MINAT PENGUNJUNG TERHADAP MENARA AL- HUSNA DAN ...
Transcript of MINAT PENGUNJUNG TERHADAP MENARA AL- HUSNA DAN ...
i
MINAT PENGUNJUNG TERHADAP MENARA AL-
HUSNA DAN PAYUNG HIDROLIK-ELEKTRIK PADA
MASJID AGUNG JAWA TENGAH
skripsi
disajikan sebagai salah satu syarat
untuk memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Teknik Bangunan
Oleh :
Anugrah Wibisono
5101409017
JURUSAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2014
ii
iii
iv
v
vi
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO:
1. “Saya datang dikirim oleh orang tua untuk belajar, dan itu tanggung jawab saya”
2. “Nabi Muhammad SAWmengajarkan pada umatnya untuk membaca (iqro)”
3. “Tugas kita bukanlah untuk berhasil. Tugas kita adalah untuk mencoba, karena didalam
mencoba itulah kita menemukan dan belajar membangun kesempatan untuk berhasil”-
Mario Teguh-
4. “Tanah yang digadaikan bisa kembali dalam keadaan lebih berharga, tetapi kejujuran
yang pernah digadaikan tidak pernah bisa ditebus kembali”
PERSEMBAHAN:
1. ALLAH SWT, terima kasih atas kemudahan yang diberikan kepada saya sehingga dapat
menyelesaikan skripsi ini. Alhamdulillah telah memberikan beribu-ribu kesempatan
padaku untuk berubah menjadi lebih baik lagi.
2. Kedua orang tua saya Bapak Abu Daeri dan Ibu Dian Mardianah terima kasih telah
memberi kasih sayang yang tak pernah putus, dan selalu mencurahkan kasih sayang serta
doa restunya yang selalu mengiringi disetiap langkahku. Kakak-kakak saya tercinta
Deriana Savitri, dan Deden Sukma Adisucipto terima kasih atas dukungan yang telah
diberikan kepada saya.
3. Seluruh sahabat-sahabat terbaikku yang telah mendukung, dan memberi semangat pada
saya.
4. Almamaterku Universitas Negeri Semarang.
vii
ABSTRAK
Anugrah Wibisono. 2014. Minat Pengunjung Terhadap Menara Al-Husna dan
Payung Hidrolik-Elektrik Pada Masjid Agung Jawa Tengah. Skripsi. Jurusan Teknik
Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Semarang. Pembimbing Utama Wiwit
Setyowati, S.T., M.Sc., dan Pembimbing Pendamping Ir. Moch Husni Dermawan,
M.T.
Kata kunci : Menara Al-Husna, Payung Hidrolik-Elektrik, minat
Masjid Agung Jawa Tengah (MAJT) merupakan tempat beribadah Umat Islam.
Kedatangan pengunjung pada Masjid Agung Jawa Tengah dengan berbagai tujuan,
tidak hanya untuk beribadah. Banyaknya daya tarik yang dimunculkan pada bangunan
masjid itu sendiri maupun pada bangunan pendukung dari masjid tersebut.
Berdasarkan hal tersebut, banyak sekali pengunjung yang berdatangan dari lain kota.
Permasalahan yang dikaji adalah minat pengunjung terhadap Menara Al-Husna dan
Payung Hidrolik-Elektrik pada Masjid Agung Jawa Tengah dan seberapa besar minat
pengunjung terhadap Menara Al-Husna dan Payung Hidrolik-Elektrik pada Masjid
Agung Jawa Tengah.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa minat pengunjung Menara Al-Husna
dan Payung Hidrolik-Elektrik pada Masjid Agung Jawa Tengah terhadap minat
pengunjung. Penelitian ini menggunakan analisis data yang didasarkan untuk
mengetahui keadaan sesuatu yang bersifat kualitatif dengan penafsiran persentase data
kuantitatif. Sampel dalam penelitian ini adalah pengunjung Masjid Agung Jawa
Tengah. Dalam penelitian ini jumlah pengunjung MAJT adalah 799 orang, dan dapat
diambil sampel sebagai parameter perkiraan sebesar 10% artinya besar sampel dalam
penelitian ini ditetapkan berjumlah 80 orang pengunjung masjid.
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa angket (kuesioner).
Pengukuran dalam angket digunakan skala likert. Instrumen tersebut setelah diuji
tingkat validitas dan realibilitas sehingga instrumen dapat dikatakan memenuhi syarat
untuk alat pengambilan data penelitian. Analisis data penelitian menggunakan analisis
persentase skor.
Dari hasil penelitian yang dilakukan, menyatakan bahwa ada minat pengunjung
terhadap Menara Al-Husna dan Payung Hidrolik-Elektrik. Hal tersebut dilihat dari
teori menurut Catanese (dalam Pontoh, 1992:32 ), yang mencangkup aspek estetika,
kejamakan, keluarbiasaan, peran sejarah, dan landmark. Besar minat pengunjung
terhadap Menara Al-Husna dan Payung Hidrolik-Elektrik menghasilkan presentase
rata-rata 70% yang menyatakan masuk dalam kriteria setuju. Nilai persentase rata-rata
sebanyak 70% tersebut didapat pada Menara Al-Husna (69%) masuk kriteria setuju
dan pada Payung Hidrolik-Elektrik (71%) masuk kriteria setuju.
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan menghasilkan bahwa minat
pengunjung terhadap Menara Al-Husna dan Payung Hidrolik-Elektrik terlihat
kemenarikan dari aspek estetika, kejamakan, keluarbiasaan,peran sejarah dan
landmark. Dari aspek tersebut memberikan sebuah daya tarik yang diberikan dari
Masjid Agung Jawa Tengah kepada pengunjung. Kaitannya dengan Masjid Agung
Jawa Tengah sebagai objek pariwisata, Masjid Agung Jawa Tengah memiliiki sebuah
citra wisata yang berbeda dari yang tempat lain sehingga menimbulkan minat pada
pengunjung untuk mendatangi Masjid Agung Jawa Tengah.
viii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat ALLAH SWT atas segala limpahan rahmat, hidayah, dan
inayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Penyusun skripsi ini diajukan
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program Studi
Pendidikan Teknik Bangunan, Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Negeri
Semarang.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan
setiap pihak yang terkait. Untuk itu dengan segenap ketulusan hati, penulis mengucapkan
terima kasih kepada :
1. Prof. Dr. Fathur Rohman, M.Hum., selaku Rektor Universitas Negeri Semarang.
2. Drs. Muhammad Harlanu, M.Pd., selaku Dekan Fakultas Teknik Universitas Negeri
Semarang.
3. Drs. Sucipto, M.T., selaku Ketua Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas
Negeri Semarang.
4. Eko Nugroho Julianto, S.Pd., M.T., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Teknik
Bangunan Fakultas Teknik Universitas Negeri Semarang.
5. Wiwit Setyowati, S.T., M.Sc., selaku pembimbing I, dan penguji yang telah memberikan
bimbingan, arahan, motivasi, saran, dan masukan kepada penulis dalam penyelesaian
skripsi ini.
6. Ir. Moch Husni Dermawan, M.T., selaku pembimbing II, dan penguji yang telah
memberikan bimbingan, arahan, motivasi, saran, dan masukan kepada penulis dalam
penyelesaian skripsi ini.
