Model Pembelajaran Berbasis Tugas -...

12
Pembelajaran Berbasis Tugas 1 Model Pembelajaran Berbasis Tugas emasuki era globalisasi dan perkembangan teknologi yang sangat cepat (Revolusi Industri 4.0), perlu dilakukan reformasi di segala bidang, termasuk dalam bidang pendidikan dan pembelajaran. Untuk itu, pembelajaran sebagai inti kurikulum harus dapat memfasilitasi pembentukan insan yang unggul, yakni insan yang cerdas holistik (intelektual, spiritual, sosial, dan ekologis), berkarakter baik, dan memiliki daya saing tinggi. Pembelajaran di perguruan tinggi perlu diorkestrasi dengan baik agar dapat dihasilkan lulusan yang unggul. Dosen sebagai agen pembelajaran perlu memfasilitasi agar kapasitas belajar dan keterampilan mahasiswa dapat ditingkatkan. Kapasitas belajar mahasiswa yang tinggi merupakan modal sukses dan memudahkan mahasiswa memiliki literasi informasi, literasi digital, dan literasi manusia. Minimal terdapat 4 (empat) keterampilan mahasiswa harus dikembangkan dalam pembelajaran, yaitu keterampiran berpikir kritis, kreatif, kolaboratif, dan komunikatif. Menurut pandangan konstruktivisme, dosen bukan sekadar memberi informasi (transfer of knowledge) ke pikiran mahasiswa, akan tetapi harus mendorong mahasiswa mengeksplorasi, menemukan pengetahuan, merefleksi, dan berpikir kritis (Brooks & Brooks, 2001). Pembelajar penganut konstruktivisme tidak akan meminta pebelajar untuk menghafal informasi saja, tetapi juga memberi mereka peluang untuk membangun pengetahuan dan pemahaman materi pelajaran M Pendahuluan

Transcript of Model Pembelajaran Berbasis Tugas -...

Page 1: Model Pembelajaran Berbasis Tugas - lpppm.undiksha.ac.idlpppm.undiksha.ac.id/download/jadwal/Draf-TBL.pdf · Pembelajaran Berbasis Tugas 1 Model ... emasuki era globalisasi dan perkembangan

Pembelajaran Berbasis Tugas

1

Model

Pembelajaran

Berbasis

Tugas

emasuki era globalisasi dan perkembangan teknologi

yang sangat cepat (Revolusi Industri 4.0), perlu

dilakukan reformasi di segala bidang, termasuk dalam

bidang pendidikan dan pembelajaran. Untuk itu, pembelajaran

sebagai inti kurikulum harus dapat memfasilitasi pembentukan

insan yang unggul, yakni insan yang cerdas holistik (intelektual,

spiritual, sosial, dan ekologis), berkarakter baik, dan memiliki

daya saing tinggi. Pembelajaran di perguruan tinggi perlu

diorkestrasi dengan baik agar dapat dihasilkan lulusan yang

unggul. Dosen sebagai agen pembelajaran perlu memfasilitasi

agar kapasitas belajar dan keterampilan mahasiswa dapat

ditingkatkan. Kapasitas belajar mahasiswa yang tinggi

merupakan modal sukses dan memudahkan mahasiswa

memiliki literasi informasi, literasi digital, dan literasi manusia.

Minimal terdapat 4 (empat) keterampilan mahasiswa harus

dikembangkan dalam pembelajaran, yaitu keterampiran berpikir

kritis, kreatif, kolaboratif, dan komunikatif.

