mklh
-
Upload
nova-syafriana -
Category
Documents
-
view
213 -
download
0
description
Transcript of mklh
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Suatu bisnis diciptakan untuk menghasilkan produk barang dan jasa kepada
pelanggan. Langkah pertama dalam bagaimana bisnis beroperasi adalah dengan mengakui
fungsi-fungsinya yang terpenting dan bagaimana bisnis itu pada mulanya diorganisasikan.
Rapat merupakan salah satu komponen penting dalam sebuah organisasi atau
dalam suatu kelompok tertentu. Berbagai keputusan yang menyangkut keberlangsungan
organisasi akan dibahaskan dan diputusukan dalam rapat. Rapat merupakan bentuk
kegiatan yang banyak dapat menyelesaikan masalah-masalah organisasi. Kesalahpahaman,
perbedaan pendapat, penyamaan ide dapat diselesaikan melalui rapat. Selain itu metode
diskusi dapat juga digunakan untuk mencari alternatif pemecahan masalah. Rapat dan
diskusi merupakan pertemuan untuk merundingkan sesuatu.
Mengingat pentingnya rapat dan diskusi bagi keberlangsungan sebuah organisasi,
maka suatu organisasi harus selalu memasukkan rapat ke dalam agenda organisasi.
Berbagai jenis rapat dan diskusi pun harus diperhatikan. Jenis rapat tertentu akan
digunakan untuk membahas masalah tertentu pula. Jenis rapat mencerminkan tujuan dari
diadakannya rapat itu sendiri, begitu juga dengan diskusi.
Metode diskusi mendukung dalam mengembangkan individu berfikir kritis.
Metode diskusi juga melatih individu untuk mengekspresikan pikirannya secara lebih luas
dan menjadi lebih bertanggung jawab dalam mengemukakan pendapatnya.
Untuk mencapai hasil maksimal, maka syarat-syarat untuk terlaksananya rapat
yang baik pun harus diperhatikan. Selain itu, bagaimana tata cara pelaksanaan rapat juga
harus diatur, kemudian tipe pemimpin dalam suatu rapat juga sangat menentukan arah
berjalannya suatu rapat.
1.2 Tujuan
Untuk memenuhi tugas mata kuliah komunikasi bisnis
Untuk mengetahui definisi rapat dan diskusi
Untuk mengetahui jenis-jenis rapat dan diskusi
Untuk mengetahui tujuan rapat dan diskusi
Untuk mengetahui tekhnik rapat dan diskusi
Untuk mengetahui peranan rapat dan diskusi dalam bisnis
BAB II
1
PEMBAHASAN
2.1 Definisi
2.1.1 Rapat
Dibawah ini ada beberapa pengertian rapat dari beberapa sumber, namun pada
dasarnya memiliki makna yang sama, antara lain :
1. Rapat adalah pertemuan atau Kumpulan dalam suatu organisasi, perusahaan, instansi
pemerintah baik dalam situasi formal maupun nonformal untuk membicarakan,
merundingkan dan memutuskan suatu masalah berdasarkan hasil kesepakatan bersama
2. Rapat (pengertian sempit) rapat dapat berupa diskusi yang hanya melibatkan beberapa
peserta dengan pembahasan yang lebih sederhana. Dalam Sub bab ini hal-hal yang
berkaitan dengan permusyawaratan tidak lagi diuraikan, dan lebih kepada rapat dalam
pengertian umum/sederhana secara teknis.
3. Rapat (pengertian luas) rapat dapat menjadi sebuah permusyawaratan, yang
melibatkan banyak peserta dan membahas banyak permasalahan penting.
4. Rapat, merupakan suatu bentuk media komunikasi kelompok resmi yang bersifat tatap
muka, yang sering diselenggarakan oleh banyak organisasi, baik swasta maupun
pemerintah.
5. Rapat merupakan alat untuk mendapatkan mufakat, melalui musyawarah kelompok.
6. Rapat merupakan media yang dapat dipakai unttuk pengambilan keputusan secara
musyawarah untuk mufakat
2.1.2 Diskusi
Diskusi adalah suatu cara penyampaian materi pelajaran dengan jalan bertukar pikiran atau
mendiskusikan. berikut adalah definisi diskusi menurut beberapa ahli :
1. Hasibuan, dkk (1988: 97) mendefinisikan ”Diskusi adalah suatu percakapan atau
pembicaraan antara dua orang atau lebih.” Pengertian yang dikemukakan diatas,
mengindikasikan bahwa diskusi tidak terlepas dari percakapan. Namun, perlu
diketahui tidak semua percakapan dapat dikategorikan menjadi sebuah diskusi.
