Model Pembelajaran Stad Kel. 10

34
MODEL PEMBELAJARAN STAD (Student Teams Achievement Division) (Makalah ini disusun guna memenuhi tugas Mata Kuliah Strategi Belajar Mengajar Bidang Studi) Oleh: Kelompok 10: 1.) Candra Pratama H. (130210103031) 2.) Fida Marta Sari (130210103055) 3.) Diana Widyaningtyas (130210103067) PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

description

tentang model pembelajaran stad

Transcript of Model Pembelajaran Stad Kel. 10

Page 1: Model Pembelajaran Stad Kel. 10

MODEL PEMBELAJARAN STAD (Student Teams Achievement Division)

(Makalah ini disusun guna memenuhi tugas Mata Kuliah Strategi Belajar Mengajar Bidang

Studi)

Oleh:

Kelompok 10:

1.) Candra Pratama H. (130210103031)

2.) Fida Marta Sari (130210103055)

3.) Diana Widyaningtyas (130210103067)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

JURUSAN PENDIDIKAN MIPA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS JEMBER

2014

Page 2: Model Pembelajaran Stad Kel. 10

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan karunia-

Nya kepada kita dan tak lupa pula kita mengirim salam dan salawat kepada baginda Nabi

Besar Muhammad SAW yang telah membawakan kita suatu ajaran yang benar yaitu agama

Islam, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Model Pembelajaran

STAD (Student Teams Achievement Division)”  ini dengan lancar.

Makalah ini ditulis dari hasil penyusunan data-data sekunder yang kami peroleh dari berbagai

sumber yang berkaitan dengan model pembelajaran STAD (Student Teams Achievement

Division) serta infomasi dari media massa yang berhubungan dengan model pembelajaran

STAD (Student Teams Achievement Division), tak lupa kami ucapkan terima kasih kepada

pengajar mata kuliah strategi belajar mengajar bidang studi Prof. Dr. Suratno, M.Si. atas

bimbingan dan arahan dalam penulisan makalah ini. Juga kepada rekan-rekan mahasiswa

yang telah mendukung sehingga kita dapat menyelesaikan makalah ini.

Kami harap dengan membaca makalah ini dapat memberi manfaat bagi kita semua, dalam hal

ini dapat menambah wawasan kita mengenai Model Pembelajaran STAD (Student Teams

Achievement Division), khususnya bagi tim penyusun. Memang makalah ini masih jauh dari

sempurna, maka tim penyusun mengharapkan kritik dan saran dari pembaca demi perbaikan

menuju arah yang lebih baik.

Tim Penyusun

Page 3: Model Pembelajaran Stad Kel. 10

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam pelaksanaan proses belajar mengajar guru dituntut untuk menggunakan

berbagai macam strategi pembelajaran yang mengaktifkan interaksi antara guru dan

siswa, siswa dengan siswa dan siswa dengan lingkungannya. Salah satu upaya untuk

meningkatkan mutu pendidikan yang telah dilakukan oleh pemerintah antara lain dengan

diadakannya sertifikasi guru, penyempurnaan kurikulum dan penataran- penataran yang

bertujuan untuk meningkatkan mutu pendidikan.

Sesuai dengan kenyataan di lapangan, pada umumnya proses belajar mengajar di

kelas masih banyak menggunakan metode ceramah sehingga seringkali proses belajar

dan hasil belajar tidak sesuai dengan yang diharapkan. Pola pembelajaran yang terpusat

pada guru akan memberikan dampak negative pada siswa diantaranya siswa menjadi

pasif, siswa menjadi kurang kreatif dan jika mengandalkan penjelasan dari guru saja,

maka informasi yang akan diterima sangat terbatas dan sedikit. Banyaknya konsep

pembelajaran dalam penyampaian materi banyak menggunakan konsep teoritis atau

konvensional, sehingga kurang optimal digunakan. Dari hal tersebut perlu penerapan

yang lebih cermat dan mengetahui terhadap tujuan pembelajaran yang sebenarnya.

Model STAD menjadi pilihan alternatif karena dalam model ini lebih menekankan

kelompok sebagai sarana utama. Hal itu memungkinkan setiap siswa belajar dalam

kelompok untuk membantu pemahaman masing-masing siswa,sehingga terdapat

peningkatan nilai secara individual dan kelompok akan mendapatkan nilai tambah

terhadap peningkatan nilai individual masing-masing kelompok. Berdasar uraian diatas

kami memberi judul makalah ini " Model Pembelajaran STAD (Student Teams

Achievement Division)

Page 4: Model Pembelajaran Stad Kel. 10

1.2 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam makalah ini adalah:

1.) Apa yang dimaksud dengan model pembelajaran kooperatif?

2.) Apa yang dimaksud dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD?

3.) Apa saja ciri-ciri dan komponen utama dalam model pembelajaran kooperatif tipe

STAD?

4.) Apa saja langkah-langkah yang digunakan dalam model pembelajaran kooperatif tipe

STAD?

5.) Apa saja kelebihan dan kekurangan model pembelajaran kooperatif tipe STAD?

