Model Pembelajaran Kooperatif

26
MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF Pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran yang mengutamakan kerjasama diantara siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran. Pembelajaran kooperatif memiliki ciri-ciri: untuk memuntaskan materi belajarnya, siswa belajar dalam kelompok secara bekerja sama kelompok dibentuk dari siswa yang memiliki kemampuan tinggi, sedang dan rendah jika dalam kelas terdapat siswa-siswa yang heterogen ras, suku, budaya, dan jenis kelamin, maka diupayakan agar tiap kelompok terdapat keheterogenan tersebut. penghargaan lebih diutamakan pada kerja kelompok daripada perorangan. Tujuan Pembelajaran Kooperatif Hasil belajar akademik , yaitu untuk meningkatkan kinerja siswa dalm tugas-tugas akademik. Pembelajaran model ini dianggap unggul dalam membantu siswa dalam memahami konsep- konsep yang sulit. Penerimaan terhadap keragaman, yaitu agar siswa menerima teman-temannya yang mempunyai berbagai macam latar belakang. Pengembangan keterampilan social, yaitu untuk mengembangkan keterampilan social siswa diantaranya: berbagi tugas, aktif bertanya, menghargai pendapat orang lain, memancing teman untuk bertanya, mau mengungkapkan ide, dan bekerja dalam kelompok. Fase-fase Model Pembelajaran Kooperatif : Fas e Indikator Aktivitas Guru 1 Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa Guru menyampaikan semua tujuan pelajaran yang ingin dicapai pada pelajaran tersebut dan memotivasi siswa 2 Menyajikan informasi Guru menyajikan informasi kepada siswa dengan jalan demonstrasi atau lewat bahan bacaan 3 Mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok-kelompok belajar Guru menjelaskan kepada siswa bagaimana caranya membentuk kelompok belajar dan membantu setiap kelompok agar melakukan transisi efisien 4 Membimbing kelompok Guru membimbing kelompok-kelompok

description

Model Pembelajaran Kooperatif

Transcript of Model Pembelajaran Kooperatif

MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF Pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran yang mengutamakan kerjasama diantara siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran. Pembelajaran kooperatif memiliki ciri-ciri: untuk memuntaskan materi belajarnya, siswa belajar dalam kelompok secara bekerja sama kelompok dibentuk dari siswa yang memiliki kemampuan tinggi, sedang dan rendah jika dalam kelas terdapat siswa-siswa yang heterogen ras, suku, budaya, dan jenis kelamin, maka diupayakan agar tiap kelompok terdapat keheterogenan tersebut. penghargaan lebih diutamakan pada kerja kelompok daripada perorangan.Tujuan Pembelajaran Kooperatif Hasil belajar akademik , yaitu untuk meningkatkan kinerja siswa dalm tugas-tugas akademik. Pembelajaran model ini dianggap unggul dalam membantu siswa dalam memahami konsep-konsep yang sulit. Penerimaan terhadap keragaman, yaitu agar siswa menerima teman-temannya yang mempunyai berbagai macam latar belakang. Pengembangan keterampilan social, yaitu untuk mengembangkan keterampilan social siswa diantaranya: berbagi tugas, aktif bertanya, menghargai pendapat orang lain, memancing teman untuk bertanya, mau mengungkapkan ide, dan bekerja dalam kelompok.Fase-fase Model Pembelajaran Kooperatif :FaseIndikatorAktivitas Guru

1Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswaGuru menyampaikan semua tujuan pelajaran yang ingin dicapai pada pelajaran tersebut dan memotivasi siswa

2Menyajikan informasiGuru menyajikan informasi kepada siswa dengan jalan demonstrasi atau lewat bahan bacaan

3Mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok-kelompok belajarGuru menjelaskan kepada siswa bagaimana caranya membentuk kelompok belajar dan membantu setiap kelompok agar melakukan transisi efisien

4Membimbing kelompok bekerja dan belajarGuru membimbing kelompok-kelompok belajar pada saat mengerjakan tugas

5EvaluasiGuru mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang telah dipelajari atau masing-masing kelompok mempresentasikan hasil kerjanya

6Memberikan penghargaanGuru mencari cara untuk menghargai upaya atau hasil belajar siswa baik individu maupun kelompok.

Pelaksanaan Pembelajaran Kooperatif di KelasYang perlu dipersiapkan sebelum melakukan model pembelajaran kooperatif di kelas, diantaranya:1. pilih pendekatan apa yang akan digunakan, misal STAD, Jigsaw, Investigasi Kelompok, dll.2. Pilih materi yang sesuai untuk model ini3. mempersiapkan kelompok yang heterogen4. menyiapkan LKS atau panduan belajar siswa5. merencanakan waktu, tempat duduk yang akan digunakan.Beberapa pendekatan pada model pembelajaran kooperatif dan perbandingannya:PendekatanUnsurSTADJigsawKelompok PenyelidikanPendekatan Struktur

Tujuan KognitifInformasi akademik sederhanaInformasi akademik sederhanaInformasi akademik tingkat tinggi dan keterampilan inkuiriInformasi akademik sederhana

Tujuan SosialKerjasama dalam kelompokKerjasama dalam kelompokKerjasama dalam kelompok kompleksKeterampilan kelompok dan sosial

Struktur KelompokKelompok heterogen dengan 4-5 orangKelompok heterogen dengan 5-6 orang dan menggunakan kelompok asal dan kelompok ahliKelompok homogen dengan 5-6 orangKelompok heterogen dengan 4-6 orang

Pemilihan topikOleh guruOleh guruOleh siswaOleh guru

Tugas utamaMenggunakan LKS dan saling membantu untuk menuntaskan materiMempelajari materi dalam kelompok ahli dan membantu kelompok asal mempelajari materimenyelesaikan inkuiri kompleksMengerjakan tugas yang diberikan baik social maupun kognitif

PenilaianTes mingguan, jenis tes biasanya berupa kuisBervariasi, misal tes mingguan, jenis tes biasanya berupa kuisMenyelesaikan proyek dan menulis laporan.

aadesanjaya.blogspot.com/.../pembelajaran-kooperatif-tipe-jigsaw.ht..

http://wawan-junaidi.blogspot.com/2010/10/pembelajaran-kooperatif.htmlPembelajaran Kooperatif A. Pengertian Kooperatif

Pembelajaran kooperatif adalah suatu sistem yang didasarkan pada alasan bahwa manusia sebagai makhluk individu yang berbeda satu sama lain sehingga konsekuensi logisnya manusia harus menjadi makhluk sosial, makhluk yang berinteraksi dengan sesama (Nurhadi 2003: 60)

Abdurrahman dan Bintoro (2000) dalam Nurhadi 2003 : 61 menyatakan Pembelajaran kooperatif adalah suatu sistem yang di dalamnya terdapat elemen-elemen yang saling terkait. Adapun berbagai elemen dalam pembelajaran kooperatif adalah adanya (1) saling ketergantungan positif, (2) interaksi tatap muka, (3) akuntabilitas individual, dan (4) keterampilan untuk menjalin hubungan antara pribadi atau keterampilan sosial yang secara sengaja diajarkan.

