MODAL SOSIAL - pbsi.pps.uny.ac.idpbsi.pps.uny.ac.id/sites/pbsi.pps.uny.ac.id/files/Edit Modal...

80

Transcript of MODAL SOSIAL - pbsi.pps.uny.ac.idpbsi.pps.uny.ac.id/sites/pbsi.pps.uny.ac.id/files/Edit Modal...

Page 1: MODAL SOSIAL - pbsi.pps.uny.ac.idpbsi.pps.uny.ac.id/sites/pbsi.pps.uny.ac.id/files/Edit Modal Sosial...Kearifan lokal sebagai modal untuk pendidikan karakter harus dikembangkan dengan
Page 2: MODAL SOSIAL - pbsi.pps.uny.ac.idpbsi.pps.uny.ac.id/sites/pbsi.pps.uny.ac.id/files/Edit Modal Sosial...Kearifan lokal sebagai modal untuk pendidikan karakter harus dikembangkan dengan

MODAL SOSIAL DALAM PENGEMBANGAN PENDIDIKAN

(Perspektif Teori dan Praktik)

Siti Irene Astuti Dwiningrum

Page 3: MODAL SOSIAL - pbsi.pps.uny.ac.idpbsi.pps.uny.ac.id/sites/pbsi.pps.uny.ac.id/files/Edit Modal Sosial...Kearifan lokal sebagai modal untuk pendidikan karakter harus dikembangkan dengan

ii

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2002 tentang Hak Cipta

Lingkup Hak Cipta Pasal 2: 1. Hak Cipta merupakan hak eksklusif bagi Pencipta atau Pemegang Hak

Cipta untuk mengumumkan atau memperbanyak ciptaannya, yang timbul secara otomatis setelah suatu ciptaan dilahirkan tanpa mengurangi pembatasan menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Ketentuan Pidana Pasal 72: 1. Barangsiapa dengan sengaja atau tanpa hak melakukan perbuatan

sebagaimana dimaksudkan dalam Pasal 2 ayat (1) atau pasal 49 ayat (1) dan (2) dipidanakan dengan pidana penjara masing-masing paling singkat 1 (satu) bulan dan/atau denda paling sedikit Rp1.000.000,00 (satu juta rupiah), atau pidana penjara paling lama 7 (tujuh) tahun dan/atau denda paling banyak Rp 5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah).

2. Barangsiapa dengan sengaja menyiarkan, memamerkan, mengedarkan, atau menjual kepada umum suatu ciptaan atau barang hasil Pelanggaran Hak Cipta atau Hak Terkait sebagaimana dimaksudkan dalam ayat (1) dipidanakan dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan/atau denda paling banyak Rp 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).

Page 4: MODAL SOSIAL - pbsi.pps.uny.ac.idpbsi.pps.uny.ac.id/sites/pbsi.pps.uny.ac.id/files/Edit Modal Sosial...Kearifan lokal sebagai modal untuk pendidikan karakter harus dikembangkan dengan

iii

MODAL SOSIAL DALAM PENGEMBANGAN PENDIDIKAN

(Perspektif Teori dan Praktik)

Siti Irene Astuti Dwiningrum

2014

Page 5: MODAL SOSIAL - pbsi.pps.uny.ac.idpbsi.pps.uny.ac.id/sites/pbsi.pps.uny.ac.id/files/Edit Modal Sosial...Kearifan lokal sebagai modal untuk pendidikan karakter harus dikembangkan dengan

iv

MODAL SOSIAL DALAM PENGEMBANGAN PENDIDIKAN

(Perspektif Teori dan Praktik)

Oleh:

Siti Irene Astuti Dwiningrum ISBN: 978-602-7981-37-9

Edisi Pertama

Diterbitkan dan dicetak oleh:

UNY Press Jl. Gejayan, Gg. Alamanda, Komplek Fakultas Teknik UNY

Kampus UNY Karangmalang Yogyakarta 55281 Telp: 0274 – 589346

Mail: [email protected] © 2014 Siti Irene Astuti Dwiningrum

Penyunting Bahasa: Teguh Setiawan

Desain sampul: Deni S. Tata Letak: Yudi Rahman

Isi di luar tanggung jawab percetakan

Siti Irene Astuti Dwiningrum

-Ed.1, Cet.1.- Yogyakarta: UNY Press 2014

xviii+ 353 hlm; 16 x 23 cm

ISBN: 978-602-7981-37-9 1. modal sosial dalam pengembangan pendidikan dalam perspektif teori dan praktik

1.judul

MODAL SOSIAL DALAM PENGEMBANGAN PENDIDIKAN (PERSPEKTIF TEORI DAN PRAKTIK)

Page 6: MODAL SOSIAL - pbsi.pps.uny.ac.idpbsi.pps.uny.ac.id/sites/pbsi.pps.uny.ac.id/files/Edit Modal Sosial...Kearifan lokal sebagai modal untuk pendidikan karakter harus dikembangkan dengan

v

KATA PENGANTAR

Dengan Mengucapkan Syukur Alhamdulillah Buku Tentang Modal Sosial Dalam Pengembangan Pendidikan Dalam Perspektif Teori Dan Praktik.Dapat Diselesaikan Sesuai Dengan Rencana. Dalam Kesempatan Ide Penulis Mengucapkan Terima Kasih Kepada Prof. Suyata, Ph.D Yang Telah Memberikan Kepercayaan Untuk Menjadi Asisten Beliau Dalam Matakuliah Teori Persekolahan Progam S3 Ilmu Pendidikan Pascasarjana Universitas Negeri Yogyakarta, Dan Juga Sebagai Reviewer Buku Ini. Kepercayaan Beliau Dan Kesempatan Belajar Bersama Sebagai Asisten Telah Mendorong Penulis Untuk Mengembangkan Ide Dan Gagasan Beliau Dalam Beberapa tulisan dan riset yang kemudian dikemas dalam buku ini. Demikian juga kepada Prof. Dr. Sodiq A.Kuntoro yang memotivasi penulis untuk menulis buku dan memperkuat kemampuan peneliti untuk berpikir kritis dan humanis dalam memahami fenomena sosial, khususnya terkait dengan praktik pendidikan di Indonesia. Secara khusus, kepada Prof. Zamroni, Ph.D, penulis mengucapkan terima kasih untuk menjadi asisten dalam matakuliah Pendidikan Multikultural dan Hakikat IPS yang menambah wawasan yang luas dan kritis serta belajar tentang bagaimana menjadi penulis buku melalui karya produktifnya.

Materi dalam buku belum sempurna, bahkan masih terbatas pada gagasan dan kajian awal yang sangat membu-tuhkan kajian dan telaah kritis bagi pengembangan modal sosial sebagai aspek penting dalam pembangunan pendidikan di Indonesia. Modal sosial harus dikembangkan secara kontekstual dalam berbagai riset dan dikembangkan secara teoritis untuk mengembangkan teori modal sosial berbasis riset di Indonesia. Hal ini didasarkan pada realitas sosial bahwa modal sosial dalam masyarakat semakin melemah, padahal modal sosial dinilai sebagai modal strategis untuk menggerakkan berbagai modal lain dalam kehidupan manusia, seperti halnya modal intelektual, modal budaya, modal ekonomi.

Dengan terbitnya buku ini diharapkan dapat menambahkan referensi bagi mahasiswa S1, S2 dan S3 yang tertarik dengan kajian tentang modal sosial dan modal budaya. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih pada mahasiswa S1, S2 dan S3 yang

Page 7: MODAL SOSIAL - pbsi.pps.uny.ac.idpbsi.pps.uny.ac.id/sites/pbsi.pps.uny.ac.id/files/Edit Modal Sosial...Kearifan lokal sebagai modal untuk pendidikan karakter harus dikembangkan dengan

vi

memberikan inspirasi pada penulis dan telah membantu penulis untuk berdiskusi tentang kajian buku dan penelitian modal sosial pada saat kuliah. Beberapa hasil diskusi juga menjadi sumber inspirasi bagi penulis untuk menuliskan beberapa ide dalam buku ini. Kepada teman-teman dosen dan mahasiswa yang terlibat dalam penelitian dengan tema modal sosial, peneliti mengucapkan terima kasih atas kerjasamanya sehingga bagian dari data penelitian dijadikan sebagai bahan materi untuk penulisan buku ini.

Kami mengucapkan terima kasih pada Fakultas Ilmu Pendidikan dan Pascasarjana Universitas Negeri Yogyakarta, khususnya pada Universitas Negeri Yogyakarta yang memberikan kesempatan pada dosen untuk terus berkarya menulis buku, khususnya dalam Program Buku Dies Natalis ke 50 Universitas Negeri Yogyakarta. Semoga buku ini merupakan salah satau buku yang memberikan kontribusi pada UNY sebagai pusat pendidikan dan sumber informasi bagi perkembangan pendidikan di Indonesia.

Sebagai ide awal buku ini masih membutuhkan masukan dan kritikan untuk lebih baik. Penulis berbahagia dan berterima kepada para pembaca yang memberikan gagasan bagi perbaikan buku ini. Semoga buku ini bermanfaat terima kasih.

Yogyakarta, 8 September 2014

Penulis Siti Irene Astuti Dwiningrum

Page 8: MODAL SOSIAL - pbsi.pps.uny.ac.idpbsi.pps.uny.ac.id/sites/pbsi.pps.uny.ac.id/files/Edit Modal Sosial...Kearifan lokal sebagai modal untuk pendidikan karakter harus dikembangkan dengan

vii

PENDAHULUAN

Peran modal sosial samakin melemah di tengah-tengah kebutuhan untuk memajukan kualitas pendidikan yang dihadapkan pada masalah yang multidemensional. Modal sosial belum dipertimbangkan sebagai modal penting dalam menggerakan warga masyarakat untuk memperbaiki tujuan pendidikan lebih optimal. Pembangunan pendidikan terbukti tidak akan efektif jika tidak didukung oleh kekuatan modal sosial. Modal ekonomi akan berkembang tanpa makna jika tidak dikuatkan dengan kekuatan modal sosial dan modal budaya.

Buku ini dirancang dalam tiga kelompok bahasan. Bagian pertama, membahas tentang Modal Sosial dalam Perspektif Teori Sosial, yang terdiri dari tiga bab yakni : Bab I Modal Sosial dalam Perspektif Teoritik, yang akan membahas beberapa pokok pikiran tentang modal sosial yang dikemukan oleh Pierre Bourdieu, James Coleman, Robert D. Putnam, Fransis Fukuyuma, Ronald R. Burt dan Nan Lin. James Coleman menyatakan bahwa modal sosial merupakan bagian dari struktur sosial yang mendukung tindakan-tindakan para aktor yang merupakan anggota dari struktur itu. Modal sosial adalah beberapa aspek dari struktur sosial yang mendukung tindakan pelaku yang menyoroti manfaat perkembangan anak. Modal sosial sebagai seperangkat sumber daya yang menjadi sifat dalam hubungan keluarga dan organisasi sosial komunitas yang bergunan bagi perkembangan kognitif atau sosial seorang anak dan remaja. Piere Bourdieu mengatakan bahwa modal sosial diartikan sekelompok sumber-sumber aktual atau potensial yang berhubungan dengan kepemilikan suatu jaringan yang bertahan dari hubungan-hubungan yang kurang atau lebih melembaga dari saling mengetahui atau menghargai. Robert D. Putnam mengatakan bahwa modal sosial merupakan bagian dari kehidupan sosial jaringan, norma, dan kepercayaan. Modal sosial, sebagaimana bentuk modal lainnya, adalah produktif dan memfasilitasi pencapaian tujuan tertentu yang tidak akan mungkin dalam keberadaanya. Francis Fukuyama mengatakan bahwa modal sosial merupakan kemampuan orang-orang bekerja bersama-sama untuk tujuan-tujuan umum di dalam kelompok-kelompok atau organisasi-organisasi Modal sosial dapat didefinisikan sebagai keadaan seperangkat nilai-nilai atau norma-

Page 9: MODAL SOSIAL - pbsi.pps.uny.ac.idpbsi.pps.uny.ac.id/sites/pbsi.pps.uny.ac.id/files/Edit Modal Sosial...Kearifan lokal sebagai modal untuk pendidikan karakter harus dikembangkan dengan

viii

norma informal bersama yang saling digunakan di antara anggota-anggota kelompok yang memungkinkan kerjasama di antara mereka. Ronald R. Burt mengatakan bahwa modal sosial merupakan bagian dari kehidupan sosial jaringan, norma, dan kepercayaan. Nan Lin mengatakan bahwa modal sosial sebagai investasi dalam hubungan sosial dengan pengembalian yang diharapkan di pasar. Untuk menghasilkan keuntungan, individu berinteraksi dan saling jaringan. Jaringan muncul sumber daya yang penting khusus untuk produksi manfaat menanamkan. Modal sosial merupakan semua sumber daya tertanam dalam struktur sosial yang diakses dan/atau dimobilisasi dalam tindakan purposif. Definisi ini mencakup tiga aspek modal sosial; sumber daya yang tertanam dalam struktur sosial (melekatnya), mereka diakses oleh individu (aksesibilitas) dan individu menggunakan atau memobilisasi mereka dalam tindakan secara purposif (penggunaan).

Bab II Analisis Hubungan Antar Komponen Dalam Modal Sosial, konsep tentang modal sosial terus dikaji secara teori maupun praktik. Pengembangan konsep analisasi modal sosial terus dilakukan oleh para ahli, sedangkan penelitian-penelitian tentang modal sosial terus berkembang dan menghasilkan berbagai temuan-temuan yang memperkuat eksistensi penggunaan modal sosial sebagai usaha memperbaiki pemahaman individu dalam kehidupan sosial. Pada bab ini akan dipaparkan konsep-konsep pokok modal dasar yang diuraikan oleh Tom Schuller (2004) dalam bukunya The Benefits of Learning, The Impact of Education on Health, Family Life and Social Capital. “ dari Yulia Hauberer (2011) yang akan mengkaji lebih khusus tentang peran modal sosial dalam proses belajar. Proses belajar merupakan aktivitas sosial cukup komplek, hasil belajar tidak sekedar diukur dari hasil lulus ujian akan tetapi perlu dikaitkan dengan kesehatan, kehidupan keluarga dan modal sosial. Eksistensi modal sosial dalam dinamika kehidupan individu maupun kehidupan sosial. Individu tidak hanya dipahami secara parsial, tetapi proses pertumbuhan dan perkembangan individu ditentukan oleh dinamika kepemilikan modal yang melekat dalam kehidupan sosialnya.

Bab III Motivasi dan Interaksi dalam Modal Sosial akan membahas tentang modal sosial tidak dapat dipisahkan dengan konsep motivasi. Motivasi merupakan salah satu aspek penting dalam memahami dinamika perilaku manusia. Demikian halnya,interaksi sosial merupakan prasyarat penting dalam

Page 10: MODAL SOSIAL - pbsi.pps.uny.ac.idpbsi.pps.uny.ac.id/sites/pbsi.pps.uny.ac.id/files/Edit Modal Sosial...Kearifan lokal sebagai modal untuk pendidikan karakter harus dikembangkan dengan

ix

membangunan dinamika sosial. Semua aktivitas sosial dapat berjalan dan bergerak jika ada proses interaksi sosial, baik secara langsung maupun tidak langsung. Komponen-komponen yang terkait dengan modal sosial dibahas secara lebih fokus oleh Nan Lin, Dalam bukunya Social Capital, khususnya pada bab 4 yang membahas tentang “ Resources, Motivations, and Interaction. Nan Lin menjelaskan tentang konsep modal sosial dalam kaitannya dengan berbagai aspek penting dalam kehidupan manusia. Menurut Nan Lin, modal sosial berakar dalam jaringan sosial dan hubungan sosial serta dipahami sebagai sumber daya yang tertanam dalam struktur sosial yang diakses dan / atau dimobilisasi dalam tindakan yang bertujuan. Dengan demikian dipahami, modal sosial mengandung tiga komponen antara lain struktur, kesempatan (aksesibilitas melalui jaringan sosial), dan tindakan.

Pada bagian kedua akan mengkaji tentang Modal Sosial dalam Perspektif Sosial-Budaya yang terdiri dari tiga bab. Pada bab IV tentang Modal Sosial dalam Kebijakan Pendidikan Desentralistik akan dipaparkan secara singkat tentang pentingnya dukungan modal sosial dalam penerapan kebijakan pendidikan yang desentralistik. Hal ini didasarkan pada pemikiran bahwa desentralisasi pendidikan mengubah struktur kewenangan dalam tatanan pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan pada satuan pendidikan dalam melakukan proses interaksi sosial sebagai dasar bagi semua bentuk kegiatan manusia. Desentralisasi pendidikan juga telah mengubah berbagai peran-peran penting dalam proses pengelolaan pendidikan. Dialektika terjadi dalam proses perubahan kebijakan pendidikan tidaklah berjalan semata-mata secara otomatis tetapi meminta hal-hal yang berbeda dengan cara-carapengelolaan sebelumnya. Desentralisasi pendidikan memerlukan persiapan yang matang karena akan mengubah sikap partisipastif rakyat dalam pengelolaan pendidikan, tetapi di sisi lain terjadi fenomena melemahnya modal sosial dalam masyarakat.

Bab V Modal Sosial Dalam Kearifan Lokal. Bab ini memaparkan tentang pentingnya peran modal sosial dalam mengkuatkan eksistensi kearifan lokal yang mulai melemah dalam tantangan budaya global. Kearifan lokal perlu digali kembali untuk membangun “cultural identity”. Kearifan lokal sebagai modal sosial bangsa. Kearifan lokal sebagai modal untuk pendidikan karakter harus dikembangkan dengan pendekatan yang holistik dan

Page 11: MODAL SOSIAL - pbsi.pps.uny.ac.idpbsi.pps.uny.ac.id/sites/pbsi.pps.uny.ac.id/files/Edit Modal Sosial...Kearifan lokal sebagai modal untuk pendidikan karakter harus dikembangkan dengan

x

kontekstual. Sekolah memiliki peran strategis untuk mengembang-kan kearifan lokal sebagai modal sosial bagi pendidikan karakter.

Bab VI Modal Sosial dan Akuntabilitas Sekolah. Modal sosial diperlukan dalam semua aspek kehidupan manusia. Sekolah sebagai lembaga pendidikan sangat membutuhkan modal sosial dalam proses pengelolaan pendidikan. Keberhasilan dalam penyelenggaran pendidikan ditentukan oleh kemampuan sekolah dalam menerapkan akuntabilitasnya. Isu akuntabilitas mulai berkembang karena masyarakat mulai mempertanyakan pendidikan yang berkualitas, keadilan dalam pendidikan, efisiensi dalam pengelolaan pendidikan.

Bagian Ketiga tentang Modal Sosial dalam Kajian Penelitian yang akan memaparkan lima kajian hasil penelitian. Bab VII Modal Sosial dan Pengembangan Pendidikan akan membahas hasil penelitian yang terkait dengan pembangunan dapat berjalan dengan optimal jika didukung dengan memanfaatkan modal sosial. Namun demikian modal sosial bahkan belum dinilai sebagai aspek penting dalam memba-ngun dinamika masyarakat. Padahal modal sosial terbukti mempunyai peran yang sangat penting dalam pembangunan pendidikan, sebagai energi sosial yang dapat mendorong keberhasilan tujuan pembangunan pendidikan. Hasil riset yang dipaparkan dalam salah satu bab pada buku “The Role of Social Capital in Developmental An Empirical Assessment”, khususnya tentang The Creation and Transformation of Social Capital yang ditulis oleh Grootaert, Christiaan and Thierry van Bastelaer tahun 2002. Grootaert memberikan gambaran empirik tentang peran modal sosial dalam proses pembangunan. Hasil riset Grootaert membuktikan bahwa proses pembangunan tak cukup dengan modal ekonomi, akan tetapi efektivitas pengembangan modal sosial menjadi kajian sosiologis yang dalam aplikasinya tak lepas dari berbagai kepentingan politik-ekonomi. Dengan memahami hasil riset tersebut dapat menjadi sumber informasi bagi Indonesia dalam menggunakan modal sosial dalam proyek pembangunan pendidikan.

Bab VIII Modal Sosial pada Sekolah Dasar yang membahas bahwa modal sosial memiliki peran penting dalam kehidupan sosial. Pemetaan modal sosial di sekolah diperlukan untuk memahami kekuatan modal sosial. Pada bab ini akan dipaparkan modal sosial di sekolah. Hasil penelitian yang dilakukan Siti Irene Astuti Dwiningrum bersama dengan Suyata, Sodiq A. Kuntoro, diharapkan

Page 12: MODAL SOSIAL - pbsi.pps.uny.ac.idpbsi.pps.uny.ac.id/sites/pbsi.pps.uny.ac.id/files/Edit Modal Sosial...Kearifan lokal sebagai modal untuk pendidikan karakter harus dikembangkan dengan

xi

memberikan gambaran empirik tentang modal sosial yang sudah dimiliki oleh sekolah.

Bab IX Modal Sosial dalam Perbaikan Mutu akan memaparkan analisis data kualitatif tentang modal sosial dalam proses perbaikan mutu. Modal sosial diperlukan bagi perbaikan mutu sekolah. Modal sosial akan optimal jika sekolah menciptakan kondisi yang mampu mengembangkan sumber daya pribadi menjadi sumber daya sosial. Penguatan modal sosial diperlukan agar siswa mampu mengembangkan potensi dirinya secara optimal dalam mengembangkan menjadi sumber daya sosial. Penguatan modal sosial dengan mengembangkan fungsi pada unsur-unsur modal sosial antara lain adalah unsur (a) partisipasi dalam jaringan sosial (participation and social net work), (b) saling tukar kebaikan (resiprocity), (c) norma sosial (social norm), (d) nilai-nilai sosial, dan (e) tindakan yang proaktif.

Bab X Modal Sosial dalam Pendidikan Karakter akan memaparkan sebagian dari data penelitian Siti Irene Astuti Dwiningrum dan Rukiyati tentang pengembangan modal sosial dalam pendidikan karakter bangsa. Hasil penelitian ini membuktikan bahwa modal sosial berperan dalam proses pendidikan karakter dalam keluarga, sekolah dan masyarakat yang secara sinergis dapat dikuatkan untuk mengatasi krisis karakter bangsa. Hasil penelitian diharapkan memberikan ide awal tentang bagaimana cara yang efektif untuk menggunakan modal sosial dalam pendidikan karakter bangsa.

Bab XI Modal Sosial dan Resiliensi Sekolah akan memapar-kan bagian penelitian Siti Irene Astuti Dwiningrum dan Rani Widowati yang meneliti tentang kebijakan regrouping dan resiliensi sekolah serta peran modal sosial dalam pengembangan mutu pendidikan. Hasil penelitian membuktikan bahwa proses kebijakan regrouping sekolah membutuhkan modal sosial dalam menguatkan resiliensi sekolah. Modal sosial bermanfaat bagi pengembangan progam sekolah pascara erupsi Merapi. Penelitian memberikan gambaran awal tentang pentingnya menguatkan modal sosial dalam menghadapi dampak bencana dalam bidang pendidikan.

Page 13: MODAL SOSIAL - pbsi.pps.uny.ac.idpbsi.pps.uny.ac.id/sites/pbsi.pps.uny.ac.id/files/Edit Modal Sosial...Kearifan lokal sebagai modal untuk pendidikan karakter harus dikembangkan dengan

xii

Untuk memberikan contoh yang aplikatif tentang cara mengukur modal sosial, pada Bab XII tentang Pengukuran Modal Sosial akan dipaparkan contoh pengukuran modal sosial yang dikembangkan oleh World Bank. Instrumen pengukuran modal sosial dapat digunakan untuk memetakan modal sosial di Indonesia, namun demikian dalam penggunaannya masih diperlukan pencermatan dan modifikasi sesuai dengan tujuan penelitian.

