minggu tutorial 1 2.6

15
Sifat muntah Dari anamnesis saja sering sudah dapat diperkirakan diagnosisnya. Misalnya bayi baru lahir mengeluarkan cairan terus menerus dari mulutnya. Mungkin hal ini disebabkan adanya obstuksi di esofagus. Muntah proyektil dapat terjadi stenosis pilorus. Muntah berwarna hijau kekuningan menandakan obstuksi di bawah ampula Vateri. Muntah yang timbul segera setelah bayi lahir dan menetap, mungkin disebabkan oleh tekanan intrakranial yang meninggi atau obstruksi usus. Penyebab a. Dalam masa neonatus Kelainan kongenital saluran cerna, paralisi palatum, atresia esofagus, kalasia, akalasia, iritasi pada lambung (mekonium, amnion, darah), mobile cardia, torsi gaster, teraroma pada gaster, stenosis pilorus, hipertofik, obstruksi dou denum, atresia atau stenosis lain, mega kolon kongenital (pebyakit hisprung), volvulus, ileus mekonium, makanan atau cara membri makan atau minum yang salah, infeksi akaut, hematemesis, insufisiensi adrenokortikal, tekanan intrakranial yang meninggi karena perdarahan, edema otak, hidrosefalus, dan lain-lain Atresia Ani DEFINISI -Atresia Ani / Atresia Rekti adalah ketiadaan atau tertutupnya rectal secara kongenital (Dorland, 1998). -Atresia Ani adalah kelainan kongenital yang dikenal sebagai anus imperforate meliputi anus, rektum atau keduanya (Betz. Ed 3 tahun 2002) -Atresia Ani merupakan kelainan bawaan (kongenital), tidak adanya lubang atau saluran anus (Donna L. Wong, 520 : 2003). ETIOLOGI Atresia dapat disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain: 1. Putusnya saluran pencernaan dari atas dengan daerah dubur sehingga bayi lahir tanpa lubang dubur 2. Kegagalan pertumbuhan saat bayi dalam kandungan berusia 12 minggu/3 bulan 3. Adanya gangguan atau berhentinya perkembangan embriologik didaerah usus, rektum bagian distal serta traktus urogenitalis, yang terjadi antara minggu keempat sampai keenam usia kehamilan. PATOFISIOLOGI Atresia ani atau anus imperforate dapat disebabkan karena :

description

tutorial

Transcript of minggu tutorial 1 2.6

Page 1: minggu tutorial 1 2.6

Sifat muntahDari anamnesis saja sering sudah dapat diperkirakan diagnosisnya. Misalnya bayi baru lahir mengeluarkan cairan terus menerus dari mulutnya. Mungkin hal ini disebabkan  adanya obstuksi di esofagus. Muntah proyektil dapat terjadi stenosis pilorus. Muntah berwarna hijau kekuningan menandakan obstuksi di bawah ampula Vateri. Muntah yang timbul segera setelah bayi lahir dan menetap, mungkin disebabkan oleh tekanan intrakranial yang meninggi atau obstruksi usus.

Penyebaba.    Dalam masa neonatus

Kelainan kongenital saluran cerna, paralisi palatum, atresia esofagus, kalasia, akalasia, iritasi pada lambung (mekonium, amnion, darah), mobile cardia, torsi gaster, teraroma pada gaster, stenosis pilorus, hipertofik, obstruksi dou denum, atresia atau stenosis lain, mega kolon kongenital (pebyakit hisprung), volvulus, ileus mekonium, makanan atau cara membri makan atau minum yang salah, infeksi akaut, hematemesis, insufisiensi adrenokortikal, tekanan intrakranial yang meninggi karena perdarahan, edema otak, hidrosefalus, dan lain-lain

Atresia Ani

DEFINISI 

-Atresia Ani / Atresia Rekti adalah ketiadaan atau tertutupnya rectal secara kongenital (Dorland, 1998). 

