Mitigasi Bencana Geologirepo.itera.ac.id/assets/file_upload/SB2006240046/...1. Menghitung nilai...
Transcript of Mitigasi Bencana Geologirepo.itera.ac.id/assets/file_upload/SB2006240046/...1. Menghitung nilai...
-
Pola Pergeseran Gunung Guntur Berdasarkan Data Gnss Tahun 2018-2019
Riri Anggraeni 231160561
Dr. Irwan Meilano, S.T., M.Sc.2, Satrio Muhammad Alif, S.T., M.T.1, Umar Rosadi, S.T.3 1Institut Teknologi Sumatera, 2Institut Teknologi Bandung, 3Pusat Vulkanologi dan
Mitigasi Bencana Geologi
Email : [email protected]
ABSTRAK. Salah satu gunung api di Pulau Jawa yang masih aktif dan berada dalam
pemantauan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi adalah Gunung Guntur. Pada
dasarnya penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pola dan vektor pergeseran yang terjadi
pada Gunung Guntur. Tujuan penelitian ini adalah untuk menghitung nilai pergeseran dan
mengetahui karakteristik deformasi yang terjadi di Gunung Guntur. Deformasi yang berupa
inflasi umumnya terjadi karena proses gerakan magma ke permukaan yang menekan
permukaan tanah di atasnya. Nilai Pergeseran tiap stasiun dihitung dari selisih hasil rata-rata
koordinat antar bulan. Secara sederhana, fenomena inflasi dan deflasi juga dapat
diindentifikasi dengan menghitung perubahan jarak antar stasiun. Nilai pergeseran yang
didapat dari seluruh stasiun yaitu berkisar antara -7.6 mm sampai 7.1 mm pada komponen
utara dan -5.5 mm sampai 6.8 mm pada komponen timur. Berdasarkan hasil perhitungan uji
statistik yang telah dilakukan, didapatkan bahwa hasil hitungan pergeseran dari Gunung
Guntur pada empat stasiun pengamatan tidak lulus uji statistik. Maka dapat dikatakan bahwa
pergeseran yang terjadi pada Gunung Guntur tidak signifikan.
Kata Kunci : Pergeseran, Inflasi, Deflasi.
ABSTRACT. One of the active volcano in Java and being monitored by Center for
Volcanology and Geological Hazard Mitigation is Guntur volcano. Basically this research
was conducted to determine the displacement pattern and displacement vectors. The purpose
of this study is to determine the displacement value and the characteristics of the deformation
that occurred on Guntur Volcano. Inflation generally occurs due to the process of magma
movement toward the surface which pressing the ground surface above. The displacement
value for each station is calculated from the difference of the average results of the
coordinates on each month. Easily, the phenomenon of inflation and deflation can also be
identified by knowing the distance change between stations. The displacement value obtained
from all stations ranged from –7.6 mm to 7.1 mm in the north component and -5.5 mm to 6.8
mm in the east component. Based on the statistics test that have been carried out, it was found
that the results of the displacement of Guntur Volcano at four observation stations did not
pass the statistics test. Then it can be said that the displacement that occurred at Guntur
Volcano was not significant.
Keywords : Displacement, Inflation, Deflation.
-
PENDAHULUAN
Salah satu gunung api di Pulau Jawa
yang masih aktif dan berada dalam
pemantauan Pusat Vulkanologi dan
Mitigasi Bencana Geologi adalah
Gunung Guntur. Gunung Guntur
merupakan tipe gunung api strato
dengan ketinggian 2249 m. Gunung
Guntur secara administratif terletak di
Kabupaten Garut, Jawa Barat
(Kementrian Energi Sumber Daya
Mineral, 2019). Aktivitas letusan
Gunung Guntur terakhir terjadi pada
tahun 1847. Pada tahun 1800 sampai
1847 periode letusan berselang-selang
antara 1 sampai 3 tahun dan ada
kalanya letusan terjadi setelah masa
istirahat 6 sampai 7 tahun.
Salah satu upaya mitigasi bencana
erupsi Gunung Guntur yaitu dengan
melakukan pemantauan secara berkala.
