MODEL PEMBELAJARAN PASSING BAWAH BOLA VOLI …lib.unnes.ac.id/11096/1/10036.pdfperkembangan anak,...

72
MODEL PEMBELAJARAN PASSING BAWAH BOLA VOLI DALAM PENJASORKES MELALUI PENDEKATAN LINGKUNGAN KEBUN PADA SISWA KELAS IV DAN V SD NEGERI GIRIWETAN KEC. GRABAG KAB. MAGELANG SKRIPSI diajukan dalam rangka penyelesaian studi Strata 1 untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan Oleh Raswati Harini 61029090 PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS SEMARANG 2011

Transcript of MODEL PEMBELAJARAN PASSING BAWAH BOLA VOLI …lib.unnes.ac.id/11096/1/10036.pdfperkembangan anak,...

Page 1: MODEL PEMBELAJARAN PASSING BAWAH BOLA VOLI …lib.unnes.ac.id/11096/1/10036.pdfperkembangan anak, kreativitas guru pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan serta sarana dan prasarana

MODEL PEMBELAJARAN PASSING BAWAH

BOLA VOLI DALAM PENJASORKES MELALUI PENDEKATAN LINGKUNGAN KEBUN PADA

SISWA KELAS IV DAN V SD NEGERI GIRIWETAN KEC. GRABAG

KAB. MAGELANG

SKRIPSI

diajukan dalam rangka penyelesaian studi Strata 1

untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan

Oleh Raswati Harini

61029090

PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN

UNIVERSITAS SEMARANG 2011

Page 2: MODEL PEMBELAJARAN PASSING BAWAH BOLA VOLI …lib.unnes.ac.id/11096/1/10036.pdfperkembangan anak, kreativitas guru pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan serta sarana dan prasarana

ii

SARI

Raswati Harini, 2011. Model Pembelajaran Passing Bawah dalam Bola Voli melalui Pendekatan Lingkungan Kebun pada Siswa Kelas IV dan V SD Negeri Giriwetan Kecamatan Grabag Kabupaten Magelang. Skripsi. Jurusan Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Semarang. Dosen Pembimbing I : Drs. Cahyo Yuwono, M.Pd, Dosen Pembimbing II : Drs. Sutardji, MS. Latar belakang permasalahan adalah model pembelajaran Penjasorkes merupakan salah satu upaya membantu penyelesaian permasalahan terbatasnya sarana dan prasarana pembelajaran Penjasorkes di sekolah. Masalah yang dikaji dalam penelitian adalah bagaimana bagaimanakah model pembelajaran passing bawah bola digantung pada permainan bola voli melalui Pendekatan Lingkungan Perkebunan pada Siswa kelas IV dan V SD Negeri Giriwetan Kecamatan Grabag Kabupaten Magelang Tahun Pelajaran 2010/2011. Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui model pembelajaran pasing bawah dalam bola voli melalui pendekatan lingkungan kebun pada siswa kelas IV dan V SD Negeri Giriwetan Kecamatan Grabag Kabupaten Magelang Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan yang dilakukan dengan metode dengan tes dan pengukuran. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa IV dan kelas V di SD N Giriwetan berjumlah 54 anak dimana kelas IV sejumlah 20 siswa sebagai kelas Uji Coba I dan kelas V sejumlah 34 sebagai kelas Ujicoba II. Teknik pengumpulan data dengan kuesioner dan dokumentasi. Metode analisis data menggunakan statistik deskriptif persentase. Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa (1) model pembelajaran passing bawah dengan bola digantung melalui pendekatan lingkungan perkebunan dapat digunakan sebagai model pembelajaran bola voli dalam penjasorkes siswa kelas IV dan V Sekolah Dasar Giriwetan Kecamatan Grabag Kabupaten Magelang Tahun Pelajaran 2011/2012, (2) Respon siswa terhadap model pembelajaran passing bawah bola voli dengan bola digantung melalui pendekatan lingkungan perkebunan pada siswa kelas IV dan V Sekolah Dasar Giriwetan Kecamatan Grabag Kabupaten Magelang Tahun Pelajaran 2011/2012 secara umum termasuk dalam kategori baik. Saran yang diajukan peneliti adalah (1) Bahwa latihan passing bawah bola digantung dapat digunakan sebagai salah satu model pembelajaran passing bawah dalam pembelajaran bola voli bagi siswa Kelas IV dan V SD Negeri Giriwetan Kec. Grabag Kab. Magelang (2) penggunaan model pembelajaran penjasorkes dalam pembelajaran bola voli khususnya pada teknik passing bawah bola digantung sebaiknya disesuaikan dengan alokasi waktu, pertumbuhan dan perkembangan anak, kreativitas guru pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan serta sarana dan prasarana yang ada di sekolah sehingga dapat menciptakan proses belajar mengajar yang efektif yang pada akhirnya diharapkan hasil belajar siswa menjadi maksimal.

Page 3: MODEL PEMBELAJARAN PASSING BAWAH BOLA VOLI …lib.unnes.ac.id/11096/1/10036.pdfperkembangan anak, kreativitas guru pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan serta sarana dan prasarana

iii

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Skripsi dengan judul “Model Pembelajaran Passing Bawah Bola Voli

dalam Penjasorkes Melalui Pendekatan Lingkungan Perkebunan pada Siswa Kelas

IV dan V SD Negeri Giriwetan Kecamatan Grabag Kabupaten Magelang” ini

telah disetujui untuk diajukan kepada Panitia Ujian Skripsi Fakultas Ilmu

Keolahragaan Universitas Negeri Semarang

Semarang, Agustus 2011

Pembimbing Utama

Pembimbing Pendamping

Drs. Cahyo Yuwono, M.Pd Drs. Sutardji, M.S NIP.19620425 198601 1 001 NIP. 19490210 197503 1 001

Mengetahui

Ketua Jurusan PJKR

Universitas Negeri Semarang

Drs. Hermawan Pamot R, M.Pd NIP. 19651020 199103 1002

Page 4: MODEL PEMBELAJARAN PASSING BAWAH BOLA VOLI …lib.unnes.ac.id/11096/1/10036.pdfperkembangan anak, kreativitas guru pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan serta sarana dan prasarana

iv

PERNYATAAN

Saya menyatakan bahwa yang tertulis di dalam skripsi ini benar-benar hasil karya

sendiri, bukan jiplakan dari karya hasil orang lain, baik sebagian atau seluruhnya.

Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau

dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.

Semarang, Agustus 2011

Raswati Harini NIM. 61029090

Page 5: MODEL PEMBELAJARAN PASSING BAWAH BOLA VOLI …lib.unnes.ac.id/11096/1/10036.pdfperkembangan anak, kreativitas guru pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan serta sarana dan prasarana

v

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO

1. Raihlah ilmu kapan dimanapun engkau berada sepanjang hayat, karena Allah

meninggikan kedudukan orang yang beriman dan berilmu (Penulis)

2. Terimalah kebenaran darimanapun asalnya apabila engkau ingin pandai dalam

urusan agama (Muh. Nawawi)

PERSEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkan kepada :

Bapak, Ibu, Saudara-saudaraku

Suami dan anakku tersayang

Guru dan Dosen FIK UNNES

Teman-teman PGPJSD 2009

Page 6: MODEL PEMBELAJARAN PASSING BAWAH BOLA VOLI …lib.unnes.ac.id/11096/1/10036.pdfperkembangan anak, kreativitas guru pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan serta sarana dan prasarana

vi

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Swt yang telah

melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga skripsi ini dapat terselesaikan

dengan lancar.

Keberhasilan penulis dalam menyusun skripsi ini atas bantuan dan

dorongan dari berbagai pihak, sehingga pada kesempatan ini penulis

mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Rektor Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan kesempatan

penulis menjadi mahasiswa UNNES.

2. Dekan Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Semarang yang telah

memberikan ijin dan kesempatan kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi

ini.

3. Ketua Jurusan Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi FIK UNNES

yang telah memberikan dorongan dan semangat untuk menyelesaikan skripsi

ini.

4. Drs. Cahyo Yuwono, M.Pd, selaku Pembimbing Utama yang telah sabar

dalam memberikan petunjuk dan membimbing penulis dalam menyelesaikan

skripsi.

5. Drs. Sutardji, M.S, selaku Pembimbing Pendamping yang telah sabar dan

teliti dalam memberikan petunjuk, dorongan dan semangat sehingga penulis

dapat menyelesaikan skripsi ini.

6. Dosen Jurusan Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi Fakultas Ilmu

Keolahragaan yang telah memberi bekal ilmu dan sumber inspirasi serta

dukungan dalam menyelesaikan skripsi ini kepada penulis.

7. Kepala SD Negeri Giriwetan Kecamatan Grabag Kab. Magelang yang telah

Page 7: MODEL PEMBELAJARAN PASSING BAWAH BOLA VOLI …lib.unnes.ac.id/11096/1/10036.pdfperkembangan anak, kreativitas guru pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan serta sarana dan prasarana

vii

memberikan ijin penelitian guna penyelesaian skripsi.

8. Seluruh siswa kelas IV dan V SD Negeri Giriwetan yang mau berperan

sebagai sampel dalam penelitian sehingga terselesaikannya penulisan skripsi

ini.

9. Semua pihak yang telah membantu dalam penelitian untuk penulisan skripsi

ini.

Saya menyadari bahwa skripsi ini masih ada kekurangan. Oleh karena

masukan, saran dan kritik yang konstruktif sangat diharapkan. Akhirnya semoga

skripsi ini bermanfaat bagi para pembaca semua.

Semarang, Agustus 2011

Penulis

Page 8: MODEL PEMBELAJARAN PASSING BAWAH BOLA VOLI …lib.unnes.ac.id/11096/1/10036.pdfperkembangan anak, kreativitas guru pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan serta sarana dan prasarana

viii

DAFTAR ISI

Halaman

JUDUL ............................................................................................................ i SARI .............................................................................................................. ii PERSETUJUAN ............................................................................................ iii PERNYATAAN .............................................................................................iv MOTTO DAN PERSEMBAHAN .................................................................... v KATA PENGANTAR ....................................................................................vi DAFTAR ISI ............................................................................................... viii DAFTAR TABEL ........................................................................................... x DAFTAR GAMBAR ......................................................................................xi DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xii BAB I PENDAHULUAN ............................................................................ 1 1.1 Latar Belakang ........................................................................... 1 1.2 Perumusan Masalah ................................................................... 5 1.3 Tujuan Pengembangan ................................................................ 5 1.4 Spesifikasi Produk ...................................................................... 6 1.5 Pentingnya Pengembangan ......................................................... 6 BAB II KAJIAN PUSTAKA ....................................................................... 8 2.1 Sejarah Permainan Bola Voli ..................................................... 8 2.2 Pengertian Kesegaran Jasmani ................................................... 9 2.3 Komponen-komponen Kesegaran Jasmani yang Berhubungan dengan Bola Voli ...................................................................... 10 2.4 Metode Pembelajaran Bola Voli ............................................... 12 2.5 Teknik Dasar Bola Voli ............................................................ 13 2.6 Pembelajaran Passing Bawah dengan Bola Digantung ............. 17 2.7 Karakteristik Anak Sekolah Dasar ............................................ 18 2.8 Karakteristik Perkembangan Gerak Anak Sekolah Dasar ......... 18 2.9 Model Pembelajaran ................................................................. 19 BAB III METODE PENGEMBANGAN ..................................................... 23 3.1 Model Pengembangan .............................................................. 23 3.2 Prosedur Pengembangan ......................................................... 25 3.3 Uji Coba Produk ..................................................................... 26 3.4 Cetak Biru Produk .................................................................. 28 3.5 Jenis Data ................................................................................ 29 3.6 Instrumen dan Pengumpulan Data ............................................ 29 3.7 Analisis Data ........................................................................... 35

Page 9: MODEL PEMBELAJARAN PASSING BAWAH BOLA VOLI …lib.unnes.ac.id/11096/1/10036.pdfperkembangan anak, kreativitas guru pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan serta sarana dan prasarana

ix

BAB IV HASIL PENGEMBANGAN ......................................................... 37 4.1 Penyajian Data Hasil Uji Coba I .............................................. 37 4.2 Hasil Analisis Uji Coba I .......................................................... 43 4.3 Revisi Produk .......................................................................... 46 4.4 Penyajian Data Hasil Uji Coba II .............................................. 48 4.5 Hasil Analisis Data Uji Coba II ................................................. 48 4.6 Prototipe Produk ....................................................................... 56 4.7 Keterbatasan Pengembangan..................................................... 59 BAB V KAJIAN DAN SARAN.................................................................. 61 5.1 Kajian Prototipe Produk ............................................................ 61 5.2 Saran Pemanfaatan.................................................................... 61 DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 63 LAMPIRAN

Page 10: MODEL PEMBELAJARAN PASSING BAWAH BOLA VOLI …lib.unnes.ac.id/11096/1/10036.pdfperkembangan anak, kreativitas guru pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan serta sarana dan prasarana

x

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

3.1 Lembar Evaluasi Ahli............................................................................... 30

3.2 Aspek, indikator dan Jumlah Butir Kuesioner ........................................... 30

3.3 Klasifikasi Persentase ............................................................................... 36

4.1 Hasil Rata-rata Skor Penilaian Ahli .......................................................... 42

4.2 Analisis Deskriptif per Responden ........................................................... 53

4.3 Interval Kriteria Aspek Kognitif ............................................................... 54

4.4 Interval Kriteria Aspek Afektif ................................................................. 55

4.5 Interval Kriteria Aspek Psikomotor ......................................................... 56

Page 11: MODEL PEMBELAJARAN PASSING BAWAH BOLA VOLI …lib.unnes.ac.id/11096/1/10036.pdfperkembangan anak, kreativitas guru pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan serta sarana dan prasarana

xi

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1 Prosedur Evaluasi Formatif ...................................................................... 22

4.1 Analisis Deskriptif per Responden ........................................................... 54

Page 12: MODEL PEMBELAJARAN PASSING BAWAH BOLA VOLI …lib.unnes.ac.id/11096/1/10036.pdfperkembangan anak, kreativitas guru pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan serta sarana dan prasarana

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran

1. Surat Penetapan Dosen Pembimbing .......................................................... 64

2. Surat Ijin Penelitian dari Kepala UPTD Pendidikan .................................. 66

3. Surat Ijin Penelitian dari Kepala SD N Giriwetan ....................................... 67

4. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ........................................................... 68

5. Kuesioner untuk Siswa .............................................................................. 71

6. Daftar Siswa Kelas IV dan V SD N Giriwetan ........................................... 75

7. Data Validitas dan Reliabilitas Instrumen ................................................... 77

8. Lembar Evaluasi Ahli ................................................................................ 78

9. Hasil Penelitian .......................................................................................... 98

10. Dokumentasi Penelitian .......................................................................... 103

Page 13: MODEL PEMBELAJARAN PASSING BAWAH BOLA VOLI …lib.unnes.ac.id/11096/1/10036.pdfperkembangan anak, kreativitas guru pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan serta sarana dan prasarana

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pendidikan olahraga merupakan salah satu bentuk dari pendidikan secara

umum. Dalam proses pendidikan dan pencapaian tujuan pendidikan. Olahraga

memegang peran yang sangat penting karena di dalam materi Pendidikan Jasmani

Olahraga dan Kesehatan dapat secara langsung mengembangkan/membina fisik

agar sehat dan kuat. Manusia merupakan satu kesatuan yang tidak dapat

dipisahkan antara jasmani dan rohani. Pandangan tersebut mengarahkan bahwa

pelaksanaan pendidikan haruslah ditujukan pada manusia yang merupakan satu

kesatuan tersebut. Sehingga pendidikan olahraga merupakan unsur mutlak penting

yang harus diperhatikan, karena sebagai faktor penentu keberhasilan pencapaian

pendidikan itu sendiri. (Aip Sarifudin, 1992/1993: 1)

Tujuan umum pendidikan jasmani SD adalah memacu pada pertumbuhan

jasmani, mental, emosional, dan sosial selaras dalam upaya membentuk dan

mengembangkan kemampuan gerak dasar, menanamkan nilai sikap dan kebiasaan

hidup sehat (Aip Sarifudin, 1992/1993: 5).