ix
x
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL .................................................................................................... i
PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................................................ ii
HALAMAN PENGESAHAN ...................................................................................... iii
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI....................................................................... iv
MOTTO DAN PRSEMBAHAN .................................................................................. v
ABSTRAK .................................................................................................................... vi
KATA PENGANTAR .................................................................................................. vii
DAFTAR ISI ................................................................................................................. ix
DAFTAR GAMBAR .................................................................................................... xii
DAFTAR TABEL ......................................................................................................... xv
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................................. xvii
BAB 1 PENDAHULUAN ........................................................................................... 1
1.1. Latar Belakang Penelitian ............................................................................ 1
1.2. Permasalahan ............................................................................................... 3
1.2.1. Rumusan Masalah ............................................................................ 3
1.2.2. Batasan Masalah .............................................................................. 3
1.3. Penegasan Istilah .......................................................................................... 4
1.4. Tujuan dan Manfaat Penelitian .................................................................... 5
1.4.1 Tujuan Penelitian ............................................................................. 5
1.4.2 Manfaat Penelitian ........................................................................... 6
1.5. Sistematika Skripsi....................................................................................... 6
BAB II LANDASAN TEORI ..................................................................................... 8
2.1. Teori tentang Masjid .................................................................................... 8
2.1.1. Definisi Masjid .................................................................................. 8
2.1.2. Masjid Nabawi .................................................................................. 8
2.1.3. Payung Hidrolik-Elektris Pada Masjid Nabawi ................................ 9
2.1.4. Minaret .............................................................................................. 10
2.1.5. Masjid Jawa ....................................................................................... 12
2.1.6. Arsitektur Masjid ............................................................................... 13
xi
2.2. Tinjauan Umum Pariwisata.......................................................................... 14
2.2.1. Pengertian Pariwisata ....................................................................... 14
2.2.2. Wisata Religi .................................................................................... 14
2.2.3. Tujuan Pariwisata............................................................................. 15
2.2.4. Kriteria Bangunan Berdasarkan Makna Kultural ............................ 15
2.3. Faktor yang Mempengaruhi Perjalanan Wisata ........................................... 17
2.4. Atraksi Wisata ............................................................................................. 18
2.4.1. Objek dan Sarana Wisata ................................................................. 18
2.4.1.1. Objek Wisata ...................................................................... 18
2.4.1.2. Sarana Wisata ..................................................................... 20
2.5. Pengertian Minat .......................................................................................... 22
2.6. Makna Filosofis Dalam Rancangan Arsitektur ............................................ 22
BAB III METODE PENELITIAN ............................................................................. 24
3.1 Lokasi Penelitian .......................................................................................... 24
3.1.1 Kondisi Umum Kota Semarang ....................................................... 24
3.1.2 Gambaran umum Masjid Agung Jawa Tengah ................................ 25
3.1.2.1 Lokasi Masjid Agung Jawa Tengah ..................................... 25
3.1.2.2 Menara Al-Husna Masjid Agung Jawa Tengah ................... 26
3.1.2.3 Payung Hidrolik-Elektrik Masjid Agung Jawa Tengah ....... 27
3.2 Jenis Penelitian............................................................................................. 28
3.3 Variabel Penelitian ....................................................................................... 29
3.3.1 Jenis Variabel dan Definisi Penelitian ............................................. 29
3.3.2 Definisi Operasional Variabel .......................................................... 29
3.4 Populasi, Sampel, dan Teknik Penarikan Sampel ........................................ 30
3.4.1 Populasi Penelitian ........................................................................... 30
3.4.2 Sampel Penelitian............................................................................. 31
3.4.3 Teknik Pengambilan Sampel ........................................................... 31
3.5 Sumber Data Penelitian................................................................................ 33
3.6 Metode Pengumpulan Data .......................................................................... 34
3.7 Rencana dan Prosedur Penyusunan Instrumen ............................................ 37
3.7.1 Rencana Penelitian ........................................................................... 37
3.7.2 Prosedur Penyusunan Instrumen ...................................................... 38
3.8 Metode Pengujian Instrumen ....................................................................... 39
3.8.1 Validitas ........................................................................................... 39
xii
3.8.2 Reliabilitas ....................................................................................... 40
3.9 Teknik Analisis Data.................................................................................... 41
3.10 Langkah Penelitian....................................................................................... 43
3.11 Skema Penelitian .......................................................................................... 45
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ........................................... 46
4.1 Hasil Penelitian ............................................................................................ 46
4.1.1 Jumlah Pengunjung .......................................................................... 46
4.1.2 Analisis Instrumen ........................................................................... 46
4.1.3 Hasil Analisis Data .......................................................................... 48
4.1.3.1 Minat .................................................................................... 48
4.1.3.2 Menara Al-Husna ................................................................. 60
4.1.3.3 Payung Hidrolik-Elektrik ..................................................... 68
4.1.3.4 Parameter Bangunan Kultural Menara Al-Husna dan
Payung Hidrolik-Elektrik ..................................................... 77
4.2 Pembahasaan Hasil Penelitian .................................................................... 78
4.2.1 Minat ................................................................................................ 79
4.2.2 Menara Al-Husna ............................................................................. 91
4.2.3 Payung Hidrolik-Elektrik ................................................................. 105
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ....................................................................... 121
5.1 Kesimpulan .................................................................................................. 121
5.2 Saran ............................................................................................................ 123
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................... 124
LAMPIRAN.................................................................................................................. 126
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1.1 Area Penelitian Pada Masjid Agung Jawa Tengah ................................................. 3
2.1 Payung Hidrolik-Elektrik Masjid Nabawi ............................................................... 10
2.2 Masjid Ahmad Ibn Tulun (876-9),Kairo .................................................................. 11
2.3 Masjid al-Hakim (990-1002) ................................................................................... 12
3.1 Letak Kota Semarang Dalam Wilayah Kepulauan Indonesia ................................. 25
3.2 Peta Lokasi MAJT .................................................................................................. 26
3.3 Menara Al-Husna .................................................................................................... 27
3.4 Payung Hidrolik-Elektrik ........................................................................................ 27
3.5 Bagan Prosedur Penyusunan Instrumen.................................................................. 39
3.6 Bagan Skema Penelitian ......................................................................................... 45
4.1 Diagram Lingkaran Berdasarkan Jenis Kelamin Pengunjung ................................ 49
4.2 Diagram Lingkaran Berdasarkan Umur Pengunjung ............................................... 49
4.3 Diagram Lingkaran Berdasarkan Jenis Pendidikan Pengunjung ............................ 50
4.4 Diagram Lingkaran Berdasarkan Tujuan Kunjungan Pengunjung ........................ 51
4.5 Diagram Lingkaran Berdasarkan Informasi MAJT ................................................ 52
4.6 Diagram Lingkaran Berdasarkan Asal Pengunjung ................................................. 53
4.7 Diagram Lingkaran Berdasarkan Transportasi Pengunjung ................................... 54
xiv
4.8 Diagram Batang Berdasarkan Kualitas Fasilitas MAJT ......................................... 57
4.9 Diagram Batang Berdasarkan Kualitas Pelayanan MAJT ..................................... 59
4.10 Diagram Batang Estetika Bangunan Pada Menara Al-Husna ............................... 62
4.11 Diagram Batang Kejamakan Bangunan Pada Menara Al-Husna ......................... 63
4.12 Diagram Batang Keluarbiasaan Bangunan Pada Menara Al-Husna ..................... 65
4.13 Diagram Batang Sejarah Bangunan Pada Menara Al-Husna ............................... 66
4.14 Diagram Batang Landmark Bangunan Pada Menara Al-Husna ........................... 68
4.15 Diagram Batang Estetika Bangunan Pada Menara Al-Husna ............................... 70
4.16 Diagram Batang Kejamakan Bangunan Pada Payung Hidrolik-Elektrik ............. 72
4.17 Diagram Batang Keluarbiasaan Bangunan Pada Payung Hidrolik-Elektrik ......... 73
4.18 Diagram Batang Sejarah Bangunan Pada Payung Hidrolik-Elektrik ................... 75
4.19 Diagram Batang Landmark Bangunan Pada Payung Hidrolik-Elektrik ............... 76
4.20 Kondisi Fisik MAJT ............................................................................................. 85
4.21 Fasilitas Menara Al-Husna ................................................................................... 86
4.22 Pusat Penampungan Pedagang .............................................................................. 87
4.23 Perpustakaan MAJT .............................................................................................. 88
4.24 Ruang Parkir ......................................................................................................... 88
4.25 Sampah Pada Kolam Depan plaza MAJT ............................................................ 90
4.26 Genangan Air Pada Plaza MAJT .......................................................................... 91
xv
4.27 Menara Al-Husna Pada Masjid Agung Jawa Tengah ........................................... 91
4.28 Diagram Batang Estetika Bangunan Pada Menara Al-Husna ............................... 94
4.29 Bentuk Menara Al-Husna Berdasarkan Fungsi Bangunan ................................... 96
4.30 Diagram Batang Kejamakan Bangunan Pada Menara Al-Husna ......................... 97
4.31 Diagram Batang Keluarbiasaan Bangunan Pada Menara Al-Husna ..................... 100
4.32 Diagram Batang Sejarah Bangunan Pada Menara Al-Husna ............................... 102
4.33 Diagram Batang Landmark Bangunan Pada Menara Al-Husna ........................... 104
4.34 Payung Hidrolik-Elektrik Pada Masjid Agung Jawa Tengah ............................... 105
4.35 Diagram Batang Estetika Bangunan Pada Menara Al-Husna ............................... 106
4.36 Diagram Batang Kejamakan Bangunan Pada Payung Hidrolik-Elektrik ............. 113
4.37 Payung Hidrolik-Elektrik Pada Masjid Agung Jawa Tengah ............................... 114
4.38 Payung Hidrolik-Elektrik Masjid Nabawi ............................................................ 114
4.39 Diagram Batang Keluarbiasaan Bangunan Pada Payung Hidrolik-Elektrik ......... 115
4.40 Diagram Batang Sejarah Bangunan Pada Payung Hidrolik-Elektrik ................... 117
4.41 Diagram Batang Landmark Bangunan Pada Payung Hidrolik-Elektrik ............... 119
xvi
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
3.1 Perhitungan Jumlah Pengunjung MAJT ............................................................... 31
3.2 Waktu Pengambilan Sampel ................................................................................. 32
3.3 Kriteria Tingkat Minat Pengunjung MAJT........................................................... 43
4.1 Distribusi Kualitas Fasilitas MAJT ....................................................................... 56
4.2 Distribusi Kualitas Pelayanan MAJT.................................................................... 59
4.3 Distribusi Estetika Bangunan Menara Al-Husna .................................................. 61
4.4 Distribusi Kejamakan Bangunan Menara Al-Husna............................................. 63
4.5 Distribusi Keluarbiasan Bangunan Menara Al-Husna .......................................... 64
4.6 Distribusi Sejarah Bangunan Menara Al-Husna ................................................... 66
47 Distribusi Landmark Bangunan Menara Al-Husna ............................................... 67
4.8 Persentase Kemenarikan Pada Menara Al-Husna ................................................. 68
4.9 Distribusi Estetika Bangunan Payung Hidrolik-Elektrik ...................................... 70
4.10 Distribusi Kejamakan Bangunan Payung Hidrolik-Elektrik ................................. 71
4.11 Distribusi Keluarbiasan Bangunan Payung Hidrolik-Elektrik .............................. 73
4.12 Distribusi Sejarah Bangunan Payung Hidrolik-Elektrik ........................................ 74
4.13 Distribusi Landmark Bangunan Payung Hidrolik-Elektrik ................................... 76
xvii
4.14 Persentase Kemenarikan Pada Payung Hidrolik-Elektrik ..................................... 77
4.15 Persentase Kemenarikan Pada Menara Al-Husna dan Payung Hidrolik-Elektrik 77
4.16 Distribusi Estetika Bangunan Menara Al-Husna .................................................. 93
4.17 Distribusi Kejamakan Bangunan Menara Al-Husna............................................. 97
4.18 Distribusi Keluarbiasan Bangunan Menara Al-Husna .......................................... 99
4.19 Distribusi Sejarah Bangunan Menara Al-Husna ................................................... 102
4.20 Distribusi Landmark Bangunan Menara Al-Husna .............................................. 104
4.21 Distribusi Estetika Bangunan Payung Hidrolik-Elektrik ...................................... 106
4.22 Distribusi Kejamakan Bangunan Payung Hidrolik-Elektrik ................................. 112
4.23 Distribusi Keluarbiasan Bangunan Payung Hidrolik-Elektrik .............................. 115
4.24 Distribusi Sejarah Bangunan Payung Hidrolik-Elektrik ....................................... 117
4.25 Distribusi Landmark Bangunan Payung Hidrolik-Elektrik .................................. 119
xviii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
INSTRUMEN PENELITIAN ........................................................................................ 126
WAWANCARA PENELITIAN .................................................................................... 133
DATA dan PERHITUNGAN UJI INSTRUMEN ANGKET ........................................ 135
ANALISA BUTIR ANGKET BERDASARKAN UJI COBA ...................................... 136
DATA INSTRUMEN ANGKET ................................................................................... 140
DATA PERHITUNGAN Ms.EXCEL ........................................................................... 141
PERHITUNGAN SKOR PENELITIAN ....................................................................... 183
KONSEP DASAR MASJID AGUNG JAWA TENGAH ............................................. 193
RAGAM GAYA MINARET ......................................................................................... 195
DOKUMENTASI PENGAMBILAN DATA ANGKET............................................... 196
DENAH MASID AGUNG JAWA TENGAH ............................................................... 197
1
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian
Agama Islam menciptakan kehidupan yang Islami dan masjid merupakan
pusatnya. Di mana pun muslim berdiam, wajib bagi mereka mendirikan masjid.
