Modal EKONOMIKA Asing kembali Membanjir fileterhadap capital infl ow, seperti memperpanjang masa...

1
S C H O O L O F R O C K PT Telekomunikasi Indone- sia Tbk (Telkom) hingga 30 September 2010 mencatat ke- naikan pendapatan usaha se- besar Rp1,96 triliun atau 3,9%, menjadi Rp52,12 triliun dari sebelumnya Rp50,16 triliun. Kenaikan itu sebagian besar disumbang pendapatan data internet dan jasa teknologi informatika. Hal tersebut diungkapkan Direktur Utama Telkom Rinaldi Firmansyah dalam laporan keuangan triwulan III Telkom yang dipublikasikan Jakarta, kemarin. Menurut Rinaldi, penda- patan data internet dan jasa teknologi informatika membu- kukan pertumbuhan tertinggi, sebesar 15% atau Rp2,071 tri- liun. Kemudian disusul pen- dapatan telepon seluler yang tumbuh Rp552 miliar atau 2,6%. Adapun pendapatan telepon tetap (fixed line) turun Rp952 miliar atau 8,8%. Selama periode Januari-Sep- tember 2010, jumlah pelang- gan Telkom Group mencapai 118,2 juta pelanggan. Telkomsel menjadi anak usaha yang men- catatkan peningkatan jumlah pelanggan paling signifikan pada triwulan III 2010 sebesar 17% bila dibandingkan dengan periode yang sama 2009. Kini pelanggan mencapai 93,1 juta. “Pertumbuhan pengguna seluler ini didukung adanya inovasi produk dan layanan, positioning brand yang kuat dan peningkatan kualitas jaringan,” jelas Rinaldi. Sampai dengan triwulan III 2010, laba bersih Telkom sebe- sar Rp8,9 triliun. Laba kali ini lebih rendah 3,9% bila diban- dingkan dengan laba tahun sebelumnya yang mencapai Rp9,3 triliun. Penurunan laba bersih disebabkan rugi kurs se- besar Rp644 miliar. (Atp/E-2) S etelah sempat menyu- rut pekan lalu, Bank Indonesia (BI) mencatat kembali membanjirnya modal asing ke sistem ke- uangan Indonesia sepanjang pekan ini. Alhasil, kepemilikan investor asing pada Sertikat Bank Indonesia (SBI) dan Surat Utang Negara (SUN) mening- kat. Dalam laporan operasi pa- sar terbuka (OPT) BI pekan ketiga Oktober, arus masuk modal asing hingga 22 Oktober 2010 bertambah Rp1,56 triliun. Pada pekan sebelumnya, oto- ritas moneter justru mencatat adanya outflow asing sebesar Rp4,03 triliun seiring tingginya SBI yang jatuh tempo. Adapun pada pekan ini, investor asing kembali me- nyerbu SUN dan SBI, dengan setiap instrumen itu mening- kat Rp1,71 triliun dan Rp0,72 triliun. Peningkatan tersebut menyebabkan pangsa investor asing di SBI naik dari 31,5% menjadi 32,25%. Sementara itu, di SUN, porsi asing naik dari 30,12% menjadi 30,25%. Sebaliknya, serupa dengan kondisi pekan lalu, asing kem- bali membukukan net jual senilai Rp0,86 triliun di pasar saham domestik dalam pekan ini. Transaksi asing tercatat mencapai 27,09% dari total transaksi saham. Aksi ambil untung ( profit taking) di pasar saham pun me- rembet ke pasar uang. Investor asing tercatat melakukan net beli dolar AS hingga US$80 juta per hari. Imbasnya, kurs rupiah pun melemah tipis 0,17% pada level 8.935 per dolar AS. Meski demikian, jika dilihat sejak Januari 2010, kurs rupiah menguat 4,85%, atau berada di peringkat lima jika dibanding- kan dengan mata uang regional lainnya (lihat tabel). Pengamat pasar uang Farial Anwar memperkirakan rupiah berpeluang menguat hingga melampaui level 8.900 pada pekan depan, seiring kembali melemahnya dolar AS di pasar regional. Faktor utama yang menekan greenback , adalah rencana paket stimulus Bank Sentral AS, berupa injeksi likui- ditas dalam jumlah besar. Ia mengatakan selisih bunga rupiah yang tetap tinggi me- rupakan salah satu faktor pen- dorong pelaku asing gencar bermain di Indonesia. Namun, Farial menduga BI akan terus melakukan intervensi untuk meredam uktuasi nilai tukar. Antisipasi Dalam kesempatan terpisah, Direktur Riset Kebijakan Mo- neter BI Perry Warjiyo menga- takan dalam mengantisipasi imbas derasnya capital inflow, BI telah melakukan tiga hal. Per- tama, intervensi untuk menjaga konsistensi nilai tukar rupiah. Untuk mencegah rupiah me- nguat berlebihan, Bank Sentral rajin menyambangi pasar uang untuk membeli dolar AS. Kedua, mengakumulasi ca- dangan devisa, termasuk