Model pembelajaran matematika

44
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam dunia pendidikan, pelajaran matematika dianggap sebagai pelajaran yang sangat penting yang penerapannya berguna dalam kehidupan sehari-hari. Namun pelajaran matematika dianggap pelajaran yang sulit dipahami dan dipelajari, sehingga banyak siswa yang tidak senang dan takut terhadap pelajaran matematika. Hal ini dapat disebabkan cara pangajaran guru yang tidak tepat dan monoton. Sebagai calon guru, kita harus dapat membuat siswa termotivasi belajar matematika agar siswa menjadi lebih aktif, senang dan gembira. Dalam belajar matematika, guru tidak boleh selalu mendominasi kelas. Guru harus memperhatikan model, strategi, metode dan teknik pembelajaran matematika yang sesuai dengan tuntutan kurikulum yang digunakan. Oleh karena itu, dalam menyusun makalah ini kami akan menyampaikan beberapa model, strategi, pendekatan, metode dan teknik yang digunakan dalam pembelajaran matematika yang sesuai dengan karakteristik siswa dan topik pelajaran yang akan diajarkan. B. Tujuan Adapun tujuan kami menyusun makalah ini adalah: 1. Menjelaskan model, strategi, pendekatan, metode dan teknik dalam pembelajaran matematika

description

makalah ini kami akan menyampaikan beberapa model, strategi, pendekatan, metode dan teknik yang digunakan dalam pembelajaran matematika yang sesuai dengan karakteristik siswa dan topik pelajaran yang akan diajarkan

Transcript of Model pembelajaran matematika

Page 1: Model pembelajaran matematika

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam dunia pendidikan, pelajaran matematika dianggap sebagai pelajaran yang

sangat penting yang penerapannya berguna dalam kehidupan sehari-hari. Namun pelajaran

matematika dianggap pelajaran yang sulit dipahami dan dipelajari, sehingga banyak siswa

yang tidak senang dan takut terhadap pelajaran matematika. Hal ini dapat disebabkan cara

pangajaran guru yang tidak tepat dan monoton. Sebagai calon guru, kita harus dapat

membuat siswa termotivasi belajar matematika agar siswa menjadi lebih aktif, senang dan

gembira. Dalam belajar matematika, guru tidak boleh selalu mendominasi kelas. Guru harus

memperhatikan model, strategi, metode dan teknik pembelajaran matematika yang sesuai

dengan tuntutan kurikulum yang digunakan.

Oleh karena itu, dalam menyusun makalah ini kami akan menyampaikan beberapa

model, strategi, pendekatan, metode dan teknik yang digunakan dalam pembelajaran

matematika yang sesuai dengan karakteristik siswa dan topik pelajaran yang akan diajarkan.

B. Tujuan

Adapun tujuan kami menyusun makalah ini adalah:

1. Menjelaskan model, strategi, pendekatan, metode dan teknik dalam pembelajaran

matematika

2. Mengetahui model, strategi, pendekatan, metode dan teknik yang efektif dalam

pembelajaran matematika

3. Memberi wawasan kepada calon guru tentang model, strategi, pendekatan, metode dan

teknik pembelajaran matematika

C. Ruang Lingkup

1. Model pembelajaran matematika

2. Strategi pembelajaran matematika

3. Pendekatan pembelajaran matematika

4. Metode dan teknik pembelajaran matematika

Page 2: Model pembelajaran matematika

BAB II PEMBAHASAN

A. Model Pembelajaran Matematika

Model pembelajaran dimaksudkan sebagai pola interaksi siswa denagn guru di dalam

kelas yang menyangkut strategi, pendekatan, metode dan teknik pembelajaran yang diterapkan

dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar di kelas. Sebagai guru kita harus mampu

melakukan identifikasi terhadap kekuatan dan kelemahan model pembelajaran yang tepat,

mampu memilihnya secara tepat, mengembangkan dan menerapkanya dalam proses

pembelajaran. Agar efektivitas pembelajaran yang diselenggarakan akan dapat meningkat.

Berikut ini adalah beberapa model pembelajaran pada matematika:

1. Pembelajaran Klasik

Pembelajaran klasik yaitu pembelajaran yang kita jumpai sehari-hari disekolah. Proses

belajar mengajarnya masih menggunakan cara lama yaitu :

a. Guru mengajar sejumlah siswa antara 30 sampai 40 orang siswa

b. Para siswa memiliki kemampuan minimum

c. Siswa dapat dikatakan diasumsikan mempunyai minat dan kecepatan yang

relative sama

d. Kesukaran guru untuk memperhatikan kecepatan belajar, kesulitan belajar, dan

minat belajar pada siswa.

e. Guru menentukan kecepatan menyajikan dan tingkat kesukaran materi kepada

siswanya berdasarkan informasi kemampuan siswa secara umum

f. Guru sangat mendominasi untuk menentukan kegiatan pembelajaran

Kekurangan dari model pembelajaran klasik itu adalah tidak dapat melayani kebutuhan

belajar siswa secara individu. Misalnya, siswa mengeluh karena gurunya mengajar terlalu

cepat, gurunya mengajar bertele-tele dan sebagainya.

2. Pembelajaran Individu

Model pembelajaran individu merupakan model yang menggunakan pembelajaran

individual.

Ciri-ciri dari pembelajaran individual :

a. Siswa belajar sesuai kecepatannya masing-masing

b. Siswa belajar secara tuntas

c. Setiap unit yang dipelajari memuat tujuan pembelajaran khusus yang jelas

Page 3: Model pembelajaran matematika

d. Keberhasilan siswa diukur berdasarkan pada sisitem nilai mutlak.

Model pembelajaran yang menggunakan pembelajaran individual salah stunya adalah

modul. Modul yaitu suatu paket pembelajaran yang memuat suatu unit konsep

pembelajaran yang dapat dipelajari oleh siswa sendiri (self instruction).

Prosedur dari pembelajaran Modul :

a. Guru membagikan modul yang telah disiapkan kepada setiap siswa.

b. Guru menyuruh siswa untuk mempelajari (sendiri-sendiri) bagian dari modul, dan

mengerjakan soal-soal latihannya dalam waktu 2 x 40 menit.

c. Setelah siswa menyelesaikan perintah , siswa diminta mengumpulkan pekerjaanya

untuk diperiksa guru.

d. Guru memberikan tes bila siswa dapat menyelesaikaln latihan soal dengan baik.

Hasil tes menentukan siswa dapat melanjutkan ke modul selanjutnya.

e. Unruk siswa yang belum dapat menyelesaikan soal latihan dengan baik. Siswa

dapat minta bantuan mendiskusikan masalahnya. Jika sudah menguasai betul baru

siswa meminta tes kepada guru.

3. Cooperative Learning Dalam Matematika

Cooperative learning adalah pembelajaran dimana para siswa diberi kesempatan

bekerja dalam kelompok-kelompok kecil untuk menyelesaikan atau memecahkan suatu

masalah secara bersama dengan cara berdiskusi. Siswa juga bisa menentukan strategi

pemecahanya dan menghubungkan masalah tersebut dengan masalah-masalah lain yang

telah dapat diselesaikan.