Masjid adalah tempat menjalankan perintah salat, sentra kegiatan masyarakat
muslim sekaligus cerminan jati dirinya. Hubungan antara manusia dan ALLAH
SWT (hablumminallah), dan hubungan antar manusia (hablumminannas)
memperoleh ekspresinya yang paling nyata di masjid.
Dalam kehidupan masyarakat lokal, masyarakat memainkan peranan
dalam pembangunan masjid di Indonesia. Hal demikian menjadikan sering
dijumpai adanya bentuk masjid yang tidak sesuai dengan bentuk masjid yang ada
di negara asalnya, Timur Tengah. Banyak masjid, terutama di Pulau Jawa yang
mengkombinasi dengan bentuk bangunan dari wilayah lokal. Pengkombinasian
tersebut dimaksudkan agar budaya setempat bercampur dengan Agama Islam. Hal
itu yang menjadikan masjid memberikan lebih banyak pemahaman positif bagi
yang menggunakan masjid.
Masjid Agung Jawa Tengah (MAJT) terletak di Jalan Gajah Raya
Semarang, Jawa Tengah, diresmikan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono
pada 11 November 2006. Masjid Agung Jawa Tengah dibangun areal seluas
1
2
2
kurang lebih 10 hektar, dengan luas bangunan induk seluas 7.669 m2 dan mampu
menampung 15.000 jamaah.
Setiap hari wisatawan domestik, terutama pada hari libur berdatangan ke
Masjid Agung Jawa Tengah untuk melihat keindahan dan kemegahan bangunan
masjid yang gaungnya telah mendunia itu. Rata-rata pengunjung dalam satu
minggu bisa mencapai 800 orang pengunjung, dan jumlah pengunjung biasa
membeludak pada Hari Jum‟at dan Minggu (baik itu pagi ataupun hingga malam
hari). Hal tersebut dikarenakan Masjid Agung Jawa Tengah mempunyai elemen-
elemen yang menarik.
Elemen bangunan Masjid Agung Jawa Tengah yang menarik pengunjung
diantaranya berupa enam payung Hidrolik-Elektrik yang bisa membuka dan
menutup secara otomatis seperti yang ada di Masjid Nabawi di Kota Madinah, dan
Menara Al-Husna yang tingginya mencapai 99 Meter. Kemenarikan dari elemen
tersebut terlihat dengan banyaknya pengunjung yang berlama-lama disekitar
bangunan Menara Al-Husna dan Payung Hidrolik-Elektrik. Berdasarkan latar
belakang tersebut, menarik untuk diteliti lebih jauh. Kenapa Menara Al-Husna
dan Payung Hidrolik-Elektrik menjadi bangunan yang menarik, sehingga perlu
dilakukan penelitian dengan judul : “MINAT PENGUNJUNG TEHADAP
MENARA AL-HUSNA DAN PAYUNG HIDROLIK-ELEKTRIK PADA
MASJID AGUNG JAWA TENGAH”.
3
3
1.2 Permasalahan
1.2.1 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut maka dapat dirumuskan permasalahan
sebagai berikut :
1. Kenapa Menara Al-Husna dan Payung Hidrolik-Elektrik menarik bagi
pengunjung dalam mengunjungi Masjid Agung Jawa Tengah?
2. Seberapa besar minat pengunjung terhadap Menara Al-Husna dan Payung
Hidrolik-Elektrik ketika mengunjungi Masjid Agung Jawa Tengah?
1.2.2 Batasan Masalah
Dalam penelitian ini perlu diadakan pembatasan masalah, agar penelitian
lebih terfokus pada masalah yang dihadapi. Adapun fokus tersebut adalah:
1. Tempat yang akan diamati adalah Masjid Agung Jawa Tengah, khusus pada
sekitar Menara Al-Husna dan sekitar Payung Hidrolik-Elektrik (Gambar 1.1).
Gambar 1.1 Area Penelitian Pada Masjid Agung Jawa Tengah
Sumber : Google Maps, 2013
4
4
2. Aktifitas yang dilakukan objek penelitian sedang dalam keadaan berkunjung
pada masjid.
3. Waktu dilakukan penelitian adalah ketika pada Hari Jum‟at dan Hari Minggu
pukul 09.00-11.00 WIB dan 13.00-15.00 WIB. Data yang dihasilkan dikedua
hari tersebut digabungkan dalam satu alur penelitian.
1.3 Penegasan Istilah
Agar diperoleh gambaran yang jelas tentang masalah yang diteliti maka
perlu dijelaskan istilah yang terdapat dalam judul skripsi ini untuk menghindari
kesalahpahaman dan dapat mengarahkan kepada tujuan penelitian yang meliputi:
1. Menara
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008: 883), menara adalah
bangunan yang tinggi (seperti masjid, gereja); bagian bangunan yang dibuat jauh
lebih tinggi daripada bangunan induknya.
2. Al-Husna
Menurut bahasa, Asma‟ul Husna artinya nama-nama baik. Sedangkan
menurut istilah berarti Nama ALLAH SWT Yang Baik dan Yang Agung sesuai
dengan sifat-sifat ALLAH SWT sebagai bukti keagungan dan kemuliaan-Nya,
jumlahnya ada 99 (sembilan puluh sembilan) Nama ALLAH SWT.
3. Payung Hidrolik-Elektrik
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008: 1033), payung adalah alat
pelindung badan supaya tidak terkena panas matahari atau hujan, biasanya terbuat
dari kain yang diberi tangkai dan dapat dilipat-lipat.
5
5
Hidrolik adalah sebuah sistem untuk mentransfer dan mengontrol tenaga
dengan menggunakan media cairan. Sistem hidrolik memanfaatkan sifat fisik
cairan sehingga memungkinkan untuk merubah gaya yang relatif kecil menjadi
gaya yang sangat besar. Sedangkan elektrik adalah ilmu yang mempelajari tentang
kelistrikan dimana yang sering digunakan adalah menggunakan arus kuat dan
disertai bahan yang bersifat konduktor. Jadi Payung Hidolik-Elektrik adalah
benda yang digunakan sebagai peneduh dari terik matahari yang sistem kerjanya
dengan menggunanakan media cairan yang dioperasikan dengan listrik.
4. Minat
Pengertian minat menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008:927)
adalah kecenderungan hati yang tinggi terhadap sesuatu, gairah dan keinginan
terhadap hal yang memberikan daya tarik.
5. Pengunjung
Pengertian pengunjung menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
(2008:1051) sebagai orang yang dalam keadaan mengunjungi suatu tempat. Dapat
diartikan juga orang-orang yang datang kesuatu tempat tetapi bukan untuk tujuan
menetap dan hanya untuk sementara waktu.
1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian
1.4.1 Tujuan Penelitian
Berdasarkan permasalahan di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah
sebagai berikut:
6
6
1. Untuk mengetahui Menara Al-Husna dan Payung Hidrolik-Elektrik
menarik bagi pengunjung sehingga timbul minat pengunjung mendatangi
Masjid Agung Jawa Tengah.
2. Untuk mengetahui seberapa besar minat pengunjung terhadap
kemenarikan Menara Al-Husna dan Payung Hidrolik-Elektrik ketika
pengunjung mendatangi Masjid Agung Jawa Tengah.