Roger dan David Johnson mengatakan bahwa tidak semua kerja kelompok bisa dianggap coopartive learning. Untuk mencapai hasil yang maksimal, lima unsur model pembelajaran gotong royong harus diterapkan :

1. Saling ketergantungan positif2. Tanggungjawab perseorangan3. Tatap Muka4. Komunikasi antar anggota5. Evaluasi proses kelompok (Anita Lie, 1999 : 30)

Model pembelajaran kooperatif sangat berbeda dengan pengajaran langsung. Di samping model pembelajaran kooperatif dikembangkan untuk mencapai hasil belajar akademik, model pembelajaran kooperatif juga efektif untuk mengembangkan keterampilan sosial siswa (Usman, 2002 : 30).

Jadi pola belajar kelompok dengan cara kerjasama antar siswa dapat mendorong timbulnya gagasan yang lebih bermutu dan meningkatkan kreativitas siswa, pembelajaran juga dapat mempertahankan nilai sosial bangsa Indonesia yang perlu dipertahankan. Ketergantungan timbal balik mereka memotivasi mereka untuk dapat bekerja lebih keras untuk keberhasilan mereka, hubungan kooperatif juga mendorong siswa untuk menghargai gagasan temannya bukan sebaliknya.

Adapun karakteristik pembelajaran kooperatif adalah : Siswa bekerja dalam kelompok untuk menuntaskan materi belajar Kelompok dibentuk dari siswa yang memiliki keterampilan tinggi, sedang dan rendah. Bilamana mungkin, anggota kelompok berasal dari ras, budaya, suku, dan jenis kelamin yang berbeda. Penghargaan lebih berorientasi kelompok ketimbang individu (Ibrahim. dkk, 2000 : 6).

Tujuan penting lain dari pembelajaran kooperatif adalah untuk mengajarkan kepada siswa keterampilan kerjasama dan kolaborasi. Keterampilan ini amat penting untuk dimiliki di dalam masyarakat di mana banyak kerja orang dewasa sebagian besar dilakukan dalam organisasi yang saling bergantungan satu sama lain dan di mana masyarakat secara budaya semakin beragam (Ibrahim, dkk, 2000 : 9).

Sedangkan menurut Linda Lungren (1994 : 120) dalam (Ibrahim, dkk. 2000 : 18) ada beberapa manfaat pembelajaran kooperatif bagi siswa dengan prestasi belajar yang rendah, yaitu:

1. Meningkatkan pencurahan waktu pada tugas2. Rasa harga diri menjadi lebih tinggi3. Memperbaiki sikap terhadap IPA dan sekolah4. Memperbaiki kehadiran5. Angka putus sekolah menjadi rendah6. Penerimaan terhadap perbedaan individu menjadi lebih besar7. Perilaku mengganggu menjadi lebih kecil8. Konflik antar pribadi berkurang9. Sikap apatis berkurang10. Pemahaman yang lebih mendalam11. Motivasi lebih besar12. Hasil belajar lebih tinggi13. Retensi lebih lama14. Meningkatkan kebaikan budi, kepekaan dan toleransi

Jadi, pembelajaran kooperatif mencerminkan pandangan bahwa manusia belajar dari pengalaman mereka dan partisipasi aktif dalam kelompok kecil membantu siswa belajar keterampilan sosial yang penting, sementara itu secara bersamaan mengembangkan sikap demokrasi dan keterampilan berpikir logis.

B. Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw

Jigsaw telah dikembangkan dan diuji coba oleh Elliot Aronson dkk di Universitas Texas dan kemudian diadaptasi oleh Slaven dkk di Universitas Jhon Hopkins.

Dalam terapan tipe jigsaw, siswa dibagi menjadi berkelompok dengan lima atau enam anggota kelompok belajar heterogen. Materi pelajaran diberikan pada siswa dalam bentuk teks. Setiap anggota bertanggungjawab untuk mempelajari bagian tertentu bahan yang diberikan. Anggota dari kelompok yang lain mendapat tugas topik yang sama berkumpul dan berdiskusi tentang topik tersebut. Kelompok ini disebut dengan kelompok ahli (Ibrahim, dkk. 2000 : 52).Langkah-langkah model jigsaw dibagi menjadi enam tahapan, yaitu : Menyampaikan tujuan belajar dan membangkitkan motivasi Menyajikan informasi kepada siswa dengan demonstrasi disertai penjelasan verbal, buku teks, atau bentuk lain Mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok belajar Mengelola dan membantu siswa dalam belajar kelompok dan kerja di tempat duduk masing-masin Mengetes penguasaan kelompok atas bahan ajar Pemberian penghargaan atau pengakuan terhadap hasil belajar siswa (Nurhadi dan Agus Gerrard, 2003 : 40)

Berdasarkan pendapat di atas dapat dijelaskan bahwa :

Menyiapkan tujuan belajar dan membangkitkan motivasi,Beberapa aspek dari tujuan dan motivasi siswa tidak berbeda untuk pembelajaran model jigsaw. Guru yang berhasil memulai pelajaran dengan menelaah ulang, menjelaskan tujuan mereka dengan bahasa yang mudah dipahami, dengan menunjukkan bagaimana pelajaran itu terkait dengan pelajaran sebelumnya. Menyajikan informasi kepada siswa dengan demonstrasi disertai penjelasan verbal, buku teks atau bentuk-bentuk lain,Menyajikan informasi verbal secara jelas kepada siswa dan memberikan petunjuk bagaimana melakukannya. Petunjuk itu tidak akan diulang di sini. Bagaimanapun juga, penting untuk menggarisbawahi suatu perhatian singkat tentang penggunaan buku teks.