1.3 Tujuan

Tujuan dari penulisan makalah ini adalah:

1.) Mahasiswa dapat mengetahui model pembelajaran kooperatif

2.) Mahasiswa dapat mengetahui model pembelajaran kooperatif tipe STAD

3.) Mahasiswa dapat mengetahui ciri-ciri dan komponen utama dalam model

pembelajaran kooperatif tipe STAD

4.) Mahasiswa dapat mengetahui langkah-langkah yang digunakan dalam model

pembelajaran kooperatif tipe STAD

5.) Mahasiswa dapat mengetahui kelebihan dan kekurangan model pembelajaran

kooperatif tipe STAD

Page 5: Model Pembelajaran Stad Kel. 10

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Model Pembelajaran Kooperatif

Model Pembelajaran kooperatif dikembangkan dari teori belajar konstruktivitisme

yang lahir dari Piaget dan Vigosky. Berdasarkan penelitian Piaget yang pertama

dikemukakan bahwa pengetahuan itu dibangun dalam pikiran anak. Dalam model

pembelajaran kooperatif, guru yang lebih berperan sebagai fasilitator yang berfungsi

sebagai jembatan penghubung ke arah pemahaman yang lebih tinggi, dengan catatan

siswa sendiri. Guru tidak hanya memberikan pengetahuan kepada siswa, tetapi juga

harus membangun pengetahuan dalam pikirannya. Siswa mempunyai kesempatan untuk

mendapatkan pengalaman langsung dalam menerapkan ide-ide mereka, ini merupakan

kesempatan bagi siswa untuk menemukan dan menerapkan ide-ide mereka sendiri.

Menurut (Hamid Hasan dalam Etin Solihatin & Raharjo 2007), Kooperatif

mengandung pengertian bekerja bersama dalam mencapai tujuan bersama. Senada

dengan pengertian tersebut, Slavin (1984) mengatakan bahwa cooperative learning

adalah suatu model pembelajaran dimana siswa belajar dan bekerja dalam kelompok-

kelompok kecil secara kolaboratif yang anggotanya terdiri dari 4-6 orang dengan struktur

kelompok yang bersifat heterogen. Jadi dapat disimpulkan bahwa pembelajaran

kooperatif merupakan suatu model pembelajaran yang mengutamakan adanya kelompok-

kelompok serta di dalamnya menekankan kerjasama.

Tujuan model pembelajaran kooperatif adalah hasil belajar akademik siswa

meningkat dan siswa dapat menerima berbagai keragaman dari temannya serta

mengembangkan keterampilan sosial. Dalam model ini siswa memiliki dua tanggung

jawab, yaitu mereka belajar untuk dirinya sendiri dan membantu sesama anggota

kelompok untuk belajar. Siswa belajar bersama dalam sebuah kelompok kecil dan

mereka dapat melakukannya seorang diri. Pada pembelajaran kooperatif di yakini bahwa

keberhasilan peserta didik tercapai jika setiap anggota kelompoknya berhasil.

Menurut (Lie, 2002:30 ), Ada 5 komponen dasar dalam pembelajaran kooperatif

yaitu:

a) Saling ketergantungan positif (positive Interdependence)

Page 6: Model Pembelajaran Stad Kel. 10

b) Akuntabilitas individu (individual accountability)

c) Interaksi tatap muka (face to face interaction)

d) Ketrampilan menjalin hubungan antar anggota kelompok (interpersonal and small

group skill)

e) Proses kelompok (Group Processing)

Sedangkan menurut Ibrahim (2000:6) ciri-ciri pembelajaran kooperatif adalah

sebagai berikut :

a) Siswa bekerja dalam kelompok secara kooperatif untuk menuntaskan materi

belajarnya.

b) Kelompok dibentuk dari siswa yang berkemampuan tinggi, sedang dan rendah.

c) Apabila mungkin, anggota kelompok berasal dari ras, budaya, agama, etnis dan jenis

kelamin berbeda.

d) Pembelajaran lebih berorientasi pada kelompok daripada individu.

Model pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran yang banyak

digunakan dan menjadi perhatian serta dianjurkan oleh para ahli pendidikan. Hal ini

dikarenakan berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan Slavin (1995) dinyatakan

bahwa:

1) Penggunaan pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan prestasi belajar siswa dan

sekaligus dapat meningkatkan hubungan sosial, menumbuhkan sikap toleransi dan

menghargai pendapat orang lain.

2) Pembelajaran kooperatif dapat memenuhi kebutuhan siswa dalam berpikir kritis

memecahkan masalah dan meintegrasikan pengetahuan dan pengalaman.