Bola voli adalah permainan yang menyenangkan di mana mudamudi,

orang dewasa, dan orang tua secara iseng-iseng ikut memantul-mantulkan bola

voli hilir mudik di udara melewati net. Kalau tidak ada net seutas tali pun bisa

dipakai sebagai pemisah lapangan. Dalam lingkungan sekolah khususnya tingkat

SD, SLTP, dan SLTA cabang olahraga bola voli telah tercantum dalam kurikulum

Page 14: MODEL PEMBELAJARAN PASSING BAWAH BOLA VOLI …lib.unnes.ac.id/11096/1/10036.pdfperkembangan anak, kreativitas guru pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan serta sarana dan prasarana

2

Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan sehingga cabang olahraga ini wajib

diajarkan pada lingkungan sekolah. Seperti pendapat Suharno H.P. (1982: 9)

bahwa untuk mencari pemain berbakat dimulai dari usia dini dapat dilakukan atau

dipantau di sekolahsekolah seperti SD, SLTP, SLTA atau pada klub-klub di

kampung.

Permainan bola voli yang dilakukan di sekolah akan bermanfaat bagi diri

anak didik. Di samping itu dapat mencapai tingkat mutu permainan setinggi

mungkin. Dengan demikian pengaruhnya akan lebih meresap dalam diri anak

didik maupun regu kelompok bermain, sehingga dalam diri anak didik akan

timbul keinginan untuk mengisi waktu senggang degan bermain baik di dalam

maupun luar sekolah.

Permainan bola voli adalah permainan beregu, di mana melibatkan lebih

dari satu orang pemain untuk berlangsungnya permainan ini dengan baik. Masing-

masing pemain dari setiap regu harus memiliki keterampilan di dalam memainkan

bola serta kerja sama yang baik yang diperlukan untuk memenangkan

pertandingan. Upaya untuk menumbuhkan budaya olahraga dalam meningkatkan

kualitas manusia, dilakukan dengan jalan mewujudkan tujuan olahraga pendidikan

yaitu mencapai sasaran Pendidikan Nasional melalui kegiatan olahraga yang telah

disusun dan dijabarkan dalam kurikulum pendidikan meliputi tujuan umum

maupun tujuan khusus pendidikan.

Berorientasi pada pencapaian sasaran pendidikan, kegiatan pendidikan

olahraga di SD mencakup berbagai macam cabang seperti gerak dasar, senam

irama/ritmik, senam ketangkasan/senam lantai, permainan bola kecil, permainan

Page 15: MODEL PEMBELAJARAN PASSING BAWAH BOLA VOLI …lib.unnes.ac.id/11096/1/10036.pdfperkembangan anak, kreativitas guru pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan serta sarana dan prasarana

3

bola besar, aktivitas untuk daya tahan, atletik serta kesehatan, sehingga

persendian, otototot menjadi kuat, sedangkan peredaran darah menjadi lancar,

pernafasan menjadi baik, pertumbuhan maksimal dan dapat melatih pikiran untuk

memecahkan masalah dengan cepat.

Salah satu permasalahan kurang berkembangnya proses pembelajaran

Penjasorkes di sekolah terutama bola voli adalah terbatasnya sarana dan prasarana

pembelajaran yang tersedia di sekolah baik terbatas secara kuantitas maupun

kualitas. Permasalahan tersebut semakin mendalam dan berpengaruh secara

signifikan terhadap pembelajaran Penjasorkes, karena kurang didukung oleh

tingkat kemampuan, kreativitas, dan inovasi para guru Penjasorkes selaku

pelaksana khususnya dalam pengembangan model pembelajaran.

Ditengarai bahwa guru Penjasorkes dalam melaksanakan proses

pembelajaran bersifat konvensional yang cenderung monoton, tidak menarik, dan

membosankan, sehingga peserta didik tidak memiliki semangat dan motivasi

dalam mengikuti pelajaran Penjasorkes. Dampak dari itu secara tidak disadari

akan mempengaruhi terhadap tingkat kesegaran jasmani dan penguasaan

keterampilan gerak peserta didik yang seharusnya dapat dikembangkan sesuai

dengan perkembangan gerak seusianya.

Dengan demikian potensi peserta didik akan tidak berkembang secara

optimal pada dasarnya, dan pada akhirnya kurang optimal pula dalam mendukung

dan memberi kontribusi bibitbibit atlet berpotensi yang dapat dikembangkan pada

pembinaan prestasi olahraga ke depan.

Page 16: MODEL PEMBELAJARAN PASSING BAWAH BOLA VOLI …lib.unnes.ac.id/11096/1/10036.pdfperkembangan anak, kreativitas guru pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan serta sarana dan prasarana

4

Model pembelajaran Penjasorkes merupakan salah satu upaya membantu

penyelesaian permasalahan terbatasnya sarana dan prasarana pembelajaran

Penjasorkes di sekolah. Dari hasil pengamatan selama ini, pengembangan model

pembelajaran Penjasorkes yang dilakukan oleh para guru Penjasorkes dapat

membawa suasana pembelajaran yang inovatif. Dengan terciptanya pembelajaran

yang menyenangkan dan dapat memotivasi peserta didik untuk lebih berpeluang

mengeksplorasi gerak secara luas dan bebas, sesuai tingkat kemampuan yang

dimiliki. Biarpun model pembelajaran yang ada masih terbatas dalam lingkup

lingkungan fisik di dalam sekolah, dan belum dikembangkan pada pemanfaatan

lingkungan fisik di luar sekolah yang sebenarnya memiliki potensi sebagai sumber

belajar yang efektif dan efisien.

Lingkungan fisik di luar sekolah yang merupakan salah satu sumber belajar

yang efektif dan efisien, selama ini belum dapat dioptimalkan oleh para guru

Penjasorkes dalam mengembangkan pembelajarannya. Guru Penjasorkes masih

berkutat dalam lingkungan fisik dalam sekolah, biarpun dengan berbagai macam

persoalan dan keterbatasannya. Para guru lupa bahwa lingkungan fisik di luar

lingkungan sekolah ada situasi dan kondisi yang menarik di alam bebas berupa

perkebunan, persawahan, sungai, hutan, perbukitan, pantai, perumahan, dan lain-lain

yang jika dimanfaatkan secara optimal melalui model pembelajaran akan membantu

para guru dalam meningkatkan pembelajaran Penjasorkes yang inovatif.

Dari permasalahan-permasalahan tersebut di atas, maka dipandang perlu

adanya model pembelajaran Penjasorkes dengan pendekatan atau memanfaatkan

lingkungan fisik di luar sekolah, sebagai wahana penciptaan pembelajaran

Page 17: MODEL PEMBELAJARAN PASSING BAWAH BOLA VOLI …lib.unnes.ac.id/11096/1/10036.pdfperkembangan anak, kreativitas guru pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan serta sarana dan prasarana

5

Penjasorkes yang inovatif, sehingga menjadikan pembelajaran yang menarik dan

menyenangkan serta sekaligus bermanfaat bagi perkembangan dan pertumbuhan

peserta didik.

Berdasarkan uraian di atas penulis tertarik untuk meneliti “Model

Pembelajaran Passing Bawah dalam Bola Voli melalui Pendekatan Lingkungan

Kebun pada Siswa Kelas IV dan V SD Negeri Giriwetan Kecamatan Grabag

Kabupaten Magelang”.

1.2 Perumusan Masalah

Dalam penelitian ini penulis merumuskan permasalahan sebagai berikut :

“Bagaimanakah model pembelajaran passing bawah bola digantung pada

permainan bola voli melalui Pendekatan Lingkungan Perkebunan pada Siswa

kelas IV dan V SD Negeri Giriwetan Kecamatan Grabag Kabupaten Magelang

Tahun Pelajaran 2010/2011?”

1.3 Tujuan Pengembangan

Tujuan dari penelitian pengembangan ini adalah untuk menghasilkan

model pembelajaran bola voli (passing bawah bola digantung) dalam Penjasorkes

melalui Pendekatan Lingkungan Perkebunan pada Siswa kelas IV dan V SD

Negeri Giriwetan Kecamatan Grabag Kabupaten Magelang Tahun Pelajaran

2010/2011.

1.4 Spesifikasi Produk

Sesuai dengan judul, maka spesifikasi produk yang dihasilkan adalah

model pembelajaran passing bawah melalui pendekatan lingkungan perkebunan.

Page 18: MODEL PEMBELAJARAN PASSING BAWAH BOLA VOLI …lib.unnes.ac.id/11096/1/10036.pdfperkembangan anak, kreativitas guru pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan serta sarana dan prasarana

6

Agar tidak terjadi salah penafsiran maka dijelaskan istilahistilah yang digunakan

sebagai berikut.

1.4.1 Model Pembelajaran

Model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan

prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk

mencapai tujuan belajar dan berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang

pembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan aktivitas belajar mengajar

(Trianto, 2007:5)

1.4.2 Passing Bawah Bola Digantung

Passing bawah bola digantung adalah salah satu jenis latihan dalam teknik

dasar bola voli yang bertujuan agar pelaksanaan latihan bola voli dapat

berlangsung lebih efektif.

1.4.3 Lingkungan Kebun

Yang dimaksud dengan lingkungan kebun dalam penelitian ini adalah

lingkungan kebun di luar halaman sekolah namun tidak terlalu jauh dari sekolah.

1.5 Pentingnya Pengembangan

1.5.1 Untuk mengembangkan ilmu pengetahuan yang sesuai dengan hasil

penelitian.

1.5.2 Untuk mengembangkan kepustakaan bagi penelitipeneliti selanjutnya.

1.5.3 Dapat dijadikan suatu gambaran bahwa dengan menerapkan model

pembelajaran bola voli (passing bawah bola digantung) di lingkungan perkebunan

dapat meningkatkan motivasi belajar siswa SD Negeri Giriwetan Kecamatan

Grabag Kabupaten Magelang.

Page 19: MODEL PEMBELAJARAN PASSING BAWAH BOLA VOLI …lib.unnes.ac.id/11096/1/10036.pdfperkembangan anak, kreativitas guru pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan serta sarana dan prasarana

7

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1. Sejarah Permainan Bola Voli

Pada tahun 1895 Morgan (William G. Morgan) menciptakan permainan

dengan menggunakan net tenis yang digantungkan setinggi 216 cm dari lantai.

Selanjutnya sebagai bola dipakai bola bagian dalam dari basket. Permainan ini

dimainkan dengan memantulmantulkan bola di udara secara terus menerus

melewati atas net, tetapi bola tidak boleh menyentuh lantai dan harus di voli.

Morgan memberi nama “minonette” kepada permainan tersebut. Dalam permainan

ini belum ada ketentuan atau peraturan mengenai batas jumlah sentuhan maupun

rotasi pemain. Mengulurkan tangan melewati atas net dengan maksud menyentuh

bola di daerah lawan masih diperbolehkan. Masih pada tahun yang sama (1895)

Morgan diundang oleh Dr. Gulick untuk membawa dua tim minonette ke

Springfield untuk melakukan pertandingan ekshibisi. Akhirnya Alfred T. Halstead

juga dari Springfield College mengusulkan sebuah nama untuk permainan ini,

yaitu “volley ball” dengan alasan bahwa prinsip permainan itu adalah memainkan

bola dengan cara memvolley (di Indonesiakan jadi memvoli), yaitu bola dipukul

hilir mudik di udara melewati net. Usul ini dapat diterima secara bulat dan sampai

saat ini nama permainan volley ball tetap dipakai. Sejak saat itu bola voli tidak

hanya dimainkan di lapangan tertutup tetapi juga di lapangan terbuka. Dan

permainan ini mulai populer baik di kalangan kaum muda maupun tua.

Selanjutnya pada tahun 1990 sistem poin mulai berlaku dengan 21 poin untuk tiap

Page 20: MODEL PEMBELAJARAN PASSING BAWAH BOLA VOLI …lib.unnes.ac.id/11096/1/10036.pdfperkembangan anak, kreativitas guru pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan serta sarana dan prasarana

8

set. Tahun 1917 perubahan angka yaitu sistem 15 angka untuk satu set. Tahun

1918, ditetapkan peraturan mengenai jumlah pemain yaitu ditetapkan bahwa satu

regu terdiri dari 6 orang pemain. Tahun 1921 mulai ditetapkan garis tengah.

Tahun 1922 diberlakukan peraturan bahwa setiap regu diperbolehkan memainkan

bola di dalam petak sendiri sebanyak 3 kali, kemudian harus diseberangkan ke

daerah lawan. Tahun 1923 ukuran lapangan ditetapkan seperti yang ada sekarang

yaitu lebar 9 m, panjang 18 m. Bola voli di Indonesia sudah dikenal sejak tahun

1928 dibawa oleh guruguru Belanda yang mengajar di sekolah lanjutan (H.B.S

dan A.M.S). Namun waktu itu permainan bola voli belum populer di kalangan

masyarakat. Permainan ini mulai berkembang setelah kemerdekaan Republik

Indonesia. Tanggal 22 Januari 1955 di Jakarta diresmikan berdirinya PBVSI,

disahkan oleh KOI (Komite Olahraga Indonesia) pada bulan Maret 1955 sebagai

induk organisasi bola voli yang tertinggi di Indonesia.

