Model dan Desain Pembelajaran

19
1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Model pembelajaran merupakan suatu rencana mengajar yang memperhatikan pola pembelajaran tertentu, hal ini sesuai dengan pendapat Briggs (1978:23) yang menjelaskan model adalah “seperangkat prosedur dan berurutan untuk mewujudkan suatu proses” dengan demikian model pembelajaran adalah seperangkat prosedur yang berurutan untuk melaksanakan proses pembelajaran. Sedangkan yang dimaksud dengan pembelajaran pada hakekatnya merupakan proses komunikasi transaksional yang bersifat timbal balik, baik antara guru dengan siswa, siswa dengan siswa untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Komunikasi transaksional adalah bentuk komunikasi yang dapat diterima, dipahami dan disepakati oleh pihak-pihak yang sehubungan dalam proses pembelajaran sehingga menunjukkan adanya perolehan, penguasaan, hasil, proses atau fungsi belajar bagi si peserta belajar. B. RUMUSAN MASALAH 1. Apa macam-macam model desain pembelajaran ? 2. Apa berbedaan masing-masing model desain pembelajaran ? 3. Bagaimana cara membuat desain pembelajaran ? C. TUJUAN

description

Makalah Mahasiswa UIN JAKARTA

Transcript of Model dan Desain Pembelajaran

Page 1: Model dan Desain Pembelajaran

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Model pembelajaran merupakan suatu rencana mengajar yang memperhatikan pola

pembelajaran tertentu, hal ini sesuai dengan pendapat Briggs (1978:23) yang menjelaskan

model adalah “seperangkat prosedur dan berurutan untuk mewujudkan suatu proses” dengan

demikian model pembelajaran adalah seperangkat prosedur yang berurutan untuk

melaksanakan proses pembelajaran.

Sedangkan yang dimaksud dengan pembelajaran pada hakekatnya merupakan proses

komunikasi transaksional yang bersifat timbal balik, baik antara guru dengan siswa, siswa

dengan siswa untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Komunikasi transaksional adalah

bentuk komunikasi yang dapat diterima, dipahami dan disepakati oleh pihak-pihak yang

sehubungan dalam proses pembelajaran sehingga menunjukkan adanya perolehan,

penguasaan, hasil, proses atau fungsi belajar bagi si peserta belajar.

B.  RUMUSAN MASALAH

1. Apa macam-macam model desain pembelajaran ?

2. Apa berbedaan masing-masing model desain pembelajaran ?

3. Bagaimana cara membuat desain pembelajaran ?

C.     TUJUAN

1. Mengetahui macam-macam model desain pembelajaran.

2. Mengetahui Perbedaan masing-masing model desain pembelajaran.

3. Dapat membuat desain pembelajaran.

D. METODE PENELITIAN

Untuk mewujudkan suatu hasil akhir yang baik dan dapat dipertanggung jawabkan,

maka metode pengumpulan data yang dapat membantu didalam menyelesaikan jurnal ilmiah

ini, penulis menggunakan metode studi pustaka (library) yaitu sebuah metode yang digunakan

untuk memperoleh informasi mengenai topik yang sedang diteliti dengan mengambil sumber

dari buku-buku atau internet serta mengumpulkan bahan-bahan yang ada hubungannya

dengan bahan pokok jurnal ilmiah yang penulis buat.

1

Page 2: Model dan Desain Pembelajaran

2

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Model Desain Pembelajaran

Secara umum istilah model diartikan sebagai kerangka konseptual yang digunakan

sebagai pedoman atau acuan dalam melakukan suatu kegiatan. Dalam pengertian lain, model

juga diartikan sebagai barang atau benda tiruan dari benda sesungguhnya, misalnya globe

merupakan bentuk dari bumi. Selanjutnya istilah model digunakan untuk menunjukkan

pengertian petama sebagai kerangka proses pemikiran.

Jadi Model pembelajaran merupakan bentuk pembelajaran yang tergambar dari awal

sam akhir yang disajikan secara khas oleh guru. Dengan kata lain, model pembelajaran

merupakan bungkus atau bingkai dari penerapan suatu pendekatan, metode, dan teknik

pembelajaran.

Di luar istilah tersebut dalam proses pembelajaran dikenal juga istilah desain

pembelajaran. Jika model pembelajaran lebih berkenaan dengan pola umum dan prosedur

umum aktivitas pembelajaran, sedangkan desain pembelajaran lebih menunjuk kepada cara-

cara merencanakan suatu sistem lingkungan belajar tertentu setelah ditetapkan strategi

pembelajaran tertentu.  Herbert Simon mengartikan desain sebagai proses pemecahan masalah

yang memiliki tujuan untuk menca solusi terbaik dalam dalam memecahkan masalah dengan

memanfaatkan seumlah informasi yang tersedia.