Pemberian penghargaan atau pengakuan terhadap hasil belajar siswa Dalam pembelajaran kooperatif, guru harus hati-hati dengan cara menilai yang diterapkan di luar sistem penilaian mingguan yang baru diuraikan di atas. Konsisten dengan konsep struktur penghargaan kooperatif adalah penting bagi guru untuk menghargai hasil kelompok dua-duanya hasil akhir dan perilaku kooperatif yang menghasilkan suatu solusi dilema ini dengan memberikan dua evaluasi bagi siswa, satu untuk upaya kelompok dan satu untuk setiap sumbangan seseorang individu.

Dalam pelaksanaannya, pembelajaran kooperatif tipe jigsaw memiliki kelebihan dan kekurangan, di antara kelebihannya, yaitu: Dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk bekerjasama dengan siswa lain Siswa dapat menguasai pelajaran yang disampaikan Setiap anggota siswa berhak menjadi ahli dalam kelompoknya Dalam proses belajar mengajar siswa saling ketergantungan positif Setiap siswa dapat saling mengisi satu sama lain (Ibrahim, dkk. 2000 : 70).

Sedangkan kekurangannya, yaitu : Membutuhkan waktu yang lama Siswa cenderung tidak mau apabila disatukan dengan temannya yang kurang pandai apabila ia sendiri yang pandai dan yang kurang pandaipun merasa minder apabila digabungkan dengan temannya yang pandai walaupun lama kelamaan perasaan itu akan hilang dengan sendirinya (Ibrahim, 2000 : 71).

C. Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Team Achievement Division (STAD)

Pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Team Achievement Division), tipe ini dikembangkan pertama kali oleh Robert Slavin dan teman-temannya di Universitas John Hopkins dan merupakan model pembelajaran kooperatif paling sederhana (Ibrahim dkk, 2000 : 6). Masing-masing kelompok memiliki kemampuan akademik yang heterogen (Depelovment MA Project, 2002 : 31), sehingga dalam satu kelompok akan terdapat satu siswa berkemampuan tinggi, dua orang kemampuan sedang dan satu siswa lagi berkemampuan rendah.

Para guru pengguna metode STAD untuk mengajarkan informasi akademik baru kepada siswa setiap minggu, baik melalui pengajian verbal maupun tertulis (Ibrahim, dkk, 2000 : 20).

Kelebihan dalam pembelajaran kooperatif tipe STAD adalah:

Dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk bekerjasama dengan siswa lain Siswa dapat menguasai pelajaran yang disampaikan Dalam proses belajar mengajar siswa saling ketergantungan positif Setiap siswa dapat saling mengisi satu sama lain (Ibrahim, dkk. 2000 : 72).

Sedangkan kekurangan pembelajaran kooperatif tipe STAD adalah: Membutuhkan waktu yang lama Siswa cenderung tidak mau apabila disatukan dengan temannya yang kurang pandai apabila ia sendiri yang pandai dan yang kurang pandaipun merasa minder apabila digabungkan dengan temannya yang pandai walaupun lama kelamaan perasaan itu akan hilang dengan sendirinya (Ibrahim, 2000 : 72). Tes , Siswa diberikan kuis dan tes secara perorangan. Pada tahap ini setiap siswa harus memperhatikan kemampuannya dan menunjukkan apa yang diperoleh pada kegiatan kelompok dengan cara menjawab soal kuis atau tes sesuai dengan kemampuannya. Pada saat mengerjakan kuias atau tes ini, setiap siswa bekerja sendiri bekerja sama dengan anggota kelompoknya. Penentuan Skor, Hasil kuis atau tes diperiksa oleh guru, setiap skor yang diperoleh siswa masukkan dalam daftar skor individual, untuk melihat peningkatan kemampuan individual. Rata-rata skor peningkatan individual merupakan sumbangan bagi kinerja percapaian hasil kelompok. Penghargaan terhadap kelompok, Berdasarkan skor peningkatan individu diperoleh skor kelompok. Dengan demikian, skor kelompok sangat tergantung dari sumbangan skor individu.

http://aadesanjaya.blogspot.com/2011/01/pembelajaran-kooperatif-tipe-jigsaw.html

Pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran dengan menggunakan system pengelompokan/tim kecil,yaitu antara empat antara enam orang yang mempunyai latar belakang kemampuan akademik,jenis kelamin,rasa tau suku yang berbeda.Sistem penilaian dilakukan terhadap kelompok,setiap kelompok akan memperoleh penghargaan atau reward,jika kelompok mampu menunjukkan prestasi yang dipersyaratkan.Dengan demikian setiap anggota kelompok akan mempunyai ketergantungan positif.Ketergantungan semacam itulah yang selanjutnya akan memunculkan tanggungjawab individu terhadap kelompok dan ketrampilan interpersonal dari setiap anggota kelompok.

Strategi Pembelajaran Kooperatif bisa digunakan manakala :a. Guru menekankan pentingnya usaha kolektif,disamping usaha individual dalam belajar.b. Jika guru menghendaki selruh siswa untuk memperoleh keberhasilan dalam belajarc. Jika guru ingin menanamkan,bahwa siswa dapat belajar dari teman lainnya.d. Jika guru menghendaki untuk mengembangkan kemampuan komunikasi siswa sebagai bagian dari isi kurikulum.e. Jika guru menghendaki meningkatnya motivasi siswa dan menambah tingkat partisipasi mereka.f. Jika guru menghendaki berkembangnya kemampuan siswa dalam memecahkan masalah dan menemukan berbagai solusi pemecahan.

Karakteristik dan prinsip prinsip SPK

Karakteristik SPK

a. Pembelajaran secara timb. Berdasarkan pada managemen kooperatifc. Kemauan unyuk bekerjasamad. Keterampilan bekerjasama

Prinsip prinsip SPKa. Prinsip ketergantungan positifb. Tanggungjawab perseoranganc. Interaksi tatap mukad. Partisipasi dan komunikasi

Prosedur Pembelajaran Kooperatif

Prosedur pembelajaran kooperatif pada dasarnya terdiri atas empat tahap 1,penjelasan materi,2belajar dalam kelompok,3 penilaian,dam 4 pengakuan tim.1. Penjelasan materiTahap penjelasan dimaksudkan sebagai proses penyampaian pokok-pokok materi pelajaran sebelum siswa belajar dalam kelompok.Tujuan utama dalam tahap ini adalah pemahaman siswa terhadap pokok materi pelajaran.Pada tahap ini guru memberikan gambaran umum tentang materi pelajaran yang harus dikuasai yang selanjutnya siswa akan memperdalam materi dalam pembelajaran kelompok.Pada tahap ini guru dapat menggunakan metode ceramah,curah pendapat,dan tanya jawab,bahkan kalau perlu guru dapat menggunakan demonstrasi.Di samping itu guru juga dapat menggunakan berbagai media pembelajaran agar proses penyampaian dapat lebih menarik siswa.

