MINGGU, 15 AGUSTUS 2010 | MEDIA INDONESIA Mandirikan … · 2010-08-15 · ngan padi hasil varietas...

1
MINGGU, 15 AGUSTUS 2010 | MEDIA INDONESIA 18 | Green Concern Padi Organik dari Taman Nasional di Nunukan PETANI di dataran tinggi Borneo, tepatnya di Kecamatan Krayan Selatan dan Krayan Induk, Nunukan, Kalimantan Timur, kini kembali giat menanam padi lokal, yakni adnan hitem dan sia. WWF Indonesia menuturkan padi bertekstur halus itu beberapa waktu lalu sempat kalah populer de- ngan padi hasil varietas baru hasil rekayasa laboratorium. Namun, minat pasar yang kembali tumbuh pada padi lokal ini membuat petani Krayan kembali menanamnya. Beras yang dijual dengan merek Beras Adan Tana Tam (Tanah Kita) ini dipilih WWF masuk dalam kampanye Green & Fair Products, yakni program kampanye produk- produk ramah lingkungan dari kawasan Taman Nasional di Indonesia. Beras Adan Tana Tam memang bukan hanya mengusung varietas lokal, tapi pola pertanian organik yang memang telah berlangsung turun-menurun di daerah yang men- jadi bagian TN Kayan Mentarang tersebut. Pola pertanian organik di Krayan dipadu dengan peternakan kerbau dan irigasi air gunung. (Big/M-1) Olah Sampah Tanaman Jadi Penyerap Karbon MITIGASI perubahan iklim dengan memanfaatkan limbah tanaman nyatanya tidak mesti dengan produksi biodiesel atau etanol. Penelitian dari Departemen Energi Laboratorium Nasional Pacic Northwest, Amerika Seri- kat, menyimpulkan bahwa hasil lebih besar bisa didapat dengan mengolah material tanaman menjadi biochar (arang bio) dan menguburnya di lahan pertanian. Biochar dihasilkan dengan memanaskan sampah tanam- an dalam kondisi tanpa oksigen atau disebut juga proses pirolisis. Sebagaimana dikutip laman Newscientist, para peneliti menemukan jika seluruh limbah tanaman di dunia dikon- versikan jadi biochar, dapat menurunkan emisi karbon sekitar 10% dari level sekarang ini. Namun, efektivitas biochar ini berbeda-beda menurut kondisi daerah. Di daerah yang tingkat fertilitas tanahnya sudah baik dan banyak menggunakan batu bara untuk generator energi mereka, akan lebih efektif mengonversi limbah tanaman menjadi arang. Namun, di daerah kurang subur, penimbunan biochar di dalam tanah akan memperbaiki tanah dan memberi nutrisi pada tanah. (Big/M-1) P AGI buta pada Kamis (12/8), Nyuharto men- dapat giliran piket membersihkan kan- dang sapi milik Panti Asuhan Yatim Muhammadiyah (PAYM) Bojonegoro, Jawa Timur, tem- pat ia selama ini tinggal. Setiap harinya ada enam sam- pai tujuh siswa pesantren yang bernaung di bawah yayasan ter- sebut bergiliran membersihkan kandang sapi dan kambing. Kegiatan rutin itu dilakukan oleh 40 anak secara bergantian semenjak 2005. Jadi, saat menangani limbah itu, mereka terlihat sudah ter- biasa. Limbah (kotoran) sapi dan kambing itu tidak mereka keruk. Tetapi disiram dengan air dan dimasukkan ke kolam penampungan limbah yang berdiameter 5,7 meter. Dari situ, dengan metode standar, limbah sapi kemudian diproses secara alami hingga menghasilkan biogas. Uap yang sudah berupa gas dari bak penampungan lalu dialirkan menuju instalasi yang terbuat dari pipa paralon ukuran satu dim, untuk selanjutnya dia- rahkan menuju dapur induk yayasan. Kemudian dibuatlah panel- panel lazimnya keran air agar gas yang dihasilkan bisa di- keluarkan sesuai kebutuhan. Ujung paralon dipasangi pipa besi berukuran