Metode pemantauan aktivitas gunung
api yang dapat diaplikasikan terdiri dari
berbagai metode, salah satunya adalah
metode deformasi. Pada dasarnya
penelitian ini dilakukan untuk
mengetahui pola dan vektor pergeseran
yang terjadi pada Gunung Guntur.
Berdasarkan pada hasil penelitian
deformasi di Gunung Guntur pada
bulan Juni 1997 sampai dengan Juni
2009, estimasi sumber deformasi
menunjukkan bahwa penyebab
terjadinya deformasi Gunung Guntur
adalah aktifitas sesar (Sulaeman,
Hidayati, Loeqman, Suparman, &
Shahbana, 2010). Tujuan penelitian ini
adalah untuk menghitung nilai
pergeseran dan mengetahui
karakteristik deformasi yang terjadi di
Gunung Guntur tahun Januari 2018
sampai Maret 2019. Karakterisitk
deformasi yang dikaji meliputi arah dan
besar pergeseran.
TUJUAN PENELITIAN
Berdasarkan uraian yang telah
dijelaskan, maka adapun tujuan pada
penelitian ini sebagai berikut :
1. Menghitung nilai pergeseran Gunung Guntur berdasarkan
data pengamatan GNSS tahun
2018-2019.
2. Menganalisis perubahan inflasi dan deflasi yang terjadi pada
Gunung Guntur berdasarkan
data pengamatan GNSS tahun
2018-2019.
RUANG LINGKUP
Adapun ruang lingkup dalam penelitian
ini sebagai berikut :
1. Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data
pengamatan GNSS Gunung
Guntur tahun 2018-2019
meliputi 4 pos pengamatan
yaitu MSGT, CTSG, SODN,
dan POST.
2. Data pengamatan GNSS Gunung Guntur pada tahun
2019 yang digunakan pada
penelitian ini hanya 3 bulan
tehitung dari bulan Januari
sampai dengan Maret. 3. Karakteristik deformasi yang
dikaji meliputih arah dan besar
pergeseran.
TEORI DASAR
Gunung Api
Indonesia memiliki 127 gunung api
aktif dan 13% dari seluruh gunung api
aktif di dunia terdapat di Indonesia
yang berderet di sepanjang Pulau
Sumatera, Pulau Jawa, Pulau Bali, dan
Nusa Tenggara, Kepulauan Maluku,
-
Pulau Sulawesi terutama di bagian
utara (Wirakusumah, 2012). Gunung
Guntur merupakan nama sebuah
puncak dari suatu kelompok gunung api
yang disebut dengan kompleks Gunung
Guntur. Sejak letusan terakhir yang
terjadi pada tahun 1847 sampai saat ini
(154 tahun) tidak pernah terjadi letusan
lagi. Aktivitas gunung ini selanjutnya
dicirikan dengan terekamnya gempa-
gempa vulkanik yang berkisar antara 20
kejadian/bulan (Badan Geologi
Indonesia, 2011). Gempa bumi
vulkanik (volcano seismic) terjadi
akibat adanya aktivitas magma yang
biasanya terjadi sebelum gunung api
meletus. Apabila keaktifannya semakin
tinggi, maka akan menyebabkan
timbulnya ledakan yang juga akan
menimbulkan terjadinya gempa bumi
(Fadhillah, 2011).
Deformasi
Menurut Van der Laat serta Dvarok and
Dzurisin dalam (Abidin, 2000)
deformasi permukaan gunung api, yang
berupa vektor pergeseran titik dan
vektor kecepatan perubahannya, dapat
memberikan informasi tentang
karakteristik dan dinamika dari kantong
magma. Prinsip deformasi dari gunung
api dapat berupa penaikan permukaan
tanah ataupun penurunan permukaan
tanah. Deformasi yang berupa inflasi
umumnya terjadi karena proses gerakan
magma ke permukaan yang menekan
permukaan tanah di atasnya. Maka
deformasi yang maksimal biasanya
teramati tidak lama sebelum letusan
gunung api berlangsung. Sedangkan
deformasi berupa deflasi umumnya
terjadi selama atau sesudah masa
letusan. Pada saat itu tekanan magma di
dalam tubuh gunung api telah melemah
dan permukaan tanah cenderung
kembali ke posisinya semula. Gejala
deformasi gunung api akan
menyebabkan pergeseran posisi suatu
titik di tubuh gunung api. Pergeseran
posisi tersebut dapat terjadi baik dalam
arah horisontal maupun vertikal.