Terdapat syarat yang harus dipenuhi dengan tujuan agar pembicaraan menjadi
bermanfaat dan berlangsung secara efektif. Suatu percakapan dapat dikatakan
menjadi sebuah diskusi apabila terjadi dalam sebuah kelompok, berlangsung dalam
interaksi secara bebas, mempunyai tujuan tertentu dan berlangsung dalam proses
2
teratur dan sistematis. Diskusi merupakan suatu perbincangan beberapa orang
untuk mendapatkan sebuah solusi terhadap apa yang sedang diperbincangkan.
Metode diskusi adalah suatu cara mengajar yang dicirikan oleh suatu keterikatan
pada suatu topik atau pokok, pertanyaan atau problema, dimana para peserta
diskusi dengan jujur berusaha untuk mencapai atau memperoleh suatu keputusan
atau pendapat yang disepakati bersama.
2. (Djajadisastra, 1982: 33) Davies (1981: 302) menyebutkan bahwa metode diskusi
dalam dunia pendidikan yang semakin demokratis ini, mendapat perhatian besar
karena memiliki arti penting dalam merangsang para siswa untuk berpikir dan
mengekspresikan pendapatnya secara bebas. Berdasarkan pemaparan tersebut
dapat ditarik kesimpulan bahwa metode diskusi adalah cara yang digunakan untuk
mencari pemecahan masalah secara bersama-sama. Apabila dikaitkan dengan
proses belajar mengajar maka metode diskusi kelompok dapat diartikan sebagai
cara penyampaian pelajaran melalui proses pertukaran pikiran untuk memecahkan
sebuah permasalahan.
3. Hal ini sejalan dengan apa yang diungkapkan oleh Gilstrap dan Martin dalam
(Moedjiono, 1992: 51) Metode diskusi merupakan suatu kegiatan di mana
sejumlah orang membicarakan secara bersama-sama melalui tukar pendapat
tentang suatu topik atau masalah, atau untuk mencari jawaban dari suatu masalah
berdasarkan semua fakta yang memungkinkan untuk itu. Namun untuk membatasi
pengertian diskusi yang luas ini, maka peneliti memberikan konsep kelompok
dalam pembahasan ini. Kelompok merupakan suatu perkumpulan yang terdiri atas
dua atau tiga orang lebih.
4. Sudjana (1983: 3) menjelaskan bahwa kelompok adalah suatu kumpulan orang
dalam jumlah terbatas, setiap anggota melakukan hubungan dan saling
membutuhkan serta kegiatan mereka didasarkan pada aturan atau norma-norma
yang ditaati bersama. Jadi, kelompok merupakan suatu kumpulan yang
direncanakan dan biasanya dibentuk dengan maksud dan tujuan tertentu.
Berdasarkan penjelasan mengenai metode, diskusi dan kelompok, dapat ditarik
kesimpulan bahwa metode diskusi kelompok kecil adalah suatu cara yang
digunakan dalam proses belajar mengajar untuk memecahkan suatu masalah yang
dilakukan secara bersama-sama dalam sebuah kelompok tertentu.
5. Mulyasa (2005: 89) mendefinisikan diskusi kelompok sebagai suatu proses teratur
dan melibatkan sekelompok orang dalam interaksi tatap muka untuk mengambil
3
kesimpulan dan memecahkan masalah. Setelah mengetahui pengertian metode
diskusi kelompok maka dapat diambil pengertian secara keseluruhan bahwa
metode diskusi kelompok kecil adalah suatu cara yang dilakukan dalam kegiatan
belajar mengajar untuk memecahkan masalah yang melibatkan sekelompok orang
dalam rangka bertukar pikiran.
