Minggu VIII Skala Pemgukuran dan Desain...

122
cv.sastra utama PERCETAKAN & PENERBIT

Transcript of Minggu VIII Skala Pemgukuran dan Desain...

Page 1: Minggu VIII Skala Pemgukuran dan Desain Instrumenerepo.unud.ac.id/id/eprint/34329/1/a50f5b4c1f8fbe01e6a...Pengertian pengukuran menurut beberapa penulis yang dikemukakan oleh Sedarmayanti

cv.sastra utamaPERCETAKAN & PENERBIT

Page 2: Minggu VIII Skala Pemgukuran dan Desain Instrumenerepo.unud.ac.id/id/eprint/34329/1/a50f5b4c1f8fbe01e6a...Pengertian pengukuran menurut beberapa penulis yang dikemukakan oleh Sedarmayanti

Oleh :Ni Nyoman Yuliarmi

A A I N Marhaeni

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS UDAYANA

2019

METODE

RISET

Jilid 2

Page 3: Minggu VIII Skala Pemgukuran dan Desain Instrumenerepo.unud.ac.id/id/eprint/34329/1/a50f5b4c1f8fbe01e6a...Pengertian pengukuran menurut beberapa penulis yang dikemukakan oleh Sedarmayanti

METODERISETJilid 2

Penulis : Ni Nyoman Yuliarmi & A A I N Marhaeni

ISBN : 978-623-92190-3-1

Di terbitkan oleh : Percetakan dan Penerbit cv. sastra utamaJl. Sulatri, Kesiman, Denpasar - Bali Telp. (0361) [email protected]

Cetakan Pertama,

Hak Cipta dilindungi undang - undang :Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini,dengan cara apapun tanpa ijin tertulis dari penerbit

Page 4: Minggu VIII Skala Pemgukuran dan Desain Instrumenerepo.unud.ac.id/id/eprint/34329/1/a50f5b4c1f8fbe01e6a...Pengertian pengukuran menurut beberapa penulis yang dikemukakan oleh Sedarmayanti

i

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadapan Ida Syang Hyang Widhi

Wasa/Tuhan Yang Maha Esa penulis panjatkan, karena Buku

Ajar Metodologi Penelitian ini dapat diselesaikan tepat waktu

sesuai harapan. Buku Ajar ini disusun untuk dapat digunakan

mahasiswa/peneliti khususnya di ilmu sosial sebagai sumber

bacaan di dalam mempelajari metode penelitian. Ada beberapa

topik bahasan yang dibahas dalam Buku Ajar ini antara lain

skala pengukuran dan instrument penelitian, data dan metode

pengumpulan data,tahapan pengolahan dan penyajian data,

metode analisis data, penulian laporan dan teknik presentasi.

Penulis mengucapkan terimakasih yang setulus-

tulusnya kepada semua pihak yang telah membantu sehingga

Buku Ajar ini dapat diselesaikan. Secara khusus Penulis

menghaturkan terima kasih kepada pihak fakultas yang telah

memberikan bantuan pendanaan dalam mencetak buku ini.

Pada kesempatan ini penulis juga tidak lupa mengucapkan

terima kasih kepada staf ruang baca yang telah memberikan

fasilitas pustaka untuk dipergunakan. Ucapan terima kasih juga

disampaikan kepada pihak lainnya yang telah berkontribusi dan

tidak dapat disebutkan satu persatu. Penulis menyadari bahwa

Buku Ajar ini masih sangat sederhana, maka dari itu pada

revisi selanjutkan akan dilengkapi contoh-contoh terkait teknik

Page 5: Minggu VIII Skala Pemgukuran dan Desain Instrumenerepo.unud.ac.id/id/eprint/34329/1/a50f5b4c1f8fbe01e6a...Pengertian pengukuran menurut beberapa penulis yang dikemukakan oleh Sedarmayanti

ii

analisis terutama teknik analisis statistik parametrik seperti

Regresi, Logistik, Analisis Varian, dan juga teknik multivariat

lainnya seperti Analisis Faktor, dan juga Path Analisis.

Semoga Buku Ajar yang masih sangat sederhana ini dapat

bermanfaat sebagai sumbangan pemikiran terkait dengan

metode penelitian. Semoga Buku Ajar ini bermanfaat bagi

yang memerlukan.

Denpasar,

Desember 2019

Penulis

Page 6: Minggu VIII Skala Pemgukuran dan Desain Instrumenerepo.unud.ac.id/id/eprint/34329/1/a50f5b4c1f8fbe01e6a...Pengertian pengukuran menurut beberapa penulis yang dikemukakan oleh Sedarmayanti
Page 7: Minggu VIII Skala Pemgukuran dan Desain Instrumenerepo.unud.ac.id/id/eprint/34329/1/a50f5b4c1f8fbe01e6a...Pengertian pengukuran menurut beberapa penulis yang dikemukakan oleh Sedarmayanti

iv

DAFTAR TABEL

Tabel Uraian Halaman

3. 1 Keadaan Tempat Tinggal Mahasiswa FEB Unud

(100) responden 64

3.2 Pemilikan Pesawat TV Menurut Lebar Layar 65

3.3 Hasil penilaian Mahasiswa Berdasakan Semester Terhadap Kebersihan lingkungan kampus 65

3.4 Keanggotaan Klub dan Tingkat Absensi

Berdasarkan Usia Kerja (%) 66

4.1 Penggunaan statistik parametrik dan non statistik parametrik untuk menguji hipotesis 75

4.2 Penjualan Pedagang Kaki Lima dalam 1 Bulan

(Juta Rp) 78

4.3 One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test 79

4.4 NPar TestsWilcoxon Signed Ranks Test 81

4.5 Mann-Whitney Test 84

5.1 Harga Kritis D Test Satu Sampel Kolmogorov-

Sminarnov 112

5. 2 Kuantil Tanda Beranking Wilcoxon 113

5.3 Kuantil Mann-Whitney (α = 0,025) atau T w0,025 114

Page 8: Minggu VIII Skala Pemgukuran dan Desain Instrumenerepo.unud.ac.id/id/eprint/34329/1/a50f5b4c1f8fbe01e6a...Pengertian pengukuran menurut beberapa penulis yang dikemukakan oleh Sedarmayanti

1

BAB I SKALA PENGUKURAN DAN INSTRUMEN

PENELITIAN

Seorang peneliti membutuhkan skala pengukuran yang

tepat untuk mengukur variabel yang digunakan. Pengukuran

yang dilakukan berfungsi untuk menggambarkan gejala sosial

dan psikologis, mengubah data sehingga dapat dikontrol

melalui manipulasi statistik, dan memungkinkan peneliti

membedakan antara obyek yang diteliti. Bila obyek peneliti

adalah barang atau benda mati, maka dapat dibedakan antara

benda satu dengan benda lainnya, karena alat yang dipakai

mengukur berbeda. Pengukuran mempunyai fungsi klasifikasi

artinya dapat mengklasifikasikan benda kelompok tertentu

sehingga akan dapat memilah variabel. Maka dari itu

pengukuran dari suatu variabel sangat penting dilakukan untuk

menjelaskan secara pasti instrumen yang digunakan untuk

menjelaskan variabel tersebut sehingga menjadi terukur.

Pengertian pengukuran menurut beberapa penulis yang

dikemukakan oleh Sedarmayanti dan Syarifudin (2011)

adalah: a) Pemberian angka terhadap sejumlah obyek,

peristiwa, atau orang berdasarkan aturan tertentu (Steven:

1951), b) Korelasi sejumlah satuan yang bukan angka (Cohen

dan Nagel: 1934), c) Merujuk pada sejumlah prosedur yang

Page 9: Minggu VIII Skala Pemgukuran dan Desain Instrumenerepo.unud.ac.id/id/eprint/34329/1/a50f5b4c1f8fbe01e6a...Pengertian pengukuran menurut beberapa penulis yang dikemukakan oleh Sedarmayanti

2

memungkinkan dilakukan observasi empiris untuk

menunjukkan gejala simbolik dan mengkonseptualisasikan apa

yang akan dijelaskan (Renso:1966), d) Pemberian angka secara

nominal terhadap perangkat sosial dan perangkat psikologis

individu/kelompok yang sesuai dengan aturan menetapkan

korelasi diantara keduanya secara simbolik (Champion: 1992).

Suatu penelitian yang dilakukan oleh seorang peneliti

terhadap peristiwa-peristiwa empiris yang diteliti ditak terlepas

dari pengukuran berdasarkan atas atura-aturan tertentu.

Pengukuran adalah proses yang dilakukan mengikuti langkah-

langkah mulai dari memilih peristiwa empiris yang dapat

diamati yang selanjutnya memberi makna dari angka-angka

atau simbul yang mewakili aspek-aspek peristiwa-peristiwa

tersebut, dan menerapkan aturan pemetaan untuk

menghubungkan pengamatan kepada simbol (Cooper, Donald

R dan C. William Emory, 1996). Konsep-konsep yang dipakai

dalam penelitian dapat dikelompokkan sebagai obyek atau ciri-

ciri. Obyek mencakup hal-hal yang biasa dan dapat diamati

seperti bangku, meja, buku, kursi dan sebagainya. Obyek juga

mencakup hal-hal yang tidak kongkrit seperti perilaku, sikap,

persepsi dan sebagainya. Sifat merupakan ciri-ciri obyek,

namun jika ingin melihat ciri-ciri secara fisik seseorang dapat

ditunjukkan misalnya tentang berat badan, tinggi badan,

Page 10: Minggu VIII Skala Pemgukuran dan Desain Instrumenerepo.unud.ac.id/id/eprint/34329/1/a50f5b4c1f8fbe01e6a...Pengertian pengukuran menurut beberapa penulis yang dikemukakan oleh Sedarmayanti

3

perawakan dan sebagainya. Sedangkan cici-ciri psikologis

dapat ditunjukkan melalui sikap dan inteligensia. Ciri-ciri

sosial mencakup kemampuan kepemimpinan, afiliasi

kelompok, status di masyarakat, dan lain-lain. Ciri –ciri

tersebut dan mungkin masih banyak ciri-ciri lain dari seseorang

dapat diukur dalam suatu penelitian.

Instrumen penelitian digunakan untuk mengukur

variabel yang diteliti. Instrumen penelitian diperlukan baik

dalam penelitian kuantitatif maupun dalam penelitian kualitatif.

Dalam penelitian kuantitatif, instrumen akan digunakan oleh

peneliti untuk mengumpulkan data, sedangkan dalam

penelitian kualitatif peneliti yang lebih banyak menjadi

instrumen. Jumlah instrumen yang digunakn dalam suatu

penelitian tergantung dari jumlah variabel yang digunakan.

Walaupun instrumen penelitian sudah banyak yang dibakukan

namun masih banyak juga yang harus dibuat oleh si peneliti

oleh karena kebutuhan dari penelitian yang dilakukan

menghendaki hal tersebut. Bila instrumen suatu penelitian

dibuat oleh si peneliti maka harus teruji validitas dan

reliabilitasnya. Walaupun instrumen yang dilakukan oleh orang

lain sudah teruji valid dan reliabel, juka instrumen yang sama

digunakan oleh peneliti lain, pengujian validitas dan reliabilitas

tersebut tetap dilakukan. Setiap instrumen yang digunakan

dalam suatu penelitian mempunyai skala tertentu.

Page 11: Minggu VIII Skala Pemgukuran dan Desain Instrumenerepo.unud.ac.id/id/eprint/34329/1/a50f5b4c1f8fbe01e6a...Pengertian pengukuran menurut beberapa penulis yang dikemukakan oleh Sedarmayanti

4

1.1 Macam-Macam Skala Pengukuran

Jika seorang peneliti akan meneliti sebuah fenomena,

maka peneliti tersebut harus menentukan cara pengukuran dari

fenomena yang hendak ditelitinya. Cara pengukuran variabel

yang digunakan oleh peneliti akan menentukan alat analisis

(teknik statistik) yang digunakan dalam penelitiannya. Dalam

suatu pengukuran akan dibentuk suatu skala dan kemudian

ditransfer pengamatan terhadap ciri-ciri kepada skala tersebut.

Ada berbagai kemungkinan skala, dimana pilihan yang sesuai

tergantung pada amatan mengenai aturan pemetaan,

pengelompokan skala memakai sistem bilangan nyata. Dasar

paling umum yang digunakan untuk membuat skala

mempunyai tiga ciri (Cooper, Donald R dan C. William

Emory, 1996), yaitu: 1) bilangan berurutan, satu bilangan

adalah lebih besar dari pada, lebih kecil dari pada atau sama

dengan bilangan yang lain; 2) selisih antara bilangan-bilangan

adalah berurutan; dan 3) deret bilangan mempunyai asal mula

yang unik yang ditandai dengan bilangan nol.

Ada berbagai macam skala pengukuran (tipe dasar dari skala pengukuran) yang dapat digunakan oleh peneliti dalam penelitiannya. Objek yang secara phisik dapat diukur dengan beberapa alat ukur tertentu tidak akan ada masalah. Contoh: panjang dan lebar dari sebuah meja kantor dapat dengan gampang diukur dengan sebuah alat ukur misalnya:

Page 12: Minggu VIII Skala Pemgukuran dan Desain Instrumenerepo.unud.ac.id/id/eprint/34329/1/a50f5b4c1f8fbe01e6a...Pengertian pengukuran menurut beberapa penulis yang dikemukakan oleh Sedarmayanti

5

penggaris Sebelumnya sudah diketahui bagaimana mengoperasionalisasikan konsep, selanjutnya konsep tersebut perlu diukur dalam beberapa cara yang dikenal dengan nama skala pengukuran. Kombinasi ciri-ciri urutan, jarak, dan asal mula menghasilkan pengelompokan skala ukuran yang umum dipakai. Ada empat tipe dasar skala pengukuran yaitu : 1) skala nominal; 2) skala ordinal, 3) skala interval; 4) skala rasio. Tingkat kecanggihan dari skala akan semakin tinggi jika bergerak dari nominal ke skala rasio. Informasi dari variabel dapat diperoleh dengan tingkat/derajat yang lebih tinggi, jika digunakan skala interval atau rasio, dibandingkan dengan skala-skala lainnya. Dengan skala yang derajat kecanggihannya lebih tinggi, maka analisis data yang lebih canggih dapat digunakan 1) Skala Nominal.

Skala nominal merupakan sebuah skala dimana peneliti memberikan tanda untuk katagori atau kelompok tertentu. Skala nominal ini dikatakan sebagai skala yang paling lemah dibandingkan dengan skala lain. Bilamana menggunakan skala nominal maka akan dibuat suatu partisi dalam suatu himpunan dalam kelompok-kelompok yang harus mewakili kejadian yang berbeda dan dapat menjelaskan semua kejadian yang terjadi dalam kelompok tersebut. Mengelompokkan mahasiswa dalam suatu kegiatan tertentu ke dalam suatu kelompok misalnya,

Page 13: Minggu VIII Skala Pemgukuran dan Desain Instrumenerepo.unud.ac.id/id/eprint/34329/1/a50f5b4c1f8fbe01e6a...Pengertian pengukuran menurut beberapa penulis yang dikemukakan oleh Sedarmayanti

6

maka seorang mahasiswa hanya bisa dimasukkan ke dalam satu kelompok saja. Demikian juga bila menggunakan bilangan-bilangan untuk menyatakan kelompok–kelompok maka bilangan–bilangan tersebut hanya merupakan label dan tidak mempunyai nilai kuantitatif.

Pada skala nominal tidak ada hubungan jarak, dan tidak ada asal mula hitungan. Skala ini mengabaikan segala informasi mengenai berbagai tingkatan dari ciri-ciri yang diukurnya. Meskipun skala nominal dianggap lemah , namun skala ini berguna dan banyak digunakan dalam penelitian. Skala ini secara luas digunakan dalam penelitian survei maupun dalam penelitian ex post facto, bilamana data digolongkan menurut sub-sub kelompok utama dari populasi. Pengelompokan lain yang dimaksudkan seperti contoh: jenis kelamin/gender, responden dapat dikelompokkan ke dalam 2 kelompok yaitu laki-laki dan perempuan. Kedua kelompok ini dapat ditandai dengan kode angka 1 dan 2. Angka ini adalah hanya sebagai label katagori/kelompok dengan tanpa nilai intrinsik. Tanda tersebut tidak over lapping dan bersifat katagori yang mutually exclusive, dan juga bersifat collectively exhaustive, dengan kata lain tidak ada katagori yang ketiga. Contoh lain adalah status perkawinan responden, afiliasi politik, jenis pekerjaan, agama yang dipeluk, dan sebagainya. Berbagai uji nyata statistik bisa dipakai untuk skala nominal, uji statistik yang paling umum digunakan adalah uji kai kuadrat (Chi Squre).

Page 14: Minggu VIII Skala Pemgukuran dan Desain Instrumenerepo.unud.ac.id/id/eprint/34329/1/a50f5b4c1f8fbe01e6a...Pengertian pengukuran menurut beberapa penulis yang dikemukakan oleh Sedarmayanti

7

2) Skala Ordinal.

Skala ordinal ini tidak hanya membedakan variabel menurut katagori, tetapi juga ada ranking di antara katagori tersebut. Skala ordinal ini meliputi ciri-ciri skala nominal ditambah suatu urutan. Untuk variabel-variabel yang berkaitan dengan preferensi dapat diranking dari paling baik sampai paling buruk, dari pertama sampai terakhir. Skala ordinal menyediakan informasi tentang bagaimana responden membedakannya berdasarkan ranking. Namun, demikian skala ordinal ini tidak memberikan indikasi berapa besar perbedaan di antara ranking tersebut. Pemakaian skala ordinal mengungkapkan suatu pernyataan mengenai lebih besar dari pada atau kurang dari pada atau menyatakan suatu kesamaan, tanpa menunjukkan berapa lebih besarnya atau berapa kurangnya. Contoh: tingkat kebersihan seperti: sangat bersih, bersih, tidak bersih; tingkat kesuksesan seperti tidak sukses, cukup sukses, sukses, sangat sukses; tingkat kepuasan: tidak puas, cukup puas, puas, sangat puas. Contoh mengenai skala ordinal mencakup skala pendapat dan skala preferensi, skala untuk kelas ekonomi yaitu kelas ekonomi atas, menengah, dan bawah. Teknik perbandingan berpasangan yang dipakai secara luas memakai skala ordinal, karena angka-angka dari skala ini hanya mempunyai pengertian secara urutan. Uji nyata secara statistik untuk skala ordinal secara teknis dimasukkan kepada metode-metode yang disebut dengan statistik non – parametrik.

Page 15: Minggu VIII Skala Pemgukuran dan Desain Instrumenerepo.unud.ac.id/id/eprint/34329/1/a50f5b4c1f8fbe01e6a...Pengertian pengukuran menurut beberapa penulis yang dikemukakan oleh Sedarmayanti

8

3) Skala Interval.

Skala interval dapat menggunakan operasi matematik tertentu pada data yang dikumpulkan dari responden. Pada skala interval ini memiliki ukuran jarak antar dua poin skala. Pada skala ini dapat dihitung rata-rata dan standar deviasi dari jawaban-jawaban/variabel yang diteliti. Dengan kata lain skala interval tidak hanya mengelompokkan menurut katagori tertentu, ada ranking, tetapi juga mengukur besarnya perbedaan antar katagori. Contoh: data ordinal yang diberi skor dengan jarak yang sama (sangat tidak setuju, tidak setuju, cukup setuju, setuju, sangat setuju). Skala interval memiliki ciri-ciri skala nominal dan ordinal, dan ditambah satu lagi yaitu skala ini mencakup konsep kesamaan interval (jarak antara 1 dan 2 sama dengan jarak antara 3 dan 4). Misalnya selisih antara pukul 3 dan 6 pagi sama dengan selisih antara pukul 4 dan 7 pagi, tetapi tidak dapat dikatakan bahwa pukul 6 pagi adalah dua kali lebih siang dibandingkan dengan pukul 3 pagi karena waktu nol merupakan asal mula yang ditetapkan secara sembarang. Contoh lain yang merupakan skala interval adalah skala suhu celcius dan Fahrenheit. Keduanya mempunyai titik nol yang ditetapkan secara arbitrer. Suhu/temperatur 98,6 º c - 99,6 º c sama intervalnya dengan 104 º c - 105 º c. Prosedur-prosedur statistik yang dapat dipakai adalah korelasi product moment, uji t., uji F dan lain-lain uji parametrik.

Page 16: Minggu VIII Skala Pemgukuran dan Desain Instrumenerepo.unud.ac.id/id/eprint/34329/1/a50f5b4c1f8fbe01e6a...Pengertian pengukuran menurut beberapa penulis yang dikemukakan oleh Sedarmayanti

9

4) Skala Rasio.

Skala ini memiliki semua sifat yang telah disebutkan,

yaitu ada perbedaan, ranking, ada jarak dan memiliki nilai 0

mutlak. Skala ini memiliki kekuatan paling tinggi di antara

skala yang ada, karena memiliki nilai 0 mutlak. Contoh:

seseorang yang beratnya 60 kg adalah 2 kali lipat dari mereka

yang beratnya 30 kg. Rata-rata aritmatik maupun rata-rata

geometrik dan pengukuran dispersi dapat digunakan seperti

standar deviasi, variasi, atau koefisien variasi, pada skala rasio

ini. Contoh lain yang termasuk skala rasio adalah pendapatan,

pengeluaran, tingkat likuiditas, tingkat keuntungan, jumlah

laba, jumlah hutang, nilai aktiva (Rp) dan sebagainya.

Skala rasio ini banyak digunakan dalam nerbagai bidang

oleh peneliti dalam penelitian bisnis maupun penelitian sosial.

Misalnya nilai uang, jarak, jumlah waktu dalam arti periode

waktu, jumlah anak yang dilahirkan, jumlah anak masih hidup,

tingkat fertilitas, tingkat mortalitas, tingkat kematian, umur,

tingkat pengangguran, tingkat perceraian, penghasilan

keluarga, tahun pendidikan dan sebainya. Semua teknik

statistik yang telah disebut sebelumnya dapat dipakai pada

skala rasio.

Data yang diperoleh dengan menggunakan pengukuran

skala seperti yang telah disebutkan itu sesuai dengan namanya

Page 17: Minggu VIII Skala Pemgukuran dan Desain Instrumenerepo.unud.ac.id/id/eprint/34329/1/a50f5b4c1f8fbe01e6a...Pengertian pengukuran menurut beberapa penulis yang dikemukakan oleh Sedarmayanti

10

adalah data nominal, data ordinal, data interval, dan data rasio.

