Mkakalah Gel
-
Upload
dinnie-agustiani -
Category
Documents
-
view
33 -
download
2
Transcript of Mkakalah Gel
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
1.2 RUMUSAN MASALAH :
Adapun rumusan pada makalah ini adalah :
1. Bagaimana sejarah perkembangan elektroforesis gel?
2. Apa pengertian dari elektroforesis gel?
3. Bagaimana Prinsip dari elektroforesis gel ?
4. Apa saja Jenis – jenis dan cara kerja dari elektroforesis gel?
5.
1.3 TUJUAN
1. Dapat mengetahui sejarah perkembangan elektroforesis gel.
2. Dapat mengetahui pengertian dari elektroforesis gel.
3. Dapat mengetahui Prinsip dari elektroforesis gel .
4. Dapat mengetahui Jenis – jenis dan cara kerja dari elektroforesis.
BAB 11
ISI
1. SEJARAH
Elektroforesis dengan Kertas Saring
Pada tahun 1930 riport pertama tentang penggunaan sukrosa pada
elektroforesis gel.
Kisah teknik pemisahan DNA/RNA ini berawal dari sekelompok ilmuwan bio
kiniayang sedang meneliti mekanisme molekular DNA/RNAhidrolisis. Mereka meng
gunakan suatu peralatan yang dapat memisahkankomponen campuran reaksi hidrolisi
s tadi, salah satunya yaitu nukleotida siklikyang membawa pada kesimpulan bahwa hi
drolisis RNA terjadi melaluipembentukan intermediate posfat siklik. Peralatan itu mer
ekanamakan elektroforesis,yang dibuat dari kertas saring Whatman nomor 3,sebuah t
angki kecil dan berbagai larutan penyangga (buffer). Nukleotida yangsudah terhidroli
sis ditaruh di atas kertas saring, kemudian arus listrik dialirkanmelalui tahun 1952,Ma
rkham dan Smith mempublikasikanbahwa hidrolisis RNA terjadi melalui mekanisme
pembentukan zat antara(intermediate) posfat siklik,
yang kemudian menghasilkan nukleosida 2-monoposfat dan 3-monoposfat. kedua uju
ng alat elektroforesis.
Arus listrik yang dialirkan ini ternyata dapat memisahkan campuran kompleks
reaksi tadi menjadi komponenkomponennya, ini akibat adanya perbedaan minorantar
a struktur molekul RNAyang belum terhidrolisis, zat antara (intermediate)dan hasil re
aksi (nukleosida 2-monoposfat dan nukleosida 3-monoposfat).
Yangmenyebabkan mobilitas alias pergerakan mereka pada kertas saring berbeda-
beda kecepatannya. Karena pada akhir proses elektroforesis komponen tersebutterpisa
h-pisah, mereka dapat mengisolasi dan mengidentifikasi setiap komponentersebut.
Elektroforesis Gel Kanji
Selanjutnya teknik elektroforesis dikembangkan untuk memisahkan biomo
lekulyang lebih besar. Tahun 1955Smithies mendemonstrasikan bahwa gel
yangterbuat dari larutan kanji dapat digunakan untuk memisahkan protein-protein
serum manusia. Caranya yaitu dengan menuangkan larutan kanji panas ke dalamc
etakan plastik, setelah dibiarkan mendingin kanji tersebut akan membentuk gel
yang padat namun rapuh.Gel kanji berperan sebagai fasa diam (stationary
phase) menggantikan kertas saring Whatman pada teknik terdahulu.
Ternyata elektroforesis gelyang diperkenalkan Smithies memicu para ilmu
wanuntuk menemukan bahan kimia lain yang dapat digunakan sebagai bahan gel
yang lebih baik, seperti agarosa dan polimer akrilamida.Dan penemuanelektrofore
sis gel kanji di awal karir Smithies membawanya menerima hadiahnobel bidang k
edokteran tahun 2007.
Polyacrilamide Gel Electrophoresis (PAGE)
Teknik elektroforesis gel makin berkembang dan disempurnakan, hingga 1
2tahun kemudian,1959 ditemukan gel poliakrilamida (PAGE= Polyacrilamide Gel
Electrophoresis)yang terbentuk melalui proses polimerisasi akrilamida dan bis-
akrilamida.PAGE ini sanggup memisahkan campuran DNA/RNA atau proteinden
gan ukuran lebih besar.