2. Belajar dalam kelompokSetelah guru menjelaskan gambaran umum tentang pokok-pokok materi pelajaran,selanjutnya siswa diminta untuk belajar pada keolmpoknya masing-masing yang telah dibentuk sebelumnya.Pengelompokan dalam SPK bersifat heterogen,artinya kelompok dibentuk berdasarkan perbedaan=perbedaan setiap anggotanya,baik perbedaan gender,latar belakang agama,social ekonomi dan etnik,serta perbedaan kemampuan akademik.

3. PenilaianPenilaian dalam SPK dapat dilakukan dengan tes atau kuis.Tes atau kuis dilakukan baik secara individual maupun secara kelompok.Tes individual nantinya akan memberikan informasi kemampuan setiap siswadan tes kelompok akan memberikan informasi kemampuan setiap kelompok.Hasil aklhir setiap siswa adalah penggabungan keduanya dan dibagi dua.Nilai setiap kelompok memiliki nilai sama dalam kelompoknya,Hal ini disebabkan nilai kelompok adalah nilai bersama dalam kelompoknya yang merupakan hasil kerja sama setiap anggota kelompok.4. Pengakuan timPengakuan tim adalah penetapan tim yang dianggap paling menonjol,atau tim paling berprestasi untuk kemudian diberikan penghargaan atau hadiah. Pengakuan dan penghargaan tersebut diharapkan dapat memotivasi tim untuk terus berprestasi dan juga membangkitkan motivasi tim lain untuk lebih mampu meningkatkan prestasi mereka.

Keunggulan dan kelemahan SPK

Keunggulan SPK

a. Melalui SPK siswa tidak terlalu menggantungkan pada guru,akan tetapi dapat menambah kepercayaan kemampuan berpikir sendiri,menemukan informasi dari berbagai sumber,dan belajar dari siswa yang lain.b. SPK dapat mengembangkan kemampuan mengungkapkan idea tau gagasan dengan kata-kata secara verbal dan membandingkannya dengan ide-ide orang lain.c. SPK dapat membantu anak untuk respek pada orang lain dan menyadari akan segala keterbatasannya serta menerima segala perbedaan.d. SPK dapat membantu memberdayakan setiap siswa untuk lebih bertanggung jawab dalam belajar.e. SPK merupakan suatu strategi yang cukup ampuh untuk meningkatkan prestasi akademik sekaligus kemampuan social,termasuk pengembangan rasa harga diri,hubungan interpersonal yang positif dengan yang lain,mengembangkan ketrampilan mengatur waktu,dan sikap positif terhadap sekolah.f. Melalui SPK dapat mengembangkan kemampuan siswa untuk menguji ide dan pemahamannya sendiri,menerima umpan balik.Siswa dapat berpraktik memecahkan masalah tanpa takut membuat kesalahan,karena keputusan yang dibuat adalah tanggung jawab kelompoknyag. SPK dapat meningkatkan kemampuan siswa menggunakan informasi dan kemampuan belajar abstrak menjadi nyata.h. Interaksi selama kooperatif berlangsung dapat meningkatkan motivasi dan memberikan rangsangan untuk berpikir.

Keterbatasan SPKa. Untuk memahami dan mengerti filosofi SPK memang butuh waktuCirri utama SPK adalah siswa saling membelajarkan.Oleh karena itu,jika tanpa peer teaching yang efektif,maka dibandingkan dengan pengajaran langsung dari guru,bisa terjadi cara belajar yang demikian apa yang seharusnya dipelajari dan dipahami tidak pernah dicapai oleh siswa..

b. Penilaian yang diberikan dalam SPK didasarkan kepada hasil kerja kelompok.Namun demikian,guru perlu menyadari,bahwa sebenarnya hasil atau prestasi yang diharapkan adalah prestasi setiap individu siswa.c. Keberhasilan SPK dalam paya mengembangkan kesadaran berkelompok memerlukan periode waktu yang cukup panjang.Dan,hal ini tidak mungkin tercapai hanya dengan satu kali atau sekali-sekali penerapan strategi ini.d. Walaupun kemampuan bekerja sama merupakan kemampuan yang sangat penting utnuk siswa,akan tetapi banyak aktifitas dalam kehidupan yang hanya didasarkan kepada kemampaun secara individual.Oleh karena itu idealnya melalui SPK selain siswa belajar bekerja sama,siswa juga harus belajar bagaimana membangun kepercayaan diri.

http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2009902-strategi-pembelajaran-kooperatif-spk/kampuscokelatJust another WordPress.com siteTop of Form

