Mod ul bhs indonesia

246

Click here to load reader

Transcript of Mod ul bhs indonesia

Page 1: Mod ul bhs indonesia

1. Pengantar

Modul ini membicarakan penerapan bahasa Indonesia, baik secara umum maupun

secara khusus. Pembicaraan secara umum meliputi berbagai bentuk pemakaian bahasa

Indonesia dalam berbagai bidang kehidupan sehari-hari. Secara khusus, yang

dibicarakan adalah bagaimana mengejawantahkan gagasan dengan nalar yang baik ke

dalam bentuk tulisan. Lebih khusus lagi adalah pengungkapan gagasan melalui tulisan

yang bersifat ilmiah.

2. Tujuan Instruksional Umum

Diharapkan setelah selesai mengikuti perkuliahan MPK Bahasa Indonesia,

mahasiswa memiliki sikap positif terhadap bahasa Indonesia. Sikap positif ini

diwujudkan dengan kesetiaan berbahasa Indonesia; kebanggaan akan pentingnya

bahasa Indonesia sebagai sarana komunikasi dan pengembang ilmu dan teknologi secara

menyeluruh untuk meningkatkan kehidupan bangsa, negara, dan juga agama; kesadaran

berbahasa Indonesia sesuai dengan kaidah yang berlaku. Dengan perkataan lain, mata

kuliah ini ditujukan mengarahkan mahasiswa pada kepribadian yang mengindonesia.

3. Tujuan Instruksional Khusus

Diharapkan setelah selesai mengikuti perkuliahan MPK Bahasa Indonesia,

mahasiswa mampu dan terampil menuangkan gagasan – secara lisan maupun tertulis –

baik ilmiah maupun takilmiah dengan bahasa Indonesia yang mudah dipahami oleh

semua lapisan masyarakat dan sesuai dengan kaidah yang berlaku.

4. Kegiatan Belajar

4.1 Kegiatan Belajar I

4.1.1 Politik Bahasa Indonesia

4.1.1.1 Mengapa Kita Mempelajari Bahasa Indonesia?

Mengapa bahasa Indonesia masih harus dijadikan mata kuliah dan dipelajari di

semua jurusan atau program di seluruh fakultas di perguruan tinggi, padahal kini banyak

di antara kita sudah belajar berbahasa Indonesia sejak lahir dan secara formal sejak di

sekolah dasar, bahkan sejak di taman kanak-kanak? Alasannya tiada lain karena

Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003 tentang Pendidikan Nasional, Pasal 37 Ayat 2

Page 2: Mod ul bhs indonesia

mewajibkan perguruan tinggi menyelenggarakan beberapa mata kuliah pengembangan

kepribadian yang lebih umum disingkat menjadi MPK. Satu di antara beberapa MPK

adalah mata kuliah Bahasa Indonesia. Sebelumnya, mata kuliah Bahasa Indonesia dan

sejenisnya diwadahi dalam Mata Kuliah Dasar Umum (MKDU), lalu berkembang

menjadi Mata Kuliah Umum (MKU), dan terakhir menjadi MPK.

Mengapa pula undang-undang tersebut begitu? Landasan pemikirannya ada dua.

Pertama adalah satu dari tiga butir Sumpah Pemuda 1928 menyatakan “Kami poetra

dan poetri Indonesia mendjoendjoeng bahasa persatoean, bahasa Indonesia. Kedua

adalah Undang-Undang Dasar 1945, Bab XV, Pasal 36, yang menyatakan bahasa

negara adalah bahasa Indonesia. Hal itu dapat diartikan bahwa bahasa Indonesia

memiliki dua kedudukan penting, yaitu sebagai bahasa nasional dan sebagai bahasa

negara.

Dengan perkataan lain, latar belakang mengapa bahasa Indonesia masih harus kita

pelajari secara formal sampai di perguruan tinggi adalah adanya dua kedudukan yang

dimiliki bahasa Indonesia. Tentu saja, kedua kedudukan tersebut memiliki fungsinya

masing-masing.

a. Bahasa Nasional

Dalam kedudukannya sebagai bahasa nasional, bahasa Indonesia memiliki tiga

fungsi: (1) lambang kebanggaan nasional, (2) lambang identitas nasional, (3) alat

perhubungan antarwarga, antardaerah, dan antarbudaya, dan (4) alat yang

memungkinkan penyatuan berbagai-bagai suku bangsa dengan latar belakang sosial

budaya dan bahasanya masing-masing.

Fungsi pertama mencerminkan nilai-nilai sosial budaya yang mendasari rasa

kebangsaan kita. Berdasarkan kebanggaan inilah, bahasa Indonesia kita pelihara dan

kita kembangkan. Selain itu, rasa bangga memakai bahasa Indonesia dalam berbagai

bidang harus selalu kita bina dan kita tingkatkan.

Fungsi kedua mengindikasikan bahwa bahasa Indonesia – sebagaimana halnya

lambang lain, yaitu bendera merah putih dan burung garuda – mau takmau suka taksuka

harus diakui menjadi bagian yang takdapat dipisahkan dengan bangsa Indonesia. Jadi,

seandainya ada orang yang kurang atau bahkan tidak menghargai ketiga lambang

identitas kita ini tentu sedikitnya kita akan merasa tersinggung dan rasa hormat kita

kepada orang tersebut menjadi berkurang atau malah hilang. Karena itu, bahasa

2

Page 3: Mod ul bhs indonesia

Indonesia dapat menunjukkan atau menghadirkan identitasnya hanya apabila

masyarakat bahasa Indonesia membina dan mengembangkannya sesuai dengan keahlian

dalam bidang masing-masing.

Fungsi ketiga memberikan kewenangan kepada kita berkomunikasi dengan siapa

pun memakai bahasa Indonesia apabila komunikator dan komunikan mengerti. Karena

itu, kesalahpahaman dengan orang dari daerah lain bisa kita hindari kalau kita memakai

bahasa Indonesia. Melalui fungsi ketiga ini pula kita bisa memahami budaya saudara

kita di daerah lain.

Fungsi keempat mengajak kita bersyukur kepada Tuhan karena kita telah memiliki

bahasa nasional yang berasal dari bumi kita sendiri sehingga kita dapat bersatu dalam

kebesaran Indonesia. Padahal, ketika dicanangkan sebagai bahasa nasional, bahasa

Indonesia boleh dikatakan tidak memiliki penutur asli karena berasal dari bahasa

Melayu. Bahasa Jawa dan bahasa Sunda paling banyak penuturnya di antara bahasa-

bahasa daerah yang ada di Nusantara ini. Jadi, berdasarkan jumlah penutur, yang pantas

menjadi bahasa nasional sebenarnya kedua bahasa daerah itu. Apalah jadinya

seandainya bahasa Jawa atau bahasa Sunda yang diangkat menjadi bahasa nasional.

Mungkin saja terjadi perpecahan perang antarsuku, lalu muncul negara-negara kecil.

Karena itu, tentu bukan soal jumlah penutur yang menjadi landasan para pemikir bangsa

waktu itu. Mereka berpikiran jauh ke masa depan untuk kebesaran dan kejayaan bangsa;

dan lahirlah bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional.

b. Bahasa Negara

Bahasa Indonesia dalam kedudukannya sebagai bahasa negara memiliki tiga fungsi

yang saling mengisi dengan ketiga fungsi bahasa nasional. Ketiga fungsi bahasa negara

adalah sebagai berikut: (1) bahasa resmi kenegaraan, (2) bahasa pengantar di dalam

dunia pendidikan, (3) alat perhubungan pada tingkat nasional untuk kepentingan

perencanaan dan pelaksanaan pembangunan, dan (4) alat pengembangan kebudayaan,

ilmu pengetahuan, dan teknologi.

Dalam fungsi pertama bahasa Indonesia wajib digunakan di dalam upacara,

peristiwa, dan kegiatan kenegaraan, baik lisan maupun tulisan. Begitu juga dalam

penulisan dokumen dan putusan serta surat-surat yang dikeluarkan oleh pemerintah dan

badan-badan kenegaraan. Hal tersebut berlaku juga bagi pidato kenegaraan.

3

Page 4: Mod ul bhs indonesia

Fungsi kedua mengharuskan lembaga-lembaga pendidikan menggunakan pengantar

bahasa Indonesia. Lembaga pendidikan mulai taman kanak-kanak sampai perguruan

tinggi mau takmau dalam pelajaran atau mata kuliah apa pun pengantarnya adalah

bahasa Indonesia. Namun, ada perkecualian. Bahasa daerah boleh (tidak harus)

digunakan sebagai bahasa pengantar di sekolah dasar sampai tahun ketiga.

Fungsi ketiga mengajak kita menggunakan bahasa Indonesia untuk membantu

kelancaran pelaksanaan pembangunan dalam berbagai bidang. Dalam hal ini kita

berusaha menjelaskan sesuatu, baik secara lisan maupun tertulis, dengan bahasa

Indonesia agar orang yang kita tuju dapat dengan mudah memahami dan melaksanakan

kegiatan pembangunan.

Fungsi keempat mengingatkan kita yang berkecimpung dalam dunia ilmu. Tentu

segala ilmu yang telah kita miliki akan makin berguna bagi orang lain jika kita sebarkan

kepada saudara-saudara kita sebangsa dan setanah air di seluruh pelosok Nusantara, atau

bahkan jika memungkinkan kepada saudara kita di seluruh dunia. Penyebaran ilmu

tersebut akan lebih efektif dan efisien jika menggunakan bahasa Indonesia, bukan

bahasa daerah atau bahasa asing.

c. Variasi Pemakaian Bahasa

Variasi pemakaian bahasa Indonesia pun merupakan landasan pemikiran

diadakannya mata kuliah bahasa Indonesia sampai di perguruan tinggi. Kita dapat

mengetahui perbedaan pemakaian bahasa Indonesia tatkala kita membaca koran

nasional dan koran daerah, misalnya. Perbedaan itu dapat juga dibuktikan ketika kita

pergi ke daerah lain, baik pilihan kata maupun intonasi, atau bahkan kalimatnya. Begitu

pula ketika pergi ke pasar lalu ke kantor atau ke kampus, kita akan segera tahu adanya

perbedaan pemakaian bahasa Indonesia. Contoh yang paling mudah untuk melihat

perbedaan pemakaian ini adalah bahasa dalam SMS atau ceting (chatting) dan dalam

makalah. Bahasa SMS takketat, bahkan bisa dan boleh semau kita, sedangkan bahasa

makalah penuh dengan aturan yang harus kita taati.

d. Perkembangan Bahasa

Bila dibandingkan dengan bahasa Inggris, Perancis, Arab, Belanda, Mandarin,

Jepang atau bahasa asing lainnya, atau juga bahasa daerah, bahasa Indonesia relatif

masih muda. Ia baru lahir pada akhir tahun 1928, yaitu melalui Sumpah Pemuda.

4

Page 5: Mod ul bhs indonesia

Namun, perkembangannya begitu pesat. Hingga tahun 1988 – berarti enam puluh tahun

– bahasa Indonesia sudah memiliki lebih dari 60.000 kata.

Dalam perkembangannya, bahasa Indonesia menyerap kosakata dari berbagai

bahasa, baik bahasa daerah maupun bahasa asing. Banyak kosakata daerah, terutama

Jawa dan Sunda, masuk ke dalam bahasa Indonesia. Bahasa asing yang banyak diserap

pada awalnya adalah bahasa Arab, lalu bahasa Belanda, dan kini bahasa Inggris.

Hingga 1972 bahasa Indonesia dalam hal menyerap lebih berorientasi pada bahasa

Belanda. Karena itu, banyak kosakata yang berasal dari bahasa Belanda, misalnya,

tradisionil, formil, sistim. Namun, sejak 1972 – bersamaan dengan lahirnya Ejaan yang

Disempurnakan (EYD) – bahasa Indonesia dalam hal menyerap kosakata asing lebih

berorientasi pada bahasa Inggris. Karena itu, kosakata yang berasal dari bahasa Belanda

seperti ketiga contoh taklagi dianggap baku. Kosakata yang dianggap baku untuk ketiga

kata tersebut adalah tradisional, formal, dan sistem.

Pada akhir tahun 1990-an – ketika yang memimpin Indonesia adalah Abdurrahman

Wahid – perkembangan kosakata bahasa Indonesia memperlihatkan gejala lain. Pada

waktu itu muncul lagi kosakata yang berasal dari bahasa Arab yang sebelumnya hanya

digunakan di lingkungan pesantren. Contohnya adalah kata-kata istigosah, akhwat,

ikhwan.

Perkembangan tidak hanya terjadi pada bidang kosakata, tetapi juga pada bidang

lain seperti istilah atau ungkapan dan peribahasa. Hal tersebut bisa kita temukan dengan

membaca Siti Nurbaya karya Marah Roesli dan Saman karya Ayu Utami, misalnya.

Contoh lain dapat kita temukan dengan membaca koran tahun 1980-an dan koran tahun

2000-an. Tahun 1980-an muncul ungkapan menurut petunjuk, demi pembangunan, dan

sebagainya. Tahun 2000-an lebih sering muncul kata-kata reformasi, keos (chaos), dan

sebagainya.

Perkembangan bahasa Indonesia tidak hanya terjadi pada ragam resmi. Dalam

ragam takresmi pun terjadi perkembangan. Bahkan, perkembangan dalam ragam

takresmi lebih pesat, namun juga lebih cepat menghilang. Misalnya, pada tahun 1980-an

muncul kata asoy yang berarti ‘asyik’; tahun 1990-an muncul kata ni ye yang bertugas

sebagai penegas kalimat; tahun 2003-an muncul kata lagi yang bertugas baru sebagai

penegas seperti pada ungkapan PD (percaya diri) lagi atau abis lagi. Padahal arti lagi

yang sebenarnya adalah ‘kembali’ atau ‘sedang’. Tahun 2004 muncul gitu lo atau getho

lho, dan semacamnya.

5

Page 6: Mod ul bhs indonesia

Bidang makna pun mengalami perkembangan. Ada lima penyebab perkembangan

makna, yaitu (1) peristiwa ketatabahasaan, (2) perubahan waktu, (3) perbedaan bahasa

daerah, (4) perbedaan bidang khusus, (5) perubahan konotasi.

1) peristiwa ketatabahasaan

Sebuah kata, misalnya tangan, memiliki makna berbeda karena konteks kalimat

berbeda.

- Agus pulang dengan tangan hampa.

- Dadang memiliki banyak tangan kanan.

- Tangan Didi sakit karena jatuh.

2) perubahan waktu

makna dahulu makna sekarang

bapak : orang tua laki-laki, ayah sebutan terhadap semua orang laki-laki yang

umurnya lebih tua atau kedudukannya lebih

tinggi

canggih: cerewet, bawel pintar dan rumit, modern

saudara : orang yang lahir dari ibu

dan bapak yang sama

sapaan bagi orang yang sama derajatnya, orang

yang dianggap lahir dari lingkungan yang sama

seperti sebangsa, seagama, sedaerah

3) perbedaan bahasa daerah

Kata atos dalam bahasa Sunda berarti ‘sudah’, sedangkan dalam bahasa Jawa berarti

‘keras’. Kata bujur dalam bahasa Sunda berarti ‘pantat’, sedangkan dalam bahasa

Batak berarti ‘terima kasih’, dan dalam bahasa Indonesia berarti ‘panjang’.

4) perbedaan bidang khusus

Dalam bidang kedokteran kata koma berarti ‘sekarat’, sedangkan dalam bidang

bahasa berarti ‘salah satu tanda baca untuk jeda’. Kata operasi dalam bidang

kedokteran berarti ‘bedah, bedel’, dalam bidang kemiliteran atau yang lain berarti

‘tindakan’, dan dalam bidang pendidikan berarti ‘pelaksanaan rencana proses belajar

mengajar yang telah dikembangkan secara rinci’.

5) perubahan konotasi

Kata penyesuaian berarti ‘penyamaan’, tetapi agar orang lain tidak terkejut atau

marah, kata itu dipakai untuk makna ‘penaikan’. Misalnya penaikan harga menjadi

penyesuian harga.

6

Page 7: Mod ul bhs indonesia

Perkembangan lain dalam bahasa Indonesia adalah pergantian ejaan. Sejak 1972

bahasa Indonesia memakai sistem ejaan yang dinamakan Ejaan yang Disempurnakan

(EYD), yang dalam kenyataannya sampai sekarang belum diperhatikan penuh oleh

masyarakat pemakainya. Karena itu, kesalahan pemakaian masih banyak terjadi.

Misalnya, banyak orang masih kesulitan membedakan pemakaian huruf kecil dan huruf

kapital; pemakaian singkatan nama diri, nama gelar, dan nama lembaga. Padahal, jika

diperhatikan, pemakaian ejaan dapat juga membedakan makna.

Perhatikan contoh kedua kalimat matematis ini! Perbedaan ada pada pemakaian

tanda baca koma.

Diketahui A = 4, berapa nilai B, C, D, dan E pada pernyataan berikut?

1) A = B, C, D, dan E.

2) A = B, C, D dan E.

Contoh lain tentang pemakaian huruf kapital dan huruf kecil:

Kemarin ibu pergi dengan Ibu Neneng.

Orang Sumedang makan tahu sumedang.

Kesalahan lain yang sering dijumpai adalah pelafalan yang taksesuai dengan kaidah

ejaan. Menurut EYD, setiap kata dilafalkan sesuai dengan hurufnya, kecuali untuk nama

diri. Untuk nama diri, penulisan dan pengucapan merupakan hak otonomi pribadi.

Misalnya, Deassy, Dessy, Desy, Desie, Desi, Deasie; Yenny, Yeny, Yenni, Yennie,

Yenie, atau Yeni. Namun, masih banyak di antara kita yang “buta huruf” sehingga

takdapat membedakan huruf c dan huruf k, dan huruf s; atau huruf t dengan huruf c,

dalam beberapa kata yang berbeda.

Karena kurang perhatian pada hal-hal sepele itu, banyak orang melafalkan secara

taktepat untuk kata-kata panitia, unit, pasca, aksesoris, akhir, bathin, dan sebagainya.

e. Sikap dan Kesadaran Berbahasa

Kita memiliki politik bahasa nasional – kekuatan politis (political will) untuk

menggunakan bahasa Indonesia secara baik dan benar. Pada sisi lain, justru banyak

penyimpangan dari kekuatan pedoman itu sehingga timbul pertanyaan apakah berlaku

hukum ''di situ ada aturan, di situ pula ada pelanggaran''. Penelusuran dua variabel ini

memungkinkan kita untuk dapat mengantisipasi sikap kita terhadap kasus-kasus seperti

itu secara proporsional. Lebih-lebih sebagai cendekiawan, kita memiliki peran strategis

7

Page 8: Mod ul bhs indonesia

untuk menegakkan kebenaran politis dalam menjunjung martabat bahasa Indonesia,

sekaligus mengangkat jatidiri bangsa.

Politik bahasa nasioanl memberikan bobot kekuatan terhadap bahasa Indonesia

dibandingkan dengan bahasa daerah atau bahasa asing. Salah satu fungsi politik bahasa

nasional adalah memberikan dasar dan pengarahan bagi perencanaan dan

pengembangan bahasa nasional sehingga dapat memberikan jawaban tentang fungsi dan

kedudukan bahasa (nasional) dibandingkan dengan bahasa-bahasa lain. Alih-alih kita

tahu bahwa Sumpah Pemuda 1928 tidak hanya mengakui, tetapi juga menjunjung tinggi

bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan. Dengan demikian, mendudukkan bahasa

Indonesia dalam status yang tinggi tidaklah berlebihan, malah sudah sepantasnya.

Kita ketahui bahwa bahasa Indonesia memiliki posisi penting dalam hubungannya

dengan bahasa lain. Kita dituntut untuk memiliki perencanaan matang dan terarah dalam

menghadapi perubahan dan perkembangan kebudayaan. Itulah yang dinamakan

kemantapan dinamis.

Pada pihak lain, banyak di antara kita yang kurang atau bahkan tidak

memperhatikan posisi bahasa Indonesia. Dengan berbagai alasan, mereka banyak

menyelipkan kata – bahkan kalimat – berbahasa asing, baik secara lisan maupun secara

tertulis tanpa memperhatikan sasaran yang dituju. Jangan jauh-jauh, kita lihat saja

orang-orang di sekitar kita atau kita berjalan-jalan ke toko di seantero Nusantara.

Banyak di antara mereka menggunakan kata berbahasa asing (baca: Inggris!). Padahal

kita atau orang-orang yang berkunjung ke toko tersebut tidak mengerti bahasa Inggris.

Alasan mereka berkisar pada hal-hal yang sebenarnya tidak tepat dijadikan alasan.

Misalnya, bahasa Indonesia kaku, di dalam bahasa Indonesia kata asing itu tidak ada,

atau bahasa Indonesia tidak menarik minat calon pembeli. Singkatnya, bahasa Indonesia

tidak bergengsi tinggi.

Jika kita telusuri, yang kaku bukan bahasa Indonesia, melainkan kita sebagai

pemakainya. Bahasa Indonesia memiliki imbuhan untuk pengaya kata. Jadi, jika belum

ada kata yang tepat, kita cari dalam kamus, kita ikuti prosedur pembentukan kata atau

istilah baru. Jika bahasa Indonesia kurang bergengsi, kitalah yang bertanggung jawab

menaikkan gengsinya karena kita pemilik sekaligus pemakainya.

Sebenarnya, kalau kita sadari, banyak dukungan politis bagi pengindonesiaan kata

dan istilah asing, antara lain, sebagai berikut:

1. Sumpah Pemuda 1928;

8

Page 9: Mod ul bhs indonesia

2. UUD 1945, Bab XV Pasal 36 tentang bahasa negara;

3. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 57 Tahun 1972 tentang penggunaan

Ejaan yang Disempurnakan;

4. Instruksi Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 20 tanggal 28 Oktober

1991 tentang pemasyarakatan bahasa Indonesia dalam rangka pemantapan persatuan

dan kesatuan bangsa;

5. Instruksi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 1/U/1992

tanggal 10 April 1992 tentang peningkatan usaha pemasyarakatan bahasa Indonesia

dalam memperkukuh persatuan dan kesatuan bangsa; dan

6. Surat Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia kepada Gubernur, Walikota, dan

Bupati Nomor 434/1021/SJ tanggal 16 Maret 1995 tentang penertiban penggunaan

istilah asing.

Sayangnya, keenam butir tersebut hanya hanya dilirik dan ditaati selama empat

tahun. Setelah pergantian menteri, keenam butir itu tidak diperhatikan lagi, baik oleh

perseorangan, lembaga swasta, maupun lembaga pemerintah. Contoh kecil, hampir di

pelbagai perguruan tinggi di seluruh Nusantara ada gedung yang dinamakan Student

Centre atau Student Center. Mengapa tidak memakai Gedung Mahasiswa atau Pusat

Mahasiswa atau yang lainnya karena penghuninya masyarakat bahasa Indonesia?

Mengapa pula di jalan yang banyak dilalui angkutan kota terdapat rambu yang

bertuliskan Slow Down? Apakah semua sopir angkutan kota mengerti bahasa Inggris?

Contoh lain, di pertokoan sangat marak pemakaian kata-kata asing, padahal

pengunjungnya sangat sedikit yang mengerti bahasa asing secara baik.

Pemakaian kata atau istilah asing tampaknya dipandang sebagai peningkat gengsi

sosial. Padahal, kalau kita sadari bersama secara kompak, bahasa Indonesia pun bisa

dipakai untuk menaikkan gengsi sosial. Misalnya, ketika kita masuk ke sebuah pusat

perbelanjaan yang megah dan di sana kita lihat label-label barang dan nama-nama sudut

toko memakai bahasa Indonesia, secara psikologis gengsi kita tetap sebagai orang

“kotaan”, orang “modern”. Yang menurunkan atau menaikkan gengsi sosial kita dalam

hal ini mungkin saja pakaian dan cara kita berpakaian atau juga perilaku kita secara

menyeluruh.

9

Page 10: Mod ul bhs indonesia

4.1.2 Perlatihan

Ucapkan kata-kata atau singkatan/akronim di bawah ini sesuai dengan abjad yang

berlaku dalam bahasa Indonesia! Adakah perbedaan ucapan dan mengapa hal itu

terjadi?

AIDS/ HIV

TransTV

TVRI

MetroTV

Bandung TV

SCTV

ANTV

WHO

MTQ

HP

IM3

P3K

psikologi

unsur

unit

volume

Indonesia (dalam lagu “Indonesia Raya”

pascasarjana

acara

panitia

logistik

http://www.dewek.com

Bedakan penulisan singkatan nama diri dan nama gelar:

Dede Surede Syarif Hidayat Sarjana Hukum

Bagaimana pendapat Anda tentang hal-hal berikut?

10

Page 11: Mod ul bhs indonesia

Tadi Ibu menemui Ibu Asep atau Tadi ibu pergi dengan Ibu Asep atau …

Buku kamu ada di saya.

Coba kasih buka itu pintu.

Gue lagi cekak ne.

Apa sech yang kamu risaukan?

Semua sudah pada pergi.

4.1.3 Rangkuman

Bahasa Indonesia masih harus dipelajari di perguruan tinggi disebabkan oleh empat

faktor yang harus kita perhatikan. Keempat faktor tersebut adalah (1) kedudukan dan

fungsi bahasa Indonesia, (2) variasi pemakaian bahasa Indonesia, (3) perkembangan

bahasa Indonesia, dan (4) sikap dan kesadaran berbahasa Indonesia.

4.1.4 Tes Formatif

1. Mengapa di perguruan tinggi ada mata kuliah pengembangan kepribadian seperti

mata kuliah Bahasa Indonesia?

2. Uraikan empat fungsi bahasa dalam kedudukannya sebagai bahasa negara dan bahasa

nasional!

3. Bedakan variasi pemakaian bahasa Indoensia ragam santai dan ragam ilmiah!

4. Uraikan dengan contoh tiga macam variasi pemakaian bahasa Indonesia.

5. Mengapa dalam bahasa Indonesia terjadi variasi pemakaian?

6. Sejak kapan EYD diberlakukan dan mengapa berorientasi pada bahasa Inggris?

7. Mengapa akhir tahun 1990-an banyak muncul kata baru dari bahasa Arab?

8. Tulislah lima kosakata baru takbaku dan lima kosakata baku!

9. Bagaimana sikap Anda terhadap dosen yang banyak menyelipkan kata asing padahal

kata tersebut ada dalam bahasa Indonesia?

10. Bagaimana pendapat Anda tentang bahasa Indonesia yang harus dijunjung seperti

tercantum dalam Sumpah Pemuda?

11

Page 12: Mod ul bhs indonesia

4.1..5 Umpan Balik dan Tindak Lanjut

Setelah Anda menjawab sosal-soal tersebut, cocokkanlah jawaban Anda dengan

jawaban hasil diskusi kelas. Hitunglah jumlah jawaban Anda yang benar, kemudian

tentukan hasil belajar Anda dengan rumus berikut:

Tingkat penguasaan =Jumlah jawaban yang benar

x 100%10

Arti tingkat penguasaan yang Anda capai:

90% – 100% = baik sekali

80% – 89% = baik

70% – 79% = sedang

≤ 69% = kurang

Jika mencapai tingkat penguasaan 80% ke atas, Anda dapat meneruskan pelajaran pada

modul berikutnya. Jika tidak, lebih baik Anda mengulangi Kegiatan Belajar I.

12

Page 13: Mod ul bhs indonesia

4.2 Kegiatan Belajar II

4.2.1 Ejaan Yan g Disempurnakan

4.2.1.1 Pemakaian Huruf

A. Huruf Abjad

Abjad yang digunakan dalam bahasa Inonesia terdiri atas huruf berikut. Nama

tiap huruf disertakan di sebelahnya.

Huruf Nama Huruf Nama Huruf NamaA aB bC cD dE e F fG g H hI i

abécédéééfgéhai

J jK kL lM mN nO oP pQ qR r

jékaéléménopékiér

S sT tU uV v W wX xY yZ z

éstéuvéwéeksyézét

B. Huruf Vokal

Huruf yang melambangkan vokal dalam bahasa Indonesia terdiri atas a, e, i, o,

dan u.

Huruf VokalContoh pemakaian dalam kata

di awal di tengah di akhira

e*

iou

apienakemasitu

olehulang

padipetakkena

simpankotabumi

lusasoretipe

murniradioibu

Dalam pengujaran lafal kata dapat digunakan tanda aksen jika ejaan kata

menimbulkan keraguan.

Misalnya:

Anak-anak bermain di teras (téras).

Upacara itu dihadiri pejabat teras pemerintah.

Kami menonton film seri (séri).

Pertandingan itu berakhir seri.

13

Page 14: Mod ul bhs indonesia

C. Huruf Konsonan

Huruf yang melambangkan konsonan dalam bahasa Indonesia terdiri atas

huruf-huruf b, c, d, f, g, h, j, k,l,m,n, p, q, r, s, t, v, w, dan z.

HurufKonsonan

Contoh Pemakaian dalam Kata

di awal di tengah di akhir

b bahasa sebut adab

c cakap kaca -

d dua ada abad

f fakir kafir maaf

g guna tiga balig

h hari saham tuah

j jalan manja mikraj

k kami paksa sesak

- rakyat* bapak

l lekas alas kesal

m maka kama diam

n nama anak daun

p pasang apa siapq** quran furqan -

r raih bara putar

s sampai asli lemas

t tali mata rapat

v varia lava -

w wanita hawa -x** xenon - -

y yakin payung -

z zeni lazim juz

14

Page 15: Mod ul bhs indonesia

D. Huruf Diftong

Di dalam bahasa Indonesia terdapat diftong yang dilambangkan dengan ai, au,

dan oi.

Huruf

Diftong

Contoh Pemakaian dalam Kata

di awal di tengah di akhir

aiauoi

ainaula

-

syaitansaudaraboikot

pandaiharimauamboi

E. Gabungan Huruf Konsonan

Di dalam bahas Indonesia terdapat empat gabungan huruf yang melambangkan

konsonan, yaitu kh, ng, ny, dan sy.

GabunganHuruf

Konsonan

Contoh Pemakaian dalam Kata

di awal di tengah di akhir

khngnysy

khususngilunyatasyarat

akhirbangunhanyutisyarat

tarikhsenang

-arasy

F. Pemenggalan Kata*)

1. Pemenggalan pada kata dasar dilakukan sebagai berikut.

a. Jika di tengah kata ada vokal yang berurutan, pemenggalan itu

dilakukan di antara kedua huruf vokal itu.

Misalnya: ma-in, sa-at, bu-ah

Huruf diftong ai, au, dan oi tidak pernah diceraikan sehingga

pemenggalan kata tidak dilakukan di antara kedua huruf itu.

Misalnya:

au-la bukan a-u-la

sau-da-ra bukan sa-u-da-ra

am-boi bukan am-bo-i

b. Jika di tengah kata ada konsonan, termasuk gabungan-huruf konsonan,

di antara dua buah huruf vokal, pemenggalan dilakukan sebelum huruf

konsonan.

Misalnya:

ba-pak ba-rang su-lit

15

Page 16: Mod ul bhs indonesia

la-wan de-ngan ke-nyang

mu-ta-khir

c. Jika di tengah kata ada dua huruf konsonan yang berurutan,

pemenggalan dilakukan di antara ke dua huruf konsonan itu.

Gabungan-gabungan konsonan tidak pernah diceraikan.

Misalnya:

man-di som-bong swas-ta

cap-lok Ap-ril bang-sa

makh-luk

d. Jika di tengah kata ada tiga huruf konsonan atau lebih, pemenggalan

pemenggalan dilakukan di antara dua huruf konsonan yang pertama dan

huruf konsonan yang kedua.

Misalnya:

ins-tru-men ul-tra

in-fra bang-krut

ben-trok ikh-las

2. Imbuhan akhiran dan imbuhan awalan, termasuk awalan yang mengalami

perubahan bentuk serta partikel yang biasanya ditulis serangkai dengan

kata dasarnya, dapat dipenggal pada pergantian baris.

Misalnya:

makan-an me-rasa-kan

mem-bantu pergi-lah

Catatan:

a. Bentuk dasar pada kata turunan sedapat-dapatnya tidak

dipenggal.

b. Akhiran –i tidak dipenggal, (Lihat juga keterangan tentang tanda

hubung, BabV, Pasal E, Ayat 1).

c. Pada kata yang berimbuhan sisipan, pemenggalan kata dilakukan

sebagai berikut.

Misalnya:

te-lun-juk

si-nam-bung

ge-li-gi

16

Page 17: Mod ul bhs indonesia

3. Jika suatu kata terdiri atas lebih dari satu unsur dan salah satu unsur itu

dapat bergabung dengan unsur lain, pemenggalan dapat dilakukan (1) di

antara unsur-unsur itu atau (2) pada unsur gabungan itu sesuai dengan

kaidah 1a, 1b, 1c, dan 1d di atas.

Misalnya:

bio-grafi, bi-o-gra-fi

foto-grafi, fo-to-gra-fi

intro-speksi, in-tro-spek-si

kilo-gram, ki-lo-gram

pasca-panen, pas-ca-pa-nen

Keterangan:

Nama orang, badan hukum, dan nama diri yang lain disesuaikan dengan

Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan kecuali ada pertimbangan

khusus.

4.2.1.2 Pemakaian Huruf Kapital dan Huruf Miring

A. Huruf Kapital atau Huruf Besar

1. Huruf kapital atau huruf besar dipakai sebgai huruf pertama kata pada

awal kalimat. Misalnya:

Dia mengantuk.

Apa maksudnya?

Kita harus belekrja keras.

Pekerjaan itu belum selesai.

2. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama petikan langsung.

Misalnya:

Adik bertanya, ”Kapan kita ulang?”

Bapak menasihatkan, “berhati-hatilah, Nak!”

“Kemarin engkau terlambat, “

“Besok pagi,” kata ibu, “dia akan berangkat.”

3. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama dalam ungkapan yang

berhubungan dengan nama Tuhan dan kitab suci, termasuk kata ganti

untuk Tuhan.

17

Page 18: Mod ul bhs indonesia

Misalnya:

Allah Alkitab Islam

Yang Maha Kuasa Quran Kristen

Yang Maha Pengasih Weda

Tuhan akan menunjukkan jalan yang benar kepada hamba-Nya.

Bimbinglah hamba-Mu, ya Tuhan, ke jalan yang Engkau beri rahmat.

4. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama gelar kehormatan,

keturunan, dan keagamaan yang diikuti nama orang.

Misalnya:

Mahaputra Yamin

Sultan Hasanuddin

Haji Agus Salim

Imam Syafii

Nabi Ibrahim

Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama gelar kehormatan,

keturunan, dan keagamaan yang tidak diikuti nama orang.

Misalnya:

Dia baru saja diangkat sebagai sultan.

Tahun ini ia pergi naik haji.

5. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama jabatan dan

pangkat yang diikuti nama orang atau yang dipakai sebagai pengganti

nama orang tertentu, nama instansi, atau nama tempat.

Misalnya:

Wakil Presiden Adam Malik

Perdana Menteri Nehru

Profesor Supomo

Sekretaris Jenderal Departemen Pertanian

Gubernur Irian Jaya

Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama jabatan dan

pangkat yang tidak diikuti nama orang, atau nama tempat.

Misalnya:

Siapa gubernur yang baru dilantik itu?

Kemarin Brigadir Jenderal Ahmad dilantik menjadi mayor jenderal.

18

Page 19: Mod ul bhs indonesia

6. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur-unsur nama orang.

Misalnya:

Amir Hamzah

Dewi Sartika

Wage Rudolf Supratman

Halim Perdanakusumah

Ampere

Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama orang yang

digunakan sebagai nama jenis atau satuan ukuran.

Misalnya:

mesin diesel

10 volt

5 ampere

7. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama bangsa, suku bangsa,

dan bahasa.

Misalnya:

bangsa Indonesia

suku Sunda

bahasa Inggris

Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama bangsa, suku, dan

bahasa yang dipakai sebagai bentuk dasar kata turunan.

Misalnya:

mengindonesiakan kata asing

keinggris-inggrisan

8. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama tahun, bulan, hari raya ,

dan peristiwa sejarah.

Misalnya:

bulan Agustus hari Natal

bulan Maulid Perang Candu

hari Galungan tahun Hijriah

hari Lebaran Proklamasi Kemerdekaan Indonesia

Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama peristiwa sejarah yang

tidak dipakai sebagai nama.

19

Page 20: Mod ul bhs indonesia

Misalnya:

Soekarno dan Hatta memproklamasikan kemerdekaan bangsanya.

Perlombaan senjata membawa risiko pecahnya perang dunia.

9. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama geografi.

Misalnya:

Asia Tenggara Kali Brantas

Banyuwangi Lembah Baliem

Bukit Barisan Ngarai Sianok

Cirebon Pegunungan Jayawijaya

Danau Toba Selat Lombok

Dataran Tinggi Dieng Tanjung Harapan

Gunung Semeru Teluk Benggala

Jalan Dipenogoro Terusan Suez

Jazirah Arab

Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama istilah geografi yang

tidak menjadi unsur nama diri.

Misalnya:

berlayar ke teluk

mandi di kali

menyebrangi selat

pergi ke arah tenggara

Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama geografi yang

digunakan sebagai nama jenis.

Misalnya:

garam inggris

gula jawa

kacang bogor

pisang ambon

10. Huruf kapital dipakai sebgai huruf pertama semua unsur nama negara,

lembaga pemerintahan dan ketatanegaraan, serta nama dokumen resmi

kecuali kata seperti dan.

Misalnya:

Republik Indonesia

20

Page 21: Mod ul bhs indonesia

Majelis Permusyawarahan Rakyat

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan

Badan Kesejahtraan Ibu dan Anak

Keputusan Presiden Republik Indonesia, Nomor 57, Tahun 1972.

Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama kata yang bukan nama

resmi negara, lembaga pemerintahan dan ketatanegaraan, serta nama

dokumen resmi.

Misalnya:

Menjadi sebuiah republik

Beberapa badan hukum

Kerja sama antara pemerintah dan rakyat

Menurut undang-undang yang berlaku

11. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama setiap unsur bentuk ulang

sempurna yang terdapat pada nama badan, lembaga pemerintah dan

ketatanegaraan, serta dokumen resmi.

Misalnya:

Perserikatan Bangsa-Bangsa

Yayasan Ilmu-Ilmu Sosial.

Undang-Undang Dasar Republik Indonesia.

Rancangan Undang-Undang Kepegawaian.

12. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama semua kata (termasuk semua

unsur kata ulang sempurna) di dalam nama buku, majalah, surat kabar, dan

judul karangan, kecuali kata seperti di, ke, dari, dan, yang, dan untuk yang

tidak terletak pada posisi awal.

Misalnya:

Saya telah membaca buku Dari Ave Maria ke Jalan Lain ke Roma.

Bacalah majalah Bahasa dan Sastra.

13. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur singkatan nama gelar,

pangkat, dan sapaan.

Misalnya:

Dr. doktor

M.A. Master of Arts

Tn. Tuan

21

Page 22: Mod ul bhs indonesia

Sdr. Saudara

14. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata penunjuk hubungan

kekerabatan seperti bapak, ibu, saudara, kakak, adik, dan paman yang

dipakai dalam penyapaan atau pengacuan.

Misalnya:

“Kapan Bapak berangkat?” tanya Harto.

Adik Bertanya, “Itu apa, Bu?”

Surat Saudara sudah saya terima.

“Silakan duduk, Dik!” Kata Ucok.

Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama kata penunjuk hubungan

kekerabatan yang tidak dipakai dalam pengacuan atau penyapaan.

Misalnya:

Kita harus menghormati bapak dan ibu kita.

Semua kakak dan adik saya sudah berkeluarga.

15. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata ganti Anda.

Misalnya:

Sudahkah Anda tahu?

Surat Anda telah kami terima.

B. Huruf Miring

1. Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk menuliskan nama buku, majalah,

dan surat kabar yang dikutip dalam tulisan.

Misalnya:

Majalah Bahasa dan Kesusastraan.

