Model Dan Teknik Penilaian Pada Tingkat Satuan Pendidikan

23
Mimin Haryati, 2009,

Transcript of Model Dan Teknik Penilaian Pada Tingkat Satuan Pendidikan

Page 1: Model Dan Teknik Penilaian Pada Tingkat Satuan Pendidikan

Mimin Haryati, 2009,

Gaung Persada Press, Jakarta

Page 2: Model Dan Teknik Penilaian Pada Tingkat Satuan Pendidikan

Contoh Penilaian Produk

Mata Ajar : Kimia

Nama Proyek : Pembuatan Telur Asin

Alokasi Waktu : 2 Kali Pertemuan

Nama Siswa : ………………………………

Kelas/SMT : ………………………………

No. Tahapan Skor ( 1 – 5 )*

1 Tahap perencanaan bahan

2 Tahap proses pembuatan

a. Persiapan alat dan bahan

b. Teknik Pengolahan

c. K3 (Keselamatan Kerja, Keamanan, dan

Kebersihan)

3 Tahap terakhir ( hasil produk )

a. Bentuk fisik

b. Inovasi

Total Skor

Catatan* Skor diberikan dengan rentang nilai antara 1 – 5 dengan ketentuan semakin

lengkap jawaban serta ketepatan dalam proses pembuatan maka semakin tinggi skor yang diberikan.

5. Penilaian Portofolio

Penilaian portofolio sangat cocok untuk mengetahui perkembangan aspek psikomotor perserta didik dengan cara menilai kumpulan karya/tugas yang mereka kerjakan. Menurut Popham (1985) karya-karya tugas ini dipilih kemudian dinilai, sehingga dapat diketahui perkembangan kemampuan peserta didik.

Penilaian portofolio merupakan proses penilaian yang berkelanjutan yang didasarkan pada kumpulan informasi yang menunjukkan perkembangan kemampuan khususnya aspek psikomotor/unjuk kerja peserta didik dalam satu periode tertentu. Penilaian jenis ini pada dasarnya menilai karya-karya peserta didik secara individual dalam satu periode tertentu per mata pelajaran. Setiap

Page 3: Model Dan Teknik Penilaian Pada Tingkat Satuan Pendidikan

akhir periode pembelajaran hasil karya atau tugas belajar dikumpulkan dan dinilai bersama-sama antara guru dan peserta didik, sehingga penilaian portofolio dapat memberikan gambaran secara jelas tentang perkembangan/kemajuan belajar peserta didik.

Dalam melakukan penilaian portofolio harus memperhatikan hal-hal berikut :

1. Asli, artinya karya/tugas yang dinilai adalah asli sebagai hasil karya peserta didik, bukan bajakan/jiplakan karya orang lain.

2. Adanya rasa saling kepercayaan antara guru dan peserta didik, baik dalam proses penilaian maupun dalam proses menjaga rahasia tentang pengumpulan informasi hasil belajar (bukan nilai), karya/tugas belajar peserta didik, sehingga tidak bocor ke pihak lain yang memungkinkan berdampak negatif pada proses belajar, penilaian bahkan pendidikan.

3. Joint Ownershif, antara guru dengan peserta didik memiliki rasa saling memiliki terhadap berkas-berkas portofolio, sehingga ada upaya dari peserta didik untuk terus memperbaiki hasil karyanya.

4. Identitas yang tercantum dalam portofolio sebaiknya berisi tentang keterangan/bukti yang mampu menumbuhkan semangat peserta didik untuk terus meningkatkan karya kreativitasnya yang lebih baik lagi.

5. Adanya yang tercantum antara hasil informasi hasil belajar atau karya dengan pencapaian indikator dari setiap kompetensi dasar/standar kompetensi yang tercantum dalam kurikulum.

6. Penilaian portofolio mencakup penilaian proses belajar dan hasil belajar.

7. Penilaian portofolio terintegrasi dengan kegiatan proses pembelajaran. Hal ini sangat bermanfaat bagi seorang guru untuk melakukan diagnosa serta untuk mengetahui perkembangan/kemajuan belajar peserta didik.

