti itu masih dianggap radikal di dunia Kristen, papar Toulim dan Goodfield.Tak cuma itu, metodelogi ilmiah serta observasi lapangan yang dikembangkan Ibnu Sina hingga kini masih tetap menjadi bagian yang penting dalam investigasi geologi modern. Studi geologi juga sebenarnya secara lusa tercantum dalam Alquran. Dalam Surat Al-Hijr ayat 19 Allah SWT berfirman: Dan Kami telah menghamparkan bumi dan menjadikan padanya gunung-gunung dan Kami tumbuhkan padanya segala sesuatu menurut ukuran.Dalam Surat An-Nahl ayat 15, Sang Khalik juga berfirman: Dan Dia menancapkan gunung-gunung di bumi supaya bumi itu tidak goncang bersama kamu, (dan Dia menciptakan) sungai-sungai dan jalan-jalan agar kamu mendapat petunjuk. Ayat-ayat inilah yang kemungkinan memberi inspirasi bagi para ilmuwan Muslim untuk mengkaji studi geologi.Sumbangan lainnya yang didedikasikan ilmuwan Muslim untuk studi geologi adalah penemuan kristalisasi dalam proses pemurnian. Terobosan penting yang dilakukan Jabir Ibnu Hayyan saintis pada abad ke-8 M itu sangat penting dalam kristallogi. Bapak Sejarah Sains, George Sarton menegaskan bahwa Jabir Ibnu Hayyan juga turut berkontribusi dalam geologi.Kami menemukan dalam tulisannya (Jabir) pandangan tentang metode penelitian kimia, sebuah teori pembentukan logam pada lapisan tanah. Papar Sarton. Dalam risalah yang ditulisnya, papar Sarton, Jabir Ibnu Hayyan menyatakan bahwa pada dasarnya terdapat enam logam yang berbeda, akibat adanya perbedaan perbandingan sulfur dan merkuri pada keenam jenis logam itu.Bila kita simak secara teliti, studi geologi mendapat perhatian dalam Alquran. Selain banyak memaparkan tentang gunung, ayat suci Alquran juga membahas tentang tanah. Dalam surat Al-A'raaf ayat 58, Allah SWT berfirman, Dan tanah yang baik, tanaman-tanamannya tumbuh subur dengan seizin Allah; dan tanah yang tidak subur, tanaman-tanamannya hanya tumbuh merana. Demikianlah Kami mengulangi tanda-tanda kebesaran (Kami) bagi orang-orang yang bersyukur.Dalam ayat lainnya, Alquran juga menjelaskan adanya kandungan penting dalam tanah. Kepunyaan-Nya-lah semua yang ada di langit, semua yang di bumi, semua yang di antara keduanya dan semua yang di bawah tanah. (QS:Thaahaa:ayat 6). Allah SWT juga berfirman dalam Surat Al-Kahfi ayat 41, Atau airnya menjadi surut ke dalam tanah, maka sekali-kali kamu tidak dapat menemukannya lagi".