Page 7: Model Pembelajaran Stad Kel. 10

2.2 Model Pembelajaran Tipe STAD

Pembelajaran kooperatif tipe Student Team Achievement Division (STAD) ini

dikembangkan oleh Robert Slavin dan teman-temannya di Universitas John Hopkin

(dalam Slavin, 1995). Slavin memaparkan bahwa: “gagasan utama di belakang STAD

adalah memacu siswa agar saling mendorong dan membantu satu sama lain untuk

menguasai keterampilan yang di ajarkan guru”. Jika siswa menginginkan kelompok

memperoleh hadiah, mereka harus membantu teman sekelompok mereka dalam

mempelajari pelajaran. Mereka harus mendorong teman sekelompok untuk melakukan

yang terbaik, memperlihatkan norma – norma bahwa belajar itu penting, berharga dan

menyenangkan. Para siswa diberi waktu untuk bekerja sama setelah pelajaran diberikan

oleh guru, tetapi tidak saling membantu ketika menjalani kuis, sehingga setiap siswa

harus menguasai materi itu (tanggung jawab perseorangan). Para siswa mungkin bekerja

berpasangan dan mungkin bertukar jawaban, mendiskusikan ketidaksamaan, dan saling

membantu satu sama lain. Mereka bisa mendiskusikan pendekatan-pendekatan untuk

memecahkan masalah itu atau mereka bisa saling memberikan pertanyaan tentang isi dari

materi yang mereka pelajari itu.

Student Teams Achievement Division (STAD) merupakan salah satu metode atau

pendekatan dalam pembelajaran kooperatif yang sederhana dan baik untuk guru yang

baru mulai menggunakan pendekatan kooperatif dalam kelas, STAD juga merupakan

suatu metode pembelajaran kooperatif yang efektif. Dikatakan sederhana karena mulanya

siswa ditempatkan dalam tim belajar beranggotakan empat orang yang merupakan

campuran menurut tingkat kinerjanya, jenis kelamin dan suku. Guru menyajikan

pelajaran kemudian siswa bekerja dalam tim untuk memastikan bahwa seluruh anggota

tim telah menguasai pelajaran tersebut. Akhirnya seluruh siswa dikenai kuis tentang

materi itu dengan catatan saat kuis mereka tidak boleh saling membantu.

Ide dasar model STAD adalah bagaimana memotivasi siswa dalam kelompoknya agar

mereka dapat saling mendorong dan membantu satu sama lain dalam menguasai materi

yang disajikan, serta menumbuhkan suatu kesadaran bahwa belajar itu penting, bermakna

dan menyenangkan. Seperti dalam kebanyakan model pembelajaran kooperatif, model

STAD bekerja berdasarkan prinsip siswa bekerja bersama-sama untuk belajar dan

bertanggung jawab terhadap belajar teman-temannya dalam tim juga dirinya sendiri

(Handayanto,2003:115).

Page 8: Model Pembelajaran Stad Kel. 10

2.3 Ciri-ciri dan Komponen Utama Tipe STAD

Menurut Slavin (2008:10), ciri-ciri model pembelajaran kooperatif tipe STAD yaitu:

1. Bahan pelajaran disajikan oleh guru dan siswa harus mencurahkan perhatiannya,

karena hal itu akan mempengaruhi hasil kerja mereka dalam kelompok.

2. Anggota kelompok terdiri dari 4-5 orang siswa, mereka heterogen dalam berbagai hal

seperti prestasi akademik dan jenis kelamin.

3. Setelah tiga kali pertemuan diadakan tes individu berupa kuis mingguan yang

dikerjakan siswa sendiri-sendiri.

4. Materi pelajaran disiapkan oleh guru dalam bentuk lembar kerja siswa. Penempatan

siswa dalam kelompok lebih baik ditentukan oleh guru daripada memilih sendiri.

Adapun menurut Slavin (1995) ada lima komponen utama dalam model STAD

(student teams achievement division), yaitu:

a. Penyajian kelas (class presentation).

Guru menyajikan materi didepan kelas secara klasikal yang difokuskan pada konsep-

konsep materi yang akan dibahas saja. Selanjutnya siswa disuruh belajar dalam

kelompok kecil untuk mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru.

b. Pembentukkan kelompok belajar (teams).

Siswa disusun dalam kelompok yang anggotanya heterogen (baik kemampuan

akademiknya maupun jenis kelaminnya). Caranya dengan merangkingkan siswa

berdasarkan nilai rapor atau nilai yang diperoleh oleh siswa sebelum pembelajaran

kooperatif model STAD. Adapun fungsi pengelompokkan ini adalah untuk

mendorong adanya kerjasama kelompok dalam mempelajari materi dan

menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru.

c. Pemberian tes atau kuis (quizzes).

Setelah belajar kelompok selesai, diadakan tes atau kuis dengan tujuan untuk

mengetahui atau mengukur kemampuan belajar siswa terhadap materi yang telah

dipelajari. Dalam hal ini siswa sama sekali tidak dibenarkan untuk kerjasama dengan

Page 9: Model Pembelajaran Stad Kel. 10

temannya. Tujuan tes ini adalah untuk memotivasi siswa agar berusaha dan

bertanggung jawab secara individual. Siswa dituntut untuk melakukan yang terbaik

sebagai hasil belajar kelompoknya. Selain bertanggung jawab secara individual, siswa

memberikan sumbangan yang sangat berharga bagi kesuksesan kelompok. Tes ini

dilakukan setelah satu sampai dua kali penyajian kelas dan pembelajaran dalam

kelompok.

d. Pemberian skor peningkatan individu (individual improvement scores).