Model/teknik penilaian portofolio memerlukan langkah-langkah sebagai berikut :

1. Menjelaskan kepada peserta didik bahwa tidak hanya merupakan kumpulan karya/tugas yang dipergunakan oleh guru untuk penilaian, melainkan digunakan juga oleh peserta didik itu sendiri. Dengan melihat portofolionya peserta didik dapat mengetahui kemampuan, keterampilan, bakat dan minat yang dimiliki terhadap suatu mata pelajaran. Proses ini akan terjadi secara spontan, tetapi memerlukan waktu untuk belajar memahami dan meyakini hasil penilaian mereka sendiri.

Page 4: Model Dan Teknik Penilaian Pada Tingkat Satuan Pendidikan

2. Menentukan bersama antar peserta didik dengan guru terhadap sampel-sampel portofolio apa saja yang akan dibuat. Kemungkinannya portofolio antara peserta didik yang satu dengan yang lain bisa berbeda. Misal untuk mengetahui kemampuan menulis peserta didik mengumpulkan karangan-karangannya, sedangkan untuk mengetahui kemampuan menggambar maka peserta didik mengumpulkan hasil gambar-gambarnya.

3. Kumpulkan dan simpanlah semua portofolio masing-masing peserta didik dalam satu map folder di rumah masing-masing atau loker masing-masing sekolah.

4. Berilah identitas waktu dari setiap bahan informasi perkembangan peserta didik sehingga bisa terlihat perbedaan kualitas dari waktu ke waktu.

5. Sebaiknya tentukan kriteria penilaian sampel portofolio beserta bobotnya dengan para peserta didik sebelum mereka membuat karyanya. Kemudian diskusikan cara penilaian kwalitas belajar/karya dengan peserta didik sehingga mengetahui standar dan guru harus berupaya mencapai standar itu.

6. Seorang guru meminta kepada peserta didik untuk menilai hasil karyanya secara berkesinambungan. Guru dapat membimbing peserta didik bagaimana cara menilai dengan memberi keterangan tentang kelebihan dan kekurangan karya/tugas belajar tersebut serta bagaimana cara memperbaikinya. Hal ini dapat dilakukan pada saat membahas portofolio.

7. Setelah portofolio dinilai dan hasilnya belum memuaskan, maka peserta didik diberi kesempatan untuk memperbaikinya (remedial). Namun antara guru dan pesera didik terlebih dahulu dibuat perjanjian tentang batas maksimal remedial serta jangka waktunya.

8. Akan lebih baik jika dibuat jadwal untuk membahas portofolio dengan mengundang orang tua/wali peserta didik untuk menjelaskan betapa pentingnya portofolio supaya orang tua/wali dapat mengetahui perkembangan/pertumbuhan belajarnya.

Page 5: Model Dan Teknik Penilaian Pada Tingkat Satuan Pendidikan

Berikut Ini Contoh Penilaian Portofolio

Sekolah :

Mata Pelajaran : Bahasa Inggris

Durasi Waktu : 1 SMT

Nama Siswa :

Kelas/SMT :

No. SK/KD/PI WaktuKriteria

Ket.Speaking Grammar Vocab Pronounciation

1 Introduction

16/07/0724/07/0717/08/07Dst……

2 Writing12/09/0722/09/0715/10/07

3 Memorize Vocab

15/11/0712/12/07

Catatan :SK : Standar KompetensiKD : Kompetensi DasarPI : Pencapaian Indikator

Untuk setiap karya siswa dikumpulkan dalam satu file untuk masing-masing peserta didik sebagai bukti pekerjaannya sesuai dengan standar kompetensi/kompetensi dasar/pencapaian indikator yang masuk dalam portofolio. Skor yang dipergunakan untuk menilai portofolio menggunakan rentang antara 0-10 atau 10-100, semakin baik hasil kerjaan/tugas peserta didik maka skor yang diberikan semakin tinggi. Untuk kolom keterangan diisi oleh guru untuk menggambarkan kelebihan dan kekurangan daripada tugas/karya peserta didik tersebut.