Menurut pandangan konstruktivisme, dosen bukan sekadar

memberi informasi (transfer of knowledge) ke pikiran

mahasiswa, akan tetapi harus mendorong mahasiswa

mengeksplorasi, menemukan pengetahuan, merefleksi, dan

berpikir kritis (Brooks & Brooks, 2001). Pembelajar penganut

konstruktivisme tidak akan meminta pebelajar untuk menghafal

informasi saja, tetapi juga memberi mereka peluang untuk

membangun pengetahuan dan pemahaman materi pelajaran

M Pendahuluan

Page 2: Model Pembelajaran Berbasis Tugas - lpppm.undiksha.ac.idlpppm.undiksha.ac.id/download/jadwal/Draf-TBL.pdf · Pembelajaran Berbasis Tugas 1 Model ... emasuki era globalisasi dan perkembangan

Pembelajaran Berbasis Tugas

2

secara mandiri. Mahasiswa dilibatkan dan diberi kesempatan

mengambil peran lebih besar dalam perolehan pengetahuan

(Lan, Hock, & Xioping, 2009). Pembelajaran berpusat pada

mahasiswa sangat membantu dalam: a) mengembangkan

kemampuan proses berinteraksi dengan orang lain, seperti

sikap toleran terhadap pandangan yang tidak sependapat

dengannya, mampu bekerjasama dalam kelompok, dan

bersikap kritis terhadap pendapat orang lain, b)

mengembangkan pemahaman yang lebih mendalam tentang

topik tertentu, dan c) mengembangkan kemampuan meneliti

atau keterampilan proses dan pemecahan masalah.

Pembelajaran yang mampu mengaktifkan mahasiswa dalam

belajar menjadi sesuatu yang mutlak dilakukan oleh dosen, hal

ini didasarkan pada gagasan bahwa pebelajar secara alami

sebenarnya sudah memiliki sikap aktif dan rasa ingin tahu

(Jacobsen, dkk., 2009). Gagne, dkk. (1992) mendefinisikan

pembelajaran sebagai berikut: “Instruction is a set of events that

affect learners in such a way that learning is facilitated”.

Berdasarkan definisi ini, pembelajaran pada hakikatnya

merupakan serangkaian kegiatan untuk memfasilitasi peserta

didik belajar. Peran utama dosen bukan sebagai narasumber

dan agen penyampai pengetahuan (transfer of knowledge) ,

tetapi sebagai fasilitator dan agen pembelajaran (transform of

knowledge). Silberman (1996) menyatakan bahwa

pembelajaran yang baik adalah pembelajaran yang mampu

melibatkan mental dan tindakan pebelajar itu sendiri.

Penjelasan dan peragaan yang diberikan oleh dosen tidak akan

menuju ke arah pembelajaran yang sebenarnya dan daya

retensinya tidak lama. Hal ini juga didukung dari hasil penelitian

Scroeder (1993) dalam Silberman (1996) yang menunjukkan

bahwa 60% pebelajar memiliki orientasi belajar praktis.

Pebelajar lebih senang terlibat secara langsung atau mendapat

pengalaman konkrit, daripada diberikan konsep dasar lebih dulu

dan penerapannya kemudian.

Pemilihan strategi atau model pembelajaran sangat

menentukan pola pembelajaran itu apakah mengarah pada pola

pembelajaran yang berpusat pada dosen atau kepada

mahasiswa. Untuk dapat menciptakan pembelajaran yang

efektif dan mampu mengaktifkan siswa baik fisik dan

intelektualnya, rancangan atau desain pembelajaran mutlak

Page 3: Model Pembelajaran Berbasis Tugas - lpppm.undiksha.ac.idlpppm.undiksha.ac.id/download/jadwal/Draf-TBL.pdf · Pembelajaran Berbasis Tugas 1 Model ... emasuki era globalisasi dan perkembangan

Pembelajaran Berbasis Tugas

3

diperlukan. Reigeluth (1983) mengemukakan bahwa desain

pembelajaran sangat membantu dalam memfasilitasi proses

belajar seseorang secara optimal. Oleh karena itu, penentuan

atau penetapan metode pembelajaran yang optimal untuk

mencapai hasil atau tujuan pembelajaran yang diinginkan

menjadi hal yang mesti dipahami dan dikuasai oleh dosen.

