Mitigasi Bencana Geologirepo.itera.ac.id/assets/file_upload/SB2006240046/...1. Menghitung nilai...

13
Pola Pergeseran Gunung Guntur Berdasarkan Data Gnss Tahun 2018-2019 Riri Anggraeni 23116056 1 Dr. Irwan Meilano, S.T., M.Sc. 2 , Satrio Muhammad Alif, S.T., M.T. 1 , Umar Rosadi, S.T. 3 1 Institut Teknologi Sumatera, 2 Institut Teknologi Bandung, 3 Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Email : [email protected] ABSTRAK. Salah satu gunung api di Pulau Jawa yang masih aktif dan berada dalam pemantauan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi adalah Gunung Guntur. Pada dasarnya penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pola dan vektor pergeseran yang terjadi pada Gunung Guntur. Tujuan penelitian ini adalah untuk menghitung nilai pergeseran dan mengetahui karakteristik deformasi yang terjadi di Gunung Guntur. Deformasi yang berupa inflasi umumnya terjadi karena proses gerakan magma ke permukaan yang menekan permukaan tanah di atasnya. Nilai Pergeseran tiap stasiun dihitung dari selisih hasil rata-rata koordinat antar bulan. Secara sederhana, fenomena inflasi dan deflasi juga dapat diindentifikasi dengan menghitung perubahan jarak antar stasiun. Nilai pergeseran yang didapat dari seluruh stasiun yaitu berkisar antara -7.6 mm sampai 7.1 mm pada komponen utara dan -5.5 mm sampai 6.8 mm pada komponen timur. Berdasarkan hasil perhitungan uji statistik yang telah dilakukan, didapatkan bahwa hasil hitungan pergeseran dari Gunung Guntur pada empat stasiun pengamatan tidak lulus uji statistik. Maka dapat dikatakan bahwa pergeseran yang terjadi pada Gunung Guntur tidak signifikan. Kata Kunci : Pergeseran, Inflasi, Deflasi. ABSTRACT. One of the active volcano in Java and being monitored by Center for Volcanology and Geological Hazard Mitigation is Guntur volcano. Basically this research was conducted to determine the displacement pattern and displacement vectors. The purpose of this study is to determine the displacement value and the characteristics of the deformation that occurred on Guntur Volcano. Inflation generally occurs due to the process of magma movement toward the surface which pressing the ground surface above. The displacement value for each station is calculated from the difference of the average results of the coordinates on each month. Easily, the phenomenon of inflation and deflation can also be identified by knowing the distance change between stations. The displacement value obtained from all stations ranged from 7.6 mm to 7.1 mm in the north component and -5.5 mm to 6.8 mm in the east component. Based on the statistics test that have been carried out, it was found that the results of the displacement of Guntur Volcano at four observation stations did not pass the statistics test. Then it can be said that the displacement that occurred at Guntur Volcano was not significant. Keywords : Displacement, Inflation, Deflation.

Transcript of Mitigasi Bencana Geologirepo.itera.ac.id/assets/file_upload/SB2006240046/...1. Menghitung nilai...

  • Pola Pergeseran Gunung Guntur Berdasarkan Data Gnss Tahun 2018-2019

    Riri Anggraeni 231160561

    Dr. Irwan Meilano, S.T., M.Sc.2, Satrio Muhammad Alif, S.T., M.T.1, Umar Rosadi, S.T.3 1Institut Teknologi Sumatera, 2Institut Teknologi Bandung, 3Pusat Vulkanologi dan

    Mitigasi Bencana Geologi

    Email : [email protected]

    ABSTRAK. Salah satu gunung api di Pulau Jawa yang masih aktif dan berada dalam

    pemantauan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi adalah Gunung Guntur. Pada

    dasarnya penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pola dan vektor pergeseran yang terjadi

    pada Gunung Guntur. Tujuan penelitian ini adalah untuk menghitung nilai pergeseran dan

    mengetahui karakteristik deformasi yang terjadi di Gunung Guntur. Deformasi yang berupa

    inflasi umumnya terjadi karena proses gerakan magma ke permukaan yang menekan

    permukaan tanah di atasnya. Nilai Pergeseran tiap stasiun dihitung dari selisih hasil rata-rata

    koordinat antar bulan. Secara sederhana, fenomena inflasi dan deflasi juga dapat

    diindentifikasi dengan menghitung perubahan jarak antar stasiun. Nilai pergeseran yang

    didapat dari seluruh stasiun yaitu berkisar antara -7.6 mm sampai 7.1 mm pada komponen

    utara dan -5.5 mm sampai 6.8 mm pada komponen timur. Berdasarkan hasil perhitungan uji

    statistik yang telah dilakukan, didapatkan bahwa hasil hitungan pergeseran dari Gunung

    Guntur pada empat stasiun pengamatan tidak lulus uji statistik. Maka dapat dikatakan bahwa

    pergeseran yang terjadi pada Gunung Guntur tidak signifikan.