Meskipun aplikasi elektroforesis makin berkembang luas, namun ternyata
teknikini masih menyerah jika digunakan untuk memisahkan DNA dengan ukuran
yangsuper besar, misalnya DNA kromosom. Campuran DNA kromosom tidak da
patdipisahkan meskipun ukuran mereka berbeda-beda.
Pulse-Field Gel Electrophoresis (PFGE)
Pertengahan 1980an,Schwartz dan Cantor membeberkan ide cerdasnya unt
ukmemisahkan campuran DNA berukuran super besar menggunakan teknik yang
dinamakan Pulse-fieldGradientGelElectrophoresis(PFGE),yang menggunakanpuls
apulsa pendek medan listrik tegak lurus yang arahnya bergantiganti. TeknikPFGE
kini digunakan secara luas oleh para ahli biologi dalam studi genotypingberskala
masif, juga analisaepidemiologi molekular pada patogen.
Keempat teknik di atas merupakan pintu masuk bagi penelitianpenelitian l
ainnyadalam bidang biologi molekular yang kini berkembang sangat pesat. Sulitdi
bayangkan sebuah laboratorium biologi molekular dapat menghasilkan sesuatutan
pa teknik elektroforesis. Tanpa elektroforesis,DNA/RNAyang sedang kitateliti ak
an bercampur dengan kontaminan yang tidak kita inginkan, sulit pulamembayang
kan cara mengetahui ukuran DNA/RNA/proteinyang lebih praktisselain dengan el
ektroforesis, bahkan teknik DNAsequencingmodern sekalipunsangat bergantung p
ada teknik elektroforesis ini. Terima kasih kepada Markhamdan Smithyang telah
mencoba meneteskan RNA hidrolisat pada selembar kertassaring dan memisahka
nnya dengan arus listrik.
2. PENGERTIAN
Elektroforesis merupakan proses bergeraknya molekul bermuatan pada suatu
medan listrik. Kecepatan molekul yang bergerak pada medan listrik tergantung pada
muatan, bentuk dan ukuran. Dengan demikian elektroforesis dapat digunakan untuk
separasi makromolekul (seperti protein dan asam nukleat). Posisi molekul yang
terseparasi pada gel dapat dideteksi dengan pewarnaan atau autoradiografi, ataupun
dilakukan kuantifikasi dengan densitometer. Elektroforesis untuk makromolekul
memerlukan matriks penyangga untuk mencegah terjadinya difusi karena timbulnya
panas dari arus listrik yang digunakan. Gel poliakrilamid dan agarosa merupakan matriks
penyangga yang banyak dipakai untuk separasi protein dan asam nukleat. Elektroforesis
yang dibahas di bawah ini menggunakan matriks berupa gel poliakrilamida (PAGE =
poly-acrilamida gel electrophoresis) untuk separasi sampel protein. Banyak molekul
biologi bermuatan listrik yang besarnya tergantung pada pH dan komposisi medium
dimana molekul biologi tersebut terlarut. Bila berada dalam suatu medan listrik, molekul
biologi yang bermuatan positif akan bermigrasi ke elektroda negatif dan sebaliknya.
Prinsip inilah yang dipakai dalam elektroforesis untuk memisahkan molekul-molekul
berdasarkan muatannya. Didalam elektroforesis tak-penyahaslian (nondenaturing) atau
elektroforesis natif, protein dipisahkan dalam bentuk aslinya berdasarkan cas, saiz, dan
bentuk molekul tersebut. Satu lagi bentuk elektroforesis yang selalu digunakan bagi
pemisahan protein ialah elektroforesis penyahaslian. Elektroforesis gel poliakrilamid
(PAGE) dengan suatu detergen anion, sodium dodesil sulfat (SDS) digunakan untuk
memisahkan subunit protein mengikut saiz. Protein dilarutkan didalam suatu larutan
penimbal yang mengandungi SDS dan agen penurun, merkaptoetanol atau ditiotreitol,
untuk menceraikan protein menjadi subunit dan menurunkan ikatan disulfat (Rajah 1).
Protein bergabung dengan SDS lalu bercas negartif, dan dipisahkan hanya berdasarkan
saiz.