Hal ini dilakukan untuk memberikan kepada siswa suatu sasaran yang dapat dicapai

bila mereka bekerja keras dan memperlihatkan hasil yang baik dibandingkan dengan

hasil yang sebelumnya. Pengelola skor hasil kerjasama siswa dilakukan dengan urutan

berikut: skor awal, skor tes, skor peningkatan dan skor kelompok.

e. Penghargaan kelompok (team recognition).

Penghargaan kelompok ini diberikan dengan memberikan hadiah sebagai

penghargaan atas usaha yang telah dilakukan kelompok selama belajar. Pemberian

penghargaan ini bukan hanya berupa hadiah, tapi juga bisa dalam bentuk pujian.

2.4 Langkah-langkah Tipe STAD

Menurut Maidiyah (1998:7-13) langkah-langkah pembelajaran kooperatif metode

STAD adalah sebagai berikut:

A.) Persiapan STAD

1) Materi

Materi pembelajaran kooperatif metode STAD dirancang sedemikian rupa untuk

pembelajaran secara kelompok. Sebelum menyajikan materi pembelajaran, dibuat

lembar kegiatan (lembar diskusi) yang akan dipelajari kelompok kooperatif dan

lembar jawaban dari lembar kegiatan tersebut.

2) Menetapkan siswa dalam kelompok

Kelompok siswa merupakan bentuk kelompok yang heterogen. Setiap kelompok

beranggotakan 4-5 siswa yang terdiri dari siswa yang berkemampuan tinggi, sedang

dan rendah. Bila memungkinkan harus diperhitungkan juga latar belakang, ras dan

sukunya. Guru tidak boleh membiarkan siswa memilih kelompoknya sendiri karena

Page 10: Model Pembelajaran Stad Kel. 10

akan cenderung memilih teman yang disenangi saja. Sebagai pedoman dalam

menentukan kelompok dapat diikuti petunjuk berikut (Maidiyah, 1998:7-8):

a. Merangking siswa

Merangking siswa berdasarkan hasil belajar akademiknya di dalam kelas. Gunakan

informasi apa saja yang dapat digunakan untuk melakukan rangking tersebut. Salah

satu informasi yang baik adalah skor tes.

b. Menentukan jumlah kelompok

Setiap kelompok sebaiknya beranggotakan 4-5 siswa. Untuk menentukan berapa

banyak kelompok yang dibentuk, bagilah banyaknya siswa dengan empat. Jika hasil

baginya tidak bulat, misalnya ada 42 siswa, berarti ada delapan kelompok yang

beranggotakan empat siswa dan dua kelompok yang beranggotakan lima siswa.

Dengan demikian ada sepuluh kelompok yang akan dibentuk.

c. Membagi siswa dalam kelompok

Dalam melakukan hal ini, seimbangkanlah kelompok-kelompok yang dibentuk yang

terdiri dari siswa dengan tingkat hasil belajar rendah, sedang hingga hasil belajarnya

tinggi sesuai dengan rangking. Dengan demikian tingkat hasil belajar rata-rata semua

kelompok dalam kelas kurang lebih sama.

d. Mengisi lembar rangkuman kelompok

Isikan nama-nama siswa dalam setiap kelompok pada lembar rangkuman kelompok

(format perhitungan hasil kelompok untuk pembelajaran kooperatif metode STAD).

3) Menentukan Skor Awal

Skor awal siswa dapat diambil melalui Pretest yang dilakukan guru sebelum

pembelajaran kooperatif metode STAD dimulai atau dari skor tes paling akhir yang

dimiliki oleh siswa. Selain itu, skor awal dapat diambil dari nilai rapor siswa pada

semester sebelumnya.

Page 11: Model Pembelajaran Stad Kel. 10

4) Kerja sama kelompok

Sebelum memulai pembelajaran kooperatif, sebaiknya diawali dengan latihan-latihan

kerja sama kelompok. Hal ini merupakan kesempatan bagi setiap kelompok untuk

melakukan hal-hal yang menyenangkan dan saling mengenal antar anggota kelompok.

5) Jadwal Aktivitas

STAD terdiri atas lima kegiatan pengajaran yang teratur, yaitu penyampaian materi

pelajaran oleh guru, kerja kelompok, tes penghargaan kelompok dan laporan berkala

kelas.

B.) Mengajar

Setiap pembelajaran dalam STAD dimulai dengan presentasi kelas, yang meliputi

pendahuluan, pengembangan, petunjuk praktis, aktivitas kelompok, dan kuis. Dalam

presentasi kelas, hal-hal yang perlu diperhatikan adalah:

1) Pendahuluan

a. Guru menjelaskan kepada siswa apa yang akan dipelajari dan mengapa hal itu penting

untuk memunculkan rasa ingin tahu siswa. Hal ini dapat dilakukan dengan cara

memberi teka-teki, memunculkan masalah-masalah yang berhubungan dengan materi

dalam kehidupan sehari-hari, dan sebagainya.

b. Guru dapat menyuruh siswa bekerja dalam kelompok untuk menentukan konsep atau

untuk menimbulkan rasa senang pada pembelajaran.