Cooperative learning dapat melatih para siswa untuk mendengarkan pendapat

orang lain atau temuan-temuan dalam bentuk tulisan. Adanya tugas kelompok dapat

memacu untuk bekerja sama dalam mengipertasikan pengetahuan-pengetahuan baru

dengan pengetahuan-pengetahuan yang telah dimilikinya.

Didalam matematika sendiri Cooperative learning dapat membantu para siswa

meningkatkan sikap positif dalam matematika. Seperti contoh membangun kepercayaan

diri terhadap kemampuan untuk menyelesaikan masalah-masalah matematika.Dan dapat

meningkatkan berfikir kritis serta meningkatkan kemampuan siswa dalam pemecahan

masalah.

Hal-hal yang pelu dipenuhi dalam Cooperative learning :

Page 4: Model pembelajaran matematika

a. Para siswa yang tegabung dalam suatu kelompok harus merasa bahwa mereka

adalah bagian dari tim dan mempunyai tujuan bersama untuk di capai.

b. Siswa harus menyadari bahwa masalah yang mereka hadapi adalah masalah

kelompok. Berhasil atau tidaknya suatu kelompok adalah tanggung jawab

kelompok.

c. Mencapai hasil yang maksimum dengan cara berbicara satu sama lain dalam

mendiskusikan masalah yang dihadapinya.

Beberapa model Cooperative learning telah dikembangkan oleh para ahli. Beberapa

diantaranya STAD dan Jigsaw.

a) STAD

Inti dari STAD (Student Team Acheviement Division) ini adalah guru menyampaikan

suatu materi, kemudian para siswa bergabung dalam kelompoknya yang terdiri atas

emapat atau lima orang untuk menyelesaikan soal-soal yang diberikan guru. Setelah

selesai mereka menyerahkan pekerjaanya kepada guru.

b) Jigsaw

Setiap kelompok diberi tugas mempelajari topik tertentu yang berbeda. Siswa bertemu

dengan anggota-anggota dari kelompok lain yang mempelajari topik sama untuk saling

bertukar pendapat dan informasi. Setelah itu mereka kembali ke kelompoknya semula

untuk menyampaikan apa yang didapatkannya.

Penggunaan Cooperative Learning

1. Memanfaatkan tugas pekerjaan rumah:

a. Membentuk beberapa kelompok beranggotakan 3-4 orang setiap kelompok

b. Mintalah mereka membandingkan dan mendiskusikan hasil pekerjaan rumah

c. Guru dapat membimbing memecahkan kesulitan-kesulitan yang siswa alami

pada saat diskusi.

d. Dapat memberikan perhatian secara individual untuk para siswa yang tidak

aktif

2. Pembahasan Materi Baru:

a. Guru menerangkan, mengembangkan, atau mendemostrasika suatu teknik baru

yang dapat digunakan untuk memecahkan masalah.

Page 5: Model pembelajaran matematika

b. Kemudian siswa disuruh untuk bekerja sendiri-sendiri menggunakan

pengetahuan yang baru.

c. Guru mengharapkan adanya pertanyaan dari para siswa tentang materi baru

tersebut

Untuk mengoptimalkan manfaat Cooperative Learning, keanggotaanya sebaiknya

heterogen. Baik dari kemapuanya maupun kaakteristiknya, untuk menjamin

keheterogenetas kelompok, maka gurulah yang membentuk kelompok. Ukuran besar

kecilnya kelompok akan mempengaruhi pada kemapuan produktivitas kelompoknya.

Didalam Cooperative Learning para siswa biasanya terlibat konflik-konflik verbal

yang bekenaan dengan perbedaan pendapat anggota-anggota kelompoknya. Guru

memaiknkan peranan yang menentukan dalam menerapkan Cooperative Learning yang

efektif.

4. Pengajaran Teman Sebaya Sebagai Sumber Belajar

a. Menurut berbagai ahli berpendapat bahwa tutor sebaya adalah :

Dedi Supriyadi (1985, h.36) mengemukakan, bahwa : “Tutor sebaya adalah seorang atau

beberapa orang siswa yang ditunjuk dan ditugaskan untuk membantu sisawa yang

mengelami kesulitan belajar. Tutor tersebut diambil dari kelompok yang prestasinya lebih

tinggi”.

 Ischak dan Warji (1987, h.44) mengemukakan bahwa : “Tutor sebaya adalah

sekelompok siswa yang telah tuntas  terhadap bahan pelajaran, memberikan bantuan

kepada siswa yang mengalami kesulitan dalam memahami bahan pelajaran yang

dipelajarinya”.

Conny Semiawan, dkk. (1987, h.70) mengemukakan bahwa : “Tutor sebaya itu adalah

siswa yang pandai dapat memberikan bantuan belajar kepada siswa yang kurang pandai.

Bantuan tersebut dapat dilakukan kepada teman-teman sekelasnya diluar sekolah”.

Jadi, Tutor sebaya adalah sumber belajar selain guru, yaitu teman sebaya yang

lebih pandai memberikan bantuan belajar kepada teman-teman sekelasnya disekolah.

Bantuan belajar oleh sebaya dapat menghilangkan kecanggungan. Bahasa teman sebaya

lebih mudah dipahami. Dengan teman sebaya tidak ada rasa enggan, rendah diri, malu

dan sebagainya untuk bertanya ataupun minta bantuan. Sebagaiman dikemukakan oleh

Page 6: Model pembelajaran matematika

Longstreth (dalam Muntasir, dkk.1985, h. 82-83) hubungan anak dengan anak, sebagai

berikut :

“Interaksi kawan membukakan mata anak terhadap tingkah laku yang berlaku

dalam kebudayaan itu, dan yang sering dilakukan, dan dengan demikian ia condong

untuk mempelajari bentuk-bentuk tingkah laku yang dipakai untuk pergaulan yang

berlaku …”.

            Tugas sebagai tutor merupakan kegiatan yang kaya akan pengalaman yang justru s

ebenarnya kebutuhan anak itu sendiri.

b. Prosedur Penyelenggaraan Tutor Sebaya

            Menurut Branley (1974, h.53) ada tiga model dasar dalam menyelenggarakan

proses pembelajaran dengan tutor, yaitu :

1.      Student to student

2.      Group to tutor

3.      Group to student

Model Operasional Kelompok:

Page 7: Model pembelajaran matematika

B. Strategi Pembelajaran Matematika

1. Pengertian Strategi Pembelajaran

Strategi berasal dari bahasa Yunani, pengertian strategi menurut etimologi ialah strategia yang

artinya ’ilmu perang’ atau ’panglima perang’. Dalam konteks perang strategi diartikan sebagai

suatu seni merancang operasi di dalam peperangan, seperti cara-cara mengatur posisi atau siasat

berperang  angkatan darat atau laut. Selain itu strategi dapat didefinisikan sebagai suatu

ide/pikiran yang disusun dengan maksud untuk mencapai suatu tujuan tertentu. 

“Strategi ialah suatu keterampilan mengatur suatu kejadian atau hal ikhwal.” (Hidayat 2000:1)

Antony (dalam Hidayat 2000: 1) menyatakan bahwa “Strategi adalah suatu teknik yang

digunakan untuk mencapai suatu tujuan.”

Page 8: Model pembelajaran matematika

Secara umum strategi diartikan suatu cara, atau siasat yang dilakukan seseorang atau sekelompok

orang untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan (Pringgowidagda 2002: 88).