Pengamatan GNSS
Prinsip metode pemantauan aktivitas
gunung api secara kontinu dengan
GNSS yaitu pemantauan terhadap
perubahan koordinat beberapa titik
yang mewakili gunung tersebut dari
waktu ke waktu. Beberapa receiver
GNSS ditempatkan pada beberapa titik
pantau yang ditempatkan pada
punggung dan puncak gunung yang
akan dipantau, serta pada stasiun
referensi. Koordinat titik-titik pantau
tersebut kemudian ditentukan dengan
GNSS relatif terhadap pusat pemantau
seperti contoh pada gambar 2.1 yang
merupakan receiver stasiun
pengamatan POST, sehingga data
pengamatan GNSS dari titik-titik
pantau harus dikirmkan secara real-
time ke pusat pemantau (Abidin, 2000).
METODOLOGI PENELITIAN
Lokasi penelitian Tugas Akhir ini
adalah Gunung Guntur yang secara
administratif terletak di Kabupaten
Garut, Jawa Barat. Pos pengamatan
Gunung Guntur berlokasi di kaki
Gunung Guntur yaitu tepatnya di Desa
Simajaya, Kecamatan Tarogong,
Kabupaten Garut, dengan ketinggian
2249 m.
-
Gambar 1. Sebaran Titik Pengamatan GPS
Gunung Guntur
Pengolahan Data
Data yang digunakan pada penelitian
tugas tkhir ini yaitu data pengamatan
GNSS kontinu Gunung Guntur tiap titik
pos pengamatan pada tahun 2018-2019.
Data pengamatan GNSS Gunung
Guntur terdiri dari 4 titik pos
pengamatan yaitu meliputi MSGT,
CTSG, SODN, dan POST. Pengolahan
data dilakukan dengan melakukan
pengolahan terhadap data pengamatan
GNSS Gunung Guntur. Data yang
digunakan pada penelitian ini
merupakan data pengamatan GNSS
harian Gunung Guntur tahun 2018-
2019. Selanjutnya hasil pengolahan
GNSS dihitung rata-rata tiap bulan.
Besar pergeseran tiap stasiun didapat
dari selisih koordinat antar bulan.
Selanjutnya hasil pengolahan data
berupa vektor pergeseran di
visualisasikan ke dalam peta. Hasil
pengolahan data yang didapat
selanjutnya dianalisis dari besar dan
arah pergeseran. Fenomena inflasi dan
deflasi yang terjadi dapat dilihat dari
arah vektor pergeseran tiap stasiun
pengamatan Gunung Guntur.
Fenomena inflasi maupun deflasi yang
terjadi dapat dikaitkan dengan aktivitas
vulkanik Gunung Guntur.