-Atresia Ani adalah kelainan kongenital yang dikenal sebagai anus imperforate meliputi anus, rektum atau

keduanya (Betz. Ed 3 tahun 2002) 

-Atresia Ani merupakan kelainan bawaan (kongenital), tidak adanya lubang atau saluran anus (Donna L. Wong,

520 : 2003). 

ETIOLOGI 

Atresia dapat disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain: 

1. Putusnya saluran pencernaan dari atas dengan daerah dubur sehingga bayi lahir tanpa lubang dubur 

2. Kegagalan pertumbuhan saat bayi dalam kandungan berusia 12 minggu/3 bulan 

3. Adanya gangguan atau berhentinya perkembangan embriologik didaerah usus, rektum bagian distal serta

traktus urogenitalis, yang terjadi antara minggu keempat sampai keenam usia kehamilan. 

PATOFISIOLOGI 

Atresia ani atau anus imperforate dapat disebabkan karena : 

1) Kelainan ini terjadi karena kegagalan pembentukan septum urorektal secara komplit karena gangguan

pertumbuhan, fusi atau pembentukan anus dari tonjolan embrionik 

2) Putusnya saluran pencernaan dari atas dengan daerah dubur, sehingga bayi lahir tanpa lubang dubur 

3) Gangguan organogenesis dalam kandungan penyebab atresia ani, karena ada kegagalan pertumbuhan saat

bayi dalam kandungan berusia 12 minggu atau tiga bulan 

4) Berkaitan dengan sindrom down 

5) Atresia ani adalah suatu kelainan bawaan 

Terdapat tiga macam letak 

Page 2: minggu tutorial 1 2.6

-Tinggi (supralevator) → rektum berakhir di atas M.Levator ani (m.puborektalis) dengan jarak antara ujung

buntu rectum dengan kulit perineum >1 cm. Letak upralevator biasanya disertai dengan fistel ke saluran

kencing atau saluran genital. 

-Intermediate → rectum terletak pada m.levator ani tapi tidak menembusnya Ø Rendah → rectum berakhir di

bawah m.levator ani sehingga jarak antara kulit dan ujung rectum paling jauh 1 cm.

Pada wanita 90% dengan fistula ke vagina/perineum; Pada laki-laki umumnya letak tinggi, bila ada fistula ke

traktus urinarius.

MANIFESTASI KLINIS 

1) Mekonium tidak keluar dalam 24 jam pertama setelah kelahiran. 

2) Tidak dapat dilakukan pengukuran suhu rectal pada bayi. 

3) Mekonium keluar melalui sebuah fistula atau anus yang salah letaknya. 

4) Distensi bertahap dan adanya tanda-tanda obstruksi usus (bila tidak ada fistula). 

5) Bayi muntah-muntah pada umur 24-48 jam. 

6) Pada pemeriksaan rectal touché terdapat adanya membran anal. 

7) Perut kembung (Betz. Ed 7. 2002) 

KOMPLIKASI 

Komplikasi yang dapat terjadi pada penderita atresia ani antara lain : 

a. Asidosis hiperkioremia. 

b. Infeksi saluran kemih yang bisa berkepanjangan. 

c. Kerusakan uretra (akibat prosedur bedah). 

d. Komplikasi jangka panjang. 

- Eversi mukosa anal 

- Stenosis (akibat kontriksi jaringan perut dianastomosis) 

e. Masalah atau kelambatan yang berhubungan dengan toilet training. 

f. Inkontinensia (akibat stenosis awal atau impaksi) 

g. Prolaps mukosa anorektal. 

h. Fistula kambuan (karena ketegangan diare pembedahan dan infeksi) (Ngustiyah, 1997 : 248) 

KLASIFIKASI 

Klasifikasi atresia ani : 