Merancang dan melaksanakan pembelajaran, memahami

peserta didik, evaluasi pembelajaran, dan pengembangan

peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang

dimilikinya merupakan kompetensi pedagogik yang harus

dimiliki seorang dosen.

Model-model pembelajaran yang berpusat pada mahasiswa

sudah banyak dikembangkan. Salah satu model pembelajaran

yang dikembangkan adalah pembelajaran berbasis tugas

(Task-Based Learning Model). N. Prabhu adalah orang pertama

yang mengembangkan Model Pembelajaran Berbasis Tugas di

Bangalore, India Selatan. Model Pembelajaran Berbasis Tugas

(Model PBT) sering digunakan sebagai pendekatan

pembelajaran alternatif untuk pengajaran Bahasa Inggris.

Prabhu percaya bahwa mahasiswa dapat belajar lebih efektif

ketika pikiran mereka difokuskan pada tugas, bukan pada

bahasa yang mereka gunakan (Buyukkarci, 2009). Aktivitas

berbasis tugas sebagai alat untuk memfasilitasi belajar dan

efektif untuk menciptakan pengalaman belajar bahasa yang

lebih komunikatif (Martin, 2015). Lightbown dan Spada (dalam

Buyukkarci, 2009) menyatakan bahwa PBT melibatkan

berbagai instruksi dalam aktivitas kelasnya dengan memberikan

tugas serupa yang memungkinkan dapat dilakukan oleh

mahasiswa di luar kelas bahasa.

ugas merupakan komponen inti dari model PBT. Model

PBT merupakan suatu aktivitas belajar yang berfokus

pada penyelesaian tugas. Zakime (2018) menguraikan

bahwa pembelajaran berbasis tugas adalah pendekatan

di mana pembelajaran berkisar pada penyelesaian tugas yang

bermakna. Pembelajaran menjadi berkmana, bila tugas

diorganisasi dengan baik untuk memfasilitasi agar mahasiswa

mampu mengaitkan pengetahuan dan keterampilan yang

dimiliki dengan pengetahuan dan keterampilan yang

dibelajarkan. Belajar lebih bermakna bila mahasiswa diberikan

T Hakikat

Pembelajaran

Berbasis

Tugas (PBT)

Page 4: Model Pembelajaran Berbasis Tugas - lpppm.undiksha.ac.idlpppm.undiksha.ac.id/download/jadwal/Draf-TBL.pdf · Pembelajaran Berbasis Tugas 1 Model ... emasuki era globalisasi dan perkembangan

Pembelajaran Berbasis Tugas

4

pengalaman belajar langsung, otenti,k dan kontekstual. Tugas

yang diberikan dalam pembelajaran menyerupai situasi

“kehidupan nyata”. Disamping itu, tugas yang diberikan harus

menantang, yakni mendorong mahasiswa belajar aktif baik

secara individu maupun kolaboratif. Belajar aktif yang dimaksud

aktif berpikir (mind-on) dan aktif melakukan (hand-on). Tugas

diharapkan dapat mengembangkan kemampuan berpikir kritis

dan dan kreatif.

embelajaran yang berkualitas sangat menentukan hasil

belajar mahasiswa. Interrelasi antara karakteristik

mahasiswa, kualitas pembelajaran dan hasil belajar

dijelaskan dalam teori belajar Bloom (School Learning Theory).

Inti dari teori belajar ini adalah bahwa hasil belajar dipengaruhi

oleh dua variabel, yaitu: (a) karakteristik mahasiswa (student

characteristics) yang meliputi variansi masukan kognitif

mahasiswa (cognitive entry behavior), misalnya kemampuan

(ability) dan variansi masukan afektif mahasiswa (affective entry

behavior), misalnya motivasi, minat dan sikap dan (b) kualitas

pembelajaran (quality of instruction) yang difokuskan pada

interaksi yang terjadi di kelas. Interaksi antara variabel

karakteristik mahasiswa, kualitas pembelajaran, dan hasil

belajar dapat dilihat pada Gambar 1 (Elliott dkk.,1996).

