model implementasi kebijakan pulblik
-
Upload
gina-sonia-fy-effendi -
Category
Documents
-
view
247 -
download
3
Transcript of model implementasi kebijakan pulblik
-
8/18/2019 model implementasi kebijakan pulblik
1/10
Model-Model Impementasi Kebijakan Publik
Dimensi paling inti dari kebijakan publik adalah proses kebijakan. Di sini
kebijakan publik dilihat sebagai sebuah proses kegiatan atau sebagai satu kesatuan sistem
yang bergerak dari satu bagian ke bagian lain secara sinambung, saling menentukan dansaling membentuk.
Dalam bukunya Public Policy, Riant Nugroho (2009, 49449!" memberi makna
implementasi kebijakan sebagai #cara agar sebuah kebijakan dapat mencapai tujuannya.
$idak lebih dan tidak kurang%. Ditambahakan pula, bah&a untuk mengimplementasikankebijakan publik, ada dua pilihan langkah yang ada, yaitu langsung
mengimplementasikan dalam bentuk program atau melalui 'ormulasi kebijakan deriat
atau turunan dari kebijakan publik tesebut. )ecara umum dapat digambarkan sebagai berikut*
Sekuensi Implementasi Kebijakan
+mplementasi
kebijakan adalah halyang paling berat,
karena di sini
masalahmasalah yangtidak dijumpai dalam
konsep, muncul di
lapangan. )elain itu,
ancaman utama adalahkonsistensi
implementasi.
endekatan
dalam implementasikebijakan publik oleh
eter de-eon dan
-inda de-eon (200" dikelompokkan menjadi tiga generasi. /enerasi pertama, yaitu padatahun 90an, memahami implementasi kebijakan sebagai masalahmasalah yang terjadi
antara kebijakan dan eksekusinya. 1empergunakan pendekatan ini, antara lain* /raham
$. llison dengan studi kasus misil kuba (9, 99". ada generasi ini implementasikebijakan berhimpitan studi pengambilan keputusan di sektor publik.
/enerasi kedua, tahun 930an, adalah generasi yang mengembangkan
pendekatan implementasi kebijakan yang bersi'at #dari atas ke ba&ah% (top-downer
perspective". erspekti' ini lebih 'okus pada tugas birokrasi untuk melaksanakan
http://abdiprojo.blogspot.co.id/2010/04/model-model-impementasi-kebijakan_05.htmlhttp://abdiprojo.blogspot.co.id/2010/04/model-model-impementasi-kebijakan_05.html
-
8/18/2019 model implementasi kebijakan pulblik
2/10
kebijakan yang telah diputuskan secara politik. ara ilmu&an sosial yang
mengembangkan pendekatan ini adalah Daniel 1amanian dan aul )abatier (935", dan
aul 6erman (930". ada saat yang sama, muncul pendekatan bottom-upper yangdikembangkan oleh 1ichael -ipsky (9, 930", dan 6enny 7jern (932, 935".
/enerasi ketiga, tahun 990an, dikembangkan oleh ilmu&an sosial 1alcolm -./oggin (990", memperkenalkan pemikiran bah&a ariabel perilaku aktor pelaksana
implementasi kebijakan lebih menentukan keberhasilan implementasi kebijakan. adasaat yang sama, muncul pendekatan kontijensi atau situsional dalam implementasi
kebijakan yang mengemukakan bah&a implementasi kebijakan banyak didukung oleh
adaptabilitas implementasi kebijakan tersebut. ara ilmu&an yang mengembangkan yangmengembangkan pendekatan ini adalah antara lain Richard 1atland (99!", 7elen
+ngram (990", dan Denise )cheberle (99".
Model-Model Implementasi Kebijakan Publik
Model Van Meter dan Van Horn
1odel pertama adalah model yang paling klasik, yakni model yang diperkenalkan olehDonald 8an 1eter dan arl 8an 7orn (9!". 1odel ini mengandaikan bah&a
implementasi kebijakan berjalan seara linear dari kebijakan publik, implementator, dan
kinerja kebijakan publik. 6eberapa ariabel yang dimasukkan sebagai ariabel yangmempengaruhi kebijakan publik adalah ariabel berikut*
2 ktiitas implementasi dan komunikasi antar organisasi
3 :arakteristik agen pelaksana;implementator
4 :ondisi ekonomi, sosial, dan politik
5 :ecenderungan (disposition" pelaksana;implementor.