Buku Negarakertagama karangan Prapanca.

Surat kabar Suara Karya.

2. Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk menegaskan atau

mengkhususkan huruf, bagian kata, kata, atau kelompok kata.

Misalnya:

Huruf pertama kata abad ialah a.

Dia bukan menipu, tetapi ditipu.

Bab ini tidak membicarakan penulisan huruf kapital.

Buatlah kalimat dengan berlepas tangan.

22

Page 23: Mod ul bhs indonesia

3. Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk menuliskan kata nama ilmiah

atau ungkapan asing kecuali yang telah disesuaikan dengan ejaannya.

Misalnya:

Nama ilmiah buah manggis ialah Carcinia mangostana.

Politik divide et impera pernah merajalela di negeri ini.

Weltanschauung antara lain diterjemahkan menjadi ‘pandangan dunia.’

tetapi:

Negara itu telah mengalami empat kudeta.

4.2.1.3 Penulisan Kata

A. Kata Dasar

Kata yang berupa kata dasar ditulis sebagai satu kesatuan.

Misalnya:

Ibu percaya bahwa engkau tahu.

Kantor pajak penuh sesak.

Bukan itu sangat tebal.

B. Kata Turunan

1. Imbuhan (awalan, sisipan, akhiran) ditulis serangkai dengan kata dasarnya.

Misalnya:

bergeletar

dikelola

penetapan

menengok

mempermainkan

2. Jika bentuk dasar berupa gabungan kata, awalan atau akhiran ditulis

serangkai dengan kata yang langsung mengikuti atau mendahuluinya. (lihat

juga keterangan tentang tanda hubung, Bab V, Pasal E, Ayat 5)

Misalnya:

bertepuk tangan garis bawahi

menganak sungai sebar luaskan

23

Page 24: Mod ul bhs indonesia

3. Jika bentuk dasar yang berupa kata mendapat awalan dan akhiran sekaligus,

unsur gabungan kata itu ditulis serangkai. (Lihat juga keterangan tentang

tanda hubung, Bab V, Pasal E, Ayat5)

Misalnya:

menggarisbawahi menyebarluaskan

dilipatgandakan penghancurleburan

4. Jika salah satu unsur gabungan kata hanya dipakai dalam kombinasi,

gabungan kata itu ditulis serangkai.

Misalnya:

adipati mahasiswa kolonialisme

asrodinamika mancanegara tritunggal

antarkota multilatera kosponsor

introspeksi transmigrasi ultramodern

Catatan:

(1) Jika bentuk terikat diikuti oleh kata yang huruf awalnya adalah

huruf kapital, di antara dua unsur itu dituliskan tanda hubung (-).

Misalnya:

non-Indonesia pan-afrikanisme

(2) Jika kata maha sebagai unsur gabungan diikuti oleh kata esa dan

kata yang bukan kata dasar, gabungan itu ditulis terpisah.

Misalnya:

Mudah-mudahan Tuhan Yang Maha Esa melindungi kita.

Marilah kita bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Pengasih.

C. Bentuk Ulang

Bentuk ulang ditulis secara lengkap dengan menggunakan tanda hubung.

Misalnya:

anak-anak gerak-gerik

biri-biri huru-hara

buku-buku lauk-pauk

bumiputra-bumiputra mondar-mandir

24

Page 25: Mod ul bhs indonesia

D. Gabungan Kata

1. Gabungan kata yang lazim disebut kata majemuk, termasuk istilah khusus,

unsur-unsurnya ditulis terpisah.

Misalnya:

duta besar mata pelajaran

orang tua simpang empat

kambing hitam meja tulis

persegi panjang kereta api cepat luar biasa

2. Gabungan kata, termasuk istilah khusus, yang mungkin menimbulkan

kesalahan pengertian, ditulis dengan tanda hubung untuk menegaskan

pertalian di antara unsur yang bersangkutan.

Misalnya:

alat pandang-dengar buku sejarah-baru

ibu-bapak kami orang-tua muda

anak-istri saya mesin-hitung tangan

4. Gabungan kata ini ditulis serangkai.

Misalnya:

acapkali manakala adakalanya manasuka

bagaimana olahraga padahal barangkali

paramasastra belasungkawa peribahasa saputangan

daripada segitiga sebagaimana dukacita

E. Kata Ganti –ku, kau-, -mu, dan –nya

Kata ganti –ku dan kau- ditulis serangkai dengan kata yang mengikutinya: -ku, -

mu, dan –nya ditulis serangkai dengan kata yang mendahuluinnya.

Misalnya:

Apa yang kumiliki boleh kauambil.

Bukuku, bukumu, dan bukunya tersimpan di perpustakaan.

F. Kata Depan di, ke, dan dari

Kata depan di, ke, dan dari ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya kecuali

di dalam gabungan kata yang sudah lazim dianggap sebagai satu kata seperti

kepada dan daripada. (Lihat jiga Bab III, Pasal D, Ayat 3).

Misalnya:

25

Page 26: Mod ul bhs indonesia

Kain itu terletak di dalam lemari.

Ia ikut terjun ke tengah kancah perjuangan.

Ia datang dari Surabaya kemarin.

Catatan:

Kata-kata yang dicetak miring di bawah ini ditulis serangkai.

Si Amin lebih tua daripada Si Ahmad

Kesampingkan saja persoalan yang tidak penting itu.

Ia masuk, lalu keluar lagi.

Surat perintah itu dikeluarkan di Jakarta pada tanggal 11 maret 1966.

Bawa kemari gambar itu.

Kemarikan buku itu.

Semua orang terkemuka di desa itu hadir dalam kenduri itu.

G. Kata si dan sang

Kata si dan sang ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya.

Misalnya:

Harimau itu marah sekali kepada sang Kancil.

Surat itu dikirimkan kembali kepada si pengirim

H. Partikel

1. Partikel -lah, -kah, dan –tah diteulis serangkai dengan kata yang

mendahuluinya.

Misalnya:

Bacalah buku itu baik-baik..

Jakarta adalah Ibukota Republik Indonesia.

Apakah yang tersirat dalam surat iotu?

Siapakah gerangan dia?

Apatah gunanya bersedih hati?

2. Partikel pun ditulis terpisah dari kata yang mendahuluinya.

Misalnya:

Apa pun yang dimakannya, ia tetap kurus.

Jangankan dua kali,satu kali pun engkau belum pernah datang ke rumahku.

26

Page 27: Mod ul bhs indonesia

Catatan:

Kelompok yang lazim dianggap padu, misalnya adapun, andaipun,

ataupun, bagaimanapun, biarpun, kalaupun, kendatipun, maupun,

meskipun, sekalipun, sungguhpun, dan walaupun ditulis serangkai.

Misalnya:

Adapun sebab-sebabnya belum diketahui.

Bagaimanapun juga akan dicobanya menyelesaikan tugas itu.

Baik para mahasiswa maupun mahasiswi ikut berdemonstasi.

Sekalipun belum memuaskan, hasil pekerjaan dapat dijadikan

pegangan.

Walaupun miskin, ia selalu gembira.

3. Partikel per yang berarti ‘mulai’, ‘demi’, dan ‘tiap’ ditulis terpisah dari

bagian kalimat yang mendahului atau mengikutinya.

Misalnya:

Pegawai negeri mendapat kenaikan gaji per 1 April.

Mereka masuk ke dalam ruangan satu per satu.

Harga kain itu Rp2.000,00 per helai.

4.2.1.4 Singkatan dan Akronim

1. Singkatan ialah bentuk yang dipendekkan yang terdiri atas satu huruf atau

lebih.

a. Singkatan nama orang, nama gelar, sapaan, jabatan, atau pangkat diikuti

dengan tanda titik.

Misalnya:

A.S. Kramawijaya

M.B.A. master of business administration

Bpk. bapak

b. Singkatan nama resmi lembaga pemerintahan dan ketatanegaraan, badan

atau organisasi, serta nama dokumen resmi yang terdiri atas huruf awal

kata ditulis dengan huruf kapital dan tidak diikuti dengan tanda titik.

Misalnya:

DPR : Dewan Perwakilan Rakyat

GBHN : Garis-Garis Besar Haluan Negara

27

Page 28: Mod ul bhs indonesia

KTP : Kartu Tanda Pengenal

c. Singkatan umum yang terdiri atas tiga huruf atau lebih diikuti satu tanda

titik.

Misalnya:

dll. dan lain-lain

dst. dan seterusnya

Yth. yang terhormat

tetapi:

a.n. atas nama

d.a. dengan alamat

u.b. untuk beliau

d. Lambang kimia, singkatan satuan ukuran, takaran, timbangan, dan mata

uang tidak diikuti tanda titik.

Misalnya:

Cu kuprum

TNT trinitrotoluen

cm centimeter

kg kilogram

Rp rupiah

2. Akronim ialah singkatan yang berupa gabungan huruf awal, gabungan suku

kata, ataupun gabungan huruf dan suku kata dari deret kata yang

diperlakukan sebagai kata.

a. Akronim nama diri yang berupa gabungan huruf awal dari deret kata

ditulis seluruhnya dengan huruf kapital.

Misalnya:

ABRI Angkata Bersenjata Republik Indonesia

LAN Lembaga Administrasi Negara

SIM Surat Izin Mengemudi

b. Akronim nama diri yang berupa gabungan suku kata atau gabungan

huruf dan suku kata dari deret kata ditulis dengan huruf awal huruf

kapital.

Misalnya:

Akabri Akademi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia

28

Page 29: Mod ul bhs indonesia

Bappenas Badan Perencanaan Pembangunan Nasional

Kowani Kongres Wanita Indonesia

c. Akronim yang bukan nama diri yang berupa gabungan huruf, suku kata,

ataupun gabungan huruf dan suku kata dai deret kata seluruhnya ditulis

dengan huruf kecil.

Misalnya:

pemilu pemilihan umum

rudal peluru kendali

tilang bukti pelanggaran

Catatan:

Jika dianggap perlu membentuk akronim, hendaknya diperhatikan

syarat-syarat berikut. (1) Jumlah suku kata akronim jangan melebihi

jumlah suku kata yang lazim pada suku kata Indonesia. (2) Akronim

dibentuk dengan mengindahkan keserasian kombinasi vokal dan

konsonan yang sesuai dengan pola kata Indonesia yang lazim.

4.2.1.5 Angka dan Lambang Bilangan

1. Angka dipakai untuk menyatakan lambang bilangan atau nomor. Di dalam

tulisan lazim digunakan angka arab atau angka romawi.

angka arab: 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9

angka romawi: I, II, III, IV, V, VI, VII, VIII, IX, X, L (50), C

(100), D (500), M (1.000).

2. Angka digunakan untuk menyatakan (i) ukuran panjang, berat, luas, dan isi,

(ii) satuan waktu, (iii) nilai uang, dan (iiii) kuantitas.

Misalnya:

0,5 sentimeter 5 kilogram 4 meter persegi

10 liter Rp5.000,00 2.000 rupiah

1 jam 20 menit 17 Agustus 1945 27 orang

3. Angka lazim dipakai untuk melambangkan nomor jalan, rumah, apartemen,

atau kamar pada alamat.

Misalnya:

Jalan Tanah Abang I No. 15

Hotel Indonesia, kamar 169

29

Page 30: Mod ul bhs indonesia

4. Angka digunakan juga untuk menomori bagian karangan dan ayat kitab

suci.

Misalnya:

Bab X, Pasal 5, Halaman 206

Surah Yasiin: 9

5. Penulisan lambang bilangan dengan huruf dilakukan sebagai berikut.

a. Bilangan Utuh

Misalnya:

dua belas 12

dua puluh dua 22

dua ratus dua puluh dua 222

b. Bilangan Pecahan

Misalnya:

setengah ½

tiga per empat ¾

satu persen 1%

6. Penulisan lambang bilangan tingkat dapat dilakukan dengan cara yang

berikut.

Misalnya:

Paku Bumono X

Paku Buwono ke-10

Paku Buwono kesepuluh

7. Penulisan lambang bilangan tyang mendapat akhiran –an mengikuti cara

yang berikut (Lihat juga keterangan tentang tanda hubung, Bab V, Pasal E,

Ayat5)

Misalnya:

tahun’50-an atau tahun lima puluhan

uang 5000-an atau uang lima ribuan

uang lima 1000-an atau uang lima seribuan

8. Lambang bilangan yang dapat dinyatakan dengan satu atau dua kata ditulis

dengan huruf kecuali jika beberapa lambang bilangan dipakai secara

berurutan seperti dalam perincian dan pemaparan.

30

Page 31: Mod ul bhs indonesia

Misalnya:

Amir menonton drama itu sampai tiga kali.

Ayah memesan tiga ratus ekor ayam.

Di antara 72 anggota yang hadir, 52 orang setuju, 15 orang tidak setuju,

dan 5 orang memberikan suara blangko.

9. Lambang bilangan pada awal kalimat ditulis dengan huruf. Jika perlu,

susunan kalimat diubahsehingga bilangan yang tidak dapat dinyatakan

dengan satu atau dua kata tidak terdapat pada kalimat.

Misalnya:

Lima belas orang tewas dalam kecelakaan itu.

Pak Darmo mengundang 250 orang tamu.

Bukan:

15 orang tewas dalam kecelakan itu.

250 orang tamu diundang Pak Darmo

Dua ratus lima puluh orang tamu diundang Pak Darmo.

10. Angka yang menunjukan bilangan utuh yang besar dapat dieja sebagian

supaya lebih mudah dibaca.

Misalnya:

Perusahaan itu baru saja mendapat pinjaman 250 juta rupiah.

Penduduk Indonesia berjumlah lebih dari 120 juta orang.

11. Bilangan tidak perlu ditulis dengan angka dan huruf sekaligus adalam teks

kecuali dalam dokumen resmi seperti akta dan kuitansi.

Misalnya:

Kantor kami mempunyai dua puluh orang pegawai.

Di lemari itu tersimpan 805 buku dan majalah.

Bukan:

Kantor kami mempunyai 20 (dua puluh) orang pegawai.

Di lemari itu tersimpan 805 (delapan ratus lima) buku dan majalah.

12. Jika bilangan dilambangkan dengan angka dan huruf, penulisannya harus

tepat.

Misalnya:

Saya lampirkan tanda terima uang sebesar Rp999,75 (sembilan ratus

sembilan puluh sembilan dan tujuh puluh lima per seratus rupiah).

31

Page 32: Mod ul bhs indonesia

Saya lampirkan tanda terima uang sebesar 999,75 (sembilan ratus

sembilan puluh sembilan dan tujuh puluih lima per seratus) rupiah.

4.2.1.6 Penulisan Unsur Serapan

Dalam perekembangannya, bahasa Indonesia menyerap unsur dari pelbagai bahasa

lain, baik dari bahasa daerah maupun dari bahasa asing seperti Sanskerta, Arab,

Portugis, Belanda, atau Inggris.

Berdasarkan taraf integrasinya unsur pinjaman dalam bahasa Indonesia dapat dibagi

atas dua golongan besar.

Pertama, unsur pinjaman yang belum sepenuhnya terserap ke adalam bahasa

Indonesia seperti reshuffle, shuttle cock, I’exploitation de I‘homme par I’homme.

Unsur-unsur ini dipakai dalam konteks bahasa Indonesia, tetapi pengucapannya masih

mengikuti bentuk asalnya.

Kedua, unsur pinjaman yang pengucapan dan penulisannya disesuaikan dengan

kaidah bahasa Indonesia. Dalam hal ini diusahakan agar ejaannya hanya diubah

seperlunya sehingga bentuk Indonesianya masih dapat dibandingkan dengan bentuk

asalnya.

Kaidah ejaan yang berlaku bagi unsur serapan itu ialah sebagai berikut.

aa (Belanda) menjadi a

paal pal

ae tetap ae jika tidak bervariasi dengan e

aerobe aerob

ae, jika bervariasi dengan e, menjadi e

haemoglobin hemoglobin

ai tetap ai

trailer trailer

au tetap au

audiogram audiogram

c di muka a, u, o, dan konsonan menjadi k

construction konstruksi

c di muka e, I, oe, dan y menjadi s

circulation sirkulasi

cc di muka o, u, dan konsonan menjadi k

32

Page 33: Mod ul bhs indonesia

accomodation akomodasi

cc di muka e dan I menjadi ks

vaccine vaksin

cch dan ch di muka a, o, dan konsonan menjadi k

charisma karisma

ch yang lafalnya s atau sy menjadi s

machine mesin

ch yang lafalnya c menjadi c

China Cina

Ç (Sanskerta) menjadi s

Çabda sabda

e tetap e

description deskripsi

ea tetap ea

idealist idealis

ee (belanda) menjadi e

systeem sistem

ei tetap ei

eicosane eikosan

eo tetap eo

geometry geometri

eu tetap eu

neutron neutron

f tetap f

fanatic fanatik

gh menjadi g

sorghum sorgum

gue menjadi ge

gigue gige

i, pada awal suku kata di muka vokal, tetap i

ion ion

ie (Belanda) menjadi i jika lafalnya i

politiek politik

33

Page 34: Mod ul bhs indonesia

ie tetap ie jika lafalnya bukan i

patient pasien

kh (Arab) tetap kh

khusus khusus

ng tetap ng

contingent contingen

oe (oi Yunani) menjadi e

oestrogen estrogen

oo (Belanda) menjadi o

komfoor kompor

oo (Inggris) menjadi u

cartoon kartun

oo (vokal ganda) tetap oo

zoology zoologi

ou menjadi u jika lafalnya u

gouvernour gubernur

ph menjadi f

physiology fisiologi

ps tetap ps

pshychiatry psikiatri

pt tetap pt

pteridology pteridologi

q menjadi k

aquarium akuarium

rh menjadi r

rhapsody rapsodi

sc di muka a, o, u, dan konsonan nebjadi sk

scandium skandium

sc di muka e, I, dan y menjadi s

scenography senografi

sch di muka vokal menjadi sk

schema skema

t di muka I menjadi s jika lafalnya s

34

Page 35: Mod ul bhs indonesia

action aksi

th menjadi t

theocracy teokrasi

u tetap u

structure struktur

ua tetap ua

aquarium akuarium

ue tetap ue

duet duet

ui tetap ui

conduite konduite

uo tetap uo

quota kuota

uu menjadi u

prematuur prematur

v tetap v

television televisi

x pada awal kata tetap x

xanthate xantat

x pada posisi lain, menjadi ks

executive eksekutif

xc di muka e dan i menjadi ks

excitation eksitasi

xc di muka a, o, u, dan konsonan menjadi ksk

exclusive eksklusif

y tetap y jika lafalnya y

yuan yuan

y menjadi i jika lafalnya i

psychology psikologi

z tetap z

zygote zigot

Konsonan ganda menjadi konsonan tunggal kecuali kalau dapat

membingungkan.

35

Page 36: Mod ul bhs indonesia

Misalnya:

accu aki

effect efek

ferrum ferum

tetapi:

mass massa

Catatan:

1. Unsur pungutan yang sudah lazim dieja secara Indonesia tidak perlu lagi

diubah.

Misalnya:

kabar sirsak

iklan perlu

bengkel hadir

2. Sekalipun dalam ejaan yang disempurnakan huruf q dan x diterima sebagai

bagian abjad bahasa Indonesia, unsur yang mengandung kedua hururf itu

diindonesiakan menurut kaidah yang terurai di atas. Kedua huruf itu

dipertahankan dalam penggunaan tertentu saja seperti dalam pembedaan nama

dan istilah khusus.

Di samping pegangan untuk penulisan unsur serapan tersebut di atas,

berikut ini didaftarkan juga akhiran-akhiran asing serta penyesuaiannya dalam

bahasa Indonesia. Akhiran itu diserap sebagai bagian kata yang utuh. Kata

seperti standarisasi, efektif, dan implementasi diserap secara utuh di samping

kata standar, efek, dan implemen.

aat (Belanda) menjadi at

advokaat advokat

plaat plat

tractaat traktat

age menjadi ase

percentage persentase

etalage etalase

al, eel (Belanda), aal (Belanda) menjadi al

structural, structureel struktural

36

Page 37: Mod ul bhs indonesia

formal, formeel formal

normal, normaal normal

ant menjadi an

accountant akuntan

informant informan

archy, archie (Belanda) menjadi arki

anarchy, anarchie anarki

olgarchy, oligarchie oligarki

ary, air (Belanda) menjadi er

complementary, complementair komplementer

primary, primair primer

secondary, secondair sekunder

(a)tion, (a)tie (Belanda) menjadi asi, si

action, actie aksi

publication, publicatie publikasi

eel (Belanda) yang tidak ada padanannya dalam bahasa Inggris menjadi il

materieel, materiil

moreel moril

principieel prinsipiil

ein tetap ein

casein kasein

ic, ics, ique, iek, ica (nomina) menjadi ik, ika

logic, logica logika

physics, physica fisika

technique, techniek teknik

ic (nomina) menjadi ik

electronic elektronik

ic, ical, isch (adjektiva) menjadi is

elctronic, elektronisch elektronis

economical, economisch ekonomis

ile, iel menjadi il

mobile, mobiel mobil

ism, isme (Belanda) menjadi isme

37

Page 38: Mod ul bhs indonesia

modernism, modernisme modernisme

ist menjadi is

egoist egois

ive, ief (Belanda) menjadi if

descriptive, descriptief deskriptif

logue menjadi log

dialogue dialog

logy, logie (Belanda) menjadi log

technology, technologie teknologi

loog (Belanda) menjadi log

analoog analog

oid, oide (Belanda) menjadi oid

anthropoid, anthropoide anthropoid

oir(e) menjadi oar

trottoir trotoar

or, eur (Belanda) menjadi ur, ir

director, directeur direktur

amateur amatir

or tetap or

dictator diktator

ty, teit (Belanda) menjadi tas

university, universiteit universitas

ure, uur (Belanda) menjadi ur

structure, struktuur struktur

4.2.2 Perlatihan

1. A. Dalam Surat Kabar Suara Karya terdapat berita menarik.

B. Dalam surat kabar Suara Karya terdapat berita menarik.

C. Dalam surat kabar Suara Karya terdapat berita menarik.

D. Dalam Surat Kabar Suara Karya terdapat berita menarik.

2. A. Kita harus mengIndonesiakan kata-kata asing.

B. Kita harus meng-Indonesiakan kata-kata Asing.

38

Page 39: Mod ul bhs indonesia

C. Kita harus mengindonesiakan kata-kata asing.

D. Kita harus mengindonesiakan kata-kata Asing.

3. A. Menurut Undang-undang Dasar itu semua warga negara mempunyai

kedudukan yang sama.

B. Menurut Undang-Undang Dasar 1945 semua warga negara mempunyai

kedudukan yang sama.

C. Menurut Undang-undang dasar 1945 semua warga negara mempunyai

kedudukan yang sama.

D. Menurut undang-undang dasar 1945 semua warga negara mempunyai

kedudukan yang sama.

4. A. Politik divide et-impera pernah merajalela di negeri ini.

B. Politik Divide Et Impera pernah merajalela di negeri ini.

C. Politik divide et impera pernah merajalela di negeri ini.

D. Politik divide et-impera pernah merajalela di Negeri ini.

5. A. Mari kita bersyukur kepada Tuhan Yang Mahakuasa.

B. Mari kita bersyukur kepada Tuhan Yang Maha-Kuasa.

C. Mari kita bersyukur kepada Tuhan Yang Maha-kuasa.

D. Mari kita bersyukur kepada Tuhan Yang maha-kuasa.

6. A. Untuk keperluan ini kami mencharter tiga buah mobil.

B. Untuk keperluan ini kami men-charter tiga buah mobil.

C. Untuk keperluan ini kami mencharter tiga buah mobil.

D. Untuk keperluan ini kami men-charter tiga buah mobil.

7. A. Banyak penduduk Jakarta yang tidak berKTP.

B. Banyak penduduk Jakarta yang tidak ber KTP.

C. Banyak penduduk Jakarta yang tidak ber-ktp.

D. Banyak penduduk Jakarta yang tidak ber-KTP.

8. Pemakaian huruf kapital pada kalimat berikut betul, kecuali …

A. Dasar negara bangsa Indonesia adalah Pancasila.

B. Sebagai umat yang ber-Ketuhanan Yang Maha Esa, kita harus beriman dan

bertakwa kepada-Nya.

39

Page 40: Mod ul bhs indonesia

C. Artikel yang berjudul “Kata Dan Puisi Kita Dewasa Ini” terdapat dalam

Pikiran Rakyat.

D. Sebelum menjabat sebagai Gubernur Jawa Barat, beliau pernah menjabat

sebagai Panglima Kodam III Siliwangi.

9. Penulisan kata yang semuanya benar terdapat pada …

A. pertanggungan jawab menaklukkan sukacita

B. pertanggung jawaban menaklukan suka cita

C. pertanggungjawaban menaklukkan suka-cita

D. pertanggungjawaban menaklukkan suka cita

10. Penulisan kata serapan yang semuanya benar terdapat pada …

A. standardisasi teoretis hipotesis metode

B. standarisasi teoretis hipotesis metoda

C. standardisasi teoritis hipotesa metodaD. standarisasi

teoretis hipotesa metode

4.2.3 Rangkuman

- Pemenggalan kata harus berdasarkan suku kata, namun perlu juga diperhatikan jika

kata yang kita penggal berimbuhan – i atau bersuku satu.

- Pemakaian huruf kapital dan huruf kecil bisa membedakan makna. Pemakaian huruf

kapital diatur dalam lima belas macam.

- Pemakaian huruf miring untuk mengkhususkan huruf, kata, frasa, klausa, atau kalimat.

Selain itu, huruf miring digunakan juga untuk menuliskan kata-kata takbaku, kata-kata

atau istilah asing dan istilah ilmiah, dan menuliskan judul buku, majalah, nama koran,

atau jurnal yang dikutip.

- Jika dianggap perlu membentuk akronim, hendaknya diperhatikan syarat-syarat

berikut. (1) Jumlah suku kata akronim jangan melebihi jumlah suku kata yang lazim

pada suku kata Indonesia. (2) Akronim dibentuk dengan mengindahkan keserasian

kombinasi vokal dan konsonan yang sesuai dengan pola kata Indonesia yang lazim.

- Penyerapan kata asing bisa dilakukan dengan penyesuaian lafal dan tulisan atau

menyerap seutuhnya. Penyerapan seutuhnya dilakukan jika lafalnya sudah sesuai

dengan lafal bahasa Indonesia.

40

Page 41: Mod ul bhs indonesia

4.2.4 Tes Formatif

1. Kata berikut baku kecuali…

A. izin

B. azas

C. jenazah

D. ijazah

2. Penggunaan huruf kapital yang benar terdapat pada kalimat ….

A. Kita harus berusaha menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar.

B. Pada Bulan Agustus ia akan berangkat ke Amerika.

C. Di mana banyak terdapat Suku Jawa?

D. Pegunungan yang membentang di dataran Sumatra itu bernama Bukit Barisan.

3. Pemakaian huruf miring atau garis bawah dibenarkan, kecuali untuk ….

A. nama orang atau nama instansi alau lembaga.

B. menegaskan bagian kata, kata, atau kelompok kata.

C. menuliskan kata nama-nama ilmiah.

D. menuliskan nama buku dan majalah yang dikutip dalam karangan.

4. Penulisan gabungan kata berikut salah, kecuali ….

A. Kita harus pandai mendayagunakan segala yang kita miliki

B. Atas perhatian Anda, kami sampaikan terima kasih.

C. Tidak benar membebastugaskan pegawai tanpa alasan.

D. Ada juga pengusaha non pribumi yang mau menjadi orang tua asuh.

5. Penulisan huruf kapital dalam kalimat berikut betul, kecuali ….

A. Badak di Pulau Sumatera semakin berkurang.

B. Tegangan listrik di rumah kami 220 Volt.

C. Sebagai orang timur kita menghormati adat-istiadat kita.

D. Harga gula jawa lebih murah daripada gula pasir.

6. Penulisan nama majalah yang benar ialah …

A. Telah lama saya berlangganan Femina.

B. Telah lama saya berlangganan “Femina”.

C. Telah lama saya berlangganan “FEMINA”.

41

Page 42: Mod ul bhs indonesia

D. Telah lama saya berlangganan FEMINA.

7. Penulisan singkatan yang benar ialah …

A. a.l. singkatan antara lain

B. a/n singkatan atas nama

C. s.d.a. singkatan sama dengan atas

D. d.a singkatan dengan alamat

8. A. Mohon ma’af lahir dan bathin.

B. Mohon maap lahir dan bathin.

C. Mohon maaf dlahir dan bathin.

D. Mohon maaf lahir dan batin.

9. Penulisan yang benar menurut ejaan adalah….

A. masyarakat, tidak syah, komplek

B. masyarakat, tidak sah, komplek

C. masyarakat, tidak sah, kompleks

D. masyarakat, tidak syah, kompleks.

10. Himpunan kata yang semua anggotanya benar ialah…

A. advokat, propesi, bugenvil.

B. zaman, azan, hewan

C. metoda, dzikir, takzim

D. akuarium, asesori, boutiq

42

Page 43: Mod ul bhs indonesia

4.2.5 Umpan Balik Dan Tindak Lanjut

Setelah Anda menjawab sosal-soal tersebut, cocokkanlah jawaban Anda dengan

jawaban hasil diskusi kelas. Hitunglah jumlah jawaban Anda yang benar, kemudian

tentukan hasil belajar Anda dengan rumus berikut:

Tingkat penguasaan =Jumlah jawaban yang benar

x 100%10

Arti tingkat penguasaan yang Anda capai:

90% – 100% = baik sekali

80% – 89% = baik

70% – 79% = sedang

≤ 69% = kurang

Jika mencapai tingkat penguasaan 80% ke atas, Anda dapat meneruskan pelajaran pada

modul berikutnya. Jika tidak, lebih baik Anda mengulangi Kegiatan Belajar I.

43

Page 44: Mod ul bhs indonesia

4.3 Kegiatan Belajar III

4.3.1 Ejaan yang Disempurnakan

4.3.1 Pemakaian Tanda Baca

A. Tanda Titik (.)

1. Tanda titik dipakai pada akhir kalimat yang bukan pernyataan atau seruan.

Misalnya:

Ayahku tinggal di Solo.

Biarlah mereka duduk di sana.

2. Tanda titik dipakai di belakang angka atau huruf dalam suatu bagan,

ikhtisar, atau daftar

Misalnya:

a. III. Departemen Dalam Negeri

A. Direktorat Jenderal Pembangunan Masyarakat Desa

B. Direktorat JenderaAgraria

1. …

b. 1. Patokan Umum

1.1 Isi Karangan

1.2 Ilustrasi

1.2.1 Gambar Tangan

1.2.2 Tabel

Catatan:

Tanda titik tidak dipakai di belakang angka atau huruf dalam suatu

bagan atau ikhtisar jika angka atau huruf itu merupakan yang terakhir

dalam deretan angka atau huruf.

3. Tanda titik dipakai untuk memisahkan angka jam, menit, dan detik yang

menunjukkan waktu.

Misalnya:

Pukul 1.35.20 (pukul 1 lewat 35 menit 20 detik)

4. Tanda titik dipakai untuk memisahkan angka jam, menit, dan detik yang

menunjukkan jangka waktu.

Misalnya:

44

Page 45: Mod ul bhs indonesia

1.30.20 jam (1 jam, 35 menit, 20 detik)

5. Tanda titik dipakai di antara nama penulis, judul, tulisan yang tidak berakhir

dengan tanda tanya atau tanda seru, dan tempat terbit dalam daftar pustaka.

Misalnya:

Siregar, Merari. 1920. Azab dan Sengsara. Weltervreden: Balai

Poestaka.

6a. Tanda titik dipakai untuk memisahkan bilangan ribuan atau kelipatannya.

Misalnya:

Desa itu berpenduduk 24.200 orang.

6b. Tanda titik tidak dipakai untuk memisahkan bilangan ribuan atau

kelipatannya yang tidak menunjukkan jumlah.

Misalnya:

Ia lahir pada tahun 1956 di Bandung.

Nomor gironya 56456784.

7. Tanda titik tidak dipakai pada akhir judul yang merupakan kepala karangan

atau kepala ilustrasi, tabel, dan sebagainya.

Misalnya:

Acara Kunjungan Adam Malik

Salah Asuhan

8. Tanda titik tidak dipakai di belakang (1) alamat pengirim dan tanggal surat

atau (2) nama dan alamat penerima surat.

Misalnya:

Jalan Diponogoro 82

Jakarta

1 April 1991

Yth. Sdr. Moh. Hassan

Jalan Arif 43

Palembang

B. Tanda Koma

1. Tanda koma dipakai di antara unsur-unsur dalam suatu perincian atau

pembilangan.

45

Page 46: Mod ul bhs indonesia

Misalnya:

Saya membeli karcis, pena, dan tinta.

2. Tanda koma dipakai untuk memisahkan kalimat setara yang satu dari

kalimat setara berikutnya yang didahului oleh kata seperti tetapi atau

melainkan.

Saya ingin datang, tetapi hari hujan.

Didi bukan anak saya, melainkan anak Pak Kasim.

3a. Tanda koma dipakai untuk memisahkan anak kalimat dari induk kalimat

jika anak kalimat itu mendahului induk kalimatnya.

Misalnya:

Kalau hari hujan, saya tidak akan datang.

Karena sibuk, ia lupa akan janjinya.

3b. Tanda koma tidak dipakai untuk memisahkan anak kalimat dari induk

kalimat jika anak kalimat itu mengiringi induk kalimatnya.

Misalnya:

Saya tidak akan datang kalau hari hujan.

4. Tanda koma dipakai dibelakang kata atau ungkapan penghubung

antarkalimat yang terdapat pada awal kalimat. Termasuk di dalamnya oleh

karena itu, jadi, meskipun begitu, dan tetapi.

Misalnya:

…. Oleh karena itu, kita harus berhati-hati.

…. Jadi, soalnya tidak semudah itu.

5. Tanda koma dipakai untuk memisahkan kata seperti o, ya, wah, aduh,

kasihan, dari kata yang lain yang terdapat di dalam kalimat.

Misalnya:

O, begitu?

Wah, bukan main!

6. Tanda koma dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain

dalam kalimat. (Lihat juga pemakaian tanda petik, Bab V, Pasal L dan M).

Misalnya:

Kata Ibu, “Saya gembira sekali.”

46

Page 47: Mod ul bhs indonesia

7. Tanda koma dipakai di antara (i) nama dan alamat, (ii)bagian-bagian alamat,

(iii) tempat dan tanggal, dan (iv) nama tempat dan wilayah atau negeri yang

ditulis berurutan.

Misalnya:

Surat-surat ini dialamatkan kepada Dekan Fakultas Kedokteran,

Universitas Padjadjaran, Jalan Dipatiukur 35, Bandung.

8. Tanda koma dipakai untuk menceraikan bagian nama yang dibalik

susunannya dalam daftar pustaka.

Misalnya:

Alisjahbana, Sutan Takdir. 1949. Tatabahasa Baru Bahasa Indonesia.

Jilid I dan 2. Djakarta: PT Pustaka Rakjat.

9. Tanda koma dipakai di antara bagian-bagian dalam catatan kaki.

Misalnya:

W.J.S. Poerwadarminta, Bahsa Indonesia untuk Karang-mengarang

(Yogyakarta: UP Indonesia. 1967), hlm. 4.

10. Tanda koma dipakai di antara nama orang dan gelar akademik yang

mengikutinya untuk membedakannya dari singkatan nama diri, keluarga,

atau marga.

Misalnya:

C. Ratulangi, S.E.

11. Tanda koma dipakai di muka angka per sepuluhan atau di antara rupiah dan

sen yang dinyatakan dengan angka.

Misalnnya:

12,5 m

12. Tanda koma dipakai untuk mengapit keterangan tambahan yang sifatnya

tidak membatasi. (Lihat juga pemakaian tanda pisah, Bab V, Pasal F).

Misalnya:

Guru saya, Pak Ahmad, pandai sekali.

Bandingkan dengan keterangan pembatas yang pemakaiannya tidak diapit

tanda koma:

Semua siswa yang lulus ujian mendaftarkan namanya pada panitia.

13. Tanda koma dapat dipakai – untuk menghindari salah baca – di belakang

keterangan yang terdapat pada awal kalimat.

47

Page 48: Mod ul bhs indonesia

Misalnya:

Dalam pembinaan dan pengembangan bahasa, kita memerlukan sikap

yang bersungguh-sungguh.

Bandingkan dengan:

Kita memerlukan sikap yang bersungguh-sungguh dalam pembinaan

dan pengembangan bahasa.

14. Tanda koma tidak dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian

lain yang mengiringinya dalam kalimat jika petikan langsung itu berakhir

dengan tanda tanya atau tanda seru.

Misalnya:

“Di mana Saudara tinggal?” tanya Karim.

C. Tanda Titik Koma (;)

1. Tanda titik koma dapat dipakai untuk memisahkan bagian-bagian kalimat

yang sejenis dan setara.

Misalnya:

Malam makin larut; pekerjaan belum selesai juga.

2. Tanda titik koma dapat dipakai sebagai pengganti kata penghubung untuk

memisahkan kalimat yang setara di dalam kalimat majemuk.

Misalnya:

Ibu mengurus tanamannya di kebun itu; Ayah sibuk bekerja di dapur;

Saya sendiri asyik mendengarkan siaran radio.

D. Tanda Titik Dua

1a. Tanda titik dua dapat dipakai pada akhir suatu pernyataan lengkap jika

diikuti rangkaian atau pemerian.

Misalnya:

Kita sekarang memerlukan perabot rumah tangga: Kursi, meja, dan

lemari.

1b. Tanda titik dua tidak dipakai jika rangkaian atau prian itu merupakan

pelengkap yang mengakhiri pernyataan.

Misalnya:

Kita memerlukan kursi, meja, dan lemari.

48

Page 49: Mod ul bhs indonesia

2. Tanda titik dua dipakai sesudah kata atau ungkapan yang memerluakan

pemerian.

Misalnya:

Ketua : Ahmad Wijaya

Sekretaris : Nuri Handayani

Bendahara: Darmawan

3. Tanda titik dua dapat dipakai dalam teks drama sesudah kata yang

menunjukkan pelaku dalam percakapan.

Misalnya:

Ibu : (Meletakkan beberapa kopor)

“Bawa kopor ini, Mir!”

Amir : “Baik, Bu (mengangkat kopor dan masuk)

4. Tanda titik dua dipakai (i) di antara jilid atau nomor halaman, (ii) di anatara

bab dan ayat dalam Kitab Suci, (iii) di anatara judul dan anak judul suatu

karangan, serta (iv) nama kota dan penerbit buku acuan dalam karangan.

Misalnya:

Tempo, I (1971), 34:7

Surah Yaasin: 9

Ali Hakim, Pendidikan Seumur Hidup: Sebuah Studi, sudah terbit.

Tjakranegara, Soetomo. 1968. Tjukupkah Saudara Membina Bahasa

Persatuan Kita? Djakarta: Eresco.

E. Tanda Hubung (-)

1. Tanda hubung menyambung suku-suku kata dasar yang terpisah oleh

pergantian baris.

Misalnya:

Di samping cara-cara lama itu ada

ju-

ga cara yang baru

Suku kata yang berupa satu vokal tidak ditempatkan pada ujung baris atau

pangkal baris.

49

Page 50: Mod ul bhs indonesia

Misalnya:

Beberapa pendapat mengenai masalah itu

telah disampaikan ….

Walaupun sakit, mereka tetap tidak

mau beranjak ….

atau

Beberapa pendapat mengenai masalah

itu telah disampaikan ….

Walaupun sakit, mereka tetap tidak mau

beranjak ….

bukan

Beberapa pendapat mengenai masalah i-

tu telah disampaikan ….

Walaupun sakit, mereka tetap tidak ma-

u beranjak …

2. Tanda hubung menyambung awalan dengan bagian kata di belakangnya

atau akhiran dengan bagian kata di depannya pada pergantian baris

Misalnya:

Kini ada cara yang baru untuk

meng-

ukur panas.

Senjata ini merupakan alat pertahan-

an yang canggih.