2.2 Pengertian Kesegaran Jasmani

Kesegaran jasmani adalah kondisi jasmani yang bersangkut paut dengan

kemampuan dan kesanggupannya berfungsi dalam pekerjaan secara optimal dan

efisien. Disadari atau tidak, sebenarnya kesegaran jasmani itu merupakan salah

satu kebutuhan hidup manusia karena kesegaran jasmani senyawa dengan hidup

manusia.

Kesegaran jasmani erat kaitannya dengan kegiatan manusia melakukan

pekerjaan dan bergerak. Kesegaran jasmani yang dibutuhkan manusia untuk

bergerak dan melakukan pekerjaan bagi setiap individu tidak sama sesuai dengan

gerak atau pekerjaan yang dilakukan. Kesegaran jasmani yang dibutuhkan oleh

Page 21: MODEL PEMBELAJARAN PASSING BAWAH BOLA VOLI …lib.unnes.ac.id/11096/1/10036.pdfperkembangan anak, kreativitas guru pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan serta sarana dan prasarana

9

karyawan berbeda dengan anggota TNI, berbeda pula dengan penarik becak

dengan pelajar, dan sebagainya. Kesegaran jasmani yang dibutuhkan oleh seorang

anak berbeda dengan yang dibutuhkan orang dewasa, bahkan kadar kebutuhan

kesegaran jasmani itu sangat individual (Depdiknas, 2007: 1).

Menurut Soemardjono (1992), kesegaran jasmani adalah kemampuan

seseorang untuk menunaikan tugasnya seharihari dengan mudah, tanpa merasa

lelah yang berlebihan dan masih mempunyai sisa atau cadangan tenaga untuk

menikmati waktu senggangnya dan untuk keperluan-keperluan yang mendadak.

Dapat pula ditambahkan, kesegaran jasmani merupakan kemampuan untuk

menunaikan tugas dengan baik walaupun dalam keadaan sulit, dimana orang yang

kesegaran jasmaninya kurang tidak akan mampu melakukannya (FC dari Bp.

Taufik H). Kesegaran jasmani adalah kemampuan untuk melaksanakan tugas

sehari-hari dengan giat dan penuh kewaspadaan, tanpa mengalami kelelahan yang

berarti, dan dengan energi yang cukup untuk menikmati waktu senggangnya dan

hadapi hal-hal yang darurat yang tak terduga sebelumnya. Sesuai dengan definisi

tersebut, maka kesegaran jasmani yang diperlukan oleh masing-masing individu

sangat berbeda dan bervariasi, tergantung pada sifat tantangan fisik yang

dihadapinya (Drs. Yunusul Hairy, M.S, 2004: 17).

2.3 Komponen-komponen Kesegaran Jasmani yang Berhubungan dengan

Bola Voli

Komponen-komponen yang ikut mempengaruhi dalam suatu permainan

bola voli adalah sebagai berikut :

2.3.1 Komponen Postur Tubuh/Komposisi Tubuh

Page 22: MODEL PEMBELAJARAN PASSING BAWAH BOLA VOLI …lib.unnes.ac.id/11096/1/10036.pdfperkembangan anak, kreativitas guru pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan serta sarana dan prasarana

10

Komposisi tubuh digambarkan dengan berat badan tanpa lemak dan berat

badan lemak. Berat badan tanpa lemak terdiri atas masa otot (40-50%), tulang

(16-18%), dan organ-organ tubuh (29-39%). Berat lemak dinyatakan dalam

persentase terhadap berat badan total. Secara umum dapat dikatakan makin kecil

persentase lemak, makin baik kinerja seseorang. Selain itu postur tubuh yang

tinggi dalam bola voli akan mendukung prestasi yang akan dicapai selain

penguasaan teknik dasar, taktik, dan strategi.

2.3.2 Komponen Daya Tahan (Endurance)

Daya tahan tubuh ada 2 macam yaitu daya tahan kardiovaskular dan daya

tahan otot. Daya tahan kardiovaskular yang baik akan mempengaruhi proses

metabolisme tubuh yang akan menunjang kerja otot. Sedang daya tahan otot

adalah kemampuan sekelompok otot untuk melakukan kontraksi yang beruntun

atau berulangulang terhadap suatu beban dalam jangka waktu tertentu. Karena

permainan bola voli dimainkan selama 2 kali kemenangan atau 3 kali kemenangan

(2-0,2-1/3-0,3-1,3-2) dimana setiap kemenagan adalah pengumpulan nilai sampai

25 poin, maka daya tahan tubuh sangat diperlukan.

2.3.3 Komponen Koordinasi

Koordinasi menyatakan hubungan harmonis berbagai faktor yang terjadi

pada suatu gerakan sehingga dalam bola voli sangat diperlukan koordinasi

gerakan agar bisa bermain secara optimal.

2.3.4 Komponen Reaksi

Page 23: MODEL PEMBELAJARAN PASSING BAWAH BOLA VOLI …lib.unnes.ac.id/11096/1/10036.pdfperkembangan anak, kreativitas guru pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan serta sarana dan prasarana

11

Reaksi adalah kemampuan seseorang untuk segera bertindak secepatnya

dalam menangani rangsangan yang ditimbulkan lewat indera, syaraf, feeling

lainnya.

2.3.5 Komponen Kelincahan (Agility)

Kelincahan adalah kemampuan mengubah secara cepat arah/bagian tubuh

tanpa gangguan pada keseimbangan.

2.4. Metode Pembelajaran Bola Voli

Di dalam proses pembelajaran bola voli seorang guru harus mampu

mengantarkan siswanya mengikuti secara aktif serta bermodifikasi untuk belajar

dengan cara atau metode untuk tujuan pendidikan (Machifud Irsada, 2000: 28).

Agar metode pembelajaran bola voli di sekolah dapat dipilih secara tepat

hendaknya memperhatikan :

1. Materi yang sesuai untuk perkembangan siswa.

2. Aspek dan tuntutan yang ditekankan untuk perkembangan siswa.

3. Penyusunan materi pembelajaran.

4. Penyajian materi pembelajaran.

5. Perencanaan situasi belajar.

6. Keterlibatan materi pelajaran dengan para siswa.

Pendidikan olahraga bola voli yang merupakan bagian dari mata rantai

pendidikan jasmani, bila dikategorikan, maka olahraga bola voli masuk ke dalam

pendidikan olahraga yang bercirikan permainan, di dalamnya mengandung unsur

keterampilan gerak yang berupa teknikteknik, kebugaran fisik, dan unsur kerja

sama di antara teman seregunya. Hal-hal yang berkaitan pada keterampilan gerak

Page 24: MODEL PEMBELAJARAN PASSING BAWAH BOLA VOLI …lib.unnes.ac.id/11096/1/10036.pdfperkembangan anak, kreativitas guru pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan serta sarana dan prasarana

12

dalam bola voli sudah menjadi obyek dalam setiap pembelajaran pendidikan bola

voli. Demikian pula yang berkaitan dengan unsurunsur kebugaran fisik dalam

setiap suasana pembelajaran, oleh karena upaya pembelajaran keterampilan bola

voli akan selalu beriringan dengan upaya peningkatan kebugaran fisik.

2.5 Teknik Dasar Bola Voli

Permainan bola voli dimainkan oleh dua regu dan tiap regu beranggotakan

enam orang. Mengingat permainan bola voli adalah permainan beregu, maka pola

kerja sama antar pemain, sifat toleransi antar kawan, sikap saling percaya serta

sikap mau mengisi kekurangan anggota regu dalam kesatuan tim mutlak

diperlukan kekompakan pemain.

Cabang olahraga bola voli sebagai cabang olahraga permainan yang

dilakukan secara beregu, membutuhkan penguasaan teknik dasar sebaik mungkin

bagi setiap pemain, agar permainan dapat berjalan dengan baik. Dengan demikian

maka setiap pemain voli harus selalu berusaha untuk meningkatkan penguasaan

teknik-teknik dasar bola voli secara baik dan sempurna.

Mengkaji arti penting yang diberikan oleh teknikteknik dasar tersebut

mutlak harus dikuasai dengan baik dan sempurna oleh setiap pemain bola voli.

Adapun teknikteknik dasar dalam permainan bola voli meliputi service, passing,

setup, smash, dan block (Suharno HP (1981: 3638).

2.5.1 Service (Servis)

Pada mulanya servis hanya pukulan pembuka untuk memulai suatu

permainan, namun jika ditinjau dari sudut taktik sudah merupakan suatu serangan

awal untuk mendapat nilai agar suatu regu berhasil meraih kemenangan pertama.

Page 25: MODEL PEMBELAJARAN PASSING BAWAH BOLA VOLI …lib.unnes.ac.id/11096/1/10036.pdfperkembangan anak, kreativitas guru pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan serta sarana dan prasarana

13

2.5.2 passing bawah(Passing/operan)

Passing adalah usah seorang pemain bola voli dengan cara menggunakan suatu

teknik tertentu yang tujuannya untuk mengoperkan bola yang dimainkannya

kepada teman seregunya sebagai langkah awal untuk menyusun pola serangan

kepada regu lawan.

2.5.3 Umpan (Set up)

Umpan adalah menyajikan bola kepada teman dalam satu regu yang

kemudian diharapkan bola tersebut dapat disarangkan ke daerah lawan dalam

bentuk smash. Teknik mengumpan pada dasarnya sama dengan teknik passing.

Letak perbedaannya hanya terletak pada tujuan dan jalannya bola. Teknik

mengumpan dapat dilakukan baik dengan passing atas maupun passing bawah.

Namun jika ditinjau dari segi keuntungan pelaksanaannya tentu akan

menguntungkan jika teknik umpan itu dilakukan dengan teknik passing atas.

Mengumpan dengan teknik passing atas akan lebih menjamin ketepatan

sasarannya jika dibandingkan dengan teknik passing bawah.

Umpan yang baik harus memenuhi beberapa persyaratan, yaitu: a) bola

harus melambung dengan tenang di daerah serang di lapangan sendiri, b) bola

harus berada di atas jaring dengan ketinggian yang cukup agar dapat di smash

oleh smasher, dan c) jarak umpan dengan net sesuai dengan tipe serangan yang

diinginkan. Pada umpan normal jarak bola dengan net berkisar antara 2050 cm.

2.5.4 Smash (Spike)

Smash adalah pukulan yang utama dalam penyerangan dalam usaha

mencapai kemenangan. Untuk mencapai keberhasilan yang gemilang dalam

Page 26: MODEL PEMBELAJARAN PASSING BAWAH BOLA VOLI …lib.unnes.ac.id/11096/1/10036.pdfperkembangan anak, kreativitas guru pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan serta sarana dan prasarana

14

melakukan smash ini diperlukan latihan yang tinggi dan kemampuan meloncat

yang tinggi. Smash merupakan suatu teknik yang mempunyai gerakan yang

kompleks tang terdiri dari :

1) Langkah awalan

2) Tolakan untuk meloncat

3) Memukul bola saat melayang di udara.

4) Saat mendarat kembali setelah memukul bola.

Proses gerakan keseluruhan dalam smash dapat diuraikan sebagai berikut :

(dengan anggapan pemukul menggunakan tangan kanan dan smash dari daerah

posisi tempat). Sikap pemula, berdiri lebih kurang 45 derajat dengan jarak 3

sampai 4 meter dari net.

Gerak pelaksanaan, langkah kaki kiri depan dengan langkah biasa,

kemudian diikuti dengan langkah kaki kanan yang panjang, diikuti dengan segera

oleh kaki kiri yang diletakkan di samping kaki kanan (ujung kaki kiri sedikit di

depan kaki kanan), sambil menekuk lutut rendah, kedua lengan berada di

belakang badan, segera melakukan tolakan sambil mengayun lengan ke depan

atas. Pada saat loncatan tertinggi, segera meraih dan memukul bola setinggi-

tingginya

di atas net.

Gerak lanjutan, menjaga keseimbangan badan agar tidak menyentuh dan

menabrak net, dan mendarat kembali dengan menumpu pada dua kaki sambil

mengoper dan mengambil sikap siap normal. Teknik gerakan smash dan posisi

badan saat akan memukul bola di atas net.

Page 27: MODEL PEMBELAJARAN PASSING BAWAH BOLA VOLI …lib.unnes.ac.id/11096/1/10036.pdfperkembangan anak, kreativitas guru pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan serta sarana dan prasarana

15

2.5.5 Block

Block merupakan benteng pertahanan yang utama untuk menangkis

serangan lawan, yaitu menangkis atau menahan serangan lawan atau smash silang

dengan cara membendung di depan net.

2.5.6 Teknik Dasar Passing Bawah

Teknik passing bawah lebih wajar, gampang, dan lebih aman pada saat

menerima bola yang keras, dibandingkan dengan passing atas yang membutuhkan

sikap tangan dan jari yang khusus. Dengan passing bawah semua bola yang

datang bisa diterima dengan mudah dan dapat dilambungkan kembali, juga posisi

bola sangat rendah atau menyamping dari tubuh. Passing bawah dilakukan di

depan setinggi perut ke bawah (A. Sarumpaet dan Imam Sadikun, 1992: 91).

Adapun cara-cara pelaksanaan passing bawah adalah : sikap permulaan

badan sedemikian rupa sehingga dalam keadaan seimbang labil, lengan dijulurkan

ke depan bawah siku tidak ditekuk (sudut antara lengan dan badan kira-kira 450).

Badan dibungkukkan, kaki seperti hendak melangkah dengan posisi kaki selebar

bahu, lutut ditekuk, kedua lengan bawah dirapatkan sampai siku, sementara jari-

jari tangan yang satu memegang jari-jari tangan lainnya.

Gerakan passing bawah : 1) Siap menunggu kedatangan bola, 2) Lari

menyongsong bola (posisi yang dituju harus sedemikian rupa), sehingga passing

bawah dapat dilakukan ketika bola berada tepat di depan dan setinggi panggul, 3)

Tangan dirapatkan dan tangan terentang, 4) Tubuh direntangkan menyongsong

bola, 4) Bola dipantulkan dengan lengan bawah, 6) Ikuti gerakan bola (A.

Sarumpaet Zulfar Djzet, 1992: 92).

Page 28: MODEL PEMBELAJARAN PASSING BAWAH BOLA VOLI …lib.unnes.ac.id/11096/1/10036.pdfperkembangan anak, kreativitas guru pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan serta sarana dan prasarana

16

2.5.7 Kesalahan Umum Melakukan Passing Bawah

Kesalahan umum passing bawah adalah :

10. Terlalu banyak gerakan lengan pukulan ke depan dibanding gerakan ke atas

sehingga sudut datang bola terhadap lengan bawah.

