Model Pembelajaran Kooperatif  · Web viewPembelajaran membutuhkan model pembelajaran interaktif...

44
MAKALAH PEMBELAJARAN MATEMATIKA INTERAKTIF ModelPembelajaran Explicit Intruction, ModelPembelajaran Kooperatif Terpadu Membaca dan Menulis (Cooperative Integrated Reading And Composition), dan ModelPembelajaran Inside Ouside Circle. Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pembelajaran Matematika Interaktif Dosen Pengampu: Kintoko, M.Pd Disusun Oleh: V A4 Kelompok 6 1. Nina Octaviani Nugraheni 14144100115 2. Eni Zuhroini 14144100119 3. Siam Tri Khasanan 14144100122 4. Ernawati 14144100125 5. Rina Andriyani 14144100140 iii

Transcript of Model Pembelajaran Kooperatif  · Web viewPembelajaran membutuhkan model pembelajaran interaktif...

Page 1: Model Pembelajaran Kooperatif  · Web viewPembelajaran membutuhkan model pembelajaran interaktif karena model dan media pembelajaran merupakan satu kesatuan yang saling . …

MAKALAH PEMBELAJARAN MATEMATIKA INTERAKTIF

ModelPembelajaran Explicit Intruction, ModelPembelajaran Kooperatif Terpadu

Membaca dan Menulis (Cooperative Integrated Reading And Composition), dan

ModelPembelajaran Inside Ouside Circle.

Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pembelajaran Matematika Interaktif

Dosen Pengampu: Kintoko, M.Pd

Disusun Oleh:

V A4

Kelompok 6

1. Nina Octaviani Nugraheni 14144100115

2. Eni Zuhroini 14144100119

3. Siam Tri Khasanan 14144100122

4. Ernawati 14144100125

5. Rina Andriyani 14144100140

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PGRI YOGYAKARTA

2016

iii

Page 2: Model Pembelajaran Kooperatif  · Web viewPembelajaran membutuhkan model pembelajaran interaktif karena model dan media pembelajaran merupakan satu kesatuan yang saling . …

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas

limpahan Rahmat dan karunia-Nya, sehingga makalah Pembelajaran Matematika

Interaktif ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya. Dengan terselesaikannya

makalah ini, kami mengucapkan segenap terima kasih kepada :

1. Bapak Kintoko, M.Pd selaku dosen mata kuliah Pembelajaran Matematika

Interaktif, yang telah membimbing sehingga makalah ini dapat

terselesaikan dengan baik.

2. Teman-teman yang telah berdiskusi, bekerjasama, dan memberikan

motivasi sehingga makalah ini dapat terselesaikan.

Makalah ini disusun guna melengkapai tugas kegiatan belajar-mengajar

dalam mata Pembelajaran Matematika Interaktif. Penulisan makalah ini

merupakan kajian singkat tentang model pembelajaran explicit intruction, model

pembelajaran kooperatif terpadu membaca dan menulis (cooperative integrated

reading and composition), dan model pembelajaran inside ouside circle. Secara

singkat, makalah ini menjabarkan definisi, tujuan, kelebihan, dan kekurangan dari

model pembelajaran tersebut.

Kami menyadari, bawah penyusunan makalah ini masih jauh dari

sempurna. Maka dari itu, kami mengharap kritik maupun saran yang bersifat

membangun dan memperbaiki makalah yang mungkin akan ditulis untuk kegiatan

lainnya nanti. Semoga makalah ini bermanfaat dalam perkembangan ilmu

pengetahuan serta bermanfaat bagi pembacanya.

Yogyakarta, 08 Oktober 2016

iv

Page 3: Model Pembelajaran Kooperatif  · Web viewPembelajaran membutuhkan model pembelajaran interaktif karena model dan media pembelajaran merupakan satu kesatuan yang saling . …

DAFTAR ISI

Halaman Sampul............................................................................................... i

Halaman Judul.................................................................................................. ii

Kata Pengantar.................................................................................................. iii

Daftar Isi........................................................................................................... iv

BAB I PENDAHULUAN .......................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah.............................................................. 1

B. Rumusan Masalah....................................................................... 2

C. Tujuan Penulisan......................................................................... 2

D. Manfaat Penulisan....................................................................... 3

BAB II PEMBAHASAN.............................................................................. 4

A. Model Pembelajaran Explicit Instruction.................................... 5

1. Ciri-Ciri Model Pembelajaran Explicit Instruction.............. 5

2. Tujuan Model Pembelajaran Explicit Instruction................ 5

3. Langkah-Langkah (Sintaks) Model Pembelajaran Explicit

Instruction.……………………………………………………………………………………... 6

4. Kelebihan dan Kelemahan Model Pembelajaran Explicit

Instruction.…………………………………………………………………………………….. 8

B. Model Pembelajaran Kooperatif Inside outside Circle (IOC)..... 10

1. Tujuan Model Pembelajaran Kooperatif Inside outside

Circle.…………………………………………………………………………………….………... 10

2. Panduan Pengelompokan Model Pembelajaran Kooperatif

Inside outside Circle (IOC)

v

Page 4: Model Pembelajaran Kooperatif  · Web viewPembelajaran membutuhkan model pembelajaran interaktif karena model dan media pembelajaran merupakan satu kesatuan yang saling . …

……………………………………… ………………

11

3. Langkah-Langkah Model Pembelajaran Kooperatif Inside

outside Circle (IOC) ……………………..……………………..……………………… 12

4. Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran

Kooperatif Inside outside Circle (IOC)

……………………..…………… 13

C. Model Pembelajaran Kooperatif CIRC)…………………….…………………….. 14

1. Unsur-Unsur Model Pembelajaran Kooperatif CIRC….……….. 15

2. Komponen Model Pembelajaran CIRC………..……..……..……….…… 17

3. Tujuan Model Pembelajaran CIRC.…………………………………………… 18

4. Langkah-Langkah Model Pembelajaran

CIRC…………………….... 18

5. Kelebiham dan Kelemahan Model Pembelajaran CIRC……… . 20

BAB III PENUTUP ……….…..................................................................... 21

A. Kesimpulan……………………..……………………..……………………..………………………….....................21

B. Saran……………………..……………………..……………………..……………………..………………......22

DAFTAR PUSTAKA…………...................................................................... 23

vi

Page 5: Model Pembelajaran Kooperatif  · Web viewPembelajaran membutuhkan model pembelajaran interaktif karena model dan media pembelajaran merupakan satu kesatuan yang saling . …

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan dalam arti sempit adalah segala kegiatan yang

direncanakan, dengan materi terorganisasi, dilaksanakan secara terjadwal

dalam sistem pengawasan, dan diberikan evaluasi berdasar pada tujuan yang

telah ditentukan. Kegiatan belajar seperti itu dilkasanakan di dalam lembaga

pendidikan sekolah. Dalam dunia pendidikan pasti tidak luput dari

pembelajaran, yakni interaksi dalam proses kegiatan belajar mengajar

(Suhartono. 2009: 84).