Gagne (1992) menjelaskan bahwa desain pembelajaran disusun untuk membantu proses

belajar siswa, dimana proses belajar itu memiliki tahapan segera dan tahapan jangka panjang.

Menurut Gagne dalam proses belajar seorang siswa dapat dipengaruhi oleh dua hal yaitu

faktor internal dan faktor eksternal. Sedangkan desain pembelajaran berkaitan dengan faktor

eksternal yaitu pengeturan lingkungan dan kondisi yang memungkinkan siswa dapat belajar.

Shambaugh mnejelaskan tentang desain pembelajaran yakni sebagai “ an intellectual process

to help teachers systematically analyze learner needs and construct structures possibilities to

responsively address those needs.” Dengan demikian dapat diartikan bahwa suatu desain

pembelajaran diarahkan untuk menganalisis kebutuhan siswa dalam pembelajaran kemudian

berupaya untuk membantu dalam menjawab kebutuhan tersebut.

Pendapat yang lebih spesifik dikemukakan oleh Gentry yang berpendapat bahwa desain

pembelajaran berkenaan dengan proses menentukan tujuan pembelajaran, strategi dan tekhnik

untuk menca tujuan serta merancang media yang dapat digunakan untuk pencaan efektivitas

2

Page 3: Model dan Desain Pembelajaran

3

pencaan tujuan. Selanjutnya ia menguraikan bahwa penerapan suatu desain pembelajaran

memerlukan dukungan dari lembaga yang akan menerapkan, pengelolaan kegiatan, serta

pelaksanaan yang intensif berdasarkan analisis kebutuhan.

Dari beberapa pengertian diatas maka desain instruksional berkenaan dengan proses

pembelajaran yang dapat dilakukan siswa untuk mempelajari suatu materi pelajaran yang di

dalamnya mencakup rumusan tujuan yang harus dica atau hasil belajar yang diharapkan,

rumusan strategi yang dapat dilaksanakan untuk menca tujuan termasuk metode, tekhnik dan

media yang dapat dimanfaatkan seta tekhnik evaluasi untuk mengukur atau menentukan

keberhasilan pencaan tujuan.

Sedangkan Para ahli dalam bidang perencanaan merumuskan desain dengan definisi

bahwa desain adalah salah satu aspek dari proses pengembangan yang terdiri dari enam fase.

Untuk mengembangkan berbagai bentuk atau aktifitas baru yang dianalisis sebagai proses

yang terdiri dari enam karakteristik yang saling berhubungan yaitu :

1. Riset (analisis)

2. Desain (sintesisi)

3. Produksi (formasi)

4. Distribusi(penyebaran)

5. Utilisasi (kinerja)

6. Eliminasi (penghentian)

Dalam mendesain pembelajaran harus diawali dengan studi kebutuhan (need

assasment), sebab berkenaan dengan upaya untuk memecahkan persoalan yang berkaitan

dengan proses pembelajaran siswa dalam mempelajari suatu bahan atau materi pelajaran.

Sistem pembelajaran merupakan satu kesatuan dari beberapa komponen pembelajaran

yang saling berinteraksi, interelasi dan interdependensi dalam mencapai tujuan pembelajaran

yang telah ditetapkan. Komponen pembelajaran meliputi; peserta didik, pendidik, kurikulum,

bahan ajar, media pembelajaran, sumber belajar, proses pembelajaran, fasilitas, lingkungan

dan tujuan. Komponen-komponen tersebut hendaknya dipersiapkan atau dirancang (desain)

sesuai dengan program pembelajaran yang akan dikembangkan. Reigeluth (1999: 11)

Tahapan Dalam Merancang Sistem Pembelajaran terbagi kedalam 4 bagian yaitu:

1. Level Sistem

a. Analisis kebutuhan, tujuan dan prioritas

b. Analisis sumber, batasan dan sistem penyampaian alternatif

c. Penentuan ruang lingkup dan urutan kurikulum dan unit pembelajaran

2. Level Mata Pelajaran

Page 4: Model dan Desain Pembelajaran

4

d. Penentuan struktur dan urutan pembelajaran

e. Analisis tujuan pembelajaran

3. Level Pembelajaran

f. Merumuskan Tujuan Instruksional (TIK)

g. Persiapan rencana pelajaran (Modul)

h. Mengembangkan, memilih materi, media

i. Menilai kemampuan siswa (Performance measure)