11. Kurang menekuk lutut pada sikap permulaan dan sikap saat perkenaan bola.

12. Perkenaan bola pada kepala tampak tangan.

13. Bidang pemukul kurang lebar dan tidak rata.

14. Kurang cepat menghadap bidang pemukul terhadap bola.

15. Kedua tangan pemukul tidak sejajar dan rapat serta goyah saat perkenaan.

16. Lengan pemukul diayun lebih tinggi dari bahu (kecuali bawah ke belakang).

17. Sebelum perkenaan bola sendi siku ditekuk terlebih dahulu.

18. Kurang berani jatuh.

19. Terlalu eksposi gerakannya secara keseluruhan, gerakan statis, kaku.

2.6 Pembelajaran Passing Bawah dengan Bola Digantung

Sikap pemula berdiri di depan bola yang digantung, posisi bola berada di

depan tubuh, jarak antar bola 2 m. Bola dilempar ke depan atas, kemudian segera

di passing bawah diarahkan ke depan atas. Dilakukan berkali-kali begitu

seterusnya sampai semua siswa melakukannya.

2.7. Karakteristik Anak Sekolah Dasar

Menurut Sugiyanto dan Sudjarwo (1993:101) perkembangan fisik anak yang

terjadi pada masa ini menunjukkan adanya kecenderungan yang berbeda

dibanding pada masa sebelumnya dan juga pada masa sesudahnya.

Page 29: MODEL PEMBELAJARAN PASSING BAWAH BOLA VOLI …lib.unnes.ac.id/11096/1/10036.pdfperkembangan anak, kreativitas guru pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan serta sarana dan prasarana

17

Kecenderungan perbedaan yang terjadi adalah dalam hal kepesatan dan pola

pertumbuhan fisik anak laki-laki dan anak perempuan sudah mulai menunjukkan

kecenderungan semakin jelas tampak adanya perbedaan.

Ukuran dan proporsi tubuh berubah secara bertahap, dari hubungan hampir

konstan dipertahankan dalam perkembangan tulang dan netan. Oleh karenanya

energi anak diarahkan ke arah penyempurnaan pola gerak dasar yang terbentuk

selama periode masa awal anak. Di samping penyempurnaan pola gerak dasar,

adaptasi, dan modifikasi terhadap gerak dasar perlu dilakukan. Hal ini

dimaksudkan untuk menghadapi adanya peningkatan atau pertambahan berbagai

situasi (Yanuar Kiram, 1992:36).

2.8 Karakteristik Perkembangan Gerak Anak Sekolah Dasar

Karakteristik perkembangan gerak pada anak sekolah dasar adalah

peningkatan kemampuan gerak yang bisa diidentifikasi dalam bentuk: gerakan bisa

dilakukan dengan melanika tubuh yang makin efisien. Gerakan bisa dilakukan

semakin lancar dan terkontrol, pola atau bentuk gerakan semakin bervariasi, gerakan

semakin bertenaga, kecepatan perkembangannya dipengaruhi oleh kesempatan untuk

melakukan berulang-ulang aktivitasnya. Secara mekanika faktor yang

mempengaruhinya adalah : koordinasi tubuh, ukuran tubuh, dan kekuatan otot.

Pengukuran fisik secara berkala adalah untuk memantau perkembangan kemampuan

dan keterampilan gerak yang sudah dimiliki anak

(Didin Budiman, 2004:12)

Page 30: MODEL PEMBELAJARAN PASSING BAWAH BOLA VOLI …lib.unnes.ac.id/11096/1/10036.pdfperkembangan anak, kreativitas guru pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan serta sarana dan prasarana

18

2.9 Model Pembelajaran

Model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang

digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas atau

pembelajaran tutorial dan untuk menentukan perangkatperangkat pembelajaran

termasuk didalamnya bukubuku, film, komputer, kurikulum, dan lainlain (Joyce

dalam Trianto, 2007:5). Sementara itu Nurulwati (Trianto, 2007:5)

mengemukakan maksud model pembelajaran adalah “kerangka konseptual yang

melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman

belajar untuk mencapai tujuan belajar dan berfungsi sebagai pedoman bagi para

perancang pembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan aktivitas belajar

mengajar.

Menurut Arend (1997) istilah model pengajaran mengarah pada suatu

pendekatan pembelajaran tertentu termasuk tujuannya, sintaksisnya, lingkungan,

dan sistem pengelolaannya. Jadi model pembelajaran mempunyai makna yang

lebih luas daripada strategi, metode atau prosedur. Dari ketiga pendapat ahli

tersebut dapat disimpulkan bahwa metode pembelajaran memberikan kerangka

dan arah bagi guru untuk mengajar. Dalam mengajarkan suatu pokok bahasan

(materi) tertentu harus dipilih model pembelajaran yang paling sesuai dengan

tujuan yang akan dicapai.

Model desain sistim pembelajaran yang dikembangkan oleh Dick dan

Carey (2005), telah lama digunakan untuk menciptakan program pembelajaran

yang efektif dan efesien dan menarik. Model yang mereka kembangkan

didasarkan pada penggunaan pendekatan system atau system approach terhadap

Page 31: MODEL PEMBELAJARAN PASSING BAWAH BOLA VOLI …lib.unnes.ac.id/11096/1/10036.pdfperkembangan anak, kreativitas guru pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan serta sarana dan prasarana

19

komponen-komponen dasar yang meliputi : analisis, desain, pengembangan,

implementasi, dan evaluasi. Setelah draf atau rancangan program pembelajaran

selesai dikembangkan, langkah selanjutnya adalah merancang dan melaksanakan

evaluasi formatif. Evaluasi formatif dilakukan untuk mengumpulakan data yang

terkait dengan kekuatan dan kelemahan program pembelajaran . Hasil dari proses

evaluasi formatif dapat digunakan sebagai masukan atau input untuk memperbaiki

program.

Tiga jenis evaluasi formatif dapat diaplikasikan untuk mengembangkan

produk atau program pembelajaran yaitu :

Evaluasi perorangan / one to one evaluation

Evaluasi kelompok / small group evaluation

Evaluasi lapangan / field trial

2.9.1 Evaluasi perorangan merupakan tahap yang perlu dilakukan dalam

menerapkan evaluasi formatif, evaluasi ini dilakukan melalui kontak langsung

dengan dua atau tiga orang calon pengguna program (dalam hal ini adalah 35

siswa) untuk memperoleh masukan tentang keterencanaan dan daya tarik

program.

2.9.2 Evaluasi kelompok kecil dilakukan dengan menguji cobakan program

terhadap sekelompok kecil pengguna program pengembangan yang terdiri dari 10

atau 15 orang siswa. Evaluasi ini untuk memperoleh masukan yang dapat

digunakan untuk memperbaiki kualitas program model pengembangan.

Page 32: MODEL PEMBELAJARAN PASSING BAWAH BOLA VOLI …lib.unnes.ac.id/11096/1/10036.pdfperkembangan anak, kreativitas guru pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan serta sarana dan prasarana

20

2.9.3 Evaluasi lapangan adalah uji coba terhadap sekelompok besar calon

pengguna program, sebelum progam tersebut digunakan dalam situasi

pembelajaran yang sesungguhnya.

2.9.4 Langkah akhir dari proses desain program pengembangan model

pembelajaran ini adalah melakukan revisi terhadap draf program pembelajaran.

Data yang diperoleh dari prosedur evaluasi formatif dirangkum dan ditafsirkan

untuk mengetahui kelemahan – kelemahan yang dimiliki oleh program

pembelajaran.

Gambar 2.1 Prosedur Evaluasi Formatif.

Page 33: MODEL PEMBELAJARAN PASSING BAWAH BOLA VOLI …lib.unnes.ac.id/11096/1/10036.pdfperkembangan anak, kreativitas guru pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan serta sarana dan prasarana

21

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Model Pengembangan

Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan yag bertujuan

menghasilkan produk berupa model pembelajaran bola voli melalui lempar

tangkap dan pasing bawah dengan bola digantung pada siswa sekolah dasar.

melalui pendekatan lingkungan perkebunan pada siswa kelas IV dan V Sekolah

Dasar Negeri Giriwetan Kecamatan Grabag Kabupaten Magelang.

Dalam penerapan model pembelajaran efektitas metode latihan

keseimbangan, melalui pendekatan lingkungan perkebunan ini peneliti

menggunakan model prosedural yang bersifat deskriptif. Model ini menggunakan

langkah-langkah umum yang harus diikuti untuk menghasilkan produk,

sebagaimana siklus penelitian dan pengembangan (Borg & Gall, 1983 dalam

Sugiyono, 2009) adalah sebagai berikut:

3. Penelitian dan pengumpulan informasi awal

Penelitian dan pengumpulan informasi yang meliputi kajian pustaka, pengamatan

atau observasi lapangan.

4. Pengembangan produk awal

Pengembangan format produk awal yang mencakup bahan-bahan pembelajaran

berupa bahan cetak urutan proses yang dilengkapi dengan alat evaluasi.

5. Evaluasi Ahli dan Ujicoba Awal

Page 34: MODEL PEMBELAJARAN PASSING BAWAH BOLA VOLI …lib.unnes.ac.id/11096/1/10036.pdfperkembangan anak, kreativitas guru pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan serta sarana dan prasarana

22

Evaluasi para ahli dengan menggunakan dua guru mitra (guru

Penjasorkes) serta uji coba kelompok kecil yang melibatkan 5 – 10 siswa dengan

menggunakan kuesioner dan konsultasi serta evaluasi yang kemudian dianalisis.

6. Revisi Produk Pertama

Revisi produk berdasarkan dari evaluasi ahli yang dilakukan berdasarkan

uji coba awal kelompok kecil tentang produk yang dikembangkan oleh peneliti

sebagai perbaikan dari produk yang telah diujicobakan.

7. Uji coba lapangan

Uji coba lapangan dilakukan terhadap 10 – 15 subyek. Data kuantitatif

hasil belajar dikumpulkan dan dianalisis sesuai dengan tujuan khusus yang hendak

dicapai.

8. Revisi Produk Kedua

Revisi yang dikerjakan berdasarkan hasil uji coba lapangan dengan

melibatkan subyek yang lebih besar, ini dimaksudkan untuk menentukan

keberhasilan produk dalam mencapai tujuan dan mengumpulkan informasi yang

dapat dipakai untuk meningkatkan program untuk keperluan perbaikan

berikutnya.

9. Uji lapangan

Uji lapangan, yang melibatkan 54 subyek dan disertai dengan

penyampaian angket bagi siswa kemudian dilakukan analisis.

10. Revisi Produk Ahir

Revisi produk akhir , yaitu revisi yang dikerjakan berdasar uji lapangan.

11. Implementasi

20

Page 35: MODEL PEMBELAJARAN PASSING BAWAH BOLA VOLI …lib.unnes.ac.id/11096/1/10036.pdfperkembangan anak, kreativitas guru pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan serta sarana dan prasarana

23

Penyampaian hasil pengembangan (proses, program, atau produk) kepada

para pengguna dan profesional dalam bentuk laporan.

3.2 Prosedur Pengembangan

Secara skematis prosedur pengembangan dapat digambarkan sebagai

berikut :

Analisis Kebutuhan

Kajian Pustaka Observasi dan Wawancara

Pembuatan Produk Awal

Tinjauan Ahli Penjas dan Ujicoba kelompok kecil Ahli Pembelajaran 20 siswa SD N Giriwetan

Revisi Produk Pertama

Ujicoba Lapangan

Revisi Produk Akhir

Produk Akhir Passing bawah Bola digantung

Gambar 3.1 Prosedur Pengembangan Metode Pembelajaran Passing Bawah Bola

digantung 3.2.1 Revisi Produk Pertama

Page 36: MODEL PEMBELAJARAN PASSING BAWAH BOLA VOLI …lib.unnes.ac.id/11096/1/10036.pdfperkembangan anak, kreativitas guru pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan serta sarana dan prasarana

24

Setelah ujicoba produk, mka dilakukan revisi produk pertama hasil dari

evaluasi para ahli dan uji coba kelompok kecil sebagai perbaikan dari produk

yang telah diujicobakan.

3.2.2 Uji Coba Lapangan

Pada tahap ini dilakukan uji lapangan terhadap produk yang

dikembangkan dengan menggunakan subjek uji coba siswa kelas IV dan V SD

Negeri Giriwetan Kecamatan Grabag Kabupaten Magelang yang berjumlah 22

dan 34 siswa.

3.2.3 Revisi Produk Akhir

Revisi produk dari hasil uji lapangan yang telah diujicobakan siswa kelas

IV dan V SD Negeri Giriwetan Kecamatan Grabag Kabupaten Magelang

berjumlah 56 siswa.

3.2.4 Hasil Akhir

hasil akhir produk pengembangan dari uji lapangan yang berupa metode

pembelajaran bola voli melalui passing bawah bola digantung.

3.3 Uji Coba Produk

Uji Coba produk penelitian in bertujuan untuk memperoleh efektifitas,

efisiensi dan kebermanfaatan dari produk. Langkah-langkah yang ditempuh dalam

pelaksanaan uji coba produk adalah sebagai berikut :

3.3.1 Desain Uji Coba

Desain uji coba yang dilaksanakan bertujuan untuk mengetahui tingkat

keefektifan dan segi pemanfaatan produk yang dikembangkan. Desain ujicoba

yang diilaksanakan terdiri dari :

Page 37: MODEL PEMBELAJARAN PASSING BAWAH BOLA VOLI …lib.unnes.ac.id/11096/1/10036.pdfperkembangan anak, kreativitas guru pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan serta sarana dan prasarana

25

3.3.1.1 Evaluasi Ahli

Sebelum produk pembelajaran yang dikembagkan diujicobakan kepada

subjek, produk yang dibuat dievaluasi (validasi) terlebih dahulu oleh ahli Penjas

atau guru ahli pembelajaran (penjasorkes). Variabel yang dievaluasi oleh ahi

meliputi fasilita dna peralatan, jumlah pemain, perlengkapan pemain, ukuran

lapangan, dan cara permainan. Untuk menghimpun data dari para ahli digunakan

dengan cara memberikan draf model awal dengan disertai lembar evaluasi ahli.

Hasil dari para ahli berupa penilaian, masukan dan saran terhadap produk yang

telah dibuat, dipergunakans ebagai acuan dasar pengembangan produk.

3.3.1.2 Uji Coba Kelompok Kecil

Pada tahapan ini produk yang telah direvisi dari hasil evaluasi ahli

kemudian diujicobakan kepada siswa kelas IV dan V SD Negeri Giriwetan

Kecamatan Grabag Kabupaten Magelang. Pada uji coba kelompok kecil ini

menggunakan 20 siswa putra dan putri sebagai subjeknya.

Pertama siswa diberikan penjelasan peraturan passing bawah bol

adigantung yang kemudian melakukan ujicoba passing bawah bola digantung.

