MK-Arif Ardiansyah.pdf

20
Universitas Indonesia makalah non seminar Libya Pasca Revolusi Kepemimpinan Muammar Al Qaddafi Penullis, Arif Ardiansyah 1006714323 Pembimbing, Aselih Asmawi S.S NIP. 195809091987031003 Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Program Studi Sastra Arab Depok Januari 2014 Libya pasca ..., Arif Ardiansyah, FIB UI, 2014

Transcript of MK-Arif Ardiansyah.pdf

Page 1: MK-Arif Ardiansyah.pdf

Universitas Indonesia

makalah non seminar

Libya Pasca Revolusi Kepemimpinan Muammar Al Qaddafi

Penullis,

Arif Ardiansyah

1006714323

Pembimbing,

Aselih Asmawi S.S

NIP. 195809091987031003

Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya

Program Studi Sastra Arab

Depok

Januari 2014

Libya pasca ..., Arif Ardiansyah, FIB UI, 2014

Page 2: MK-Arif Ardiansyah.pdf

Libya pasca ..., Arif Ardiansyah, FIB UI, 2014

Page 3: MK-Arif Ardiansyah.pdf

Libya pasca ..., Arif Ardiansyah, FIB UI, 2014

Page 4: MK-Arif Ardiansyah.pdf

Libya pasca ..., Arif Ardiansyah, FIB UI, 2014

Page 5: MK-Arif Ardiansyah.pdf

Libya Pasca Revolusi Kepemimpinan Muammar Al Qaddafi

(2005-2013)

Arif Ardiansyah/1006714323

Sastra Arab, Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya

[email protected]

ABSTRAK

Karya tulis ini dilatarbelakangi ketertarikan penulis terhadap perubahan kondisi Libya masa kepemimpinan Qaddafi

dan pasca revolusi dengan judul penelitian “Libya Pasca Revolusi Kepemimpinan Muammar Al Qaddafi (2005-

2013)”. Topik ini membahas mengenai pengaruh yang terjadi pada masyarakat Libya masa kepemimpinan Qaddafi

serta situasi dan kondisi yang terjadi pasca revolusi dan kematian Qaddafi pada tahun 2011. Penulis menggunakan

metode deskriptif dengan pendekatan studi pustaka yang bersumber dari surat kabar, skripsi, dan media online

mengenai pemerintahan Qaddafi dan pasca revolusi Libya. Kepemimpinan Qaddafi terhadap Libya mempunyai

pengaruh yang besar. Kebijakan-kebijakan yang dibuat Qaddafi memiliki pengaruh terhadap kehidupan masyarakat

Libya. Kebijakan yang dibuatnya mencakup beberapa kondisi yang ada di Libya. Kondisi yang dimaksudkan

mencakup kondisi sosial, politik, ekonomi, pemerintahan, keamanan dan kesukuan yang ada di Libya. Hipotesa

yang terdapat pada penelitian ini menyatakan bahwa kebijakan tersebut juga memberikan dampak bagi masyarakat

pasca revolusi pemerintahan Qaddafi. Namun, dampak yang terjadi bukan hanya dirasakan oleh masyarakat Libya

saja, tetapi juga dirasakan oleh bangsa barat, seperti invasi yang dilakukan NATO pada Libya dengan memanfaatkan

keadaan Libya pasca revolusi.

Kata kunci : Libya, Muammar Al Qaddafi, Revolusi

Libya pasca ..., Arif Ardiansyah, FIB UI, 2014

Page 6: MK-Arif Ardiansyah.pdf

ABSTRACT

This paper is motivated interest in authors to changing conditions during leadership Qaddafi and the Libyan post-

revolution with the title " Libya Post-revolution Muammar Al Qaddafi Leadership (2005-2013)”. This topic

discusses the influences that occur in the leadership of Qaddafi Libyan people and the circumstances that occur after

the revolution and Qaddafi's death in 2011. The author uses descriptive method to approach literature sourced from

news papers, theses, and online media on governance and post- Qaddafi Libyan revolution. Qaddafi against the

Libyan leadership has a great influence. The policies that made Qaddafi has an influence on the lives of the Libyan

people. Made policy covers several conditions that exist in Libya. Conditions are intended to include social,

political, economic, governance, security and tribalism in Libya. Hypotheses contained in this study stated that these

policies also have an impact on society after the revolution Qaddafi government. However, the impact of which

occurs not only felt by the people of Libya, but also perceived by Western nations, such as the NATO invasion of

Libya is done by utilizing state of the post- revolution Libya.

Keywords : Libya, Muammar Al Qaddafi, Revolution

Libya pasca ..., Arif Ardiansyah, FIB UI, 2014

Page 7: MK-Arif Ardiansyah.pdf

A. Pendahuluan

Masyarakat Libya mengalami masa-masa transisi kepemerintahan. Libya masa

pemerintahan Qaddafi dikenal sebagai negara yang mandiri. Libya disebut negara yang mandiri

dikarenakan Libya pada masa pemerintahan Qaddafi tidak tergantung dengan negara-negara lain

terutama negara barat. Ia juga tidak bergantung dalam pemerintahannya maupun dalam

pengolahan sumber daya yang ada di Libya. Minyak menjadi sumber utama pendapatan negara

Libya. Sejak ditemukannya minyak yang melimpah ini pada akhir tahun 1950-an, terjadi

eksploitasi yang dikuasai oleh perusahaan-perusahaan minyak asing. Mereka juga menikmati

setengah dari pendapatan. Hal inilah yang membuat Qaddafi ‘gerah’ dan ingin mengubahnya

karena merasa negara ini dirugikan dan didominasi oleh pihak asing.

