Minyak Kayu Manis

8
Minyak kayu manis (Cinnamon oil dan Cassia oil) Salah satu famili tumbuhan tingkat tinggi yang berbau harum dan potensial menghasilkan minyak atsiri adalah family Lauraceae. Lauraceae merupakan salah satu famili besar yang terdapat pada daerah tropis dan subtropis. Disamping mengandung minyak atsiri, Lauraceae telah diketahui pula mengandung beberapa golongan senyawa metabolit sekunder yang lain seperti : alkaloid, fenilpropanoid, flavonoid, turunan 2-piron, benzil-ester, dan turunan alken-alkin (Guenther, 2006). Adapun taksonomi kayu manis adalah sebagai berikut: Kingdom : Plantae Super Divisi : Spermatophyta Divisi : Magnoliophyta Kelas : Magnoliopsida Ordo : Laurales Famili : Lauraceae Genus : Cinnamomum Spesies : Cinnamomum burmannii

description

minyak atsiri

Transcript of Minyak Kayu Manis

Page 1: Minyak Kayu Manis

Minyak kayu manis (Cinnamon oil dan Cassia oil)

Salah satu famili tumbuhan tingkat tinggi yang berbau harum dan potensial

menghasilkan minyak atsiri adalah family Lauraceae. Lauraceae merupakan salah satu

famili besar yang terdapat pada daerah tropis dan subtropis. Disamping mengandung

minyak atsiri, Lauraceae telah diketahui pula mengandung beberapa golongan senyawa

metabolit sekunder yang lain seperti : alkaloid, fenilpropanoid, flavonoid, turunan 2-piron,

benzil-ester, dan turunan alken-alkin (Guenther, 2006).

Adapun taksonomi kayu manis adalah sebagai berikut:

Kingdom : Plantae

Super Divisi : Spermatophyta

Divisi : Magnoliophyta

Kelas : Magnoliopsida

Ordo : Laurales

Famili : Lauraceae

Genus : Cinnamomum

Spesies : Cinnamomum burmannii

Gambar : Kulit dan Bubuk Kayu Manis (Rusli dan Abdullah, 1988)

Page 2: Minyak Kayu Manis

Kayu manis merupakan salah satu tanaman yang kulit batang, cabang dan dahannya

digunakan sebagai bahan rempah-rempah dan merupakan salah satu komoditas ekspor

Indonesia. Tanaman kayu manis yang dikembangkan di Indonesia terutama adalah

Cinnamomum burmanii Blume dengan daerah produksinya di Sumatera Barat dan Jambi

dan produknya dikenal sebagai cassia-vera atau Korinjii cassia. Selain itu terdapat

Cinnamomum zeylanicum Nees, dikenal sebagai kayu manis Ceylon karena sebagian besar

diproduksi di Srilangka (Ceylon) dan produknya dikenal sebagai cinnamon. Jenis kay

umanis ini juga terdapat di pulau Jawa. Selain kedua jenis tersebut, terdapat pula jenis C.

cassia yang terdapat di Cina (Abdullah, 1990). Sebagian besar kulit kayu manis yang

diekspor Indonesia adalah jenis Cinnamomum burmanii. Kulit kayu manis dapat digunakan

langsung dalam bentuk asli atau bubuk, minyak atsiri dan oleoresin. Minyak kayu manis

dapat diperoleh dari kulit batang, cabang, ranting dan daun pohon kayu manis dengan cara

destilasi, sedangkan oleoresinnya dapat diperoleh dengan cara ekstraksi kulit kayu manis

dengan pelarut organik (Rusli dan Abdullah, 1988).

Cinnamomum burmannii (Kayu Manis) merupakan salah satu jenis dari famili

Lauraceae. Penelitian terhadap minyak atsiri dari Cinnamomum burmannii yang berasal

dari Guangzhou, China yang dilakukan oleh Wang dkk (2009) melaporkan bahwa

komponen mayor minyak atsiri yang terkandung adalah trans-sinamaldehid (60,72%),

eugenol (17,62%) dan kumarin (13,39%). Minyak kayu manis dapat diperoleh dari kulit

batang, cabang, ranting dan daun pohon kayu manis dengan cara destilasi, sedangkan

oleoresinnya dapat diperoleh dengan cara ekstraksi kulit kayu manis dengan pelarut

organik (Rusli dan Abdullah, 1988). Agusta (2000) melaporkan bahwa minyak atsiri dari

jenis C. burmanii memiliki komponen utama sinamaldehida (Gambar 2), sedangkan spesies

lain seperti C. zeylanicum memiliki kadar sinamaldehida lebih rendah dengan kadar

eugenol lebih besar..