Gambar 1.Teori Belajar Bloom (Bloom`s theory of school learning) (Sumber: Elliott dkk., 1996)

P

Hasil Belajar

Tingkat/tipe prestasi belajar

Kecepatan belajar

Hasil belajar afektif Kualitas Pembelajaran

Tugas-tugas (Learning Task)

Karakteristik Mahasiswa

Masukan kognitif

Masukan afektif

Landasan

Teoritik

Pembelajaran

Berbasis

Tugas

Page 5: Model Pembelajaran Berbasis Tugas - lpppm.undiksha.ac.idlpppm.undiksha.ac.id/download/jadwal/Draf-TBL.pdf · Pembelajaran Berbasis Tugas 1 Model ... emasuki era globalisasi dan perkembangan

Pembelajaran Berbasis Tugas

5

Woolfolk (2011) menguraikan bahwa tugas akademik dapat

berpengaruh terhadap motivasi. Tugas dapat merangsang

peserta didik aktif belajar secara individual maupun secara

berkelompok, melatih berpikir kreatif, dan dapat medorong

peserta didik untuk mencari dan mengelola sendiri informasi

(Adnyana, 2017). Motivasi belajar merupakan salah satu faktor

yang mempengaruhi hasil balajar. Pemberian tugas yang

bermakna dan otentik dalam pembelajaran dapat meningkatkan

motivasi belajar. Motivasi belajar merupakan motor pengerak

yang mengaktifkan peserta didik untuk melibatkan diri (Winkel,

1996) dan sebagai dasar penggerak yang mendorong untuk

belajar (Wahab, 2015). Santrock (2007) menguraikan bahwa

motivasi intrinsik dapat menguat jika peserta didik menganggap

tugas sebagai sesuatu yang menarik, relevan secara personal,

bermakna, dan dikaitkan dengan dunia nyata.

Woolfolk (2011) menguraikan tugas otentik adalah “tasks that

have some connection to real-life problem that students will

face outside classroom”. Pemberian tugas otentik dalam

pembelajaran dapat memberikan pengalaman belajar riil untuk

menghadapi dunia nyata. Pemberian pengalaman belajar

melalui tugas dapat menambah pengatahuan dan keterampilan,

serta menumbuhkan sikap positif. Hal ini sesuai dengan filosofi

konstruktivisme, yakni pengetahuan tumbuh dan berkembang

melalui pengalaman. Setiap pengalaman yang dialami

seseorang melibatkan asimilasi dan akomodasi (Hergenhahn &

Olson, 2008). Individu akan belajar dengan baik bila mereka

secara aktif mengkonstruksi pengetahuan dan pemahaman.

Pemahaman berkembang semakin dalam dan kuat apabila

selalu diuji oleh berbagai macam pengalaman. Menurut Piaget

(dalam Santrock, 2007), pengetahuan dibangun melalui

adaptasi yang meliputi proses asimilasi dan akomodasi. Proses

asimilasi terjadi pada saat peserta didik mengitegrasikan

pengetahuan baru dari luar ke dalam struktur kognitif (skemata)

yang telah ada. Sedangkan proses akomodasi terjadi bila

peserta didik memodifikasi struktur kognitif yang ada atau

membentuk skema baru yang sesuai dengan pengalaman baru

yang dipelajari. Adaptasi akan terjadi jika terdapat

keseimbangan (equilibrium) di dalam struktur kognitifnya. Jika

hanya terjadi asimilasi secara kontinu, peserta didik akan

memiliki beberapa skema global dan tidak mampu melihat

Page 6: Model Pembelajaran Berbasis Tugas - lpppm.undiksha.ac.idlpppm.undiksha.ac.id/download/jadwal/Draf-TBL.pdf · Pembelajaran Berbasis Tugas 1 Model ... emasuki era globalisasi dan perkembangan

Pembelajaran Berbasis Tugas

6

perbedaan antar beberapa hal. Sebaliknya, jika hanya

akomodasi saja yang terjadi secara kontinu, peserta didik akan

hanya memiliki skemata yang kecil-kecil saja, dan tidak memiliki

skemata yang umum, tidak dapat melihat persamaan-

persamaan dalam berbagai hal.