Setelah selesai melakukan uji coba siswa mengisi kuesioner tentang pembelajaran

yang dilakukan. Tujuan ujicoba kelompok kecil ini adalah untuk mengetahui

respon awal dari produk yang telah dikembangkan.

3.3.1.3 Revisi Produk Kedua

Hasl dari data evaluasi ahli Penjas serta ujicoba kelompok kecil kemudian

dianalisis untuk selanjutnya dijadikan acuan untuk merevisi produk yang telah

dibuat.

Page 38: MODEL PEMBELAJARAN PASSING BAWAH BOLA VOLI …lib.unnes.ac.id/11096/1/10036.pdfperkembangan anak, kreativitas guru pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan serta sarana dan prasarana

26

3.3.1.4 Uji Coba Lapangan

Setelah dilakukan analisis uji coba kelompok kecil (baik dari ahli maupun

dari siswa) selajutnya dilakukan uji coba lapangan yang dilakukan dalam skala

besar yaitu siswa kelas IV dan V SD Negeri Giriwetan Kecamatan Grabag

Kabupaten Magelang sebanyak 56 siswa.

Pertama-tama siswa diberikan penjelasan mengenai permainan lempar

tangakp bola kemudian melakukan uji coba passing bawah bola digantung.

Setelah selesai uji coba siswa mengisi kuesioner tentang respon setelah

melakukan pembelajaran.

3.3.2 Subyek Uji coba

Subyek penelitian pengembangan yang terlibat dalam uji coba model

pembelajaran ini adalah sebagai berikut:

1. Evaluasi dari ahli baik dosen atau guru ahli pembelajaran (Penjasorkes)

2. Ujicoba kelompok kecil yang terdiri dari 20 siswa kelas IV dan V SD Negeri

Giriwetan Kecamatan Grabag Kabupaten Magelang (ujicoba instrumen)

3. Uji coba lapangan yang terdiri dari 56 siswa kelas IV dan V SD Negeri

Giriwetan Kecamatan Grabag Kabupaten Magelang

3.4 Cetak Biru Produk

Cetak Biru (Blueprint) produk merupakan draft model pengembangan dari

uji coba pertama yang diperbaiki (direvisi) agar dapat dilaksanakan pada tahap

selanjutnya (Uji coba II).

Page 39: MODEL PEMBELAJARAN PASSING BAWAH BOLA VOLI …lib.unnes.ac.id/11096/1/10036.pdfperkembangan anak, kreativitas guru pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan serta sarana dan prasarana

27

3.5 Jenis Data

Data yang diperoleh adalah data kuantitatif dan kualitatif yang berupa

alasan dalam memilih jawaban dan saran-saran. Oleh karena itu jenis data yang

dikumpulkan adalah sebagai berikut :

1. Model pembelajaran yang efektif, artinya data digali apakah uji coba yang

dilaksanakan dapat mengembangkan kognitif, afektif, psikomotor dan fisik

peserta didik.

a. Data yang menunjukkan kesesuaian dengan kompetensi dasar yang ada dalam

materi kurikulum

b. Mudah dilakukan peserta didik

c. Menyenangkan dan mendorong peserta didik untuk aktif bergerak.

d. Aman dan nyaman bagi peserta didik

2. Peserta didik menjadi lebih aktif jangan sebaliknya peserta didik menjadi pasif

3. Lama waktu pelaksanaan sesuai jam tatp muka pembelajaran penjasorkes

4. Sarana yang ada disekitar lingkungan fisik luar sekolah tanpa merusak

kelestarian lingkungan.

3.6 Instrumen dan Pengumpulan Data

3.6.1 Instrumen Penelitian

Kuesioner yang digunakan (lembar evaluasi ahi) berupa aspek yang harus

dinilai kelayakanya. Faktor yang digunakand alam kuesioner berupa kualitas

model passing bawah bola digantung serta komentar dan saran umum jika ada.

Rentangan evaluasi mulaidari tidka baik, sampai dengan sangat baik dengan cara

memberi tanda “v” pada kolom yang tersedia.

Page 40: MODEL PEMBELAJARAN PASSING BAWAH BOLA VOLI …lib.unnes.ac.id/11096/1/10036.pdfperkembangan anak, kreativitas guru pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan serta sarana dan prasarana

28

Berikut adalah variabel dan indikator dan jumlah kuesioner yang

digunakan dalam lembar evaluasi ahli.

Tabel 3.1 Lembar Evaluasi Ahli No Variabel Indikator Jumlah 1 Kualitas Model Kualitas produk terhadap standar

kompetensi, keaktifan siswa, dan kelayakan untuk diajarkan pada siswa SD

15

Kuesioner yang digunakan siswa berupa sejumlah eprtanyaan yang harus

diajwab oleh siswa dengan pilihan jawaban “Ya” dan “tidak”. Faktor yang

digunakan dalam kuesioner meliputi aspek psikomotorik, kognitif, dan afektif.

Berikut ii adalah aspek, indikator dan jumlah butir kuesioner yang akan

digunakan pada siswa :

Tabel 3.2. Aspek, Indikator dan Jumlah Butir Kuesioner No Aspek Indikator Jumlah 1 Kualitas Model Kemampuan siswa mempratikkan variasi

gerak dalam passing bawah bola digantung 10

2 Kognitif Kemampuan siswa mengetahui teknik dasar bola voli melalui passing bawah bola digantung

10

3 Afektif Menampilkan sikap dalam melakukan passing bawah bola digantung serta sportifitas, dan kejujuran.

10

Adapun indikator atau instrumen penelitian yang dikembangkan adalah

sebagai berikut:

3.6.1.1 Instrumen Penelitian Pendahuluan (Analisis kebutuhan)

1. Karakteristik dan kelayakan lokal lingkungan fisik luar sekolah sebagai

tempat pengembangan model

Page 41: MODEL PEMBELAJARAN PASSING BAWAH BOLA VOLI …lib.unnes.ac.id/11096/1/10036.pdfperkembangan anak, kreativitas guru pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan serta sarana dan prasarana

29

2. Sejauh mana motivasi peserta didik dalam aktivitas latihan pasing bawah

dalam penjasorkes selama ini di SD Negeri Giriwetan Kecamatan Grabag

Kabupaten Magelang

3. Sudah pernahkah guru mengembangkan model dengan pendekatan

lingkungan fisik luar sekolah

4. Sejauh mana sarana prasarana penjasorkes yang dimiliki oleh SD Negeri

Giriwetan Kecamatan Grabag Kabupaten Magelang

5. Sejauh mana efektifitas model pembelajaran yang dilaksanakan.

3.6.1.2 Instrumen Evaluasi Model Oleh Ahli

1. Kesesuaian dengan kompetensi dasar dalam kurikulum

2. Kejelasan petunjuk model yang dikembangkan

3. Kesesuaian fasilitas yang digunakan

4. Mendorong perkembangan kognitif, afektif dan psikomotor

5. Ketepatan pemilihan model ditinjau dari berbagai aspek

6. Ketepatan penerapan metode dan strategi pembelajaran

7. Kemudahan dalam pengembangan model.

3.6.1.3 Instrumen Kuesioner Untuk Peserta Didik

1. Tingkat kesulitan peserta didik dalam melaksanakan model pembelajaran

baik secara tekhnis maupun peraturan yang diberlakukan.

2. Sejauh mana peningkatan peserta didik setelah melakukan model yang

dikembangkan , baik secara kognitif, afektif, psikomotor, maupun fisik.

3. Sejauh mana kemampuan peserta didik dalam melakukan latihan passing

bawah melalui pendekatan fisik lingkungan luar sekolah

Page 42: MODEL PEMBELAJARAN PASSING BAWAH BOLA VOLI …lib.unnes.ac.id/11096/1/10036.pdfperkembangan anak, kreativitas guru pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan serta sarana dan prasarana

30

4. Sejauh mana pengaruh sosial peserta didik setelah melakukan model yang

dikembangkan.

3.6.2 Teknik Pengumpulan Data

Selain menggunakan teknik tes, untuk mengetahui respon siswa terhadap

model pembelajaran passing bawah dengan pendekatan lingkungan perkebunan

juga dilengkapi dengan teknik kuesioner (angket). Teknik kuesioner adalah

sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari

respoden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal hal yang ia ketahui

(Suharsimi Arikunto, 2002 :151).

Metode angket atau kuesioner yang akan digunakan dalam penelitian ini

adalah metode angket tertutup dengan dua pilihan pilihan yaitu Ya dan tidak.

Dalam angket yang dimaksud dilakukan rincian penilaian tabel untuk jawaban Ya

diberi nilai 2 dan jawaban tidak diberi nilai 1. Kuesioner langsung adalah jika

sesuatu kuesioner daftar pertanyaan dikirim langsung kepada orang yang ingin

dimintai pendapat, keyakinannya, atau diminta menceritakan tentang keadaannya

sendiri (Sutrisno Hadi, 1995:158)

Adapun alasan menggunakan angket langsung adalah sebagai berikut:

1. Bahwa subyek adalah orang yang paling tahu tentang dirinya sendiri,

2. Bahwa apa yang dinyatakan benar dan dapat dipercaya,

3. Bahwa interprestasi subyek tentang pertanyaanpertanyaan yang diajukan adalah

sama dengan apa yang dimaksud oleh peneliti.

Sedangkan alasan menggunakan item pilihan ganda adalah :

1) Untuk responden lebih mudah menjawabnya,

Page 43: MODEL PEMBELAJARAN PASSING BAWAH BOLA VOLI …lib.unnes.ac.id/11096/1/10036.pdfperkembangan anak, kreativitas guru pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan serta sarana dan prasarana

31

2) Menghemat waktu,

3) Baik untuk menyelidiki faktafakta subyek maupun fakta-fakta

obyektif.

Untuk menghindari kelemahan dan kekurangan penggunaan metode

angket ini, maka perlu diperhatikan halhal sebagai berikut:

1) Penggunaan metode angket dilengkapi dengan metode pengumpul data

yang lain dan perlu dijelaskan pada responden tentang maksud dan tujuan angket

yang diberikan agar informasi yang diberikan benar-benar obyektif dan data yang

digunakan tidak memberatkan respoden atau tidak bersifat memaksa.

2) Adapun pernyataan yang ada dalam pertanyaan ini digunakan untuk

memperoleh data tentang respon siswa terhadap model pembelajaran passing

bawah melalui pendekatan lingkungan perkebunan pada siswa kelas IV dan V SD

Negeri Giriwetan Kecamatan Grabag Kabupaten Magelang.

3.6.3 Pelaksanaan Penelitian

Dalam pelaksanaan penelitian dilakukan latihan menggunakan sistim

repetisi dan set dengan pengertian bahwa “repetisi adalah jumlah ulangan

mengangkat suatu beban, sedangkan set adalah suatu rangkaian kegiatan dari

suatu repetisi” (M.Sajoto, 1988: 47)

Setiap kali latihan menggunakan waktu 2 jam pelajaran efektif selama 70 menit

dengan perincian pengunaan waktu sebagai berikut :

3.6.3.1 Prosedur mendapatkan anak coba

Prosedur untuk mendapatkan anak coba, pertama kali penulis meminta ijin

secara langsung kepada kepala SD Negeri Giriwetan. Pengajuan surat ijin kepada

Page 44: MODEL PEMBELAJARAN PASSING BAWAH BOLA VOLI …lib.unnes.ac.id/11096/1/10036.pdfperkembangan anak, kreativitas guru pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan serta sarana dan prasarana

32

Kepala SD Negeri Giriwetan dengan diketahui Dekan FIK Universitas Negeri

Semarang memohon agar dapat diperkenankan untuk menggunakan siswa kelas

IV dan V SD Negeri Giriwetan tahun ajaran 2011/2012 sebagai anak coba dalam

penelitian. Setelah mendapatkan ijin dari Kepala Sekolah, selanjutnya menetapkan

siswa yang disajikan sebagai anak coba dalam penelitian.

3.6.3.2 Tempat Penelitian

Tempat penelitian yang digunakan selama pelaksanaan penelitian yaitu di

halaman sekolah dan lingkungan kebun di sekitar SD Negeri Giriwetan

Kecamatan Grabag Kabupaten Magelang.

3.6.3.3 Waktu dan Alat Perlengkapan Penelitian

Waktu penelitian pada uji coba skala kecil adalah pada hari Rabu 25 Mei

2011, Sedangkan untuk uji coba skala besar pada hari Selasa 19 Juli 2011. Alat

dan perlengkapan penelitian

a. Lapangan

b. Bola Voli sebanyak 2 buah

c. Stop Watch 1 buah

d. Peluit

e. Alat tulis

f. Petunjuk pelaksanaan

Tes respon dilaksanakan pada hari Senin 24 Juli 2011 untuk mengetahui

respon siswa terhadap model pembelajaran yang telah dilaksanakan. Untuk

menguasai ketrampilan khususnya melakukan passing bawah, diperlukan

kesungguhan dalam mengikuti setiap pembelajaran agar tujuan yang diharapkan

Page 45: MODEL PEMBELAJARAN PASSING BAWAH BOLA VOLI …lib.unnes.ac.id/11096/1/10036.pdfperkembangan anak, kreativitas guru pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan serta sarana dan prasarana

33

dapat tercapai. Dalam penelitian ini menetapkan 2 kali latihan dan dua kali

pertemuan untuk tes awal dan tes akhir untuk tiap minggunya tiga kali tatap muka.

Kegiatan penelitian meliputi tiga hal pokok yaitu pemanasan, latihan inti,

dan penenangan

a. Warming Up (Pemanasan)

Sebelum melaksanakan latihan inti terlebih dahulu diberikan pemanasan

terhadap sampel dengan tujuan untuk persiapan kondisi baik fisik maupun psikis

untuk menghadapi latihan yang dilakukan agar tidak terjadi cidera

b. Latihan Inti

Latihan inti ini ditujukan kepada materi atau masalah yang akan diteliti

yaitu dua macam latihan yang dicari perbedaanya. Dua cara latihan yaitu latihan

passing bawah secara langsung dan passing bawah tidak langsung.

c. Penenangan

Latihan ini ditujukan untuk memulihkan kondisi fisik seperti semula atau

keadaan sebelum latihan sehingga ketegangan otot akan berkurang secara

berangsur-angsur agar kemungkinan terjadinya rasa sakit dapat dihindari selain

pelemasan dan penenangan yang berupa aktifitas fisik, juga diadakan koreksi

secara klasikal kepada anak coba tentang latihan yang telah telah dilakukan.

3.7 Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dlam penelitian pengembangan ini

adalah mengunakan teknik analisis statistik deskriptif persentase. Sedangkan data

yang berupa saran dan alasan memilih jawaban dianalisis menggunaan teknik

analisis kualitatif.