1. Anal stenosis adalah terjadinya penyempitan daerah anus sehingga feses tidak dapat keluar. 

2. Membranosus atresia adalah terdapat membran pada anus. 

3. Anal agenesis adalah memiliki anus tetapi ada daging diantara rectum dengan anus. 

4. Rectal atresia adalah tidak memiliki rectum(Wong, Whaley. 1985). 

PENATALAKSANAAN MEDIS 

a. Pembedahan 

Terapi pembedahan pada bayi baru lahir bervariasi sesuai dengan keparahan kelainan. Semakin tinggi

Page 3: minggu tutorial 1 2.6

gangguan, semakin rumit prosedur pengobatannya. Untuk kelainan dilakukan kolostomi beberapa lahir,

kemudian anoplasti perineal yaitu dibuat anus permanen (prosedur penarikan perineum abnormal) dilakukan

pada bayi berusia 12 bulan. Pembedahan ini dilakukan pada usia 12 bulan dimaksudkan untuk memberi waktu

pada pelvis untuk membesar dan pada otot-otot untuk berkembang. Tindakan ini juga memungkinkan bayi

untuk menambah berat badan dan bertambah baik status nutrisnya. Gangguan ringan diatas dengan menarik

kantong rectal melalui afingter sampai lubang pada kulit anal fistula, bila ada harus tutup kelainan membranosa

hanya memerlukan tindakan pembedahan yang minimal membran tersebut dilubangi dengan hemostratau

skapel 

b. Pengobatan 

1) Aksisi membran anal (membuat anus buatan) 

2) Fiktusi yaitu dengan melakukan kolostomi sementara dan setelah 3 bulan dilakukan korksi sekaligus

(pembuat anus permanen) (Staf Pengajar FKUI. 205) 

PEMERIKSAAN PENUNJANG 

a) Pemeriksaan rectal digital dan visual adalah pemeriksaan diagnostik yang umum dilakukan pada gangguan

ini. 

b) Jika ada fistula, urin dapat diperiksa untuk memeriksa adanya sel-sel epitel mekonium. 

c) Pemeriksaan sinyal X lateral infeksi (teknik wangensteen-rice) dapat menunjukkan adanya kumpulan udara

dalam ujung rectum yang buntu pada mekonium yang mencegah udara sampai keujung kantong rectal. 

d) Ultrasound dapat digunakan untuk menentukan letak rectal kantong. 

e) Aspirasi jarum untuk mendeteksi kantong rectal dengan menusukan jarum tersebut sampai melakukan

aspirasi, jika mekonium tidak keluar pada saat jarum sudah masuk 1,5 cm Derek tersebut dianggap defek

tingkat tinggi. 

f) Pemeriksaan radiologis dapat ditemukan 

-- Udara dalam usus berhenti tiba-tiba yang menandakan obstruksi di daerah tersebut. 

-- Tidak ada bayangan udara dalam rongga pelvis pada bagian baru lahir dan gambaran ini harus dipikirkan

kemungkinan atresia reftil/anus impoefartus, pada bayi dengan anus impoefartus. Udara berhenti tiba-tiba di

daerah sigmoid, kolon/rectum. 

-- Dibuat foto anterpisterior (AP) dan lateral. Bayi diangkat dengan kepala dibawah dan kaki diatas pada anus

benda bang radio-opak, sehingga pada foto daerah antara benda radio-opak dengan dengan bayangan udara

tertinggi dapat diukur. 

KELAINAN KONGENITAL SALURAN PENCERNAAN

       I.   Labiopalatoskizis ( mulut)

Yaitu kelainan bagian depan serta samping muka serta langit-langit mulut tidak menutup dengan sempurna

Etiologi

a.       factor Genetik atau keturunan

Pada penderita bibir sumbing terjadi Trisomi 13 atau Sindroma Patau dimana ada 3 untai kromosom 13 pada setiap sel penderita, sehingga jumlah total kromosom pada tiap selnya adalah 47. Jika terjadi hal seperti ini

Page 4: minggu tutorial 1 2.6

selain menyebabkan bibir sumbing akan menyebabkan gangguan berat pada perkembangan otak, jantung, dan ginjal. Namun kelainan ini sangat jarang terjadi dengan frekuensi 1 dari 8000-10000 bayi yang lahir.