1.4.2 Manfaat Penelitian
Kegunaan atau manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Kegunaan teoritis
Untuk menambah pengetahuan pada dunia pendidikan khususnya pada
mata kuliah SPA (Studio Perancangan Arsitektur), dan estetika bangunan dalam
peningkatan dan perkembangan ilmu arsitektur khususnya pemberian filosofi
bangunan sehingga bangunan mempunyai daya tarik tertentu untuk pengguna
maupun pengunjung.
2. Kegunaan praktis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran
bagi banyak pihak terkait pemberian filosofi bangunan sehingga bangunan
tersebut digunakan sebagaimana seharusnya, dan filosofi tersebut menjadi
penambahan pengetahuan pada masyarakat.
1.5 Sistematika Skripsi
Untuk memudahkan pemikiran dalam memahami secara keseluruhan isi
skripsi, maka susunannya diatur sebagai berikut :
7
7
1. Bagian Awal
Bagian awal berisi tentang sampul, halaman judul, halaman pengesahan,
abstrak, halaman motto dan persembahan, kata pengantar, daftar isi, daftar tabel,
daftar gambar, dan daftar lampiran.
2. Bagian isi
Adapun sistematika penulisan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Berisi tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian,
manfaat penelitian, batasan masalah, penegasan istilah, dan sistematika penulisan.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Berisi tentang landasan teori yang terdiri atas teori masjid, pariwisata,
minat kaitannya dengan minat pariwisata.
BAB III METODE PENELITIAN
Berisi tentang metode penentuan populasi dan sampel, variabel penelitian,
metode pengumpulan data, teknik sampling, metode analisa, dan instrumen
penelitian.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Berisi tentang hasil penelitian dan pembahasan.
BAB V PENUTUP
Berisi tentang simpulan dan saran.
3. Bagian akhir
Bagian akhir skripsi memuat daftar pustaka yang digunakan sebagai acuan
dalam penulisan skripsi, dan lampiran-lampiran.
8
8
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Teori Tentang Masjid
2.1.1 Definisi Masjid
Pengertian masjid menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008:883)
adalah “rumah atau bangunan tempat beribadah orang Islam”. Menurut
Moh.E.ayub dkk (1996:1), kata masjid berasal dari Bahasa Arab sajada yang
berarti “tempat sujud atau tempat menyembah ALLAH SWT”. Dari pengertian
masjid menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia dan Moh.E.ayub dkk dapat ditarik
satu pengertian bahwa masjid adalah bangunan yang dibuat sacara khusus
digunakan untuk melakukan ibadah kepada ALLAH SWT.
2.1.2 Masjid Nabawi
Masjid Nabawi selalu menjadi rujukan peneguh bagi tampilnya elemen
arsitektur masjid di tempat lain. Meskipun sesungguhnya elemen-elemen yang
dipasang pada masjid tersebut pernah diterapkan di masjid-masjid lain bahkan
yang dibangun sebelumnya, akan tetapi kehadiran elemen tersebut seakan belum
“sah” sebelum masjid Nabi juga menggunakannya. Mihrab atau minaret,
misalnya, pernah dipasang pada masjid-masjid di Kufah, Fustat, Basra, dan
Damaskus. Akan tetapi „pengesahan‟ kehadirannya berlangsung setelah elemen
tersebut terpasang resmi di Masjid Nabawi. (Ir. Achmad Fanani, 2009:141)
8
9
9
Baru setelah perubahan-perubahan tersebut, maka menjadi resmilah
kiranya bahwa atas dasar suatu pertimbangan penting masjid dapat dibangun
dengan menafsirkan kembali prinsip kesederhanaan dan mengetengahkan unsur
keindahan dan kemegahan.
2.1.3 Payung Hidrolik-Elektris Pada Masjid Nabawi
Pada Masjid Nabawi terdapat peracangan sistem mekanikal untuk
pegontrol temperatur ruang, diracang dan dibangun oleh Sonde-konstruksionen
Und Leichtbau Gmbh (SL) dari Jerman, bersama Abdel Wahed El-Wakil dari
Arab Saudi. SL memanfaatkan kelima sahn sebagai ruang terbuka di dalam.
(Yulianto Sumalyo, 2000:588)
SL membuat dua sistem untuk mengatasi masalah iklim semuanya dapat
bergerak, membuka atau menutup. Salah satu sistem tersebut adalah memakai
sistem payung. Sistem yang menggunakan payung diletakkan diatas sahn kembar
berbaris di depan haram utama berasal dari jaman masjid didirikan Nabi (pada
bagian ini terdapat makam Nabi). Payung-payung tersebut dirancang sejak 1991
selesai 1992 cukup cepat mengingat rumit dan canggih teknologinya. Pada ke dua
sahn masing-masiing dibuat 6 buah payung, sehingga semuanya terdapat 12
payung. Setiap payung luasnya 17x18 M2. Lapisan payung terbuat dari membran,
dibuka dan ditutuup secara otomatis dengan lengan-lengan yang tidak berbeda
dengan payung biasa, selain ukuran yang besar, bentuk, bahan dan sistem elektris
dan otomatis dalam keadaan membuka dan menutup. (Yulianto Sumalyo,
2000:588)
10
10
Payung-payung dihubungkan dengan komputer dalam satu sistem dengan
pendinginan dalam masjid, sehingga dapat membuka dan menutup secara
otomatis dalam temperatur tertentu dikehendaki. Outlets dari pengkondisian udara
(air-conditioning) dibuat menyatu dengan tiang-tiang payung pada kepala di mana
terdapat juga lampu-lampu. (Yulianto Sumalyo, 2000:588)
2.1.4 Minaret
Minaret yang berasal dari Bahasa Turki yang dipungut oleh Bahasa Inggris
memang memiliki kedekatan dengan kata manara, nar, atau nur, yang berkait
dengan makna cahaya dalam Bahasa Arab.
Minaret dalam perkembangan arsitektur masjid cenderung menjadi bagian
yang tidak terpisahkan dari masjid, meskipun banyak masjid yang tidak
mempunyai minaret. Di luar elemen-elemen pokok dan pelengkap tersebut, aspek
dekorasi termasuk kaligrafi dan kubah juga sangat bervariasi, berkembang sejalan
dengan budaya suatu masyarakat, di tempat tertentu, dan pada jaman tertentu pula.
(Yulianto Sumalyo, 2000:8)
Gambar 2.1 Payung Hidrolik-Elektrik Masjid Nabawi
Sumber: Yulianto Sumalyo (2000:588)
11
11
Dalam tampilan bentuk minaret, pengaruh tradisi setempat yang terkait
dengan gagasan budaya dan tingkat ketrampilan mengolah bahan yang dikuasai
masyarakatnya ikut mengambil peranan besar. Ragam bentuk minaret dari satu
daerah budaya, berbeda dengan daerah yang lain. Masing-masing menyumbang
kreasinya bagi kekayaan khazanah Arsitektur Islam (lampiran ragam gaya
minaret). (Ir. Achmad Fanani, 2009:102)
Masjid terdahulu yang menggunakan minaret diantaranya:
1). Masjid Ahmad Ibn Tulun (876-9), Kairo
Masjid ini berdiri di atas lahan seluas 2,6 Ha, ttermasuk halaman di dalam
pagar keliling (siyada) di mana pada bagian depan atau utara terdapat minaret.
(Yulianto Sumalyo, 2000:69)
Gambar 2.2 Masjid Ahmad Ibn Tulun (876-9), Kairo Sumber: Yulianto Sumalyo, (2000:69)
12
12
2). Masjid al-Hakim (990-1002)
Masjid al-Hakim saat ini tinggal reruntuhan, dari sisa bangunan terlihat
pengaruh gaya masjid sebelumnya terutama Masjid Ibn Tulun cukup besar,
termasuuk adanya dinding keliling, menara dan pintu gerbang.
Dekorasi Masjid al-Hakim tidak terlalu berbeda dengan masjid-masjid
sebelumnya, antara lain berupa deretan ornamen geometris sepanjang dinding
keliling beberapa kaligrafi. Minaret cukup ramai dihias, antara lain dengan
muqarnas (mucarabes) yaitu hiasan geometris menyerupai stalactite. (Yulianto
Sumalyo, 2000:73)
2.1.5 Masjid Jawa
Fakta fisik arsitektur Masjid Demak, dengan corak atap tajuknya,
sengkalan memet berupa ikon binatang bulus berkaki empat dan ekornya,
digabung dengan sumber historiografi Jawa baik lisan maupun tertulis, akan
menuntun lebih jauh pada gambaran suasana kemasyarakatan di awal
perkembangan Islam di Jawa. (Ir. Achmad Fanani, 2009:25)
Gambar 2.3 Masjid al-Hakim (990-1002) Sumber: Yulianto Sumalyo, (2000:73)
13
13
Sebuah karya arsitektur tidak pernah lepas sendiri dari keadaan masyarakat
yang melahirkannya. Atau sebuah karya arsitektur mampu menjadi pintu masuk
untuk lebih memahami keadaan masyarakat tempat di mana benda itu berada.
2.1.6 Arsitektur Masjid
Arsitektur adalah sebuah sintaks, begitu kata Roger Scruton. Menurut ahli
masalah estetika ini, untuk membaca muatan pesannya secara utuh, harus dicari
kombinasi-kombinasi yang pas dari penggabungan masing-masing komponen
bangunannya. Dalam pengertian sintaks ini Scruton menekankan pemahaman
tentang bagaimana unsur-unsur teknis berhubungan satu sama lain, atau juga
antarunsur baik teknis maupun estetika akan saling menunjang di dalam
menghasilkan wujud yang bukan saja kukuh, akan tetapi sekaligus juga indah. (Ir.
