MK. PERSPEKTIF KOMUNIKASI

21
MK. PERSPEKTIF KOMUNIKASI Pertemuan 1

Transcript of MK. PERSPEKTIF KOMUNIKASI

Page 1: MK. PERSPEKTIF KOMUNIKASI

MK. PERSPEKTIF KOMUNIKASIPertemuan 1

Page 2: MK. PERSPEKTIF KOMUNIKASI

Pendahuluan

• Sekilas tentang MK Perspektif Komunikasi:• Tujuan mata kuliah ini adalah untuk melihat komunikasi dalam berbagai

macam perspektif setelah sebelumnya mahasiswa memahami teori dan konsep dasar dari komunikasi. Mata kuliah ini melihat penerapan komunikasidalam berbagai bidang ilmu sosial yaitu filsafat, politik, hukum, dan pemasaran.

Page 3: MK. PERSPEKTIF KOMUNIKASI

Deskripsi Tugas

Tugas Individu:

• Mahasiswa membuat klasifikasi contoh dari fenomena terkini mengenai perbedaan hakikifilsafat, agama, pengetahuan dan ilmu pengetahuan. (pertemuan 1)

• Mahasiswa mendeskripsikan melalui contoh dalam kehidupan sehari-hari tentang mengapadan bagaimana hakikat manusia sebagai pelaku komunikasi. (pertemuan 2)

• Mahasiswa membuat sebuah pemetaan pemikiran tentang filsafat komunikasi. (pertemuan 3)

• Mahasiswa menonton film kemudian mengulasnya dalam perspektif komunikasi politik. (pertemuan 4)

• Mahasiswa mendeskripsikan fenomena komunikasi politik terkini di dunia denganmenggunakan paradigma dan teori dasar dalam komunikasi politik. (pertemuan 5)

• Mahasiswa mengobservasi dan menganalisis fenomena praktik komunikasi politik di media-media sosial. (pertemuan 6)

• Kuis Individu sebelum UTS yang dilaksanakan secara lisan. (pertemuan 7)

• Kuis Individu sebelum UAS yang dilaksanakan secara lisan. (pertemuan 14)

Page 4: MK. PERSPEKTIF KOMUNIKASI

Deskripsi Tugas

Tugas Kelompok:

• Tugas presentasi kelompok pada setiap pertemuan setelah UTS sesuai dengan kajian materi pembelajaran pada pertemuan masing-masing tersebut. Setiap kelompok mengobservasi, membahas, dan mempresentasikan tentang studi kasus dari kajian materi yang dibahas pada pertemuan yang bersangkutan. (pertemuan 8-13)

• Tugas akhir kelompok: Podcast diskusi mengenai isu terkini yang dikaitkan dengan kacamata perspektif komunikasi yang telah dibahasdi kelas masing-masing. Target audiens adalah khalayak umum. Durasi podcast 15 – 30 menit.

Page 5: MK. PERSPEKTIF KOMUNIKASI

Indikator dan Bobot Penilaian (Rubrik)

1. Ujian Tengah Semester (UTS)

= 25 %

2. Ujian Akhir Semester (UAS)

= 25 %

3. Nilai Tugas

= 50 %

Page 6: MK. PERSPEKTIF KOMUNIKASI

FILSAFAT KOMUNIKASI

Page 7: MK. PERSPEKTIF KOMUNIKASI

Hakikat Pengetahuan dan Ilmu Pengetahuan

Pengalaman adalah hasil persentuhan objek alam dengan pancaindra manusia.

Namun, pengalaman semata tidak otomatis mendatangkan pengetahuan.Pengalaman hanya memungkinkan seseorang menjadi tahu. Hasil dari tahu itulahyang disebut pengetahuan (penge-tahu-an). Pengetahuan baru ada apabilaberdasarkan pengalamannya manusia dapat memberi putusan atas objeknya.Misalnya, mangga itu asam, bunga itu wangi, kopi itu pahit.

“Manusia mendapatkan pengetahuan berdasarkan pengalaman”

Page 8: MK. PERSPEKTIF KOMUNIKASI

Hakikat Pengetahuan dan Ilmu Pengetahuan

• Pengetahuan manusia bermacam-macam.