lebih kecil un- tuk disambungkan dengan kompor gas yang sudah di- siapkan. Di dapur itu, semua kebu- tuhan yayasan yang terkait dengan penyediaan menu ma- kanan harian anak-anak panti hingga pembuatan kue untuk dijual memanfaatkan biogas dalam proses memasaknya. Satu persoalan energi di pondokan yang dihuni sekitar 60 orang (sebagian besar anak- anak) tersebut rupanya beres. Dengan biogas yang diprod- uksi sendiri itu, kebutuhan sumber energi untuk dapur tidak lagi membutuhkan gas elpiji yang ada di pasaran, yang tingkat keamanannya masih diragukan. Tidak cukup di situ, sisa limbah ternak juga diperguna- kan untuk memupuk tanaman padi dan sayuran serta tanam- an produktif lainnya. Untuk memenuhi kebutuhan beras, yayasan ini sebagian meng- gunakan sistem mina padi di lahan yang bersebelahan de- ngan kolam. Di lahan seluas 5.000 me- ter persegi, sistem pertanian organik dicoba diterapkan. Untuk mendapatkan sayuran segar yang siap dijual, pihak yayasan memanfaatkan tang- gul-tanggul kolam. Beberapa jenis sayuran yang ditanam dan memberi kesan sejuk dan asri di antaranya pepaya, kacang panjang, dan umbi-umbian. Makanan alami Pemanfaatan kotoran sapi memang dilakukan dengan maksimal termasuk peman- faatan ampas dari limbah bio- gas yang bisa diproses untuk makanan ikan air tawar yang dibudidayakan di sebelah utara kandang ternak. Tanaman sayuran yang dipu- puk dari limbah biogas juga dimanfaatkan untuk persedi- aan makanan bagi ikan yang ada di kolam. Jenis ikan air tawar yang dibudidayakan di antaranya bandeng, tawes, dan tombro. Ikan-ikan tersebut ditebar di kolam seluas 8.800 meter persegi. Ternyata dengan pa- kan organik tersebut, pertum- buhan ikan juga lebih cepat, hingga 3-4 bulan setelah tanam sudah bisa dipanen. Pemanfaatan biogas ternyata bisa sangat membantu operasi yayasan yang lumayan besar itu. Dari usaha dan kerja keras yayasan yang peduli terhadap lingkungan tersebut, akhirnya PAYM Bojonegoro mampu meraih 12 penghargaan di tingkat lokal hingga nasional. Penghargaan terakhir yang diterima yayasan ialah pia- gam penghargaan ketahanan pangan atas prakarsa dalam mewujudkan ketahanan pa- ngan di lingkungannya. Ketua Umum PAYM Bojo- negoro Abdul Wachid meng- ungkapkan keberhasilannya membesarkan yayasan tak terlepas dari upaya kerasnya memanfaatkan lingkungan pesantren. “Tanpa disadari, pola seperti itu bisa memben- tuk karakter dan pembelajaran kepada santri untuk mencintai lingkungan.” Wachid menambahkan yayasan juga bercita-cita men- cetak generasi yang berdedikasi dan berkomitmen tinggi terha- dap lingkungan dan disiplin di segala bidang,” katanya.(M-1) miweekend@ mediaindonesia.com Ahmad Yakub Bersikap arif terhadap alam dipastikan membawa dampak positif bagi kehidupan manusia. Kebiasaan pesantren adalah potret kecil yang bisa dijadikan renungan. Mandirikan Pesantren lewat Biogas HASIL AKHIR: Seorang santriwati bersiap memasak dengan menggu- nakan kompor berbahan bakar biogas. PERIKSA INSTALASI: Seorang penanggung jawab pengadaan biogas di Panti Asuhan Yatim Muhammadiyah (PAYM) memantau bahan baku bio- gas yang tersedia. Untuk menjamin pasokan biogas, pemeriksaan instalasi secara berkala harus terus dilakukan. FOTO-FOTO: MI/YAKUB ANTARA ANTARA INFO HIJAU

Transcript of MINGGU, 15 AGUSTUS 2010 | MEDIA INDONESIA Mandirikan … · 2010-08-15 · ngan padi hasil varietas...