2.3 Peran Islam dan hubungannya dengan Geologi dalam kemaslahatan umat

Studi yang dikembangkan para saintis Islam itu juga sangat membantu dalam menemukan zat mineral lainnya yang memiliki nilai ekonomi, seperti: Asbestos, Perlit, Mika, Fosfat, Zeolit, Tanah Liat, Pumis, Kuarsa, dan Silika, seta elemen lainnya seperti Belerang, Klorin, dan Helium. Sejak era kekhalifahan, umat Islam telah mampu menemukan ladang minyak serta Besi, Emas dan lainnya.Adalah ilmuwan Barat bernama Fielding H Garisson yang menyatakan bahwa studi geologi modern dimulai pada era kekhalifahan. Dalam bukunya berjudul History of Medicine, Garisson mengatakan, Umat Islam di abad pertengahan tak hanya mengawali berkembangnya aljabar, kimia dan geologi. Namun, juga telah meningkatkan dan memuliakan peradaban.Abdus Salam (1984) dalam Islam and Science menyatakan bahwa Abu al-Raihan al-Biruni (973-1048 M) merupakan geolog Muslim perintis yang berjasa mendirikan studi geologi modern. Secara mendalam, ilmuwan Muslim abad ke-11 M itu menulis tentang geologi India. Al-Biruni melontarkan sebuah hipotesis bahwa anak benua India awalnya adalah sebuah lautan."Jika Anda melihat tanah India dengan mata sendiri dan mengamati alamnya, sebenarnya daratan India awalnya adalah laut, papar al-Biruni dalam Book of Coordinates. Ia juga menuturkan bahwa keberadaan kerang dan fosil di wilayah negeri Hindustan menunjukkan bahwa kawasan itu adalah lautan yang kemudian meningkat menjadi daratan kering.Berdasarkan penemuannya itu, al-Biruni menyatakan bahwa bumi secara konstan mengembang. Temuannya itu memperkuat pandangan Islam yang menyatakan bahwa bumi tak kekal. Teori bumi tak kekal yang dilontarkan al-Biruni itu berlawanan dengan keyakinan ilmuwan Yunani Kuno yang berpendapat bahwa bumi itu kekal.Al-Biruni pun lalu menyatakan bahwa bumi juga memiliki usia. Pendapat sang ilmuwan Muslim di era kekhalifahan itu terbukti. Para Geolog modern akhirnya membuktikan pendapat itu dengan menyatakan usia Bumi diperkirakan sekitar 4,5 miliar (4,5x109) tahun.Ilmuwan Muslim legendaris, Ibnu Sina (981-1037) juga turut memberi kontribusi yang amat penting bagi studi geologi. Avicenna begitu masyarakat Barat biasa menyebutnya -- menamakan geologi sebagai Attabieyat. Dalam bab lima ensiklopedia berjudul Kitab al-Shifa, Ibnu Sina menjelaskan tentang mineralogi, meteorologi.Selain itu, bab keenam Kitab Al-Shifa, juga mengupas berbagai hal tentang bumi dan proses pembentukannya. Secara rinci dan lugas, Ibnu Sina membahas tentang; pembentukan gunung; manfaat gunung dalam pembentukan awan: sumber-sumber air, asal muasal gempa bumi; pembentukan mineral-mineral; serta keanekaragamaan lahan tanah di bumi.Pemikiran Ibnu Sina tentang geologi ternyata sangat berpengaruh terhadap peradaban Barat. Berkat jasa Avicenna-lah, masyarakat Barat kemudian mengenal hukum superposisi, konsep katastropisme (bencana besar) serta doktrin uniformitarianism. Buah pikir Ibnu Sina juga banyak mempengaruhi ilmuwan Barat bernama James Hutton dalam mencetuskan Teori Bumi pada abad ke-18 M.Secara terang-terangan, dua akademisi Barat bernama Toulmin dan Goodfield (1965), menjelaskan sumbangsih yang diberika Ibnu Sina bagi studi geologi modern. Sekitar abad ke-10 M, Avicenna telah melontarkan hipotesis tentang asal-muasal bentangan gunung. Padahal, 800 tahun kemudian, pemikiran seperti itu masih dianggap radikal di dunia Kristen, papar Toulim dan Goodfield.Tak cuma itu, metodelogi ilmiah serta observasi lapangan yang dikembangkan Ibnu Sina hingga kini masih