Mengajar merupakan proses membuat hasil belajar dapat tercapai

(teaching as making learning possible). Secara kontekstual, dapat

diterjemahkan sebagai beragam upaya yang dilakukan guru dalam

memudahkan pembelajaran untuk dipahami siswa. Untuk itulah, guru perlu

menyusun langkah-langkah sistematis untuk melaksanakan pembelajaran.

Dengan tahapan langkah yang sistematis, guru berharap pembelajaran dapat

dipahami oleh siswa. Dalam hal ini terlihat betapa peran guru menjadi sangat

penting untuk menjadikan pembelajaran menjadi hal yang menyenangkan.

Langkah-langkah yang telah disusun dan diuji keberhasilannnya, akan

menjadi pedoman bagi guru lain. Pedoman inilah yang dikenal sebagai model

pembelajaran, yang memuat tanggung jawab guru dalam merencanakan,

melaksanakan, dan mengevaluasi pembelajaran. Untuk menerapkan model

pembelajaran, tentunya guru harus memiliki pengetahuan karakteristik setiap

model yang ada, dengan menyesuaiakan kondisi siswa, sekolah, dan

keterbatasan sarana prasarana. Keberhasilan guru dalam menyampaikan

materi pembelajaran kepada siswa, sangat tergantung dengan model

pembelajaran yang digunakan. Minimnya penggunaan model pembelajaran

akan berakibat terhadap pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran

yang diberikan oleh guru. Disinilah mengapa pengetahuan model

pembelajaran menjadi penting.

1

Page 6: Model Pembelajaran Kooperatif  · Web viewPembelajaran membutuhkan model pembelajaran interaktif karena model dan media pembelajaran merupakan satu kesatuan yang saling . …

Terdapat berbagai macam model pembelajaran, namun perlu diingat

bahwa tidak ada model pembelajaran yang paling tepat dalam segala situasi

dan kondisi. Model pembelajaran kooperatif (cooperative learning)

merupakan salah satu alternatif model pembelajaran untuk mencapai tujuan

pembelajaran dengan harapan tidak hanya membentuk siswa berprestasi, akan

tetapi juga dapat membantu berkomunikasi dan bekerja sama dengan baik

antar satu dengan lainnya. Sehingga dalam penulisan makalah ini akan dikaji

beberapa macam model pembelajaran interaktif kooperatif yang mungkin bisa

diterapkan dalam pembelajaran di kelas, yaitu model pembelajaran explicit

instruction, kooperatif inside outside circle (IOC), dan kooperatif terpadu

membaca dan menulis (cooperative integrated reading and composition).

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, dapat dirumuskan permasalahan

sebagai berikut:

1. Apa yang dimaksud dengan pembelajaran kooperatif ?

2. Apa yang dimaksud dengan model pembelajaran explicit instruction ?

3. Apa saja tujuan, kelebihan, dan kelemahan model pembelajaran explicit

instruction ?

4. Apa yang dimaksud dengan model pembelajaran inside outside circle ?

5. Apa saja tujuan, kelebihan, dan kelemahan model pembelajaran inside

outside circle (IOC) ?

6. Apa yang dimaksud model pembelajaran kooperatif terpadu membaca

dan menulis (cooperative integrated reading and composition) ?

7. Apa saja tujuan, kelebihan, dan kelemahan dari model pembelajaran

kooperatif terpadu membaca dan menulis (cooperative integrated

reading and composition) ?

C. Tujuan Penulisan

Berdasarkan rumusan masalah di atas, dapat diambil tujuan penulisan,

sebagai berikut:

1. Mengetahui yang dimaksud dengan model pembelajaran kooperatif.

2. Mengetahui yang dimaksud model pembelajaran explicit instruction.

2

Page 7: Model Pembelajaran Kooperatif  · Web viewPembelajaran membutuhkan model pembelajaran interaktif karena model dan media pembelajaran merupakan satu kesatuan yang saling . …

3. Mengetahui tujuan, kelebihan, dan kelemahan model pembelajaran

explicit instruction.

4. Mengetahui yang dimaksud model pembelajaran inside outside circle

(IOC).

5. Mengetahui tujuan, kelebihan, dan kelemahan model pembelajaran inside

outside circle (IOC).

6. Mengetahui yang dimaksud model pembelajaran kooperatif terpadu

membaca dan menulis (cooperative integrated reading and composition)

7. Mengetahui tujuan, kelebihan, dan kelemahan model pembelajaran

kooperatif terpadu membaca dan menulis (cooperative integrated

reading and composition).

D. Manfaat Penulisan

Penulisan ini diharapkan dapat memberikan manfaat teoritis maupun

manfaat praktis antara lain sebagai berikut:

1. Manfaat Toeritis

Secara teoritis penelitian ini diharapkan dapat memberi khasanah,

menambah literatur tentang model pembelajaran, dan meningkatkan

kualitas pembelajaran, terutama pembelajaran matematika yang masih

dianggap momok bagi para siswa.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Penulis

Penulisan makalah ini dapat digunakan untuk menambah

wawasan dalam penggunaan menggunakan model pembelajaran

kooperatif (cooperative learning).

b. Bagi Guru

Penulisan ini diharapkan mampu memperbaiki proses belajar

mengajar konvensional yang selama ini masih banyak digunakan

dalam pembelajaran di kelas. Penelitian ini juga diharapkan dapat

menjadi referensi bagi guru untuk memaksimalkan penggunaan

model pembelajaran, terutama model pembelajaran kooperatif

dengan kreatif dalam rangka meningkatkan kualitas belajar.

3

Page 8: Model Pembelajaran Kooperatif  · Web viewPembelajaran membutuhkan model pembelajaran interaktif karena model dan media pembelajaran merupakan satu kesatuan yang saling . …

BAB II

PEMBAHASAN

Arends dalam Trianto (2010: 51) mengemukakan bahwa model pembelajaran

adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang digunakan sebagai pedoman dalam

merencanakan pembelajaran di kelas. Model pembelajaran mengacu pada

pendekatan pembelajaran yang akan digunakan, termasuk didalamnya tujuan-

tujuan pengajaran, tahap-tahap dalam kegiatan pembelajaran, lingkungan

pembelajaran, dan pengelolaan kelas.

Pembelajaran kooperatif merupakan salah satu model pemelajaran yang

ada. Warsono dan Hariyanto (2012: 161) mengemukakan bahwa pembelajaran

kooperatif adalah model pembelajaran yang melibatkan sejumlah kelompok kecil

siswa yang bekerja sama dan belajar bersama dengan saling membantu secara

interaktif untuk mencapai tujuan pembelajaran yang dirumuskan. Sedangkan

Suyatno (2009: 51) mengemukakan bahwa pembelajaran kooperatif merupakan

kegiatan pembelajaran yang menekankan belajar dalam kelompok heterogen

saling membantu satu sama lain, bekerjasama menyelesaikan masalah, dan

menyatukan pendapat untuk memperoleh keberhasilan yang optimal baik

kelompok maupun individual. Johnson & Johnson dalam Trianto (2009: 57)

menyatakan bahwa tujuan pokok pembelajaran kooperatif adalah

memaksimalkan belajar siswa untuk peningkatan prestasi akademik dan

pemahaman baik secara individu maupun secara kelompok.