SDS – PAGE merpakan suatu elektroforesis yangmenggunakan polyacrylamide sebagai
bahan pemisah. SDS-PAGE banyak digunakan dalam praktikum biologi molekuler,
genetik, biokimia, dan biomedik. SDS-PAGE biasanya digunakan untuk memisahkan
protein berdasarkan sifat electrophoretic mobility (pemisahan komponen atau molekul
bermuatan berdasarkan perbedaan tingkat migrasi dan berat molekulnya (BM) dalam
sebuah medan listrik). Protein yang dipisahkan dengan SDS-PAGE dapat dikarakterisasi
berdasarkan berat molekulnya dengan satuan Kilo Dalton (kDa). Satu dalton sama dengan
satu hidrogen molekul.
SDS-PAGE merupakan teknik purifikasi skala kecil yang menghasilkan pemisahan suatu
protein berdasarkan berat molekulnya dalam band (pita) spesifik yang tampak pada
gel polyacrylamide. Teknik purifikasi dalam skala besar kita dapatkan degnan
menggunakan chromatography.
Gel acrylamide alam SDS-PAGE diletakkan diantara dua plat kaca. Ada dua macam gel
yang digunakan, yaitu main atai separating gel dan stacking gel. Main gel merupakan gel
yang komposisinya paling banyak dan terletak dibagian bawah alat. Main gel berfungsi
untuk memisahkan protein berdasarkan berat molekulnya. Stacking gel terletak pada
bagian atas, digunakan untuk mencetak sumuran (sekat pemisah untuk penempatan
sempel). Protein tertarik ke bagian bawah oleh arus listrik. Protein yang memiliki berat
molekul paling kecil bergerak cepat sehingga tertarik sampai bagian bawah gel,
sedangkan protein yang memiliki berat molekul paling besar akan berada pada bagian
atas dari gel. Protein marker digunakan sebagai standart untuk menentukan berat molekul
dari sampel.
Elektroforesis gel merupakan suatu teknik analisis penting dan sangat sering dipakai
dalam bidang biokimia dan biologi molekular. Secara prinsip, teknik ini mirip dengan
kromatografi: memisahkan campuran bahan-bahan berdasarkan perbedaan sifatnya.
Dalam elektroforesis gel, pemisahan dilakukan terhadap campuran bahan dengan muatan
listrik yang berbeda-beda (menggunakan prinsip dalam elektroforesis
Gel yang digunakan biasanya merupakan polimer bertautan silang (crosslinked) yang
porositasnya dapat diatur sesuai dengan kebutuhan. Untuk memisahkan protein atau asam
nukleat berukuran kecil (DNA, RNA, atau oligonukleotida), gel yang digunakan biasanya
merupakan gel poliakrilamida, dibuat dengan konsentrasi berbeda-beda antara akrilamida
dan zat yang memungkinkan pertautan silang (cross-linker), menghasilkan jaringan
poliakrilamida dengan ukuran rongga berbeda-beda. Untuk memisahkan asam nukleat
yang lebih besar (lebih besar dari beberapa ratus basa), gel yang digunakan adalah
agarosa (dari ekstrak rumput laut) yang sudah dimurnikan.
3. PRINSIP ELEKTROFORESIS GEL
Elektroforesis ditakrifkan sebagai migrasi molekul bercas didalam satu larutan
melalui suatu medan elektrik. Jenis elektroforesis yang paling lazim digunakan untuk
protein ialah elektroforesis zonan (zonal electrophoresis) di mana protein dipisahkan dari
satu campuran yang kompleks kepada jalur (band) melalui migrasi didalam larutan
penimbal berair melalui satu matrik polimer dipanggil gel. Gel poliakrilamid merupakan
matrik yang paling lazim didalam elektroforesis protein, walaupun matrik lain seperti
kanji dan agaros juga digunakan. Matrik gel boleh dibentuk sama ada didalam tiub kaca
atau keping (slab) diantara dua kepingan kaca.