Akhiran i tidak dipenggal supaya jangan terdapat satu huruf saja pada

pangkal baris.

3. Tanda hubung menyambung unsur-unsur kata ulang.

Misalnya:

anak-anak

Angka dua sebagai tanda ulang hanya digunakan pada tulisan cepat dan

notula, dan tidak dipakai pada teks karangan.

50

Page 51: Mod ul bhs indonesia

4. Tanda hubung menyambung huruf kata yang dieja satu-satu dan bagian-

bagian tanggal.

Misalnya:

p-a-n-i-t-i-a

8-4-1973

5. Tanda hubung boleh dipakai untuk memperjelas (i) hubungan bagian-bagian

kata atau ungkapan, dan (ii) penghilangan bagian kelompok kata.

Misalnya:

ber-evolusi

dua puluh lima-ribuan (20 5000)

Bandingkan dengan:

be-revolusi

dua-puluhlima-ribuan (1 2500)

6. Tanda hubung dipakai untuk merangkaikan (i) se dengan kata berikutnya

yang dimulai dengan huruf kapital, (ii) ke dengan angka, (iii) angka dengan

an, dan (iv) singkatan berhuruf kapital dengan imbuhan atau kata, dan (v)

nama jabatan rangkap.

Misalnya:

se-Indonesia

hadiah ke-2

tahun 50-an

mem-PHK-kan

Menteri-Sekretaris Negara

7. Tanda hubung dipakai untuk merangkaikan unsur bahasa Indonesia dengan

unsur bahasa asing.

Misalnya:

di-smash

C. Tanda Pisah ( – )

1. Tanda pisah membatasi penyisipan kata atau kalimat yang memberi

penjelasan di luar bangun kalimat.

Misalnya:

51

Page 52: Mod ul bhs indonesia

Kemerdekaan bangsa itu – saya yakin akan tercapai – diperjuangkan oleh

bangsa itu sendiri.

2. Tanda pisah menegaskan adanya keterangan aposisi atau keterangan yang

alin sehingga kalimat menjadi yang lebih jelas.

Misalnya:

Rangkaian temuan – evolusi, teori kenisbian, dan kini juga pembelahan

atom – telah mengubah konsepsi kita tentang alam semesta.

3. Tanda pisah dipakai di antara dua bilangan atau tanggal dengan arti

‘sampai’.

Misalnya:

1910 – 1945

Jakarta – Bandung

Catatan:

Dalam pengetikan, tanda pisah dinyatakan dengan dua buah tanda hubung

tanpa spasi sebelum dan sesudahnya. Pengetikan dengan komputer bisa

diakali dengan cara sebagai berikut: Tekan spasi (space bar), ketik angka,

tekan spasi, ketik tanda hubung, tekan spasi, ketik angka lagi, lalu tekan

spasi lagi. Setelah itu, untuk selanjutnya, tanda pisah bisa kita kopi.

D. Tanda Elipsis (…)

1. Tanda elipsis dipakai dalam kalimat yang berputus-putus.

Misalnya:

Kalu begitu … ya, marilah kita bergerak.

2. Tanda elipsis menunjukkan bahwa dalam suatu kalimat atau naskah ada

bagian yang dihilangkan.

Misalnya:

Sebab-sebab kemorosotan … akan diteliti lebih lanjut.

Catatan:

Jika bagian yang dihilangkan mengakhiri sebuah kalimat, perlu dipakai

empat buah titik; tiga buah untuk menandai penghilangan teks dan satu

untuk menandai akhir kalimat.

Misalnya:

Dalam tulisan, tanda baca harus digunakan dengan hati-hati …..

52

Page 53: Mod ul bhs indonesia

E. Tanda Tanya (?)

1. Tanda tanya dipakai pada akhir kalimat tanya.

Misalnya:

Kapan ia berangkat?

Saudara tahu, bukan?

2. Tanda tanya dipakai di dalam tanda kurung untuk menyatakan bagian

kalimat yang disangsikan atau yang kurang dapat dibuktikan kebenarannya.

Misalnya:

Ia dilahirkan pada tahun 1987 (?).

F. Tanda Seru (!)

Tanda seru dipakai sesudah ungkapan atau pernyataan yang berupa seruan

atau perintah yang menggambarkan kesungguhan, ketidakpercayaan, ataupun

rasa emosi yang kuat.

Misalnya:

Alangkah seramnya peristiwa itu!

Bersihkan kamar itu sekarang juga!

Masakan! Sampai hati juga ia meninggalkan anak istrinya.

G. Tanda Kurung (….)

1. Tanda kurung mengapit tambahan keterangan atau penjelasan.

Misalnya:

Bagian Perencanaan sudah selesai menyusun DIK (Daftar Isian

Kegiatan) kantor itu.

2. Tanda kurung mengapit keterangan atau penjelasan yang bukan bagian

integral pokok pembicaraan.

Misalnya:

Sajak Tranggono yang berjudul ”Ubud” (nama tempat terkenal di Bali)

ditulis pada tahun 1962.

3. Tanda kurung mengapit huruf atau kata yang kehadirannya di dalam teks

dapat dihilangkan.

Misalnya:

Pejalan kaki itu berasal dari (kota) Surabaya.

53

Page 54: Mod ul bhs indonesia

4. Tanda kurung mengapit angka atau huruf yang merinci satu urutan

keterangan.

Misalnya:

Faktor produksi menyangkut masalah (a) alam, (b) tenaga kerja, dan (c)

modal.

H. Tanda Kurung Siku (… )

1. Tanda kurung siku mengapit huruf, kata, atau kelompok kata sebagai

koreksi atau tambahan pada kalimat atau bagian kalimat yang ditulis orang

lain. Tanda itu menyatakan bahwa kesalahan atau kekurangan itu memang

terdapat dalam naskah asli.

Misalnya:

Sang Sapurba mendengar bunyi gemerisik.

2. Tanda kurung siku mengapit keterangan dalam kalimat penjelasan yang

sudah bertanda kurung.

Misalnya:

Persaman kedua proses itu (perbedaannya lihat halaman 35-38 tidak

dibicarakan) perlu dibentangkan di sini.

I. Tanda Petik Ganda (“…”)

1. Tanda petik mengapit petikan langsung yang berasal dari pembicaraan dan

naskah atau bahan tertulis lain.

Misalnya:

Saya belum siap, ” kata Mira, “tunggu sebentar!”

Pasal 36 UUD 1945 berbunyi, “Bahasa negara ialah bahasa Indonesia.”

2. Tanda petik mengapit judul syair, karangan, atau bab buku yang dipakai

dalam kalimat.

Misalnya:

Bacalah “Bola Lampu” dalam buku Dari Suatu Masa, dari Suatu

Tempat.

Karangan Andi Hakim Nasoetion yang berjudul “Rapor dan Nilai

Prestasi di SMA” diterbitkan dalam Tempo.

Sajak “Berdiri Aku” terdapat pada halaman 5 buku itu.

54

Page 55: Mod ul bhs indonesia

3. Tanda petik mengapit istilah ilmiah yang kurang dikenal atau kata yang

mempunyai arti khusus.

Misalnya:

Pekerjaan itu dilaksanakan dengan cara “coba dan ralat” saja.

4. Tanda petik penutup mengikuti tanda baca yang mengakhiri petikan

langsung.

Misanya:

Kata Tono, “Saya juga minta satu.”

5. Tanda baca penutup kalimat atau bagian kalimat ditempatkan di belakang

tanda petik yang mengapit kata atau ungkapan yang dipakai dengan arti

khusus pada ujung kalimat atau bagian kalimat.

Misalnya:

Karena warna kulitnya, Budi mendapat julukan “Si Hitam”.

Catatan:

Tanda petikpembuka dan tanda petik penutup pada pasangan tanda petik

itu ditulis sama tinggi di sebelah atas baris.

M. Tanda Petik Tunggal (‘…’)

1. Tanda petik tunggal mengapit petikan yang tersusun di dalam petikan lain.

Misalnya:

Tanya Basri, “Kau dengan bunyi ‘kring-kring’ tadi?”

2. Tanda petik tunggal mengapit makna, terjemahan, atau penjelasan kata

ungkapan asing. (Lihat pemakaian tanda kurung, Bab V, Pasal J).

Misalnya:

feed-back ‘balikan’

N. Tanda Garis Miring

1. Tanda garis miring dipakai di dalam nomor surat dan nomor pada alamat

dan penandaan masa satu tahun yang terbagi dalam dua tahun takwim.

Misalnya:

No. 7/PK/1973

Jalan Kramat II/10

tahun anggaran 1985/1986

55

Page 56: Mod ul bhs indonesia

2. Tanda garis miring dipakai sebagai pengganti kata dan, atau, atau tiap.

Misalnya:

mahasiswa/mahasiswi

harganya Rp1.500,00/lembar

O. Tanda Penyingkat atau Apostrof (’)

Tanda penyingkat atau apostrof menunjukkan penghilangan bagian kata atau

bagian angka tahun.

Misalnya:

Ali ‘kan kusurati. (‘kan = akan)

Malam ‘lah tiba. (‘lah = telah)

1 Januari ’88 (’88 = 1988)

4.3.2 Perlatihan

1. Penulisan lambang bilangan yang benar terdapat pada kalimat …

A. Tujuh belas pemeras berhasil ditangkap.

B. 17 pemeras berhasil ditangkap

C. sebanyak 17 pemeras berhasil ditangkap

D. tujuh belas (17) pemeras berhasil ditangkap.

2. Penggunaan tanda baca yang benar dalam kalimat ini ialah …

A. Kata Momon, ”Mahasiswa sekarang kreatif”

B. Kata Momon, ”Mahasiswa sekarang kreatif.”

C. Kata Momon: ”Mahasiswa sekarang kreatif”

D. Kata Momon: ”Mahasiswa sekarang kreatif.”

3. Kami berbicara … seluruh rakyat.

A. a/n

B. an.

C. a.n.

D. a/n.

4. Mungkin … akan meletus pada tahun 2099.

A. Perang Dunia ke-IIIB. Perang Dunia ke-3C. Perang Dunia ke IIID. Perang Dunia ke 3

56

Page 57: Mod ul bhs indonesia

5. Pembimbing saya adalah….

A. Dr. Rifai M. Si.

B. Dr Rifai Msi.

C. Dr. Rifai, M.Si.

D. Dr. Rifai, M Si.

6. Mereka mengharapkan sumbangan berupa …

A. makanan, pakaian, dan obat-obatan.

B. makanan, pakaian dan obat-obatan.

C. makanan pakaian dan obat-obatan.

D. makanan pakaian, dan obat-obatan.

7. Penulisan kata bilangan yang benar terdapat pada kalimat ….

A. 15 orang tewas dalam kecelakaan itu.

B. Kami memerlukan 10 (sepuluh) buah bus pegawai.

C. Dua ratus lima puluh orang tamu diundang dalam pertemuan itu.

D. Anna menonton drama itu sampai tiga kali.

8. Penggunaan tanda koma yang benar terdapat dalam kalimat ….

A. Dia lupa akan janjinya, karena sibuk

B. Semua siswa yang lulus ujian, mendaftarkan namanya pada panitia

C. Kita memerlukan meja, kursi, dan lemari.

D. Saya tahu, bahwa soal itu penting.

9. Pemakaian tanda baca yang taktepat terdapat dalam kalimat …

A. Mengenai sakitnya itu, katanya, harus dikonsultasikan pada dokter.

B. Dokter sibuk memeriksa pasien; sementara suster menyiapkan alat suntik.

C. Seorang penderita AIDS meninggal di RS. Hasan Sadikin, Bandung.

D. “Ingatlah, Jang”, kata Ida kepada adiknya, “jangan jajan sembarangan!”

10. Pemakaian tanda titik yang tepat terdapat dalam kalimat …

A. Moh.Yogie. SM adalah mantan Gubernur Jawa Barat.

B. Buku Teori Ekonomi Makro dikarang oleh Drs. Linus Suryadi d.k.k.

C. Bukti-bukti penyimpangan itu ditulis pada hlm. 34 buku karya Hade Lakuna.

D. Yang terhormat Bapak Robert. K Sembiring, kami persilakan.

57

Page 58: Mod ul bhs indonesia

4.3.3 Rangkuman

Ada lima belas tanda baca yang digunakan dalam bahasa Indonesia, yaitu sebagai

berikut:

1) Tanda Titik (.) meliputi delapan aturan;

2) Tanda Koma (,) meliputi empat belas aturan;

3) Tanda Titik Koma (;) meliputi dua aturan;

4) Tanda Titik Dua (:)meliputi empat aturan;

5) Tanda Hubung (-) meliputi tujuh aturan;

6) Tanda Pisah ( – ) meliputi tiga aturan;

7) Tanda Elipsis (…) meliputi dua aturan;

8) Tanda Tanya (?) meliputi dua aturan;

9) Tanda Seru (!) hanya satu aturan;

10) Tanda Kurung ( ) meliputi empat aturan

11) Tanda Kurung Siku [ ] meliputi dua aturan

12) Tanda Petik Ganda (“…”) meliputi lima aturan;

13) Tanda Petik Tunggal (‘…’) meliputi dua aturan;

14) Tanda Garis Miring ( / ) meliputi dua aturan;

15) Tanda Penyingkat atau Apostrof (’) hanya satu aturan.

4.3.4 Tes Formatif

1. Tulislah lima contoh pemakaian tanda titik!

2. Tulislah lima contoh pemakaian tanda koma!

3. Tulislah dua contoh pemakaian tanda titik koma!

4. Tulislah empat contoh pemakaian tanda titik dua!

5. Tulislah tiga contoh pemakaian tanda hubung!

6. Tulislah tiga contoh pemakaian tanda pisah!

7. Tulislah dua contoh pemakaian tanda elipsis!

8. Tulislah empat contoh pemakaian tanda kurung!

9. Tulislah tiga contoh pemakaian tanda petik ganda!

10. Tulislah dua contoh pemakaian tanda petik tunggal!

58

Page 59: Mod ul bhs indonesia

4.3.5 Umpan Balik dan Tindak Lanjut

Setelah Anda menjawab sosal-soal tersebut, cocokkanlah jawaban Anda dengan

jawaban hasil diskusi kelas. Hitunglah jumlah jawaban Anda yang benar, kemudian

tentukan hasil belajar Anda dengan rumus berikut:

Tingkat penguasaan =Jumlah jawaban yang benar

x 100%10

Arti tingkat penguasaan yang Anda capai:

90% – 100% = baik sekali

80% – 89% = baik

70% – 79% = sedang

≤ 69% = kurang

Jika mencapai tingkat penguasaan 80% ke atas, Anda dapat meneruskan pelajaran pada

modul berikutnya. Jika tidak, lebih baik Anda mengulangi Kegiatan Belajar II.

59

Page 60: Mod ul bhs indonesia

4.4 Kegiatan Belajar IV

4.4.1Bahasa Baku

4.4.1.1 Ragam Bahasa

Ragam bahasa yang paling berkaitan dengan situasi adalah ragam fungsional.

Artinya ragam bahasa yang didasarkan pada fungsi. Menurut Martin Joos, ragam

fungsional ini terbagai ke dalam lima jenis, yaitu (1) beku, (2) resmi, (3) usaha, (4)

santai, (5) akrab.

Ragam beku adalah bahasa yang “tidak dapat diubah” karena sudah “membeku”.

Ragam ini terdapat dalam dokumen-dokumen resmi kenegaraan seperti teks Pancasila,

Undang-Undang Dasar 1945, atau buku-buku suci.

Ragam resmi adalah bahasa yang digunakan dalam situasi resmi seperti upacara-

upacara kenegaraan atau pernikahan, ceramah, seminar, pendidikan, kantor pemerintah

(dan juga swasta). Bahasa yang digunakan dalam buku pelajaran dan makalah bisa

dimasukkan pada ragam ini.

Ragam usaha adaah bahasa yang digunakan dalam dunia usaha. Dunia usaha

memerlukan konsumen atau mitra sebanyak-banyaknya. Karena itu, di dalam ragam ini

bahasa yang digunakan bisa bermacam-macam, bisa santai, bisa juga resmi, atau pun

akrab. Perhatikan saja bahasa yang digunakan dalam iklan.

Ragam santai adalah bahasa yang digunakan dalam suatu kelompok dalam situasi

santai. Misalnya kelompok arisan, teman sebaya, teman sehobi, keluarga.

Ragam akrab adalah bahasa yang digunakan karena keakraban dan bisa juga santai.

Ragam ini digunakan juga dalam suatu kelompok, tetapi ada kemungkinan tidak

dimengerti atau tidak digunakan oleh kelompok lain. Misalnya kelompok remaja,

kelompok suatu geng, atau kelompok lain. Bahasa yang digunakan dalam SMS,

misalnya, bisa digolongkan ke sini.

Kegiatan tulis-menulis dan belajar-mengajar di perguruan tinggi berada dalam

situasi resmi. Karena itu, bahasa yang digunakan pun harus ragam bahasa resmi. Dalam

ragam resmi, bahasa yang digunakan adalah bahasa baku yang sesuai dengan

kedudukan dan fungsinya.

60

Page 61: Mod ul bhs indonesia

4.4.1..2 Ciri Bahasa Baku

Menurut pakar bahasa Indonesia, Anton M. Moeliono, ada dua ciri bahasa baku:

mantap dan cendekia. Bahasa baku memiliki sifat kemantapan dinamis berupa kaidah

yang tetap. Kemantapan dinamis dapat diartikan adanya keterbukaan untuk perubahan

bersistem, baik dalam bidang kosakata dan peristilahan maupun ragam dan gaya dalam

bidang kalimat dan makna.

Untuk mencapai kemantapan, perlu diusahakan penyusunan aturan (kodifikasi)

bahasa yang menyangkut dua aspek: (1) bahasa menurut situasi pemakai dan

pemakaiannya dan (2) bahasa menurut strukturnya sebagai sistem komunikasi.

Aspek pertama akan menghasilkan sejumlah ragam dan gaya bahasa. Perbedaan

ragam dan gaya tampak salam pemakaian bahasa lisan (ujaran) dan bahasa tulisan.

Masing-masing akan mengembangkan variasi menurut pemakaian dalam berbagai

situasi dan tujuan. Misalnya, dalam pergaulan keluarga dan sahabat; administrasi

pemerintahan, peradilan, pengajaran, seminar, diskusi, dan ilmu pengetahuan.

Aspek kedua akan menghasilkan tata bahasa dan kosakata baku. Pada umumnya

yang dianggap baku adalah ujaran dan juga tulisan yang dipakai oleh golongan

masyarakat yang memiliki pengaruh besar seperti pejabat pemerintah, guru, dosen,

ilmuwan, mahasiswa, rohaniwan, wartawan, kolumnis, penyair, novelis, artis, dan

selebritis. Pengaruh ini terbukti, misalnya, ketika zaman Soeharto. Presiden Soeharto

memiliki ciri khas bahasa (idiolek). Dia sering menggunakan kata daripada walaupun

tidak tepat pemakaiannya. Akibatnya, hampir seluruh pejabat dan juga masyarakat

terpengaruh oleh Soeharto.

Ciri lain yang dimiliki bahasa baku adalah kecendekiaan. Bahasa Indonesia harus

mampu mengungkapkan proses pemikiran yang rumit dalam berbagai bidang ilmu,

teknologi, dan hubungan antarmanusia tanpa menghilangkan kodrat kepribadiannya.

Proses pencendekiaan ini amat penting untuk menampung aspirasi generasi muda

yang menuntut taraf kemajuan yang lebih tinggi dan ingin mencari pengalaman hidup

sebagai akibat perkenalannya dengan kebudayaan lain. Ilmu pengetahuan, teknologi,

dan kehidupan modern harus dapat dicapai lewat bahasa Indonesia. Orang yang ragu-

ragu terhadap kemampuan bahasa Indonesia biasanya menggunakan bahasa Inggris.

Contoh baik yang dapat kita tiru adalah bangsa Jepang. Mereka telah berhasil

mencendekiakan bahasa Jepang sambil mempertahankan tata aksaranya (kanji,

hiragana, dan katakana) dan tingkat bahasanya – seperti bahasa Jawa dan Sunda, bahasa

61

Page 62: Mod ul bhs indonesia

Jepang mengenal undak usuk bahasa. Mereka menyalurkan ilmu pengetahuan dan

teknologi modern melalui penerjemahan besar-besar. Hasilnya? Kini bangsa Jepang

menjadi bangsa modern.

Bangsa Indonesia pun sebetulnya bisa seperti bangsa Jepang jika pencendekiaan

bahasa segera dilakukan. Pencendekiaan bahasa takharus berarti pembaratan (baca:

penginggrisan) bahasa seperti banyak dilakukan oleh sebagian besar saudara kita.

Banyak di antara kita takmau susah-susah membuka-buka kamus bahasa Indonesia.

Mereka langsung membaratkan bahasa Indonesia. Mereka mengabaikan kedudukan dan

fungsi bahasa Indonesia.

4.4.1.3 Fungsi Bahasa Baku

Ada empat fungsi bahasa baku: pemersatu, penanda kepribadian, penambah

wibawa, dan kerangka acuan.

Fungsi pertama telah membuktikan bangsa Indonesia dapat bersatu dan mengatasi

kedaerahan. Karena bahasa merupakan wahana dan pengungkap kebudayaan nasional,

fungsi pemersatu dapat ditingkatkan lagi dengan mengintensifkan usaha berlakunya

bahasa baku yang adab yang menjadi salah satu ciri manusia Indonesia modern.

Fungsi kedua yang dijalankan oleh bahasa baku dan adab akan tampak jika di

dalam pergaulan dengan bangsa lain, orang Indonesia membedakan dirinya dengan

menggunakan bahasa Indonesia sebagai identitas bangsa. Kalau fungsi ini sudah

dilaksanakan secara luas, bahasa Indonesia dapat dianggap melaksanakan perannya

yang penting sebagai bahasa nasional yang baku. Sayangnya, masih banyak di antara

kita baru taram-taram ‘bisa sedikit’ berbahasa Inggris, ucapan atau tulisannya sudah

keinggris-inggrisan.

Fungsi ketiga menduduki tempat tinggi pada skala tata nilai dalam masyarakat

bahasa. Gengsi yang lekat pada bahasa Indoneia baku – karena dipakai oleh kalangan

masyarakat berpengaruh (pressure group) – menambahkan wibawa pada setiap orang

yang dapat menguasai bahasa itu dengan mahir. Fungsi ini juga terlaksana jika bahasa

Indonesia dapat dipautkan dengan hasil teknologi modern dan unsur kebudayaan baru.

Misalnya, kata-kata Indonesia yang dicantumkan kepada pranata, lembaga, bangunan,

jalan , atau yang lainnya, warga masyarakat secara psikologis akan mengidentikkan

bahasa Indonesia dengan masyarakat dan kehidupan modern dan maju. Karena itu,

misalnya, takperlu lagi supermarket, student centre, mall, for sale, rent, break event

62

Page 63: Mod ul bhs indonesia

point, shareholder, bookkeeper, kit sebab sudah ada pasar utama, pusat mahasiswa,

pasar besar, dijual, sewa, titik impas, penyaham, pembuku, lengkapan.

Fungsi keempat merupakan ukuran tentang tepat atau tak tepat pemakaian bahasa

dalam situasi tertentu. Fungsi ini akan terpenuhi jika pembinaan terus diupayakan

seperti dalam bidang surat-menyurat resmi, bentuk surat putusan, risalah, laporan,

undangan iklan, pengumuman, sambutan, ceramah, dan pidato.

Perhatikan contoh-contoh berikut:

Kata Baku Kata Takbaku

absurd absur

agresif agresip

akhir ahir

aksesoris asesoris

aktif aktip

aktivitas aktifitas

akuarium aquarium

ambulans ambulance

analisis analisa

atau atawa

azan adzan

balans balan

baru anyar

batin bathin

belum belon

bicara - berbicara ngomong

cina china

dahulu baheula

dengan sama, ama

doa do’a

efektif epektip

ekstensi ekstension

fakta pakta

63

Page 64: Mod ul bhs indonesia

fasih pasih

Februari Pebruari

fotokopi photo copy

frekuensi frekwensi

gerejawi gerejani

hakekat hakikat

hipotesis hipotesa

identifikasi identipikasi

ilmuwan ilmiawan

informal informil

izin ijin

jadwal jadual

jumat jum’at

kaidah kaedah

kalkulasi -

mengalkulasi

mengkalkulasi

kata - berkata bilang

kategori -

mengategorikan

mengkatagorikan - mengkategorikan

khawatir kuatir

komersil -

mengomersilkan

mengkomersilkan – mengkomersialkan

mengkomersialisasikan

komparatif komparatip

kompleks komplek

komplemen komflemen

komputer computer

komunikasi -

mengomunikasikan

mengkomunikasikan

konduite kondite

konferensi konperensi

konsekuen konsekwen

konstekstual kontextual

konsumsi - mengkonsumsi

64

Page 65: Mod ul bhs indonesia

mengonsumsi

kontrak - dikontrakkan dikontrakan

kontrak -

mengontrakkan

mengontrakan - mengkontrakkan

kritik keritik

kritik - mengkritik mengeritik

kualitas kwalitas

kuantitas kwantitas

kuitansi kwitansi

kultus - mengultuskan mengkultuskan

legal - melegalkan melegalisasi, melegalisir

mokal - melokalkan melokalisasi - melokalisir

lembap lembab

mengapa kenapa

metode metoda

modern moderen

narasumber nara sumber

nasihat nasehat

nikah - dinikahkan ditikahkan

nonaktif non aktif

nonblok non blok

November Nopember

operasi oprasi

paham faham

pasien pasen

pasif pasip

pengaruh -

memengaruhi

mempengaruhi

pengeboman pemboman

perancis prancis

percaya - memercayai mempercayai

perkosa - memerkosa memperkosa

pesona - memesona mempesona

65

Page 66: Mod ul bhs indonesia

problem problim

proyek projek

rapi rapih

reformasi repormasi

rido ridho, ridlo

rohaniwan rohaniawan

Sabtu Saptu

sah - mengesahkan mensahkan – mengesyahkan - mensyahkan

salih soleh

sastra sastera

sejahtera -

menyejahterakan

mensejahterakan

seks sek, sex

seksi sie

semifinal semi final

sertifikat sertipikat

servis service, serfis

sesi sessi

silakan silahkan

sintesis sintesa

sistem sistim

staf staff

standar standard

standardisasi standarisasi

subjek subyek

sukses - menyukseskan mensukseskan

taksi taxi

tampak nampak

tampak - ditampakkan dinampakkan

tampak -

menampakkan

menampakan

teknik tehnik

teladan tauladan

66

Page 67: Mod ul bhs indonesia

telepon telefon

telur telor

telusuri - menelusuri selusur, menyelusuri

temu - bertemu ketemu

temu - ditemukan diketemukan

teoretis tioritis, teoritis

teori tiori

terampil trampil

terap - diterapkan ditrapkan

terap - menerapkan mentrapkan

tertawa ketawa

tertawa - ditertawakan diketawakan

tim team

tradisional tradisionil

trotoar trotoir

tunjuk - menunjukkan menunjukan

vaksinasi faksinasi

wudu wudhu, wudlu

zaman jaman

4.4.2 Perlatihan

Cari dan bedakan 10 kata baku dan takbaku dalam kamus!

4.4.3 Rangkuman

Ragam bahasa yang paling berkaitan dengan situasi adalah ragam fungsional.

Artinya ragam bahasa yang didasarkan pada fungsi. Menurut Martin Joos, ragam

fungsional ini terbagai ke dalam lima jenis, yaitu (1) beku, (2) resmi, (3) usaha, (4)

santai, (5) akrab.

Ada dua ciri bahasa baku: mantap dan cendekia. Bahasa baku memiliki sifat

kemantapan dinamis berupa kaidah yang tetap. Kemantapan dinamis dapat diartikan

adanya keterbukaan untuk perubahan bersistem, baik dalam bidang kosakata dan

peristilahan maupun ragam dan gaya dalam bidang kalimat dan makna. Dalam hal

kecendekiaan, bahasa Indonesia harus mampu mengungkapkan proses pemikiran yang

67

Page 68: Mod ul bhs indonesia

rumit dalam berbagai bidang ilmu, teknologi, dan hubungan antarmanusia tanpa

menghilangkan kodrat kepribadiannya.

Ada empat fungsi bahasa baku: pemersatu, penanda kepribadian, penambah

wibawa, dan kerangka acuan.

4.4.4 Tes Formatif

1. Tulislah lima ragam fungsional bahasa!

2. Uraikan dua ciri bahasa baku!

3. Jelaskan empat fungsi bahasa baku!

4. Bagaimana sikap Anda apabila melihat papan nama gedung berbahasa asing?

5. Bagaimana sikap Anda ketika berhadapan dengan orang yang bahasa Indonesianya

“jelek”?

6. Tulislah lima kata baku dan takbaku bahasa Indonesia!

7. Tulislah lima kata baku dan takbaku serapan dari bahasa asing!

8. Mengapa jika ada istilah baru dalam bahasa Indonesia perlu diberi penjelasan dalam

bahasa Inggris?

9. Jelaskan tiga kelompok masyarakat yang berpengaruh dalam pemakaian bahasa!

10. Mengapa bahasa dalam makalah harus bahasa baku?

68

Page 69: Mod ul bhs indonesia

4.4.5 Umpan Balik dan Tindak Lanjut

Setelah Anda menjawab sosal-soal tersebut, cocokkanlah jawaban Anda dengan

jawaban hasil diskusi kelas. Hitunglah jumlah jawaban Anda yang benar, kemudian

tentukan hasil belajar Anda dengan rumus berikut:

Tingkat penguasaan =Jumlah jawaban yang benar

x 100%10

Arti tingkat penguasaan yang Anda capai:

90% – 100% = baik sekali

80% – 89% = baik

70% – 79% = sedang

≤ 69% = kurang

Jika mencapai tingkat penguasaan 80% ke atas, Anda dapat meneruskan pelajaran pada

modul berikutnya. Jika tidak, lebih baik Anda mengulangi Kegiatan Belajar III.

69

Page 70: Mod ul bhs indonesia

4.5 Kegiatan Belajar V

4.5.1 Pengayaan Kosakata

4.5.1.1 Imbuhan

Bahasa Indonesia dikenal sebagai bahasa aglutinatif. Artinya, kosakata dalam bahasa

Indonesia bisa ditempeli dengan bentuk lain, yaitu imbuhan. Karena sifatnya itulah,

imbuhan memiliki peran yang sangat penting dalam pembentukan kata bahasa

Indonesia. Dengan demikian, sudah selayaknyalah, sebagai pemakainya, kita memiliki

pengetahuan mengenai hal ini.

Dalam bahasa Indonesia, imbuhan terdiri atas awalan, sisipan, akhiran, dan

gabungan awalan dengan akhiran yang disebut konfiks dalam ilmu bahasa. Awalan

yang terdapat di dalam bahasa Indonesia terdiri atas me(N)-, be(R)-, di-, pe(N)-, pe(R)-,

te(R)-, ke-, dan se-, sedangkan sisipan terdiri atas -el-, -em-, dan -er-; akhiran terdiri atas

-kan, -i, dan -an; konfiks terdiri atas semua gabungan awalan dengan akhiran. Awalan

dan akhiran masih sangat produktif digunakan, sedangkan sisipan sudah tidak atau

kurang produktif. Walaupun demikian, semua imbuhan termasuk sisipan di dalamnya,

apabila diperlukan, masih dapat kita manfaatkan, misalnya, dalam penciptaan kosakata

baru atau dalam penerjemahan atau penyepadanan istilah asing.

4.5.1.1.1 Awalan me (N)-

Proses pengimbuhan dengan awalan me(N)- terhadap bentuk dasar dapat mengakibatkan

munculnya bunyi sengau (bunyi hidung) dapat pula tidak. Hal tersebut bergantung pada

bentuk dasar yang dilekati awalan tersebut. Bunyi awal bentuk dasar dapat luluh, dapat

pula tidak. Ini pun bergantung pada bentuk dasar yang dilekati awalan. Untuk

memperjelas hal tersebut, perhatikan contoh berikut.

me(N)- + buat membuat

me(N)- + pakai memakai

me(N)- + fotokopi memfotokopi

me(N)- + dengar mendengar

me(N)- + tatar menatar

me(N)- + jabat menjabat

me(N)- + colok mencolok

me(N)- + suruh menyuruh

70

Page 71: Mod ul bhs indonesia

me(N)- + ganti mengganti

me(N)- + kikis mengikis

me(N)- + hadap menghadap

me(N)- + undang mengundang

me(N)- + muat memuat

me(N)- + nilai menilai

me(N)-+ lepas melepas

me(N)-+ rusak merusak

Apabila bentuk dasar yang dilekati hanya berupa satu suku kata, me(N)- berubah

menjadi menge-, misalnya, dalam contoh di bawah.

me(N)- + cap mengecap

me(N)- + pak mengepak

me(N)- + tik mengetik

Namun demikian, perlu kita perhatikan jika bentuk dasar tersebut ditempeli atau

dilekati awalan di-, bentuk yang ditempelinya tidak mengalami perubahan. Kita lihat

contohnya:

di- + cap dicap

di- + pak dipak

di- + tik ditik

Berdasarkan contoh-contoh yang sudah kita kenal dengan baik, dapat kita

simpulkan bahwa untuk membentuk kata secara benar, kita harus mengetahui bentuk

dasarnnya. Kini giliran Anda untuk berpendapat. Tepat atau taktepatkah bentuk kata

yang dicetak miring dalam kalimat-kalimat di bawah ini. Jika menurut Anda tepat, coba

Anda kemukakan alasannya. Begitu pula halnya jika taktepat, coba Anda kemukakan

alasannya.

1. Mereka menterjemahkan buku berbahasa Inggris ke dalam bahasa Indonesia

2. Kewajiban kita bersama untuk mensukseskan program yang dicanangkan pemerintah

kalau memang kita merasa sebagai warga yang baik.

3. Betulkah kita sudah menyintai bahasa Indonesia?

4. Tugas yang sedang kita laksanakan kait-mengkait dengan tugas orang lain.

5. Kita harus mulai menterapkan Gerakan Disiplin Nasional pada diri kita

masing-masing.

71

Page 72: Mod ul bhs indonesia

6. Sebagai umat beragama kita patut selalu mensyukuri segala sesuatu yang kita peroleh

dan kita nikmati.

7. Sebagai pegawai yang baik, sepatutnyalah kita mentaati segala peraturan yang

berlaku.

8. Jika dipandang perlu, kita bisa merubah sistem kerja agar mencapai hasil yang

optimal.

9. Kami sudah mencoba mengkomunikasikan gagasan itu kepada seluruh karyawan,

tetapi hasilnya belum kami ketahui.

10. Beliau selalu memparkir mobilnya di samping kantor.

11. Mengapa kita tidak mencoba mempopulerkan istilah yang ada dalam bahasa

Indonesia?

12. Dengan adanya Gerakan Disiplin Nasional, diharapkan tidak ada lagi pejabat yang

mengkomersialkan jabatannya.

13. Tiga orang yang memerkosa tersebut kini sedang diadili.

14. Bahasa asing dan bahasa daerah banyak mempengaruhi bahasa Indonesia.

15. TVRI Stasiun Bandung sering mentayangkan acara wayang golek.

16. Pemerintah kini mensinyalir adanya gerakan yang mencoba mengadudombakan

kita.

17. Usaha koperasi tersebut, antara lain, ditujukan untuk menyejahterakan anggota.

18. Kami sudah mempercayakan kegiatan ini kepada seluruh anggota panitia.

19. Setiap hari dia selalu menyemir sepatu suaminya hingga mengilat seperti sepatu

baru.

20. PT Abadi Nanjaya memproduksi bahan keperluan rumah tangga.

4.5.1.1.2 Awalan be(R)-

Awalan be(R)- memiliki tiga variasi, yaitu ber-, be-, dan bel-. Variasi

tersebut muncul sesuai dengan bentuk dasar yang dilekatinya, misalnya, dalam

contoh berikut.

be(R)- + usaha berusaha

be(R)- + diskusi berdiskusi

be(R)- + korban berkorban

be(R)- + rencana berencana

be(R)- + kerja bekerja

72

Page 73: Mod ul bhs indonesia

be(R)- + serta beserta

be(R)- + ajar belajar

Kata beruang sebagai kata dasar berarti sejenis binatang’, sedangkan sebagai kata

berimbuhan, yang terdiri atas ber- dan uang memiliki arti mempunyai uang’ atau bisa

juga berarti memiliki ruang’. Kata tersebut akan menjadi jelas artinya jika terdapat

dalam konteks kalimat, konteks situasi, atau konteks tempat dan waktu. Begitu pula

halnya dengan kata berevolusi yang terdiri atas ber- dan evolusi atau ber- dan revolusi.

Berdasarkan contoh-contoh yang dikemukakan, bagaimana pendapat Anda

mengenai bentuk kata yang dicetak miring dalam kalimat di bawah ini.

Kita harus bercermin pada perjuangan mereka agar kita dapat bekerja dengan

sungguh-sungguh.

Selain berjualan pupuk, mereka juga berternak ayam dan kelinci.

Kami tidak berkeberatan jika Saudara ikut bergabung dengan kami dalam usaha

patungan ini.

Boleh saja kita beda pendapat, tetapi tekadnya demi kepentingan kita bersama.

Berdasar kesepakatan bersama dalam rapat, beliau diangkat menjadi pemimpin

perusahaan.

Saya kerja sebagai pegawai negeri sudah cukup lama.

Hampir semua instansi pemerintah di wilayah Jawa Barat langganan koran Pikiran

Rakyat.

Air sungai yang beriak itu kini sudah bewarna hitam.

Putra Bupati sudah tunangan minggu lalu.

Saya datang ke sini sama beberapa orang rekan sekantor.

Pergi ke kantor, setiap hari saya jalan kaki saja.

Penonton, sampai jumpa lagi minggu depan dalam acara yang sama.

Anaknya senang berpetualang ke rimba belantara.

Anak saya masih bersekolah di sebuah akademi.

Banyak karyawan yang belum berumah tangga sampai sekarang.

Sebagai warga yang baik, kita harus tanggung jawab atas ketertiban lingkungan sendiri.

Sudah tiga bulan saya tidak bertemu dengan sahabat.

Tetangga saya bersuamikan orang Amerika.

Setelah diamati secara saksama, ternyata kegiatan tersebut tidak berdampak negatif.

73

Page 74: Mod ul bhs indonesia

Kertas di atas meja beterbangan karena tertiup angin.

Dalam keseharian kini sering digunakan kata berterima atau keberterimaan. Dalam

hal ini awalan ber- sejajar dengan awalan di-. Jadi, berterima sama dengan diterima,

misalnya, dalam kalimat Usulan yang disampaikan kepada Bapak Gubernur sudah

berterima. Kata berterima dan keberterimaan merupakan padanan acceptable dan

acceptability dalam bahasa Inggris. Imbuhan ber- dalam kata tersebut beranalogi pada

peribahasa yang sudah dikenal, yaitu gayung bersambut, kata berjawab yang berarti

gayung disambut, kata dijawab’.

4.5.1.1.3 Awalan te(R)-

Awalan te(R)- memiliki variasi ter-, te-, dan tel-. Ketiga variasi tersebut muncul

sesuai dengan bentuk dasar yang dilekatinya. Layak diingat bahwa awalan ini memiliki

tiga macam arti dalam pemakaiannya. Pertama, artinya sama dengan paling’. Kedua,

menyatakan arti tidak sengaja’. Ketiga, menyatakan arti sudah di- Misalnya dalam

contoh di bawah ini.

te(R)- + dengar terdengar

te(R)- + pandai terpandai

te(R)- + rasa terasa

te(R)- + kerjakan tekerjakan

te(R)- + perdaya teperdaya

te(R)- + percaya tepercaya

Berdasarkan uraian di atas, bergantung pada tautan kalimat, pemakai bahasa Indonesia

dapat menggunakan bentuk demikian:

- Saya terpercaya pada Anda daripada pada orang lain untuk menyelesaikan proyek ini.