Qaddafi merupakan seorang pemimpin yang tegas. Ia menginginkan negaranya menjadi

negara yang mandiri, sehingga ia menolak paham-paham seperti paham kapitalisme dan

imperialisme untuk berkembang di Libya. Kemudian setelah Qaddafi menjadi pemimpin Libya,

ia menuntut perundingan ulang kontrak-kontrak itu dan mengancam jika menolak maka akan

menutup produksi perusahaan-perusahaan tersebut. Langkah ini berhasil dilalui sehingga Libya

menjadi negara berkembang pertama yang mendapatkan pendapatan produksi minyak di

negaranya sendiri.

Muammar Al Qaddafi juga membuat sebuah buku yaitu “Green Book Libya” yang berisi

tentang falsafah politik, pengembangan teori secara mendalam berdasarkan pemikirannya sendiri

yang mengantarkan dunia ke revolusi politik, ekonomi, dan revolusi sosial serta membebaskan

kalangan tertindas di manapun.1 Ia juga membuat sebuah konstitusi seperti Pancasila di

Indonesia dengan nama Jamahiriyah, yaitu sebuah negara rakyat dimana kedaulatan berada di

tangan rakyat. Tidak ada parlemen dan tidak ada perdana menteri.

Namun sangat disayangkan, negara yang makmur ini hanya makmur secara lahir tetapi

miskin secara batin. Ada salah satu kebijakan yang dinilai merugikan yang penulis ketahui, yaitu

salah satunya adalah rakyat tidak boleh sekolah di luar negeri, hanya memanfaatkan pendidikan

di dalam negeri yang seadanya. Rakyat tidak boleh bekerja di luar negeri, harus di dalam negeri

1 www.bbc.co.uk/indonesia/mobile/dunia/2011/03/11326_muammargaddafistory.shtml diakses tanggal 14 Januari

2014 pukul 21.45

Libya pasca ..., Arif Ardiansyah, FIB UI, 2014

Page 8: MK-Arif Ardiansyah.pdf

saja. Qaddafi juga dinilai terlalu berlebihan sehingga rakyatnya menjadi tidak puas dalam

kepemimpinannya dan menjadi memberontak. Pemberontakan ini diawali adanya aksi demo

rakyat Libya karena ketidakpuasan rakyat kepada Qaddafi dan tanpa diduga, Qaddafi melawan

dan menembak mati para demonstran.

Pada tahun 2005, Muammar Al Qaddafi membuat suatu kebijakan yang menurut barat

dinilai telah melanggar HAM. Kebijakan yang dibuat salah satunya adalah kebijakan melarang

adanya pers (Freedom of press. http://www.refworld.org). Kebijakan tersebut menyatakan bahwa

semua media cetak dan penyiaran adalah milik pemerintah. Kebijakan tersebut mendapat respon

yang buruk. Bagi masyarakat Libya kebijakan tersebut mengekang hak mereka, mengungkung

mereka dalam berpendapat dan sulit mendapatkan informasi. Sedangkan bagi bangsa barat

kebijakan tersebut mengekang hak-hak pribadi manusia dan dianggap melanggar HAM.

Kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan Qaddafi membuat masyarakat Libya semakin

memberontak dan ingin melakukan perubahan karena selama ini masa kepemimpinan Qaddafi

yang sudah berlangsung selama 42 tahun membuat masyarakat Libya merasa jenuh dan tidak

berkembang. Langkah awal perubahan yang dilakukan masyarakat Libya yaitu dengan cara

memanfaatkan pergolakan yang ada di negara-negara Arab lainnya yang dikenal dengan Arab

Spring. Melihat negara-negara Arab lain seperti Afganistan dan Irak yang memiliki nasib dan

keadaan yang serupa dan berhasil melakukan revolusi membuat masyarakat Libya memulai

langkah revolusi mereka dengan berunjuk rasa pada tahun 2011.

Masyarakat Libya begitu marah sehingga mereka terus melakukan unjuk rasa. Puncaknya

adalah rakyat Libya berhasil menurunkan presidennya sekaligus membunuh sang pemimpin

legenda ini yang tepatnya pada tanggal 20 Oktober 2011. Peristiwa ini juga terbilang tragis,

jenazah sang mantan presiden tersebut dipamerkan kepada khalayak masyarakat Libya dan

dimakamkan di tempat rahasia di padang pasir. Berita kematian ini membuat dunia gempar

namun menjadi kabar sukacita bagi masyarakat Libya. Masyarakat menganggap hal ini menjadi

langkah awal baru dan menjadi harapan baru untuk Libya yang lebih baik dan demokratis setelah

Libya dipimpin oleh kediktatoran Qaddafi.

Revolusi Libya juga ditandai dengan berakhirnya rezim pemerintahan Qaddafi.

Meninggalnya Qaddafi perlahan-lahan menimbulkan perubahan dalam negara Libya. Perubahan

Libya pasca ..., Arif Ardiansyah, FIB UI, 2014

Page 9: MK-Arif Ardiansyah.pdf

yang terjadi mempengaruhi kondisi-kondisi yang ada di Libya, seperti halnya kondisi sosial,

politik, ekonomi, pemerintahan, keamanan maupun kesukuan. Kondisi yang mendapatkan

pengaruh memiliki dampak negatif maupun positif. Dampak yang terjadi berpengaruh tidak

hanya kepada masyarakat Libya namun juga negara lain.