Selain itu bisa juga karena mutasi gen THF 8

b.      Kurang Nutrisi contohnya defisiensi vitamin C pada waktu hamil, kekurangan asam folat.

Fungsi Asam Folat

-          berperan dalam sintesis purin-purin guanin dan adenin serta pirimidin timin

-          Folat juga dibutuhkan dalam pembentukan sel darah merah dan sel darah putih dalam sumsum tulang dan untuk pendewasaannya.

Defisiensi Asam Folat menyebabkan gangguan metabolisme DNA.

-          Akibatnya terjadi perubahan dalam morfologi intisel terutama sel-sel yang cepat membelah, seperti sel darah merah, sel darah putih serta sel-sel epitel lambung dan usus, vagina,

-      Kekurangan folat menghambat penyembuhan, menyebabkan anemia megaloblastik dan gangguan darah lain, peradangan lidah (glositis) dan gangguan saluran cerna.

Pada ibu hamil, kekurangan asam folat menyebabkan meningkatnya resiko anemia, sehingga ibu mudah lelah, letih, lesu dan pucat serta bisa menyebabkan keguguran. Kebutuhan asam folat untuk ibu hamil dan usia subur sebanyak 400 mikrogram/ hari

Asam folat perlu diberikan mulai 4 bulan sebelum kehamilan. Ini didasarkan pada kenyataan bahwa banyak wanita tidak tahu pasti kapan dirinya akan hamil.

Bagi janin, kekurangan asam folat pada ibu hamil, bisa menyebabkan terjadinya kecacatan pada bayi yang dilahirkan. Bayi mengalami kecacatan pada otak dan sumsum tulang belakang, menyebabkan bayi lahir dengan bibir sumbing, bayi lahir dengan berat badan rendah, Down’s Syndrome, bayi mengalami kelainan pembuluh darah,

Vitamin C yang ada dalam jeruk menghambat kerusakan folat.

Alkohol mengganggu absorbsi dan menungkatkan ekskresi folat

c.       Radiasi

d.      Terjadi trauma pada kehamilan trimester pertama.

e.       Infeksi pada ibu yang dapat mempengaruhi janin contohnya seperti infeksi Rubella dan Sifilis, toxoplasmosis dan klamidia

f.       Pengaruh obat teratogenik, termasuk jamu dan kontrasepsi hormonal, akibat toksisitas selama kehamilan, misalnya kecanduan alkohol, terapi penitonin

Patofisiologi

Cacat terbentuk pada trimester pertama kehamilan, prosesnya karena tidak terbentuknya mesoderm, pada daerah tersebut sehingga bagian yang telah menyatu (proses nasalis dan maksilaris) pecah kembali.

Page 5: minggu tutorial 1 2.6

Klasifikasi

1. Berdasarkan organ yang terlibat

a. Celah di bibir (labioskizis)

b. Celah di gusi (gnatoskizis)

c. Celah di langit (palatoskizis)

d. Celah dapat terjadi lebih dari satu organ mis = terjadi di bibir dan langit-langit (labiopalatoskizis)

2. Berdasarkan lengkap/tidaknya celah terbentuk

a. Unilateral Incomplete. Jika celah sumbing terjadi hanya disalah satu sisi bibir dan tidak memanjang hingga ke hidung.

b. Unilateral Complete. Jika celah sumbing yang terjadi hanya disalah satu sisi bibir dan memanjang hingga ke hidung.

c. Bilateral Complete. Jika celah sumbing terjadi di kedua sisi bibir dan memanjang hingga ke hidung.

