Minyak Bum i

22
MINYAK BUMI UL FIRMANSYAH | DINI DESTIANI | MUHAMMAD IMAM FAUZA MUHAMMAD TRI YULIAWAN | SAMROTU SA’ADAH XI IPA 1 SMA NEGERI 13 BANDUNG

Transcript of Minyak Bum i

MINYAK BUMI

ABDUL FIRMANSYAH | DINI DESTIANI | MUHAMMAD IMAM FAUZAN | MUHAMMAD TRI YULIAWAN | SAMROTU SA’ADAH

XI IPA 1 SMA NEGERI 13 BANDUNG

PENGERTIAN

Minyak bumi dijuluki juga sebagai emas hitam, yaitu cairan yang kental, coklat

gelap, atau kehijauan yang mudah terbakar, dan berada di lapisan atas dari beberapa

area di kerak bumi.

PROSES TERBENTUKNYA MINYAK BUMI

ORGANIK ANORGANIK

TEORI ORGANIK

minyak bumi terbentuk karena adanya kebocoran kecil yang permanen dalam siklus karbon.

terjadi antara atmosfir dengan permukaan bumi, yang digambarkan dengan dua panah dengan arah yang berlawanan, dimana karbon diangkut dalam bentuk karbon dioksida .

Pada arah pertama, karbon dioksida di atmosfir berasimilasi, artinya diekstrak dari atmosfir oleh organisme fotosintetik darat dan laut.

Pada arah yang kedua dibebaskan kembali ke atmosfir melalui respirasi makhluk hidup (tumbuhan, hewan dan mikroorganisme).

TEORI ANORGANIK

Barthelot (1866) mengemukakan bahwa di dalam minyak bumi terdapat logam alkali, yang dalam keadaan bebas dengan temperatur tinggi akan bersentuhan dengan CO2 membentuk asitilena.

Kemudian Mandeleyev (1877) mengemukakan bahwa minyak bumi terbentuk akibat adanya pengaruh kerja uap pada karbida-karbida logam dalam bumi.

Yang lebih ekstrim lagi adalah pernyataan beberapa ahli yang mengemukakan bahwa minyak bumi mulai terbentuk sejak zaman prasejarah, jauh sebelum bumi terbentuk dan bersamaan dengan proses terbentuknya bumi.

Pernyataan tersebut berdasarkan fakta ditemukannya material hidrokarbon dalam beberapa batuan meteor dan di atmosfir beberapa planet lain

PENGOLAHAN MINYAK BUMI

DESALTING

DISTILASI

CRACKING

REFORMING

POLIMERISASI

TREATING

BLENDING

DESALTING

proses penghilangan garam dengan cara

mencampurkan minyak mentah dengan air,

tujuannya adalah untuk melarutkan zat-zat mineral yang larut

dalam air.

Pada proses ini juga ditambahkan asam dan basa dengan tujuan untuk menghilangkan senyawa-senyawa selain hidrokarbon

DISTILASI

Destilasi adalah pemisahan fraksi-fraksi minyak bumi berdasarkan perbedaan titik didihnya.

Minyak mentah yang sudah dipanaskan tersebut kemudian masuk kedalam kolom fraksinasi pada bagian flash chamber (biasanya berada pada sepertiga bagian bawah kolom fraksinasi).

Untuk menjaga suhu dan tekanan dalam kolom maka dibantu pemanasan dengan steam (uap air panas dan bertekanan tinggi).

CRACKING

Cracking adalah penguraian molekul-molekul senyawa hidrokarbon yang besar menjadi molekul-molekul senyawa yang lebih kecil.

Contoh cracking ini adalah pengubahan minyak solar atau minyak tanah (kerosin) menjadi bensin.

menghasilkan bensin dalam jumlah besar dan berkualitas lebih baik. Contohnya, pemecahan senyawa n-dekana menjadi etena dan n-oktana.

REFORMING

pengubahan bentuk molekul bensin yang bermutu kurang baik (rantai karbon lurus) menjadi bensin yang bermutu lebih baik (rantai karbon bercabang).

Kedua jenis bensin ini memiliki rumus molekul sama, tetapi bentuk strukturnya berbeda sehingga proses ini disebut juga isomerisasi.

Reforming dilakukan dengan menggunakan katalis dan pemanasan.

POLIMERISASI

proses penggabungan molekul-molekul kecil menjadi molekul besar

Contoh polimerisasi yaitu penggabungan senyawa isobutena dengan senyawa isobutana menghasilkan bensin berkualitas tinggi, yaitu isooktana.

Reaksi umumnya adalah sebagai berikut

M CnH2n   Cm+nH2(m+n)

TREATING

proses pemurnian minyak bumi dengan cara menghilangkan pengotor-pengotornya.

a) Copper sweetening dan doctor treating adalah proses penghilangan pengotor yang menimbulkan bau tidak sedap.

b) Acid treatment adalah proses penghilangan lumpur dan perbaikan warna.

c) Desulfurizing (desulfurisasi) adalah proses penghilangan unsure belerang.