Vygotsky menekankan bahwa peserta didik mengkonstruksi

pengetahuan melalui interaksi sosial dengan orang lain. Isi dari

pengetahuan ini dipengaruhi oleh kultur di mana peserta didik

tinggal, yang mencakup bahasa, keyakinan, dan keahlian/

keterampilan (Santrock, 2007). Belajar dimulai dari ketika

seseorang berada dalam zone of proximal development, yaitu

suatu tingkat yang dicapai oleh seseorang ketika ia melakukan

perilaku sosial. Peserta didik dapat belajar dengan baik ketika

mereka belajar bersama dengan peserta didik lainnya yang

lebih mampu atau dengan bantuan orang dewasa. Menurut

Santrock (2007), pembelajaran berlangsung dengan baik bila

peserta didik diberi kesempatan untuk berinteraksi dan bekerja

sama dengan orang lain dalam menangani tugas-tugas

pembelajaran.

Pengalaman memegang peran sentral dalam pembelajaran.

Pemahaman dan transformasi pengalaman dalam belajar

menghasilkan pengetahuan. Pengalaman, termasuk kognisi,

faktor lingkungan, dan emosi, mempengaruhi proses

pembelajaran (Cherry, 2017). Pemberian pengalaman dalam

mengerjakan tugas yang bermakna mendorong peserta didik

aktif belajar. Agar tugas dapat dikerjakan sesuai dengan tujuan,

maka tugas yang diberikan harus relevan, bermakna bagi

peserta didik, jelas, sesuai dengan kemampuan peserta didik

dan waktu yang disediakan (Burden & Byrd, 1999).

etiap model pembelajaran terdiri atas beberapa unsur

atau komponen. Menurut Joice dkk. (1992), setiap model

pembelajaran terdiri dari komponen berikut.

a) Sintaks, tahap-tahap kegiatan yang dilakukan dalam

pembelajaran.

b) Sistem sosial, situasi atau suasana dan norma yang berlaku

dalam model.

c) Prinsip reaksi, pola kegiatan yang menggambarkan

bagaimana pendidik seharusnya melihat dan

S Karakteristik

Model

Pembelajaran

Berbasis

Tugas

Page 7: Model Pembelajaran Berbasis Tugas - lpppm.undiksha.ac.idlpppm.undiksha.ac.id/download/jadwal/Draf-TBL.pdf · Pembelajaran Berbasis Tugas 1 Model ... emasuki era globalisasi dan perkembangan

Pembelajaran Berbasis Tugas

7

memperlakukan para peserta didik termasuk bagaimana

seharusnya memberi respon kepada mereka.

d) Sistem pendukung, segala sarana, bahan, dan alat yang

diperlukan untuk melaksanakan suatu model pembelajaran

tertentu.

e) Dampak instruksional dan dampak pengiring. Dampak

instruksional hasil belajar yang dicapai langsung dengan

cara mengarahkan para peserta didik pada tujuan yang

diharapkan. Dampak pengiring, hasil belajar lainnya yang

dihasilkan oleh suatu proses pembelajaran, sebagai akibat

terciptanya suasana pembelajaran yang dialami langsung

oleh peserta didik tanpa adanya arahan langsung dari

pendidik.

a. Sintaks

Model Pembelajaran Berbasis Tugas terdiri dari tiga tahapan,

yaitu: 1) Pra-Tugas (Pre-Task), 2) Dalam Tugas (During-Task),

dan 3) Pasca Tugas (Post-Task). Tujuan dan kegiatan pada

setiap tahapan diuraikan secara ringkas pada Tabel 1.

