MM - Patogenesis.pptx
-
Upload
ayu-pramulitha -
Category
Documents
-
view
46 -
download
0
Transcript of MM - Patogenesis.pptx
MM berdasarkan tipe protein
Patogenesis
Sel MM berinteraksi dengan sel stroma sumsum tulang dan protein matriks ekstraselular
Adhesion-mediated signaling & produksi sitokin
Cytokine-mediated signaling pertumbuhan dan ketahanan sel tumor, efek antiapoptotik,
resistensi obat
Patogenesis
Patogenesis
Patogenesis
• Perjalanan penyakit
Gejala KlinisManifestasi Patofisiologi
Hiperkalsemia, osteoporosis, fraktur patologis, lesi tulang litik, nyeri tulang
Ekspansi tumor, produksi osteoclast activating factor dan osteoblast inhibitory factors oleh sel tumor
Gagal ginjal Hiperkalsemia, deposit protein light chain, amyloidosis, nefropati urat, toksisitas obat
Mudah lelah, anemia
Infiltrasi sumsum tulang, produksi faktor inhibisi, hemolisis, penurunan produksi eritrosit, penurunan eritropoietin
Sesak nafas Gagal jantung sekunder, emboli pulmonal, infiltrasi sel tumor pada pleura, NS sekunder, neoplasma sekunder, obstruksi drainase limfe
Gejala KlinisManifestasi Patofisiologi
Infeksi berulang Hipogammaglobulinemi, CD4 rendah, penurunan migrasi neutrofil
Gejala neurologis
Hiperviskositas, cryoglobulinemi, deposit amyloid, hiperkalsemia, kompresi saraf, antibodi antineuronal, sindrom POEMS, toksisitas obat
Mual muntah Gagal ginjal, hiperkalsemia
Gangguan pembekuan
Intervensi faktor pembekuan, antibodi faktor pembekuan, jejas endotel amyloid, disfungsi platelet, defek hiperkoagulasi akibat obat
Staging
Staging
Staging
• International Staging System
β2M < 3,5 mg/LAlbumin ≥ 3,5g/DL
Stage I Median survival:62 bulan
β2M < 3,5 mg/LAlbumin < 3,5g/DLAtau β2M 3,5-5,5 mg/L
Stage II Median survival:44 bulan
β2M > 5,5 mg/L Stage III Median survival:29 bulan
Diagnosis Diagnosis Kriteria Diagnosis (Ketiganya harus terpenuhi)
1. Multipel myeloma simptomatik
1.Sel plasma monoklonal sumsum tulang ≥10% dan atau adanya plasmasitoma (biopsi)
2.Adanya protein monoklonal serum dan urin3.Kegagalan organ akibat myeloma (CRAB)
(C) peningkatan kalsium darah (>10,5mg/L atau batas atas normal)
(R) Gangguan fungsi ginjal (kreatinin serum >2mg/dL)
(A) Anemia (Hb <10g/dL atau 2g<normal) (B) Lesi tulang litik atau osteoporosis
DiagnosisDiagnosis Kriteria Diagnosis (Ketiganya harus terpenuhi)
2. Monoclonal gammopathy of undetermined significance (MGUS)
1.Protein monoklonal serum <3g/dL2.Sel plasma monoklonal sumsum tulang <10% 3.Tidak adanya bukti gangguan organ akibat sel plasma
klonal Hb, kalsium dan kreatinin serum normal Tidak adanya lesi tulang pada pencitraan Tidak ada tanda klinis/lab amyloidosis atau
pengendapan protein light-chain
DiagnosisDiagnosis Kriteria Diagnosis (Ketiganya harus terpenuhi)
3. Smoldering/ Indolent Myeloma
1.Protein monoklonal serum ≥3g/dL2.Sel plasma monoklonal sumsum tulang ≥10% 3.Tidak adanya bukti gangguan organ akibat sel plasma
klonal Hb, kalsium dan kreatinin serum normal Tidak adanya lesi tulang pada pencitraan Tidak ada tanda klinis/lab amyloidosis atau
