Model Pembelajaran Stad Kel. 10
-
Upload
sylvia-anggraeni -
Category
Documents
-
view
227 -
download
0
description
Transcript of Model Pembelajaran Stad Kel. 10
MODEL PEMBELAJARAN STAD (Student Teams Achievement Division)
(Makalah ini disusun guna memenuhi tugas Mata Kuliah Strategi Belajar Mengajar Bidang
Studi)
Oleh:
Kelompok 10:
1.) Candra Pratama H. (130210103031)
2.) Fida Marta Sari (130210103055)
3.) Diana Widyaningtyas (130210103067)
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
JURUSAN PENDIDIKAN MIPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JEMBER
2014
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan karunia-
Nya kepada kita dan tak lupa pula kita mengirim salam dan salawat kepada baginda Nabi
Besar Muhammad SAW yang telah membawakan kita suatu ajaran yang benar yaitu agama
Islam, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Model Pembelajaran
STAD (Student Teams Achievement Division)” ini dengan lancar.
Makalah ini ditulis dari hasil penyusunan data-data sekunder yang kami peroleh dari berbagai
sumber yang berkaitan dengan model pembelajaran STAD (Student Teams Achievement
Division) serta infomasi dari media massa yang berhubungan dengan model pembelajaran
STAD (Student Teams Achievement Division), tak lupa kami ucapkan terima kasih kepada
pengajar mata kuliah strategi belajar mengajar bidang studi Prof. Dr. Suratno, M.Si. atas
bimbingan dan arahan dalam penulisan makalah ini. Juga kepada rekan-rekan mahasiswa
yang telah mendukung sehingga kita dapat menyelesaikan makalah ini.
Kami harap dengan membaca makalah ini dapat memberi manfaat bagi kita semua, dalam hal
ini dapat menambah wawasan kita mengenai Model Pembelajaran STAD (Student Teams
Achievement Division), khususnya bagi tim penyusun. Memang makalah ini masih jauh dari
sempurna, maka tim penyusun mengharapkan kritik dan saran dari pembaca demi perbaikan
menuju arah yang lebih baik.
Tim Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam pelaksanaan proses belajar mengajar guru dituntut untuk menggunakan
berbagai macam strategi pembelajaran yang mengaktifkan interaksi antara guru dan
siswa, siswa dengan siswa dan siswa dengan lingkungannya. Salah satu upaya untuk
meningkatkan mutu pendidikan yang telah dilakukan oleh pemerintah antara lain dengan
diadakannya sertifikasi guru, penyempurnaan kurikulum dan penataran- penataran yang
bertujuan untuk meningkatkan mutu pendidikan.
Sesuai dengan kenyataan di lapangan, pada umumnya proses belajar mengajar di
kelas masih banyak menggunakan metode ceramah sehingga seringkali proses belajar
dan hasil belajar tidak sesuai dengan yang diharapkan. Pola pembelajaran yang terpusat
pada guru akan memberikan dampak negative pada siswa diantaranya siswa menjadi
pasif, siswa menjadi kurang kreatif dan jika mengandalkan penjelasan dari guru saja,
maka informasi yang akan diterima sangat terbatas dan sedikit. Banyaknya konsep
pembelajaran dalam penyampaian materi banyak menggunakan konsep teoritis atau
konvensional, sehingga kurang optimal digunakan. Dari hal tersebut perlu penerapan
yang lebih cermat dan mengetahui terhadap tujuan pembelajaran yang sebenarnya.
Model STAD menjadi pilihan alternatif karena dalam model ini lebih menekankan
kelompok sebagai sarana utama. Hal itu memungkinkan setiap siswa belajar dalam
kelompok untuk membantu pemahaman masing-masing siswa,sehingga terdapat
peningkatan nilai secara individual dan kelompok akan mendapatkan nilai tambah
terhadap peningkatan nilai individual masing-masing kelompok. Berdasar uraian diatas
kami memberi judul makalah ini " Model Pembelajaran STAD (Student Teams
Achievement Division)
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam makalah ini adalah:
1.) Apa yang dimaksud dengan model pembelajaran kooperatif?
2.) Apa yang dimaksud dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD?
3.) Apa saja ciri-ciri dan komponen utama dalam model pembelajaran kooperatif tipe
STAD?
4.) Apa saja langkah-langkah yang digunakan dalam model pembelajaran kooperatif tipe
STAD?
5.) Apa saja kelebihan dan kekurangan model pembelajaran kooperatif tipe STAD?