B. Metode Penulisan

. Karya tulis ini dibuat dengan menggunakan metodelogi deskriptif dengan pendekatan

studi pustaka. Metodelogi studi pustaka yang dilakukan peneliti untuk mengumpulkan informasi

yang sesuai dengan topik atau masalah yang sedang diteliti. Informasi itu dapat diperoleh dari

buku-buku ilmiah, laporan penelitian, karangan-karangan ilmiah, ensiklopedia dan sumber-

sumber tertulis baik tercetak maupun elektronik.

C. Teori Penulisan

Karya tulis ini menggunakan pendekatan teori revolusi. Teori revolusi menurut C.

Johnson (1968), Gurr (1970), dan Giddens (1989) ada tiga komponen utama yang mendasar dari

revolusi yaitu: 1. Revolusi mengacu pada perubahan fundamental, menyeluruh dan

multidimensional, menyentuh inti tatanan sosial. 2. Revolusi melibatkan massa rakyat berjumlah

besar yang dimobilisasi dan bertindak dalam satu gerakan revolusioner. 3. Revolusi memerlukan

keterlibatan kekerasan dan penggunaan kekerasan. Teori Revolusi tersebut penulis gunakan

untuk menganalisis pengaruh kebijakan terhadap kondisi sosial dan politik yang terdapat di

Libya pasca revolusi.

D. Pembahasan

Kondisi Sosial Pasca Revolusi Kepemimpinan Qaddafi

Libya masa pemerintahan Qaddafi mendapatkan beberapa kebebasan, seperti kebebasan

mengenai tanah atau lahan. Kemudian Qaddafi juga memberikan kebebasan kepada masyarakat

Libya untuk memakai dan mengolah tanah di Libya untuk kepentingan hidup seperti untuk

bertani. Lahan tersebut diberikan secara gratis dari pemerintah untuk rakyatnya. Qaddafi

melakukan hal tersebut karena dilandaskan dengan hasil pemikirannya yang menyatakan bahwa

tanah bukan milik perorangan, setiap orang punya hak mempergunakannya, mengambil untung

Libya pasca ..., Arif Ardiansyah, FIB UI, 2014

Page 10: MK-Arif Ardiansyah.pdf

darinya dan bekerja, bertani dan mengembala. Hal ini berlaku bagi kehidupan manusia dan

kehidupan penerusnya.

Qaddafi mencoba menciptakan masyarakat Libya yang sosialis berdasarkan

pemikirannya. Sosialis dapat terjadi apabila mereka diberikan kebebasan. Salah satu cara yang

dapat dilakukan untuk meraihnya adalah dengan memenuhi kebutuhan materi dan spiritual

manusia. Dengan memenuhi kebutuhan manusia tersebut, maka akan menghasilkan kepuasan.

Menurutnya kepuasan-kepuasan tersebut dapat diperoleh tanpa harus mengeksploitasi atau

memperbudak orang lain2. Bagi Qaddafi pembantu rumah tangga dibayar ataupun tidak dibayar

merupakan budak. Qaddafi beranggapan bahwa mereka ialah budak modern.

Di sisi lain pada masa pemerintahan Qaddafi terdapat pertentangan akan kebijakan yang

dibuat oleh Qaddafi. Masyarakat Libya masih sangat konservatif terhadap perubahan. Banyak

masyarakat Libya yang membenci upaya rezim ini untuk menggantikan kepemimpinan

tradisional yang memiliki tujuan untuk mendaftarkan perempuan ke dalam kehidupan militer dan

berpartisipasi dalam politik, bahkan membuat bangsa yang bertentangan dengan keluarga,

identitas kesukuan atau regional. Seperti yang diketahui dimana ada Qaddafi, maka akan ada

pengawal wanita yang selalu mengawal kemana pun Qaddafi pergi. Selain itu kebijakan Qaddafi

tahun 2005 terhadap media surat kabar dan elektronik dinilai telah melanggar HAM. Hal ini

dikarenakan tidak bebasnya masyarakat dalam berpendapat dan mengekspresikan diri. Kebijakan

tersebut menyatakan bahwa seluruh media surat kabar dan elekronik adalah milik negara3.

Setelah terjadi revolusi atas pemerintahan Qaddafi, kondisi di Libya menjadi tidak

terkendali. Masyarakat sosialis baru yang ingin diciptakan Qaddafi tidak terealisasi dan

kehidupan masyarakat Libya pun dipenuhi dengan tidak nyamannya masyarakat akan hal yang

terjadi antara pasukan revolusi Libya dengan pasukan militer pemerintahan Libya. Sulitnya

masyarakat Libya dalam mencari pekerjaan pasca revolusi Libya tahun 2011, yang dikarenakan

serangan-serangan militer membuat banyak masyarakat mengalami mogok kerja. Saat ini pasca

revolusi masyarakat Libya bergantung pada sumber penghasilan minyak bumi.4

2Fakih, Mansour. Muammar Qathafi Menapak Jalan Revolusi. 2000. INSIST PRESS : Yogyakarta. Hlm.66 3http://politikinternational.wordpress.com diakses tanggal 18 Desember 2013, pukul 23.30 4http://majalah.hidayatullah.com/?p=2544 diakses tanggal 28 November 2013 pukul : 23.16

Libya pasca ..., Arif Ardiansyah, FIB UI, 2014

Page 11: MK-Arif Ardiansyah.pdf

Melihat kondisi Libya pasca revolusi pemerintahan Qaddafi seperti mengembalikan

Libya kepada zaman pemerintahan raja Idris I yang menggantungkan kehidupan masyarakatnya

ke pos-pos yang didirikan pasukan asing. Ditambah lagi kursi kepemimpinan akibat kurangnya

orang yang berkompeten menjadi perebutan tersendiri di antara suku-suku di Libya, seperti yang

diketahui bahwa suku-suku di Libya memiliki keistimewaan. Hak istimewa tersebut digunakan

suku-suku untuk memperebutkan kursi kepemimpinan untuk membawa sukunya kepada tempat

yang lebih baik.