Bottom of FormRSSSTAD & JIGSAWPosted bykampuscokelatonJanuari 7, 20122.1 PengertianCooperative LearningModel pembelajaranCooperative Learningmerupakan salah satu model pembelajaran yang mendukung pembelajaran kontekstual. Sistem pengajaranCooperative Learningdapat didefinisikan sebagai sistem kerja atau belajar kelompok yang terstruktur, dimana memuat lima unsur pokok (Johnson & Johnson, 1993), yaitu saling ketergantungan positif, tanggung jawab individual, interaksi personal, keahlian bekerja sama, dan proses kelompokPembelajaran kooperatif adalah salah satu bentuk pembelajaran berdasarkan faham konstruktivis. Pembelajaran kooperatif merupakan strategi belajar dengan sejumlah siswa sebagai anggota kelompok kecil yang tingkat kemampuan yang berbeda. Dalam menyelesaikan tugas kelompoknya, setiap anggota kelompok harus saling bekerja sama dan saling membantu untuk memahami materi pelajaran. Dalam pembelajaran kooperatif, belajar dikatakan belum selesai jika salah satu teman dalam kelompok belum menguasai bahan pelajaran[1].Menurut Wina (2008:242), pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran yang menggunakan sistem pengelompokkan atau tim kecil, yaitu antara 4-5 orang dengan latar belakang kemampuan akademik, jenis kelamin, ras atau suku yang berbeda (heterogen).Johnson (dalam Etin Solihatin, 2005:4) menyatakan bahwa pembelajaran kooperatif adalah pemanfaatan kelompok kecil dalam pembelajaran yang memungkinkan siswa bekerja sama.Dengan demikian, yang dimaksud denganCooperative Learningadalah suatu strategi belajar mengajar yang menekankan pada sikap atau perilaku bersama (saling membantu) dalam struktur kerjasama yang teratur dalam kelompok, yang terdiri dari dua orang atau lebih dengan latar belakang akademik, jenis kelamin, ras atau suku yang berbeda (heterogen)..2.2 Karakteristik Dan Prinsip-PrinsipCooperative Learning1. KarakteristikCooperative LearningKarakteristik stretegi pembelajaran kooperatif meliputi beberapa hal berikut[2]:1. a.Pembelajaran Secara TimPembelajaran kooperatif ialah pembelajaran secara tim (kelompok). Setiap anggota tim harus saling membantu untuk mencapai tujuan pembelajaran yang hendak dicapai, karena keberhasilan pembelajaran ditentukan oleh keberhasilan tim.Setiap anggota tim bersifat heterogen. Hal ini dimaksudkan agar setiap anggota dapat saling berbagi pengalaman serta saling memberi dan menerima, sehingga setiap anggota diharapkan memberikan kontribusi terhadap keberhasilan tim.1. b.Didasarkan pada Manajemen KooperatifSebagaimana pada mumnya, manajemen mempunyai empat fungsi pokok, yaitu fungsi perencanaan, fungsi organisasi, fungsi pelaksanaan dan fungsi kontrol. Demikian pula dalam pembelajaran kooperatif, sebagaimana berikut: Fungsi perencanaan: pembelajaran kooperatif memerlukan perencanaan yang matang demi tercapainya proses pembelajaran yang efektif. Fungsi organisasi: proses pembelajaran kooperatif merupakan pekerjaan bersama antar anggota tim, sehingga diperlukan pengaturan tugas dan tanggung jawab masing-masing anggota tim. Fungsi pelaksanaan: pembelajaran kooperatif harus dilaksanakan sesuai perencanaan yang telah ditetapkan sebelumnya. Fungsi kontrol: dalam pembelajaran kooperatif perlu ditentukan kriteria keberhasilan, baik melalui tes maupun non tes.1. c.Kemauan untuk Bekerja SamaKeberhasilan pembelajaran kooperatif ditentukan oleh keberhasilan secara kelompok. Oleh karena itu prinsip kerja sama perlu ditekankan, sehingga setiap anggota kelompok bukan hanya harus diatur tugas dan tanggung jawabnya masing-masing, tetapi juga ditanamkan perlunya saling membantu.1. d.Keterampilan Bekerja SamaKemauan untuk bekerja sama kemudian dipraktekkan melalui aktivitas dan kegiatan yang tergambar dalam keterampilan bekerja sama. Dengan demikian, siswa perlu didorong untuk mau dan sanggup berinteraksi dan berkomunikasi dengan anggota lainnya. Dalam hal ini, siswa perlu dibantu dalam mengatasi berbagai hambatan dalam berinteraksi dan berkomunikasi, sehingga setiap siswa dapat memberikan kontribusi untuk keberhasilan kelompok.2. Prinsip-PrinsipCooperative LearningModel pembelajaran kooperatif adalah rangkaian kegiatan belajar yang dilakukan oleh siswa dalam kelompok-kelompok tertentu untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan. Menurut Roger dan David Johnson, tidak semua kerja kelompok bisa dianggapCooperative Learning, untuk itu harus diterapkan lima prinsip dasar model pembelajaran kooperatif, antara lain[3]:1. a.Prinsip Ketergantungan Positif (Positive Interdependence)Karena keberhasilan kelompok sangat bergantung pada kinerja masing-masing anggota kelompok, maka semua anggota kelompok akan merasa saling ketergantungan. Demi terciptanya kelompok kerja yang efektif, setiap anggota kelompok perlu membagi tugas sesuai dengan kemampuan masing-masing anggota. Inilah hakikat ketergantungan positif, tugas kelompok tidak mungkin terselesaikan jika ada anggota yang tidak bisa menyelesaikan tugasnya, yang kesemuanya memerlukan kerja sama yang baik antar anggota.1. b.Tanggung Jawab Perorangan (Individual Accountability)Prinsip ini merupakan konsekuensi dari prinsip yang pertama. Dikarenakan keberhasilan kelompok tergantung pada kinerja setiap anggota, maka setiap anggota harus memiliki tanggung jawab sesuai dengan tugasnya. Setiap anggota harus memberikan yang terbaik bagi keberhasilan kelompoknya, sehingga guru perlu memberikan penilaian terhadap individu juga kelompok.1. c.Interaksi Tatap Muka (Face to Face Promotion Interaction)Pembelajaran kooperatif memberikan ruang dan kesempatan luas pada setiap anggota kelompok untuk bertatap muka saling memberikan informasi dan saling membelajarkan. Interaksi tatap muka akan memberikan pengalaman yang berharga pada setiap anggota kelompok untuk bekerja sama, menghargai setiap perbedaan, serta memanfaatkan kelebihan dan mengisi kekurangan masing-masing anggota.1. d.Partisipasi dan Komunikasi (Participation and Communication)Pembelajaran kooperatif melatih siswa agar mampu berpartisipasi aktif dan berkomunikasi. Kemampuan ini sangat penting sebagai bekal mereka dalam kehidupan di masyarakat kelak. Tentunya untuk dapat berpartisipasi dan berkomunikasi, siswa perlu dibekali dengan kemampuan berkomunikasi.1. Evaluasi Proses Kelompok.Pengajar perlu menjadwalkan waktu khusus bagi kelompok untuk mengevaluasi proses kerja kelompok dan hasil kerja sama mereka agar selanjutnya bisa bekerja sama dengan lebih efektif.2.3Tahap-Tahap PembelajaranCooperativeLearningDalam penerapan model pembelajaran kooperatif terdapat beberapa tahapan yang harur dilakukan oleh guru, sebagaimana berikut[4]:1. a.Penjelasan MateriPada tahap penjelasan materi ini, guru menyampaikan pokok-pokok materi yang akan dibahas dengan tujuan agar siswa mampu memahami pokok bahasan materi pelajaran. Guru akan memberikan gambaran secara umum tentang pokok bahasan yang harus dikuasai oleh siswa. Selanjutnya siswa akan memperdalam sub bahasan dalam pembelajaran per kelompok (tim). Guru dapat menggunakan berbagai media pembelajaran agar proses penyampaian dapat lebih menarik bagi siswa.1. b.Belajar dalamKelompokSetelah guru menyampaikan materi, siswa dibagi dalam kelompok-kelompok kecil. Pengelompokan sistemcooperativelearningbersifat heterogen, artinya kelompok dibentuk berdasarkan perbedaan-perbedaan setiap anggotanya, baik dalam perbedaan gender, agama, sosial-ekonomi, serta perbedaan potensi akademik. Dalam kelompok belajar biasanya terdiri dari satu orang dengan tingkat akademis tinggi, dua orang dengan kemampuan akademis sedang dan satunya berkemampuan akademis rendah. (Anita Lie, 2005).Lie juga menjelaskan alasannya dalam pembagian kelompok yang heterogen tersebut.Alasan pertama, kelompok yang heterogen akan memberikan kesempatan untuk saling mengajarkan dan saling mendukung dalam proses pemahaman materi.Alasan kedua, agar terjalin interaksi yang baik antar teman dalam satu kelas tanpa membedakan suku, agama ataupun ras. Melalui model belajar seperti ini juga dapat mendorong siswa untuk saling bertukar informasi dan pendapat mereka masing-masing. Saling mendiskusikan permasalahan bersama serta mencari penyelesaian masalah dan membndingkan jawaban tiap kelompok.1. c.PenilaianPenilaian dapat dilakukan dengan memberikan sebuah tes ataupun kuis. Tes dilakukan untuk mengetahui kemampuan siswa, dilakukan dalam dua tahap.Pertama, tes individual untuk mengetahui kemampuan individu tiap siswa.Kedua, tes kelompok yang bertujuan untuk mengetahui kemampuan tiap kelompok. Dalam penilaian kelompok, nilai yang didapat masing-masing anggota kelompok adalah sama. Karena nilai tersebut merupakan hasil kerja bersama dalam satu kelompok. Nilai akhir dari setiap siswa adalah nilai yang didapat dari masing-masing tes dijumlahkan kemudian dibagi dua.1. d.PengakuanTimPengakuan tim (team recognition) adalah penetapan tim yang dianggap paling berprestasi. Dengan adanya pengakuan dan pemberian penghargaan ini, diharapkan akan dapat memotivasi kelompok untuk terus berprestasi dan mendorong kelompok lain agar lebih meningkatkan prestasinya.Tahapan dalam menerapkan pembelajaran kooperatif dapat pula diilustrasikan sebagai berikut[5]:FASE FASETINGKAH LAKU GURU