2.2 Tujuan
2.2.1 Tujuan Rapat
1. Untuk memecahkan atau mancari jalan keluar suatu masalah
2. Untuk menyampaikan informasi
3. Sebagai sarana koordinasi
4. Agar peserta dapat ikut berpartisipasi kepada masalah-masalah yang sedang
dikemukakan
2.2.2 Tujuan Diskusi
1. Pembentukkan dan modifikasi sikap
2. Pemecahan Masalah
2.3 Jenis-Jenis
2.3.1 Jenis-Jenis Rapat
Dalam setiap kegiatan rapat tentu mempunyai tujuan rapat dan jenis rapat yang
berbeda. Rapat terdiri atas beberapa jenis, tergantung cara pandangnya atau segi
peninjauannya :
1. Berdasarkan Jenis
Menurut jenisnya, rapat dibagi menjadi dua, yaitu:
a) Rapat Resmi. Yaitu rapat yang diselengggarakan untuk membahas masalah yang
sangat penting. Peserta rapat sebelumnya mendapat pemberitahuan terlebih dahulu
melalui surat undangan.
b) Rapat tidak resmi. Yaitu rapat yang diselenggarakan oleh pemimpin dengan
stafnya serta diadakan di ruang kantor pipmpinan atau ruang rapat untuk
membahas masalah yang mendesak atau terjadi tiba-tiba. Pada rapat ini biasanya
terjadi diskusi dan tukar pendapat atau informasi untuk mengakrabkan pimpinan
dengan stafnya.
4
2. Berdasarkan Hasil
Menurut hasilnya, rapat dibagi menjadi dua macam:
a) Rapat Mengikat. Bentukya adalah sebagai berikut:
Kongres, musyawarah, muktamar, konferensi. Adalah suatu rapat
yang diadakan oleh orang-orang tertentu untuk memutuskan sesuatu
yang hasilnya mengikat peserta rapat.
Rapat musyawarah kerja, konferensi kerja. Adalah suatu rapat yang
diadakan oleh suatu organisasi untuk membicarakan masalah-
masalah program kerja yang sudah dilaksanakan dan menentukan
langkah lanjutan.
Perundingan. Adalah suatu rapat yang membicarakan secara
mendalam.
b) Rapat tidak mengikat. Bentuknya adalah sebagai berikut:
Debat, yaitu diskusi yang dilakukan secara mendetail tentang suatu
masalah.
Polemik, yaitu diskusi yang dilakukan tentang hal bertentangan dan
biasanya dilakukan secara tertulis.
Diskusi Panel, yaitu suatu diskusi yang dilakukan oleh beberapa
orang dan diikuti oleh sejumlah massa.
Simposuium, hampir sama dengan diskusi panel, hanya
jangkauannya lebih luas.
Temu Karya, yaitu forum tukar pengalaman tentang hal-hal yang
bersifat teknis.
Seminar, yaitu suatu diskusi yang membicarakan suatu masalah
secara alamiah dan didampingi ahli.
Loka Karya, yaitu suatu diskusi yang diadakan oleh sejumlah orang
yang memiliki keahlian teretntu (bergerak di bidang tertentu)
dengan maksud dan tujuan untuk menyempurnakan konsep/sistem
yang ada.
Sarasehan, yaitu suatu forum terbuka untuk menyampaikan
perasaan / unek-unek.
Temu Wicara, yaitu forum tempat menyalurkan ide-ide, unek-unek,
atau usul, biasanya dilakukan dengan pejabat.
5
Penataran, yaitu kegiatan pendidikan dalam rangka
menyempurnakan/meningkatkan pengetahuan dan keterampilan.
Penataran Loka Karya (Penlok), yaitu kegiatan pendidikan dalam
rangka meningkatkan pengetahuan sambil menyempurnakan konsep
pengetahuan yang bersifat teknis.
3. Berdasarkan Tujuan
a) Rapat Penjelasan ( Teaching Conference ). Adalah rapat yang bertujuan
untuk memberikan penjelasan kepada anggota tentang kebijaksanaan yang
diambil oleh pimpinan organisasi tentang prosedur kerja baru, untuk
mendapatkan kesenangan kerja.
b) Rapat Pemecahan Masalah ( Problem Sulfing Conference ). Adalah rapat
yang bertujuan untuk mrncari pemecahan masalah tentang suatu masalah
yang sedang di hadapi.
c) Rapat Perundingan ( Negotiation Conference ). Adalah rapat yang
menghindari timbulnya suatu perselisihan. Mencari jalan tengah agar tidak
selalu merugikan kedua belah pihak.