6. Penilaian Sikap

Aspek afektif sangat menentukan keberhasilan peserta didik untuk mencapai ketuntantasan dalam pembelajaran. Menurut Popham (1995) mengatakan bahwa ranah afektif menentukan keberhasilan belajar seseorang. Seorang peserta didik yang tidak memiliki minat/karakter terhadap mata pelajaran tertentu, maka akan kesulitan untuk mencapai ketuntasan belajar secara maksimal. Sedangkan peserta didik yang memiliki minat/karakter terdap mata pelajaran, maka akan sangat membantu untuk mencapai

Page 6: Model Dan Teknik Penilaian Pada Tingkat Satuan Pendidikan

Bagian Keenam

LAPORAN PENILAIAN HASILBELAJAR DAN MANFAATNYA

A. Pengertian dan Bentuk Laporan Proses dan Hasil Belajar

Penilaian pada dasarnya bertujuan untuk mendapatkan informasi tentang perkembangan proses dan hasil belajar para peserta didik dan hasil mengajar guru. Informasi mengentai hasil penilaian proses dan hasil belajar serta hasil mengajar yaitu berupa penguasaan indikator-indikator dari kompetensi dasar yang telah ditetapkan, oleh peserta didik Informasi hasil penilaian ini dapat digunakan sebagai sarana untuk memotivasi peserta didik dalam pencapaian kompetensi dasar, melaksanakan program remedial serta mengevaluasi kompetensi guru dalam rangka meningkatkan kualitas pembelajaran.

Pemanfaatan informasi hasil penilaian proses dan hasil belajar untuk meningkatkan kualitas pembelajaran harus didukung oleh peserta didik, orang tua atau wali peserta didik, kepala sekolah, guru, dan civitas sekolah lainnya. Dukungan ini akan diperoleh apabila mereka mendapat informasi hasil penilaian yang lengkap dan akurat. Oleh karena itu diperlukan laporan perkembangan proses dan hasil belajar peserta didik untuk guru atau sekolah, orang tua atau wali siswa dan untuk peserta didik itu sendiri.

Pada dasarnya pelaporan kegiatan hasil belajar merupakan kegiatan mengkomunikasikan dan menjelaskan hasil penilaian guru tentang pertumbuhan dan perkembangan anak.

Laporan hasil penilaian proses dan hasil belajar meliputi aspek kognitif, psikomotor dan afektif. Tidak semua mata ajar dinilai aspek psikomotornya. Mata ajar yang dinilai aspek psikomotornya yaitu mata ajar yang melakukan kegiatan praktek. Sedangkan untuk aspek kognitif dan afektif dinilai untuk seluruh mata ajar. Informasi aspek kognitif dan psikomotor diperoleh melalui sistem penilaian sesuai dengan tuntutan indikator-indikator dari kompetensi dasar yang telah ditetapkan. Sedangkan untuk aspek afektif diperoleh melalui lembar pengamatan yang sistematik, kuesioner, dan inventori.

Penilaian proses belajar baik aspek kognitif, psikomotor maupun afektif tidak dijumlahkan, karena dimensi yang diukur berbeda. Hal ini untuk menghindari hilangnya karakteristik spesifik peserta didik. Masing-masing aspek tersebut dilaporkan sendiri-sendiri dan memiliki makna yang penting. Kemampuan seorang peserta didik jika dilihat dari aspek kognitif, psikomotor maupun afektif pada umumnya cenderung tidak sama. Ada peserta didik yang memiliki

Page 7: Model Dan Teknik Penilaian Pada Tingkat Satuan Pendidikan

kemampuan kognitif tinggi, namun memiliki kemampuan psikomotor dan afektif cukup. Namun ada juga yang memiliki kemampuan kognitif cukup, psikomotor tinggi dan afektif cukup.

Hasil penilaian aspek kognitif dan psikomotr dapat berupa nilai angka maupun deskripsi kualitatif terhadap kompetensi dasar yang telah ditetapkan. Standar minimal ketuntatasan belajar 75. Jika seorang peserta didik memperoleh nilai lebih dari atau sama dengan 75, maka dapat dikatakan peserta didik tersebut tuntas belajar. Akan tetapi jika memperoleh nilai kurang dari 75, penilaian berupa deskripsi kualitatif dapat dilaporkan dalam bentuk deskripsi mengenai ketercapaian kompetensi.

Penentuan batasan kelulusan harus memperhatikan dua aspek yaitu kognitif dan psikomotor, sedangkan untuk afektif merupakan tambahan informasi tentang kondisi peserta didik yang berkaitan dengan minat, sikap, moral dan konsep diri.