Model dan media pembelajaran merupakan satu kesatuan yang saling

membutuhkan pada proses pembelajaran. Dalam kegiatan tersebut, ketidakjelasan

bahan yang disampaikan dapat dibantu dengan menghadirkan media sebagai

perantara dengan inovasi model pembelajaran yang menyenangkan (Hamiyah dan

Jauhar, 2014: 243). Sehingga pemilihan model pembelajaran dalam bentuk

pembelajaran interaktif dapat memberikan pengaruh positif pada siswa dalam

pemahaman materi yang akan diajarkan. Model pembelajaran interaktif kooperatif

dibagi menjadi beberapa model salah satunya adalah model explicit intruction,

model kooperatif terpadu membaca dan menulis, dan model inside ouside circle.

4

Page 9: Model Pembelajaran Kooperatif  · Web viewPembelajaran membutuhkan model pembelajaran interaktif karena model dan media pembelajaran merupakan satu kesatuan yang saling . …

A. Model Pembelajaran Explicit Instruction

Arends dalam Trianto (2009: 41) menjelaskan bahwa model explicit

intruction disebut juga dengan direct instruction (pengajaran langsung) yang

merupakan salah satu pendekatan mengajar yang dirancang khusus untuk

menunjang proses belajar siswa yang berkaitan dengan pengetahuan

deklaratif dan pengetahuan prosedural yang terstruktur dengan baik yang

dapat diajarkan dengan pola kegiatan yang bertahap, selangkah demi

selangkah. Sedangkan Archer dan Hughes dalam Huda (2013: 186),

mengemukakan bahwa strategi explicit instruction adalah salah satu

pendekatan mengajar yang dirancang khusus untuk menunjang proses

belajar siswa. Strategi ini berkaitan dengan pengetahuan deklaratif dan

pengetahuan prosedural yang terstruktur dan dapat diajarkan dengan pola

kegiatan yang bertahap, selangkah demi selangkah. Strategi ini sering

dikenal dengan model pengajaran langsung.

1. Ciri-Ciri Model Pembelajaran Explicit Intruction

Kardi & Nur dalam Trianto (2009: 41-42) mengemukakan bahwa

ada beberapa ciri-ciri model explicit intruction (pengajaran langsung),

yaitu sebagai berikut:

a. Adanya tujuan pembelajaran dan pengaruh model pada siswa

termasuk prosedur penilaian belajar.

b. Sintaks atau pola keseluruhan dan alur kegiatan pembelajaran.

c. Sistem pengelolaan dan lingkungan belajar yang diperlukan agar

kegiatan pembelajaran tertentu dapat berlangsung dengan berhasil.

Explicit instruction (pengajaran langsung) harus memenuhi

persyaratan berikut ini, yaitu:

a. Ada alat yang akan didemonstrasikan.

b. Harus mengikuti tingkah laku mengajar (sintaks).

2. Tujuan Model Pembelajaran Explicit Intruction

5

Page 10: Model Pembelajaran Kooperatif  · Web viewPembelajaran membutuhkan model pembelajaran interaktif karena model dan media pembelajaran merupakan satu kesatuan yang saling . …

Arends dalam Trianto (2009: 41) mengemukakan bahwa model

pembelajaran explicit intruction ditujukan untuk membantu siswa

mempelajari keterampilan dasar dan memperoleh infomasi yang dapat

diajarkan selangkah demi selangkah. Sedangkan menurut Kardi dalam

Trianto (2009: 43), model pembelajaran explicit intruction digunakan

untuk menyampaikan pelajaran yang ditransformasikan langsung oleh

guru kepada siswa. Terkait hal tersebut, dalam penerapannya

penyusunan waktu yang digunakan untuk mencapai tujuan

pembelajaran harus seefisien mungkin, sehingga guru dapat merancang

dengan tepat, waktu yang digunakan.

3. Langkah-Langkah (Sintaks)Model Pembelajaran Explicit Instruction

Kardi & Nur dalam Trianto (2009: 43) mengemukakan langkah-

langkah (sintaks) explicit instruction disajikan dalam lima tahap berikut:

Fase Peran Guru

Fase 1:Menyampaikan tujuan dan mempersiapkan siswa.

Guru menjelaskan informasi latar belakang, pentingnya pembelajaran, dan mempersiapkan siswa untuk belajar.

Fase 2:Mendemontrasikan pengetahuan serta keterampilan.

Guru mendemontrasikan keterampilan dengan benar, atau menyajikan informasi tahap demi tahap.

Fase 3:Membimbing pelatihan.

Guru merencanakan dan memberi bimbingan pelatihan awal.

Fase 4:Mengecek pemahaman dan memberikan umpan balik.

Gury mengecek apakah siswa telah berhasil melakukan tugas dengan baik dan memberi umpan balik

Fase 5:Memberikan kesempatan untuk pelatihan lanjutan dan penerapan.

Guru mempersiapkan kesempatan melakukan pelatihan lanjutan, dengan penerapan kapada situasi lebih kompleks dan kehidupan sehari-hari.

Penjelasan langkah-langkah dalam model pembelajaran explicit

intruction pada tabel di atas adalah sebagai berikut:

6

Page 11: Model Pembelajaran Kooperatif  · Web viewPembelajaran membutuhkan model pembelajaran interaktif karena model dan media pembelajaran merupakan satu kesatuan yang saling . …

a. Fase 1 menyampaikan tujuan dan mempersiapkan siswa, meliputi:

1) Guru memberikan tujuan langkah awal untuk menarik dan

memusatkan perhatian siswa, serta memotivasi mereka untuk

berperan serta dalam pembelajaran tersebut.

2) Penyampaian tujuan kepada siswa dapat dilakukan oleh guru

melalui rangkuman rencana pembelajaran.

3) Kegiatan ini bertujuan menarik perhatian, memusatkan

perhatian pada pokok pembicaraan, dan mengingatkan kembali

pada hasil belajar yang telah dimiliki oleh siswa, yang relevan

dengan pokok pembicaraan yang akan dipelajari.

b. Fase 2 yaitu mendemontrasikan pengetahuan serta keterampilan.

Pada fase 2 ini meliputi:

1) Mempresentasikan informasi sejelas mungkin dan mengikuti

langkah-langkah demonstrasi yang efektif.

2) Kemampuan guru untuk memberikan informasi yang jelas dan

spesifik kepada siswa mempunyai dampak yang positif

terhadap proses belajar siswa.

3) Pengajaran langsung berperan teguh pada asumsi, bahwa

sebagaian besar yang dipelajari (hasil belajar) berasal dari

mengamati orang lain.