Page 46: MODEL PEMBELAJARAN PASSING BAWAH BOLA VOLI …lib.unnes.ac.id/11096/1/10036.pdfperkembangan anak, kreativitas guru pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan serta sarana dan prasarana

34

Dalam analisis data, digunakan rumus deskriptif persentase seperti berikut

:

Dp = x 100%

Keterangan :

Dp : Deskriptif Persentase

F : Frekuensi yang diari

N : Jumlah seluruh data

dari data hasil persentase kemudian diklasifikasikan untuk memeproleh

kesimpulan data. Pada tabel berikut disajikan klasifikasi persentase.

Tabel 3.3 Klasifikasi Persentase Persentase Klasifikasi Makna

0 – 20% Tidak Baik Dibuang 20,1 – 40% Kurang Baik Diperbaiki

40,1 – 70% Cukup Baik Digunakan (bersyarat) 70,1 – 90% Baik Digunakan

90,1 – 10% Sangat Baik Digunakan (Sumber : Guilford dalam Faqih, 1996:57)

F N

Page 47: MODEL PEMBELAJARAN PASSING BAWAH BOLA VOLI …lib.unnes.ac.id/11096/1/10036.pdfperkembangan anak, kreativitas guru pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan serta sarana dan prasarana

35

BAB IV

HASIL PENGEMBANGAN

4.1 Penyajian Data Hasil Uji Coba 1

4.1.1 Data Analisis Kebutuhan

Untuk mengetahui permasalahan-permasalahan pembelajaran yang terjadi

di lapangan terutama yang berkaitan dengan proses pendidikan jasmani, lahraga

dan kesehatan serta bentuk pemecahan dari permasalahan tersebut, maka perlu

dilakukan analisis kebutuhan. Kegiatan ini dilakukan dengan cara menganalisis

proses pembelajaran yang terjadi sesungguhnya di lapangan, melakukan observasi

pembelajaran dan melakukan studi pustaka.

Sesuai dengan kompetensi dasar pada materi permainan bola besar bagi

siswa kelas IV dan V sekolah dasar, disebutkan bahwa siswa dapat mempratikkan

gerak dasar berbagai gerakan yang bervariasi dalam permainan bola besar beregu

dengan peraturan yang dimodifikasi, serta nilai kerja sama regu, sportivitas, dan

kejujuran (BSNP, 2006:16). Kenyataan yang ada dalam proses pembelajaran

permainan bola besar khususnya siswa putri yang mengeluh rasa sakit ketika

menemrima bola dengan menggunakan pass bawah bola digantung serta merasa

takut apabila akan menerima bola pada permainan bola voli, diketahui beberapa

siswa aktif mengikuti pembelajaran bola voli. Pembelajaran bola voli yang

diberkan guru msih belum dikemas dalam bentuk modifikasi, sehingga masih

dijumpai siswa yang merasa tidak senang, bosan dan malas untuk bergerak.

Page 48: MODEL PEMBELAJARAN PASSING BAWAH BOLA VOLI …lib.unnes.ac.id/11096/1/10036.pdfperkembangan anak, kreativitas guru pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan serta sarana dan prasarana

36

Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti memutuskan untuk

mengembangkan model pembelajaran passing bawah bola digantung pada siswa.

SD. Peneliti mengharapkan produk yang dihasilkan nanti dapat meningkatkan

kualitas pembelajaran permainan bola besar khususnya bola voli yang dapat

membuat siswa aktif mengikuti pembelajaran, sehingga diharapkan dapat

membantu siswa aktif mengikuti pembelajaran sehingga diharapkan dapat

membantu guru penjasorkes dalam memberikan pembelajaran bola voli lebih

bervariasi dengan menggunakan produk yang dihasilkan.

4.1.2 Deskripsi Draf Produk Awal

Setelah menentukan produk yang akan dikembangkan berupa model

permainan bola voli yang sesuai dengan siswa SD. Tahap selanjutnya yang akan

dilakukan adalah membuat produk dengan menggunakan langkah-langkah sebagai

berikut :

4.1.2.1 Mengkaji literatur tentang prinsip-prinisip atau cara membuat dan

mengembangkan modifikasi pembelajaran bola voli.

4.1.2.2 Menetapkan prinsip-prinsip pengembangan model modifikasi

pembelajaran bola voli

4.1.2.3 Menetapkan tujuan, isi dan strategi pengelolaan pembelajaran.

4.1.2.4 Pengembangan prosedur pengukuran hasil pembelajaran

4.1.2.5 Menyusun produk awal model pembelajaran pasing bawah bola voli

DRAF PRODUK AWAL PASSING BAWAH BOLA DIGANTUNG BAGI

SISWA SD

1. Pengertian Permainan menjadi raja bola

33

Page 49: MODEL PEMBELAJARAN PASSING BAWAH BOLA VOLI …lib.unnes.ac.id/11096/1/10036.pdfperkembangan anak, kreativitas guru pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan serta sarana dan prasarana

37

Permainan menjadi raja bola merupakan permainan bola voli

dalam rangka menerapkan teknik passing bawah bola voli dimana setiap

bolayang dilempar ke arah siswa harus dipassing dengan 2 tangan ke arah

luar lapangan oleh siswa yang berada di dalam lapangan.

Cara Bermain menjadi raja bola

Satu regu terdiri atas 12 orang dimana 2 orang menjadi ke-10

orang berada di dalam kotak lapangan dengan ukuran 10 x 10 meter.Saat

peluit berbunyi penjaga yang membawa bola mulai menembakkan bola ke

regu yang di dalam kota.

Siswa yang berada di dalam kotak lapangan berusaha mempassing

bola yang datang ke arah luar, bagi yang tidak bisa mempassing bola

keluar dan terkena tembakan maka dia menjadi penjaga demikian

seterusnya sampai waktu habis (bola harus dipassing dari bawah).

Ketika waktu habis masih ada siswa yang di dalam kotak maka siswa

tersebut menjadi “raja bola” waktu yang dipakai adalah 5 menit.

Peraturan permainan menjadi raja bola

a. Jumlah pemain12 orang

b. Jumlah penjaga awal : 2 orang selanjutnya yang kena menjadi penjaga

c. Jumlah regu di lapangan awal 10 orang

d. Ukuran lapangan 10 x 10 meter

e. Lama permainan 5 menit

Gambar Lapangan Permainan menjadi raja bola

Page 50: MODEL PEMBELAJARAN PASSING BAWAH BOLA VOLI …lib.unnes.ac.id/11096/1/10036.pdfperkembangan anak, kreativitas guru pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan serta sarana dan prasarana

38

x : penjaga

x x x : regu bermain

x x : arah lemparan

x x : arah passing bawah keluar lapangan

x x : garis batas lemparan salah

x : garis ukuran 10 x 10 meter

2. Pengertian Passing bawah bola digantung

Passing bawah bola digantung adalah passing bawah biasa dimana posisi

bola ditempatkanm pada jaring dan digantung diantara dua pohon

kemudian siswa secara bergilkiran melakukan passing bawah ke arah atas

selama 30 detik.

Tujuan penggantungan bola adalah siswa dapat lebih cepat melakukan

passing dimana jika terjadi kesalahan dalam passing bola tetap kembali ke

tempatnya sehingga volume latihan dalam waktu yang singkat menjadi

banyak.

Cara melakukan passing bawah bola digantung

1. Siswa dibagi dalam 4/5 kelompok yang sama banyak setiap kelompok

dihadapannya terdapat bola yang digantung.

2. Ketika guru membunyikan peluit tand amulai maka siswa yang paling

depan melakukan passing bawah selama 30 detik. Demikain dengan siswa

yang berada di urutan belakangnya secara bergantian melakukan passing

bawah sampai semua siswa melakukannya.

10m

10m

x x

x

Page 51: MODEL PEMBELAJARAN PASSING BAWAH BOLA VOLI …lib.unnes.ac.id/11096/1/10036.pdfperkembangan anak, kreativitas guru pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan serta sarana dan prasarana

39

4.1.3 Validasi Ahli

4.1.3.1 Validasi Draft Produk Awal

Produk awal pengembangan model pembelajaran kelincahan gerak melalui

pendekatan lingkungan perkebunan pada siswa Sekolah Dasar sebelum

diujicobakan dalam skala kecil perlu dilakukan validasi olah para ahli yang sesuai

dengan produk pengembangan ini. Ahli (validator) yang memvalidasi produk

awal yaitu Zaenal Arifin, S.Pd dari SD Negeri Ngasinan 2 dan Bambang

Cahyono, S.Pd daro SD Negeri Ngrancah Kab. Magelang.

Validasi dilakukan dengan cara memberikan draf awal model pembelajaran

passing bawah disertai lembar evaluasi untuk ahli. Lembar evaluasi berupa kuesioner

yang berisi aspek kualitas pengembangan model pembelajaran passing bawah bola

gantung, saran, serta komentar dari ahli dan guru Penjas. Hasil evaluasi berupa nilai

dari aspek kualitas model pembelajaran menggunakan skala Likert 1 sampai 5 yaitu

dengan memberi tanda cek (v) pada salah satu angka yang tersedia pada lembar

evaluasi.

4.1.3.2 Diskripsi Data Validasi Ahli

Data yang diperoleh dari pengisian kuesioner merup[akan pedoman untuk

mengetahui apakah produk model pengembangan kelincahan gerak dapat

diujicoba skala kecil maupun skala besar. Berikut hasil pengisian kuesioner dari

ahli dan guru Penjas.

Tabel 4.1 Hasil Rata-rata Skor Penilaian Ahli No Validator Hasil rata-rata 1 Guru Penjas 3,50 2 Guru Penjas 3,15 Rata-rata 3,33

Page 52: MODEL PEMBELAJARAN PASSING BAWAH BOLA VOLI …lib.unnes.ac.id/11096/1/10036.pdfperkembangan anak, kreativitas guru pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan serta sarana dan prasarana

40

Berdasarkan hasil pengisian kuesioer yang dilakukan ahli penjas dan guru

penjas diperoleh skor rata-rata 3,33 yang termasuk kategori cukup baik maka

disimpulkan model pembelajaran passing bawah bola digantung melalui

pendekatan lingkungan perkebunan dapat digunakan untuk uji coba skala kecil.

4.1.4 Revisi Draft Produk Awal sebelum Ujicoba Skala Kecil

Berdasarkan saran ahli dan guru Penjas maka dapat dilaksanakan revisi

produk berdasarkan saran dari hali dan guru Penjas sebagai berikut :

1. Revisi produk pengembangan model pembelajaran kelincahan gerak

adalah memilih alternatif tempat, sesuai dengan tema terbatasnya alat dan

sarana olahraga di sekolah dengan memanfaatkan lingkungan perkebunan

sebagai tempat kegiatan pembelajaran.

2. Alternatif peralatan yang digunakan disesuaikan dengan materi pokok dan

benar-benar menunjang terlaksananya proses kegiatan belajar mengajar.

3. Metode pembelajaran disesuaikan dengan karakteristik siwa Sekolah

Dasar dimana anak usia Sekolah Dasar adalah seorang peniru, aktif

bergerak, dan suka mendapatkan pernghargaan, komentar dan pujian dari

guru atau orang yang lebih dewasa.

4. Menuangkan perencanaan pembelajaran pada sebuah Rencana Pelaksaaan

Pembelajaran (RPP)

5. Menciptakan suasana riang selama kegiatan pembelajaran dan

menghindari penjelasan yang menyulitkan anak dalam memahami.

6. Menggunakan waktu yang tersedia dengan efektif sesuai materi.

Page 53: MODEL PEMBELAJARAN PASSING BAWAH BOLA VOLI …lib.unnes.ac.id/11096/1/10036.pdfperkembangan anak, kreativitas guru pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan serta sarana dan prasarana

41

4.1.5 Data Ujicoba Skala Kecil

Setelah produk pengembangan model pembelajaran kelincahan gerak

divalidasi oleh ahli dan guru Penjas dan telah direvisi, maka pada tanggal 25 Mei

2011 draft produk diujicobakan pada siswa kelas IV dan V SD Negeri Giriwetan

Kecamatan Grabag Kabupaten Magelang dengan masing-masing 10 anak.

Pengambilan sampel urut absen.

Ujicoba skala kecil ini untuk mengetahui dan mengidentifikasi

permasalahan yang dihadapi anak selama proses pembelajaran kelincahan gerak

berlangsung seperti kualitas produk, ketertarikan anak terhadap produk, tingkat

kesenangan, motivasi siswa, dan kesulitan saat digunakan siswa.

Ujicoba skala kecil dengan kuesioner bertujuan untuk mengetahui validitas

dan realiabilitas instrumen (kuesioner) yang digunakan. Berdasarkan hasil

ujicoba skala kecil untuk mengetahui validitas dan reliabilitas instrumen diketahui

bahwa ke-30 soal dalam instrumen termasuk dalam kriteria valid karena r hitung

bergerak dari 0,47 hingga 0,77 lebih besar dari r tabel (0,42). Sedangkan nilai

alpha cronbach (r11) adalah 0,936 > r tabel (0,42) sehingga instrumen (kuesioner)

reliabel.

Keseluruhan data yang diperoleh dari evaluasi ahli dan ujicoba skala kecil

digunakan sebagai dasar untuk memperbaiki kualitas produk untuk ujicoba skala

besar. Permasalahan dan kendala yang muncul ketika produk model pembelajaran

passing bawah bola gantung diujicobakan dalam skala kecil perlu dicari

pemecahannya. Hal ini sangat diperlukan sebagai perbaikan terhadap model

pembelajaran. Berikut berbagai permasalahan setelah ujicoba skala kecil.

Page 54: MODEL PEMBELAJARAN PASSING BAWAH BOLA VOLI …lib.unnes.ac.id/11096/1/10036.pdfperkembangan anak, kreativitas guru pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan serta sarana dan prasarana

42

1. Lapangan Permainan

Lapangan yang sempit, karena terhaang oleh adanya pepohonan di

lingkungan perkebunan.

2. Sarana dan Prasarana

Minimnya peralatan yang sesuai untuk digunakan sebagai media

pembelajaran passing bawah bola gantung selama proses pembelajaran.

3. Memilih tempat yang rata dan tidak terhalang pepohonan agar

pembelajaran dapat dilaksanakan dengan aman untuk meminimalkan

risiko cedera.

4.1.6 Revisi Draft setelah Ujicoba Skala Kecil

Setelah mendapat saran dan ahli dan guru Penjas Sekolah Dasar terhadap

produk yang diujicobakan maka dilakukan revisi sebagai berikut :

1. Lapangan

Lapangan yang digunakan tetap memperhatikan keamanan, dan sesuai

dengan kemampuan fisik anak usia Sekolah Dasar

2. Sarana dan Prasarana

Peralatan yang digunakan harus aman, nyaman dan tidak membahayakan

anak. Media yang digunakan dapat bola voli plastik dan tali rafia yang

disesuaikan dengan jumlah anak agar semua siswa terlibat aktif sehingga

penggunaan waktu lebih efektif.