Menurut buku karya Lillian Craig Harris dengan judul LIBYA Qadhafi’s revolution and

Modern State menyatakan bahwa Jacques Roumani dalam karyanya Middle East Journal

menganalisis perkembangan politik Libya dalam perspektif sejarah yang menunjukkan bahwa

apa pun hasil dari revolusi Libya dan apa pun masa depan politik Libya, revolusi Qaddafi sudah

diberikan kepada rakyat Libya, peluang untuk berdamai dengan masa lalu mereka antara

masyarakat dan pemerintah khususnya masa kolonial memberikan respon kuat dari pan arabisme

dan pan islamisme.5

Kondisi Politik Pasca Revolusi Kepemimpinan Qaddafi

Qaddafi melakukan banyak kebijakan politik dimasa pemerintahannya. Salah satu

kebijakan Qaddafi antara lain melarang adanya partai politik di Libya. Hal ini dilakukan agar

posisi Qaddafi sebagai pemimpin semakin kokoh. Libya masa kepemimpinan Qaddafi juga

memiliki kebijakan politik yang berpengaruh kepada bangsa barat. Bagi bangsa barat dan Israel

kehadiran sosok pemimpin seperti Qaddafi adalah sebuah batu sandungan yang sangat besar

untuk mendapatkan sumber daya alam yang paling penting di Libya yaitu minyak bumi.

Kebijakan politik yang dibuat Qaddafi adalah kebijakan politik luar negeri anti barat –

pro Arab. Seperti yang diketahui Qaddafi berusaha menggabungkan Libya dengan negara-negara

Arab yang ada. Fokus utama kebijakan luar negeri Qaddafi adalah persepsi bahwa Libya sebagai

korban sedangkan bangsa Eropa dan Amerika Serikat sebagai penjahat yang ingin memasuki

Libya.6

5Craig Harris, Lilian. Libya Qadhafi’s Revolution and the Modern State. 1986. Wesyview Press : United States. Hlm.129 6Ibid. hlm 83.

Libya pasca ..., Arif Ardiansyah, FIB UI, 2014

Page 12: MK-Arif Ardiansyah.pdf

Kebijakan luar negeri yang dibuat Qaddafi ini berpengaruh terhadap hubungan Libya

dengan Afrika dan Arab, serta hubungannya dengan pihak barat. Hubungan Libya dengan Afrika

dan Arab merupakan kepentingan utama untuk Qaddafi, sedangkan dalam hubungannya dengan

barat Qaddafi mengatakan ia tidak membutuhkan sejarah, politik dan pemikiran dari demokrasi

barat. Namun, ia membutuhkan perdagangan barat dan teknologinya.7 Kebijakan politik luar

negeri ini membuat Libya menjadi terkucilkan di dunia internasional. Kebijakan tersebut sangat

membuat Amerika Serikat menjadi marah dan melakukan embargo terhadap Libya dan

melakukan sanksi-sanksi melalui PBB. Libya mengalami kerugian yang sangat besar akibat

embargo dan sanksi-sanksi tersebut. Runtuhnya rezim Taliban dan Saddam Hussein merupakan

salah satu faktor terjadinya perubahan kebijakan politik luar negeri Libya terhadap Amerika yang

dulu anti-Barat kini menjadi mitra kerjasama. Akhirnya pada tanggal 28 Juni 2004, Amerika

Serikat juga membuka kembali hubungan diplomatiknya dengan Libya, menyusul dicabutnya

embargo dan sanksi PBB atas Libya pada bulan September 2003.8

Kebijakan politik lain yang terjadi pada masa pemerintahan Qaddafi yaitu mengubah

peran wanita Libya. Wanita yang pada umumnya mempunyai tugas untuk mengurusi rumah

tangga dan lain sebagainya, pada kebijakan politik yang dibuat Qaddafi peran wanita diubah

menjadi tentara militer pengawal presiden.9 Perubahan peran dalam masyarakat Libya tersebut

merupakan fenomena yang menarik, nilai-nilai tradisional dari sikap tunduk wanita bersaing

dengan filosofi revolusioner.10

Setelah terjadi revolusi dan berhasil menjatuhkan pemerintahan Qaddafi, maka kemudian

terjadi perubahan dalam politik di Libya. Perubahan yang terjadi di dalam politik Libya seperti

hilangnya kebijakan luar negeri yang diusung Qaddafi demi menjaga Libya dari pengaruh barat.