4) Untuk menjamin agar siswa akan mengamati tingkah laku yang

benar dan bukan sebaliknya, guru harus benar-benar

memperhatikan apa yang terjadi pada setiap tahap demontrasi.

c. Fase 3 yaitu pelatihan, yang meliputi:

1) Agar guru dapat mendemonstrasikan sesuatu dengan benar

diperlukan latihan yang intensif, dan memperhatikan aspek-

aspek penting dari keterampilan atau konsep yang

didemonstrasikan.

7

Page 12: Model Pembelajaran Kooperatif  · Web viewPembelajaran membutuhkan model pembelajaran interaktif karena model dan media pembelajaran merupakan satu kesatuan yang saling . …

2) Memberikan latihan terbimbing, dalam hal ini ada beberapa hal

yang perlu diperhatikan oleh guru dalam menerapkan dan

melakukan pelatihan, yaitu sebagai berikut:

a) Menugasi siswa melakukan latihan singkat dan bermakna.

b) Memberikan pelatihan pada siswa sampai benar-benar

mengusai konsep/keterampilan yang dipelajari.

c) Hati-hati terhadap latihan yang berkelanjutan, pelatihan

yang dilakukan terus-menerus dalam waktu yang lama

dapat menimbulkan kejenuhan pada siswa.

d) Memperhatikan tahap-tahap awal pelatihan, yang mungkin

saja siswa melakukan keterampilan yang kurang benar atau

bahkan salah tanpa disadari.

d. Fase 4 yaitu mengecek pemahaman dan memberikan umpan balik.

Tahap ini disebut juga dengan tahap resitasi, yaitu guru

memberikan beberapa pertanyaan secara lisan atau tertulis kepada

siswa dan guru memberikan respon terhadap jawaban siswa. Guru

dapat menggunakan berbagai cara untuk memberikan umpan balik,

misal umpan balik secara lisan, tes, dan komentar tertulis.

e. Fase 5 yaitu memberikan kesempatan untuk pelatihan lanjutan dan

penerapanyang dilakukan dengan memberikan kesempatan latihan

mandiri kepada siswa yang dapat dikerjakan di rumah atau di luar

jam pelajaran. Dalam melakukan hal ini yang perlu diperhatikan

oleh guru dalam memberikan tugas mandiri, yaitu:

1) Tugas rumah yang diberikan bukan merupakan kelanjutan dari

proses pembelajaran, tetapi merupakan kelanjutan pelatihan

untuk pembelajaran berikutnya.

2) Guru seyogyanya menginformasikan kepada orang tua siswa

mengenai tingkat keterlibatan siswa.

8

Page 13: Model Pembelajaran Kooperatif  · Web viewPembelajaran membutuhkan model pembelajaran interaktif karena model dan media pembelajaran merupakan satu kesatuan yang saling . …

3) Guru harus memberikan umpan balik tentang hasil tugas yang

diberikan kepada siswa dirumah.

4. Kelebihan dan Kelemahan Model Pembelajaran Explicit Intruction

a. Kelebihan model pembelajarn explicit intruction

1) Guru bisa mengendalikan isi materi dan urutan informasi yang

diterima oleh siswa sehingga guru dapat mempertahankan

fokus apa yang harus dicapai oleh siswa.

2) Dapat diterapkan secara efektif dalam kelas besar maupun kecil

3) Dapat digunakan untuk menekankan poin-poin penting atau

kesulitan-kesuliatan yang mungkin dihadapi siswa sehingga hal-

hal tersebut dapat diungkapkan.

4) Dapat menjadi cara yang efektif untuk mengajarkan informasi

dan pengetahuan faktual yang sangat terstruktur.

5) Merupakan cara yang paling efektif untuk mengajarkan konsep

dan keterampilan-keterampilan yang eksplisit kepada siswa

yang berprestasi rendah.

6) Dapat menjadi cara untuk menyampaikan informasi yang

banyak dalam waktu yang relatif singkat dan dapat diakses

secara setara oleh seluruh siswa.

7) Memungkinkan guru untuk menyampaikan ketertarikan pribadi

menganai mata pelajaran (melalui presentasi yang antusias)

yang dapat merangsang ketertarikan dan antusiasme siswa

(Huda, 2013: 187-188).

b. Kekurangan Model Pembelajaran Explicit Intruction

1) Terlalu bersandar pada kemampuan siswa untuk

mengasimilasikan informasi melalui kegiatan mendengarkan,

mengamati, dan mencatat.

2) Tidak semua siswa memiliki keterampilan, sehingga guru masih

harus mengajarkannya kepada siswa.

9

Page 14: Model Pembelajaran Kooperatif  · Web viewPembelajaran membutuhkan model pembelajaran interaktif karena model dan media pembelajaran merupakan satu kesatuan yang saling . …

3) Kesulitan untuk mengatasi perbedaan dalam hal kemampuan,

pengetahuan awal, tingkat pembelajaran dan pemahaman,

gaya belajar, atau ketertarikan siswa.

4) Kesulitan siswa untuk mengembangkan keterampilan sosial dan

interpersonal yang baik.

5) Kesuksesan strategi ini hanya bergantung pada penilaian dan

antusiasme guru di kelas.

6) Adanya berbagi hasil penelitian yang menyebutkan bahwa

tingkat struktur dan kendali guru yang tinggi dalam kegiatan

pembelajaran, yang menjadi karakteristik model pembelajaran

explicit instruction, dapat berdampak negatif terhadap

kemampuan penyelesaian masalah, kemandirian, dan

keingintahuan siswa (Huda, 2013: 188-189).

B. Model Pembelajaran Kooperatif Inside outside Circle (IOC)

Lie (2008: 65) mengemukakan bahwa Pembelajaran dengan model

pembelajaran Kooperatif tipe inside outside circle (IOC), siswa saling

membagi informasi pada saat bersamaan, dengan pasangan yang berbeda

secara teratur. Dalam proses diskusi, pertama kali dilakukan oleh dua orang

secara berpasangan (pasangan asal) dalam suatu lingkaran dalam dan

lingkaran luar. Siswa yang telah berpasangan tersebut saling berbagi

informasi dari materi yang dipelajari, kemudian setelah selesai membagikan

informasi, siswa akan berputar dan menemukan pasangan yang baru untuk

membagikan informasi dengan pasangan yang baru tersebut. Pembelajaran ini

lebih leluasa dilaksanakan di luar kelas. Karena antusias siswa ketika belajar

di luar ruangan cukup tinggi, hendaknya guru memberikan perhatian ekstra

kepada siswa. Penerapan model ini sangat efektif digunakan karena adanya

struktur yang jelas dan memungkinkan siswa untuk berbagi informasi dengan

pasangannya yang jelas berbeda dan teratur sehingga melatih kemampuan

siswa untuk berkomunikasi mengenai pemahaman materi yang dipelajarinya.