Dari keempat jenis skala tersebut skala ordinal/interval yang

paling banyak digunakan untuk meneliti fenomena atau gejala

sosial. Para ahli sosial membedakan dua tipe skala menurut

fenomena sosial yang diukur yaitu: 1) skala pengukuran untuk

mengukur perilaku sosial dan kepribadian, 2) skala

pengukuran untuk mengukur berbagai aspek budaya lain dan

lingkungan sosial. Yang termasuk tipe pertama adalah skala

sikap, skala moral, tes karakter, skala partisipasi sosial. Yang

termasuk tipe kedua adalah skala untuk mengukur status sosial

ekonomi. lembaga-lembaga sosial kemasyarakatan dan kondisi

kerumahtanggaan.

Jenis-jenis Skala sikap

1) Dichotomous scale

Skala ini sering juga dikenal dengan skala guttman,

merupakan skala pengukuran yang ingin mendapatkan jawaban

tegas, misalnya jawaban ya, tidak; benar, salah; pernah, tidak

pernah; positif, negatif dan sebagainya. Skala ini termasuk tipe

skala nominal.

Contoh :

(1) Bagaimana pendapat saudara, apabila orang itu menjabat

direktur perusahaan ini? a) Setuju b) Tidak setuju

Page 18: Minggu VIII Skala Pemgukuran dan Desain Instrumenerepo.unud.ac.id/id/eprint/34329/1/a50f5b4c1f8fbe01e6a...Pengertian pengukuran menurut beberapa penulis yang dikemukakan oleh Sedarmayanti

11

(2) Apakah pimpinan saudara pernah melakukan pemeriksaan

di ruang kerja anda?

a) Pernah b) Tidak pernah

2) Category scale

Skala ini membagi responden ke dalam beberapa

katagori (lebih dari 2 katagori). Skala ini termasuk tipe skala

nominal. Misalnya pertanyaan tentang agama, tempat tinggal,

jenis pekerjaan, lapangan pekerjaan, dan sebagainya.

3) Likert scale

Skala likert digunakan untuk mengukur sikap,

pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang

tentang fenomena sosial. Dalam skala ini variabel yang akan

diukur dijabarkan menjadi indikator variabel, dan indikator

variabel ini akan dijadikan titik tolak dalam menyusun butir-

butir instrumen penelitian yang dapat berupa pernyataan atau

pertanyaan. Skala ini tergolong ke dalam tipe skala

ordinal/interval. Jawaban pada setiap butir pertanyaan dalam

skala ini dapat berupa kata-kata seperti : 1 sangat setuju, 2

setuju, 3 cukup setuju, 4tidak setuju, 5 sangat tidak setuju;

kata-kata lain misalnya: 1 selalu, 2 sering, 3 kadang-

kadang, 4 hampir tidak pernah, 5 tidak pernah; atau kata-kata:

Page 19: Minggu VIII Skala Pemgukuran dan Desain Instrumenerepo.unud.ac.id/id/eprint/34329/1/a50f5b4c1f8fbe01e6a...Pengertian pengukuran menurut beberapa penulis yang dikemukakan oleh Sedarmayanti

12

1 sangat baik, 2 baik, 3 cukup baik, 4 tidak baik, 5 sangat tidak

baik.

4) Semantic Defferensial

Semantic Defferensial merupakan skala yang dapat

digunakan untuk mengukur sikap, hanya saja bentuknya tidak

merupakan pilihan ganda maupun checklist, akan tetapi disusun

dalam bentuk satu garis kontinum dengan jawaban sangat

positif terletak di bagian kanan garis dan jawaban yang sangat

negatif terletak di bagian kiri garis atau sebaliknya. Data yang

diperoleh adalah data interval, dan biasanya skala ini

digunakan untuk mengukur sikap/karakteristik tertentu yang

dimiliki oleh seseorang. Di samping itu skala ini dapat

digunakan untuk melihat bagaimana pandangan seseorang

terhadap suatu konsep/obyek apakah sama atau berbeda.

Jawaban yang diberikan oleh responden dengan

menggunakan skala ini berada pada rentang jawaban yang

positif sampai dengan negatif. Responden dapat memberikan

jawaban disesuaikan dengan persepsi terhadap fenomena yang

dinilai. Jika angka 1 sampai dengan 5 menunjukkan nilai

negatif sampai dengan sangat positif dan responden memilih

angka 5 sebagai persepsi mereka, ini berarti bahwa persepsi

responden terhadap apa yang ditanyakan sangat positif,

Page 20: Minggu VIII Skala Pemgukuran dan Desain Instrumenerepo.unud.ac.id/id/eprint/34329/1/a50f5b4c1f8fbe01e6a...Pengertian pengukuran menurut beberapa penulis yang dikemukakan oleh Sedarmayanti

13

sedangkan bila memberi jawaban pada angka 3, berarti cukup

positif, dan bila memberi jawaban pada angka 1 maka persepsi

responden terhadap apa yang ditanyakan sangat negatif.

1.2 Desain Instrumen

Instrumen penelitian merupakan suatu alat ukur yang

digunakan oleh peneliti untuk mengukur fenomena alam

ataupun sosial yang diamati. Instrumen yang digunakan untuk

mengukur fenomena alam sudah teruji validitas dan

reliabilitasnya. Misalnya untuk mengukur suhu digunakan

thermometer, untuk mengukur variabel panjang digunakan alat

ukur meteran, untuk mengukur variable berat badan digunakan

alat ukur timbangan, dan sebagainya. Namun, tidak demikian

halnya juka meneliti fenomena sosial, instrumen yang

digunakan tidaklah sebaku instrumen di ilmu alam/fisika. Oleh

karena itu peneliti di ilmu sosial harus membuat sendiri

instrumen penelitiannya. Meskipun di tempat lain sudah

tersedia instrumen untuk mengukur suatu fenomena sosial

tertentu, tetapi di tempat yang lainnya belum tentu instrumen

tersebut dapat digunakan secara langsung. Umumnya

fenomena sosial antara satu tempat dengan tempat yang lainnya

berbeda.

Page 21: Minggu VIII Skala Pemgukuran dan Desain Instrumenerepo.unud.ac.id/id/eprint/34329/1/a50f5b4c1f8fbe01e6a...Pengertian pengukuran menurut beberapa penulis yang dikemukakan oleh Sedarmayanti

14

Peneliti pada saat melakukan penelitian tentu

menggunakan instrumen sebagai tolok ukur untuk mengukur

variabel-variabel penelitian. Dari variabel-variabel yang akan

diteliti dibuatlah definisi operasional. Definisi operasional

tersebut menjadi dasar dalam membuat instrumen penelitian.

Instrumen penelitian dapat dibuat dalam bentuk pertanyaan

atau pernyataan. Instrumen juga dapat dibedakan menjadi

instrumen tes dan non tes.

Contoh instrumen penelitian dalam bentuk pertanyaan:

bagaimana kondisi kebersihan lingkungan kerja anda ?

jawaban pilihan: a. Sangat bersih, b. Bersih, c. Cukup bersih, d.

Kurang bersih, e. Tidak bersih. Contoh instrumen dalam

bentuk pernyataan: kondisi ruangan kerja saya adalah bersih,

jawaban pilihan: a. Sangat setuju, b. Setuju, c. Cukup setuju,

d.Tidak setuju, e. Sangat tidak setuju.

Contoh Hubungan Variabel, Definisi Operasional, Instrumen,

dan Skala Pengukuran:

1) Variabel /faktor: kinerja sumber daya manusia

2) Indikator variabel/variabel: 1) Kuantitas output yang

dihasilkan, 2) Kualitas output yang dihasilkan, 3)

Ketepatan waktu penyelesaian tugas

Page 22: Minggu VIII Skala Pemgukuran dan Desain Instrumenerepo.unud.ac.id/id/eprint/34329/1/a50f5b4c1f8fbe01e6a...Pengertian pengukuran menurut beberapa penulis yang dikemukakan oleh Sedarmayanti

15

3) Definisi operasional variabel: 1) Jumlah unit output yang

mampu dihasilkan oleh karyawan dalam jangka waktu 1

bulan terakhir, 2) Tingkat kesesuaian kualitas output

dengan standar yang ditetapkan dalam waktu 1 bulan

terakhir, 3) Tingkat ketepatan waktu dalam penyelesaian

tugas yang dibebankan dalam waktu satu bulan terakhir

4) Instrumen penelitian

A. Berapa unit output yang anda hasilkan dalam 1

bulan terakhir? ...................Unit

B. 1) Kualitas output yang saya hasilkan dalam 1 bulan

terakhir sesuai

dengan standar yang telah ditetapkan: 1. Sangat

setuju, 2. Setuju,

3. Cukup setuju, 4.Tidak setuju, 5. Sangat

tidak setuju.

1) Bagaimana penilaian anda tentang kualitas

output yang anda hasilkan dibandingkan dengan

standar yang telah ditetapkan dalam 1

bulan terakhir ? 1. Sangat sesuai, 2. Sesuai, 3.

Cukup sesuai, 4. Tidak sesuai, 5. Sangat tidak

sesuai

Page 23: Minggu VIII Skala Pemgukuran dan Desain Instrumenerepo.unud.ac.id/id/eprint/34329/1/a50f5b4c1f8fbe01e6a...Pengertian pengukuran menurut beberapa penulis yang dikemukakan oleh Sedarmayanti

16

C. 1. Pekerjaan yang dibebankan kepada saya dalam 1

bulan terakhir dapat saya selesaikan tepat waktu: 1.

Sangat setuju, 2. Setuju, 3. Cukup

setuju, 4. Tidak setuju, 5. Sangat tidak setuju

1. Bagaimana penilaian anda tentang ketepatan

waktu penyelesaian tugas yang dibebankan

kepada anda dalam 1 bulan terakhir ?1. Sangat

tepat, 2. Tepat, 3. Cukup tepat, 4. Tidak

tepat, 5. Sangat tidak tepat

1.3 Tipe skala yang digunakan:

1) Rasio

2) Ordinal/interval

3) Ordinal/interval

Berdasarkan atas instrumen yang dibuat tersebut,

misalnya instrumen C. 1 (Pekerjaan yang dibebankan kepada

saya dalam 1 bulan terakhir dapat saya selesaikan tepat

waktu), diberikan kepada 100 orang responden yang diambil

secara random yang menanyakan terkait dengan instrumen

tersebut. Sesuai dengan criteria jawaban responden, dari 100

orang yang mengisi kuesioner, setelah dilakukan perhitungan

ternyata, 30 orang menjawab sangat setuju, 40 orang menjawab

setuju, 5 orang menjawab cukup setuju, 15 orang menjawab

Page 24: Minggu VIII Skala Pemgukuran dan Desain Instrumenerepo.unud.ac.id/id/eprint/34329/1/a50f5b4c1f8fbe01e6a...Pengertian pengukuran menurut beberapa penulis yang dikemukakan oleh Sedarmayanti

17

tidak setuju, dan 10 orang menjaab sangat tidak setuju.

Berdasarkan data tersebut dapat dikatakan bahwa 70 orang atau

70% responden menjawab setuju dan sangat setuju, sehingga

dapat disimpulkan bahwa mayoritas responden yang diteliti

setuju menyelesaikan pekerjaan yang diselesaikan tepat waktu.

Data tersebut juga dapat dianalisis berdasarkan atas

scoring setiap jawaban responden. Berdasarkan skor yang

telah ditetapkan maka:

Jumlah skor untuk 30 orang yang menjawab SS = 30 x 5 = 150

Jawaban skor untuk 40 orang yang menjawab S = 40 x 4 = 160

Jawaban skor untuk 5 orang yang menjawab CS = 5 x 3 = 15

Jawaban skor untuk 15 orang yang menjawab TS = 15 x 2 = 30

Jawaban skor untuk 10 orang yang menjawab STS =10x 1 = 10

Jumlah = 365

Jumlah skor ideal untuk seluruh item = 5 x 100 = 500 (SS)

yaitu skor tertinggi.dan jumlah skor terendah adalah 1 x 100 =

100 (STS). Jadi berdasarkan data itu maka tingkat persetujuan

terhadap ketepatan menyelesaikan pekerjaan = 365/500 x

100% = 73,0%. Jadi dapat dikatakan bahwa dari 100 responden

maka data 365 terletak pada daerah setuju.

Page 25: Minggu VIII Skala Pemgukuran dan Desain Instrumenerepo.unud.ac.id/id/eprint/34329/1/a50f5b4c1f8fbe01e6a...Pengertian pengukuran menurut beberapa penulis yang dikemukakan oleh Sedarmayanti

18

Sumber-Sumber Perbedaan Pengukuran

Suatu penelitian yang ideal seharusnya dirancang

sedemikian rupa sehingga pengukuran variabel-variabel yang

digunakan adalah tepat dan tidak meragukan. Agar sasaran

ideal ini dapat dicapai maka harus diketahui sumber-sumber

kesalahan tersebut dan berusaha untuk menghilangkan,

menetralisir atau mengendalikan agar hasil yang diproleh tidak

menyimpang. Adapun sumber-sumber kesalahan yang

mengakibatkan perbedaan pengukuran tersebut terjadi

bersumber dari: responden, situasi, pengukuran dan alat

pengukur.

1) Responden sebagai sumber kesalahan

Responden sebagai sumber kesalahan dapat terjadi oleh

karena responden yang kurang mau mengungkapkan

jawaban yang relatif negatif, ataupun responden yang

kurang paham terhadap maksud dari pertanyaan yang akan

dijawab, akan tetapi tidak memgakui hal tersebut. Atau

dapat juga terjadi jika responden mungkin, atau dapat juga

dipengaruhi oleh faktor-faktor yang bersifat sementara

seperti lelah, rasa bosan, khawatir atau hal-hal lain yang

menyebabkan mereka tidak menjawab dengan sepenuh

hati.

Page 26: Minggu VIII Skala Pemgukuran dan Desain Instrumenerepo.unud.ac.id/id/eprint/34329/1/a50f5b4c1f8fbe01e6a...Pengertian pengukuran menurut beberapa penulis yang dikemukakan oleh Sedarmayanti

19

2) Faktor-faktor situasi.

Jawaban yang diberikan oleh responden kadang-kadang

dipengaruhi oleh kondisi yang memberikan beban pada

saat wawancara dilakukan. Misalnya jika ada orang lain

ikut hadir, maka orang tersebut bisa mengganggu

konsentrasi serta respon dari responden untuk menjawab

pertanyaan. Hal ini terjadi karena orang tersebut ikut

campur menjawab pertanyaan, mengalihkan perhatian

responden, atau mereka sekedar hadir untuk

mendengarkan.

Kesalahan juga dapat terjadi jika pewawancara

mengganggu respon dari responden dengan membahas

atau mengubah urutan pertanyaan-pertanyaan, mengubah

irama suara, tersenyum, menganggukkan kepala, dan

sebagainya yang dilakukan secara sadar ataupun tidak

sadar dapat menggganggu konsentrasi responden yang

dapat merubah respon mereka mengikuti irama atau gerak

fisik dari pewawancara. Dalam tahap analisis data,

kesalahan-kesalahan lain mungkin dibuat dengan

pemberian kode yang tidak tepat, tabulasi yang tidak hati-

hati dan penghitungan statistik yang salah.

Page 27: Minggu VIII Skala Pemgukuran dan Desain Instrumenerepo.unud.ac.id/id/eprint/34329/1/a50f5b4c1f8fbe01e6a...Pengertian pengukuran menurut beberapa penulis yang dikemukakan oleh Sedarmayanti

20

3) Instrumen penelitian

Instrumen penelitian yang tidak tepat dapat juga

menjadi sumber kesalahan. Instrumen yang kurang jelas

dapat membingungkan responden. Pemakaian kata-kata

yang rumit sehingga tidak dapat dimengerti responden.

Pertanyaan-pertanyaan yang terlalu menggiring ke

jawaban-jawaban tertentu, pengertian-pengertian yang

meragukan , kekurangan-kekurangan teknis (tidak cukup

ruang yang tersedia untuk menulis jawaban, pilihan

jawaban yang tertinggal, dan hasil cetakan yang tidak

baik, merupakan bagian dari masalah-masalah ini (Cooper,

Donald R dan C. William Emory, 1996)

1.3 Validitas dan Reliabilitas Instrumen

Pada bagian ini dijelaskan terkait dengan validitas dan

reliabilitas instrumen penelitian.

1) Validitas

Validitas instrumen menunjukkan seberapa nyata suatu

pengujian mengukur apa yang ingin diukur (Jogianto, 2004),

yang merujuk beberapa pendapat sebelumnya yaitu Ghiselli et

al, 1981, yang menyatakan bahwa seberapa jauh suatu tes atau

satu set dari operasi-operasi mengukur apa yang seharusnya

diukur. Aswar (2003), mengartikan validitas sebagai

Page 28: Minggu VIII Skala Pemgukuran dan Desain Instrumenerepo.unud.ac.id/id/eprint/34329/1/a50f5b4c1f8fbe01e6a...Pengertian pengukuran menurut beberapa penulis yang dikemukakan oleh Sedarmayanti

21

sejauhmana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam

melakukan fungsi ukurnya.

Bila seseorang ingin mengukur berat, maka dia akan

menggunakan alat ukur timbangan. Jika ingin mengur panjang

suatu benda maka alat ukur yang digunakan adalah meteran.

Peneliti harus yakin bahwa alat ukur yang digunakan dapat

mengukur fenomena yang ingin diteliti. Ada beberapa pendapat

yang menjelaskan jenis-jenis validitas instrumen sebagaimana

yang dikemukakan oleh Singarimbun, dan Sofian (1989: 124),

yang merujuk pendapat beberapa ahli yaitu Anastasi (1973 dan

Nunnally (1979). Validitas ada berbagai macam yaitu: 1)

validitas konstruk, 2) validitas isi, 3) validitas prediktif, 4)

validitas eksternal, 5) validitas rupa, dan 6) validitas budaya.

Jenis-jenis Validitas tersebut diuraikan sebagai berikut.

(1) Validitas konstruk (construct validity)

Peneliti dalam menentukan validitas konstruk harus

mencari apa saja kerangka dari konsep yang digunakan

tersebut. Konstruk merupakan suatu konsep, untuk mengetahui

konsep tersebut maka peneliti dapat menemukan dalam

beberapa sumber antara lain: mencari melalui survai literatur,

membuat definisi sendiri dengan berkonsultasi kepada ahlinya,

menanyakan kepada calon responden. Jika definisi-definisi

Page 29: Minggu VIII Skala Pemgukuran dan Desain Instrumenerepo.unud.ac.id/id/eprint/34329/1/a50f5b4c1f8fbe01e6a...Pengertian pengukuran menurut beberapa penulis yang dikemukakan oleh Sedarmayanti

22

konsep yang dikemukakan para ahli yang ada pada literatur

dikemukakan secara jelas, maka peneliti dapat menggunakan

definisi tentang konsep tersebut. Apabila dalam literatur tidak

diperoleh definisi konsep yang ingin diukur, maka peneliti

harus mendefinisikan sendiri konsep tersebut. Definisi yang

dikemukakan tersebut harus dalam bentuk yang operasional,

maka dari itu peneliti disarankan mendefinisikan konsep

tersebut dengan ahli-ahli yang kompeten dibidang konsep yang

diukur, kemudian dicari kesamaannya. Atas dasar kesamaan

pendapat tersebut selanjutnya disusun kerangka konsep yang

dapat diwujudkan dalam bentuk pertanyaan atau pernyataan

yang akan dimasukkan ke dalam alat pengukur.

Definisi konsep yang akan diukur dapat juga ditanyakan

kepada calon responden, atau orang-orang yang memiliki

karakteristik yang sama dengan responden. Misalnya

mengukur konsep “kebahagiaan”, maka peneliti dapat langsung

bertanya kepada beberapa calon responden tentang ciri-ciri

orang bahagia. Berdasarkan atas jawaban dari calon responden

kemudian disusun kerangka suatu konsep. Cara ini dilakukan

untuk menghindari bias yang sering terjadi bila definisi

operasional suatu konsep dikembangkan dari konsep para ahli

dari negara barat yang latar belakang budanya berbeda.

Page 30: Minggu VIII Skala Pemgukuran dan Desain Instrumenerepo.unud.ac.id/id/eprint/34329/1/a50f5b4c1f8fbe01e6a...Pengertian pengukuran menurut beberapa penulis yang dikemukakan oleh Sedarmayanti

23

(2) Validitas Isi (content validity)

Validitas isi ditentukan oleh sejauhmana alat pengukur

tersebut mewakili semua aspek yang dianggap sebagai aspek

kerangka konsep. Misalnya seorang peneliti meneliti tentang

keterlibatan responden dalam program asuransi. Kuesioner

yang ditanyakan kepada responden harus berisi tentang

program asuransi misalnya macam-macam program asuransi,

persyaratan, jangka waktu, dan sebagainya. Apabila kuesioner

tersebut tidak memuat semua tentang program asuransi

tersebut, maka kuesioner tidak memiliki validitas isi. Contoh

lain misalnya peneliti ingin bertanya terkait dengan status

ekonomi keluarga. Kuesioner hanya menanyakan tentang

pendapatan ayah per bulan, tanpa menanyakan pendapatan istri

dan anak-anak yang sudah bekerja, maka hasil pengukuran

seperti itu memiliki validitas isi yang rendah. Jogianto (2005),

memberikan contoh bahwa jika properti objek yang akan

diukur adalah imej perusahaan dan jika item-item di instrumen

mengukur dimensi opini masyarakat, tanggungjawab sosialnya

dan jika dimensi-dimensi tersebut dianggap cukup mewakili

apa yang akan diukur sebagai imej perusahaan maka dapat

dikatakan bahwa pengukuran terhadap imej perusahaan

mempunyai validitas isi yang baik.

Page 31: Minggu VIII Skala Pemgukuran dan Desain Instrumenerepo.unud.ac.id/id/eprint/34329/1/a50f5b4c1f8fbe01e6a...Pengertian pengukuran menurut beberapa penulis yang dikemukakan oleh Sedarmayanti

24

(3) Validitas Eksternal (external validity)

Cukup banyak alat pengukur yang diciptakan oleh para

peneliti untuk mengukur gejala sosial, dan alat pengukur

tersebut sudah memiliki validitas. Jika ada peneliti lain yang

menciptakan alat pengukur baru yang berbeda dengan alat

pengukur sebelumnya tetapi sama tujuannya, maka pengukur

yang baru ini dicoba pada sekelompok responden yang juga

diminta mengisi skala pengukur sebelumnya yang sudah valid.

Jika alat pengukur yang baru dibuat tersebut memperoleh hasil

yang relatif sama dengan hasil pengukuran dengan pengukur

sebelumnya, maka dapat dikatakan bahwa alat pengukur yang

baru tersebut sudah memiliki validitas yang memadai. Untuk

mengetahui apakah kedua alat pengukur itu memberikan hasil

yang sama, maka hasil pengukuran dengan menggunakan

kedua alat tersebut harus dikorelasikan dengan menggunakan

teknik statistik korelasi. Bila korelasinya tinggi dan signifikan,

berarti alat baru tersebut memiliki validitas yang memadai.