tetap menjadi bagian yang penting dalam investigasi geologi modern. Studi geologi juga sebenarnya secara lusa tercantum dalam Alquran. Dalam Surat Al-Hijr ayat 19 Allah SWT berfirman: Dan Kami telah menghamparkan bumi dan menjadikan padanya gunung-gunung dan Kami tumbuhkan padanya segala sesuatu menurut ukuran.Dalam Surat An-Nahl ayat 15, Sang Khalik juga berfirman: Dan Dia menancapkan gunung-gunung di bumi supaya bumi itu tidak goncang bersama kamu, (dan Dia menciptakan) sungai-sungai dan jalan-jalan agar kamu mendapat petunjuk. Ayat-ayat inilah yang kemungkinan memberi inspirasi bagi para ilmuwan Muslim untuk mengkaji studi geologi.Sumbangan lainnya yang didedikasikan ilmuwan Muslim untuk studi geologi adalah penemuan kristalisasi dalam proses pemurnian. Terobosan penting yang dilakukan Jabir Ibnu Hayyan saintis pada abad ke-8 M itu sangat penting dalam kristallogi. Bapak Sejarah Sains, George Sarton menegaskan bahwa Jabir Ibnu Hayyan juga turut berkontribusi dalam geologi.Kami menemukan dalam tulisannya (Jabir) pandangan tentang metode penelitian kimia, sebuah teori pembentukan logam pada lapisan tanah, papar Sarton. Dalam risalah yang ditulisnya, papar Sarton, Jabir Ibnu Hayyan menyatakan bahwa pada dasarnya terdapat enam logam yang berbeda, akibat adanya perbedaan perbandingan sulfur dan merkuri pada keenam jenis logam itu.Bila kita simak secara teliti, studi geologi mendapat perhatian dalam Alquran. Selain banyak memaparkan tentang gunung, ayat suci Alquran juga membahas tentang tanah. Dalam surat Al-A'raaf ayat 58, Allah SWT berfirman, Dan tanah yang baik, tanaman-tanamannya tumbuh subur dengan seizin Allah; dan tanah yang tidak subur, tanaman-tanamannya hanya tumbuh merana. Demikianlah Kami mengulangi tanda-tanda kebesaran (Kami) bagi orang-orang yang bersyukur.Dalam ayat lainnya, Alquran juga menjelaskan adanya kandungan penting dalam tanah. Kepunyaan-Nya-lah semua yang ada di langit, semua yang di bumi, semua yang di antara keduanya dan semua yang di bawah tanah. (QS:Thaahaa:ayat 6). Allah SWT juga berfirman dalam Surat Al-Kahfi ayat 41, Atau airnya menjadi surut ke dalam tanah, maka sekali-kali kamu tidak dapat menemukannya lagi". Sejarah mencatat begitu banyak ilmuwan Muslim yang mengkaji geologi di era keemasan Islam. Menurut Guru Besar Universitas Yordania, Prof Abdulkader M Abed, para saintis Islam itu mengkaji tema-tema khusus seperti mineral, batu-batuan serta permata. Sayangnya, kebanyakan risalah itu banyak yang hilang dan tak eksis lagi. Berikut ini beberapa ilmuwan Muslim yang mengkaji geologi: Yahya bin Masawaih (wafat 857 M): Dia menulis tentang permata dan kekayaannya. Al-Kindi (wafat 873 M): Menulis tiga risalah. Salah satu karyanya yang terbaik berjudul "Gems and the Likes". Al-Hasan Bin Ahmad al-Hamdani(334 H): Menulis tiga buku mengenai metode eksplorasi emas, perak, permata dan bahan mineral lainnya. Ikhwaan As-Safa (pertengahan abad ke-4 H): Menulis ensiklopedia yang berisi bagian-bagian minelar serta klasifikasinya. Abu Ar-Rayhan Mohammad Bin Ahmad al-Biruni: (wafat 1048 M): Adalah ahli minerallogi terhebat sepanjang seharah peradaban Islam. Selain menulis Book of Coordinates, dia juga menyusun buku berjudul Al-Jamhir fi Ma'rifatil Al-Jawahir. Yang mengupas tentang cara mengenali permata. Buku itu dinilai sebagai kontribusi terbaik yang disumbangkan perdaban Islam bagi studi minerallogi. Ahmad Bin Yousef Al-Tifashi: Ia menulis kitab Azhar Al-Afkar fi Jawahir Al-Ahjar yang berisi tentang cara mengenali batu-batu mulia. Mohammad