6 Model Mazmanian dan Sabatier
1odel yang kedua adalah model yang dikembangkan Daniel 1amanian dan aul .)abatier (935" yang mengemukakan bah&a implementasi adalah upaya melaksanakan
keputusan kebijakan. 1odel 1amanian dan )abatier disebut Model Kerangka AnalisisImplementasi (a framework for implementation analysis".
1amanian)abatier mengklasi'ikasikan proses implementasi kebijakan ke dalam tigaariabel, yaitu*
7 8ariabel +ndependen
1udahtidaknya masalah dikendalikan yang berkenaan dengan indikator masalah
teori dan teknis pelaksanaan, keragaman objek, dan perubahan seperti apa yang
-
8/18/2019 model implementasi kebijakan pulblik
3/10
dikehendaki
8 8ariabel +nterening
Diartikan sebagai kemampuan kebijakan untuk menstrukturkan proses implementasi
dengan indikator kejelasan dan konsistensi tujuan, dipergunakannya teori kausal,ketepatan alokasi sumber dana, keterpaduan hirarkis di antara lembaga pelaksana,
aturan pelaksana dari lembaga pelaksana, dan perekrutan pejabat pelaksana yang
memiliki keterbukaan kepada pihak luar, ariabel di luar kebijakan yangmempengaruhi proses implementasi yang berkenaan dengan indikator kondisi sosio
ekonomi dan teknologi, dukungan publi, sikap dan risorsis konstituen, dukungan
pejabat yang lebih tinggi, serta komitmen dan kualitas kepemimpinan dari pejabat pelaksana.
9 8ariabel Dependen
-
8/18/2019 model implementasi kebijakan pulblik
4/10
disediakan. Dalam prakteknya implementasi program yang memerlukan perpaduan
antara dana, tenaga kerja dan peralatan yang diperlukan untuk melaksanakan program
harus dapat disiapkan secara serentak, namun ternyata ada salah satu komponentersebut mengalami kelambatan dalam penyediaannya sehingga berakibat program
tersebut tertunda pelaksanaannya.
14 :ebijakan yang akan diimplementasikan didasari oleh suatu hubungan kausalitasyang andal. :ebijakan kadangkala tidak dapat diimplemetasikan secara e'ekti' bukan
lantaran ia telah diimplementasikan secara asalasalan, tetapi kebijakan itu sendiri
memang jelek. enyebabnya karena kebijakan itu didasari oleh tingkat pemahamanyang tidak memadahi mengenahi persoalan yang akan ditanggulangi, sebabsebab
timbulnya masalah dan cara pemecahanya, atau peluangpeluang yang tersedia untuk
mengatasi masalahnya, si'at permasalahannya dan apa yang diperlukan untuk
meman'aatkan peluangpeluang tersebut.
15 7ubungan kausalitas bersi'at langsung dan hanya sedikit mata rantai
penghubungnya. ada kebanyakan program pemerintah sesungguhnya teori yang
mendasari kebijakan jauh lebih komplek dari pada sekedar hubungan antara dua
ariabel yang memiliki hubungan kausalitas. :ebijakankebijakan yang memilikihubungan sebabakibat tergantung pada mata rantai yang amat panjang maka ia akan
mudah sekali mengalami keretakan, sebab semakin panjang mata rantai kausalitas,
semakin besar hubungan timbal balik diantara mata rantai penghubungnya dansemakin kompleks implementasinya. Dengan kata lain semakin banyak hubungan
dalam mata rantai, semakin besar pula resiko bah&a bebarapa diantaranya kelak
terbukti amat lemah atau tidak dapat dilaksanakan dengan baik.