Contoh dalam penelitian kependudukan misalnya, untuk

mengukur kualitas penduduk dapat dikorelasikan antara angka

harapan hidup dengan angka kematian bayi. Bila kedua angka

tersebut berkorelasi secara signifikan, maka kedua jenis

pengukuran tersebut telah memiliki validitas eksternal.

Page 32: Minggu VIII Skala Pemgukuran dan Desain Instrumenerepo.unud.ac.id/id/eprint/34329/1/a50f5b4c1f8fbe01e6a...Pengertian pengukuran menurut beberapa penulis yang dikemukakan oleh Sedarmayanti

25

(4) Validitas prediktif

Alat pengukur yg dibuat oleh peneliti sering

dimaksudkan untuk memprediksi apa yg akan terjadi di masa

yg akan datang. Jika alat ukur tersebut mampu memprediksi

apa yg akan terjadi dimasa yg akan datang maka dikatakan alat

ukur tersebut memiliki validitas prediktif yg tinggi. Validitas

prediktif adalah kesahihan yang didasarka pada hubungan yang

teratur antara tingkah laku apa yang diramalkan oleh sebuah tes

dan tingkah laku sebenarnya yang ditampilkan oleh individu

atau kelompok. Contoh ujian seleksi penerimaan pegawai baru,

antara lain diberi soal yang diteskan pada sejumlah calon, dan

calon yang dianggap pintar tersaring lulus sudah ditentukan

dalam rangka pencapaian tujuan organisasi. Ternyata setelah

masuk bekerja apa yang diharapkan oleh organisasi tidak

tercapai, maka instrumen/soal yang dulu diteskan kepada calon

pegawai tersebut dapat dikatakan tidak valid. Soal ujian masuk

ini dapat dikatakan memiliki validitas prediktif bila terdapat

korelasi yang tinggi antara nilai ujian seleksi dengan

pencapaian organisasi. Dengan kata lain alat pengukur tersebut

dapat memprediksi apa yang akan terjadi di masa yang akan

datang .

Page 33: Minggu VIII Skala Pemgukuran dan Desain Instrumenerepo.unud.ac.id/id/eprint/34329/1/a50f5b4c1f8fbe01e6a...Pengertian pengukuran menurut beberapa penulis yang dikemukakan oleh Sedarmayanti

26

(5) Validitas Budaya

Validitas ini penting bagi penelitian di negara yang

suku bangsanya sangat bervariasi. Selain itu penelitian yang

dilakukan sekaligus di beberapa negara dengan alat ukur yang

sama, juga akan menghadapi problem validitas budaya. Suatu

alat pengukur yang sudah valid untuk penelitian di suatu

negara, belum tentu akan valid bila digunakan di negara lain

yang budayanya berbeda. Misalnya, kuesioner pengukur

interaksi keluarga yang dikembangkan di negara barat tidak

sesuai bila digunakan di Indonesia, karena konsep Barat

mengenai keluarga selalu didasarkan pada nuclear famaly yang

terdiri dari ayah, ibu dan anak. Sedangkan di Indonesia konsep

keluarga biasanya didasarkan pada extended family, yang tidak

hanya terdiri dari bapak, ibu dan anak, tetapi juga keluarga

dekat lainnya.

Penelitian yang dilakukan di Indonesia yang terdiri dari

berbagai suku bangsa, memiliki budaya yang berbeda antar

provinsi. Alat ukur yang valid bagi masyarakat suku Bali

belum tentu valid bagi masyarakat suku Jawa, demikian

sebagainya. Maka dari itu jika ingin mengukur alat pengukur

yang valid hendaknya responden dari suku yang akan diteliti

harus dipakai untuk melakukan uji coba alat ukur tersebut.

Validitas ini penting bagi penelitian yang dilakukan di suku

Page 34: Minggu VIII Skala Pemgukuran dan Desain Instrumenerepo.unud.ac.id/id/eprint/34329/1/a50f5b4c1f8fbe01e6a...Pengertian pengukuran menurut beberapa penulis yang dikemukakan oleh Sedarmayanti

27

bangsa yang sangat bervariasi. Selain itu penelitian yang

dilakukan sekaligus di beberapa negara dengan alat ukur yg

sama juga akan menghadapi problem validitas budaya.

(6) Validitas Rupa (face validity)

Validitas rupa, menunjukkan bahwa dari segi rupanya

suatu alat pengukur tampaknya mengukur apa yang ingin

diukur. Bentuk dan penampilan suatu alat pengukur sudah

meyakinkan kalau alat pengukur tersebut mengukur apa yang

ingin diukur. Validitas rupa tidak menunjukkan apakah alat

pengukur mengukur apa yang ingin di ukur, tetapi hanya

menunjukkan bahwa dari segi “rupanya” suatu alat ukur

tampaknya mengukur apa yang ingin di ukur.

Bentuk dan penampilan suatu alat pengukur menentukan

apakah alat ukur tersebut memiliki validitas atau tidak. Untuk

mengukur kemampuan sebagai sopir, seseorang harus disuruh

mengendarai mobil, atau menggunakan alat simulasi yang

mirip dengan keadaan sesungguhnya. Cara pengukuran

kemampuan yang demikian memiliki validitas rupa.

Validitas rupa amat penting dalam pengukuran

kemampuan individu seperti pengukuran kecerdasan, bakat dan

keterampilan. Hal ini disebabkan dalam pengukuran aspek

kemampuan seperti itu faktor rupa alat ukur akan menentukan

Page 35: Minggu VIII Skala Pemgukuran dan Desain Instrumenerepo.unud.ac.id/id/eprint/34329/1/a50f5b4c1f8fbe01e6a...Pengertian pengukuran menurut beberapa penulis yang dikemukakan oleh Sedarmayanti

28

sejauh mana minat orang di dalam menjawab soal-soal atau

pertanyaan dalam alat ukur. Dalam penelitian survai, validitas

rupa tidak menjadi masalah penting, karena alat ukur yang

biasanya dipakai adalah kuesioner yang tujuannya untuk

mencari fakta bukan untuk mengukur kemampuan seseorang

dalam aspek tertentu, seperti tingkat kecerdasan, bakat dan

keterampilan.

2) Reliabilitas Instrumen

Reliabilitas adalah index yg menunjukkan sejauhmana

suatu alat pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan.

Bila suatu alat pengukur dipakai 2 kali untuk mengukur gejala

yang sama dan hasil pengukuran yg diperoleh relatif konsisten,

maka alat pengukur tersebut dikatakan reliabel. Dengan kata

lain reliabilitas menunjukkan konsistensi suatu alat pengukur di

dalam mengukur gejala yang sama. Pada alat pengukuran

fenomena fisik, konsistensi ini tidaklah sulit untuk dicapai,

namun pada penelitian sosial, seperti sikap, opini, dan

persepsi, pengukuran yang konsisten agak sulit untuk dicapai

oleh peneliti. Jadi reliabilitas adalah istilah yg digunakan untuk

menunjukkan sejauhmana suatu hasil pengukuran relatif

konsisten apabila pengukuran diulangi 2 kali atau lebih.

Page 36: Minggu VIII Skala Pemgukuran dan Desain Instrumenerepo.unud.ac.id/id/eprint/34329/1/a50f5b4c1f8fbe01e6a...Pengertian pengukuran menurut beberapa penulis yang dikemukakan oleh Sedarmayanti

29

3) Pengujian Validitas dan Reliabilitas Instrumen

Ada beberapa pengujian yang dapat digunakan untuk

menguji validias dan reliabilitas instrument penelitian, dan

dijelaskan satu persatu sebagai berikut.

(1) Pengujian Validitas instrumen

Konstruksi validitas instrumen dapat diuji dengan

menggunakan analisis korelasi, yaitu dengan cara

mengkorelasikan skor item (butir) instrumen dalam suatu

faktor dengan skor total (Y), dan mengkorelasikan skor faktor

dengan skor total (Y). Bila korelasi tiap faktor atau butir

instrumen tersebut positif dan nilainya 0,3 ke atas, maka

dikatakan instrumen tersebut sudah valid, dan dapat digunakan

dalam penelitian.

(2) Pengujian Reliabilitas instrumen

Pengujian reliabilitas instrument dapat dilakukan

dengan beberapa cara sebagai berikut.

a. Test-Retest Reliability (Teknik Pengukuran Ulang)

Pada metode ini pengukuran dilakukan dua kali yaitu dengan

menggunakan instrumen yang sama, pada responden yang

sama, peneliti yang sama, namun pada waktu yang berbeda.

Waktu pengulangan disarankan jangan terlalu dekat maupun

terlalu jauh waktunya antara pengukuran pertama dengan

Page 37: Minggu VIII Skala Pemgukuran dan Desain Instrumenerepo.unud.ac.id/id/eprint/34329/1/a50f5b4c1f8fbe01e6a...Pengertian pengukuran menurut beberapa penulis yang dikemukakan oleh Sedarmayanti

30

pengukuran kedua. Disarankan waktunya 15-30 hari. Untuk

melihat tingkat reliabilitasnya juga tinggi, demikian sebaliknya

b. Paralel – Form Reliability (Metode Paralel)

Metode ini memiliki 2 bentuk yaitu : pertama,

mempergunakan alat ukur yang sama, mengukur suatu konsep

atau variabel yang sama pada responden yang sama, dan waktu

yang sama, namun oleh dua peneliti yang berbeda. Reliabilitas

tinggi pada instrumen akan terjadi jika korelasi yang tinggi

antara hasil peneliti pertama dan hasil peneliti kedua. Kedua,

menggunakan instrumen yang berbeda namun untuk mengukur

gejala yang sama, pada responden yang sama, waktu yang

sama dan peneliti yang sama. Jika terjadi korelasi yang tinggi

antara hasil instrumen pertama dengan instrumen kedua, maka

dikatakan instrumen tersebut juga memiliki reliabilitas yang

tinggi.

c. Interitem Consistency Reliability

Alat/tes ini adalah untuk melihat konsistensi jawaban

responden untuk seluruh butir pertanyaan. Untuk melihat

tingkat/derajat bahwa butir-butir adalah alat ukur yang

independen dalam mengukur konsep yang sama, butir-butir

tersebut dikorelasikan satu dengan yang lainnya. Metode yang

paling populer digunakan untuk konsistensi antar butir adalah

Cronbach’s coefficient alpha

Page 38: Minggu VIII Skala Pemgukuran dan Desain Instrumenerepo.unud.ac.id/id/eprint/34329/1/a50f5b4c1f8fbe01e6a...Pengertian pengukuran menurut beberapa penulis yang dikemukakan oleh Sedarmayanti

31

d. Split-Half Reliability (Metode Belah Dua)

Reliabilitas dengan metode belah dua ini mencerminkan

korelasi antara dua bagian dalam sebuah instrumen. Hasil

estimasi dari reliabilitas ini akan tergantung dari bagaimana

butir-butir pengukuran yang ada dalam instrumen tersebut

dipisah menjadi 2 bagian, dan bagaimana peneliti yakin bahwa

kedua bagian tersebut mengukur hal yang sama.

Page 39: Minggu VIII Skala Pemgukuran dan Desain Instrumenerepo.unud.ac.id/id/eprint/34329/1/a50f5b4c1f8fbe01e6a...Pengertian pengukuran menurut beberapa penulis yang dikemukakan oleh Sedarmayanti

32

BAB 2.

DATA DAN METODE PENGUMPULAN DATA

2.1 Data dan Informasi

Data Penelitian adalah segala fakta dan angka yang

dapat dijadikan bahan untuk menyusun suatu informasi

(Suharsimi Arikunto, 2002). Data merupakan bentuk jamak

dari datum, dan dalam penggunaan sehari-hari data berarti

suatu pernyataan yang diterima secara apa adanya. Data

merupakan hasil pengukuran atau pengamatan

suatu variabel yang bentuknya dapat berupa angka, kata-kata,

karakter, simbol, gambar, suara atau tanda-tanda yang dapat

digunakan untuk dijadikan informasi. Selanjutnya data tersebut

diolah untuk dapat diutarakan secara jelas dan tepat, sehingga

dapat dimengerti oleh orang lain yang tidak mengalami secara

langsung, maka dari itu perlu ada deskripsi atau penjelasan.

Jika dilakukan pengelompokan terhadap banyak data maka

harus dilakukan pemilahan sesuai dengan persamaan atau

perbedaan yang dikandungnya yang disebut dengan

klasifikasi.

Menurut kamus bahasa Inggris-Indonesia, data berasal

dari kata datum yang berarti fakta. Data bisnis adalah deskripsi

organisasi tentang sesuatu (resources) dan kejadian

Page 40: Minggu VIII Skala Pemgukuran dan Desain Instrumenerepo.unud.ac.id/id/eprint/34329/1/a50f5b4c1f8fbe01e6a...Pengertian pengukuran menurut beberapa penulis yang dikemukakan oleh Sedarmayanti

33

(transactions) yang terjadi. Pengertian yang lain menyebutkan

bahwa data adalah deskripsi dari suatu kejadian yang dihadapi.

Data merupakan sekumpulan informasi, jika dikaitkan dengan

pengertian bisnis maka data merupakan sekumpulan informasi

yang diperlukan untuk pengambilan keputusan (Kuncoro,

2013). Data dianggap baik jika data dapat dipercaya

kebenarannya (Reliable). Data mencakup ruang lingkup yang

sangat luas, dan dapat memberikan gambaran tentang masalah-

masalah tertentu. Data harus dapat dibedakan dengan

informasi. Informasi adalah sesuatu yang dihasilkan dan

berasal dari pengolahan data. Data yang sudah ada tersebut

kemudian diolah dan dikemas sedemikian rupa sehingga

menjadi informasi yang berguna, dengan demikian dapat

dikatakan bahwa informasi tersebut terbangun dari data. Suatu

informasi bisa saja menjadi data apabila informasi tersebut

digunakan kembali untuk pengolahan sistem informasi

selanjutnya. Data berbeda dengan informasi, yaitu data tidak

memiliki makna, berbentuk angka, fakta, rincian, ataupun

segala bentuk pengamatan secara empiris yang diperoleh

melalui observasi ataupun wawancara terhadap suatu peristiwa

atau kejadian, serta memiliki lingkup detail dan bersifat teknis.

Sedangkan informasi: telah memiliki suatu makna tertentu,

telah diolah dengan menggunakan bermacam macam teknik

Page 41: Minggu VIII Skala Pemgukuran dan Desain Instrumenerepo.unud.ac.id/id/eprint/34329/1/a50f5b4c1f8fbe01e6a...Pengertian pengukuran menurut beberapa penulis yang dikemukakan oleh Sedarmayanti

34

tertentu, informasi mampu dipahami artinya, menghasilkan

penjelasan yang dapat dipakai untuk mengambil suatu

keputusan.

2.2 Jenis data

Secara umum jenis data dapat dibagi menjadi dua yaitu

data kualitatif dan data kuantitatif. Data kuantitatif adalah data

yang dapat dinyatakan dalam bentuk angka. Data kuantitatif

adalah data yang diukur dalam skala numerik (angka) yang

dapat dibedakan menjadi data interval dan data rasio (Kuncoro,

2013). Contoh: data kuantitatif adalah jumlah modal yang

disetor, jumlah karyawan, jumlah keuntungan, tingkat

likuiditas, tingkat keuntungan, dan sebagainya. Data kualitatif

adalah data yang tidak dapat dinyatakan dalam skala numerik.

Oleh karena data kualitatif tidak dapat secara langsung

dianalisis dengan menggunakan teknik analisis kuantitatif

maka peneliti dapat mengkuantitatifkan data kualitatif tersebut,

supaya dapat dianalisis dengan metode kuantitatif yaitu analisis

statistik. Pada analisis statistik semua data harus dalam bentuk

angka maka data kualitatif umumnya dikuantitatifkan agar

dapat diproses lebih lanjut. Pada dasarnya data kualitatif

digolongkan menjadi data nominal dan data ordinal. Contoh

Page 42: Minggu VIII Skala Pemgukuran dan Desain Instrumenerepo.unud.ac.id/id/eprint/34329/1/a50f5b4c1f8fbe01e6a...Pengertian pengukuran menurut beberapa penulis yang dikemukakan oleh Sedarmayanti

35

data kualitatif adalah: jenis pekerjaan, sumber modal, status

perkawinan, jenis hutang dan sebagainya.

Lebih lanjut Kuncoro (2013) menyebutkan bahwa ada

juga yang menggolongkan data berdasarkan atas dimensi

waktu, yaitu data time series (data runtun waktu), yaitu data

yang secara kronologis disusun menurut waktu pada suatu

variabel tertentu, dan data silang tempat (cross section), yaitu

data yang dikumpulkan pada suatu waktu tertentu. Data silang

tempat digunakan untuk mengamati respon dalam periode yang

sama, sehingga variasi terjadinya adalah antar pengamatan.

Misalnya data input output diterbitkan setiap 5 tahun sekali,

data sensus diterbitkan setiap 10 tahun sekali, data jumlah

penduduk miskin pada setiap desa pada tahun tertentu.

2.3 Sumber data

Sumber data juga dapat dibedakan menjadi 2 yaitu sumber

primer, dan sumber sekunder. Data yang diperoleh dari sumber

primer disebut data primer, dan data yang diperoleh dari sumber

sekunder disebut data sekunder. Data primer adalah data yg

dikumpulkan pertama kali oleh peneliti untuk tujuan penelitiannya.

Cara yang dapat digunakan untuk memperoleh data ini antara lain

melalui observasi, wawancara, focus group discution (FGD) ataupun

kuesioner. Data sekunder adalah data yang pengumpulannya

dilakukan oleh orang lain dan peneliti hanya menggunakan data yang

Page 43: Minggu VIII Skala Pemgukuran dan Desain Instrumenerepo.unud.ac.id/id/eprint/34329/1/a50f5b4c1f8fbe01e6a...Pengertian pengukuran menurut beberapa penulis yang dikemukakan oleh Sedarmayanti

36

telah tersedia tersebut. Data sekunder ini dapat dibagi menjadi 2

yaitu: data sekunder internal, dan data sekunder eksternal. Data

sekunder internal adalah data yang diperoleh peneliti pada

pemilik/pengumpul data. Data sekunder eksternal adalah data yang

diperoleh peneliti pada lembaga yang bukan pemiliki/pengumpul

data tersebut dengan demikian perlu memperhatikan hal-hal penting

dalam menyusun pertanyaan.

1) Hal yang Perlu Diperhatikan Dalam Menyusun

Pertanyaan

Instrumen yang digunakan dalam penelitian sosial pada

umumnya berupa daftar pertanyaan. Dalam membuat daftar

pertanyaan ada empat hal yang perlu diperhatikan yaitu: a)

Jenis pertanyaan , b) Bentuk pertanyaan, c) Isi pertanyaan, d)

Urutan pertanyaan

a) Jenis Pertanyaan

Jenis pertanyaan yang dikemukakan di dalam menyusun

pertanyaan dalam suatu penelitian adalah sebagai beriku.

(a) Pertanyaan tentang fakta, adalah pertanyaan mengenai

fakta diri pribadi dari responden yang biasanya disebut

dengan ciri-ciri responden. Contoh: pertanyaan tentang

tempat tinggal, agama, jumlah anak, pendidikan, status

perkawinan dan sebagainya.

Page 44: Minggu VIII Skala Pemgukuran dan Desain Instrumenerepo.unud.ac.id/id/eprint/34329/1/a50f5b4c1f8fbe01e6a...Pengertian pengukuran menurut beberapa penulis yang dikemukakan oleh Sedarmayanti

37

(b) Pertanyaan tentang opini/pendapat, adalah pertanyaan

mengenai pendapat/opini responden tentang sesuatu hal.

Contoh: Bagaimana pendapat saudara tentang kondisi

ekonomi Bali setelah ledakan bom oktober 2005?

(c) Pertanyaan tentang informasi/pengetahuan, adalah

pertanyaan yg mengukur seberapa jauh informasi yang

diketahui responden tentang sesuatu hal, atau seberapa

jauh pengetahuan responden tentang sesuatu hal. Contoh:

Sejak kapan sekolah ini didirikan, apakah di kota ini ada

pasar tradisional, berapa jenis alat kontrasepsi yg dapat

digunakan oleh PUS untuk menunda kehamilan, dan

sebagainya.

(d) ) Pertanyaan tentang persepsi, adalah pertanyaan yang

berupaya untuk mengukur bagaimana responden menilai

sesuatu dalam hubungannya dengan sesuatu hal lainnya

atau orang lain. Bagaimana responden menilai perilakunya

sendiri dalam hubungannya dengan yg lain. Contoh: jika

saya menjadi pimpinan di kantor ini, maka ……..

Manakah yg lebih anda sukai berkenalan dengan orang yg

belum dikenal, atau bergaul dgn orang-orang yg sudah anda

kenal.

Page 45: Minggu VIII Skala Pemgukuran dan Desain Instrumenerepo.unud.ac.id/id/eprint/34329/1/a50f5b4c1f8fbe01e6a...Pengertian pengukuran menurut beberapa penulis yang dikemukakan oleh Sedarmayanti

38

b. Bentuk Pertanyaan

Ada beberapa hal yang perlu mendapat perhatian dalam

membuat pertanyaan, terkait dengan bentuk pertanyaan, baik

pertanyaan tertutup, terbuka, maupun pertanyaan setengah

terbuka. Untuk lebih jelasnya hal tersebut diuraikan satu

persatu sebagai berikut.

(a) Pertanyaan tertutup, adalah bentuk pertanyaan yg

dilengkapi atau disertai dengan sejumlah alternatif/katagori

jawaban, dan responden tinggal memilih alternatif tersebut.

Alam pertanyaan tertutup ini responden tidak diberikan

kesempatan untuk memberikan jawaban lain (Singarimbun

dan Tri Handayani, 1989). Suatu pertanyaan tertutup yg

baik harus memenuhi 2 kriteria pokok yaitu bersifat tuntas

(exhaustive), dan tidak saling tumpang tindih (mutually

exclusive). Tuntas: dapat menampung segala kemungkinan

jawaban yg diberikan oleh responden. Tidak saling

tumpang tindih: jawaban yg diberikan oleh responden

hanya dapat dimasukkan ke dalam satu katagori jawaban.

Keuntungan: jawaban gampang diolah, responden mengerti

maksud pertanyaan yang diajukan, dapat menghindari

jawaban yang tidak relevan dan sebagainya. Kelemahan:

responden akan memilih jawaban asal saja, responden akan

merasa kecewa jika jawaban yang akan diberikan tidak ada

Page 46: Minggu VIII Skala Pemgukuran dan Desain Instrumenerepo.unud.ac.id/id/eprint/34329/1/a50f5b4c1f8fbe01e6a...Pengertian pengukuran menurut beberapa penulis yang dikemukakan oleh Sedarmayanti

39

dalam alternatif jawaban, sulit melacak jika responden

salah menjawab.