Protein boleh bercas positif atau negatif, bergantung kepada pH larutan dan pI
nya. Suatu protein bercas negatif sekiranya pH larutan diatas pI nya, manakala suatu
protein itu bercas positif sekiranya pH larutan dibawah pI nya. Banyaknya cas dan voltan
yang diberikan akan menentukan berapa jauhnya suatu protein itu akan bergerak didalam
suatu medan elektrik. Semakin tinggi voltan dan semakin besar cas yang terdapat pada
protein, maka semakin besarlah pergerakan didalam medan elektrik. Saiz dan bentuk
molekul yang menentukan jejari Stokes suatu protein, juga menentukan jarak pergerakan
didalam matrik gel tersebut. Pergerakan protein perlahan apabila pergeseran molekul
meningkat akibat dari mertambahnya jejari Stokes; dengan demikian, protein yang lebig
kecil bergerak lebih pantas didalam matrik gel. Bagitu juga, pengurangan dalam saiz
liang (pore) matrik gel akan memperlahankan pergerakan.
Didalam elektroforesis tak-penyahaslian (nondenaturing) atau elektroforesis
natif, protein dipisahkan dalam bentuk aslinya berdasarkan cas, saiz, dan bentuk molekul
tersebut. Satu lagi bentuk elektroforesis yang selalu digunakan bagi pemisahan
protein ialah elektroforesis penyahaslian. Elektroforesis gel poliakrilamid (PAGE)
dengan suatu detergen anion, sodium dodesil sulfat (SDS) digunakan untuk memisahkan
subunit protein mengikut saiz. Protein dilarutkan didalam suatu larutan penimbal yang
mengandungi SDS dan agen penurun, merkaptoetanol atau ditiotreitol, untuk
menceraikan protein menjadi subunit dan menurunkan ikatan disulfat (Rajah 1). Protein
bergabung dengan SDS lalu bercas negartif, dan dipisahkan hanya berdasarkan saiz.
4. JENIS – JENIS ELEKTROFORESIS DAN CARA KERJA
1. Elektroforesis Kertas
Kisah teknik pemisahan DNA/RNA ini berawal dari sekelompok ilmuwan
biokimia di awal tahun 1950-an yang sedang meneliti mekanisme molekular
DNA/RNA hidrolisis. Saat itu, tepatnya tahun
1952, Markham danSmith mempublikasikan bahwa hidrolisis RNA terjadi melalui
mekanisme pembentukan zat antara (intermediate) posfat siklik, yang kemudian
menghasilkan nukleosida 2′-monoposfat dan 3′-monoposfat. Ternyata mereka
menggunakan suatu peralatan yang dapat memisahkan komponen campuran reaksi
hidrolisis tadi, salah satunya yaitu nukleotida ‘siklik’ yang membawa pada
kesimpulan bahwa hidrolisis RNA terjadi melalui pembentukan intermediate posfat
siklik. Peralatan itu dinamakan ‘elektroforesis‘, yang dibuat dari kertas
saring Whatman nomor 3, sebuah tangki kecil dan berbagai larutan penyangga
(buffer). Nukleotida yang sudah terhidrolisis ditaruh di atas kertas saring, kemudian
arus listrik dialirkan melalui kedua ujung alat elektroforesis.
Arus listrik yang dialirkan ini ternyata dapat memisahkan campuran kompleks
reaksi tadi menjadi komponen-komponennya, ini akibat adanya perbedaan minor
antara struktur molekul RNA yang belum terhidrolisis, zat antara (intermediate) dan
hasil reaksi (nukleosida 2′-monoposfat dan nukleosida 3′-monoposfat) yang
menyebabkan mobilitas alias pergerakan mereka pada kertas saring berbeda-beda
kecepatannya. Karena pada akhir proses elektroforesis komponen tersebut terpisah-
pisah, sehingga dapat mengisolasi dan mengidentifikasi setiap komponen tersebut.
Gambar Elektroforesis Kertas
Elektroforesis kertas adalah jenis elektroforesis yang terdiri dari kertas
sebagai fase diam dan partikel yang terlarut sebagai fase gerak, terutama ion-ion
kompleks. Pemisahan ini terjadi akibat adanya gradasi konsentrasi sepanjang
system pemisahan. Pergerakan partikel dalam kertas tergantung pada muatan atau
valensi zat terlarut, luas penampang, tegangan yang digunakan, konsentrasi
elektrolit, kekuatan ion, pH, viskositas, dan adsorbsivitas zat terlarut.