2) Pengembangan

a. Guru menentukan tujuan-tujuan yang ingin dicapai dari pembelajaran.

b. Guru menekankan bahwa yang diinginkan adalah agar siswa mempelajari dan

memahami makna, bukan hafalan.

c. Guru memeriksa pemahaman siswa sesering mungkin dengan memberikan

pertanyaan-pertanyaan.

d. Guru menjelaskan mengapa jawabannya benar atau salah.

Page 12: Model Pembelajaran Stad Kel. 10

e. Guru melanjutkan materi jika siswanya memahami pokok masalahnya.

3) Praktek Terkendali

a. Guru menyuruh siswa mengajarkan soal-soal atau jawaban pertanyaan-pertanyaan

yang diajukan oleh guru.

b. Guru memanggil siswa secara acak untuk menjawab pertanyaan atau menyelesaikan

soal-soal yang diajukan oleh guru. Hal ini akan menyebabkan siswa mempersiapkan

diri untuk menjawab pertanyaan atau soal-soal yang diajukan.

c. Guru tidak perlu memberikan soal atau pertanyaan yang lama penyelesaiannya pada

kegiatan ini. Sebaliknya siswa mengerjakan satu atau dua soal, dan kemudian guru

memberikan umpan balik.

C.) Kegiatan Kelompok

1) Pada hari pertama kegiatan kelompok STAD, guru sebaiknya menjelaskan apa yang

dimaksud bekerja dalam kelompok, yaitu:

a. Siswa mempunyai tanggung jawab untuk memastikan bahwa teman dalam

kelompoknya telah mempelajari materi dalam lembar kegiatan yang diberikan oleh

guru.

b. Tidak seorang pun siswa diizinkan selesai belajar sebelum semua anggota kelompok

menguasai pelajaran.

c. Mintalah bantuan kepada teman satu kelompok apabila seorang anggota kelompok

mengalami kesulitan dalam memahami materi sebelum meminta bantuan kepada

guru.

d. Dalam satu kelompok harus saling berbicara sopan.

2) Guru dapat mendorong siswa dengan menambahkan peraturan-peraturan lain sesuai

kesepakatan bersama. Selanjutnya kegiatan yang dilakukan guru adalah:

a. Guru meminta siswa berkelompok dengan teman sekelompoknya.

Page 13: Model Pembelajaran Stad Kel. 10

b. Guru memberikan lembar kegiatan (lembar diskusi) beserta lembar jawabannya.

c. Guru menyarankan siswa agar bekerja secara berpasangan atau dengan seluruh

anggota kelompok tergantung pada tujuan yang dipelajarinya. Jika mereka

mengerjakan soal-soal maka setiap siswa harus mengerjakan sendiri dan selanjutnya

mencocokkan jawabannya dengan teman sekelompoknya. Jika ada seorang teman

yang belum memahami, teman sekelompoknya bertanggung jawab untuk

menjelaskan.

d. Tekankanlah bahwa lembar kegiatan (lembar diskusi) untuk diisi dan dipelajari.

Dengan demikian setiap siswa mempunyai lembar jawaban untuk diperiksa oleh

teman sekelompoknya.

3) Guru melakukan pengawasan kepada setiap kelompok selama siswa bekerja dalam

kelompok. Sesekali guru mendekati kelompok untuk mendengarkan bagaimana

anggota kelompok berdiskusi.

D.) Kuis atau Tes

Setelah siswa bekerja dalam kelompok selama kurang lebih dua kali penyajian, guru

memberikan kuis atau tes individual. Setiap siswa menerima satu lembar kuis. Waktu

yang disediakan guru untuk kuis adalah setengah sampai satu jam pelajaran. Hasil dari

kuis itu kemudian diberi skor dan akan disumbangkan sebagai skor kelompok.

E.) Penghargaan Kelompok

1) Menghitung skor individu dan kelompok

Setelah diadakan kuis, guru menghitung skor perkembangan individu dan skor

kelompok berdasarkan rentang skor yang diperoleh setiap individu. Skor

perkembangan ditentukan berdasarkan skor awal siswa.

2) Menghargai hasil belajar kelompok

Setelah guru menghitung skor perkembangan individu dan skor kelompok, guru

mengumumkan kelompok yang memperoleh poin peningkatan tertinggi. Setelah itu

Page 14: Model Pembelajaran Stad Kel. 10

guru memberi penghargaan kepada kelompok tersebut yang berupa sertifikat atau

berupa pujian. Untuk pemberian penghargaan ini tergantung dari kreativitas guru.

2.5 Kelebihan dan Kekurangan Tipe STAD

1.) Kelebihan model pembelajaran kooperatif tipe STAD, yaitu:

A. Siswa bekerjasama dalam mencapai tujuan dengan menjunjung norma-norma

kelompok.

B. Siswa aktif membantu dan memotivasi semangat untuk keberhasilan bersama.

C. Aktif sebagai tutor sebaya untuk lebih meningkatkan keberhasilan kelompok.

D. Interaksi antar siswa seiring dengan peningkatan kemampuan mereka dalam

berpendapat.