• Pengetahuan yang digunakan seseorang terutama untuk kehidupansehari-hari tanpa mengetahui seluk beluknya, disebut pengetahuanbiasa, atau pengetahuan saja (knowledge).

• Misalnya, petani tahu benar berapa jumlah pupuk yang harusdiberikan pada tanamannya, tetapi tidak benar-benar tahu mengapajika terlalu banyak atau kekurangan pupuk akan berpengaruh pada kualitas tanamannya. Ia hanya tahu bahwa demikian yang harusdilakukan berdasarkan pengalamannya sendiri atau sebagaimanadiberitahukan kepadanya secara turun temurun atau melalui mulut kemulut teman-teman sesama petani.

Page 9: MK. PERSPEKTIF KOMUNIKASI

Hakikat Pengetahuan dan Ilmu Pengetahuan

• Sebaliknya, seorang mahasiswa pertanian yang bahkan belumpernah bercocok tanam sendiri tahu benar berapa banyak pupukyang harus diberikan pada jenis tanaman tertentu. Ditambah, iajuga tahu benar apa sebabnya demikian dan mengapa demikian.

• Jenis pengetahuan seperti ini disebut ilmu pengetahuan(science).

• Jadi, ilmu pengetahuan bertujuan untuk memuaskankeingintahuan manusia secara lebih mendalam dan menyeluruh, bagaimana objek tersebut, apa sebabnya demikian, dan mengapa demikian.

Page 10: MK. PERSPEKTIF KOMUNIKASI

HakikatPengetahuandan IlmuPengetahuan

• Pengetahuan dapat menjadi sebuahilmu pengetahuan jika memenuhikriterita tertentu.

• Ilmu alam lahir terlebih dahuludaripada ilmu sosial, sehinggaberkembang kriteria ilmupengetahuan yang berorientasi pada ilmu alam terlebih dahulu, yaituObjektif, Metodis, Sistematis, dan Universal.

Page 11: MK. PERSPEKTIF KOMUNIKASI

Kriteria Ilmu Pengetahuan

Objektif• Ilmu pengetahuan harus memiliki objek

kajian yang terdiri dari satu golonganmasalah yang sama sifat hakikatnya, tampak dari luar maupun bentuknya daridalam.

• Objeknya harus bersifat ada ataumungkin ada (jika masih harus diujikeberadaannya).

• Dalam mengkaji objek, yang dicari adalahkebenaran objektif, yakni persesuaiantahu dengan objeknya. Dan guna menjagaobjektivitas, biarkanlah objek itu bicaradengan angka-angka, bukan dengan kata-kata.

Metodis• Dalam upaya mencapai kebenaran, selalu

terdapat kemungkinan penyimpangan, dan karenanya harus diminimalisasi.

• Konsekuensinya, harus terdapat caratertentu untuk menjamin kepastian ataskebenaran tersebut.

• Cara ini disebut metodos dari kata Yunani (hodos) yang berarti: cara, jalan.

• Dalam bahasa umum: metodis, yaknimetode tertentu, yang disebut metodeilmiah. Maka, pengetahuan yang didapatsecara metodis merupakan syarat ilmuyang kedua.

Page 12: MK. PERSPEKTIF KOMUNIKASI

Kriteria Ilmu Pengetahuan

Sistematis

• Karena mencoba mengetahui dan menjelaskan suatu objek, ilmupengetahuan harus terurai dan terumuskan dalam hubungan yang teratur dan logis, sehinggamembentuk suatu sistem gunamenjelaskan rangkaian sebab akibatmenyangkut objeknya.

• Maka, pengetahuan yang tersusunsecara sistematis dalam rangkaiansebab akibat merupakan syarat ilmuyang ketiga.

Universal

• Kebenaran yang hendak dicapai bukanyang tertentu, bukan yang satu itusaja. Melainkan, bersifat umum. Dengan kata lain, pengetahuan yang khusus, yang tertentu saja, tidakdiinginkan.