FASE 1:Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswaGuru menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai pada pelajaran tersebut dan memotivasi siswa belajar

FASE 2:Menyajikan informasiGuru menyajikan kepada siswa dengan jalan demontsrasi atau lewat bahan bacaan

FASE 3:Mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok-kelompok belajarGuru menjelaskan kepada siswa begaimana cara membentuk kelompok belajar dan membantu setiap kelompok agar melakukan transisi secara efesien

FASE 4:Membimbing kelompok bekerja dan belajarGuru membimbing kelompok-kelompok belajar pada saat mereka mengerjakan tugas mereka

FASE 5:EvaluasiGuru mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang telah dipelajari atau masing-masing kelompok mempresentasikan hasil kerjanya.

FASE 6:Memberikan penghargaanGuru mencari cara-cara untuk menghargai, baik upaya maupun hasil belajar individu dan kelompok

2.4Tujuan PembelajaranCooperativeLearningTujuan pembelajaran kooperatif berbeda dengan kelompok konvensional yang menerapkan sistem kompetisi, dimana keberhasilan individu diorientasikan pada kegagalan orang lain. Sedangkan tujuan dari pembelajaran kooperatif adalah menciptakan situasi dimana keberhasilan individu ditentukan atau dipengaruhi oleh keberhasilan kelompoknya (Slavin, 1994).Model pembelajaran kooperatif dikembangkan untuk mencapai setidak-tidaknya tiga tujuan pembelajaran penting yang dirangkum oleh Ibrahim, et al. (2000), yaitu[6]:1.HasilBelajar AkademikDalam belajar kooperatif meskipun mencakup beragam tujuan sosial, juga memperbaiki prestasi siswa atau tugas-tugas akademis penting lainnya. Beberapa ahli berpendapat bahwa model ini unggul dalam membantu siswa memahami konsep-konsep sulit. Para pengembang model ini telah menunjukkan bahwa model struktur penghargaan kooperatif telah dapat meningkatkan nilai siswa pada belajar akademik dan perubahan norma yang berhubungan dengan hasil belajar. Di samping mengubah norma yang berhubungan dengan hasil belajar, pembelajaran kooperatif dapat memberi keuntungan, baik pada siswa kelompok bawah maupun kelompok atas yang bekerja bersama menyelesaikan tugas-tugas akademik.2.Penerimaan terhadapPerbedaan IndividuTujuan lain model pembelajaran kooperatif adalah penerimaan secara luas dari orang-orang yang berbeda berdasarkan ras, budaya, kelas sosial, kemampuan, dan ketidakmampuannya. Pembelajaran kooperatif memberi peluang bagi siswa dari berbagai latar belakang dan kondisi untuk bekerja dengan saling bergantung pada tugas-tugas akademik dan melalui struktur penghargaan kooperatif akan belajar saling menghargai satu sama lain.3.PengembanganKeterampilan SosialTujuan penting ketiga pembelajaran kooperatif adalah mengajarkan keterampilan bekerja sama dan kolaborasi kepada siswa. Keterampilan-keterampilan sosial, penting dimiliki oleh siswa sebab saat ini banyak anak muda masih kurang dalam keterampilan sosial.2.5Kelebihan Dan KelemahanCooperativeLearning[7]1. a.KelebihanCooperative Learning Dengan adanya sistemCooperative Learning, siswa tidak akan selalu bergantung pada gurunya saja, tetapi akan dapat berpikir sendiri untuk memperoleh pengetahuan dari berbagai sumber, termasuk dari temannya sendiri. Cooperative Learningdapat mengembangkan pola pikir dan kemampuan siswa dalam mengungkapkan setiap ide atau gagasan yang ia peroleh dan membandingkannya dengan ide-ide orang lain. Cooperative Learningdapat membantu siswa untuk lebih menghargai pendapat orang lain serta menerima segala perbedaan yang mereka hadapi. Cooperative Learningdapat membuat siswa lebih bertanggung jawab dalam belajar. Cooperative Learningmerupakan suatu strategi yang dapat meningkatkan prestasi akademik sekaligus kemampuan sosial dalam hubungan antar personal yang baik dengan sesama teman. MelaluiCooperative Learningdiharapkan siswa dapat mengembangkan pola pikirnya dalam memecahkan suatu permasalahan tanpa takut salah dalam pengambilan suatu keputusan, karena keputusan yang diambil merupakan tanggung jawab seluruh anggota kelompok. Cooperative Learningdapat meningkatkan kemampuan siswa menggunakan informasi dan kemampuan belajar abstrak menjadi real (nyata).1. b.KelemahanCooperative Learning Untuk siswa yang dianggap memiliki kelebihan atau keunggulan akademis akan merasa terhambat oleh siswa yang dinilai kurang memiliki kemampuan akademis. Hal tersebut akan mengakibatkan keadaan semacam ini dapat mengganggu iklim kerja sama dalam kelompok. Ciri utamaCooperative Learningadalah siswa saling membelajarkan. Jika tanpapeer teachingyang efektif, maka jika dibandingkan dengan pengajaran dari guru, bisa terjadi cara belajar yang seharusnya dipelajari dan dipahami tidak pernah dicapai oleh siswa. Penilaian yang diberikan dalamcooperative learningdi dasarkan pada hasil kerja kelompok. Dengan demikian, guru perlu menyadari bahwa sebenarnya hasil atau prestasi yang diharapkan adalah prestasi setiap individu. KeberhasilanCooperative Learningdalam upaya mengembangkan kesadaran berkelompok memerlukan periode waktu yang cukup panjang.2.6Macam-Macam