Sinamaldehid dapat dipisahkan dari minyak kayu manis dengan cara penambahan

natrium bisulfit. Sinamaldehid mempunyai gugus fungsional aldehid yang reaktif terhadap

adisi nukleofilik, salah satunya reaksi adisi natrium bisulfit terhadap ikatan rangkap C=O

karbonil. Senyawa hasil adisi bisulfit merupakan garam yang mudah dipisahkan dari sistem

campuran. Reaksi adisi ini bersifat dapat balik sehingga untuk mendapatkan aldehid

Page 3: Minyak Kayu Manis

kembali dapat dilakukan dengan penambahan asam sebagaimana disajikan pada gambar 2

(Gende, et al., 2008).

Salah satu produk olahan kayu manis disamping minyak kayu manis adalah

oleoresin yang mempunyai nilai jual jauh lebih tinggi dari harga kayu manis tanpa diolah.

Oleoresin dan minyak atsiri rempah-rempah banyak digunakan dalam industri makanan,

minuman, farmasi, flavor (tembakau / rokok), fragrance, pewarna dan lain-lain. Oleoresin

dalam industri pangan banyak digunakan sebagai pemberi cita rasa dalam produk-produk

olahan daging (misalnya sosis, burger, kornet), ikan dan hasil laut lainnya, roti, kue, puding,

sirup, saus dan lain-lain (Tan, 1981).

(Masada, 1980)

Minyak cinnamon mempunyai sifat antiseptik, anti mikroba dan sebagai

parasitisida. Minyak kulit dan daun cinnamon banyak digunakan sebagai pewangi sekaligus

Page 4: Minyak Kayu Manis

pengobatan dalam pasta gigi, pencuci mulut, obat batuk dan perawatan gigi, juga sebagai

flavor dalam makanan dan minuman seperti dalam coca cola. Minyak daun cinnamon

digunakan dalam sabun, kosmetik, toilet deodoran, dan parfum (Leung, 1980).

Aktivitas Minyak Atsiri Kayu Manis

Pada penelitian Wahyu Agustina (MINYAK ATSIRI DARI KULIT BATANG

Cinnamomum burmannii (KAYU MANIS) DARI FAMILI LAURACEAE SEBAGAI

INSEKTISIDA ALAMI, ANTIBAKTERI, DAN ANTIOKSIDAN) berikut ditunjukkan bahwa

minyak atsiri dari kulit kayu manis memiliki beberapa aktivitas:

1. Minyak atsiri dari kulit kayu manis (Cinnamomommum burmannii) memiliki sifat

aktif sebagai insektisida. Hal ini dibuktikan dengan hasil penelitian dimana sampel

yang digunakan memiliki aktifitas kurang dari 500 ppm. Berdasarkan metode Blis,

suatu senyawa dikatakan aktif jika memiliki harga LC50 ≤ 500 ppm, apabila

konsentrasi maksimal yang digunakan sebesar 1000 ppm (Meyer., dkk, 1982).

2. Minyak atsiri dari kulit kayu manis (Cinnamomommum burmannii) memiliki sifat

aktif sebagai antioksidan. Hal ini dibuktikan dengan hasil penelitian dimana sampel

bersifat aktif sebagai antioksidan dengan nilai IC50 kurang dari 200 ppm. Parameter

yang dipakai untuk menunjukkan bahwa suatu senyawa aktif sebagai antioksidan

adalah harga konsentrasi penghambatan (IC50), yaitu konsentrasi suatu zat

antioksidan yang dapat menyebabkan 50% DPPH kehilangan karakter radikal atau

konsentrasi suatu zat antioksidan yang memberikan prosentase penghambatan

50%. Jadi, suatu zat dikatakan aktif sebagai antioksidan jika zat tersebut

mempunyai harga IC50 yang rendah, semakin rendah harga IC50, semakin aktif zat

tersebut sebagai zat antioksidan (Meyer., dkk, 1982).