Dalam kaitannya dengan pembelajaran (matematika), strategi adalah siasat atau kiat yang

sengaja direncanakan oleh guru, berkenaan denagn segala persiapan pembelajaran agar

pelaksanaan pembelajaran berjalan dengan lancar dan tujuannya yang berupa hasil belajar bisa

tercapai secara optimal.

Dick dan Carey (1985) yang dikutip oleh Suparman (1993:155) mengatakan bahwa, ‘Strategi

pembelajaran menjelaskan komponen-komponen umum dari suatu set bahan pembelajaran dan

prosedur-prosedur yang akan digunakan bersama bahan-bahan tersebut untuk menghasilkan

hasil belajar tertentu pada siswa.’ Maksudnya adalah strategi pembelajaran merupakan suatu

rencana yang disusun oleh guru mengenai langkah-langkah yang akan dilakukan untuk

menghasilkan hasil belajar yang diinginkan guru pada siswa.

Dari uraian di atas, pengertian strategi dalam kaitannya dengan pembelajaran (Matematika)

adalah siasat atau kiat yang sengaja direncanakan oleh guru, berkenaan dengan segala persiapan

pembelajaran agar pelaksanaan pembelajaran berjalan dengan lancar dan tujuannya yang berupa

hasil belajar bisa tercapai secara optimal. GBRP, Program Tahunan, Rencana Pembelajaran,

Program Satuan Pelajaran merupakan contoh strategi pembalajara yang tertulis.

Jika dianalogikan dengan pembuatan rumah, strategi membicarakan tentang berbagai

kemungkinan tipe atau jenis rumah yang hendak dibangun (rumah joglo, rumah gadang, rumah

modern, dan sebagainya), masing-masing akan menampilkan kesan dan pesan yang berbeda dan

unik. Sedangkan desain adalah menetapkan cetak biru (blue print) rumah yang akan dibangun

beserta bahan-bahan yang diperlukan dan urutan-urutan langkah konstruksinya, maupun kriteria

penyelesaiannya, mulai dari tahap awal sampai dengan tahap akhir, setelah ditetapkan tipe rumah

yang akan dibangun.

Berdasarkan uraian di atas, bahwa untuk dapat melaksanakan tugasnya secara profesional,

seorang guru dituntut dapat memahami dan memliki keterampilan yang memadai dalam

mengembangkan berbagai model pembelajaran yang efektif, kreatif dan menyenangkan,

sebagaimana diisyaratkan dalam Kurikulum 2013.

2. Komponen-komponen dalam strategi pembelajaran

Dick danCarey mengatakan bahwa ada lima komponen strategi pembelajaran, yaitu:

- Kegiatan pembelajaran pendahuluan

Page 9: Model pembelajaran matematika

Dalam menyusun langkah yang akan dilakakukan saat kegiatan belajar mengajar perlu

adanya kegiatan pembuka yang bertujuan agar siswa tertarik untuk fokus saat

pembelajaran.

Misalnya: memberikan motivasi kepada siswa, membuat siswa fokus pada pelajaran,

mengetahui kemampuan siswa sebelum pembelajaran dimulai (pre-test tertulis maupun

lisan).

- Penyampaian informasi

Strategi pembelajaran merupakan rangkaian prosedur yang memiliki tujuan tertentu

untuk melaksanakan kegiatan belajar mengajar. Tujuan guru dalam membuat strategi

pembelajaran adalah menyampaikan informasi (berupa materi) kepada siswa dengan

langkah-langkah tertentu sehingga dapat mengembangkan keterampilan siswa baik dari

aspek kognitif, aspek afektif, maupun aspek psikomotor.

- Partisipasi siswa

Strategi pembelajaran harus dibuat untuk mengaktifkan siswa dalam proses belajar

mengajar sehingga dalam membuat suatu strategi pembelajaran, harus bisa mengajak

siswa untuk berpartisipasi di dalamnya (proses belajar mengajar).

Contoh: strategi pembelajaran mendorong siswa untuk aktif di kelas seperti dalam hal

bertanya, menjawab, berpendapat dan lain sebagainya.

- Tes

Tes merupakan cara untuk mengetahui seberapa jauh kemampuan atau keterampilan

siswa, oleh karena itu tes harus ada dalam strategi pembelajaran agar guru dapat

mengevaluasi proses belajar mengajar yang telah dilakukannya.

Contoh: quiz, ulangan harian, UTS, UAS.

- Kegiatan lanjutan

Kegiatan lanjutan diperlukan dalam strategi pembelajaran untuk membantu siswa lebih

memahami lagi materi yang disamapaikan.

Contoh: pemberian tugas untuk dikerjakan di rumah, rangkuman dari serangkaian proses

pembelajaran dan lain sebagainya.

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam menentukan strategi pembelajaran yang akan

diterapkan dalam pembelajaran:

a. Kompetensi yang akan dicapai.

Page 10: Model pembelajaran matematika

Pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai dasar yang diharapkan bisa dimiliki siswa

setelah melalui kegiatan belajar mengajar. Dengan kata lain kompetensi ini merupakan

tujuan dari kegiatan belajar mengajar yang akan kita laksanakan.

b. Karakteristik Siswa.

Sebelum berperang dengan musuh maka kenalilah dulu musuh itu. Begitu juga dalam

pemilihan strategi pembelajaran sangat perlu bagi kita untuk mengetahui atau mengenali

terlebih dahulu watak atau cara berfikir siswa dalam kegiatan belajar mengajar agar

informasi yang akan disajikan atau diberikan kepada siswa dapat diterima dengan baik

dan mudah dipahami. Selain itu dengan memahami karakteristik dari siswa terlebih

dahulu, komunikasi antara Guru dan siswa dapat berjalan lancar.

c. Media pembelajaran

Segala sesuatu yang ada di sekitar kegiatan belajar mengajar dapat dijadikan sebagai

media pembelajaran untuk menyampaikan materi kepada siswa. Dalam pemilihan strategi

pembelajaran lebih baik disesuaikan dengan media pembelajaran apa yang tersedia dan

dapat dimanfaatkan untuk kegiatan belajar mengajar, media pembelajaran ini membantu

Guru dalam menyampaikan materi kepada siswa dan memudahkan siswa untuk

memahami materi yang diberikan Guru. Dengan kata lain media pembelajaran

merupakan perantara antara Guru dengan siswa.

d. Keefektifan.

Pemilihan strategi pembelajaran perlu mempertimbangkan langkah-langkah mana yang

efektif untuk diterapkan dalam kegiatan belajar mengajar. Langkah yang efektif dan

praktis berfungsi untuk menyingkat waktu namun tujuan pembelajaran tetap tercapai.

3. Prinsip-prinsip Penggunaan Strategi Pembelajaran

Penggunaan strategi pembelajaran didasarkan pada beberapa hal sebagai berikut:

a. Berorientasi pada tujuan

Segala kegiatan belajar mengajar yang dilakukan guru dan siswa harus diupayakan

untuk mencapai tujuan tepatnya untuk mencapai kompetensi yang telah ditentukan.

b. Aktivitas

Strategi pembelajaran harus dapat mendorong aktivitas siswa dalam kegiatan belajar

mengajar. Jadi strategi pembelajaran harus dapat menciptakan siswa yang aktif dalam

pembelajaran dan siswa yang berkompeten.