Gejala

Ada beberapa gejala dari bibir sumbing yaitu :

1.  Terjadi pemisahan langit-langit

2.  Terjadi pemisahan bibir

3.  Terjadi pemisahan bibir dan langit-langit

4.  Infeksi telinga berulang

5.  Berat badan tidak bertambah

6.  Pada bayi terjadi regurgitasi nasal ketika menyusui yaitu keluarnya air susu dari hidung

Diagnosis

Untuk mendiagnosa terjadi celah sumbing pada bayi setelah lahir mudah karena pada celah sumbing mempunyai ciri fisik yang spesifik. Sebetulnya ada pemeriksaan yang dapat digunakan untuk mengetahui keadaan janin apakah terjadi kelainan atau idak. Walaupun pemeriksaan ini tidak sepenuhya spesifik. Ibu hamil dapat memeriksakan kandungannya dengan menggunakaan USG.

Komplikasi

1. Kesulitan makan; dalami pada penderita bibir sumbing dan jika diikuti dengan celah palatum. memerlukan penanganan khusus seperti dot khusus, posisi makan yang benar dan juga kesabaran dalam memberi makan pada bayi bibir sumbing

2. Infeksi telinga, dikarenakan tidak berfungsi dengan baik saluran yang menghubungkan telinga tengah dengan kerongkongan dan jika tidak segera diatasi maka akan kehilangan pendengaran

Page 6: minggu tutorial 1 2.6

3.  Kesulitan berbicara. Otot – otot untuk berbicara mengalami penurunan fungsi karena adanya celah. Hal ini dapat mengganggu pola berbicara bahkan dapat menghambatnya

4. Masalah gigi. Pada celah bibir gigi tumbuh tidak normal atau bahkan tidak tumbuh, sehingga perlu perawatan dan penanganan khusus.

Penatalaksanaan

Penanganan untuk bibir sumbing adalah dengan cara operasi. Operasi ini dilakukan setelah bayi berusia 2 bulan, dengan berat badan yang meningkat, dan bebas dari infeksi oral pada saluran napas dan sistemik.

Untuk melakukan operasi bibir sumbing dilakukan hukum Sepuluh (rules of Ten)yaitu :

-          Berat badan bayi minimal 10 pon,

-          Kadar Hb 10 g%,

-          usianya minimal 10 minggu

-          kadar leukosit minimal 10.000/ui.

Pencegahan

-          menghindari faktor- faktor yang meningkatkan terjadinya labiopalatoskizis

-          Skrining USG

      II.   Atresia esofagus (esofagus)

Biasanya terjadi pada minggu ke-3 sampai minggu ke-4 kehamilan sebagai akibat dari :

      Diferensiasi usus depan yang tidak sempurna dalam memisahkan diri untuk masinbg-masing menjadi esofagus dan trakea

      Perkembangan sel endotermal yang tidak lengkap sehingga menyebabkan atresia

Etiologi

Beberapa etiologi yang diduga dapat mempengaruhi terjadinya kelaianan kongenital atresia esofagus    :

1.   Faktor obat, Salah satu obat yang diketahui dapat menimbulkan kelainan kongenital ialah thalidomine

2.   Faktor radiasi, Radiasi pada permulaan kehamilan mungkin dapat menimbulkan kelainan kongenital pada janian yang dapat mengakibatkan mutasi pada gen.

3.   Faktor gizi, Penyelidikan menunjukan bahwa frekuensi kelainan congenital pada bayi-bayi yang dilahirkan oleh ibu yang kekurangan makanan

4.   Dihubungkan dengan trisomi 21, 13, 18   

Manifestasi klinis

Page 7: minggu tutorial 1 2.6

-      polihidramnion ( air ketuban > 2000 ml ) pada kehamilan

-      sekresi pada mulut bayi meningkat

-      bayi tersedak, batuk atau sianotik saat diberi minum

-      Beberapa jam setelah lahir timbul napas ngorok dan sesak napas

-      Terlihat gelembung udara bercampur lendir putih pada lubang hidung dan mulut karena regurgitasi air ludah atau minum pertama.