4. Level Sistem

j. Persiapan guru

k. Evaluasi formatif

l. Revisi

m. Evaluasi sumatif

n. Pembuatan dan penyebaran

Dapat kita simpulkan bahwa Desain Sistem Pembelajaran adalah Pendekatan secara

sistematis dalam perencanaan dan pengembangan sarana serta alat untuk mencapai kebutuhan

dan tujuan pembelajaran

B. Macam-macam Model Desain Pembelajaran

Model adalah Seperangkat prosedur yang berurutan untuk mewujudkan suatu proses,

seperti penilaian kebutuhan, pemilihan media dan evaluasi. Semakin bertambahnya zaman,

kebutuhan akan pendidikan disuatu tempat semakin kompleks, dengan melihat kekompleksan

keilmuan pendidikan ini, muncul lah berbagai model pembelajaran

1. Model Briggs

Pengembangan intruksional model briggs ini berorientasi pada rancangan sistem

dengan sasaran guru yang akan bekerja sebagai perancang kegiatan intruksional maupun

tim pengembang intruksional yang anggotanya meliputi guru, administrator, ahli bidang

studi, ahli evaluasi, ahli media, dan perancang intruksional.

Model pengembangan intruksional briggs ini bersandarkan pada prinsip keselarasan

antara:

1. Tujuan yang akan di capai

2. strategi untuk mencapainya.

3. Evaluasi keberhasilannya, yang dalam bahasa sehari-hari dapat di nyatakan bentuk

pertanyaan :

Page 5: Model dan Desain Pembelajaran

5

a) Mau kemana?

b) Dengan apa?

c) Bilamana sampai tujuan?

Dengan mengutup pendapat briggs (1977), berdasarkan 3 prinsip dasar

pengembangan yang dipakai, urutan kegiatan pengembangan intruksional, menurut

Briggs adalah sebagai berikut :

Mau kemana? meliputi:

1. Identifikasi masalah/ tujuan

2. Rumusan tujuan dalam perilaku belajar

3. Penyusunan materi silabus

4. Analisis tujuan

Dengan apa? Meliputi:

1. Analisis tujuan

2. Jenjang belajar dan strategi intruksional

3. Rancangan intruksional (guru)

4. Strategi intruksional (tim pengembangan intruksional)

Bilmana sam tujuan? Meliputi:

1. Penyusunan es

2. Evaluasi formatif

3. Evaluasai sumatif

Berdasarkan pendapat Briggs tersebut, secara keseluruhan model pengembangan

itruksional dari Briggs, terdiri dari langkah-langkah sebagai berikut:

1) Identifikasi kebutuhan/ penetu tujuan

Dalam langkah ini Briggs menggunakan pendekatan bertahap 4 yaitu:

mengidentifikasi tujuan kurikulum secara umum dan luas, menentukan prioritas

tujuan, mengidentifikasi kebutuhan kurikulum baru, dan menentukan prioritas

remedialnya.

Penyusunan garis besar kurikulum/ rincian tujuan kebutuhan intruksional yang

telah di tuangkan dalam tujuan-tujuan kurikulum tersebut pengujiannya harus di

rinci, disusun dan di organisasi menjadi tujuan-tujuan yang lebih spesifik.

2) Perumusan tujuan

Sesudah tujuan kurikuler yang bersifat umum di tentukan dan diorganisasi

menurut tujuan yang lebih khusus, tujuan sebaiknya dirumuskan dala tingkah laku

belajar yang dapat di ukur.

Page 6: Model dan Desain Pembelajaran

6

3) Analisis tugas/ tujuan

Dalam langkah ini perlu di adakan analisis terhadap tiga yaitu:

a) Proses informasi : untuk menetukan tata urutan pemikiran yang logis

b) Klasifikasi belajar untuk mengedidentifikasi kondisi belajar yang diperlukan

c) Tugas belajar untuk menentukan persyaratan belajar dan kegiatan belajar

mengajar yang sesuai.