    Kata Kunci : Pergeseran, Inflasi, Deflasi.

    ABSTRACT. One of the active volcano in Java and being monitored by Center for

    Volcanology and Geological Hazard Mitigation is Guntur volcano. Basically this research

    was conducted to determine the displacement pattern and displacement vectors. The purpose

    of this study is to determine the displacement value and the characteristics of the deformation

    that occurred on Guntur Volcano. Inflation generally occurs due to the process of magma

    movement toward the surface which pressing the ground surface above. The displacement

    value for each station is calculated from the difference of the average results of the

    coordinates on each month. Easily, the phenomenon of inflation and deflation can also be

    identified by knowing the distance change between stations. The displacement value obtained

    from all stations ranged from –7.6 mm to 7.1 mm in the north component and -5.5 mm to 6.8

    mm in the east component. Based on the statistics test that have been carried out, it was found

    that the results of the displacement of Guntur Volcano at four observation stations did not

    pass the statistics test. Then it can be said that the displacement that occurred at Guntur

    Volcano was not significant.

    Keywords : Displacement, Inflation, Deflation.

  • PENDAHULUAN

    Salah satu gunung api di Pulau Jawa

    yang masih aktif dan berada dalam

    pemantauan Pusat Vulkanologi dan

    Mitigasi Bencana Geologi adalah

    Gunung Guntur. Gunung Guntur

    merupakan tipe gunung api strato

    dengan ketinggian 2249 m. Gunung

    Guntur secara administratif terletak di

    Kabupaten Garut, Jawa Barat

    (Kementrian Energi Sumber Daya

    Mineral, 2019). Aktivitas letusan

    Gunung Guntur terakhir terjadi pada

    tahun 1847. Pada tahun 1800 sampai

    1847 periode letusan berselang-selang

    antara 1 sampai 3 tahun dan ada

    kalanya letusan terjadi setelah masa

    istirahat 6 sampai 7 tahun.

    Salah satu upaya mitigasi bencana

    erupsi Gunung Guntur yaitu dengan

    melakukan pemantauan secara berkala.

    Metode pemantauan aktivitas gunung

    api yang dapat diaplikasikan terdiri dari

    berbagai metode, salah satunya adalah

    metode deformasi. Pada dasarnya

    penelitian ini dilakukan untuk

    mengetahui pola dan vektor pergeseran

    yang terjadi pada Gunung Guntur.

    Berdasarkan pada hasil penelitian

    deformasi di Gunung Guntur pada

    bulan Juni 1997 sampai dengan Juni

    2009, estimasi sumber deformasi

    menunjukkan bahwa penyebab

    terjadinya deformasi Gunung Guntur

    adalah aktifitas sesar (Sulaeman,

    Hidayati, Loeqman, Suparman, &

    Shahbana, 2010). Tujuan penelitian ini

    adalah untuk menghitung nilai

    pergeseran dan mengetahui

    karakteristik deformasi yang terjadi di

    Gunung Guntur tahun Januari 2018

    sampai Maret 2019. Karakterisitk

    deformasi yang dikaji meliputi arah dan

    besar pergeseran.

    TUJUAN PENELITIAN

    Berdasarkan uraian yang telah

    dijelaskan, maka adapun tujuan pada

    penelitian ini sebagai berikut :

    1. Menghitung nilai pergeseran Gunung Guntur berdasarkan

    data pengamatan GNSS tahun

    2018-2019.

    2. Menganalisis perubahan inflasi dan deflasi yang terjadi pada

    Gunung Guntur berdasarkan

    data pengamatan GNSS tahun

    2018-2019.

    RUANG LINGKUP

    Adapun ruang lingkup dalam penelitian

    ini sebagai berikut :

    1. Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data

    pengamatan GNSS Gunung

    Guntur tahun 2018-2019

    meliputi 4 pos pengamatan

    yaitu MSGT, CTSG, SODN,

    dan POST.

    2. Data pengamatan GNSS Gunung Guntur pada tahun

    2019 yang digunakan pada

    penelitian ini hanya 3 bulan

    tehitung dari bulan Januari

    sampai dengan Maret. 3. Karakteristik deformasi yang

    dikaji meliputih arah dan besar

    pergeseran.