Model PembelajaranCooperativeLearning2.6.1ModelPembelajaran STADa. PengertianCooperativeLearningSTADSTAD dikembangkan oleh Robert Slavin dan teman-temannya di Universitas John Hopkin dan merupakan pendekatan pembelajaran kooperatif yang paling sederhana.Menurut Slavin, dalam model pembelajaran kooperatif model STAD, siswa dikelompokkan dalam kelompok belajar yang beranggotakan empat atau lima orang siswa yang merupakan campuran dari kemampuan akademik yang berbeda, sehingga setiap kelompok terdapat siswa yang berprestasi tinggi, sedang dan rendah.Pada model STAD siswa dikelompokkan secara heterogen, kemudian siswa yang pandai menjelaskan kepada anggota yang lain sampai mengerti.Model kooperatif tipe STAD merupakan pendekatan yang menekankan pada aktivitas dan interaksi di antara siswa untuk saling memotivasi dan saling membantu dalam menguasai materi pembelajaran guna mencapai prestasi yang maksimal.1. b.KarakteristikCooperative LearningSTADDi antara karakteristik model pembelajaran STAD, ialah: Menyampaikan materi pelajaran Membagi siswa dalam kelompok kooperatif yang beranggotakan 4 atau 5 siswa Menjelaskan langkah-langkah kerja kelompok Membimbing siswa dalam kerja kelompok Menugasi siswa melaporkan hasil kerja kelompok Membimbing siswa menyimpulkan pembelajaran1. c.Langkah-Langkah Penerapan Teknik STADMenurut Slavin (dalam Zainuris, 2007:8) mengemukakan langkah-langkah pembelajaran kooperatif tipe STAD adalah:1. Guru menyampaikan materi pelajaran2. Guru membentuk beberapa kelompok, setiap kelompok terdiri dari empat sampai lima orang siswa dengan kemampuan yang berbeda-beda3. Bahan atau materi yang telah dipersiapkan didiskusikan dalam kelompok untuk mencapai kompetensi dasar4. Guru memfasilitasi siswa dalam bentuk rangkuman, mengarahkan, dan memberikan penegasan pada materi pelajaran yang telah dipelajari5. Guru memberikan tes atau kuis kepada siswa secara individu6. Guru memberikan penghargaan kepada kelompok berdasarkan perolehan nilai hasil belajar individu dari skor dasar ke skor kuis berikutnyaNurasma (2006:51) menyatakan bahwa kegiatan pembelajaran model STAD terdiri dari enam langkah yaitu :1. Persiapan Pembelajaran2. Penyajian Materi3. Belajar Kelompok4. Tes5. Penentuan Skor Peningkatan Individual6. Penghargaan Kelompok1. d.Kelebihan dan KelemahanSTADvKelebihan Model Pembelajaran Kooperatif STADMenurut Davidson (dalam Nurasma, 2006:26), kelebihan model pembelajaran STAD antara lain: Meningkatkan kecakapan individu Meningkatkan kecakapan kelompok Meningkatkan komitmen Menghilangkan prasangka buruk terhadap teman sebaya Tidak bersifat kompetitif Tidak memiliki rasa dendamvKelemahan model pembelajaran kooperatif STADMenurut Slavin (dalam Nurasma 2006:2007), kekurangan model pembelajaran STAD antara lain: Konstribusi dari siswa berprestasi rendah menjadi kurang Siswa berprestasi tinggi akan mengarah pada kekecewaan karena peran anggota yang pandai lebih dominan.2.6.2Model Pembelajaran Jigsawa. PengertianCooperativeLearningJigsawJigsaw pertama kali dikembangkan dan diuji cobakan oleh Elliot Aronson dan teman-teman di UniversitasTexas, kemudian diadaptasi oleh Slavin dan teman-teman di Universitas John Hopkins (Arends, 2001).Pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw adalah suatu tipe pembelajaran kooperatif yang terdiri dari beberapa anggota dalam satu kelompok yang bertanggung jawab atas penguasaan bagian materi belajar dan mampu mengajarkan materi tersebut kepada anggota lain dalam kelompoknya (Arends, 1997).Model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw merupakan model pembelajaran kooperatif dimana siswa belajar dalam kelompok kecil yang terdiri dari 46 orang secara heterogen dan bekerja sama saling ketergantungan yang positif dan bertanggung jawab atas ketuntasan bagian materi pelajaran yang harus dipelajari dan menyampaikan materi tersebut kepada anggota kelompok yang lain (Arends, 1997).Teknik ini dapat digunakan dalam pengajaran membaca, menulis, mendengarkan, ataupun berbicara.Dalam teknik ini, guru memperhatikan skemata atau latar belakang pengalaman siswa dan membantu siswa mengaktifkan skemata ini agar bahan pelajaran menjadi lebih bermakna. Selain itu, siswa bekerja sama dengan sesama siswa dalam suasana gotong royong dan mempunyai banyak kesempatan untuk mengolah informasi dan meningkatkan keterampilan berkomunikasi.1. b.KarakteristikCooperative LearningJigsawDi antara karakteristik model pembelajaran Jigsaw, ialah: Menyampaikan materi pelajaran Membagi siswa dalam kelompok kooperatif yang beranggotakan 4 atau 5 siswa Menjelaskan langkah-langkah kerja kelompok Membimbing siswa dalam kerja kelompok Menugasi siswa melaporkan hasil kerja kelompok Membimbing siswa menyimpulkan pembelajaran1. c.Pengelompokan di dalam JigsawPada model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw, terdapat dua kelompok, yaitu:vKelompok Heterogen (Kelompok Asal)Yaitu kelompok induk siswa yang beranggotakan siswa dengan kemampuan, asal, dan latar belakang keluarga yang beragam serta merupakan gabungan dari beberapa ahli.