Achmad Fanani, 2009:21)
Hal yang tidak boleh ditinggalkan adalah keterkaitan antara fungsi praktis
dengan fungsi simboliknya. Dengan demikian, akan diperoleh pemahaman yang
utuh tentang makna dari sebuah wujud arsitektur itu. Cara pandang ini hampir
sama dengan yang dikemukakan oleh Van Peursen tentang pengertian fungsi-
fungsi dalam perkembangan budaya. Menurut Van Peursen seharusnya fungsi-
fungsi dalam budaya dikembalikan pada hakikatnya di dalam kehidupan.
Lewat arsitektur masjid dapat ditelusuri keadaan suatu masyarakat
Muslim, situasi kemasyarakatannya, pemahaman keagamaannya, di saat dan
tempat di mana karya arsitektur masjid tersebut berada. Arsitektur masjid sebagai
benda bentukan dengan sendirinya akan bisa menuntun pada penjelasan tentang
pola perilaku, kehendak, keinginan,dan gagasan keagamaan masyarakat Muslim
14
14
di sekeliling masjid tersebut. Minaret, kubah, kaligrafi, dika, maksura, semua
dapat menjadi petanda guna mengungkap rangkaian kejadian.
2.2 Tinjauan Umum Pariwisata
2.2.1 Pengertian Pariwisata
Pariwisata adalah suatu perjalanan yang dilakukan orang untuk sementara
waktu, yang diselenggarakan dari suatu tempat ke tempat lain meninggalkan
tempatnya semula, dengan suatu perencanaan dan dengan maksud bukan untuk
berusaha atau mencari nafkah di tempat yang dikunjungi, tetapi semata-mata
untuk menikmati kegiatan pertamasyaan dan rekreasi atau untuk memenuhi
keinginan yang beraneka ragam. (Richard Sihite dalam Marpaung dan Bahar,
2000:46)
2.2.2 Wisata Religi
Wisata berasal dari bahasa sansekerta VIS yang berarti tempat tinggal
masuk dan duduk. Kemudian kata tersebut berkembang menjadi Vicata dalam
bahasa Jawa Kawi kuno disebut dengan wisata yang berarti berpergian. Kata
wisata kemudian memperoleh perkembangan pemaknaan sebagai perjalanan atau
sebagian perjalanan yang dilakukan secara sukarela serta bersifat sementara untuk
menikmati obyek dan daya tarik wisata.
Wisata Religi adalah salah satu jenis produk wisata yang berkaitan erat
dengan religi atau keagamaan yang dianut oleh manusia. Wisata religi dimaknai
sebagai kegiatan wisata ke tempat yang memiliki makna khusus bagi umat
15
15
beragama, biasanya berupa tempat ibadah, makam ulama atau situs-situs kuno
yang memiliki kelebihan. Kelebihan ini misalnya dilihat dari sisi sejarah, adanya
mitos dan legenda mengenai tempat tersebut, ataupun keunikan dan keunggulan
arsitektur bangunannya (Khodiyat & Ramaini, 1992: 123) .
2.2.3 Tujuan Pariwisata
Tujuan pariwisata telah dijabarkan oleh para ahli di bidang pariwisata
sebagai optimalisasi pemanfaatan dan pengembangan sumber-sumber daya
pariwisata. Daerah tujuan wisata menurut Surjanto (dalam A. Hari Karyono,
1997:11) yaitu daerah-daerah yang berdasarkan kesiapan prasarana dan sarana
dinyatakan siap menerima kunjungan wisatawan di Indonesia. Daerah tujuan
wisata diharuskan memiliki objek wisata, dan daya tarik wisata (atraksi wisata)
sebagai media untuk menarik minat wisatawan.
Berkembangnya pariwisata di suatu daerah akan membawa perubahan
pada daerah tersebut. Perubahan yang dimaksud dapat bernilai positif jika
pengembangan pariwisata dilaksanakan dengan mengikuti prosedur yang benar,
yakni melalui perencanaan yang cermat, dan matang supaya sesuai dengan kondisi
setempat. Namun demikian, jika pelaksanaannya tidak direncanakan dengan baik
maka justru akan membawa kerugian atau berdampak negatif bagi daerah tempat
pariwisata berkembang.
2.2.4 Kriteria Bangunan Berdasarkan Makna Kultural
Kriteria pada bangunan yang memiliki makna kultural menurut Catanese
(dalam Pontoh, 1992 : 32 ) antara lain :
16
16
a. Kriteria estetika adalah salah satu cabang filsafat. Secara sederhana,
estetika adalah ilmu yang membahas keindahan, bagaimana bisa
terbentuk, dan bagaimana seseorang bisa merasakannya. Di dalam
keindahan tersebut terdapat kenikmatan yang terdalam, puncak
kebahagiaan, dan keabadian yang dirasakan oleh alat indera manusia.
(Agus Sachari, 1989 : 43) Estetika khususnya dalam hal penampakan luar
bangunan, yaitu :
Bentuk (sesuai dengan fungsi bangunannya)
Struktur (ditonjolkan sebagai nilai estetis)
Ornamen (mendukung dari gaya arsitektur bangunan)
b. Kriteria kejamakan (typical), yaitu objek yang akan dilestarikan mewakili
kelas dan jenis khusus, tolok ukur kejamakan ditentukan oleh bentuk
suatu ragam atau jenis khusus yang spesifik. Misalnya ragam minaret
pada masjid (lampiran ragam minaret).
c. Kriteria keluarbiasaan (superlative), merupakan kriteria bagi bangunan
yang paling menonjol, besar, tinggi dan sebagainya.
d. Kriteria peran sejarah (historical role), merupakan bangunan maupun
lingkungan yang memiliki peran dalam peristiwa bersejarah, sebagai
ikatan simbolis, maupun kaitannya dengan peristiwa masa lalu sesuai
perkembangan kota.
e. Kriteria memperkuat kawasan (landmark), kehadiran bangunan tersebut
dapat mempengaruhi kawasan sekitarnya, dan bermakna untuk
meningkatkan citra lingkungan.
17
17
2.3 Faktor yang Mempengaruhi Perjalanan Wisata
Faktor-faktor utama yang mempengaruhi perjalanan wisata adalah
sebagai berikut:
1. Profil Wisatawan (Tourist Profile)
Profil wisatawan dapat dikelompokan menjadi 2 (dua) kategori, yaitu:
a. Karakteristik sosial ekonomi wisatawan (Sosio-economic characteristic)
yang meliputi umur, dan pendidikan.
b. Karakteristik tingkah laku (behavioural Characteristic) yang diketahui
dari motivasi wisatawan dalam berkunjung.
2. Pengetahuan untuk melakukan perjalanan (travel awareness) yang
meliputi informasi tentang daerah tujuan wisata serta ketersediaan
fasilitas dan pelayanannya.
3. Karakteristik perjalanan (trip features) yang meliputi jarak, transportasi
yang digunakan dan biaya yang dikeluarkan.
4. Sumber daya dan karakteristik daerah tujuan (resources and
characteristic of destinataon) yang meliputi atraksi wisata, ketersediaan
fasilitas dan kualitas pelayanan.
Keempat faktor di atas dirumuskan melalui unsur penawaran (supply) dan
unsur permintaan (demand). Adanya kedua unsur yang berlawanan ini melahirkan
berbagai jenis kegiatan rekreasi yang dapat dinikmati oleh pengunjung di suatu
kawasan wisata. Faktor yang mendorong suatu perjalanan wisata dari daya tarik
objek wisata diharapkan membentuk citra atau image. Citra wisata adalah
18
18
gambaran yang diperoleh wisatawan dari berbagai kesan, pengalaman dan
kenangan yang didapat sebelum, ketika dan sesudah mengunjungi objek wisata.
Dengan demikian untuk membentuk citra dari suatu kawasan wisata perlu
adanya suatu produk wisata yang dapat mempengaruhi perjalanan seorang
wisatawan. Produk tersebut dirumuskan dengan menampilkan objek yang menarik
dan sarana yang mendukung sehingga mempunyai nilai kompetisi.
2.4 Atraksi Wisata
2.4.1 Objek dan Sarana Wisata
2.4.1.1 Objek Wisata
Menurut Edward Inskeep (1991:27), mengatakan bahwa suatu objek
wisata harus mempunyai 5 unsur penting, yaitu:
1. Daya tarik
Daya tarik merupakan faktor utama yang menarik wisatawan
mengadakan perjalanan mengunjungi suatu tempat, baik suatu tempat primer yang
menjadi tujuan utamanya, atau tujuan sekunder yang dikunjungi dalam suatu
perjalanaan primer karena keinginannya untuk menyaksikan, merasakan, dan
menikmati daya tarik tujuan tersebut. Sedangkan daya tarik sendiri dapat
diklasifikan kedalam daya tarik lokasi yang merupakan daya tarik permanen.
2. Prasarana Wisata
Prasarana wisata ini dibutuhkan untuk melayani wisatawan selama
perjalanan wisata. Fasilitas ini cenderung berorientasi pada daya tarik wisata di
suatu lokasi, sehingga fasilitas ini harus terletak dekat dengan objek wisatanya.