• Kriteria pada ilmu alam ini diadopsioleh ilmu sosial, membuatpengetahuan yang bersifat umumlahyang dicari. Karenanva, syarat ilmuyang keempat adalah universal.

Page 13: MK. PERSPEKTIF KOMUNIKASI

Kriteria Ilmu Pengetahuan

• Kriteria ilmiah yang telah dibahas sebelumnya lebih berorientasi pada pola pikir ilmu alamyang objektif kuantitatif. Dalam perkembangannya, terutama dalam ilmu sosial, kriteria inimenemukan antitesisnya, yang melahirkan pendekataan kualitatif intersubjektif.

• Kadar universalitas yang dikandung dalam ilmu sosial berbeda dengan ilmu alam. Objekdalam ilmu sosial adalah tindakan manusia, yang juga sulit dinilai secara objektif murni. Karena itu, untuk mencapai tingkat universalitas dan objektivitas dalam ilmu sosial, harustersedia dalam konteks dan kondisi yang tertentu pula.

• Masalahnya, sulit mencapai konteks dan kondisi yang betul-betul sama persis, tidak adatingkah laku manusia yang bisa diulangi dan terulangi sama persis dari waktu ke waktu. Sehingga, dalam sejarah perkembangan ilmu pengetahuan, muncullah kriteria lain yang sesuai juga dengan ilmu sosial.

Page 14: MK. PERSPEKTIF KOMUNIKASI

Jenis Pengetahuan Manusia

1. Pengetahuan biasa (knowledge)

2. Pengetahuan ilmu (ilmu pengetahuan atau science yang terdiri dari ilmualam dan ilmu sosial) →mutlak bersifat empirik tertangkap indra(senses). Inilah yang membedakannya dengan jenis pengetahuan lain, seperti fiIsafat atau teologi. Konsekuensinya, objek ilmu pengetahuanharus ada sehingga dapat dikumpulkan fakta dan data atasnya.

3. Teologi (pengetahuan ketuhanan/agama)

4. Pengetahuan filsafat (objek filsafat adalah segala sesuatu yang ada dan mungkin ada, di mana pengujian kebenaran lebih melalui rasio)

5. Pengetahuan matematika dan bahasa (diklasifikasikan sebagai alat bantu berpikir ilmiah)

Page 15: MK. PERSPEKTIF KOMUNIKASI

Perbedaan Hakiki Filsafat, Agama, Pengetahuan dan Ilmu Pengetahuan

• Pengetahuan adalah hasil tahu yang bisa didapatkan daripengalaman dan mempunyai manfaat untuk kehidupan sehari-hari.

• Sedangkan untuk dapat mencapai taraf ilmu, pengetahuan harusmenempuh cara kerja ilmiah, yang dimulai dari pengumpulanfakta tertangkap indra (empirik sensual).

• Gejala empirik sensual bersifat relatif konkret, keberadaannyamampu ditangkap indra (sense). Dikatakan konkret karena dapatdipegang, diraba, dilihat, didengar, atau sekurangnya dapatdilakukan pengukuran terhadapnya. Syarat pertama dan utamailmu pengetahuan, baik ilmu alam maupun ilmu sosial, adalahfakta yang bersifat empirik sensual tertangkap indra.

Page 16: MK. PERSPEKTIF KOMUNIKASI

Perbedaan Hakiki Filsafat, Agama, Pengetahuan dan Ilmu Pengetahuan• Namun terdapat jenis pengetahuan manusia yang sulit diuji secara empirik

sensual, yakni pengetahuan ketuhanan yang disebut juga teologi atauagama.

• Dalam agama, fakta bersifat abstrak, suprarasional dan supranatural. Karenanya, objek agama bukan hanya yang ada, tapi juga yangkeberadaannya suprarasional (empirik transedental).

• Gejala empirik transedental bersifat supranatural dan suprarasional. Ilmupengetahuan, baik dengan metode kuantitatif objektif maupun kualitatifintersubjektif menolak ini. Namun, pengetahuan ketuhanan/ teologi/ agama mengakuinya. Misalnya, Nabi Ibrahim dibakar tidak hangus, jelastidak logis dan tidak rasional, karena menurut hukum alam, sesuatu yang dibakar pasti hangus. Namun, agama mengakui keberadaan peristiwaempirik transedental seperti ini.