2. Elektroforesis Gel Kanji
Selanjutnya teknik elektroforesis dikembangkan untuk memisahkan
biomolekul yang lebih besar. Tahun 1955Smithies mendemonstrasikan bahwa gel
yang terbuat dari larutan kanji dapat digunakan untuk memisahkan protein-protein
serum manusia. Caranya yaitu dengan menuangkan larutan kanji panas ke dalam
cetakan plastik, setelah dibiarkan mendingin kanji tersebut akan membentuk gel yang
padat namun rapuh. Gel kanji berperan sebagai fasa diam (stationary phase)
menggantikan kertas saring Whatman pada teknik terdahulu. Ternyata elektroforesis
gel yang diperkenalkan Smithies memicu para ilmuwan untuk menemukan bahan
kimia lain yang dapat digunakan sebagai bahan gel yang lebih baik, seperti agarosa
dan polimer akrilamida. Dan penemuan elektroforesis gel kanji di awal karir
Smithies membawanya menerima hadiah nobel bidang kedokteran tahun 2007.
Gambar Elektroforesis Gel Kanji Gambar Elektroforesis Gel
Teknik elektroforesis gel makin berkembang dan disempurnakan, hingga
12 tahun kemudian ditemukan gel poliakrilamida (PAGE = Polyacrilamide Gel
Electrophoresis) yang terbentuk melalui proses polimerisasiakrilamida dan bis-
akrilamida. PAGE ini sanggup memisahkan campuran DNA/RNA atau protein
dengan ukuran lebih besar. Meskipun aplikasi elektroforesis makin berkembang
luas, namun ternyata teknik ini masih menyerah jika digunakan untuk
memisahkan DNA dengan ukuran yang super besar, misalnya DNA kromosom.
Campuran DNA kromosom tidak dapat dipisahkan meskipun ukuran mereka
berbeda-beda.
Gambar 1. Prosedur Kerja Elektroforesis Gel
Gambar 2. Metode Gel Elektroforesis Protein (Molekular station, 2008).
Adapun prosedur kerja dalam melakukan elektroforesis DNA menggunakan
teknik elektroforesis gel agarosa sebagai berikut :
Bahan dan Alat :
1. DNA marker, misalnya DNA λ yang dipotong dengan HindIII
2. Sampel DNA, misalnya :
3. DNA kromosom bakteri,
4. DNA plasmid hasil isolasi (uncut)
5. DNA plasmid hasil restriksi (cut)
6. Agarosa
7. Larutan buffer TAE 50x (242 g tris-base; 57,1 g asam asetat glacial; 100 ml EDTA 0,5
M pH 8; dilarutkan dalam akuades hingga 1000 ml)
8. Akuades
9. Gelas Ukur 1000 ml
10. Labu Erlenmeyer 50 ml
11. Tabung mikrosentrifuga
12. Sarung tangan
13. Seperangkat mikropipet beserta tipnya (Bio-Rad dan Axygen Scientific)
14. Kertas parafilm
15. seperangkat alat elektroforesis
16. Loading dye 6x (0,25% bromophenol blue; 0,25% xylene cyalol; 15% ficoll tipe 4000;
EDTA 120 mM)
17. larutan Etidium Bromid (EtBr)
18. UV transluminator
19. Kaca mata UV
20. kamera digital
Cara Kerja :
1. Buat 250 ml larutan buffer TAE 1x dengan cara mencamnpurkan 5 ml TAE 50x ke
dalam 245 ml akuades.
2. Buat gel agarosa 1% dengan cara menimbang agarosa 0,2 g untuk dilarutkan ke dalam
bufer TAE 1x hingga volume 20 ml. Larutan agarosa dididihkan hingga larut
sempurna.
3. Siapkan baki gel agarosa, lekatkan selotip di tiap ujung baki gel agarosa (pastikan
bahwa selotip melekat kuat dan tidak ada lubang pada masing-masing ujung baki)
4. Pasang sisir elektroforesis di salah satu ujung baki gel agarosa dengan posisi hampir
menyentuh dasar baki
5. Periksalah suhu larutan agarosa dengan cara menempelkan erlenmeyer ke tangan, jika
suhunya sudah turun hingga sekitar 50-60 0C, tambahkan 1 µl etidium bromid
(PERINGATAN KERAS!!, gunakan sarung tangan karena bersifat karsinogenik).