Setelah hilangnya kebijakan tersebut, maka bangsa barat dapat dengan leluasa masuk dan

memberikan pengaruh bagi Libya. Sebagai contoh masuknya NATO ke dalam Libya dengan

membawa kepentingan geopolitik yang dikaitkan dengan pergerakan politik di negara Arab

karena Libya masuk dalam posisi yang strategis.11

7Craig Harris, Lilian. Libya Qadhafi’s Revolution and the Modern State. 1986. Wesyview Press : United States. Hlm. hlm 84. 8 http://lontar.ui.ac.id/opac/themes/libri2/detail.jsp?id=83325&lokasi=lokal di akses 12 Januari 2013, pukul 23.06 9http://politikinternational.wordpress.com diakses tanggal 18 Desember 2013, pukul 23.30 10 Op.cit., 33 11 Rakhmadi, Roby. Skripsi “Kepentingan Amerika Dakam Intervensi Nato ke Libya”. 2011. Hlm. 27

Libya pasca ..., Arif Ardiansyah, FIB UI, 2014

Page 13: MK-Arif Ardiansyah.pdf

Kondisi Ekonomi Pasca Revolusi Kepemimpinan Qaddafi

Libya masa pemerintahan Qaddafi mengalami kesejahteraan. Hal ini dikarenakan sumber

daya alam minyak yang menjadi sumber pendapatan utama dikuasai oleh negara.12 Pada tahun

2009 menurut Wall Street Journal tanggal 28 Agustus 2009, Libya merupakan negara dengan

sumber minyak terbanyak di Afrika. Konsensi minyak Libya diserahkan kepada perusahaan-

perusahaan minyak yang beberapa diantaranya sudah sangat dikenal, yaitu : British Petroleum,

Shell dan Exxon Mobile. Akan tetapi Wall Street Journal mengeluhkan sikap Libya yang

menyulitkan investor. Sejak tahun 2007, pemerintah Libya memaksa perusahaan-perusahaan

minyak asing untuk bernegosiasi ulang kontrak. Perusahaan yang ingin memperpanjang kontrak

diharuskan membayar bonus yang sangat besar dan hanya mendapatkan hak eksplorasi yang

sedikit.13

Libya merupakan negara dengan infrastruktur industri kecil dan persediaan sangat

terbatas serta keterampilan teknologi dan manajerial yang terbatas pula. Kemudian ekonomi

jangka panjang sangat tidak pasti mengingat penurunan harga minyak internasional dan

pengganti minyak sebagai sumber pendapatan nasional belum memadai. Hal ini menyatakan

bahwa sumber penghasilan utama Libya hanya berasal dari minyak yang ada. Namun, pada

kenyataannya tenaga kerja dan teknologi yang ada dinilai kurang memadai dan menjadi kendala

tersendiri bagi perekonomian Libya. Akan tetapi keadaan ekonomi Libya masa pemerintahan

Qaddafi masih dinilai cukup baik ketimbang perekonomian saat ini pasca penggulingan

pemerintahan Qaddafi. Hal ini disebabkan karena hilangnya mata pencaharian masyarakat yang

bermodalkan pemakaian tanah di Libya secara bebas demi memenuhi kebutuhan masyarakat

Libya yang mengalami kerusakan akibat perang yang terjadi antara pemerintah dengan pasukan

revolusi.14

Setelah terjadi revolusi penggulingan pemerintahan Qaddafi, timbullah perubahan

penyempitan ketergantungan perekonomian negara menjadi berpusat dan hanya mengandalkan

pendapatan dari hasil minyak bumi. Pada tanggal 3 September 2013, surat kabar internasional Al

Arab, London mengabarkan bahwa perekonomian Libya sedang mengalami krisis. Hal ini

12 Craig Harris, Lilian. Libya Qadhafi’s Revolution and the Modern State. 1986. Wesyview Press : United States. Hlm 127 13 http://dinasulaeman.wordpress.com/2011/02/25/kini-tiba-giliran-libya/ diakses 5 Januari 2014, pukul : 21.00 14 Op.cit., 107.

Libya pasca ..., Arif Ardiansyah, FIB UI, 2014

Page 14: MK-Arif Ardiansyah.pdf

dikaitkan dengan pendapatan sumber minyak Libya yang nyaris mencapai nol persen. Libya

yang sedang mengalami masa kritis ini diakibatkan pendapatan Libya hampir seluruhnya

bergantung kepada minyak bumi, sehingga pengeluaran minyak bumi menjadi sangat banyak dan

tidak terkendali sedangkan produktivitas yang dihasilkan masyarakat berkurang.15

Selain faktor diatas, terdapat faktor lain yang mempengaruhi perekonomian Libya, yaitu

Masuknya NATO ke Libya. Masuknya NATO ke Libya mempunyai beberapa tujuan, yaitu salah

satunya memiliki kepentingan yang berkaitan dengan minyak yang ada di Libya. Apabila bangsa

Amerika dan barat dapat memberikan pengaruh dalam perminyakan di Libya, maka dapat

dikatakan juga mempengaruhi perekonomian di Libya.16 Kondisi Libya yang masih belum stabil

ini dimanfaatkan untuk mendapatkan perekonomian Libya melalui pendapatan minyak bumi.17

Kondisi Pemerintahan Pasca Revolusi Kepemimpinan Qaddafi

Dimasa pemerintahan Qaddafi sebelum revolusi, Libya dibagi menjadi beberapa distrik

militer atau gubernur di mana kontrol pusat langsung ditangani melalui militer yang rumit dan

tumpang tindih dengan organisasi keamanan Pemerintahan Libya saat itu.

Konflik yang terjadi di Libya mendapat pengaruh dari Arab Springs yang terjadi di

negara – negara tetangga Libya. Arab Springs yang terjadi menuntut perubahan pemerintahan

dan kepemimpinan negara masing-masing yang dinilai terlalu lama masa jabatan mereka padahal

mereka merupakan negara yang dipimpin oleh presiden. Masyarakat yang terkena efek dari Arab

Springs tersebut melakukan unjuk rasa untuk meminta pergantian pemerintahan dan

kepemimpinan. Unjuk rasa yang dilakukan mendapat tanggapan yang keras dari pemerintah

Libya saat itu. Respon yang diberikan pemerintah berupa serangan udara yang dijatuhkannya

bom-bom di daerah-daerah terjadinya unjuk rasa. Kemudian terjadilah perang saudara di Libya

antara pemerintahan dan pasukan pemberontak.