- Saya tepercaya oleh majikan untuk menyelesaikan proyek ini secepatnya.

Bentuk pertama mengartikan paling percaya’, sedangkan bentuk kedua mengartikan

dipercaya’. Bagaimana pendapat Anda mengenai bentuk kata yang dicetak miring

dalam kalimat di bawah?

Pasien itu tidur terlentang di tempat tidur.

Tas Bapak tertinggal di rumah.

Anak-anak telantar harus kita santuni.

74

Page 75: Mod ul bhs indonesia

Hal itu sudah telanjur saya katakan.

Indonesia itu terentang dari Sabang sampai Merauke.

Selanjutnya, cobalah Anda menggunakan awalan itu dalam kata lain dan kalimat lain

yang sesuai dengan tautannya.

4.5.1.1.4 Awalan pe(N)- dan pe(R)-

Awalan pe(N)- dan pe(R)- merupakan pembentuk kata benda. Kata benda yang

dibentuk dengan pe(N)- berkaitan dengan kata kerja yang berawalan me(N)-. Kata

benda yang dibentuk dengan pe(R)- berkaitan dengan kata kerja yang berawalan be(R)-.

Awalan pe(N)- memiliki variasi pe-, pem-, pen-, peny-, peng-, dan penge-. Variasi

tersebut muncul bergantung pada bentuk dasar yang dilekati pe(N)-. Kita lihat contoh

berikut:

pe(N)- + rusak perusak

pe(N)- + laku pelaku

pe(N)- + beri pemberi

pe(N)- + pasok pemasok

pe(N)- + daftar pendaftar

pe(N)- + teliti penyusun

pe(N)- + jual penjual

pe(N)- + cari pencari

pe(N)- + suluh penyuluh

pe(N)- + guna pengguna

pe(N)- + kirim pengirim

pe(N)- + cap pengecap

pe(N)- + las pengelas

pe(N)- + tik pengetik

Dalam kesaharian sering dijumpai bentuk pengrajin yang berarti orang yang

pekerjaannya membuat kerajinan’. Bila kita bandingkan dengan kata pe(N)- + rusak

menjadi perusak yang berarti orang yang membuat kerusakan’, bentuk pengrajin

merupakan bentuk yang tidak tepat. Kita ingat saja bahwa kedua kata tersebut, rajin dan

rusak, merupakan kata sifat. Karena itu, bentuk tersebut harus dikembalikan pada

bentuk yang tepat dan sesuai dengan kaidah, yaitu perajin.

75

Page 76: Mod ul bhs indonesia

Awalan pe(R)- memiliki variasi bentuk pe-, per-, dan pel-. Variasi tersebut

muncul sesuai denngan bentuk dasar yang dilekati awalan pe(R)-. Kita lihat contoh

berikut:

pe(R)- + dagang pedagang

pe(R)- + kerja pekerja

pe(R)- + tapa pertapa

pe(R)- + ajar pelajar

Kata-kata sebelah kanan berkaitan dengan awalan ber- yang dilekati dengan kata

dasar dagang, kerja, tapa, dan ajar. Jadi, kata-kata tersebut berkaitan dengan kata

berdagang, bekerja, bertapa, dan belajar.

Selain kata-kata itu, kita sering melihat kata-kata lain seperti pesuruh dan

penyuruh. Kata pesuruh dibentuk dari pe(R)- + suruh, sedangkan penyuruh dibentuk

dari pe(N)- + suruh. Pesuruh berarti yang disuruh’ dan penyuruh berarti yang

menyuruh’. Beranalogi pada kedua kata tersebut kini muncul kata-kata lain yang sepola

dengan pesuruh dan penyuruh, misalnya, kata petatar dan penatar, pesuluh dan

penyuluh.

Dalam bahasa Indonesia sekarang muncul pula bentuk kata yang sepola dengan

kedua kata di atas, tetapi artinya berlainan. Misalnya, pegolf, pecatur, perenang,

pesenam, dan petenis. Awalan pe- pada kata-kata tersebut berarti pelaku olah raga golf,

catur, renang, senam, dan tenis. Selain itu, muncul juga bentuk lain seperti pemerhati

‘yang memperhatikan’, pemersatu ‘yang mempersatukan’ dan pemerkaya ‘yang

memperkaya’. Bentuk-bentuk itu merupakan bentuk baru dalam bahasa Indonesia.

Kata-kata yang termasuk kata benda itu berkaitan dengan kata kerja yang berawalan

memper- atau memper- + kan.

Kini mari kita mencoba menaruh perhatian pada pemakaian bentuk kata yang

dicetak miring dalam kalimat berikut:

Pertamina akan mendatangkan alat pembor minyak dari Amerika Serikat.

Generasi muda sekarang merupakan pewaris Angkatan 45.

Sebagai pengelola administrasi, dia begitu cekatan.

Betulkah bangsa Indonesia sebagai pengkonsumsi barang buatan Jepang.

Siapa pun pemitnahnya, harus dihukum.

Mereka merupakan pemrakarsa pembangunan gedung ini.

76

Page 77: Mod ul bhs indonesia

Setiap peubah dalam penyusunan harus dapat diuji.

Orang yang memfotokopi bisa disebut pengopi.

Dapatkah Anda membedakan siapa petembak dan siapa penembak?

Orang yang memberikan atau memiliki saham suatu perusahaan bisa disebut penyaham

perusahaan.

4.5.1.1.5 Konfiks e(N)-an dan pe(R)-an

Kata benda yang dibentuk dengan pe(N)-an menunjukkan proses yang berkaitan

dengan kata kerja yang berimbuhan me(N)-, me(N)-kan, atau me(N)-i. Kata benda yang

dibentuk dengan pe(R)-an ini menunjukkan hal atau masalah yang berkaitan dengan

kata kerja yang berawalan be(R)-. Kita perhatikan contoh berikut:

pe(N)- + rusak + -an perusakan

pe(N)- + lepas + -an pelepasan

pe(N)- + tatar + -an penataran

pe(N)- + sah + -an pengesahan

pe(N)- + tik + -an pengetikan

pe(R)- + kerja + -an pekerjaan

pe(N)- + ajar + -an pelajaran

Selain kata-kata yang dicontohkan, kita sering menemukan kata-kata yang tidak

sesuai dengan kaidah di atas seperti pengrumahan, pengrusakan, pengluasan,

penyucian (kain), penglepasan, penyoblosan, dan pensuksesan. Kata-kata yang tidak

sesuai dengan kaidah ini harus dikembalikan pada bentuk yang tepat (Bagaimana

bentuk yang tepat dari kata-kata di atas menurut Saudara?).

Bagaimana bentuk kata yang dicetak miring dalam kalimat di bawah ini menurut

Anda?

Pemain Indonesia berhasil menjadi juara perorangan dalam turnamen itu.

Bumi Serpong Damai merupakan daerah pemukiman baru di Jawa Barat.

Pasien itu mengalami pendarahan pada bagian kepalanya.

Pendokumentasian surat-surat berharga perlu mendapat perhatian.

Pentayangan kesenian daerah ditingkatkan oleh TVRI Bandung.

Di sekolah-sekolah kini tidak digunakan lagi pemeringkatan untuk

mengetahui murid terpandai atau terbodoh di kelasnya.

77

Page 78: Mod ul bhs indonesia

Pengletakan batu pertama gedung itu sudah dilakukan.

Selain ada angkutan kota, ada juga angkutan pedesaan.

Ambruknya jembatan itu di luar perhitungan kontraktor.

Kami memperoleh pengarahan dari Bapak Gubernur.

Penakwaan umat Islam kepada Alloh Swt. merupakan hal utama yang harus

dikemukakan oleh khotib kepada mustaminya.

Perluasan dan pelebaran jalan raya di kota Bandung dan juga di kota lain mengalami

banyak hambatan.

Persentase peningkatan fosfat tersedia tanah dengan tanaman jagung perlakuan 2.57 x

10 adalah ....

Setiap HUT RI diadakan pelombaan maraton di kecamatan.

Salah satu cara yang ditempuh oleh pasukan itu adalah melaksanakan perlucutan

senjata.

4.5.1.1.6 Akhiran -an dan Konfiks ke-an

Kata benda dapat dibentuk dengan bentuk dasar dan akhiran -an atau konfiks ke-an.

Kata benda yang mengandung akhiran -an umumnya menyatakan hasil, sedangkan kata

benda yang mengandung konfiks ke-an umumnya menyatakan hal. Untuk memperjelas

uraian di atas, kita perhatikan contoh berikut:

Dia mengirimkan sumbangan sepekan lalu, tetapi kiriman itu belum kami terima.

Sebulan setelah dia mengarang artikel, karangannya itu dikirimkan ke sebuah media

massa.

Kata benda yang mengandung ke-an diturunkan langsung dari bentuk dasarnya

seperti contoh berikut:

Beliau hadir untuk meresmikan penggunaan gedung baru. Kehadiran beliau di sana

disambut dengan berbagai kesenian tradisionl.

Mereka terlambat menyerahkan tugasnya. Keterlambatan itu menyebabkan mereka

mendapatkan nilai jelek.

Isilah rumpang kalimat berikut dengan kata benda yang mengandung akhiran -an

atau konfiks ke-an.

Sejak lama ia dididik orang tuanya. ... yang diberikan orang tuanya itu menyebabkan dia

menjadi orang besar.

Mereka membantu kami sepekan lalu. ... itu sangat bermanfaat bagi kami.

78

Page 79: Mod ul bhs indonesia

Masyarakat di pulau terpencil itu masih terbelakang. ... itu menyebabkan taraf hidup

mereka masih rendah.

Anak itu sangat pandai di kelasnya. Karena ... itu, dia memperoleh beasiswa dari

pemerintah.

Usaha yang ditempuhnya selalu gagal. Akan tetapi, dia tidak pernah putus asa

akibat ...nya itu.

4.5.1.1.7 Kata Kerja Bentuk me(N)-kan dan me(N)-

Akhiran -kan dan -i pada kata kerja dalam kalimat berfungsi menghadirkan objek

kalimat. Beberapa kata kerja baru dapat digunakan dalam kalimat setelah diberi akhiran

-kan atau -i. Mari kita lihat contoh untuk memperjelas uraian.

Beliau sedang mengajar di kelas.

Beliau sedang mengajarkan bahasa Indonesia.

Beliau mengajari kami bahasa Indonesia di kelas.

Atasan kami menugasi kami mengikuti penyuluhan ini.

Atasan kami menugaskan pembuatan naskah pidato kepada sekretaris.

Pemerintah menganugerahi rakyat Jawa Barat tanda kehormatan.

Pemerintah menganugerahkan tanda kehormatan kepada rakyat Jawa Barat.

Kami membeli buku-buku baru untuk perpustakaan.

Kami membelikan mereka buku baru untuk perpustakaan.

Setiap 28 Oktober kami memperingati hari Sumpah Pemuda.

Berdasarkan contoh-contoh di atas, bagaimana pendapat Anda tentang bentuk kata

yang dimiringkan dalam kalimat di bawah.

Kami belum tahu siapa yang akan menggantikan ongkos perjalanan kami.

Saya belum dapat memberitahukan Anda tentang kabar itu.

Mereka menemui kesulitan dalam mendata para korban musibah itu.

Persib memenangkan pertandingan itu semalam.

Camat membawahi lurah atau kepala desa.

Mereka mempertinggikan benteng pertahanan di perbatasan.

Setelah berdoa, kami mempersilahkan duduk kepada hadirin.

Dokter itu memperingatkan pasiennya agar tidak banyak bergerak.

Para petani menanami kebunnya dengan sayur-sayuran.

Beberapa negara Eropa menanamkan modalnya di Indonesia.

79

Page 80: Mod ul bhs indonesia

4.5.1.1.8 Awalan ke-

Awalan ke- berfungsi membentuk kata benda dan kata bilangan, baik bilangan

tingkat maupun bilangan yang menyatakan kumpulan. Kata benda yang dibentuk

dengan awalan ke- sangat terbatas, yaitu hanya pada kata tua, kasih, hendak yang

menjadi ketua, kekasih, dan kehendak. Penentuan apakah awalan ke- sebagai pembentuk

kata bilangan tingkat atau kata bilangan yang menyatakan umpulan harus dilihat dalam

hubungan kalimat. Misalnya kalimat berikut:

Tim kami berhasil menduduki peringkat ketiga dalam MTQ tingkat Jawa Barat.

Ketiga penyuluh itu ternyata teman kami waktu di SMA.

Dalam percakapan sehari-hari, awalan ke- sering mengganti awalan ter- sebagai

bentuk pasif. Hal ini terjadi karena pengaruh bahasa daerah atau dialek tertentu. Dalam

situasi resmi, hal ini harus dihindari. Kita perhatikan contoh berikut.

Menurut laporan yang dapat dipercaya, korban tanpa identitas itu ketabrak mobil.

Seharusnya:

Menurut laporan yang dapat dipercaya, korban tanpa identitas itu tertabrak mobil.

Bagaimana pendapat Anda mengenal bentuk kata yang dimiringkan dalam

kalimat-kalimat berikut:

Kami ketemu dengan Bapak Bupati Bandung di sini kemarin.

Sejak tadi orang itu menyanyi diselingi ketawa.

Meja tulis itu tidak keangkat oleh tiga orang.

Buku saya kebawa teman saya kemarin.

4.5.1.1.9 Akhiran Lain

Selain akhiran asli bahasa Indonesia -kan, -i, dan -an, terdapat pula beberapa

akhiran yang berasal dari bahasa asing, misalnya, -wan, -man, dan -wati dari bahasa

Sanskerta; akhiran -i, -wi, dan -iah dari bahasa Arab. Akhiran -wan dan -wati produktif,

sedangkan akhiran -man tidak demikian. Akhiran -wi lebih produktif daripada akhiran -i

dan -iah. Akhiran -wi tidak hanya terdapat dalam bentukan bahasa asalnya, tetapi juga

terdapat dalam bentukan dengan bentuk dasar bahasa Indonesia. Perhatikan beberapa

contoh kata berikut.

karyawan

karyawati

80

Page 81: Mod ul bhs indonesia

olahragawan

olahragawati

budiman

seniman

manusiawi

surgawi

badani

badaniah

Bagaimana pendapat Anda mengenai bentuk kata berikut ?

ilmiawan

rohaniawan

gerejani

BEBERAPA CONTOH BENTUK KATA YANG SALAH DAN YANG BENAR

Salah

memparkir

menterjemahkan

mentafsirkan

mensukseskan

memitnah

menyolok

menyintai

mengontrakan

membanding

mengundur

memberitahu

berserta

bewarna

Benar

memarkir

menerjemahkan

menafsirkan

menyukseskan

memfitnah

mencolok

mencintai

mengontrakkan

membandingkan

mengundurkan

memberi tahu

beserta

berwarna

Salah

bekerjasama

berterimakasih

dikata

dipensiun

terlantar

terlanjur

pengrusakan

pengletakan

penglepasan

pengrajin

nampak

dibanding

diselusuri

Benar

bekerja sama

berterima kasih

dikatakan

dipensiunkan

telantar

telanjur

perusakan

peletakan

pelepasan

perajin

tampak

dibandingkan dengan

ditelusuri

81

Page 82: Mod ul bhs indonesia

4.5.1.1.10 Prosedur Pengayaan Kosakata

Perhatikan tabel di bawah, kemudian lihat kata dasar. Setelah itu, beri tanda + di bawah

setiap imbuhan jika gramatikal, dan tanda – jika takgramatikal. Langkah berikutnya

adalah cobalah membuat mencari padanannya dalam bahasa Inggris atau cobalah

membuat kalimat bahasa Indonesia dengan kata yang sudah diberi tanda + tadi.

Kata Dasar Imbuhanme(N)- me-i me-kan memper- memper-kan memper-i

awak

hitung

hukum

gigi

siap

darah

politik

hubung

buku

bibit

bentang

luas

panjang

singkat

jiwa

mati

hidup

sosial

besar

anak

Bila sudah berhasil dengan imbuhan tersebut, cobalah dengan imbuhan lain. Lalu, coba

pula kata-kata lain yang jarang digunakan, tetapi ada di dalam kamus bahasa Indonesia.

Cari pula kata dari bahasa daerah yang Anda kenal! Kemudian, Anda perhatikan

bahasan peristilahan dan bahasan pilihan kata pada modul berikut.

Page 83: Mod ul bhs indonesia

Catatan: Pengayaan ini bisa juga dilakukan dengan cara berbeda, yaitu senerai

(daftar) kata dasar ke samping dan senerai imbuhan ke bawah.

4.5.2 Perlatihan

Temukan sepuluh kata baru dan terapkan dalam kalimat!

4.5.3 Rangkuman

Bahasa Indonesia dikenal sebagai bahasa aglutinatif. Artinya, kosakata dalam bahasa

Indonesia bisa ditempeli dengan bentuk lain, yaitu imbuhan. Karena sifatnya itulah,

imbuhan memiliki peran yang sangat penting dalam pembentukan kata bahasa

Indonesia. Dengan demikian, sudah selayaknyalah, sebagai pemakainya, kita memiliki

pengetahuan mengenai hal ini.

Dalam bahasa Indonesia, imbuhan terdiri atas awalan, sisipan, akhiran, dan

gabungan awalan dengan akhiran yang disebut konfiks dalam ilmu bahasa. Awalan

yang terdapat di dalam bahasa Indonesia terdiri atas me(N)-, be(R)-, di-, pe(N)-, pe(R)-,

te(R)-, ke-, dan se-, sedangkan sisipan terdiri atas -el-, -em-, dan -er-; akhiran terdiri atas

-kan, -i, dan -an; konfiks terdiri atas semua gabungan awalan dengan akhiran. Awalan

dan akhiran masih sangat produktif digunakan, sedangkan sisipan sudah tidak atau

kurang produktif. Walaupun demikian, semua imbuhan termasuk sisipan di dalamnya,

apabila diperlukan, masih dapat kita manfaatkan, misalnya, menciptakan kosakata baru

atau dalam penerjemahan atau penyepadanan istilah asing.

4.5.4 Tes Formatif

Kerjakan perlatihan-perlatihan pada setiap subbagian pembicaraan mengenai imbuhan

ini.

83

Page 84: Mod ul bhs indonesia

4.5.5 Umpan Balik dan Tindak Lanjut

Setelah Anda menjawab sosal-soal tersebut, cocokkanlah jawaban Anda dengan

jawaban hasil diskusi kelas. Hitunglah jumlah jawaban Anda yang benar, kemudian

tentukan hasil belajar Anda dengan rumus berikut:

Tingkat penguasaan =Jumlah jawaban yang benar

x 100%Jumlah soal

Arti tingkat penguasaan yang Anda capai:

90% – 100% = baik sekali

80% – 89% = baik

70% – 79% = sedang

≤ 69% = kurang

Jika mencapai tingkat penguasaan 80% ke atas, Anda dapat meneruskan pelajaran pada

modul berikutnya. Jika tidak, lebih baik Anda mengulangi Kegiatan Belajar IV.

84

Page 85: Mod ul bhs indonesia

4.6 Kegiatan Belajar VI

4.6.1 Pilihan Kata (Diksi)

4.6.1.1 Aspek Kata

Bahasa terjadi dari kata-kata. Kata-kata ini membentuk kelompok kata, kalimat,

dan wacana berdasarkan kaidah bahasa yanng bersangkutan. Pemahaman terhadap suatu

bahasa tidak dapat dilepaskan dari pemahaman terhadap kata-kata dan kaidah yang

terdapat dalam bahasa tersebut. Menggunakan bahasa pada hakikatnya adalah memakai

kata-kata dan kaidah yanng berlaku dalam bahasa itu. Dengan demikian, agar dapat

berbahasa dengan baik, benar, dan cermat, kita harus memperhatikan pemakaian kata

dan kaidah yang terdapat di dalamnya. Hal ini berlaku bagi semua bahasa, termasuk di

dalamnya bahasa Indonesia.

Setiap kata terdiri atas dua aspek, yaitu bentuk dan makna. Bentuk merupakan

sesuatu yang dapat diinderai, dilihat, atau didengar. Makna merupakan sesuatu yang

dapat menimbulkan reaksi dalam pikiran kita karena rangsangan bentuk. Apabila ada

seseorang berteriak Banjir!, dalam pikiran kita timbul reaksi karena kita mengetahui arti

kata tersebut. Karena itu, pikiran kita akan menyatakan ada gerakan air deras, besar, dan

meluas secara tiba-tiba. Jadi, yang dimaksud bentuk adalah kata semacam kata banjir,

sedangkan makna adalah reaksi yang timbul dalam pikiran kita. Reaksi tersebut tentu

akan berbeda-beda pada setiap orang. Hal ini bergantung pada tingkat pemahaman

setiap orang akan bentuk dan makna suatu kata.

Untuk memahami kata, kita harus mengetahui bentuk dan makna kata itu sekaligus.

Pemahaman terhadap salah satu aspek saja tidak menjamin pemahaman terhadap kata.

Seseorang yang mengetahui bentuk atau rupa suatu benda belum tentu mengetahui

maknanya. Demikian pula halnya,seseorang yang mengetahui makna saja belum tentu

mengetahui bentuk atau rupa benda itu. Jadi, pemahaman terhadap bentuk dan makna

kata merupakan syarat bagi pemahaman kita terhadap kata.

4.6.1.2 Penggunaan Kata

Sebagaimana dikemukakan, untuk dapat berbahasa dengan baik, benar, dan cermat,

kita harus memperhatikan pemakaian kata dan kaidah bahasa yang berlaku pada bahasa

yang kita gunakan. Misalnya, kita menggunakan bahasa Indonesia, maka yang harus

kita perhatikan adalah kata dan kaidah bahasa Indonesia; kita menggunakan bahasa

85

Page 86: Mod ul bhs indonesia

Sunda, maka yang harus kita perhatikan adalah kata dan kaidah bahasa Sunda, bukan

bahasa lain.

Dalam penggunaan kata, yang terdiri atas bentuk dan makna, kita harus

mempertimbangkan berbagai faktor di luar kebahasaan. Faktor tersebut sangat

berpengaruh pada penggunaan kata karena kata merupakan tempat menampung ide atau

gagasan. Berdasarkan hal tersebut, untuk menyatakan gagasan atau ide, kita

memerlukan ketepatan kata yang mengandung gagasan atau ide yang kita sampaikan;

kesesuaian kata dengan situasi bicara dan kondisi pendengar atau pembaca.

4.6.1.3 Ketepatan Pilihan Kata

Bahasa sebagai alat komunikasi berfungsi untuk menyampaikan gagasan atau ide

pembicara kepada pendengar atau penulis kepada pembaca. Pendengar atau pembaca

akan dapat menerima gagasan atau ide yang disampaikan pembicara atau penulis

apabila pilihan kata yang mengandung gagasan dimaksud tepat. Pilihan kata yang tidak

tepat dari pembicara atau penulis dapat mengakibatkan gagasan atau ide yang

disampaikannya tidak dapat diterima dengan baik oleh pendengar atau pembaca. Karena

itu, kita perlu memperhatikan hal-hal berikut:

kata yang bermakna denotatif dan konotatif;

kata yang bermakna sama dan hampir sama;

kata umum dan kata khusus;

kata yang mengalami perubahan makna;

kata dengan ejaan yang mirip;

kata ciptaan sendiri;

kata ungkapan atau idiom;

kata yang singkat dan taksingkat.

4.6.1.3.1 Kata Bermakna Denotatif dan Bermakna Asosiatif

Makna denotatif adalah makna yang menunjukkan adanya hubungan konsep

dengan kenyataan. Makna ini merupakan makna yang lugas, makna apa adanya. Makna

ini bukan makna kiasan atau perumpamaan. Sebaliknya, makna asosiatif atau konotatif

muncul akibat asosiasi perasaan atau pengalaman kita terhadap apa yang diucapkan atau

apa yang didengar. Makna asosiatif dapat muncul di samping makna denotatif suatu

kata.

86

Page 87: Mod ul bhs indonesia

Dalam bahasa tulisan ragam ilmiah dan formal yang harus kita gunakan adalah

kata-kata denotatif agar keobjektifan bisa tercapai dan mudah dipahami tanpa adanya

asosiasi. Hal ini perlu diperhatikan karena apabila terdapat kata asosiatif, pemahaman

pembaca atau pendengar sangat subjektif dan berlainan. Kita bandingkan kata

perempuan dan pandai dalam kalimat:

Perempuan itu ibu saya.

Ah, dasar perempuan.

Saudara saya termasuk orang pandai dalam memotivasi orang lain untuk berpikir

positif.

Karena keyakinannya, barang yang hilang itu ditanyakan kepada orang pandai di Garut.

4.6.1.3.2 Kata Bersinonim

Kata bersinonim adalah kata yang memiliki makna yang sama atau hampir sama.

Banyak kata bersinonim yang berdenotasi sama, tetapi konotasinya berbeda. Akibatnya,

kata-kata yang bersinonim itu dalam pemakainnya tidak sepenuhnya dapat saling

menggantikan. Kata-kata mati, meninggal, wafat, gugur, mangkat, mampus, dan

berpulang memiliki makna denotasi yang sama, yaitu nyawa lepas dari raga’, tetapi

makna konotasinya berbeda. Relakah Saudara jika orang yang sangat Saudara hormati

dan Saudara cintai dikatakan Dia telah mampus kemarin, sebaliknya binatang yang

menjijikkan, misalnya, Binatang itu telah wafat dengan sukses.

Dengan contoh tadi jelaslah bagi kita bahwa setiap kata memiliki kekhususan

dalam pemakaiannya walaupun kata-kata yang digunakan memiliki makna denotasi

yang sama. Bagaimana pula Anda membedakan pemakaian kata mengandung, hamil,

bunting, dan kecelakaan?

Adakah perbedaan nuansa makna jenazah, mayat, bangkai? Kata apa yang harus

Anda katakan jika ada dua ekor domba mati lima menit yang lalu. Domba A mati

disembelih dan domba B mati keracunan. Tegakah Anda menyebut jasad orang yang

sudah lima hari bergelimpangan karena dilanda gelombang tsunami dengan kata

bangkai? Tentu tidak karena kita beradab dan memiliki rasa bahasa.

4.6.1.3.3 Kata Bermakna Umum dan Bermakna Khusus

Dalam bahasa sehari-hari kita sering mendengar atau membaca kata yang bermakna

kabur akibat kandungan maknanya terlalu luas. Kata seperti itu sering mengganggu

kelancaran dalam berkomunikasi. Karena itu, agar komunikasi berlangsung dengan

87

Page 88: Mod ul bhs indonesia

baik, kita harus dengan cermat menggunakan kata yang bermakna umum dan bermakna

khusus secara tepat. Jika tidak, komunikasi terhambat dan kesalahpahaman mungkin

muncul. Akibat lebih jauh, timbul huru-hara atau malapetaka.

Kata bermakna umum mencakup kata bermakna khusus. Kata bermakna umum

dapat menjadi kata bermakna khusus jika dibatasi. Kata bermakna umum digunakan

dalam mengungkapkan gagasan yanng bersifat umum, sedangkan kata bermakna khusus

digunakan untuk menyatakan gagasan yang bersifat khusus atau terbatas.

Dia memiliki kendaraan.

Dia memiliki mobil.

Dia memiliki sedan.

Kata sedan dirasakan lebih khusus daripada kata mobil. Kata mobil lebih khusus

daripada kata kendaraan. Demikian pula halnya dalam kata beruntun ini binatang,

binatang peliharaan, kucing.

4.6.1.3.4 Perubahan Makna

Sejarah perkembangan manusia dapat memengaruhi sejarah perkembangan makna

kata. Dalam bahasa Indonesia, juga dalam bahasa lain, terdapat kata yang mengalami

penyempitan makna, peluasan makna, perubahan makna.

Kata sarjana dan pendeta merupakan contoh kata yang mengalami penyempitan

makna. Kata sarjana semula digunakan untuk menyebut semua cendekiawan. Kini kata

tersebut hanya digunakan untuk cendekiawan yang telah menamatkan pendidikannya di

perguruan tinggi. Kata pendeta semula memiliki arti ‘orang yang berilmu’, kini hanya

digunakan untuk menyebut guru/pemimpin agama Kristen.

Kata berlayar, bapak, ibu, saudara, dan putra-putri merupakan contoh kata yang

mengalami peluasan makna. Kata berlayar semula digunakan dengan makna bergerak

di laut menggunakan perahu layar. Kini maknanya menjadi luas, yaitu bepergian di atas

laut, baik memakai perahu layar maupun memakai alat transportasi lain. Kata bapak,

ibu, dan saudara semula hanya digunakan dalam hubungan kekerabatan. Kini ketiga

kata tersebut digunakan juga untuk menyebut atau menyapa orang lain yang bukan

keluarga, bukan kerabat. Begitu pula halnya kata putra-putri. Semula kata ini hanya

digunakan untuk menyebut anak raja. Kini anak siapa pun berhak dan boleh disebut

putra-putri.

88

Page 89: Mod ul bhs indonesia

Kata wanita dirasakan lebih baik daripada perempuan. Karena itu, muncul darma

wanita. Akan tetapi, kita kenal pula kata wanita panggilan. , kata ini, dilihat dari segi

bahasa merupakan lawan kata perempuan murahan. Bagaiman pendapat Anda?

4.6.1.3.5 Faktor Lain

Demi ketepatan pilihan kata, kita pun harus berhati-hati menggunakan kata-kata

yang berejaan mirip seperti kata bahwa, bawa, dan bawah; gaji dan gajih; sangsi dan

sanksi. Kita pun harus berhati-hati menggunakan ungkapan tertentu seperti bercerita

tentang, bukan menceritakan tentang; sesuai dengan, bukan sesuai; bergantung pada

atau tergantung pada, bukan tergantung atau tergantung dari (bandingkan dengan

depend on dan hang on dalam bahasa Inggris)

Demi ketepatan pilihan kata, sebaiknya kita memilih kata atau ungkapan yang lebih

singkat. Misalnya, kita pilih membetulkan dan kita hindari membuat betul; kita pilih

menginformasikan dan kita hindari memberikan informasi. Bagaimana dengan kata-kata

peka dan pekak; khas dan kas; kotak dan kota?

4.6.1.4 Kesesuaian Pilihan Kata

Kesesuaian pilihan kata berkaitan dengan pertimbangan pengungkapan gagasan

atau ide dengan memperhatikan situasi bicara dan kondisi pendengar atau pembaca.

Dalam pembicaraan yang bersifat resmi atau formal, kita harus menggunakan kata-kata

baku. Sebaliknya, dalam pembicaraan takresmi atau santai, kita tidak dituntut berbicara

atau menulis dengan menggunakan kata-kata baku untuk menjaga keakraban.

Faktor kepada siapa kita berbicara atau kita menulis harus diperhatikan agar

kata-kata yang kita gunakan dapat dipahami mereka. Pada saat kita berbicara dengan

masyarakat awam, sebaiknya kita gunakan kata-kata umum (populer); jangan kita

gunakan kata-kata yang bersifat ilmiah. Tujuan kita berbicara atau menulis tentu untuk

dimengerti oleh orang lain. Jadi, kalau kita gunakan kata-kata ilmiah, sedangkan yang

kita ajak bicara tidak mengerti, tentu yang kita sampaikan tidak ada gunanya, percuma.

Sebaliknya, jika kita berbicara dengan golongan intelektual, pejabat, atau para ahli di

bidang tertentu, sebaiknya kita mengggunakan kata-kata yang lebih akrab dengan

mereka atau kata-kata ilmiah. Layak diingat bahwa yang termasuk kata-kata ilmiah

bukan hanya kata-kata yang berasal dari bahasa asing. Dalam bahasa Indonesia pun

banyak sekali kata-kata ilmiah.

89

Page 90: Mod ul bhs indonesia

Agar kesesuaian pilihan kata dapat kita capai, dalam berbicara atau menulis kita

perlu memperhatikan hal-hal berikut:

Dalam situasi resmi, kita gunakan kata-kata baku;

Dalam situasi umum, kita gunakan kata-kata umum;

Dalam situasi khusus, kita gunakan kata-kata khusus;

Kata-kata yang bersifat ilmiah tidak harus berbahasa asing;

Bahasa lisan berbeda dengan bahasa tulisan;

Hindari pemakaian kata-kata, ungkapan, atau basa-basi yang sudah usang.

4.6.1.4.1 Kata Baku dan Takbaku

Kata baku adalah kata yang tidak bercirikan bahasa daerah atau bahasa asing. Baik

dalam penulisan maupun dalam pengucapannya harus bercirikan bahasa Indonesia.

Dengan perkataan lain, kata baku adalah kata yang sesuai dengan kaidah mengenai kata

dalam bahasa Indonesia. Perhatikan lagi modul IV.

Kita perhatikan beberapa contoh berikut.

Kata Baku Kata Takbaku

pikir, paham fikir, faham

nasihat nasihat

ijazah ijasah

jadwal jadual

kualitas, kuantitas, kuitansi kwalitas, kwantitas, kwitansi

karier karir

pasien pasen

imbau himbau

utang, isap hutang, hisap

beri kasih

dulu dulunya

hakikat hakekat

lewat liwat

mengapa kenapa

senang seneng

asas azas

energi enerji

90

Page 91: Mod ul bhs indonesia

hipotesis hipotesa

kategori katagori

sistem sistim

metode metoda

teknik tehnik

tim team

seksi sie

subunit sub unit

pascapanen pasca panen

antarbagian antar bagian

semifinal semi final

asusila a susila

caturbidang catur bidang

ekabahasa eka bahasa

monoloyalitas mono loyalitas

supranatural supra natural

ekstrakurikuler ekstra kurikuler

kontrarevolusi kontra revolusi

antikomunis anti komunis

purnajual purna jual

ultramodern ultra modern

supersonik super sonik

peribahasa peri bahasa

sepak bola sepakbola

terima kasih terimakasih

tata usaha tatausaha

kerja sama kerjasama

beri tahukan beritahukan

4.6.1.4.2 Kata Ilmiah dan Kata Populer

Kata ilmiah adalah kata yang biasa digunakan di lingkungan ilmuwan dan dunia

endidikan umumnya. Kata populer adalah kata yang biasa digunakan di kalangan

masyarakat umum. Kita lihat beberapa contoh.

91

Page 92: Mod ul bhs indonesia

Kata Ilmiah Kata Populer

dampak akibat, kendala, hambatan, halangan

formasi susunan

frustasi kecewa

pasien orang sakit

volume isi

koma sekarat

Dalam pembicaraan di depan umum, sebaiknya kita menggunakan kata-kata populer

agar apa yang kita kemukakan dapat dipahami dengan baik dan mudah. Tahukah Anda

apa arti kata argumen, solusi, filial, final, kontradiksi, komitmen?

4.6.1.4.3 Kata Percakapan dan Kata/Ungkapan Usang

Kata percakapan biasanya digunakan dalam bahasa lisan. Kata-kata ini umumnya

memiliki kaidah sendiri yang berbeda dengan kata-kata yang digunakan dalam tulisan.

Kata-kata percakapan, di antaranya, memiliki ciri kedaerahan (dialek), tidak ajeg

menggunakan kaidah bentukan kata dan sering menyingkat kata. Beberapa contoh dapat

dikemukakan di sini, misalnya, nggak, belom, tau, ngerti, dapet, sikon, gini, gitu, sech,

ne, getho lho.

Kata-kata percakapan sebaiknya dihindarkan dalam tulisan atau pembicaraan resmi

karena dapat mengganggu keresmian atau keilmuan. Karena itu, berhati-hatilah

menggunakan kata percakapan ini.

Ungkapan atau idiom merupakan bentuk bahasa yang memiliki pola tertentu dan

makna tertentu pula. Ungkapan seperti makan garam, makan hati, panjang tangan

memiliki arti sendiri yang jauh dari arti kata denotasinya. Ungkapan yang masih

dipahami oleh umum dapat digunakan untuk menghidupkan suasana pembicaraan atau

tulisan. Akan tetapi, ungkapan yang sudah usang tidak lagi mempunyai kekuatan

bahkan justru kalau masih dipakai bisa membosankan dan melemahkan pembicaraan

atau tulisan kita.

Kenalkah Anda pada ungkapan atau slogan ini dan bagaimana menurut Anda?

Taklekang oleh panas taklapuk oleh hujan.

Kami generasi muda siap mendukung dua anak.

Kita harus belajar prihatin.

92

Page 93: Mod ul bhs indonesia

4.6.2 Perlatihan

Kerjakan setiap soal di atas sesuai dengan petunjuk yang diberikan.

4.6.3 Rangkuman

Setiap kata terdiri atas dua aspek, yaitu bentuk dan makna. Bentuk merupakan

sesuatu yang dapat diinderai, dilihat, atau didengar. Makna merupakan sesuatu yang

dapat menimbulkan reaksi dalam pikiran kita karena rangsangan bentuk. Apabila ada

seseorang berteriak Banjir!, dalam pikiran kita timbul reaksi karena kita mengetahui arti

kata tersebut. Karena itu, pikiran kita akan menyatakan ada gerakan air deras, besar, dan

meluas secara tiba-tiba. Jadi, yang dimaksud bentuk adalah kata semacam kata banjir,

sedangkan makna adalah reaksi yang timbul dalam pikiran kita. Reaksi tersebut tentu

akan berbeda-beda pada setiap orang. Hal ini bergantung pada tingkat pemahaman

setiap orang akan bentuk dan makna suatu kata.

Untuk memahami kata, kita harus mengetahui bentuk dan makna kata itu sekaligus.

Pemahaman terhadap salah satu aspek saja tidak menjamin pemahaman terhadap kata.

Seseorang yang mengetahui bentuk atau rupa suatu benda belum tentu mengetahui

maknanya. Demikian pula halnya,seseorang yang mengetahui makna saja belum tentu

mengetahui bentuk atau rupa benda itu. Jadi, pemahaman terhadap bentuk dan makna

kata merupakan syarat bagi pemahaman terhadap kata.

4.6.4 Tes Formatif

Perbaiki kata-kata yang dicetak miring berikut ini sehingga menjadi kata yang baku!

1. Setiap bulan karyawan pemerintah dapat pembagian beras.

2. Kita hendaknya menterapkan ilmu yang kita peroleh itu untuk mensejahterakan

masyarakat.

3. Bikin betul pagar yang roboh itu.

4. Marilah kita menyanyi Indonesia Raya.

5. Walaupun berulang kali dilakukan, latihan itu tidak bermanfaat.

6. Kehidupan penduduk desa di Jawa Barat umumnya bertani.

7. Bukan warna ini yang dipilihnya, tetapi warna hijau.

8. Kita sebaiknya selalu mentaati peraturan lalu lintas.

9. Kecuali alasan itu, perlu dipertimbangkan pula alasan lain.

10. Sementara menunggu saya, para pesuluh membaca-baca makalah.

93

Page 94: Mod ul bhs indonesia

11. Berhubung kekurangan biaya, pembuatan jalan itu diundur.

12. Kami tidak tahu kalau pertemuan itu dilaksanakan hari ini.

13. Bersama ini kami beritahukan bahwa kiriman Saudara sudah kami terima.

14. Surat itu sudah dikirimkan oleh kami minggu lalu.

15. Masing-masing pesuluh diberikan kesempatan untuk bertanya.

16. Baik saya dan dia sebagai teman selalu saling membantu.

17. Apakah sudah tersedia dana bagi membangun gedung itu?

18. Saya datang ke sini sama teman-teman.

19. Sepatutnyalah kita mensukseskan program yang dicanangkan itu.

20. Atas perhatiannya, diucapkan beribu-ribu terimakasih.

21. Mereka tidak berhasil menemui barang yang hilang itu.

22. Siapa pimpinan rombongan ini?

23.Kini dia menjadi sekertaris pribadi.