19
19
Prasarana wisata cenderung mendukung kecenderungan perkembangan pada saat
yang bersamaan. Prasarana wisata ini terdiri dari:
a. Prasarana akomodasi
Prasarana akomodasi ini merupakan fasilitas utama yang sangat penting
dalam kegiatan wisata. Proporsi terbesar dari pengeluaran wisatawan biasanya
dipakai untuk kebutuhan menginap, makan, dan minum. Daerah wisata yang
menyediakan tempat istirahat yang nyaman dan mempunyai nilai estetika tinggi,
menu yang cocok, menarik, dan asli daerah tersebut merupakan salah satu yang
menentukan sukses tidaknya pengelolaan suatu daerah wisata.
b. Prasarana pendukung
Prasarana pendukung harus terletak ditempat yang mudah dicapai oleh
wisatawan. Pola gerakan wisatawan harus diamati atau diramalkan untuk
menentukkan lokasi yang optimal mengingat prasarana pendukung untuk
melayani pengunjung. Jumlah dan jenis prasarana pendukung ditentukan
berdasarkan kebutuhan wisatawan.
3. Sarana Wisata
Sarana Wisata merupakan kelengkapan daerah tujuan wisata yang
diperlukan untuk melayani kebutuhan wisatawan dalam menikmati perjalanan
wisatanya. Pembangunan sarana wisata di daerah tujuan wisata maupun objek
wisata tertentu harus disesuaikan dengan kebutuhan wisatawan, baik secara
kuantitas maupun kualitas. Lebih dari itu, selera pasar pun dapat menentukan
tuntutan berbagai sarana yang dimaksud. Berbagai sarana wisata yang harus
disediakan di daerah tujuan wisata antara lain biro perjalanan, alat transportasi,
20
20
dan alat komunikasi, serta sarana pendukung lainnya. Tidak semua objek wisata
memerlukan sarana yang sama atau lengkap. Pengadaan sarana wisata tersebut
harus disesuaikan dengan kebutuhan wisatawan.
4. Infrastruktur
Infrastruktur adalah situasi yang mendukung fungsi sarana dan prasarana
wisata, baik yang berupa sistem pengaturan maupun bangunan fisik diatas
permukaan tanah dan dibawah tanah, seperti: sistem pengairan, sumber listrik dan
energi, sistem jalur angkutan dan terminal, sistem komunikasi, serta sistem
keamanan atau pengawasan. Infrastruktur yang memadai dan terlaksana dengan
baik di daerah tujuan wisata akan membantu meningkatkan fungsi sarana wisata,
sekaligus membantu masyarakat dalam meningkatkan kualitas hidupnya.
2.4.1.2 Sarana Wisata
Sarana pariwisata disebut sebagai ujung tombak usaha kepariwisataan
dapat diartikan sebagai usaha yang secara langsung maupun tidak langsung
memberikan pelayanan kepada wisatawan pada suatu daerah tujuan wisata dimana
keberadaannya sangat tergantung kepada adanya kegiatan perjalanan wisata.
Menurut Edward Inskeep (1991:42), sarana tersebut adalah sebagai berikut:
1. Akomodasi
Wisatawan akan memerlukan tempat tinggal untuk sementara waktu
selama dalam perjalanan untuk dapat beristirahat. Dengan adanya sarana ini, maka
akan mendorong wisatawan untuk berkunjung dan menikmati objek dan daya
tarik wisata dengan waktu yang relatif lebih lama. Informasi mengenai akomodasi
ini mempengaruhi penilaian wisatawan pilihan jenis akomodasi yang dipilih,
21
21
seperti jenis fasilitas dan pelayanan yang diberikan, tingkat harga, jumlah kamar
yang tersedia, dan sebagainya.
2. Tempat makan dan minum
Wisatawan yang berkunjung ke suatu objek wisata tentunya ingin
menikmati perjalanan wisatanya, sehingga pelayanan makanan dan minuman
harus mendukung hal tersebut bagi wisatawan yang tidak membawa bekal.
Bahkan apabila suatu daerah tujuan wisata mempunyai makanan yang khas,
wisatawan yang datang disamping menikmati atraksi wisata juga menikmati
makanan khas tersebut. Pertimbangan yang diperlukan dalam penyediaan fasilitas
makanan, dan minuman antara lain adalah jenis dan variasi makanan yang
ditawarkan, tingkat kualitas makanan dan minuman, pelayanan yang diberikan,
tingkat harga, tingkat kebersihan, dan hal-hal lain yang dapat menambah selera
makan seseorang serta lokasi tempat makannya.
3. Tempat belanja
Berbelanja merupakan salah satu aktivitas kegiatan wisata dan sebagian
pengeluaran wisatawan didistribusikan untuk berbelanja. Penilaian dalam
penyediaan fasilitas belanja ini dilakukan terhadap ketersediaan barang-barang
yang dijual dan pelayanan yang memadai, lokasi yang nyaman, dan akses yang
baik serta tingkat yang relatif terjangkau.
4. Fasilitas umum di lokasi objek wisata
Fasilitas umum yang akan dikaji adalah fasilitas yang biasanya tersedia di
tempat rekreasi seperti tempat parkir, toilet umum, musholla, dan lain-lain.
22
22
Edward Inskeep (1991:44) mengemukakan bahwa prasarana wisata adalah sumber
daya alam dan sumber daya buatan manusia yang mutlak dibutuhkan oleh
wisatawan dalam perjalanannya di daerah tujuan wisata prasarana dasar yang
melayani penduduk lokal seringkali juga melayani kegiatan pariwisata, seperti
jalan, sumber listrik dan energi, sumber air, dan sistem pengairan, fasilitas
kesehatan, sistem pembuangan kotoran/sanitasi, telekomunikasi, terminal
angkutan, jembatan, dan sebagianya. Dalam melaksanakan pembangunan
prasarana wisata perlu disesuaikan, dan mempertimbangkan kondisi dan lokasi
yang akan meningkatkan aksesibilitas suatu objek wisata yang pada waktunya
dapat meningkatkan daya tarik objek wisata itu sendiri, selain itu juga diperlukan
koordinasi dan dukungan antar instansi terkait.
2.5 Pengertian Minat
Minat sebagai kecenderungan dalam diri individu untuk tertarik pada
suatu objek atau menyenangi suatu obyek. Timbulnya minat terhadap suatu obyek
ini ditandai dengan adanya rasa senang atau tertarik terhadap sesuatu yang
memiliki daya tarik. Jadi boleh dikatakan orang yang berminat terhadap sesuatu
maka seseorang tersebut akan merasa senang atau tertarik terhadap obyek yang
diminati tersebut. (Sumadi Suryobroto, 1988:109)
2.6 Makna Filosofis Dalam Rancangan Arsitektur
Nilai filosofis tidak akan ditinggalkan dalam proses karya rancangan
arsitektur. Kalau hal ini dilakukan maka bangunan yang dihasilkan
23
23
merupakan seonggok bahan bangunan yang didukung oleh rangka struktur
yang kelihatan mati seolah-olah tanpa mempunyai "roh" kehidupan yang ada
dalam bangunan tersebut. (Djoko Praktiko, 2003:3)
Nilai filosofis dalam bangunan adalah sesuatu yang abstrak sebagai
wujudan idealisme, keinginan, tujuan dari pemilik bangunan (owner) atau si
arsitek yang menciptakan bangunan tersebut, melalui konsep filosofis, hasil
karya rancangan arsitektur akan mempunyai nilai-nilai "roh" yang hidup,
sejalan dengan kehidupan yang ada didalam bangunan tersebut (activity
building). Nilai filosofi yang tinggi akan tercermin dalam penampilan
bangunan tersebut sebagai karya rancang bangun dari arsitektur.
24
24
BAB III
METODE PENELITIAN
Metode penelitian merupakan salah satu langkah dalam suatu penelitian.
Oleh karena itu, metode penelitian yang digunakan harus tepat agar hasil
penelitian dapat dipertanggungjawabkan. Dalam metode penelitian, ditetapkan
langkah-langkah untuk mengumpulkan data yang diperlukan, menganalisis data,
dan menyimpulkan. Langkah-langkah yang digunakan antara lain menentukan
lokasi penelitian, jenis penelitian, menetapkan variabel yang akan diteliti,
menentukan populasi, sampel, teknik pengambilan sampel, menetapkan sumber
data penelitian, metode pengumpulan data, prosedur penyusunan instrumen, dan
metode pengujian instrumen, teknik analisis data, dan langkah penelitian.
3.1 Lokasi Penelitian
Lokasi yang menjadi objek penelitian ini Masjid Agung Jawa Tengah. Dan
nantinya peneliti melakukan penelitian dengan melibatkan obyek yang akan
diteliti yaitu Pengunjung Masjid Agung Jawa Tengah (MAJT) yang datang pada
saat penulis sedang melakukan aktifitas penelitiannya di tempat tersebut.
3.1.1 Kondisi Umum Kota Semarang
Kota Semarang terletak antara garis 6° 50‟ - 7° 10‟ Lintang Selatan dan garis
109° 35‟ - 110° 50‟ Bujur Timur. Dibatasi sebelah barat dengan Kabupaten
Kendal, sebelah timur dengan Kabupaten Demak, sebelah selatan dengan
24
25
25
Kabupaten Semarang dan sebelah utara dibatasi oleh Laut Jawa dengan garis
pantai meliputi 13,6 km.
Gambar 3.1 Letak Kota Semarang Dalam Wilayah Kepulauan Indonesia
Sumber : id.wikipedia.org, 2013.