Tabel 1. Tahapan, Tujuan dan Kegiatan Model PBT

No. Tahapan Tujuan Kegiatan Utama

1 Pra-Tugas (Pre-Task)

Mempersiapan mahasiswa melaksanakan/ mengerjakan tugas

1) Menyampaikan tujuan yang ingin capai

2) Mendiskusikan tugas 3) Mendiskusikan

prosedur mengerjakan tugas

2 Dalam Tugas (During- Tasks)

Melibatkan mahasiswa secara aktif dalam mengerjakan tugas

1) Memfasilitasi menyelesaikan tugas

2) Mendorong menyelesaikan tugas

3 Pasca-Tugas (Post-Task)

Mempertanggung-jawabkan tugas

1) Membuat laporan lisan atau tertulis

2) Menyampaiakan hasil karya/produk

3) Melaksanakan refleksi 4) Asesesmen

Page 8: Model Pembelajaran Berbasis Tugas - lpppm.undiksha.ac.idlpppm.undiksha.ac.id/download/jadwal/Draf-TBL.pdf · Pembelajaran Berbasis Tugas 1 Model ... emasuki era globalisasi dan perkembangan

Pembelajaran Berbasis Tugas

8

b. Sistem Sosial

Sistem sosial bersifat partisipatif dan kolaboratif. Semua

peserta didik (mahasiswa) terlibat secara aktif bekerjasama

mengerjakan tugas. Pendidik (dosen) berperan sebagai fasilitor,

motivator, dan pembimbing dalam penyelesaian tugas. Tugas

yang diberikan berperan sebagai wahana untuk

mengembangkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap positif

peserta didik (mahasiswa).

c. Prinsip Pengelolaan/Reaksi

Ellis (2002) menguraikan bahwa dalam mendisain

pembelajaran berbasis tugas perlu memperhatikan prinsip-

prinsip berikut.

Prinsip 1: Pastikan tingkat kesulitan tugas yang sesuai

Prinsip 2: Tetapkan tujuan yang jelas untuk setiap pelajaran

berbasis tugas.

Prinsip 3: Kembangkan orientasi yang sesuai untuk peserta

didik terkait dengan tugas yang dilakukan.

Prinsip 4: Pastikan bahwa peserta didik mengadopsi peran

aktif dalam pembelajaran berbasis tugas.

Prinsip 5: Dorong peserta didik untuk mengambil risiko.

Prinsip 6: Pastikan bahwa peserta didik terutama berfokus

pada makna ketika mereka melakukan tugas.

Prinsip 7: Berikan peluang untuk opsi desain.

Prinsip 8: Mintalah peserta untuk mengevaluasi kinerja dan

kemajuan mereka.

d. Sistem Pendukung

Untuk mendesain pembelajaran menggunakan model PBT

diperlukan tugas belajar (learning task). Berdasarkan cara

mengerjakan, tugas dapat dibedakan menjadi tugas individu

dan tugas kelompok. Tugas individu merupakan tugas yang

dikerjakan secara mandiri, sedangkan tugas kelompok adalah

tugas yang dikerjakan secara kolaboratif.

Willis dan Willis (2007) membedakan tujuh jenis tugas dan

menempatkannya dalam urutan berikut

(1) Mendaftar: brainstorming dan / atau pencarian fakta

(misalnya hal-hal, kualitas, orang, tempat, fitur, hal-hal yang

harus dilakukan, alasan);

Page 9: Model Pembelajaran Berbasis Tugas - lpppm.undiksha.ac.idlpppm.undiksha.ac.id/download/jadwal/Draf-TBL.pdf · Pembelajaran Berbasis Tugas 1 Model ... emasuki era globalisasi dan perkembangan

Pembelajaran Berbasis Tugas

9

(2) Pengurutan dan penyortiran: pengurutan, pemberian

peringkat, pengklasifikasian (mis. Pengurutan gambar cerita,

item peringkat menurut biaya, popularitas, negatif atau

positif);