24. Tugas yang diberikan merupakan tugas perorangan.

25. Pasukan perdamaian mempertinggikan benteng pertahanan.

94

Page 95: Mod ul bhs indonesia

4.6.5 Umpan Balik dan Tindak Lanjut

Setelah Anda menjawab sosal-soal tersebut, cocokkanlah jawaban Anda dengan

jawaban hasil diskusi kelas. Hitunglah jumlah jawaban Anda yang benar, kemudian

tentukan hasil belajar Anda dengan rumus berikut:

Tingkat penguasaan =Jumlah jawaban yang benar

x 100%25

Arti tingkat penguasaan yang Anda capai:

90% – 100% = baik sekali

80% – 89% = baik

70% – 79% = sedang

≤ 69% = kurang

Jika mencapai tingkat penguasaan 80% ke atas, Anda dapat meneruskan pelajaran pada

modul berikutnya. Jika tidak, lebih baik Anda mengulangi Kegiatan Belajar V.

95

Page 96: Mod ul bhs indonesia

4.7 Kegiatan Belajar VII

4.7.1Pembentukan Istilah DITAMBIH KU BAGAN PROSEDURNA DI AHIR AH

4.7.1.1 Definisi dan Sumber Istilah

Bahasa yang digunakan wartawan, baik dalam media massa cetak maupun media

massa elektronik dinamakan bahasa jurnalistik atau bahasa pers. Bahasa jurnalistik ini

merupakan salah satu ragam bahasa yang memiliki sifat-sifat khas, seperti singkat,

padat, sederhana, lancar, jelas, lugas, dan menarik (Rosihan Anwar, 1979:1).

Sejalan dengan era globalisasi yang salah satunya ditandai oleh adanya kontak

bahasa, saat ini bahasa Indonesia (termasuk juga dalam hal ini ragam bahasa jurnalistik)

mengalami perkembangan pesat. Perkembangan tersebut bisa kita lihat dari kemunculan

kosakata dan istilah yang sebelumnya tidak atau belum dikenal dalam bahasa Indonesia.

Dalam hal ini, peranan media massa (baik media massa cetak maupun elektronik) tidak

bisa diabaikan karena media massa tersebut juga memiliki andil dalam mewujudkan

suatu masyarakat bahasa. Media massa yang menggunakan bahasa Indonesia secara

baik dan benar, secara taklangsung menunjang terciptanya masyarakat bahasa yang

baik. Sebaliknya, media massa yang menggunakan bahasa yang buruk (banyak

membuat kesalahan berbahasa) bisa menimbulkan dampak yang buruk pula pada sikap

berbahasa masyarakat. Hal ini disebabkan masyarakat yang masih awam akan bahasa

bisa saja beranggapan bahwa bahasa yang disajikan dalam media massa tersebut

merupakan bahasa yang benar sehingga berkecenderungan untuk menirunya. Oleh

karena itu, bahasa dalam media massa sudah seharusnya mengikuti kaidah tata bahasa,

baik dalam hal tata kalimat, tata bentuk kata, maupun kosakata.

Sehubungan dengan penggunaan bahasa Indonesia dalam media massa, masalah

yang timbul akhir-akhir ini salah satunya adalah seringnya digunakan istilah asing

(terutama istilah yang berasal dari bahasa Inggris) dalam media massa. Penggunaan

istilah asing secara berlebihan dalam media massa, bukan saja akan mempersulit

pembaca dalam memahami isi atau informasi yang terkandung di dalamnya, tetapi juga

hal itu tidak sesuai dengan aturan atau kaidah yang berlaku dalam bahasa jurnalistik.

Dalam buku yang sama, Rosihan Anwar menjelaskan bahwa penggunaan istilah asing

dalam media massa harus sedapat mungkin dihemat. Hal itu dimaksudkan agar bahasa

dalam media massa mudah dipahami pembaca, mengingat tidak semua pembaca

menguasai atau memahami istilah asing. Dengan perkataan lain, kalau masih ada

96

Page 97: Mod ul bhs indonesia

padanan istilah asing itu dalam bahasa Indonesia, seorang wartawan yang hendak

menggunakan istilah asing hendaknya menggunakan istilah berbahasa Indonesia.

Dalam Pedoman Umum Pembentukan Istilah yang dilampirkan pada buku Tata

Bahasa Baku Bahasa Indonesia (1988:419) dijelaskan bahwa istilah adalah kata atau

gabungan kata yang dengan cermat mengungkapkan suatu konsep, proses, keadaan, atau

sifat yang khas dalam bidang tertentu. Dengan demikian, suatu istilah pasti berupa kata

atau frasa, tetapi kata atau frasa belum tentu berupa istilahSelanjutnya, istilah dibedakan

menjadi istilah khusus dan istilah umum. Istilah khusus ialah istilah terbatas dalam arti

hanya dipakai dalam bidang tertentu. Istilah umum ialah istilah yang menjadi unsur

bahasa yang digunakan secara umum dalam berbagai bidang. Tabel di bawah ini

menjelaskan kedua istilah itu berikut artinya.

Istilah Khusus Bidang Istilah Umum Arti

diagnosis kedokteran cek pemeriksaan

morfologi biologi, geologi,

bahasa

ilmu bentuk ilmu yang mempelajari tata

bentuk

koma kedokteran;

bahasa

pingsan, sekarat

tidak sadar diri,

menjelang mati; tanda baca

untuk jeda

aset bisnis modal harta

profit bisnis laba keuntungan berupa uang

kapten militer; olah raga ketua, kepala nama pangkat; orang yang

memimpin

remis olah raga catur seri tidak ada yang

menang/kalah

akomodasi pariwisata pemondokan,

tampung

tempat tinggal sementara;

proses penyesuaian sosial

almarhum agama mendiang sebutan untuk orang yang

sudah mati, orang yang

dikasihi

imam agama pemimpin orang yang memimpin

terapi kesehatan pengobatan proses menyembuhkan

penapis, filter industri penyaring alat untuk menyaring

97

Page 98: Mod ul bhs indonesia

sesuatu

sampel ilmu sosial model contoh

pasta gigi odol krem pembersih gigi

4.7.1.2 Sumber Istilah

Istilah muncul atau lahir atau juga diciptakan dari berbagai bahasa dengan

berbagai cara. Untuk menciptakan suatu istilah yang baik dan benar, ada beberapa

persyaratan yang perlu diperhatikan oleh pencipta. Salah satu syarat utama berkenaan

dengan sumber istilah. Karena konsep yang akan dikemukakan untuk masyarakat

Indonesia, yang sekaligus sebagai masyarakat tutur bahasa Indonesia, tentu saja sumber

istilah yang diutamakan haruslah kosakata bahasa Indonesia.

Tambahan, untuk penjelasan lanjutan, berikut dikemukakan sumber-sumber untuk

menciptakan istilah, baik istilah khusus maupun istilah umum. Selain itu, dibahas pula

tata cara penciptaan istilah. Sumber yang dimaksud secara berurut adalah bahasa

Indonesia, bahasa daerah, dan bahasa Inggris. Urutan tersebut didasarkan pada

kedudukan dan fungsinya masing-masing (bahasa daerah, bahasa Inggris, dan bahasa

asing lainnya berfungsi sebagai pemerkaya bahasa Indonesia).

4.7.1.2.1 Kosakata Bahasa Indonesia

Kosakata bahasa Indonesia yang dapat dijadikan bahan istilah ialah kata yang

dipakai secara umum, terutama kata yang lazim dan sering digunakan sehari-hari, yang

memenuhi salah satu syarat berikut (bisa juga lebih):

Kata yang dengan tepat dapat mengungkapkan konsep, proses, keadaan, atau sifat yang

imaksudkan seperti tunak (steady), telur (percolate), dan imak (simulate).Kata yang

lebih singkat daripada kata lain dengan rujukan sama. Misalnya, kata gulma lebih

singkat daripada kata tumbuhan pengganggu; suaka (politik) lebih singkat daripada

perlindungan (politik).Kata yang tidak bernilai rasa buruk atau jelek dan yang enak

didengar (sopan). Misalnya, kata pramuria terasa lebih sopan daripada kata hostes; kata

tunakarya lebih halus daripada kata penganggur. Kini kata pekerja seks komersial

dianggap lebih beradab daripada pelacur, wanita tuna susila, dan sebagainya.

Di samping itu, istilah dapat juga diciptakan dari kata yang lazim dipakai secara

umum. Kata tersebut diberi makna baru atau khusus, baik dengan peluasan maupun

dengan penyempitan makna. Misalnya, istilah berumah dua sebagai istilah baru yang

menggantikan istilah beristri dua; istilah garis bapak dan garis ibu sebagai pengganti

98

Page 99: Mod ul bhs indonesia

istilah patrilinear dan matrilinear; istilah temu kader untuk menyamarkan istilah

kampanye;

Dengan cara yang sama, istilah dapat juga diciptakan dari kata yang taklazim

digunakan sehari-hari. Misalnya; istilah canggih kini digunakan dengan makna baru

(semula bermakna ‘rumit, cerewet, bawel’) sebagai padanan istilah sophisticated; dan

sembir sebagai padanan kata margin, lalu perampatan sebagai padanan generalization.

4.7.1.2.2 Kosakata Bahasa Serumpun

Kosakata bahasa serumpun yang dimaksud di sini dalah bahasa-bahasa daerah yang

tersebar di wilayah kedaulatan Indonesia. Tidak menutup kemungkinan juga bahasa

Melayu sebagai bahasa sumber karena bahasa ini pun termasuk rumpun bahasa yang

sama, yakni rumpun bahasa Austronesia.

Keserumpunan bahasa ini diperhatikan mengingat banyak kesamaan, baik struktur

fonem, bunyi, maupun kata. Jika di dalam bahasa Indonesia tidak ditemukan istilah

dengan persyaratan sebagaimana dikemukakan di atas, istilah dicari di dalam bahasa

serumpun, baik yang masih lazim maupun yang tidak lazim lagi digunakan. Ketiga

persyaratan di atas tetap harus diperhatikan. Contoh berikut mengungkapkan uraian di

atas:

Kata-kata yang lazim digunakan:

gambut (Banjar) ‘jenis tanah’ peat (Inggris)

nyeri (Sunda) ‘sakit karena sesuatu seperti dicubit’ pain (Inggris)

sukan (Melayu) ‘bermain-main dalam pesta’

jan + warta (Minang + Indonesia) menjadi janwarta atau dari Sunda tongibur ‘jangan

diberitakan’ off the record (Inggris)

ledot (Sunda) tackle (Inggris)

kewong (Sunda) upper cut (Inggris)

santai (Lampung) relax (Inggris)

Kata-kata yang taklazim lagi digunakan:

gawai (Jawa) device (Inggris)

luah (Sunda, Bugis, Bali, Minang) discharge (Inggris)

99

Page 100: Mod ul bhs indonesia

4.7.1.2.3 Kosakata Bahasa Asing

Dalam hal sumber pencarian istilah, bahasa asing menduduki urutan ketiga. Dengan

demikian, selain melihat ke dalam kita juga tidak menutup kemungkinan adanya istilah

yang berasal dari bahasa asing, terutama bahasa Inggris karena bahasa ini kini menjadi

bahasa utama dalam hubungan antarbangsa; dan menjadi orientasi bahasa Indonesia

(Catatan: sampai dasawarsa awal kemerdekaan, bahasa Indonesia berorientasi pada

bahasa Belanda; dan karena itu sampai kini masih banyak dipakai kata/ istilah yang

berasal dari bahasa tersebut).

Dalam buku Tata Istilah Indonesia (1978), yang dikutip oleh Suryaman (1986:41),

dijelaskan bahwa ada dua dasar umum yang perlu diperhatikan dalam pembentukan

istilah dari bahasa asing:Apabila perlu diambil dari bahasa asing, sumber utama bahasa

yang digunakan untuk istilah adalah bahasa Inggris. Pertimbangannya, bahasa Inggris

merupakan salah satu bahasa antarbangsa yang diakui dan digunakan oleh Perserikatan

Bangsa-Bangsa. Selain itu, sebagian buku dan bahan lain yang berpaut dengan keilmuan

yang beredar di Indonesia tertulis dalam bahasa Inggris. Hal ini diperkuat pula dengan

kenyataan bahwa bahasa Belanda, yang selama tiga abad dipergunakan di Indonesia,

sudah hampir tidak dikenal dengan baik oleh angkatan muda. Mereka lebih banyak

mengenal dan mempergunakan buku dan bahan lainnya yang ditulis dalam bahasa

Inggris.Apabila istilah asing yang diperlukan tidak dapat diganti dengan kata-kata yang

terdapat di dalam bahasa Indonesia atau bahasa daerah, istilah tersebut diindonesiakan

dengan memperhatikan bentuk visualnya (tulisan), bukan ucapannya. Hal ini didasarkan

pada masuknya istilah tersebut sebagai bagian ilmu pengetahuan ke dalam bahasa

Indonesia umumnya melalui tulisan., bukan melalui lisan. Istilah bau yang berasal dari

kosakata bahasa asing dapat dibentuk melalui penerjemahan, penyerapan, dan gabungan

kedua cara itu.

4.7.1.2.3.1 Penerjemahan Istilah Asing

Pemunculan istilah baru dapat dilakukan dengan cara penerjemahan kata yang

sepadan. Misalnya, body language ‘bahasa tubuh’, sammenwerking ‘kerja sama’,

balanced budget ‘anggaran berimbang’, newsletter ‘surat kabar’.

Dalam penerjemahan istilah ternyata tidak selalu diperoleh, dan memang tidak

selalu diperlukan, bentuk yang berimbang arti satu lawan satu. Karena itu, yang perlu

diperhatikan ialah kesamaan dan kesepadanan konsep, bukan kemiripan bentuk luar

100

Page 101: Mod ul bhs indonesia

atau makna harfiahnya. Dalam hal ini, medan makna ‘semantic field’ dan ciri makna

istilah bahasa asing memegang peran penting. Misalnya, begrotingspost ‘mata

anggaran’, brother-in-law ‘ipar laki-laki’, medication atau therapy ‘pengobatan’,

network ‘jaringan’.

Untuk maksud tersebut, istilah dalam bentuk positif harus diterjemahkan ke dalam

bentuk positif pula dan sebaliknya bentuk negatif dengan bentuk negatif pula, misalnya,

bound morpheme menjadi ‘morfem terikat’, bukan ‘morfem takbebas’.

4.7.1.2.3.2 Istilah Asing tanpa Pemadanan

Pada bagian ini Anda diajak untuk memperhatikan pemakaian istilah asing tanpa

pemadanan. Artinya, istilah tersebut dipergunakan dalam tautan kalimat bahasa

Indonesia.

(1) Pedesaan sudah menjadi sasaran minuman, tidak hanya yang masuk kategori

softdrink, tapi juga minuman keras.

(2) Mereka harus melalui jalur seperti public audit atau pihak pengacara yang ditunjuk

kedua saudara koruptor itu.

(3) Akuntan publik ini juga yang telah mengaudit Telkom sebelum go public ....

(4) Lima fenomena yang berkembang di masyarakat sekarang ini, menurut Kristiya,

yaitu ..., dan kecenderungan untuk menggerakkan people power .

(5) Pers juga diharapkan Pangdam dapat menyajikan berita secara clean and clear

dengan tidak menuduh.

(6) Namun, yang pasti saya bersedia di-cross check dengan Mintarjo soal pernyataan

itu.

(7) Mereka tewas bukan dalam main operation, tapi karena kecelakaan, kata Kasum

ABRI.

(8) Warga Desa Calderon di Negara Bagian Sinaloa, Meksiko, menjadi geger akibat

teror bloodsucker.

(9) Perwira itu mengatakan, senjata AK-47 dapat juga dimiliki oleh para anggota eks

PKI mengingat senjata tersebut memiliki life time yang relatif lama.

(10) Ia mengatakan, memang tidak tertutup kemungkinan direktur bank itu telah kabur

ke luar negeri. Kemungkinannya fifty-fifty, katanya.

(11) Desakan aliran alternatif yang dengan kuat menyeret trend musik dunia saat ini,

seakan tidak menyentuh Mr. Big.

101

Page 102: Mod ul bhs indonesia

(12) Para PNS menilai bahwa para petugas bagian ketertiban dalam melancarkan

operasi terkesan over acting.

(13) Dirut Telkom mengharapkan seluruh pihak, khususnya karyawan di jajaran

Telkom, untuk bersama-sama memadukan tekad meningkatkan performance

usaha yang lebih baik di masa-masa mendatang.

(14) Dalam melakukan tugas penyidikannya, Polri selalu mendasarkan diri pada

profesionalisme dan scientific investigation.

(15) Anamnesa terakhir E. T. di medical record itu adalah: datang dengan wajah stres.

(16) Ia hanya mengatakan No Comment, tunggu sampai ditangkap.

(17) Bahkan juga berita di belakang berita sebagai inside information tentang perilaku

fraksi dan DPD masing-masing kekuatan sosial politik yang mengendalikannya,

demikian Ketua Golkar.

(18) Rahardi juga mengatakan, pelacakan terhadap sekolah Jenifer Tan di beberapa

primary school juga nihil.

(20) Dennis memang terkenal dengan reaksi start-nya yang bagus.

(21) Untuk menjadi pelari terbaik di dunia, Anda harus secara total memberikan diri

Anda pada event ini, 24 jam sehari, tujuh hari seminggu, Anda harus menjadi

sprinter terus.

(22) Sangat cukup untuk menghidupi saya, tuturnya seraya menolak menyebutkan

appearance fee yang diterimanya di kejuaraan Invitasi Atletik Indonesia.

(23) Dennis yang seringkali tampak cuek dan tidak senang ditanyai persoalan-persoalan

pribadi ini, juga dikenal sebagai The Angry Young Man, seperti dituliskan

wartawan Philadelphia Inquirer, Ron Reid.

(24) Dia tercatat tiga kali fault start, penundaan pertandingan sampai 40 menit, dan

cuaca yang buruk penuh kilat.

(25) Pejabat itu ternyata tidak memiliki sense of humor sedikit pun.

4.7.1.2.3.2 Istilah Asing dengan Pemadanan

Pada bagian ini Anda diperkenalkan dengan pemakaian istilah asing yang

disisipkan ke dalam tautan kalimat bahasa Indonesia disertai padanannya.

(1) Potensi konflik vertikal adalah yang bersifat perolehan (achievment) seperti

penghasilan (kekayaan), pekerjaan, pendidikan, status sosial.

102

Page 103: Mod ul bhs indonesia

(2) Sekitar 100 pemuda dari berbagai perguruan tinggi swasta di Yogyakarta yang

tergabung dalam Generasi Muda Muslim Yogyakarta (GMMY) mengadakan long

march (jalan kaki).

(3) Rabu lalu empat buah helikopter terbang dua sorti dari Timika menuju sasaran dan

menurunkan 100 pasukan dengan tali (rappeling).

(4) Rencana pemerintah, mengenai alih suara bahasa asing (dubbing) yang mutlak harus

segera dilakukan, mendapat sorotan tajam dari kalangan akademis.

(5) Namun, medical record (catatan tentang kesehatan pasien) F.T. ada di Rumah Sakit

Graha Medika.

(6) Gempa dan gelombang tsunami di Aceh dan sekitarnya pada 26 Desember 2004

merupakan peristiwa (event) yang menggemparkan dunia karena puluhan ribu orang

meninggal seketika.

(7) Akibat luka pada kakinya, pengendara sepeda motor tersebut dilarikan ke

Emergency (gawat darurat) RSHS Bandung.

(8) Pokoknya kita melakukan delegation of authority (pendelegasian kewenangan),

kata Menko Polkam.

(9) Keempat tim yang bertarung semalam, tidak terkecuali Rumania, tampil all-in atau

habis-habisan.

(10) Dia berpendapat the small is beautiful (kecil itu cantik).

4.7.1.4 Istilah Asing dengan Penyesuaian

Bagian ini mencontohkan kepada Anda mengenai pemakaian istilah asing dengan

penyesuaian ejaan. Artinya, kata-kata atau istilah asing diindonesiakan.

(1) Pengamanan terhadap tersangka menyusul setelah diketahui mobil yang

dipergunakan kawanan perampok itu milik sebuah rental di kawasan Gunung Batu,

Bandung.

(2) Menurut Ketua DPR, gejolak yang marak belakangan ini tidak dapat diselesaikan

dengan tindakan represif semata.

(3) Seperti diberitakan sebelumnya, bos hasil bumi tersebut dirampok di tengah jalan.

(4) Keempat petinju berada di Kuba untuk berlatih sambil mengikuti dua turnamen

tinju di Kuba.

103

Page 104: Mod ul bhs indonesia

(5) Dia menegaskan, dalam kepemimpinan DPP PDIP kali ini pihaknya bersama para

formatur lainnya sepakat untuk menempatkan figur orang yang dapat bekerja sama

dengan orang lain.

(6) Rekan sejawat korban berkeyakinan, ekspedisi pria asal Shianghai tersebut akan

berjalan lancar mengingat selama delapan tahun terakhir Yu berhasil menjelajahi

banyak tempat berbahaya.

(7) Holden, mekanik dari Wellington, bertabrakan di Glenn Helen, bagian dari sirkuit

itu.

(8) Pengeluaran dana tersebut dikaitkan pula dengan dana penyelenggaraan perangkat

telekomunikasi untuk keperluan konferensi APEC dan renovasi gedung.

(9) Karena gagal menjadi calo tenaga kerja setelah menarik uang dari korbannya Rp1,5

juta, Prada D.S. melakukan desersi 414 hari.

(10) Upacara tersebut biasanya bersifat sakral, tapi sangat menarik bagi wisatawan.

(11) Herman, karyawan sebuah garmen di Tasikmalaya, tewas mengenaskan ditusuk

tiga pemuda.

(12) Warga setempat ada yang menitikkan air mata setelah menyaksikan keberingasan

para pelaku, seperti yang diperagakan dalam rekonstruksi kemarin.

(13) Sementara massa PDI berunjuk rasa di halaman Sekretariat DPD PDIP Jabar, di

ruangan berlangsung rapat konsolidasi para pengurus DPC-DPC.

(14) Dua jam kemudian AR (33), seorang residivis kakap, ditangkap polisi dalam suatu

Operasi Penyakit Masyarakat yang dilancarkan petugas.

(15) Menurut sumber, selama ini Hendra dan Tatang sebetulnya sering bekerja sama

dalam bisnis.

(16) Hari Kamis sekitar pukul 07.00 WIT (05.00 WIB) pasukan ABRI bertolak dari

Bandara Timika menuju Posko ABRI di Geselama guna meng-evakuasi para

sandera baik yang hidup maupun yang tewas terbunuh.

(17) Sementara itu, dua sandera yang tewas dibaringkan di rumah sakit milik PT

Freeport Indonesia Company untuk mendapatkan visum dokter, sebelum

diberangkatkan ke Jakarta.

(18) Navi W.T.H. Panekanan adalah koordinator lapangan, dan M. Yosias Lasamaku

adalah bagian akomodasi.

104

Page 105: Mod ul bhs indonesia

(19) Meskipun belum ada perjanjian ekstradisi, pemerintah Republik Rakyat Cina

menyatakan sanggup dan siap membantu pemerintah Indonesia untuk ikut mencari

tersangka.

(20) Pertanyaan Anda itu ‘kan tendensius, kata Sutrisno ketika dihubungi Kompas hari

Rabu di Medan.

4.7.1.5 Analisis Pemakaian Istilah Asing

4.7.1.5.1 Pemakaian Istilah Asing tanpa Pemadanan

Pada bagian ini dikemukakan pemakaian istilah asing dalam media massa tanpa

disertai pemadanan. Istilah tersebut dicetak tebal miring oleh penyusun agar mudah

terbaca, dalam tulisan asli dicetak tegak. Pemakaian istilah sebagaimana dimaksud

dalam bagian ini boleh digunakan apabila langkah pemunculan istilah baru di dalam

bahasa Indonesia mengalami jalan buntu.

Berdasarkan pengamatan, ada beberapa istilah yang bisa dipadankan ada juga

yang bisa disesuaikan ejaannya, ada juga istilah yang bisa digunakan dengan

penyepadanan dan penyesuaian sekaligus. Artinya, pemakai dapat memilih salah satu

dari dua pilihan. Tabel berikut memperlihatkan pilihan tersebut:

softdrink minuman dingin; minuman segar; softdring

public audit pemeriksa dana; pemeriksa keuangan; audit publik

go public tawarjual bebas; tawarjual saham bebas; gopublik

people power kekuatan rakyat; daya jelata/masyarakat

clean and clear bersih dan jelas; cekas (Sunda)

cross check periksa silang; uji silang; kroscek

main operation bedah utama; bedah pertama; operasi utama

bloodsucker lintah darat; penghisap darah; bladsaker

life time masa hidup; waktu hidup

fifty-fifty setengah-setengah; sepotong-sepotong

trend cenderung; condong; tren

over acting banyak tingkah; loba ulah

performance tampilan; pelaksanaan kerja; performan(s)

scientific investigation penyelidikan ilmiah; pencarian ilmiah; investigasi

sain(s)tifik anamnesa riwayat sakit; catatan penyakit; anamnesa

105

Page 106: Mod ul bhs indonesia

medical record rekaman/catatan kesehatan; /catatan medis; rekor medis

no comment takada ujar/keterangan; takada komentar; nokomen

inside information keterangan rahasia; informasi rahasia; informasi dalam

primary school sekolah dasar

start mula, mulai; star

event peristiwa, kejadian; iven, even

sprinter pelari dekat; sprinter

appearance fee bayaran tampil

The Angry Young Man (orang muda) pemarah; pemberang

fault start gagal mula/star; batal mula/star; lasut mula (Sunda); fault

star

Dari senerai di atas terdapat dua kata asing yang bisa menimbulkan kebingungan.

Pertama, kata main dalam main operation memiliki bentuk yang sama dengan bentuk

kata main dalam bahasa Indonesia. Kedua, kata event sering dipertukarkan dengan kata

even, padahal kedua kata ini berbeda bentuk dan artinya. Karena itu, kata-kata tersebut

sebaiknya dihindari agar tidak terjadi kebingungan orang yang mendengar atau

membaca.

4.7.1.5.2 Pemakaian Istilah Asing dengan Pemadanan

Pada bagian ini terdapat delapan kalimat yang mengandung pemakaian istilah asing

sekaligus dengan padanannya. Data memperlihatkan bahwa istilah-istilah asing tersebut

telah memiliki padanan yang sesuai di dalam bahasa Indonesia. Karena itu, sebenarnya

istilah asing tersebut tidak perlu dipergunakan lagi. Hal ini berkaitan dengan

penghematan pemakaian kata yang dianut oleh media massa.

Pemakaian istilah asing yang disertai dengan padanannya boleh dilakukan apabila

istilah dan atau padanannya dianggap baru. Jadi, dalam hal ini pemakaiannya

dimaksudkan sebagai pengenalan untuk memperkaya kosakata bahasa Indonesia.

4.7.1.5.3 Pemakaian Istilah Asing dengan Penyesuaian

Bagian ini merupakan cara yang paling banyak dianut. Hal ini dimungkinkan

karena cara tersebut merupakan cara yang paling mudah dilakukan oleh banyak orang.

Cara seperti ini pada satu sisi memiliki nilai positif dan pada sisi lain memiliki nilai

negatif bagi perkembangan bahasa Indonesia.

106

Page 107: Mod ul bhs indonesia

Nilai positif yang dimaksudkan di sini adalah dengan banyaknya kata atau istilah

dari bahasa asing, makin banyak pula jumlah kosakata bahasa Indonesa secara cepat.

Pada pihak lain, muncul nilai negatif, yaitu batasan kata asing dan bahasa Indonesia

menjadi samar. Dikatakan demikian karena ada kemungkinan bahasa asing menguasai

bahasa Indonesia dan karena itu bentuk bahasa Indonesia bisa menjadi kacau.

Kekacauan bisa dilihat, misalnya, pada bentuk sesuaian legalisasi dari legalization

muncullah pelegalisasian dan melegalisasi. Jika dilihat dari segi bentuk, -isasi sepadan

dengan pe-an. Dengan demikian, melegalisasi atau pelegalisasian dan yang

semacamnya tidak memiliki arti yang jelas. Contoh lain timbulnya nilai negatif bisa

dilihat pada pemakaian kata rental dan garmen. Pemakaian kedua kata tersebut

mengakibatkan makna yang sebenarnya tidak jelas. Kata rental berasal dari bentuk kata

rent ‘sewa, uang sewa’. Dalam Kamus Inggris Indonesia (Peter Salim, 1989:1628),

rental berarti 1. uang sewa, harga sewa; 2. rumah, mobil, dsb. yang disewakan; 3.

penghasilan yang diperoleh dari hasil sewa.’ Dengan demikian, pemakaian kata rental

tidaklah tepat. Karena itu, sebaiknya diganti saja dengan kata penyewaan mobil agar

maknanya jelas.

Contoh lain yang serupa dengan contoh di atas adalah pemakaian kata garmen.

Sepintas kata tersebut tidak menjadi masalah dipergunakan dalam kalimat semacam itu.

Berdasarkan makna asalnya, garmen (dari garment) berarti ‘pakaian’. Jadi, kalimat itu

jelas tidak logis karena yang memiliki karyawan adalah orang, bukan pakaian. Karena

itu, sesuai dengan apa yang hendak diinformasikan, di dalam kalimat tersebut harus

diselipkan kata pabrik, toko, atau kata lain yang membentuk frasa menjadi pabrik

garmen, toko garmen, perusahaan garmen, dan sebagainya.

4.7.2 Perlatihan

Carilah arti kata atau istilah yang dicetak miring tebal!

(1) Saat saya melakukan inspeksi mendadak ke LP Cipinang, saya sudah

meng-antisipasi gerakan yang dapat dilakukannya.

(2) Diharapkan agar jati diri ABRI sebagai tentara pejuang dapat terus dipelihara dan

di-implementasi-kan secara konsisten agar makin memberikan kontribusi positif

terhadap kemajuan bangsa dan negara.

107

Page 108: Mod ul bhs indonesia

(3) Menyangkut isu kolusi di Mahkamah Agung, dia mengingatkan agar hal tersebut

dapat diselesaikan secara proporsional tanpa mencacati citra lembaga peradilan

tertinggi itu.

(4) Dalam pidatonya itu, dia menyinggung berbagai hal yang berkembang di

masyarakat dewasa ini, seperti isu kolusi di MA, peristiwa berdarah di Timika,

perkelahian pelajar, inflasi, korupsi, dan kehadiran pemantau pemilu partikelir .

(5) Dia masih merasakan sangat kurangnya peran pers bercorak peliputan investigatif,

yang menggali ke arah kedalaman dan latar belakang suatu permasalahan.

(6) Komunikasikan tiap gerak langkah eksekutif dan legislatif, bahkan juga yudikatif,

se-transparan mungkin, apa adanya.

(7) Dalam kaitan ini, dia mengimbau pers untuk meningkatkan perannya sehingga

masyarakat dapat melakukan sosial kontrol-nya yang efektif atas lembaga-lembaga

tinggi negara.

(8) Kritik dan koreksi terhadap perilaku yang rendah integritas-nya perlu dilakukan.

(9) Penegasan tersebut disampaikan Menko Polkam kepada wartawan usai peresmian

kesepakatan mengenai transpalansi ginjal jenazah, Kamis.

(10) Soesilo yang juga Ketua Umum Yayasan Ginjal Nasional Indonesia (Yagina)

dimintai tanggapannya soal Insiden Ujungpandang serta unjuk rasa keprihatinan

kasus tersebut oleh para mahasiswa di Surabaya, Semarang, Jember, Solo,

Bandung, dan Ujungpandang beberapa hari belakangan.

(11) Suparti Nide menambahkan, meskipun DPR tidak bisa melihat langsung secara

faktual kasus kerusuhan tersebut, hal ini bukan berarti wakil rakyat yang ada di

DPR, tidak memperjuangkan aspirasi rakyat.

(12) Di Bandung, sekitar 300 mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi hari Kamis

kembali bentrok fisik dengan aparat di pintu gerbang kampus Universitas

Padjadjaran (Unpad), Jalan Dipatiukur Bandung.

(13) Petugas akan berupaya bertindak persuasif agar tidak ada korban, katanya kepada

pers Kamis (2/5) pagi usai Upacara Hari Pendidikan Nasional tingkat Jawa Barat

yang dipusatkan di Lapangan Gasibu Bandung.

(14) Walau hasil ini lebih lambat dari yang diharapkannya, Dennis menyimpan tekad

untuk memecahkan rekor dunia jadi 9,83 detik, rekor Ben Johnson yang dibatalkan

setelah ketahuan dia kena doping.

108

Page 109: Mod ul bhs indonesia

(15) Walaupun ibunya, Lenora Mitchell, adalah manajer-nya, Dennis menolak bahwa

ibunya adalah yang mendorongnya untuk menjadi sprinter.

(16) Ditegaskan, semua pihak yang terlibat akan diusut, termasuk tindakan petugas

keamanan pun akan di-cek .

(17) Dengan kondisi demikian, bisa menjadi salah satu sebab munculnya kolusi.

(18) Suasana yang sama juga terjadi di Gedung DPR/MPR yang terlihat makin sepi

pada masa anggota dewan sedang reses ini.

(19) Sesekali pandang matanya diarahkan ke siaran televisi yang meliput prosesi

pemakaman.

(20) Mereka juga sepakat bahwa saat ini transpalansi organ amat diperlukan.

4.7.3 Rangkuman

Dalam Pedoman Umum Pembentukan Istilah yang dilampirkan pada buku Tata

Bahasa Baku Bahasa Indonesia (1988:419) dijelaskan bahwa istilah adalah kata atau

gabungan kata yang dengan cermat mengungkapkan suatu konsep, proses, keadaan, atau

sifat yang khas dalam bidang tertentu. Dengan demikian, suatu istilah pasti berupa kata

atau frasa, tetapi kata atau frasa belum tentu berupa istilah. Selanjutnya, istilah

dibedakan menjadi istilah khusus dan istilah umum. Istilah khusus ialah istilah terbatas

dalam arti hanya dipakai dalam bidang tertentu. Istilah umum ialah istilah yang menjadi

unsur bahasa yang digunakan secara umum dalam berbagai bidang.

Pembentukan istilah dalam bahasa Indonesia harus mengutamakan bahasa

Indonesia. Jika dalam abahasa Indonesia tidak kita temukan, kita cari dalam bahasa

daerah. Kalau masih juga tidak kita temukan, baru kita cari dalam bahasa asing, lalu kita

sesuaikan dengan bahasa Indonesia.

Prosedur lain yang harus ditempuh dalam pembentukan istilah adalah kata-kata

harus mudah diucapkan/ditulis, lebih singkat, tidak berkonotasi buruk, dan bebas dari

larangan/tabu dalam suatu etnis.

4.7.4 Tes Formatif

1. Kemukakan prosedur pembentukan istilah berikut dua contoh!

2. Mengapa bahasa asing menduduki peringkat terakhir sebagai sumber istilah?

3. Bagaimana pendapat Anda tentang istilah yang kini marak dalam bahasa asing?

4. Kemukakan perbedaan kata dengan istilah berikut lima contoh!

5. Apa yang dimaksud istilah umum dan istilah khusus; berikan lima contoh!

109

Page 110: Mod ul bhs indonesia

4.7.5 Umpan Balik dan Tindak Lanjut

Setelah Anda menjawab sosal-soal tersebut, cocokkanlah jawaban Anda dengan

jawaban hasil diskusi kelas. Hitunglah jumlah jawaban Anda yang benar, kemudian

tentukan hasil belajar Anda dengan rumus berikut:

Tingkat penguasaan =Jumlah jawaban yang benar

x 100%Jumlah soal

Arti tingkat penguasaan yang Anda capai:

90% – 100% = baik sekali

80% – 89% = baik

70% – 79% = sedang

≤ 69% = kurang

Jika mencapai tingkat penguasaan 80% ke atas, Anda dapat meneruskan pelajaran pada

modul berikutnya. Jika tidak, lebih baik Anda mengulangi Kegiatan Belajar VI.

110

Page 111: Mod ul bhs indonesia

4.8 Kegiatan Belajar VIII : Ujian Tengah Semester

4.9 Kegiatan Belajar IX

4.9.1 Tata Kalimat

4.9.1.1 Ragam Bahasa

Untuk memahami struktur kalimat bahasa Indonesia, kita perlu membicarakan

ragam bahasa Indonesia yang berkaitan dengan ihwal struktur kalimatnya. Pada

dasarnya, pemakaian bahasa dapat dibedakan ke dalam bermacam-macam ragam

bahasa, bergantung pada pendekatan yang dilakukan. Jika dilihat dari sarana yang

digunakan untuk menghasilkannya, bahasa dapat dibedakan ke dalam ragam bahasa

lisan dan ragam bahasa tulis (selanjutnya disebut ragam lisan dan ragam tulis). Bahasa

yang dihasilkan dengan menggunakan alat ucap – bunyi bahasa (fonem) sebagai unsur

dasarnya – kita namakan ragam lisan, sedangkan bahasa yang dihasilkan dengan

memanfaatkan tulisan – huruf sebagai unsur dasarnya – kita namakan ragam tulis.

Kita harus berhati-hati dengan pernyataan di atas karena ada bahasa yang

dihasilkan dengan menggunakan alat-alat ucap, tetapi sebelumnya telah dituliskan.

Misalnya, teks pidato, siaran berita di televisi atau di radio yang dibacakan. Sebaliknya,

ada pula bahasa lisan yang dituliskan seperti cerita rakyat (yang belum pernah

dituliskan) atau pidato yang ditranskripsikan. Oleh karena itu, pernyataan di atas harus

dilengkapi dengan penjelasan perbedaan kedua ragam itu yang dilihat dari segi struktur

(tata bahasa), kosakata, dan segi lain.

Ragam lisan mencakup aspek lafal, tata bahasa (bentuk kata dan susunan kalimat),

dan kosakata. Lafal merupakan aspek pembeda ragam lisan dari ragam tulis, sedangkan

ejaan merupakan aspek pembeda ragam tulis dari ragam lisan. Jadi, dalam ragam lisan

kita berusurusan dengan lafal, sedangkan dalam ragam tulis kita berurusan dengan

ejaan.

Aspek tata bahasa dan kosakata dalam kedua ragam memiliki ciri yang berbeda

walaupun bidangnya sama dan memiliki hubungan timbal-balik. Ragam tulis, yang

diatur dengan kaidah ejaan, melambankan ragam lisan. Oleh karena itu, sering timbul

kesan seolah-olah ragam lisan dan ragam tulis itu sama. Hal ini terjadi karena keduanya

telah berkembang menjadi dua sistem bahasa yang memiliki seperangkat kaidah yang

takidentik bentul walaupun memiliki persamaan.

111

Page 112: Mod ul bhs indonesia

Satu catatan yang perlu diperhatikan adalah bahwa dalam ragam lisan, penutur

(pembicara) dapat memanfaatkan peragaan (dramatisasi gerak tangan, mimik, dan

suara) untuk membantu kepahaman pengungkapan diri (ide, pengalaman, sikap, dan

rasa), sedangkan dalam ragam tulis peragaan seperti itu takdapat dilambangkan dalam

bentuk tulisan. Oleh karena itu, untuk membantu kejelasan pengungkapan diri, dalam

ragam tulis diperlukan adanya kelengkapan unsur tata bahasa, baik dalam bentuk kata

maupun struktur kalimat, ketepatan pilihan kata, dan kebenaran penerapan kaidah ejaan

serta pungtuasi (tanda baca).

Baik ragam tulis maupun ragam lisan, keduanya masih dapat dibedaka ke dalam

dua ragam bahasa masing-masing, yakni ragam baku dan ragam takbaku. Ragam baku

adalah ragam bahasa yang diakui oleh sebagian warga masyarakat penuturnya sebagai

kerangka acuan norma (kaidah) bahasa dalam penggunaannya, yaitu sebagai pedoman

pemakaian bahasa secara benar, baik ragam lisan maupun ragam tulis. Ragam baku

merupakan ragam yang diajarkan dan digunakan sebagai bahasa pengantar di

lembaga-lembaga pendidikan, mulai pendidikan dasar sampai pendidikan tinggi. Ragam

ini pula yang dipergunakan dalam pemerintahan, media massa, ilmu pengetahuan, dan

teknologi. Oleh karena itu, penggunaan ragam baku, umumnya, dapat memberikan

gengsi dan menjadi lambang status sosial yang tinggi.