1.3 Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah:
1.) Mahasiswa dapat mengetahui model pembelajaran kooperatif
2.) Mahasiswa dapat mengetahui model pembelajaran kooperatif tipe STAD
3.) Mahasiswa dapat mengetahui ciri-ciri dan komponen utama dalam model
pembelajaran kooperatif tipe STAD
4.) Mahasiswa dapat mengetahui langkah-langkah yang digunakan dalam model
pembelajaran kooperatif tipe STAD
5.) Mahasiswa dapat mengetahui kelebihan dan kekurangan model pembelajaran
kooperatif tipe STAD
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Model Pembelajaran Kooperatif
Model Pembelajaran kooperatif dikembangkan dari teori belajar konstruktivitisme
yang lahir dari Piaget dan Vigosky. Berdasarkan penelitian Piaget yang pertama
dikemukakan bahwa pengetahuan itu dibangun dalam pikiran anak. Dalam model
pembelajaran kooperatif, guru yang lebih berperan sebagai fasilitator yang berfungsi
sebagai jembatan penghubung ke arah pemahaman yang lebih tinggi, dengan catatan
siswa sendiri. Guru tidak hanya memberikan pengetahuan kepada siswa, tetapi juga
harus membangun pengetahuan dalam pikirannya. Siswa mempunyai kesempatan untuk
mendapatkan pengalaman langsung dalam menerapkan ide-ide mereka, ini merupakan
kesempatan bagi siswa untuk menemukan dan menerapkan ide-ide mereka sendiri.
Menurut (Hamid Hasan dalam Etin Solihatin & Raharjo 2007), Kooperatif
mengandung pengertian bekerja bersama dalam mencapai tujuan bersama. Senada
dengan pengertian tersebut, Slavin (1984) mengatakan bahwa cooperative learning
adalah suatu model pembelajaran dimana siswa belajar dan bekerja dalam kelompok-
kelompok kecil secara kolaboratif yang anggotanya terdiri dari 4-6 orang dengan struktur
kelompok yang bersifat heterogen. Jadi dapat disimpulkan bahwa pembelajaran
kooperatif merupakan suatu model pembelajaran yang mengutamakan adanya kelompok-
kelompok serta di dalamnya menekankan kerjasama.
Tujuan model pembelajaran kooperatif adalah hasil belajar akademik siswa
meningkat dan siswa dapat menerima berbagai keragaman dari temannya serta
mengembangkan keterampilan sosial. Dalam model ini siswa memiliki dua tanggung
jawab, yaitu mereka belajar untuk dirinya sendiri dan membantu sesama anggota
kelompok untuk belajar. Siswa belajar bersama dalam sebuah kelompok kecil dan
mereka dapat melakukannya seorang diri. Pada pembelajaran kooperatif di yakini bahwa
keberhasilan peserta didik tercapai jika setiap anggota kelompoknya berhasil.
Menurut (Lie, 2002:30 ), Ada 5 komponen dasar dalam pembelajaran kooperatif
yaitu:
a) Saling ketergantungan positif (positive Interdependence)
b) Akuntabilitas individu (individual accountability)
c) Interaksi tatap muka (face to face interaction)
d) Ketrampilan menjalin hubungan antar anggota kelompok (interpersonal and small
group skill)
e) Proses kelompok (Group Processing)
Sedangkan menurut Ibrahim (2000:6) ciri-ciri pembelajaran kooperatif adalah
sebagai berikut :
a) Siswa bekerja dalam kelompok secara kooperatif untuk menuntaskan materi
belajarnya.
b) Kelompok dibentuk dari siswa yang berkemampuan tinggi, sedang dan rendah.
c) Apabila mungkin, anggota kelompok berasal dari ras, budaya, agama, etnis dan jenis
kelamin berbeda.
d) Pembelajaran lebih berorientasi pada kelompok daripada individu.
Model pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran yang banyak
digunakan dan menjadi perhatian serta dianjurkan oleh para ahli pendidikan. Hal ini
dikarenakan berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan Slavin (1995) dinyatakan
bahwa:
1) Penggunaan pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan prestasi belajar siswa dan
sekaligus dapat meningkatkan hubungan sosial, menumbuhkan sikap toleransi dan
menghargai pendapat orang lain.
2) Pembelajaran kooperatif dapat memenuhi kebutuhan siswa dalam berpikir kritis
memecahkan masalah dan meintegrasikan pengetahuan dan pengalaman.
2.2 Model Pembelajaran Tipe STAD
Pembelajaran kooperatif tipe Student Team Achievement Division (STAD) ini
dikembangkan oleh Robert Slavin dan teman-temannya di Universitas John Hopkin
(dalam Slavin, 1995). Slavin memaparkan bahwa: “gagasan utama di belakang STAD
adalah memacu siswa agar saling mendorong dan membantu satu sama lain untuk
menguasai keterampilan yang di ajarkan guru”. Jika siswa menginginkan kelompok
memperoleh hadiah, mereka harus membantu teman sekelompok mereka dalam
mempelajari pelajaran. Mereka harus mendorong teman sekelompok untuk melakukan
yang terbaik, memperlihatkan norma – norma bahwa belajar itu penting, berharga dan
menyenangkan. Para siswa diberi waktu untuk bekerja sama setelah pelajaran diberikan
oleh guru, tetapi tidak saling membantu ketika menjalani kuis, sehingga setiap siswa
harus menguasai materi itu (tanggung jawab perseorangan). Para siswa mungkin bekerja
berpasangan dan mungkin bertukar jawaban, mendiskusikan ketidaksamaan, dan saling
membantu satu sama lain. Mereka bisa mendiskusikan pendekatan-pendekatan untuk
memecahkan masalah itu atau mereka bisa saling memberikan pertanyaan tentang isi dari
materi yang mereka pelajari itu.