10

Page 15: Model Pembelajaran Kooperatif  · Web viewPembelajaran membutuhkan model pembelajaran interaktif karena model dan media pembelajaran merupakan satu kesatuan yang saling . …

Model pembelajaran inside-outside circle (lingkaran besar-lingkaran

kecil) yang dikembangkan oleh Spencer Kagan ini mengajarkan kemampuan

beradaptasi secara cepat dan cermat pada setiap pasangan yang berbeda, yaitu

siswa saling bertukar informasi pada saat yang bersamaan, dengan pasangan

yang berbeda dengan singkat dan teratur (Maufur, 2009: 101). Model

pembelajaran inside-outside circle termasuk dalam pembelajaran kooperatif

karena mengajarkan kepada siswa ketrampilan bekerjasama dan kolaborasi

secara berkelompok. Model ini memberikan peluang kepada anak agar dapat

bekerjasama dalam memahami serta menyelesaikan suatu permasalahan.

1. Tujuan Model Pembelajaran Inside-Outside Circle

Tujuan model pembelajaran inside outside circle adalah untuk

mewujudkan tujuan pengajaran koperatif (cooperative learning) yaitu:

a. Usaha untuk meningkatkan partisipasi siswa.

b. Menfasilitasi siswa dengan pengalaman sikap kepemimpinan dan

membuat keputusan dalam kelompok.

c. Memberikan kesempatan pada siswa untuk berinteraksi dan belajar

bersama antar siswa yang berbeda latarbelakang.

2. Panduan Pengelompokan Model Pembelajaran Inside-Outside Circle

Lie (2008: 65) memberikan panduan pengelompokan dengan

berbagai varian macam anggota, yaitu:

a. Kelompok berpasangan

1) Kelebihan daripada kelompok berpasangan ini adalah

meningkatkan partisipasi siswa, cocok untuk tugas sederhana,

lebih banyak kesempatan untuk kontribusi masing-masing

anggota kelompok, interaksi lebih mudah, dan lebih mudah dan

cepat membentuknya.

2) Kekurangan daripada kelompok berpasangan ini adalah banyak

kelompok yang melapor dan perlu dimonitor, lebih sedikit ide

yang muncul, dan jika ada perselisihan sulit ada penengah.

b. Kelompok bertiga

11

Page 16: Model Pembelajaran Kooperatif  · Web viewPembelajaran membutuhkan model pembelajaran interaktif karena model dan media pembelajaran merupakan satu kesatuan yang saling . …

1) Kelebihan pada kelompok bertiga ini adalah jumlah ganjil yang

artinya ada penengah, lebih banyak kesempatan untuk kontribusi

masing-masing anggota kelompok, dan interaksi lebih mudah.

2) Kekurangan pada kelompok bertiga ini adalah banyak kelompok

yang akan melapor dan dimonitor dan lebih sedikit ide yang

muncul.

c. Kelompok berempat

1) Kelebihan dari kelompok berempat ini adalah mudah dipecah

menjadi berpasangan, lebih banyak ide muncul, lebih banyak

tugas yang bisa dilakukan, dan guru mudah memonitor.

2) Kekurangan dari kelompok berempat ini adalah membutuhkan

lebih banyak waktu, membutuhkan sosialisasi yang lebih baik,

jumlah genap bisa menyulitikan pengambilan suara, kurang

kesempatan untuk kontribusi individu, dan siswa mudah

melepaskan diri dari keterlibatan dan tidak memperhatikan.

d. Kelompok berlima

1) Kelebihan dari kelompok berlima ini adalah jumlah ganjil

memudahkan proses pengambilan suara, lebih banyak ide

muncul, lebih banyak tugas yang bisa dilakukan, dan guru

mudah memonitor kontribusi.

2) Kekurangan dari kelompok berlima ini adalah membutuhkan

lebih banyak waktu, membutuhkan sosialisasi yang lebih baik,

siswa mudah melepaskan diri dari keterlibatan dan tidak

memperhatikan, dan kurang kesempatan untuk individu.

3. Langkah-Langkah Model Pembelajaran Inside Outside Circle

Setelah memilih pola pengelompokan, langkah selanjutnya adalah

melaksanakan langkah-langkah model pembelajaran, yaitu:

a. Langkah pertama, yaitu separuh kelas berdiri membentuk lingkaran

kecil dan menghadap keluar.

12

Page 17: Model Pembelajaran Kooperatif  · Web viewPembelajaran membutuhkan model pembelajaran interaktif karena model dan media pembelajaran merupakan satu kesatuan yang saling . …

b. Langkah kedua, separuh kelas lainnya membentuk lingkaran di luar

lingkaran pertama dan menghadap ke dalam.

c. Langkah ketiga, yaitu jika kelas terlalu besar, maka kelas dapat

dibagi menjadi dua kelompok, dimana tiap-tiap kelompok terdiri dari

dua kelompok lingkaran yang menghadap keluar dan kedalam.

Dengan demikian, antara anggota lingkaran dalam dan luar saling

berpasangan dan berhadap-hadapan.

d. Langkah ke empat, yaitu tiap pasangan yang berhadapan diberi tugas

untuk didiskusikan, yang disebut kelompok pasangan asal.

e. Langkah kelima, yaitu setelah mereka berdiskusi, anggota lingkaran

dalam diam di tempat, sementara anggota lingkaran luar bergeser

satu/ dua langkah searah jarum jam, hingga terbentuk pasangan baru.

f. Langkah ke enam, yaitu pasangan tersebut wajib membagikan

informasi berdasarkan hasil diskusi dengan pasangan asal.

g. Langkah ke tujuh, yaitu pergeseran dihentikan jika angggota

lingkaran dalam dan luar sebagai pasangan asal bertemu kembali. Di

akhir, guru dapat memberi ulasan maupun mengevaluasi hal-hal

yang telah didiskusikan, serta merumuskan kesimpulan bersama

siswa (Suprijono, 2010: 98).

Lie (2008: 66-67) mengembangkan langkah-langkah model

pembelajaran ini. Dalam pengembangan Anita Lie, siswa dalam kelas

dibagi menjadi dua lingkaran:

a. Lingkaran individu

1) Separuh kelas (atau seperempat jika jumlah siswa terlalu

banyak) berdiri membentuk lingkaran kecil. Mereka berdiri

melingkar dan menghadap keluar.

2) Separuh kelas lainnya membentuk lingkaran di luar lingkaran

yang pertama. Mereka beridiri menghadap ke dalam dan

berpasangan dengan siswa yang berada di lingkaran dalam.

3) Dua siswa yang berpasangan dari lingkaran kecil dan lingkaran

besar berbagi informasi. Siswa yang berada di lingkaran kecil

13

Page 18: Model Pembelajaran Kooperatif  · Web viewPembelajaran membutuhkan model pembelajaran interaktif karena model dan media pembelajaran merupakan satu kesatuan yang saling . …

yang memulai. Pertukaran informasi ini bisa dilakukan oleh

semua pasangan dalam waktu yang bersamaan.

4) Kemudian, siswa yang berada di lingkaran kecil diam di tempat,

sementara siswa yang berada di lingkaran besar bergeser satu

atau dua langkah searah perputaran jarum jam. Dengan cara ini,

masing-masing siswa mendapatkan pasangan baru.