    TEORI DASAR

    Gunung Api

    Indonesia memiliki 127 gunung api

    aktif dan 13% dari seluruh gunung api

    aktif di dunia terdapat di Indonesia

    yang berderet di sepanjang Pulau

    Sumatera, Pulau Jawa, Pulau Bali, dan

    Nusa Tenggara, Kepulauan Maluku,

  • Pulau Sulawesi terutama di bagian

    utara (Wirakusumah, 2012). Gunung

    Guntur merupakan nama sebuah

    puncak dari suatu kelompok gunung api

    yang disebut dengan kompleks Gunung

    Guntur. Sejak letusan terakhir yang

    terjadi pada tahun 1847 sampai saat ini

    (154 tahun) tidak pernah terjadi letusan

    lagi. Aktivitas gunung ini selanjutnya

    dicirikan dengan terekamnya gempa-

    gempa vulkanik yang berkisar antara 20

    kejadian/bulan (Badan Geologi

    Indonesia, 2011). Gempa bumi

    vulkanik (volcano seismic) terjadi

    akibat adanya aktivitas magma yang

    biasanya terjadi sebelum gunung api

    meletus. Apabila keaktifannya semakin

    tinggi, maka akan menyebabkan

    timbulnya ledakan yang juga akan

    menimbulkan terjadinya gempa bumi

    (Fadhillah, 2011).

    Deformasi

    Menurut Van der Laat serta Dvarok and

    Dzurisin dalam (Abidin, 2000)

    deformasi permukaan gunung api, yang

    berupa vektor pergeseran titik dan

    vektor kecepatan perubahannya, dapat

    memberikan informasi tentang

    karakteristik dan dinamika dari kantong

    magma. Prinsip deformasi dari gunung

    api dapat berupa penaikan permukaan

    tanah ataupun penurunan permukaan

    tanah. Deformasi yang berupa inflasi

    umumnya terjadi karena proses gerakan

    magma ke permukaan yang menekan

    permukaan tanah di atasnya. Maka

    deformasi yang maksimal biasanya

    teramati tidak lama sebelum letusan

    gunung api berlangsung. Sedangkan

    deformasi berupa deflasi umumnya

    terjadi selama atau sesudah masa

    letusan. Pada saat itu tekanan magma di

    dalam tubuh gunung api telah melemah

    dan permukaan tanah cenderung

    kembali ke posisinya semula. Gejala

    deformasi gunung api akan

    menyebabkan pergeseran posisi suatu

    titik di tubuh gunung api. Pergeseran

    posisi tersebut dapat terjadi baik dalam

    arah horisontal maupun vertikal.

    Pengamatan GNSS

    Prinsip metode pemantauan aktivitas

    gunung api secara kontinu dengan

    GNSS yaitu pemantauan terhadap

    perubahan koordinat beberapa titik

    yang mewakili gunung tersebut dari

    waktu ke waktu. Beberapa receiver

    GNSS ditempatkan pada beberapa titik

    pantau yang ditempatkan pada

    punggung dan puncak gunung yang

    akan dipantau, serta pada stasiun

    referensi. Koordinat titik-titik pantau

    tersebut kemudian ditentukan dengan

    GNSS relatif terhadap pusat pemantau

    seperti contoh pada gambar 2.1 yang

    merupakan receiver stasiun

    pengamatan POST, sehingga data

    pengamatan GNSS dari titik-titik

    pantau harus dikirmkan secara real-

    time ke pusat pemantau (Abidin, 2000).

    METODOLOGI PENELITIAN

    Lokasi penelitian Tugas Akhir ini

    adalah Gunung Guntur yang secara

    administratif terletak di Kabupaten

    Garut, Jawa Barat. Pos pengamatan

    Gunung Guntur berlokasi di kaki

    Gunung Guntur yaitu tepatnya di Desa

    Simajaya, Kecamatan Tarogong,

    Kabupaten Garut, dengan ketinggian

    2249 m.

  • Gambar 1. Sebaran Titik Pengamatan GPS

    Gunung Guntur

    Pengolahan Data

    Data yang digunakan pada penelitian

    tugas tkhir ini yaitu data pengamatan

    GNSS kontinu Gunung Guntur tiap titik

    pos pengamatan pada tahun 2018-2019.

    Data pengamatan GNSS Gunung

    Guntur terdiri dari 4 titik pos

    pengamatan yaitu meliputi MSGT,

    CTSG, SODN, dan POST. Pengolahan

    data dilakukan dengan melakukan

    pengolahan terhadap data pengamatan

    GNSS Gunung Guntur. Data yang

    digunakan pada penelitian ini

    merupakan data pengamatan GNSS

    harian Gunung Guntur tahun 2018-

    2019. Selanjutnya hasil pengolahan

    GNSS dihitung rata-rata tiap bulan.

    Besar pergeseran tiap stasiun didapat

    dari selisih koordinat antar bulan.