Gambar 2. Diagram Alir Pelaksanaan
-
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
Pengolahan data GNSS dilakukan pada
4 titik pengamatan GNSS Gunung
Guntur. Hasil perhitungan pergeseran
pada titik stasiun CTSG Guntur
disajikan dalam tabel. Berikut
merupakan tabel hasil perhitungan
pergeseran yang telah didapatkan :
Tabel 1. Hasil Perhitungan Pergeseran Stasiun CTSG
No Periode
Pergeseran
Utara
Selatan
(mm)
Pergeseran
Timur
Barat
(mm)
Standar
Deviasi
Utara
Selatan
(mm)
Standar
Deviasi
Timur
Barat
(mm)
1 Januari 2018 –Februari 2018 -2.4 -3.1 5.6 6.2
2 Februari 2018 – Maret 2018 -7.6 0.1 6.0 6.7
3 Maret 2018 - April 2018 2.3 2.5 5.7 6.5
4 April 2018 – Mei 2018 6.1 3.5 4.6 5.2
5 Mei 2018 – Juni 2018 1.0 1.1 4.0 4.5
6 Juni 2018 – Juli 2018 1.4 -0.3 3.7 4.1
7 Juli 2018 – Agustus 2018 2.4 -1.9 3.5 4.0
8 Agustus 2018 – September
2018 -2.1 -0.1 3.7 4.2
9 September 2018 – Oktober
2018 0.8 -2.7 4.2 4.8
10 Oktober 2018 – November
2018 -1.5 -0.3 4.8 5.5
11 November 2018 – Desember
2018 -1.4 1.8 5.1 5.6
12 Desember 2018 –Januari
2019 6.1 -2.9 5.0 5.3
13 Januari 2019 –Februari 2019 -1.5 2.2 5.0 5.2
14 Februari 2019 - Maret 2019 -0.1 -2.8 5.2 5.5
Tabel 2. Hasil Perhitungan Pergeseran Stasiun MSGT
No Periode
Pergeseran
Utara
Selatan
(mm)
Pergeseran
Timur
Barat
(mm)
Standar
Deviasi
Utara
Selatan
(mm)
Standar
Deviasi
Timur
Barat
(mm)
1 Januari 2018 –Februari 2018 -4.5 -2.4 4.9 5.1
2 Februari 2018 – Maret 2018 -4.9 -1.8 5.0 5.0
3 Maret 2018 - April 2018 3.3 2.9 4.8 5.1
4 April 2018 – Mei 2018 5.9 4.9 4.2 4.7
-
5 Mei 2018 – Juni 2018 -1.2 1.7 3.8 4.2
6 Juni 2018 – Juli 2018 1.4 0.7 3.6 3.9
7 Juli 2018 – Agustus 2018 -0.5 -3.1 3.5 3.9
8 Agustus 2018 – September
2018 0.5 1.6 3.6 4.0
9 September 2018 – Oktober
2018 1.4 -3.8 4.1 4.7
10 Oktober 2018 – November
2018 -2.4 1.0 4.5 5.2
11 November 2018 – Desember
2018 -3.4 1.9 4.8 5.1
12 Desember 2018 –Januari
2019 7.1 -3.3 4.7 4.8
13 Januari 2019 –Februari 2019 -2.4 1.2 4.7 4.7
14 Februari 2019 - Maret 2019 0.1 -2.8 4.8 4.9
Tabel 3. Hasil Perhitungan Pergeseran Stasiun SODN
No Periode
Pergeseran
Utara
Selatan
(mm)
Pergeseran
Timur
Barat
(mm)
Standar
Deviasi
Utara
Selatan
(mm)
Standar
Deviasi
Timur
Barat
(mm)
1 Januari 2018 –Februari 2018 -2.1 0.5 5.9 5.3
2 Februari 2018 – Maret 2018 - - - -
3 Maret 2018 - April 2018 - - - -
4 April 2018 – Mei 2018 - - - -
5 Mei 2018 – Juni 2018 - - - -
6 Juni 2018 – Juli 2018 - - - -
7 Juli 2018 – Agustus 2018 - - - -
8 Agustus 2018 – September
2018 - - - -
9 September 2018 – Oktober
2018 -0.9 -2.0 5.7 5.7
10 Oktober 2018 – November
2018 -2.0 -1.6 6.3 6.4
11 November 2018 – Desember
2018 -2.1 1.4 6.4 6.1
12 Desember 2018 –Januari
2019 6.5 -2.9 6.7 6.4
13 Januari 2019 –Februari 2019 -2.3 2.2 7.2 6.7
14 Februari 2019 - Maret 2019 0.2 -2.8 7.0 6.6
-
Tabel 4. Hasil Perhitungan Pergeseran Stasiun POST
No Periode
Pergeseran
Utara
Selatan
(mm)
Pergeseran
Timur
Barat
(mm)
Standar
Deviasi
Utara
Selatan
(mm)