E. Meningkatkan kepekaan dan kesetiakawanan sosial.

F. Memudahkan siswa melakukan penyesuaian (adaptasi).

G. Menghilangkan sifat mementingkan diri sendiri dan egois.

H. Meningkatkan rasa saling percaya kepada sesama manusia.

I. Dapat mengembangkan bakat kepemimpinan dan mengajarkan keterampilan

berdiskusi.

J. Dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk lebih intensif mengadakan

penyelidikan mengenai suatu masalah.

K. Dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk menggunakan keterampilan

bertanya dan membahas suatu masalah.

L. Dapat mengembangkan prestasi siswa, baik hasil tes yang dibuat guru maupun tes

baku.

2.) Kekurangan model pembelajaran kooperatif tipe STAD, yaitu:

A. Kekhawatiran bahwa akan terjadi kekacauan di kelas dan siswa tidak belajar jika

mereka diterapkan dalam grup.

B. Banyak orang mempunyai kesan negatif mengenai kegiatan kerjasama atau

belajar dalam kelompok.

C. Banyak siswa tidak senang disuruh untuk kerjasama dengan yang lain.

D. Siswa yang tekun merasa harus bekerja melebihi siswa yang lain dalam grup

mereka, sedangkan siswa kurang mampu merasa minder ditempatkan dalam satu

grup dengan siswa yang lebih pandai.

Page 15: Model Pembelajaran Stad Kel. 10

E. Siswa yang yang tekun juga merasa timnya yang kurang mampu hanya

menumpang saja pada hasil jerih payah mereka.

F. Membutuhkan waktu lebih lama (pemborosan waktu).

G. Menuntut kemampuan khusus guru sehingga tidak semua guru dapat

melakukannya.

Page 16: Model Pembelajaran Stad Kel. 10

Rancangan Pembelajaran

A. Sebelum memulai model pembelajaran STAD, guru harus membuat lembar kegiatan

(lembar diskusi) dan lembar jawaban yang nantinya akan diberikan kepada tiap-tiap

kelompok belajar STAD.

B. Sebelum proses pembelajaran STAD dimulai, guru wajib mengambil skor awal siswa.

Skor awal siswa dapat diambil melalui Pretest yang dilakukan guru sebelum pembelajaran

kooperatif metode STAD dimulai atau dari skor tes paling akhir yang dimiliki oleh siswa.

Selain itu, skor awal dapat diambil dari nilai rapor siswa pada semester sebelumnya.

C. Guru membentuk kelompok yang beranggotakan 4-5 orang yang terdiri dari siswa yang

berkemampuan tinggi, sedang, dan rendah. Jangan sampai membiarkan siswa memilih

sendiri kelompoknya karena berakibat siswa akan memilih teman-teman kelompok yang

pintar dan akan mengesampingkan teman-teman yang berkemampuan rendah.

D. Guru memberikan lembar kegiatan (lembar diskusi) beserta lembar jawabannya.

E. Guru menekankan pada siswa ketika dibentuk kelompok maka lembar kegiatan yang

diberikan oleh guru harus dikerjakan bersama-sama. Untuk lebih efektifnya ketika diberi

tugas, siswa mengerjakan sendiri-sendiri terlebih dahulu setelah itu baru dicocokkan

dengan teman sekelompoknya. Ketika ada teman yang kurang paham, teman

sekelompoknya wajib memberi tahu sampai teman kelompoknya itu paham.

F. Guru melakukan pengawasan kepada setiap kelompok selama siswa bekerja dalam

kelompok. Sesekali guru mendekati kelompok untuk mendengarkan bagaimana anggota

kelompok berdiskusi.

G. Setelah siswa bekerja dalam kelompok, guru memberikan kuis atau tes individual. Setiap

siswa menerima satu lembar kuis. Waktu yang disediakan guru untuk kuis adalah setengah

sampai satu jam pelajaran. Hasil dari kuis itu kemudian diberi skor dan akan

disumbangkan sebagai skor kelompok.

Page 17: Model Pembelajaran Stad Kel. 10

H. Setelah diadakan kuis, guru menghitung skor perkembangan individu dan skor kelompok

berdasarkan rentang skor yang diperoleh setiap individu. Skor perkembangan ditentukan

berdasarkan skor awal siswa.

I. Setelah guru menghitung skor perkembangan individu dan skor kelompok, guru

mengumumkan kelompok yang memperoleh poin peningkatan tertinggi. Setelah itu guru

memberi penghargaan kepada kelompok tersebut yang berupa barang yang dibutuhkan

siswa sehari-hari dalam proses pembelajaran misalnya buku tulis, pensil, dan pulpen.

Page 18: Model Pembelajaran Stad Kel. 10

Rancangan Evaluasi

Dalam pelaksanaan proses belajar mengajar guru dituntut untuk menggunakan

berbagai macam strategi pembelajaran yang mengaktifkan interaksi antara guru dan siswa,

siswa dengan siswa dan siswa dengan lingkungannya. Salah satu upaya untuk meningkatkan

mutu pendidikan yang telah dilakukan oleh pemerintah antara lain dengan diadakannya

sertifikasi guru, penyempurnaan kurikulum dan penataran-penataran yang bertujuan untuk

meningkatkan mutu pendidikan.