    Selanjutnya hasil pengolahan data

    berupa vektor pergeseran di

    visualisasikan ke dalam peta. Hasil

    pengolahan data yang didapat

    selanjutnya dianalisis dari besar dan

    arah pergeseran. Fenomena inflasi dan

    deflasi yang terjadi dapat dilihat dari

    arah vektor pergeseran tiap stasiun

    pengamatan Gunung Guntur.

    Fenomena inflasi maupun deflasi yang

    terjadi dapat dikaitkan dengan aktivitas

    vulkanik Gunung Guntur.

    Gambar 2. Diagram Alir Pelaksanaan

  • HASIL DAN PEMBAHASAN

    Hasil

    Pengolahan data GNSS dilakukan pada

    4 titik pengamatan GNSS Gunung

    Guntur. Hasil perhitungan pergeseran

    pada titik stasiun CTSG Guntur

    disajikan dalam tabel. Berikut

    merupakan tabel hasil perhitungan

    pergeseran yang telah didapatkan :

    Tabel 1. Hasil Perhitungan Pergeseran Stasiun CTSG

    No Periode

    Pergeseran

    Utara

    Selatan

    (mm)

    Pergeseran

    Timur

    Barat

    (mm)

    Standar

    Deviasi

    Utara

    Selatan

    (mm)

    Standar

    Deviasi

    Timur

    Barat

    (mm)

    1 Januari 2018 –Februari 2018 -2.4 -3.1 5.6 6.2

    2 Februari 2018 – Maret 2018 -7.6 0.1 6.0 6.7

    3 Maret 2018 - April 2018 2.3 2.5 5.7 6.5

    4 April 2018 – Mei 2018 6.1 3.5 4.6 5.2

    5 Mei 2018 – Juni 2018 1.0 1.1 4.0 4.5

    6 Juni 2018 – Juli 2018 1.4 -0.3 3.7 4.1

    7 Juli 2018 – Agustus 2018 2.4 -1.9 3.5 4.0

    8 Agustus 2018 – September

    2018 -2.1 -0.1 3.7 4.2

    9 September 2018 – Oktober

    2018 0.8 -2.7 4.2 4.8

    10 Oktober 2018 – November

    2018 -1.5 -0.3 4.8 5.5

    11 November 2018 – Desember

    2018 -1.4 1.8 5.1 5.6

    12 Desember 2018 –Januari

    2019 6.1 -2.9 5.0 5.3

    13 Januari 2019 –Februari 2019 -1.5 2.2 5.0 5.2

    14 Februari 2019 - Maret 2019 -0.1 -2.8 5.2 5.5

    Tabel 2. Hasil Perhitungan Pergeseran Stasiun MSGT

    No Periode

    Pergeseran

    Utara

    Selatan

    (mm)

    Pergeseran

    Timur

    Barat

    (mm)

    Standar

    Deviasi

    Utara

    Selatan

    (mm)

    Standar

    Deviasi

    Timur

    Barat

    (mm)

    1 Januari 2018 –Februari 2018 -4.5 -2.4 4.9 5.1

    2 Februari 2018 – Maret 2018 -4.9 -1.8 5.0 5.0

    3 Maret 2018 - April 2018 3.3 2.9 4.8 5.1

    4 April 2018 – Mei 2018 5.9 4.9 4.2 4.7

  • 5 Mei 2018 – Juni 2018 -1.2 1.7 3.8 4.2

    6 Juni 2018 – Juli 2018 1.4 0.7 3.6 3.9

    7 Juli 2018 – Agustus 2018 -0.5 -3.1 3.5 3.9

    8 Agustus 2018 – September

    2018 0.5 1.6 3.6 4.0

    9 September 2018 – Oktober

    2018 1.4 -3.8 4.1 4.7

    10 Oktober 2018 – November

    2018 -2.4 1.0 4.5 5.2

    11 November 2018 – Desember

    2018 -3.4 1.9 4.8 5.1

    12 Desember 2018 –Januari

    2019 7.1 -3.3 4.7 4.8

    13 Januari 2019 –Februari 2019 -2.4 1.2 4.7 4.7

    14 Februari 2019 - Maret 2019 0.1 -2.8 4.8 4.9

    Tabel 3. Hasil Perhitungan Pergeseran Stasiun SODN

    No Periode

    Pergeseran

    Utara

    Selatan

    (mm)

    Pergeseran

    Timur

    Barat

    (mm)

    Standar

    Deviasi

    Utara

    Selatan

    (mm)

    Standar

    Deviasi

    Timur

    Barat

    (mm)