Dalam hubungan dengan ragam tulis baku, normanya dinyatakan secara tertulis

dalam bentuk buku tata bahasa (yang mencakupi masalah bentuk kata dan struktur

kalimat), kamus (yang memberikan pedoman dalam hal penggunaan kosakata),

pedoman ejaan (yang memberikan pedoman penulisan ejaan, termasuk pungtuasi), dan

pedoman pembentukan istilah (yang memberikan tata cara membentuk istilah). Dengan

demikian, semua itu merupakan pedoman dalam penggunaan bahasa ragam baku.

Hal-hal yang menyimpang dari ketentuan pedoman tersebut termasuk pada ragam

takbaku.

Penggunaan kedua ragam ini berkaitan pula dengan latar belakang, situasi, lawan,

dan tujuan pemakai. Dalam situasi resmi, umumnya pemakai menggunakan ragam

baku. Akan tetapi, dalam situasi takresmi pun ragam baku sering digunakan atau juga

sebaliknya, dalam situasi resmi pun kadang terselip pemakaian ragam takbaku. Hal ini

terjadi baik dalam ragam tulis maupun ragam lisan. Semuanya didasari oleh faktor

situasi, latar belakang, lawan/kawan, dan tujuan.

112

Page 113: Mod ul bhs indonesia

4.9.1.2 Struktur Kalimat

Banyak hal yang dapat kita persoalkan mengenai kalimat bahasa Indonesia.

Beberapa hal yang patut memperoleh perhatian kita sehubungan dengan upaya kita

untuk memahami struktur kalimat adalah (1) alat uji kalimat, (2) ciri-ciri unsur kalimat

(subjek, predikat, objek, pelengkap, keterangan), (3) pola kalimat, (4) kalimat majemuk,

(5) kalimat baik dan benar.

4.9.1.2.1 Alat Uji Kalimat

Apakah sebuah tuturan, baik lisan maupun tulis, merupakan sebuah kalimat ataukah

baru merupakan gabungan kata (frasa)? Untuk menghasilkan kalimat-kalimat yang

benar, kita perlu memperhatikan syarat-syarat penyusunan kalimat. Persyaratan yang

dimaksud adalah (1) unsur predikat dan (2) pembalikan unsur kalimat.

4.9.1.2.1.1 Unsur Predikat

Setiap kalimat sekurang-kurangnya memiliki predikat. Suatu kata atau kelompok

kata dapat berfungsi sebagai predikat jika dapat disertai kata benda atau kelompok kata

benda yang mempunyai relasi predikatif (hubungan subjek-predikat). Perhatikan contoh

berikut.

Frasa Kalimat

prajurit yang berlatih itu Prajurit itu berlatih.

gadis yang cantik itu Gadis itu cantik.

polisi wanita itu Polisi itu wanita.

4.9.1.2.1.2 Pembalikan Unsur

Suatu tuturan merupakan kalimat jika urutan unsur-unsurnya dapat dipertukarkan

tempatnya, tanpa ada perubahan informasi yang disampaikan. Perhatikan kembali

contoh di atas yang ditulis lagi berikut.

prajurit yang berlatih itu yang berlatih itu, prajurit

(bukan perwira)

gadis yang cantik itu yang cantik itu, gadis

(bukan janda)

Bandingkan:

subjek predikat predikat subjek

Prajurit itu berlatih. Berlatih, prajurit itu.

113

Page 114: Mod ul bhs indonesia

Gadis itu cantik. Cantik, gadis itu.

4.9.1.2.2 Ciri-Ciri Unsur Kalimat

Apakah tuturan-tuturan yang kita hasilkan memenuhi syarat sebagai kalimat? Salah

satu syaratnya adalah kelengkapan unsur kalimat, yaitu subjek, predikat, objek,

keterangan, pelengkap. Agar mudah dikenali dan mudah pula dipahami, berikut

dikemukakn ciri-ciri unsur yang dimaksud.

4.9.1.2.2.1 Subjek

Subjek dalam kalimat bahasa Indonesia memiliki ciri-ciri berikut:

merupakan jawaban berwujud kata atau kelompok kata atas pertanyaan apa atau siapa;

disertai kata ini atau itu (takrif);

dapat diperluas/disertai frasa/klausa;

tidak didahului kata depan (di, ke, dengan, dalam, kepada, tentang, dari, dan

sejenisnya);

berupa kata benda atau kelompok kata benda atau kelas kata lain yang dapat memiliki

salah satu ciri di atas.

4.9.1.2.2.2 Predikat

Ciri-ciri predikat di dalam kalimat bahasa Indonesia adalah sebagai berikut:

merupakan jawaban berwujud kata atau kelompok kata atas pertanyaan mengapa atau

bagaimana;

dapat disertai kata pengingkar tidak atau bukan;

dapat disertai kata seperti ingin, hendak, mau, akan, belum, sudah, telah, akan;

berupa kata kerja atau kelompok kata kerja, kata benda atau kelompok kata benda, kata

sifat atau kelompok kata sifat, kata bilangan atau kelompok kata bilangan.

4.9.1.2.2.3 Objek

Ciri-ciri yang dimiliki oleh objek dalam kalimat bahasa Indonesia adalah sebagai

berikut:

terdapat dalam kalimat transitif;

langsung mengikuti predikat (kata kerja transitif);

tidak didahului kata depan;

tidak didahului kata sejenis merupakan, adalah, ialah, yaitu;

dapat menjadi subjek kalimat pasif (dalam oposisi aktif);

114

Page 115: Mod ul bhs indonesia

berupa kata benda, kelompok kata benda, atau anak kalimat.

4.9.1.2.2.4 Pelengkap

Hal-hal berikut merupakan ciri-ciri pelengkap kalimat dalam bahasa Indonesia:

melengkapi makna kata kerja (predikat);terdapat dalam kalimat yang berpredikat kata

kerja (periksa pola kalimat III dan V); hanya menempati posisi setelah predikat;tidak

didahului kata depan;berupa kata benda, kelompok kata benda, kata sifat, kelompok

kata sifat, kata bilangan, atau kelompok kata bilangan;tidak dapat dijadikan subjek

dalam kalimat pasif.

4.9.1.2.2.5 Keterangan

Keterangan kalimat bahasa Indonesia bercirikan hal berikut:memberikan informasi

tentang tempat, waktu, cara, alat, sebab, akibat, tujuan, dan sejenisnya;memiliki

keleluasaan posisi (awal, akhir, atau di antara subjek dan predikat);didahului kata depan

atau kata penghubung;berupa kata atau kelompok kata (frasa berpreposisi) atau anak

kalimat.

4.9.2 Perlatihan

Tentukan unsur-unsur kalimat dalam soal di bawah ini!

1. Sambutan hangat terhadap deklarasi kemerdekaan Palestina dan pernyataan politik

PLO harus dikaji secara saksama.

2. Dalam penyusunan rencana ini panitia mendapat arahan dari dekan.

3. Upaya merehabilitasi dan melestarikan lingkungan akan segera

dilakukan di Indonesia.

4. Cara hidup tidak bersih – yang sering menimbulkan berbagai macam penyakit –

harus ditinggalkan.

5. Zat tiruan yang berhasil dibuat dan identik dengan beberapa bentuk alamiah hirudin

ialah HBW 023.

6. Pola alamiah suatu kerangka karangan biasanya berdasarkan urutan kejadian, tempat,

atau ruang.

7. Dia berusaha mempelajari dan mendalami ajaran Islam di samping mengamalkannya.

8. Pada tahun-tahun belakangan ini banyak pekerja diberhentikan karena krisis moneter

yang tidak menentu.

9. Habitat terumbu karang di perairan Indonesia Timur semakin mengkhawatirkan.

115

Page 116: Mod ul bhs indonesia

10. Globalisasi informasi memang mempercepat penambahan khazanah pengetahuan

kita.

4.9.3 Rangkuman

Banyak hal yang dapat kita persoalkan mengenai kalimat bahasa Indonesia.

Beberapa hal yang patut memperoleh perhatian kita sehubungan dengan upaya kita

untuk memahami struktur kalimat adalah (1) alat uji kalimat, (2) ciri-ciri unsur kalimat

(subjek, predikat, objek, pelengkap, keterangan), (3) pola kalimat, (4) kalimat majemuk,

(5) kalimat baik dan benar.

Apakah sebuah tuturan, baik lisan maupun tulis, merupakan sebuah kalimat ataukah

baru merupakan gabungan kata (frasa)? Untuk menghasilkan kalimat-kalimat yang

benar, kita perlu memperhatikan syarat-syarat penyusunan kalimat. Persyaratan yang

dimaksud adalah (1) unsur predikat dan (2) pembalikan unsur kalimat.

Subjek dalam kalimat bahasa Indonesia memiliki ciri-ciri berikut:

merupakan jawaban berwujud kata atau kelompok kata atas pertanyaan apa atau siapa;

disertai kata ini atau itu (takrif);

dapat diperluas/disertai frasa/klausa;

tidak didahului kata depan (di, ke, dengan, dalam, kepada, tentang, dari, dan

sejenisnya);

berupa kata benda atau kelompok kata benda atau kelas kata lain yang dapat memiliki

salah satu ciri di atas.

Ciri-ciri predikat di dalam kalimat bahasa Indonesia adalah sebagai berikut:

merupakan jawaban berwujud kata atau kelompok kata atas pertanyaan mengapa atau

bagaimana;

dapat disertai kata pengingkar tidak atau bukan;

dapat disertai kata seperti ingin, hendak, mau, akan, belum, sudah, telah, akan;

berupa kata kerja atau kelompok kata kerja, kata benda atau kelompok kata benda, kata

sifat atau kelompok kata sifat, kata bilangan atau kelompok kata bilangan.

4.9.4 Tes Formatif

Buatlah kalimat dengan kata-kata atau frasa berikut:

1. penyusunan makalah

2. kekurangan data

3. objek penelitian

116

Page 117: Mod ul bhs indonesia

4. administrasi

5. hukum

6. komunikasi

7. internet

8. globalisasi

9. simpulan

10. hasil penelitian

4.9.5 Umpan Balik dan Tindak Lanjut

Setelah Anda menjawab sosal-soal tersebut, cocokkanlah jawaban Anda dengan

jawaban hasil diskusi kelas. Hitunglah jumlah jawaban Anda yang benar, kemudian

tentukan hasil belajar Anda dengan rumus berikut:

Tingkat penguasaan =Jumlah jawaban yang benar

x 100%10

Arti tingkat penguasaan yang Anda capai:

90% – 100% = baik sekali

80% – 89% = baik

70% – 79% = sedang

≤ 69% = kurang

Jika mencapai tingkat penguasaan 80% ke atas, Anda dapat meneruskan pelajaran pada

modul berikutnya. Jika tidak, lebih baik Anda mengulangi Kegiatan Belajar I – VIII.

117

Page 118: Mod ul bhs indonesia

10. Kegiatan Belajar X

4.10.1 Tata Kalimat

4.10.1.1 Pola Dasar Kalimat

Kalimat yang kita gunakan sebagai alat komunikasi dalam kehidupan kita ini

sesungguhnya dapat dikembalikan ke dalam sejumlah kalimat dasar yang sangat

terbatas. Dengan perkataan lain, semua kalimat yang digunakan berasal dari beberapa

pola kalimat dasar saja. Sesuai dengan kebutuhan kita masing-masing, kalimat dasar itu

kita kembangkan, kita luaskan. Pengembangan atau peluasan kalimat tentu saja harus

didasarkan pada kaidah-kaidah yang ada dalam tata bahasa. Pola dasar kalimat bahasa

Indonesia adalah sebagai berikut.

1) a. Kalimat Dasar Berpola SP (P:KK)

Semua peserta datang.

Mereka tidur.

Para penari berhias.

Anak-anak terbangun.

1) b. Kalimat Dasar Berpola SP (P:KB)

Tatang anak pertama.

Titin wartawan majalah Gadis.

Kakak saya peneliti.

Itu rumah saya.

Didin penyair.

I.c Kalimat Dasar Berpola SP (P:KS)

Gunung itu tinggi.

Orang itu salih.

Dia jujur.

Gambar itu bagus.

Buku itu mahal.

2) Kalimat Dasar Berpola SPK

Presiden terpilih itu berasal dari Arkansas.

Suku itu bermukim di muara Sungai Batanghari.

118

Page 119: Mod ul bhs indonesia

Patung itu terbuat dari perungu.

Dia terpaku di depan pintu.

Saya tertarik pada matanya.

3) Kalimat Dasar Berpola SP Pel.

Pengangkatan pejabat itu berdasarkan hasil musyawarah.

Pamannya berjualan rokok.

Kantor kami kemasukan pencuri.

Kamu kedatangan tamu penting.

Anak pertamanya telah menjadi pengusaha.

4) a. Kalimat Dasar Berpola SPO (P:KKT)

Mereka membawa pesan.

Aminah mengirim berita

Anak itu menendang bola.

Sejumlah siswa membuat lukisan.

Saya membaca buku baru.

4) b. Kalimat Dasar Berpola SPO (P:KKTturunan)

Dia menjalankan perusahaan ayahnya.

Mereka mendatangi Kedutaan Amerika.

Kita akan mendirikan masjid.

Anak itu mengecilkan suara radio.

Para guru ingin memperbaiki kehidupannya.

5) Kalimat dasar Berpola SPPel

Acep memberi istrinya gelang mas.

Dia membuatkan temannya proposal kegiatan.

Istrinya membawakan ibunya parsel.

Guru membacakan murid-murid cerita pendek.

6) Kalimat Dasar Berpola SPOK

Gadis itu memasukkan tangannya ke dalam kantong jaketnya.

Eva mengirimkan uang kepada adiknya.

Lina mengeluarkan kuitansi dari laci mejanya.

Dadang meletakkan kedua tangannya di atas kemudi.

119

Page 120: Mod ul bhs indonesia

Yeti sudah menyerahkan uang bantuan itu kepada sekretaris.

4.10.1.2 Kalimat Majemuk

Kalimat dapat dibedakan menjadi dua macam, yakni (1) kalimat tunggal (kalimat

yang hanya terdiri atas satu kalimat dasar) dan (2) kalimat majemuk (kalimat yang

terdiri atas sekurang-kurangnya dua kalimat dasar). Kalimat majemuk terdiri atas tiga

macam, yaitu kalimat majemuk setara, kalimat majemuk bertingkat (taksetara), dan

kalimat majemuk rapatan.

4.10.1.2.1 Kalimat Majemuk Setara

Kalimat majemuk setara memiliki dua kalimat dasar atau lebih. Kalimat ini ditandai

dengan kata penghubung intrakalimat yang menyatakan kesetaraan, misalnya, sebagai

berikut:

dan, serta,

tetapi, namun,

sedangkan, lalu,

lantas, terus,

kemudian,

atau, entah

Di samping itu, tanda koma atau titik koma juga dapat digunakan sebagai pemisah yang

menghubungkan kata penghubung setara itu.

Misalnya:

Guru itu datang dan semua murid pulang.

Catatan: Karena berfungsi sebagai penghubung di dalam satu kalimat, kata

penghubung di atas tidak boleh ditempatkan pada awal kalimat.

4.10.1.2.2 Kalimat Majemuk Taksetara (Bertingkat)

Kalimat majemuk taksetara sekurang-kurangnya terdiri atas dua kalimat dasar

sebagai unsur langsungnya. Satu dari kalimat dasar itu merupakan induk kalimat dan

satunya lagi merupakan anak kalimat. Dengan perkataan lain, kalimat majemuk

taksetara harus memiliki induk kalimat dan anak kalimat.

120

Page 121: Mod ul bhs indonesia

Ciri-ciri induk kalimat adalah sebagai berikut:dapat berdiri sebagai kalimat tunggal

yang mandiri; mempunyai unsur kalimat yang lebih lengkap jika dibandingkan dengan

anak kalimat; tidak didahului kata penghubung.

Ciri-ciri anak kalimat: takdapat berdiri sendiri sebagai kalimat tunggal yang

mandiri; tidak memiliki unsur kalimat yang lengkap;ditandai kata penghubung

ketaksetaraan; dapat menempati posisi awal dan akhir atau menyisip di dalam induk

kalimat (di antara subjek dan predikat).

Kata penghubung ketaksetaraan, antara lain, sebagai berikut:

jika kalau apabila andaikata

ketika waktu setelah sebelum

supaya agar sebab karena

walaupun sekalipun biarpun bagaimanapun

Misalnya:

Pemimpin perusahaan datang sehingga semua karyawan senang.

4.10.1.2.3 Kalimat Majemuk Lesapan

Kalimat majemuk lesapan adalah kalimat majemuk yang mengalami pelesapan

unsur-unsur kalimat yang sama. Unsur yang dimaksud hanya dimunculkan satu kali.

Misalnya: Saya makan nasi dan saya minum kopi.

Dalam kalimat di atas, kata saya menduduki fungsi subjek. Karena kesamaannya,

subjek pada minum kopi bisa dilesapkan sehingga menghasilkan kalimat: Saya makan

nasi dan minum kopi.

4.10.2 Perlatihan

Kembangkan kalimat dasar di bawah ini menjadi kalimat luas!

1. Presiden terpilih itu berasal dari Arkansas.

2. Suku itu bermukim di muara Sungai Batanghari.

3. Patung itu terbuat dari perungu.

4. Dia terpaku di depan pintu.

5. Saya tertarik pada matanya.

6. Pengangkatan pejabat itu berdasarkan hasil musyawarah.

7. Pamannya berjualan rokok.

121

Page 122: Mod ul bhs indonesia

8. Kantor kami kemasukan pencuri.

9. Kamu kedatangan tamu penting.

10. Anak pertamanya telah menjadi pengusaha.

4.10.3 Rangkuman

Di dalam bahasa Indonesia ada sembilan pola dasar kalimat. Pola tersebut bisa

dikembangkan sesuai dengan kebutuhan kita masing-masing.

Kalimat dapat dibedakan menjadi dua macam, yakni (1) kalimat tunggal (kalimat

yang hanya terdiri atas satu kalimat dasar) dan (2) kalimat majemuk (kalimat yang

terdiri atas sekurang-kurangnya dua kalimat dasar). Kalimat majemuk terdiri atas tiga

macam, yaitu kalimat majemuk setara, kalimat majemuk bertingkat (taksetara), dan

kalimat majemuk rapatan/lesapan.

Ciri-ciri induk kalimat adalah sebagai berikut:dapat berdiri sebagai kalimat tunggal

yang mandiri; mempunyai unsur kalimat yang lebih lengkap jika dibandingkan dengan

anak kalimat; tidak didahului kata penghubung.

Ciri-ciri anak kalimat: takdapat berdiri sendiri sebagai kalimat tunggal yang

mandiri; tidak memiliki unsur kalimat yang lengkap;ditandai kata penghubung

ketaksetaraan; dapat menempati posisi awal dan akhir atau menyisip di dalam induk

kalimat (di antara subjek dan predikat).

4.10.4 Tes Formatif

Tuliskan inti kalimat-kalimat berikut!

1. Selain terkenal akan pemandangan alamnya yang indah, Jepang

juga mempunyai berbagai acara festival yang menawan.

2. Sepak terjang orang Betawi memang masih seperti dulu: lincah,

jeli, dan gesit memanfaatkan situasi dan kondisi.

3. Modal di bank terbatas sehingga tidak semua pengusaha

memperoleh kredit.

4. Agar pemakai laporan keuangan memperoleh gambaran yang jelas, laporan keuangan

yang disusun harus berdasarkan prinsip akuntansi yang diterima umum.

5. Semuanya terjadi setelah Perang Dunia II ketika beberapa negara Eropa barat

menganggap pariwisata sebagai suatu alat untuk membangun ekonomi.

122

Page 123: Mod ul bhs indonesia

6. Karena kata press dianggap berasosiasi pada kegiatan jurnalistik, berdasarkan Akte

Notaris Maria Kristiana Soeharjo, S.H. No. 265 / KN /1997, perusahaan ini pun

berubah nama.

7. Berdasarkan analisis, diperoleh simpulan bahwa faktor keamanan sangat menentukan

perkembangan ekonomi suatu negara.

8. Polusi yang ditimbulkan oleh asap api, baik yang muncul akibat kebakaran, cerobong

pabrik, knalpot, maupun rokok, boleh dikatakan merupakan polusi terbesar yang saat

ini memenuhi udara.

9. Buku yang diperolehnya dari sebuah toko buku di Bandung, yang diterbitkan oleh

sebuah penerbit di Yogyakarta, hilang tadi.

10. Mereka yang sudah memiliki telepon dan komputer pribadi tinggal melengkapinya

dengan modem, lalu mendaftarkan diri ke salah satu penyedia jasa internet.

4.10.5 Umpan Balik dan Tindak Lanjut

Setelah Anda menjawab sosal-soal tersebut, cocokkanlah jawaban Anda dengan

jawaban hasil diskusi kelas. Hitunglah jumlah jawaban Anda yang benar, kemudian

tentukan hasil belajar Anda dengan rumus berikut:

Tingkat penguasaan =Jumlah jawaban yang benar

x 100%10

Arti tingkat penguasaan yang Anda capai:

90% – 100% = baik sekali

80% – 89% = baik

70% – 79% = sedang

≤ 69% = kurang

Jika mencapai tingkat penguasaan 80% ke atas, Anda dapat meneruskan pelajaran pada

modul berikutnya. Jika tidak, lebih baik Anda mengulangi Kegiatan Belajar IX.

123

Page 124: Mod ul bhs indonesia

4.11 Kegiatan Belajar XI

4.11.1 Kalimat Baik dan benar

4.11.1.1 Definisi Kalimat Baik dan benar

Menurut Razak (1988) konsep kalimat baik dan benar dikenal dalam hubungan

fungsi kalimat selaku alat komunikasi. Kalimat dikatakan baik dan benar bila mampu

membuat proses penyampaian dan penerimaan itu berlangsung dengan sempurna. Keraf

(1993) juga mengatakan bahwa penguasaan bahasa tidak saja mencakup persoalan

kaidah-kaidah atau pola-pola kalimat bahasa, tetapi juga mencakup beberapa aspek lain.

Misalnya, penguasaan secara aktif sejumlah besar perbendaharaan kata (kosakata),

kemampuan menemukan gaya yang paling cocok untuk menyampaikan

gagasan-gagasan, dan tingkat penalaran (logika) yang dimiliki seseorang.

Sebagai alat komunikasi, menurut Badudu (1991), kalimat dikatakan baik dan

benar apabila mencapai sasarannya dengan baik. Ada dua pihak yang terlibat, yaitu

yang menyampaikan dan yang menerima. Selain itu, ada sesuatu yang disampaikan

yang berupa gagasan, pesan, atau pemberitahuan. Kalimat yang baik dan benar dapat

menyampaikan pesan, gagasan, ide atau pemberitahuan kepada si penerima sesuai

dengan yang ada dalam benak si penyampai.

Berikut ini ada pengertian (definisi) kalimat baik dan benar yang terdapat di dalam

pustaka acuan.

Akhadiah dan Sakura (1990): sebuah kalimat baik dan benar haruslah memiliki

kemampuan untuk menimbulkan kembali gagasan-gagasan pada pikiran pendengar atau

pembaca seperti apa yang terdapat pada pikiran penulis atau pembicara.

Arifin (1987): sebuah kalimat hendaklah mendukung suatu gagasan atau ide.

Agar gagasan atau ide kalimat mudah dipahami pembaca, fungsi bagian kalimat yang

meliputi subjek, predikat, objek, dan keterangan, harus eksplisit, kalimat harus dirakit

secara logis dan teratur. Kalimat seperti itu disebut kalimat baik dan benar.

Badudu (1986): sebuah kalimat dikatakan baik dan benar apabila mencapai

sasarannya dengan baik sebagai alat komunikasi. Ada dua pihak yang terlibat, yaitu

yang menyampaikan dan yang menerima, dan di luar itu ada yang disampaikan yang

berupa gagasan, pesan, pemberitahuan, dan sebagainya. Kalimat yang baik dan benar

dapat menyampaikan pesan, gagasan, ide, pemberitahuan itu kepada si penerima sesuai

dengan yang ada dalam benak si penyampai.

124

Page 125: Mod ul bhs indonesia

Keraf (1993): sebuah kalimat yang baik dan benar mempersoalkan bagaimana

ia dapat mewakili secara tepat isi pikiran atau perasaan pengarang, bagaimana ia dapat

mewakili secara segar, dan sanggup menarik perhatian pembaca dan pendengar

terhadap apa yang dibicarakan. Kalimat yang baik dan benar memiliki kemampuan atau

tenaga untuk menimbulkan kembali gagasan-gagasan pada pikiran pendengar atau

pembaca identik dengan apa yang dipikirkan pembicara atau penulis. Di samping itu,

kalimat yang baik dan benar selalu tetap berusaha agar gagasan pokok selalu mendapat

tekanan atau penonjolan dalam pikiran pembaca atau pendengar. Jadi, kalimat yang baik

dan benar adalah kalimat yang memenuhi syarat-syarat berikut

(1) Secara tepat dapat mewakili gagasan atau perasaan pembicara atau penulis; (2)

Sanggup menumbuhkan gagasan yang sama tepatnya dalam pikiran pendengar atau

pembaca seperti yang dipikirkan oleh pembicara atau penulis

Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa (1991), kalimat baik dan benar

adalah kalimat yang gagasannya jelas, ringkas, sesuai dengan kaidah, dan enak dibaca.

Razak (1988), kalimat baik dan benar mampu membuat isi atau maksud yang

disampaikan itu tergambar lengkap dalam pikiran si penerima (pembaca), persis seperti

apa yang disampaiakan. Kalimat yang polanya salah menurut tata bahasa, jelas tidak

baik dan benar. Namun, kalimat yang menurut tata bahasa betul polanya juga belum

tentu baik dan benar. Selain polanya harus benar, kalimat baik dan benar harus pula

punya tenaga yang menarik dan di dalam karya tulis membentuk kerja sama lewat

sistem yang bervariasi.

4.11.1.2 Ciri-Ciri Kalimat Baik dan benar

Melihat beberapa pengertian tentang kalimat baik dan benar di muka, jelaslah

bahwa kalimat baik dan benar memiliki syarat-syarat atau ciri-ciri tertentu yang

membedakannya dari kalimat yang tidak baik dan benar. Menurut beberapa pustaka

acuan, kalimat baik dan benar memiliki ciri-ciri yang khas: (1) kesatuan atau

kesepadanan, (2) kepaduan atau koherensi, (3) kesejajaran bentuk atau paralelisme, (4)

ketegasan atau penekanan, (5) kehematan, (6) kevariasian, (7) kecermatan, dan (8)

kelogisan.

Catatan: Ketegasan dan kevariasian berhubungan erat dengan hubungan antarkalimat

dalam paragraf, bukan kalimat lepas!

125

Page 126: Mod ul bhs indonesia

4.11.1.3 Kesatuan atau Kesepadanan

Kalimat baik dan benar harus mempunyai keseimbangan pikiran atau gagasan

dengan struktur bahasa yang dipergunakan. Kesepadanan kalimat diperlihatkan oleh

kemampuan struktur bahasa dalam mendukung gagasan atau konsep yang merupakan

kepaduan pikiran.

a. Subjek dan Predikat

Kalimat sekurang-kurangnya memiliki unsur subjek dan predikat. Subjek di dalam

sebuah kalimat merupakan unsur inti atau pokok pembicaraan. Predikat dalam kalimat

adalah kata yang berfungsi memberitahukan apa, mengapa, atau bagaimana subjek itu.

Perhatikan kalimat berikut.

(1) Kepada para mahasiswa diharap mendaftarkan diri ke sekretariat.

(2) Di dalam keputusan itu mengandung kebijaksanaan yang dapat

menguntungkan umum.

(3) Pada pameran ini mengetengahkan karya-karya pelukis terkenal.

Predikat ketiga kalimat di atas adalah diharap, mengandung, dan mengetengahkan.

Subjek ketiga kalimat di atas adalah para mahasiswa, keputusan itu, dan pameran ini.

Akan tetapi, karena kata-kata itu didahului oleh partikel kepada, di dalam, dan pada,

kata-kata itu tidak dapat berfungsi sebagai subjek. Kata-kata pada, di dalam, dan

kepada pada kalimat di atas harus dihilangkan agar subjeknya menjadi jelas dan

keseluruhan kalimat menjadi padu.

(1a) Para mahasiswa diharap mendaftarkan diri ke sekretariat.

(1b) Keputusan itu mengandung kebujaksanaan yang dapat menguntungkan umum.

(1c) Pameran ini mengetengahkan karya pelukis-pelukis terkenal.

Contoh kalimat yang predikatnya tidak jelas.

(4) Gedung bertingkat yang menjulang tinggi.

(5) Uang untuk membeli obat.

(6) Mahasiswa yang memimpin teman-temannya.

Kata-kata kerja dalam pernyataan di atas tidak dapat menduduki fungsi predikat

karena di muka kata kerja itu terdapat partikel yang dan untuk. Pernyataan di atas bukan

126

Page 127: Mod ul bhs indonesia

kalimat karena tidak memiliki predikat. Kata-kata yang menjulang tinggi merupakan

keterangan dari gedung bertingkat yang berfungsi sebagai subjek dalam pernyataan (4).

Demikian juga kata-kata untuk membeli obat merupakan keterangan subjek, yaitu uang,

dan yang memimpin teman-temannya merupakan keterangan dari mahasiswa yang

berfungsi sebagai subjek pada pernyataan (6). Pernyataan (4), (5), dan (6) dapat

dijadikan kalimat jika ditambahakan kata-kata (bercetak miring) yang berfungsi sebagai

predikat.

(4a)Gedung bertingkat yang menjulang tinggi itu mengganggu lalu lintas

penerbangan.

(5a) Uang untuk pembeli obat dipakai kakak.

(6a)Mahasiswa yang memimpin teman-temannya dipanggil rektor.

b. Kata Penghubung Intrakalmat dan Antarkalimat

Kata penghubung (konjungsi) yang menghubungkan kata dengan kata dalam

sebuah frasa atau menghubungkan klausa dengan klausa di dalam sebuah kalimat

disebut konjungsi intrakalimat.

Contoh:

(7) Kami semua bekerja keras, sedangkan dia hanya bersenang-senang.

(8) Proyek ini akan berhasil dengan baik jika anggota bekerja sesuai dengan

petunjuk.

Struktur kalimat (7) dan kalimat (8) terdapat perbedaan. Kalimat (7) urutan klausa

tidak dapat dipertukarkan sehingga kita tidak dapat meletakkan konjungsi sedangkan

pada awal kalimat. Sebaliknya, kalimat (8) urutan klausanya dapat dipertukarkan

sehingga kita dapat menempatkan konjungsi jika pada awal kalimat. Pada kalimat

majemuk setara rempat konjungsi adalah di antara kedua klausa, sedangkan pada

kalimat majemuk bertingkat di muka klausa yang menjadi anak kalimat pada kalimat

berikut adalah kalimat yang tidak dapat diterima.

(9) Dan dia belum memberi keputusan.

(10) Kalau semua orang mematuhi peraturan.

Konjungsi antarkalimat adalah konjungsi yang menghubungkan kalimat dengan kalimat

lain dalam sebuah paragraf. Contoh:

(11) Dia sudah berkali-kali tidak menepati janjinya padaku. Karena itu, aku tidak

dapat memercayainya lagi.

127

Page 128: Mod ul bhs indonesia

(12) Sekolah harus menuediakan sarana dan prasarana yang menunjang. Dengan

demikian, pendidikan dapat terlaksana dengan baik.

c. Gagasan Pokok

Dalam menyususn kalimat, kita harus mengemukakan gagasan (ide) pokok kalimat.

Biasanya gagasan pokok diletakkan pada bagian depan kalimat. Jika seorang penulis

hendak menggabungkan dua kalimat, penulis harus menentukan bahwa kalimat yang

mengandung gagasan pokok harus menjadi induk kalimat. Contoh:

(13) Ia ditembak mati ketika masih dalam tugas militer.

(14) Ia masih dalam tugas militer ketika ditembak mati.

Gagasan pokok kalimat (13) ia ditembak mati, kalimat (14) ia masih dalam tugas

militer. Oleh karena itu, ia ditembak mati menjadi induk kalimat (13), sedangkan ia

masih dalam tugas militer menjadi induk kalimat dalam kalimat (14).

d. Penggabungan dengan yang atau dan

Seorang penulis sering menggabungkan dua kalimat atau klausa menjadi satu

kalimat. Jika dua kalimat digabungkan dengan partikel dan, hasilnya kalimat majemuk

setara. Jika dua kalimat digabungkan dengan partikel yang, akan menghasilkan kalimat

majemuk bertingkat, artinya kalimat itu terdiri atas induk kalimat dan anak kalimat.

Contoh:

(15) Masyarakat merasakan bahwa mutu pendidikan kita masih rendah.

(16) Perbaikan mutu pendidikan adalah tugas uatama perguruan tinggi.

Kalimat (15) dan (16) mengandung gagasan pokok yang sama penting. Penggabungan

yang baik dan benar untuk kedua kalimat di atas ialah dengan mempergunakan partikel

dan sehingga kalimat gabungan itu menjadi

(17) Masyarakat merasakan bahwa mutu pendidikan kita masih rendah dan

perbaikannya adalah tugas utama perguruan tinggi.

Perhatikan kalimat berikut

(18)Kongres lingkungan hidup diadakan di Vancouver Kanada.

(19) Kongres itu membicarakan beberapa masalah.

Kalimat (19) merupakan bagian dari kalimat (18), penggabungan kedua kalimat itu

akan baik dan benar bila menggunakan partikel yang.

128

Page 129: Mod ul bhs indonesia

(20) Kongres lingkungan hisup yang diadakan di Vancouver Kanada membicarakan

beberapa masalah.

e. Penggabungan Menyatakan sebab dan waktu

Untuk mencapai efektivitas komunikasi perlu diperhatikan perbedaan antara

hubungan sebab dan hubungan waktu. Hubungan sebab dinyatakan dengan kata karena,

sedangkan hubungan waktu dinyatakan dengan kata ketika. Kedua kata itu sering

digunakan pada kalimat yang sama. Contoh:

(21) Ketika banjir besar melanda kampung itu, penduduk melarikan diri ke

tempat-tempat yang lebih tinggi.

(22) Karena banjir besar melanda kampung, penduduk melarikan diri ke

tempat-tempat yang lebih tinggi.

f. Penggabungan Kalimat yang Menyatakan Hubungan Aakibat dan Hhubungan

Tujuan

Dalam menggabungkan kalimat perlu dibedakan penggunaan partikel sehingga

untuk menyatakan hubungan akibat, dan partikel agar atau supaya untuk menyatakan

hubungan tujuan. Contoh:

(24) Semua peraturan telah ditentukan.

(25) Para mahasiswa tidak bertindak sendiri-sendiri.

Kedua kalimat tersebut digabungkan menjadi

(26) Semua peraturan telah ditentukan sehingga para mahasiswa tidak bertindak

sendiri-sendiri.

(27) Semua peraturan telah ditentukan agar para mahasiswa tidak bertindak

sendiri-sendiri.

Contoh lain :

(28) Para mahasiswa diharapkan dapat mengatur waktu dengan tepat dan belajar

secara sistematik.

(29) Para mahasiswa diharapkan dapat menyelesaikan program belajar dalam waktu

yang sudah ditentukan.

Kedua kalimat dapat digabungkan dengan kata sehingga dan agar.

129

Page 130: Mod ul bhs indonesia

(30) Para mahasiswa diharapkan dapat mengatur waktu dengan tepat dan belajar

secara sistematik sehingga dapat menyelesaikan program belajar dalam waktu

yang sudah ditentukan.

(31) Para mahasiswa diharapkan dapat mengatur waktu dengan tepat dan belajar

secara sistematik agar dapat menyelesaikan program belajar dalam waktu yang

sudah ditentukan.

Penggunaan kata sehingga dan agar dalam kalimat (26), (27), (30), dan (31)

menghasilkan kalimat yang baik dan benar. Perbedaan hanya pada jalan pikiran si

penulis. Pada kalimat (26) dan (30) yang diinginkan adalah hubungan akibat, sedangkan

kalimat (27) dan (31) yang diinginkan adalah hubungan tujuan.

4.11.1.4 Kepaduan atau Koherensi yang Baik dan Kompak

Yang dimaksud dengan koherensi atau kepaduan yang baik dan kompak adalah

hubungan timbal balik yang baik dan jelas di antara unsur-unsur (kata atau kelompok

kata) yang membentuk kalimat itu. Bagaimana hubungan antara subjek dan predikat,

hubungan antara predikat dan objek, serta keterangan lain yang menjelaskan tiap-tiap

unsur pokok tadi.Kepaduan (koherensi) sebuah kalimat akan rusak karenaa. tempat kata

dalam kalimat tidak sesuai dengan pola kalimat;

Contoh : tidak baik

(32) Adik saya yang paling kecil memukul dengan sekuat tenaganya kemarin pagi

di kebun anjing.

(32a) Adik saya yang paling kecil memukul anjing di kebun kemarin pagi, dengan

sekuat tenaganya.

a. salah menggunakan kata depan, kata penghubung, dan sebagainya

Contoh :

(33) Interaksi antara perkembangan kepribadian dan perkembangan penguasaan

bahasa menentukan bagi pola kepribadian yang sedang berkembang (tanpa

bagi).

Benar Salah

membahayakan negara membahayakan bagi negara berbahaya bagi negara

membicarakan suatu masalah membicarakan tentang sesuatu

berbicara tentang sesuatu

130

Page 131: Mod ul bhs indonesia

mengharapkan belas kasihan mengharapkan akan belas kasihan

berharap akan belas kasihan

saling membantu saling bantu membantu

bantu-membantu

b. pemakaian kata, baik karena merangkaian dua kata yang maknanya tidak

tumpang tindih, maupun hakikatnya mengandung kontradiksi

Contoh:

(34) Banyak para peninjau yang menyatakan bahwa perang yang sedang

berlangsung itu merupakan Perang Dunia di Timur Tengah (banyak peninjau

atau para peninjau)

(35) Sampai tahun 1952 banyak penjahat-penjahat perang Jerman yang dilepaskan

dan diampuni dosanya (banyak penjahat)

c. salah menempatkan keterangan aspek (sudah, telah, akan, belum, dsb. pada kata

kerja tanggap

Contoh:

(36) Makalah itu saya pernah bicarakan.

(37) Saya ingin sampaikan berita duka tersebut

4.11.2 Perlatihan

Perbaikilah kalimat di bawah ini!

1. Kepada para tamu kami persilakan duduk kembali.

2. Di dalam laporan ini membicarakan administrasi keuangan kantor.

3. Pada acara temu alumni menampilkan artis lokal dan nasional.

4. Sampel data yang kurang memadai.

5. Teori untuk memecahkan masalah.

6. Pejabat yang menggerogoti hak rakyat jelata.

7. Dan masalah itu harus diselesaikan dengan bijak.

9. Sedangkan rumusan masalah yang dikemukakannya sangat kuat.

10. Ketika seorang anggota mengetahui adanya seseorang yang ditengarai menjadi

pemicu keributan.

131

Page 132: Mod ul bhs indonesia

4.11.3 Rangkuman

Kalimat baik dan benar memiliki ciri-ciri yang khas: (1) kesatuan atau

kesepadanan, (2) kepaduan atau koherensi, (3) kesejajaran bentuk atau paralelisme, (4)

ketegasan atau penekanan, (5) kehematan, (6) kevariasian, (7) kecermatan, dan (8)

kelogisan. Ketegasan dan kevariasian berhubungan erat dengan hubungan antarkalimat

dalam paragraf, bukan kalimat lepas!

Kalimat baik dan benar harus mempunyai keseimbangan pikiran atau gagasan

dengan struktur bahasa yang dipergunakan. Kesepadanan kalimat diperlihatkan oleh

kemampuan struktur bahasa dalam mendukung gagasan atau konsep yang merupakan

kepaduan pikiran.