4. Berdasarkan Sifat
a) Rapat formal. Adalah rapat yang diadakan dengan suatu perencanaan
terlebih dahulu. Menurut ketentuan yang berlaku dengan persetujuan secara
resmi mendapat undangan.
b) Rapat informal. Adalah rapat yang diadakan tidak berdasarkan suatu
perencanaan formal. Rapat terjadi setiap saat, kapan saja, di mana saja, dan
dengan siapa saja. Rapat informal dapat terjadi scr kebetulan karena para
pesertanya bertemu dan membicarakan suatu masalah yang menyangkut
kepentingan bersama.
c) Rapat terbuka. Adalah rapat yang dapat di hadiri oleh setiap anggota
menteri yang dibahas bukan masalah yang bersifat rahasia.
d) Rapat tertutup. Adalah rapat yang di hadiri oleh peserta khusus atau
tertentu, yang dibahas menyangkut masalah-masalah yang bersifat rahasia.
5. Berdasarkan Jangka Waktu
6
a) Rapat mingguan. Adalah rapat yang diadakan sekali dalam seminggu, yang
membahas masalah-masalah rutin yang di hadapi oleh masing-masing
peserta rapat.
b) Rapat bulanan. Adalah rapat yang diadakan sebulan sekali, tiap akhir
bulan. Untuk membahas hal-hal/ peristiwa pada bulan yang lalu.
c) Rapat semester. Adalah rapat yang diadakan tiap semester, yang bertujuan
untuk mengadakan evaluasi hasil kerja selama 6 bulan yang lalu dan
mengambil langkah selanjutnya dalam jangka waktu 6 bulan berikutnya.
d) Rapat tahunan. Adalah rapat yang diadakan sekali dalam setahun
(maksudnya rapat pemegang saham).
6. Berdasarkan Frekuensi
a) Rapat rutin. Adalah rapatyang telah ditentukan waktunya (mingguan,
bulanan, tahunan).
b) Rapat insidental. Adalah rapat yang tidak berdasrkan jadwal, tergantung
pada masalah yang di hadapi. Biasanya rapat ini diadakan apabila ada
masalah yang sangat ungeril yang harus segera dipecahkan bersama.
7. Berdasarkan Nama
a) Rapat kerja. Adalah rapat yang membicarakan keseluruhan unit kerja dan
rapat ini biasnya di adakan satu tahun sekali.
b) Rapat dinas. Adalah rapat yang diadakan untuk kepentingan pembicaraan
urusan kantor sehari-hari yang menyangkut kedinasan.
c) Musyawarah kerja.
2.3.2 Diskusi
1. Diskusi Kelompok Besar (Whole Group Discussion)
Jenis diskusi kelompok besar dilakukan dengan memandang kelas sebagai
satu kelompok. Dalam diskusi ini, guru sekaligus sebagai pemimpin diskusi.
Namun begitu, siswa yang dipandang cakap, dapat saja ditugasi guru sebagai
pemimpin diskusi. Dalam diskusi kelompok besar, sebagai pemimpin diskusi, guru
berperan dalam memprakarsai terjadinya diskusi. Untuk itu, guru dapat
7
mengajukan permasalahan-permasalahan serta mengklarifikasinya sehingga
mendorong anak untuk mengajukan pendapat.
Dalam diskusi kelompok besar, tidak semua siswa menaruh perhatian yang
sama, karena itu tugas guru sebagai pemimpin diskusi untuk membangkitkan
perhatian anak terhadap masalah yang sedang didiskusikan. Di samping itu,
distribusi siswa yang ingin berpendapat perlu diperhatikan. Dalam diskusi
kelompok besar, pembicaraan sering didominasi oleh anak-anak tertentu.
Akibatnya tidak semua anak berkesempatan untuk berpendapat. Untuk
menghindari keadaan itu, pemimpin diskusi perlu mengatur distribusi
pembicaraan. Tugas terberat bagi pemimpin diskusi adalah menumbuhkan
keberanian peserta untuk mengemukakan pendapatnya. Dalam praktek, tidak
sedikit anak-anak yang kurang berani berpendapat dalam berdiskusi. Terlebih bagi
anak yang kurang menguasai permasalahan yang menjadi bahan diskusi.
2. Diskusi Kelompok Kecil (Buzz Group Discussion)
Kelas dibagi menjadi beberapa kelompok kecil terdiri atas 4--5 orang.