Standar
Deviasi
Timur
Barat
(mm)
1 Januari 2018 –Februari 2018 -2.8 0.8 8.4 9.8
2 Februari 2018 – Maret 2018 -6.3 -2.9 8.4 9.7
3 Maret 2018 - April 2018 4.2 2.5 8.1 9.4
4 April 2018 – Mei 2018 7.1 5.7 7.5 8.9
5 Mei 2018 – Juni 2018 -1.4 0.6 7.3 8.7
6 Juni 2018 – Juli 2018 -0.7 1.4 7.1 8.4
7 Juli 2018 – Agustus 2018 1.1 -5.0 6.7 8.0
8 Agustus 2018 – September
2018 -0.1 3.8 7.0 8.2
9 September 2018 – Oktober
2018 0.9 -4.2 7.6 8.8
10 Oktober 2018 – November
2018 -5.4 -3.6 8.6 10
11 November 2018 – Desember
2018 0.2 6.8 9.4 11
12 Desember 2018 –Januari
2019 4.3 -5.5 9.0 10
13 Januari 2019 –Februari 2019 -2.1 0.4 8.8 10
14 Februari 2019 - Maret 2019 -0.2 -3.2 9.3 11
Tabel 5. Proses Dominan Arah Vektor Tiap Stasiun
No Periode Stasiun
CTSG
Stasiun
MSGT
Stasiun
SODN
Proses
Dominan
1 Januari 2018 –Februari 2018 Mendekati Mendekati Menjauhi Deflasi
2 Februari 2018 – Maret 2018 Mendekati Mendekati - Deflasi
3 Maret 2018 - April 2018 Menjauhi Mendekati - -
4 April 2018 – Mei 2018 Menjauhi Mendekati - -
5 Mei 2018 – Juni 2018 Menjauhi Mendekati - -
6 Juni 2018 – Juli 2018 Menjauhi Menjauhi - Inflasi
7 Juli 2018 – Agustus 2018 Mendekati Menjauhi - -
8 Agustus 2018 – September 2018 Mendekati Mendekati - Deflasi
9 September 2018 – Oktober 2018 Mendekati Menjauhi Menjauhi Inflasi
10 Oktober 2018 – November 2018 Mendekati Mendekati Menjauhi Deflasi
-
11 November 2018 – Desember 2018 Menjauhi Mendekati Menjauhi Inflasi
12 Desember 2018 –Januari 2019 Menjauhi Menjauhi Mendekati Inflasi
13 Januari 2019 –Februari 2019 Menjauhi Mendekati Menjauhi Inflasi
14 Februari 2019 - Maret 2019 Mendekati Menjauhi Menjauhi Inflasi
Tabel 5. Perubahan Jarak Antar Stasiun
No Periode
Perubahan
Jarak
MSGT –
SODN
(mm)
Perubahan
Jarak
SODN –
CTSG
(mm)
Perubahan
Jarak
CTSG –
MSGT
(mm)
Proses
Dominan
1 Januari 2018 –Februari 2018 -2.5 -3.6 -0.4 Deflasi
2 Februari 2018 – Maret 2018 0 0 1.8 -
3 Maret 2018 - April 2018 0 0 0.3 -
4 April 2018 – Mei 2018 0 0 -0.8 -
5 Mei 2018 – Juni 2018 0 0 -2.2 -
6 Juni 2018 – Juli 2018 0 0 0.4 -
7 Juli 2018 – Agustus 2018 0 0 2.1 -
8
Agustus 2018 – September
2018 0 0 -1.6 -
9
September 2018 – Oktober
2018 -1.7 -0.7 -0.8 Deflasi
10
Oktober 2018 – November
2018 2.3 1.3 1.1 Inflasi
11 November 2018 – Desember
2018 0.5 0.7 1.4 Inflasi
12 Desember 2018 –Januari 2019 -0.3 -0.1 -1.0 Deflasi
13 Januari 2019 –Februari 2019 -0.9 0.4 0.5 Inflasi
14 Februari 2019 - Maret 2019 0.0 -0.1 -0.3 Deflasi
Vektor arah pergeseran semua stasiun
yang terjadi pada periode Januari 2018
sampai Februari 2018 disajikan pada
peta pergeseran. Dapat dilihat pada peta
bahwa terdapat dua vektor dengan
warna yang berbeda. Vektor pergeseran
dengan warna biru adalah hasil resultan
dari selisih pergeseran tiap stasiun
dengan stasiun InaCORS CRUT yang
berada di Garut. Vektor pergeseran
dengan warna merah adalah hasil
proyeksi dari resultan selisih
pergeseran tiap stasiun dengan stasiun
InaCORS terhadap kawah Guntur.