Uraian buku edisi pertama masih belum sempurna, karena secara teoritik masih diperlukan dialog kritik dari berbagai teori-teori baru yang mulai berkembang. Demikian halnya, hasil penelitian masih perlu dikembangkan dalam konteks makro dan mikro terhadap berbagai persoalan pendidikan dari perspektif modal sosial. Oleh karena itu, penulis berharap dapat buku ini terus dikembangkan sebagai kajian emperik tentang modal sosial. Kajian modal sosial masih banyak sekali yang secara khusus dan fokus mengkaji masalah modalsosial dengan pembangunan pendidikan, yang sampai hari ini masih menghadapi masalah kesenjangan mutu sosial dan kesempatan pendidikan.

Page 14: MODAL SOSIAL - pbsi.pps.uny.ac.idpbsi.pps.uny.ac.id/sites/pbsi.pps.uny.ac.id/files/Edit Modal Sosial...Kearifan lokal sebagai modal untuk pendidikan karakter harus dikembangkan dengan

xiii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................. v PENDAHULUAN ..................................................................................................... vii DAFTAR ISI ....................................................................................................... xiii DAFTAR TABEL ................................................................................................... xvi DAFTAR GAMBAR ................................................................................................. xviii BAB I KONSEP MODAL SOSIAL DALAM PERSPEKTIF TEORETIS 1 A. Modal Sosial menurut Pierre Bourdieu ................................................ 2 B. Modal Sosial menurut James Coleman .................................................. 7 C. Modal Sosial menurut Robert D. Putnam ............................................. 10 D. Modal Sosial menurut Francis Fukuyuma ............................................ 18 E. Modal Sosial menurut Ronald Burt ........................................................ 20 F. Modal Sosial Menurut Nan-Lin .................................................................. 23 G. Kritik terhadap Modal Sosial .................................................................... 30 BAB II ANALISIS HUBUNGAN ANTARKOMPONEN DASAR MODAL SOSIAL ........................................................................................ 34 A. Modal Manusia ............................................................................................... 37 B. Modal Sosial .................................................................................................... 38 C. Modal Identitas .............................................................................................. 42 D. Segitiga Berhubungan: Dinamika Hubungan Modal Manusia, Modal Identitas dan Modal Sosial ................................................................ 44 BAB III MOTIVASI DAN INTERAKSI DALAM MODAL SOSIAL ..... 47 A. Sumber Daya Pribadi ................................................................................... 48 B. Sumber Daya Sosial sebagai Modal Sosial .......................................... 49 C. Motif Sumber Daya: Tindakan Bertujuan ........................................... 53 D. Interaksi Homophilous dan Heterophilous .......................................... 55 E. Aksi Memandu Interaksi ............................................................................ 57 F. Kendala Struktural dan Peluang dalam Kapitalisasi ...................... 60

Page 15: MODAL SOSIAL - pbsi.pps.uny.ac.idpbsi.pps.uny.ac.id/sites/pbsi.pps.uny.ac.id/files/Edit Modal Sosial...Kearifan lokal sebagai modal untuk pendidikan karakter harus dikembangkan dengan

xiv

BAB IV MODAL SOSIAL DALAM KEBIJAKAN PENDIDIKAN DESENTRALISTIK .................................................................................... 66 A. Perubahan Kebijakan Pendidikan ......................................................... 67 B. Desentralisasi Pendidikan ......................................................................... 72 C. Modal Sosial dalam Kebijakan Pendidikan ....................................... 79 BAB V MODAL SOSIAL DALAM KEARIFAN LOKAL ........................ 88 A. Makna dan Dimensi Kearifan Lokal ...................................................... 90 B. Kearifan Lokal dalam Tantangan Global ............................................. 93 C. Kearifan Lokal sebagai Modal Sosial .................................................... 98 D. Kearifan Lokal dan Pendidikan Karakter ............................................ 103 E. Peran Pemimpin dan Revitalisasi Kearifan Lokal ............................ 109 BAB VI MODAL SOSIAL DAN AKUNTABILITAS SEKOLAH ......... 114 A. Modal Sosial dan Konsep Dasar Akuntabilitas ................................ 117 B. Motivasi Akuntabilitas ................................................................................ 123 C. Akuntabilitas dan Mutu Pendidikan ..................................................... 126 D. Akuntabilitas dan Manajemen Pendidikan ........................................ 131 E. Akuntabilitas dan Pembelajaran di Kelas ........................................... 136 F. Pengembangan Akuntabilitas Sekolah ................................................ 138 BAB VII MODAL SOSIAL DALAM PENGEMBANGAN PENDIDIKAN ............................................................................................ 144 A. Buku Pelajaran dan Sekolah Program Hibah .................................... 147 B. Program Kelompok Perempuan ............................................................. 154 BAB VIII MODAL SOSIAL PADA SEKOLAH DASAR ........................ 162 A. Modal Sosial dalam Perkembangannya ............................................... 165 B. Modal Sosial di Sekolah .............................................................................. 168 C. Modal Sosial Perbaikan Kualitas Sekolah .......................................... 173 D. Pemetaan Modal Sosial di Sekolah ........................................................ 176 E. Unsur Modal Sosial di Sekolah .............................................................. 198 BAB IX MODAL SOSIAL DALAM PERBAIKAN MUTU .................. 210 A. Modal Sosial di Sekolah ............................................................................. 211 B. Gerakan Sekolah yang Bermutu ............................................................. 215 C. Mutu Pendidikan ......................................................................................... 221 D. Pengembangan Modal Sosial di Sekolah ............................................. 227

Page 16: MODAL SOSIAL - pbsi.pps.uny.ac.idpbsi.pps.uny.ac.id/sites/pbsi.pps.uny.ac.id/files/Edit Modal Sosial...Kearifan lokal sebagai modal untuk pendidikan karakter harus dikembangkan dengan

xv

BAB X MODAL SOSIAL DALAM PENDIDIKAN KARAKTER BANGSA ...................................................................................................... 231 A. Modal Sosial dalam Pendidikan Karakter ……………………………... 235 B. Krisis Karakter Bangsa .............................................................................. 241 C. Pemetaan Modal Sosial di Masyarakat ............................................... 243 D. Modal Sosial Perspektif Masyarakat ...................................................... 246 E. Karakter dalam Masyarakat ...................................................................... 249 F. Pengembangan Modal Sosial bagi Pendidikan Karakter ............... 256 BAB XI MODAL SOSIAL DAN RESILIENSI SEKOLAH ..................... 261 A. Regrouping Sekolah ..................................................................................... 265 B. Resiliensi Sekolah ......................................................................................... 267 C. Modal Sosial .................................................................................................... 273 D. Kebijakan Regrouping dan Resilensi Sekolah ................................... 278 E. Resilensi Sekolah dan Modal Sosial ....................................................... 281 F. Manfaat Regrouping untuk Pengembangan Progam Sekolah .... 282 BAB XII PENGUKURAN MODAL SOSIAL ............................................ 286 A. Pengukuran Modal Sosial .......................................................................... 287 B. Instrumen Pengukuran Modal Sosial ................................................... 294 DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................. 328 GLOSARIUM ........................................................................................................... 342 INDEX ........................................................................................................................ 353

Page 17: MODAL SOSIAL - pbsi.pps.uny.ac.idpbsi.pps.uny.ac.id/sites/pbsi.pps.uny.ac.id/files/Edit Modal Sosial...Kearifan lokal sebagai modal untuk pendidikan karakter harus dikembangkan dengan

xvi

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1. Jenis Modal Sosial ........................................................................ 16 Tabel 1.2. Indikator Modal Sosial ............................................................... 17 Tabel 5.1. Peran Keluarga-Sekolah-Masyarakat dalam Melestarikan Kearifan Lokal .................................................... 101 Tabel 5.2. Kearifan Lokal dalam Pendidikan Karakter ...................... 109 Tabel 8.1. Keuntungan Utama Bagi Sekolah Bergabung dengan Organisasi ........................................................................................ 177 Tabel 8.2. Layanan Sekolah ........................................................................... 179 Tabel 8.3. Latar Belakang Sosial-Ekonomi Siswa di Sekolah .......... 180 Tabel 8.4. Keputusan Sekolah ....................................................................... 181 Tabel 8.5. Pemilihan Kepala Sekolah ......................................................... 182 Tabel 8.6. Keefektifan Pemimpin Sekolah .............................................. 183 Tabel 8.7. Interaksi Sekolah dengan Sekolah Lain yang Memiliki Tujuan yang Sama di Dalam Masyarakat/ Desa .................................................................................................... 183 Tabel 8.8. Interaksi Sekolah dengan Sekolah Lain yang Memiliki Tujuan yang Sama di Luar Masyarakat/ Desa .................................................................................................... 184 Tabel 8.9. Interaksi Sekolah dengan Sekolah Lain yang Memiliki Tujuan yang Berbeda di Dalam Masyarakat/Desa ......... 185 Tabel 8.10 . Sumber Utama Pendanaan Sekolah ...................................... 185 Tabel 8.11 . Sumber Keahlian Atau Saran Yang Paling Penting Diterima Sekolah .......................................................................... 186 Tabel 8.12. Tingkatan Keseringan Menonton Televisi ......................... 187 Tabel 8.13. Sumber Informasi Utama tentang Apa yang Dilakukan Pemerintah .............................................................. 187 Tabel 8.14. Akses Mendapatkan Informasi dengan Perbandingan Waktu 5 Tahun yang Lalu .......................................................... 188 Tabel 8.15. Rasa Kebersamaan & Keakraban Warga Sekolah ............ 189 Tabel 8.16. Perbedaan Karakter ..................................................................... 190 Tabel 8.17. Perbedaan-Perbedaan Apakah Menimbulkan Masalah 190 Tabel 8.18. Kecenderungan Perbedaan Apakah Menyebabkan Kekerasan ........................................................................................ 191 Tabel 8.19. Latar Belakang Orang yang Ditemui ..................................... 192 Tabel 8.20. Lingkungan Sekolah .................................................................... 193

Page 18: MODAL SOSIAL - pbsi.pps.uny.ac.idpbsi.pps.uny.ac.id/sites/pbsi.pps.uny.ac.id/files/Edit Modal Sosial...Kearifan lokal sebagai modal untuk pendidikan karakter harus dikembangkan dengan

xvii

Tabel 8.21. Tingkat Keamanan dari Tindakan Kriminal atau Kekerasan Apabila Sendirian di Sekolah ............................ 194 Tabel 8.22. Tingkat Perasaan Bahagia ........................................................ 194 Tabel 8.23. Kontrol yang Dilakukan dalam Membuat Keputusan yang Berpengaruh pada Kegiatan Sehari-hari ................. 197 Tabel 8.24. Kekuatan untuk Membuat Keputusan Penting yang Mengubah Hidup .......................................................................... 196 Tabel 8.25. Hal-Hal yang Dilakukan dalam 12 Bulan Terakhir .......... 197 Tabel 8.26. Unsur Modal Sosial di Sekolah ................................................. 205 Tabel 9.1. Indikator Peningkatan Mutu Sekolah .................................. 226 Tabel 9.2. Modal Pengembangan School Performance ....................... 229 Tabel 10.1. Peran Modal Sosial dalam Pendidikan Karakter .............. 239 Tabel 10.2. Unsur Modal Sosial pada Masyarakat .................................. 245 Tabel 10.3. Pengertian Modal Sosial ............................................................ 246 Tabel 10.4. Modal Sosial yang Dimiliki Warga Masyarakat ................ 247 Tabel 10.5. Modal Sosial yang Dimiliki Masyarakat ............................... 248 Tabel 10.6. Ciri Orang yang Berkarakter ................................................... 250 Tabel 10.7. Bentuk Krisis Karakter Banga ................................................. 251 Tabel 10.8. Penyebab Krisis Karakter Bangsa .......................................... 252 Tabel 10.9. Nilai Karakter yang Dimiliki Warga Masyarakat ............. 253 Tabel 10.10.Problem Menjadi Orang Berkarakter .................................. 254 Tabel 10.11.Peran Warga Masyarakat Dalam Mengatasi Krisis Bangsa ............................................................................................... 255 Tabel 11.1. Resiliensi Sekolah ........................................................................ 280 Tabel 11.2. Resiliensi dan Modal Sosial ....................................................... 281 Tabel 11.3. Manfaat Regrouping Sekolah Pasca Erupsi Merapi ........ 282

Page 19: MODAL SOSIAL - pbsi.pps.uny.ac.idpbsi.pps.uny.ac.id/sites/pbsi.pps.uny.ac.id/files/Edit Modal Sosial...Kearifan lokal sebagai modal untuk pendidikan karakter harus dikembangkan dengan

xviii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Causal Relationships of Elements of Putnam’s Social Capital Concept ........................................................ 28 Gambar 1.2. Interaction of the Components of the Structural Theory of Social Action ....................................................... 29 Gambar 1.3. Lin’s Social Capital Model ................................................. 29 Gambar 2.1. Kerangka Konseptual ............................................. ........... 35 Gambar 6.1. Konsep Dasar Membangun Akuntabilitas................... 124 Gambar 6.2. Model Pengembangan Akuntabilitas Sekolah ......... 139 Gambar 8.1. Peran Modal Sekolah dalam Perbaikan Mutu Sekolah .................................................................................... 175 Gambar 9.1. Pola Pengembangan Modal Sosial ................................. 227 Gambar 11.1. The Resiliency Wheel .......................................................... 271

Page 20: MODAL SOSIAL - pbsi.pps.uny.ac.idpbsi.pps.uny.ac.id/sites/pbsi.pps.uny.ac.id/files/Edit Modal Sosial...Kearifan lokal sebagai modal untuk pendidikan karakter harus dikembangkan dengan

MODAL SOSIAL DALAM PENGEMBANGAN PENDIDIKAN (Perspektif Teori dan Praktik )

Siti Irene Astuti Dwiningrum 1

BAB I

KONSEP MODAL SOSIAL DALAM PERSPEKTIF TEORETIS

Konsep modal sosial dibahas secara kritis dalam buku “Social Capital Theory” yang ditulis oleh Julia Hauberer. Beberapa konsep pokok akan dipaparkan dalam bab ini agar pemahaman tentang modal sosial dapat dipahami secara komprehensif. Julia Hauberer (2011), meletakkan dasar pemikiran yang cukup kuat bahwa konsep modal sosial tidak dapat dipahami secara parsial dan statis, karena dinamika konsep modal sosial terus berkembang seiring dengan proses perubahan kehidupan masyarakat dalam berbagai aspeknya seperti halnya sosial, ekonomi, budaya, politik. Dalam bab ini tulisan Hauberer akan dikaitkan dengan berbagai sumber referensi yang terkait dengan analisis kritis tentang modal sosial yang secara teoretis terus dikembangkan oleh para ahli.

Secara konseptual modal sosial telah banyak dikaji oleh para ilmuwan sosial. Beberapa buku yang mengkaji modal sosial sudah banyak dibaca dan dikritisi oleh berbagai disiplin ilmu, seperti ekonomi, manajemen, politik, pendidikan, dan pekerjaan sosial (Gummer, 1998; Livermore & Neustom, 2003; Sherraden, 1991). Beberapa buku yang cukup dikenal dengan karyanya tentang modal sosial antara lain adalah buku karya Pierre Bourdieu (1983 dalam Hauberer, 2011) yang berjudul “Le Capital Social: Notes Provisioires”, Robert D. Putnam (1993) ”The prosperous community: Social capital and public life”, Woolcock (1998 dalam Field, 2010), “Social Capital and Economic Development: Toward a Theoritical Synthesis and Policy Framework”, Nan Lin (2004) menulis “Social Capital: A Theory of Social Structure and Action”, dan John Field (2005) dengan karyanya berjudul “Social Capital and Life Long Learning”. Hal ini membuktikan bahwa modal sosial merupakan kajian yang dinamis baik secara teoritis maupun aplikatif. Untuk

Page 21: MODAL SOSIAL - pbsi.pps.uny.ac.idpbsi.pps.uny.ac.id/sites/pbsi.pps.uny.ac.id/files/Edit Modal Sosial...Kearifan lokal sebagai modal untuk pendidikan karakter harus dikembangkan dengan

MODAL SOSIAL DALAM PENGEMBANGAN PENDIDIKA (Perspektif Teori dan Praktik )

2 Siti Irene Astuti Dwiningrum

memahami konsep-konsep pokok yang sudah dikembangkan oleh para ahli, maka bab ini akan memaparkan konsep pokok tentang modal sosial agar dapat dipahami adanya persamaan dan perbedaan para ahli dalam mengkaji modal sosial. Beberapa pokok pemikiran yang dipaparkan pada bab ini antara lain adalah sebagai berikut.

A. Modal Sosial menurut Pierre Bourdieu

Bourdieu seorang sosiolog yang sangat bergaya Perancis, yang tertarik pada adanya kelas sosial dan bentuk-bentuk ketimpangan0 di semua bidang. Pada awalnya, gagasannya menciptakan antropologi budaya reproduksi sosial tentang suku-suku di Aljazair selama tahun 1960-an. Bourdieu menggambarkan perkembangan dinamis struktur nilai dan cara berpikir yang membentuk apa yang disebut dengan ‘habitus’, yang menjadi jembatan antara agensi subjektif dengan objektif. Habitus adalah produk sejarah yang terbentuk sejak manusia lahir dan berinteraksi dengan masyarakat dalam ruang dan waktu tertentu. Habitus merupakan hasil pembelajaran lewat pengasuhan, aktivitas bermain, dan juga pendidikan masyarakat dalam arti yang luas. Pembelajaran terjadi secara halus, tak disadari dan tampil sebagai hal wajar, sehingga seolah-olah sesuatu alamiah, seakan-akan terlebih oleh alam atau ‘sudah dari sananya. Habitus mencakup pengetahuan dan pemahaman seseorang tentang dunia, yang memberikan kontribusi terdiri pada realitas dunia. Oleh sebab itu, pengetahuan seseorang memiliki kekuasaan konstitutif (kemampuan menciptakan bentuk realitas dunia ‘real’. Habitus tidak pernah ‘tak berubah’, baik melalui waktu untuk seorang individu, maupun dari satu generasi ke generasi berikutnya. Bourdieu beragurmen bahwa habitus berubah-ubah pada tiap urutan atau perulangan peristiwa ke suatu arah yang kompromi dengan kondisi-kondisi material (Harker, 1990:13-16).

Habitus adalah “struktur-struktur atau kognitif” melalui itu orang berurusan dengan dunia sosial. Orang dikarunia dengan serangkaian skema yang diinternalisasikan melalui itu mereka merasakan, mengerti, mengapresiasi, dan mengevaluasi dunia sosial. Melalui skema-skema demikianlah orang menghasilkan praktik-praktik, merasakan, dan mengevaluasinya. Secara dialektis, habitus adalah produk internalisasi struktur-struktur dunia sosial (Ritzer, 2012:904). Habitus adalah produk sejarah, sesuai dengan skema praktik individu dan kolektif, dan karenanya sejarah, sesuai dengan

Page 22: MODAL SOSIAL - pbsi.pps.uny.ac.idpbsi.pps.uny.ac.id/sites/pbsi.pps.uny.ac.id/files/Edit Modal Sosial...Kearifan lokal sebagai modal untuk pendidikan karakter harus dikembangkan dengan

MODAL SOSIAL DALAM PENGEMBANGAN PENDIDIKAN (Perspektif Teori dan Praktik )

Siti Irene Astuti Dwiningrum 3

skema-skema oleh sejarah (Bourdieu, 1977:2 dalam Ritzer, 2012: 904).

Habitus merupakan kontruksi pengantara, bukan konstruksi pendeterminasi dan sebuah sifat yang tercipta karena kebutuhan, terutama dalam hubungannya dengan habitus kelas, dimana harapan-harapan dalam kaitannya dengan modal, secara erat diimbangi dengan berbagai kemungkinan objektif. Habitus secara erat dihubungan dengan ‘modal’, karena sebagian besar habitus berperan sebagai pengganda berbagai jenis modal yang pada kenyataannya membentuk sebentuk modal (simbolik) di dalam dan dari diri mereka sendiri (Harker, 1990:13-16).

Bagi Bourdieu, modal memiliki definisi yang sangat luas dan mencakup hal-hal material (yang dapat memiliki nilai simbolik) yang memiliki signifikansi secara kultural, misalnya: pretise, status, dan modal budaya (Harker, 1990:13-16). Modal budaya dapat mencakup rentangan luas, seperti seni, pendidikan, dan bentuk-bentuk bahasa. Modal berperan sebagai sebuah relasi sosial yang terdapat di dalam suatu sistem pertukaraan, dan istilah ini diperluas ‘pada segala bentuk barang baik material maupun simbol, tanpa perbedaan-yang mempresentasikan dirinya sebagai sesuatu yang jarang dan layak untuk dicari dalam sebuah formasi sosial tertentu.

Bourdieu menegaskan bahwa kelompok mampu mengguna-kan simbol-simbol budaya sebagai tanda pembeda, yang menandai dan membangun posisi mereka dalam struktur sosial yang memperkuat pandangannya dengan menggunakan metafora modal budaya, yang menunjuk pada cara kelompok memanfaatkan fakta bahwa beberapa jenis selera budaya menikmati lebih banyak status daripada jenis selera budaya yang lain. Modal budaya yang dimiliki oleh orang bukan sekedar mencerminkan sumber daya modal finansial, tetapi dibangun oleh kondisi keluarga dan pendidikan di sekolah. Modal budaya pada batas-batas tertentu dapat beroperasi secara independen dan tekanan uang sebagai bagian dari strategi individu atau kelompok untuk meraih kesuksesan atau status (Field, 2010:21-22).

Dalam perkembangan pemikirannya, Bourdieu mengembang-kan modal sosial sebagai catatan sementara yang dikembangkan gagasannya tentang reproduksi sosial dengan melakukan berbagai studi empirik monumental tentang budaya tinggi Prancis, dan

Page 23: MODAL SOSIAL - pbsi.pps.uny.ac.idpbsi.pps.uny.ac.id/sites/pbsi.pps.uny.ac.id/files/Edit Modal Sosial...Kearifan lokal sebagai modal untuk pendidikan karakter harus dikembangkan dengan

MODAL SOSIAL DALAM PENGEMBANGAN PENDIDIKA (Perspektif Teori dan Praktik )

4 Siti Irene Astuti Dwiningrum

kritiknya yang digambarkan sebagai konformitas dan mediokritas sistem universitas Perancis. Hal yang menarik dalam diskusi yang pertama kali diterbitkan pada tahun 1973, pada awalnya ia mendefinisikan modal sosial sebagai hubungan sosial yang jika diperlukan akan memberi ‘dukungan-dukungan’ bermanfaat: modal harga diri dan kehormatan yang seringkali diperlukan jika orang ingin mencari para klien ke dalam posisi-posisi yang penting secara sosial, dan yang bisa menjadi alat tukar, misalnya dalam karier politik (Bourdieu, 1977:503 dalam Field, 2010:23). Kemudian Bourdieu memperbaiki pandangan dengan menyampaikan kesimpul-an dengan menyatakan bahwa modal sosial adalah sejumlah sumber daya, aktual maya yang berkumpul pada seseorang individu atau kelompok karena memiliki jaringan tahan lama berupa hubungan timbal-balik perkenalan dan pengakuan yang sedikit terinstitusi-onalisasikan (Bourdieu dan Wacquant, 1992:119 dalam Field, 2010:23).