Hasil penilaian aspek afektif berupa nilai huruf dengan kategori A (sangat baik), B (baik), C (cukup), dan D (kurang). Atau bisa juga dalam bentuk kualitatif, misalnya sangat tinggi, tinggi, sedang dan rendah. Hasil penilaian afektif bertujuan untuk mengetahui sikap, minat, konsep diri dan moral peserta didik.

Bentuk laporan hasil belajar peserta didik dapat dalam bentuk data kualitatif maupun kuantitatif. Data kuantitatif disajikan dalam bentuk angka (skor), misal Nadjib mendapat nilai angka 6,8 untuk mata pelajaran matematika. Namun angka nilai tersebut masih kurang dipahami oleh orang tua peserta didik karena masih bersifat umum. Orang tua peserta didik kurang memahami kompetensi mana yang sudah tuntas maupun yang belum tuntas, sehingga tidak diketahui kompetensi mana yang perlu diremedial.

Menjawab permasalahan di atas maka bentuk laporan hasil belajar juga harus disajikan dalam bentuk data kualitatif sehingga lebih komunikatif dan komprehensif. Profil atau tingkat pertumbuhan dan perkembangan belajar dapat dipahami dan mudah terbaca.

B. Teknik Melaporkan Hasil Belajar

Pada umumnya orang tua peserta didik mengharapkan jawabn dari pertanyaan sebagai berikut :

1. Bagaimana keadaan anak waktu belajar di sekolah secara akademik, fisik, sosial dan emosional.

2. Sejauh mana anak berpartisipasi dalam kegiatan pembelajaran di sekolah.

3. Kompetensi apa yang dikuasai dan yang belum dikuasai dengan baik.

Page 8: Model Dan Teknik Penilaian Pada Tingkat Satuan Pendidikan

4. Apa yang harus dilakukan oleh orang tua peserta didik untuk membantu dan mengembangkan prestasi belajar anaknya.

Untuk menjawab pertanyaan tersebut, maka informasi yang harus disampaikan kepada orang tua peserta didik sebaiknya menggunakan teknik berikut ini :

1. Menggunakan bahasa yang mudah dipahami.

2. Menitikberatkan kekuatan pada apa yang telah dicapai anak.

3. Memberikan perhatian pada pengembangan dan pembelajaran anak.

4. Berkaitan erat dengan hasil belajar yang harus dicapaik dalam kurikulum.

5. Menginformasikan dengan benar tentang tingkat pencapaian hasil belajar.

C. Manfaat Informasi Hasil Penilaian Proses dan Hasil Belajar

1. Untuk peserta didik, informasi hasil belajar peserta didik dapat diperoleh melalui ujian, kuesioner atau angket, wawancara dan pengamatan. Informasi penilaian hasil belajar sangat bermanfaat bagi peserta didik di antaranya;

a. Untuk mengetahui kemajuan hasil belajar diri.

b. Untuk mengetahui indikator-indikator yang telah ditetapkan yang belum dikuasai.

c. Memotivasi diri untuk belajar lebih baik lagi.

d. Memperbaiki strategi belajar.

Untuk memberi informasi yang akurat tentang informasi penilaian hasil belajar, agar bermanfaat seoptimal mungkin, maka laporan yang diberikan kepada peserta didik :

a. Hasil pencapaian belajar peserta didik dinyatakan dalam bentuk kompetensi dasar baik yang sudah dicapai maupun yang belum dicapai (ketercapaian kompetensi dasar).

b. Memberikan gambaran secara detail tentang kekuatan dan kelemahan peserta didik yang cukup semua mata ajar.

c. Memberikan gambar tentang minat peserta didik terhadap mata ajar.

Page 9: Model Dan Teknik Penilaian Pada Tingkat Satuan Pendidikan

d. Redaksi laporan harus menggunakan bahasa yang dapat memotivasi peserta didik untuk belajar lebih baik lagi.