(3) Mencocokkan (misalnya mendengarkan dan

mengidentifikasi, mendengarkan dan melakukan (Total

Physical Response), mencocokkan frase/deskripsi dengan

gambar, mencocokkan arah ke peta);

(4) Membandingkan: menemukan persamaan atau perbedaan

(misalnya membandingkan cara menyapa atau adat

setempat, bermain „Spot the Difference‟, membandingkan

dua musim);

(5) Pemecahan masalah: teka-teki logika, masalah kehidupan

nyata, studi kasus, teks yang tidak lengkap (mis. Masalah

logika, memberi saran, mengusulkan dan mengevaluasi

solusi, memprediksi akhir cerita);

(6) Proyek dan tugas kreatif (misalnya melakukan dan

melaporkan survei, memproduksi koran kelas,

merencanakan acara radio, merancang brosur);

(7) Berbagi pengalaman pribadi: bercerita, anekdot, kenang-

kenangan, opini, reaksi (mis. Awal schooldays, perjalanan

yang mengerikan, momen memalukan, kuis kepribadian)

e. Dampak Instruksional dan Dampak Pengiring

Dampak Instruksional dan pengiring dari Model Pembelajaran

Berbasis Tugas dapat digambarkan seperti Gambar 2.

Gambar 2. Dampak Instruksional dan Pengiring

Page 10: Model Pembelajaran Berbasis Tugas - lpppm.undiksha.ac.idlpppm.undiksha.ac.id/download/jadwal/Draf-TBL.pdf · Pembelajaran Berbasis Tugas 1 Model ... emasuki era globalisasi dan perkembangan

Pembelajaran Berbasis Tugas

10

emampuan mahasiswa dalam mengerjakan tugas dapat

diases dengan menggunakan asesmen otentik.

Instrumen yang diperlukan minimal terdiri tugas dan

rubrik penilaian. Kumpulan hasil karya mahasiswa

mengerjakan tugas dapat diases dengan asesmen portofolio.

Keterampilan mahasiswa mengerjakan tugas diases dengan

asesemen kinerja. Tuga-tugas yang diberikan untuk

mengahasilkan suatu produk diases dengan asesemen produk.

Sedangkan tugas-tugas yang diiberikan untuk melakukan

investigasi dalam jangka waktu tertentu diases dengan

asesmen projek. Untuk memundahkan dalam pemberian skor

(scoring) dan nilai (grading) diperlukan rubrik penilaian dapat

berupa rubrik holistik atau rubrik analitik

odel PBT merupakan suatu model pembelajaran yang

berpusat pada mahasiswa. Penggunaan model PBT

dalam pembelajaran dapat mendorong mahasiswa

belajar secara aktif (aktif berpikir dan melakukan),

kolaboratif, dan bermakna. Tugas yang diberikan berupa tugas

yang dapat memberikan pengalaman belajar otentik dan

kontekstual. Tahapan pembelajaran berbasis tugas terdiri dari

tiga tahapan, yaitu: a) Pra-Tugas (Pre-Task), b) Dalam Tugas

(During-Task), dan c) Pasca Tugas (Post-Task).

Adnyana. P. B. 2017. Pengaruh Pemberian Tugas Membuat

Makalah dan Resume Artikel Jurnal Ilmiah Terhadap

Literasi Informasi dan Efektivitas perkuliahan Seminar

Pendidikan IPA di Program Pasca Sarjana Undiksha.

Laporan Penelitian. LPPM Undiksha.

Arends, R.I. 2004. Learning to Teach. Boston: McGraw Hill.

Arends R.I. 1997. Classroom Instruction and Management. New York: The McGraw-Hill.

Brooks, J.G & Brooks, M.G. 2001. In Search of

Understanding: The Case for Consctructivist

Classroom. Virginia: Association for Supervision and

Curriculum Development.