pengendapan protein light-chain
DiagnosisDiagnosis Kriteria Diagnosis (3 harus terpenuhi)
4. Plasmasitoma soliter pada tulang
1. Terdapat plasmasitoma (biopsi) di satu lokasi tunggal. Foto x-ray, MRI, dan/atau
2. Pencitraan FDG PET negatif di luar situs primer3. Lesi primer dapat dikaitkan dengan protein M rendah
pada urin dan serum4. Tidak terdapat sel plasma monoklonal pada sumsum
tulang5. Tidak ada gangguan organ lain yang berhubungan
dengan myeloma
DiagnosisDiagnosis Kriteria Diagnosis (keduanya harus terpenuhi)
5. Waldenstrom’s Macroglobulinemia
1. Gammopati monoklonal IgM (tanpa memperhitungkan ukuran protein M) dan
2. Infiltrasi ≥10% sumsum tulang oleh limfosit kecil yang diferensiasi sel plasma atau plasmasitoid dan imunofenotip tipikal (surface IgM+, CD5+/−, CD10−, CD19+, CD20+, CD23−) yang menyingkirkan gangguan limfoproliferatif lain termasuk CML dan mantle cell lymphoma
Pemeriksaan Penunjang
• Pemeriksaan rutin– Hitung darah lengkap + SADT– Pemeriksaan kimiawi (termasuk kalsium dan
kreatinin)– Elektroforesis + imunofiksasi protein serum– Kuantitasi nefelometrik imunoglobulin– Urinalisis rutin, urin 24 jam untuk pemeriksaan
proteinuri, elektroforesis dan imunofiksasi– Kuantifikasi protein M urin dan albuminuria
Pemeriksaan Penunjang
• Pemeriksaan sumsum tulang– Aspirat + biopsi trephine sitogenetik, fluorescence
in-situ hybridization (FISH), dan immunophenotyping• Pencitraan– Survey tulang vertebra, pelvis, kepala, humeri dan
femur– MRI skelet aksial– FDG PET memastikan MGUS, menyingkirkan
myeloma ekstramedula/tak terduga, infeksi, dan keganasan lain yang berhubungan
Penatalaksanaan
• Pasien <65 tahun– Terapi dosis tinggi dengan transplantasi stem cell
autolog– Transplantasi stem cell allogenik
• Pasien >65 tahun– Kemoterapi konvensional– Terapi non-myeloablasif dengan transplantasi
allogenik
Penatalaksanaan
• Kemoterapi konvensional– Melphlan + Prednisone– M2 ( Vincristine, Melphalan, Cyclophosphamid,
BCNU, Prednisone)– VAD (Vincristin, Adriamycin, Dexamethasone)
• 50-60% pasien responsif• Long-term survival 5-10%
Penatalaksanaan
• Transplantasi autolog – Pasien <70 tahun– Mortalitas akibat pengobatan 10-20%– Responsif pada 80% pasien– long term survival 40-50%
• Transplantasi allogenik konvensional– Pasien < 45-50 years dengan donor HLA-identical– Mortalitas akibat pengobatan 40-50%– long term survival 20-30%
Penatalaksanaan
• Metode baru– Non-myeloablative therapy and allogeneic
transplantation– Thalidomid
• Terapi Suportif– biphosphonates, calcitonin– recombinant erythropoietin– immunoglobulins– plasma exchange – radiation therapy
Prognosis
• Myeloma progresif dan tidak bisa disembuhkan• Kemajuan pengobatan median survival rate >5 tahun• Prognostik buruk:
– Albumin serum rendah– β2 tinggi
• Gagal ginjal prognosis buruk kecuali fungsi ginjal membaik dengan terapi
• Diskusi dokter dan keluarga mengenai perawatan akhir-hidup penggunaan selang makan, obat anti nyeri, terapi paliatif