Student Teams Achievement Division (STAD) merupakan salah satu metode atau
pendekatan dalam pembelajaran kooperatif yang sederhana dan baik untuk guru yang
baru mulai menggunakan pendekatan kooperatif dalam kelas, STAD juga merupakan
suatu metode pembelajaran kooperatif yang efektif. Dikatakan sederhana karena mulanya
siswa ditempatkan dalam tim belajar beranggotakan empat orang yang merupakan
campuran menurut tingkat kinerjanya, jenis kelamin dan suku. Guru menyajikan
pelajaran kemudian siswa bekerja dalam tim untuk memastikan bahwa seluruh anggota
tim telah menguasai pelajaran tersebut. Akhirnya seluruh siswa dikenai kuis tentang
materi itu dengan catatan saat kuis mereka tidak boleh saling membantu.
Ide dasar model STAD adalah bagaimana memotivasi siswa dalam kelompoknya agar
mereka dapat saling mendorong dan membantu satu sama lain dalam menguasai materi
yang disajikan, serta menumbuhkan suatu kesadaran bahwa belajar itu penting, bermakna
dan menyenangkan. Seperti dalam kebanyakan model pembelajaran kooperatif, model
STAD bekerja berdasarkan prinsip siswa bekerja bersama-sama untuk belajar dan
bertanggung jawab terhadap belajar teman-temannya dalam tim juga dirinya sendiri
(Handayanto,2003:115).
2.3 Ciri-ciri dan Komponen Utama Tipe STAD
Menurut Slavin (2008:10), ciri-ciri model pembelajaran kooperatif tipe STAD yaitu:
1. Bahan pelajaran disajikan oleh guru dan siswa harus mencurahkan perhatiannya,
karena hal itu akan mempengaruhi hasil kerja mereka dalam kelompok.
2. Anggota kelompok terdiri dari 4-5 orang siswa, mereka heterogen dalam berbagai hal
seperti prestasi akademik dan jenis kelamin.
3. Setelah tiga kali pertemuan diadakan tes individu berupa kuis mingguan yang
dikerjakan siswa sendiri-sendiri.
4. Materi pelajaran disiapkan oleh guru dalam bentuk lembar kerja siswa. Penempatan
siswa dalam kelompok lebih baik ditentukan oleh guru daripada memilih sendiri.
Adapun menurut Slavin (1995) ada lima komponen utama dalam model STAD
(student teams achievement division), yaitu:
a. Penyajian kelas (class presentation).
Guru menyajikan materi didepan kelas secara klasikal yang difokuskan pada konsep-
konsep materi yang akan dibahas saja. Selanjutnya siswa disuruh belajar dalam
kelompok kecil untuk mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru.
b. Pembentukkan kelompok belajar (teams).
Siswa disusun dalam kelompok yang anggotanya heterogen (baik kemampuan
akademiknya maupun jenis kelaminnya). Caranya dengan merangkingkan siswa
berdasarkan nilai rapor atau nilai yang diperoleh oleh siswa sebelum pembelajaran
kooperatif model STAD. Adapun fungsi pengelompokkan ini adalah untuk
mendorong adanya kerjasama kelompok dalam mempelajari materi dan
menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru.
c. Pemberian tes atau kuis (quizzes).
Setelah belajar kelompok selesai, diadakan tes atau kuis dengan tujuan untuk
mengetahui atau mengukur kemampuan belajar siswa terhadap materi yang telah
dipelajari. Dalam hal ini siswa sama sekali tidak dibenarkan untuk kerjasama dengan
temannya. Tujuan tes ini adalah untuk memotivasi siswa agar berusaha dan
bertanggung jawab secara individual. Siswa dituntut untuk melakukan yang terbaik
sebagai hasil belajar kelompoknya. Selain bertanggung jawab secara individual, siswa
memberikan sumbangan yang sangat berharga bagi kesuksesan kelompok. Tes ini
dilakukan setelah satu sampai dua kali penyajian kelas dan pembelajaran dalam
kelompok.
d. Pemberian skor peningkatan individu (individual improvement scores).