1. Penentuan tujuan menganalisis tujuan

2. Rincian tujuan penyiapan evaluasi hasil belajar

3. Rumusan tujuan sekuers dan jenjang belajar

4. Penentuan kegiatan belajar

5. Penyimpanan evaluasi hasil belajar

6. Menentukan jenjang belajar

7. Menentukan kegiatan belajar

Penentuan strategi intruksional ini di tinjau dari dua segi yaitu: dari segi

guru sebagai perancang kegiatan intruksional dan menurut tim

pengembangan intruksional. Dalam pengembanganstrategi intruksional oleh

guru ini, guru perlu menjabarkan strategi dalam teknik-teknik mengajar

dalam fungsinya sebagai penyeleksi materi pelajaran. Kegiatan yang perlu

dilakukan guru dalam pengembangan strategi intruksional ini meliputi:

pemilihan media, perencanaan kegiatan belajar, pelaksanaan kegiatan

belajar mengajar dan pelaksanaan evaluasi belajar.

Sedangkan dalam pengembangan strategi intruksional yang dilakukan

oleh tim pengembangan  terdiri dari kegiatan-kegiatan sebagai

berikut:penentuan stimulus belajar yaitu stimulus apa yang paling sesuai

untuk TIK tertentu,pemilihan media, penentu kondisi belajar, perumusan

strategi pengembangan media, evaluasi formatif, dan penyusunan pedoman

pemanfaatan.

8. Pemantauan bersama

Pada pemantauan bersama ini di lakukan oleh guru sebagai perancang

kegiatan intruksional dan tim pengembangan intruksional.

9. Evaluasi formatif

Eavaluasi ini untuk memperoleh data dalam rangka revisi dan

perbaikan materi bahan belajar.

10. Evaluasi sumatif

Page 7: Model dan Desain Pembelajaran

7

evaluasi ini untuk menilai sistem penyaman secara keseluruhan pada

akhir kegiatan.

2. Model Gerlach dan Ely

Model pengebangan intruksional yang di kembangan Gerlach dan Ely ini maksudkan

untuk pedoman perencanaan mengajar. Menurutnya langkah-langkah dalam

pengembangan intruksional terdiri dari:

1. Merumuskan tujuan intruksional

2. Menentukan isi materi pelajaran

3. Menetukan kemampuan awal peserta didik

4. Menentukan teknik dan strategi

Strategi merupakan pendekatan yang dipakai guru dalam memanipulasi

informasi, memilih sumber-sumber, dan menentukan tugas/ peran peserta didik 

dalam kegiatan belajar mengajar. Jadi tahap ini guru harus menetkan untuk dapat

mencatat tujuan intruksional secara baik.

5. Pengelompokan belajar

Pada tahap ini guru harus menentukan bagaimana kelompok belajar akan di atur.

6. Menentukan pembagian waktu

Dalam langkah ini guru harus menentukan alokasi waktu penyajian sesuatu

strategi dan teknik yang digunakan.

7. Menentukan ruang

Dalam menentukan ruang perlu memperhatikan jumlah peserta didik dan strategi

yang di gunakan.

8. Memilih media intruksional yang sesuai

Pemilihan media ini harus menunjang pencaan tujuan intruksional dan sesuai

dengan strategi dan teknik yang digunakan

9. Mengevaluasi hasil belajar

Untuk menilai sejauh mana tujuan intruksioanal terca, maka evaluasi di

kembangkan berdasarkan tujuan intruksional

10. Menganalisis umpan balik

Yang dilakukan dalam rangka untuk menyempurnakan/ perbaikan itruksional

3. Model kemp

Page 8: Model dan Desain Pembelajaran

8

Model desain system interuksional yang dikembangkan oleh Kemp merupakan

model yang membentuk siklus. Menurut Kemp pengembangan desain sistem pembelajaran

terdiri atas komponen-komponen, yang dikembangkan sesuai dengan kebutuhan, tujuan

dan berbagai kendala yang timbul.

Model system intruksional yang dikembangkan Kemp ini tidak ditentukan dari

komponen mana seharusnya guru memulai proses pengembangan. Mengembangkan sistem

instruksional, menurut Kemp dari mana saja bisa, asal saja urutan komponen tidak diubah,

dan setiap komponen itu memerlukan revisi untuk menca hasil yang maksimal. Oleh

karena itu model Kemp, dilihat dari kerangka sistem merupakan model yang sangat luwes.

Komponen-komponen dalam suatu desain instruksional menurut Kemp adalah:

1. Hasil yang ingin dicapai

2. Analisi tes mata pelajaran

3. Tujuan khusus belajar

4. Aktivitas belajar

5. Sumber belajar

6. Layanan pendukung

7. Evaluasi belajar

8. Tes awal

9. Karakteristik belajar

Kesembilan komponen itu merupakan suatu siklus yang terus-menerus direvisi

setelah dievaluasi baik evaluasi sumatife maupun formatife dan diarahkan untuk

menentukan kebutuhan siswa, tujuan yang ingin dica, prioritas, dan berbagai kendala yang

muncul.