dari pembelian dolar AS di pasar, sebagai antisipasi bila sewaktu- waktu modal asing keluar dari Indonesia. Ia memperkirakan cadangan devisa saat ini men- capai US$91 miliar. “Dengan akumulasi cadangan ini, bisa memberikan self insurace.” Selanjutnya, BI menerap- kan kebijakan macroprudential terhadap capital inflow, seperti memperpanjang masa kepemi- likan SBI melampaui 1 bulan, serta menggeser dana SBI ke term deposit yang bertenor lebih panjang. Ia menambahkan, BI punya berbagai opsi kebijakan bila tiba-tiba aliran modal asing berganti arah. Bahkan, tidak tertutup kemungkinan untuk mengikuti kebijakan negara lain yang juga kebanjiran likui- ditas asing. Brasil, misalnya, te- lah menerapkan pajak 2% atas investasi portofolio asing. Namun, untuk saat ini, Perry mengakui belum ada kebijakan di luar tiga hal tadi. “Berbagai macam studi ada, tapi mana yang dipilih, belum ada pem- bahasan formal.” (*/Ant/E-6) [email protected] 8 | Ekonomi SABTU, 30 OKTOBER 2010 | MEDIA INDONESIA ANTARA/JEFRI ARIES Cadangan devisa RI terus mencetak rekor baru. Kini, cadangan devisa di kisaran US$91 miliar. Irana Shalindra Modal Asing kembali Membanjir EKONOMIKA Kontribusi BUMN pada APBN Dinaikkan TARGET kontribusi Badan Usaha Milik Negara (BUMN) pada APBN 2011 ditingkatkan menjadi Rp130 triliun atau meningkat Rp10 triliun dari kontribusi APBN 2010, sebesar Rp120 triliun. “Kontribusi BUMN dalam APBN terdiri atas dividen dan pajak. Diperkirakan, pada 2011 kontribusinya dapat mencapai sekitar Rp130 triliun,” kata Menteri BUMN Mustafa Abubakar di Ma- kassar, kemarin. Selain itu, Kementerian BUMN juga menargetkan pada akhir 2012 tidak ada lagi BUMN yang merugi. Salah satu upayanya adalah dengan merestrukturisasi sejumlah BUMN yang terus mengalami desit, seperti yang sudah dilakukan pemerintah pada PT Merpati Indonesia, PT Pelni, dan PT Djakarta Llyod. Tapi jika terus merugi, BUMN akan dilikuidasi. “Dengan beberapa upaya yang dilakukan, kontribusi BUMN terhadap total penerimaan negara akan meningkat menjadi 25%,” tegas Mustafa. (LN/E-3) Cukai Tinggi Matikan Petani Rokok KEMENTERIAN Perindustrian (Kemenperin) menyatakan penge- naan cukai tinggi pada rokok berpotensi mematikan petani rokok. Karena itu, menurut Dirjen Industri Agro dan Kimia Kemenperin Benny Wahyudi, cukai yang dibebankan pada rokok sebaiknya jangan dinaikkan terlalu tinggi. Kenaikan cukai rokok yang terlampau tinggi juga akan me- ningkatkan potensi munculnya rokok-rokok ilegal. Selain itu, ia berpendapat, industri rokok merupakan komoditas yang masih diperlukan, baik untuk tenaga kerja maupun untuk transaksi bisnis. “Memang masih ada aspek kesehatan yang harus diperhatikan. Karena itu saat ini ada roadmap 2020 yang sedang disusun,” ung- kapnya. Menurut Benny, langkah menuju roadmap 2020 itu harus bertahap. Ia mengatakan, saat ini pihaknya tengah mengupayakan rokok dengan kadar nikotin rendah serta melakukan penertiban terhadap rokok ilegal. (*/E-3) Alfa Midi Lepas 15% Saham ke Publik PT Midi Utama Indonesia (Alfa Midi) bakal melepas 432.353.000 saham baru atau setara 15% sahamnya ke lantai bursa pada 26 November 2010. Perolehan dana setelah dikurangi biaya-biaya emisi saham seluruhnya akan digunakan untuk pengembangan distribution center (DC) dan gerai milik perseroan. Dalam prospektus yang dipublikasikan kemarin, perseroan akan menggunakan 10% dana hasil IPO untuk membiayai pengembangan DC dan gerai di Serpong dan Bekasi, serta membiayai sebagian pembangunan DC di Makassar. Semen- tara 90%-nya akan digunakan untuk pengembangan gerai di Jabodetabek, Jawa Barat, Jawa Timur, Bali, Makassar, dan wilayah lainnya. Hingga Juni 2010, Midi Utama yang saat ini memiliki 154 gerai Alfamidi dan 57 gerai Alfaexpress termasuk 2 gerai Al- faexpress waralaba berhasil memperoleh laba Rp3,279 miliar. (Atp/E-3) PENDAPATAN NAIK: Teknisi Telkom memasang jaringan internet nirkabel di Jakarta, beberapa waktu lalu. Hingga 30 September 2010, Telkom mencatat kenaikan pendapatan usaha sebesar Rp1,96 triliun. Layanan Data Pacu Pendapatan Telkom