3.1.2 Gambaran Umum Masjid Agung Jawa Tengah
3.1.2.1 Lokasi Masjid Agung Jawa Tengah
Masjid Agung Jawa Tengah (MAJT) terletak di Jl. Gajah Raya,
Kelurahan Sambirejo, Kecamatan Gayamsari, Kota Semarang, Jawa Tengah.
Masjid Agung Jawa Tengah terletak antara garis 6° 59‟ 2‟‟ Lintang Selatan dan
garis 110° 26‟ 47‟‟ Bujur Timur.
26
26
3.1.2.2 Menara Al-Husna Masjid Agung Jawa Tengah
Masjid Agung Jawa Tengah memiliki Menara Asmaul Husna (Al Husna
Tower) dengan ketinggian 99 m. Menara yang dapat dilihat dari radius 5 km ini
terletak di pojok barat daya masjid. Menara tersebut melambangkan kebesaran
dan kemahakuasaan ALLAH SWT. Dipuncak menara dilengkapi teropong
pandang. Dari tempat ini pengunjung dapat menikmati udara yang segar sambil
melihat indahnya Kota Semarang dan kapal-kapal yang sedang berlalu-lalang di
pelabuhan Tanjung Emas.
Gambar 3.2 Peta Lokasi MAJT
Sumber : Google Earth, 2013
27
27
3.1.2.3 Payung Hidrolik-Elektrik Masjid Agung Jawa Tengah
Pada halaman Masjid Agung Jawa Tengah terdapat 6 Payung Hidrolik-
Elektrik yang dapat membuka dan menutup secara otomatis yang merupakan
adopsi arsitektur bangunan Masjid Nabawi yang terdapat di Kota Madinah.
Gambar 3.4 Payung Hidrolik-Elektrik
Sumber : Dokumentasi, 2013
Gambar 3.3 Menara Al-Husna MAJT
Sumber : Dokumentasi, 2013
28
28
3.2 Jenis Penelitian
Dalam penelitian ini, penulis menggunakkan pendekatan deskriptif, karena
penulis akan menjelaskan/mendeskripsikan hubungan, pengaruh satu variabel
dengan variabel lain. Penelitian kualitatif dilakukan dengan mengumpulkan data
yang berupa kata, skema, dan gambar. (Sugiyono, 2007:14)
Dalam kaitannya dengan penelitian ini, penulis tertarik untuk meneliti suatu
minat pengunjung terhadap Menara Al-Husna dan Payung Hidrolik-Elektrik pada
Masjid Agung Jawa Tengah. Secara harfiah penelitian deskriptif kualitatif adalah
penelitian yang bermaksud untuk menjelaskan minatnya pengunjung terhadap
Menara Al-Husna dan Payung Hidrolik-Elektrik pada Masjid Agung Jawa
Tengah. Penelitian deskriptif dalam hal ini untuk memperoleh gambaran yang
jelas dari minat pengunjung kepada Menara Al-Husna dan Payung Hidrolik-
Elektrik.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah survei. Penelitian survei
yang mengambil sampel dari suatu populasi dan menggunakan kuesioner sebagai
alat pengumpulan data yang pokok. Pengertian dari kuesioner atau angket adalah
sejumlah pertanyaan yang tertulis yang dipergunakan untuk memperoleh
informasi dari responden (Arikunto, 2006:151). Pengukuran angket menggunakan
teknik skala Likert. Skala Likert memiliki gradasi dari yang sangat positif hingga
sangat negatif yang nantinya dikuantitatifkan.
29
29
3.3 Variabel Penelitian
3.3.1 Jenis Variabel
Variabel merupakan gejala yang menjadi penelitian untuk diamati.
Variabel sebagai atribut dari kelompok orang dan objek yang mempunyai variasi
antara satu dengan yang lain dalam kelompok itu. (Sugiono, 2005)
Dalam penelitian ini menggunakan variabel tunggal, variabel tunggal
tersebut adalah faktor-faktor yang berhubungan dengan minat pengunjung
terhadap Menara Al-Husna dan Payung Hirolik-Elektrik. Sub variabel dalam
penelitian ini adalah minat, Menara Al-Husna dan Payung Hidrolik-Elektrik.
3.3.2 Definisi Operasional
Definisi operasional variabel yaitu “suatu definisi mengenai variabel yang
dirumuskan berdasarkan karakteristik-karakteristik dari variabel tersebut yang
diamati” (Azwar 1997: 74). Definisi operasional variabel dalam penelitian ini
adalah minat pengunjung.
Minat merupakan salah satu unsur kepribadian yang memegang peranan
penting dalam mengambil keputusan masa depan. Minat mengarahkan individu
terhadap suatu objek atas dasar rasa senang atau tidak senang. Perasaan senang
atau tidak senang merupakan dasar suatu minat. Minat seseorang dapat diketahui
dari pertanyaaan senang atau tidak senang terhadap suatu objek. (Dewa Ketut
Sukardi,1994:83)
Minat Pengunjung merupakan daya tarik manusia kepada suatu tempat
yang berasal dari sebuah keinginan untuk berkunjung dikarenakan ada hal yang
menimbulkan ketertarikan untuk mengunjungi suatu tempat.
30
30
Dalam penelitian ini parameter yang berhubungan dengan minat
pengunjung digunakan faktor yang mempengaruhi perjalanan wisata yang
meliputi:
a). Profil Wisatawan,
b). Pengetahuan untuk melakukan perjalanan,
c). Karakteristik perjalanan,
d). Sumber daya dan karakteristik daerah tujuan wisata. Hal ini meliputi
kualitas fasilitas dan kualitas pelayanan.
Parameter yang digunakan untuk bangunan Menara Al-Husna dan Payung
Hidrolik-Elektrik meliputi:
a). Estetika
b). Kejamakan
c). Keluarbiasaan
d). Sejarah
e). Landmark
3.4 Populasi, Sampel, dan Teknik Penarikan Sampel
3.4.1 Populasi Penelitian
Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian (Arikunto, 2006:130).
Sedangkan menurut Sugiyono (2007 : 55) populasi adalah wilayah generalisasi
yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik
tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari, dan kemudian ditarik
31
31
kesimpulannya. Populasi dalam penelitian ini adalah pengunjung Masjid Agung
Jawa Tengah.
Tabel 3.1. Perhitungan Jumlah Pengunjung di Menara Al-Husna dan
Payung Hidrolik-Elektrik
No Hari Jumlah Pengunjung Masjid
1 Jum‟at 342
2 Minggu 457
Jumlah 799
Sumber : Data hasil observasi penulis pada Masjid Agung Jawa
Tengah (tanggal 28 dan 30 Juni 2013)
Keterangan : Survei dari jam 09.00-11.00 dan 13.00-15.00.
3.4.2 Sampel Penelitian
Sampel adalah sebagian individu yang dianggap memiliki dan
mencerminkan keadaan populasi atau sebagai wakil populasi yang diteliti
(Arikunto,2006:131). Sampel adalah bagian dari jumlah yang dimiliki populasi,
bila populasinya besar dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada di
dalam populasi, misalnya keterbatasan dana, tenaga, dan waktu, maka peneliti
dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu. (Sugiyono, 2007:62)
Penentuan ukuran sampel dihitung berdasarkan Pengunjung Masjid Agung
Jawa Tengah (MAJT). Untuk menentukan jumlah anggota sampel apabila
subjeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya
merupakan penelitian populasi. Tetapi, jika jumlah subjeknya besar, dapat diambil
antara 10-15% atau 20-25% atau lebih. (Arikunto, 2006:134)
3.4.3 Teknik Penarikan Sampel
Jenis pengambilan sample yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis
sample acak (random sampling). Menurut Suharsimi Arikunto (2002:111) random
32
32
sampling adalah proses memilih satuan sampling dari populasi sedemikian rupa
sehingga setiap satuan sampling dalam populasi mempunyai peluang yang sama
besar untuk terpilih ke dalam sampel, dan peluang ini diketahui sebelum
pemilihan dilakukan. Teknik sampel random sampling, digunakan oleh peneliti
apabila populasi dari mana sampel diambil merupakan populasi homogen yang
hanya mengandung satu ciri. Dengan demikian sampel yang dikehendaki dapat
diambil secara sembarang (Suharsimi Arikunto, 2007:95). Yang penting
diperhatikan disini adalah terpenuhinya jumlah yang telah ditetapkan (Arikunto,
2006 : 141). Jika jumlah subjek besar dapat diambil 10 – 15% atau 20 – 25% dan
bila populasi kurang dari 100 dapat diambil semua (Arikunto, 2006 : 141).
Tabel 3.2. Waktu Pengambilan Sampel
No. Hari Pengunjung Persentase Sampel (10%)
09.00-11.00 13.00-15.00
1 Jumat 342 42,80% 20 14
2 Minggu 457 57,20% 28 18
Jumlah 799 100% 80
Sumber : Data hasil observasi penulis pada Masjid Agung Jawa Tengah
(tanggal 28 dan 30 Juni 2013)
Dalam penelitian ini jumlah populasi pengunjung masjid adalah 799 orang,
dan dapat diambil sampel sebagai parameter perkiraan sebesar 10% dari jumlah
populasi yang diperoleh dari hasil perhitungan penulis. Artinya besar sampel
adalah 10% dari populasi yang berjumlah 799 orang yaitu berjumlah 80 orang
Pengunjung Masjid Agung Jawa Tengah.