Absorpsi H2S oleh senyawa soda

Pembentukan sulfur elementer oleh mikroorganisme

BLENDING

Untuk memperoleh kualitas bensin yang baik dilakukan blending (pencampuran),

terdapat sekitar 22 bahan pencampur (zat aditif) yang dapat ditambahkan ke dalam proses pengolahannya.

Bahan- bahan pencampur tersebut, antara lain tetraethyllead (TEL), MTBE, etanol, dan methanol.

Penambahan zat aditif ini dapat menimgkatkan bilangan oktan.

KEGUNAAN MINYAK BUMI

A.Bahan Bakar Gas- Liquifed Natural Gas (LNG)Gas rawa yang terdiri atas 90% metana dan 10% etana- Liqufied Petroleum Gas (LPG)

Dikenal dengan gas elpiji dengan koponen utama propana (C3H8) dan Butana (C4H10)

Umum digunakan untuk keperluan rumah tangga dan industri, selain itu juga digunakan sebagai bahan baku pembuatan plastik dan zat adiktif bensin.

B. Pelarut dalam industri (exp:petrolium eter)

c.Bahan bakar kendaraan bermotor (exp: bensin, solar)

d.Bahan bakar rumah tangga dan bahan baku pembuatan bensin (exp: kerosin, minyak tanah)

e.Bahan bakar untuk mesin diesel dan bahan baku pembuatan bensin.

f.Minyak pelumasg.Bahan pembuatan sabun dan detergen

KEGUNAAN RESIDU MINYAK BUMI

Parafin: digunakan dalam pembuatan obat-obatan, kosmetik, dan lilin

Aspal : digunakan sebagai pengeras jalan

Residu minyak bumi yang berupa senyawa alkana rantai panjang diuraikan menjadi senyawa alkena yaitu etena atau butadiena yang dapat diolah lebih lanjut menjadi senyawa karbon lain seperti senyawa polietena (plastik) dan senyawa etanol.

Residu minyak bumi juga digunakan sebagai bahan dasar industri petrokimia.

BENSIN Komponen utama bensin adalah n-heptena (C7H16) dan isooktana (C8H18). Kualitas bensin ditentukan oleh kandungan isooktana (bilangan oktan). Bilangan oktan untuk n-heptana = 0 dan isooktana = 100.

Fungsi kandungan isooktana pada bensin:1.Mengurangi ketukan (knocking) pada mesin2.Meningkatkan efisiensi pembakaran sehingga energi yang dihasilkan lebih besar.

BILANGAN OKTANBilangan oktan adalah angka yang menunjukkan seberapa besar tekanan yang bisa diberikan sebelum bensin terbakar secara spontan. Di dalam mesin, campuran udara dan bensin (dalam bentuk gas) ditekan oleh piston sampai dengan volume yang sangat kecil dan kemudian dibakar oleh percikan api yang dihasilkan busi

Bilangan oktan bensin dapat ditingkatkan dengan:1.Memperbesar kandungan isooktana 2.menambah zat akditif antiketukan (TEL, MTBE dan etanol).

TEL (TETRA ETHYL LEAD)

Menambahkan tetraethyl lead (TEL, Pb(C2H5)4) pada bensin akan meningkatkan bilangan oktan bensin tersebut, sehingga bensin "murah" dapat digunakan dan aman untuk mesin dengan menambahkan timbal ini.

Untuk mengubah Pb dari bentuk padat menjadi gas pada bensin yang mengandung TEL dibutuhkan etilen bromida (C2H5Br).

Celakanya, lapisan tipis timbal terbentuk pada atmosfer dan membahayakan makhluk hidup, termasuk manusia.

Di negara-negara maju, timbal sudah dilarang untuk dipakai sebagai bahan campuran bensin.

MTBE (METHYL TERTIER BUTYL ETHER)

MTBE (methyl tertiary butyl ether, C5H11O), yang berasal dan dibuat dari etanol. MTBE murni berbilangan setara oktan 118. Selain dapat meningkatkan bilangan oktan, MTBE juga dapat menambahkan oksigen pada campuran gas di dalam mesin, sehingga akan mengurangi pembakaran tidak sempurna bensin yang menghasilkan gas CO.

Belakangan diketahui bahwa MTBE ini juga berbahaya bagi lingkungan karena mempunyai sifat karsinogenik dan mudah bercampur dengan air, sehingga jika terjadi kebocoran pada tempat-tempat penampungan bensin (misalnya di pompa bensin)

MTBE masuk ke air tanah bisa mencemari sumur dan sumber-sumber air minum lainnya.

ETANOL

Etanol yang berbilangan oktan 123 juga digunakan sebagai campuran. Etanol lebih unggul dari TEL dan MTBE karena tidak mencemari udara dengan timbal.

Selain itu, etanol mudah diperoleh dari fermentasi tumbuh-tumbuhan sehingga bahan baku untuk pembuatannya cukup melimpah. Etanol semakin sering dipergunakan sebagai komponen bahan bakar setelah harga minyak bumi semakin meningkat.

DAMPAK MINYAK BUMI

MENURUNNYA KUALITAS UDARA

HUJAN ASAM

PENCEMARAN AIR

DAMPAK TERHADAP

TANAH

DAMPAK TERHADAP

IKLIM

TERIMA KASIH