Bourdieu menyatakan bahwa istilah modal sosial adalah ‘satu-satunya cara’ untuk menjabarkan ‘prinsip-prinsip aset sosial’ yang menjadi kendala manakala individu yang berlainan mempe-roleh hasil yang sangat tidak setara dari modal yang kurang lebih ekuivalen (ekonomi atau budaya). Istilah modal yang digunakan oleh Bourdieu ditujukan untuk melakukan demistifikasi atas pandangan humanistik tentang hubungan-hubungan sosial, dengan memperhati-kan bagaimana semua berfungsi sebagai strategi investasi. Ia memberikan ruang seluas-luasnya bagi penyalahgunaan atau kesalahan pemanfaatan modal sosial, khususnya di antara mereka yang mungkin mempresentasikan modal sosial yang diinstitusional-kan. Dari dimensi normatif menurut teori Bourdieu, modal sosial secara umum berfungsi menutupi pencarian laba secara terang-terangan yang dilakukan oleh pemiliknya, dan dengan demikian hal tersebut tidak sejalan dengan masyarakat demokratis yang dipadukan dalam jurnalisme dan aktivitas politiknya (Field, 2010:26).

Konsep modal sosial menurut Bourdieu merupakan suatu upaya untuk membentuk agen sosial dalam habitus sebagai individu-individu yang mengkontruksi dunai sekelilingnya. Bourdieu mengembangkan konsep modal sosial tidak sebagai sesuatu yang berdiri sendiri, tetapi terkait dengan berbagai modal yang lain. Istilah modal diartikan sebagai akumulasi tenaga kerja yang ada dalam

Page 24: MODAL SOSIAL - pbsi.pps.uny.ac.idpbsi.pps.uny.ac.id/sites/pbsi.pps.uny.ac.id/files/Edit Modal Sosial...Kearifan lokal sebagai modal untuk pendidikan karakter harus dikembangkan dengan

MODAL SOSIAL DALAM PENGEMBANGAN PENDIDIKAN (Perspektif Teori dan Praktik )

Siti Irene Astuti Dwiningrum 5

bentuk materi atau pemasukan. Akumulasi tenaga kerja membutuh-kan waktu, tetapi sepandan dengan usaha karena modal menghasilkan keuntungan dan bahkan semakin tumbuh saat direproduksi. Dalam kehidupan masyarakat dikenal tiga jenis modal yakni modal ekonomi, modal budaya dan modal sosial (Hauberer, 2011). Struktur distribusi berbagai jenis modal sesuai dengan struktur yang melekat pada dunia sosial atau bidang sosial. Modal yang mengembangkan efektivitas tertinggi dalam bidang tertentu tergantung pada daerah aplikasi masing-masing dan pada transformasi biaya yang muncul dalam proses konversi dari satu modal ke modal lainnya (Bourdieu, 1983 dalam Hauberer, 2011). Dalam aplikasinya kelompok-kelompok masyarakat di bidang sosial bertujuan memperbanyak diri (misalnya: pengusaha ingin merepro-duksi kekayaan mereka dan akademisi ingin menyakinkan dominasi mereka dari budaya yang sah). Sebagai konsekuensinya, kelompok mengembangkan strategi untuk memperoleh barang-barang tertentu material atau simbolis.

Modal sosial yang dikembangkan oleh Bourdieu dikaitkan dengan jenis modal sosial yang berhubungan erat dengan bidang sosial yang berbeda yang pada gilirannya tempat untuk aktor praksis sosial (Schwingel, 1995 dalam Hauberer, 2011). Dalam hal ini modal sosial tidak dilihat sebagai sesuatu yang berdiri bebas, karena modal sosial terkait dengan modal lainnya. Analisis Bourdieu tentang tiga jenis modal, yaitu modal ekonomi, modal budaya dan modal sosial. Pertama, Modal ekonomi dapat dikonversi menjadi uang , atau dalam bentuk hak milik kelembagaan. Barang-barang atau layanan dapat diperoleh secara langsung melalui ekonomi, sedangkan lainnya dengan modal hubungan sosial atau modal komitmen sosial. Modal tipe ini sangat penting kareana masyarakat terdiri dari keleompok-kelompok yang berbeda-beda yang mempunyai berbagai macam modal ekonomi, modal budaya dan modal sosial. Sebagai gambarannya dalam kelompok akademik kelas atas mempunyai modal sosial yang tinggi tetapi mereka hanya memiliki modal ekonomi yang sedikit. Sebaliknya, pelaku bisnis memiliki modal ekonomi yang tinggi dengan modal budaya yang rendah. Distribusi struktur dari beberapa modal tersebut berhubungan dengan struktur yang melekat dalam kehidupan sosial. Dalam bidang sosial, berbagi macam modal sampai beberapa ragam jumlah dan mempunyai nila-nilai yang berbeda. Modal yang memiliki keefektifan tertentu dalam

Page 25: MODAL SOSIAL - pbsi.pps.uny.ac.idpbsi.pps.uny.ac.id/sites/pbsi.pps.uny.ac.id/files/Edit Modal Sosial...Kearifan lokal sebagai modal untuk pendidikan karakter harus dikembangkan dengan

MODAL SOSIAL DALAM PENGEMBANGAN PENDIDIKA (Perspektif Teori dan Praktik )

6 Siti Irene Astuti Dwiningrum

aplikasinya pada pada bidang masing-masing dan biaya transformasi yang dapat menimbulkan proses perubahan dari satu modal ke modal lainnya (Bourdieu, 1993:183-185, 195-197 dalam Suharjo, 2014:69). Disparitas jumlah modal budaya dan ekonomi dalam keluarga merupakan titik awal yang berbeda dan jangka waktu pengalihan pada masa perkembangan anak. Materi modal budaya (misalnya gambar, buku) adalah sesuatu yang dapat dialihkan, akan tetapi keterampilan budaya dapat diperoleh melalui proses sosialisasi. Keterampilan dapat dilembagakan dan dijamin karena secara hukum ada (Boudieu, 1983: 168-169 dalam Hauberer, 2011).

Kedua, Modal budaya ada dalam tiga kondisi yang berbeda yaitu pada kondisi inkorporasi/internalisasi, objektifikasi, dan institusionalisasi. Modal budaya terinternalisasikan sebagai kualitas-kualitas yang dapat tahan lama pada seorang individu seperti pengetahuan dan keterampilan. Benda-benda budaya seperti lukisan-lukisan, buku-buku, dan lain sebagainya, merupakan sesuatu obyek dari modal budaya. Sedangkan modal budaya yang melembaga dapat berbentuk bukti-bukti yang melembaga seperti halnya: ijasah, sertifikat. Inkorporasi dan akumulasi modal budaya memerlukan sosialisasi atau waktu belajar. Modal budaya yang terkorporasi adalah hak milik seseorang dan karena itu merupakan habitus orang itu. Waktu yang dibutuhkan untuk menguasainya menunjukkan hubungan antara modal ekonomi dan modal budaya, karena pendidikan itu memerlukan biaya langsung (biaya sekolah dan buku), dan biaya tidak langsung (waktu pendidikan yang berhubungan dengan lamanya untuk mendapatkan pekerjaan/uang) (Bourdieu, 1983:185-189 dalam Suharjo, 2014).

Ketiga, modal sosial adalah keseluruhan sumber daya yang aktual dan potensial yang berhubungan dengan kepemilikan suatu jaringan yang bertahan dari hubungan-hubungan yang kurang lebih melembaga dan saling menghargai. Modal sosial merupakan suatu modal hubungan yang tetap ada yang memberikan dukungan yang bermanfaat ketika diperlukan. Hubungan-hubungan yang stabil menciptakan kehormatan dan nama baik di antara anggota kelompok, dan karenanya sangat efektif untuk membangun dan menjaga kepercayaan (trust). Anggota dalam kelompok memberikan keamanan dan penghargaan status satu sama lainnya. Hubungan-hubungan di antara anggota kelompok dipertahankan melalui pertukaran benda atau simbol. Pertukaran antara benda dan simbol

Page 26: MODAL SOSIAL - pbsi.pps.uny.ac.idpbsi.pps.uny.ac.id/sites/pbsi.pps.uny.ac.id/files/Edit Modal Sosial...Kearifan lokal sebagai modal untuk pendidikan karakter harus dikembangkan dengan

MODAL SOSIAL DALAM PENGEMBANGAN PENDIDIKAN (Perspektif Teori dan Praktik )

Siti Irene Astuti Dwiningrum 7

tersebut yang memberikan penguatan pada hubungan-hubungan yang ada dan dapat dipertahankan untuk menjamin sosialisasi dan institusionalisasi (Suharjo, 2014:71-72). Besarnya modal sosial yang dimiliki oleh agen tertentu tergantung dari jaringan koneksi yang secara efektif dimobilisasikan dan pada volume modal (ekonomi, budaya atau simbolik) yang dimilikimya dan masing-masing orang dalam berhubungan dengan orang lain (Bourdieu, 1986:249 dalam Hauberer, 2011).

B. Modal Sosial menurut James Coleman James Samuel Coleman, sosiolog dari Amerika banyak

meneliti tentang pendidikan. Dalam berbagai penelitian tentang prestasi pendidikan di lingkungan kumuh Amerika, Coleman menunjukkan bahwa modal sosial tidak terbatas pada mereka yang kuat, namun juga mempunyai manfaat riil bagi orang miskin dan komunitas yang terpinggirkan. Menurut Coleman, modal sosial mempresentasikan sumber daya karena hal inimelibatkan harapan akan resiprositas, dan melalui individu dimanapun sehingga jaringan yang lebih luas yang hubungan-hubungannya diatur oleh tingginya tingkat kepercayaan dan nilai-nilai bersama (Field, 2010:32).

James Coleman (Scott, 2011:242) memberikan batasan modal sosial sebagai seperangkat sumber daya yang menjadi sifat dalam hubungan keluarga dan organisasi sosial komunitas yang berguna bagi perkembangan kognitif atau sosial seorang anak dan remaja. Coleman mendeskripsikan bahwa modal sosial merupakan aspek dari struktur sosial serta menfasilitasi tindakan individu dalam struktur sosial. Coleman mengemukan konsep modal sosial dalam konteks teori pilihan rasional. Ketergantungan sosial ada di antara para pelaku, karena mereka tertarik dalam suatu peritiwa dan sumber-sumber yang dikontrol oleh para pelaku lainnya untuk memaksimalkan manfaat melalui pilihan solusi rasional terbaik bagi mereka. Jika hubungan permanen seperti hubungan kekuasaan atau hubungan kepercayaan dibangun, hubungan itu menghasilkan tindakan pertukaran dan transfer kontrol (Suharjo, 2014:72). Sedangkan Coleman (1990:302) memaknai modal sosial sebagai:

“Social capital is defined by its function. It is not a single entity, but a variety of different entities having two characteristic in common. They all consist of some aspect of social structure and, they facilitate certain action of individqals who are within the

Page 27: MODAL SOSIAL - pbsi.pps.uny.ac.idpbsi.pps.uny.ac.id/sites/pbsi.pps.uny.ac.id/files/Edit Modal Sosial...Kearifan lokal sebagai modal untuk pendidikan karakter harus dikembangkan dengan

MODAL SOSIAL DALAM PENGEMBANGAN PENDIDIKA (Perspektif Teori dan Praktik )

8 Siti Irene Astuti Dwiningrum

structure. Like other form of capital, social capital is productive, making possible the achievement of certain ends that would not be attainable in its absence”.

Coleman memaknai modal sosial dari fungsinya, bahwa modal sosial bukan merupakan entitas tunggal, tetapi ada beberapa macam entitas yang mempunyai dua karakteristik bersama: modal sosial itu terdiri atas beberapa aspek struktur sosial dan menfasilitasi tindakan tertentu dari seseorang yang ada dalam struktur itu (Coleman, 1990:302 dalam Suharjo, 2014:72). Berdasarkan pandang-an Coleman tersebut, menunjukkan bahwa modal sosial merupakan bagian dari struktur sosial yang mendukung tindakan-tindakan para aktor yang merupakan anggota dari struktur masyarakat.

Definisi modal sosial menjembatani individu dan kolektif. Coleman menjelaskan bahwa modal sosial sebagai ‘aset modal individu’, namun melihatnya terbangun dari ‘sumber-sumber daya struktural sosial’, yang terkait dengan dua elemen pokok yakni ‘batas-batas aktual kewajiban yang harus dijalankan’ dan ‘level kejujuran lingkungan sosial’. Pada gilirannya bersifat spesifik menurut konteksnya, dan dibangun oleh struktur sosial termasuk faktor-faktor yang berpihak pada perkembangan modal sosial, seperti kedekatan jaringan atau kecenderungan budaya untuk meminta dan menawarkan bantuan dan faktor-faktor yang cenderung melemahkannya, seperti kemakmuran dan sistem kesejahteraan. Dalam konteks inilah, perspektif pilihan rasional aktor harus memilih menciptakan modal sosial ketika seharusnya mereka mengejar kepentingan pribadi mereka. Menurut Coleman, modal sosial tidak lahir karena aktor mengalkulasikan pilihan untuk berinvestasi di dalamnya, namun sebagai ‘produk sampingan dari aktivitas yang dilakukan untuk mencapai tujuan lain’. Dengan demikian, modal sosial harus diberlakukan sebagai barang umum dari pada barang pribadi (Coleman, 1994:312 dalam Field, 2010:41).

Modal sosial, sebagaimana bentuk modal lainnya, adalah produktif dan memfasilitasi pencapaian tujuan tertentu. Modal sosial itu dapat saling dipertukarkan (fungible) dengan kegiatan-kegiatan tertentu. Hal ini berarti bahwa bentuk modal sosial tertentu adalah sangat berguna dalam memfasilitasi tindakan tertentu, tetapi dapat juga membahayakan orang lain (Coleman, 1995:392). Modal sosial

Page 28: MODAL SOSIAL - pbsi.pps.uny.ac.idpbsi.pps.uny.ac.id/sites/pbsi.pps.uny.ac.id/files/Edit Modal Sosial...Kearifan lokal sebagai modal untuk pendidikan karakter harus dikembangkan dengan

MODAL SOSIAL DALAM PENGEMBANGAN PENDIDIKAN (Perspektif Teori dan Praktik )

Siti Irene Astuti Dwiningrum 9

itu tidak seperti modal yang lain, modal sosial itu inheren di dalam struktur hubungan-hubungan di antara orang-orang dan di antara individu-individu yang mempunyai karakteristik tidak dapat dipisahkan dari individu. Modal sosial itu diperoleh melalui perubahan-perubahan di dalam hubungan di antara orang-orang yang memfasilitasi tindakan (Suharjo, 2014:73). Modal sosial selalu ada unsur dalam struktur sosial yang mendukung tindakan aktor yang menjadi anggota dalam struktur. Modal sosial terjadi melalui perubahan dalam hubungan antara orang-orang yang menfasilitasi tindakan. Modal sosial tidak nyata sebagaimana modal fisik atau manusia. Modal sosial dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti kesejahte-raan. Dalam masyarakat dengan tingkat kesejahte-raan cukup tinggi memberikan bantuan sosial, yang menurunkan ketergantungan pada orang lain, sehingga modal sosial tidak berkembang, sebagai contoh dampak negatif pada modal sosial.

Coleman membedakan jenis modal sosial dari aspek hubungan yang didasarkan pada rasa saling percaya dan otoritas. Kedua aspek menjadi dasar dalam membentuk jaringan keluarga dan organisasi sosial. Hubungan saling percaya merupakan aspek penting dalam membangun kerjasama dengan lingkungan sosial dan jumlah kewajiban. Jumlah kewajiban ditentukan oleh faktor-faktor yang berbeda, misalnya kebutuhan, keberadaan sumber bantuan, dan tingkat kesejahteraan masyarakat. Dalam menjalin hubungan sosial membutuhkan informasi yang potensial. Dalam konteks inilah hubungan sosial mengandung potensi informasi atau kemampuan untuk menyediakan anggotanya dengan informasi yang bergunan dalam proses maksimalisasi utilitas. Potensi informasi merupakan salah satu jenis modal sosial. Informasi memberikan dasar untuk tindakan, tetapi prolehan informasi membutuhkan biaya. Informasi dapat dikumpulkan dengan mudah melalui hubungan yang dipelihara (Suharjo, 2014:74).

Bourdieu menunjukkan bahwa modal sosial, jika diperlukan, dapat memberikan dukungan dan dapat digunakan untuk mempro-duksi dan mempertahankan kepercayaan. Menurut Coleman, modal sosial adalah beberapa aspek dari struktur sosial yang mendukung tindakan pelaku yang bermanfaat bagi perkembangan anak. Kedua konsep Bourdieu dan Coleman menjelajahi mikro fokus yang berbeda. Konsep Bourdieu bertujuan individu memperoleh manfaat melalui hubungan. Itu berarti modal sosial dipandang sebagai

Page 29: MODAL SOSIAL - pbsi.pps.uny.ac.idpbsi.pps.uny.ac.id/sites/pbsi.pps.uny.ac.id/files/Edit Modal Sosial...Kearifan lokal sebagai modal untuk pendidikan karakter harus dikembangkan dengan

MODAL SOSIAL DALAM PENGEMBANGAN PENDIDIKA (Perspektif Teori dan Praktik )

10 Siti Irene Astuti Dwiningrum

sumber daya individu (Haunschild, 2004:82; Panther, 2002; Braun, 2001 dalam Hauberer, 2011).

C. Modal Sosial menurut Robert D. Putnam

Robert D. Putnam terkenal sebagai pendukung modal sosial yang paling di kenal khalayak, karena kontribusi Putnam melampaui batas-batas bidang profesionalnya, yaitu ilmu politik dan menjang-kau publik yang lebih luas. Putnam mengembangkan konsep modal sosial dari Coleman dengan mengembangkan ide pokoknya tentang jaringan sosial yang memiliki nilai penting bagi individu. Dalam hal ini modal fisik tetap ada dalam objek fisik, sedangkan modal manusia adalah milik individu dan melekat pada hubungan antarindividu yang membentuk jaringan sosial, norma timbal-balik dan kepercaya-an (Putnam, 2000:18-19 dalam Hauberer, 2011). Pendapat Putnam (2000:19 dalam Suharjo, 2014:74) menjelaskan bahwa modal sosial sebagai “social capital refers to connections among indviduals-social network and norms of reciprocity and trust worthiness that arise from them. In that sense social capital is closely related to what some have called civic virtue”.

Putnam memberikan definisi ringkas modal social: “by ‘Social capital’ I mean features of social life – networks, norms, and trust – that enable participants to act together more effectively to pursue shared objectives” (Putnam 1996:56 dalam Baron, Field and Schuller, 2000. Ketiga elemen tersebut – jaringan (networks), norma (norms), dan kepercayaan (trust) –adalah tritunggal yang mendominasi diskusi konseptual Putnam yang menekankan perbedaan modal social dengan modal-modal lainnya. Modal sosial merupakan bagian dari kehidupan sosial jaringan, norma, dan kepercayaan (Field, 2010:5). Putnam menggambarkan perbedaan itu sebagai berikut:

“Whereas physica; capital refers to physical objects and human capital refers to the propertiws of individuals, social capital refers to connections among individuals – social networks and the norms of reciprocity and trustworthiness that arise from them. In that sense social capital is closely related to what some have called “civic virtue”. The difference is that “social capital” calls attention to the fact that civic virtue is most powerful when embedded in a sense network of reciprocal social relations. A society of many virtuos but isolated individuals is not necessarily rich in social capital” (Putnam, 2000:19 dalam Suharjo, 2014).

Page 30: MODAL SOSIAL - pbsi.pps.uny.ac.idpbsi.pps.uny.ac.id/sites/pbsi.pps.uny.ac.id/files/Edit Modal Sosial...Kearifan lokal sebagai modal untuk pendidikan karakter harus dikembangkan dengan

MODAL SOSIAL DALAM PENGEMBANGAN PENDIDIKAN (Perspektif Teori dan Praktik )

Siti Irene Astuti Dwiningrum 11

Modal fisik mengacu kepada obyek-obyek fisik, dan model manusia mengacu kepada hak milik individu-individu, sedangkan modal sosial mengacu kepada hubungan-hubungan di antara individu-individu – jaringan sosial dan norma-norma timbal balik serta kepercayaan yang timbul darinya. Dalam pengertian ini modal sosial juga berhubungan dengan apa yang disebut dengan kebijakan warga negara (civic virtue). Perbedaanya adalah bahwa modal sosial itu lebih menekankan kepada fakta bahwa kebajikan warga negara itu lebih kuat ketika diikat oleh sebuah perasaan adanya jaringan hubungan sosial timbal balik. Masyarakat berbudi luhur tetapi individu-individunya terisolasi tidaklah kaya dalam modal sosial” (Putnam, 2000:1, dalam Suharjo, 2014).

Ciri kehidupan sosial adalah modal sosial. Modal sosial memungkinkan masyarakat untuk bertindak bersama-sama lebih efektif untuk mencapai tujuan kolektif. Modal sosial seperti halnya dengan kebaikan umum dan memiliki hubungan dekat dengan partisipasi politik yang tergantung pada hubungan dengan lembaga-lembaga politik dan modal sosial tergantung pada hubungan antar manusia (Putnam, 1995:665 dalam Hauberer, 2011). Dengan kata lain, interaksi itu memungkinkan orang-orang membangun komuni-tas, mempunyai komitmen kepada mereka satu dengan lainnya, dan merajut struktur sosial. Rasa memiliki dan pengalaman nyata dalam jaringan sosial dapat memberikan keuntungan besar bagi masyara-kat. Dalam karyanya yang terakhir, Putnam menekankan kepercaya-an timbal balik (trust of reciprocity). Dalam hal ini Putnam mengemukakan bahwa orang-orang mempunyai tingkat kepercayaan tinggi, namun secara sosial tidak aktif atau bahkan antisosial. Akibatnya orang-orang dapat mempunyai alasan yang kuat untuk tidak percaya, tetapi ada juga yang membuat kontribusi besar untuk membangun modal sosial (Suharjo, 2014:75).

Kualitas sosial terkait dengan jaringan sosial yang bersifat timbal-balik. Modal sosial mengandung aspek individual dan kolektif. Individu menghasilkan hubungan yang mendukung kepentingan mereka sendiri, sedangkan aspek kolektif modal sosial akan menguntungkan pekerjaan dan negara. Hasil penelitian Putnam, membuktikan bahwa modal sosial dinilai penting bagi stabilitas, efektivitas pemerintahan dan pembangunan ekonomi daripada modal fisik dan manusia (Putnam, 1995:665 dalam Hauberer, 2011). Putnam menjelaskan adanya beberapa elemen modal sosial antara

Page 31: MODAL SOSIAL - pbsi.pps.uny.ac.idpbsi.pps.uny.ac.id/sites/pbsi.pps.uny.ac.id/files/Edit Modal Sosial...Kearifan lokal sebagai modal untuk pendidikan karakter harus dikembangkan dengan

MODAL SOSIAL DALAM PENGEMBANGAN PENDIDIKA (Perspektif Teori dan Praktik )

12 Siti Irene Astuti Dwiningrum

lain: kepercayaan, jaringan dari ikatan umum, norma. Modal sosial tetap berlaku jika ada kepercayaan dalam hubungan. Kepercayaan adalah pelumas kehidupan. Semakin tinggi tingkat saling percaya dalam suatu komunitas, semakin tinggi kemungkinan terjalinnnya kerjasama. Kepercayaan sosial dalam lingkungan modern dapat tumbuh dari dua sumber yang saling mengikat erat yaitu norma timbal-balik dan jaringan yang mengikat secara umum (Putnam, 1993:171 dalam Hauberer, 2011). Elemen kedua, jaringan dari ikatan umum, yang dikenalkan oleh Alexis de Tacqueville sebagai asosiasi yang diperlukan dalam kehidupan masyarakat madani, yang didalamnya mengembangkan hal-hal yang positif seperti solidaritas dan partisipasi antara warga dan bersosialisasi individu menjadi aktif sebagai anggota komunitas.