K

M

Daftar

Pustaka

Asesemen

dalam PBT

Penutup

Page 11: Model Pembelajaran Berbasis Tugas - lpppm.undiksha.ac.idlpppm.undiksha.ac.id/download/jadwal/Draf-TBL.pdf · Pembelajaran Berbasis Tugas 1 Model ... emasuki era globalisasi dan perkembangan

Pembelajaran Berbasis Tugas

11

Burden, P.R. and Byrd, D.M. 1999. Methods for Effective Teaching. Boston: Allyn & Bacon.

Buyukkarci, K. 2009. A. Critical Analysis of Task-based

Learning. Kostamonu Educational Journal, 17(1):

313-320 .

Cherry, K. 2017. Experiential Learning Theory of David Kolb,

Acessed 9 Mei 2018. Available at:

https://www.verywellmind.com.

Eggen, P. D. and Kauchak, D.P. 1996. Strategies for Teachers: Teaching Content and Thinking Skills. Boston: Allyn and Bacon

Elliott, S.N., Kratochwill, T.R., Littlefield, J., & Travers J.F. 1996. Educational Psychology: Effective Teaching and Effective Learning. Madison: Brown & Benchmark.

Ellis, R. (2002). The Methodology of Task-Based Teaching.

Accesed 2 Mei 2018. Available at: https://www.kansai-

u.ac.jp/fl

Gagne, R.M., Briggs, L.J., & Wager, W.W. 1992. Princles of Instructional Design. Fort Worth Philadelphia: Harcourt Brace Jovanovic Colledge Publishers.

Gunter, M.A., Estes, T., & Schwab, J.H. 1990. Instruction: A Models Approach. Boston: Allyn and Bacon.

Hergenhahn, B.R., & Olson, M.H. 2008. Theories of Learning

(Teori Belajar), Terjemahan. Jakarta: Kencana

Jacobsen, D.A., Eggen, P.D., & Kauchak, D.P. 2009. Methods

for Teaching: Metode-metode Pengajaran

Meningkatkan Belajar SiswaTK-

SMA.Terjemahan.Yogyakarta:Pustaka Belajar

Joyce, B., Weil, M., & Showers, B. 1992. Models of Teaching. Boston: Allyn and Bacon.

Joyce, B., Weil, M., & Calhoun, E. 2015. Models of Teaching, Terjemahan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Martin, S. 2015. Task-Based Learning in the L2 Classroom,

Accesed 11 Mei 2018, available at: https://www.usma.edu.

Reigeluth, C. 1983. Instructional-Design Theories and

Models: An Overview of Their Current Status.

Hillsdale NJ: Lowrence Erlboun Associates

Silberman, M.L. 1996. Active Learning: 101 Strategies To Teach Any Subject. Boston: Allyn and Bacon

Santrock, J.W. 2004. Psikolologi Pendidikan, Terjemahan. Jakarata: Kencana.

Soekamto, T. & Winataputra, U.S. 1997. Teori Belajar dan Model-model Pemembelajaran. Jakarta: PAU-PPAI.

Page 12: Model Pembelajaran Berbasis Tugas - lpppm.undiksha.ac.idlpppm.undiksha.ac.id/download/jadwal/Draf-TBL.pdf · Pembelajaran Berbasis Tugas 1 Model ... emasuki era globalisasi dan perkembangan

Pembelajaran Berbasis Tugas

12

Suparno, P. 1997. Filsafat Konstruktivisme dalam Pendidikan. Yogyakarta: Kanisius.

Willis, D. & Willis, J. 2007. Doing Task-based Teaching. Oxford: Oxford University Press.

Winkel, W.S. 1996. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Grasindo. Woolfolk. A. 2011. Educational Psychology: Active Learning

Edition. Boston: Pearson. Zakime, A. 2018. What is Task Based Learning?. Available at:

https://www.whatiselt.com, acssesed 29 Mei 2018.