16 7ubungan saling ketergantungan harus kecil. +mplemetasi yang sempurna
menuntut adanya persyaratan bah&a hanya terdapat badan pelaksana tunggal dalam
melaksanakan misi tidak tergantung badanbadan lain;instansi lainnya. :alau ada
ketergantungan dengan organisasiorganisasi ini haruslah pada tingkat yang minimal,
baik dalam artian jumlah maupun kadar kepentingannya. ?ika implementasi suatu program ternyata tidak hanya membutuhkan rangkaian tahapan dan jalinan hubungan
tertentu, melainkan juga kesepakatan atau komitmen terhadap setiap tahapan diantarasejumlah aktor;pelaku yang terlibat, maka peluang bagi keberhasilan implementasi
program, bahkan hasil akhir yang diharapkan kemungkinan akan semakin berkurang.
17 emahaman yang mendalam dan kesepakatan terhadap tujuan. ersyaratan ini
mengharuskan adanya pemahaman yang menyeluruh mengenahi kesepakatanterhadap tujuan yang akan dicapai dan dipertahankan selama proses implementasi.
$ujuan itu harus dirumuskan dengan jelas, spesi'ik, mudah dipahami, dapat
dikuanti'ikasikan, dan disepakati oleh seluruh pihak yang terlibat dalam organisasi. Namun berbagai penelitian telah mengungkap bah&a dalam prakteknya tujuan yang
akan dicapai dari program sukar diidenti'ikasikan. :emungkinan menimbulkankon'lik yang tajam atau kebingungan, khususnya oleh kelompok pro'esional atau
kelompokkelompok lain yang terlibat dalam program lebih mementingkan tujuanmereka sendiri. $ujuantujuan resmi kerap kali tidak dipahami dengan baik, mungkin
karena komunikasi dari atas ke ba&ah atau sebaliknya tidak berjalan dengan baik.
:alaupun pada saat a&al tujuan dipahami dan disepakati namun tidak ada jaminankondisi ini dapat terpelihara selama pelaksanaan program, karena tujuantujuan itu
cenderung mudah berubah, diperluas dan disele&engkan.
-
8/18/2019 model implementasi kebijakan pulblik
5/10
18 $ugastugas diperinci dan ditempatkan dalam urutan yang tepat. )yarat ini
mengandung makna bah&a dalam menjalankan program menuju tercapainya tujuan
tujuan yang telah disepakati, masih dimungkinkan untuk merinci dan menyusundalam urutanuruan yangbtepat seluruh tugas yang harus dilaksanakan oleh setiap
bagian yang terlibat. :esulitan untuk mencapai kondisi implementasi yang sempurna
masih terjadi dan tidak dapat dihindarkan. >ntuk mengendalikan program dengan baik dapat dilakukan dengan teknologi seperti Net&ork planning dan contrrol.
19 :omunikasi dan koordinasi yang sempurna. )yarat ini mengharuskan adanya
komunikasi dan ordinasi yang sempurna diantara berbagai unsur atau badan yang
terlibat dalam program. 7ood (9@" dalam hubungan ini menyatakan bah&a gunamencapai implementasi yang sempurna diperlukan suatu sistem satuan administrasi
tunggal sehingga tercipta koordinasi yang baik. ada kebanyakan organiasi yang
memiliki ciriciri departemenisasi, pro'esionalisasi, dan bermacam kegiatankelompok yang melindungi nilainilai dan kepentingan kelompok hampir tidak ada
koordinasi yang sempurna. :omunikasi dan koordiasi memiliki peran yang sangat
penting dalam proses implementasi karena data, syaran dan perintahperintah dapat
dimengerti sesuai dengan apa yang dikehendaki.20 ihakpihak yang memiliki &e&enang kekuasaan dapat menuntut dan
mendapatkan kepatuhan yang sempurna. 7al ini menjelaskan bah&a harus ada
ketundukan yang penuh dan tidak ada penolakan sama sekali terhadap perintah dalamsistim administrasinya. ersyaratan ini menandaskan bah&a mereka yang memiliki
&e&enang, harus juga yang memiliki kekuasan dan mampu menjamin adanya
kepatuhan sikap secara menyeluruh dari pihakpihak lain baik dalam organisasimaupun luar organisasi. Dalam kenyataan dimungkinkan adanya kompartemenisasi
dan diantara badan yang satu dengan yang lain mungkin terdapat kon'lik kepentingan.