Page 11: Model pembelajaran matematika

c. Individualitas

Strategi pembelajaran ditujukan untuk meningkatkan kemampuan atau pengetahuan

setiap individu siswa.

d. Integritas

Strategi pembelajaran haruslah dapat mengembangkan potensi yang dimiliki siswa

baik dari aspek kognitif, afektif, dan psikomotor (aspek kepribadian siswa).

4. Jenis-Jenis Strategi Pembelajaran

a. Strategi Pembelajaran Langsung

Model pembelajaran yang menggunakan pendekatan mengajar yang dapat membantu

siswa mempelajari keterampilan dasar dan memperoleh pengetahuan langkah demi

langkah adalah model pengajaran langsung (direct intruction).

Arends (2001) menyatakan: ”Direct instruction is a teacher-centered model that has five

steps: establishing set, explanation and/or demonstration, guided practice, feedback,

and extended practice a direct instruction lesson requires careful orchestration by the

teacher and a learning environment that businesslike and task-oriented”.

Artinya: 

Pengajaran langsung adalah model berpusat pada guru yang memiliki lima langkah: 

Menetapkan tujuan

Menentukan materi apa yang akan diberikan untuk siswa dan menentukan

keterampilan yang diharapkan untuk siswa menguasainya. Tujuan yang ingin dicapai

sebaiknya dirumuskan dalam bentuk perubahan tingkah laku yang spesifik yang

berorientasi  kepada hasil belajar. Dengan demikian, melalui tujuan yang jelas selain

dapat membimbing siswa dalam menyimak materi pelajaran juga akan diketahui

efektivitas dan efisiensi penggunaan model ini.

Penjelasan dan/atau demonstrasi

penyampaian informasi megenai materi dilakukan dengan menjelaskan atau

mendemonstrasikannya di depan kelas. Dalam hal ini guru harus menguasai materi

yang akan disampaikan kepada siswa agar siswa mendapatkan wawasan yang luas

mengenai materi tersebut. Selain itu dengan menguasai materi guru dapat

mengelolah kelas dengan baik.

Page 12: Model pembelajaran matematika

Panduan praktik

Setelah menjelaskan materi, memberikan petunjuk untuk mempraktikannya ke dalam

suatu pemecahan masalah

Umpan balik

memberikan tanggapan terhadap hasil kinerja dari pempraktikan materi.

Perluasan praktik

Memberikan kesempatan siswa untuk mengembangkan materi yang telah

disampaikan guru kepada siswa dengan memberikan tugas, latihan, dan

semacamnya.

b. Strategi Pembelajaran Diskusi

Secara umum diskusi adalah suatu proses yang melibatkan dua orang atau lebih dimana

dalam proses terdapat pertukaran informasi memiliki tujuan yang sama yaitu mencari

solusi untuk memcahkan suatu masalah.

Sedangkan yang dimaksud dengan diskusi kelas adalah sebuah rangkaian kegiatan

pembelajaran kelompok dimana setiap kelompok mendapat tanggung jawab untuk

mendiskusikan sesuai dengan topik yang diberikan guru di kelas.

Untuk menciptakan suasana diskusi yang aktif, guru berperan sebagai pemimpin diskusi

atau moderator dalam diskusi dimana guru di sini bertugas untuk mengarahkan

pembicaraan dalam diskusi. Dan diakhir diskusi guru memberikan rangkuman hasil

diskusi dengan mengevaluasinya juga.

c. Strategi Pembelajaran Kooperatif

Strategi pembelajaran kooperatif diterapkan dengan memberikan tugas kepada siswa

untuk diselesaikan bersama dengan kelompok masing-masing sehingga dalam

memecahkan suatu masalah pada suatu kelompok, setiap individu akan berpartisipasi

dan dalat saling melengkapi mengenai materi yang diajarkan. Kemudian antara

kelompok satu dengan kelompok yang lain menyampaikan informasi yang akan didapat

dalam suatu penyelesaian masalah.

Dalam strategi ini guru berperan sebagai moderator dari setiap kelompok dan

memberikan panduan mengenai jalannya kerja kelompok. Ada empat unsur yang penting

dalam strategi ini, yaitu:

- Adanya peserta dalam kelompok

Page 13: Model pembelajaran matematika

- Adanya aturan keompok

- Adanya upaya belajar setiap anggota kelompok.

- Adanya tujuan yang harus dicapai.

d. Strategi Pembelajaran Problem Solving

“Pemecahan masalah (problem solving) didefinisikan sebagai suaru proses

penghiilangan perbedaan atau ketidaksesuaian yang terjadi antara hasil yang diperoleh

dan hasil yang diinginkan.”(Hunsaker, 2005)

Mu’Qodin (2002) mengatakan bahwa problem solving adalah suatu keterampilan yang

meliputi kemampuan untuk mencari informasi, menganalisa situasi, mengidentifikasi

masalah dengan tujuan untuk menghasilkan alternatif tindakan, kemudian

mengidentifikasi masalah dengan tujuan untuk menghasilkan alternatif tindakan,

kemudian mempertimbangkan alternatif tersebut sehubungan dengan hasil yang dicapai

dan pada akhirnya melaksanakan rencana dengan melakukan suatu tindakan yang tepat.

Berdasarkan dari beberapa definisi problem solving yang dikemukakan di atas, maka

dapat disimpulkan bahwa problem solving merupakan keterampilan yang meliputi

kemampuan untuk mencari informasi, menganalisa situasi dan mengidentifikasi masalah

untuk menghasilkan alternatif sehingga dapat mengambil suatu tindakan keputusan

untuk mencapai sasaran.

Implementasi strategi problem solving dalam pembelajaran Matematika adalah guru

mengajarkan kepada siswa penggunaan grafik untuk mengolah suatu data.

C. Pendekatan Pembelajaran Matematika

Pendekatan pembelajaran matematika adalah cara yang ditempuh guru dalam pelaksanaan pembelajaran agar konsep yang disajikan beradaptasi dengan siswa.

1. Orientasi Pendekatan Open- Ended dalam Pembelajaran Matematika

Kegiatan berpikir yang sulit terlepas dari matematika, seperti memahami suatu

konsep matematika, memecahkan permasalahan matematika, menkonstruksi suatu teori,

atau menyelesaikan permasalahan dengan menerapkan matematika disebut kegiatan

matematika.

a. Mengkonstruksi Problem

Page 14: Model pembelajaran matematika

Problem Open-Ended tidak mudah dikembangkan oleh siswa dengan beragam

kemampuan. Melalui penelitian di Jepang ditemukan beberapa hal yang menjadi acuan

dalam mengkreasi problem tersebut diantaranya:

1) Sajikan permasalahan melalui situasi fisik yang nyata

2) Soal-soal pembuktian dapat diubah sedemikian rupa sehingga siswa dapat

menemukan hubungan dan sifat- sifat dari variabel dalam persoalan itu.

3) Sajikan bentuk- bentuk atau bangun- bangun geometri.

4) Sajikan urutan bilangan atau tabel sehingga siswa dapat menemukan aturan

matematika.