Setelah terjadi peperangan yang menimbulkan kerugian dan kematian yang tidak sedikit

ini akhirnya Libya berhasil menjatuhkan rezim pemerintahan Qaddafi. Kematian Muammar Al

15 http://www.wartanews.com/timur-tengah/ef75f2ad-2690-cfe7-4eea-44b9b40ebbe7/ekonomi-libya-pasca-perang-

masih-bergantung-pada-minyak diakses tanggal 10 Desember 2013 pukul 21.00 16 Rakhmadi, Roby. Skripsi “Kepentingan Amerika Dakam Intervensi Nato ke Libya 2011. Hlm. 27 17http://www.alarab.co.uk/en/?id=728 diakses tanggal 10 Desember 2013 pukul 23.15

Libya pasca ..., Arif Ardiansyah, FIB UI, 2014

Page 15: MK-Arif Ardiansyah.pdf

Qaddafi menandai berakhirnya sistem pemerintahan sosialis di Libya. Dewan Transisi Nasional

(NTC) memproklamirkan kemerdekaan pada November 2011. Namun kondisi Libya yang baru

saja dilanda peperangan, masih belum stabil.18

Selama Qaddafi berkuasa, ia berhasil menjalin hubungan dengan beberapa suku-suku

besar di Libya. Hubungan yang dijalin tersebut berguna untuk mejaga keseimbangan militer

Libya. Hal tersebut dinilai penting dikarenakan Libya pada masa pemerintahan Qaddafi memiliki

sisitem pemerintahan yang berpusat pada kekuatan militer. Dengan memiliki suku-suku yang ada

di pihaknya, maka Qaddafi dapat menjalankan pemerintahannya. Apabila Qaddafi dapat merayu

suku lainnya untuk tetap berada di pihaknya, maka Qaddafi akan mempersenjatai mereka secara

langsung.

Di sisi lain Libya terancam akan terpecah. Hal ini disebabkan Libya Timur ingin

menciptakan pemerintahan sendiri yang terpisah dari pemerintahan pusat. Hal tersebut dilakukan

sebagai bentuk ancaman kepada pemerintah pusat yang tidak dapat mempersatukan pemberontak

dan kepala suku pasca kematian Muammar Al Qaddafi. Pemerintahan baru tersebut diberi nama

Barqa atau Cyrenaica. Pembentukan pemerintahan baru terjadi di sebuah kota kecil bernama

Ajdabiya pada hari Minggu tanggal 3 November 2013. Sebuah stasiun televisi yang mendukung

kelompok pembentuk pemerintah baru menyiarkan pertemuan antar pemimpin pembentukan.

Pertemuan dilakukan di atas podium dengan bendera Cyrenaica. Diantara para pemimpin

tersebut ada pemimpin suku pedalaman Ibrahim Jathran, bekas komandan Pasukan Pertahanan

Petroleum Libya dan Abd-Rabbo al-Barassi mantan komandan Angkatan Udara yang diangkat

sebagai Perdana Menteri.19

Di tahun 2013, Libya dipimpin oleh Mohammed Magariaf. Presiden Mohammed

Magariaf sebagai pemimpin baru negara Libya dalam kongres pertemuan di PBB meminta maaf

kepada semua pihak terhadap kejahatan yang telah dilakukan Qaddafi. Dalam Kongres tersebut

PBB meminta Libya menghapuskan sistem diskriminasi terhadap kaum perempuan dalam

penyusunan UUD yang baru. Menurut PBB partisipasi perempuan dalam penyusunan UUD

Libya untuk memajukan proses demokratisasi negara sangat penting dan undang-undang baru ini

18http://international.okezone.com diakses tanggal 17 Desember 2013, pukul 23.47 19http://www.tempo.co/read/news/2013/11/04/115527037/Libya-Timur-Deklarasikan-Pemerintah-Sendiri diakses

tanggal 12 Desember 2013, pukul 21.30

Libya pasca ..., Arif Ardiansyah, FIB UI, 2014

Page 16: MK-Arif Ardiansyah.pdf

akan menyelesaikan semua masalah diskriminasi terhadap wanita. Pada saat yang sama, para

wanita di Libya melakukan unjuk rasa meminta penambahan kursi perwakilan kaum wanita

untuk perencanaan undang-undang dasar yang baru. Anggota-anggota tim penyusun Undang-

Undang Dasar Libya akan dipilih langsung oleh rakyat dan kongres nasional Libya.20

Kondisi Keamanan Pasca Revolusi Kepemimpinan Qaddafi

Pada masa pergerakan revolusi melawan rezim Qaddafi, masyarakat Libya saat itu sangat

tidak berada dalam posisi yang aman. Masyarakat Libya merasa tidak aman terhadap serangan

yang dilakukan pasukan militer yang dipimpin Qaddafi terhadap siapapun yang melawan

kebijakan dalam pemerintahannya. Peperangan yang terjadi antara pemerintah Libya dengan

pasukan revolusi Libya sangat membuat gusar masyarakat sipil. Selain itu, senjata-senjata pasca

penggulingan Muammar Al Qaddafi masih dimiliki oleh pasukan revolusioner, kepala suku,

serta milisi bersenjata. Hal ini tentunya membuat masyarakat berani mengangkat senjata untuk

menyuarakan tuntutannya.