Sesuai dengan kenyataan di lapangan, pada umumnya proses belajar mengajar di

kelas masih banyak menggunakan metode ceramah sehingga seringkali proses belajar dan

hasil belajar tidak sesuai dengan yang diharapkan. Pola pembelajaran yang terpusat pada guru

akan memberikan dampak negative pada siswa diantaranya siswa menjadi pasif, siswa

menjadi kurang kreatif dan jika mengandalkan penjelasan dari guru saja, maka informasi

yang akan diterima sangat terbatas dan sedikit.

Model STAD menjadi pilihan alternatif karena dalam model ini lebih menekankan

kelompok sebagai sarana utama. Hal itu memungkinkan setiap siswa belajar dalam kelompok

untuk membantu pemahaman masing-masing siswa, sehingga terdapat peningkatan nilai

secara individual dan kelompok akan mendapatkan nilai tambah terhadap peningkatan nilai

individual masing-masing kelompok.

Student Teams Achievement Division (STAD) merupakan salah satu metode atau

pendekatan dalam pembelajaran kooperatif yang sederhana dan baik untuk guru yang baru

mulai menggunakan pendekatan kooperatif dalam kelas, STAD juga merupakan suatu

metode pembelajaran kooperatif yang efektif. Keberhasilan penggunaan metode ini

tergantung pada guru, individu secara umum, dan kerja sama kelompok.

Adapun keunggulan STAD antara lain:

a. Siswa bekerjasama dalam mencapai tujuan dengan menjunjung norma-norma

kelompok

b. Siswa aktif membantu dan memotivasi semangat untuk berhasil bersama

c. Aktif sebagai tutor sebaya untuk lebih meningkatkan keberhasilan kelompok

d. Interaksi antar siswa seiring dengan peningkatan kemampuan mereka dalam

berpendapat

Page 19: Model Pembelajaran Stad Kel. 10

e. Meningkatkan kepekaan dan kesetiakawanan sosial

f. Memudahkan siswa melakukan penyesuaian

g. Menghilangkan sifat mementingkan diri sendiri dan egois

h. Meningkatkan rasa saling percaya kepada sesama manusia

Adapun kelemahan STAD sehingga membuat pengajar enggan menerapkan

pembelajaran kooperatif di kelas yaitu:

a. kekhawatiran bahwa akan terjadi kekacauan di kelas dan siswa tidak belajar jika

mereka diterapkan dalam grup.

b. banyak orang mempunyai kesan negatif mengenai kegiatan kerjasama atau belajar

dalam kelompok.

c. Banyak siswa tidak senang disuruh untuk kerjasama dengan yang lain.

d. Siswa yang tekun merasa harus bekerja melebihi siswa yang lain dalam grup mereka,

sedangkan siswa kurang mampu merasa minder ditempatkan dalam satu grup dengan

siswa yang lebih pandai.

e. Siswa yang yang tekun juga merasa timnya yang kurang mampu hanya menumpang

saja pada hasil jerih payah mereka.

f. Membutuhkan waktu lebih lama.

g. Menuntut kemampuan khusus guru sehingga tidak semua guru dapat melakukannya.

Page 20: Model Pembelajaran Stad Kel. 10

Gambar yang benar Gambar yang salah

Dari kelemahan model STAD tersebut bisa di evaluasi dengan cara sebagai berikut:

a. Guru yang membentuk beberapa kelompok. Setiap kelompok terdiri yang anggota 4-5

orang, dimana anggota kelompok mempunyai kemampuan akademik yang berbeda-

beda (tinggi, sedang, dan rendah). Jika siswa yang membentuk kelompoknya sendiri,

siswa akan memilih teman yang mempunyai kemampuan akademik yang lebih atau

pandai. Jika hal itu terjadi maka kasihan kepada siswa yang memiliki kemampuan

akademik yang sedang dan kurang. Mereka tidak mendapatkan pengetahuan yang sama

dengan temannya yang mempunyai kemampuan akademik lebih.

b. Guru memberikan tugas kepada kelompok berkaitan dengan materi yang telah

diberikan, mendiskusikannya secara bersama-sama, saling membantu antar anggota

lain, serta membahas jawaban tugas yang diberikan guru. Tujuan utamanya adalah

memastikan bahwa setiap kelompok dapat menguasai konsep dan materi. Bahan tugas

untuk kelompok dipersiapkan oleh guru agar kompetensi dasar yang diharapkan dapat

dicapai. Karena jika siswa tidak langsung diberikan tugas atau kuis siswa lebih

cenderung bergurau dengan temannya, berbicara yang tidak mengarah kepada

pelajaran.

c. Sementara siswa bekerja dalam kelompok, guru berkeliling dalam kelas. Guru

sebaiknya memuji kelompok yang semua anggotanya bekerja dengan baik, yang

anggotanya duduk dalam kelompoknya untuk mendengarkan bagaimana anggota yang

lain bekerja dan sebagainya.