Tempat berdiskusi diatur agar siswa dapat berhadapan muka dan bertukar pikiran
dengan mudah. Diskusi diadakan dipertengahan pelajaran atau diakhir pelajaran
dengan maksud menajamkan pemahaman kerangka pelajaran, memperjelas
penguasaan bahan pelajaran atau menjawab pertanyaan-pertanyaan. Hasil belajar
yang diharapkan ialah agar segenap individu membandingkan persepsinya yang
mungkin berbeda-beda tentang bahan pelajaran, membandingkan interpretasi dan
informasi yang diperoleh masing-masing individu yang dapat saling memperbaiki
pengertian, persepsi, informasi, interpretasi, sehingga dapat dihindarkan
kekeliruan-kekeliruan.
3. Diskusi Panel
Fungsi utama diskusi panel adalah untuk mempertahankan keuntungan
diskusi kelompok dengan situasi peserta besar, dimana ukuran kelompok tidak
memungkinkan partisipasi kelompok secara mutlak. Dalam artian panel
memberikan pada kelompok besar keuntungan partisipasi yang dilakukan orang
lain dalam situasi diskusi yang dibawakan oleh beberapa peserta yang terplih.
Peserta yang terpilih yang melaksanakan panel mewakili beberapa sudut
pandangan yang dipertimbangkan dalam memecahkan masalah. Mereka memiliki
latar belakang pengetahuan yang memenuhi syarat untuk berperan dalam diskusi
8
tersebut. Forum panel secara fisik dapat dihadiri audience secara lansung atau tidak
langsung (melalui TV, radio, dan sebagainya).
4. Diskusi Kelompok.
Suatu kelas dibagi menjadi beberapa kelompok kecil terdiri atas 3--6
orang. Masing-masing kelompok kecil melaksanakan diskusi dengan masalah
tertentu. Guru menjelaskan garis besar problem kepada kelas, ia menggambarkan
aspek- aspek masalah kemudian tiap-tiap kelompok (syndicate) diberi topik
masalah yang sama atau berbeda-beda selanjutnya masing-masing kelompok
bertugas untuk menemukan kesepakatan jawaban penyelesaiannya. Untuk
memudahkan diskusi anak, guru dapat menyediakan reference atau sumber-sumber
informasi yang relevan. Setiap sindikat bersidang sendiri-sendiri atau membaca
bahan, berdiskusi dan menysusun kesimpulan sindikat. Tiap-tiap kelompok
mempresentasikan kesimpulan hasil diskusinya dalam sidang pleno untuk
didiskusikan secara klasikal.
5. Brain Storming Group.
Kelompok menyumbangkan ide-ide baru tanpa dinilai segera. Setiap
anggota kelompok mengeluarkan pendapatnya. Hasil belajar yang diharapkan ialah
agar kelompok belajar menghargai pendapat orang lain, menumbuhkan ide-ide
yang yang ditemukannya dianggap benar.
6. Symposium.
Beberapa orang membahas tentang aspek dari suatu subjek tertentu dan
membacakan di muka peserta simposium secara singkat (5--20 menit). Kemudian
dikuti dengan sanggahan dan pertanyaan dari para penyanggah dan juga dari
pendengar. Bahasan dan sanggahan itu selanjutnya dirumuskan oleh panitia
perumus sebagai hasil simposium.
7. Informal Debate.
Kelas dibagi menjadi dua tim yang agak sama besarnya dan mendiskusikan
subjek yang cocok untuk diperdebatkan tanpa memperdebatkan peraturan
perdebatan. Bahan yang cocok untuk diperdebatkan ialah yang bersifat
problematis, bukan yang bersifat faktual.
8. Colloqium.
Seseorang atau beberapa orang manusia sumber menjawab pertanyaan-
pertanyaan dari audiensi. Dalam kegiatan belajar mengajar siswa/mahasiswa
9
menginterview manusia sumber, selanjutnya mengundang pertanyaan
lain/tambahan dari siswa mahasiswa lain.
9. Fish Bowl.
Beberapa orang peserta dipimpin oleh seorang ketua mengadakan suatu
diskusi untuk mengambil suatu keputusan. Tempat duduk diatur merupakan
setengah lingkaran dengan dua atau tiga kursi kosong menghadap peserta diskusi,
kelompok pendengar duduk mengelilingi kelompok diskusi, seolah-olah melihat
ikan yang berada dalam mangkuk (fish bowl). Selama kelompok diskusi
berdiskusi, kelompok pendengar yang ingin menyumbang pikiran dapat masuk
duduk di kursi kosong. Apabila ketua diskusi mempersilahkan berbicara ia dapat
langsung berbicara, dan meninggalkan kursi setelah berbicara.