Contoh: Apakah ibu/bapak pernah mendengar tentang dana

bos? a) pernah, b) tidak pernah

(b) Pertanyaan terbuka, adalah bentuk pertanyaan yg tidak

disertai alternatif jawaban. Dalam hal ini responden

diberikan kebebasan untuk mengemukakan pendapat sesuai

dengan kemauannya dan mengikuti pertanyaan yang

diajukan dalam daftar pertanyaan. Kelebihan dari bentuk

pertanyaan terbuka tersebut adalah: penanya akan

memperoleh banyak variasi jawaban, jawaban yang

diperoleh dapat lebih rinci atau lengkap, dapat menghindari

daftar alternatif jawaban yang panjang. Kelemahan:

kadang-kadang jawaban yang tidak relevan dari responden

akan banyak muncul, oleh karena tidak semua responden

mampu mengemukakan jawaban, dan sering kali

jawabannya bersifat umum. Contoh: Menurut pendapat

bapak/ibu, apakah masalah yang paling penting dihadapi

oleh para remaja?

(c) Kombinasi tertutup dan terbuka: Kombinasi pertanyaan

tertutup dan terbuka adalah jenis pertanyaan yang

jawabannya sudah ditentukan, namun disusul dengan

pertanyaan terbuka. Contoh: 1) Apakah bapak/ibu pernah

Page 47: Minggu VIII Skala Pemgukuran dan Desain Instrumenerepo.unud.ac.id/id/eprint/34329/1/a50f5b4c1f8fbe01e6a...Pengertian pengukuran menurut beberapa penulis yang dikemukakan oleh Sedarmayanti

40

mendengar tentang sumber-sumber pendanaan? a) pernah,

b) tidak pernah

2) Jika pernah, sebutkan dimana saja sumber pendanaan

tersebut?

(d) Pertanyaan semi terbuka

Bentuk pertanyaan ini dimaksudkan untuk mengatasi

kelemahan yang ada pada bentuk pertanyaan tertutup

maupun terbuka. Bentuk ini di samping tersedia sejumlah

alternatif jawaban, juga diberikan kemungkinan pada

responden untuk mengemukakan jawaban tambahan.

Contoh: Sumber-sumber pendanaan adalah: a) Bank

pemerintah, b) Bank swasta, c) Koperasi, d) LPD, e)

lainnya……………

c). Isi Pertanyaan

Ada beberapa hal yg perlu diperhatikan oleh peneliti

dalam merumuskan isi suatu pertanyaan. Hal-hal yang

perlu diperhatikan dalam menyusun isi pertanyaan

adalah sebagai berikut.

(a) Usahakan jangan sekaligus memasukkan 2 hal yg

ingin ditanyakan dalam satu pertanyaan

(b) Hindari kata-kata yang tidak jelas atau kabur dalam

membuat pertanyaan

Page 48: Minggu VIII Skala Pemgukuran dan Desain Instrumenerepo.unud.ac.id/id/eprint/34329/1/a50f5b4c1f8fbe01e6a...Pengertian pengukuran menurut beberapa penulis yang dikemukakan oleh Sedarmayanti

41

(c) Dalam membuat pertanyaan hindarkan penggunaan

kata-kata/bahasa yang kurang sesuai dengan

kemampuan responden

(d) Dalam membuat pertanyaan hindarkan rumusan

pertanyaan yang dapat mengarahkan jawaban

responden.

e). Urutan Pertanyaan

(a) Pertanyaan yang sensitif atau peka sebaiknya

diletakkan pada bagian akhir dari daftar pertanyaan

(b) Pertanyaan tentang fakta (tertutup) didahulukan

(c) Dahulukan pertanyaan yang berfungsi atau dapat

menghubungkan dengn pertanyaan berikutnya

(d) Pertanyaan yang ada sebaiknya diurutkan secara

logis atau dikelompokkan sehingga tidak

membingungkan responden. Contoh: pertanyaan

tentang pekerjaan dikelompokkan menjadi satu,

demikian pula pertanyaan-pertanyaan tentang

keluarga dan sebagainya

Page 49: Minggu VIII Skala Pemgukuran dan Desain Instrumenerepo.unud.ac.id/id/eprint/34329/1/a50f5b4c1f8fbe01e6a...Pengertian pengukuran menurut beberapa penulis yang dikemukakan oleh Sedarmayanti

42

2.4 Metode pengumpulan data sekunder

Data Sekunder digunakan untuk 3 tujuan yaitu:

1) Untuk mengisi kebutuhan akan rujukan khusus pada

beberapa hal

2) Sebagai sebuah bagian terpadu dari sebuah studi

penelitian yang lebih besar

3) Data sekunder dapat digunakan sebagai dasar satu-

satunya dalam sebuah penelitian

Keuntungan dan Kerugian Data Sekunder

Keuntungan dari menggunakan data sekunder

dibandingkan dengan mengunakan data primer dalam suatu

penelitian adalah: data sekunder dikumpulkan dengan lebih

cepat dan biaya yang lebih murah, mendapatkan data sensus

sesuai dengan biaya yang ada, dan tidak mungkin data tersebut

dikumpulkan sendiri oleh peneliti, kebanyakan penelitian

tentang kejadian masa lalu didasarkan pada sumber data

sekunder. Sedangkan kelemahan dari penggunaan data

sekunder adalah: ada keterbatasan utama sumber sekunder

karena informasi yang ada kemungkin tidak dapat memenuhi

kebutuhan tertentu seseorang. Oleh karena data tersebut

merupakan data yang dikumpulkan oleh orang lain untuk

tujuan mereka sendiri, sehingga definisinya akan berbeda, unit

Page 50: Minggu VIII Skala Pemgukuran dan Desain Instrumenerepo.unud.ac.id/id/eprint/34329/1/a50f5b4c1f8fbe01e6a...Pengertian pengukuran menurut beberapa penulis yang dikemukakan oleh Sedarmayanti

43

pengukuran berbeda, dan ada perbedaan waktu, sulit untuk

menilai akurasinya karena tidak diketahui disain risetnya, data

sekunder seringkali sudah usang.

Jenis-jenis Sumber Sekunder

1) Sumber internal (organisasional)

Contoh: laporan departemen, ringkasan produksi,

laporan keuangan dan akuntansi, laporan pemasaran dan

penjualan

2) Sumber eksternal, diciptakan di luar organisasi dan lebih

bervariasi daripada sumber internal. Beberapa contoh

sumber eksternal: Database yang dikomputerisasi,

Majalah, Dokumen-dokumen pemerintah, Beragam materi

pengkoleksian khusus, tesis, desertasi.

Prosedur Pencarian Data Sekunder

a) Sumber penting untuk mengumpulkan data sekunder adalah

perpustakaan

b) Prosedurnya adalah mencocokkan dan mendaftar sumber-

sumber, lalu mengutip informasi tertentu dan menyusunnya

dalam bentuk yang tepat

c) Perpustakaan elektronik, melalui jaringan komputer seperti

internet

Page 51: Minggu VIII Skala Pemgukuran dan Desain Instrumenerepo.unud.ac.id/id/eprint/34329/1/a50f5b4c1f8fbe01e6a...Pengertian pengukuran menurut beberapa penulis yang dikemukakan oleh Sedarmayanti

44

d) Perpustakaan tradisional ada 2 yaitu : (1) perpustakaan

umum, biasanya memiliki koleksi yg sangat berorintasi

konsumen, lemah dalam bidang pendidikan dan sumber

penelitian, (2) perpustakaan khusus, seperti perpustakaan

perusahaan, perpustakaan akademik (akademi/universitas)

memiliki kebanyakan sumber yang dibutuhkan untuk

melakukan penelitian. Beberapa sumber data sekunder

yang dapat digunakan antara lain: referensi statistik,

terbitan berkala, buku, dokumen, dan koleksi khusus

2.5 Metode Pengumpulan Data Primer/Metode Survai

Metode survai sering juga disebut sebagai teknik

kuesioner atau teknik komunikasi, adalah suatu metode

pengumpulan data dimana peneliti mengadakan hubungan

dengan subyek penelitian, baik secara langsung maupun tidak

langsung. Informasi yang diterima berwujud jawaban atas

pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh peneliti.

Beberapa Contoh Metode Survai

a) Interview (wawancara)

Merupakan cara pengumpulan data dengan jalan tanya

jawab sepihak yang dikerjakan dengan sistematik.

Wawancara dapat dibedakan menjadi wawancara

Page 52: Minggu VIII Skala Pemgukuran dan Desain Instrumenerepo.unud.ac.id/id/eprint/34329/1/a50f5b4c1f8fbe01e6a...Pengertian pengukuran menurut beberapa penulis yang dikemukakan oleh Sedarmayanti

45

terstruktur/terpimpin, bebas terpimpin, dan wawancara

mendalam. Pada wawancara terstruktur daftar pertanyaan

telah disiapkan sebelumnya, setiap responden diberi

pertanyaan yang sama, dan peneliti dapat menggunakan

tenaga pewawancara. Teknik interview (wawancara) ini

dapat dilakukan melalui wawancara tatap muka langsung

atau melalui telepon

b) Wawancara bebas terpimpin

Wawancara bebas terpimpin adalah wawancara yang

dilakukan dimana peneliti telah menyiapkan daftar

pertanyaan yang lengkap secara terstruktur, namun peneliti

masih dapat melakukan penambahan pertanyaan-

pertanyaan yang dianggap penting untuk lebih

menjelaskan apa yang telah dijawab oleh responden

sebelumnya.

c) Wawancara Mendalam

Wawancara mendalam (In-depth Interview) adalah

proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian

dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara

pewawancara dengan responden atau orang yang

diwawncarai, dengan atau tanpa menggunakan pedoman

(guide) wawancara dimana pewawancara dan informan

terlibat dalam kehidupan sosial yang relatif lama (Sutopo

2006)

Page 53: Minggu VIII Skala Pemgukuran dan Desain Instrumenerepo.unud.ac.id/id/eprint/34329/1/a50f5b4c1f8fbe01e6a...Pengertian pengukuran menurut beberapa penulis yang dikemukakan oleh Sedarmayanti

46

Wawancara merupakan pertemuan antara dua orang

untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab

sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik

tertentu (Esterberg, 2002). Wawancara juga merupakan

alat mengecek ulang atau pembuktian terhadap informasi

atau keterangan yang diperoleh sebelumnya dan juga

merupakan teknik komunikasi langsung antara peneliti dan

responden. Menurut (Moleong, 2005 : 186) wawancara

mendalam merupakan proses menggali informasi secara

mendalam, terbuka, dan bebas dengan masalah dan fokus

penelitian dan diarahkan pada pusat penelitian. Dalam hal

ini metode wawancara mendalam yang dilakukan dengan

adanya daftar pertanyaan yang telah dipersiapkan

sebelumnya. Wawancara merupakan bagian dari metode

kualitatif. Dalam metode kualitatif ini ada dikenal dengan

teknik wawancara-mendalam (In-depth Interview).

Ciri khusus/Kekhasan dari wawancara mendalam ini

adalah keterlibatannya dalam kehidupan

responden/informan. Dalam wawancara-mendalam

melakukan penggalian secara mendalam terhadap satu

topik yang telah ditentukan (berdasarkan tujuan dan

maksud diadakan wawancara tersebut) dengan

menggunakan pertanyaan terbuka. Penggalian yang

dilakukan untuk mengetahui pendapat mereka

Page 54: Minggu VIII Skala Pemgukuran dan Desain Instrumenerepo.unud.ac.id/id/eprint/34329/1/a50f5b4c1f8fbe01e6a...Pengertian pengukuran menurut beberapa penulis yang dikemukakan oleh Sedarmayanti

47

berdasarkan perspekive responden dalam memandang

sebuah permasalahan. Teknik wawancara ini dilakukan

oleh seorang pewawancara dengan mewawancarai satu

orang secara tatap muka (face to face).

d) Kuesioner atau Angket

Merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan

dengan cara memberi seperangkat pertanyaan/pernyataan

tertulis kepada responden. Cara ini cocok digunakan bila

responden jumlahnya banyak dan tersebar di wilayah yang

luas. Kuesioner dapat berupa pertanyaan/pernyataan

tertutup atau terbuka, dapat diberikan kepada responden

secara langsung atau dikirim melalui pos.

e) Metode Observasi

Observasi merupakan teknik atau pendekatan untuk

mendapatkan data primer dengan cara mengamati

langsung objek datanya. Teknik pengumpulan data melalui

observasi sebagai teknik pengumpulan data memiliki ciri

yang spesifik bila dibandingkan dengan teknik

pengumpulan data yang lainnya. Kalau

wawancara/kuesioner selalu berhubungan dengan orang,

tetapi observasi tidak terbatas pada orang, juga obyek-

obyek yang lainnya. Teknik ini digunakan bila penelitian

berkenaan dengan perilaku manusia, proses kerja, gejala-

Page 55: Minggu VIII Skala Pemgukuran dan Desain Instrumenerepo.unud.ac.id/id/eprint/34329/1/a50f5b4c1f8fbe01e6a...Pengertian pengukuran menurut beberapa penulis yang dikemukakan oleh Sedarmayanti

48

gejala alam. Dari segi proses pelaksanaan ada observasi

berperanserta, dan observasi nonpartisipan. Dari segi

instrumentasi ada observasi terstruktur dan observasi tidak

terstruktur. Observasi berperanserta, pada cara ini peneliti

terlibat dengan kegiatan sehari-hari orang yang sedang

diamati atau yang digunakan sebagai sumber data

penelitian, dan dengan cara ini maka data yang diperoleh

akan lebih lengkap. Observasi non partisipan, pada cara ini

peneliti tidak terlibat langsung, dan hanya sebagai

pengamat independen

(a) Observasi terstruktur, adalah observasi yang telah

dirancang secara sistematis, tentang apa yang akan

diamati, dan dimana tempatnya. Cara ini dilakukan jika

peneliti telah mengetahui dengan pasti variabel apa yg

akan diamati, dan menggu nakan instrumen penelitian

yg telah teruji validitas dan reliabilitasnya.

(b) Observasi tidak terstruktur, adalah observasi yg tidak

dipersiapkan secara sistematis tentang apa yang akan

diobservasi. Peneliti tidak menggunakan instrumen yg

baku, namun hanya berupa rambu-rambu pengamatan.

Observasi menurut Jogianto (2005), dapat

dikladsifikasikan menjadi observasi perilaku dan

observasi nonperilaku. Observasi perilaku terdiri dari:

Page 56: Minggu VIII Skala Pemgukuran dan Desain Instrumenerepo.unud.ac.id/id/eprint/34329/1/a50f5b4c1f8fbe01e6a...Pengertian pengukuran menurut beberapa penulis yang dikemukakan oleh Sedarmayanti

49

1) analisis nonverbal, 2) analisis linguistik, 3) analisis

linguistik ekstra, 4) analisis spatial. Observasi analisis

nonverbal dapat dilakukan pada gerakan bukan ucapan,

misalnya observasi terhadap bahasa tubuh seseorang,

ekspresi wajah dan sebagainya. Obsevasi analisis

linguistik, dilakukan pada analisis bahasa yang

digunakan oleh seorang atau beberapa orang yang

sedang berinteraksi. Observasi analisis linguistik ekstra

dilakukan mengobservasi empat dimensi: vokal, tempo,

interaksi, dan cara bicara. Observasi spasial,

mengobservasi hubungan antara orang secara fisik.

Observasi non perilaku terdiri dari : 1) analisis catatan,

2) analisis kondisi, 3) analisis proses fisik. Observasi

analisis catatan dapat berupa pengumpulan data baik

dari catatan data sekarang atau catatan data historis.

Observasi analisis data kondisi fisik dilakukan pada

data kondisi fisik sediaan, kondisi keamanan pabrik.

Observasi analisis proses fisik berupa observasi pada

time and motion dari suatu proses, prosedur-prosedur

akuntansi dan lain sebagainya.

Observasi menurut Sugiono dibedakan menjadi :

observasi partisipan dan observasi non partisipan. Observasi

partisipan adalah observasi yang dilakukan dimana peneliti

terlibat langsung pada kegiatan orang yang sedang diamati

Page 57: Minggu VIII Skala Pemgukuran dan Desain Instrumenerepo.unud.ac.id/id/eprint/34329/1/a50f5b4c1f8fbe01e6a...Pengertian pengukuran menurut beberapa penulis yang dikemukakan oleh Sedarmayanti

50

(sumber data) sambil mengamati peneliti ikut melakukan apa

yang dikerjakan oleh sumber data. Misal : mengamati

bagaimana perilaku karyawan dalam bekerja, bagaimana

semangat kerjanya, bagaimana hubungan karyawan dengan

karyawan lain dan sebagainya. Observasi non partisipan :

Peneliti tidak terlibat langsung dalam aktivitas tetapi hanya

sebagai pengamat independen. Misal: Mengamati perilaku

pembeli, mengamati barang-barang apa saja yang diminati

pembeli. Data yang diperoleh tidak mendalam dan tidak

sampai pada tingkat makna. Dari segi instrumen yang

digunakan observasi dibagi menjadi observasi terstruktur dan

observasi tidak terstruktur.

Observasi terstruktur : Observasi yang telah

dirancang secara sistematis tentang apa yang akan diamati

dimana tempatnya. Peneliti telah tahu dengan pasti tentang

variabel; apa yang akan diamati. Dalam melakukan

pengamatan /peneliti menggunakan instrumen penelitian yang

telah teruji validitas dan rehabilitasnya. Observasi tidak

terstruktur : adalah observasi yang tidak dipersiapkan secara

sistematis tentang apa yang akan diobservasi. Hal ini dilakukan

karena peneliti tidak tahu tentang apa yang diamati. Dalam

melakukan pengamatan peneliti tidak menggunakan instrumen

yang telah baku, tetapi hanya berupa rambu-rambu

pengamatan.

Page 58: Minggu VIII Skala Pemgukuran dan Desain Instrumenerepo.unud.ac.id/id/eprint/34329/1/a50f5b4c1f8fbe01e6a...Pengertian pengukuran menurut beberapa penulis yang dikemukakan oleh Sedarmayanti

51

BAB 3

TAHAPAN PENGOLAHAN DAN PENYAJIAN DATA

Penelitian yang dilakukan mempunyai tujuan pokok

adalah menjawab pertanyaan-pertanyaan penelitian untuk

mengungkap fenomena sosial atau alam tertentu. Untuk

mencapai tujuan tersebut peneliti merumuskan hipotesis,

mengumpulkan data, memproses data, membuat analisis dan

interpretasi.

Analisis data merupakan suatu proses penyederhanaan

data ke dalam bentuk yang lebih mudah dibaca dan

diinterpretasikan. Untuk dapat membuktikan hipotesis yang

diajukan dalam penelitian tersebut digunakan pengujian secara

statistik. Salah satu fungsi pokok statistik adalah

menyederhanakan data penelitian yang amat besar jumlahnya

menjadi informasi yang lebih sederhana dan lebih mudah untuk

dipahami. Di samping itu statistik membandingkan angka yang

diperoleh dengan hasil yang terjadi secara kebetulan, sehingga

memungkinkan peneliti untuk menguji apakah hubungan yang

diamati memang betul terjadi karena adanya hubungan yang

sistematik antara variabel-variabel yang diteliti atau hanya

terjadi secara kebetulan.

Page 59: Minggu VIII Skala Pemgukuran dan Desain Instrumenerepo.unud.ac.id/id/eprint/34329/1/a50f5b4c1f8fbe01e6a...Pengertian pengukuran menurut beberapa penulis yang dikemukakan oleh Sedarmayanti

52

Kegiatan dalam analisis data adalah mengelompokkan

data berdasarkan variabel dan jenis responden, mentabulasi

data berdasarkan variabel dari seluruh responden, menyajikan

data tiap variabel yang diteliti, melakukan perhitungan untuk

menjawab rumusan masalah, dan melakukan perhitungan untuk

menguji hipotesis yang telah diajukan. Langkah-langkah

tersebut dilakukan apabila penelitian menggunakan hipotesis.

Jika penelitian yang dilakukan tidak menggunakan hipotesis

maka langkah terkait dengan pengujian hipotesis tidak perlu

dilakukan.

3.1. Tahapan Pengolahan Data

Setelah pengumpulan data dilakukan, maka tahap

selanjutnyadalam proses riset adalah pengolahan data.

Kegiatan ini dilakukan sebelum proses analisis data dikerjakan.

1) Editing

Editing adalah kegiatan yang dilakukan untuk memeriksa

data mentah yang masuk, sehingga kesalahan yang terjadi

dapat terdeteksi. Kegiatan dalam editing adalah kegiatan

memeriksa, data mentah yang masuk, apakah terdapat

kekeliruan dalam pengiriman, apakah ada ketidaklengkapan

pengisian, apakah data yang dikemukakan oleh responden

Page 60: Minggu VIII Skala Pemgukuran dan Desain Instrumenerepo.unud.ac.id/id/eprint/34329/1/a50f5b4c1f8fbe01e6a...Pengertian pengukuran menurut beberapa penulis yang dikemukakan oleh Sedarmayanti

53

adalah palsu dan sebagainya. Kegiatan editing dapat dilakukan

setelah data lapangan dikumpulkan, dan dapat dilakukan segera

setelah dating dari lapangan, supaya tidak ada informasi yang

terlupakan. Harapan dari data yang telah terkumpul tersebut

adalah valid dan rehabel serta dapat dipertanggungjawabkan.

Tujuan Editing, adalah agar data yang terkumpul: akurat

(sesuai dengan instruksi sampling), konsisten dengan

informasi-informasi lainnya, lengkap, tidak ada pemalsuan (cek

dengan pertanyaan terbuka), tersusun dengan baik, sehingga

mempermudah coding dan tabulasi , dapat dibaca atau tidaknya

data mentah . Hal-hal yang perlu diperiksa pada saat

melakukan kegiatan editing tersebut adalah sebagai berikut.

a) Terpenuhinya instruksi sampling.

Para saat melakukan wawancara kepada responden

harus dapat dipastikan bahwa tidak terjadi pelanggaran

terhadap ketentuan sampel. Dengan demikian

wawancara yang dilakukan dengan responden tersebut

disesuaikan dengn persyaratan dan ketentuan yang telah

ditetapkan.

Data mentah yang telah dikumpulkan tersebut dapat

dibaca atau tidak. Pewawancara harus memahami

bahwa data yang ditulis mengandung unsur kebenaran.