Hal ini dilakukan untuk memberikan kepada siswa suatu sasaran yang dapat dicapai
bila mereka bekerja keras dan memperlihatkan hasil yang baik dibandingkan dengan
hasil yang sebelumnya. Pengelola skor hasil kerjasama siswa dilakukan dengan urutan
berikut: skor awal, skor tes, skor peningkatan dan skor kelompok.
e. Penghargaan kelompok (team recognition).
Penghargaan kelompok ini diberikan dengan memberikan hadiah sebagai
penghargaan atas usaha yang telah dilakukan kelompok selama belajar. Pemberian
penghargaan ini bukan hanya berupa hadiah, tapi juga bisa dalam bentuk pujian.
2.4 Langkah-langkah Tipe STAD
Menurut Maidiyah (1998:7-13) langkah-langkah pembelajaran kooperatif metode
STAD adalah sebagai berikut:
A.) Persiapan STAD
1) Materi
Materi pembelajaran kooperatif metode STAD dirancang sedemikian rupa untuk
pembelajaran secara kelompok. Sebelum menyajikan materi pembelajaran, dibuat
lembar kegiatan (lembar diskusi) yang akan dipelajari kelompok kooperatif dan
lembar jawaban dari lembar kegiatan tersebut.
2) Menetapkan siswa dalam kelompok
Kelompok siswa merupakan bentuk kelompok yang heterogen. Setiap kelompok
beranggotakan 4-5 siswa yang terdiri dari siswa yang berkemampuan tinggi, sedang
dan rendah. Bila memungkinkan harus diperhitungkan juga latar belakang, ras dan
sukunya. Guru tidak boleh membiarkan siswa memilih kelompoknya sendiri karena
akan cenderung memilih teman yang disenangi saja. Sebagai pedoman dalam
menentukan kelompok dapat diikuti petunjuk berikut (Maidiyah, 1998:7-8):
a. Merangking siswa
Merangking siswa berdasarkan hasil belajar akademiknya di dalam kelas. Gunakan
informasi apa saja yang dapat digunakan untuk melakukan rangking tersebut. Salah
satu informasi yang baik adalah skor tes.
b. Menentukan jumlah kelompok
Setiap kelompok sebaiknya beranggotakan 4-5 siswa. Untuk menentukan berapa
banyak kelompok yang dibentuk, bagilah banyaknya siswa dengan empat. Jika hasil
baginya tidak bulat, misalnya ada 42 siswa, berarti ada delapan kelompok yang
beranggotakan empat siswa dan dua kelompok yang beranggotakan lima siswa.
Dengan demikian ada sepuluh kelompok yang akan dibentuk.
c. Membagi siswa dalam kelompok
Dalam melakukan hal ini, seimbangkanlah kelompok-kelompok yang dibentuk yang
terdiri dari siswa dengan tingkat hasil belajar rendah, sedang hingga hasil belajarnya
tinggi sesuai dengan rangking. Dengan demikian tingkat hasil belajar rata-rata semua
kelompok dalam kelas kurang lebih sama.
d. Mengisi lembar rangkuman kelompok
Isikan nama-nama siswa dalam setiap kelompok pada lembar rangkuman kelompok
(format perhitungan hasil kelompok untuk pembelajaran kooperatif metode STAD).
3) Menentukan Skor Awal
Skor awal siswa dapat diambil melalui Pretest yang dilakukan guru sebelum
pembelajaran kooperatif metode STAD dimulai atau dari skor tes paling akhir yang
dimiliki oleh siswa. Selain itu, skor awal dapat diambil dari nilai rapor siswa pada
semester sebelumnya.
4) Kerja sama kelompok
Sebelum memulai pembelajaran kooperatif, sebaiknya diawali dengan latihan-latihan
kerja sama kelompok. Hal ini merupakan kesempatan bagi setiap kelompok untuk
melakukan hal-hal yang menyenangkan dan saling mengenal antar anggota kelompok.
5) Jadwal Aktivitas
STAD terdiri atas lima kegiatan pengajaran yang teratur, yaitu penyampaian materi
pelajaran oleh guru, kerja kelompok, tes penghargaan kelompok dan laporan berkala
kelas.
B.) Mengajar
Setiap pembelajaran dalam STAD dimulai dengan presentasi kelas, yang meliputi
pendahuluan, pengembangan, petunjuk praktis, aktivitas kelompok, dan kuis. Dalam
presentasi kelas, hal-hal yang perlu diperhatikan adalah:
1) Pendahuluan
a. Guru menjelaskan kepada siswa apa yang akan dipelajari dan mengapa hal itu penting
untuk memunculkan rasa ingin tahu siswa. Hal ini dapat dilakukan dengan cara
memberi teka-teki, memunculkan masalah-masalah yang berhubungan dengan materi
dalam kehidupan sehari-hari, dan sebagainya.
b. Guru dapat menyuruh siswa bekerja dalam kelompok untuk menentukan konsep atau
untuk menimbulkan rasa senang pada pembelajaran.