5) Berikan beberapa contoh konkrit dalam beberapa kategori

6) Berikan beberapa latihan serupa sehingga siswa dapat mengeneralisasi dari

pekerjaanya

b. Mengembangkan Rencana Pembelajaran

Setelah guru mengknstruksi dengan baik, tiga hal yang harus diperhatikan dalam

pembelajaran sebelum problem itu ditampilkan di kelas adalah :

Apakah problem itu kaya dengan konsep- konsep matematika dan berharga?

Problem harus mendorong siswa untuk berpikir dari berbagai sudut pandang

Apakah level matematika dari problem itu cocok untuk siswa?

Pada saat siswa menyelesaikan problem Open- ended, mereka harus menggunakan

pengetahuan dan keterampilan yang telah mereka punyai

Apakah problem itu mengundang perkembangan konsep matematika lebih lanjut ?

Problem harus memiliki keterkaitan atau dihubungkan dengan konsep- konsep

matematika yang lebih tinggi sehingga dapat memacu siswa untuk berpikir tingkat

tinggi

Setelah kita memformulasi problem mengikuti kriteria yang dikemukakan, langkah

selanjutnya adalah mengembangkan rencana pembelajaran yang baik. Tahapnya adalah

sebagai berikut:

Tuliskan respon siswa yang diharapkan

Siswa diharapkan merespon problem open- ended dengan berbagai cara. Oleh karena

itu guru harus menulis daftar antisipasi respon siswa terhadap problem.

Tujuan dari problem itu harus jelas

Page 15: Model pembelajaran matematika

Sajikan problem semenarik mungkin

Konteks permasalahan yang diberikan harus dikenal baik oleh siswa dan harus

menbangkitkan semangat intelektual.

Lengkapi prinsip posing problem sehingga siswa memahami dengan mudah maksud

dari problem itu.

Problem harus diekspresikan sedemikian sehingga siswa dapat memahaminya

dengan mudah dan menemukan pendekatan pemecahannya. Siswa dapat mengalami

kesulitan jika eksplanasi problem terlalu ringkas.

Berikan waktu yang cukup kepada siswa untuk mengeksplorasi problem

Kadang- kadang waktu yang dialokasikan tidak cukup dalam menyajikan problem,

memecahkannya mendiskusikan pendekatan dan penyelesaian, dan merangkum apa

yang telah siswa pelajari. Oleh karena itu, guru harus memberikan waktu yang

cukup kepada siswa untuk mengeksplorasi problem.

c. Kenggulan dan Kelemahan Pendekatan Open- Ended

Dalam pendekatan Open- Ended guru memberikan permasalahan kepada siswa yang

solusinya atau jawabannya tidak perlu ditentukan hanya satu jalan/ cara. Guru harus

memanfaatkan keberagaman cara atau prosedur untuk menyelesaikan masalah itu untuk

memberi pengalaman siswa dalam menemukan sesuatu yang baru berdasarkan

pengetahuan, keterampilan, dan cara berpikir matematik yang telah diperoleh sebelumnya.

Keunggulan pendekatan Open- ended adalah :

1. Siswa berpartisipasi lebih aktif dalam pembelajaran dan sering

mengekspresikanidenya.

2. Siswa memiliki kesempatan lebih banyak dalam memanfaatkan pengetahuan dan

keterampilan matematik secara komprehensif.

3. Siswa dengan kemampuan matematika rendah dapat merespon permasalahan dengan

cara mereka sendiri.

4. Siswa secara instringsik termotivasi untuk memberikan bukti atau penjelasan.

5. Siswa memiliki pengalaman banyak untuk menemukan sesuatu dalam menjawab

permasalahan.

Kelemahan pendekatan open- ended adalah :

Page 16: Model pembelajaran matematika

1. Membuat dan menyiapkan masalah metematik yang bermakna bagi siswa bukanlah

pekerjaan mudah.

2. Mengemukakan masalah yang langsung dapat dipahami siswa sangat sulit sehingga

banyak siswa yang mengalami kesulitan bagaimana merespon permasalahan yang

diberikan.

3. Siswa dengan kemampuan tinggi bisa merasa ragu atau mencemaskan jawaban

mereka.

4. Mungkin ada sebagaian siswa yang merasa bahwa kegiatan belajar mereka tidak

menyenangkan karena kesulitanyang mereka hadapi.

e. Contoh Pendekatan Open- Ended

Problem :

Contoh respon yang siswa harapkan :

Page 17: Model pembelajaran matematika

Sudut Pandang Respon Siswa

Perubahan Rasio 1. Bila x naik maka y naik

2. Kemiringannya sama

3. Tingkat perubahannya tetap

4. Gradiennya positif

5. Grafiknya naik ke kanan atas

6. Terdapat perbandingan tetap antara y dan x

Pernyataan 7. Fungsi tersebut berbentuk y= ax

8. Y merupakan fungsi linear terhadap x

Grafik 9. Grafiknya berupa garis lurus

10. Grafiknya melalui titik asal

11. Grafiknya simetris terhadap titik pusat

12. Grafik melalui kuadran pertama dan ketiga

13. Grafik melalui titik (2,4)

Range 14. Rangenya tak hingga

2. Pembelajaran Matematika dengan Pendekatan Realistik

a. Pengantar

Salah satu pembelajaran matematika yang akhir- akhir ini sedang marak dibicarakan

orang adalah pembelajaran menggunakan pendekatan realistik. Beberapa penelitian

pendahuluan di beberapa negara menunjukkan bahwa pembelajaran menggunakan

pendekatan realistik sekurang- kurangnya dapat membuat:

1. Matemtika lebih menarik, relevan, dan bermakana tidak terlalu formal dan tidak

terlalu abstrak.

2. Mepertimbangkan tingkat kemampuan siswa.

3. Menekankan belajar matematika pada learning by doing

4. Memfasilitasi penyelesaian masalah matematika dengan tanpa menggunakn

penyelesaian yang baku.

5. Menggunakan konteks sebagai titik awal pembelajaran matematika ( Kuiper &

Knuver, 1993)

Page 18: Model pembelajaran matematika

b. Inovasi Pembelajaran Matematika

Romberg mengatakan bahwa dalam pendidikan matematika, individu atau kelompok

dapat membuat suatu prodk baru untuk memperbaiki suatu pembelajaran, produk ini

mungkin berupa materi pembelajaran baruteknik pembelajaran baru, ataupun program

pembelajaran baru .