Diagnosis

-      dari gejala-gejala yang terlihat

-      Diagnosis antenatal dengan USG pada gestasi 14-15 minggu dengan hasil tidak tampak adanya gambaran lambung janin dengan cairan amnion normal atau meningkat

-      Diagnosis post natal

Masukkan kateter yang agak kaku melalui lubang hidung ke esofagus. Jika kateter terhenti setelah masuk 10-12 cm dari rongga hidung, maka diagnosis dapat ditegakkan

-      Pemeriksaan radiologis = foto thoraks

·        Masukkan kateter lewat hidung. Akan terlihat gambaran kateter melengkung ke atas pada kantong esofagus yang buntu.

·        Adanya udara dalam abdomen menunjukkan fistula trakeoesofageal

Penatalaksanaan

Pembedahan

Sebelumnya bayi ditelungkupkan untuk mencegah isi lambung masuk ke paru-paru. Untuk mencegah aspirasi kantong buntu esofagus harus tetap dipertahankan kosong dengan pengisapan teratur, pemantauan suhu rutin, cairan tubuh

     III.   Stenosis pylorus ( lambung )

Penyebab kelainan ini belum jelas diketahui. Kelainan ini biasanya baru diketahui setelah bayi berumur 2-3 minggu

Manifestasi klinis

–     Muntah Proyektil, biasanya setelah diberi minum, makin sering sampai 2 – 3 kali pemberian minum. 

–     Bisa mulai dari minggu ke 1 – 2, Kebanyakan mulai bergejala umur 2 – 8  minggu. 

–     Tidak berwarna bil (dari empedu) tetapi terkadang ada flek sedikit darah.

–     Tidak ada mual, dan bayi segera mau minum lagi.

Page 8: minggu tutorial 1 2.6

–     Kalau lama: berat badan turun, dihidrasi, alkalosis matabolik dengan hypokloremia & jaundis.

Diagnosis

–     Pada pemeriksaan fisik carilah benjolan sebesar buah zaitun (“olive”) di kwadrant kanan atas.  Lebih mudah diraba kalau bayi bersandar dan sedang minum. 

–     < 50% dapat diraba.

–     Radiologis: Seri Kontras Saluran Cerna Atas (UGIS): Dilatasi lambung serta “string sign” (benang)pada waktu kontras melewati pylorus yang menyempit & “double tract” karena edema mukosa.

Tata laksana

–     Koreksi dihidrasi & alkalosis metabolik dulu

–     Operasi piloromyotom

    IV.   Lambung intratorak ( lambung )

Etiologi

Esofagus pendek akibat kelainan kongenital yaitu kegagalan elongasi usus depan antara hari 30 dan hari ke 39 perkembangan janin

Gejala

-          nyeri perut epigastrum

-          nyeri perut setelah makan dan muntah

-          disfagia

-          rasa panas akibat refluks cairan lambung

Diagnosis

-          fluroskopi = untuk melihat batas gastroesofageal

-          esofagoskopi = disfagia

-          pemeriksaan manometrik = untuk menilai tekanan sfingter esofagus

Penatalaksanaan

-          Sewaktu makan bayi duduk dalam posisi tegak dan tidur dengan letak kepala lebih tinggi

-          Antasid = cegah ulkus

-          Tindakan bedah = jika perawatan konservatif tidak berhasil

Page 9: minggu tutorial 1 2.6

     V.   Atresia bilier

Atresia Bilier adalah suatu keadaan dimana saluran empedu tidak terbentuk atau tidak berkembang secara normal.

PENYEBABAtresia bilier terjadi karena adanya perkembangan abnormal dari saluran empedu di dalam maupun diluar hati. Tetapi penyebab terjadinya gangguan perkembangan saluran empedu ini tidak diketahui.Atresia bilier ditemukan pada 1 dari 15.000 kelahiran.