2 Model Goggin
1alcolm /oggin, nn 6o&man, dan ?ames -ester mengembangkan apa yang disebutnya
sebagai #communication model % untuk implementasi kebijakan yang disebutnya sebagai#generasi ketiga model implementasi kebijakan% (990". /oggin dan ka&anka&an
bertujuan mengembangkan sebuah model implementasi kebijakan yang lebih ilmiah
dengan mengedepankan pendekatan metode penelitian dengan adanya ariabel
independen, intervening , dan dependen, dan meletakkan komunikasi sebagai penggerak
dalam implementasi kebijakan.
22
Model Grindle
1odel keempat adalah model 1erilee ). /rindle (930". 1odel +mplementasi :ebijakan
ublik yang dikemukakan /rindle (930*" menuturkan bah&a :eberhasilan prosesimplementasi kebijakan sampai kepada tercapainya hasil tergantung kepada kegiatan
program yang telah dirancang dan pembiayaan cukup, selain dipengaruhi oleh ontent o'
olicy (isi kebijakan" dan onteA o' +mplementation (konteks implementasinya".
-
8/18/2019 model implementasi kebijakan pulblik
6/10
+si kebijakan yang dimaksud meliputi*
23 :epentingan yang terpenuhi oleh kebijakan (interest a''ected".
24 ?enis man'aat yang dihasilkan (tipe o' bene'it".
25 Derajat perubahan yang diinginkan (eAtent o' change enisioned".
26 :edudukan pembuat kebijakan (site o' decision making".27 ara pelaksana program (program implementators".
28 )umber daya yang dikerahkan (Resources commited".
)edangkan konteks implementasi yang dimaksud*
29 :ekuasaan (po&er".
30 :epentingan strategi aktor yang terlibat (interest strategies o' actors inoled".
31 :arakteristik lembaga dan penguasa (institution and regime characteristics".32 :epatuhan dan daya tanggap pelaksana (compliance and responsieness".
33 Model Elmore dkk
1odel kelima adalah model yang disusun Richard Blmore (99", 1ichael -ipsky
(9", dan 6enny 7jern dan Daid Corter (93". 1odel ini dimulai dari
mengidenti'ikasikan jaringan aktor yang terlibat dalam proses pelayanan danmenanyakan kepada mereka* tujuan, strategi, aktiitas, dan kontakkontak yang mereka
miliki. 1odel implementasi ini didasarkan pada jenis kebijakan publik yang mendorongmasyarakat untuk mengerjakan sendiri implementasi kebijakannya atau tetap melibatkan pejabat pemerintah namun hanya di tataran rendah. Cleh karena itu, kebijakan yang
dibuat harus sesuai dengan harapan, keinginan, publik yang menjadi target atau kliennya,
dan sesuai pula dengan pejabat eselon rendah yang menjadi pelaksananya. :ebijakanmodel ini biasanya diprakarsai oleh masyarakat, baik secara langsung maupun melalui
lembagalembaga nirlaba kemasyarakatan (-)1".
34 Model Edward
/eorge Bd&ard +++ (930, " menegaskan bah&a masalah utama administrasi publik
adalah lack of attention to implementation. Dikatakannya, without effectiveimplementation the decission of policymakers will not be carried out successfully.
Bd&ard menyarankan untuk memperhatikan empat isu pokok agar implementasi
kebijakan menjadi e'ekti', yaitu communication, resource, disposition or attitudes, dan
beureucratic structures.
:omunikasi berkenaan dengan bagaimana kebijakan dikomunikasikan pada organisasi
dan;atau publik, ketersediaan sumber daya untuk melaksanakan kebijakan, sikap dan
-
8/18/2019 model implementasi kebijakan pulblik
7/10
tanggap dari pihak yang terlibat, dan bagaimana struktur organisasi pelaksana kebijakan.