Program ini dimaksudkan untuk mengoptimalkan hasil proses belajar mengajar yang

ditandai dengan meningkatnya kemampuan siswa dalam menyerap konsep- konsep,

prosedur dan alogaritma matematika.

c. Pendekatan Realistik diantara Pendekatan Lainnya dalam Pendidikan

Matematika

Secara umum terdapat empat pendekatan pembelajaran matematika yang dikenal,

yaitu : mechanistic, structuralistic, empiristic, dan realistik.

a. Menurut filosofi mechanistic manusia ibarat komputer sehingga dapat diprogram dengan

cara drill untuk mengerjakn hitungan dan menampilkan aljabar pada level yang paling

sederhana bahkan mungkin dalam penelesaian geometri.

b. Menurut filosofi structuralistic, yang secara historis berakar pada pengajaran geometri

tradisional, bahwa matematika dan sistemnya terstruktur secara baik.

c. Menurut filosofi empiristik bahwa dunia adalah kenyataan. Dalam pandangan ini kepada

siswa disediakan berbagai material yang sesuai dengan dunia kehidupan para siswa.para

siswa mendapat kesempatan untuk mendapatlan pengalaman yang berguna.

d. Menurut filosofi realistic siswa diberikan tugas- tugas yang mendekati kenyataan yaitu

yang dari dalam siswa akan memperluas dunia kehidupannya.

d. Prinsip- Prinsip Pembelajaran Realistik

Lima prinsip utama dalam kurikulum matematika realistik yaitu:

Dominasi oleh masalah- masalah dalam konteks

Perhatian diberikan pada pengembangan model- model, situasi, skema, dan simbol-

simbol

Sumbangan dari siswa, sehingga siswa dapat membuat pembelajaran manjadi konstruktif

dan produktif

Interaktif sebagai karakteristik dari proses pembelajaran matematika

Mambuat jalinan antar topik, antar pokok bahasan atau antar strand

Page 19: Model pembelajaran matematika

Menurut Treffersdan Goffree (1985, dalam De Large 1996) bahwa masalah

kontekstual dalam kurikulum realistik berguna untuk mengisi sejumlah fungsi:

a) Pembentukan konsep: para siswa diperkenankan untuk masuk ke dalam matematika secra

alamiah dan termotivasi

b) Pembentukan model: masalah- masalah kontekstual memasuki fondasi siwa untuk belajar

operasi, prosedur, notasi, dan aturan

c) Keterterapan: masalah kontekstual menggunakan reality sebagai sumber dan domain

untuk terapan

d) Praktek dan latihan dari kemampuan spesifik dalam situasi terapan

e. Pertimbangan Menggunakan Pendekatan Realistik

Dikaitkan dengan prinsip- prinsip pembelajaran dalam pendekatan matematika

realistik. Berikut ini merupakan rambu- rambu penerapannya:

1. Bagimana guru menyampaikan matematika kontekstual sebagai starring point

pembelajaran

2. Bagaimana guru menstimulasi, membimbing, dan menfasilitasi agar prosedur,

alogaritma, simbol skema dan model yang dibuat oleh siswa mengarahkan mereka untuk

sampai kepada matematika formal

3. Bagaimana guru memberi atau mengarahkan kelas, kelompok, maupun individu untuk

menciptakan free production, menciptakan caranya sendiri dalma menyelesaikan soal

atau menginterpretasikan problem kontekstual, sehingga tercipta berbagai macam

pendekatan, atau metode penyelesaian atau alogaritma

4. Bagaimana guru mmbuat kelas bekerja secara interaktif sehingga interaksi diantara

mereka antara siswa dengan siswa dalam kelompok kecil, dan antara anggota- anggota

kelompok dalam presentasi umum, serta antara siswa dan guru

5. Bagaimana guru membuat jalinan antara topik dengan topik lain, antara konsep dengan

konsep lain dan antara satu simbol dengan simbol lain didalam rangkaian matematika

Sebuah laporan penelitian terhadap implementasi pembelajaran

matematikaberdasarkan realistik mengatakan bahwa:

Sekurang- kurangnya telah mengubah sikap siswa menjadi lebih tertarik terhadap

matematika

Page 20: Model pembelajaran matematika

Siswa menyenangi matematika dengan pendekatan pembelajran yang diberikan dengan

alasan cara belajrnya berbeda dari biasanya

Beberapa rekomendasi hasil studi tersebut antara lain mengingat bahwa tidaka ada

cara belajra mengajar yang terbaik, maka pendekatan realistik perlu dipertimbangkan untuk

dijadikan sebagai alternatif dalam pembelajaran matematika

f. Contoh Pembelajaran Menggunakan Pendekatan Realistik Matematika

1. Membandingkan dan menukar (barter)

2. Kombinasi harga- harga

3. Mencari harga berbagai barang

4. Pola dan formula

5. Konstruksi baja

6. Desain ubin lantai

7. Pola- pola dasar

D. Metode dan Teknik Pembelajaran Matematika

Metode pembelajaran adalah cara menyajikan materi yang bersifat umum. Kemampuan metode mengajar dari seorang guru selalu disertai kemampuan teknik-teknik mengajarkan bidang studinya. Dengan demikian, metode dan teknik diibaratkan dua sisi mata uang yang berbeda tetapi tidak terpisah dalam pelaksanaannya di lapangan.

Matematika adalah pelajaran yang paling sulit dipelajari, jadi jarang siswa yang

menyukai pelajaran matematika. Untuk mata pelajaran matematika, guru diminta agar tidak

mendominasi kelas dan pengajaran berpusat pada siswa. Guru harus memperhatikan metode

yang sesuai dengan tuntutan itu apakah penerapannya sudah efektif dan efisien. Pemilihan

metode yang tepat dapat lebih meningkatkan hasil proses belajar mengajar. Setiap metode

tidak berdiri sendiri tanpa terlibatnya metode yang lain.

1. Metode Ceramah

Ceramah merupakan suatu cara penyampaian informasi dengan lisan dari seseorang

kepada sejumlah pendengar di suatu ruangan. Pada metode ini guru lebih mendominasi

dalam kegiatan belajar mengajar.

Kelebihan metode ceramah:

- Dapat menampung kelas besar, tiap murid mempunyai kesempatan yang sama untuk

mendengarkan, dan karena biaya yang diperlukan menjadi relatif lebih murah.

Page 21: Model pembelajaran matematika

- Konsep yang disajikan secar hierarki akan memberikan fasilitas belajar kepada siswa.

- Guru dapat memberi tekanan terhadap hal-hal yang penting, hingga waktu energi dapat

digunakan sebaik mungkin.

- Isi silabus dapat diselesaikan denagn lebih mudah, karena guru tidak harus

menyesuaikan dengan kecepatan belajar siswa.

- Kekurangan atau tidak adanya buku pelajaran dan alat bantu pelajaran, tidak

menghambat dilaksanakannya pelajaran dengan ceramah.

Kelamahan metode ceramah:

- Pelajaran berjalan membosankan dan murid-murid menjadi pasif, karena tidak

berkesempatan untuk menemukan sendiri konsep yang dijabarkan.

- Kepadatan konsep-konsep yang diberikan dapat berakibat murid tidak mampu

menguasai bahan ynag diajarakan.

- Pengetahuan yang diperoleh melalui ceramah lebih cepat terlupakan.

- Ceramah menyebabkan belajar murid menjadi “belajar menghafal” (rote learning) yang

tidak mengakibatkan timbulnya perhatian.

Metode ceramah perlu dipakai jika:

- Bertujuan untuk memberikan informasi.

- Materi yang disajikan belum ada dalam sumber-sumber yang lain.

- Materi sajian telah disesuaikan dengan kemampuan kelompok yang akan menerimanya.

- Materinya menarik atau dibuat manarik.

- Setelah ceramah selesai diadakan cara lain untuk pengendapan agar lebih lama diingat.

Metode ceramah tidak dipakai jika:

- Tujuan instruksionalnya bukan hanya memberikan informasi, tetapi misalnya agar murid

kreatif, terampil, atau menyangkut aspek kognitif yang lebih tinggi.

- Diperlukan ingatan yang tahan lama.

- Diperlukan partisipasi aktif dari murid untuk mencapai tujuan instrulsional.