    1 Januari 2018 –Februari 2018 -2.1 0.5 5.9 5.3

    2 Februari 2018 – Maret 2018 - - - -

    3 Maret 2018 - April 2018 - - - -

    4 April 2018 – Mei 2018 - - - -

    5 Mei 2018 – Juni 2018 - - - -

    6 Juni 2018 – Juli 2018 - - - -

    7 Juli 2018 – Agustus 2018 - - - -

    8 Agustus 2018 – September

    2018 - - - -

    9 September 2018 – Oktober

    2018 -0.9 -2.0 5.7 5.7

    10 Oktober 2018 – November

    2018 -2.0 -1.6 6.3 6.4

    11 November 2018 – Desember

    2018 -2.1 1.4 6.4 6.1

    12 Desember 2018 –Januari

    2019 6.5 -2.9 6.7 6.4

    13 Januari 2019 –Februari 2019 -2.3 2.2 7.2 6.7

    14 Februari 2019 - Maret 2019 0.2 -2.8 7.0 6.6

  • Tabel 4. Hasil Perhitungan Pergeseran Stasiun POST

    No Periode

    Pergeseran

    Utara

    Selatan

    (mm)

    Pergeseran

    Timur

    Barat

    (mm)

    Standar

    Deviasi

    Utara

    Selatan

    (mm)

    Standar

    Deviasi

    Timur

    Barat

    (mm)

    1 Januari 2018 –Februari 2018 -2.8 0.8 8.4 9.8

    2 Februari 2018 – Maret 2018 -6.3 -2.9 8.4 9.7

    3 Maret 2018 - April 2018 4.2 2.5 8.1 9.4

    4 April 2018 – Mei 2018 7.1 5.7 7.5 8.9

    5 Mei 2018 – Juni 2018 -1.4 0.6 7.3 8.7

    6 Juni 2018 – Juli 2018 -0.7 1.4 7.1 8.4

    7 Juli 2018 – Agustus 2018 1.1 -5.0 6.7 8.0

    8 Agustus 2018 – September

    2018 -0.1 3.8 7.0 8.2

    9 September 2018 – Oktober

    2018 0.9 -4.2 7.6 8.8

    10 Oktober 2018 – November

    2018 -5.4 -3.6 8.6 10

    11 November 2018 – Desember

    2018 0.2 6.8 9.4 11

    12 Desember 2018 –Januari

    2019 4.3 -5.5 9.0 10

    13 Januari 2019 –Februari 2019 -2.1 0.4 8.8 10

    14 Februari 2019 - Maret 2019 -0.2 -3.2 9.3 11

    Tabel 5. Proses Dominan Arah Vektor Tiap Stasiun

    No Periode Stasiun

    CTSG

    Stasiun

    MSGT

    Stasiun

    SODN

    Proses

    Dominan

    1 Januari 2018 –Februari 2018 Mendekati Mendekati Menjauhi Deflasi

    2 Februari 2018 – Maret 2018 Mendekati Mendekati - Deflasi

    3 Maret 2018 - April 2018 Menjauhi Mendekati - -

    4 April 2018 – Mei 2018 Menjauhi Mendekati - -

    5 Mei 2018 – Juni 2018 Menjauhi Mendekati - -

    6 Juni 2018 – Juli 2018 Menjauhi Menjauhi - Inflasi

    7 Juli 2018 – Agustus 2018 Mendekati Menjauhi - -

    8 Agustus 2018 – September 2018 Mendekati Mendekati - Deflasi

    9 September 2018 – Oktober 2018 Mendekati Menjauhi Menjauhi Inflasi

    10 Oktober 2018 – November 2018 Mendekati Mendekati Menjauhi Deflasi

  • 11 November 2018 – Desember 2018 Menjauhi Mendekati Menjauhi Inflasi

    12 Desember 2018 –Januari 2019 Menjauhi Menjauhi Mendekati Inflasi

    13 Januari 2019 –Februari 2019 Menjauhi Mendekati Menjauhi Inflasi

    14 Februari 2019 - Maret 2019 Mendekati Menjauhi Menjauhi Inflasi

    Tabel 5. Perubahan Jarak Antar Stasiun

    No Periode

    Perubahan

    Jarak

    MSGT –

    SODN

    (mm)

    Perubahan

    Jarak

    SODN –

    CTSG

    (mm)

    Perubahan

    Jarak

    CTSG –

    MSGT

    (mm)