2) Pengembangan
a. Guru menentukan tujuan-tujuan yang ingin dicapai dari pembelajaran.
b. Guru menekankan bahwa yang diinginkan adalah agar siswa mempelajari dan
memahami makna, bukan hafalan.
c. Guru memeriksa pemahaman siswa sesering mungkin dengan memberikan
pertanyaan-pertanyaan.
d. Guru menjelaskan mengapa jawabannya benar atau salah.
e. Guru melanjutkan materi jika siswanya memahami pokok masalahnya.
3) Praktek Terkendali
a. Guru menyuruh siswa mengajarkan soal-soal atau jawaban pertanyaan-pertanyaan
yang diajukan oleh guru.
b. Guru memanggil siswa secara acak untuk menjawab pertanyaan atau menyelesaikan
soal-soal yang diajukan oleh guru. Hal ini akan menyebabkan siswa mempersiapkan
diri untuk menjawab pertanyaan atau soal-soal yang diajukan.
c. Guru tidak perlu memberikan soal atau pertanyaan yang lama penyelesaiannya pada
kegiatan ini. Sebaliknya siswa mengerjakan satu atau dua soal, dan kemudian guru
memberikan umpan balik.
C.) Kegiatan Kelompok
1) Pada hari pertama kegiatan kelompok STAD, guru sebaiknya menjelaskan apa yang
dimaksud bekerja dalam kelompok, yaitu:
a. Siswa mempunyai tanggung jawab untuk memastikan bahwa teman dalam
kelompoknya telah mempelajari materi dalam lembar kegiatan yang diberikan oleh
guru.
b. Tidak seorang pun siswa diizinkan selesai belajar sebelum semua anggota kelompok
menguasai pelajaran.
c. Mintalah bantuan kepada teman satu kelompok apabila seorang anggota kelompok
mengalami kesulitan dalam memahami materi sebelum meminta bantuan kepada
guru.
d. Dalam satu kelompok harus saling berbicara sopan.
2) Guru dapat mendorong siswa dengan menambahkan peraturan-peraturan lain sesuai
kesepakatan bersama. Selanjutnya kegiatan yang dilakukan guru adalah:
a. Guru meminta siswa berkelompok dengan teman sekelompoknya.
b. Guru memberikan lembar kegiatan (lembar diskusi) beserta lembar jawabannya.
c. Guru menyarankan siswa agar bekerja secara berpasangan atau dengan seluruh
anggota kelompok tergantung pada tujuan yang dipelajarinya. Jika mereka
mengerjakan soal-soal maka setiap siswa harus mengerjakan sendiri dan selanjutnya
mencocokkan jawabannya dengan teman sekelompoknya. Jika ada seorang teman
yang belum memahami, teman sekelompoknya bertanggung jawab untuk
menjelaskan.
d. Tekankanlah bahwa lembar kegiatan (lembar diskusi) untuk diisi dan dipelajari.
Dengan demikian setiap siswa mempunyai lembar jawaban untuk diperiksa oleh
teman sekelompoknya.
3) Guru melakukan pengawasan kepada setiap kelompok selama siswa bekerja dalam
kelompok. Sesekali guru mendekati kelompok untuk mendengarkan bagaimana
anggota kelompok berdiskusi.
D.) Kuis atau Tes
Setelah siswa bekerja dalam kelompok selama kurang lebih dua kali penyajian, guru
memberikan kuis atau tes individual. Setiap siswa menerima satu lembar kuis. Waktu
yang disediakan guru untuk kuis adalah setengah sampai satu jam pelajaran. Hasil dari
kuis itu kemudian diberi skor dan akan disumbangkan sebagai skor kelompok.
E.) Penghargaan Kelompok
1) Menghitung skor individu dan kelompok
Setelah diadakan kuis, guru menghitung skor perkembangan individu dan skor
kelompok berdasarkan rentang skor yang diperoleh setiap individu. Skor
perkembangan ditentukan berdasarkan skor awal siswa.
2) Menghargai hasil belajar kelompok
Setelah guru menghitung skor perkembangan individu dan skor kelompok, guru
mengumumkan kelompok yang memperoleh poin peningkatan tertinggi. Setelah itu
guru memberi penghargaan kepada kelompok tersebut yang berupa sertifikat atau
berupa pujian. Untuk pemberian penghargaan ini tergantung dari kreativitas guru.
2.5 Kelebihan dan Kekurangan Tipe STAD
1.) Kelebihan model pembelajaran kooperatif tipe STAD, yaitu:
A. Siswa bekerjasama dalam mencapai tujuan dengan menjunjung norma-norma
kelompok.
B. Siswa aktif membantu dan memotivasi semangat untuk keberhasilan bersama.
C. Aktif sebagai tutor sebaya untuk lebih meningkatkan keberhasilan kelompok.
D. Interaksi antar siswa seiring dengan peningkatan kemampuan mereka dalam
berpendapat.