Jaringan sosial dibedakan jaringan formal dan informal, yang diawali dari keanggotaan resmi (misalnya dalam asosiasi), dan yang terakhir adalah membangun saling simpati (misalnya: persahabat-an). Disamping itu, jaringan dapat disusun secara horisontal dan vertikal. Jaringan horisontal mempertemukan orang dari status dan kekuasaan yang sama, dan jaringan vertikal merupakan gabungan dari individu yang berbeda dan berada dalam hubungan yang tidak simetris dalam hirakhi dan ketergantungan (Putnam, 1993:173 dalam Hauberer, 2011). Jaringan horisontal menfasilitasi komunikasi dan meningkatkan distribusi informasi tentang kepercayaan individu. Mereka memungkinkan melakukan meditasi dan peningkat-an reputasi. Reputasi adalah esensi untuk kepercayaan dalam masyarakat yang kompleks. Jaringan vertikal tidak mampu mempertahankan kepercayaan sosial dan kerjasama, karena arus informasi vertikal umumnya kurang dapat diandalkan dibandingkan yang horisontal. Jaringan horisontal dan vertikal merupakan tipe ideal dari jaringan dan konsepsi jaringan riil dari kedua jenis jaringan tersebut. Jaringan dari ikatan umum, seperti asosiasi lingkungan atau klub olahraga sebagai contohnya jaringan horsiontal.

Norma sosial menciptakan kepercayaan sosial mengurangi biaya transaksi dan kemudahan bekerjasama. Karakteristik yang paling penting dari norma-norma timbal-balik, Dalam hal ini, timbal-balik dapat menjadi seimbang/spesifik atau umum. Timbal-balik yang seimbang menunjukan pertukaraan barang dan nilai yang sama. Dalam kasus umum timbal-balik, ketidak seimbangan hubungan

Page 32: MODAL SOSIAL - pbsi.pps.uny.ac.idpbsi.pps.uny.ac.id/sites/pbsi.pps.uny.ac.id/files/Edit Modal Sosial...Kearifan lokal sebagai modal untuk pendidikan karakter harus dikembangkan dengan

MODAL SOSIAL DALAM PENGEMBANGAN PENDIDIKAN (Perspektif Teori dan Praktik )

Siti Irene Astuti Dwiningrum 13

pertukaraan yang berkelanjutan berlaku di setiap saat (Putnam, 1993:172 dalam Hauberer, 2011). Karakteristik modal sosial memiliki manfaat eksternal bagi seluruh masyarakat. Eksternalitas positif muncul, karena kewajiban bersama berlaku di jaringan sosial yang membantu untuk menghasilkan norma-norma sosial timbali-balik yang ketat, sebagai contohnya: tingkat kejahatan masyarakat lebih rendah, jika semakin tinggi hubungan sosial mendominasi. Dalam struktur ini, perilaku kriminal dapat dikarenakan sanksi secara efektif, karena semua orang tahu orang secara pribadi. Dalam hal inilah, eskternalitas harus mempertimbangkan fakta bahwa modal sosial tidak selalu positif (Putnam, 2000:20-21 dalam Hauberer, 2011).

Menurut Putnam, modal sosial terbentuk dari kepercayaan. Kepercayaan itu sendiri membangun sebauh perjanjian masyarakat melalui “norma of reciprocity” dan ‘norma of civic engagement”. Secara garis besar unsur modal sosial menurut Putnam sebagai berikut (Hauberer, 2011:54-55).

Unsur Deskripsi Trust Hal tertinggi dalam sebuah hubungan adalah kepercayaan

pada masyarakat; kemungkinan tertinggi dari sebuah kerjasama terjalin. Kepercayaan sangat penting untuk masa depan agar kerjasama tidak kehilangan arah yang pada umumnya menjadi kebiasan dari aktor.

Networks of Civic Engagement

Jaringan resmi dan tidak resmi merupakan jaringan sosial. Kerjasama horisontal untuk membangun fasilitas komunikasi dan membangun penyebaran informasi mengenai kepercayaan dari seorang individu. Sedangkan kerjasama vertikal tidak dapat menghasilkan kepercayaan dan kerjasama. Horisontal maupun vertikal jaringan menunjukkan tipe ideal sebuah kerjasama.

Norm of Reciprocity Norma membentuk kepercaalyaan sosial yang mengurangi sebuah nilai dari tranksaksi dan memperbaiki sebuah kerjasama. Hubungan timbal-balik adalah karakteristik yang paling penting di antara norma yang lainnya. Hubungan timbal-balik dapat menyeimbangkan. Keseimbangan adalah ukuran dari timbal-balik yang ditukar dengan hal baik atau nilai yang sama.

Modal sosial dibutuhkan dalam kegiatan sosial untuk tujuan individu. Artinya, aktor menyadari bahwa untuk mencapai tujuan, diperlukan pelestarian modal sosial yang didalamnya ada hubungan,

Page 33: MODAL SOSIAL - pbsi.pps.uny.ac.idpbsi.pps.uny.ac.id/sites/pbsi.pps.uny.ac.id/files/Edit Modal Sosial...Kearifan lokal sebagai modal untuk pendidikan karakter harus dikembangkan dengan

MODAL SOSIAL DALAM PENGEMBANGAN PENDIDIKA (Perspektif Teori dan Praktik )

14 Siti Irene Astuti Dwiningrum

norma dan kepercayaan yang terjadi pada situasi sosial tertentu. Sebagian besar modal sosial, seperti halnya kepercayaan adalah entisitas moral yang mengikat. Semakin banyak orang percaya satu sama lain, saling percaya akan lebih mengikat satu sama lain. Dalam konteks inilah, dapat dipahami bahwa modal sosial dapat ditingkatlkan dan bersifat akumulatif. Putnam memberi tiga alasan tentang pentingnya modal sosial dalam kehidupan masyarakat (Aswasulasikin, 2014:50): (1) Jaringan sosial memungkinkan adanya koordinasi dan komunikasi yang menumbuhkan saling percaya sesama anggota; (2) Kepercayaan berimpilkasi positif dalam kehidupan masyarakat, yang dibuktikan melalui bagaimana orang-orang yang memiliki rasa saling percaya (mutual trust) dalam suatu jaringan sosial akan memperkuat norma dengan keharusan saling membantu; (3) Keberhasilan yang dicapai oleh jaringan sosial dalam waktu sebelumnya akan mendorong keberhasilan pada waktu-waktu yang akan datang.

Putnam mengikuti Woolcock dan ahli lainnya dengan membedakan bentuk modal ‘yang mengikat’ dengan ‘yang menjembatani’ (Putnam, 2000:22-4; Woolcok, 1998 dalam Field, 2010:106) sebagai berikut:

Modal sosial yang mengikat

(eksklusif) Modal sosial yang menjembatani

(inklusif) Didasarkan atas keluarga, teman dekat dan kelompok akrab lainnya; hal ini berorientasi ke dalam dan mengikat orang yang serupa; hal ini cenderung meneguhkan identitas eksklusif dan kelompok yang homogen.

Menghubungkan orang pada kenalan-kenalan jauh yang bergerak pada lingkaran yang berbeda dengan lingkaran mereka sendiri; hal ini cenderung membangun identitas yang lebih luas dan resiporitas lebih banyak ketimbang meneguhkan pengelompokan yang sempit.

Lebih lanjut, Putnam mengatakan bahwa modal sosial bahkan

dapat menjadi jembatan bagi jurang yang memisahkan kelompok-kelompok yang berbeda idiologi dan memperkuat kesepakatan tentang pentingnya pemberdayaan masyarakat. Hal ini didukung oleh Portes (1998:24) bahwa modal sosial bukan hanya sekumpulan institusi yang menyangga masyarakat melalui “social trust” dan “social norms”, namun sebagai perekat yang menggerakkan masyarakat untuk bersama-sama. Melalui berbagai ikatan horizontal, modal sosial berperan dan dibutuhkan untuk memberi masyarakat

Page 34: MODAL SOSIAL - pbsi.pps.uny.ac.idpbsi.pps.uny.ac.id/sites/pbsi.pps.uny.ac.id/files/Edit Modal Sosial...Kearifan lokal sebagai modal untuk pendidikan karakter harus dikembangkan dengan

MODAL SOSIAL DALAM PENGEMBANGAN PENDIDIKAN (Perspektif Teori dan Praktik )

Siti Irene Astuti Dwiningrum 15

tentang sense identitas dan tujuan bersama. Modal sosial merangkai berbagai aset sosial, psikologis, kultural, kognitif, dan institusional yang dapat meningkatkan perilaku kooperatif yang saling menguntungkan. Bahkan tidak saja sebagai perekat, sebagaiman dijelaskan oleh Portes, modal sosial dengan social trust dan social norms dalam jaringan sosial dapat dimanfaatkan untuk memecahkan berbagai masalah secara bersama dalam pola hubungan timbal-balik (reciprocity)(Aswa Lusakin, 2014:50)

Putnam membedakan antara menghubungkan dan mengikat modal sosial. Menghubungkan modal sosial menyatukan orang yang sangat berbeda dan mengikat modal sosial menghubungkan orang-orang yang sama. Menghubungkan modal sosial dapat ditemukan, misalnya dalam etika persaudaran keagamaan dan kelompok-kelompok. Putnam membedakan dua jenis modal sosial. Pertama, modal social bridging. Modal social bridging membawa bersama-sama orang-orang yang sangat berbeda-beda. Modal sosial ini ditunjukan pada orang-orang dari kelas sosial yang berbeda-beda. Modal social bridging dapat digunakan untuk menghubungkan sumber daya eksternal (external adventage) dan menjamin kelancaran arus informasi, dapat menciptakan identitas dan hubungan timbal balik yang bermacam-macam. (Putnam, 2000: 22 dalam Suharjo, 2014:65-66).

Kedua, modal social bonding. Modal social bonding menghubungkan orang-orang sedemikian rupa. Kelompok ini diarahkan ke dalam kelompok dan menuju kepada identitas eksklusif dan cenderung menguatkan homoginitas kelompok (Putnam & Goss, 2001:28-29 dalam Hauberer, 2011). Modal social bonding dapat membantu memobilisasi hubungan timbal balik dan solidaritas, dan dapat memperkuat identitas dan hubungan timbal balik (Putnam, 2000:22 dalam Suharjo, 2014:65-66). Mengenali kedua jenis modal tersebut itu, Aldridge, Halpern et.al (2002) menyatakan bahwa bonding adalah hubungan horizontal di antara orang-orang yang sama dalam masyarakat. Sedangkan bridging merupakan hubungan vertikal di antara komunitas (Suharjo, 2014:65-66).

Page 35: MODAL SOSIAL - pbsi.pps.uny.ac.idpbsi.pps.uny.ac.id/sites/pbsi.pps.uny.ac.id/files/Edit Modal Sosial...Kearifan lokal sebagai modal untuk pendidikan karakter harus dikembangkan dengan

MODAL SOSIAL DALAM PENGEMBANGAN PENDIDIKA (Perspektif Teori dan Praktik )

16 Siti Irene Astuti Dwiningrum

Tabel 1.1. Jenis Modal Sosial Modal Sosial Deskripsi

Bridging social capital Modal sosial yang membawa bersama-sama orang-orang yang sangat berbeda-beda. Modal sosial ini ditunjukan pada orang-orang dari kelas sosial yang berbeda-beda. Dapat digunakan untuk menghubungkan sumber daya eksternal (external adventage) dan menjamin kelancaran arus informasi, dapat menciptakan identitas dan hubungan timbal balik yang bermacam-macam, sifat hubungan cenderung vertikal (Putnam dalam Suharjo, 2014:65-66) Bridging social capital dapat menggerakkan identitas yang lebih luas dan reciprocity yang lebih memungkinkan untuk berkembang sesuai dengan prinsip-prinsip pendidikan karakter yang dapat diterima secara universal (Hasbullah, 2006:31) Bridging social capital yang dalam gerakannya lebih memberi tekanan pada dimensi “fight for” yaitu mengarah kepada pencarian jawaban bersama untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi oleh kelom (Hasbullah, 2006:31)

Bonding social capital Modal sosial yang menghubungkan orang-orang sedemikian rupa. Kelompok ini diarahkan ke dalam kelompok dan menuju kepada identitas eksklusif dan cenderung menguatkan homoginitas kelompok dan dapat membantu memobilisasi hubungan timbal balik dan solidaritas, dan dapat memperkuat identitas dan hubungan timbal balik, sifat hubungan cenderung horizontal (Putnam dalam Suharjo, 2014:65-66): Bonding social capital cenderung memiliki kekuatan dan kebaikan dalam menjalin kerjasama antar anggota dalam suatu kelompok tertentu, melakukan interaksi sosial timbal balik antar individu (guru, siswa, orangtua) dan dalam rangka memobilisasi para anggota dalam konteks solidaritas sosial untuk membangun kesadaran kritis (Hasbullah, 2006:31) Bonding social capital jiwa gerakan terkadang tidak jelas, karena diwarnai oleh semangat “fight againts” yang besifat memberi perlawanan terhadap ancaman berupa kemungkinan runtuhnya simbol dan kepercayaan-kepercayaan tradisional oleh kelompok. Pada kelompok ini, perilaku yang dominan adalah sekedar sense of solidarity (solidarity making) (Hasbullah, 2006:31)

Berdasarkan paparan di atas dapat disimpulkan bahwa modal

sosial terjalin dalam setiap hubungan sosial, baik yang bersifat vertikal maupun horisontal Perbedaan bubungan sosial lebih pada

Page 36: MODAL SOSIAL - pbsi.pps.uny.ac.idpbsi.pps.uny.ac.id/sites/pbsi.pps.uny.ac.id/files/Edit Modal Sosial...Kearifan lokal sebagai modal untuk pendidikan karakter harus dikembangkan dengan

MODAL SOSIAL DALAM PENGEMBANGAN PENDIDIKAN (Perspektif Teori dan Praktik )

Siti Irene Astuti Dwiningrum 17

kekuatan modal sosial, yang biasanya terkait dengan unsur-unsur modal sosial maupun nilai-nilai sosial yang masih melekat dalam kehidupan sosial. Kajian tentang cara mengukur keberadaan dan ketergantungan modal sosial telah ditentukan.

Putnam mencoba mengukur modal sosial melalui jaringan dari pengalaman pengukuran di Amerika dengan Index Social Capital sebagai berikut (Hauberer, 2011:117-128):

Tabel 1.2. Indikator Modal Sosial

Indikator Modal Sosial Aspek Tindakan kehidupan organisasi masyarakat

1. Bertugas di komite organisasi lokal di tahun lalu 2. Menjabat sebagai petugas beberapa klub atau

organisasi di tahun lalu 3. Umum dan organisasi sosial per 1000 penduduk 4. Berarti jumlah pertemuan klub hadir ditahun

lalu 5. Berarti jumlah keanggotaan kelompok

Ukuran perjanjian dalam urusan publik

1. Pemilih dalam pemilihan presiden, 1998 dan 1992

2. Pertemuan yang dihadiri publik di kota atau sekolah urusan tahun lalu (persen).

Tindakan kesukarelaan masyarakat

1. Jumlah organisasi nirlaba per 1000 penduduk 2. Berarti beberapa kali bekerja pada proyek

komunitas di tahun lalu 3. Berarti beberapa kali melakukan pekerjaan

sukarela di tahun lalu Tindakan pada sosialisasi informal

1. Setuju bahwa “Saya menghabiskan banyak waktu mengunjungi teman”

2. Berarti beberapa kali menghibur di rumah ditahun lalu

Tindakan kepercayaan sosial

1. Setuju bahwa “ Kebanyakan orang dapat dipercaya”

2. Setuju bahwa “ Kebanyakan orang jujur”

Indikator di atas merupakan analisis Putnam dalam

menggungkapkan tingkat tinggi modal sosial di Amerika Utara dan tingkat rendah di Selatan. Untuk indeks modal sosial itu sendiri, langkah-langkah indeks jaringan sisual terutama pada asosiasional/-tingkat formal. Jaringan informal yang merupakan bagian penting dari modal sosial dianggap hanya sedikit dengan mengukur sosialisasi informal. Sebagai elemen kedua dari modal sosial, Putnam mengukur kepercayaan sosial. Namun, norma-norma timbal balik dikecualikan sepenuhnya. Beberapa lembaga melakukan penelitian,

Page 37: MODAL SOSIAL - pbsi.pps.uny.ac.idpbsi.pps.uny.ac.id/sites/pbsi.pps.uny.ac.id/files/Edit Modal Sosial...Kearifan lokal sebagai modal untuk pendidikan karakter harus dikembangkan dengan

MODAL SOSIAL DALAM PENGEMBANGAN PENDIDIKA (Perspektif Teori dan Praktik )

18 Siti Irene Astuti Dwiningrum

namun penelitian yang dipresentasikan dibantah hasil Putnam dengan menggunakan data yang berbeda dan juga indikator modal sosial yang berbeda. Hal ini juga menimbulkan pertanyaan, apakah ada atau tidak modal yang diusulkan pengaruh sosial pada stabilitas politik dan efektivitas dan pembangunan ekonomi dapat diverifikasi secara empiris. Apakah modal sosial secara positif berpengaruh pada stabilitas dan efektivitas politik, dan ekonomi pembangunan. Analisis Putnam menegaskan bahwa modal sosial memiliki berbagai aspek sosial-ekonomi-politik dalam dinamikanya. Oleh karena itu, kajian modal sosial sesungguhnya masuk dalam struktur masyarakat dalam semua dimensinya.

D. Modal Sosial menurut Francis Fukuyuma

Pengertian modal sosial yang dikemukakan Fukuyama dimaknai modal sosial itu berhubungan dengan norma-norma informal. Norma-norma yan termasuk modal sosial itu dapat berkisar dari norma saling berhubungan timbal balik (norm of reciprocity) di antara dua teman, sampai ke doktrin yang teliti, dan kompleks seperti dalam agama Islam, Kristen, Hindu, Budha dan lain sebagainya. Norma-norma tersebut harus diwujudkan dalam hubungan manusia (human relationship) yang nyata (aktual), misalnya: norma hubungn timbal balik ada dalam potensi hubungan-hubungan saya dengan semua orang, tetapi norma-norma itu diaktualisasikan hanya dalam hubungan saya dengan teman-teman saya (Fukuyama, 2000 dalam Suharjo 2014:75-77).

Modal sosial merupakan salah satu modal yang sangat penting bagi berfungsinya efisiensi ekonomi modern dan merupakan persyaratan bagi demokrasi liberal ekonomi. Modal sosial menilai bahwa komponen masyarakat modern itu, harus menghormati lembaga-lembaga formal, aturan-aturan hukum dan rasionalitas. Membangun modal sosial dapat dipandang sebagai sebuah tugas dalam reformasi ekonomi generasi kedua, tetapi tidak seperti kebijakan-kebijakan ekonomi atau bahkan lembaga-lembaga ekono-mi, modal sosial itu tidak dengan mudah dapat diciptakan atau dibentuk melalu kebijakan publik. Modal sosial itu harus mengarah kepada kerjasama di dalam kelompok-kelompok dan oleh karena itu berhubungan dengan kebijakan-kebijakan tradisional seperti kejujuran menjaga komitmen mengerjakan tugas secara konsisten (ajeg), hubungan timbal balik, dan lain sebagainya. Sedangkan

Page 38: MODAL SOSIAL - pbsi.pps.uny.ac.idpbsi.pps.uny.ac.id/sites/pbsi.pps.uny.ac.id/files/Edit Modal Sosial...Kearifan lokal sebagai modal untuk pendidikan karakter harus dikembangkan dengan

MODAL SOSIAL DALAM PENGEMBANGAN PENDIDIKAN (Perspektif Teori dan Praktik )

Siti Irene Astuti Dwiningrum 19

Fukuyuma (1995:10), modal sosial merupakan kemampuan orang-orang bekerja bersama-sama untuk tujuan-tujuan umum di dalam kelompok-kelompok atau organisasi-organisasi. Modal sosial dapat didefinisikan sebagian keadaan seperangkat nilai-nilai atau norma-norma informal tertentu yang saling digunakan di antara anggota-anggota kelompok yang memungkinkan kerjasama di antara mereka.

Fukuyama memberikan sedikit revisi mengenai konsep modal sosial itu. Menurut Fukuyama, modal sosial mempunyai pengertian sebagai berikut: “Social capital can be defined simply as the existence of a certain set of informal values or norms shared among members of a group that permit cooperation among them”—Modal sosial dapat didefinisikan sebagai keadaan seperangkat nilai-nilai atau norma-norma informal bersama yang saling digunakan di antara anggota-anggota kelompok yang memungkinkan kerjasama di antara mereka, (Suharjo, 2014:75). Selanjutnya dalam karyanya “Social capital and civil society”, Fukuyama mengemukakan bahwa “Social capital is an instatiated informal norm that promotes cooperation between two or more individuals” – modal sosial adalah serangkaian norma informal yang meningkatkan kerjasama antara dua individu atau lebih (Fukuyama, 2000).

Modal sosial mengembangkan dunia pendidikan. Sebagai-mana dijelaskan oleh Fukuyama (2000) salah satu cara untuk menghasilkan atau meningkatkan perbendaharaan modal sosial adalah secara langsung melalui pendidikan. Lembaga-lembaga pendidikan tidak hanya mentransmisikan modal sosial dalam bentuk norma-norma dan peraturan-peraturan. Upaya untuk mentransmisi-kan modal sosial itu tidak hanya dalam pendidikan sekolah dasar dan menengah, tetapi juga dalam pendidikan tinggi atau pendidikan profesional. Dokter-dokter tidak hanya belajar tentang ilmu kedokteran tetapi juga etika kedokteran dan sumpah jabatan dokter; salah satu cara terbaik melawan korupsi adalah dengan cara memberikan pelatihan profesional berkualitas tinggi terhadap pada birokrat-birokrat senior untuk menciptakan semangat kesatuan korps (spirit de corps) di antara para elite (Suharjo, 2014:75-77).

Fukuyuma (1993, 1999) menjelaskan bahwa kapital sosial menunjuk pada kapabilitas yang muncul dari kepercayaan umum di dalam sebuah masyarakat atau bagian-bagian tertentu darinya. Fukuyama merumuskan kapital sosial menunjukkan pada serangkai-

Page 39: MODAL SOSIAL - pbsi.pps.uny.ac.idpbsi.pps.uny.ac.id/sites/pbsi.pps.uny.ac.id/files/Edit Modal Sosial...Kearifan lokal sebagai modal untuk pendidikan karakter harus dikembangkan dengan

MODAL SOSIAL DALAM PENGEMBANGAN PENDIDIKA (Perspektif Teori dan Praktik )

20 Siti Irene Astuti Dwiningrum

an nilai dan norma informal yang dimiliki bersama di antara para anggota suatu kelompok yang memungkinkan kerjasama di antara mereka. Menurut Fukuyama, kapital sosial mengandung beberapa aspek nilai (values), setidaknya terdapat empat nilai yang sangat erat kaitannya yakni (Ancok, 2003):

Nilai Dekripsi Universalism Nilai tentang terhadap orang lain, apresiasi, toleransi serta

proteksi terhadap manusia dan mahkluk ciptaan Tuhan. Benevolence Nilai tentang pemeliharaan dan peningkatan kesejahteraan

orang lain Tradition Nilai yang mengandung penghargaan, komitmen dan

penerimaan terhadap tradisi dan gagasan budaya tradisional. Conformity Nilai yang terkait dengan pengekangan diri terhadap dorongan

dan tindakan yang merugikan orang lain, serta security nilai yang mengandung keselamatan, keharmonisan, kestabilan dalam berhubungan dengan orang lain dan memberlakukan diri sendiri.