Berdasarkan peta pergeseran yang
ditampilkan, dapat dilihat bahwa vektor
pergeseran dalam beberapa periode
terlihat bahwa arah vektor dominan
relatif searah. Peta pergeseran pada
periode Januari 2019-Februari 2019
dapat dilihat pada Gambar 3.
-
Gambar 3. Pergeseran Horizontal Bulan Januari 2019 – Februari 2019
Uji statistik dilakukan dengan
menggunakan tabel distribusi normal
dengan selang kepercayaan 70%
dengan membandingkan resultan
pergeseran titik pengamatan dengan
standar deviasi resultan pergeseran
horizontalnya. Dalam kasus ini derajat
kebebasan diasumsikan tidak terhingga
karena data yang diamati sangat
banyak, maka nilai 𝑇 > 𝑡𝑑𝑓,𝛼/2 adalah
1,036. Berikut ini adalah hasil uji
statistik yang dilakukan pada 4 stasiun
pengamatan Gunung Guntur.
Tabel 6. Hasil Uji Statistik Pergeseran Stasiun CTSG
No Periode P
(mm)
Standar
Deviasi
P (mm)
T
Hitung Pergeseran
1 Januari 2018 –Februari 2018 3.3 8.4 0.4 Tidak
2 Februari 2018 – Maret 2018 7.5 9.0 0.8 Tidak
3 Maret 2018 - April 2018 6.0 8.7 0.7 Tidak
4 April 2018 – Mei 2018 4.7 7.0 0.7 Tidak
5 Mei 2018 – Juni 2018 2.2 6.0 0.4 Tidak
6 Juni 2018 – Juli 2018 2.0 5.6 0.4 Tidak
7 Juli 2018 – Agustus 2018 1.3 5.4 0.2 Tidak
8 Agustus 2018 – September 2018 2.2 5.6 0.4 Tidak
9 September 2018 – Oktober 2018 3.2 6.5 0.5 Tidak
10 Oktober 2018 – November 2018 2.3 7.3 0.3 Tidak
11 November 2018 – Desember 2018 3.0 7.6 0.4 Tidak
12 Desember 2018 –Januari 2019 2.3 7.2 0.3 Tidak
-
13 Januari 2019 – Februari 2019 4.3 7.2 0.6 Tidak
14 Februari 2019 - Maret 2019 2.0 7.5 0.3 Tidak
Tabel 7. Hasil Uji Statistik Pergeseran Stasiun MSGT
No Periode P
(mm)
Standar
Deviasi
P (mm)
T
Hitung Pergeseran
1 Januari 2018 –Februari 2018 5.4 7.0 0.8 Tidak
2 Februari 2018 – Maret 2018 5.2 7.1 0.7 Tidak
3 Maret 2018 - April 2018 6.9 7.0 0.9 Tidak
4 April 2018 – Mei 2018 5.8 6.4 0.9 Tidak
5 Mei 2018 – Juni 2018 1.8 5.7 0.3 Tidak
6 Juni 2018 – Juli 2018 3.0 5.3 0.6 Tidak
7 Juli 2018 – Agustus 2018 2.2 5.2 0.4 Tidak
8 Agustus 2018 – September 2018 2.1 5.4 0.4 Tidak
9 September 2018 – Oktober 2018 1.9 6.3 0.3 Tidak
10 Oktober 2018 – November 2018 3.9 7.0 0.6 Tidak
11 November 2018 – Desember 2018 2.8 7.0 0.4 Tidak
12 Desember 2018 –Januari 2019 1.9 6.8 0.3 Tidak
13 Januari 2019 –Februari 2019 4.0 6.7 0.6 Tidak
14 Februari 2019 - Maret 2019 2.0 6.9 0.3 Tidak
Tabel 8. Hasil Uji Statistik Pergeseran Stasiun SODN
No Periode P
(mm)
Standar
Deviasi
P (mm)
T
Hitung Pergeseran