Page 17: MK. PERSPEKTIF KOMUNIKASI

Perbedaan Hakiki Filsafat, Agama, Pengetahuan dan Ilmu Pengetahuan• Selain ilmu pengetahuan dan agama, ada filsafat. Masih seperti agama,

filsafat bermuatan spekulasi terhadap alam, di mana ilmu pengetahuantidak mengakuinya. Namun, filsafat memiliki sifat ilmu pengetahuanjuga, yang lebih mengutamakan rasionalitas (empirik logik).

• Gejala empirik logik bersifat relatif tidak berwujud, berada dalamjenjang di atas empirik sensual yang tertangkap indra. Dikatakan relatiftidak benvujud karena ia tidak dapat dipegang, dilihat, didengar, namun nalar mampu menangkapnya. Misalnya, hukum yang mengatursebuah objek mengapa seperti itu tidaklah kelihatan, tidak empiriksensual. Tapi, logika akal mengatakan bahwa hukum itu ada dan bekerja: empirik logik menyatakan ini.

Page 18: MK. PERSPEKTIF KOMUNIKASI

Perbedaan Hakiki Filsafat, Agama, Pengetahuan dan Ilmu Pengetahuan• Sebagaimana ilmu pengetahuan, filsafat juga mencari sebab. Namun,

sebab yang dicarinya tidak terbatas (sebab yang sedalam-dalamnya, sebab dari segala sebab). Seperti ilmu pengetahuan, objeknya adalahyang ada tertangkap indra (empiric sensual). Tapi juga seperti agama, objeknya juga bisa bersifat transedental, tanpa menuntut empiriksensual.

• Maka filsafat mencoba mencari sebab yang sedalam-dalamnya darisegala sesuatu yang ada dan yang mungkin ada. Filsafat mencarikebenaran melalui relung-relung pemikiran manusia. Karenanya, filsafat mengakui empirik logik. Bahkan, etika budi pun berhakmerasakan dan dapat memberi penilaian, sehingga membuatnyamengakui empirik etik.

Page 19: MK. PERSPEKTIF KOMUNIKASI

Perbedaan Hakiki Filsafat, Agama, Pengetahuan dan Ilmu Pengetahuan• Gejala empirik etik menyangkut penilaian moral. Ilmu pengetahuan

dengan metode kualitatif intersubjektif (ilmu sosial) bergerak hinggatataran ini. Empirik etik cenderung bersifat subjektif; berdasarkan subjek, bukan berdasarkan objeknya. Hal ini membuat syarat ilmu pengetahuanyaitu objektif, metodis, sistematis, dan universal harus didefinisi ulang.

• Ada yang menyatakan bahwa batas filsafat adalah akal budi manusia itusendiri. Jadi, jika ilmu pengetahuan mensyaratkan objek yang mutlakempirik sensual, maka agama dan filsafat memungkinkan objek yang empirik sensual, empirik logik, empirik etik, serta empirik transedental.

• Namun filsafat berbeda dengan agama. Agama menuntut sikap percayasejak awal, sebaliknya filsafat dimulai dengan sangsi, tidak percaya, ataukritis.

Page 20: MK. PERSPEKTIF KOMUNIKASI

Perbedaan Hakiki Filsafat, Agama, Pengetahuan dan Ilmu Pengetahuan

Jadi, dapat disimpulkan bahwa:

Ilmu pengetahuan harus berlandaskan kepastian, agama bermula pada keyakinan dan/atau kepercayaan, sedangkanfilsafat bermula dari sangsi atau tidak percaya atau sikap kritistidak mudah percaya.

Page 21: MK. PERSPEKTIF KOMUNIKASI

Sumber pustaka

Vardiansyah, Dani & Febriani, Erna. 2018. Filsafat Ilmu Komunikasi Pengantar Ontologi, Epistemologi, Aksiologi. Jakarta: Indeks.