E. Meningkatkan kepekaan dan kesetiakawanan sosial.
F. Memudahkan siswa melakukan penyesuaian (adaptasi).
G. Menghilangkan sifat mementingkan diri sendiri dan egois.
H. Meningkatkan rasa saling percaya kepada sesama manusia.
I. Dapat mengembangkan bakat kepemimpinan dan mengajarkan keterampilan
berdiskusi.
J. Dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk lebih intensif mengadakan
penyelidikan mengenai suatu masalah.
K. Dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk menggunakan keterampilan
bertanya dan membahas suatu masalah.
L. Dapat mengembangkan prestasi siswa, baik hasil tes yang dibuat guru maupun tes
baku.
2.) Kekurangan model pembelajaran kooperatif tipe STAD, yaitu:
A. Kekhawatiran bahwa akan terjadi kekacauan di kelas dan siswa tidak belajar jika
mereka diterapkan dalam grup.
B. Banyak orang mempunyai kesan negatif mengenai kegiatan kerjasama atau
belajar dalam kelompok.
C. Banyak siswa tidak senang disuruh untuk kerjasama dengan yang lain.
D. Siswa yang tekun merasa harus bekerja melebihi siswa yang lain dalam grup
mereka, sedangkan siswa kurang mampu merasa minder ditempatkan dalam satu
grup dengan siswa yang lebih pandai.
E. Siswa yang yang tekun juga merasa timnya yang kurang mampu hanya
menumpang saja pada hasil jerih payah mereka.
F. Membutuhkan waktu lebih lama (pemborosan waktu).
G. Menuntut kemampuan khusus guru sehingga tidak semua guru dapat
melakukannya.
Rancangan Pembelajaran
A. Sebelum memulai model pembelajaran STAD, guru harus membuat lembar kegiatan
(lembar diskusi) dan lembar jawaban yang nantinya akan diberikan kepada tiap-tiap
kelompok belajar STAD.
B. Sebelum proses pembelajaran STAD dimulai, guru wajib mengambil skor awal siswa.
Skor awal siswa dapat diambil melalui Pretest yang dilakukan guru sebelum pembelajaran
kooperatif metode STAD dimulai atau dari skor tes paling akhir yang dimiliki oleh siswa.
Selain itu, skor awal dapat diambil dari nilai rapor siswa pada semester sebelumnya.
C. Guru membentuk kelompok yang beranggotakan 4-5 orang yang terdiri dari siswa yang
berkemampuan tinggi, sedang, dan rendah. Jangan sampai membiarkan siswa memilih
sendiri kelompoknya karena berakibat siswa akan memilih teman-teman kelompok yang
pintar dan akan mengesampingkan teman-teman yang berkemampuan rendah.
D. Guru memberikan lembar kegiatan (lembar diskusi) beserta lembar jawabannya.
E. Guru menekankan pada siswa ketika dibentuk kelompok maka lembar kegiatan yang
diberikan oleh guru harus dikerjakan bersama-sama. Untuk lebih efektifnya ketika diberi
tugas, siswa mengerjakan sendiri-sendiri terlebih dahulu setelah itu baru dicocokkan
dengan teman sekelompoknya. Ketika ada teman yang kurang paham, teman
sekelompoknya wajib memberi tahu sampai teman kelompoknya itu paham.
F. Guru melakukan pengawasan kepada setiap kelompok selama siswa bekerja dalam
kelompok. Sesekali guru mendekati kelompok untuk mendengarkan bagaimana anggota
kelompok berdiskusi.
G. Setelah siswa bekerja dalam kelompok, guru memberikan kuis atau tes individual. Setiap
siswa menerima satu lembar kuis. Waktu yang disediakan guru untuk kuis adalah setengah
sampai satu jam pelajaran. Hasil dari kuis itu kemudian diberi skor dan akan
disumbangkan sebagai skor kelompok.
H. Setelah diadakan kuis, guru menghitung skor perkembangan individu dan skor kelompok
berdasarkan rentang skor yang diperoleh setiap individu. Skor perkembangan ditentukan
berdasarkan skor awal siswa.
I. Setelah guru menghitung skor perkembangan individu dan skor kelompok, guru
mengumumkan kelompok yang memperoleh poin peningkatan tertinggi. Setelah itu guru
memberi penghargaan kepada kelompok tersebut yang berupa barang yang dibutuhkan
siswa sehari-hari dalam proses pembelajaran misalnya buku tulis, pensil, dan pulpen.
Rancangan Evaluasi
Dalam pelaksanaan proses belajar mengajar guru dituntut untuk menggunakan
berbagai macam strategi pembelajaran yang mengaktifkan interaksi antara guru dan siswa,
siswa dengan siswa dan siswa dengan lingkungannya. Salah satu upaya untuk meningkatkan
mutu pendidikan yang telah dilakukan oleh pemerintah antara lain dengan diadakannya
sertifikasi guru, penyempurnaan kurikulum dan penataran-penataran yang bertujuan untuk
meningkatkan mutu pendidikan.