Dari paparan di atas tampak bahwa Fukuyama membuktikan

bahwa nilai-nilai yang dalam kehidupan sosial merupakan bagian yang sangat penting dalam mengkuatkan eksistensi modal sosial.

E. Modal Sosial menurut Ronald Burt Konsep yang dikembangkan oleh Burt sama dengan yang

disampaikan oleh Coleman dalam perspektif rasional. Burt membuat asumsi mengenai modal sosial dalam teori struktural tindakan. Teori ini membuat asumsi tentang seorang aktor yang melakukan aksi sosial. Aksi sosial yang terjadi dapat terjadi satu orang atau kelompok tergantung pada tujuan, nilai-nilai dan norma individu yang dimiliki oleh individual. Aktor memiliki sumber daya yang spesifik yang akan menentukan tindakan untuk mencapai tujuan yang hendak dicapai. Kepentingan aktor ditentukan oleh struktur sosial di sekitarnya yang muncul dari pembagian kerja. Dengan demikian, aksi sosial melibatkan beberapa komponen-aktor adalah sumber tindakan, sumber daya adalah kondisi tindakan dan motivasi dari aktor adalah alasan untuk melakukan keseimbangan keberhasil-an tindakan alternatif (Burt, 1982; Ruiz, 1997 dalam Hauberer, 2011). Posisi seorang aktor dalam struktur sosial menentukan aksi sosial dan akan mempengaruhi struktur sosial. Dalam, konteks inilah, aktor sebagai pelaku modal sosial ditandai dengan kepemilikan

Page 40: MODAL SOSIAL - pbsi.pps.uny.ac.idpbsi.pps.uny.ac.id/sites/pbsi.pps.uny.ac.id/files/Edit Modal Sosial...Kearifan lokal sebagai modal untuk pendidikan karakter harus dikembangkan dengan

MODAL SOSIAL DALAM PENGEMBANGAN PENDIDIKAN (Perspektif Teori dan Praktik )

Siti Irene Astuti Dwiningrum 21

modal keuangan, modal manusia yang dihasilkan dari posisi mereka dalam, struktur sosial. Jenis modal adalah pelaku sumber daya manusia yang memiliki perbedaan kemampuan. Menurut Burt (1992 dalam Hauberer, 2011), modal sosial adalah kemampuan masyarakat untuk melakukan asosiasi satu sama lain dan selanjutnya menjadi kekuatan sangat penting bukan hanya kehidupan ekonomi, tetapi terkait dengan beberapa aspek yang mendukung esistensi sosialnya.

Menurut Burt, jaringan dapat dilihat pada aspek yang berbeda-beda, seperti halnya jaringan individu, jaringan sub-kelompok dan lain-lain, yang berbeda sebagi sistem yang terstruktur. Pada hubungan relasional aktor modal sosial terbentuk dari hubungan yang sangat intensif antaraktor. Posisi jaringan beberapa aktor dalam subkelompok jaringan dapat dikaitkan dengan status dan peran, pola perilaku dan hubungan dengan aktor-aktor lain. Status terdiri dari hak dan kewajiban yang ditetapkan oleh pola-pola tersebut. Aktor yang memiliki status yang paling berharga adalah titik awal dari hubungan dan dia akan mampu menentukan arah dan tujuan hubungan yang diharapkan dalam relasi sosial. Dalam hal ini dijelaskan oleh Burt bahwa posisi seorang aktor dalam jaringan menentukan akses seseorang dalam membentuk modal sosial. Jika dikaitkan dengan masyarakat, maka masyarakat adala media untuk saling tukar ide dan gagasan yang membutuhkan kemampaun untuk saling tukar informal. Jika informasi tidak lengkap, maka ada kecenderungan bahwa struktur jaringan belum mengumpulkan informasi dengan tepat. Analisis Burt membuktikan bahwa kekuatan dan kelengkapan informasi menentukan askes yang diperlukan dalam menguatkan modal sosial. Dengan demikian, kualitas jaringan menentukan keberhasilan seseorang, jika dia seorang pedagang makan kekuatan jaringan akan menentukan kekuatan pasar. Demikian juga, dapat disimpulkan bahwa jika seorang aktor membangun hubungan sosial, ia memerlukan informasi yang tepat akan memberikan manfaat dalam jaringan sosial yang sedang dirintisnya (Hauberer, 2011).

Menurut Burt, hubungan yang berlebihan cenderung terjadi, jika aktor yang mengarah pada orang yang sama untuk mencapai tujuan yang sama. Hubungan sosial dapat diukur dari dua pengukuran: yaitu frekuensi kontak dan kedekatan emosional. Modal sosial sebagai suatu entitas yang melekat dalam hubungan atau jaringan sosial seorang aktor yang dapat digunakan untuk

Page 41: MODAL SOSIAL - pbsi.pps.uny.ac.idpbsi.pps.uny.ac.id/sites/pbsi.pps.uny.ac.id/files/Edit Modal Sosial...Kearifan lokal sebagai modal untuk pendidikan karakter harus dikembangkan dengan

MODAL SOSIAL DALAM PENGEMBANGAN PENDIDIKA (Perspektif Teori dan Praktik )

22 Siti Irene Astuti Dwiningrum

mengumpulkan sumber daya “informasi” yang spesifik. Dalam hal ini Burt menekankan bahwa posisi aktor dalam jaringan akan meninjau posisi struktural untuk mendapatkan keuntungan. Dalam konteks ini, sebuah jaringan akan optimal jika efisien dan efektif yang ditandai dengan tidak adanya hubungan yang berlebihan dalam jaringan (Hauberer, 2011).

Burt menjelaskan bahwa jika struktur sosial tidak tetap, maka sebagai aktor memiliki berbagai alternatif dalam mengembangkan jaringan yakni dengan mengumpulkan informasi dan mengontrol manfaatnya. Sebagai contohnya, jika saya pindah bekerja untuk mendapat pekerjaan yang lebih baik, pemutusan hubungan tersebut dapat dimaknai bahwa saya kehilangan manfaat dan kredibilitas atas pemutusan hubungan tersebut; di sisi lain kemungkinan terjadi pelebaran jaringan dalam kontaks di tempat lingkungan yang baru. Jika kontak lama dan baru dapat bekerja sama maka aktor dapat menciptakan struktural baru. Kemungkinan lainnya adalah menciptakan persahabatan dengan tidak memutuskan putus hubungan. Dalam konteks inilah, Burt menjelaskan bahwa seorang aktor dalam dimensi struktural mendapatkan keuntungan dari para aktor yang aktif (Hauberer, 2011:87-105).

Menurut Burt, aktor mampu mengumpulkan informasi terbaik dan kontrol manfaat. Bagi Burt, modal sosial didefinisikan sebagai suatu entitas yang tersisa dalam hubungan atau jaringan sosial seorang aktor yang dapat digunakan untuk mengumpulkan sumber daya ‘informasi’ yang spesifik. Analisis Burt, pada intinya menekankan pada pentingnya memahami posisi aktor dalam jaringan untuk menjangkau posisi struktural diperlukan kekuatan jaringan. Dalam setiap jaringan ada nilai dan norma yang harus dipahami oleh aktor. Norma akan efektif jika ada sanksi, di sisi lain informasi terus berkembang secara dinamis. Dinamika modal sosial sesungguhnya terjadi atas dua hubungan tersebut yakni antara keberadaan norma dan informasi baru yang terus berkembang. Keterbukaan sebuah struktur terkait dengan dua aspek yakni dinamika norma dan informasi yang terus berkembang, yang berpengaruh dalam struktur kehidupan masyarakat (Hauberer, 2011: 89-105).

Analisis struktur yang dibedakan struktur tertutup dan terbuka menarik untuk dicermati. Menurut Burt sebagai akibat

Page 42: MODAL SOSIAL - pbsi.pps.uny.ac.idpbsi.pps.uny.ac.id/sites/pbsi.pps.uny.ac.id/files/Edit Modal Sosial...Kearifan lokal sebagai modal untuk pendidikan karakter harus dikembangkan dengan

MODAL SOSIAL DALAM PENGEMBANGAN PENDIDIKAN (Perspektif Teori dan Praktik )

Siti Irene Astuti Dwiningrum 23

pilihan aktor dalam konteks terkait dengan struktur terbuka, dia tidak menganalisis efek negatif modal sosial. Perhitungan tentang peran broker yang mungkin mengarah pada eksploitasi orang lain dalam sebuah struktur terbuka tidak diperhitungkan. Demikian halnya, Burt belum menganalisis peran modal sosial dalam mengurangi ketimpangan. Meski banyak kritikan terhadap pemikiran tentang modal sosial, akan tetapi Burt sudah meletakan dinamika dalam modal sosial yakni dengan mencermati peran informasi dalam membangun jaringan sosial sebagai salah satu kekuatan modal sosial (Hauberer, 2011:87-105).

F. Modal Sosial menurut Nan-Lin

Nan Lin mengkonseptualisasikan modal sosial sebagai entitas struktural. Berbeda dengan penulis lain, ia mengembangkan dalam sistem sosial yang lebih luas.

Konsep modal sosial berakar pada teori klasik modal sosial yang didirikan Marx (1993,1995). Gagasan utama dari teori ini adalah bahwa kapitalis (kebanyakan kaum borjuis) menghasilkan nilai lebih dengan memanfaatkan buruh, mereka membayar butuhnya dengan upah sebagai ganti tenaga kerja mereka (dilihat sebagai komoditas) yang memungkinkan mereka untuk membeli hanya komoditi yang diperlukan untuk mempertahankan hidup mereka. Artinya, nilai tukar upah hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan mutlak. Nilai lebih yang dihasilkan, karena nilai tukar upah lebih kecil dari nilai sebenarnya yang dihasilkan oleh buruh. Menurut Lin (2001:4-8), modal mewakili masyarakat kapitalis dua elemen: pertama, modal merupakan bagian dari nilai lebih yang diambil oleh kapitalis dan kedua, merupakan investasi dalam produksi dan peredaran komuditas (Hauberer, 2011: 117-118).

Berdasarkan teori klasik tentang modal, maka munculah teori neo-modal, adalah diantaranya tokoh teori human capital yang dapat ditelusiri ke Adam Smith (1937; Lin 2001:8, dalam Hauberer, 2011). Human capital adalah milik aktor individu dan terdiri atas keterampilan dan pengetahuan. Pendidikan diperlukan untuk menciptakan sumber daya manusia. Aktor individu berinvestasi di modal manusia dengan tujuan mencapai tujuan seperti mendapatkan posisi kerja atau memperoleh upah yang lebih tinggi di pasar, misalnya (Johnson, 1960; Schult, 1961; Becker, 1964). Human capital merupakan nilai tambah aktor yang berguna untuk dua hal majikan

Page 43: MODAL SOSIAL - pbsi.pps.uny.ac.idpbsi.pps.uny.ac.id/sites/pbsi.pps.uny.ac.id/files/Edit Modal Sosial...Kearifan lokal sebagai modal untuk pendidikan karakter harus dikembangkan dengan

MODAL SOSIAL DALAM PENGEMBANGAN PENDIDIKA (Perspektif Teori dan Praktik )

24 Siti Irene Astuti Dwiningrum

dan buruh. Manfaat karena buruh tersebut berkenalan dengan proses ion produk, dan yang terakhir dapat menggunakan sumber daya manusia sebagai argumen dalam negosiasi upah dan manfaat yang lebih baik. Seperti halnya teori modal umum, teori human capital memandang modal sebagai nilai surplus dan investasi dengan pengembalian keuntungan yang diharapkan. Namun demikian Mark berpendapat bahwa struktur sosial tidak lagi dilihat sebagai system dua kelas yang kaku, tetapi sebagai hirarki dengan banyak nilai kapitalis yang memungkinkan mobilitas yang luas di antara mereka. Para buruh tidak lagi komoditas, mereka dipandang sebagai investor. Kapital sangat berarti bagi kapitalis dan buruh, karena dapat diperoleh oleh kedua belah pihak. Potensi manfaat upah dan keuntungan lain memotivasi pekerja untuk mendapatkan keteram-pilan dan pengetahuan. Selanjutnya, modal tidak lagi terkait pada proses produksi dan pertukaran saja. Pengembangan sumber daya manusia menghasilkan nilai ekonomi dan dengan demikian memungkinkan buruh untuk menjadi kapitalis (Lin, 2001:9-10).

Lin (2001:6) menjelaskan bahwa teori-teori neo-modal tersebut termasuk “potensi investasi dan menangkap nilai lebih oleh buruh atau rakyat”. Dia mengklasifikasikan teori modal sosial juga di antara teori-teori neo-modal tersebut. Sesuai dengan modal konsep utama yang berkontribusi pada diskusi modal sosial (Bourdieu, 1980,1983,1986; Burt, 1992, 2005; Coleman, 1988, 1990; Erikson, 1995, 1996; Flap, 1991, 1994; Portes, 1998; Putnam, 1993, 1995), Lin (2001:192) mendefinisikan modal sosial sebagai “investasi dalam hubungan sosial dengan pengembalian yang diharapkan di pasar”. Untuk menghasilkan keuntungan, individu berinteraksi dan membu-at jejaring. Jejaring muncul sumber daya yang penting khusus untuk produksi manfaat dalam menanamkannya. Dalam hal ini hubungan memfasilitasi arus informasi. Pada kenyataanya pelaku harus berurusan dengan situasi pasar yang tidak sempurna. Oleh karena itu, untuk memperoleh informasi tentang peluang yang dapat diberikan oleh ikatan sosial ke lokasi-lokasi strategis atau posisi hirarkis (Hauberer, 2011:108-109).

Setelah membahas masalah teori modal sosial utama, Lin mengikuti ide untuk membangun sebuah teori modal sosial dalam kaitan yang erat dengan hasil empiris. Berbeda dengan teori lain, dia menentukan konsep tentang modal sosial termasuk empat aksioma atau dalil yang berasal dari teori, definisi modal sosial, dan tujuh

Page 44: MODAL SOSIAL - pbsi.pps.uny.ac.idpbsi.pps.uny.ac.id/sites/pbsi.pps.uny.ac.id/files/Edit Modal Sosial...Kearifan lokal sebagai modal untuk pendidikan karakter harus dikembangkan dengan

MODAL SOSIAL DALAM PENGEMBANGAN PENDIDIKAN (Perspektif Teori dan Praktik )

Siti Irene Astuti Dwiningrum 25

teorema atau proposisi tentang pengaruh modal sosial yang memungkinkan untuk pengujian konsep. Titik awal adalah diasumsikan bahwa pelaku memiliki sumber daya pribadi dan sosial. Sebelumnya diwarisi oleh atau berasal individu dengan aturan kelembagaan masyarakat dan individu mendapatkan mereka dengan pendidikan atau pertukaran langsung. Sumber daya pribadi seperti pendidikan atau kekayaan yang dimiliki sepenuhnya oleh seorang aktor individual, dia bisa menggunakan dan membuang secara bebas, tetapi sumber tersebut terikat oleh kontrak sosial. Oleh karena itu, kita menyebutnya sumber daya proposisional. Sumber daya sosial dapat diakses melalui koneksi sosial sebagai modal sosial. Dalam hal ini aktor dapat memperoleh sumber daya seperti kekayaan, kekuasaan dan reputasi dari individu dia memiliki secara langsung maupun tidak langsung (Hauberer, 2011:120-122).

Sumber daya memiliki manfaat simbolis yang substansial. Oleh karena itu, sumber daya tersebut dapat digunakan atau di mobilisasi oleh aktor. Dengan demikian aktor-aktor dapat menggunakan informasi tentang modal sosial untuk mempromosi-kan seseorang tentang status sosial. Informasi ini akan menampilkan potensi kekuatan ego oleh asosiasi (Lin, 2001:42-44 dalam Hauberer, 2011:117-128 ). Dengan demikian, Lin merumuskan dalam hal distribusi sumber daya yang berharga, jumlah posisi, tingkat kewenangan dan jumlah penghuni. Semakin tinggi tingkat dalam hirarki, semakin besar konsentrasi sumber daya berharga, semakin sedikit jumalah posisi, semakin besar perintah otoritas dan semakin kecil jumlah penghuni.

Sumber daya dapat dibedakan dari dua jenis. Menurut Sweell (1992:9) dua jenis sumber meliputi: bukan manusia (sumber daya material ) dan sumber daya manusia (dibagi lagi menjadi sumber daya fisik seperti kekuatan fisik, ketangkasan dan sumber daya simbolik seperti pengetahuan dan komitmen emosional) (Lin, 2001:29). Dalam kontek ini penilaian terhadap sumber daya dapat dilakukan konsensus. Tugas ini dimediasi oleh proses pengaruh seperti persuasi, permohonan atau pemaksaan (Lin, 1973; Kelman, 1961; Parson, 1963) Kekuatan internal seperti motivasi, dan kekuatan eksternal seperti perdagangan, perang atau invasi dapat merubah nilai yang diberikan resources. Beberapa sumber daya yang universal seperti uang, peringkat etnis atau ras (Lin, 2001:30). Dalam hal ini Nan Lin membedakan modal sosial dengan “ikatan kuat” dan

Page 45: MODAL SOSIAL - pbsi.pps.uny.ac.idpbsi.pps.uny.ac.id/sites/pbsi.pps.uny.ac.id/files/Edit Modal Sosial...Kearifan lokal sebagai modal untuk pendidikan karakter harus dikembangkan dengan

MODAL SOSIAL DALAM PENGEMBANGAN PENDIDIKA (Perspektif Teori dan Praktik )

26 Siti Irene Astuti Dwiningrum

“ikatan lemah”, secara sederhana perbedaan tersebut dideskripsikan sebagai berikut (Field, 2010:112).

Modal sosial dengan ikatan kuat Modal sosial dengan ikatan lemah Ikatan kuat sebagai ikatan yang mengikuti prinsip “homofili”, mengikat orang yang mirip dengan dirinya sendiri. Ikatan kuat menyatukan individu dan kelompok dengan sumber daya yang relatif serupa, untuk menyatukan normatif dengan tujuan yang berbasis identitas (ekspresif)

Ikatan yang lemah menyatukan orang-orang dari latar belakang sosial dan budaya berbeda. Ikatan lemah mungkin lebih baik dalam melayani tujuan-tujuan instrumental karena dapat menyediakan akses bagi ragam baru sumber daya yang lebih sedikit mengandalkan nilai-nilai yang dipegang teguh secara bersama-sama (instrumental)

Menurut Lin, modal sosial merupakan modal yang diambil

dari hubungan sosial. Modal sosial merupakan semua ‘sumber daya

tertanam dalam struktur sosial yang diakses dan/atau dimobilisasi

dalam tindakan purposif’ (Lin, 2001:29 dalam Hauberer, 2011:124).

Definisi ini mencakup tiga aspek modal sosial; sumber daya yang

tertanam dalam struktur sosial (melekatnya), mereka diakses oleh

individu (aksesibilitas) dan individu menggunakan atau memobilisa-

si mereka dalam tindakan secara purposif (penggunaan). Lin

mengasumsikan bahwa modal sosial memfasilitasi tindakan bertuju-

an individu. Untuk menentukan pengaruhnya, Lin merumuskan tujuh

proposisi (Hauberer, 2011:124).

Page 46: MODAL SOSIAL - pbsi.pps.uny.ac.idpbsi.pps.uny.ac.id/sites/pbsi.pps.uny.ac.id/files/Edit Modal Sosial...Kearifan lokal sebagai modal untuk pendidikan karakter harus dikembangkan dengan

MODAL SOSIAL DALAM PENGEMBANGAN PENDIDIKAN (Perspektif Teori dan Praktik )

Siti Irene Astuti Dwiningrum 27

Proposisi The socal-capital propopostiton The success of action is positively

associated with social capital The strength-of position proposition The better the position of origin, the

more likely the actor will access and use better social capital.

The strength-of-strong-tie- proposition The stronger the tie, the more likely the social capital accessed will positivily affect the success of espressive action.

The streght-of-weak-tie proposition The weaker the tie, the more likely ego will have access to better social capital for instrumental action.

The strength-of-location proposition The closer inviduals are to a bridge in a network, the better social capital they will access for instrumental action.

The location by-position proposition The strenght o f location for instrumental action is contingent on the resource differential across the bridge.

The structural contingency proposition The networking effects are contrained by the hierarchical structure for actors located near or at the top and bottom of the hirachy.

Berdasarkan pada paparan di atas, bahwa Lin mencoba

memberikan analisis yang cukup komprehensif tentang modal sosial melalui proposisi-proposisinya yang intinya adalah: (1) Keberhasilan tindakan berkaitan positif dengan modal sosial; (2) Semakin baik posisi asalnya, semakin besar kemungkinan pelaku akan mengakses dan menggunakan modal sosial yang lebih baik; (3) Semakin kuat ikatan, semakin besar kemungkinan modal sosial diakses positif akan mempengaruhi keberhasilan dari tindakan ekspresif; (4) Semakin lemah ikatan, ego yang semakin besar kemungkinan akan memiliki akses ke modal sosial yang lebih baik untuk tindakan instrumental; (5) Orang-orang dekat adalah sebuah jembatan di jaringan, modal sosial yang lebih baik mereka akan mengakses untuk tindakan instrumental; (6) Kekuatan lokasi untuk tindakan instrumental bergantung pada sumber daya diferensial melintasi jembatan; (7) Efek tersebut dibatasi oleh struktur hirarkis untuk aktor yang terletak di dekat atau di bagian hirarkis atas dan di bawah.

Modal sosial sebagai sumber daya yang tertanam dalam hubungan sosial. Ada beberapa manfaat tindakan yang secara proposif antara lain adalah (Hauberer, 2011:127).

Page 47: MODAL SOSIAL - pbsi.pps.uny.ac.idpbsi.pps.uny.ac.id/sites/pbsi.pps.uny.ac.id/files/Edit Modal Sosial...Kearifan lokal sebagai modal untuk pendidikan karakter harus dikembangkan dengan

MODAL SOSIAL DALAM PENGEMBANGAN PENDIDIKA (Perspektif Teori dan Praktik )

28 Siti Irene Astuti Dwiningrum

1. Modal sosial merupakan aset struktural dengan karakter yang baik swasta dan publik. Hubungan individu atau kolektif dan aspek sosial-budaya seperti kepercayaan umum dan norma-norma yang berfungsi sebagai prasyarat dari modal sosial.

2. Modal sosial diproduksi baik secara terbuka atau tertutup; dalam struktur formal atau informal; struktur dengan ukuran jaringan kecil dan rentang kecil atau struktur dengan ukuran jaringan tinggi dan rentang besar

3. Akses modal sosial yang tidak setara tergantung pada aset kolektif seperti halnya ekonomi dan teknologi serta budaya (termasuk modal sosial-budaya), dan aset individual seperti etnis, gender dan status sosial.

Modal sosial memberikan pemasukan dengan menciptakan prasyarat bagi kerjasama dan resiprositas. Lin menyatakan bahwa ada sejumlah mekanisme sentral yang mengarah pada hasil ini, termasuk: (1) informasi, (2) pengaruh melalui perantara, (3) konfirmasi atas keterpecayaan, dan (4) ditegakkannya janji dan komitmen (Lin, 2001:18-19 dalam Field 2010:114).