Jika ada tulisan yang kurang jelas harus dikembalikan

Page 61: Minggu VIII Skala Pemgukuran dan Desain Instrumenerepo.unud.ac.id/id/eprint/34329/1/a50f5b4c1f8fbe01e6a...Pengertian pengukuran menurut beberapa penulis yang dikemukakan oleh Sedarmayanti

54

kepada pewawancara untuk dilakukan pengecekan atas

kebenaran dari tulisan tersebut.

b) Kelengkapan pengisian

Jika ada data yang masih kosong/ada bagian yang tidak

terisi maka pewawancara harus mengetahuinya.

c) Keserasian (Konsistensi)

Jawaban yang diberikan oleh konsumen hendaknya

konsisten dan ada keserasian. Jika ada hal-hal yang

saling bertentangan harus dicek kembali kebenaran dari

data tersebut. Misalnya pada daftar pertanyaan ada

informasi yang ingin diketahui oleh pewawancara terkait

dengan pertanyaan apakah saudara sudah menikah?,

dijawab oleh responden tersebut belum menikah, namun

pada pertanyaan berikutnya ada jawaban dari responden

terhadap pertanyaan yang diajukan, ternyata responden

memberi jawaban sudah punya anak dua. Jadi dalam

kondisi seperti ini dikatakan ada ketidak konsistenan

jawan yang diberikan oleh responden yang

diwawancarai.

d) Apakah isi jawaban bisa dipahami

Pewawancara harus memastikan bahwa jawaban yang

diberikan oleh responden dapat dipahami. Misalnya jika

ada jawaban yang relative panjang kemudian disingkat

Page 62: Minggu VIII Skala Pemgukuran dan Desain Instrumenerepo.unud.ac.id/id/eprint/34329/1/a50f5b4c1f8fbe01e6a...Pengertian pengukuran menurut beberapa penulis yang dikemukakan oleh Sedarmayanti

55

oleh pewawancara, maka jawaban yang disingkat

tersebut harus dapat dijelaskan sehingga dapat dipahami.

Jenis Editing ada 2 yaitu:

a) Field editing yaitu kegiatan pemeriksaan yg dilakukan

di lapangan, ini adalah tanggung jawab penyelia

lapangan

b) Office editing yaitu kegiatan pemeriksaan yg dilakukan

di kantor pusat, setelah data mentah (kuesioner) selesai

diisi/dijawab oleh responden

Jumlah Editor yang Digunakan:

Banyak sedikitnya editor yang digunakan dalam suatu

penelitian tergantung dari besar kecilnya lingkup

penelitian yang dilakukan. Untuk penelitian kecil cukup

menggunakan seorang editor untuk mengedit semua

bagian. Untuk penelitian besar, dapat memakai beberapa

editor dan setiap editor hanya menangani satu bagian

secara menyeluruh. Kelemahannya: tidak dapat

diketahui konsistensi jawaban pada bagian yang berbeda.

Editor dalam melaksanakan pekerjaan harus mengikuti

aturan yang telah ditetapkan. Beberapa aturan bagi editor

dalam pekerjaannya adalah: a) Mengetahui petunjuk yg

Page 63: Minggu VIII Skala Pemgukuran dan Desain Instrumenerepo.unud.ac.id/id/eprint/34329/1/a50f5b4c1f8fbe01e6a...Pengertian pengukuran menurut beberapa penulis yang dikemukakan oleh Sedarmayanti

56

diberikan kepada pewawancara dan pemberi kode, b)

Jangan merusak/menghapus pengisian asli pewawancara.

c) Berikan paraf pada seluruh jawaban yang

diubah/diperbaiki, d) Letakkan paraf dan tanggal

pengeditan pada setiap kuesioner yang telah selesai

diedit

2) Coding

Coding adalah kegiatan memberikan nomor atau

simbul lainnya bagi jawaban-jawaban yang masuk,

sehingga jawaban dapat dikelompokkan ke dalam jumlah

klas atau katagori yang terbatas.Coding adalah kegiatan

yang dilakukan untuk memberi tanda/simbol/kode pada

setiap data yang termasuk dalam kategori sama. Tanda

dapat berupa angka/huruf. Tujuan coding untuk

mengklasifikasikan jawaban ke dalam kategori-kategori

penting. Ada dua langkah penting dalam melakukan

coding yaitu :a) Menentukan kategori-kategori yang akan

digunakan dan b) Mengalokasikan jawaban individual

pada kategori-kategori tersebut. Kumpulan dari kategori-

kategori ini disebut dengan "coding frame" Pada

pertanyaan tertutup biasanya "coding frame" sudah

dilengkapi namun pada pertanyaan terbuka sukar untuk

merencanakan coding frame yang bersangkutan. Untuk

Page 64: Minggu VIII Skala Pemgukuran dan Desain Instrumenerepo.unud.ac.id/id/eprint/34329/1/a50f5b4c1f8fbe01e6a...Pengertian pengukuran menurut beberapa penulis yang dikemukakan oleh Sedarmayanti

57

mengkonstruksi coding frame hendaknya dilakukan oleh

seseorang yang benar-benar mengetahui tujuan peneliti

dan mengetahui bagaimana hasil penelitian akan

digunakan. Coding frame ini perlu dicek terlebih dahulu

oleh petugas coding. Hal ini dilakukan, selain untuk

melatih petugas coding, juga untuk membuka

kemungkinan terciptanya coding frame yang lebih baik.

Alokasi jawaban pada kategori-kategori didalam coding

frame dapat dilakukan oleh responden, petugas wawancara dan

oleh petugas coding, yang dapat dilakukan oleh responden atau

petugas wawancara hanya terbatas pada tipe partanyaan

tertutup saja. Dalam tipe pertanyaan harus dilakukan

sepenuhnya oleh petugas coding sesuai dengan instrumen

coding yang benar-benar spesifik. Mohamad Nasir (1988 : 407)

mengemukakan bahwa mengkode adalah menaruh angka pada

tiap jawaban. Untuk dapat memberikan kode pada jawaban

tersebut perlu diperhatikan: kode dan jenis pertanyaan. Dalam

hal ini perlu diperhatikan jenis pertanyaan, jawaban atau

pertanyaa, yang dapat dibedakan. Jawaban yang berupa angka,

jawaban dari pertanyaan tertutup, jawaban pertanyaan semi

terbuka, jawaban pertanyaan terbuka dan jawaban pertanyaan

kombinasi.

Page 65: Minggu VIII Skala Pemgukuran dan Desain Instrumenerepo.unud.ac.id/id/eprint/34329/1/a50f5b4c1f8fbe01e6a...Pengertian pengukuran menurut beberapa penulis yang dikemukakan oleh Sedarmayanti

58

(a) Bila jawaban berupa angka maka kode yang digunakan

adalah angka itu sendiri.

(b) Bila jawaban untuk pertanyaan tertutup jawabannya sudah

disediakan terlebih dahulu dan responden hanya mengecek

jawaban tersebut sesuai dengan instruksi. Responden tidak

boleh menjawab diluar yang telah ditetapkan.

(c) Bila jawaban pertanyaan semi terbuka, selain dari jawaban

yang telah ditentukan maka jawaban lain yang dianggap

cocok oleh responden masih diperkenankan untuk dijawab.

Jawaban tambahan tersebut perlu diberi kode tersendiri.

(d) Bila jawaban pertanyaan terbuka, jawaban yang diberikan

sifatnya bebas. Untuk memberi kode, jawaban-jawaban

tersebut harus dikatagorikan lebih dahulu atau

dikelompokkan sehingga tiap kelompok berisi jawaban

yang sejenis. Kalau masih ada jawaban yang tidak bisa

masuk ke kelompok tersebut, dapat dibuatkan katagori-

katagori lain-lain, namun tidak boleh terlalu banyak dan

juga perlu diingat jawaban pertanyaan tidak boleh tumpang

tindih.

(e) Bila jawaban kombinasi, hampir serupa dan jawaban

pertanyaan tertutup. Selain ada jawaban yang jelas,

responden masih dapat menjawab kombinasi dari beberapa

jawaban.

Page 66: Minggu VIII Skala Pemgukuran dan Desain Instrumenerepo.unud.ac.id/id/eprint/34329/1/a50f5b4c1f8fbe01e6a...Pengertian pengukuran menurut beberapa penulis yang dikemukakan oleh Sedarmayanti

59

(f) Tempat Kode

Kode dapat dibuat pada kartu tabulasi ataupun daftar

pertanyaan itu sendiri. Jika data diolah dengan komputer,

kode-kode harus dibuat dalam coding sheet.

Pengklasifikasian data ke dalam katagori yang terbatas

mengorbankan beberapa detail data, tetapi tetap diperlukan

untuk analisis yang efisien. Contoh: Data tentang penghasilan .

Coding dapat dilakukan dengan angka atau huruf. Coding

dengan angka disebut coding numerik, sedangkan coding

dengan huruf disebut coding alfabetik. Ada 4 aturan dalam

menetapkan himpunan katagori yaitu: a) sesuai dengan

masalah, dan tujuan penelitian, b) lengkap terbatas

(exhaustive), c) saling lepas (mutually exclusive), d) diperoleh

dari satu prinsip klasifikasi.

Buku Petunjuk Kode (Code Book).

Buku petunjuk kode memuat semua variabel di dalam

penelitian dan menjabarkan penggunaan aturan pemberian

kode terhadap variabel-variabel. Buku ini digunakan oleh

peneliti sebagai petunjuk untuk memasukkan data agar

kesalahan lebih sedikit dan lebih efisien. Buku kode

merupakan sumber yang baik untuk menemukan lokasi

variabel-variabel dalam arsip data selama tahap analisis. Dalam

Page 67: Minggu VIII Skala Pemgukuran dan Desain Instrumenerepo.unud.ac.id/id/eprint/34329/1/a50f5b4c1f8fbe01e6a...Pengertian pengukuran menurut beberapa penulis yang dikemukakan oleh Sedarmayanti

60

buku kode umumnya berisi, halaman kuesioner, nomor

pertanyaan, nama variabel, letak kode varibel dalam media

input. Selain itu dalam buku kode juga terdapat penjelasan bagi

pilihan jawaban, dan apakah kodenya berupa alfabetik atau

numerik.

Pemberian kode bagi pertanyaan tertutup:

Jawaban untuk pertanyaan tertutup dapat berupa hal-hal

yang diberi skala, dan lain-lain yang jawabannya dapat

diantisipasi sebelumnya. Dengan demikian memungkinkan

untuk memberikan kode sebelumnya (precoding). Precoding

ini sangat berguna dalam memasukkan data (entry data).

Pemberian Kode Bagi Pertanyaan Terbuka:

Pada pertanyaan terbuka, pengetahuan awal mengenai

pilihan jawaban tidak tersedia. Setelah evaluasi pendahuluan

barulah katagori jawaban dapat dibuat untuk pertanyaan

tersebut. Dalam pertanyaan terbuka sering kali katagori yang

dibuat ditambahkan katagori lainnya untuk memenuhi aturan

pemberian kode yang bersifat lengkap terbatas (exhaustive)

Page 68: Minggu VIII Skala Pemgukuran dan Desain Instrumenerepo.unud.ac.id/id/eprint/34329/1/a50f5b4c1f8fbe01e6a...Pengertian pengukuran menurut beberapa penulis yang dikemukakan oleh Sedarmayanti

61

3) Tabulasi yang didahului dengan entry data

Entry data dengan menggunakan keyboard tetap

merupakan hal yang harus dilakukan peneliti. Pada saat

melakukan entry data hal-hal yang perlu diperhatikan agar data

dapat di entry dengan baik adalah: Ada arsip data,

Penyimpanan data membutuhkan ruang yang minimum, Entry

data dilakukan setelah selesai proses editing dan coding oleh

peneliti.

Setelah data di entry ke komputer, maka tahapan

selanjutnya adalah membuat tabulasi dari data tersebut.

Pembuatan tabulasi ini sangat penting, dan harus dilakukan

untuk semua variabel penelitian agar dapat diketahui apakah

peneliti atau mereka yang bertugas meng- entry data sudah

benar di dalam melakukan pekerjaannya. Jika data yang masuk

salah, maka hasil tabulasinya (dalam bentuk tabel frekuensi

tunggal), juga akan salah. Dengan dasar pembuatan

tabulasi/tabel frekuensi tunggal ini pada semua variabel

penelitian, maka kegiatan untuk membersihkan data dapat

dilakukan.

3.2 Penyajian Data

Data setelah dikumpulkan dapat disajikan dengan

menggunakan tabel frekuensi baik frekuensi tunggal maupaun

tabulasi silang. Tabel tentang kepemilikan pesawat TV adalah

Page 69: Minggu VIII Skala Pemgukuran dan Desain Instrumenerepo.unud.ac.id/id/eprint/34329/1/a50f5b4c1f8fbe01e6a...Pengertian pengukuran menurut beberapa penulis yang dikemukakan oleh Sedarmayanti

62

contoh distribusi tunggal. Selain dalam bentuk table, data juga

dapat disajikan dalam bentuk gambar/grafik. Contoh :

Histogram, Poligon, diagram lingkaran dan lain-lain. Dalam

tabulasi silang, setiap kesatuan data dipecah lebih lanjut

menjadi dua atau tiga. Setiap penambahan variabel baru ke

dalam tabulasi silang akan memberikan keterangan lebih baik

terhadap data yang diolah, tetapi penggolahan akan lebih sukar

(complicated). Tabulasi yang dilakukan tersusun dalam bentuk

tabel. Jawaban yang serupa dikelompokkan dengan cara yang

diteliti dan taratur, kemudian dihitung dan dijumlahkan

beberapa banyak peristiwa/gejala/item yang termasuk dalam

satu kategori. Kegiatan ini dilakukan sampai terwujud tabel-

tabel yang berguna, terutama pada data kuantitatif. Dalam

tabulasi, angka-angka akan dimasukkan dalam satu tabel yang

terdiri atas kolom-kolom maka ada baiknya bila susunan kolom

disusun berdasarkan urutan-urutan susunan yang logis dan tiap-

tiap kepala kolom diberi keterangan yang menyatakan isi

kolom yang bersangkutan. Dengan demikian dapat dilakukan

pencarian hubungan-hubungan yang berarti antara jawaban

yang satu dengan jawaban lainnya, hanya dengan melihat

kepada kolom tersebut.

Pengaturan data dapat bermacam-macam seperti

pengaturan menurut banyaknya peristiwa yang terjadi/jumlah

Page 70: Minggu VIII Skala Pemgukuran dan Desain Instrumenerepo.unud.ac.id/id/eprint/34329/1/a50f5b4c1f8fbe01e6a...Pengertian pengukuran menurut beberapa penulis yang dikemukakan oleh Sedarmayanti

63

jawaban yang sama (tabel frekuensi), menurut kelompok atau

kelasnya (tabel klasifikasi) atau secara korelatif (tabel

korelasi). Jika setelah dibuat distribusi frekuensi ada kode

variabel yang tidak cocok, harus dilakukan pembersihan data.

Setelah itu baru dilanjutkan kedalam analisis berikutnya.

Tabel juga dapat dibedakan beberapa jenis yaitu tabel

induk, tabel teks, dan tabel frekuensi. Tabel induk adalah tabel

yang berisi semua data yang tersedia secara terperinci untuk

melihat kategori data secara keseluruhan. Tabel teks adalah

tabel diringkas sesuai dengan keperluan. Tabel ini biasanya

dibuat langsung dalam teks dan digunakan saat membuat

penafsiran. Sedangkan tabel frekuensi adalah tabel yang

menyajikan berapa kali sesuatu hal terjadi. Tabel frekuensi ini

sering digunakan untuk mengecek kesesuaian hubungan

jawaban antara satu pertanyaan dengan pertanyaan lain dalam

daftar pertanyaan.

Didasarkan atas distribusi data yang telah dientry.

Distribusi data ini dapat ditampilkan dalam bentuk visual dan

teknik grafis, seperti:

(a) Gambar distribusi data dalam bentuk kurva normal

(b) Tabel frekuensi

(c) Diagram batang

(d) Diagram lingkaran

Page 71: Minggu VIII Skala Pemgukuran dan Desain Instrumenerepo.unud.ac.id/id/eprint/34329/1/a50f5b4c1f8fbe01e6a...Pengertian pengukuran menurut beberapa penulis yang dikemukakan oleh Sedarmayanti

64

Contoh 1:

Tabel 1 Keadaan Tempat Tinggal Mahasiswa FEB Unud (100)

responden

No. Keterangan Banyak (Jumlah)

Persentase

1. Tempat Tinggal a. Ikut Orang tua 45 45 b. Ikut Keluarga 10 10 c. Indekos 20 20 d. Sewa Kamar dan

Masuk Sendiri 25 25

2. Situasi Rumah a. Baik 60 60 b. Cukup 30 30 c. Kurang 10 10 3. Penerangan Bentuk

Belajar

a. Listrik 90 90

b. Lampu pompa 5 5

c. Lampu minyak 5 5 Sumber : Data Fiktif

Page 72: Minggu VIII Skala Pemgukuran dan Desain Instrumenerepo.unud.ac.id/id/eprint/34329/1/a50f5b4c1f8fbe01e6a...Pengertian pengukuran menurut beberapa penulis yang dikemukakan oleh Sedarmayanti

65

Contoh 2 :

Tabel 2 Pemilikan Pesawat TV Menurut Lebar Layar

Uraian layar

(inches)

Jumlah

(orang)

Persentase(%)

12 atau kurang 55 22

14 60 24

17 45 18

20 70 28

24 atau lebih 20 8

Jumlah 250 100

Sumber : Data Fiktif

Contoh 3: Tabulasi Silang ( Cross Tabulation) Tabel 3 Hasil penilaian Mahasiswa Berdasakan Semester

Terhadap Kebersihan lingkungan kampus .

Penilaian

Semester Jumlah I-III IV-VII >VIII

Bersih 100 120 80 300 Cukup 60 40 20 120 Kotor 25 15 10 50

Tidak Menjawab 15 7 8 30 Jumlah 200 182 118 500

Sumber : Data Fiktif

Page 73: Minggu VIII Skala Pemgukuran dan Desain Instrumenerepo.unud.ac.id/id/eprint/34329/1/a50f5b4c1f8fbe01e6a...Pengertian pengukuran menurut beberapa penulis yang dikemukakan oleh Sedarmayanti

66

Contoh 4:

Tabel 4 Keanggotaan Klub dan Tingkat Absensi Berdasarkan

Usia Kerja (%)

Status Absensi

Muda Tua Anggota

Klub Bukan

Anggota Klub

Anggota Klub

Bukan Anggota

Klub Rendah 48 46 14 15 Tinggi 52 54 86 85 Total 100 100 100 100

Sumber: Data Fiktif

Page 74: Minggu VIII Skala Pemgukuran dan Desain Instrumenerepo.unud.ac.id/id/eprint/34329/1/a50f5b4c1f8fbe01e6a...Pengertian pengukuran menurut beberapa penulis yang dikemukakan oleh Sedarmayanti

67

BAB 4

METODE ANALISIS DATA

4.1 Macam-Macam Metode Analisis

Ada dua metode secara umum yang dapat digunakan

dalam penelitian yaitu analisis data secara kualitatif (Analisis

Kualitatif) yang digunakan pada penelitian yang menggunakan

pendekatan kualitatif. Pada analisis ini tidak menggunakan alat

statistik, akan tetapi dilakukan dengan membaca tabel-tabel,

grafik-grafik, atau angka-angka yang tersedia kemudian

melakukan uraian dan penafsiran.

Analisis data secara kuantitatif (Analisis Kuantitatif),

digunakan pada penelitian dengan pendekatan kuantitatif. Pada

pendekatan seperti ini menggunakan alat statistik. Bila

pendekatan menggunakan alat statistik berarti, analisis data

dilakukan menurut dasar-dasar statistik. Ada dua macam alat

statistik yang digunakan yaitu : 1).Statistik Deskriptif dan

2).Statistik Inferensial. Jika dilihat dari jumlah variabel yang

dianalisis ada 3 jenis analisis data yaitu Analisis Univariat,

Analisis Bivariat dan Analisis Multivariat.

Page 75: Minggu VIII Skala Pemgukuran dan Desain Instrumenerepo.unud.ac.id/id/eprint/34329/1/a50f5b4c1f8fbe01e6a...Pengertian pengukuran menurut beberapa penulis yang dikemukakan oleh Sedarmayanti

68

1) Analisis Data Univariat

Analisis univariat tyang menggunakan satu variable,

erutama menggunakan data yg disajikan dalam bentuk tabel

frekuensi. Adapun yg ingin diketahui dari analisis univariat

adalah kecenderungan tengah, untuk itu digunakan berbagai

ukuran pemusatan; distribusi/sebaran dengan memakai

berbagai ukuran penyebaran, dan frekuensi dengan

menggunakan angka mutlak atau persentase

2) Analisis Data Bivariat

Adalah analisis terhadap hubungan di antara dua

variabel (hubungan suatu variabel dengan variabel lainnya).

Analisis ini dapat dilakukan secara deskriptif maupun

inferensial.

3) Analisis Multivariat

Adalah analisis yang dilakukan terhadap lebih dari dua

variabel. Dengan kata lain seorang peneliti dapat menganalisis

hubungan bivariat tersebut dengan menghubungkan lebih jauh

dengan satu atau lebih variabel lainnya. Analisis ini dapat

dilakukan secara deskriptif maupun inferensial.

Page 76: Minggu VIII Skala Pemgukuran dan Desain Instrumenerepo.unud.ac.id/id/eprint/34329/1/a50f5b4c1f8fbe01e6a...Pengertian pengukuran menurut beberapa penulis yang dikemukakan oleh Sedarmayanti

69

(1) Statistik Parametrik

Statistik parametrik memerlukan terpenuhinya banyak

asumsi:

a. Data yang akan dianalisis harus berdistribusi normal

b. Data harus homogen

c. Dalam regresi harus terpenuhi asumsi linearitas

Statistik parametrik digunakan untuk menguji parameter

populasi melalui statistik. Statistik parametrik digunakan

untuk menganalisis data dengan skala interval atau rasio

a) Beberapa Contoh Statistik Parametrik

Statistik parametrik memerlukan terpenuhinya banyak

asumsi:

(a) Data yang akan dianalisis harus berdistribusi normal

(b) Data harus homogen

(c) Dalam regresi harus terpenuhi asumsi linearitas

Statistik parametrik digunakan untuk menguji parameter

populasi melalui statistic. Statistik parametrik digunakan

untuk menganalisis data dengan skala interval atau rasio.

(2) Staistik Non Parametrik

(a) Statistik non parametrik tidak menuntut terpenuhinya

banyak asumsi. Oleh karena itu statistik non parametrik

sering disebut statistik bebas distribusi

Page 77: Minggu VIII Skala Pemgukuran dan Desain Instrumenerepo.unud.ac.id/id/eprint/34329/1/a50f5b4c1f8fbe01e6a...Pengertian pengukuran menurut beberapa penulis yang dikemukakan oleh Sedarmayanti

70

(b) Statistik non parametrik ini kebanyakan digunakan

untuk menganalisis data nominal, dan ordinal

Dalam menguji hipotesis pada penelitian kuantitatif ada 2

hal yg harus diperhatikan yaitu skala pengukuran dari

variabel penelitian dan bentuk hipotesis yang diajukan.