3. Proses Pembelajaran

Dalam mengelola pembelajaran guru menciptakan suasana gembira dan

menyenangkan, memotivasi anak, berkompetitif supaya menambah

Page 55: MODEL PEMBELAJARAN PASSING BAWAH BOLA VOLI …lib.unnes.ac.id/11096/1/10036.pdfperkembangan anak, kreativitas guru pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan serta sarana dan prasarana

43

semangat anak dalam latihan. Tidak lupa guru memberikan koreksi pada

kesalahan gerak yang dilakukan siswa agar memberikan rasa aman dan

menghindari risiko cedera.

Untuk mengetahui respon siswa terhadap model pembelajaran maka

diberikan kuesioner bagi siswa. Sebelum digunakan pada skala besar (uji

coba II) maka kuesioner diujicobakan terlebih dahulu kepada 20 siswa untuk

mengetahui validitas dan reliabilitas angket/instrumen. Berdasarkan

perhitungan dengan rumus korelasi product moment, kemudian

dikonsultasikan dengan rtabel pada taraf signifikan 5%. Butir soal yang

mempunyai koefisien korelasi (rxy) lebih besar dari rtabel (0,444) termasuk

dalam kriteria valid dan yang kurang dari rtabel termasuk dalam kriteria tidak

valid.

Berdasarkan perhitungan dengan rumus alpha Cronbach, kemudian

dikonsultasikan dengan nilai rtabel pada taraf signifikan 5%. Setelah

dilakukan perhitungan diperoleh bahwa koefisien alpha Cronbach adalah

0,936 lebih besar daripada nilai r tabel yaitu 0,444 dengan taraf signifikan

5%. Sehingga disimpulkan bahwa instrumen (angket) reliabel sehingga dapat

digunakan pada uji Coba II (Skala besar).

Keseluruhan data yang diperoleh dari evaluasi ahli dan ujicoba skala

kecil digunakan sebagai dasar untuk memperbaiki kualitas produk untuk

ujicoba skala besar. Permasalahan dan kendala yang muncul ketika produk

model pembelajaran passing bawah bola voli diujicobakan dalam skala kecil

perlu dicari pemecahannya. Hal ini sangat diperlukan sebagai perbaikan

Page 56: MODEL PEMBELAJARAN PASSING BAWAH BOLA VOLI …lib.unnes.ac.id/11096/1/10036.pdfperkembangan anak, kreativitas guru pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan serta sarana dan prasarana

44

terhadap model pembelajaran. Berikut berbagai permasalahansetelah ujicoba

skala kecil.

1. Lapangan Permainan

Lapangan yang sempit, karena terhalang oleh adanya pepohonan di

lingkungan perkebunan

2. Sarana dan Prasarana

Minimnya peralatan yang sesuai untuk digunakan sebagai media

pembelajaran passing bawah bola digantung.

3. Proses Pembelajaran

Memilih tempat yang rata dan tidak terhalang pepohonan agar

pembelajaran dapat dilaksanakan dengan aman untuk meminimalkan

risiko cedera.

4.1.7. Revisi Produk

Revisi Draft Ujicoba I (Skala Kecil) diberi penilaian dan saran dari ahli

atau guru Penjas Sekolah Dasar terhadap produk yang diujicobakan maka

dilakukan revisi sebagai berikut :

1. Lapangan

Lapangan yang digunakan tetap memperhatikan keamanan, dan sesuai

dengan kemampuan fisik anak usia Sekolah Dasar

2. Sarana dan Prasarana

Peralatan yang digunakan harus aman, nyaman dan tidak membahayakan

anak. Media yang digunakan dapat ebrupa tempurung kelapa, keranjang,

Page 57: MODEL PEMBELAJARAN PASSING BAWAH BOLA VOLI …lib.unnes.ac.id/11096/1/10036.pdfperkembangan anak, kreativitas guru pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan serta sarana dan prasarana

45

kotak telur yang disesuaikan dengan jumlah anak agar semua siswa terlibat

aktif sehingga penggunaan waktu lebih efektif.

3. Proses Pembelajaran

Dalam mengelola pembelajaran guru menciptakan suasana gembira dan

menyenangkan, memotivasi anak, berkompetitif supaya menambah

semangat anak dalam latihan. Tidak lupa guru memberikan koreksi pada

kesalahan gerak yang dilakukan siswa agar memberikan rasa aman dan

menghindari risiko cedera.

Draft Produk Skala Besar Model Pembelajaran Passing Bawah Bola Gantung pada

Siswa Sekolah Dasar Negeri Giriwetan Kecamatan Grabag Kabupaten Magelang

1. Gerak Pemasanan

Pemanasan dilakukan dengan mulai melakukan senam peregangan

2. Latihan I

Latihan pertama adalah permainan menjadi raja bola.

3. Latihan II

Latihan dua adalah passsing bawah bola digantung.

4. Latihan III

Melakukan gerakan penenangan, yaitu dengan senam peregangan dengan

tujuan mengembalikan dan menetralisir otot-otot ke kondisi semula.

4.1.8 Data Ujicoba Skala Besar

Ujicoba skala besar dilakukan setelah dilakukan validasi dan evaluasi oleh

ahli atau Guru Penjas pada ujicoba skala kecil. Uji coba skala besar bertujuan

mengetahui keefektifan perubahan yang telah dilakukan pada ujicoba sebelumnya,

Page 58: MODEL PEMBELAJARAN PASSING BAWAH BOLA VOLI …lib.unnes.ac.id/11096/1/10036.pdfperkembangan anak, kreativitas guru pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan serta sarana dan prasarana

46

apakah model pembelajaran passing bawah bola gantung melalui pendekatan

lingkungan perkebunan dapat digunakan pada lingkungan yang sebenarnya.

Ujicoba skala besar dilakukan oleh siswa kelas IV dan V SD Negeri Giriwetan

Kecamatan Grabag Kabupaten Magelang yang berjumlah 56 anak. Data ujicoba

skala besar dihimpun dengan menggunakan kuesioner untuk siswa dan ahli.

4.1.9 Analisis Data Skala Besar Kuesioner Ahli

1. Aspek kesesuaian materi dengan kompetensi dasar KTSP

Pada aspek kesesuaian materi dengan kompetensi dasar KTSP diperoleh

persentase 80%. Berdasar kriteria yang telah ditetapkan maka aspek

kesesuaian materi dengan kompetensi dasar KTSP memenuhi kriteria baik

sehingga model dapat digunakan.

2. Ketepatan memilih bentuk/model permainan bagi siswa

Aspek ketepatan memilih bentuk/model diperoleh persentase 70%.

Berdasar kriteria yang telah ditetapkan maka aspek ini memenuhi kriteria

cukup baik maka model dapat digunakan.

3. Kesesuaian alat dan fasilitas yang digunakan

Pada aspek kesesuaian alat dan fasilitas yang digunakan mendapat

persentase 50%. Berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan maka aspek

kesesuaian alat dan fasilitas termasuk kriteria kurang baik sehingga model

pembelajaran dapat digunakan.

4. Kesesuaian bentuk/model permainannya

Pada aspek kesesuaian bentuk/model permainan diperoleh persentase 50%

yang artinya aspek kesesuaian bentuk/model termasuk dalam kriteria

kurang baik sehingga model dapat digunakan.

Page 59: MODEL PEMBELAJARAN PASSING BAWAH BOLA VOLI …lib.unnes.ac.id/11096/1/10036.pdfperkembangan anak, kreativitas guru pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan serta sarana dan prasarana

47

5. Kesesuaian model permainan dengan karakteristik siswa

Pada aspek kesesuaian model permainan dengan karakteristik siswa diperoleh

persentase 80%. Berdasarkan pada aspek model permainan dan karakteristik

siswa maka memenuhi kriteria baik sehingga model dapat digunakan.

6. Mendorong perkembangan aspek fisik/jasmani siswa

Pada aspek mendorong perkembangan aspek fisik/jasmani siswa diperoleh

persentase 70% yang berarti termasuk dalam kriteria cukup baik sehingga

model dapat digunakan.

7. Mendorong perkembagan aspek psikomotorik

Pada aspek mendorong perkembangan aspek psikomotorik diperoleh

pencapaian persentase 80%. Berdasarkan kriteria yang telahd itetapkan

maka termasuk dalam kriteria baik sehingga model dapat digunakan.

8. Mendorong perkembangan aspek afektif siswa

Pada aspek mendorong perkembangan afektif siswa, diperoleh persentase

80% yang artinya termasuk dalam kriteria baik sehingga model dapat

digunakan.

9. Membantu perkembangan aspek kognitif siswa

Pada aspek mendorong perkembangan kognitif siswa, diperoleh persentase

80% yang artinya termasuk dalam kriteria baik sehingga model dapat

digunakan.

10. Dapat dimainkan oleh siswa yang terampil dan tidak terampil

Pada aspek dapat dimainkan oleh siswa yang terampil dan tidak terampil

diperoleh persentase 60% yang artinya termasuk dalam kriteria kurang

baik sehingga model dapat digunakan.

Page 60: MODEL PEMBELAJARAN PASSING BAWAH BOLA VOLI …lib.unnes.ac.id/11096/1/10036.pdfperkembangan anak, kreativitas guru pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan serta sarana dan prasarana

48

11. Kejelasan petunjuk latihan dengan modifikasi latihan

Pada aspek kejelasan petunjuk latihan dengan modifikasi latihan,

diperoleh persentase 50% yang artinya termasuk dalam kriteria kurang

baik sehingga model dapat digunakan.

12. Dapat dimainkan siswa putra dan putri

Pada aspek dapat dimainkan oleh siswa putra dan putri diperoleh

persentase 60% yang artinya termasuk dalam kriteria kurang baik sehingga

model dapat digunakan.

13. Meningkatkan motivasi siswa dalam berprestasi

Pada aspek meningkatkan motivasi siswa dalam berprestasi, diperoleh

persentase 70% yang artinya termasuk dalam kriteria cukup baik sehingga

model dapat digunakan.

14. Menarik bagi siswa Sekolah Dasar

Pada aspek menarik bagi siswa Sekolah Dasar diperoleh persentase 80%.

Berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan maka termasuk dalam kriteria

baik sehingga model dapat digunakan.

15. Efektif dan efisien dalam metode pembelajaran kelincahan gerak

Pada aspek efektif dan efisien dalam metode pembelajaran kelincahan

gerak diperoleh persentase 60% yang artinya termasuk dalam kriteria

kurang baik sehingga model dapat digunakan.

16. Aman dan dapat digunakan pada pembelajaran kelincahan gerak

Pada aspek aman dan dapat digunakan pada pembelajaran kelincahan

gerak diperoleh persentase 70% yang artinya termasuk dalam kriteria

cukup baik sehingga model dapat digunakan.

Page 61: MODEL PEMBELAJARAN PASSING BAWAH BOLA VOLI …lib.unnes.ac.id/11096/1/10036.pdfperkembangan anak, kreativitas guru pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan serta sarana dan prasarana

49

17. Model dapat menumbuhkan kreatifitas guru dalam mengajar

Pada aspek model dapat menumbuhkan kreatifiats guru dalam mengajar,

diperoleh persentase 70% yang artinya termasuk dalam kriteria cukup baik

sehingga model dapat digunakan.

18. Model dapat menumbuhkan kreatifitas siswa dalam pembelajaran

Pada aspek model dapat menumbuhkan kreatifitas siswa dalam

pembeljaran diperoleh persentase 60% yang artinya termasuk dalam

kriteria kurang baik sehingga model dapat digunakan.

19. Mendorong siswa aktif bergerak

Pada aspek mendorong siswa aktif bergerak diperoleh persentase 50%

yang artinya termasuk dalam kriteria kurang baik sehingga model dapat

digunakan.

20. Menghilangkan rasa canggung bagi siswa yang kurang terampil/kurang

menguasai

Pada aspek menghilangkan rasa canggung bagi siswa yang kurang

terampil/kurang menguasai diperoleh persentase 60%. Berdasarkan

kriteria yang telah ditetapkan termasuk dalam kriteria kurang baik

sehingga model dapat digunakan.

4.1.10 Analisis Data Skala Besar Kuesioner untuk Siswa

Hasil penelitian pada aspek kognitif siswa terhadap model pembelajaran

kelincahan gerak, diperoleh skor 895 sedangkan skor total 1080 sehingga

diperoleh persentase 90,09 yang termasuk dalam kriteria sangat baik.

Page 62: MODEL PEMBELAJARAN PASSING BAWAH BOLA VOLI …lib.unnes.ac.id/11096/1/10036.pdfperkembangan anak, kreativitas guru pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan serta sarana dan prasarana

50

Berdasarkan skor yang diperoleh maka aspek kognitif termasuk dalam

kategori sangat baik.Hasil penelitian pada aspek afektif siswa terhadap model

pembelajaran kelincahan gerak, diperoleh skor 895 sedangkan skor totalnya 1080.

sehingga diperoleh persentase 82,87% yang termasuk dalam kriteria baik.

Berdasarkan skor yang diperoleh maka aspek afektif termasuk dalam kategori

baik. Hasil penelitian pada aspek psikomotor siswa terhadap model pembelajaran

kelincahan gerak diperoleh skor 966 sedangkan skor totalnya 1080 sehingga

peroleh persentase skor adalah 89,44. Berdasarkan skor yang diperoleh maka

aspek psikomotor termasuk dalam kategori sangat baik.

Tabel 4.2 Analisis Deskriptif per Responden

No Interval Kategori f Persentase

1 65 – 76 Sangat Baik 2 3,7

2 53 – 64 Baik 31 57,41

3 41 – 52 Kurang Baik 17 31,48

4 29 – 40 Tidak Baik 4 7,41

Jumlah 54 100%

Berdasarkan tabel 4.2 di atas, terlihat bahwa jumlah responden yang

termasuk dalam kategori sangat baik ada 2 responden (3,7%), responden yang

termasuk dalam kategori baik ada 31 responden (57,41%), responden yang

termasuk dalam kategori kurang baik ada 17 responden (31,48%), dan responden

yang termasuk dalam kategori tidak baik ada 4 responden (7,41%).