4.11.4 Tes Formatif

1. Mengapa suatu kalimat dikatakan sebagai kalimat baik dan benar? Contohkan!

2. Apa yang dimaksud kesatuan gagasan dalam kalimat? Contohkan!

3. Unsur apa yang mutlak harus ada dalam sebuah kalimat? Contohkan!

4. Mengapa kita harus membedakan pemakaian kata penghubung intrakalimat dengan

kata penghubung antarkalimat? Contohkan!

5. Kalimat apa yang dihasilkan dari penggabungan dua kalimat dengan partikel yang?

Contohkan!

6. Kalimat apa yang dihasilkan dari penggabungan dua kalimat dengan partikel dan?

Contohkan!

7. Apa yang dimaksud dengan kepaduan dalam kalimat? Contohkan!

8. Apa saja yang merusak kepaduan kalimat? Contohkan!

9. Buat kalimat yang mengandung kesatuan gagasan!

10. Buat kalimat yang mengandung kepaduan gagasan!

132

Page 133: Mod ul bhs indonesia

4.11.5 Umpan Balik dan Tindak Lanjut

Setelah Anda menjawab sosal-soal tersebut, cocokkanlah jawaban Anda dengan

jawaban hasil diskusi kelas. Hitunglah jumlah jawaban Anda yang benar, kemudian

tentukan hasil belajar Anda dengan rumus berikut:

Tingkat penguasaan =Jumlah jawaban yang benar

x 100%10

Arti tingkat penguasaan yang Anda capai:

90% – 100% = baik sekali

80% – 89% = baik

70% – 79% = sedang

≤ 69% = kurang

Jika mencapai tingkat penguasaan 80% ke atas, Anda dapat meneruskan pelajaran pada

modul berikutnya. Jika tidak, lebih baik Anda mengulangi Kegiatan Belajar X.

133

Page 134: Mod ul bhs indonesia

4.12 Kegiatan Belajar XII

4.12.1 Kalimat Baik dan benar

4.12.1. a. Kesejajaran Bentuk atau Paralelisme

Kesejajaran bentuk atau paralelisme berarti pengungkapan gagasan-gagasan yang

sama fungsinya ke dalam suatu struktur/konstruksi yang sama pula. Bila salah satu

gagasan itu diungkapkan dalam struktur kata benda, kata-kata atau kelompok kata lain

yang menduduki fungsi sama harus diungkapkan dalam struktur kata benda pula; bila

gagasan yang satu diungkapkan dalam struktur kata kerja, yang lainnya pun harus

diungkapkan dalam struktur kata kerja. Kesejajaran atau paralelisme bentuk membantu

memberi kejelasan dalam unsur gramatikal dengan mempertahankan bagian-bagian

yang sederajat dalam konstruksi yang sama (Keraf, 1980:47). Kesejajaran pun bisa

membantu kelancaran pembacaan teks. Dengan demikian, gagasan yang ada dalam teks

dapat dengan mudah dipahami.

Contoh:

(38) Penyakit alzheimer alias pikun adalah satu segi usia yang paling mengerikan

dan berbahaya, sebab pencegahan dan cara pengobatannya tak ada yang tahu!

Kata yang bercetak miring di atas tidak menunjukkan keparalelan, maka kalimat

tersebut harus ditata menjadi

(39) Penyakit alzheimer alias pikun adalah satu segi usia tua yang paling

mengerikan dan membahayakan, sebab pencegahan dan pengobatannya tak

ada yang tahu!

Contoh lain:

(39) Setelah dipatenkan, diproduksikan, dan dipasarkan, masih ada lagi sumber

pengacauan, yaitu berupa peniruan, yang langsung atau tidak langsung.

(40) Seorang teknolog bertugas memecahkan suatu masalah dengan cara tertentu

dan membuat masyarakat mau memilih dan memakai cara pemecahan yang

dibuatnya.

4.12.1.b. Ketegasan atau Penekanan

Setiap kalimat memiliki sebuah gagasan (ide) pokok. Inti kalimat itu biasanya akan

ditekankan atau ditonjolkan oleh penulis atau pembicara. Dalam penulisan ada berbagai

cara untuk memberi penekanan dalam kalimat.

134

Page 135: Mod ul bhs indonesia

a. Posisi dalam kalimat

Untuk memberi penekanan pada bagian tertentu dalam sebuah kalimat, penulis

dapat mengemukakan bagian itu pada bagian depan kalimat. Cara ini disebut juga

pengutamaan bagian kalimat. Contoh:

(41) Prof. Dr. Herman Yohanes berpendapat, salah satu indikator yang

menunjukkan tidak efisiennya Pertamina adalah rasio yang masih timpang

antara jumlah pegawai Pertamina dan produksi minyak.

(42) Salah satu indikator yang menunjukkan tidak efisiennya Pertamina, menurut

Prof. Dr. Herman Yohanes, adalah rasio yang masih timpang antara jumlah

pegawai Pertamina dengan produksi minyak.

(43) Rasio yang masih timpang antara jumlah pegawai Pertamina dengan produksi

minyak adalah salah satu indikator yang menunjukkan tidak efisiennya

Pertamina. Demikian pendapat Prof. Dr. Herman Yohanes.

Walaupun ketiga kalimat di atas memiliki pengertian yang sama, gagasan pokok

menjadi berbeda.

Pengutamaan bagian kalimat, selain dapat mengubah urutan kata, juga dapat

mengubah bentuk kata dalam kalimat. Pengutamaann kalimat yang mengubah urutan

dan bentuk ini menghasilkan kalimat pasif, sedangkan kalimat aktif adalah kalimat

normal yang dianggap lebih lazim digunakan daripada kalimat pasif. Contoh:

(44) Presiden mengharapkan dengan adanya pabrik semen di Nusa Tenggara Timur

pembangunan akan lancar.

(45) Dengan adanya pabrik semen di Nusa Tenggara Timur diharapkan oleh

Presiden pembangunan akan lancar.

b. Urutan yang logis

Sebuah kalimat biasanya memberikan suatu kejadian atau peristiwa. Kejadian atau

peristiwa yang berurutan hendaknya diperhatikan agar urutannya tergambar dengan

logis. Urutan yang logis dapat disusun secara kronologis, dengan penataan urutan yang

makin lama makin penting atau dengan menggambarakan suatu proses. Contoh:

(46) Telekomunikasi cepat-vital dimaksudkan untuk keamanan, mobilitas,

pembangunan, dan persatuan.

(47) Kehidupan anak muda itu sulit dan tragis.

135

Page 136: Mod ul bhs indonesia

c. Pengulangan kata

Pengulangan kata dalam sebuah kalimat kadang-kadang diperlukan dengan maksud

memberi penegasan pada bagian ujaran yang dianggap penting. Pengulanagn kata yang

demikian dianggap dapat membuat maksud kalimatmenjadi lebih jelas. Contoh:

(48) Dalam pembiayaan harus ada keseimbangan antara pemerintah dengan swasta,

keseimbangan domestik dengan luar negeri, keseimbangan perbankan dengan

lembaga keuangan nonbank, dan sebagainya.

(49) Pembangunan dilihat sebagai proses yang rumit dan mempunyai banyak

dimensi, tidak hanya berdimensi ekonomi, tetapi juga dimensi politik, dimensi

sosial, dan dimensi budaya.

4.12.1.c Kehematan

Kehematan berkaitan erat dengan pemakaian kata, frasa (kelompok kata), atau

bentuk lain. Kata, frasa, atau bentuk lain itu sebaiknya ditanggalkan apabila dipandang

tidak perlu karena hanya akan membuat kalimat tidak ringkas dan tidak lugas.

Ada beberapa cara yang bisa ditempuh untuk menjaga kehematan, yaitu:

(a) Tidak mengulang subjek dalam kalimat majemuk atau unsur-unsur lan yang

sama bentuk dan fungsinya

Contoh :

(50) Dia sangat senang makan makanan yang berlemak sehingga dia berbadan

gemuk

(51) Jika saya lulus ujian, saya akan berdarmawisata ke Bali.

Demi kehematan, dia dan saya sebaiknya dihilangkan. Perlu diperhatikan bahwa

unsur yang boleh dihilangkan itu adalah unsur yang terdapat dalam anak kalimat, bukan

unsur yang terdapat dalam induk kalimat.

(b) Menghindarkan pemakaian kata superordinat setelah kata yang merupakan

hiponimnya.

Contoh :

(52) Adikku menyiram bunga mawar.

(53) Ibu mengenakan kebaya berwarna biru.

(54) Ayah sedang merokok rokok Dji Sam Soe.

136

Page 137: Mod ul bhs indonesia

Kata bunga, berwarna, dan rokok masing-masing merupakan superordinat dari mawar,

biru, dan Dji Sam Soe. Jadi, ketiga kata itu (yakni bunga, berwarna, dan rokok) tidak

perlu disebutkan.

(c) Tidak menjamakkan kata yang bermakna jamak.

Contoh :

(54) Para dosen-dosen sedang mengikuti seminar.

(55) Berhati-hatilah, di sini banyak anak-anak.

Kedua kalimat di atas mengandung gejala pleonastis karena adanya pemakaian kata

yang berlebihan. Demi kehematan, kata para dan banyak pada kedua kalimat di atas

sebaiknya dihilangkan. Apabila kata para dan banyak dipakai, bentuk kata benda tidak

perlu diulang. Bentuk ulang kata benda dapat dipertahankan jika kata para dan banyak

(yang keduanya merupakan kata bilangan yang bermakna jamak) tidak dipakai.

d. Menghindarkan kata yang bersinonim

Contoh:

(56) Rambutnya sangat tebal sekali.

(57) Saya bekerja demi untuk menghidupi keluarga.

(58) Sejak dari kemarin saya sudah tidur.

Pada kalimat (56) kata sangat bersinonim dengan kata sekali, pada kalimat (57) kata

demi bersinonim dengan kata untuk, dan pada kalimat (58) kata sejak bersinonim

dengan kata dari. Demi kehematan, sebiknya salah satu kata saja yang kita pakai.

4.12.1.d Kevariasian

Tulisan yang menggunakan pola serta bentuk kalimat yang terus-menerus sama

akan membuat suasana menjadi kaku dan monoton atau datar sehingga akan

menimbulkan kebosanan pada pembaca. Pembaca akan merasa letih sehingga membaca

menjadi kegiatan yang membosankan. Oleh karena itu, untuk menghindarkan suasana

monoton dan rasa bosan, suatu paragraf dalam tulisan memerlukan bentuk pola dan

jenis kalimat yang bervariasi. Variasi-variasi kalimat ini dari keseluruhan tulisan.

Variasi kalimat dapat terjadi dalam beberapa hal sebagai berikut.

137

Page 138: Mod ul bhs indonesia

1. Cara memulai

Ada beberapa kemungkinan dalam cara memulai kalimat untuk mencapai

efektivitas, yaitu dengan variasi pembukaan kalimat. Pada umumnya kalimat dapat

dimulai dengan subjek, predikat, frasa, dan kata modalitas.

a. Subjek pada awal kalimat

Contoh:

(59) Sendawa merupakan bahan kimia yang dipergunakan sebagai bumbu dalam

pembuatan daging kaleng, sosis, dan daging asap.

(60) Orang memang bisa ketagihan mencari uang.

(61) Hasrat lain yang mendorong orang mencari uang adalah ingin dipuji.

Tiga kalimat di atas subjeknya terletak di awal kalimat. Hal ini merupakan cara yang

orisinil dalam memuai kalimat. Jadi, cara ini tidak termasuk pada variasi dalam

memulai kalimat.

b. Predikat pada awal kalimat

Kalimat yang dimuali dengan predikat disebut kalimat inversi atau kalimat susun

balik.

Contoh:

(62) Bisa berbahasa Melayu sebagian besar perwira kulit putih ini.

(63) Turun perlahan-lahan kami dari kapal yang besar itu.

(64) Digiring kami melalui jalan kecil dan tiba di pondok yang terbuat dari bambu.

c. Kata modal pada awal kalimat

Di dalam sebuah kalimat kata modal dapat mengubah arti kalimat secara

keseluruhan.

Contoh:

(65) Tentu keberhasilan usaha seperti ini adalah hasil kerja sama dan kerja keras

semua pihak.

(66) Barangkali anak-anak itu tidak cukup diperhatikan oleh orang tuanya.

Kalimat di atas menjadi berbeda bila kata tentu dan barangkali dihilangkan. Dengan

adanya kata-kata modalitas, kalimat akan berubah nadanya, yang tegas menjadi

ragu-ragu atau sebaliknya, yang keras menjadi lembut atau sebaliknya.

138

Page 139: Mod ul bhs indonesia

d. Frasa pada awal kalimat

Contoh:

(67) Pada menit ke-50, kapten kesebelasan kembali memasukkan bola untuk kedua

kalinya.

(68) Menurut para ahli bedah, sulit untuk menentukan diagnosis jika keluhan

hanya berupa sakit perut.

(69) Secara tidak langsung, kesehatan para pekerja akan mempengaruuhi

produktivitas perusahaan.

2. Panjang pendek kalimat

Contoh:

Remaja yang sudah sekolah menengah itu mnurut dokter mengalami

nervous-breakdown. Ia harus meninggalkan sekolah. Sudah sejak kecil ia merisaukan

orang tuanya. Ia baru mulai berbicara padahal anak-anak sebayanya sudah pintar

bercakap-cakap. Ia tidak mempunyai teman. Guru-gurunya menganggap ia lambat

menangkap pelajaran. Ia tidak bergaul. Ia tenggelam dalam lamunan yang konyol.

Paragraf di atas terdiri atas kalimat yang strukturnya baik. Polanya tidak ada yang

salah atau menyalahi kaidah. Tetapi, paragraf tersebut tidak menarik, terasa monoton

karena kalimat-kalimatnya senada. Kita perhatikan penggunaan kata ia yang berulang.

Kita dipaksa untuk mengikuti apa yang dituturkan oleh paragraf itu sehingga terasa

kurang menyenangkan.

3. Jenis kalimat

Di dalam bahasa Indonesia ada tiga macam jenis kalimat, yaitu kalimat berita,

kalimat tanya, dan kalimat perintah atau kalimat pinta. Biasanya kalimat berita

berfungsi untuk memberi tahu tentang sesuatu. Tetapi, tidak berarti bahwa dalam rangka

memberi informasi, kalimat perintah atau kalimat tanya tidak dipergunakan.

Contoh:

(70) Menghadapi anak begini, tidak heran kalau orang tua dan gurunya kehilangan

harapan. Tetapi, apa betul anak seperti ini pasti suram masa depannya? Belum

tentu. Buktinya, anak yang diceritakan di atas tidak lain adalah Albert Einstein.

139

Page 140: Mod ul bhs indonesia

4.12.1.e Kecermatan

Kecermatan dalam kalimat berkaitan dengan pemilihan kata dan penyusunan kata

dalam kalimat. Pemilihan kata yang tidak tepat dapat menimbulkan kehambaran atau

ketidaktegasan kalimat. Penyusunan kata yang tidak sesuai dengan kaidah-kaidah

bahasa dapat mengacaukan keutuhan pesan kalimat, merusak koherensi kalimat, bahkan

dapat pula menimbulkan ketaksaan atau ambiguitas dalam kalimat.

Beberapa kalimat yang tidak cermat dapat dilihat dalam contoh berikut

(71) Mereka mengeluarkan botol bir dari dapur yang menurut penelitian berisi

cairan racun.

(72) Tiba-tiba dalam pikirannya terasa suatu gagasan.

Pada kalimat (71) apa yang berisi cairan racun itu, botol bir atau dapur? Jika yang berisi

cairan racun itu bir, kjalimat tersebut sebaiknya diperbaiki strukturnya menjadi:

(71a) Dari dapur, mereka mengeluarkan botol bir yang menurut penelitian berisi cairan

racun.

Pada kalimat (72), alangkah baiknya jika kata terasa digantikan dengan kata muncul

atau timbul karena penggunaan kata terasa pada kalimat tersebut kurang tegas.

4.12.1.f Kelogisan

Kelogisan berkaitan dengan penalaran atau logika. Kalimat yang baik, bukan saja

menyajikan kaidah-kaidah ketatabahasaan, tetapi juga harus mengandung penalaran

atau logika yang baik atau dapat diterima oleh akal. Contoh kalimat berikut ini

memperlihatkan ketidaklogisan penalaran.

(72) Dengan mengucapkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, makalah ini

selesai penulis susun.

(73) Angket ini diedarkan kepada guru yang mengajar Matematka.

Kalimat (72) dikatakan tidak logis karena tidak mungkin dengan mengucapkan puji

syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, suatu pekerjaan, termasuk menyusun skripsi,

dapat diselesaikan. Pekerjaan dapat kita selesaikan bukan dengan mengucapkan atau

memanjatkan puji, melainkan setelah kita kerjakan. Memang, segala sesuatu yang ada di

dunia ini bisa terjadi atau tidak terjadi apabila dikendaki Tuhan. Jadi, kalimat (72) di

atas dapat diperbaiki menjadi:

140

Page 141: Mod ul bhs indonesia

(72a) Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas

kehendak-Nyalah skripsi ini dapat diselesaikan.

Kalimat (73) juga dikatakan tidak logis karena tidak mungkin seorang guru mengajar

matematika. Yang diajar itu muris (siswa), sedangkan mata pelajaran (seperti

matematika, fisika, kimia, biologi) tidak diajar, tetapi diajarkan kepada murid (siswa).

Jadi, perbaikan kalimat (73) adalah:

(73a) Angket itu diedarkan kepada guru yang mengajarkan matematika.

4.12.2 Perlatihan

Perbaikilah kalimat di bawah ini!

1. Setelah diperbaiki dan dicat warna lain, nelayan mengoperasikan perahu itu.

2. Saya ingin jelaskan duduk perkara masalah itu.

3. Penguasaan bahasa asing, seperti bahasa Inggris, Jerman, Prancis, dan lain-lain,

sangat penting.

4. Karena mereka takut jatuh, mereka menuruni tebing dengan hati-hati.

5. Meskipun dokter menyarankan beristirahat, namun ia terus bekerja.

6. Sudah beberapa hari kami tidak bisa mencuci baju dikarenakan PDAM tidak

mengalir.

7. Dalam penyusunan laporan ini kami menemui banyak kesulitan.

8. Semoga kita diberikan kekuatan oleh Alloh swt.

9. Untuk dunia perbankan berhubungan dengan perusahaan-perusahaan yang

memerlukan pelayanan jasa-jasa bank.

10. Dalam Pasal 225 Kitab Undang-Undang Hukum Perniagaan menyatakan bahwa

setiap pertanggungan harus dibuat secara tertulis dalam suatu akta yang dinamakan

polis.

141

Page 142: Mod ul bhs indonesia

4.12.3 Rangkuman

Kesejajaran bentuk bisa membantu kelancaran pembacaan teks. Dengan demikian,

gagasan yang ada dalam teks dapat dengan mudah dipahami.

Setiap kalimat memiliki sebuah gagasan (ide) pokok. Inti kalimat itu biasanya akan

ditekankan atau ditonjolkan oleh penulis atau pembicara. Dalam penulisan ada berbagai

cara untuk memberi penekanan dalam kalimat.

Kehematan berkaitan erat dengan pemakaian kata, frasa (kelompok kata), atau

bentuk lain. Kata, frasa, atau bentuk lain itu sebaiknya ditanggalkan apabila dipandang

tidak perlu karena hanya akan membuat kalimat tidak ringkas dan tidak lugas.

Kalimat bisa divariasikan untuk menghindari kebosanan. Variasi bisa dipakai dalam

bentuk kata, frasa, pola kalimat, atau juga struktur dan jenis kalimat.

Kecermatan dalam memilih kata bisa membantu menghindari kesalahan dalam

pemahaman. Karena itu, kita harus mengetahui pasti makna kata yang kita gunakan

dalam kalimat.

Kelogisan berkaitan dengan penalaran atau logika. Kalimat yang baik, bukan saja

menyajikan kaidah-kaidah ketatabahasaan, tetapi juga harus mengandung penalaran

atau logika yang baik atau dapat diterima oleh akal.

4.12.4 Tes Formatif

1. Susunlah kalimat yang mengandung kesejajaran!

2. Tentukan bagian kalimat yang tidak menunjukkan kesejajaran: Beberapa tahap

penyelesaian skripsi ini adalah pengumpulan data, mengklasifikasi data, data

tersebut kemudian dianalisis, dan tahap terakhir adalah membuat simpulan dan

saran.

3. Perbaikilahkan kalimat berikut: Harga sepatu yang tinggi itu ingin dibeli oleh saya.

4. Mengapa kalimat berikut takbaik dan benar?

Tujuan dari diskusi yang mana kita selenggarakan ini adalah untuk meningkatkan

kepedulian kita kepada antar sesama manusia.

5. Perbaikilah kalimat berikut: Sedangkan hal tersebut sudah dibicarakan pada

halaman 38.

6. Perbaikilah kalimat berikut: Menurut Komaruddin (1994, 269)mengatakan efektifitas

adalah sebagai berikut: "Efektivitas adalah suatu keadaan yang menunjukkan

142

Page 143: Mod ul bhs indonesia

tingkatan keberhasilan (atau kegagalan) kegiatan manajemen dalam mencapai

tujuan yang telah ditetapkan lebih dahulu. "

7. Perbaikilah kalimat 7, 8, 9, dan 10: Apabila kita perhatikan tayangan TV dimana

orang-orang sudah tidak memperhatikan hukum yang mana adalah sangat kita

hargai dimasa lalu.

8. Jika Anda tidak menyanggupi, Anda takperlu mengerjakan hal itu.

9. Saya hanya sekedar memberi informasi kepada para tamu.

10. Dengan memanjatkan puji sukur ke illahi robbi penulis dapat menyelesaikan laporan

ini

4.12.5 Umpan Balik dan Tindak Lanjut

Setelah Anda menjawab sosal-soal tersebut, cocokkanlah jawaban Anda dengan

jawaban hasil diskusi kelas. Hitunglah jumlah jawaban Anda yang benar, kemudian

tentukan hasil belajar Anda dengan rumus berikut:

Tingkat penguasaan =Jumlah jawaban yang benar

x 100%10

Arti tingkat penguasaan yang Anda capai:

90% – 100% = baik sekali

80% – 89% = baik

70% – 79% = sedang

≤ 69% = kurang

Jika mencapai tingkat penguasaan 80% ke atas, Anda dapat meneruskan pelajaran pada

modul berikutnya. Jika tidak, lebih baik Anda mengulangi Kegiatan Belajar XI.

143

Page 144: Mod ul bhs indonesia

4.13 Kegiatan Belajar XIII

4.13.1 Paragraf

Dalam kitab undang-undang dan banyak kitab suci – kecuali dalam Al Quran

(bukan terjemahnnya) yang memiliki cara baca yang disebut tajwiz dan tanda semacam

ejaan seperti م, ال , atau ج kecil yang disebut tanda wakaf – dapat kita baca seperangkat

kalimat yang dibatasi oleh ayat-ayat. Karena itu, sebagian dari kita tidak tahu persis

kapan atau di mana berhenti membaca. Ada kesulitan muncul di sana. Kesulitan lain

yang muncul adalah apa yang dapat kita intikan dari teks yang kita baca. Pemahaman

yang bisa kita lakukan untuk kasus tersebut melalui ayat demi ayat.

Pemahaman akan teks yang kita baca bisa lebih mudah apabila seperangkat kalimat

dibatasi secara lahiriah sebagaimana teks yang baru saja Anda lalui. Batasan lahiriah itu

adalah kalimat pertama ditempatkan menjorok atau dengan spasi baris yang agak

berbeda dengan spasi baris seperangkat kalimat lain. Misalnya, spasi baris normal

seperangkat kalimat A dan B satu, tetapi antara seperangkat kalimat A dan B spasinya

satu setengah atau dua.

Sebenarnya, baik dalam kitab undang-undang maupun kitab suci secara batiniah

ada batas di mana atau kapan kita harus berhenti membaca. Batas yang dimaksud adalah

gagasan utama yang didukung oleh gagasan penjelas yang diejawantahkan dengan

kalimat utama dan kalimat penjelas. Seperangkat kalimat itu biasa disebut paragraf atau

alinea.

Berdasarkan uraian tersebut, kita ketahui bahwa satu paragraf, baik lahiriah maupun

batiniah, mengandung satu gagasan utama yang didukung dengan gagasan penjelas.

Karena itu, bila sebuah teks memiliki lebih dari satu gagasan utama, teks tersebut harus

dibagi menjadi lebih dari satu paragraf.

Teks berikut merupakan contoh paragraf yang takbaik karena memiliki dua gagasan

utama. Setelah diperhatikan, cobalah teks tersebut dijadikan dua paragraf.

144

Page 145: Mod ul bhs indonesia

(a) Internet terus berkembang menjelajah ke berbagai lapisan masyarakat pemakai

komputer. (b) Hal itu bisa dipahami karena untuk menjadi warga di internet relatif

mudah. (c) Mereka yang sudah memiliki telepon dan komputer pribadi tinggal

melengkapinya dengan modem, lalu mendaftarkan diri ke salah satu penyedia jasa dari

internet. (d) Cara mengoperasikan internet tidak sulit. (e) Seorang anak yang sudah

biasa bermain game melalui komputer bisa pula mengoperasikan internet. (f) Apalagi

dalam sarana itu berbagai sajian informasi grafis yang menarik dapat dinikmati secara

cuma-cuma. (g) Akan tetapi, akhir-akhir ini timbul kerisauan dari orang tua yang

anaknya keranjingan komputer.

4.13.1.1 Saling Pengaruh Antarkalimat

Berhubungan dengan ketegasan dan kevariasian dalam menyusun kalimat, perlu

kita perhatikan bahwa kalimat yang kita munculkan berkaitan dengan kalimat lain

dalam menuju kepaduan dan kemantapan informasi yang kita sampaikan. Hal ini akan

memengaruhi tingkat keterbacaan wacana. Jika ketegasan dan kevariasian terbina

dengan baik, pembaca akan mudah menangkap dan memahami segala sesuatu yang

diinformasikan dalam rangkaian kalimat. Oleh karena itu, kemesraan hubungan

antarkalimat patut selalu diperhatikan sebab kalimat pertama yang kita munculkan akan

memengaruhi kalimat kedua, begitu pula kalimat kedua akan memengaruhi kalimat

ketiga, dan seterusnya.

Kalimat kedua muncul berdasarkan kalimat pertama. Oleh karena itu, kita harus

mengetahui gagasan pokok yang ada dalam kalimat pertama dan apa yang akan

diinformasikan selanjutnya. Gagasan pokok bisa terletak pada awal kalimat, bisa juga di

tengah, atau pada akhir kalimat. Untuk ketegasan dan kevariasian, dalam bahasa

Indonesia gagasan pokok umumnya diletakkan pada bagian awal kalimat. Perhatikan

contoh berikut.

(1) Saya diam di rumah itu.

(2) Saya hendak menjual rumah itu.

Jika kedua kalimat itu disusun dalam suatu paragraf dengan urutan seperti itu,

kalimat (2) akan berubah karena gagasan pokok menjual rumah dipengaruhi oleh

gagasan pokok diam di rumah pada kalimat (1). Dengan perkataan lain, kalimat (1) dan

kalimat (2) membicarakan rumah, maka perubahan kalimat (2) menjadi demikian:

145

Page 146: Mod ul bhs indonesia

(2a) Rumah itu hendak saya jual.

Contoh lain:

(3) Ia masih sakit.

(4) Kemarin saya telah membawanya ke dokter.

Perubahannya adalah (4a) Kemarin ia telah saya bawa ke dokter.

Perubahan dari (2) menjadi (2a) dan (4) menjadi (4a) akibat pendekatan posisi

unsur-unsur/gagasan yang sama dan berhubungan. Dengan demikian, kalimat (6) Ia

sedang membeli buku itu yang muncul setelah kalimat (5) Ia bertemu dengan saya di

Toko Buku Gramedia tadi tidak perlu berubah karena unsur yang sama, ia, pada kedua

kalimat itu sama-sama terletak pada bagian awal.

(7) Dipa memberikan barang itu kepada Lutfi.

(8) Lutfi menyimpan barang itu di rumahnya.

Dalam kedua kalimat di atas ada dua hal yang sama, yakni Lutfi dan barang itu, maka

perubahan (8) menjadi

(8a) Oleh Lutfi, barang itu disimpan di rumahnya.

(8b) Barang itu, oleh Lutfi disimpan di rumahnya.

(8c) Barang itu disimpan di rumahnya oleh Lutfi.

Pada (8a) tampak ketegasan karena pada (8) yang menerima barang itu adalah Lutfi.

Selain itu, kevariasian antara (8) dan (8a) juga terbina karena pada kalimat (8) yang

muncul bentuk aktif memberikan dan pada (8a) yang muncul bentuk pasif disimpan.

Agak berbeda halnya jika yang muncul (8b) atau (8c) karena penegasan terjadi pada

barang itu.

Untuk membuktikan adanya pangaruh kalimat awal kepada kalimat selanjutnya, kita

perhatikan paragraf berikut.

(1) Kalimantan Tengah bisa dikatakan propinsi sejuta sungai saking banyaknya sungai

besar-kecil dan luasnya rawa-rawa. (2) Sungai merupakan urat nadi perhubungan. (3)

Dalam kondisi alam yang sangat keras ini, pengembangan lahan gambut satu juta

146

Page 147: Mod ul bhs indonesia

hektar di Kalteng memang harus dilakukan oleh kontraktor yang berpengalaman

menangani lahan gambut. (4) Seperti yang dikatakan Wakil Presiden, kawasan

pengembangan lahan gambut satu juta hektar harus berada dalam satu pola tata air.

(5) Ini merupakan proyek pertama dengan sistem utama berupa pembangunan saluran

primer dan sekunder. (6) Penanganannya harus ekstrahati-hati karena jika terjadi

kerusakan sangat sulit dipulihkan.

Kemesraan hubungan antarkalimat dalam paragraf di atas diperlihatkan dengan dua

macam cara, yakni secara eksplisit seperti hubungan (2) pada (1) dengan mengawali

kalimat dengan kata sungai; dan kedua secara implisit sebagaimana halnya hubungan

(3) pada (2). Banyaknya sungai dan rawa memberikan referensi atau konotasi sulit dan

keras kepada kita. Kalimat (3) dimulai dengan mengemukakan referensi tersebut. Agak

berbeda dengan itu, hubungan (4) pada (3) kurang tegas karena kalimat (4) tidak disertai

penegasan gagasan; yang menjadi pokok pembicaraan bukan Wakil Presiden,

melainkan kawasan sebagaimana (1), (2), dan (3). Jadi, untuk memesrakan hubungan

tersebut, kalimat (4) harus dimulai dengan kata kawasan, sedangkan keterangannya

Seperti yang dikatakan Wakil Presiden ditempatkan pada posisi akhir kalimat.

Hubungan (5) dengan (4) dan (6) dengan (5) tampak mesra karena menggunakan kata

transisi ini pada awal kalimat (5) dan -nya pada kalimat (6).

Dengan memperhatikan contoh analisis, tampak pada kita bahwa paragraf di atas

kurang baik karena memiliki kalimat yang takmesra berhubungan dengan kalimat lain.

Agar tidak membuat paragraf seperti itu, kita perlu memperhatikan pemakaian tiga

macam ungkapan pemesra hubungan antarkalimat, yaitu kata transisi, kata ganti, dan

kata kunci (pengulangan kata yang dipentingkan):

1) Kata Transisi

1. hubungan tambahan : lebih lagi, selanjutnya, tambahan pula, di samping

itu, lalu, berikutnya, demikian pula, begitu pula, lagi

pula

2. hubungan pertentangan : akan tetapi, namun, bagaimanapun, walaupun

demikian, sebaliknya, meskipun begitu, pada pihak

lain, di sisi lain

3. hubungan perbandingan : sama dengan itu, dalam hal ini, sehubungan dengan

147

Page 148: Mod ul bhs indonesia

itu

4. hubungan akibat : (oleh) sebab/karena itu, jadi, akibatnya,

5. hubungan tujuan : untuk itu, untuk maksud itu

6. hubungan singkatan : singkatnya, pendeknya, akhirnya, pada umumnya,

dengan perkataan lain, sebagai simpulan

7. hubungan waktu : sementara itu, segera setelah itu,beberapa saat

kemudian

8. hubungan tempat : berdekatan dengan itu

2) Kata Ganti

1. kata ganti orang : mereka, dia, -nya, saya, kamu, kalian, dsb.

2. kata ganti tunjuk: di sini, hal ini, hal itu, tadi, begitu, demikian, itu, ini

3) Kata Kunci

Pemuncul-ulangan kata-kata yang dianggap penting dalam kalimat-kalimat penjelas.

Pengulangan bisa dilakukan juga dengan bentuk sinonim.

4.13.1.2 Saling Pengaruh Antarparagraf

Paragraf yang baik adalah paragraf yang dibangun dengan kalimat baik dan benar.

Karena itu, setiap kalimat harus memiliki hubungan yang mesra. Kemesraan kalimat

bisa menciptakan kemesraan dan keeratan hubungan antarparagraf. Hubungan

antarparagraf bisa dibangun dengan hubungan antargagasan utama.

Sama halnya dengan saling pengaruh antarkalimat, paragraf pertama (baca:

pembuka) memengaruhi paragraf lanjutan (baca: pengembang), dan paragraf lanjutan

memengaruhi paragraf simpulan (baca: penutup). Ketiga macam paragraf ini bisa

dikembangkan dengan berbagai cara seperti deduktif-induktif atau induktif-deduktif –

yang umum digunakan dalam karya ilmiah – yang meletakkan kalimat utama pada

bagian awal paragraf atau sebaliknya yang meletakkan kalimat utamanya pada bagian

akhir paragraf.

Cara lain pengembangan paragraf (lebih tepat lagi pengembangan gagasan utama

menjadi paragraf) berdasarkan tekniknya, yaitu penampilan contoh, fakta, dan alasan,

serta penceritaan. Cara lainnya lagi, pengembangan paragraf dilakukan secara

deskriptif, ekspositoris, argumentatif, dan naratif.

148

Page 149: Mod ul bhs indonesia

Kita perhatikan hubungan antarparagraf di bawah ini. Perhatikan pula kata-kata

yang dicetak tebal. Lalu, kemukakan pendapat Anda tentang paragraf tersebut.

Semakin kompleknya penyelenggaraan tugas-tugas pemerintah dan

pembangunan dalam mewujudkan tujuan nasional yang setiap tahun pembangunan

pada dasarnya selalu sama, yaitu meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan seluruh

rakyat dan meletakkan landasan yang kuat untuk tahap pembangunan berikutnya yang

berlandaskan pada Pandangan Hidup Bangsa Indonesia yakni Pancasila.

Sehingga peningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan seluruh rakyat yang adil

dan merata yang ingin diusahakan melalui pembangunan itu, hanya dapat dicapai jika

ada peningkatan kemampuan ekonomi, yang harus dihasilkan oleh usaha pembangunan

dari tahun ke tahun ikut pula meningkat.

Karena itu pengelola keuangan negara sebagai sub sistem administrasi negara

menjadi hal yang amat penting. Administrasi keuangan terdiri dari serangkaian

langkah-langkah dimana dana-dana disediakan bagi lembaga-lembaga pemerintah

tertentu dibawah prosedur-prosedur yang akan menjamin sah dan berdaya gunanya

pemakaian dana-dana itu. Bagian utama yaitu meyusun anggaran belanja,

pembukaan, pemeriksaan pembukuan, pembelian dan persediaan.

Anggaran adalah perkiraan pengeluaran dan penerimaan yang harus

berimbang dan dinamis untuk setiap tahun anggaran sesuai dengan asas Anggaran

Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Dalam APBN, dana untuk membiayai

pembangunan berasal dari tabungan pemerintah dan penerimaan pembangunan

berupa bantuan luar negeri. Tabungan pemerintah itu berasal dari penerimaan dalam

negeri dikurangi dengan pengeluaran rutin.

4.13.2 Perlatihan

Kembangkanlah gagasan-gagasan utama berikut menjadi paragraf yang baik!

1. Bencana alam sebagai peringatan bagi manusia

2. Pengelolaan aset perusahaan perlu dikaji ulang

3. Penegakan hukum perlu dirintis dan dikembangkan

4. Bahasa Indonesia berperan penting dalam pengembangan ilmu pengatahuan dan

teknologi

5. Bantuan dana dari luar negeri masih diperlukan.

149

Page 150: Mod ul bhs indonesia

4.13.3 Rangkuman

Paragraf dibangun untuk memudahkan pembaca memahami gagasan yang

dikemukakan secara tertulis. Setiap paragraf hanya berisi satu gagasan utama yang

didukung lebih oleh beberapa gagasan penjelas.

Sebuah paragraf dibangun oleh kalimat utama yang memengaruhi kemunculan

kalimat penjelas. Karena itu, hubungan antarkalimat harus jelas dan tegas. Karena itu

pula, paragraf pertama memengaruhi paragraf selanjutnya karena ada saling pengaruh

antarparagraf.

4.13.4 Tes Formatif

1. Ubahlah teks di bawah ini menjadi dua paragraf dengan memperhatikan pemakaian

ejaan, diksi, dan kalimat!

Berbahagialah orang-orang yang suka melakukan olah raga lari secara teratur.

Sebuah penelitian yang dilansir British Medical journal seseorang yang secara

teratur melakukan olahraga lari akan hidup lebih lama dibanding orang yang tak

pernah melakukan joging sama sekali. Dimana penelitian itu memakan waktu lebih

dari 5 tahun dilakukan oleh Copenhagen City Heart Study. Tidak kurang dari 4658

responden yang memberikan yang mana mereka memberikan jawaban. Usia mereka

antara 20–79 tahun dan takpernah terserang penyakit jantung. Sebanyak 217 orang

mengakui lakukan olah raga lari secara teratur dimana selama 5 tahun itu mereka

dicheque kesehatannya 2 kali. Kesimpulan yang diambil Dr. Peter Schnohr dari

Copenhagen Cuty Heart Study secara tegas menyebutkan ada hubungan yang

signifikansi antara melakukan latihan olah raga joging dengan panjang umur.

Orang yang tidak melakukan lari secara teratur lebih cepat meninggal dibanding

orang yang melakukan lari joging secara teratur.

2. Susun seperangkat kalimat di bawah ini menjadi paragraf yang baik!

(1) Tempat tinggal perlu memenuhi syarat kesehatan, ketenangan, dan penerangan.

(2) Dari segi penerangan, tempat tinggal harus cukup terang agar dapat tidak

melelahkan mata dan otak.

(3) Harus terdapat peredaran udara yang langsung berhubungan dengan udara bersih di

luar.

150

Page 151: Mod ul bhs indonesia

(4) Dari segi ketenangan, tempat tinggal harus bebas dari keramaian sebab tempat

tinggal yang ramai akan mengacaukan konsentrasi belajar.

(5) Dari segi kesehatan, tempat tinggal harus bebas dari udara lembap dan bau busuk.

151

Page 152: Mod ul bhs indonesia

4.13.5 Umpan Balik dan Tindak Lanjut

Setelah Anda menjawab sosal-soal tersebut, cocokkanlah jawaban Anda dengan

jawaban hasil diskusi kelas. Hitunglah jumlah jawaban Anda yang benar, kemudian

tentukan hasil belajar Anda dengan rumus berikut:

Tingkat penguasaan =Jumlah jawaban yang benar

x 100%Jumlah soal

Arti tingkat penguasaan yang Anda capai:

90% – 100% = baik sekali

80% – 89% = baik

70% – 79% = sedang

≤ 69% = kurang

Jika mencapai tingkat penguasaan 80% ke atas, Anda dapat meneruskan pelajaran pada

modul berikutnya. Jika tidak, lebih baik Anda mengulangi Kegiatan Belajar XII.