Keamanan di Libya semakin tidak menemui titik aman dikarenakan terjadinya perang

antara para penguasa pemerintah dengan pasukan revolusi dan milisi bersenjata. Mereka tidak

ingin tunduk pada pemerintah dan tidak ingin mengikuti undang-undangnya. Hal ini disebabkan

tidak terbiasanya masyarakat dengan sistem Undang-Undang yang teratur. Masyarakat Libya

memiliki sifat fanatisme kesukuan, mereka tidak ingin kehilangan senjatanya karena bagi mereka

senjata merupakan cara untuk mencapai kekuasaan.21

Adanya kerjasama antara Libya dan NATO yang bertujuan untuk mencapai keamanan

yang stabil. Perdana Menteri Libya Ali Zeidan melakukan kerjasama dengan NATO. Pada

tanggal 22 Oktober 2013, kabinet Libya mengatakan bahwa Libya menjalin kerjasama dengan

NATO guna menciptakan keamanan di Libya. Pada bulan Mei 2013 lalu, Perdana Menteri Libya

Ali Zeidan dan Sekjen NATO Anders Fogh Rasmussen mengadakan pertemuan di Chicago,

Amerika. Kedatangan Perdana Menteri Libya disambut hangat dengan NATO bersedia

membantu menciptakan kestabilan keamanan di Libya. Anders Fogh Rasmussen mengajukan

20 http://indonesian.irib.ir/en/cakrawala-indonesia/-/asset_publisher/cQ30/content/id/5427000 di akses 12 Januari

2013, pukul 21.45 21 http://indonesian.irib.ir/fokus/-/asset_publisher/v5Xe/content/id/5301207 diunduh tanggal 11 Desember 2013

pukul 20.30

Libya pasca ..., Arif Ardiansyah, FIB UI, 2014

Page 17: MK-Arif Ardiansyah.pdf

untuk mendirikan institusi keamanan di Libya. Keadaan keamanan Libya sampai saat ini masih

dibawah pengawasan NATO.22

Bagi masyarakat sipil keamanan yang terjadi dengan bantuan NATO membuat mereka

merasa lebih aman, akan tetapi disamping itu tanpa disadari NATO melakukan intervensi

terhadap Libya dengan memanfaatkan alasan keamanan. Dengan begitu mereka akan dapat

secara perlahan memberikan pengaruh bagi kehidupan di Libya. Pengaruh tersebut dapat

diberikan dalam suatu kondisi dan akan dirasakan perlahan dampaknya oleh masyarakat di

Libya.

Atas permintaan Perdana Menteri Ali Zeidan, Amerika Serikat, Inggris dan Italia telah

sepakat untuk melatih 5.000 hingga 8.000 tentara. Namun, Pemerintah Libya takut jika diantara

tentara tersebut ada yang membelot membela Mujahidin sehingga harus selektif dan disaring.

Maroko, Aljazair dan Tunisia juga menyatakan kesediaannya untuk berperan dalam melatih

pasukan keamanan Libya. Keamanan Libya menjadi sangat rawan, akibat maraknya

pertumbuhan Mujahidin di negara tersebut.

Semenjak runtuhnya diktator Qaddafi, rasa nasionalisme rakyat Libya turun drastis.

Banyak diantara masyarakat sipil membentuk kelompok dan laskar militan untuk merebut

kekuasaan pemerintah Libya yang baru. Pemerintah Libya telah mengetahui keadaan rakyat yang

terbagi menjadi dua kubu, diantaranya milisi masyarakat sekuler yang pro-pemerintah dan milisi

rakyat militan Islam yang anti pemerintah. Libya berencana akan memelihara kelompok sekuler

untuk dijadikan “pagar betis” bagi keamanan Libya.23

Kondisi Kesukuan Masa Qaddafi dan Pasca Revolusi Kepemimpinan Qaddafi

Pada masa pemerintahan Qaddafi, kesukuan merupakan suatu hal yang penting. Suku

menurut Qaddafi adalah keluarga yang mengalami pertumbuhan sebagai akibat prokreasi. Suku

memiliki hak-hak istimewa, nilai-nilai dan ideal-ideal yang didasarkan kepada ikatan – ikatan

sosial yang bersifat alami dan kuat. Seperti halnya keluarga, suku juga memberikan

22http://international.sindonews.com/read/2013/10/24/44/797590/nato-jalin-kerjasama-dengan-libya-di-sektor-

keamanan diunduh tanggal 12 Desember 2013, pukul 20.15 23 http://al-mustaqbal.net/rencana-baru-as-melatih-militer-libya-untuk-antisipasi-kekuatan-mujahidin/ diakses 12

Januari 2013, pukul : 20.20

Libya pasca ..., Arif Ardiansyah, FIB UI, 2014

Page 18: MK-Arif Ardiansyah.pdf

kesejahteraan materi yang sama kepada para anggotanya. Pentingnya kesukuan dalam tatanan

masyarakat Libya dapat dilihat dari pentingnya keberadaannya bagi Negara.24

Di Libya, kesukuan dianggap sebagai kunci keseimbangan kekuasaan dari kekuatan

militer. Selama hidupnya, Qaddafi selalu bergantung pada suku kecilnya dalam memilih staf

yang bekerja untuk unit militer dan menjamin keamanan personal miliknya dan

pemerintahannya. Pada tahun 2011 Qaddafi mendapatkan perlawanan dari suku yang berada di

Libya, dikarenakan Qaddafi mengabaikan keberadaan mereka yang berada di perbatasan Mesir.