1 Januari 2018 –Februari 2018 4.8 7.9 0.6 Tidak
2 Februari 2018 – Maret 2018 - - - -
3 Maret 2018 - April 2018 - - - -
4 April 2018 – Mei 2018 - - - -
5 Mei 2018 – Juni 2018 - - - -
6 Juni 2018 – Juli 2018 - - - -
7 Juli 2018 – Agustus 2018 - - - -
8 Agustus 2018 – September 2018 - - - -
9 September 2018 – Oktober 2018 4.8 8.1 0.6 Tidak
10 Oktober 2018 – November 2018 1.4 9.0 0.2 Tidak
11 November 2018 – Desember 2018 2.3 8.8 0.3 Tidak
-
12 Desember 2018 –Januari 2019 2.2 9.3 0.2 Tidak
13 Januari 2019 –Februari 2019 4.7 9.9 0.5 Tidak
14 Februari 2019 - Maret 2019 2.0 9.7 0.2 Tidak
Tabel 9. Hasil Uji Statistik Pergeseran Stasiun POST
No Periode P
(mm)
Standar
Deviasi
P (mm)
T
Hitung Pergeseran
1 Januari 2018 –Februari 2018 5.4 12.9 0.4 Tidak
2 Februari 2018 – Maret 2018 6.9 12.8 0.5 Tidak
3 Maret 2018 - April 2018 7.2 12.4 0.6 Tidak
4 April 2018 – Mei 2018 7.1 11.7 0.6 Tidak
5 Mei 2018 – Juni 2018 0.9 11.3 0.1 Tidak
6 Juni 2018 – Juli 2018 4.1 11.0 0.4 Tidak
7 Juli 2018 – Agustus 2018 3.4 10.5 0.3 Tidak
8 Agustus 2018 – September 2018 4.3 10.9 0.4 Tidak
9 September 2018 – Oktober 2018 1.8 11.6 0.2 Tidak
10 Oktober 2018 – November 2018 4.5 13.7 0.3 Tidak
11 November 2018 – Desember 2018 8.3 15.1 0.6 Tidak
12 Desember 2018 –Januari 2019 2.4 14.1 0.2 Tidak
13 Januari 2019 –Februari 2019 3.2 13.5 0.2 Tidak
14 Februari 2019 - Maret 2019 1.6 14.5 0.1 Tidak
Pembahasan
Berdasarkan peta vektor pergeseran,
dapat dilihat bahwa Gunung Guntur
didominasi oleh fenomena inflasi.
Vektor pergeseran dari beberapa peta
dalam periode yang berbeda terlihat
bahwa arah vektor dominan relatif
searah. Maka dapat diindikasi bahwa
vektor bukan dipengaruhi aktivitas
vulkanik tetapi dipengaruhi oleh
tektonik atau pergerakan sesar minor
yang berada di sekitar Gunung Guntur.
Hasil pergeseran pada empat stasiun
pengamatan Gunung Guntur
selanjutnya dilakukan uji statistik.
Berdasarkan hasil perhitungan uji
statistik yang telah dilakukan,
didapatkan bahwa nilai T-hitung
kurang dari (nilai 𝑡𝑑𝑓,𝛼/2) yang
ditentukan sehingga hasil hitungan
pergeseran dari Gunung Guntur pada
stasiun pengamatan CTSG, MSGT,
SODN dan stasiun pengamatan POST
tidak lulus uji statistik. Maka dapat
dikatakan bahwa pergeseran yang
terjadi pada Gunung Guntur tidak
signifikan. Maka dari itu fenomena
inflasi dan deflasi Gunung Guntur tidak
dapat dilihat dari hasil pergeseran yang
didapat pada masing-masing stasiun
pengamatan.