152

Page 153: Mod ul bhs indonesia

4.14 Kegiatan Belajar XIV : Korespondensi

4.14. 1 Surat-Menyurat dalam Bahasa Indonesia

4.14.1.1 Format atau Bentuk Surat

“Yang dimaksud dengan format atau bentuk surat ialah pola surat menurut susunan

bentuk letak bagian surat. Sebagaimana kita ketahui, setiap bagian surat memiliki peran

yang sangat penting sebagai petunjuk pengelolaan surat. Yang tergolong pada format

surat, di antaranya, adalah tanggal, nomor, salam pembuka, salam penutup, dan

tembusan. Di dalam pola umum surat-menyurat dikenal enam macam format surat,

yaitu sebagai berikut:

(1) format lurus penuh (full block style)

(2) format lurus (full block)

(3) format semilurus (semiblock style)

(4) format tekuk (indented style)

(5) format resmi Indonesia lama

(6) format resmi Indonesia baru

Format lurus penuh Format lurus

------------------

------------------------------------------------------------------

------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

----------------------------------------------------------------------------------------------------------------

--------------------------------------------------------

-----------------------------------------------------------------------------------------

----------------------

------------------------------------------------------------------

------------------------------------

------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

-----------------------------------------------------------------------------------------

----------------------

----------------------------------------------------

153

Page 154: Mod ul bhs indonesia

Format semilurus Format tekuk

----------------

----------------------------------

------------------------------------------------------------------------------------------------

-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

-------------------

--------------------------------------

------------------

---------------- ------------------- ---------------------

---------------------------------

-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

-----------------------------------------------------------------------------------------------------------

--------------------- -----------------

------------

Format resmi Indonesia lama Format resmi Indonesia baru

------------- ----------

----- : ----------- : ----------- : ------

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

---------------------------------------------------------------------------------------

---------------------------------------------------------------------------------------------------

---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

------------------------------------------------------------------------------

------------------------------------------------------------

(------------------)-------------------------------

--------------

----- : ----------- : ----------- : ------

-------------------------------------------------------------------------------

-----------------------------------

-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

----------------------------------------------------------------------------------------------------

--------------

------------- --------------------------- -------

154

Page 155: Mod ul bhs indonesia

Kepala Surat

15 Januari 2005Nomor : …………Lampiran : …………Perihal : ………….

Yth. Intan Cemerlang BunganegaraJalan Jenderal Ahmad Yani 645Bandung 40282

Salam pembuka,

Isi surat (tubuh surat) …………………………………… ……………………………..……..……………………… ………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………

Salam penutup,

Nama pengirimJabatan

TembusanInisial pengetik/pengonsep surat

4.14.1.2 Bagian-Bagian Surat

Bagian surat resmi terdiri atas kepala surat, tanggal, nomor, lampiran, hal atau

perihal, alamat tujuan, salam pembuka, isi surat, salam penutup, pengirim surat,

tembusan, dan inisial.

a. Kepala Surat

Penulisan kepala surat harus lengkap, yaitu nama instansi, alamat domisili, kode

pos, (kalau ada ditambah nomor telepon, kotak pos, alamat kawat, faksimili, e-mail, dan

website), lambang atau logo. Kita perhatikan contoh berikut:

155

Page 156: Mod ul bhs indonesia

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONALPusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa

Jalan Daksinapati Barat IV/5, RawamangunJakarta 13220

Kotak Pos: 2625 Telepon: (021) 4896558, 4894564, 4894584

Catatan: Anda perhatikan bahwa di dalam kepala surat takada singkatan karena

memang takboleh.

b. Tanggal

Penulisan tanggal surat (titi mangsa, Sunda) harus lengkap (lihat contoh). Bila titi

mangsa diletakkan pada bagian atas kanan, nama kota takperlu dicantumkan. Namun,

bila diletakkan di bagian bawah kanan, nama kota harus dicantumkan.

c. Nomor, Lampuran, dan Hal

Penulisan nomor, lampiran, dan hal atau perihal diawali dengan huruf kapital dan

diikuti tanda titik dua. Penulisan ketiga bagian surat ini boleh disingkat asal taat asas

untuk ketiganya, jangan salah satu saja yang disingkat. Perhatikan contoh berikut:

Nomor : 110/U/Pan/2005

Lampiran : Satu berkas

Hal : Permintaan Tenaga Keamanan

atau

No. : 110/U/Pan/2005

Lamp. : Satu berkas

Hal : Permintaan Tenaga Keamanan

Catatan: Pada bagian ini ada juga yang mencantumkan sifat di bawah hal atau perihal

seperti di lingkungan militer. Contoh:

Sifat : Rahasia

Sifat : Segera

Sifat : Sangat Rahasia

d. Alamat Surat

Penulisan alamat surat dapat dilakukan dengan dua cara. Pertama, alamat surat

ditulis sebelah kanan atas (di bawah penulisan tanggal). Kedua, alamat itu ditulis

156

Page 157: Mod ul bhs indonesia

sebelah kiri atas (di bawah bagian hal atau sebelum salam pembuka). Kata kepada, baik

dalam surat maupun pada sampulnya takperlu dicantumkan (lihat contoh di atas) karena

logikanya pengirim berhadapan langsung (diwakili surat) dengan penerima.

e. Salam Pembuka

Salam pembuka merupakan awal dalam berkomunikasi antara penulis surat dengan

penerimanya. Di dalam penulisan salam pembuka, kata pertama diawali dengan huruf

kapital, sedangkan kata kedua atau ketiga ditulis dengan huruf kecdil saja, kecuali nama

diri. Selanjutnya, salam pembuka ini diakhiri dengan tanda koma, bukan dengan tanda

titik. Alasannya karena salam pembuka bukan kalimat dan pemakaian tanda koma

hanya untuk penanda bahwa itu merupakan salam pembuka. Perhatikan contoh salam

pembuka berikut:

Dengan hormat,

Salam sejahtera,

Saudara Annisa yang terhormat,

Salam perjuangan,

f. Isi Surat

Isi surat adalah segala sesuatu yang dikomunikasikan pengirim kepada penerima.

Sesuatu itu bisa berupa ajakan, tawaran, tolakan, perintah, jawaban, tanyaan, atau yang

lain.

g. Salam Penutup

Salam penutup merupakan pengakhir komunikasi pengirim dan penerima surat.

Penulisannya sama dengan salam pembuka, yaitu diakhiri dengan tanda koma. Kita lihat

contoh berikut:

Hormat saya,

Salam takzim,

Hormat kami,

Wassalam,

h. Nama Pengirim

Penulisan nama pengirim surat ditempatkan di bawah salam penutup yang disertai

tanda tangan dan cap sebagai tanda keabsahan surat dinas. Kini tanda kurung tidak

diperlukan mengapit nama pengirim.

157

Page 158: Mod ul bhs indonesia

i. Tembusan

Dalam penulisan tembusan, kita takperlu lagi mencantumkan Yang terhormat atau

disingkat menjadi Yth. karena yang ditembusi tidak kita tuju, tetapi hanya untuk

mengetahui adanya surat. Yang juga takperlu dicantumkan adalah kata arsip atau

pertinggal karena bagian pengarsipan pun tidak ditembusi sebab memang tugasnya

mengarsipkan surat. Kita lihat contoh berikut:

Tembusan:

1. Manajer Pemasaran

2. Kepala Bagian Gudang

3. Seluruh staf Bagian Pemasaran

j. Inisial

Penempatan inisial atau sandi berada paling bawah sebelah kiri, yaitu di bawah

tembusan bila ada. Inisial diperlukan untuk mengetahui siapa yang mengonsep atau

mengetik surat. Contoh berikut kita perhatikan:

AH/ds

Inisial itu dapat dibaca bahwa AH adalah singkatan nama pengonsep, sedangkan ds

(dengan huruf kecil) merupakan nama pengetik.

4.14.1.3 Bahasa Surat

Pada dasarnya bahasa yang dipakai dalam surat sama saja dengan bahasa yang

dipakai dalam komunikasi lain. Semua komunikasi senantiasa bergantung pada siapa

komunikan dan komunikator, situasi, tujuan, tempat, sifat. Namun, ada bahasa yang

khas digunakan dalam surat seperti salam pembuka dan penutup. Selain itu, ada juga

bagian isi yang khas surat. Kita cermati contoh berikut:

Bersama dengan ini kami lampirkan satu berkas Daftar Calon Pegawai

Atas perhatian dan kerja sama yang baik, kami mengucapkan/menyampaikan

terima kasih.

4.14.2 Perlatihan

1. Buatlah surat yang menyatakan Anda tidak bisa mengikuti perkuliahan hari ini.

2. Buatlah surat undangan tentang acara pengumpulan dana untuk korban bencana alam.

3. Buatlah surat pemberitahuan tentang mutasi jabatan di suatu kantor.

4. Buatlah surat penawaran kerja sama untuk mendukung suatu acara.

158

Page 159: Mod ul bhs indonesia

5. Buatlah surat kesediaan menjadi donatur perbaikan gedung sekolah.

4.14.3 Rangkuman

Ada enam format surat yang perlu diketahui.

Surat terdiri atas sepuluh bagian penting.

4.14.4 Tes Formatif

1. Jelaskan enam format surat!

2. Jelaskan sepuluh bagian surat!

3. Buatlah sebuah kepala surat

4. Kemukakan kekhasan bahasa surat!

5. Mengapa kata kepada tidak diperlukan dalam sampul surat dan alamat yang dituju?

6. Mengapa kata arsip atau pertinggal tidak diperlukan dalam tembusan?

7. Apa maksud pemakaian bersama dengan dalam surat?

8. Jika tidak ada yang dilampirkan, perlukah menuliskan kata lampiran pada bagian

surat? Mengapa?

9. Mengapa salam pembuka dan salam penutup tidak diakhiri tanda titik?

10. Apa perlunya mencantumkan inisial pada surat resmi?

4.14.5 Umpan Balik dan Tindak Lanjut

Setelah Anda menjawab sosal-soal tersebut, cocokkanlah jawaban Anda dengan

jawaban hasil diskusi kelas. Hitunglah jumlah jawaban Anda yang benar, kemudian

tentukan hasil belajar Anda dengan rumus berikut:

Tingkat penguasaan =Jumlah jawaban yang benar

x 100%Jumlah soal

Arti tingkat penguasaan yang Anda capai:

90% – 100% = baik sekali

80% – 89% = baik

70% – 79% = sedang

≤ 69% = kurang

Jika mencapai tingkat penguasaan 80% ke atas, Anda dapat meneruskan pelajaran pada

modul berikutnya. Jika tidak, lebih baik Anda mengulangi Kegiatan Belajar XIII.

159

Page 160: Mod ul bhs indonesia

4.15 Kegiatan Belajar XV

4.15.1 Bahasa Indonesia dalam Karya Ilmiah

4.15.1.1 Pendahuluan

Menulis merupakan proses menentukan pokok tulisan dan pembaca,

mengumpulkan bahan yang bertalian dengan pokok tulisan, memilih bahan yang paling

relevan dan menatanya dalam kerangka tulisan, menuliskannya secara objektif dan

akurat dalam suatu karangan atau tulisan, dan menyunting tulisan sebelum

dipublikasikan. Penggunaan bahasa berkaitan dengan proses penyusunan bahan dalam

karangan. Sehubungan dengan itu, bagaimana bahasa yang digunakan dalam karangan,

khususnya dalam karangan ilmiah?

Bagaimana kita memahami karangan ilmiah? Salah satu upaya memahaminya

adalah dengan memahami tujuan penulisan, tema karangan, dan sasaran (pembaca)

tulisan. Ketiga hal tersebut memengaruhi pemilihan ragam bahasa yang digunakan.

Mencermati karangan ilmiah, kita dapat menemukan tujuan penulisan, antara lain

adalah

a. menjelaskan sesuatu,

b. mendeskripsikan sesuatu, dan

c. meyakinkan pembaca tentang sesuatu.

Di sini tidak semua aspek karangan ilmiah dibicarakan, tetapi hanya pemakaian

bahasa Indonesia sebagai sarana penyampai informasi ilmiah.

4.15.1.2 Bahasa Indonesia Ragam Ilmiah

Bahasa merupakan sebuah sistem yang lazim digunakan dalam sebuah karangan.

Karenanya, keterbacaannya menyangkut pemilihan kata yang dianggap sesuai dengan

tingkat kemampuan memilih pembaca sebagai sasaran atau yang terbaca oleh pembaca

sasaran. Berkenaan dengan hal itu akan dibicarakan tentang pilihan kata, susunan

kalimat, dan paragraf sekadar penuntun praktis.

a. Pilihan Kata

Karangan ilmiah bertujuan menjelaskan sesuatu, mendeskripsikan sesuatu, atau

meyakinkan tentang sesuatu dengan menggunakan bahasa. Sesuatu itu diharapkan dapat

dipahami pembaca secara efektif. Bagaimana pemilihan kata dilakukan?

160

Page 161: Mod ul bhs indonesia

1) Kata Bermakna Harafiah (Denotatif)

Pemahaman makna harafiah berhubungan dengan akal atau penalaran. Oleh karena

itu, kata yang bermakna harafiah lebih cocok untuk tujuan karangan ilmiah. Kata

konotatif, karena menimbulkan perasaan atau citra tertentu pada pembaca, harus

dihindarkan.

Rakyat ialah jutaan tangan yang membuka hutan ilalang jadi ladang-ladang

berbunga, yang selalu berkata dua adalah dua, yang melantunkan suara kecak di

muka pura.

Kata-kata dalam kalimat di atas tidak untuk menjelaskan apa yang disebut rakyat,

berbeda dengan kata-kata yang digunakan dalam kalimat berikut.

Rakyat ialah kumpulan orang yang terikat oleh kesamaan kebudayaan, tradisi,

atau perasaan kekeluargaan.

2) Kata yang Dikenal Pembaca

Kata yang dikenal adalah kata-kata yang digunakan sehari-hari dan tidak terlalu

teknis atau kata asing. Kata asing dapat saja digunakan apabila dianggap perlu, tetapi

harus disertai penjelasan.

Pengembangan intelegensia buatan seperti pada robot mempunyai tiga

karakteristik utama, Ketiganya adalah reasoning, sense, dan berkomunikasi.

Penjelasan kata intelegensia dengan kecerdasan atau kepandaian, reasoning

dengan bernalar, dan sense dengan mengindera akan memudahkan pembaca

memahami maksud kalimat itu.

3) Kata Bermakna Tepat

Kata yang tidak tepat akan menimbulkan salah tafsir pada pembaca. Kita

memahami betul, misalnya kecuali dan selain atau besar dan agung merupakan kata

berfungsi atau bermakna sama, tetapi pemakaiannya berbeda dan perbedaan itu harus

jelas dalam kalimat.

4) Istilah Teknis Dibatasi

Istilah teknis yang dianggap tidak terlalu perlu harus diganti dengan istilah

Indonesia atau disertai penjelasan.

Perkembangan jumlah penduduk, yang lazim disebut laju pertumbuhan penduduk

(fertilitas), merupakan salah satu masalah kependudukan.

161

Page 162: Mod ul bhs indonesia

Memilih kata yang tepat dan menggunakannya secara tepat merupakan pekerjaan

yang rumit. Kerumitan itu, antara lain, tampak pada kenyataan bahwa makna yang ada

pada pikiran penulis tidak selalu diterima sama oleh pembaca. Kata-kata mempunyai

kemampuan terbatas dalam mengungkapkan makna.

b. Susunan Kalimat

Kalimat yang teratur menunjukkan cara berpikir teratur. Keteraturan berpikir dalam

menjelaskan sesuatu dalam karangan ilmiah, bahkan dalam karangan jenis apa pun,

tidak dapat diabaikan. Kalimat bagaimana yang mudah dipahami?

Kalimat Pendek

Kalimat yang pendek lebih mudah dan cepat dipahami daripada kalimat yang

panjang. Kalimat yang pendek menyampaikan satu gagasan, sedangkan kalimat yang

panjang mengungkapkan beberapa gagasan. Memahami satu gagasan dalam kalimat

lebih mudah dan cepat daripada memahami beberapa gagasan.

Kalimat Hemat

Pernyataan yang terdiri atas dua kata atau lebih dapat membingungkan dan lebih

sulit dipahami daripada pernyataan yang terdiri atas satu kata. Karenanya, apabila

pernyataan dalam kalimat diungkapkan dengan satu kata, kalimat itu lebih baik.

Diduga bahwa dalam waktu yang tidak terlalu lama bahasa dengan penutur yang

tinggal seratus orang itu akan punah.

Kalimat itu akan baik apabila diubah menjadi seperti berikut:

Diduga bahwa bahasa yang berpenutur seratus orang itu akan segera punah.

Pernyataan yang tidak terlalu lama merupakan pernyataan yang tidak hemat.

Ketidakhematan tampak pula dalam kalimat berikut.

Untuk penyaluran informasi yang efektif, maka harus dipergunakan sinar infra

merah, hal ini disebabkan karena sinar ini mempunyai dispersi yang kecil.

Kalimat di atas akan baik apabila diubah menjadi seperti berikut:

162

Page 163: Mod ul bhs indonesia

Untuk penyaluran informasi yang efektif, harus dipergunakan sinar inframerah

karena sinar ini mempunyai dispersi yang kecil.

Kalimat Tidak Berbelit

Kalimat yang berbelit akan mengaburkan makna kalimat dan dapat menimbulkan

penafsiran ganda bahkan salah tafsir pada pembaca.

Kependudukan merupakan suatu sistem, yaitu penduduk yang merupakan suatu

totalitas dari beberapa subsistem di dalamnya. Subsistem fertilitas, mortalitas, dan

migrasi/mobilitas.

Kalimat itu menimbulkan tafsiran berikut.

a. Kependudukan merupakan sebuah sistem yang terdiri atas beberapa

subsistem.

b. Penduduk sebagai totalitas terdiri atas beberapa subsistem.

c. Sistem dengan beberapa subsistemnya sama dengan totalitas.

Apakah makna kalimat di atas seperti makna kalimat berikut?

Kependudukan merupakan suatu sistem yang terdiri atas beberapa subsistem, yaitu

subsistem fertilitas, mortalitas, dan migrasi/mobilitas. Sistem dengan beberapa

subsistem itu merupakan suatu totalitas.

atau

Kependudukan, yakni pendudukan yang merupakan suatu totalitas, adalah suatu

sistem yang terdiri atas subsistem fertilitas, mortalitas, dan migrasi/mobilitas.

Kalimat Tidak Rancu

Kalimat rancu adalah kalimat yang menggabungkan dua konstruksi sehingga

gagasan kalimat menjadi kacau. Gejala ini, yang lazim disebut kontaminasi, terjadi

kebiasaan atau keragu-raguan.

(1) Dari proses ini akan melahirkan berbagai perilaku sistem penduduk yang

berwujud jumlah penduduk, ratio ketergantungan, ratio pria/wanita, dan lain

sebagainya.

Kalimat di atas dirancukan dari dua konstruksi berikut.

163

Page 164: Mod ul bhs indonesia

(a) Dari proses ini akan dilahirkan berbagai perilaku penduduk yang berwujud

…, dan lain-lain.

(b) Proses ini akan melahirkan berbagai perilaku sistem penduduk yang

berwujud …, dan sebagainya.

Beberapa kalimat berikut juga memperlihatkan kerancuan.

(2) Meskipun kadang-kadang kekurangdayagunaan dalam penyampaian bahasa,

tetapi akhirnya dapat diselami maksudnya.

(3) Menurut penulis buku ini menyatakan bahwa manajemen adalah ilmu yang

menelaah kerja sama manusia dalam mencapai tujuan yang disetujui bersama.

Kalimat dengan Bentuk Kata Paralel

Bentuk kata yang paralel dalam kalimat menunjukkan pikiran yang paralel pula.

Keparalelan bentuk pikiran dalam kalimat memperjelas gagasan kalimat dan

mempermudah pembaca dalam memahami kalimat.

Dalam pembahasan ini, permintaan akan dilihat sebagai salah satu model

pengetahuan yang merupakan salah satu dari kebudayaan; yang dengan demikian

juga dilihat peningkatan permintaan sebagai perubahan kebudayaan.

Kalimat Tidak Terpenggal

Bagian kalimat yang terpenggal lebih cocok digunakan dalam ragam lisan. Kalimat

dalam ragam tulisan harus ditulis secara utuh.

(a) Berbagai sistem penduduk ini akan sangat berpengaruh atau dipengaruhi

pula oleh sistem-sistem lain yang melingkarinya. Seperti sistem ideologi,

politik, ekonomi, hubungan manusia dengan lingkungan hidup fisik dan

sumber alam

(b) Dewasa ini, kita sedang dahsyat-dahsyatnya dilanda suatu dikotomi. Yaitu

sikap kita terhadap salah satu milik kita, bahasa Indonesia.

(c) Karena kebudayaan dilihat sebagai suatu sistem, dan perubahan salah satu

unsurnya akan mengakibatkan adanya perubahan pada unsur-unsur

lainnya, dan secara keseluruhan akan mengakibatkan adanya perubahan

kebudayaan tersebut.

164

Page 165: Mod ul bhs indonesia

Bagian kalimat yang didahului dengan kata seperti (a), yaitu (b), dan karena (c)

seharusnya tidak dipisahkan dari kalimat yang mendahuluinya.

Kalimat Menurut Tata Bahasa dan Ejaan

Kaidah tata bahasa pada dasarnya memberikan patokan bagaimana seseorang

seharusnya membentuk kata dan menata kalimat sehingga bagian-bagian di dalamnya

memperlihatkan hubungan yang logis dan gramatis. Hubungan yang logis dan gramatis

akan memperjelas gagasan kalimat.

Kaidah ejaan memberikan patokan penulisan huruf, kata, unsur asing, dan

penggunaan tanda baca sehingga menghasilkan ragam tulisan yang tertib. Ragam tulisan

yang tertib lebih mudah dipahami. Perhatikan pemakaian kata yang mana dalam kalimat

berikut bukan pada tempat yang sesuai. Dalam bahasa Indonesia kata yang mana, di

mana, atau mana hanya digunakan untuk bertanya. Kata tersebut dalam kalimat berikut

seharusnya tidak perlu ada.

Serat gelas ini diselimuti dengan bahan gelas lain sebagai pelindungnya; yang

mana indeks bias gelas pelindung ini harus lebih kecil dibandingkan dengan indeks

bias serat optiknya.

c. Susunan Paragraf

Paragraf merupakan satuan bahasa yang lebih besar daripada kalimat. Paragraf

yang bagaimanakah yang mudah dipahami?

Paragraf Memiliki Kesatuan

Paragraf sebaiknya disusun atas satu gagasan utama dan beberapa gagasan

penunjang dan gagasan-gagasan itu secara keseluruhan merupakan satu kesatuan.

Paragraf Pendek

Paragraf yang panjang akan melelahkan pembaca dalam memahami gagasannya.

Paragraf yang pendek memudahkan pembaca dalam memahami dan mengikuti jalan

pikiran penulis.

Perhatikan paragraf panjang di bawah ini, kemudian kemukakan pendapat Anda!

Bahwa Indonesia merupakan negara yang memiliki keunggulan komparatif

(comparative advantage) yang handal, kiranya tidak ada seorang pun yang

meragukannya. Pada realitasnya, Indonesia memang memiliki kekayaan alam yang

165

Page 166: Mod ul bhs indonesia

sangat memadai baik yang berupa kekayaan darat, kekayaan laut, maupun yang berupa

kekayaan bumi. Indonesia adalah negara yang gemah ripah loh jinawi sebagaimana

yang sering dilukiskan oleh Koes Plus dalam salah satu lagunya. Apakah dengan

kekayaan alam tersebut secara otomatis Indonesia dapat terangkat ke posisi paling

depan di antara negara-negara lain di dunia? Ternyata tidak. Mengapa? Hal ini

disebabkan negara kita masih menyimpan masalah kependudukan. Banyaknya

penduduk di Indonesia hingga kini masih merupakan masalah yang harus dicarikan

solusinya. Seorang pakar kependudukan, Malthus, pernah mengingatkan kita bahwa

pertumbuhan di dunia ini tak pernah terimbangi dengan ketersediaan kebutuhan

fisiknya. Dilukiskan bahwa pertumbuhan penduduk merupakan pertumbuhan deret ukur

sedangkan ketersediaan kebutuhan fisik manusia hanya tumbuh secara deret hitung. Itu

berarti, meskipun saat ini kita memiliki kekayaan alam yang handal maka pada suatu

saat akan habis tak bersisa bila kita tidak dapat mengendalikan banyaknya penduduk.

Tokoh nasional kita, Ki hadjar Dewantara, secara nonfisik juga pernah mengingatkan

bahwa banyaknya orang (penduduk) merupakan sumber kekuatan bangsa. Orang yang

dimaksud, tentu saja, orang yang berkualitas. Kiranya memang benar bahwa

banyaknya orang (penduduk) merupakan sumber kekuatan Bangsa. Orang yang

dimaksud, tentu saja, orang yang berkualitas. Kiranya memang benar bahwa

banyaknya orang yang berkualitas merupakan aset yang tidak berkualitas merupakan

beban pembangunan.

4.15.2 Perlatihan

Perbaiki kalimat-kalimat berikut.

1. Dari peristiwa itu perlu mendapat perhatian dari berbagai fihak, sehingga pada masa

datang tidak seorangpun menuntut ganti rugi.

2. Ini hari, kita tidak bicarakan tentang soal harga, tetapi tentang mutu barang itu.

3. Dalam upacara pembukaan seminar itu yang pertama kali diadakan di Semarang

dihadiri para pejabat-pejabat negara dan tokoh-tokoh masyarakat.

4. Jumlah dokter amat terbatas dibanding jumlah penduduk, tidak semua warga

masyarakat termasuk di desa mendapat melayanan medis.

5. Untuk peningkatan mutu pendidikan dari sekolah swasta di mana memerlukan

ketekunan dan keuletan para pengelola.

166

Page 167: Mod ul bhs indonesia

Urutkan kalimat-kalimat berikut menjadi sebuah paragraf yang baik!

(1) Sarana jalan untuk kendaraan pribadi lebih lebar, bahkan sarana jalan untuk umum

pun boleh dipakai. (2) Jadi, keseimbangan seperti ini yang masih kurang tercermin. (3)

Ada sesuatu yang timpang dalam pengaturan pemerataan sarana dan ini perlu

dirumuskan kembali dalam aturan nanti. (4) Di Jakarta perbandingan sarana jalan untuk

kendaraan pribadi dan umum tidak seimbang. (5) Kita lihat saja contoh kecil, yaitu soal

transportasi. (6) Kalau kita hitung berapa persen masyarakat Jakarta yang memiliki

kendaraan pribadi, tentu lebih besar jumlah pemakai kendaraan umum.

Urut kembali kalimat berikut sehingga menjadi paragraf yang baik!

(1)Tempat tinggal perlu memenuhi syarat kesehatan, ketenangan, dan penerangan. (2)

Dari segi penerangan, tempat tinggal harus cukup terang agar dapat tidak melelahkan

mata dan otak. (3) Harus terdapat peredaran udara yang langsung berhubungan dengan

udara bersih di luar. (4) Dari segi ketenangan, tempat tinggal harus bebas dari

keramaian sebab tempat tinggal yang ramai akan mengacaukan konsentrasi belajar. (5)

Dari segi kesehatan, tempat tinggal harus bebas dari udara lembap dan bau busuk.

Perbaikilah kalimat-kalimat dalam wacana di bawah sehingga tercipta paragraf yang

baik!

167

Page 168: Mod ul bhs indonesia

(1) Karena keadaan pendidikan tinggi kita yang masih dalam taraf perkembangan ini

menyebabkan kebutuhan akan pendidikan di luar negeri makin terasa. (2) Menurut

perkiraan, sejak dari tahun 50-an sekitar 30—40 ribu orang Indonesia telah belajar di

luar negeri di negara maju. (3) Pada saat ini kebutuhan akan peningkatan mutu pegawai

dan dosen makin terasa, makin banyak program diselenggarakan untuk mengirim

mereka ke negara maju guna belajar pada tingkat pasca sarjana. (4) Pendidikan di luar

negeri pada saat ini didukung Pemerintah karena pendidikan di luar negeri diperlukan

untuk meningkatkan kemampuan pegawai negeri kita. (5) Penguasaan bahasa asing,

seperti bahasa Inggris, Jerman, Prancis, dan lain-lain, menjadi sangat penting. (6) Hal

itu karena pendidikan tinggi di negara yang bersangkutan menggunakan bahasa negara

tersebut. (7) Pendidikan di luar negeri jelas memberikan kemungkinan yang makin luas

bagi seseorang untuk dapat promosi sosial. (8) Promosi sosial mencakup promosi

ekonomi dan budaya.

Perbaikilah kalimat-kalimat dalam wacana di bawah sehingga tercipta paragraf yang

baik!

(1) Bahasa tutur adalah bahasa yang dipakai dalam pergaulan sehari-hari, terutama

dalam percakapan. (2) Umumnya bersahaja dan singkat bentuknya. (3) Kata-kata

digunakan tidak banyak macam dan jumlahnya. (4) Lagi pula hanya menggunakan kata-

kata yang lazim dipakai sehari-hari. (5) Sering digunakan pula kata tutur, yaitu kata

yang lazim dipakai dalam bahasa tutur, misalnya, bilang, bikin, dan enggak, di dalam

pemakaiannya. (6) Sering pula kata-katanya dibentuk dengan salah, misalnya, dibikin

betul, belum lihat, dan merobah. (7) Lafalnya pun sering menyimpang dari lafal yang

umum, misalnya, dapet (dapat), malem (malam), dan silahkan (silakan). (8) Bahkan,

sering juga menggunakan urutan kata yang menyimpang dari kaidah umum, misalnya,

ini hari, itu orang, dan lain kesempatan.

Perbaikilah kalimat-kalimat dalam wacana di bawah sehingga tercipta paragraf yang

baik!

(1) Dunia bebas rokok menjadi dambaan siapa pun yang peduli kesehatan. (2) Para ahli

kesehatan mengatakan bahwa merokok adalah tindakan bunuh diri pelan-pelan karena

di antaranya dapat mengganggu alat pernapasan. (3) Banyak pabrik rokok di Indonesia.

168

Page 169: Mod ul bhs indonesia

(4) WHO memperkirakan kematian yang disebabkan karena tembakau akan berlipat tiga

pada tahun 2020. (5) Ini mengangkat tembakau ke posisi utama penyebab kematian

manusia di dunia.

4.15.3 Rangkuman

Menulis merupakan proses menentukan pokok tulisan dan pembaca,

mengumpulkan bahan yang bertalian dengan pokok tulisan, memilih bahan yang paling

relevan dan menatanya dalam kerangka tulisan, menuliskannya secara objektif dan

akurat dalam suatu karangan atau tulisan, dan menyunting tulisan sebelum

dipublikasikan. Penggunaan bahasa berkaitan dengan proses penyusunan bahan dalam

karangan.

Mencermati karangan ilmiah, kita dapat menemukan tujuan penulisan, antara lain

adalah

a. menjelaskan sesuatu,

b. mendeskripsikan sesuatu, dan

c. meyakinkan pembaca tentang sesuatu.

4.15.4 Tes Formatif

Pilihlah kata penghubung yang tepat!

1. Proses berpikir pada anak-anak bersifat analitis, (tetapi/sedangkan/sebaliknya)

proses berpikir pada orang dewasa bersifat sintetis.

2. Kita dibesarkan dalam lingkungan kita dengan bahasa daerah, (namun/tetapi/

sedangkan/karena) bahasa Indonesia tidak dianggap sebagai bahasa asing.

3. Penulisan kata ini sangat penting dalam bahasa Indonesia (karena/jika/karena

jika) kita berbahasa tentu menggunakan kata.

4. Unsur serapan ini ada yang sudah disesuaikan dengan kaidah bahasa Indonesia

(dan/tetapi) ada yang belum disesuaikan sepenuhnya.

5. Masih banyak pemakai bahasa Indonesia yang kurang mengindahkan tanda baca

(padahal/meskipun) tanda baca itu sangat penting dalam penulisan.

6. Tulisan Anda tidak akan menimbulkan salah paham (jika/sebab) Anda memakai

kata yang tepat.

7. Untuk karang-mengarang bukan pengetahuan teori yang diperlukan,

(tetapi/melainkan) penerapannya dalam praktik mengarang.

169

Page 170: Mod ul bhs indonesia

8. Banyak karangan yang baik isinya, (tetapi/karena/tetapi karena) kalimat-

kalimatnya kurang menarik (sehingga/maka/akibatnya) tidak disukai pembaca.

9. Tidak sedikit bacaan yang telah tersedia di perpustakaan

(tetapi/kalau/karena/tetapi kalau/tetapi karena) tidak dibaca tentu tidak ada

manfaatnya.

10. Penelitian ini berusaha mendeskripsikan pemakaian bahasa Indonesia pada buku

peajaran Matematika (namun/bila/karena/namun bila) dana dan waktu tidak

memungkinkan (maka/jadi) mungkin sekali ada sedikit perubahan.

4.15.5 Umpan Balik dan Tindak Lanjut

Setelah Anda menjawab sosal-soal tersebut, cocokkanlah jawaban Anda dengan

jawaban hasil diskusi kelas. Hitunglah jumlah jawaban Anda yang benar, kemudian

tentukan hasil belajar Anda dengan rumus berikut:

Tingkat penguasaan =Jumlah jawaban yang benar

x 100%Jumlah soal

Arti tingkat penguasaan yang Anda capai:

90% – 100% = baik sekali

80% – 89% = baik

70% – 79% = sedang

≤ 69% = kurang

Jika mencapai tingkat penguasaan 80% ke atas, Anda dapat meneruskan pelajaran pada

modul berikutnya. Jika tidak, lebih baik Anda mengulangi Kegiatan Belajar terdahulu.

4.16 Evaluasi Akhir Semester

170

Page 171: Mod ul bhs indonesia

DAFTAR PUSTAKA

Achadiah, M.K. Sabarti, 1993. “Pengembangan Kemampuan Bernalar Kreativitas, dan Budaya Tulis melalui Jalur Pendidikan dalam Rangka Peningkatan Sumber Daya Manusia”, Kongres Bahasa Indonesia VI, Jakarta.

Achadiah, Sabarti dkk. 1989. Pembinaan Kemampuan Menulis Bahasa Indonesia. Jakarta : Erlangga.

Alwi, Hasan serta Soenjono Dardjowidjojo, Hans Lapoliwa, dan Anton M. Moeliono, 1993, Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia, Depdikbud/Balai Pustaka.

Alwi, Hasan, 1993, “Bahasa Indonesia Menjelang Tahun 2000”, Kongres Bahasa Indonesia VI, Jakarta.

Anwar, Rosihan, 1979. Bahasa Jurnalistik dan Komposisi, Jakarta: Pradnya Paramita.Arifin, Zaenal dan Amran Tasai, 1991. Seribu Satu Kesalahan Berbahasa.: Jakarta: Akademika Presindo.__________.1999. Cermat Berbahasa Indonesia. Jakarta: MSP.Badudu, J.S. 1981. Membina Bahasa Indonesia Baku. Bandung: Pustaka Prima._________. 1983. Inilah Bahasa Indonesia yang Benar. Jakarta : Gramedia._________. 1985. Cakrawala Bahasa Indonesia 1. Jakarta: PT Gramedia. _________. 1987. Membina Bahasa Indonesia Baku 2, Cet. X, Bandung : Pustaka

Prima.Bertens, K, 1980, “Ada Kesatuan antara Pemakai Bahasa dan Jalan Pikirannya”,

Kompas, 22 November. _________.1983, Filsafat Barat Abad XX, Inggris - Jerman, Gramedia, Jakarta.Depdikbud, 1981, IA, Materi Pendidikan Program Akta Mengajar V. Filsafat Ilmu._________. 1982/1983, IIA, Materi Dasar Pendidikan Program Akta Mengajar V Dasar

Ilmu Pendidikan. _________.1991, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Depdikbud/Balai Pustaka, Jakarta. _________.1991, Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan _________.1992, Pedoman Umum Pembentukan Istilah._________.1993, “Putusan Kongres Bahasa Indonesia VI”.Djabarudi, Slamet. 1981. “Peranan Media Massa dalam Pembinaan Bahasa Indonesia,”

Majalah Pembinaan Bahasa Indonesia, 1(Tahun VII), 29-37.Effendy, Uchjana Onong. 1985. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. Bandung: CV

Remaja Karya.Esau, Helmut (ed.), 1980, Language and Communication, Hornbean Press, South

Carolina.Halim, Amran. 1981. “Fungsi dan Kedudukan Bahasa Indonesia” dalam Politik Bahasa

Nasional Jilid 2. Jakarta: Balai Pustaka.Hamid, Abdul. 1996. “Bentuk dan Pilihan Kata” Makalah pada Penataran Guru.

Bandung: Tim Pemasyarakatan Bahasa Indonesia.--------------------. 1996. “Kalimat dalam Surat-Menyurat” Makalah pada Penataran

Guru. Bandung: Tim Pemasyarakatan Bahasa Indonesia.-------------. 2003. “Bahasa Indonesia, Gengsi Sosial dan Nasionalisme” dalam J.S.

Badudu 77 Tahun. Jakarta: Kompas.Hamid, Abdul dan Aseng Budiman. 2003. Ringkasan Materi Bahasa Indonesia.Keraf, Gorys, 1990, Komposisi, Penerbit Nusa Indah, Ende, Flores.Koentjaraningrat, 1974, Kebudayaan, Mentalitet, dan Pembangunan, Gramedia,

Jakarta.

171

Page 172: Mod ul bhs indonesia

Lapoliwa, Hans, 1993, “Strategi Pemasyarakatan Hasil Pengembangan Bahasa: Beberapa Pokok Pikiran”, Kongres Bahasa Indonesia VI

Lumintaintang, Yayah B., 1993, “Bahasa Indonesia dalam Kehidupan Bermasyarakat”, Kongres Bahasa Indonesia VI

Moeliono, Anton M., 1981. “Ciri-ciri Bahasa Indonesia yang Baku” dalam Politik Bahasa Nasional Jilid 2. Jakarta: Balai Pustaka.

__________. 1989, “Penalaran dan Pembuatan Paragraf dalam Karangan Ilmiah”, dlm. Kembara Bahasa, Penerbi PT Gramedia, Jakarta.

Muchtar. 1987. “Pembentukan Kata dalam Bahasa Indonesia”. Makalah untuk Penyuluhan Bahasa Indonesia, Biro Bagian dan Subbagian Universitas Padjadjaran dari 26 s.d. 29 Oktober 1987.

Noerhadi, Toeti Herati, 1991, “Bahasa sebagai Penggambaran Dunia”, Pertemuan Linguistik Lembaga Atma Jaya Kelima (Pelba V).

Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa.1978. Tata Istilah Indonesia. Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa.

-------------. 1988. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.-------------. 1992. Seri Penyuluhan 2: Surat-Menyurat dalam Bahasa Indonesia.

Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa.-------------. 1993. Buku Praktis Bahasa Indonesia Jilid 1 dan 2. Jakarta: Pusat

Pembinaan dan Pengembangan Bahasa.Razak, Abdul. 1988. Kalimat Efektif. Jakarta: Gramedia.Schoenfeld, Clerence A, 1971, Effective Feature Writing, Harper & Row, Publishers,

New York, Evanston, London.Supriyadi, dkk. 1994. Materi Pokok Pendidikan Bahasa Indonesia. PPDG2331/4 SKS.

Buku III, 4 B Modul 7 – 12 . Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Bagian Proyek Peningkatan Mutu Guru SD Setara D-II.

Suryaman, Ukun. 1985. Dasar-Dasar Bahasa Indonesia Baku Bandung : Alumni.Tadjuddin, Moh., 1984, “Kemampuan Berbahasa Indonesia Para Lulusan Perguruan

Tinggi”, Laporan Penelitian, Unpad. __________.1993. “Sistem Pengajaran Bahasa Indonesia di Perguruan Tinggi”,

Wawasan Tridharma, Kopertis Wilayah IV, Jawa Barat. __________.1994. “Komposisi dan Penalaran”, Bahan Pelatihan Penulisan Naskah

Buku Pelajaran, Kanwil Depdikbud, Jawa Barat.__________, Abdul Hamid, Wahya. 1995. “Pemakaian Bahasa Indonesia dalam Skripsi

Mahasiswa Program Sarjana” Laporan Penelitian, Unpad, Depdikbud.

172