5) Sekarang giliran siswa yang berada di lingkaran besar yang

membagikan informasi. Demikian seterusnya.

b. Lingkaran kelompok

1) Satu kelompok berdiri di lingkaran kecil menghadap ke luar.

Kelompok yang lain berdiri di lingkaran besar.

2) Kelompok berputar seperti prosedur lingkaran individu yang

dijelaskan di atas dan saling berbagi.

4. Kelebihan dan Kekurangan Model Inside-Outside Circle

a. Kelebihan model pembelajaran Inside Outside Circle (IOC)

1) Mendapatkan informasi yang berbeda pada saat bersamaan.

2) Mudah dipecah menjadi berpasanga.

3) Lebih banyak ide muncul.

4) Lebih banyak tugas yang bisa dilakukan.

5) Guru mudah memonitor.

b. Kekurangan model pembelajaran inside outside circle (IOC)

1) Membutuhkan ruang kelas yang besar.

2) Terlalu lama sehingga tidak konsentrasi dan disalahgunakan

untuk bergurau.

3) Kurang kesempatan untuk kontribusi individu.

4) Jumlah genap bisa menyulitkan proses pengambilan suara.

5) Membutuhkan lebih banyak waktu.

D. Model Pembelajaran Kooperatif Terpadu Membaca Dan Menulis

(Cooperative Integrated Reading And Composition-CIRC)

14

Page 19: Model Pembelajaran Kooperatif  · Web viewPembelajaran membutuhkan model pembelajaran interaktif karena model dan media pembelajaran merupakan satu kesatuan yang saling . …

Cooperative Integrated Reading and Compositian (CIRC) adalah model

pembelajaran cooperative learning yang pada mulanya merupakan

pengajaran kooperatif terpadu membaca dan menulis yaitu sebuah program

komprehensif pada pengajaran membaca dan menulis untuk kelas-kelas tinggi

sekolah dasar. Pembelajaran ini pertama kali dikembangkan oleh Steven dan

Slavin. Slavin (2008: 200) menyebutkan “Cooperative Integrated Reading

and Composition (CIRC) adalah sebuah program yang komprehensif untuk

mengajari pelajaran membaca, menulis, dan seni berbahasa di sekolah dasar”.

Model pembelajaran cooperative integrated reading and composition

(circ) merupakan model pembelajaran khusus mata pelajaran Bahasa

Indonesia dalam rangka membaca dan menemukan ide pokok, pokok pikiran,

atau tema sbiah wacana/kliping (Kurniasih, 2013: 67).

Model pembelajaran kooperatif terpadu membaca dan menulis

menurut Steven dan Slavin adalah suatu pembelajaran dengan cara

membentuk kelompok heterogen yang beranggotakan 4 siswa, pada masing-

masing kelompok diberikan wacana atau kliping sehingga akan terjadi proses

diskusi, selanjutnya masing-masing kelompok mempresentasikan hasil

diskusinya serta menarik kesimpulan. Model ini dikategorikan sebagai

pembelajaran terpadu karena setiap siswa bertanggung jawab terhadap tugas

kelompok. Setiap anggota kelompok saling mengeluarkan ide-ide untuk

memahami suatu konsep menyelesaikan tugas sehingga terbentuk

pemahaman dan pengalaman belajar yang lebih lama. Dengan menerapkan

model pembelajaran tersebut, telah diciptakan kegiatan pembelajaran

kooperatif dan komunikatif.

Fokus utama kegiatan cooperative integrated reading and

compositian (CIRC) adalah membuat penggunaan waktu menjadi lebih

efektif. Siswa dikondisikan dalam tim-tim kooperatif yang kemudian

dikoordinasikan dengan pengajaran kelompok membaca, supaya memenuhi

tujuan lain seperti pemahaman membaca, kosa kata, pembacaan pesan, dan

ejaan. Dengan begitu siswa termotivasi untuk saling bekerja sama dalam

15

Page 20: Model Pembelajaran Kooperatif  · Web viewPembelajaran membutuhkan model pembelajaran interaktif karena model dan media pembelajaran merupakan satu kesatuan yang saling . …

sebuah tim (Slavin, 2010: 200). Semua kegiatan mengikuti siklus regular

yang melibatkan presentasi dari guru, latihan tim, latihan tambahan, dan tes.

1. Unsur-Unsur Utama dari Model Pembelajaran CIRC

Slavin (2010: 205) mengemukakan unsur-unsur utama model

pembelajaran CIRC adalah :

a. Kelompok membaca. Pada kelompok membaca, siswa dibagi dalam

kelompok secara heterogen, menurut tingkatan kemampuan siswa.

b. Tim. Siswa dibagi dalam pasangan atau trio, kemudian pasangan-

pasangan itu dibagi kedalam tim yang terdiri dari pasangan atau trio

dua kelompok membaca atau tingkat.

c. Kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan cerita. Pada kegiatan

ini, cerita diperkenalkan dan didiskusikan dalam kelompok membaca

yang diarahkan guru. Guru menentukan tujuan dari membaca,

memperkenalkan kosakata baru, mengulang kosakata lama, dan

mendiskusikan cerita setelah para siswa selesai membaca. Tahapan

kegiatan ketika siswa diberikan cerita adalah:

1) Membaca berpasangan

Siswa membaca cerita dalam hati, kemudian bergantian

membaca cerita dengan keras bersama dengan pasangan dan

bergiliran setiap paragrafnya. Pendengar akan mengkoreksi tiap

kesalahan yang dibuat oleh pembaca. Pada tahap ini guru akan

memberi penilaian untuk kinerja siswa dengan cara berkeliling

dan mendengarkan siswa membaca.

2) Menulis cerita yang bersangkutan dan tata bahasa cerita

Siswa diberikan pertanyaan yang berkaitan dengan cerita

yang menekankan tata bahasa cerita. Setelah mereka sampai

pada akhir cerita, mereka diminta menghentikan bacaan untuk

mengidentifikasikan karakter, masalah, dan latar belakang untuk

memprediksi bagaimana masalah tersebut akan diselesaikan.

3) Mengucapkan kata-kata dengan keras

16

Page 21: Model Pembelajaran Kooperatif  · Web viewPembelajaran membutuhkan model pembelajaran interaktif karena model dan media pembelajaran merupakan satu kesatuan yang saling . …

Siswa diberikan daftar kata-kata baru sulit yang terdapat

dalam cerita. Mereka harus belajar membaca kata-kata ini

dengan benar dengan tujuan agar mereka tidak ragu

mengucapkannya. Siswa mengucapkan daftar kata-kata ini

bersama pasangannya.

4) Makna kata

Siswa diberikan daftar kata-kata dalam cerita yang

tergolong baru dalam kosakata bicara mereka dan diminta untuk

melihat kata-kata itu dalam kamus, kemudian menuliskan

definisinya dan menuliskan kalimat yang memperlihatkan

makna dari kata tersebut.

5) Menceritakan kembali cerita

Setelah membaca cerita dan mendiskusikan dalam

kelompok membaca mereka, siswa merangkum poin utama dari

cerita tersebut untuk pasangannya.

