MINGGU 7. MARKET OVER SPACE -...
Transcript of MINGGU 7. MARKET OVER SPACE -...
MINGGU 7.
MARKET OVER SPACE
Oleh
TIM TATANIAGA PRODUK
AGRIBISNIS
DEPARTEMEN AGRIBISNIS
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2013
Markets Over Space
Harga produk agrbis akan bervariasi dari satu
tempat ke tempat lainnya,harga tsb berbeda karena
biaya transportasi, perbedaan Supply, Demand
dan hambatan perdagangan.
Beberapa aspek perbedaan ruang or wilayah dlm
sistem ttng dpt menjelaskan keunggulan absolut,
komparatif dan kompetitif yang akan
menentukan spesialisasi daerah produksi dan
struktur harga antara konsumen yang menyebar
(pasar) dengan produsen yg relatif terpusat (daerah
sentra produksi).
Teori Keuntungan absolut dan komparatif
Adanya perdagangan atau pertukaran, karena adanya
prinsip lokalisasi produksi dan spesialisasi. Prinsip
keunggulan komparatif (the principle of comparative
advantage) dan keunggulan absolut (absolute
advantage) dapat menjelaskan spesialisasi atau manfaat
adanya perdagangan dari satu daerah (negara) dengan
daerah lain.
Keuntungan absolut menunjukkan bahwa suatu
daerah akan spesialisasi produk tertentu, apabila produk
tersebut secara absolut memberikan keuntungan atau
produktifitas tertinggi.
Tabel. Kemungkinan Produksi Padi dan Kelapa
Komoditas Daerah A Daerah B
Padi 50 unit 25 unit
Kelapa 60 unit 50 unit
Komoditas Daerah A Daerah B
Padi 50 unit 25 unit
Kelapa 25 unit 50 unit
Daerah A akan spesialisasi produk Padi, karena secara absolut padi produksinya lebih tinggi daripada kelapa (opportunity cost untuk memproduksi satu unit padi adalah ½ unit kelapa atau satu unit kelapa biaya imbangannnya adalah dua unit padi).
Jadi memproduksi Padi adalah lebih murah di daerah A daripada memproduksi kelapa. Sebaliknya untuk daerah B yang akan spesialisasi kelapa, karena lebih murah dari pada padi.
Prinsip Keunggulan komparatif adalah suatu daerah akan spesialisasi produk tertentu karena memiliki keunggulan komparatif terbesar (relatif) apabila dibandingkan dengan daerah lain, sebaliknya daerah lain tersebut akan spesialisasi untuk produk yang memiliki kerugian komparatif terkecil.
Tabel. Kemungkinan Produksi Gula dan Tembakau
Komoditas Daerah A Daerah B
Gula 40 unit 20 unit
Tembakau 30 unit 10 unit
Daerah A
Daerah A, berdasarkan keunggulan absolut memiliki keunggulan untuk komoditas gula dan tembakau dibandingkan dengan daerah B. Tetapi berdasarkan keunggulan komparatif, Daerah A :
Produksi gula 40 : 20 = 2 kali dari daerah B
Produksi tembakau 30 : 10 = 3 kali dari daerah B
Dengan demikian daerah A akan spesialisasi Tembakau (memiliki keunggulan komparatif terbesar).
Daerah B, berdasarkan kerugian komparatif terkecil akan spesialisasi :
Daerah B
Produksi gula 20 : 40 = 0.50 kali dari produksi daerah A
Produksi tembakau 10 : 30 = 0.33 kali dari produksi daerah A
Dengan demikian daerah B akan memiliki kerugian komparatif terkecil apabila spesialisasi komoditas gula (hanya kerugiannya 0.5 kali dari daerah A (1-0,5) sedangkan tembakau kerugiannya 0.67 kali dari daerah A (1-0,33). Kedua daerah akan saling menguntungkan apabila spesialisasi komoditas tertentu dan saling mempertukarkan (perdagangan).
Keunggulan kompetitif merupakan
keunggulan yang lebih luas, mencakup
keunggulan harga, kualitas, strategi
dan policy.
Keunggulan kompetitif, merupakan kunci dari
efisiensi produksi, pemasaran dan bagaimana
memprediksi apa yang diinginkan konsumen
atau meningkatkan kepuasan konsumen.
27/11/2013
1. Market structure in international
market
HI = Sij12 + Sij2
2 + Sij32 + … + Sijn
2 CR4 = Sij1 + Sij2 + Sij3 + Sij4
Concentration
Ratio (CR4)
Herfindahl
Index (HI)
2. Comparative
Advantages
RCA
RCA =
3. Competitive
Advantages
Porter Diamond Model
Competitiveness
=Indonesian commodity export
=Indonesian agriculture export
=world commodity export
=world agriculture export
Opportunity and
Chance: new
invention ,
exchange rate,
industry product
demand, and
supporting politic
Government
Roles: as
facilitator and
regulator
firms
strategy,
structure,
and rivalry.
Factor Condition : labor, natural
resources, capital, science and
technology, and infrastructure
Demand Condition : quality
and consumer preferences
related and supporting industry
: upstream and downstream
Porter Diamond Model
HI indicator : If HI is near to zero, it means that market structure tend to competitive market. If HI is near to 1 (or 10000), it means that market structure tend to monopoly market.