Resources berkenaan dengan ketersediaan sumber daya pendukung, khususnya sumber
daya manusia. 7al ini berkenaan dengan kecakapan pelaksana kebijakan publik untuk carry out kebijakan secara e'ekti'.
Disposition berkenaan dengan kesediaan dari para implementor untuk carry out
kebijakan publik tersebut, kecakapaan saja tidak mencukupi, tanpa kesediaan dan
komitmen untuk melaksanakan kebijakan.
)truktur birokrasi berkenaan dengan kesesuaian organisasi birokrasi yang menjadi penyelenggara implementasi kebijakan publik. $antangan adalah bagaimana agar tidak
terjadi beureucratic fragmentation karena struktur ini menjadikan proses implementasi
menjadi jauh dari e'ekti'. Di +ndonesia sering terjadi ine'ektiitas implementasi kebijakankarena kurangnya koordinasi dan kerja sama di antara lembagalembaga negara dan; atau
pemerintahan.
35 Model !akamura dan Smallwood
1odel Nakamura dan )mall&ood mengambarkan proses implementasi kebijakan secara
detail. 6egitu detailnya, sehingga model ini relati' relean diimplementasikan pada
semua kebijakan. $abel di ba&ah ini menjelaskan keterkaitan antara pembentukan
kebijakan dan implementasi kebijakan secara praktikal.
Model Implementasi Kebijakan
!akamura dan Smallwood
36 Model
"aringan
1odel inimemehami bah&a
proses
implementasikebijakan adalah
sebuah complex of interaction
processes di antarasejumlah besar
aktor yang berada
dalam suatu jaringan (network " aktoraktor yang independen. +nteraksi di antara paraaktor dalam jaringan tersebutlah yang akan menentukan bagaimana implementasi harus
dilaksanakan, permasalahanpermasalahan yang harus dikedepankan, dan diskresi
-
8/18/2019 model implementasi kebijakan pulblik
8/10
diskresi yang diharapkan menjadi bagian penting di dalamnya.
emahaman ini antara lain dikembangkan dalam sebuah buku yang ditulis oleh tiga orang
ilmu&an 6elanda, yaitu =alter :ickert, Brik 7ans :lijn, dan ?oop :oppenjan, Managing Complex etworks! "trategies for the Public "ector (99". ada model ini, semua aktor
dalam jaringan relati' otonom, artinya mempunyai tujuan masingmasing yang berbeda.$idak ada aktor sentral, tidak ada aktor yang menjadi koordinator. ada pendekatan ini,
koalisi dan; atau kesepakatan di antara aktor yang berada pada sentral jaringan menjadi penentu implementasi kebijakan dan keberhasilannya.
37 Model Matland
Richard 1atland (99!" mengembangkan sebuah model yang disebut dengan 1odel
1atriks mbiguitas:on'lik yang menjelaskan bah&a implementasi secaraadmiministrati' adalah implementasi yang dilakukan dalam keseharian operasi birokrasi
pemerintahan. :ebijakan di sini memiliki ambiguitas atau kemenduaan yang rendah dan
kon'lik yang rendah. +mplementasi secara politik adalah implementasi yang perludipaksakan secara politik, karena, &alaupun ambiguitasnya rendah, tingkat kon'liknya
tinggi. +mplementasi secara eksperimen dilakukan pada kebijakan yang mendua, namun
tingkat kon'ilknya rendah. +mplementasi secara simbolik dilakukan pada kebijakan yang
mempunyai ambiguitas tinggi dan kon'lik yang tinggi. emikiran 1atland dikembangkanlebih rinci sebagai berikut*
Matriks Matland
ada prinsispnyamatrik matlandmemiliki #empat
tepat% yang perlu
dipenuhi dalam halkee'ekti'an
implemenatasi kebijakan, yaitu*
38 Ketepatan Kebijakan
:etepatan kebijakan ini dinilai dari*
39 )ejauh mana kabijakan yang ada telah bermuatan halhal yang memang
memecahkan masalah yang hendak dipecahkan. ertanyaannya adalah how excelentis the policy.