Beberapa Contoh Statistik Non Parametrik

a) Data Nominal:

1) Chi square satu sampel, untuk bentuk hipotesis

deskriptif

2) Mc Nemar, untuk komparatif

Contingency coefficient, untuk asosiatif

b) Data Ordinal:

1) Run test, untuk deskriptif

2) Wilcoxon test, untuk komparatif Korelasi rank

Spearman, untuk asosiatif

Jika dengan menganalisis data kualitaif diperoleh

gambaran yang teratur tentang suatu peristiwa atau kejadian

maka statistik ini disebut ”Deskriptif“, misalnya pengukuran

nilai sentral (Rata-Rata, Median, Modus), deviasi, perhitungan

angka indeks, ukuran korelasi dan trend. Metode lebih lanjut

dimana dalam analisis tersebut memberikan cara bagaimana

menarik kesimpulan mengenai ciri-ciri populasi tertentu

Page 78: Minggu VIII Skala Pemgukuran dan Desain Instrumenerepo.unud.ac.id/id/eprint/34329/1/a50f5b4c1f8fbe01e6a...Pengertian pengukuran menurut beberapa penulis yang dikemukakan oleh Sedarmayanti

71

berdasarkan hasil dari analisis serangkaian sampel yang

diambil dari populasi tersebut dinamakan“ Metode Statistik

Imprensial.

4.2. Pemilihan Metode Analisis Data

Pemilihan metode analisis data menggunakan

pendekatan kualititatif atau kuantitatif. Dalam pendekatan

kuantitatif persyaratan pertama yang harus terpenuhi adalah

alat uji statistik yang akan digunakan harus sesuai.

Pertimbangan utama dalam memilih alat uji statistik ditentukan

oleh pertanyaan untuk apa penelitian tersebut dilakukan dan

ditentukan oleh tingkat/sekala, distribusi dan penyebaran data.

Pertimbangan kedua dalam memilih alat uji statistik ini adalah

luasnya pengetahuan statistic yang dimiliki serta ketersediaan

sumber-sumber dalam hubungannya dengan perhitungan dan

penafsiran data.

Metode penelitian dengan pendekatan kualitatif berbeda

dengan pendekatan kuantitatif, dalam pendekatan kualitatif

perhatian dipusatkan kepada prinsip umum yang mendasari

perwujudan dan satuan gejala yang ada dalam kehidupan

manusia atau pola yang ada. Analisis yang dilakukan adalah

gejala sosial dan budaya dengan menggunakan kebudayaan

masyarakat yang bersangkutan untuk memperoleh pola yang

Page 79: Minggu VIII Skala Pemgukuran dan Desain Instrumenerepo.unud.ac.id/id/eprint/34329/1/a50f5b4c1f8fbe01e6a...Pengertian pengukuran menurut beberapa penulis yang dikemukakan oleh Sedarmayanti

72

berlaku, dan pola tersebut dianalisis dengan teori yang objektif

(Parsudi:1994:6 dalam Sedarmayanti dan Saifudin, 2002:165).

Penelitian kualitatif mampu mengungkapkan gejala yang

ada di masyarakat secara sistimatis. Oleh karena itu urutan atau

sistimatika yang ada dalam penelitian memberikan urutan serta

pola berfikir secara sistimatis dan komplek. Penelitian dengan

pendekatan kualitatif ini mampu mengungkap gejala yang ada

di masyarakat secara sistimatis secara mampu mengungkapkan

kejadian yang sebenarnya sehingga akan sulit ditolak

kebenarannya.

4.3.Pemilihan Metode Statistik Menurut Skala Pengukuran

Pemilihan terhadap alat statistika dalam penelitian

kuantitatif sangat tergantung pada skala pengukuran dari

variabel yang digubakan. Dalam analisis nantinya apakah

menggunakan statistic parametrik atau statistic non parametrik.

Bila dalam analisis kuantitatif tersebut di mana skala ukuran

variable adalah nominal atau ordinal umumnya menggunakan

statistik non parametrik. Apabila skala ukuran bariabel yang

digunakan adalah interval atau rasio maka statistic yang

digunakan adlah statistik parametric. Walaupun demikian

untuk skala interval atau rasio dapat juga menggunakan alat

statistik non parametrik namun banyak sekali kehilangan

informasi yang dimiliki oleh data dengan skala interval dan

rasio tersebut.

Page 80: Minggu VIII Skala Pemgukuran dan Desain Instrumenerepo.unud.ac.id/id/eprint/34329/1/a50f5b4c1f8fbe01e6a...Pengertian pengukuran menurut beberapa penulis yang dikemukakan oleh Sedarmayanti

73

Penggunaan statistik parametrik dan non parametrik

untuk menganalisis data khususnya menguji hipotesis. Untuk

menggunakan statistik parametrik dan non parametrik dalam

suatu analisis sangat tergantung pada macam data dan bentuk

hipotesis yang diajukan. Contoh statistik parametrik antara

lain: Korelasi product moment, korelasi parsial, korelasi ganda,

regresi, analisis varian dan sebagainya.

Contoh statistik non parametrik adalah Chi kuadrat,

Mann Whitney, Mc Memar, Cochran, Coefisien contingency,

korelasi Rank Spearman, Kruskal Wallis dans ebagainya.

Menurut Sugiono (2003), hipotensis deskriptif yang akan diuji

dengan statistik parametrik merupakan dugaan terhadap nilai

dalam satu sample, dibandingkan dengan standar, sedangan

hipotesis deskriptif yang akan diuji dengan statistik non

parametrik merupakan dugaan ada tidaknya perbedaan secara

signifikan nilai antar kelompok dalam satu sampel.

Hipotesis komparatif merupakan dugaan ada tidaknya

perbedaan secara signifikan nilai-nilai 2 kelompok atau lebih.

Hipotesis asosiatif adalah dugaan terhadap ada tidaknya

hubungan secara siginifikan antara dua variabel atau lebih.

Untuk memilih metode statistik mana yang dipakai (parametrik

ataukah nonparametrik) dalam pembuatan keputusan tentang

Page 81: Minggu VIII Skala Pemgukuran dan Desain Instrumenerepo.unud.ac.id/id/eprint/34329/1/a50f5b4c1f8fbe01e6a...Pengertian pengukuran menurut beberapa penulis yang dikemukakan oleh Sedarmayanti

74

pengujian hipotesis penelitian Seigel (1992) juga

mengharuskan melihat beberapa kriteria:yaitu:

1) kekuatan yang bagaimana yang dipunyai tesnya;

2) kemungkinan penerapan model statistik yang menjadi dasar

tes pada data diteliti:

3) kekuatan efesiensi;

4) tingkat pengukuran yang ingin dicapai dalam penelitian

tersebut.

Di bawah ini diberikan Tabel 4.1 yang berisi tentang

penggunaan statsitik parametrik dan non parametrik untuk

menguji hipotesis.

Page 82: Minggu VIII Skala Pemgukuran dan Desain Instrumenerepo.unud.ac.id/id/eprint/34329/1/a50f5b4c1f8fbe01e6a...Pengertian pengukuran menurut beberapa penulis yang dikemukakan oleh Sedarmayanti

75

Tabel 4.1 Penggunaan statistik parametrik dan non statistik parametrik untuk menguji hipotesis

Skala Hubungan-hubungan yang membatasi

Contoh-contoh Data Statistik

Tes Statistik yang Sesuai

Nominal (1) Ekuivalensi Modus Frekuensi Koefesien Kontingensi

Tes Statistik Nonparame trik.

Ordinal (1) Ekuivalensi

Median Persentil

Tes Statistik Nonparame- trik (2) Lebih besar dari Sepearman

Kendal

Interval (1) Ekuivalensi (2) lebih besar dari (3) Rasio sembarang dua interval diketahui

Mean (rata-rata) Deviasi standar Korelasi Produk momen Tungal dan berganda

Tes Statistik Nonparame-trik dan Parametrik

Rasio 1) Ekuivalensi (2) lebih besar dari (3) Rasio sembarang dua interval diketahui (4) Rasio sembarang dua harga skala diketahui

Mean geometrik Koefesien variasi

Tes Statistik Nonparame-trik dan Parametrik

Sumber : Seigel, (1992).

Penggunaan tes statistik non paramtrik dalam beberapa

kasus datanya banyak dirubah dari data absolut menjadi skor,

atau peringkat (rank) atau bahkan menjadi tanda (sign). Metode

semacam ini mulanya menimbulkan kritik bahwa metode ini

tidak menggunakan segala informasi yang ada dalam sampel,

atau bahkan ada mengatakan "membuang-buang

Page 83: Minggu VIII Skala Pemgukuran dan Desain Instrumenerepo.unud.ac.id/id/eprint/34329/1/a50f5b4c1f8fbe01e6a...Pengertian pengukuran menurut beberapa penulis yang dikemukakan oleh Sedarmayanti

76

informasi".Berhubungan dengan hal itu, agar informasi yang

ada dalam sampel dapat digunakan secara maksimal dan

memadai, maka sangat tergantung dari tingkat pengukuran

yang diperoleh dan pengetahuan peneliti tentang

populasinya.Apabila tingkat ukuran data lebih rendah dari

skala interval, menggunakan tes parametrik menuntut peneliti

untuk menambah informasi. Dengan demikian mungkin akan

terjadi penyimpangan yang sama besar dan mungkin sama

rusaknya sebagai akibat dari membuang informasi pada waktu

merubah skor mendai rangking. Terlebih lagi, anggapan yang

dibuat dalam pembenaran penggunaan tes statistik biasanya

hanya didasarkan atas dugaan dan anggapan, tetapi

pengetahuan sifat-sifat mengenai paramater populasinya

hampir selalu tidak ada. Oleh karena itu untuk berbagai

distribusi populasi, tes non paparemtrik jelas lebih unggul

kekuatannya dibandingkan dengan tes parametrik (Whitney,

1948) dalam Suyana Utama (2005).

Hipotesis penelitian yang akan diuji dalam penelitian

berkaitan erat dengan perumusan masalah yang diajukan

walaupun tidak setiap penelitian harus ada hipotesisnya. Tetapi

setiap penelitian harus merumuskan masalah. Untuk mencari

pengaruh varian variabel dapat digunakan teknik ststistik yaitu

dengan menghitung besarnya koefisien determinasi. Koefisien

Page 84: Minggu VIII Skala Pemgukuran dan Desain Instrumenerepo.unud.ac.id/id/eprint/34329/1/a50f5b4c1f8fbe01e6a...Pengertian pengukuran menurut beberapa penulis yang dikemukakan oleh Sedarmayanti

77

determinasi dihitung dengan mengkuadratkan koefisien

korelasi yang telah ditemukan dan selanjutnya dikalikan

dengan seratus persen.

Misalnya jika ditemukan korelasi positif dan signifikan

antara variabel bebas dengan variabel terikat sebesar 0,80 ini

berarti bahwa koefisien determinasi sama dengan 0, 802 = 0,64.

Jadi dapat disimpulkan bahwa varian yang teradi pada variabel

dependen 64% dapat dijelaskan melalui varians yang terjadi

pada variabel bebas. Dan sisanya sebesar 36% dipengaruhi

oleh variabel lain yang tidak masuk dalam model.

Beberapa contoh analisis statistik non parametrik

dikemukakan sebagai berikut (Suyana Utama, 2005)

1) Uji Satu Sampel

Contoh uji satu sampel yang dikemukakan dalam

contoh ini adalah Uji Normalitas. Uji normalitas dengan

menggunakan statistik nonparamaterik dengan menerapkan

metode Kolmogorov. Uji ini untuk mengetahui tingkat

kesesuaian antara distribusi serangkaian data sampel (skor

yang diobservasi) dengan distribusi teoritis tertentu. Tes ini

menetapkan apakah skor-skor dalam sampel dapat secara

masuk akal dianggap berasal dari populasi tertentu degan

distribusi tertentu. Data yang digunakan dalam analisis ini

minimal berskala ordinal.

Page 85: Minggu VIII Skala Pemgukuran dan Desain Instrumenerepo.unud.ac.id/id/eprint/34329/1/a50f5b4c1f8fbe01e6a...Pengertian pengukuran menurut beberapa penulis yang dikemukakan oleh Sedarmayanti

78

Tabel 4.2 Penjualan Pedagang Kaki Lima dalam 1 Bulan (Juta Rp)

Sampel 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Penjualan 38 49 32 28 37 51 32 47 25 38

Sampel 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20

Penjualan 33 35 49 52 66 53 45 71 46 35

Sumber: Data Fiktif

Ujilah dengan statistik nonparametrik data penjualan

22 pedagang kaki lima dalam satu bulan (Juta Rupiah),

apakah berdistri normal atau tidak.

Jawab:

1) Formulasi hipotesis:

Ho : Hasil penjualan pedagang kaki lima berdistribusi

normal

HI : Hasil penjualan pedagang kaki lima tidak berdistribusi

normal

2) Tingkat signifikan misalnya 5% N = 20 D = 0,294

3) Kriteria pengujian

H0 diterima bila Dhitung ≤ 0,294 atau nilai sig > 0,05

HI ditolak bila D hitung > 0,294 atau nilai sig ≤ 0,05

4) Perhitungan

Berasarkan atas hasil perhitungan Kolmogorov dengan

menggunakan SPSS, Tabel 4.2 maka nilai D = 0,164 atau

nilai signifikansi = 0, 164

Page 86: Minggu VIII Skala Pemgukuran dan Desain Instrumenerepo.unud.ac.id/id/eprint/34329/1/a50f5b4c1f8fbe01e6a...Pengertian pengukuran menurut beberapa penulis yang dikemukakan oleh Sedarmayanti

79

5) Kesimpulan

Oleh karena D hitung 0,164 lebih kecil dari 0,294 atau

nilai signifikansi 0,166 lebih besar dari 0,05, maka Ho diterima.

Ini berarti bahwa hasil penjualan pedagang kaki lima tersebut

berdistribusi normal.

Tabel 4.3 One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Sales

N 20

Normal Parametersa,b Mean 43.1000

Std. Deviation 12.06081

Most Extreme Differences Absolute .164

Positive .164

Negative -.079

Test Statistic .164

Asymp. Sig. (2-tailed) .166c a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. c. Lilliefors Significance Correction.

2) Uji Tanda Wilcoxon Uji tanda beranking Wilcoxon digunakan untuk menguji

perbedaan rata-rata data berpasangan. Data yang diperlukan

minimal berskala interval dari suatu sample random

berpasangan, seperti: (X1, Y1), (X2, Y2) ……(Xn, Yn) yang

jumlahnya sebanyak n pengamatan. Pengujian dilakukan

Page 87: Minggu VIII Skala Pemgukuran dan Desain Instrumenerepo.unud.ac.id/id/eprint/34329/1/a50f5b4c1f8fbe01e6a...Pengertian pengukuran menurut beberapa penulis yang dikemukakan oleh Sedarmayanti

80

dengan menggunakan statistik T (Tabel Wilcoxon). Nilai T

dihitung diperoleh dengan menjumlahkan ranking yang

bertanda positif atau negatif yang dipilih jumlahnya lebih

sedikit.

Contoh: Sepuluh petak sawah yang ditanami dua jenis padi, yaitu

pada jenis lama dan padi jenis baru. Hasilnya hektar (dalam

kuintal) sebagai berikut.

Petak 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Padi Lama

51 49 54 52 60 55 53 57 56 52 Padi Baru

63 54 61 56 57 65 63 64 61 62

Ujilah dengan metode Wilcoxon apakah padi jenis baru

produksinya lebih banyak dibandingkan dengan yang jenis

lama?

Jawab

1) Formulasi hipotesis

H0 : µ2 ≤ µ1 produktivitas padi jenis baru lebih kecil

dibandingkan dengan jenis lama

HI : µ2 > µ1 Produktivitas padi jenis baru lebih besar

dibandingkan dengan padi jenis lama

µ1 adalah rata-rata produktivitas padi jenis lama

µ2 adalah rata-rata produktivitas padi jenis baru

2) Tentukan tingkat signifikansi 0,05, n = 10 (dan

tidak ada data yang

Page 88: Minggu VIII Skala Pemgukuran dan Desain Instrumenerepo.unud.ac.id/id/eprint/34329/1/a50f5b4c1f8fbe01e6a...Pengertian pengukuran menurut beberapa penulis yang dikemukakan oleh Sedarmayanti

81

seri atau sama). T w0,05 = 11

Kriteria pengujian

Ho diterima bila T hitung ≥ 11

Ho ditolak bila T hitung < 11

4) Perhitungan statistik

Hasil perhitungan dengan Wilcoxon menggunakan SPSS

diperoleh hasil seperti ouput Tabel 4.3, yaitu nilat T hitung 1

< 11.

5) Kesimpulan

Berdasarkan hasil olahan SPSS diperoleh nilat T hitung = 1

lebih kecil dari pada T table = 11 atau nilai signifikansi

0,007 (untuk uji 2 sisi), dengan pengujian satu sisi nilai ini

dibagi dua menjadi 0,0035. Angka ini lebih kecil dari 0,05,

berarti Ho ditolak, bahwa produktivitas padi jenis baru

lebih besar dari pada produktivitas padi jenis lama. Tabel 4.4 NPar Tests Wilcoxon Signed Ranks Test

Ranks

N Mean Rank Sum of Ranks Pbaru – Plama Negative Ranks 1a 1.00 1.00

Positive Ranks 9b 6.00 54.00 Ties 0c Total 10

a. Pbaru < PLama

b. Pbaru > PLama

c. Pbaru = PLama

Page 89: Minggu VIII Skala Pemgukuran dan Desain Instrumenerepo.unud.ac.id/id/eprint/34329/1/a50f5b4c1f8fbe01e6a...Pengertian pengukuran menurut beberapa penulis yang dikemukakan oleh Sedarmayanti

82

Test Statisticsa Pbaru - PLama Z -2.706b Asymp. Sig. (2-tailed) .007 a. Wilcoxon Signed Ranks Test b. Based on negative ranks.

3) Uji Man and Whitney

Metode Man and Whitney digunakan untuk menguji

beda dua rata-rata untuk sampel yang independen. Misalnya

untuk membandingkan rata-rata kelompok sampel A dengan

jumlah pengamatan sebanyak n1 dengan kelompok sampel B

yang jumlah pengamatannya sebanyak n2. Data yang akan

dibandingkan dibuatkan rankingnya secara keseluruhan, yaitu

dari 1 sampai dengan n1 + n2. Ranking dibuat dari yang

skornya terkecil ke skor yang lebih besar. Apabila ada skor

yang sama, maka rankingnya dirata-ratakan. Kemudian ranking

dari masing-masing kelompok sampel dijumlahkan. Asumsi

yang mendasari teori statistik ini bahwa sampel yang diambil

dari masing-masing populasi adalah random, variabelnya

kontinyu, apabila data yang skornya sama diperkenankan, dan

skala pengukuran yang diperlukan minimal ordinal.

Contoh:

Sebanyak 20 orang karyawan hotel diteliti mengenai rata-rata

persentase tabungan yang dimiliki dari pendapatan yang

Page 90: Minggu VIII Skala Pemgukuran dan Desain Instrumenerepo.unud.ac.id/id/eprint/34329/1/a50f5b4c1f8fbe01e6a...Pengertian pengukuran menurut beberapa penulis yang dikemukakan oleh Sedarmayanti

83

diterimanya per bulan selama tahun 2018 adalah sebagai

berikut.

Pria 21 19 21 27 19 20 25 17 29 18

Wanita 20 21 28 23 24 24 22 26 32 23

Ujilah apakah terdapat perbedaan rata-rata persentase tabungan

yang dimiliki antara karyawan pria dan wanita.

Jawab:

1) Formulasi hipotesis

H0 : µ1 = µ2

HI : µ1 ≠ µ2

2) Tingkat keyakinan 95%

3) Kriteria pengujian

Untuk n1 = 10 dan n2 = 10 pengujian dua sisi, maka dari

tabel Mann-Whitney, diperoleh Twα/2 = 24 sehingga:

Ho diterima apabila T hitung ≥ 24

Ho ditolak apabila T hitung < 24

4)Perhitungan

Berdasarkan hasil perhitungan dengan SPSS yang

ditunjukkan pada Tabel 4.4 diperileh nilai TW = 27,5, atau

nilai signifikansi 0,088.

5) Oleh karena T terkecil 27,5 lebih besar dari 24 atau nilai

signifikansi 0,088 > 0,05, maka Ho diterima. Ini berarti

Page 91: Minggu VIII Skala Pemgukuran dan Desain Instrumenerepo.unud.ac.id/id/eprint/34329/1/a50f5b4c1f8fbe01e6a...Pengertian pengukuran menurut beberapa penulis yang dikemukakan oleh Sedarmayanti

84

bahwa rata-rata persentase tingkat tabungan antara pegawai

hotel laki-laki dengan yang wanita tidak berbeda nyata.

Tabel 4.5

Mann-Whitney Test Ranks

Jeni_Kelamin N Mean Rank Sum of Ranks

Tabungan Laki-laki 10 8.25 82.50

Wanita 10 12.75 127.50

Total 20

Test Statisticsa

Tabungan

Mann-Whitney U 27.500

Wilcoxon W 82.500

Z -1.706

Asymp. Sig. (2-tailed) .088

Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .089b

a. Grouping Variable: Jeni_Kelamin

b. Not corrected for ties.

4.4 Interpretasi hasil analisis

Setelah ditentukan metode analisis data yg digunakan,

maka selanjutnya dilakukan interpretasi terhadap hasil yg

diperoleh. Untuk interpretasi yg didasarkan atas statistik

deskriptif khususnya tabulasi silang ada aturan atau ketentuan

yg harus diperhatikan. Apabila diasumsikan ada satu variabel

Page 92: Minggu VIII Skala Pemgukuran dan Desain Instrumenerepo.unud.ac.id/id/eprint/34329/1/a50f5b4c1f8fbe01e6a...Pengertian pengukuran menurut beberapa penulis yang dikemukakan oleh Sedarmayanti

85

bertindak sebagai variabel pengaruh, dan satu lagi sebagai

variabel terpengaruh, maka arah perhitungan persen untuk

tabulasi silang selalu dihitung searah dengan variabel

pengaruhnya

Untuk interpretasi yang didasarkan atas statistik deskriptif

khususnya tabulasi silang ada ketentuan atau aturan yang perlu

diperhatikan. Jika diasumsikan ada satu variabel yang

bertindak sebagai variabel pengaruh dan satunya lagi sebagai

variabel terpengaruh maka arah perhitungan untuk tabulasi

silang selalu dihitung searah dengan variabel pengaruhnya.