2.4 Teknik Rapat Dan Diskusi
2.4.1 Teknik rapat
A. Persiapan rapat
Beberapa hal yang harus diperhatikan sebelum masuk dalam suatu rapat.
Penetuan tujuan rapat, dalam hal ini untuk merumuskan sasaran/target yang ingin
dicapai
Penetuan waktu, tempat dan perlengkapan yang harus ada.
Menyususn agenda rapat
Mengedarkan surat untuk anggota/ peserta
B. Pelaksanaan rapat
Perangkat utama rapat
Pimpinan rapat
Ketua rapat
Sekertaris
Notulen rapat
Tugas pimpinan rapat
- Merencanakan dan mempersiapkan rapat
- Merumuskan tujuan rapat
10
- Menangani dengan baik masalah yang timbul dalam rapat termasuk menangani
perilaku yang kurang baik
- Mengendalikan waktu rapat agar dapat berjalan sesuai dengan yang direncanakan
- Memastikan waktu rapat telah selesai
- Menerangkan sikap keputusan yang diambil kemudian dibacakan kembali oleh
notulen rapat.
Hak peserta rapat :
a. Hak Bicara, adalah untuk bertanya, mengeluarkan pendapat dan mengajukan
usulan kepada pimpinan baik secara lisan maupun tertulis
b. Hak Suara, adalah hak untuk ikut ambil bagian dalam pengambilan keputusan
c. Hak Memilih, adalah hak untuk menentukan pilihan dalam proses pemilihan
d. Hak Dipilih, adalah hak untuk dipilih dalam proses pemilihan
Kewajiban peserta rapat
a. Mengikuti seluruh rangkain agenda rapat sampai selesai
b. Menjaga keamanan dan ketertiban rapat
c. Melaksanakan setiap keputusan rapat yang telah disepakati bersama
d. Perangkat tambahan rapat
e. Tata tertib rapat
f. Rancangan agenda rapat
Biasanya rancangan agenda rapat telah disusun oleh ketua rapat dan sekertaris rapat
yang kemudian dilemparkan kepada forum dengan beberapa proses sebagai berikut:
Pembahasan hasil rapat oleh sekertaris atau notulen jika ada rapat sebelumnya
Pembacaan rancangan agenda rapat
Membuka kesempatan untuk mengurangi atau mengusulkan agenda baru
Membahas agenda baru
Penetapan agenda baru
2.4.2 Teknik Diskusi
11
Teknik diskusi adalah cara/metode yang digunakan dalam pertukaran pikiran yang
dilakukan secara teratur dengan tujuan menghasilkan suatu kesimpulan / kesepakatan
bersama yang tidak bersifat mengikat secara organisasi.
I. Perangkat diskusi
Moderator :
Bertindak sebagai pengarah dalam diskusi dan harus memiliki wawasan yang luas
dan sedapat mungkin menguasai /mengerti materi yang akan di diskusikan
Fungsi moderator :
o Coordinator : memimpin/ mengarahkan dislusi
o Dinamisator : menghidupkan /menggerakkan diskusi
o Penengah : menetralisir /menjaga jangan sampai pembicaraan menyimpang dari
hal yang di diskusi
o Notulen : tugas, menulis dan membuat rangkuman materi yang di diskusi
o Narasumber /pembicara: menghantar diskusi dan memberi gambaran yang jelas
tentang materi yang di diskusikan . apabila diskusi melibatkan lebih dari satu orang
pembicara maka diskusi tersebut disebut diskusi panel dan pembicaranya disebut
panelis.
o Peserta : orang –orang yang terlibat dalam diskusi
II. Persiapan diskusi
Tema
Tujuan diskusi
Persiapan ruangan ,alat peraga,dan kebutuhan lainya.
III. Prossedur diskusi
» Orientasi = Tema yang akan dibahas harus dijelaskan maksudnya, Tujuan
hendaknya dijelaskan.hasil apa yang akan dicapai.
» Pengumpulan data = Setiap anggota ditanya tentang pengalaman ,kejadian yang
berhubungan dengan pokok pembicaraan, Pimpinan diskusi perlu menggolongkan
seluruh hasil pemikiran secara praktis sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai
» Pertimbangan = Merupakan pusat dari diskusi dengan mempertimbangkan hasil
penggolongan pemikiran tadi untuk selanjutnya dipertimbangkan satu persatu.