Transcript of Modal EKONOMIKA Asing kembali Membanjir fileterhadap capital infl ow, seperti memperpanjang masa...

SCHOOL OF ROCK

PT Telekomunikasi Indone-sia Tbk (Telkom) hingga 30 September 2010 mencatat ke-naikan pendapatan usaha se-besar Rp1,96 triliun atau 3,9%, menjadi Rp52,12 triliun dari sebelumnya Rp50,16 triliun. Kenaikan itu sebagian besar disumbang pendapatan data internet dan jasa teknologi informatika.

Hal tersebut diungkapkan Direktur Utama Telkom Rinaldi Firmansyah dalam laporan keuangan triwulan III Telkom yang dipublikasikan Jakarta, kemarin.

Menurut Rinaldi, penda-patan data internet dan jasa teknologi informatika membu-kukan pertumbuhan ter tinggi, sebesar 15% atau Rp2,071 tri-liun. Kemudian disusul pen-dapatan telepon seluler yang tumbuh Rp552 miliar atau 2,6%. Adapun pendapatan telepon tetap (fi xed line) turun

Rp952 miliar atau 8,8%.Selama periode Januari-Sep-

tember 2010, jumlah pelang-gan Telkom Group mencapai 118,2 juta pelanggan. Telkomsel menjadi anak usaha yang men-catatkan peningkatan jumlah pelanggan paling signifikan pada triwulan III 2010 sebesar 17% bila dibandingkan dengan periode yang sama 2009. Kini pelanggan mencapai 93,1 juta.

“Pertumbuhan pengguna seluler ini didukung adanya inovasi produk dan layanan, positioning brand yang kuat dan peningkatan kualitas jaringan,” jelas Rinaldi.

Sampai dengan triwulan III 2010, laba bersih Telkom sebe-sar Rp8,9 triliun. Laba kali ini lebih rendah 3,9% bila diban-dingkan dengan laba tahun sebelumnya yang mencapai Rp9,3 triliun. Penurunan laba bersih disebabkan rugi kurs se-besar Rp644 miliar. (Atp/E-2)

Setelah sempat menyu-rut pekan lalu, Bank Indonesia (BI) mencatat kembali membanjirnya

modal asing ke sistem ke-uangan Indonesia sepanjang pekan ini. Alhasil, kepemilikan investor asing pada Sertifi kat Bank Indonesia (SBI) dan Surat Utang Negara (SUN) mening-kat.