Dalam menginterpretasikan tabulasi silang tersebut dengan

membandingkan angka pesen pada sel tabel searah dengan

variabel pengaruhnya.

Arah perhitungan 100%

Variabel pengaruh

Variabel terpengaruh

Arah membandingkan Angka-angka persen pada sel-sel tabel

Variabel terpengaruh

Page 93: Minggu VIII Skala Pemgukuran dan Desain Instrumenerepo.unud.ac.id/id/eprint/34329/1/a50f5b4c1f8fbe01e6a...Pengertian pengukuran menurut beberapa penulis yang dikemukakan oleh Sedarmayanti

86

Interpretasi hasil penelitian dilakukan untuk mencari

makna dan implikasi yang lebih luas dari hasil-hasil penelitian.

Interpretasi hasil analisis dapat dilakukan dengan dua cara

yaitu: 1) Cara Interpretasi terbatas karena penelitian hanya

melakukan interpretasi atas data dan hubungan yang ada

dalam penelitiannya. Interpretasi ini dalam pengertian sempit

tetapi paling sering dilakukan. Pada waktu menganalisis data

penelitian secara otomatis pneliti membuat interpretasi di

mana analisis dan interpretasi yang dilakukan sangat erat

hubungannya karena keduanya dilakukan hampir bersamaan.

2) Cara yang lebih luas, dapat dilakukan jika penelitian

dilakukan mencoba mencari pengertian yang lebih luas tentang

hasil-hasil yang telah didapatkannya dari analisis.

Hal ini dilakukan oleh peneliti dengan cara

membandingkan hasil analisis dengan kesimpulan peneliti lain

dan dengan menghubungkan kembali interpretasinya dengan

teori. Tahap ini sangat penting dilakukan, namun sering tidak

dilakukan oleh peneliti social. Misalnya suatu pnelitian

menggunakan teknik korelasi untuk mencari hubungan dua

variabel. Setelah dihitung diperoleh hasil koefisien korelasi

yang cukup tinggi (r=0,85) dengan tingkat signifikansi 0,001,

tahap inilah yang dinamakan analisa. Proses analisa kemudian

dilanjutkan dengan menginterpretasikan koefisien korelasi

Page 94: Minggu VIII Skala Pemgukuran dan Desain Instrumenerepo.unud.ac.id/id/eprint/34329/1/a50f5b4c1f8fbe01e6a...Pengertian pengukuran menurut beberapa penulis yang dikemukakan oleh Sedarmayanti

87

yang diperoleh tersebut. Dalam proses interpretasi ada

serangkaian pertanyaan yang harus di jawab oleh seorang

peneliti apakah arti koerisien korelasi 0,85 tersebut?, apakah

arti yang lebih luas dari penemuan tersebut bila dibandingkan

dengan hasil peneliti-peneliti terdahulu?. Arti koefesien

korelasi ini karena nilainya tinggi dan signifikan dapat

dikatakan bahwa korelasi yang tinggi dapat disimpulkan bahwa

hubungan yang tinggi antara variabel satu dengan variabel

lainnya bukan terjadi secara kebetulan tetapi secara sistematis.

Maka dapat dikatakan hipotesis tersebut didukung oleh

observasi atau realitas dengan demikian hasil ini dapat

dikatakan mendukung teori dengan konsisten.

Pada garis besarnya analisis dalam penelitian sosial

dapat dibagi kedalam 2 kelompok yaitu analisis untuk

katagorikal dan analisis untuk data bersambungan. Metode

analisis dengan data katagorikal ini menggunakan metode

tabulasi silang. Sedangkan data yang berkesinambungan

biasanya menggunakan alat statistik seperti distribusi

frekwensi, ukuran kecendrungan sentral, analisis perbedaan,

analisis varians, analisis multivariat dan sebagainya.

Page 95: Minggu VIII Skala Pemgukuran dan Desain Instrumenerepo.unud.ac.id/id/eprint/34329/1/a50f5b4c1f8fbe01e6a...Pengertian pengukuran menurut beberapa penulis yang dikemukakan oleh Sedarmayanti

88

BAB 5

PENULISAN LAPORAN DAN TEKNIK PRESENTASI

Penyusunan laporan merupakan langkah akhir yang

dilakukan oleh para peneliti. Jika laporan penelitian belum

dibuat oleh peneliti maka keberhasilan pelaksanaan penelitian

tersebut belum dianggap berhasil. Walaupun penelitian tersebut

telah dilaksanakan melalui proses pelaksanaan yang sangat

baik dan model-model yang sudah dibangun dari penelitian

tersebut sangat bermutu, belum dapat dianggap benar-benar

berhasil jika laporan penelitian belum dibuat.

Hasil kegiatan yang dilakukan oleh para peneliti dengan

menggunkan prosedur tertentu secara ilmiah sudah benar, maka

hasil dari kegiatan tersebut harus ditulis dan dilaporkan, oleh

karena laporan merupakan media komunikasi. Media

komunikasi yang dimaksud adalah media komunikasi antara

penyusun/lembaga pelaksanaan kegiatan dengan badan-badan

atau pihak lain yang berkepentingan dengan laporan tersebut.

Jika penelitian yang dilakukan merupakan hasil evaluasi baik

terhadap input, proses, output, maupun dampak dari suatu

kegiatan yang akan dijadikan sebagai sumber untuk mengambil

suatu kebijakan tertentu maka laporan penelitian tersebut

Page 96: Minggu VIII Skala Pemgukuran dan Desain Instrumenerepo.unud.ac.id/id/eprint/34329/1/a50f5b4c1f8fbe01e6a...Pengertian pengukuran menurut beberapa penulis yang dikemukakan oleh Sedarmayanti

89

laporan tersebut akan sangat bermanfaat bagi pihak yang

berwenangan untuk dijadikan dasar pengambilan kebijakan.

Jika tidak ada laporan penelitian maka akan sulit untuk

diketahui apakah suatu kegiatan penelitian telah sesuai dengan

apa yang ingin dituju. Apabila telah sesuai, faktor-faktor

kekuatan apa yang mendukung keberhasilan kegiatan tersebut,

apabila tidak sesuai di bagian mana/faktor-faktor apa yang

menyebabkan kegiatan tersebut tidak mencapai sasaran.

Kesemua ini tidak hanya perlu diketahui oleh para

penyelenggara kegiatan, tetapi juga pengambil kebijakan

sehingga segera dapat diambil langkah-langkah perbaikan.

Penyusunan laporan penelitian lebih merupakan seni, sehingga

pengalaman penulis lebih banyak berperan dalam menambah

keindahan penulisan.

Bentuk laporan penelitian sangat tergantung pada siapa

target sasaran pembaca, apakah masyarakat luas,apakah

akademisi, apakah atasan sendiri atau lainnya. Maka dari itu

penggunaan bahasa, gaya bahasa yang dipakai serta istilah-

istilah yang dipilih dimaksudkan supaya pembaca dapat

mencerna isi laporan tersebut dan dapat memahami penemuan-

penemuan yang disepakati. Karena itu sistematika penyusunan

laporan, cara penyampaian temuan, alat-alat yang digunakan

serta penafsiran yang diberikan harus memenuhi sasaran yang

Page 97: Minggu VIII Skala Pemgukuran dan Desain Instrumenerepo.unud.ac.id/id/eprint/34329/1/a50f5b4c1f8fbe01e6a...Pengertian pengukuran menurut beberapa penulis yang dikemukakan oleh Sedarmayanti

90

dituju. Walaupun penyusunan laporan penelitian seringkali

kurang mengasikkan, tetapi laporan harus dibuat, oleh karena

jika penelitian menggunakan dana masyarakat sebagai sumber

pendanaan maka laporan yang dibuat sekaligus sebagai laporan

pertanggujawan terhadap seluruh kegiatan penelitian yang telah

dilaksanakan.

Para penulis laporan hendaknya menyadari bahwa laporan

yang dibuat tersebut sebagai ajang yang berfungsi sebagai

komunikasi. Laporan penelitian yang dibuat bukan hanya bagi

dirinya sendiri, tetapi sebagai alat komunikasi dengan orang

lain. Oleh karena itu pembaca yang dituju sangat menentukan

corak laporan penelitian yang dibuat. Laporan penelitian yang

dibuat untuk kalangan ilmuan akan sangat berbeda dengan

laporan yang ingin disampaikan pada pembuat keputusan.

Laporan penelitian sebaiknya dibuat bertahap, berupa

laporan pendahuluan, dan kemudian berupa laporan akhir.

Laporan pendahuluan merupakan draft yg masih perlu

disempurnakan, malalui kegiatan seminar, atau

mengkonsultasikan nya dengan pembimbing atau ahlinya.

Laporan penelitian, harus dibuat secara sistematis dan logis

pada setiap bagian, shg pembaca mudah memahami langkah-

langkah yg telah ditempuh dalam penelitian tersebut.

Page 98: Minggu VIII Skala Pemgukuran dan Desain Instrumenerepo.unud.ac.id/id/eprint/34329/1/a50f5b4c1f8fbe01e6a...Pengertian pengukuran menurut beberapa penulis yang dikemukakan oleh Sedarmayanti

91

5.1 Tujuan Penyusunan Laporan

Langkah terakhir dari suatu kegiatan penelitian adalah

menyusun laporan. Bagaimanapun baiknya pelaksanaan suatu

penelitian, bagaimanapun bermutunya model-model yang

sudah dibangun dari penelitian tersebut, belumlah dianggap

benar-benar berhasil jika laporan penelitian belum dibuat. Hasil

kegiatan harus ditulis dan dilaporkan, karena laporan

merupakan media komunikasi antara penyusun/lembaga

pelaksanaan kegiatan dengan badan-badan atau pihak lain yang

berkepentingan dengan laporan tersebut. Lebih-lebih laporan

tersebut merupakan hasil evaluasi, baik terhadap input, proses,

output, atau dampak dari suatu kegiatan, sehingga akan sangat

bermanfaat bagi pihak yang berwenangan untuk dijadikan

dasar pengambilan kebijakan. Tanpa ada laporan penelitian

akan sulit untuk diketahui apakah suatu kegiatan penelitian

telah sesuai dengan apa yang ingin dituju. Apabila telah sesuai,

faktor-faktor kekuatan apa yang mendukung keberhasilan

kegiatan tersebut, apabila tidak sesuai di bagian mana/faktor-

faktor apa yang menyebabkan kegiatan tersebut tidak mencapai

sasaran. Kesemua ini tidak hanya perlu diketahui oleh para

penyelenggara kegiatan, tetapi juga pengambil kebijakan

sehingga segera dapat diambil langkah-langkah perbaikan.

Penyusunan laporan penelitian lebih merupakan sent, sehingga

Page 99: Minggu VIII Skala Pemgukuran dan Desain Instrumenerepo.unud.ac.id/id/eprint/34329/1/a50f5b4c1f8fbe01e6a...Pengertian pengukuran menurut beberapa penulis yang dikemukakan oleh Sedarmayanti

92

pengalaman penulis lebih banyak berperan dalam menambah

keindahan penulisan. Bentuk laporan penelitian sangat

tergantung pada siapa pembaca yang ditargetkan, apakah

masyarakat luas, akademisi, atasan sendiri atau lainnya. bahasa

yang digunakan, gaya bahasa yang dipakai serta istilah-istilah

yang dipilih dimaksudkan supaya pembaca dapat mencerna isi

laporan tersebut dan dapat memahami penemuan-penemuan

yang disepakati. Karena itu sistematika penyusunan laporan,

cara penyampaian temuan, alat-alat yang digunakan serta

penafsiran yang diberikan harus menemui sasaran. Walaupun

pekerjaan penulisan laporan penelitian seringkali kurang

mengasikkan, tetapi laporan harus dibuat, karena segala

kegiatan penelitian yang telah dilaksanakan, lebih-lebih

melibatkan dana masyarakat, harus dipertanggung jawabkan.

Penulis laporan harus menyadari bahwa laporan yang dibuatnya mengemban fungsi komunikasi. Laporan penelitian yang dibuat bukan hanya bagi dirinya sendiri, tetapi sebagai alat komunikasi dengan orang lain. Oleh karena itu pembaca yang dituju sangat menentukan corak laporan penelitian yang dibuat. Laporan penelitian yang dibuat untuk kalangan ilmuan akan sangat berbeda dengan laporan yang ingin disampaikan pada pembuat keputusan. Laporan juga akan berbeda dalam bentuk dan cara pengungkapannya jika laporan tersebut ditujukan kepada masyrakat awam.

Page 100: Minggu VIII Skala Pemgukuran dan Desain Instrumenerepo.unud.ac.id/id/eprint/34329/1/a50f5b4c1f8fbe01e6a...Pengertian pengukuran menurut beberapa penulis yang dikemukakan oleh Sedarmayanti

93

5.2 Format Laporan Penelitian

Bagian Awal, berisi hal-hal seperti:

1) judul

2) prakata

3) daftar isi

4) daftar tabel

5) daftar gambar

6) daftar lampiran

Bagian Utama, pada umumnya terdiri dari:

1) pendahuluan

2) kajian pustaka

3) metode penelitian

4) hasil penelitian

5) simpulan dan saran

Bagian Akhir, terdiri atas daftar bacaan, serta lampiran-

lampiran

5.3 Jenis laporan penelitian

Ada beberapa jenis laporan penelitian, diantaranya

adalah laporan ringkas atau sumary (summary report), laporan

lengkap atau monograf, dan laporan untuk pengambil

kebijakan. Secara ringkas masing-masing jenis laporan tersebut

dijelaskan sebagai berikut.

Page 101: Minggu VIII Skala Pemgukuran dan Desain Instrumenerepo.unud.ac.id/id/eprint/34329/1/a50f5b4c1f8fbe01e6a...Pengertian pengukuran menurut beberapa penulis yang dikemukakan oleh Sedarmayanti

94

1) Laporan ringkas (Summary Report}

Laporan ringkas diarahkan pada temuan-temuan utama

saja, tanpa memasukkan desain dan metode yang dipakai

dalam melakukan penelitian. Laporan penelitian ringkas dibuat

sekitar lima halaman. Pada bagian awal harus terdapat

pernyataan singkat tentang pentingnya penelitian, masalah

yang dipelajari, dan luas serta kedalaman pembahasan.

Kemudian ditulis kesimpulan dan rekoinendasi yang disusul

oleh temuan yang mendukungnya. Dalam laporan ringkas

dihindarkan penggunaan istilah-istilah teknis.

2) Laporan lengkap (monograf) atau laporan panjang

Laporan dalam bentuk monograf perlu memperhatikan

beberapa hal.

a) Laporan harus berisi proses kegiatan secara

menyeluruh dengan mengutarakan semua teknik dan

pengalaman yang diperoleh selama melakukan

penelitian.

b) Penulisan laporan harus sesuai dengan kelompok

target pembaca laporan. Materi serta keterangan yang

diberikan hams disampaikan secara integratif, di

mana kesinambungan antara satu diskusi dengan

diskusi lainnya, ataupun antara satu materi dengan

materi yang lain tidak terputus-putus

Page 102: Minggu VIII Skala Pemgukuran dan Desain Instrumenerepo.unud.ac.id/id/eprint/34329/1/a50f5b4c1f8fbe01e6a...Pengertian pengukuran menurut beberapa penulis yang dikemukakan oleh Sedarmayanti

95

c) Laporan haruss menjelaskan hal-hal yang sebenamya

terjadi di setiap tingkatan analisia. Altematif-altematif

pemecahan yang dilakukan perlu disampaikan dengan

jelas. Janganlah dilaporkan perasaan-perasaan

penults, atau hayalan-hayalan penulis tentang apa

yang akan terjadi, kecuali ramalan-ramalan tersebut

didasarkan atas fakta-fakta. Dengan kata lain laporan

harus berisi rencana-rencana yang telah dibuat secara

logis, bukti-bukti yang ditemukan, dan pelaksanaan

penelitian yang telah dilakukan selama masa itu.

d) Jika diperoleh pengalaman-pengalaman atau

penemuan-penemuan yang tidak ada hubungan

langsung dengan tujuan kegiatan, janganlah temuan

tersebut dibuang, sebab ada kemungkinan hasil

temuan tersebut dapat mempakan kata kunci dalam

memberi makna kegiatan lain di kemudian hari.

e) Dalam laporan juga harus disampaikan kegagalan-

kegagalan serta keterbatasan- keterbatasan yang

dialami disamping sukses yang diperoleh. Dengan

melaporkan kegagalan dan alasan-alasan kuat

mengapa kegagalan tersebut terjadi akan amat

berguna bagi pengambiJ kebijakan dalam

mewaspadakan terhadap kegagalan tersebut.

Page 103: Minggu VIII Skala Pemgukuran dan Desain Instrumenerepo.unud.ac.id/id/eprint/34329/1/a50f5b4c1f8fbe01e6a...Pengertian pengukuran menurut beberapa penulis yang dikemukakan oleh Sedarmayanti

96

f) Sebelum penulisan laporan penelitian, terlebih dahulu

perlu dibuat outline (kerangka) laporan dan baru

kemudian outline tersebut dikembangkan menjadi

laporan yang terperinci.

g) Laporan penelitian harus dibagi dalam bab-bab, atau

bagian-bagian, sub-sub bagian dengan judul-judul

yang padat, sehingga pembaca dapat lebih mudah

memilih materi yang relevan baginya.

3) Laporan untuk Manajemen atau Pembuat Keputusan

Laporan penelitian yang disampaikan kepada

manajemen atau pengambil kebijakan disebabkan penelitian

yang disusun laporannya berkenaan dengan implikasi yang

diperlukan dalam pengambilan kebijakan. Atau dapat juga

penelitian yang dilakukan disponsori oleh badan-badan tertentu

yang berkehendak untuk mengadakan diagnosa terhadap situasi

ataupun dalam rangka mengadakan evaluasi terhadap suatu

program kegiatan [action plan).

Laporan yang ditujukan untuk pengambil kebijakan

hauss mempunyai bentuk tersendiri. Laporan yang dibuat tidak

perlu dalam bentuk lengkap, karena pembuat kebijakan tidak

memerlukan laporan demikian. Program kegiatan (action plan)

berkehendak memecahkan masalah-masalah yang sangat

menarik perhatian pembuat kebijakan berdasarkan tujuan

Page 104: Minggu VIII Skala Pemgukuran dan Desain Instrumenerepo.unud.ac.id/id/eprint/34329/1/a50f5b4c1f8fbe01e6a...Pengertian pengukuran menurut beberapa penulis yang dikemukakan oleh Sedarmayanti

97

kegiatan yang telah mereka gariskan. Karena itu laporan harus

diarahkan sedemikian rupa sehingga sesuai dengan usulan

kegiatan yang telah disetujui bersama. Yang diperlukan dalam

laporan tersebut adalah penjelasan serta diagnosa terhadap

masalah. Rekomendasi ini akan dipergunakan, baik untuk

meneruskan program-program yang ada, ataupun dalam rangka

mengadakan beberapa perubahan, sehingga kegiatan yang akan

datang dapat dilaksanakan secara lebih baik.

Gaya laporan untuk manajemen atau pengambil

kebijakan haurs mendorong membaca cepat, pemahaman

menyeluruh atas temuan-temuan utama dengan cepat, dan

pemahaman yang tepat tentang implikasi dan kesimpulan.

Nada laporan bersifat jurnalistik dan harus akurat. Judul-judul

besar dan garis bawah untuk penekanan sangat membantu.

Gambar-gambar dan grafik-grafik seringkali digunakan untuk

menggantikan label. Kalimat-kalimat dan paragraf-paragraf

harus pendek-pendek dan langsung (Cooper dan Emory, 1996)

Laporan penelitian untuk manajemen atau pengambil

kebijakan biasanya terdiri atas dua bagian:

1) uraian mengenai latar belakang penelitian, masalah-

masalah yang timbul, tujuan penelitian sesuai dengan

usulan penelitian, serta ringkasan dari penemuan dengan

rekomendasi-rekomendasi; dan

Page 105: Minggu VIII Skala Pemgukuran dan Desain Instrumenerepo.unud.ac.id/id/eprint/34329/1/a50f5b4c1f8fbe01e6a...Pengertian pengukuran menurut beberapa penulis yang dikemukakan oleh Sedarmayanti

98

2) rincian dari pelaksanaan penelitian, sumber-sumber

keterangan, prosedur-prosedur yang digunakan serta

rekomendasi-rekomendasi. Hal-hal yang bersifat teknis

dapat dilampirkan pada bagian kedua laporan.

Pembagian laporan menjadi dua tersebut amat diperlukan agar sasaran yang ingin dituju dapat dicapai dengan baik. Pihak manajemen atau pengambil keputusan biasanya hanya membaca bagian pertama dari laporan, sedangkan bagian kedua yang berisi laporan yang lebih lengkap dibaca oleh staf bawahannya.

Laporan untuk pembuat kebijakan perlu ditulis dengan bahasa yang dapat dimengerti oleh mereka. Istilah-istitah teknis jika digunakan haruslah yang sesuai dengan penerapan di lapangan. Kata-kata yang digunakan hendaknya jangan membuat para pembuat keputusan tersebut menjadi tersinggung atau merasa tersudut. Rekomendasi yang diberikan haruslah berdasarkan studi yang cermat, jangan sekali-kali memasukkan rekomendasi yang didasarkan pada pemikiran-pemikiran tanpa dasar fakta. Sebelum laporan dibuat, penulis laporan perlu mengadakan diskusi terlebih dahulu dengan pembuat keputusan tersebut. Dengan begitu sebelum memberikan rekomendasi penyusun laporan telah mempunyai kesempatan untuk memperoleh "penimbang5 terhadap rekomendasi-rekomendasi yang akan diberikan dalam laporan.

Page 106: Minggu VIII Skala Pemgukuran dan Desain Instrumenerepo.unud.ac.id/id/eprint/34329/1/a50f5b4c1f8fbe01e6a...Pengertian pengukuran menurut beberapa penulis yang dikemukakan oleh Sedarmayanti

99

Aturan Penulisan

Setiap lembaga memiliki aturan penulisan tersendiri

sesuai dengan kesepatan diantara mereka. Namun demikian ada

beberapa aturan penulisan untuk laporan penelitian yang dapat

meliputi hal-hal seperti berikut.