Lebih jelasnya, hasil analisis deskriptif per responden respon siswa

terhadap model pembelajaran passing bawah bola digantung dapat dilihat seperti

pada grafik berikut :

Page 63: MODEL PEMBELAJARAN PASSING BAWAH BOLA VOLI …lib.unnes.ac.id/11096/1/10036.pdfperkembangan anak, kreativitas guru pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan serta sarana dan prasarana

51

Gambar 4.1 Analisis Deskriptif per Responden Hasil Kuesioner

4.4.2 Analisis Deskriptif per Aspek

4.4.2.1 Aspek Kognitif

Pada aspek kognitif digunakan 10 butir pernyataan, masing-masing

pernyataan skornya 1 sampai 2, berikut perhitungannya :

Skor minimal = 1 × 54 × 10 = 540

Skor maksimal = 2 × 54 × 10 = 1080

Rentang skor = 1080 ─ 540 = 540

Interval kelas = 540 : 4 = 135

Tabel 4.3 Interval Kriteria Aspek Kognitif

No Interval Kategori 1 945 – 1080 Sangat Baik 2 809 – 944 Baik 3 673 – 808 Kurang Baik 4 542 – 677 Tidak Baik

Hasil penelitian pada aspek kognitif siswa terhadap model pembelajaran

kemampuan passing bawah bola digantung dan tidak digantung dengan skor terendah

Page 64: MODEL PEMBELAJARAN PASSING BAWAH BOLA VOLI …lib.unnes.ac.id/11096/1/10036.pdfperkembangan anak, kreativitas guru pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan serta sarana dan prasarana

52

1 dan skor tertingginya adalah 2, diperoleh skor total 973 yang berada pada interval

945 – 1080 dengan kategori sangat baik. Berdasarkan skor yang diperoleh maka

aspek kognitif jawaban responden termasuk dalam kategori sangat baik.

4.4.2.2 Aspek Afektif

Pada aspek afektif digunakan 10 butir pernyataan, masingmasing pernyataan

skornya 1 sampai 4, berikut perhitungannya :

Skor minimal = 1 × 54 × 10 = 540

Skor maksimal = 2 × 54 × 10 = 1080

Rentang skor = 1080 ─ 540 = 540

Interval kelas = 540 : 4 = 135

Tabel 4.4 Interval Kriteria Aspek Afektif

No Interval Kategori 1 945 – 1080 Sangat Baik 2 809 – 944 Baik 3 673 – 808 Kurang Baik 4 542 – 677 Tidak Baik

Hasil penelitian pada aspek afektif siswa terhadap model pembelajaran

passing bawah dengan skor terendah 1 dan skor tertingginya adalah 2, diperoleh

skor total 895 yang berada pada interval 809 - 944 dengan kategori baik.

Berdasarkan skor yang diperoleh maka aspek afektif jawaban responden

termasuk dalam kategori baik.

4.4.2.3 Aspek Psikomotor

Pada aspek psikomotor digunakan 10 butir pernyataan, masingmasing pernyataan

skornya 1 sampai 2, berikut perhitungannya :

Skor minimal = 1 × 54 × 10 = 540

Page 65: MODEL PEMBELAJARAN PASSING BAWAH BOLA VOLI …lib.unnes.ac.id/11096/1/10036.pdfperkembangan anak, kreativitas guru pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan serta sarana dan prasarana

53

Skor maksimal = 2 × 54 × 10 = 1080

Rentang skor = 1080 ─ 540 = 540

Interval kelas = 540 : 3 = 135

Tabel 4.5 Interval Kriteria Aspek Psikomotor No Interval Kategori 1 945 – 1080 Sangat Baik 2 809 – 944 Baik 3 673 – 808 Kurang Baik 4 542 – 677 Tidak Baik

Hasil penelitian pada aspek psikomotor siswa terhadap model

pembelajaran passing bawah dengan skor terendah 1 dan skor tertingginya adalah

2, diperoleh skor total 966 yang berada pada interval 945 – 1080 dengan kategori

sangat baik. Berdasarkan skor yang diperoleh maka aspek psikomotor termasuk

dalam kategori sangat baik.

4.5 Protipe Produk

Selama penelitian pengembangan ini berlangsung nampak kesungguhan

semua peserta penelitian baik siswa kelas IV maupun siswa kelas V SD Negeri

Giriwetan Kecamatan Grabag Kabupaten Magelang. Pada awal pertemuan untuk

pelaksanaan latihan nampak sekali bahwa sampel penelitian masih canggung

dalam melaksanakan tes dikarenakan model tes passing bawah dengan bola

digantung yang dilakukan tergolong masih sebagai pengetahuan yang baru

sehingga hasil yang diperoleh nampak tidak sebaik jika dibandingkan dengan

hasil setelah melakukan latihan. Sampel yang memiliki bakat dalam permainan

bola voli nampak sekali dari hasil yang diperoleh dalam tes dengan hasil yang

lebih baik. Perubahan kemampuan melakukan passing bawah, baik yang latihan

Page 66: MODEL PEMBELAJARAN PASSING BAWAH BOLA VOLI …lib.unnes.ac.id/11096/1/10036.pdfperkembangan anak, kreativitas guru pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan serta sarana dan prasarana

54

passing bawah dengan bola digantung maupun bola tidak digantung terlihat pada

saat tes. Perubahan ini dikarenakan masing-masing peserta sudah dapat

menyesuaikan dengan bola pada saat latihan, baik pada siswa kelas IV maupun

kelas V. Suasana latihan yang menyenangkan membuat semua program yang

direncanakan dapat berjalan dengan baik. Memperhatikan hasil tes passing bawah

yang diperoleh ternyata kelompok siswa kelas IV memperoleh hasil yang lebih

baik pada pelaksanaan passing bawah dengan bola digantung, sedangkan pada

siswa kelas V memperoleh hasil yang lebih baik pada pelaksanaan tes passing

bawah dengan bola tidak digantung. Berikut selisih rata-rata dari hasil tes bola

digantung dan bola tidak diganutng.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa latihan passing bawah bola

voli dengan bola digantung lebih baik dibanding dengan yang menggunakan

latihan passing bawah voli bola tidak digantung. Hal ini dapat terjadi karena

latihan passing bawah dengan bola digantung lebih menghemat waktu dan tenaga

disebabkan anak tidak perlu mengambil bola yang melayang terlalu jauh saat

pelaksanaan latihan. Sedangkan bila bola tidak digantung maka pada saat bola

melayang jauh dari peserta tes, maka diperlukan waktu bagi peserta tes berikutnya

untuk mengambil bola demikian seterusnya. Telah diketahui bahwa pembelajaran

yang dilaksanakan di berbagai sekolah selama ini, sebagian besar masih

menggunakan pendekatan konvensional.

Pada pembelajaran konvensional, aspek yang berupa konsep, prinsip,

definisi dan proses diajarkan melalui pemberitahuan oleh guru kepada siswa. Pada

pembelajaran pendidikan jasmani secara konvensional, aktivitas guru

Page 67: MODEL PEMBELAJARAN PASSING BAWAH BOLA VOLI …lib.unnes.ac.id/11096/1/10036.pdfperkembangan anak, kreativitas guru pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan serta sarana dan prasarana

55

mendominasi dengan menyuruh atau memberikan contoh agar ditirukan oleh

siswa yang dimulai dengan melakukan pemanasan kemudian melakukan kegiatan

olahraga sesuai materi dalam kurikulum. Pelaksanaan kegiatan inti biasanya

dilaksanakan di lapangan yang masih berada di lingkungan sekolah. Padahal

biasanya lapangan yang ada di sekolah digunakan untuk berbagai kegiatan mulai

dari olahraga, tempat bermain anakanak saat sebelum pelajaran atau waktu

istirahat, dan kegiatan yang lain seperti upacara bendera. Belum lagi jika lapangan

yang ada telah diubah dipersempit atau lantainya disemen sehingga lapangan

sekolah menjadi kurang aman dan nyaman bagi kegiatan olahraga. Hal ini berbeda

dengan keberadaan lapangan di luar sekolah misalnya bila dilaksanakan di

lingkungan kebun dekat sekolah yang jaraknya tidak terlalu jauh dari sekolah

sehingga dalam berolahraga anak dengan bimbingan dan pengawasan guru merasa

lebih aman dan nyaman tanpa merasa khawatir sakit saat terjatuh sehingga

penggunaan lapangan olahraga di lingkungan kebun memberikan dampak positif

(efektif) bagi peningkatan aspek kognitif, afektif dan psikomotor siswa dalam

berolahraga.

4.6 Keterbatasan Pengembangan

Keterbatasan dalam penelitian ini adalah terletak pada sarana bola voli

karena jumlah bola voli yang ada di sekolah hanya ada dua buah sehingga hasil

tes bola digantung lebih baik daripada bola tidak digantung dalam pembelajaran

passing bawah bola voli. Sedangkan faktor lain yang dapat mempengaruhi hasil

penelitian terutama dalam penelitian yang dilakukan di luar gedung atau

laboratorium antara lain :

Page 68: MODEL PEMBELAJARAN PASSING BAWAH BOLA VOLI …lib.unnes.ac.id/11096/1/10036.pdfperkembangan anak, kreativitas guru pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan serta sarana dan prasarana

56

4.7.1 Lapangan

Dalam penelitian ini sangat membutuhkan sebuah lapangan yang rata dan

tidak licin. Oleh sebab itu kondisi lapangan juga harus mendapat perhatian.

Lapangan yang licin atau berbatu dapat mengganggu passing bawah anak.

Sehingga data yang dihasilkan tidak dapat maksimal.

4.7.2 Cuaca

Penelitian ini termasuk penelitian lapangan, maka yang menjadi kendala

adalah cuaca seperti hujan, dan atau terlalu panas. Untuk mengantisipasi kendala

tersebut maka tes dapat dilakukan di dalam ruangan.

4.7.3 Kondisi Kesehatan Sampel

Latihan olahraga harus dilakukan oleh siswa dalam keadaan sehat, begitu

pula saat tes pelaksanaan passing bawah karena pasing bawah memerlukan

koordinasi antara mata, tubuh, dan tangan sebagai anggota gerak. Oleh karena itu

pada waktu diambil data diharapkan sampel dalam keadaan yang sehat, apabila

sampel (testee) sakit maka testee tidak bisa memberikan kemampuan yang

sesungguhnya.

4.7.4 Petugas Pengambil Data

Data adalah catatan penting yang akan dijadikan acuan dalam penelitian.

Oleh sebab itu dalam mencatat hasil data harus mencari petugas yang benarbenar

trampil, cermat dan berpengalaman. Hal ini untuk menghindari kesalahan

pencatatan data yang bisa berakibat salah faham dalam menganalisis datanya.

4.7.5 Tingkat Ketelitian Alat Ukur

Tes dan evaluasi juga ditentukan keberhasilannya oleh tingkat ketelitian

penilaian. Untuk pengukuran waktu tes dalam penelitian ini menggunakan

Page 69: MODEL PEMBELAJARAN PASSING BAWAH BOLA VOLI …lib.unnes.ac.id/11096/1/10036.pdfperkembangan anak, kreativitas guru pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan serta sarana dan prasarana

57

stopwatch karena stopwatch memiliki tingkat ketelitian lebih tinggi dibanding

dengan jam tangan. Semakin teliti informasi yang diperoleh (melalui tes dan

pengukuran) akan semakin baik keputusan yang diambil.

Page 70: MODEL PEMBELAJARAN PASSING BAWAH BOLA VOLI …lib.unnes.ac.id/11096/1/10036.pdfperkembangan anak, kreativitas guru pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan serta sarana dan prasarana

58

BAB V

KAJIAN DAN SARAN

5.1 Kajian Prototipe Produk

Berdasarkan hasil penelitian pengembangan ini dapat ditarik simpulan

bahwa :

5.1.1 Model pembelajaran passing bawah dengan bola digantung melalui

pendekatan lingkungan perkebunan dapat digunakan sebagai model pembelajaran

bola voli dalam penjasorkes untuk siswa kelas IV dan V SD Negeri Giriwetan

Kcamatan Grabag Kabupaten Magelang.

5.1.2 Respon siswa terhadap model pembelajaran bola voli dengan passing bawah

bola digantung di lingkungan kebun pada siswa kelas IV dan V Sekolah Dasar

Giriwetan Kecamatan Grabag Kabupaten Magelang Tahun Pelajaran 2011/2012

secara umum termasuk dalam kategori baik.

5.2 Saran Pemanfaatan

Dari hasil penelitian pengembangan ini peneliti memberikan saran sebagai

berikut.

5.2.1 Bahwa latihan passing bawah bola digantung dapat digunakan sebagai salah

satu model pembelajaran passing bawah dalam pembelajaran bola voli bagi siswa

SD karena dari penelitian pengembangan ini terbukti lebih efektif dengan hasil tes

siswa yang lebih baik dari pada pelaksanaan passing bawah bola tidak digantung.

Page 71: MODEL PEMBELAJARAN PASSING BAWAH BOLA VOLI …lib.unnes.ac.id/11096/1/10036.pdfperkembangan anak, kreativitas guru pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan serta sarana dan prasarana

59

5.2.2 Penggunaan model pembelajaran penjasorkes dalam pembelajaran bola voli

khususnya pada teknik passing bawah bola digantung sebaiknya disesuaikan

dengan alokasi waktu, pertumbuhan dan perkembangan anak, kreativitas guru

pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan serta sarana dan prasarana yang ada di

sekolah sehingga dapat menciptakan proses belajar mengajar yang efektif yang

pada akhirnya diharapkan hasil belajar siswa menjadi maksimal.

56

Page 72: MODEL PEMBELAJARAN PASSING BAWAH BOLA VOLI …lib.unnes.ac.id/11096/1/10036.pdfperkembangan anak, kreativitas guru pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan serta sarana dan prasarana

60

DAFTAR PUSTAKA

Aip Syarifudin. MP, 1987. Pendidikan Jasmani dan Kesehatan. Jakarta: PT.Gramedia Widiasarana Indonesia.

Andi Suntoda F. 2001. Tes dan Pengukuran dalam Pendidikan Jasmani. Bandung : Universitas Pendidikan Indonesia.

Machfud Irsyada, 2000. Bola Voli. Depdikbud Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah.

Margono S, 2003. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

M Sajoto. 1988. Pembinaan Kondisi Fisik Olahraga. Jakarta : Dirjen Dikti.

Sugiyanto dan Sudjarwo, 1993. Perkembangan dan Belajar Gerak Jilid 2. Jakarta : Depdikbud.

Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, R & D. Bandung : Alfabeta.

Suharsimi Arikunto, 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.Jakarta: Rineka Cipta.

Sutrisno Hadi. 2004. Metodologi Research. Yogyakarta : Andi offset.

Trianto, 2007. Model-Model Pembelajaran Inovatif Beorientasi Konstruktivistik. Surabaya : Prestasi Pustaka.

Uno, Hamzah B. 2009. ModelModel Pembelajaran Menciptakan Proses Belajarr Mengajar yang Kreatif dan Efektif. Jakarta : Bumi Aksara.

Yanuar Kiram. 1992. Belajar Motorik. Jakarta : Dirjen Dikti Depdikbud.