Bin Ibrahim Ibnu Al-Akfani (wafat 1348A): menulis buku berjudul Nukhab Al-Thakhair fi Ahwaal Al-Jawahir. Mengupas karakteristik batu-batu mulia.Para ilmuwan Muslim di abad ke-10 hingga 11 M banyak menaruh perhatian untuk meneliti dan menulis risalah tentang mineralogi. Studi mineralogi merupakan bagian yang tak dapat dipisahkan dari geologi. Sebab, mineralogi merupakan cabang geologi yang berfokus pada sifat kimia, struktur kristal, dan fisika dari mineral.Studi ini juga mencakup proses pembentukan dan perubahan mineral. Sekitar 10 abad yang lalu, para saintis Muslim sudah mampu mengidentifikasi beragam jenis mineral. Mereka mendedikasikan dirinya untuk mempelajari mineral. Al-Biruni dikenal sebagai pakar mineralogi Muslim yang paling hebat dalam sejarah peradaban Islam.Di zaman itu, para ilmuwan Islam sudah mampu menjelaskan komposisi kimia dan struktur kristal. Batu permata dan batu mulia dinilai para ilmuwan Muslim sebagai jenis mineral yang khusus. Intan, batu nilam, jamrud serta yang lainnya digolongkan ke dalam mineral. Sejak zaman dahulu batu-batu mulia itu menjadi lambang kemewahan raja-raja dan para wanita.Sumbangan peradaban Islam dalam bidang mineralogi tak lepas dari keberhasilan umat Islam menguasai wilayah-wilayah penting seperti Mesir, Mesopotamia, India dan Romawi. Peradaban wilayah itu sebelumnya juga telah mengenal beragam jenis mineral, batu mulia, dan permata. Karya-karya terdahulu itu lalu dikembangkan dan diteliti lebih lanjut oleh para ilmuwan Muslim.

BAB IIIPENUTUP3.1 Kesimpulan dan Saran3.1.1 Kesimpulan

1. Hubungan antara islam dan Geologi dapat dilihat dalam ayat-ayat Al-Quran yang merupakan firman Allah yang dimana isinya sangat sesuai dengan fenomena-fenomena alam yang digeluti dalam bidang Geologi itu sendiri.2. Perspektif Islam dalam bidang Geologi terdapat dalam berbagai ayat, al-quran yang banyak memberikan indikasi tentang jagad raya dengan segala bagian-bagiannya (langit, bumi, segala benda mati dan makhluk hidup yang ada, serta berbagai fenomena jagat raya). Isyarat-isyarat itu menunjukkan bukti (istidlal) atas kekuasaan Allah yang tidak terbatas, ilmu dan hikmah (kebijaksanaan) Nya yang sangat sempurna dalam menciptakan jagat raya ini. Itu semua sebagai hujjah (argumentasi) terhadap orang-orang kafir, musyrik, dan dan kaum skeptis, dan sekaligus mengukuhkan hakikat uluhiyah Allah, rab alam semesta.3. Studi yang dikembangkan para saintis Islam itu juga sangat membantu dalam menemukan zat mineral lainnya yang memiliki nilai ekonomi serta penemuan ladang minyak. Sumbangan lainnya yang didedikasikan ilmuwan Muslim untuk studi geologi adalah penemuan kristalisasi dalam proses pemurnian serta meneliti bagaimana cara mengidentifikasi beragam jenis mineral dan menjelaskan komposisi kimia dan struktur Kristal. Yang dimana ilmu ini sangatlah penting bagi perembangan Geologi.3.1.2 Saran

DAFTAR PUSTAKAAs Shouwy, Ahmad, dkk. 1995. Mukjizat Al-Quran Dan As-Sunnah Tentang IPTEK, Jakarta : Gema Insani Press.Anonim._. http://www.republika.co.id/berita/shortlink/61926 (Diakses pada sabtu, 9 mei 2015 pukul 20 WITA)Rokhimin, Mukhammad. 2013. Geologi dalam perspektif Al-Quran. Diakses melalui. http://samudrailmu1.blogspot.com/2013/03/geologi-dalam-perspektif-al-quran-dan.html (diakses pada sabtu, 9 mei 2015 pukul 20:05 WITA)Nahdhotul Ulama'. 2011. Pandangan Agama Islam Tentang Geologi. http://islamnuahlussunnahwaljamaah.blogspot.com/2011/12/pandangan-agama-islam-tentang-geologi.html (Diakses pada sabtu, 9 mei 2015 pukul 20:10 WITA)