Berikut ini contoh format laporan hasil belajar untuk peserta didik :

LAPORAN HASIL BELAJAR

Nama Sekolah :Nama Peserta Didik : Meyta CasrimaNomor Induk : 1978Kelas/SMT : X / IIPembina Siswa :

Aspek KognitifNo Mata Ajar SKBM Pencapaian

Hasil BelajarKeterangan

1 Pendidikan Agama 80 70 Belum tuntasPerlu Remedial : Praktek shalat

2 Kewarganegaraan 80 80 Belum TuntasPerlu Remedial : Menganalisis penegakan HAM

3 Bahasa dan Sastra Indonesia

70 65 Belum TuntasMateri Pengayaan : Menyusun kalimat dengan berbagai pola

4 Bahasa Indonesia - -

5 Bahasa Inggris 70 70 TuntasMateri Pengayaan : Reading Comprehension

6 Matematika 60 45 Belum TuntasMateri Pengayaan

7 Kesenian 80 80 TuntasMateri Pengayaan : Memainkan alat musik gitar

8 Pendidikan Jasmani 75 65 Belum TuntasPerlu Remedial : Menangkap dan mendrible bola

9 Dan seterusnya - -

Page 10: Model Dan Teknik Penilaian Pada Tingkat Satuan Pendidikan

Aspek PsikomotorNo Mata Ajar SKBM Pencapaian

Hasil BelajarKeterangan

1 Pendidikan Agama 80 70 Belum tuntasPerlu Remedial : Praktek Shalat

2 Fisika 60 55 Belum TuntasPerlu Remedial : Merakit komponen aktif dan pasif dalam elektronika

3 Bahasa Inggris 70 70 TuntasMateri Pengayaan : Reading Comprehension

4 Dan seterusnya - -

Aspek AfektifNo Mata Ajar Minat terhadap Mata Ajar

1 Pendidikan Agama Tinggi

2 Fisika Sedang

3 Bahasa Inggris Sedang

4 Matematika Sedang

5 Kesenian Sedang

6 Pendidikan Jasmani Tinggi

7 Dan seterusnya -

2. Untuk Orang Tua, informasi hasil penilaian hasil belajar bermanfaat bagi orang tua atau wali peserta didik untuk memotivasi putra-putrinya agar belajar lebih baik lagi dan mencari strategi untuk membantunya belajar. Agar informasi ini bermanfaat maka harus memberikan informasi yang akurat. Informasi ini dapat digunakan sebagai :

a. Membantu dan memberikan motivasi putra-putrinya belajar.

b. Membantu sekolah untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik.

c. Membantu sekolah dalam melengkapi fasilitas belajar.

d. Dan lain sebagainya.

Berikut ini contoh format laporan hasil belajar untuk Orang Tua/Wali Peserta Didik.

Page 11: Model Dan Teknik Penilaian Pada Tingkat Satuan Pendidikan

LAPORAN HASIL BELAJAR

Nama Sekolah :Nama Peserta Didik : Meyta CasrimaNomor Induk : 1978Kelas/SMT : X / IIPembina Siswa :