4. Model Banathy

Model desain sistem pembelajaran dari Banathy berbeda dengan model Kemp.

Model ini memandang bahwa penyusunan sisten instruksional dilakukan melalui tahapan-

tahapan yang jelas. Terdapat 6 tahap dalam mendesain suatu program pembelajaran yakni:

1. Menganalisis dan merumuskan tujuan, baik tujuan pengembangan sistem maupun

tujuan spesifik. Tujuan merupakan sasaran dan arah yang harus dica oleh siswa atau

peserta didik.

2. Merumuskan kriteria tes yang sesuai dengan tujuan yang hendak dica. Item tes dalam

tahap ini dirumuskan untuk menilai perumusan tujuan. Melalui rumusan tes dapat

meyakinkan kita bahwa setiap tujuan ada alat untuk menilai keberhasilannya.

Page 9: Model dan Desain Pembelajaran

9

3. Menganalisis dan merumuskan kegiatan belajar, yakni kegiatan mengiventarisasi

seluruh kegiatan belajar-mengajar, menilai kemampuan penerapannya sesuai dengan

kondisi yang ada serta menentukan kegiatan yang mungkin dapat diterapkan.

4. Merancang sistem, yaitu kegiatan menganalisis sistem menganalisis setiap komponen

sistem, mendistribusikan dan mengatur penjadwalan.

5. Mengimplementasi dan melakukan kontrol kualitas sistem, yakni melatih sekaligus

menilai efektifitas sistem, melakukan penempatan dan melaksanakan evaluasi. 

6. Mengadakan perbaikan dan perubahan berdasarkan hasil evaluasi.

Manakala kita lihat langkah 1-4 merupakan tahapan dalam rangka proses rancangan,

sedangkan tahap 5 dan 6 adalah tahap pelaksanaan dari perencanaan yang sudah

dirumuskan.

5. Model Dick and Cery

Seperti desain model banathy, dalam mendesain pembelajaran model Dick and Cery

harus dimulai dengan mengidentifikasi tujuan pembelajaran umum. Menurut model ini,

sebelum desainer merumuskan tujuan khusus yakni performance goals, perlu menganalisis

pembelajaran serta menentukan kemampuan awal siswa terlebih dahulu. Mengapa hal ini

perlu dirumuskan? Oleh sebab rumusan kemampuan khusus harus berpijak dari

kemampuan dasar atau kemampuan awal. Manakala telah dirumuskan tujuan khusus yang

harus dica selanjutnya dirumuskan tes dalam bentuk Criterion Reference Test, artinya tes

yang mengukur kemampuan penguasaan tujuan khusus. Untuk menca tujuan khusus

selanjutnya dikembangkan strategi pembelajaran, yakni scenario pelaksanaan pembelajaran

yang diharapkan dapat menca tujuan secara optimal, setelah itu dikembangkan bahan-

bahan pembelajaran yang sesuai dengan tujuan. Langkah akhir dari desain adalah

melakukan evaluasi, yakni evaluasi formatife dan evaluasi sumative. Evalusi formative

berfungsi untuk menilai evektivitas program dan evaluasi sumatife berfungsi untuk

menentukan kedudukan setiap siswa dalam penguasaan materi pelajaran. Berdasarkan hasil

evaluasi inilah selanjutnyadilakukan umpan balik dalam merevisi program pembelajaran.

6. Model PPSI (Prosedur Pengembangan Sistem Instruksional)

Model PPSI (Prosedur Pengembangan Sistem Instruksional) adalah model yang

dikembangkan di Indonesia untuk mendukung pelaksanaan kurikulum 1975. PPSI

berfungsi untuk mengefektifkan perencanaan dan pelaksanaan program pengajaran secara

Page 10: Model dan Desain Pembelajaran

10

sistemis, untuk dijadikan sebagai pedoman bagi guru dalam melaksanakan proses belajar

mengajar. PPSI terdiri dari 5 tahap yakni:

1. Merumuskan tujuan, yaknikemampuan yang harus dica oleh sisiwa, ada 4 syarat

dalam perumusan tujuan ini yakni tujuan harus operasional, artinya tujuan yang

dirumuskan harus spesifik atau dapat diukur, berbentuk hasil belajar bukan proses

belajar, berbentuk perubahan tingkah laku dan dalam setiap rumusan tujuan hanya

satu bentuk tingkah laku.