Dalam laporan operasi pa-sar terbuka (OPT) BI pekan ketiga Oktober, arus masuk modal asing hingga 22 Oktober 2010 bertambah Rp1,56 triliun. Pada pekan sebelumnya, oto-ritas moneter justru mencatat adanya outfl ow asing sebesar Rp4,03 triliun seiring tingginya SBI yang jatuh tempo.

Adapun pada pekan ini, investor asing kembali me-nyerbu SUN dan SBI, dengan setiap instrumen itu mening-kat Rp1,71 triliun dan Rp0,72 triliun. Peningkatan tersebut

menyebabkan pangsa investor asing di SBI naik dari 31,5% menjadi 32,25%. Sementara itu, di SUN, porsi asing naik dari 30,12% menjadi 30,25%.

Sebaliknya, serupa dengan kondisi pekan lalu, asing kem-bali membukukan net jual senilai Rp0,86 triliun di pasar saham domestik dalam pekan ini. Transaksi asing tercatat mencapai 27,09% dari total transaksi saham.

Aksi ambil untung (profit ta king) di pasar saham pun me-rembet ke pasar uang. Investor asing tercatat melakukan net beli dolar AS hingga US$80 juta per hari. Imbasnya, kurs rupiah pun melemah tipis 0,17% pada level 8.935 per dolar AS.

Meski demikian, jika dilihat sejak Januari 2010, kurs rupiah menguat 4,85%, atau berada di peringkat lima jika dibanding-kan dengan mata uang regional lainnya (lihat tabel).

Pengamat pasar uang Farial Anwar memperkirakan rupiah berpeluang menguat hingga

melampaui level 8.900 pada pekan depan, seiring kembali melemahnya dolar AS di pasar regional. Faktor utama yang menekan greenback, adalah rencana paket stimulus Bank Sentral AS, berupa injeksi likui-ditas dalam jumlah besar.

Ia mengatakan selisih bunga rupiah yang tetap tinggi me-rupakan salah satu faktor pen-dorong pelaku asing gencar bermain di Indonesia. Namun, Farial menduga BI akan terus melakukan intervensi untuk meredam fl uktuasi nilai tukar.

AntisipasiDalam kesempatan terpisah,

Direktur Riset Kebijakan Mo-neter BI Perry Warjiyo menga-takan dalam mengantisipasi

imbas derasnya capital infl ow, BI telah melakukan tiga hal. Per-tama, intervensi untuk menjaga konsistensi nilai tukar rupiah. Untuk mencegah rupiah me-nguat berlebihan, Bank Sentral rajin menyambangi pasar uang untuk membeli dolar AS.

Kedua, mengakumulasi ca-dangan devisa, termasuk dari pembelian dolar AS di pasar, sebagai antisipasi bila sewaktu-waktu modal asing keluar dari Indonesia. Ia memperkirakan cadangan devisa saat ini men-capai US$91 miliar. “Dengan akumulasi cadangan ini, bisa memberikan self insurace.”

Selanjutnya, BI menerap-kan kebijakan macroprudential terhadap capital infl ow, seperti memperpanjang masa kepemi-

likan SBI melampaui 1 bulan, serta menggeser dana SBI ke term deposit yang bertenor lebih panjang.

Ia menambahkan, BI punya berbagai opsi kebijakan bila tiba-tiba aliran modal asing berganti arah. Bahkan, tidak tertutup kemungkinan untuk mengikuti kebijakan negara lain yang juga kebanjiran likui-ditas asing. Brasil, misalnya, te-lah menerapkan pajak 2% atas investasi portofolio asing.