Dari paparan Julia Hauberer (2011), ada beberapa model yang menarik untuk dicermati dan dikaji sebagaimana gambar model berikut ini:

Gambar 1.1. Causal Relationships of Elements of Putnam’s Social Capital Concept

(Yulia Haubere, 2011:59)

+

+

+

Networks of

Civic

Engagement

Norms of

Reciprocity Generalized

Trust

Page 48: MODAL SOSIAL - pbsi.pps.uny.ac.idpbsi.pps.uny.ac.id/sites/pbsi.pps.uny.ac.id/files/Edit Modal Sosial...Kearifan lokal sebagai modal untuk pendidikan karakter harus dikembangkan dengan

MODAL SOSIAL DALAM PENGEMBANGAN PENDIDIKAN (Perspektif Teori dan Praktik )

Siti Irene Astuti Dwiningrum 29

Gambar 1.2. Interaction of the Components of the Structural Theory of

Social Action (Buret : 1982) (Yulia Haubere, 2011:88)

Lin’s Social Capital Model

Gambar 1.3. Lin’s Social Capital Model

Actor

Multiple actors as a network subgroup

Multiple actor/ subgroups as a

structured system Relational Ego-network as

extensive, dense and/or multiplex

Primary group as a network clique: a set of actors connected by cohesive relations

System structure as dense and/or transitive

Positional Occupant of a network position as central and/or prestigious

Status/role – set as a network position: a set of structural equivalent actors

System structure as a stratification of status/ role – sets

Network Position

Social Structure Network Position

Action

1 2

5

4

3

Weath

Physical Health

Collective Assets

Accessibility of

Resources

Structural and

Positional

Embeddedness

Mobilization

of Resources

Returns

Instrumental

Power

Reputation

Expressive

Mental health

Life Satisfaction

Inequality Capitalization

on

Effects

Page 49: MODAL SOSIAL - pbsi.pps.uny.ac.idpbsi.pps.uny.ac.id/sites/pbsi.pps.uny.ac.id/files/Edit Modal Sosial...Kearifan lokal sebagai modal untuk pendidikan karakter harus dikembangkan dengan

MODAL SOSIAL DALAM PENGEMBANGAN PENDIDIKA (Perspektif Teori dan Praktik )

30 Siti Irene Astuti Dwiningrum

Gambar 1.3. membuktikan bahwa konsep model sosial terus dikaji secara berkelanjutan di tengah-tengah kritik yang terus di berikan kepada masing-masing ahli pengembang modal sosial. G. Kritik terhadap Modal Sosial

Paparan tentang modal sosial masih perlu dianalisis dalam tatanan empirik dengan berbagai riset. Hal yang menarik adalah masing-masing ahli mencoba untuk saling melengkapi pengembangan konsep modal sosial. Ada beberapa simpulan pokok yang dapat disimpulkan sebagai berikut:

Pendapat Deskripsi Modal Sosial Fokus James Coleman Modal sosial merupakan bagian dari

struktur sosial yang mendukung tindakan-tindakan para aktor yang merupakan anggota dari struktur itu. Modal sosial sebagai seperangkat sumber daya yang menjadi sifat dalam hubungan keluarga dan organisasi sosial komunitas yang bergunan bagi perkembangan kognitif atau sosial seorang anak dan remaja.

Struktur sosial, tindakan aktor

Piere Bourdieu

Modal sosial diartikan sekelompok sumber-sumber aktual atau potensial yang berhubungan dengan kepemilikan suatu jaringan yang bertahan dari hubungan-hubungan yang kurang atau lebih melembaga dari saling mengetahui atau menghargai. Modal sosial adalah sejumlah sumber daya, aktual maya yang berkumpul pada seseorang individu atau kelompok yang memiliki jaringan tahan lama berupa hubungan timbal-balik perkenalan dan pengakuan yang terinstitusionalisasikan.

Sumber aktual dan jaringan

Robert D. Putnam

Modal sosial merupakan bagian dari kehidupan sosial jaringan, norma, dan kepercayaan. Modal sosial, sebagaimana bentuk modal lainnya, adalah produktif dan memfasilitasi pencapaian tujuan .

Jaringan, norma dan kepercayaan

Francis Fukuyama

Modal sosial merupakan kemampuan orang-orang untuk bekerja bersama-sama untuk tujuan-tujuan umum di dalam kelompok-kelompok atau organisasi-organisasi. Modal sosial dapat didefinisikan sebagai seperangkat nilai-nilai atau norma-norma

Kerjasama, seperangkat norma informal

Page 50: MODAL SOSIAL - pbsi.pps.uny.ac.idpbsi.pps.uny.ac.id/sites/pbsi.pps.uny.ac.id/files/Edit Modal Sosial...Kearifan lokal sebagai modal untuk pendidikan karakter harus dikembangkan dengan

MODAL SOSIAL DALAM PENGEMBANGAN PENDIDIKAN (Perspektif Teori dan Praktik )

Siti Irene Astuti Dwiningrum 31

Pendapat Deskripsi Modal Sosial Fokus informal bersama yang saling digunakan di antara anggota-anggota kelompok yang memungkinkan kerjasama di antara mereka.

Ronald R. Burt Modal sosial adalah kemampuan masyarakat untuk melakukan asosiasi satu sama lain dan selanjutnya menjadi kekuatan sangat penting untuk mendukung kehidupan ekonomi, tetapi terkait dengan beberapa aspek yang mendukung eksistensi sosial.

Asosiasi dan eksistensi

Nan Lin Modal sosial merupakan semua sumber daya tertanam dalam struktur sosial yang diakses dan/atau dimobilisasi dalam tindakan purposif. Definisi ini mencakup tiga aspek modal sosial; sumber daya yang tertanam dalam struktur sosial (melekatnya), mereka diakses oleh individu (aksesibilitas) dan individu menggunakan atau memobilisasi mereka dalam tindakan secara purposif (penggunaan).

Investasi hubungan sosial, tindakan purposif

Berdasarkan paparan di atas dapat disimpulkan bahwa modal

sosial merupakan aspek penting dalam kehidupan sosial yang diharapkan mampu mengubah dinamika sosial dalam berbagai aspek kegiatan. Modal sosial tidak hanya menyangkut aspek tertentu, tetapi modal sosial terus berkembang dari aspek kuantitas dan kualitas yang menyangkut berbagai unsur dalam kehidupan masyarakat yang saling berhubungan. Modal sosial merupakan relasi sosial yang melekat dalam struktur sosial dimana aktor membentuk kekuatan jaringan sosial sesuai dengan norma sosial yang diayakini oleh masyarakat. Modal sosial tidak akan hilang selama aktor masih ada dalam struktur sosial sesuai dengan aturan yang berlaku. Kekuatan modal sosial tidak dapat dilepaskan dari kekuatan unsur-unsur yang dimiliki oleh masyarakat dari segi kualita dan kuantitas unsur modal sosial .

Kritikan terhadap Bourdieu dan Coleman karena mereka tidak membahas pertanyaan bagaimana modal sosial sebagai sumber ketidaksetaran dan ketimpangan. Mereka beragumentasi bahwa kesetaraan berlaku pada struktur sosial tertutup, kelas dominan memiliki banyak modal. Kritikan lain ditujukan pada analisis modal

Page 51: MODAL SOSIAL - pbsi.pps.uny.ac.idpbsi.pps.uny.ac.id/sites/pbsi.pps.uny.ac.id/files/Edit Modal Sosial...Kearifan lokal sebagai modal untuk pendidikan karakter harus dikembangkan dengan

MODAL SOSIAL DALAM PENGEMBANGAN PENDIDIKA (Perspektif Teori dan Praktik )

32 Siti Irene Astuti Dwiningrum

sosial yang mengabaikan efek negatif dari modal sosial. Kritikan-kritikan terhadap Bourdie dan Coleman menunjukan bahwa kedua konsep yang dikembangkan tentang modal sosial jika dikembangkan menjadi teori modal sosial, maka harus dikembangkan agar memiliki karakteristik (Lin, 2011):

1. Modal sosial yang dimiliki oleh individu atau masyarakat harus dikembangkan dalam analisis tingkat mikro dan makro.

2. Modal sosial diproduksi dalam struktur terbuka dan tertutup, hubungan dilembagakan dan non-dilembagakan.

3. Efek negatif tentang modal sosial perlu dipertimbangkan. 4. Modal sosial dapat digunakan untuk melawan ketidasetaraan

menjadi kajian khusus.

Kritikan terhadap Putnam bahwa dinilai gagal untuk berteori pada tingkat individu. Putnam melihat modal sosial sebagai barang publik, karena diproduksi sebagai produk dari kegiatan sosial. Putnam dinilai mencampur penyebab suatu efek modal sosial yang akan ditentukan oleh fungsinya. Putnam dikritik karena menghilangkan masalah kekuasaan dan konflik. Putnam menolak kritik ini dan mengasumsikan bahwa modal sosial melengkapi politik egaliter (Evers, 2002:66 dalam Hauberer, 2011). Berbagai kritikan terkait tentang modal sosial terus dilakukan, yang mendorong konsep modal sosial terus dikaji dan dikembangkan. Akhir bab ini belum akan mengulas analisis kritik terhadap teori modal sosial, namun demikian sedikit paparan tentang kritikan modal sosial mendorong para peneliti untuk terus meneliti modal sosial dalam perannya untuk pembangunan pendidikan

Pada akhir bab ini dapat disimpulkan bahwa modal sosial merupakan aspek penting yang dibutuhkan oleh masyasakat untuk dapat menggerakan dan mengembangkan modal-modal lainnya yang dibutuhkan untuk memperbaiki kehidupan sosial. Modal sosial merupakan modal penting untuk membangun hubungan-hubungan sosial yang sangat urgen dalam pertumbuhan anak. Bahkan, dengan modal sosial dapat dikembangkan generasi muda yang berpendidikan dan berkarakter. Modal sosial dapat berkembang dengan optimal, jika ada keterkaitan hubungan dengan modal ekonomi dan budaya dalam membangun profesionalitas di semua level masyarakat, khsusunya pada semua tingkatan pendidikan. Modal sosial perlu dikembangkan dengan menguatkan peran budaya

Page 52: MODAL SOSIAL - pbsi.pps.uny.ac.idpbsi.pps.uny.ac.id/sites/pbsi.pps.uny.ac.id/files/Edit Modal Sosial...Kearifan lokal sebagai modal untuk pendidikan karakter harus dikembangkan dengan

MODAL SOSIAL DALAM PENGEMBANGAN PENDIDIKAN (Perspektif Teori dan Praktik )

Siti Irene Astuti Dwiningrum 33

daerah. Dengan budaya daerah yang dioptimalkan perannya, masyarakat Indonesia khususnya akan lebih termotivasi penguatan modal ekonomi. Perkembangan modal sosial tidak terbatas pada kajian teoritis, tetapi modal sosial sudah menjadi kajian para ilmuwan sosial.

Modal sosial perlu untuk dikaji secara toeritis dan riset karena dinamika dalam modal sosial tidak dapat dipisahkan dengan perubahan struktur masyarakat. Kajian teoritis merupakan analisis kritis terhadap konsep daya yang dikembangkan oleh para ahli yang masing-masing memiliki fokus yang berbeda, sedangkan dalam dimensi, penelitian tentang modal dapat dikembangkan dalam berbagai dimensi & unsur masyarakat yang secara kontektual variatif. Hasil penelitian tentang modal sosial akan menguatkan pendapat para ahli, bahwa modal sosial ada, berkembang, berjarak, dan dibutuhkan oleh masyarakat.

Page 53: MODAL SOSIAL - pbsi.pps.uny.ac.idpbsi.pps.uny.ac.id/sites/pbsi.pps.uny.ac.id/files/Edit Modal Sosial...Kearifan lokal sebagai modal untuk pendidikan karakter harus dikembangkan dengan

MODAL SOSIAL DALAM PENGEMBANGAN PENDIDIKAN (Perspektif Teori dan Praktik )

Siti Irene Astuti Dwiningrum 327

DAFTAR PUSTAKA

Alchian, A.A. (1965). “Some Economics of Property Rights”. Il Politico, 30: 816-829.

Alchian and Demsetz. (1973). Property Right Paradigm. Journal of Economic History, 33 (March): 16-27

Adams, J. Hayes, J. and Hopson, B.(eds) (1976) Transition: Understanding and Managing Change Personal Change London, Martin Robertson.

Amich, Alhuman. “Pembangunan Pendidikan dalam Konteks Desentralisasi”. Kompas, 11 September 2000.

Amstrong, M. (2006). Resources Management Practice. Philadelphia, PA: Kogan Page Limited.

Ancok, D. (2003). “Modal Sosial”. Jurnal Psikologika, vol 8, no. 15.

Arcaro, Jerome S. (1995). Pendidikan Berbasis Mutu: Prinsip-prinsip Perumusan dan Tata langkah Penerapan. Hak cipta oleh St. Lucie Press. Terjemahan dalam Bahasa Indonesia. Yogya-karta: Pustaka Pelajar.

Arikunto, S. (1996). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jkarta: Rhineka Cipta.

Aswasulaskin (2014). Partisipasi Masyarakat Desa Dalam Peningkatan Mutu Sekolah. Pascasarjana Universitas Negeri Yogyakarta.

Baron, S., Schuller, T., Field, J. (2000). Social Capital: Critical Perspective. New York: Oxford University.

Battiste, M. (2005). “Indigenous Knowledge: Foundations for First Nations”. World Indigenous Nations Higher education Consortium (WINHEC) Journal.

Page 54: MODAL SOSIAL - pbsi.pps.uny.ac.idpbsi.pps.uny.ac.id/sites/pbsi.pps.uny.ac.id/files/Edit Modal Sosial...Kearifan lokal sebagai modal untuk pendidikan karakter harus dikembangkan dengan

MODAL SOSIAL DALAM PENGEMBANGAN PENDIDIKA (Perspektif Teori dan Praktik )

328 Siti Irene Astuti Dwiningrum

Becker, G.S. 1(964). Human Capital. A Theoretical and Empirical Analysis, With Special Reference to Education. Chicago: The University of Chicago Press Books.

Borg, W.R. and Gall, M.D. (1989). Educational Research. New York: Longman.

Bourdieu, P. (1983). The Forms of Capital. In J. Richardson (Ed.), Handbook of Theory and Research for the Sociology of Education (pp.241-258). New York: Greenwood Press.

Bourdieu, P. and Passeron, J.C. (1977). Reproduction in Education,

Society, and Culture. London: Sage Publications.

Cote, J.E. and Levine, C.G. (2002). Identity Formation, Agency, and Culture: A Social Psychological Synthesis. Hillsdale, N.J.: L. Erlbaum Associates

Colletta, N.J. and Perkins, G. (1995). Participation in Education. Environment Department Papers. No. 001.

Cote, J.E. (1997). A Social History of Youth in Samoa: Religion, Capitalism, and Cultural Disenfranchisement. International Journal of Comparative Sociology, 38, 217-234.

Cultural identity; www.napavaley.edu 7, diunduh 7 Mei 2012.

Coleman, Jame S (1990), Foundation of Social Theory. USA: Harvard University Press

Decker, Larry .E (2003). Home, School, adn Community Partnership. UK: A Scarecrow Education Nook.

Departemen Pendidikan Nasional. (2007). Pedoman Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi, dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota. Jakarta: Depdiknas.

Page 55: MODAL SOSIAL - pbsi.pps.uny.ac.idpbsi.pps.uny.ac.id/sites/pbsi.pps.uny.ac.id/files/Edit Modal Sosial...Kearifan lokal sebagai modal untuk pendidikan karakter harus dikembangkan dengan

MODAL SOSIAL DALAM PENGEMBANGAN PENDIDIKAN (Perspektif Teori dan Praktik )

Siti Irene Astuti Dwiningrum 329

Depdikdasmen. 2001. Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah. Buku 1 Konsep dan Pelaksanaan. Jakarta: Departemen Pendidikan Dasar dan Menengah, Direktorat Sekolah Lanjutan Pertama.

Dwiningrum, S.I.A.(2008). Pemulihan Psikologi-Sosial Pasca Gempa oleh Guru di Kabupaten Bantul DIY. Cakrawala Pendidikan ( Nomor 2 Tahun 2008). Hlm. 201-212.

Dwiningrum, S.I.A (2010). Peran Sekolah dalam Pembelajaran Mitigasi Bencana. Jurnal Dialog Penanggulangan Bencana Volume 1 ( Nomor 1 Tahun 2010). Hlm. 30-42.

Dwiningrum, S.I.A (2010). “Pendekatan Holistik dan Kontekstual dalam Mengatasi Krisis Karakter di Indonesia”, dalam Cakrawala Pendidikan, Yogyakarya, UNY, Mei 2010, Th. XXIX, Edisi Khusus Dies Natalis.

Dwiningrum, S.I.A. (2011). Desentralisasi dan Partisipasi Masyarakat dalam Pendidikan, Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

Dwiningrum, S.I.A .(2011). “ Implementasi Pendidikan Karakter pada Matakuliah Ilmu Sosial dan Budaya Dasar (ISBD) Dengan Pendekatan Masalah”, dimuat dalam Proseding Seminar Nasional Budaya an Inovasi Pembelajaran Dalam Pemantapan Pendidikan Karakter, ISBN:978-979-562-02305.

Dwiningrum, S.I.A .(2011). “Penguatan Modal Sosial di Sekolah”, dipresentasikan Seminar nasional , Tema: “ Ilmu Pendidikan: Suatu Kesempatan dan Tantangan”, Progam Studi Ilmu Pendidikan Pascasarjan UNY 2011.

Dwiningrum, S.I.A. (2011). “Kearifan Lokal Sebagai Modal Sosial Dalam Pendidikan Karakter di Sekolah “ , dimuat dalam Prosiding Seminar Nasional Ilmu Pendidikan dan pengembangan dan Pengelolaan Pendidikan Berbasis Kearifan Lokal, ISBN: 978-602-9075-63-2 . UKM Makasar.

Page 56: MODAL SOSIAL - pbsi.pps.uny.ac.idpbsi.pps.uny.ac.id/sites/pbsi.pps.uny.ac.id/files/Edit Modal Sosial...Kearifan lokal sebagai modal untuk pendidikan karakter harus dikembangkan dengan

MODAL SOSIAL DALAM PENGEMBANGAN PENDIDIKA (Perspektif Teori dan Praktik )

330 Siti Irene Astuti Dwiningrum

Dwiningrum, S.I.A (2011). School role in disaster mitigation in junior high scholl in Indonesia and Philippines. Laporan Penelitian Kerjasama Luar Negeri, tidak diterbitkan, Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Negeri Yogyakarta.

Dwiningrum, S.I.A (2012). Ide Pengembangan Modal Sosial dalam Perbaikan Mutu Sekolah pasca erupsi merapi, tidak diterbitkan, Laporan Penelitian Mandiri , Fakultas Ilmu Pendidikan UNY.

Dwiningrum, S.I.A (2012). Model Sekolah Sadar Bencana. Laporan Penelitian, tidak diterbitkan, BiroAdministrasi Pembangunan Sekretarian DIY.

Dwiningrum, S.I.A (2013). Nation’s Character Based on Social Capital Theory. Asian Social Science 2013, ISSN 2012, E-ISSN 1991-2025. Published by Canadian Center of Scince and Education, p 144-155.

Dwiyanto, Agus. 2005. Mewujudkan Good Governance: Melalui Pelayanan Publik. Yogyakarta: Gadjahmada University Press.

Everall, Robin. (2006). Creating a Future: A Study of Resilience in Suicidal Female Adolescent. Journal of Counseling & Development. Vol. 84 hlm. 461-470.

Field, John (2002). Modal Sosial. Medan : Bina Medai Perintis

Field, John (2005). Social Capital and Life Long Learning. Chapter 3.

Field, John (2010). Modal Sosial. Yogyakarta: Kreasi Wacan Offset.

Fukuyuma, Francis (2002). TRUST: Kebajikan Sosial dan Penciptaan Kemakmuran. Yogyakarta: Penerbit Qalam.

Gazalba, Sidi. (1963). Pengantar Kebudayaan Sebagai Ilmu: Bentuk-Bentuk Kebudayaan. Kuala Lumpur: Pustaka Antara.

Page 57: MODAL SOSIAL - pbsi.pps.uny.ac.idpbsi.pps.uny.ac.id/sites/pbsi.pps.uny.ac.id/files/Edit Modal Sosial...Kearifan lokal sebagai modal untuk pendidikan karakter harus dikembangkan dengan

MODAL SOSIAL DALAM PENGEMBANGAN PENDIDIKAN (Perspektif Teori dan Praktik )

Siti Irene Astuti Dwiningrum 331

Giddens, Anthony (1999). The Third Way . Jakarta; PT. Gramedia Pustaka Utama

Glasser, William (1998). The Quality School. Harper Parenial.

Grootaert, C. and Thierry van Bastelaer. 2002. The Role of Social Capital in Developmental – An Empirical Assessment. Cambridge: Cambridge University Press. Part 3: The creation and transformation of social capital, terjemahan Dina Swastu Apika

Grootaert, C., Narayan, D., Jones, Veronica N., dan Woolcock, M. (2004). World Bank Paper No 18 tentang Measuring Social Capital: An Integrated Questionnaire. Washington, DR: The Worl Bank.

Garrett, V. (1997) Managing Change in School leadership for the 21st century Brett Davies and Linda Ellison, London, Routledge

Habibuddin. (2014). Nilai-Nilai Kearifan Lokal di Sekolah dalam Perspektif Pendidikan Perdamaian. Disertasi. Yogyakarta: PPs UNY.

Henderson, Nan (2003). Resiliency in School , California:Corwin

Press,Inc.

Damon, William. (1998). Handbook of Child Psychology Fifth Edition Volume Four. New York: John Wiley & Sons.Inc.

Departemen Pendidikan Nasional. (2007). Pedoman Pemerintah

Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi, dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota. Jakarta: Depdiknas.

Everall, Robin. (2006). Creating a Future: A Study of Resilience in

Suicidal Female Adolescent. Journal of Counseling & Development. Vol. 84 hlm. 461-470.

Page 58: MODAL SOSIAL - pbsi.pps.uny.ac.idpbsi.pps.uny.ac.id/sites/pbsi.pps.uny.ac.id/files/Edit Modal Sosial...Kearifan lokal sebagai modal untuk pendidikan karakter harus dikembangkan dengan

MODAL SOSIAL DALAM PENGEMBANGAN PENDIDIKA (Perspektif Teori dan Praktik )

332 Siti Irene Astuti Dwiningrum

Esdm. (2007). Undang-undang No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas. Diakses dari http://prokum.esdm.go.id/uu/2007/uu-40-2007.pdf. pada tanggal 3 Maret 2012.

Enrenreich, John (2001), Coping with Distater ; A Guidebook to

Psychosocial Intervision.

Goodlad, J. John (19840. A Placed Called School. New YorkL McGraw Hill, Book Company .

Haris, Alma (2001). School Improvement . London: RoutledgeFalmer .

Harris, Alma (2001). School Improvement. London: RoutledgeFalmer .

Harker, Richard dkk (1990). Habitus x Modal + Ranah = Praktik. Yogyakarta: Jalasutera.

Hasan, S.H. (2010). Bahan Pelatihan Penguatan Metodologi Pembelajaran Berdasarkan Nilai-Nilai Budaya untuk Membentuk Daya Saing dan Karakter Bangsa Pengembangan Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa. Jakarta: Kementrian Pendidikan Nasional Badan Penelitian dan pengembangan Pusat Kurikulum

Hasbullah, J. (2006). Social Capital (Menuju Keunggulan Budaya Manusia Indonesia). Jakarta: MR-United Press.

Helton, L.R & Smith, M. K. (2004). Mental Health Practice with Children and Youth. New York : The Hawort Social Work Practice Press.

Henderson, Nan (2003). Resiliency in Schools. California: Corwin

Press. Inc. Holaday, Morgot. (1997). Resilience and Severe Burns. Journal of

Counseling and Development.75. hlm. 346-357. Hauberer, Julia (2011). Social Capital Theory. VS Reseach.