12
» Pembahasan = Hasil sementara tiap bagian itu ditinjau dan dihubungkan dengan
bagian yang lain, juga dicari hubunganya dengan seluruh masalah yang terkait,
Perumusan hasil umum diperoleh dari pengolahan hasil sementara tadi, hendaknya
hasilnya jelas,praktis dan mendalam, serta perlu ditinjau kembali apakah relevan
dengan tujuannya.
» Kesimpulan = Kesimpulan akhir seluruh diskusi dirangkum dan dirumuskan oleh
pimpinan diskusi.
IV. Cara mengikuti diskusi dengan baik
1) Mempersiapkan diri
2) Berani berbicara
3) Berbicara yang jelas
4) Jangan berbisik –bisik kepada peserta yang lain
5) Bersiaplah untuk menerima kritikan/ rela dikritik
6) Carilah kebaikan
7) Tetap pada tema
8) Mintalah kejelasan jika ada hal-hal yang belum jelas
Tujuan diskusi ;
Diskusi tujuannya adalah untuk – setidaknya berusaha – mencari “kebenaran“ atas
sebuah masalah. Penting dalam sebuah diskusi, masing-masing peserta untuk sadar akan
posisi dan menggali sebanyak mungkin referensi untuk mencapai sebuah “kebenaran”
yang lebih absah. Paling tidak, untuk saat itu. Oleh sebab itu, selayaknya sebuah diskusi
yang ideal, haruslah berlangsung dalam suasana yang “dingin”.
2.5 Hal-Hal Penting Lainya Dalam Rapat Dan Diskusi
◊ Dengarkan gagasan pokok pembicaraan
◊ Berusahlah untuk tidak marah ( control emosi)
◊ Catatlah hal-hal penting
◊ Berusahalah memandang masalah yang dikemukakan seseorang dari sudut
pandangnya
13
◊ Jangan mengadili seseorang
◊ Tanggapi isi pembicaraan ,bukan orangnya
◊ Perhatikan emosi yang menyertai pembicaran
◊ Mintalah tanggapan
◊ Dengarlah suatu pendapat secara efektif
◊ Bersikaplah santai dan jangan tegang
◊ Tanamkan motivasi untuk menjadi pendengar yang baik dan bukan menjadi
pendengar yang pasif
2.6 Peranan Rapat dan Diskusi dalam bisnis
Rapat dan diskusi dalam aktivitas bisnis sangat penting karena wewenang dan tugas atau
pekerjaan telah dibagikan kepada setiap personal yang ada di dalam organisasi. Untuk
mengontrol dan mengorganisasikan sampai sejauh mana tugas-tugas itu telah
dilaksanakan, hambatan apa saja yang dialami, tindakan apa yang harus diambil, dan
sebagainya diperlukan rapat dan diskusi. Melalui rapat dan diskusi akan diperoleh
berbagai masukan atau informasi berkaitan dengan pelaksanaan wewenang dan tugas
masing-masing orang atau bagian. Selain itu, menurut mosvick dan Nelson (yuyun, 2005:
186) ada 3 alasan pentingnya rapat dan diskusi dalam aktiivitas bisnis :
1. Kebutuhan beradaptasi untuk memperketat perubahan dalam lingkungan bisnis
Tidak dapat dipungkiri bahwa lingkungan yang terlalu cepat terutama di
lingkungan bisnis sangat berpengaruh terhadap aktivitas organisasi (bisnis) yang pada
gilirannya menimbulkan tingkat persaingan yang begitu hebat
(hypercompetition).dalam kaitannya dengan studi organisasi, sangkala dalam
A.Usmara dan Lukas Dwiantar (2004: 13-26) menyatakan bahwa organisasi yang
mampu bertahan adalah organisasi yang memiliki kemampuan beradaptasi. Dengan
demikian dapat dikatakan bahwa pada dasarnya orgaisasi yang tidak mampu
beradaptasi akan “tergilas” oleh yang lain, dan hanya akan menjadi “penonton”. Dalam
rangka mencari solusi tindakan yang tepat inilah maka diperlukan rapat dan diskusi
untuk menjaring berbagai ide dan informasi yang terkait
2. Kebutuhan koordinasi yang lebih besar dari unit-unit bisnis dan pemerintah yang
semakin saling tergantung
Tidak mungkin semua pekerjaan itu ditangani ole satu orang atau bagian saja.