-
KESIMPULAN
Berdasarkan pengolahan dan
perhitungan yang telah dilakukan
adapun kesimpulan yang didapat
adalah sebagai berikut :
1. Nilai pergeseran yang didapat dari seluruh stasiun yaitu
berkisar antara -7.6 mm sampai
7.1 mm pada komponen utara-
selatan dan -5.5 mm sampai 6.8
mm pada komponen timur-
barat. Nilai pergeseran pada
empat stasiun Gunung Guntur
sebagian besar tidak lulus uji
statistik, sehingga dapat
disimpulkan bahwa pergeseran
pada empat titik pengamatan
Gunung Guntur tidak
signifikan.
2. Fenomena deformasi yang terjadi di Gunung Guntur dari
hasil pergeseran didominasi
oleh fenomena inflasi, namun
berdasarkan hasil uji statistik
hasil pergeseran pada empat
stasiun sebagian besar tidak
lulus uji statistik. Maka dapat
disimpulkan bahwa deformasi
Gunung Guntur pada tahun
2018 sampai dengan 2019 tidak
signifikan.
DAFTAR PUSTAKA
Abidin, D. (2000). Penentuan Posisi
Dengan GPS dan Aplikasinya.
Jakarta: Pradnya Paramita.
Abidin, D. (2000). Penentuan Posisi
Dengan GPS dan Aplikasinya.
Jakarta: Pradnya Paramita.
Alif, S. M., Fattah, E. I., & Kholil, M.
(2020). Geodetic Slip Rate and
Locking Depth of East
Semangko Fault Derived From
GPS Measurement. Geodesy
and Geodynamics,
GEOG333_proof, 1-7.
Ayu, H. D., & Jufriadi, A. (2014).
Mekanisme Erupsi dan Model
Kantong Magma Gunung Api
Ijen. Neutrino, 6(2), 74-83.
Badan Geologi Indonesia. (2011). Data
Dasar Gunung Api Indonesia,
Edisi Kedua. Bandung:
Kementrian Energi dan Sumber
Daya Mineral.
Bronto, S. (2013). Geologi Gunung Api
Purba. Bandung: Badan
Geologi.
Fadhillah, T. (2011). Mitigasi Bencana
Gempa Bumi di Sekitar Sesar
Lembang. Buletin Vulkanologi
dan Bencana Geologi , 6(3), 1-
5.
Geologi, P. V. (2020). Magma
Indonesia. Retrieved Maret 21,
2020, from
https://magma.esdm.go.id
Jamel, I., Meilano, I., Gumilar, I.,
Sarsito, D. A., & Abidin, H. Z.
(2013). Analisis Deformasi
Gunung Api Papandayan
Berdasarkan Data Pengamatan
GPS Tahun 2002-2011.
Indonesian Journal of
Geospasial, 2(3), 1-9.
Kementrian Energi Sumber Daya
Mineral. (2019, Agustus 4).
-
Gunung Api. Retrieved from
Gunung Guntur, Jawa Barat:
http://www.vsi.esdm.go.id
Kristanto, & Budianto, A. (2008).
Evaluasi Seismik dan Visual
Kegiatan Vulkanik Gunung
Egon. Buletin Vulkanologi dan
Bencana Geologi, 3(2), 9-17.
Lockwood, J. P., & Hazlett, R. W.
(2010). Volcanoes Global
Perspectives. Chichester:
Willey Blackwell.
Schroedel, J. (2002). Structural
Deformation Surveying.
Washington DC: Department
Of Army US Army Corps of
Engineer.
Sudjana. (2002). Metode Statiska.
Bandung: Trasito.
Sulaeman, C., Hidayati, S., Loeqman,
A., Suparman, Y., & Shahbana,
D. K. (2010). Deformasi
Gunung Guntur Berdasarkan
Data GPS. Jurnal Lingkungan
dan Bencana Geologi, 1(1), 27-
34.
Wirakusumah, A. D. (2012). Gunung
Api Ilmu dan Aplikasinya.
Bandung: Pusat Survei Geologi,
Badan Geologi, Kementrian
Energi dan Sumber Daya
Mineral.
Wolf, P. R., & Ghilani, C. D. (1997).
Adjustment Computations:
Statistics and Least Squares in
Surveying and GIS. New York:
John Wiley & Sons.