6. Larutan agarosa dihomogenkan sebentar, kemudian tuangkan larutan ke dalam baki
gel agarosa, biarkan hingga larutan berubah menjadi gel yang padat.
7. ambil sisir dengan hati-hati, lepaskan selotip dari ujung-ujung baki.
8. masukkan baki yang telah berisi gel agarosa ke dalam tangki elektroforesis yang telah
diisi dengan larutan bufer TAE 1x (pastikan bahwa gel terendam seluruhnya dalam
TAE).
9. siapkan sekitar 5 cm kertas parafilm di dekat tangki elektroforesis.
10. masukkan 10 µl sampel DNA dan 2 µl loading dye 6x ke dalam sumuran gel agarosa
dengan cara mencampurkan kedua bahan tersebut terlebih dahulu secara merata pada
kertas parafilm menggunakan mikropipet.
11. buatlah catatan mengenai nomor sumuran dan jenis sampel DNA yang dimasukkan.
12. hubungkan kabel dari sumber arus ke tangki elektroforesis (pastikan bahwa kabel yang
tersambung ke kutub negatif berada di dekat sumuran; jika tidak demikian, ubahlah
posisi baki/gel ke arah sebaliknya).
13. nyalakan sumber arus, aturlah volatase dan waktu running hingga diperoleh angka 70
V dan 45 menit dengan cara menekan tombol yang sesuai pada sumber arus.
14. jalankan elektroforesis (lakukan running) dengan cara menekan tombol run pada
sumber arus.
15. elektroforesis akan berhenti apabila waktu yang ditetapkan sudah habis, yang ditandai
oleh adanya bunyi alarm. Matikan sumber arus dan angkatlah baki dari tangki
elektroforesis.
16. keluarkan gel dan letakkan di atas UV transluminator (letakkan selubung kaca hitam di
atas UV transluminator).
17. nyalakan UV transluminator, amati pita-pita DNA yang tervisualisasi.
Hasil :
Pita-pita DNA hasil elektroforesis dengan nomor sumuran dan jenis sampelnya.
Perkirakan ukuran masing-masing fragmen/pita dengan membandingkannya dengan
posisi migrasi pada DNA marker. Metode ini didasarkan pada pergerakan molekul
bermuatan dalam media penyangga matriks stabil, di bawah pengaruh medan listrik.
Media yang umum digunakan adalah sel agarosa atau poliakrilamid. Elektroforesis gel
agarosa digunakan untuk memisahkan fragmen DNA yang berukuran lebih besar dari 100
pb dan dijalankan secara horizontal, sedangkan elektroforesis poliakrilamid dapat
memisahkan 1 pb dan dijalankan secara vertical. Elektroforesis poliakrilamid biasanya
digunakan untuk menentukan DNA (sekuensing).
Larutan yang bermuatan negatif dimasukkan ke dalam sumur-sumur yang
terdapat pada gel agarosa dan diletakkan di kutub negatif, apabila dialiri arus listrik
dengan menggunakan larutan buffer yang sesuai maka DNA akan bergerak ke kutub
positif. Laju migrasi DNA dalam medan listrik berbanding terbalik dengan massa DNA.
Migrasi DNA terutama ditentukan oleh ukuran panjang dan bentuk DNA. Fragmen DNA
yang berukuran kecil akan bermigrasi lebih cepat dibandingkan yang berukuran besar,
sehingga elektroforesis mampu memisahkan fragmen DNA berdasarkan ukuran
panjangnya. Untuk visualisasi maka ditambahkan larutan etidium bromida yang akan
masuk diantara ikatan hydrogen pada DNA, sehingga pita fragmen DNA akan kelihatan
dibawah lammpu UV. Panjang amplikon bisa diperkirakan dengan membandingkannya
dengan pita DNA standar.
Karena pita-pita atau puncak-puncak protein terlalu rapat cenderung saling
tumpah-tindih, metode pemisahan satu dimensi, seperti elektroforesis gel poliakrilamida
SDS atau kromatografi, hanya mampu menguraikan protein dalam jumlah yang relatif
kecil (umumnya kurang dari 50). Sehingga digunakan elektroforesis gel dua dimensi
yang menggabungkan dua prosedur pemisahan yang berbeda. metode ini dapat
menguraikan lebih dari 1000 macam protein melalui pemetaan dua dimensi.