Sesuai dengan kenyataan di lapangan, pada umumnya proses belajar mengajar di
kelas masih banyak menggunakan metode ceramah sehingga seringkali proses belajar dan
hasil belajar tidak sesuai dengan yang diharapkan. Pola pembelajaran yang terpusat pada guru
akan memberikan dampak negative pada siswa diantaranya siswa menjadi pasif, siswa
menjadi kurang kreatif dan jika mengandalkan penjelasan dari guru saja, maka informasi
yang akan diterima sangat terbatas dan sedikit.
Model STAD menjadi pilihan alternatif karena dalam model ini lebih menekankan
kelompok sebagai sarana utama. Hal itu memungkinkan setiap siswa belajar dalam kelompok
untuk membantu pemahaman masing-masing siswa, sehingga terdapat peningkatan nilai
secara individual dan kelompok akan mendapatkan nilai tambah terhadap peningkatan nilai
individual masing-masing kelompok.
Student Teams Achievement Division (STAD) merupakan salah satu metode atau
pendekatan dalam pembelajaran kooperatif yang sederhana dan baik untuk guru yang baru
mulai menggunakan pendekatan kooperatif dalam kelas, STAD juga merupakan suatu
metode pembelajaran kooperatif yang efektif. Keberhasilan penggunaan metode ini
tergantung pada guru, individu secara umum, dan kerja sama kelompok.
Adapun keunggulan STAD antara lain:
a. Siswa bekerjasama dalam mencapai tujuan dengan menjunjung norma-norma
kelompok
b. Siswa aktif membantu dan memotivasi semangat untuk berhasil bersama
c. Aktif sebagai tutor sebaya untuk lebih meningkatkan keberhasilan kelompok
d. Interaksi antar siswa seiring dengan peningkatan kemampuan mereka dalam
berpendapat
e. Meningkatkan kepekaan dan kesetiakawanan sosial
f. Memudahkan siswa melakukan penyesuaian
g. Menghilangkan sifat mementingkan diri sendiri dan egois
h. Meningkatkan rasa saling percaya kepada sesama manusia
Adapun kelemahan STAD sehingga membuat pengajar enggan menerapkan
pembelajaran kooperatif di kelas yaitu:
a. kekhawatiran bahwa akan terjadi kekacauan di kelas dan siswa tidak belajar jika
mereka diterapkan dalam grup.
b. banyak orang mempunyai kesan negatif mengenai kegiatan kerjasama atau belajar
dalam kelompok.
c. Banyak siswa tidak senang disuruh untuk kerjasama dengan yang lain.
d. Siswa yang tekun merasa harus bekerja melebihi siswa yang lain dalam grup mereka,
sedangkan siswa kurang mampu merasa minder ditempatkan dalam satu grup dengan
siswa yang lebih pandai.
e. Siswa yang yang tekun juga merasa timnya yang kurang mampu hanya menumpang
saja pada hasil jerih payah mereka.
f. Membutuhkan waktu lebih lama.
g. Menuntut kemampuan khusus guru sehingga tidak semua guru dapat melakukannya.
Gambar yang benar Gambar yang salah
Dari kelemahan model STAD tersebut bisa di evaluasi dengan cara sebagai berikut:
a. Guru yang membentuk beberapa kelompok. Setiap kelompok terdiri yang anggota 4-5
orang, dimana anggota kelompok mempunyai kemampuan akademik yang berbeda-
beda (tinggi, sedang, dan rendah). Jika siswa yang membentuk kelompoknya sendiri,
siswa akan memilih teman yang mempunyai kemampuan akademik yang lebih atau
pandai. Jika hal itu terjadi maka kasihan kepada siswa yang memiliki kemampuan
akademik yang sedang dan kurang. Mereka tidak mendapatkan pengetahuan yang sama
dengan temannya yang mempunyai kemampuan akademik lebih.
b. Guru memberikan tugas kepada kelompok berkaitan dengan materi yang telah
diberikan, mendiskusikannya secara bersama-sama, saling membantu antar anggota
lain, serta membahas jawaban tugas yang diberikan guru. Tujuan utamanya adalah
memastikan bahwa setiap kelompok dapat menguasai konsep dan materi. Bahan tugas
untuk kelompok dipersiapkan oleh guru agar kompetensi dasar yang diharapkan dapat
dicapai. Karena jika siswa tidak langsung diberikan tugas atau kuis siswa lebih
cenderung bergurau dengan temannya, berbicara yang tidak mengarah kepada
pelajaran.
c. Sementara siswa bekerja dalam kelompok, guru berkeliling dalam kelas. Guru
sebaiknya memuji kelompok yang semua anggotanya bekerja dengan baik, yang
anggotanya duduk dalam kelompoknya untuk mendengarkan bagaimana anggota yang
lain bekerja dan sebagainya.