- Kemampuan kelas rendah.

2. Metode Ekspositori

Pada metode ekspositori murid lebih aktif daripada metode ceramah. Murid tidak

hanya mendengarkan dan mencatat, tetapi juga diminta membuat soal dan bertanya kalau

tidak dimengerti. Guru memeriksa pekerjaan murid. David P. Ausubel berpendapat

Page 22: Model pembelajaran matematika

bahawa metode ekspositori yang baik merupakan cara mengajar yang paling efisien

dalam menanamkan belajar bermakna. Ausubel membedakan belajar menjadi:

a. Belajar dengan menerima (reception learning)

b. Belajar melalui penemuan (discovery learning)

Belajar juga dibedakan menjadi:

a. Belajar dengn menghafal (rote learning)

b. Belajar denagn pengertian (meaningful learning)

3. Metode Demonstrasi

Pada metode ini aktivitas murid lebih banyak dilibatkan sehingga dominasi guru lebih

berkurang. Ciri metode demonstrasi adanya penonjolan mengenai suatu kemampuan,

misalnya kemampuan membuktikan teorema dan menurunkan rumus. Sedangkan yang

berhubungan dengan penggunaan alat, misalnya pemakaian sepasang segitiga untuk

memggambar dua garis sejajar dan tegak lurus. Setelah demonstrasi selesai, hendaknya

disusul kegiatan diskusi.

4. Metode Driil dan Metode Latihan

Kemampuan mengingat fakta-fakta dasar hitungan tergantung pada ingatan. Cepat

mengingat, kemampuan mengingat kembali dan kegiatan-kegiatan lain bersifat lisan

merupakan hal-hal yang perlu untuk “hafal”. Kemampuan ini merupakan tujaan dari

metode drill. Tujuan metode drill adalah agar siswa hafal dan cepat dalam fakta-fakta

matematika. Sedangkan latihan diperlukan agra siswa terampil menyelesaikan soal-soal

yang pengertian dan prosedur penyelesaiannya sudah dipahami.

5. Metode Tanya Jawab

Dengan metode tanya jawab siswa menjadi lebih aktif daripada belajar mengajar dengan

metode ekspositori. Karena pertanyaan-pertanyaan dari guru harus mereka jawab. Untuk

menghindari sikap guru yang tidak menyenangkan, agar siswa menjadi lebih aktif

mengikuti kegiatan belajar mengajar dengan metode tanya jawab, guru hendaknya

berlaku sebagai berikut:

a. Menghargai jawaban, pertanyaan, keluhan, atau tindakan siswa bagaimanapun jelek

mutunya.

b. Menerima jawaban siswa lalu memeriksanya dengan mengajukan pertanyaan.

Page 23: Model pembelajaran matematika

c. Merangsang siswa untuk aktif berpartisipasi dengan menjawab pertanyaan,

mengajukan pertanyaan, mengemukakan pendapat, atau mendemonstrasikan hasil

berpikirnya di depan kelas atau papan tulis atau memperlihatkan hasil karyanya.

d. Mengajukan pertanyaan kepada sasaran yang sesuai dengan keperluan.

e. Bertindak atau bersikap seolah-olah belum tahu atau membuat kekeliruan yang

disengaja.

f. Mengajukan pertanyaan yang tinggi tarafnya.

6. Metode Penemuan

Kata penemuan sebagai metode mengajar merupakan penemuan yang dilakukan oleh

siswa. Dalam belajarnya ini siswa menemukan sendiri sesuatu hal yang baru.

Melaksanakan pengajaran dengan metode penemuan harus memperhatikan siswa yang

cerdas dan yang kurang kecerdasannya. Bagi yang cerdas hendaknya diberikan tugas

yang lain agar tidak bosan menunggu hasil temannya.

Untuk merencanakan pengajaran penemuan hendaknya diperhatikan:

a. Aktivitas siswa untuk belajar sendiri sangat berpengaruh

b. Hasil (bentuk) akhir harus ditemukan sendiri oleh siswa

c. Prasyaart-prasyarat yang diperlukan sudah dimiliki siswa

d. Guru hanya bertindak sebagai pengarah dan pembimbing

Kelebihan metode penemuan:

a. Siswa lebih aktif dalam kegiatan belajar, karena ia berpikir dan menggunakan

kemampuan hasil akhir

b. Siswa memahami benar bahan pelajaran, karena mengalami sendiri proses

menemukannya

c. Menemukan sendiri menimbulkan rasa puas

d. Siswa akan lebih mampu mentransfer pengetahuannya ke berbagai konteks

e. Melatih siswa untuk lebih banyak belajar sendiri

Kelemahan metode penemuan:

a. Metode banyak menyita waktu dan tidak menjamin siswa tetap semangat mencari

penemuan-penemuan.

b. Tidak tiap mempunyai guru selera atau kemampuan mengajar dengan cara

penemuan.

Page 24: Model pembelajaran matematika

c. Tidak semua anak mampu melakukan penemuan.

d. Metode ini tidak dapat digunakan untuk mengajarkan tiap topik.

e. Kelas yang banyak guru akan sangat merepotkan guru dalam memberikan

bimbingan

7. Metode Inkuiri

Metode inkuiri adalah metode mengajar yang paling mirip dengan metode penemuan.

Mengajar inkuiri dapat dilakukan melalui ekspositori, kelompok dan cara sendiri-sendiri.

Tujuan mengajar inkuiri adalah agar siswa tahu dan metode ilmiah dengan inkuiri dan

mampu mentrasfer ke dalam situasi lain. Adapun tahap metode inkuiri:

a. Guru merangsang siswa dengan pertanyaan, masalah, permainan dan teka teki.

b. Sebagai jawaban atas rangsangan yang diterimanya, siswa menentukan prosedur

mencari dan mengumpulkan informasi atau data yang digunakan untuk memecahkan

pertanyaan, pernyataan dan masalah.

c. Siswa menghayati pengetahuan yang diperolehnya dengan inkuiri yang baru

dilaksanakan.

d. Siswa menganalisis metode inkuiri dan prosedur yang ditemukan untuk dijadikan

metode umum yang dapat diterapkannya ke situasi lain.

8. Metode Permainan

Permainan matematika adalah suatu kegiatan yang menggembirakan yang dapat

menunjang tercapainya tujuan instruksional pengamatan matematika. Tujuannya dapat

menyangkut aspek kognitif, psikomotorik, atau afektif. Permainan matematika dapat

meningkatkan kemampuan, penanaman konsep, pemahaman dan pemantapannya,

meningkatkan kemampuna menemukan dan memecahakn masalah. Metode permainan

memerlukan perumusan tujuan instruksional yang jelas, penilaian topik atau subtopik,

perincian kegiatan belajar mengajar.

Kelemahan metode permainan:

a. Tidak semua topik dapat disajikan melalui permainan

b. Memerlukan banyak waktu

c. Penentuan kalah menang dapat berdampak negatif

d. Mengganggu ketenangan belajar di kelas lain

9. Metode Pemberian Tugas

Page 25: Model pembelajaran matematika

Metode ini mensyaratkan adanya pemberian tugas dan adanya pertanggungjawaban dari

murid. Cara guru menilai hasil tugas tertulis kadang-kadang menimbulkan kesukaran.