Salah satu senyawa aktif tabir surya yang banyak digunakan adalah senyawa

turunan sinamat (Tahir dkk, 2000). Turunan sinamat dapat disintesis dari sinamaldehid

yang merupakan komponen utama minyak kayu manis (Prasetya dan Ngadiwiyana, 2006).

Hasil sintesis daripada senyawa sinamaldehid dapat digunakan sebagai senyawa tabir

surya yang mampu menyerap radiasi sinar ultraviolet. Serapan di atas terjadi karena

adanya gugus kromofor karbonil dan benzen. Dengan demikian, dalam penelitian ini akan

dilakukan sintesis metil sinamat dari sinamaldehid dan uji aktivitas sebagai bahan aktif

Page 5: Minyak Kayu Manis

tabir surya. Pada penelitian lain yang dilakukan oleh Andi Suryana (Sintesis Metil Sinamat

dari Sinamaldehida dan Uji Aktivitas Sebagai Bahan Aktif Tabir Surya) didapatkan

kesimpulan bahwa hasil uji aktivitas SPF menunjukkan bahwa metil sinamat dapat

menyerap radiasi sinar ultraviolet pada panjang gelombang 240 – 320 nm dengan proteksi

maksimum pada konsentrasi 10 g/ml. μ

Daftar Pustaka

Agustina, Wahyu, Yulifi Zetra, Perry Burhan, 2009, Minyak Atsiri Dari Kulit Batang

Cinnamomum Burmannii (Kayu Manis) Dari Famili Lauraceae Sebagai Insektisida

Alami, Antibakteri, Dan Antioksidan,Laboratorium Kimia Organik, Jurusan Kimia

Fakultas MIPA, Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Guenther, E., 2006. Minyak Atsiri. Jilid 1, penerjemah Ketaren S., Penerbit UI Press, Jakarta

Leung, A. 1980. Encyclopedia of Natural Ingredients. John Wiley & Sons. 408 p

Masada, Y. 1980. Analysis of Essen-tial oils by Gas Chromatography and Mass Spectrometri.

John Wiley & Sons, New York. 285 p

Meyer, Laughlin dan Ferrigni, (1982), “Brine Shrimp : Covenient General Bioassay for

Active Constituents”, Planta Medica, 45, 31-34

Prasetya, N. B. A., dan Ngadiwiyana, 2006, Identifikasi Senyawa Penyusun Minyak Kulit

Batang Kayu Manis (Cinnamomum cassia) Menggunakan GC-MS, Jurnal Sains &

Matematika, Vol. 14, No. 1, 25-28.

Suryana, Andi, Ngadiwiyana, Ismiyarta, Sintesis Metil Sinamat dari Sinamaldehida dan Uji

Aktivitas Sebagai Bahan Aktif Tabir Surya, Kimia Organik, Jurusan Kimia Universitas

Diponegoro, Semarang

Tahir, I., Noegrohati, S., Raharjo, T. J., dan Wahyuningsih, T. D., 2000, Sintesis Turunan Alkil

Sinamat Tersubstitusi; Senyawa Penyerap Sinar UV dari Bahan Minyak Fusel dan

Beberapa Macam Minyak Atsiri, Penelitian

Tan, H.L., (1981), Mengenal Macam-Macam Bentuk Rempah-Rempah Olahan,

Keistimewaan dan Manfaatnya, Makalah di dalam Hasil Perumusan dan Kumpulan

Page 6: Minyak Kayu Manis

Kertas Kerja Pekan Pengembangan Ekspor Rempah-rempah Olahan di Tanjung

Karang, Lampung

Wahid, P., D. Sitepu, A. Hamid, S. Rusli, Sudiarto. 1986. Kemungkinan Pembudidayaan

Tanaman Penghasil Minyak Permen dan Minyak Atsiri Lainnya. Kerjasama Balai

Penelitian Tanaman Rempah dan Obat – PT Unilever Indonesia. 26 hal. (tidak

dipublikasi)