MINGGU, 15 AGUSTUS 2010 | MEDIA INDONESIA18 | Green Concern

Padi Organik dari Taman Nasional di Nunukan

PETANI di dataran tinggi Borneo, tepatnya di Kecamatan Krayan Selatan dan Krayan Induk, Nunukan, Kalimantan Timur, kini kembali giat menanam padi lokal, yakni adnan hitem dan sia. WWF Indonesia menuturkan padi bertekstur halus itu beberapa waktu lalu sempat kalah populer de-ngan padi hasil varietas baru hasil rekayasa laboratorium. Namun, minat pasar yang kembali tumbuh pada padi lokal ini membuat petani Krayan kembali menanamnya.

Beras yang dijual dengan merek Beras Adan Tana Tam (Tanah Kita) ini dipilih WWF masuk dalam kampanye Green & Fair Products, yakni program kampanye produk-produk ramah lingkungan dari kawasan Taman Nasional di Indonesia.

Beras Adan Tana Tam memang bukan hanya mengusung varietas lokal, tapi pola pertanian organik yang memang telah berlangsung turun-menurun di daerah yang men-jadi bagian TN Kayan Mentarang tersebut. Pola pertanian organik di Krayan dipadu dengan peternakan kerbau dan irigasi air gunung. (Big/M-1)

Olah Sampah Tanaman Jadi Penyerap Karbon

MITIGASI perubahan iklim dengan memanfaatkan limbah tanaman nyatanya tidak mesti dengan produksi biodiesel atau etanol. Penelitian dari Departemen Energi Laboratorium Nasional Pacifi c Northwest, Amerika Seri-kat, menyimpulkan bahwa hasil lebih besar bisa didapat dengan mengolah material tanaman menjadi biochar (arang bio) dan menguburnya di lahan pertanian.

Biochar dihasilkan dengan memanaskan sampah tanam-an dalam kondisi tanpa oksigen atau disebut juga proses pirolisis.

Sebagaimana dikutip laman Newscientist, para peneliti menemukan jika seluruh limbah tanaman di dunia dikon-versikan jadi biochar, dapat menurunkan emisi karbon sekitar 10% dari level sekarang ini. Namun, efektivitas biochar ini berbeda-beda menurut kondisi daerah.

Di daerah yang tingkat fertilitas tanahnya sudah baik dan banyak menggunakan batu bara untuk generator energi mereka, akan lebih efektif mengonversi limbah tanaman menjadi arang.

Namun, di daerah kurang subur, penimbunan biochar di dalam tanah akan memperbaiki tanah dan memberi nutrisi pada tanah. (Big/M-1)

PAGI buta pada Kamis (12/8), Nyuharto men-dapat giliran piket membersihkan kan-

dang sapi milik Panti Asuhan Yatim Muhammadiyah (PAYM) Bojonegoro, Jawa Timur, tem-pat ia selama ini tinggal.

Setiap harinya ada enam sam-pai tujuh siswa pesan tren yang bernaung di bawah yayasan ter-sebut bergiliran membersihkan kandang sapi dan kambing. Kegiatan rutin itu dilakukan oleh 40 anak secara bergantian semenjak 2005.

Jadi, saat menangani limbah itu, mereka terlihat sudah ter-biasa. Limbah (kotoran) sapi dan kambing itu tidak mereka keruk. Tetapi disiram dengan air dan dimasukkan ke kolam penampungan limbah yang berdiameter 5,7 meter.

Dari situ, dengan metode standar, limbah sapi kemudian diproses secara alami hingga menghasilkan biogas. Uap yang sudah berupa gas dari bak

penampungan lalu dialirkan menuju instalasi yang terbuat dari pipa paralon ukuran satu dim, untuk selanjutnya dia-rahkan menuju dapur induk yayasan.

Kemudian dibuatlah panel-panel lazimnya keran air agar gas yang dihasilkan bisa di-keluarkan sesuai kebutuhan. Ujung paralon dipasangi pipa besi berukuran lebih kecil un-

tuk disambungkan dengan kompor gas yang sudah di-siapkan.