Kelebihan:Memungkinkan peer instruction dan pengumpulan pengetahuan, memberikan peserta informasi dari bab-bab yang tidak mereka baca.Kelemahan:Apabila salah satu peserta tidak membaca tugasnya, informasi tersebut tidak dapat dibagi atau didiskusikan. Potensi untuk pembelajaran yang naratif (bukan interpretatif) dalam berbagai informasi.

vKelompok Homogen (Kelompok Ahli)Yaitu kelompok siswa yang terdiri dari anggota kelompok asal yang berbeda yang ditugaskan untuk mempelajari dan mendalami topik tertentu dan menyelesaikan tugas-tugas yang berhubungan dengan topiknya untuk kemudian dijelaskan kepada anggota kelompok asal.Siswa-siswa ini bekerja sama untuk menyelesaikan tugas kooperatifnya dalam: Belajar dan menjadi ahli dalam subtopik bagiannya Merencanakan bagaimana mengajarkan subtopik bagiannya kepada anggota kelompoknya semula

Kelebihan:Memungkinkan peserta berbagi perspektif yang berbeda tentang bacaan yang sama, yang secara potensial lebih besar untuk memunculkan proses analisis daripada hanya sekedar narasi sederhana.Kelemahan:Menyamakan perspektif yang berbeda tidaklah mudah, karena belum tentu setiap anggota kelompok menyetujui (sepakat) dengan perspektif salah satu atau sebagian anggota kelompok lainnya.Pada dasarnya, dalam model ini guru membagi satuan informasi yang besar menjadi komponen-komponen yang lebih kecil, dengan setiap anggota bertanggung jawab terhadap penguasaan setiap komponen atau subtopik tertentu untuk didiskusikan di dalam kelompok ahli.Setelah itu siswa tersebut kembali lagi ke kelompok asal sebagai ahli dalam subtopik bagiannya dan mengajarkan informasi penting dalam subtopik tersebut kepada temannya. Ahli dalam subtopik lainnya juga bertindak serupa. Sehingga seluruh siswa bertanggung jawab untuk menunjukkan penguasaannya terhadap seluruh materi yang ditugaskan oleh guru. Dengan demikian, setiap siswa dalam kelompok harus menguasai topik secara keseluruhan1. d.Langkah-Langkah Penerapan Teknik JigsawLangkah-langkah dalam penerapan teknik Jigsaw adalah sebagai berikut[8]:1. Memilih materi pembelajaran yang dapat dibagi menjadi beberapa segmen atau bagian2. Membagi siswa menjadi beberapa kelompok sesuai dengan jumlah segmen yang ada.3. Setiap kelompok homogen mendapat tugas membaca, memahami dan mendiskusikan serta membuat ringkasan materi pembelajaran yang berbeda4. Setiap kelompok homogen mengirimkan anggotanya ke kelompok heterogen untuk menyampaikan apa yang telah mereka pelajari di kelompoknya5. Mengembalikan suasana kelas seperti semula kemudian tanyakan seandainya ada persoalan yang tidak terpecahkan dalam kelompok6. Memberi peserta didik pertanyaan untuk mengecek pemahaman mereka terhadap materi yang dipelajariVersi berbeda tetapi hampir mirip mengenai langkah-langkah dalam penerapan teknik Jigsaw adalah sebagai berikut[9]:1. Guru membagi suatu kelas menjadi beberapa kelompok dengan heterogenitas anggota2. Siswa membentuk kelompok kecil (kelompok ahli) untuk menguasai subtopik tertentu3. Kelompok ahli kembali ke kelompok asal untuk menjelaskan kepada anggota yang lain4. Setelah siswa berdiskusi dalam kelompok ahli maupun kelompok asal, selanjutnya dilakukan presentasi masing-masing kelompok untuk menyamakan persepsi dari materi yang sudah dipelajari5. Guru memberikan kuis kepada siswa secara individual.6. Guru memberikan penghargaan pada kelompok melalui skor penghargaan berdasarkan perolehan nilai peningkatan hasil belajar individual dari skor dasar ke skor kuis berikutnya (terkini).1. e.Kelebihan dan KelemahanCooperative LearningJigsawvKelebihanCooperative LearningJigsaw[10] Meningkatkan rasa tanggung jawab siswa terhadap pembelajarannya sendiri dan juga pembelajaran orang lain. Siswa tidak hanya mempelajari materi yang diberikan, tetapi mereka juga harus siap memberikan dan mengajarkan materi tersebut pada anggota kelompoknya yang lain. Meningkatkan bekerja sama secara kooperatif untuk mempelajari materi yang ditugaskanvKelemahanCooperative LearningJigsaw Kurangnya pemahaman guru mengenai penerapan metode jigsaw serta kurangnya buku sumber sebagai media pembelajaran Jumlah siswa yang terlalu banyak mengakibatkan perhatian guru terhadap proses pembelajaran relatif kecil sehingga hanya sebagian orang saja yang menguasai arena kelas, yang lain hanya sebagai penonton. Kurangnya penguasaan materi oleh satu atau sebagian anggota dalam kelompok ahli mengakibatkan penguasaan materi pada kelompok asal yang minim.