Tetapi perlu dipecah atau dibagi-bagi sesuai dengan kebutuhannya. Sebagai dampak
14
hal ini, dalam struktur organisasi terdapat bagian-bagian yang masing-masing
melaksanakan pekejaan dengan bidang kerjanya. Agar masing-masing bidang dan
bagian itu tidak hanya melakukan aktivitas sendiri tetapi juga memerhatikan bidang
yang lain, maka diperlukan koordinasi. Dalam rangka menyatukan bidang aktivitas
yang melakukan pekerjaan yang tidak sama agar mengarah pada satu tujuan bersama
dan menyesuaikan dengan berbagai aspek yang berkaitan dengan sistem pemerintah
inilah maka diperlukan rapat dan diskusi.
3. Pergerakan ke arah manajemen partisipatif
Dengan kecenderungan adanya gaya manajemen khususnya pada fungsi
kepemimpinan yang tadinya lebih bersifat sentralistik ke arah desentralistik dengan
pembagian wewenang, maka manajemen menuntut partisipasi lebih akti, cerdas, dan
kreatif dari seluruh anggotanya. Dengan adanya peningkatan partisipasi ini maka
diharapkan kinerja organisasi itu dapat meningkat. Dengan partisipasi ini maka bagi
orang yang diberi wewenang mampu mengembangkan dan menyumbangkan seluruh
potensi yang dimilikinya untuk menjalankan aktivitasnya sesuai dengan batas
wewenang yang diberikannya. Dengan demikian secara tidak langsung partisipasi ini
dapat melatih seseorang termasuk manajer untuk mampu mengambil keputusan yang
tepat dan cepat dan tidak perlu lagi melanjutkan budaya “minta petunjuk”.agar batas
wewenang yang diberikan kepada bawahan dpat dijalankan dan di kontrol dengan
baik, maka diperlukan rapat dan diskusi agar jika terjadi kesalahan dapat segera
diambil langkah-langkah perbaikan bukan tindakan yang saling menyalahkan .
Dengan demikian, jelas bahwa peran rapat dan diskusi bukan sekadar kumpul-
kumpul dan apalagi hanya sekedar menghabiskan waktu dan dana atau anggaran, tetapi
harus betul-betul efektif dan beranfaat bagi perbaikan dan pengembagan organisasi atau
perusahaan.
15
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Rapat dan diskusi mencerminkan esensi dari organisasi, yang dapat menyingkap
kondisi dari orang-orang yang terlibat dalam organisasi tersebut. Rapat dan diskusi yang
dikelola dan dipimpin dengan baik akan mencerminkan efektifitas dari suatu organisasi.
Rapat dan diskusi merupakan media komunikasi kelompok, yang pada prinsipnya
untuk mendapatkan saling pengertian. Dari pihak pemimpin, bertujuan memberikan
kesempatan kepada bawahan untuk menyampaikan pendapat, saran, ide-ide langsung
kepada pemimpin. Dari pihak bawahan, rapat merupakan kesempatan baik untuk bertatap
muka dengan pimpinan sekaligus dengan para staf lainnya. Demi keberlangsungan suatu
organisasi, rapat dan diskusi harus selalu diagendakan dalam membahas setiap kebijakan
dan atau permasalahan.
Dengan demikian, jelas bahwa peran rapat dan diskusi bukan sekadar kumpul-
kumpul dan apalagi hanya sekedar menghabiskan waktu dan dana atau anggaran, tetapi
harus betul-betul efektif dan beranfaat bagi perbaikan dan pengembagan organisasi atau
perusahaan.
16
REFERENSI
Suharsono dan lukas dwiantara (ed.) 2013. Komunikasi bisnis. Yogyakarta : CAPS (center of
academic publishing service)
http://rtn-alwaysforyou.blogspot.com, diakses pada hari Sabtu, 4 April 2015.
http://dedidwitagama.wordpress.com/2009/03/31/belajar-rapat-yang-efektif, diakses pada hari
Sabtu, 4 April 2015.
http://hensyam.wordpress.com/2007/08/15/teknik-bersidangrapat, diakses pada hari Sabtu, 4
April 2015.
http://www.psikologizone.com/mempersiapkan-rapat-kerja-efektif-dan-efisien, diakses pada
hari Minggu, 5 April 2015.
http://guruvalah.20m.com, diakses pada hari Minggu, 5 April 2015.
17