Rancangan Lembar Kerja Mahasiswa (LKM)
Topik : Organisasi Kehidupan Tingkat Sel
Kelas/semester : A/tiga
Anggota Kelompok :
1.
2.
3.
4.
Petunjuk:
1. Pelajari Lembar Kerja Mahasiswa tentang organisasi kehidupan tingkat sel secara
berdiskusi dengan teman-temanmu satu kelompok!
2. Diskusikan dan bahas bersama dengan temanmu tentang kesulitan yang kamu temui! Jika
dalam kelompokmu belum diperoleh jawabannya, tanyakan pada gurumu, tetapi
berusahalah semaksimal mungkin terlebih dahulu!
3. Setelah selesai, setiap kelompok mempresentasikan hasil diskusi kelompok.
Masalah:
1. Pengkajian tentang sel hingga saat ini telah mencapai kemajuan yang sangat pesat
sehingga dipelajari tersendiri dalam cabang ilmu sitologi, yang meliputi morfologi dan
jenis-jenis sel, berbagai macam organel penyusun sel.
a. Sebutkan berbagai macam organel penyusun sel?
b. Jelaskan fungsi dari organel penyusun sel?
2. Sel adalah tingkat organisasi di atas molekul. Semua makhluk hidup tersusun oleh sel,
ada yang bersel satu atau bersel banyak. Sel sebagai unit fungsional dan struktural
terkecil bagi makhluk hidup bersel banyak selalu memperlihatkan ciri-ciri hidup.
a. Sebutkan ciri-ciri makhluk hidup yang bersel banyak?
KUIS INDIVIDUAL
Setelah mempelajari materi tentang sel,sekarang jelaskan perbedaan dari kedua gambar dibawah ini? Carilah perbedaan dari kedua gambar tersebut sebanyak-banyaknya!
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pembelajaran kooperatif merupakan suatu model pembelajaran yang mengutamakan
adanya kelompok-kelompok serta di dalamnya menekankan kerjasama. Tujuan model
pembelajaran kooperatif adalah hasil belajar akademik siswa meningkat dan siswa dapat
menerima berbagai keragaman dari temannya serta mengembangkan keterampilan sosial.
Student Teams Achievement Division (STAD) merupakan salah satu metode atau
pendekatan dalam pembelajaran kooperatif yang sederhana dan baik untuk guru yang
baru mulai menggunakan pendekatan kooperatif dalam kelas. Ada lima komponen utama
dalam model STAD yaitu penyajian kelas, pembentukkan kelompok belajar, pemberian
tes atau kuis, pemberian skor peningkatan individu, dan penghargaan kelompok.
Langkah-langkah model pembelajaran tipe STAD adalah persiapan STAD,
mengajar, kegiatan kelompok, kuis atau tes, dan penghargaan kelompok. Kelebihan
model pembelajaran tipe STAD adalah dapat memberikan kesempatan kepada siswa
untuk menggunakan keterampilan bertanya dan membahas suatu masalah,
menghilangkan sifat mementingkan diri sendiri dan egois, dan dapat mengembangkan
prestasi siswa baik hasil tes yang dibuat guru maupun tes baku. Sedangkan kekurangan
model pembelajaran tipe STAD adalah kekhawatiran bahwa akan terjadi kekacauan di
kelas dan siswa tidak belajar jika mereka diterapkan dalam grup, siswa yang tekun
merasa harus bekerja melebihi siswa yang lain dalam grup mereka, sedangkan siswa
kurang mampu merasa minder ditempatkan dalam satu grup dengan siswa yang lebih
pandai.
3.2 Saran
Model pembelajaran tipe STAD penting dilakukan oleh setiap guru dalam proses
pembelajaran karena model pembelajaran ini mampu meningkatkan prestasi siswa dan
siswa mampu belajar berinteraksi dengan teman sebayanya. Namun guru harus memiliki
keahlian khusus dalam mengendalikan jalannya model pembelajaran STAD ini agar
tidak terjadi kekacauan di dalam kelas ketika menerapkan model pembelajaran ini.
DAFTAR PUSTAKA
Rusman. 2011. Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru. Jakarta:
Rajawali Pers.
Budiyono,Budi Usodo &Yemi Kuswardi. 2012. Model,Media dan Evaluasi Pembelajaran
Matematika. Surakarta: UNS
Hasibuan, J. J. Dkk. 1988. Proses Belajar Mengajar. Bandung : CV. Remadja Karya.
Ibrahim, H. M. 2000. Pembelajaran Kooperatif. Surabaya : Universitas Negeri Surabaya.
Lie, Anita. 2005. Cooperatif Learning. Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indonesia.
Lie, Anita. 2002. Mempraktekkan Kooperatif Learning di ruang-ruang kelas. Jakarta:
Grasindo.