40 pakah kebijakan tersebut sudah dirumuskan sesuai dengan karakter masalah
yang hendak dipecahkan.
41 pakah kebijakan dibuat oleh lembaga yang mempunyai ke&enangan (misi
kelembagaan" yang sesuai dengan karakter kebijakan.
-
8/18/2019 model implementasi kebijakan pulblik
9/10
42 Ketepatan Pelaksanaan
ktor implementasi kebijakan tidaklah hanya pemerintah. da tiga lembaga yang bisa menjadi pelaksana, yaitu pemerintah, kerjasama antara pemerintah
masyarakat;s&asta, atau implementasi kebijakan yang dis&astakan ( privati#ation
atau contracting out ". :ebijakankebijakan yang bersi'at monopoli, seperti kartuidentitas penduduk, atau mempunyai derajat politik keamanan yang tinggi, seperti
pertahanan dan keamanan, sebaiknya diselenggarakan oleh pemerintah. :ebijakan
yang bersi'at memberdayakan masyarakat, seperti penanggulangan kemiskinan,sebaiknya diselenggarakan pemerintah bersama masyarakat. :ebijakan yang
bertujuan mengarahkan kegiatan kegiatan masyarakat, seperti bagaimana perusahaan
harus dikelola, atau di mana pemerintah tidak e'ekti' menyelenggarakannya sendiri,
seperti pembangunan industriindustri berskala menengah dan kecil yang tidak
strategis, sebaiknya diserahkan kepada masyarakat
43 Ketepatan #arget
:etepatan berkenaan dengan tiga hal, yaitu*
44 pakah target yang dinterensi sesuai dengan yang direncanakan, apakah tidak
ada tumpang tindih dengan interensi lain, atau tidak bertentangan dengan interensi
kebijakan lain.
45 pakah targetnya dalam kondisi siap untuk dinterensi ataukah tidak. :esiapan
bukan saja dalam arti secara alami, namun juga apakah kondisi target ada dalam
kon'lik atau harmoni, dan apakah kondisi target ada dalam kondisi mendukung ataumenolak.
46 pakah interensi implementasi kebijakan bersi'at baru atau memperbarui
implementasi kebijakan sebelumnya. $erlalu banyak kebijakan yang tampaknya baru
namun pada prinsipnya mengulang kebijakan yang lama dengan hasil yang samatidak e'ekti'nya dengan kebijakan sebelumnya.
47 Ketepatan $ingkungan
da dua lingkungan yang paling menentukan, yaitu*
48 -ingkungan :ebijakan
-
8/18/2019 model implementasi kebijakan pulblik
10/10
sumber otoritas dari kebijakan, network composition yang berkenaan dengan
komposisi jejaring dari berbagai organisasi yang terlibat kebijakan, baik dari
pemerintah maupun masyarakat, implementation setting yang berkenaan dengan posisi ta&armena&ar antara otoritas yang mengeluarkan kebijakan dan jejaring yang
berkenaan dengan implementasi kebijakan.
49 -ingkungan Bksternal :ebijakan
-ingkungan ini oleh alista disebut sebagai ariabel eksogen, yang terdiri dari atas public opinion, yaitu persepsi publik akan kebijakan dan implementasi kebijakan,
interpretive instutions yang berkenaan dengan interprestasi lembagalembaga
strategis dalam masyarakat, seperti media massa, kelompok penekan, dan kelompok kepentingan, dalam menginterpretasikan kebijakan dan implementasi kebijakan, dan
individuals, yakni indiiduindiidu tertentu yang mampu memainkan peran penting
dalam menginterpretasikan kebijakan dan implementasi kebijakan.
:eempat #tepat% tersebut masih perlu didukung oleh tiga jenis dukungan, yaitu*
50 Dukungan politikE
51 Dukungan strategikE dan
52 Dukungan teknis.
)elain tiga dukungan di atas, penelitian ataupun analisis tentang implementasi kebijakan
sebaiknya juga menggunakan model implementasi sesuai dengan isu kebijakannya,
sebagaimana yang digambarkan 1atland berikut ini*
Ambiguitas Matland