Page 59: MODAL SOSIAL - pbsi.pps.uny.ac.idpbsi.pps.uny.ac.id/sites/pbsi.pps.uny.ac.id/files/Edit Modal Sosial...Kearifan lokal sebagai modal untuk pendidikan karakter harus dikembangkan dengan

MODAL SOSIAL DALAM PENGEMBANGAN PENDIDIKAN (Perspektif Teori dan Praktik )

Siti Irene Astuti Dwiningrum 333

Headington, Rita (2000). Monitoring, asssesment, secording, reporting and sccountability, Meeting the Standards. London: David Fulton Publishers.

Holaday, Morgot (1997). Resilience and severe burns. Journal of Counseling and Development.75. hlm. 346-357.

Jack L. Nelson dkk. (1996). Critical Issues in Education, A Dialectic Approarch. United State: The McGraw-Hill Companies, Inc, hal. 421-427.

Kande, Fredrick (2008). Akuntabilitas dalam Manajemen Berbasis

Sekolah, Yogyakarta: UNY

Kemdiknas. (2000). Undang-undang No. 25 Tahun 2000 tentang Program Pembangunan Nasional (Propenas) Tahun 2004-2005. Diakses dari http://dikdas.kemdiknas.go.id/ application/media/file/UU%20Nomor%2025%20tahun%202000%20tentang%20PROGRAM%20PEMBANGUNAN%20NASIONAL%20(PROPENAS)%20TAHUN%202000-2004.pdf. Diunduh pada tanggal 3 Maret 2012.

Koesoema, D. (2004). Pendidikan Karakter. Jakarta: Grasindo.

Kuntoro, SA. (2012). Konsep Pendidikan Berbasisi Kearifan Lokal sebagai Dasar Pembentukan Karakter Bangsa. dalam Prosiding Seminar Nasional Ilmu Pendidikan PPs UNM Makassar, makalah disampaikan pada Seminar nasional Ilmu Pendidikan dengan tema “Pengembangan dan Pengelolaan Pendidikan Berbasis Kearifan Lokal”, tanggal 11 Juli 2012

LaFramboise, Teresa. D, et,al. (2006). Family, Community, and School

Influenceson Resilience among American Indian Adolescents In The UpperMidwest.34. 193-209. Diakses dari http://digitalcommons.unl.edu/cgi/viewcontent.cgi. pada tanggal 5 Maret 2012.

Lexy J Moleong. (2006). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung:

Rosda Karya.

Page 60: MODAL SOSIAL - pbsi.pps.uny.ac.idpbsi.pps.uny.ac.id/sites/pbsi.pps.uny.ac.id/files/Edit Modal Sosial...Kearifan lokal sebagai modal untuk pendidikan karakter harus dikembangkan dengan

MODAL SOSIAL DALAM PENGEMBANGAN PENDIDIKA (Perspektif Teori dan Praktik )

334 Siti Irene Astuti Dwiningrum

Lickona, Thomas (1991). Educating for Character: How Our School Can Do Teach Respect and Responsibility. New York: Brantam Book.

Lickona, Thomas (1999). Eleven Principles of Effective Character, Scholastic Early Childhood to Day, November/December 1998, 13.1, PreQuest Education Journals.

Lin, Nan (2004). Social Capital: A Theory of Social Structure and Action. Australia: Cambrigde University.

Linggaharja, A. (2012) Kearifan Lokal Modal Membangun Bangsa. http://alanlinggaharja, blogspot.com/2012/01. Diunduh tanggal 14 Mei 2014.

Makmuri, dkk. (2003). Demokratisasi Pendidikan Dalam Era Otonomi Daerah. Jakarta: LIPI.

Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah: Konsep dan Pelaksanaan, Diknas, 2001.

Megawangi, R. (2005). Pendidikan Karakter: Sebuah Agenda Perbaikan Moral Bangsa. Jakarta: EDUKASI.

Moleong, Lexy J. (2006). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Rosda Karya.

Muhadjir, Noeng (1993). Perencanaan dan Kebijakan Pengembangan Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: RekaSarasi.

Moertimore, P., et al. (1993). Key Factors for Effective Junior Schooling: Educational Leadership and Management. London: Paul Chapman Publishing Ltd.

Muslich, Masnur (2011). Pendidikan Karakter: Menjawab tantangan

krisis multidimensional. Jakarta: Bumi Aksara.

Nelson, Jack L. dkk. (1996). Critical Issues in Education, A Dialectic Approarch. United State: The McGraw-Hill Companies, Inc, hal. 421-427.

Page 61: MODAL SOSIAL - pbsi.pps.uny.ac.idpbsi.pps.uny.ac.id/sites/pbsi.pps.uny.ac.id/files/Edit Modal Sosial...Kearifan lokal sebagai modal untuk pendidikan karakter harus dikembangkan dengan

MODAL SOSIAL DALAM PENGEMBANGAN PENDIDIKAN (Perspektif Teori dan Praktik )

Siti Irene Astuti Dwiningrum 335

Newman, F., King, M. Bruce, Rigdon, M. (1997). Accountability and School Perfomance. Harvard Graduate Schoool of Education. Diunduh 10 Januari 2011 dari http://www.hepg.org/her/ Abstract/233.

Pemerintah Daerah. (2011). Surat Keputusan Bupati Sleman No. 253/Kep.DH/A/2011 tentang Penggabungan dan Ganti Nama Kelembagaan Sekolah Dasar. Sleman: Pemda.

Petersen, Amy Cox (2011). Educational Partnerships. California: SAGE Publications.

Priyadi Kardono, dkk. (2009). Data Bencana Indonesia Tahun 2009. Jakarta: Badan Nasional Penanggulangan Bencana.

Putnam, Robert D. (1993,). The Prosperous Community: Social Capital and Public Life

Rahardjo, Mudji (2010), Mengenal Modal Sosial. Diunduh Jumat 14 Mei 2010, 07:21 http://www.mudjiarahardjo.com/artikel/204-mengenal-

modal-sosial.

Raka, Gede (2007). Pendidikan Membangun Karakter. Makalah, Orasi Perguruan Taman Siswa, Bandung 10 Februari 2007.

Responsibility, Accountability, and Liability: Studies in the Theory of Responsibility for Engineering Ethics and Engineering Accountability. Diunduh 1 Februari 2012 dari www.mse.drexel.edu/.../theories-of-responsibilty.

Ritzer, George (2012). Teori Sosiologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Reivich, K., & Shatte, A., 1999. The Resiliency Factor: 7 Essential Skills for Overcoming Life’s Inevitable .

Reivich,K. & Shatte, A. (2002). The Resilience Factor. New York:

Broadway Books. Piers Blaikie, Ferry C, Ian D, Rouledge; 1994. AT RISK: Natural

Hazards, People’s Vulnerability and Disasters..

Page 62: MODAL SOSIAL - pbsi.pps.uny.ac.idpbsi.pps.uny.ac.id/sites/pbsi.pps.uny.ac.id/files/Edit Modal Sosial...Kearifan lokal sebagai modal untuk pendidikan karakter harus dikembangkan dengan

MODAL SOSIAL DALAM PENGEMBANGAN PENDIDIKA (Perspektif Teori dan Praktik )

336 Siti Irene Astuti Dwiningrum

Rohnke, Karl, 1984. A Guide To Initiative Problems, Adventure Games, Stunts And Trust Activities. Kendall/Hunts Publising Company

Rohman, Arif (2009). Memahami Pendidikan dan Ilmu Pendidikan. Yogyakarta : Laksbang Mediatama Yogyakarta.

Sarwa Wibawa. (2009). Dampak Penggabungan Sekolah Dasar terhadap Efisiensi, Keefektifan, Produktivitas, dan Pelayanan Pendidikan di Kecamatan Bantul, Kabupaten Bantul. Tesis. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta.

Samosir, 2003:5

Sartini (2011). Menggali Kearifan Lokal sebagai Kajian Filsafati. http://jurnal.filsafat.ugm. ac.id/index.php/jf/article/viewFile/45/41. Diunduh tanggal 5 April 2012.

Sastrapratedja.(2009). Pendidikan Sebagai Humanisasi. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma

Sastrapratedja.(2012). Untuk Membangun Humanisme Sebagai Prinsip Pendidikan. disampaikan dalam Kongres Pendidikan dan Pengajaran dan Kebudayaan, Balai Senat UGM Yogyakarta

Sastrapratedja (2012). Untuk Membangun Humanisme Sebagai Prinsip Pendidikan. Makalah, disampaikan dalam Kongres Pendidikan dan Pengajaran dan Kebudayaan, Balai Senat UGM Yogyakarta.

School Accountability and Improvement Framework Guidline (2012), Diunduh 2 Januari 2012 dari: http://www.education.vic.-gov.au/management/schoolimprovement/accountability/ default.htm.

Schuller, Tom (2004). The Benefits of Learning, The Impact of Education on Health, Family Life and Social Capital, Three Capital, A Framework. London & New York: Routledge Falmer Taylor & Francis Group.

Page 63: MODAL SOSIAL - pbsi.pps.uny.ac.idpbsi.pps.uny.ac.id/sites/pbsi.pps.uny.ac.id/files/Edit Modal Sosial...Kearifan lokal sebagai modal untuk pendidikan karakter harus dikembangkan dengan

MODAL SOSIAL DALAM PENGEMBANGAN PENDIDIKAN (Perspektif Teori dan Praktik )

Siti Irene Astuti Dwiningrum 337

Slamet PH. (2005). Kapita Selekta Desentralisasi Pendidikan di Indonesia. Jakarta: Direktorat Pendidikan Lanjutan Pertama, Depdiknas RI.

Sodiq A Kuntoro (2010). Kemitraan Sekolah, Artikel “Workshop Strategi Peningkatan Mutu Sekolah”, Pascasarjana UNY .

Soekanto, S. (1982). Sosiologi: Suatu Pengantar. Jakarta: Rajawali Press.

Sudarmawan, D. (2003). Agenda Pembaharuan Sistem Pendidikan I. Yogyakarta: Pustaka Jaya.

Sudaryono. (2006). Pendidikan Pasca Gempa. Makalah, Pelatihan Manajemen Pendidikan dasar . Yogyakarta: Diknas DIY.

Suharjo (2014). Peranan Modal Sosial Dalam Perbaikan Mutu Sekolah Dasar di Kota Malang. Disertasi. Progam Pascasarjana Universitas Negeri Yogyakarta.

Supratiknya, Agustinus (2014). Pengukuran Psikologis, Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.

Suyata (2004). Decentralized Basic Education Project, District Capacity Building. Departemen Pendidikan Nasional Pendidikan Lanjutan Pertama.

Suyata (2007). Refleksi Sistem Pendidikan Nasional dan Mencerdaskan Kehidupan Bangsa, disampaikan dalam diskusi Pokja Sistem Pendidikan Nasional untuk Mencerdaskan Kehidupan Bangsa tanggal 7-8 Juni 2007 di Unversitas Pendidikan Indonesia Bandung.

Suyata (2011), Memanfaatkan dan Mengembangkan Modal Sosial dan Modal Budaya di Sekolah, Artikel “Workshop Strenght Leadership and Social Capital” bagi Kepala Sekolah dan Guru di Kotamadya Yogyakarta, Pascasarjana UNY

Schuller, Tom dkk (2004). The Benefits of Learning : The Impact of Education on

Page 64: MODAL SOSIAL - pbsi.pps.uny.ac.idpbsi.pps.uny.ac.id/sites/pbsi.pps.uny.ac.id/files/Edit Modal Sosial...Kearifan lokal sebagai modal untuk pendidikan karakter harus dikembangkan dengan

MODAL SOSIAL DALAM PENGEMBANGAN PENDIDIKA (Perspektif Teori dan Praktik )

338 Siti Irene Astuti Dwiningrum

Health, Family life and Social Capital, London : Routledge Falmer. Tilaar, H.A.R. (1998). Beberapa Agenda Pendidikan Nasional.

Magelang: Tera Indonesia.

Tilaar, H.A.R. (2003). Kekuasaan dan Pendidikan. Magelang: Indonesa Tera.

Tilaar, H,A.R (2004). Paradigma Baru Pendidikan Nasional, Jakarta: Rineka Cipta

Tilaar, H.A.R (2005). Manifesto Pendidikan Nasional: Tinjauan dari Perspektif Postmodenisme dan Studi Kultural. Jakarta: Penerbit Buku Kompas

Tilaar & Riant Nugroho. (2008). Kebijakan Pendidikan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Tilaar, H,A,R (2009). Membenahi Pendidikan Nasional. Jakarta:

Rineka Cipta.

Triutomo, Sugeng (2008), Perencanaan Kontinesi Menghadapi Bencana , Badan Penanggulangan Bencana, 2008

Wahab, S.A (2008). Analisis kebijakan: dari Formulasi ke Implementasi Kebijakan Negara. Jakarta: Bumi Aksara.

Walle, van de (2004). Cognition and Learning Background: Rethinking Regrouping. Diakses dari www.journaleducation.com.pada tanggal 26 Maret 2012.

Wasitohadi (2010). “Refleksi Paradigma Baru Pendidikan: Sistem dan Praksisnya Pasca Reformasi : Kajian Pendidikan Sd Salatiga”, Disertasi, Yogyakarta: Pascarjana UNY .

Wibowo, A. (2013. Akuntabilitas Pendidikan.

Widiowati, R (2012). Kebijakan Regrouping dan Resiliensi Sekolah Pasca Erupsi Merapi di SD Negeri Umbulharjo 2. Skripsi. Progam Studi Kebijakan Pendidikan Jurusan FSP, Fakultas Ilmu Pendidikan UNY.

Page 65: MODAL SOSIAL - pbsi.pps.uny.ac.idpbsi.pps.uny.ac.id/sites/pbsi.pps.uny.ac.id/files/Edit Modal Sosial...Kearifan lokal sebagai modal untuk pendidikan karakter harus dikembangkan dengan

MODAL SOSIAL DALAM PENGEMBANGAN PENDIDIKAN (Perspektif Teori dan Praktik )

Siti Irene Astuti Dwiningrum 339

Woolcock (1998), Social Capital and Economic Development: Toward a Theoritical Synthesis and Policy Framework

Wuryanti, Theresia, Kerengka Aksi Hyogo : Pengurangan Resiko Bencana 2005-2015: Membangun Ketahanan Bangsa dan Komunitas Terhadap Masyarakat Penanggulan Bencana Indonesia, Desember 2007

Walle van de. (2004). Cognition and Learning Background: Rethinking Regrouping. Diakses dari www.journaleducation.com. pada tanggal 26 Maret 2012.

Wibowo, Agus (2013). Akuntabilitas Pendidikan, Yogyakarta:

Pustaka Pelajar.

Yuwono, Teguh (2003). Manajemen Otonomi Daerah. Semarang: Clogapps Diponegoro University.

Zamroni (2005). Meningkatkan Mutu Sekolah: Teori, Strategi, dan Prosedur.

Zamroni (2011). Pendidikan Multikultural. Pascasarjana UNY.

Zubaedi (2011). Desain Pendidikan Karakter. Jakarta: Kharisma Putra Utama.

www.mse.drexel.edu/.../theories-of-responsibility.

http://ugm.ac.id/ seminar/75-keberlanjutan-pendidikan-anak-pasca-erupsi-merapi.htm

Sumber:

http://kepemimpinan-fisipuh.blogspot.com/2009/03/definisi-pemimpin.html, diakses pada tanggal 20 Februari 2014.

http://putracenter.blogspot.com/2013/10/definisi-pemimpin-menurut-para-ahli.html, diakses pada tanggal 20 Februari 2014.

Page 66: MODAL SOSIAL - pbsi.pps.uny.ac.idpbsi.pps.uny.ac.id/sites/pbsi.pps.uny.ac.id/files/Edit Modal Sosial...Kearifan lokal sebagai modal untuk pendidikan karakter harus dikembangkan dengan

MODAL SOSIAL DALAM PENGEMBANGAN PENDIDIKA (Perspektif Teori dan Praktik )

340 Siti Irene Astuti Dwiningrum

http://belajarpsikologi.com/pengertian-kepemimpinan-menurut-para-ahli/, diakses pada tanggal 20 Februari 2014.

http://kepemimpinan-fisipuh.blogspot.com/2009/03/definisi-kepemimpinan.html, diakses pada tanggal 20 Februari 2014.

Page 67: MODAL SOSIAL - pbsi.pps.uny.ac.idpbsi.pps.uny.ac.id/sites/pbsi.pps.uny.ac.id/files/Edit Modal Sosial...Kearifan lokal sebagai modal untuk pendidikan karakter harus dikembangkan dengan

MODAL SOSIAL DALAM PENGEMBANGAN PENDIDIKAN (Perspektif Teori dan Praktik )

Siti Irene Astuti Dwiningrum 341

GLOSARIUM

A

Akuntabilitas adalah kondisi seseorang yang dinilai oleh orang lain, karena kualitas performa/kinerja dalam menyelesaikan tujuan yang menjadi bidang garap, dan tanggung jawabnya

Akuntabilitas merupakan kewajiban untuk menyampaikan pertanggungjawaban atau untuk menjawab, menerangkan kinerja dan tindakan seseorang/badan hukum/pimpinan kolektif suatu organisasi kepada pihak yang memiliki hak atau berwewenang untuk meminta keterangan atau pertanggungjawaban

Akuntabilitas merupakan sisi sikap dan watak kehidupan manusia, yang meliputi Akuntabilitas internal dan eksternal seseorang

Akuntabilitas secara tradisional dipahami sebagai alat yang digunakan untuk mengawasi dan mengarahkan perilaku administrasi dengan cara memberikan kewajiban untuk dapat memberikan jawaban (answerability) kepada sejumlah otoritas eksternal

Akuntabilitas merupakan sebuah sistem yang terdiri keseluruhan komponen atau langkah-langkah yang sistematis dan saling berkaitan, yang harus dilaksanakan oleh individu/organisasi sebagai bentuk pertanggungjawaban atas keberhasilan dan kegagalannya dalam mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan, melalui suatu media pertanggungjawaban yang dilaksanakan secara periodik

Akuntabilitas sebagai kemampuan untuk memberi jawaban kepada otoritas yang lebih tinggi atas tindakan “seseorang” atau “sekelompok orang” terhadap masyarakat secara luas atau dalam suatu organisasi.

Akuntabilitas ditujukan untuk mencari jawaban atas pertanyaan yang berhubungan dengan stewardship yaitu apa, mengapa, siapa, ke mana, yang mana, dan bagaimana suatu pertanggungjawaban harus dilaksanakan

Akuntabilitas sebagai suatu evolusi kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan oleh seorang petugas baik yang masih berada pada jalur otoritasnya atau sudah keluar jauh dari tanggung jawab dan kewenangannya

Page 68: MODAL SOSIAL - pbsi.pps.uny.ac.idpbsi.pps.uny.ac.id/sites/pbsi.pps.uny.ac.id/files/Edit Modal Sosial...Kearifan lokal sebagai modal untuk pendidikan karakter harus dikembangkan dengan

MODAL SOSIAL DALAM PENGEMBANGAN PENDIDIKA (Perspektif Teori dan Praktik )

342 Siti Irene Astuti Dwiningrum

Akuntabilitas internal seseorang adalah pertanggungjawaban orang tersebut terhadap penciptanya yaitu Tuhan.

Akuntabilitas eksternal adalah akuntabilitas seseorang terhadap lingkunganya; baik lingkungan formal (atasan-bawahan), maupun lingkungan masyarakat

Akuntabilitas sekolah adalah hasil kerja antara aspek individual dan kelembagaan yang secara sinergis mempunyai motivasi yang kuat untuk mempertanggung jawabkan kinerja kepada publik dalam pengelolaan pendidikan untuk menghasilkan siswa yang berprestasi, unggul dan berkarakter

B

Bridging social capital: Modal sosial yang membawa bersama-sama orang-orang yang sangat berbeda-beda. Modal sosial ini ditunjukan pada orang-orang dari kelas sosial yang berbeda-beda. Dapat digunakan untuk menghubungkan sumber daya eksternal (external adventage) dan menjamin kelancaran arus informasi, dapat menciptakan indentitas dan hubungan timbal balik yang bermacam-macam, sifat hubungan cenderung vertikal Bridging social capital dapat menggerakkan identitas yang lebih luas dan reciprocity yang lebih memungkinkan untuk berkembang sesuai dengan prinsip-prinsip pendidikan karakter yang dapat diterima secara universal . Bridging social capital yang dalam gerakannya lebih memberi tekanan pada dimensi “fight for” yaitu mengarah kepada pencarian jawaban bersama untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi oleh kelom Bonding social capital: Modal sosial yang menghubungkan orang-orang sedemikian rupa. Kelompok ini diarahkan ke dalam kelompok dan menuju kepada identitas eksklusif dan cenderung menguatkan homoginitas kelompok dan dapat membantu memobilisasi hubungan timbal balik dan solidaritas, dan dapat memperkuat indentitas dan hubungan timbal balik, sifat hubungan cenderung horizontal. Bonding social capital cenderung memiliki kekuatan dan kebaikan dalam menjalin kerjasama antar anggota dalam suatu kelompok

Page 69: MODAL SOSIAL - pbsi.pps.uny.ac.idpbsi.pps.uny.ac.id/sites/pbsi.pps.uny.ac.id/files/Edit Modal Sosial...Kearifan lokal sebagai modal untuk pendidikan karakter harus dikembangkan dengan

MODAL SOSIAL DALAM PENGEMBANGAN PENDIDIKAN (Perspektif Teori dan Praktik )

Siti Irene Astuti Dwiningrum 343

tertentu, melakukan interaksi sosial timbal balik antar individu (guru, siswa, orangtua) dan dalam rangka memobilisasi para anggota dalam konteks solidaritas sosial untuk membangun kesadaran kritis . Bonding social capital jiwa gerakan terkadang tidak jelas, karena diwarnai oleh semangat “fight againts” yang besifat memberi perlawanan terhadap ancaman berupa kemungkinan runtuhnya simbol dan kepercayaan-kepercayaan tradisional oleh kelompok. Pada kelompok ini, perilaku yang dominan adalah sekedar sense of solidarity (solidarity making) (Hasbullah, 2006:31) Benevolence : Nilai tentang pemeliharaan dan peningkatan kesejahteraan orang lain

C

Comformity : Nilai yang terkait dengan pengekangan diri terhadap dorongan dan tindakan yang merugikan orang lain, serta security nilai yang mengandung keselamatan, keharmonisan, kestabilan dalam berhubungan dengan orang lain dan memberlakukan diri sendiri.

D

Desentralisasi sebagai transfer tanggung jawab dalam perencanaan, manajemen, dan alokasi sumber-sumber dari pemerintah pusat dan agen-agennya kepada unit kementerian pusat, unit yang berada di bawah level pemerintah, otoritas atau korporasi publik semi otonomi, otoritas regional atau fungsional dalam wilayah yang luas, atau lembaga privat non pemerintah dan organisasi nirlaba.

Desentralisasi menunjukkan adanya proses perpindahan kekuasaan politik, fiskal, dan admi

E

Empati adalah kemampuan memahami perasaan, keinginan dan pandangan orang yang bersumber dari kemampuan mengenali dan ikut merasakan adanya perasaan tersebut nistratif kepada unit pemerintah subnasional

Page 70: MODAL SOSIAL - pbsi.pps.uny.ac.idpbsi.pps.uny.ac.id/sites/pbsi.pps.uny.ac.id/files/Edit Modal Sosial...Kearifan lokal sebagai modal untuk pendidikan karakter harus dikembangkan dengan

MODAL SOSIAL DALAM PENGEMBANGAN PENDIDIKA (Perspektif Teori dan Praktik )

344 Siti Irene Astuti Dwiningrum

H

Habitus adalah produk sejarah yang terbentuk sejak manusia lahir dan berinteraksi dengan masyarakat dalam ruang dan waktu tertentu. Habitus merupakan hasil pembelajaran lewat pengasuhan, aktivitas bermain, dan juga pendidikan masyarakat dalam arti yang luas.

