Miscellaneous

18
MISCELLANEOUS Dr. T. FARIZAL FADIL, Sp.B, FInACS, FMAS, K (TRAUMA)

description

presentasi trauma

Transcript of Miscellaneous

Page 1: Miscellaneous

MISCELLANEOUS

Dr. T. FARIZAL FADIL, Sp.B, FInACS, FMAS, K (TRAUMA)

Page 2: Miscellaneous

TENGGELAM (DROWNING)

DEFINISI

Tenggelam (drawning) adalah :

kematian yang disebabkan oleh aspirasi cairan ke

dalam pernapasan akibat terbenamnya seluruh

atau sebagian tubuh ke dalam cairan, sedangkan

Hampir tenggelam (near drowning) adalah keadaan

gangguan fisiologi tubuh akibat tenggelam tetapi

tidak terjadi kematian (Onyekwelu, 2008).

Page 3: Miscellaneous

Penyebab Menurut

Levin (1993)

. Terganggunya kemampuan fisik akibat

pengaruh obat-obatan

Ketidakmampuan akibat

penyakit akut ketika

berenang

Ketidakmampuan akibat

hipotermia, syok, cedera,

atau kelelahan

Page 4: Miscellaneous

ETIOLOGI

Di Amerika Serikat

Page 5: Miscellaneous

MANIFESTASI KLINIS

Koma

Kolaps sirkulasi

Asidosis

Timbulnya

hiperkapnia

Hipoksemia

Peningkatan

edema paru

Page 6: Miscellaneous

KLASIFIKASI TENGGELAM BERDASARKAN KONDISI PARU KORBAN :

1. Typical drowning (wet drowning):

Pada keadaan ini cairan masuk ke dalam saluran pernapasan korban saat korban tenggelam

2.  Atypical drowning

 a. Dry drowning  Pada keadaan ini hanya sedikit atau bahkan tidak ada cairan

yang masuk ke dalam saluran pernapasan, kematian disebabkan oleh laringospasme.

b. Immersion syndrome (vagal inhibition) Terjadi terutama pada anak-anak yang tiba-tiba terjun ke dalam

air dingin (suhu<20°C), yang menyebabkan terpicunya refleks vagal yang menyebabkan apneu, bradikardia, dan vasokonstriksi dari pembuluh darah kapiler dan menyebabkan terhentinya aliran darah koroner dan sirkulasi serebral. Alkohol juga dapat merupakan pemicu.

Page 7: Miscellaneous

c. Submersion of the unconscious Bisa terjadi pada korban yang memang menderita epilepsi atau

menderita penyakit jantung khususnya coronary atheroma atau hipertensi, atau peminum yang mengalami trauma kepala saat masuk ke air, atau dapat pula pecahnya aneurisma serebral dan muncul perdarahan serebral yang terjadi tiba-tiba.

d. Delayed death (near drowning and secondary drowning). Menurut Verive, Michael (2007),

near drowning  adalah keadaan dimana seorangkorban masih hidup setelah lebih dari 24 jam (walaupun hanya untuk sementara)setelah diselamatkan dari suatu episode tenggelam.

Secondary drowning  adalah suatu keadaan dimana muncul gejala beberapa hari setelah korban tenggelam diselamatkan(dan diangkat dari air) dan korban meninggal akibat komplikasi

Page 8: Miscellaneous

KEGAWATDARURATAN PADA KORBAN TENGGELAM

ONYEKWELU (2008) MENYATAKAN BEBERAPA

KEGAWATDARURATAN YANG DAPAT

TERJADI PADA KEADAAN NEAR DROWNING YAKNI :

a. Perubahan Pada Paru-ParuAspirasi paru terjadi pada sekitar 90% korban

tenggelam dan 80 – 90% pada korban hamier tenggelam. Jumlah dan komposisi aspirat dapat mempengaruhi perjalanan klinis penderita, isi lambung, organism pathogen, bahan kimia toksisk dan bahan asing lain dapat memberi cedera pada paru dan atau menimbulkan obstruksi jalan nafas

Page 9: Miscellaneous

b. Perubahan Pada Kardiovaskuler

Pada korban hampir tenggelam kadang-kadang menunjukkan bradikardi berat. Bradikardi dapat timbul karena refleks fisiologis saat berenang di air dingin atau karena hipoksia. Perubahan pada fungsi kardiovaskuler yang terjadi pada hampir tenggelam sebagian besar akibat perubahan tekanan parsial oksigen arterial (PaO2) dan gangguan keseimbangan asam-basa.

c. Perubahan Pada Ginjal

Fungsi ginjal penderita tenggelam yang telah mendapat resusitasi biasanya tidak menunjukkan kelainan, tetapi dapat terjadi albuminuria, hemoglobonuria, oliguria dan anuria. Kerusakan ginjal progresif akan mengakibatkan tubular nekrosis akut akibat terjadinya hipoksia berat, asidosis laktat dan perubahan aliran darah ke ginjal.

Page 10: Miscellaneous

d. Perubahan Pada Susunan Saraf Pusat

Iskemia terjadi akibat tenggelam dapat mempengaruhi

semua organ tetapi penyebab kesakitan dan kematian

terutama terjadi karena iskemi otak. Iskemi otak dapat

berlanjut akibat hipotensi, hipoksia, reperfusi dan

peningkatan tekanan intra kranial akibat edema serebral.