6) Ejaan. Siswa saling menguji daftar ejaan kata-kata dan saling

membantu satu sama lain untuk menguasai daftar tersebut.

d. Pemeriksaan oleh pasangan. Jika semua sudah dilaksanakan,

pasangan mereka memberikan formulir tugas siswa yang

mengindikasikan mereka telah menyelesaikan kriteria terhadap tugas

e. Tes. Siswa diberikan pemahaman terhadap cerita, diminta untuk

menuliskan kalimat-kalimat bermakna untuk tiap kosakata, dan

diminta untuk membacakan daftar kata-kata dengan keras pada guru.

f. Pengajaran langsung dalam memahami bacaan. Siswa mendapatkan

pengajaran langsung dalam kemampuan khusus memahami bacaaan,

seperti mengidentifikasi gagasan utama, memahami hubungan

sederhana, serta membuat kesimpulan.

g. Seni berbahasa dan menulis integrasi. Pada bagian ini penekanannya

adalah pada proses menulis, kemampuan mekanika bahasa yang

diperkenalkan sebagai tambahan khusus terhadap pelajaran menulis.

Pada bagian ini siswa diminta untuk membuat konsep karangan

17

Page 22: Model Pembelajaran Kooperatif  · Web viewPembelajaran membutuhkan model pembelajaran interaktif karena model dan media pembelajaran merupakan satu kesatuan yang saling . …

setelah berkonsultasi dengan teman satu tim dan kepada guru

mengenai gagasan-gagasan mereka, rencana pengaturan, bekerja

sama teman satu tim untuk merevisi isi karangan mereka, kemudian

saling menyunting pekerjaan antara satu dengan yang lainnya

menggunakan formulir penyuntingan yang menekankan pada

kebenaran tata bahasa dan mekanika bahasa. Pada akhirnya, para

siswa akan menerbitkan karangan akhir mereka dalam buku-buku

tim atau kelas.

2. Komponen Model Pembelajaran CIRC

a. Teams, yaitu pembentukan kelompok heterogen.

b. Placement test, misalnya diperoleh dari rata-rata nilai ulangan harian

sebelumnya atau berdasarkan nilai rapor agar guru mengetahui

kelebihan dan kelemahan siswa pada bidang tertentu.

c. Student creative yaitu melaksanakan tugas dalam suatu kelompok

dengan menciptakan situasi dimana keberhasilan individu ditentukan

atau dipengaruhi oleh keberhasilan kelompoknya.

d. Team study yaitu tahapan tindakan belajar yang harus dilaksanakan

oleh kelompok dan guru memberika bantuan kepada kelompok yang

membutuhkannya.

e. Team scorer and team recognition yaitu pemberian skor terhadap

hasil kerja kelompok dan memberikan kriteria penghargaan terhadap

kelompok yang berhasil dan kelompok yang dipandang kurang

berhasil dalam menyelesaikan tugas.

f. Teaching group yaitu guru memberikan materi secara singkat.

g. Facts test yaitu pelaksanaan test atau ulangan berdasarkan fakta yang

diperoleh siswa.

h. Whole-class units yaitu pemberian rangkuman materi oleh guru di

akhir waktu pembelajaran (Ibid, : 205-212).

3. Tujuan Model Pembelajaran CIRC

a. Membaca Lisan

18

Page 23: Model Pembelajaran Kooperatif  · Web viewPembelajaran membutuhkan model pembelajaran interaktif karena model dan media pembelajaran merupakan satu kesatuan yang saling . …

Meningkatankan kesempatan siswa untuk membaca dengan

keras dan menerima umpan balik dari kegiatan membaca, dengan

membuat siswa membaca untuk teman satu timnya.

b. Kemampuan Memahami Bacaan

Penggunaan tim kooperatif utuk membantu siswa

mempelajari kemampuan memahami bacaan yang dapat

diaplikasikan secara luas.

c. Menulis dan Seni Berbahasa

Pengembangan CIRC terhadap pelajaran menulis dan seni

berbahasa adalah untuk merancang, mengimplementasikan, dan

mengevaluasi pendekatan proses menulis pada pelajaran menulis dan

seni berbahasa yang akan banyak memanfaatkan kehadiran teman

satu kelas (Ibid, : 202-204).

4. Langkah-Langkah Model Pembelajaran CIRC

Kurniasih, (2013: 55) mengemukakan langkah-langkah model

pembelajaran Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC)

sebagai berikut:

a. Membentuk kelompok yang anggotanya 4 siswa secara heterogen.

b. Guru memberikan wacana/kliping sesuai dengan topik

pembelajaran.

c. Siswa bekerja sama saling membacakan dan menemukan ide pokok

dan memberi tanggapan terhadap wacana/kliping dan ditulis pada

lembar kertas.

d. Mempresentasikan atau membacakan hasil kelompok.

e. Guru membuat kesimpulan bersama.

f. Penutup.

Sintaks pembelajaran Cooperative Integrated Reading and

Composition (CIRC) adalah sebagai berikut:

Langkah

PembelajaranAktivitas Siswa Aktivitas Guru

19

Page 24: Model Pembelajaran Kooperatif  · Web viewPembelajaran membutuhkan model pembelajaran interaktif karena model dan media pembelajaran merupakan satu kesatuan yang saling . …

Kegiatan Awal

1. Menjawab salam.

2. Menyimak penjelasan dari guru.

1. Mengucapkan salam.2. Presensi.3. Apersepsi menyampaikan

tujuan, manfaat, dan langkah pembelajaran sehingga siswa mengerti apa yang harus mereka lakukan.

i. Kegiatan Inti

1. Membentuk kelompok sesuai petunjuk guru.

2. Menerima cerita yang diberikan oleh guru.

3. Menerima Lembar Kerja Siswa (LKS) kelompok.

4. Meminta bantuan kepada guru apabila mengalami kesulitan.

1. Membentuk kelompok, setiap kelompok terdiri 4-6 siswa.

2. Membagi cerita kepada masing-masing kelompok (waktu membaca ± 10 menit.

3. Membagikan Lembar Kegiatan Siswa (LKS).

4. Memberikan bantuan kepada kelompok yang mengalami kesulitan

ii. Kegiatan Penutup

1. Bersama guru membuat kesimpulan.

2. Bersama guru melakukan refleksi.

3. Menerima dan mengerjakan tugas secara individu (post tes).

4. Menjawab salam.

1. Membuat kesimpulan.

2. Melakukan refleksi.

3. Memberikan tugas secara individu (post tes).

4. Mengucapkan salam penutup.

5. Kelebihan dan Kelemahan Model Pembelajaran CIRC

a. Kelebihan Model Pembelajaran CIRC

Model pembelajaran CIRC memiliki beberapa kelebihan.

Secara khusus, Slavin dalam Suyitno (2005: 6) menyebutkan

kelebihan model pembelajaran CIRC sebagai berikut:

1) Pembelajaran CIRC tepat untuk meningkatkan keterampilan

siswa dalam menyelesaikan soal pemecahan masalah

2) Dominasi guru dalam pembelajaran berkurang.