1) jenis dan ukuran kertas

2) pengetikan, yang menyangkut margin kertas, cara

3) pengetikan, spasi, bab dan sub bab

4) penomoran

5) tabel dan gambar

6) rujukan dan kutipan

7) bahasa

8) penulisan nama pengarang dalam daftar rujukan

9) penulisan daftar rujukan, penulisan abstrak, dll

5.4 Teknik Presentasi

Presentasi adalah sebuah kegiatan penyampaian

informasi kepada publik melalui sebuah orasi, baik secara

langsung, maupun melalui media. Presentasi memiliki 2 tujuan

yaitu, presentasi informatif bertujuan untuk memperkenalkan

hal baru kepada khalayak, dan presentasi persuasif ditujukan

untuk mempengaruhi sikap, dan perilaku khalayak

Page 107: Minggu VIII Skala Pemgukuran dan Desain Instrumenerepo.unud.ac.id/id/eprint/34329/1/a50f5b4c1f8fbe01e6a...Pengertian pengukuran menurut beberapa penulis yang dikemukakan oleh Sedarmayanti

100

Beberapa hal penting yg harus dipersipakan dalam

presentasi yaitu:

a) Rasa percaya diri, mengendalikan rasa takut dan emosi

b) Kualitas suara

c) Bahasa dan kata-kata yang digunakan

d) Komunikasi non verbal: kontak mata, ekspresi wajah,

gerakan tubuh, Harus memiliki tujuan dan sasaran yang

jelas dan terarah

e) Harus diingat sebagian besar hadirin menginginkan

seorang presenter berhasil dalam menyampaikan pesan

f) Durasi/waktu yang tersedia

g) Analisis khalayak

h) Perencanaan presentasi

i) Penggunaan alat bantu viaual

j) pakaian, aksesoris yg digunakan

1) Persiapan

Hal yang terpenting dalam persiapan presentasi adalah

membangun rasa percaya diri dan mengendalikan rasa takut

dan emosi kita, kualitas suara, bahasa dan kata-kata yang

digunakan, dan komunikasi non-verbal, yaitu kontak mata,

ekspresi wajah, penampilan fisik, nada suara, gerakan tubuh,

Page 108: Minggu VIII Skala Pemgukuran dan Desain Instrumenerepo.unud.ac.id/id/eprint/34329/1/a50f5b4c1f8fbe01e6a...Pengertian pengukuran menurut beberapa penulis yang dikemukakan oleh Sedarmayanti

101

pakaian dan aksesoris yang digunakan akan memberikan efek

atau pengaruh yang cukup besar terhadap penyampaian pesan.

Dalam komunikasi perlu dipegang beberapa prinsip khususnya dalam persiapan mental yaitu sebagai berikut:

a) Berbicara di depan public bukanlah hal yang sangat menegangkan.

b) Kita tidak perlu menjadi orang yang sempurna, cerdas ataupun brilian untuk tampil di depan publik.

c) Siapkan 2-3 poin pembicaraan/pertanyaan, karena audien akan sulit untuk mengingat lebih dari tiga hal dalam suatu waktu.

d) Kita harus memiliki tujuan dan sasaran yang jelas dan terarah.

e) Kita tak perlu menganggap diri kita adalah seorang pembicara publik.

f) Kita tidak perlu harus dapat sepenuhnya menguasai seluruh hadirin

g) Kita harus ingat bahwa sebagian besar hadirin menginginkan kita berhasil dalam presentasi atau penyampaian pesan kita.

Beberapa hal penting lain yang perlu dipersiapan yaitu sebagai berikut ini:

a) Durasi, yaitu panjangnya sebuah presentasi b) Analisis khalayak, yaitu mengenali komunikan

Page 109: Minggu VIII Skala Pemgukuran dan Desain Instrumenerepo.unud.ac.id/id/eprint/34329/1/a50f5b4c1f8fbe01e6a...Pengertian pengukuran menurut beberapa penulis yang dikemukakan oleh Sedarmayanti

102

c) Perencanaan presentasi, yaitu bagaimana mengorganisasi pesan dan informasi yang akan disampaikan. Misalnya diawali dengan persoalan dan diakhiri dengan penyampaian solusi terbaik.

d) Penggunaan alat bantu visual, yaitu dengan prinsip mudah dibaca, memberikan penekanan dan kejelasan, dan sederhana.

e) Beberapa alat bantu yang dapat dipakai anatara lain papan tulis, Flip Charts, Overhead proyektor, Slide proyektor, LCD proyektor

2) Penyampaian

Beberapa pertimbangan dalam penyampaian presentasi:

a) Komunikasi verbal, terkait dengan penggunaan bahasa

yang tepat, suara, dan kecepatan dalam penyampaian

presentasi dengan mempertimbangkan daya tangkap

khalayak.

b) Komunikasi non-verbal, aspek penampilan non-verbal

perlu mendapat perhatian. Kontak mata, ekpresi wajah,

postur, dan gerakan tubuh sedapat mungkin menunjang

proses presentasi.

Page 110: Minggu VIII Skala Pemgukuran dan Desain Instrumenerepo.unud.ac.id/id/eprint/34329/1/a50f5b4c1f8fbe01e6a...Pengertian pengukuran menurut beberapa penulis yang dikemukakan oleh Sedarmayanti

103

5.5 Format Laporan Penelitian

Dalam penyusuanan laporan, Sugiyono (2003)

menyarankan sebaiknya peneliti berperan sebagai pembaca,

sehingga laporan yang disajikan dapat dinilai apakah sudah

baik atau belum. Laporan penelitian sebaiknya dibuat bertahap,

tahap pertama berupa laporan pendahuluan, dan tahap kedua

berupa laporan akhir.

Laporan pendahuluan sifatnya adalah draft yang masih perlu

disempurnakan. Penyempurnaan dapat dilakukan dengan cara

menyeminarkan hasil penelitian, atau mengkonsultasikannya

dengan dosen pembimbing. Melalui seminar dan konsultasi

kekurangan-kekurangan akan dapat diperbaiki.

Laporan penelitian adalah merupakan laporan ilmiah,

untuk itu maka harus dibuat secara sistematis dan logis pada

setiap bagian sehingga pembaca mudah memahami langkah-

langkah yang telah ditempuh dalam penelitian dan hasilnya.

Karena sifatnya alamiah, maka harus replicable, yaitu harus

bisa diulangi oleh orang lain yang akan membuktikan hasil

atau temuan dalam penelitian itu.

Titik tolak dalam penyusunan laporan penelitian adalah

rancangan penelitian yang telah dibuat. Dalam hal tersebut

kedudukan rancangan penelitian menjadi sangat penting. Kalau

dalam rancangan penelitian berisi tentang langkah-langkah

Page 111: Minggu VIII Skala Pemgukuran dan Desain Instrumenerepo.unud.ac.id/id/eprint/34329/1/a50f5b4c1f8fbe01e6a...Pengertian pengukuran menurut beberapa penulis yang dikemukakan oleh Sedarmayanti

104

yang akan ditempuh dalam penelitian, maka dalam laporan

penelitian berisi laporan pelaksanaan dari hasil rancangan

penelitian.

Laporan umumnya terdiri dari tiga (3) bagian besar

yaitu bagian awal, bagian utama, dan bagian akhir. Bab-bab

pada bagian utama laporan dalam pembahasan mengenai etika

penelitian bisnis telah disampaikan bahwa salah satu fungsi

dari rancangan penelitian adalah sebagai alat evaluasi

keberhasilan penelitian, hubungan yang erat satu dengan

lainnya, bahkan bab-bab berikutnya merupakan jawaban pada

bab-bab sebelumnya.

1) Bagian Awal

Pada umumnya bagian awal berisikan:

a) Judul kegiatan, ditulis dengan kalimat yang jelas dan

padat

b) Prakata, berisi pernyataan-pernyataan tentang tujuan

penulisan laporan, hubungan dengan sponsor (bila ada),

dan ucapan terima kasih

c) Daftar isi, diperlukan agar pembaca dapat mengetahui

bagian-bagian dari laporan dan dapat melihat hubungan

yang terjadi antara bagian yang satu dengan bagian

Page 112: Minggu VIII Skala Pemgukuran dan Desain Instrumenerepo.unud.ac.id/id/eprint/34329/1/a50f5b4c1f8fbe01e6a...Pengertian pengukuran menurut beberapa penulis yang dikemukakan oleh Sedarmayanti

105

yang lainnya. Daftar isi berisi judul-judul masing-

masing bab, bagian, sub bagian, dan seterusnya.

d) Daftar tabel, diperlukan apabila dalam teks terdapat

cukup banyak tabel (lima tabel/lebih). Daftar tabel

memudahkan pembaca menemukan tabel-tabel tertentu

yang diperlukan.

e) Daftar gambar, penyediaan daftar gambar tersendiri

dalam satu halaman memudahkan pembaca

menemukan di halaman mana gambar tersebut ada.

2) Bagian Utama

Tidak ada standar tertentu untuk bagian utama. Pada

umumnya bagian utama terdiri atas beberapa bagian yaitu

sebagai berikut ini:

a) Pendahuluan, antara lain berisi latar belakang penelitian,

permasalahan, tujuan, dan manfaat penelitian.

b) Kajian pustaka, memuat landasan teori yaitu teori-teori

yang relevan yang dapat digunakan untuk menjelaskan

variabel yang diteliti dan sebagai dasar untuk memberi

jawaban sementara terhadap rumusan masalah yang

diajukan (hipotesis), dan penyusunan instrument. Disini

juga diperlukan dukungan hasil-hasil penelitian yang

telah ada sebelumnya yang ada kaitannya dengan

Page 113: Minggu VIII Skala Pemgukuran dan Desain Instrumenerepo.unud.ac.id/id/eprint/34329/1/a50f5b4c1f8fbe01e6a...Pengertian pengukuran menurut beberapa penulis yang dikemukakan oleh Sedarmayanti

106

variabel yang diteliti. Setelah dibuat landasan teori dan

hasil-hasil penelitian terdahulu, selanjutnya

direkonstruksi ke dalam kerangka pemikiran. Kerangka

pemikiran ini dapat dijadikan tuntunan dalam perumusan

hipotesis berdasarkan atas kajian pustaka yang telah

disusun.

c) Metode penelitian, meliputi hipotesis dan rancangan

penelitian. Hipotesis merupakan jawaban sementara atas

permasalahan yang telah dirumuskan. Rancangan

penelitian meliputi identifikasi variabel, definisi

operasional variabel, penentuan sampel, teknik

pengumpulan data, dan teknis analisis data.

d) Hasil penelitian, berisi analisis data penelitian dan

pembahasan. Analisis data dan pembahasan bersifat

terpadu, dan penyajiannya dapat disertai label, grafik,

atau bentuk lain. Pembahasan tentang hasil yang

diperoleh berupa penjelasan teoritis, baik secara

kualitatif, kuantitatif, maupun statistik. Hasil penelitian

sebaiknya dibandingkan dengan hasil penelitian

terdahulu yang relevan. Analisis data mengambil

proporsi yang paling besar dibandingkan dengan bagian-

bagian lainnya. analisis data dapat dilakukan melalui dua

(2) tahap yaitu tahap pertama analisis deskriptif, dan

Page 114: Minggu VIII Skala Pemgukuran dan Desain Instrumenerepo.unud.ac.id/id/eprint/34329/1/a50f5b4c1f8fbe01e6a...Pengertian pengukuran menurut beberapa penulis yang dikemukakan oleh Sedarmayanti

107

kedua analisis statistic infrensial yang tertuju pada

pengujian hipoteis penelitian.

e) Kesimpulan, berisikan kesimpulan dan saran.

Kesimpulan penelitian merupakan jawaban dari tujuan

penelitian. Kesimpulan dibuat berdasarkan hasil

pengujian hipotesis. Saran yang diberikan pada laporan

harus didasarkan pada data hasil penelitian, dan

didasarkan pada kesimpulan.

3) Bagian Akhir

Pada bagian akhir laporan biasanya berisikan daftar bacaan,

serta lampiran-lampiran dan lainnya bila ada.

5.6 Hukum Komunikasi

Lima (5) komunikasi yang efektif (The 5 Inevitable Laws of

Effektive Communication) yaitu REACH sebagai berikut ini:

a) Respect, sikap hormat dan sikap menghargai terhadap

khalayak atau hadirin.

b) Empaty, yaitu kemampuan kita untuk menempatkan diri

kita pada situasi atau kondisi yang dihadapi orang lain.

Rasa empaty akan memampukan kita untuk dapat

menyampaikan pesan dengan cara dan sikap yang akan

memudahkan penerima pesan menerimanya. Empaty

Page 115: Minggu VIII Skala Pemgukuran dan Desain Instrumenerepo.unud.ac.id/id/eprint/34329/1/a50f5b4c1f8fbe01e6a...Pengertian pengukuran menurut beberapa penulis yang dikemukakan oleh Sedarmayanti

108

juga bisa berarti kemampuan untuk mendengar dan

bersikap perseptif atau siap menerima masukan ataupun

umpan balik dengan sikap yang positif.

c) Audible, dapar didengarkan atau dimengerti dengan baik

d) Clarity, kejelasan dari pesan yang akan disampaikan

sehingga tidak membingungkan si penerima pesan

e) Sikap rendah hati, yaitu untuk membangun rasa

menghargai orang lain.

Page 116: Minggu VIII Skala Pemgukuran dan Desain Instrumenerepo.unud.ac.id/id/eprint/34329/1/a50f5b4c1f8fbe01e6a...Pengertian pengukuran menurut beberapa penulis yang dikemukakan oleh Sedarmayanti

109

BAHAN BACAAN

Anwar, S., 2007, Metode penelitian, Penerbit Pustaka Pelajar, Yogyakarta Arikunto, Suharsimi, 2002. Prosedur Penelitian Suatu

Pendekatan Praktek. Jakarta. PT. Rineka Cipta. Bungin, Burhan. 2001. Metodologi Penelitian Sosial. Format-

format Kuantitatif dan Kualitatif. Airlangga University Press.

Consuelo G. Sevila, JA Ochave, TG Punsalan, BP Regala,

Gabriel G. Uriarte. 1993. Pengantar Metode Penelitian (terjemahan). UI Press, Jakarta.

Cooper, Donald R.& C. William Emory. 1996. Metode

Penelitian Bisnis.. Edisi Kelima Penerbit Erlangga. Cooper, Donald R & Schindler, Pamela S. 2017. Metode

Penelitian Bisnis. Edisi 12, Buku 1, Salemba Empat, Jakarta.

Fred N. Kerlinger. 2002. Asas-asas Penelitian Behavioral

(edisi ketiga). Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.

Ferdinand, Agusty. Metode Penelitian Manajemen. 2014, Edisi

Kelima, Badan Penerbit Universitas Diponegoro . Jogiyanto H.M.2005. Metodologi Penelitian Bisnis. Salah

Kaprah Dan Pengalaman-Pengalaman. BPFE Universitas Gajah Mada, Yogyakarta.

Page 117: Minggu VIII Skala Pemgukuran dan Desain Instrumenerepo.unud.ac.id/id/eprint/34329/1/a50f5b4c1f8fbe01e6a...Pengertian pengukuran menurut beberapa penulis yang dikemukakan oleh Sedarmayanti

110

Julia Brannen. 1997..Memadu Metode Penelitian Kualitatif & Kuantitatif. Pustaka Pelajar, Yogyakarta,

Kuncoro, Mudradjat. 2003. Metode Riset untuk Bisnis &

Ekonomi. Edisi keempat, Penerbit Erlangga, Jakarta,

Masri Singarimbun dan Sofian Effendi (editor). 1991. Metode

Penelitian Survai (edisi revisi). LP3ES Jakarta, Mantra, Ida Bagoes. 2008. Filsafat Penilitian & Metode

Penelitian Sosial. Yogyakarta : Pustaka Pelajar Moh. Nazir. 1999. Metode Penelitian. Ghalia Indonesia,

Jakarta.

Moleong. 2001.Metodologi Penelitian Kualitatif. PT. Remaja Rosdakarya, Bandung,

Nur Indriantoro dan Bambang Supomo. 1999. Metodologi

Penelitian Bisnis : Untuk Akuntansi & Manajemen (edisi pertama). BPFE, Yogyakarta.

Rhenald Kasali. 2004. Sukses Melakukan Presentasi. PT.

Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Sekaran, Uma. 2009. Research Methods For Business : A

Skill-Building Approach (3rd). JohnWilley & Sons, Inc. Sekaran, Uma & Bougie, Roger. 2017. Metode Penelitian

Untuk Bisnis. Pendekatan Pengembangan Keahlian, Salemba Empat, Jakarta.

Sedarmayanti dan Hidayat, Syarifudin. 2011. Metodologi

Penelitian. Bandung : Mandar Maju

Page 118: Minggu VIII Skala Pemgukuran dan Desain Instrumenerepo.unud.ac.id/id/eprint/34329/1/a50f5b4c1f8fbe01e6a...Pengertian pengukuran menurut beberapa penulis yang dikemukakan oleh Sedarmayanti

111

Siegel, Sidney.1992. Statistik Non Parametrik Untuk Ilmu-Ilmu Sosial. Penerbit PT. Gramedia Jakarta.

Sugiarto, Dergibson Siagian, Lasmono Tri Sunaryanto, Deny

S. Oetomo. 2001. Tehnik Sampling. PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Sugiyono. 2003. Metode Penelitian. Bandung: Alfabeta. Suyana Utama, 2005. Aplikasi Analisis Kuantitatif, Fakultas

Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana Sutopo H.B (2006). Metodologi Penelitian Kualitatif : Dasar

teori dan Terapannya dalam Penelitian Surakarta: Universitas Sebelas Maret.

Tatang M. Amirin. Menyusun Rencana Penelitian. PT. Raja

Grafindo Persada, Jakarta, 2000. Sukardi. 2003. Metodelogi Penelitian Pendidikan . Jakarta :

Bumi Aksara.

Usman, Husaini dan Setiady Akbar, Purnomo. 2009.

Metodelogi Penelitian Sosial . Bumi Aksara, Jakarta :

Page 119: Minggu VIII Skala Pemgukuran dan Desain Instrumenerepo.unud.ac.id/id/eprint/34329/1/a50f5b4c1f8fbe01e6a...Pengertian pengukuran menurut beberapa penulis yang dikemukakan oleh Sedarmayanti

112

LAMPIRAN Tabel 1. Harga Kritis D Test Satu Sampel Kolmogorov-Sminarnov

Ukuran sampel (N)

Tingkat Signifikansi

Dmaksimum = Fcr (X) - Scr (X)

0,20 0,15 0,10 0,05 0,01

1 0,900 0,925 0,950 0,975 0,995

2 0,684 0,726 0,776 0,842 0,929

3 0,565 0,597 0,642 0,708 0,828

4 0,494 0,525 0,564 0,624 0,733

5 0,446 0,474 0,510 0,565 0,669

6 0,410 0,436 0,470 0,521 0,618

7 0,381 0,405 0,438 0,486 0,577

8 0,358 0,381 0,411 0,457 0,543

9 0,339 0,360 0,388 0,432 0,513

10 0,322 0,342 0,368 0,41 0,490

11 0,307 0,326 0,352 0,391 0,468

12 0,295 0,313 0,338 0,375 0,450

13 0,284 0,302 0,325 0,361 0,433

14 0,274 0,292 0,314 0,349 0,418

15 0,266 0,283 0,304 0,338 0,404

16 0,258 0,274 0,295 0,328 0,392

17 0,250 0,266 0,286 0,318 0,381

18 0,244 0,259 0,278 0,309 0,371

19 0,237 0,252 0,272 0,301 0,363

20 0,231 0,246 0,264 0,294 0,356

25 0,210 0,220 0,240 0,270 0,320

30 0,190 0,200 0,220 0,240 0,290

35 0,180 0,190 0,210 0,230 0,270

Lebih

dari 35 n

07,1

n14,1

n

22,1

n36,1

n63,1

Page 120: Minggu VIII Skala Pemgukuran dan Desain Instrumenerepo.unud.ac.id/id/eprint/34329/1/a50f5b4c1f8fbe01e6a...Pengertian pengukuran menurut beberapa penulis yang dikemukakan oleh Sedarmayanti

113

Tabel 2 . Kuantil Tanda Beranking Wilcoxon

n Kuantil pada α Kuantil pada 1-α 0,005 0,010 0,025 0,050 0,100 0,900 0,950 0,975 0,990 0,995

4 0 0 0 0 1 9 10 10 10 10

5 0 0 0 1 3 12 14 15 15 15

6 0 0 1 3 4 17 18 20 21 21

7 0 1 3 4 6 22 24 25 27 28

8 1 2 4 6 9 27 30 32 34 35

9 2 4 6 9 11 34 36 39 41 43

10 4 6 9 11 15 40 44 46 49 51

11 6 8 11 14 18 48 52 55 58 60

12 8 10 14 18 22 56 60 64 68 70

13 10 13 18 22 27 64 69 73 78 81

14 13 16 22 26 32 73 79 83 89 92

15 16 20 26 31 37 83 89 94 100 104

16 20 24 30 36 43 93 100 106 112 116

17 24 28 35 42 49 104 111 118 125 129

18 28 33 41 48 56 115 123 130 138 143

19 33 38 47 54 63 127 136 143 152 157

20 38 44 53 61 70 140 149 157 166 172

Page 121: Minggu VIII Skala Pemgukuran dan Desain Instrumenerepo.unud.ac.id/id/eprint/34329/1/a50f5b4c1f8fbe01e6a...Pengertian pengukuran menurut beberapa penulis yang dikemukakan oleh Sedarmayanti

114

Tabel Kuantil Mann-Whitney (α = 0,025) atau T w0,025

n2 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 n1

4 1 2 3 4 5 5 6 7 8 9 10 11 12 12 13 14 15

5 2 3 4 6 7 8 9 10 12 13 14 15 16 18 19 20 21

6 3 4 6 7 9 11 12 14 15 17 18 20 22 23 25 26 28

7 4 6 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29 31 33 35

8 5 7 9 11 14 16 18 20 23 25 27 30 32 35 37 39 42

9 5 8 11 13 16 18 21 24 27 29 32 35 38 40 43 46 49

10 6 9 12 15 18 21 24 27 30 34 37 40 43 46 49 53 56

11 7 10 14 17 20 24 27 31 34 38 41 45 48 52 56 59 63

12 8 12 15 19 23 27 30 34 38 42 46 50 54 58 62 66 70

13 9 13 17 21 25 29 34 38 42 46 51 55 60 64 68 73 77

14 10 14 18 23 27 32 37 41 46 51 56 60 65 70 75 79 84

15 11 15 20 25 30 35 40 45 50 55 60 65 71 76 81 86 91

16 12 16 22 27 32 38 43 48 54 60 65 71 76 82 87 93 99

17 12 18 23 29 35 40 46 52 58 64 70 76 82 88 94 100 106

18 13 19 25 31 37 43 49 56 62 68 75 81 87 94 100 107 113

19 14 20 26 33 39 46 53 59 73 79 86 86 93 100 107 114 120

20 15 21 28 35 42 49 56 63 70 77 84 91 99 106 113 120 128

Page 122: Minggu VIII Skala Pemgukuran dan Desain Instrumenerepo.unud.ac.id/id/eprint/34329/1/a50f5b4c1f8fbe01e6a...Pengertian pengukuran menurut beberapa penulis yang dikemukakan oleh Sedarmayanti