Kesadaran korban yang tenggelam dapat mengalami

penurunan. Biasanya penurunan kesadaran terjadi 2 – 3

menit setelah apnoe dan hipoksia. Kerusakan otak

irreversibel mulai terjadi 4 – 10 menit setelah anoksia dan

fungsi normotermik otak tidak akan kembali setelah 8 – 10

menit anoksia. Penderita yang tetap koma selama selang

waktu tertentu tapi kemudian bangun dalam

Page 11: Miscellaneous

e. Perubahan Cairan dan Elektrolit

Pada korban tenggelam tidak mengaspirasi sebagian besar cairan tetapi selalu

menelan banyak cairan. Air yang tertelan, aspirasi paru, cairan intravena

yang diberikan selama resusitasi dapat menimbulkan perubahan keadaan

cairan dan elektrolit. Aspirasi air laut dapat menimbulkan perubahan elektrolit

dan perubahan cairan karena tingginya kadar Na dan Osmolaritasnya.

Hipernatremia dan hipovolemia dapat terjadi setelah aspirasi air laut yang

banyak. Sedangkan aspirasi air tawar yang banyak dapat mengakibatkan

hipervolemia dan hipernatremia. Hiperkalemia dapat terjadi karena kerusakan

jaringan akibat hipoksia yang luas (Ronald, 2002).

Page 12: Miscellaneous

PRESENTASI KLINIS

Asimtomatis,

terutama pada pasien tenggelam dengan adanya saksi mata yangmelihat kejadian, sehingga pertolongan dan resusitasi dapat segera diberikan. Namun perlu juga diingat bahwa pada secondary drowning  seringkali korban anak - anak memberikan respon yang sangat baik pada resusitasi yang dilakukan di tempatkejadian sehingga kemudian korban tidak dibawa ke rumah sakit dan kemudianditemukan di rumah dalam keadaan distres pernapasan yang berat beberapa jamkemudian.

Page 13: Miscellaneous

Simtomatis : Batuk  Sesak nafas Mengi Hipotermia Bradikardia atau takikardia Muntah-muntah, diare Gelisah, kesadaran menurun

•Cardiopulmonary arrest , antara lain terjadi takikardia ventrikuler, fibrilasi ventrikel.

•Kematian

Page 14: Miscellaneous

PEMERIKSAAN PENUNJANG

Laboratorium : analisa gas darah, hitung sel darah, serum elektrolit, gula darahsewaktu, tes fungsi hati, tes fungsi ginjal, uji kadar etanol dan obat-obatan terlarang.

Oksimetri dan monitoring fungsi kardiorespirasi.

Pemeriksaan radiografi : rontgen toraks, CT-scan kepala dan tulang belakang (jikadicurigai ada trauma), rontgen ekstremitas, abdomen dan pelvis (jika dicurigai adatrauma), elektrokardiografi (jika dicurigai ada disfungsi miokardium

Page 15: Miscellaneous

PENANGANAN PERTAMA PADA KORBAN TENGGELAM

Penanganan Korban

a. Pindahkan penderita secepat mungkin dari air dengan cara

teraman. lakukan bantuan hidup dasar awal.

b. Bila ada kecurigaan cedera spinal satu penolong mempertahankan

posis kepala, leher dan tulang punggung dalam satu garis lurus.

Pertimbangkan untuk menggunakan papan spinal dalam air, atau

bila tidak memungkinkan pasanglah sebelum menaikan penderita

ke darat.

c. Buka jalan nafas penderita, periksa nafas. Bila tidak ada maka

upayakan untuk memberikan nafas awal secepat mungkin dan

berikan bantuan nafas sepanjang perjalanan.

.

Page 16: Miscellaneous

d. Upayakan wajah penderita menghadap ke atas.

e. Sampai di darat atau perahu lakukan penilaian dini dan RJP bila

perlu.

f. Berikan oksigen 100%

g. Pertimbangkan intubasi endotrakeal dengan ventilasi mekanis pada korban dengan distres pernapasan berat atau gangguan jalan nafas, dengan penurunan kesadaran, hipoksemia berat, asidosis berat.

h. Penggantian volume intravaskuler dapat dilakukan dengan pemberian infus kristaloida tau koloid. Bila diperlukan inotropik dapat diberikan dopamin atau dobutamine.

Page 17: Miscellaneous

Pemasangan pipa nasogastrik untuk mengeluarkan air atau kotoran yang tertelan (lakukan pemasangan pipa orogastrik jika dicurigai ada trauma wajah atau kepala).

Kateter urin untuk memantau cairan keluar. Kateter vena sentral untuk memantau tekanan vena sentral

Hipotermia dapat terjadi dan memperburuk bradikardia, asidosis dan hipoksemia. Perlu diperhatikan apakah korban tenggelam di air hangat atau air dingin. Pada kasus korban tenggelam di air dingin, pasien dengan hipotermia berat dapat tampak seolah-olah sudah mati karena bradikardia berat dan vasokonstriksi pembuluh darah,sehingga usaha resusitasi harus tetap dilanjutkan sementara usaha untuk mengembalikan suhu tubuh normal harus tetap dilakukan

Page 18: Miscellaneous

METODE RESUSITASI JANTUNG DAN PARU