GEJALAGejala biasanya timbul dalam waktu 2 minggu setelah lahir, yaitu berupa:- air kemih bayi berwarna gelap- tinja berwarna pucat- kulit berwarna kuning- berat badan tidak bertambah atau penambahan berat badan berlangsung lambat- hati membesar.

DIAGNOSADiagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan fisik.Pada pemeriksaan perut, hati teraba membesar.

#   Pemeriksaan yang biasa dilakukan: Pemeriksaan darah (terdapat peningkatan kadar bilirubin)#   USG perut#   Rontgen perut (tampak hati membesar)#   Kolangiogram#   Biopsi hati#   Laparotomi (biasanya dilakukan sebelum bayi berumur 2 bulan).

PENGOBATANProsedur yang terbaik adalah mengganti saluran empedu yang mengalirkan empedu ke usus. Tetapi prosedur ini hanya mungkin dilakukan pada 5-10% penderita.

Untuk melompati atresia bilier dan langsung menghubungkan hati dengan usus halus, dilakukan pembedahan yang disebut prosedur Kasai.Pembedahan akan berhasil jika dilakukan sebelum bayi berusia 8 minggu.Biasanya pembedahan ini hanya merupakan pengobatan sementara dan pada akhirnya perlu dilakukan pencangkokan hati.

    VI.   Atresia dan stenosis duodenale ( duodenum )

Etiologi

Mungkin disebabkan dari kegagalan rekanalisasi

terganggunya suplai darah sehingga satu segmen usus tidak berkembang dan menyebabkan penyempitan malahan bisa hilang sehingga terjadilah atresia.

Patogenesis

Page 10: minggu tutorial 1 2.6

Atresia menyebabkan obstruksi usus.

Akibatnya makanan tidak dapat melewati usus dan tertahan di saluran bagian atas.Hal ini menyebabkan terjadinya muntah yang berulang untuk mengeluarkan makanan tadi sehingga terjadilah dehidrasi pada anak.

Obstruksi juga mengakibatkan udara tidak bisa keluar sehingga perut menjadi kembung yang nantinya bisa mendesak saluran nafas dan mengakibatkan nafas jadi sesak.

Manifestasi klinis

Muntah proyektil dan berwarna hijau

Perut bagian epigastrium membuncit

Dehidrasi

Diagnosis

Foto polos abdomen yang memperlihatkan gambaran “double bubble”

Tata laksana

Lambung dikosongkan terlebih dahulu

Beri cairan intravena untuk memperbaiki keseimbangan air dan elektrolit.

Operasi yaitu duodenoduodenostomia atau duodenoyeyunostomia

   VII.   Divertikulum mekel ( yeyunum ileum )

Adalah suatu kelainan bawaan yang merupakan suatu kantung ( divertikula ) yang menonjol dari dinding usus halus. Divertikula ini bisa mengandung jaringan lambung maupun jaringan pankreas.

Penyebab pasti tidak diketahui.

Gejala

¯  Biasanya tidak bergejala, tapi kantungnya dapat melepaskan asam dan menyebabkan ulkus sehingga terjadi perdarahan rektum yang tidak disertai nyeri.

¯  Tinja biasanya berwarna keunguan / kehitaman

¯  Pada remaja dan orang dewasa, divertikulum cenderung menyebabkan penyumbatan usus sehingga timbul nyeri, kram dan muntah

Diagnosa

>  Melalui skrining radionuklir

>  Pada pemeriksaan tinja bisa ditemukan adanya darah

>  Pemeriksaan darah dilakukan untuk menemukan adanya anemia

Penatalaksanaan

Page 11: minggu tutorial 1 2.6

·         Jika tidak timbul gejala, maka tidak perlu dilakukan pengobatan khusus

·         Jika terjadi perdarahan, maka dilakukan pengangkatan divertikulum disertai pengangkatan jaringan usus disekitarnya

  VIII.   Hirschsprung (Megakolon Kongenital)

Etiologi

Terjadi akibat tidak adanya sel-sel ganglion submukosa dan pleksus miesterikus dari intestin distal.