3. Pulse-Field Gel Electrophoresis (PFGE)
Pertengahan 1980-an, Schwartz dan Cantor memberitahukan ide cerdasnya
untuk memisahkan campuran DNA berukuran super besar menggunakan teknik yang
dinamakan Pulse-field Gradient Gel Electrophoresis(PFGE), yang menggunakan
pulsa-pulsa pendek medan listrik tegak lurus yang arahnya berganti-ganti. Teknik
PFGE kini digunakan secara luas oleh para ahli biologi dalam
studi genotyping berskala masif, juga analisa epidemiologi molekular pada patogen.
Keempat teknik di atas merupakan pintu masuk bagi penelitian-penelitian
lainnya dalam bidang biologi molekular yang kini berkembang sangat pesat. Sulit
dibayangkan sebuah laboratorium biologi molekular dapat menghasilkan sesuatu
tanpa teknik elektroforesis. Tanpa elektroforesis, DNA/RNA yang sedang kita teliti
akan bercampur dengan kontaminan yang tidak kita inginkan, sulit pula
membayangkan cara mengetahui ukuran DNA/RNA/protein yang lebih praktis selain
dengan elektroforesis, bahkan teknik DNA sequencing modern sekalipun sangat
bergantung pada teknik elektroforesis ini.
Gambar Pulse-field Gradient Gel Electrophoresis (PFGE)
Elektroforesis digunakan untuk meneliti DNA dalam berbagai bidang, misalnya :
1. Di bidang kepolisian teknik ini digunakan nuntuk pemeriksaan DNA, setiap orang
memiliki karakteristik khusus, misalnya sidik jari. Sehingga membantu polisi dalam
mengungkap sebuah kasus.
2. Dalam kegiatan biologi molekuler, elektroforesis merupakan salah satu cara untuk
memvisualisasikan keberadaan DNA, plasmid, dan produk PCR.
3. Memudahkan identifikasi protein yang terdapat pada sebuah DNA.
KESIMPULAN
Pada tahun 1930 riport pertama tentang penggunaan sukrosa pada
elektroforesisgel.Selanjutnya teknik elektroforesis dikembangkan untuk memisahkan biom
olekulyang lebih besar. Tahun 1955Smithies mendemonstrasikan bahwa gel
yangterbuat dari larutan kanji dapat digunakan untuk memisahkan protein-protein
serum manusia.(dikenalkanya gel pati), Dan Pada tahun
1959 ditemukan gel poliakrilamida (PAGE= Polyacrilamide GelElectrophoresis)yang terbe
ntuk melalui proses polimerisasi akrilamida dan bis-akrilamida.
Elektroforesis merupakan proses bergeraknya molekul bermuatan pada suatu
medan listrik. Kecepatan molekul yang bergerak pada medan listrik tergantung pada
muatan, bentuk dan ukuran. SDS – PAGE merpakan suatu
elektroforesisyangmenggunakan polyacrylamide sebagai bahan pemisah. SDS-PAGE
banyak digunakan dalam praktikum biologi molekuler, genetik, biokimia, dan biomedik.
SDS-PAGE biasanya digunakan untuk memisahkan protein berdasarkan
sifat electrophoretic mobility (pemisahan komponen atau molekul bermuatan berdasarkan
perbedaan tingkat migrasi dan berat molekulnya (BM) dalam sebuah medan listrik).
Adapun prinsip dari elektroforesis gel yaitu Elektroforesis ditakrifkan sebagai
migrasi molekul bercas didalam satu larutan melalui suatu medan elektrik. Jenis
elektroforesis yang paling lazim digunakan untuk protein ialah elektroforesis zonan (zonal
electrophoresis) di mana protein dipisahkan dari satu campuran yang kompleks kepada
jalur (band) melalui migrasi didalam larutan penimbal berair melalui satu matrik polimer
dipanggil gel.
Jenis – jenis dari elektroforesis yaitu Elektroforesis Kertas, elektroforesis gel kanji
dan Pulse-Field Gel Electrophoresis (PFGE).