Page 21: Model Pembelajaran Stad Kel. 10

Rancangan Lembar Kerja Mahasiswa (LKM)

Topik                       : Organisasi Kehidupan Tingkat Sel

Kelas/semester        : A/tiga

Anggota Kelompok :

1.

2.

3.      

4.

Petunjuk:

1. Pelajari Lembar Kerja Mahasiswa tentang organisasi kehidupan tingkat sel secara

berdiskusi dengan teman-temanmu satu kelompok!

2. Diskusikan dan bahas bersama dengan temanmu tentang kesulitan yang kamu temui! Jika

dalam kelompokmu belum diperoleh jawabannya, tanyakan pada gurumu, tetapi

berusahalah semaksimal mungkin terlebih dahulu!

3. Setelah selesai, setiap kelompok mempresentasikan hasil diskusi kelompok.

Masalah:

1. Pengkajian tentang sel hingga saat ini telah mencapai kemajuan yang sangat pesat

sehingga dipelajari tersendiri dalam cabang ilmu sitologi, yang meliputi morfologi dan

jenis-jenis sel, berbagai macam organel penyusun sel.

a. Sebutkan berbagai macam organel penyusun sel?

b. Jelaskan fungsi dari organel penyusun sel?

2.   Sel adalah tingkat organisasi di atas molekul. Semua makhluk hidup tersusun oleh sel,

ada yang bersel satu atau bersel banyak. Sel sebagai unit fungsional dan struktural

terkecil bagi makhluk hidup bersel banyak selalu memperlihatkan ciri-ciri hidup.

a. Sebutkan ciri-ciri makhluk hidup yang bersel banyak?

Page 22: Model Pembelajaran Stad Kel. 10

KUIS INDIVIDUAL

Setelah mempelajari materi tentang sel,sekarang jelaskan perbedaan dari kedua gambar dibawah ini? Carilah perbedaan dari kedua gambar tersebut sebanyak-banyaknya!

Page 23: Model Pembelajaran Stad Kel. 10

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Pembelajaran kooperatif merupakan suatu model pembelajaran yang mengutamakan

adanya kelompok-kelompok serta di dalamnya menekankan kerjasama. Tujuan model

pembelajaran kooperatif adalah hasil belajar akademik siswa meningkat dan siswa dapat

menerima berbagai keragaman dari temannya serta mengembangkan keterampilan sosial.

Student Teams Achievement Division (STAD) merupakan salah satu metode atau

pendekatan dalam pembelajaran kooperatif yang sederhana dan baik untuk guru yang

baru mulai menggunakan pendekatan kooperatif dalam kelas. Ada lima komponen utama

dalam model STAD yaitu penyajian kelas, pembentukkan kelompok belajar, pemberian

tes atau kuis, pemberian skor peningkatan individu, dan penghargaan kelompok.

Langkah-langkah model pembelajaran tipe STAD adalah persiapan STAD,

mengajar, kegiatan kelompok, kuis atau tes, dan penghargaan kelompok. Kelebihan

model pembelajaran tipe STAD adalah dapat memberikan kesempatan kepada siswa

untuk menggunakan keterampilan bertanya dan membahas suatu masalah,

menghilangkan sifat mementingkan diri sendiri dan egois, dan dapat mengembangkan

prestasi siswa baik hasil tes yang dibuat guru maupun tes baku. Sedangkan kekurangan

model pembelajaran tipe STAD adalah kekhawatiran bahwa akan terjadi kekacauan di

kelas dan siswa tidak belajar jika mereka diterapkan dalam grup, siswa yang tekun

merasa harus bekerja melebihi siswa yang lain dalam grup mereka, sedangkan siswa

kurang mampu merasa minder ditempatkan dalam satu grup dengan siswa yang lebih

pandai.

3.2 Saran

Model pembelajaran tipe STAD penting dilakukan oleh setiap guru dalam proses

pembelajaran karena model pembelajaran ini mampu meningkatkan prestasi siswa dan

siswa mampu belajar berinteraksi dengan teman sebayanya. Namun guru harus memiliki

keahlian khusus dalam mengendalikan jalannya model pembelajaran STAD ini agar

tidak terjadi kekacauan di dalam kelas ketika menerapkan model pembelajaran ini.

Page 24: Model Pembelajaran Stad Kel. 10

DAFTAR PUSTAKA

Rusman. 2011. Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru. Jakarta:

Rajawali Pers.

Budiyono,Budi Usodo &Yemi Kuswardi. 2012. Model,Media dan Evaluasi Pembelajaran

Matematika. Surakarta: UNS

Hasibuan, J. J. Dkk. 1988. Proses Belajar Mengajar. Bandung : CV. Remadja Karya.

Ibrahim, H. M. 2000. Pembelajaran Kooperatif. Surabaya : Universitas Negeri Surabaya.

Lie, Anita. 2005. Cooperatif Learning. Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indonesia.

Lie, Anita. 2002. Mempraktekkan Kooperatif Learning di ruang-ruang kelas. Jakarta:

Grasindo.