Patogenesis

Tidak ada ganglion parasimpatik dalam dinding usus yang terbentang ke arah proksimal mulai dari anus hingga jarak tertentu menyebabkan bagian kolon yang sempit ini tidak dapat mengembang sehingga tatap sempit dan defekasi terganggu. Kolon proksimal (antara usus yang persarafannya normal dan abnormal) akan menebal/hipertropi otot karena tinja yang tertimbun menyebabkan penebalan dinding usus.

Manifestasi klinis

Gangguan defekasi 24 jam setelah lahir

Trias klasik : Mekonium keluar terlambat, muntah hijau, perut membuncit seluruhnya

Gejala obstipasi kronik diiringi oleh diare berat dengan feses berbau dan berbau khas karena enterokolitis

•      Distensi berlebihan dinding abdomen•      Pada anak yang lebih besar, diare lebih menonjol

Diagnosis

1. Pemeriksaan fisik à rectal toucher

2. Pemeriksaan radiologis : Tampak masa usus yang melebar

3. Pemberian barium enema ditemukan perubahan kaliber usus yang mendadak diantara usus berganglion dan aganglion

4. Pemeriksaan manometri anal didapat kenaikan tekanan sfingter ani interna dibandingkan orang yang normal

5. Biopsi rektum -> tidak ditemukan sel ganglion parasimpatik

Tata laksana

–     Untuk mengobati gejala obstipasi dan mencegah enterokolitis, lakukan bilasan kolon dengan cairan garam faai atau kolostomi di daerah yang ganglioner dengan laparatomi atau anal tube

–     Bedah definitive bila bayi berusia 6 – 12 bulan, dengan BB >9 kg.

    IX.   Atresia recti dan ani

Page 12: minggu tutorial 1 2.6

•      Tidak terjadinya perforasi membran yang memisahkan bagian entoderm mengakibatkan pembentukan lobang anus yang tidak sempurna

•      Anus tampak rata / sedikit cekung kedalam / anus ada tapi tidak berhubungan dengan rectum

Etiologi

l  Putusnya saluran pencernaan dari atas dengan daerah dubur sehingga bayi lahir tanpa lubang dubur

2  Kegagalan pertumbuhan saat bayi dalam kandungan berusia 12 minggu/ 3 bulan

3  Adanya gangguan/ berhentinya perkembangan embriologik di daerah usus, rektum bagian distal, serta traktus urogenital

Tanda dan gejala

Mekonium tidak keluar dalam 24 jam pertama setelah kelahiran

Tidak dapat dilakukan pengukuran suhu rektal pada bayi

Mekonium keluar melalui sebuah fistula atau anus yang salah letaknya

 Perut kembung

Klasifikasi

1)  Anal stenosis ->  penyempitan daerah anus ->  feses tidak bisa keluar

2)  Membranosus atresia ->  terdapat membran pada anus

3)  Anal agenesis ->  memiliki anus, tapi ada daging antara rektum dan anus

4)  Rektal atresia -> tidak memiliki rektum

Diagnosis

* Kelainan biasanya dapat di diagnosis setelah lahir, Mekonium tidak keluar dalam 24 jam pertama setelah kelahiran 

* Perut kembung 

* Tidak dapat dilakukan pengukuran suhu rektal pada bayi 

Pemeriksaan penunjang

Pemeriksaan foto rontgen untuk menentukan letak ujung buntu

USG perianal untuk menentukan jarak antara ujung rektum dengan kulit

Penatalaksanaan

o   Kolonostomi, dilakukan saat bayi berusia 12 bulan

Page 13: minggu tutorial 1 2.6

o   Eksisi membran anal -> membuat anus buatan