Maksud pemberian tugas soal-soal pekerjaan rumah adalah agar murid terampil

menyelesaikan soal, lebih memahami, dan mendalami pelajran yang diberikan di

sekolah.

Teknik Bertanya dan Memberiakan MotivasiSalah satu persiapan pembelajaran matematika adalah menentukan tujuan dan ujung

kegiatan intinya adalah mengukur apa yang telah dipelajari oleh siswa melalui kegiatan

penilaian. Hal yang tidak kalah pentingnya dalam persiapan atau perencanaan kegiatan

pembelajran matematika adalah menentukan strategi pemberian motivasi kepada siswa

untuk belajar

1. Taksonomi Bloom

Tujuan penyajian taksonomi Bloom ke dalam bentuk klasifikasi hierarki dimaksudkan

untuk mengategorisasi hasil perubahan kognisi pada diri siswa sebagai hasil sebuah

pembelajaran. Taksonomi Bloom yang dimaksud adalah:

a. Pengetahuan (Knowledge/C1), menekankan pada proses mental dalam mengingat dan

mengungkapkan kembali informasi-informasi yang telah siswa peroleh secar tepat

sesuaia dengan apa yang telah mereka peroleh sebelumnya.

b. Pemahaman (Comprehension/C2), adalh tingkatan yang paling rendah dalam aspek

kognisi yang berhubungan dengan penguasaan atau mengerti tentang sesuatu.

c. Penerapan (Application/C3), adalah kemampuan kognisi yang mengharapkan siswa

mampu mendemonstrasikan pemahaman mereka berkenaan dengan sebuah abstraksi

matematika melalui penggunaannya secara tepat ketika mereka diminta untuk itu.

d. Analisis (Analysis/C4), adalah kemampuan untuk memilih sebuah informasi ke dalam

komponen-komponen sedemikian hingga hierarki dan keterkaitan antar idea dalam

informasi tersebut menjadi tampak dan jelas.

e. Sintesis (Synthesis/C5), adalah kemampuan untuk mengombinasikan elemen-elemen

untuk membentuk sebuah struketur yang unik atau sistem

f. Evaluasi (Evaluation/C6) adalah kegiatan membuat penilaian (judgment) berkenaan

denagn nilai sebuah idea, kreasi, cara atau metode.

2. Strategi Mengajukan Pertanyaan

Page 26: Model pembelajaran matematika

Seandainya mamapu, guru dapat:

- Mengembangkan pertanyaan yang baik, benar, dan relevan.

- Melibatkan semua siswa dalam kegiatan bertanya dan menjawab pertanyaan.

- Mengondisikan serta mendorong diskusi kelas, strategi mengajukan pertanyaan dapat

menjadi prosedur yang potensial untuk kegiatan tinjau-ulang materi-materi matematika

yang telah disampaikan.

3. Tipe-tipe Pertanyaan

Tipe-tipe pertanyaan yang dapat digunakan dalam pembelajaran matematika antara lain

pertanyaan yang berkenaan dengan pengetahuan, pamahaman, penerapan, analisis,

sintesis, evaluasi tentang fakta, keterampilan, konsep, dan prinsip.

4. Mengembangkan Strategi Bertanya yang Efektif

Dalam sebuah pembelajaran, partanyaan yang ditujukan bagi siswa hendaknya

memperhatikan tingkat kesukaran pertanyaan tersebut. Karena kemampuan, pemahaman,

dan pengetahuan siswa tidak sama, maka dominasi siswa yang berkemampuan lebih

harus dihindari. Strategi pemberian pertanyaan dalam pembelajaran metematika akan

meningkatkan kualitas pembelajaran dan hasil belajar selama diberikan secara efektif

dan efisien.

5. Mendiagnosis dan Memberikan Motivasi Belajar

Masalah rendahnya motivasi belajar siswa dapat diakibatkan oleh beberapa hal:

- Kegagalan berulang ynag dialami oleh siswa dalem melakukan aktivitas-aktivitas yang

berkaitan dengan matematika

- Pengalaman-pengalaman yang dialami oleh siswa sebelumnya yang berhubungan

dengan ketidaknyamanan dalm belajar metematika.

- Ketidakserasian dalam berinteraksi amtara siswa dengan siswa lainnya atau antara siswa

dengan guru

- Kekeliruan siswa memakai dalm memaknai dan memahami nilai-nilai yang terkandung

dalam matematika.

Agar siswa lebih termotivasi, hendaknya guru:

- Memperlihatkan betapa bermanfaatnya matematika bagi kehidupan melalui contoh-

contoh penerapan matematika yang relevan dengan dunia keseharian siswa

Page 27: Model pembelajaran matematika

- Menggunakan teknik, metode dan pendekatan pembelajaran matematika yang tepat

sesuai dengan karakteristik topik yang disajikan

- Memanfaatkan teknik, metode, dan pendekatan yang bervariasi dalam pembelajaran

matematika agar tidak monoton.

Page 28: Model pembelajaran matematika

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan di atas dapat disimpulkan

1. Model pembelajaran matematika terdiri dari pembelajaran klasik, individu, cooperative

learning dan pengajaran teman sebaya. Model merupakan bungkus dari penerapan

pendekatan, strategi, metode dan teknik pembelajaran.

2. Jenis strategi pembelajaran matematika adalah pembelajaran langsung, diskusi, kooperatif

dan problem solving.

3. Pendekatan pembelajaran matematika terdiri dari pendekatan konstruktivis, pemecahan

masalah matematiak, open-ended, pendekatan realistik

4. Metode dan pembelajaran matematika antara lain adalah ceramah, ekspositori, inkuiri,

penemuan, permainan, demonstrasi, pemberian tugas, drill dan latihan.

B. Saran

Dari kesimpulan di atas, kami memberikan saran:

1. Sebagai calon guru, kita harus menggunakan model, strategi, pendekatan, metode, dan

teknik dalam pembelajaran matematika yang efektif dan efisien agar siswa dapat

menerima pelajaran matematika dengan mudah.

2. Sebagai calon guru, kita harus menentukan model pembelajaran matematika yang tepat

dengan materi pada kurikulum yang sedang digunakan.

Page 29: Model pembelajaran matematika

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN................................................................................................................1A. Latar Belakang..................................................................................................................1

B. Tujuan...............................................................................................................................1

C. Ruang Lingkup..................................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN.................................................................................................................2A. Model Pembelajaran Matematika.....................................................................................2

B. Strategi Pembelajaran Matematika...................................................................................7

C. Pendekatan Pembelajaran Matematika...........................................................................13

D. Metode dan Teknik Pembelajaran Matematika..............................................................20

BAB III PENUTUP.......................................................................................................................28A. Kesimpulan.....................................................................................................................28

B. Saran................................................................................................................................28

Page 30: Model pembelajaran matematika

DAFTAR PUSTAKA

Suherman, Erman, dkk. 2001. Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer. Bandung:

Universitas Pendidikan Bandung

Supriawan, Dedi dan A. Benyamin Surasega, 1990. Strategi Belajar Mengajar (Diktat Kuliah).

Bandung: FPTK-IKIP Bandung.

Pembelajaran. http://alumni.smadangawi.net/2009/06/28/pengertian-pendekatan-strategi-

metode-teknik-taktik-dan-model-pembelajaran/. Diakses 10 September 2009.