    Proses

    Dominan

    1 Januari 2018 –Februari 2018 -2.5 -3.6 -0.4 Deflasi

    2 Februari 2018 – Maret 2018 0 0 1.8 -

    3 Maret 2018 - April 2018 0 0 0.3 -

    4 April 2018 – Mei 2018 0 0 -0.8 -

    5 Mei 2018 – Juni 2018 0 0 -2.2 -

    6 Juni 2018 – Juli 2018 0 0 0.4 -

    7 Juli 2018 – Agustus 2018 0 0 2.1 -

    8

    Agustus 2018 – September

    2018 0 0 -1.6 -

    9

    September 2018 – Oktober

    2018 -1.7 -0.7 -0.8 Deflasi

    10

    Oktober 2018 – November

    2018 2.3 1.3 1.1 Inflasi

    11 November 2018 – Desember

    2018 0.5 0.7 1.4 Inflasi

    12 Desember 2018 –Januari 2019 -0.3 -0.1 -1.0 Deflasi

    13 Januari 2019 –Februari 2019 -0.9 0.4 0.5 Inflasi

    14 Februari 2019 - Maret 2019 0.0 -0.1 -0.3 Deflasi

    Vektor arah pergeseran semua stasiun

    yang terjadi pada periode Januari 2018

    sampai Februari 2018 disajikan pada

    peta pergeseran. Dapat dilihat pada peta

    bahwa terdapat dua vektor dengan

    warna yang berbeda. Vektor pergeseran

    dengan warna biru adalah hasil resultan

    dari selisih pergeseran tiap stasiun

    dengan stasiun InaCORS CRUT yang

    berada di Garut. Vektor pergeseran

    dengan warna merah adalah hasil

    proyeksi dari resultan selisih

    pergeseran tiap stasiun dengan stasiun

    InaCORS terhadap kawah Guntur.

    Berdasarkan peta pergeseran yang

    ditampilkan, dapat dilihat bahwa vektor

    pergeseran dalam beberapa periode

    terlihat bahwa arah vektor dominan

    relatif searah. Peta pergeseran pada

    periode Januari 2019-Februari 2019

    dapat dilihat pada Gambar 3.

  • Gambar 3. Pergeseran Horizontal Bulan Januari 2019 – Februari 2019

    Uji statistik dilakukan dengan

    menggunakan tabel distribusi normal

    dengan selang kepercayaan 70%

    dengan membandingkan resultan

    pergeseran titik pengamatan dengan

    standar deviasi resultan pergeseran

    horizontalnya. Dalam kasus ini derajat

    kebebasan diasumsikan tidak terhingga

    karena data yang diamati sangat

    banyak, maka nilai 𝑇 > 𝑡𝑑𝑓,𝛼/2 adalah

    1,036. Berikut ini adalah hasil uji

    statistik yang dilakukan pada 4 stasiun

    pengamatan Gunung Guntur.

    Tabel 6. Hasil Uji Statistik Pergeseran Stasiun CTSG

    No Periode P

    (mm)

    Standar

    Deviasi

    P (mm)

    T

    Hitung Pergeseran

    1 Januari 2018 –Februari 2018 3.3 8.4 0.4 Tidak

    2 Februari 2018 – Maret 2018 7.5 9.0 0.8 Tidak

    3 Maret 2018 - April 2018 6.0 8.7 0.7 Tidak

    4 April 2018 – Mei 2018 4.7 7.0 0.7 Tidak

    5 Mei 2018 – Juni 2018 2.2 6.0 0.4 Tidak

    6 Juni 2018 – Juli 2018 2.0 5.6 0.4 Tidak

    7 Juli 2018 – Agustus 2018 1.3 5.4 0.2 Tidak

    8 Agustus 2018 – September 2018 2.2 5.6 0.4 Tidak

    9 September 2018 – Oktober 2018 3.2 6.5 0.5 Tidak

    10 Oktober 2018 – November 2018 2.3 7.3 0.3 Tidak

    11 November 2018 – Desember 2018 3.0 7.6 0.4 Tidak

    12 Desember 2018 –Januari 2019 2.3 7.2 0.3 Tidak

  • 13 Januari 2019 – Februari 2019 4.3 7.2 0.6 Tidak

    14 Februari 2019 - Maret 2019 2.0 7.5 0.3 Tidak

    Tabel 7. Hasil Uji Statistik Pergeseran Stasiun MSGT

    No Periode P

    (mm)

    Standar

    Deviasi

    P (mm)