Aspek KognitifNo Mata Ajar SKBM Pencapaian

Hasil BelajarKompetensi Dasar Yang Sudah danBelum Dikuasai

1 Pendidikan Agama 80 70 Prakteks shalat belum tuntas

2 Kewarganegaraan 80 80 Hakekat manusia tuntas

3 Bahasa dan Sastra Indonesia

70 65 Menyusun kalimat dengan berbagai pola belum tuntas

5 Bahasa Inggris 70 70 Structure comprehension tuntas

6 Matematika 60 45 Perkalian matrik belum tuntas

7 Kesenian 80 80 Memainkan alat musik piano tuntas

8 Pendidikan Jasmani 75 65 Menangkap dan mendrible bola belum tuntas

9 Dan seterusnya - - -

Aspek PsikomotorNo Mata Ajar SKBM Pencapaian

Hasil BelajarKompetensi Dasar Yang Sudah danBelum Dikuasai

1 Pendidikan Agama 80 70 Praktek Shalat belum tuntas

2 Bahasa Inggris 70 70 Structure comprehension tuntas

3 Pendidikan Jasmani 75 65 Menangkap dan mendrible bola belum tuntas

4 Dan seterusnya - - -

Aspek AfektifNo Mata Ajar Besarnya Minat terhadap Mata Ajar

1 Pendidikan Agama Tinggi

2 Fisika Sedang

3 Bahasa Inggris Sedang

4 Matematika Sedang

5 Kesenian Sedang

6 Pendidikan Jasmani Tinggi

7 Dan seterusnya -

Page 12: Model Dan Teknik Penilaian Pada Tingkat Satuan Pendidikan

3. Untuk guru dan sekolah, informasi yang diperlukan kaitannya dengan penilaian hasil belajar adalah banyak dan kompetensi dasar yang telah dikuasai, jumlah peserta didik yang tuntas belajar yang mencakup semua mata ajar. Informasi yang diperlukan oleh guru bersifat global untuk semua rombongan belajar yang diajarnya, sedangkan kepala sekolah memerlukan informasi global untuk semua rombongan belajar dalam satu sekolah. Informasi ini dapat digunakan untuk :

a. Mengetahui kekuatan dan kelemahan peserta didik dalam satu rombongan belajar dan sekolah yang mencakup semua mata ajar.

b. Mendorong para guru untuk lebih baik lagi dalam memberikan pelayanan belajar kepada peserta didik.

c. Membantu guru dalam mencari strategi yang lebih tepat.

d. Mendorong sekolah untuk memberikan fasilitas belajar yang lebih baik lagi.

Berikut ini contoh format laporan hasil belajar untuk guru dan sekolah :

Laporan Hasil Belajar

Sekolah :Kelas : XI AJumlah Peserta Didik : 39Guru Pembina :Standar Minimal : 75

Aspek Kognitif

No Mata AjarJumlah Peserta Didik Dengan Sikap Kompetensi Dasar

Yang Belum DikuasaiSebagian Peserta DidikSama atau Lebih Dari

75Kurang dari 75

1 Pendidikan Agama Islam

2 Kewarganegaraan

3 Bahasa dan Sastra Indonesia

5 Bahasa Inggris

6 Matematika

7 Kesenian

8 Pendidikan Jasmani

9 Dan seterusnya

Aspek Psikomotor

Page 13: Model Dan Teknik Penilaian Pada Tingkat Satuan Pendidikan

No Mata AjarJumlah Peserta Didik Dengan Sikap Kompetensi Dasar

Yang Belum DikuasaiSebagian Peserta DidikSama atau Lebih Dari

75Kurang dari 75

1 Pendidikan Agama Islam

2 Biologi

3 Fisika

5 Bahasa Inggris

6 Kimia

Catatan :*) Format ini merupakan indikator minat terhadap mata ajar yang dinyatakan dengan persen (%).

Page 14: Model Dan Teknik Penilaian Pada Tingkat Satuan Pendidikan

Daftar Pustaka

Dr. E. Mulyasa, M.Pd. (2007) Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. PT. Remaja Rosdakarya Bandung.

Prof. Drs. Anas Sudijono (1996) Pengantar Evaluasi Pendidikan. PT. Raja Grafindo Persada.

UU RI No. 20 tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, Sinaf Grafika Jakarta.

Pedoman Model Penilaian Kelas Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan TK-SD-SMP-SMA-SMK-MI-MTS-MA-MAK, BP Citra Jaya Jakarta (2006).

Mimin Haryati, (2006) Sistem Penilaian Berbasi Kompetensi : Teori dan Praktek Gaung Persada Press Jakarta.

Keputusan Mendiknas No. 053/U/2001 Tentang Pedoman Penyusunan Standar Pelayanan Minimal Penyelenggaraan Persekolahan Bidang Dikdasmen.

Allen, M. J., dan Yen, W. M. (1979). Introduction to Measurement Theory. Monterey. California.

Griffin, P. Dan Nix. P. (1991). Educational Assessment and Reporting : A New Approach. Sydney.

Popham, W. J. (1999). Classroom Assessment I : What Teachers Need to Know.

Sax, G. (1984) Principles of Educational and Psychological Measurement and Evaluation. Washington.

Depdiknas, Dikmenum. (T. Th.). Pedoman Khusus Pengembangan Instrumen dan Penilaian Psikomotor.

Martinis, Yamin. (2004). Strategi Pembelajaran Berbasis Kompetensi. Gaung Persada Press Jakarta.

Depdiknas, Dikmenum. (2004). Pedoman Khusus Pengembangan Instrumen dan Penilaian Ranah Afektif.