Namun, untuk saat ini, Perry mengakui belum ada kebijakan di luar tiga hal tadi. “Berbagai macam studi ada, tapi mana yang dipilih, belum ada pem-bahasan formal.” (*/Ant/E-6)

[email protected]

8 | Ekonomi SABTU, 30 OKTOBER 2010 | MEDIA INDONESIA

ANTARA/JEFRI ARIES

Cadangan devisa RI terus mencetak rekor baru. Kini, cadangan devisa di

kisaran US$91 miliar.

Irana Shalindra

Modal Asing

kembaliMembanjir

EKONOMIKA

Kontribusi BUMN pada APBN DinaikkanTARGET kontribusi Badan Usaha Milik Negara (BUMN) pada APBN 2011 ditingkatkan menjadi Rp130 triliun atau meningkat Rp10 triliun dari kontribusi APBN 2010, sebesar Rp120 triliun. “Kontribusi BUMN dalam APBN terdiri atas dividen dan pajak. Diperkirakan, pada 2011 kontribusinya dapat mencapai sekitar Rp130 triliun,” kata Menteri BUMN Mustafa Abubakar di Ma-kassar, kemarin.

Selain itu, Kementerian BUMN juga menargetkan pada akhir 2012 tidak ada lagi BUMN yang merugi. Salah satu upayanya adalah dengan merestrukturisasi sejumlah BUMN yang terus mengalami defi sit, seperti yang sudah dilakukan pemerintah pada PT Merpati Indonesia, PT Pelni, dan PT Djakarta Llyod. Tapi jika terus merugi, BUMN akan dilikuidasi.

“Dengan beberapa upaya yang dilakukan, kontribusi BUMN terhadap total penerimaan negara akan meningkat menjadi 25%,” tegas Mustafa. (LN/E-3)

Cukai Tinggi Matikan Petani RokokKEMENTERIAN Perindustrian (Kemenperin) menyatakan penge-naan cukai tinggi pada rokok berpotensi mematikan petani rokok. Karena itu, menurut Dirjen Industri Agro dan Kimia Kemenperin Benny Wahyudi, cukai yang dibebankan pada rokok sebaiknya jangan dinaikkan terlalu tinggi.

Kenaikan cukai rokok yang terlampau tinggi juga akan me-ningkatkan potensi munculnya rokok-rokok ilegal. Selain itu, ia berpendapat, industri rokok merupakan komoditas yang masih diperlukan, baik untuk tenaga kerja maupun untuk transaksi bisnis.

“Memang masih ada aspek kesehatan yang harus diperhatikan. Karena itu saat ini ada roadmap 2020 yang sedang disusun,” ung-kapnya. Menurut Benny, langkah menuju roadmap 2020 itu harus bertahap. Ia mengatakan, saat ini pihaknya tengah mengupayakan rokok dengan kadar nikotin rendah serta melakukan penertiban terhadap rokok ilegal. (*/E-3)

Alfa Midi Lepas 15% Saham ke PublikPT Midi Utama Indonesia (Alfa Midi) bakal melepas 432.353.000 saham baru atau setara 15% sahamnya ke lantai bursa pada 26 November 2010. Perolehan dana setelah dikurangi biaya-biaya emisi saham seluruhnya akan digunakan untuk pengembangan distribution center (DC) dan gerai milik perseroan.

Dalam prospektus yang dipublikasikan kemarin, perseroan akan menggunakan 10% dana hasil IPO untuk membiayai pengembangan DC dan gerai di Serpong dan Bekasi, serta membiayai sebagian pembangunan DC di Makassar. Semen-tara 90%-nya akan digunakan untuk pengembangan gerai di Jabodetabek, Jawa Barat, Jawa Timur, Bali, Makassar, dan wilayah lainnya.

Hingga Juni 2010, Midi Utama yang saat ini memiliki 154 gerai Alfamidi dan 57 gerai Alfaexpress termasuk 2 gerai Al-faexpress waralaba berhasil memperoleh laba Rp3,279 miliar. (Atp/E-3)

PENDAPATAN NAIK: Teknisi Telkom memasang jaringan internet nirkabel di Jakarta, beberapa waktu lalu. Hingga 30 September 2010, Telkom mencatat kenaikan pendapatan usaha sebesar Rp1,96 triliun.

Layanan Data Pacu Pendapatan Telkom