    T

    Hitung Pergeseran

    1 Januari 2018 –Februari 2018 5.4 7.0 0.8 Tidak

    2 Februari 2018 – Maret 2018 5.2 7.1 0.7 Tidak

    3 Maret 2018 - April 2018 6.9 7.0 0.9 Tidak

    4 April 2018 – Mei 2018 5.8 6.4 0.9 Tidak

    5 Mei 2018 – Juni 2018 1.8 5.7 0.3 Tidak

    6 Juni 2018 – Juli 2018 3.0 5.3 0.6 Tidak

    7 Juli 2018 – Agustus 2018 2.2 5.2 0.4 Tidak

    8 Agustus 2018 – September 2018 2.1 5.4 0.4 Tidak

    9 September 2018 – Oktober 2018 1.9 6.3 0.3 Tidak

    10 Oktober 2018 – November 2018 3.9 7.0 0.6 Tidak

    11 November 2018 – Desember 2018 2.8 7.0 0.4 Tidak

    12 Desember 2018 –Januari 2019 1.9 6.8 0.3 Tidak

    13 Januari 2019 –Februari 2019 4.0 6.7 0.6 Tidak

    14 Februari 2019 - Maret 2019 2.0 6.9 0.3 Tidak

    Tabel 8. Hasil Uji Statistik Pergeseran Stasiun SODN

    No Periode P

    (mm)

    Standar

    Deviasi

    P (mm)

    T

    Hitung Pergeseran

    1 Januari 2018 –Februari 2018 4.8 7.9 0.6 Tidak

    2 Februari 2018 – Maret 2018 - - - -

    3 Maret 2018 - April 2018 - - - -

    4 April 2018 – Mei 2018 - - - -

    5 Mei 2018 – Juni 2018 - - - -

    6 Juni 2018 – Juli 2018 - - - -

    7 Juli 2018 – Agustus 2018 - - - -

    8 Agustus 2018 – September 2018 - - - -

    9 September 2018 – Oktober 2018 4.8 8.1 0.6 Tidak

    10 Oktober 2018 – November 2018 1.4 9.0 0.2 Tidak

    11 November 2018 – Desember 2018 2.3 8.8 0.3 Tidak

  • 12 Desember 2018 –Januari 2019 2.2 9.3 0.2 Tidak

    13 Januari 2019 –Februari 2019 4.7 9.9 0.5 Tidak

    14 Februari 2019 - Maret 2019 2.0 9.7 0.2 Tidak

    Tabel 9. Hasil Uji Statistik Pergeseran Stasiun POST

    No Periode P

    (mm)

    Standar

    Deviasi

    P (mm)

    T

    Hitung Pergeseran

    1 Januari 2018 –Februari 2018 5.4 12.9 0.4 Tidak

    2 Februari 2018 – Maret 2018 6.9 12.8 0.5 Tidak

    3 Maret 2018 - April 2018 7.2 12.4 0.6 Tidak

    4 April 2018 – Mei 2018 7.1 11.7 0.6 Tidak

    5 Mei 2018 – Juni 2018 0.9 11.3 0.1 Tidak

    6 Juni 2018 – Juli 2018 4.1 11.0 0.4 Tidak

    7 Juli 2018 – Agustus 2018 3.4 10.5 0.3 Tidak

    8 Agustus 2018 – September 2018 4.3 10.9 0.4 Tidak

    9 September 2018 – Oktober 2018 1.8 11.6 0.2 Tidak

    10 Oktober 2018 – November 2018 4.5 13.7 0.3 Tidak

    11 November 2018 – Desember 2018 8.3 15.1 0.6 Tidak

    12 Desember 2018 –Januari 2019 2.4 14.1 0.2 Tidak

    13 Januari 2019 –Februari 2019 3.2 13.5 0.2 Tidak

    14 Februari 2019 - Maret 2019 1.6 14.5 0.1 Tidak

    Pembahasan

    Berdasarkan peta vektor pergeseran,

    dapat dilihat bahwa Gunung Guntur

    didominasi oleh fenomena inflasi.

    Vektor pergeseran dari beberapa peta

    dalam periode yang berbeda terlihat

    bahwa arah vektor dominan relatif

    searah. Maka dapat diindikasi bahwa

    vektor bukan dipengaruhi aktivitas

    vulkanik tetapi dipengaruhi oleh

    tektonik atau pergerakan sesar minor

    yang berada di sekitar Gunung Guntur.

    Hasil pergeseran pada empat stasiun

    pengamatan Gunung Guntur

    selanjutnya dilakukan uji statistik.

    Berdasarkan hasil perhitungan uji

    statistik yang telah dilakukan,

    didapatkan bahwa nilai T-hitung

    kurang dari (nilai 𝑡𝑑𝑓,𝛼/2) yang

    ditentukan sehingga hasil hitungan

    pergeseran dari Gunung Guntur pada

    stasiun pengamatan CTSG, MSGT,

    SODN dan stasiun pengamatan POST

    tidak lulus uji statistik. Maka dapat

    dikatakan bahwa pergeseran yang

    terjadi pada Gunung Guntur tidak

    signifikan. Maka dari itu fenomena

    inflasi dan deflasi Gunung Guntur tidak

    dapat dilihat dari hasil pergeseran yang

    didapat pada masing-masing stasiun

    pengamatan.