Beberapa kabar menyatakan bahwa mungkin hal itu terjadi juga karena tindakan Qaddafi yang

dinilai keras terhadap rakyatnya, sehingga para suku yang tadinya memiliki loyalitas yang tinggi

terhadap Qaddafi berubah pendirian dan menjadi pemberontak melawan Qaddafi.

Posisi suku di Libya adalah sebagai “payung sosial” yang alami bagi keamanan sosial

atas dasar tradisi sosial suku. Suku menyediakan gaji kolektif kepada para anggotanya untuk

persediaan makanan, denda kolektif, pembalasan kolektif dan pertahanan kolektif sebagai

perlindungan sosial. Terdapat beberapa faktor yang melatarbelakangi terbentuknya suku. Faktor

pertama yang melatarbelakangi terbentuknya suku adalah darah. Darah yang dimaksud adalah

keturunan. Darah ini merupakan faktor utama dalam membentuk suku. Faktor yang kedua dalam

membentuk suku yaitu afiliasi.25 Afiliasi merupakan pertalian sebagai anggota sebuah suku.

Setelah revolusi Libya atas penggulingan pemerintahan Qaddafi, kesukuan di Libya tidak

terkendali seperti di masa pemerintahan Qaddafi. Menurut laporan situs Libya.net, suku di

selatan negara ini setelah saling bentrok selama satu pekan menandatangani perjanjian gencatan

senjata pada tanggal 2 April 2013. Efek yang terjadi dari gencatan senjata antar suku tersebut

membuat keadaan menjadi lebih baik dan perlahan masyarakat Libya selatan ini menjalani

kehidupan mereka seperti semula.26

24 Fakih, Mansour. Muammar Qathafi Menapak Jalan Revolusi. 2000. INSIST PRESS : Yogyakarta. Hlm.9 25ibid.hlm105 26http://indonesian.irib.ir/afrika/-/asset_publisher/fgT0/content/id/5048389 diakses tanggal 13 Desember 2013, pukul

20.00

Libya pasca ..., Arif Ardiansyah, FIB UI, 2014

Page 19: MK-Arif Ardiansyah.pdf

E. PENUTUP

Pada awalnya, revolusi di Libya terjadi akibat mendapat pengaruh dari kejadian Arab

Springs yang dilakukan negara-negara Arab sekitar Libya dan juga negara-negara Arab yang

mengalami nasib yang sama seperti Libya. Masyarakat Libya pun melakukan unjuk rasa untuk

meminta perubahan pemerintahan dan kepemimpinan Qaddafi terhadap Libya pada tahun 2011.

Perang saudara pun terjadi karena pemerintah memberikan tanggapan keras berupa

dijatuhkannya bom-bom udara terhadap para demonstran di setiap titik unjuk rasa dan mencap

mereka sebagai pemberontak27.

Libya masa pemerintahan Muammar Al Qaddafi dan setelah pemerintahannya

mengalami perubahan yang mempengaruhi situasi dan kondisi. Perubahan yang terjadi dapat

membawa dampak baik dan juga dapat membawa dampak buruk. Perubahan yang terjadi terlihat

dalam beberapa kondisi, seperti kondisi sosial, kondisi politik, kondisi ekonomi, kondisi

pemerintahan dan kondisi kesukuan yang ada di Libya. Perubahan yang terjadi membuat Libya

menjadi negara yang tidak dalam kondisi yang stabil.

Perubahan yang terjadi tidak hanya berdampak bagi masyarakat Libya saja, akan tetapi

dapat dirasakan oleh negara lain di luar Libya. Bagi bangsa barat kematian Qaddafi merupakan

terbukanya pintu gerbang untuk memasuki Libya yang sudah lama tertutup akibat kebijakan

yang dibuat oleh Qaddafi. Perlahan-lahan bangsa barat dapat masuk dan mulai melakukan invasi

mereka terhadap Libya. Masuknya NATO dengan dalih untuk menciptakan keamanan di Libya

pun merupakan salah satu contoh bangsa barat untuk memberikan pengaruh mereka terhadap

masyarakat Libya. Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa revolusi yang terjadi di Libya atas

penggulingan pemerintahan Muammar Al Qaddafi mengakibatkan masyarakat dan negara lain

mendapatkan pengaruh dari perubahan dan dampak dari perubahan tersebut masih terasa sampai

2013 setelah 2 tahun pasca revolusi pemerintahan Qaddafi.

27 http://international.okezone.com diakses tanggal 17 Desember 2013, pukul 23.47

Libya pasca ..., Arif Ardiansyah, FIB UI, 2014

Page 20: MK-Arif Ardiansyah.pdf

DAFTAR PUSTAKA

Fakih, M. (2000). Muammar Qathafi Menapak Jalan Revolusi . Yogyakarta: INSIST PRESS.

Harris, C. L. (1986). Libya Qadhafi’s Revolution and the Modern State. Colorado: Westview

Press.

Rakhmadi, R. (2011). Skripsi. Kepentingan Amerika Dakam Intervensi Nato ke Libya 2011

Depok: Universitas Indonesia.

http://www.alarab.co.uk

http://dinasulaeman.wordpress.com

http://indonesian.irib.ir

http://www.m.kompasiana.com

http://lontar.ui.ac.id

http://majalah.hidayatullah.com

http://al-mustaqbal.net

http://www.refworld.org

http://www.wartanews.com

Libya pasca ..., Arif Ardiansyah, FIB UI, 2014