3) Siswa termotivasi pada hasil secara teliti, karena bekerja secara

berkelompok.

20

Page 25: Model Pembelajaran Kooperatif  · Web viewPembelajaran membutuhkan model pembelajaran interaktif karena model dan media pembelajaran merupakan satu kesatuan yang saling . …

4) Siwa dapat memahami maksud dari soal dan saling mengecek

kebenaran pekerjaannya.

5) Membantu siswa yang lemah dalam berfikir.

6) Meningkatkan hasil belajar khususnya dalam menyelesaikan

soal yang berbentuk pemecahan masalah.

b. Kelemahan Model Pembelajaran CIRC

Kelemahan model pembelajaran CIRC adalah apabila guru

sedang mengajarkan satu kelompok membaca, keadaan kelas

menjadi tidak kondusif. Sehingga siswa lain di dalam kelas tersebut

harus diberikan kegiatan yang dapat mereka selesaikan dengan

sedikit pengarahan dari guru.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Pembelajaran kooperatif dapat diartikan sebagai model pembelajaran yang

melibatkan sejumlah kelompok kecil siswa yang bekerja sama dan belajar

bersama dengan saling membantu secara interaktif untuk mencapai tujuan

pembelajaran yang dirumuskan.

2. Pembelajaran membutuhkan model pembelajaran interaktif karena model

dan media pembelajaran merupakan satu kesatuan yang saling

21

Page 26: Model Pembelajaran Kooperatif  · Web viewPembelajaran membutuhkan model pembelajaran interaktif karena model dan media pembelajaran merupakan satu kesatuan yang saling . …

membutuhkan pada proses pembelajaran. Sehingga pemilihan model

pembelajaran kooperatif dalam pembelajaran interaktif dapat memberikan

pengaruh positif pada siswa dalam pemahaman materi.

Beberapa model pembelajaran kooperatif (cooperative learning) adalah:

a. Model pembelajaran explicit intruction disebut juga dengan direct

instruction (pengajaran langsung) yang merupakan pendekatan

mengajar yang dirancang khusus untuk menunjang proses belajar

siswa yang berkaitan dengan pengetahuan deklaratif dan pengetahuan

prosedural yang terstruktur dengan baik yang dapat diajarkan dengan

pola kegiatan yang bertahap, selangkah demi selangkah.

Tujuan model pembelajaran explicit intruction adalah:

1) Membantu siswa mempelajari keterampilan dasar dan

memperoleh infomasi selangkah demi selangkah.

2) Menyampaikan pelajaran yang ditransformasikan langsung oleh

guru kepada siswa.

b. Model pembelajaran kooperatif tipe inside outside circle (IOC), yaitu

siswa saling membagi informasi pada saat bersamaan, dengan

pasangan yang berbeda secara teratur.

Tujuan model pembelajaran inside outside circle (IOC) adalah:

1) Usaha untuk meningkatkan partisipasi siswa.

2) Menfasilitasi siswa dengan pengalaman sikap kepemimpinan

dan membuat keputusan dalam kelompok.

3) Memberikan kesempatan pada siswa untuk berinteraksi dan

belajar bersama antar siswa yang berbeda latar belakang.

c. Model pembelajaran Cooperative Integrated Reading and

Compositian (CIRC) adalah sebuah program yang komprehensif untuk

mengajari pelajaran membaca, menulis, dan seni berbahasa di sekolah

dasar”. Model pembelajaran cooperative integrated reading and

composition (circ) merupakan model pembelajaran khusus mata

pelajaran Bahasa Indonesia dalam rangka membaca dan menemukan

ide pokok, pokok pikiran, atau tema sbiah wacana/kliping.

22

Page 27: Model Pembelajaran Kooperatif  · Web viewPembelajaran membutuhkan model pembelajaran interaktif karena model dan media pembelajaran merupakan satu kesatuan yang saling . …

Tujuan model pembelajaran CIRC adalah:

1) Membaca lisan, yaitu meningkatankan kesempatan membaca

dengan keras dan menerima umpan balik dari membaca, dengan

membuat siswa membaca untuk teman satu timnya.

2) Kemampuan memahami bacaan secara luas.

3) Pengembangan CIRC terhadap menulis dan seni berbahasa

adalah merancang, mengimplementasikan, dan mengevaluasi.

B. Saran

Salah satu kompetensi yang harus dikuasi guru adalah kompetensi

pedagogik. Dalam kompetensi pedagogik ini tersirat makna bahwa guru harus

mengetahui berbagai teori belajar dan pembelajaran. Sebab, teori inilah yang

memberikan landasan dalam proses pembelajaran. Dengan kata lain, guru

sebagai agen pembelajaran (learning agent) berfungsi sebagai fasilitator,

motivator, pemacu, perekayasa pembelajaran, dan pemberi inspirasi belajar

bagi siswa. Guru dituntut agar selalu berinovasi dalam proses pembelajaran.

Karena itu, guru harus menguasai berbagai model pembelajaran. Disamping

itu, seorang guru juga harus menguasai kecerdasan ganda untuk membantu

memecahkan persoalan-persoalan yang dihadapi siswa dalam meningkatkan

proses dan hasil belajarnya.

DAFTAR PUSTAKA

Hamiyah, Nur dan Muhamad Jauhar. 2014. Strategi Belajar-Mengajar di Kelas.

Jakarta: Prestasi Pustakaraya.

Huda, Miftahul. 2012. Cooperative Learning Metode, Teknik, Struktur dan Model

Penerapan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Kurniasih, Imas dan Berlin Sani. 2013. Perancangan Pembelajaran Prosedur

Pembuatan RPP Yang Sesuai Dengan Kurikulum 2013. Yogyakarta: Kata

Pena.

23

Page 28: Model Pembelajaran Kooperatif  · Web viewPembelajaran membutuhkan model pembelajaran interaktif karena model dan media pembelajaran merupakan satu kesatuan yang saling . …

Lie, Anita. 2008. Cooperative Learning: Mempraktikkan Cooperative Learning di

Lingkungan Ruang-RuangKelas. Jakarta: PT Grasindo.

Maufur, Hasan Fauzi. 2009. Sejuta Jurus Mengajar Mengasyikkan.Semarang: PT.

Sindur Press

Robert E. Slavin. 2010. Cooperative Learning Teori, Riset dan Praktik. Bandung:

Nusa Media.

Suhartono, Suparlan. 2009. Filsafat Pendidikan. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.

Suprijono, Agus. 2009. Cooperative Learning. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Suprijono, Agus. 2010. Cooperative Learning Teori dan Aplikasi Paikem.

Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Suyatno. 2009. Menjelajah Pembelajaran Inovatif. Sidoarjo: Masmedia Buana

Pustaka.

Trianto. 2010. Model Pembelajaran Terpadu. Surabaya : Kencana.

Warsono & Hariyanto. 2012. Pembelajaran Aktif. Bandung: PT Remaja

Rosdakarya.

24