Di dapur itu, semua kebu-tuhan yayasan yang terkait dengan penyediaan menu ma-kanan harian anak-anak panti hingga pembuatan kue untuk dijual memanfaatkan biogas dalam proses memasaknya.

Satu persoalan energi di pondokan yang dihuni sekitar 60 orang (sebagian besar anak-anak) tersebut rupanya beres. Dengan biogas yang diprod-uksi sendiri itu, kebutuhan sumber energi untuk dapur tidak lagi membutuhkan gas elpiji yang ada di pasaran, yang tingkat keamanannya masih diragukan.

Tidak cukup di situ, sisa limbah ternak juga diperguna-kan untuk memupuk tanaman padi dan sayuran serta tanam-an produktif lainnya. Untuk memenuhi kebutuhan beras, yayasan ini sebagian meng-gunakan sistem mina padi di lahan yang bersebelahan de-ngan kolam.

Di lahan seluas 5.000 me-ter persegi, sistem pertanian organik dicoba diterapkan.

Untuk mendapatkan sayuran segar yang siap dijual, pihak yayasan memanfaatkan tang-gul-tanggul kolam. Beberapa jenis sayuran yang ditanam dan memberi kesan sejuk dan asri di antaranya pepaya, kacang panjang, dan umbi-umbian.

Makanan alamiPemanfaatan kotoran sapi

memang dilakukan dengan maksimal termasuk peman-faatan ampas dari limbah bio-gas yang bisa diproses untuk makanan ikan air tawar yang dibudidayakan di sebelah utara kandang ternak.

Tanaman sayuran yang dipu-puk dari limbah biogas juga dimanfaatkan untuk persedi-aan makanan bagi ikan yang ada di kolam. Jenis ikan air tawar yang dibudidayakan di antaranya bandeng, tawes, dan tombro.

Ikan-ikan tersebut ditebar di kolam seluas 8.800 meter persegi. Ternyata dengan pa-kan organik tersebut, pertum-buhan ikan juga lebih cepat, hingga 3-4 bulan setelah tanam sudah bisa dipanen.

Pemanfaatan biogas ternyata

bisa sangat membantu operasi yayasan yang lumayan besar itu. Dari usaha dan kerja keras yayasan yang peduli terhadap lingkungan tersebut, akhirnya PAYM Bojonegoro mampu meraih 12 penghargaan di tingkat lokal hingga nasional. Penghargaan terakhir yang diterima yayasan ialah pia-gam penghargaan ketahanan pangan atas prakarsa dalam mewujudkan ketahanan pa-ngan di lingkungannya.

Ketua Umum PAYM Bojo-negoro Abdul Wachid meng-ungkapkan keberhasilannya membesarkan yayasan tak terlepas dari upaya kerasnya memanfaatkan lingkungan pesantren. “Tanpa disadari, pola seperti itu bisa memben-tuk karakter dan pembelajaran kepada santri untuk mencintai lingkungan.”

Wachid menambahkan yayasan juga bercita-cita men-cetak generasi yang berdedikasi dan berkomitmen tinggi terha-dap lingkungan dan disiplin di segala bidang,” katanya.(M-1)

[email protected]

Ahmad Yakub

Bersikap arif terhadap alam dipastikan membawa dampak positif bagi kehidupan manusia. Kebiasaan pesantren adalah potret kecil yang bisa dijadikan renungan.

Mandirikan Pesantren lewat Biogas

HASIL AKHIR: Seorang santriwati bersiap memasak dengan menggu-nakan kompor berbahan bakar biogas.

PERIKSA INSTALASI: Seorang penanggung jawab pengadaan biogas di Panti Asuhan Yatim Muhammadiyah (PAYM) memantau bahan baku bio-gas yang tersedia. Untuk menjamin pasokan biogas, pemeriksaan instalasi secara berkala harus terus dilakukan.

FOTO-FOTO: MI/YAKUB

ANTARA

ANTARA

INFO HIJAU