  • KESIMPULAN

    Berdasarkan pengolahan dan

    perhitungan yang telah dilakukan

    adapun kesimpulan yang didapat

    adalah sebagai berikut :

    1. Nilai pergeseran yang didapat dari seluruh stasiun yaitu

    berkisar antara -7.6 mm sampai

    7.1 mm pada komponen utara-

    selatan dan -5.5 mm sampai 6.8

    mm pada komponen timur-

    barat. Nilai pergeseran pada

    empat stasiun Gunung Guntur

    sebagian besar tidak lulus uji

    statistik, sehingga dapat

    disimpulkan bahwa pergeseran

    pada empat titik pengamatan

    Gunung Guntur tidak

    signifikan.

    2. Fenomena deformasi yang terjadi di Gunung Guntur dari

    hasil pergeseran didominasi

    oleh fenomena inflasi, namun

    berdasarkan hasil uji statistik

    hasil pergeseran pada empat

    stasiun sebagian besar tidak

    lulus uji statistik. Maka dapat

    disimpulkan bahwa deformasi

    Gunung Guntur pada tahun

    2018 sampai dengan 2019 tidak

    signifikan.

    DAFTAR PUSTAKA

    Abidin, D. (2000). Penentuan Posisi

    Dengan GPS dan Aplikasinya.

    Jakarta: Pradnya Paramita.

    Abidin, D. (2000). Penentuan Posisi

    Dengan GPS dan Aplikasinya.

    Jakarta: Pradnya Paramita.

    Alif, S. M., Fattah, E. I., & Kholil, M.

    (2020). Geodetic Slip Rate and

    Locking Depth of East

    Semangko Fault Derived From

    GPS Measurement. Geodesy

    and Geodynamics,

    GEOG333_proof, 1-7.

    Ayu, H. D., & Jufriadi, A. (2014).

    Mekanisme Erupsi dan Model

    Kantong Magma Gunung Api

    Ijen. Neutrino, 6(2), 74-83.

    Badan Geologi Indonesia. (2011). Data

    Dasar Gunung Api Indonesia,

    Edisi Kedua. Bandung:

    Kementrian Energi dan Sumber

    Daya Mineral.

    Bronto, S. (2013). Geologi Gunung Api

    Purba. Bandung: Badan

    Geologi.

    Fadhillah, T. (2011). Mitigasi Bencana

    Gempa Bumi di Sekitar Sesar

    Lembang. Buletin Vulkanologi

    dan Bencana Geologi , 6(3), 1-

    5.

    Geologi, P. V. (2020). Magma

    Indonesia. Retrieved Maret 21,

    2020, from

    https://magma.esdm.go.id

    Jamel, I., Meilano, I., Gumilar, I.,

    Sarsito, D. A., & Abidin, H. Z.

    (2013). Analisis Deformasi

    Gunung Api Papandayan

    Berdasarkan Data Pengamatan

    GPS Tahun 2002-2011.

    Indonesian Journal of

    Geospasial, 2(3), 1-9.

    Kementrian Energi Sumber Daya

    Mineral. (2019, Agustus 4).

  • Gunung Api. Retrieved from

    Gunung Guntur, Jawa Barat:

    http://www.vsi.esdm.go.id

    Kristanto, & Budianto, A. (2008).

    Evaluasi Seismik dan Visual

    Kegiatan Vulkanik Gunung

    Egon. Buletin Vulkanologi dan

    Bencana Geologi, 3(2), 9-17.

    Lockwood, J. P., & Hazlett, R. W.

    (2010). Volcanoes Global

    Perspectives. Chichester:

    Willey Blackwell.

    Schroedel, J. (2002). Structural

    Deformation Surveying.

    Washington DC: Department

    Of Army US Army Corps of

    Engineer.

    Sudjana. (2002). Metode Statiska.

    Bandung: Trasito.

    Sulaeman, C., Hidayati, S., Loeqman,

    A., Suparman, Y., & Shahbana,

    D. K. (2010). Deformasi

    Gunung Guntur Berdasarkan

    Data GPS. Jurnal Lingkungan

    dan Bencana Geologi, 1(1), 27-

    34.

    Wirakusumah, A. D. (2012). Gunung

    Api Ilmu dan Aplikasinya.

    Bandung: Pusat Survei Geologi,

    Badan Geologi, Kementrian

    Energi dan Sumber Daya

    Mineral.

    Wolf, P. R., & Ghilani, C. D. (1997).

    Adjustment Computations:

    Statistics and Least Squares in

    Surveying and GIS. New York:

    John Wiley & Sons.