Habitus adalah “struktur-struktur atau kognitif” melalui mana orang berurusan dengan dunia sosial.

Habitus merupakan kontruksi pengantara, bukan konstruksi pendeterminasi dan sebuah sifat yang tercipta karena kebutuhan, terutama dalam hubungannya dengan habitus kelas, dimana harapan-harapan dalam kaitannya dengan modal, secara erat diimbangi dengan berbagai kemungkinan obyektif.

I

Indigenous psychology yang didefinisikan sebagai usaha ilmiah mengenai tingkah laku atau pikiran manusia asli (nartive) yang tidak ditransformasikan dari luar dan didesain untuk orang dalam budaya tersebut

K

Karakter merupakan “keseluruhan disposisi kodrati dan disposisi yang telah dikuasai secara stabil yang mendefinisikan seorang individu dalam keseluruhan tata perilaku psikisnya yang menjadikannya tipikal dalam cara berpikir dan bertindak

Karakter merupakan ciri dasar melalui mana pribadi itu terarah ke depan dalam membentuk dirinya secara penuh sebagai manusia apapun pengalaman psikologi yang dimilikinya

Kearifan lokal dapat dipahami sebagai gagasan-gagasan setempat yang bersifat bijaksana, penuh kearifan, bernilai baik, yang tertanam dan diakui oleh anggota masyarakatnya

Kearifan lokal menyangkut hal-hal yang berkaitan dengan nilai, kebiasaan, tradisi, baik budaya maupun agama yang menjadi aturan dan kesepakatan tempatan (lokalitas).

Kearifan lokal dimaknai kearifan setempat (local wisdom) dapat dipahami sebagai gagasan-gagasan lokal yang bersifat bijaksana,

Page 71: MODAL SOSIAL - pbsi.pps.uny.ac.idpbsi.pps.uny.ac.id/sites/pbsi.pps.uny.ac.id/files/Edit Modal Sosial...Kearifan lokal sebagai modal untuk pendidikan karakter harus dikembangkan dengan

MODAL SOSIAL DALAM PENGEMBANGAN PENDIDIKAN (Perspektif Teori dan Praktik )

Siti Irene Astuti Dwiningrum 345

penuh kearifan, bernilai yang tertanam dan diikuti oleh warga masyarakatnya

Kearifan lokal dikenal pula sebagai pengetahuan setempat (indigenous or local knowledge), atau kecerdasan setempat (local genius), yang menjadi dasar identitas kebudayaan (cultural identity)

Kearifan lokal digunakan untuk mengindikasikan adanya suatu konsep bahwa dalam kehidupan sosial budaya lokal terdapat keluhuran, ketinggian nilai-nilai, kebenaran, kebaikan, dan keindahan yang dihargai oleh warga masyarakat sehingga dapat digunakan sebagai panduan atau pedoman bagi membangun pola hubungan di antara warga atau sebagai dasar untuk membangun tujuan hidup mereka yang ingin direalisasikan

Kearifan lokal dimaknai sebagai pandangan hidup dan pengetahuan serta berbagai strategi kehidupan beruwujud aktivitas yang dilakukan oleh masyarakat lokal dalam menjawab berbagai masalah dalam memenuhi kebutuhan mereka

Kearifan lokal diartikan sebagai pandangan hidup dan pengetahuan serta berbagai strategi kehidupan yang berwujud aktivitas yang dilakukan oleh masyarakat lokal dalam menjawab berbagai masalah dalam memenuhi kebutuhan mereka.

Kearifan lokal adalah pengetahuan yang dimiliki atau dikauasi dan digunakan oleh komunitas, masyarakat atau suku bangsa tertentu bersifat turun temurun dan terus berkembang sesuai dengan perubahan lingkungan yang terjadi dalam masyarakat

Kearifan lokal merupakan suatu upaya untuk menemukan kebenaran yang berdasarkan pada fakta-fakta atau gejala-gejala yang berlaku secara spesifik dalam sebuah budaya masyarakat tertentu

Kebijakan merupakan upaya memecahkan problem sosial bagi kepentingan masyarakat atas azas keadilan dan kesejahteraan masyarakat

Kebijakan pendidikan adalah keseluruhan dari proses dan hasil perumusan langkah-langkah strategis pendidikan yang dijabarkan dari visi misi pendidikan dalam rangka untuk mewujudkan tercapainya tujuan pendidikan dalam suatu masyarakat untuk kurun waktu tertentu

Page 72: MODAL SOSIAL - pbsi.pps.uny.ac.idpbsi.pps.uny.ac.id/sites/pbsi.pps.uny.ac.id/files/Edit Modal Sosial...Kearifan lokal sebagai modal untuk pendidikan karakter harus dikembangkan dengan

MODAL SOSIAL DALAM PENGEMBANGAN PENDIDIKA (Perspektif Teori dan Praktik )

346 Siti Irene Astuti Dwiningrum

Kebijakan pendidikan merupakan kebijakan publik yang mengatur khusus regulasi berkaitan dengan penyerapan sumber, alokasi dan distribusi sumber, serta pengaturan perilaku dalam pendidikan

L

Lingkaran kebudayaan adalah ruang dimana terdapat atau hidup suatu corak kebudayaan, corak kebudayaan adalah kebudayaan dari suatu kesatuan sosial

M

Modal sosial adalah ‘satu-satunya cara’ untuk menjabarkan ‘prinsip-prinsip aset sosial’ yang menjadi kendala manakala individu yang berlainan memperoleh hasil yang sangat tidak setara dari modal yang kurang lebih ekuivalen (ekonomi atau budaya).

Modal sosial merupakan suatu upaya untuk membentuk agen sosial dalam habitus sebagai individu-individu yang mengkontruksi dunai sekelilingnya

Modal sosial adalah keseluruhan sumber daya yang aktual dan potensial yang berhubungan dengan kepemilikan suatu jaringan yang bertahan dari hubungan-hubungan yang kurang lebih melembaga dan saling menghargai.

Modal sosial merupakan suatu modal hubungan yang tetap ada yang memberikan dukungan yang bermanfaat ketika diperlukan

Modal sosial adalah beberapa aspek dari struktur sosial yang mendukung tindakan pelaku yang menyoroti bahwa tingkat tinggi modal sosial terutama manfaat perkembangan anak.

Modal sosial yang mengikat (eksklusif) : Didasarkan atas keluarga, teman dekat dan kelompok akrab lainnya; hal ini berorientasi ke dalam dan mengikat orang yang serupa; hal ini cenderung meneguhkan identitas sksklusif dan kelompok yang homogen.

Modal sosial yang menjembatani (inklusif) : Menghubungkan orang pada kenalan-kenalan jauh yang bergerak pada lingkaran yang berbeda dengan lingkaran mereka sendiri; hal ini cenderung membangun identitas yang lebih luas dan resiporitas lebih banyak ketimbang meneguhkan pengelompokan yang sempit.

Modal sosial dapat didefinisikan sebagian keadaan seperangkat nilai-nilai atau norma-norma informal tertentu yang saling digunakan di

Page 73: MODAL SOSIAL - pbsi.pps.uny.ac.idpbsi.pps.uny.ac.id/sites/pbsi.pps.uny.ac.id/files/Edit Modal Sosial...Kearifan lokal sebagai modal untuk pendidikan karakter harus dikembangkan dengan

MODAL SOSIAL DALAM PENGEMBANGAN PENDIDIKAN (Perspektif Teori dan Praktik )

Siti Irene Astuti Dwiningrum 347

antara anggota-anggota kelompok yang memungkinkan kerjasama di antara mereka.

Modal sosial adalah serangkaian norma informal yang meningkatkan kerjasama antara dua individu atau lebih.

Modal sosial menunjuk pada kapabilitas yang muncul dari kepercayaan umum di dalam sebuah masyarakat atau bagian-bagian tertentu darinya.

Modal sosial adalah kemampuan masyarakat untuk melakukan asosiasi satu sama lain dan selanjutnya menjadi kekuatan sangat penting bukan hanya kehidupan ekonomi, tetapi terkait dengan beberapa aspek yang mendukung esistensi sosialnya.

Modal sosial sebagai suatu entitas yang melekat dalam hubungan atau jaringan sosial seorang aktor yang dapat digunakan untuk mengumpulkan sumber daya “informasi” yang spesifik.

Modal sosial sebagai “Investasi dalam hubungan sosial dengan pengembalian yang diharapkan di pasar”.

Modal sosial dengan ikatan kuat : Ikatan kuat sebagai ikatan yang mengikuti prinsip “homofili”, mengikat orang yang mirip dengan dirinya sendiri. Ikatan kuat menyatukan individu dan kelompok dengan sumber daya yang relative serupa, untuk menyatukan normatif dengan tujuan yang berbasis identitas (ekspresif)

Modal sosial dengan ikatan lemah: Ikatan yang lemah menyatukan orang-orang dari latar belakang sosial dan budaya berbeda. Ikatan lemah mungkin lebih baik dalam melayani tujuan-tujuan instrumental karena dapat menyediakan akses bagi ragam baru sumber daya yang lebih sedikit mengandalakna nilai-nilai yang dipgang teguh secara bersama-sama (instrumental) .

Modal sosial merupakan semua ‘sumber daya tertanam dalam struktur sosial yang diakses dan/atau dimobilisasi dalam tindakan purposif’.

Modal sosial merupakan aset struktural dengan karakter yang baik swasta dan publik. Hubungan individu atau kolektif dan aspek sosial-budaya seperti kepercayaan umum dan norma-norma yang berfungsi sebagai prasyarat dari modal sosial

Page 74: MODAL SOSIAL - pbsi.pps.uny.ac.idpbsi.pps.uny.ac.id/sites/pbsi.pps.uny.ac.id/files/Edit Modal Sosial...Kearifan lokal sebagai modal untuk pendidikan karakter harus dikembangkan dengan

MODAL SOSIAL DALAM PENGEMBANGAN PENDIDIKA (Perspektif Teori dan Praktik )

348 Siti Irene Astuti Dwiningrum

Modal sosial adalah sumber daya yang ada dalam hubungan kekerabatan dan organisasi sosial .

Modal sosial digunakan jauh lebih bervariasi dari modal manusia .

Motif diasumsikan untuk mencari dan sumber daya berharga lagi tambahan terutama membangkitkan tindakan instrumental, yang berharap untuk memicu aksi dan reaksi dari orang lain menyebabkan alokasi lebih sumber daya untuk ego.

N

Networks of Civic Engagement : Jaringan resmi dan tidak resmi merupakan jaringan sosial. Kerjasama horisontal untuk membangun fasilitas komunikasi dan membangun penyebaran informasi mengenai kepercayaan dari seorang individu. Sedangkan kerjasama vertikal tidak dapat menghasilkan kepercayaan dan kerjasama. Horisontal maupun vertikal jaringan menjukkan tipe idela sebuah kerjasama.

Norm Reciprocity : Norma membentuk kepercayaan sosial yang mengurangi sebuah nilai dari tranksaksi dan memperbaiki sebuah kerjasama. Hubungan timbal-balik adalah karakteristik yang paling penting di antara norma yang lainnya. Hubungan timbal-balik dapat menyeimbangkan. Keseimbangan adalah ukuran dari timbal-balik yang ditukar dengan hal baik atau nilai yang sama.

P

Pemimpin adalah seseorang yang menggunakan kemampuan untuk dapat menggerakan orang lain untuk melakukan sesuatu sesuatu dengan tujuan yang hendak dicapaikan

Pendidikan merupakan aktivitas kolektif antara pendidik, siswa, masyarakat, dan pemerintah

Pendidikan karakter merupakan dinamika pengembangan kemampuan yang berkesinambungan dalam diri manusia untuk mengadakan internalisasi nilai-nilai sehingga menghasilkan disposisi aktif, stabil dalam diri individu

Pengelolaan sekolah merupakan proses menempatkan sekolah sebagai lembaga yang memiliki kewenangan untuk menetapkan kebijakan menyangkut visi, misi dan tujuan sekolah yang membawa

Page 75: MODAL SOSIAL - pbsi.pps.uny.ac.idpbsi.pps.uny.ac.id/sites/pbsi.pps.uny.ac.id/files/Edit Modal Sosial...Kearifan lokal sebagai modal untuk pendidikan karakter harus dikembangkan dengan

MODAL SOSIAL DALAM PENGEMBANGAN PENDIDIKAN (Perspektif Teori dan Praktik )

Siti Irene Astuti Dwiningrum 349

implikasi terhadap pengembangan kurikulum dan program-program operatif sekolah

Popularisasi berkenaan dengan hak memperoleh pendidikan (education for all) Pendidikan telah menjadi kebutuhan pokok (basic needs) dalam kehidupan manusia.

Profelisasi merupakan perluasan ruang lingkup pendidikan atau multifikasi dari jenis dan sumber pendidikan, sehingga terjadi pergeseran tanggung jawab pendidikan dari keluarga ke lingkungan di luar keluarga bahkan di luar gedung sekolah.

Politisasi pendidikan nasional menunjuk pada upaya mengkaitkan pendidikan dengan politik, karena keduanya pada hakekatnya tidak dapat dipisahkan .

Pendidikan dan politik diarahkan pada bagaimana menciptakan pribadi dan masyarakat, yang membentuk kehidupan bersama yang berbahagia.Tanpa pendidikan, kehidupan bersama yang berbahagia di dalam suatu negara tidak dapat diciptakan.

R

Realitas sekolah adalah kondisi faktual yang ada di sekolah, baik kondisi fisik; seperti atap kelas bocor, kamar mandi tidak memiliki air yang cukup, kelas bising dan lain-lain, maupun kondisi non fisik seperti hubungan antar guru yang tidak harmonis, dan peraturan sekolah yang kaku

Regrouping merupakan kebijakan pemerintah dapat mengatasi persoalan pendidikan di daerah kawasan rawan bencana sehingga proses belajar dapat berjalan lebih efektif

Regrouping dapat mengembangkan resiliensi kepala sekolah, guru dan siswa sehingga terbangun resiliensi sekolah

Regrouping merupakan solusi dalam mengatasi persoalan pendidikan di daerah kawasan rawan bencana

Regrouping merupakan suatu proyek dalam rangka untuk mencari stratei instruksional yang efektif, kegiatan, dan kurikulum dengan harapan dapat membantu siswa lebih mudah dan lebih dalam, memahami keterampilan yang terlibat dalam memecahkan masalah matematika sehingga membutuhkan adanya penggabungan

Page 76: MODAL SOSIAL - pbsi.pps.uny.ac.idpbsi.pps.uny.ac.id/sites/pbsi.pps.uny.ac.id/files/Edit Modal Sosial...Kearifan lokal sebagai modal untuk pendidikan karakter harus dikembangkan dengan

MODAL SOSIAL DALAM PENGEMBANGAN PENDIDIKA (Perspektif Teori dan Praktik )

350 Siti Irene Astuti Dwiningrum

Regrouping merupakan satu cara pengembangan sekolah dengan memberdayakan dan mengembangkan berbagai sumber daya pendidikan untuk mencapai peningkatan mutu pendidikan dan efektivitas sekolah

Resiliensi merupakan kemampuan seseorang untuk bertahan, bangkit, dan menyesuaikan dengan kondisi yang sulit

Resiliensi sebagai suatu mekanisme perlindungan yang memodifikasi respon individu terhadap situasisituasi yang beresiko pada titik-titik kritis sepanjang kehidupan seseorang

Resiliensi dikonseptualisasikan sebagai salah satu tipe kepribadian dengan ciri-ciri, kemampuan penyesuaian yang baik, percaya diri, mandiri, pandai berbicara, penuh perhatian, suka membantu dan berpusat pada tugas

Resiliensi bukan dilihat sebagai sifat yang menetap pada diri individu, namun sebagai hasil transaksi yang dinamis antara kekuatan dari luar dengan kekuatan dari dalam individu.

Resiliensi tidak dilihat sebagai atribut yang pasti atau keluaran yang spesifik namun sebaliknya sebagai sebuah proses dinamis yang berkembang sepanjang waktu

Resiliensi merupakan sebuah proses dan bukan atribut bawaan yang tetap. Resiliensi lebih akurat jika dilihat sebagai bagian dari perkembangan kesehatan mental dalam diri seseorang yang dapat dipertinggi dalam siklus kehidupan seseorang

Resiliensi intinya adalah bagaimana seseorang bangkit dari stress, trauma, dan risiko kehidupan lainnya

Resiliensi sekolah adalah proses yang dilalui oleh sekolah melalui berbagai tahapan sebagai berikut: a) Meningkatkan ikatan dengan sekolah; b) Kejelasan aturan; c) Mengajarkan life skill; d) Kepedulian dan dukungan; e) Mengkomunikasikan dan merealisasikan harapan; f) Kesempatan berpartisipasi

S

Sekolah merupakan lembaga yang secara langsung akan melaksanakan semua bentuk kebijakan pendidikan

Page 77: MODAL SOSIAL - pbsi.pps.uny.ac.idpbsi.pps.uny.ac.id/sites/pbsi.pps.uny.ac.id/files/Edit Modal Sosial...Kearifan lokal sebagai modal untuk pendidikan karakter harus dikembangkan dengan

MODAL SOSIAL DALAM PENGEMBANGAN PENDIDIKAN (Perspektif Teori dan Praktik )

Siti Irene Astuti Dwiningrum 351

Sekolah merupakan media pengembangan kehidupan sosial yang baik bagi anak dan pemuda untuk memperoleh pendidikan dan belajar dalam rangka mewujudkan manusia yang baik dan cerdas

Strategi merupakan seni untuk mengelola sumber daya yang ada agar dapat mencapai sasaran yang dituju dengan efektif dan efisien.

Strategi merupakan penentuan suatu tujuan jangka panjang dari suatu lembaga dan aktivitas yang harus dilakukan guna mewujudkan tujuan tersebut, disertai alokasi sumber yang ada sehingga tujuan dapat diwujudkan secara efektif dan efisien

Sumberdaya adalah sesuatu yang dapat dipergunakan untuk dikonsumsi, disimpan, dan diinvestasikan

Sumber daya sosial merupakan modal sosial yang berkembang secara dinamis.

Sumber daya sosial sebagai sumber daya dapat diakses melalui koneksi sosial

T

Trust : Hal tertitinggi dalam sebuah hubungan adalah kepercayaan pada masyarakat; kemungkinan tertinggi dari sebuah kerjasama terjalin. Kepercayaan sangat penting untuk masa depan agar kerjasama tidak kehilangan arah yang pada umumnya menjadi kebiasan dari aktor.

Tradition : Nilai yang mengandung penghargaan, komitmen dan penerimaan terhadap tradisi dan gagasan budaya tradisional

U

Universalism : Nilai tentang terhadap orang lain, apresiasi, toleransi serta proteksi terhadap manusia dan mahkluk ciptaan Tuhan.

Page 78: MODAL SOSIAL - pbsi.pps.uny.ac.idpbsi.pps.uny.ac.id/sites/pbsi.pps.uny.ac.id/files/Edit Modal Sosial...Kearifan lokal sebagai modal untuk pendidikan karakter harus dikembangkan dengan

MODAL SOSIAL DALAM PENGEMBANGAN PENDIDIKA (Perspektif Teori dan Praktik )

352 Siti Irene Astuti Dwiningrum

Index

Bourdieu – 1, 2 3, 4, 5, 6, 7, 9, 24, 30, 31, 38, 39, 41, 42, 61, 98, 165, 166, 167, 213, 214, 237

Field – 1, 3, 4, 7, 8, 10, 14, 26, 28, 83, 164, 166, 211, 214, 215 Fukuyama – 18, 19, 20, 30, 85, 98, 119, 132, 133, 167, 215 Hasbullah – 16, 99, 123, 165, 199, 214, 239, 242, 274, 282 Portes - 14, 15, 24, 42, 205, 278 Putnam – 1, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 24, 28, 30, 32, 41, 61, 84,

98, 122, 123, 145, 165, 167, 213, 214, 215, 237 Wasitohadi – 73, 79 Amich – 74, Arcaro – 127, 221, 222, 223 Coleman, J Banks ame S – 7, 8, 9, 24, 40, 41, 61, 83, 151, 165, 213,

214, 237 Dwiyanto – 71, 73 Agus – 156 Erikson - 24 Flap - 24 Everall, Robin - 269 Field, John – 1, 3, 4, 7, 8, 10, 14, 26, 28, 83, 164, 166, 211, 214, 215 Fukuyuma – 18, 19, 119 Francis – 18, 30, 85, 98, 167, 215 Granovetter – 40, 62 Grootaert, Cristiaan dkk – 144, 145, 146, 147, 153, 287, 295 Haris, Alma - 77 Harker, Richard dkk – 2, 3 Hauberer, Julia – 1, 5, 6, 7, 10, 11, 12, 13, 15, 17, 20, 21, 22, 23, 24, 25,

26, 27, 28, 32, 34, 36, 38, 39, 40, 63, 84, 98, 166, 167, 214, 215, 292

Headington – 119, 120, 136 Holaday, Morgot - 268 Jack L. Nelson dkk - 222 Karen – 40, 55, 59, 65, 75, 194, 203, 207, 216, 217, 264 Lexy J Moleong – 175, 176, 279 Lickona – 232, 234 Thomas - 232 Portes – 14, 15, 24, 42, 205, 278

Page 79: MODAL SOSIAL - pbsi.pps.uny.ac.idpbsi.pps.uny.ac.id/sites/pbsi.pps.uny.ac.id/files/Edit Modal Sosial...Kearifan lokal sebagai modal untuk pendidikan karakter harus dikembangkan dengan

MODAL SOSIAL DALAM PENGEMBANGAN PENDIDIKAN (Perspektif Teori dan Praktik )

Siti Irene Astuti Dwiningrum 353

Lin - 1, 23, 24, 25, 26, 27, 28, 29, 31, 32, 47, 48, 49, 50, 51, 52, 53, 54, 55, 56, 57, 58, 59, 60, 61, 62, 65, 89, 91, 108, 168, 169, 170, 171, 172, 173, 193, 203, 206, 238, 239, 275, 276, 277, 278, 292, 293, 294, 301

Nan Lin – 1, 23, 26, 31, 47, 48, 49, 50, 53, 55, 57, 61, 65, 168, 170, 171, 238, 239, 275, 276, 277, 292

Loury – 40 Makmuri, dkk - 70 Burt – 20, 21, 22, 23, 24, 31, 62 Muslich, Masnur - 233 Putnam – 1, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 24, 28, 30, 32, 41, 61, 84,

98, 122, 123, 145, 165, 167, 213, 214, 215, 237 Rahardjo, Mudjia – 82, 213 Raka, Gede - 104, 105 Ritzer, George – 2, 3 Sartini - 95 Schuller, Tom – 10, 34, 36, 38, 164, 211, 215 Sudaryono - 269 Suharjo – 6, 7, 8, 9, 10, 11, 15, 16, 18, 19, 82, 83, 123, 130, 215 Suyata – 76, 162, 212, 216, 218, 219 Teguh Yuwono - 72 Zamroni – 95, 121, 128, 129, 130, 224, 225, 226, 237

Page 80: MODAL SOSIAL - pbsi.pps.uny.ac.idpbsi.pps.uny.ac.id/sites/pbsi.pps.uny.ac.id/files/Edit Modal Sosial...Kearifan lokal sebagai modal untuk pendidikan karakter harus dikembangkan dengan