2. Mengembangkan alat evaluasi, yakni menentukan jenis tes dan menyusun item soal

untuk masing-masing tujuan. Alat evaluasi disimpan pada tahap 2setelah perumusan

tujuan untuk meyakinkan ketepatan tujuan sesuai dengan kriteria yang telah di

tentukan.

3. Mengembangkan kegiatan belajar mengajar, yakni merumuskan semua kemungkinan

kegiatan belajar dan menyeleksi kegiatan belajar perlu ditempuh.

4. Mengembangkan program kegiatam pembelajaran yakni merumuskan materi

pelajaran. Menetapkan metode dan memilih alat dan sumber pelajaran.

5. Pelaksanaan program, yaitu kegiatan mengadakan pra tes, menyamkan materi

pelajaran, mengadakan psikotes, dan melakukan perbaikan.

C. Perbedaan Model-Model Desain Pembelajaran

No. Model desain

pembelajaranPerbedaan

1.

Model brigss

1. Identifikasi kebutuhan penentuan tujuan

2. penyusunan garis besar kurikulum / perincian

tujuan kebutuhan intruksional

3. Perumusan tujuan

4. Analisis tugas/ tujuan

5. Penyiapan evaluasi hasil belajar

6. Menentukan jenjang belajar

7. Penentuan kegiatan belajar

8. Pemantauan bersama

9. Evaluasi formatif dan sumatif

2. Model Gerlach dan Ely 1. Merumuskan tujuan

2. Menentukan inti materi pelajaran

Page 11: Model dan Desain Pembelajaran

11

3. Menentukan kemampuan awal peserta didik

4. Menentukan teknik dan strategi

5. Pengelompokan belajar

6. Menentukan pembagian waktu

7. Menentukan ruang

8. Memilih media intruksional yang sesuai

9. Mengevaluasi hasil belajar

10. Menganalisis umpan balik

3.

Model kemp

Model system intruksional yang dikembangkan Kemp ini

tidak ditentukan dari komponen mana seharusnya guru

memulai proses pengembangan. Mengembangkan sistem

instruksional, menurut Kemp dari mana saja bisa, asal saja

urutan komponen tidak diubah, dan setiap komponen itu

memerlukan revisi untuk menca hasil yang maksimal.

4.

Model Banathy

Model ini memandang bahwa penyusunan sisten

instruksional dilakukan melalui tahapan-tahapan yang

jelas.

5.

Model Dick and Cery

harus dimulai dengan mengidentifikasi tujuan

pembelajaran umum. Menurut model ini, sebelum desainer

merumuskan tujuan khusus yakni performance goals, perlu

menganalisis pembelajaran serta menentukan kemampuan

awal siswa terlebih dahulu.

6.

Model PPSI (Prosedur

Pengembangan Sistem

Instruksional)

1. Merumuskan tujuan,

2. Mengembangkan alat evaluasi.

3. Mengembangkan kegiatan belajar mengajar,

4. Mengembangkan program kegiatan pembelajaran

yakni merumuskan materi pelajaran.

Page 12: Model dan Desain Pembelajaran

12

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Model pembelajaran merupakan bentuk pembelajaran yang tergambar dari awal sam

akhir yang disajikan secara khas oleh guru. Dengan kata lain, model pembelajaran merupakan

bungkus atau bingkai dari penerapan suatu pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran.

Macam-macam Model Desain Pembelajaran

1. Model Briggs

2. Model Gerlach dan Ely

3. Model kemp

4. Model Banathy

5. Model Dick and Cery

6. Model PPSI (Prosedur Pengembangan Sistem Instruksional)

B. Saran

Kami sadar, sebagai seorang pelajar yang masih dalam proses pembelajaran, serta masih

banyak kekurangannya. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan adanya kritik dan saran

yang bersifat positif, guna penulisan karya ilmiah yang lebih baik lagi di masa yang akan

datang. Harapan kami, makalah yang sederhana ini, dapat memberikan manfaat khususnya

bagi penulis dan umumnya pagi para pembaca.

Page 13: Model dan Desain Pembelajaran

13

DAFTAR PUSTAKA

Reigeluth, Charles M. 1999. Instructional Design : Theories and Model. London:

Lowrence Earlbown Associates Publishers.

Nurochim, 2013 Perencanaan Pembelajaran Ilmu-ilmu Sosial, Jakarta Rajawali Press.

12