CR indicator: CR4 because there are four largest exporter countries. CR8 ? The low of CR value means that there are so many exporter countries in international market with high competition. On the other hand, the high of CR value means that market is dominated by the four largest exporters and market is more concentrated.
14
If CR4 near to zero means that market
concentration ratio is very low and market
structure is perfect competition. If CR4 less
than 40%, means that market structure is
monopolistic competition. If CR4 between 40-
90%, means that market structure tends to
oligopoly. If CR4 is more than 90%, means that
market structure tend to monopoly because
these four countries can control market
mechanism.
27/11/2013 15
1. Low market concentration: it is indicated by CR4 between 0-50% and HI between 0-1000. Market structure tends to perfect competition or at least monopolistic competition.
2. Medium market concentration: it is indicated by CR4 between 50-80% and HI between1000-1800. Market structure tends to oligopoly
3. High market concentration: it is indicated by CR4 between 80-100% and HI between1800-10000. Market structure tends to monopoly or at least oligopoly
27/11/2013 16
From HI and CR4 , it can be concluded that market
concentration can be divided into three levels:
Based on concentration ratio, market structure can be classified into five markets:
1. Perfect competition: it is indicated by very low of concentration ratio and there is no country which has significant market share.
2. Monopolistic competition: it is indicated by concentration ratio from four countries (CR4) which there is no country that has more than 10% of market share.
3. Oligopoly: it is indicated by concentration ratio from four countries (CR4) more than 40%
4. Dominant country: it is indicated by one country that has market share 50-100% and market share of its competitor is less than 50% of its market share. Market share of four countries is 50-100%
5. Monopoly: it is indicated by concentration ratio of one or four countries (CR4) is near to 100%
27/11/2013 17
Comparative Advantages
RCA (Revealed Comparative Advantage) :
Ratio between export share of Indonesian
in one commodity compare to export
share of that commodity in world market.
If RCA value more than one, it means that
Indonesia has comparative advantages.
The higher RCA, the stronger
competitiveness of this country.
PAM ???
27/11/2013 18
If Indonesian “A” export similar to world
market, but Indonesian agriculture export is
greater than agriculture export of world
market, it will result the low of RCA.
Therefore, it is important to consider market
share of the product to determine
competitiveness. To calculate RCA, it can be
used the four largest exporter countries
27/11/2013 19
Keunggulan- keunggulan dalam spesialisasi produk ini dpt berubah:
1. Perubahan sumberdaya alam, erosi, banjir dll
2. Perubahan faktor biologi karena adanya hama dan penyakit
3. Perubahan harga input dan peningkatan penggunaan teknologi
4. Perubahan dalam biaya dan efisiensi transportasi.
Bagaimana Upaya untuk meningkatkan keunggulan komparatif atau kompetitif produk-produk pertanian atau agribisnis di Indonesia, sehingga dapat meningkatkan pendapatan petani-keluarga maupun masyarakat Indonesia atau mengurangi produk-produk import ??? Efisiensi !!!
Dampak penerapan kebijakan tarif impor sebagaimana disajikan pada Gambar 3, dapat dioperasionalkan sebagai berikut:
1 . Dampak terhadap konsumen: konsumen harus mentransfer,sebagian kesejahteraannya akibat pajak impor (consumer loss) sebesar luasan-(c+d+e+f) .
2. Dampak terhadap produsen : produsen menerima sebagian transfer dari konsumen (producer's gain) sebesar luasan (c).
3 . Dampak terhadap penerimaan pemerintah akibat pajak impor (government revenue) adalah sebesar luasan (e).
4. Dampak berupa inefisiensi akibat pengurangan konsumsi oleh konsumen (consumer's dead weight loss) adalah sebesar luasan (f).
5 . Dampak berupa inefisiensi akibat masuknya produsen yang tidak efisien (producer's dead weight loss) adalah sebesar luasan (d).
Penerimaan dari pajak ekspor mis 12 %
Penerimaan
karena kenaikan
pajak ekspor
mis 60 %
Q
P
D
S
Pw
Pd1
Pd2
Q1 Q1’ Q2 Q2’
Peningkatan pajak ekspor
Akan kontraproduktif
dengan upaya kenaikan
Produksi dan bahkan akan
membuat produsen
out of business
Penurunan produksi
Dampak kenaikan pajak ekspor terhadap produksi dan penerimaan
pemerintah
1575
1500
QUOTA
375400 670000
294400
203,2
415200 618400
39800 51600
Dampak Penerapan Quota Import (non tariff barrier)
Untuk efisiensi dlm transportasi juga dpt
dilakukan dlm memilih jenis alat angkutan : air,
darat, kereta api dn pswt udara, dg dmk biaya
dpt ditekan. Dlm jarak yg relatif jauh, angkutan
air dan kereta api lebih murah dp angkutan
darat (truck transport).
Upaya lain adalah mengolah produk pert.
bahan baku menjadi bahan setengah jadi or
bhn jadi dan mendekatkan pabrik pengolah
yang dekat pasar (daerah konsumen) or
daerah produksi bhn baku (daerah pertanian).