Setelah penetapan jumlah sampel sebesar 80 orang responden. Selanjutnya
dilakukan penelitian pada tanggal 20 dan 22 Desember 2013.
33
33
Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini digunakan dengan
pertimbangan sebagai berikut:
1. Populasi dalam penelitian ini adalah pengunjung Masjid Agung Jawa
Tengah.
2. Kondisi dari anggota populasi relatif homogen yaitu :
a. Berada pada hari kerja,hari besar,hari libur.
b. Berada pada kegiatan tidak berkaitan dengan beribadah.
3. Keterbatasan waktu dan tenaga peneliti.
3.5 Sumber Data Penelitian
Pengumpulan data dilakukan dengan berbagai setting, berbagai sumber, dan
berbagai cara. Berdasarkan sumbernya, data dibedakan menjadi dua, yaitu data
primer dan data sekunder. Data sekunder adalah data yang telah dikumpulkan oleh
pihak lain atau lembaga pengumpul data dan dipublikasikan kepada masyarakat
pengguna data. Sedangkan data primer adalah data yang diperoleh dari responden
secara langsung yang dikumpulkan melalui survei lapangan dengan menggunakan
alat pengumpulan data tertentu yang dibuat secara khusus. (Sugiyono, 2005:129)
Adapun sumber data dalam penelitian ini terdiri dari:
1. Sumber Data Primer
Sumber data primer, yaitu pelaku yang terlibat langsung dengan objek
penelitian. Peneliti mendapatkan sumber data primer dari:
a. Responden
34
34
Responden merupakan sumber data yang berupa orang, dan terkait dengan
penelitian, dalam hal ini yang menjadi responden adalah 80 Pengunjung
Masjid Agung Jawa Tengah. Responden tersebut untuk diambil data dari
kuesioner.
b. Informan
Lexy J. Moleong (2001: 90), menjelaskan bahwa: “ Informan adalah orang
yang dimanfaatkan untuk memberikan informasi tentang situasi dan kondisi
latar penelitian”. Dalam hal ini yang menjadi informan adalah Ir. Achmad
Fanani sebagai Arsitektur Masjid Agung Jawa Tengah.
2. Sumber Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh atau yang dikumpulkan oleh
orang yang melakukan penelitian dari sumber-sumber yang telah ada. Untuk
penelitian ini data sekundernya dari buku yang didapat dari Arsitektur Masjid
Agung Jawa Tengah, internet untuk mendapatkan data berupa peta lokasi Masjid
Agung Jawa Tengah, data jumlah pengunjung yang didapat dari Pengurus Masjid
Agung Jawa Tengah dan pangabadian gambar melalui kamera seperti pada saat
peneliti pengambilan data primer, bagian bangunan yang diteliti, dan gambar-
gambar lainnya yang mendukung dalam penelitian.
3.6 Metode Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini, untuk memperoleh data yang akan diteliti digunakan
alat pengumpul data sebagai berikut :
1. Kuesioner atau angket
35
35
Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk
memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya atau
hal-hal yang diketahui (Arikunto,1993:124). Metode ini digunakan untuk
memperoleh data mengenai ketertarikan pengunjung pada objek Masjid Agung
Jawa Tengah. Dalam penyusunan kuesioner ini, peneliti berusaha menggunakan
bahasa yang mudah dimengerti oleh responden. Peneliti berusaha membuat
pertanyaan dalam kuesioner dengan bahasa yang praktis karena seluruh responden
merupakan pengunjung Masjid Agung Jawa Tengah. Hal ini bertujuan agar
tanggapan dari responden tidak terjadi multi tafsir.
Dalam pengumpulan data digunakan angket karena angket mempunyai
kelebihan sebagai berikut:
1. Angket disebarkan kepada sejumlah responden secara serentak sehingga
lebih efisien.
2. Semua jawaban dapat dicatat secara lengkap.
3. Lebih menjamin keseragaman dalam penulisan kata-kata, isi, dan urutannya.
Langkah-langkah pelaksanaan metode angket adalah sebagai berikut:
1. Menjabarkan variabel bebas ke dalam indikator.
2. Menyusun kisi-kisi angket.
3. Menyusun butir-butir pertanyaan angket berdasarkan pertanyaan.
4. Melakukan uji coba.
5. Menghitung validitas dan reabilitas angket dari hasil uji coba.
6. Menentukan angket yang reliabel dan memilih butir pertanyaan angket yang
valid.
36
36
7. Menyebarkan angket untuk penelitian sebenarnya dan hasilnya dipakai
untuk data dari variabel tunggal mengenai faktor-faktor minat pengunjung
terhadap Menara Al-Husna dan Payung Hidrolik-Elektrik.
2. Interviu
Arikunto (2006:155) mendefinisikan interviu dengan wawancara adalah
sebuah dialog yang dilakukan pewawancara (interviewer) untuk memperoleh
informasi dari informan. Interviu yang dilakukan dengan interviu bebas di mana
pewawancara bebas menanyakan apa saja, tetapi juga mengingatkan akan data apa
yang akan dikumpulkan. Dalam pelaksanaanya pewawancara tidak berpedoman
secara terstruktur untuk apa yang akan ditanyakan. Wawancara ini untuk
memperoleh keterangan dengan melakukan tanya jawab secara bertatap muka
dengan informan yang mengetahui sumber daya sebagai atraksi wisata pada
Masjid Agung Jawa Tengah. Wawancara tersebut dilakukan dengan Sekertaris di
kepengurusan Masjid Agung Jawa Tengah pada tanggal 28 Juni 2013 dan dengan
Arsitektur Masjiid Agung Jawa Tengah pada tanggal 21 Desember 2013.
3. Observasi
Observasi dapat dilakukan melalui penglihatan, penciuman, pendengaran,
peraba, dan pengecap yang dilakukan secara pengamatan langsung (Arikunto,
2006:156). Cara observasi yang dilakukan observasi non-sistematis, yang
dilakukan oleh pengamat dengan tidak menggunakan instrumen pengamatan.
Observasi pada penelitian ini dilakukan dengan rekaman gambar (kaitannya
dengan Menara Al-Husna dan Payung Hidrolik-elektrik) dan pengamatan untuk
mengetahui jumlah pengunjung MAJT pada tanggal 28 dan 30 Juni 2013.
37
37
4. Dokumentasi
Dokumentasi asal dari kata dokumen, yang artinya barang-barang tertulis
atau dokumen (Arikunto,2006:158). Dalam penelitian ini, dokumentasi yang
dilakukan peneliti adalah dengan membaca dan mempelajari buku-buku yang
didapat dari Arsitektur Masjid Agung Jawa tengah, dan keterangan tertulis lainnya
yang relevan dengan penelitian.
.
3.7 Rencana dan Prosedur Penyusunan Instrumen
3.7.1 Rencana Penelitian
1. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah 80 Pengunjung Masjid Agung Jawa Tengah.
Subjek tersebut diambil pada Hari Jum‟at sejumlah 40 Pengunjung dan pada Hari
Minggu sejumlah 40 Pengunjung.
Pertimbangan mengambil subyek penelitian pada waktu tersebut ialah :
a. Saat Hari Jum‟at dimana pengunjung mulai berdatangan karena pada hari
tersebut akan diadakannya salat jum‟at dan pada saat itu Payung Hidrolik-
Elektrik dibuka.
b. Saat hari minggu dimana pengunjung membludak dikarenakan pada hari
libur.
c. Waktu penelitian dilakukan pada pukul 09.00-11.00 WIB dan pukul 13.00-
15.00 WIB (tanggal 20 dan 22 Desember 2013).
2. Tempat Penelitian
38
38
Dalam penelitian ini penulis mengambil lokasi di Masjid Agung Jawa
Tengah dikarenakan peneliti menganggap ada keindahan dan kemegahan dari
Menara Al-Husna dan Payung Hidrolik-Elektrik dan Masjid Agung Jawa Tengah
itu sendiri.
Peneliti membatasi area tempat yang diteliti oleh peneliti disekitar
Menara Al-Husna karena dan sekitar Payung Hidrolik-Elektrik yang kerap
dimanfaatkan pengunjung untuk berfoto dan tempat berlama-lama mendiami
tempat tersebut.
3. Waktu Penelitian
Penyebaran kuesioner bagi pengunjung mempertimbangkan masalah waktu.
Waktu yang akan dilakukan untuk penyebaran kuesioner yaitu pada Hari Jum‟at
dan Minggu pada pukul 09.00-11.00 WIB dan pukul 13.00-15.00 WIB, tanggal 20
dan 22 Desember 2013. Dengan beberapa pertimbangan dan alasan penulis
menentukan menggunakan waktu penelitian maksimal selama 1 bulan.
3.7.2 Prosedur Penyusunan Instrumen
Langkah-langkah yang ditempuh dalam pengadaan instrumen penelitian
melalui beberapa tahap. Menurut Arikunto (2006:166) prosedur yang ditempuh
adalah perencanaan, penulisan butir soal, penyuntingan, uji-coba, penganalisaan
hasil, dan mengadakan revisi. Sedangkan dalam penelitian ini, langkah-langkah
yang ditempuh oleh peneliti dalam pengadaan instrumen antara lain: membuat
kisi-kisi instrumen, lalu dikonsultasikan, hasil konsultasi direvisi jika perlu,
instrumen yang telah direvisi diuji-cobakan, kemudian revisi kedua dan instrumen
39
39
jadi yang siap disebarkan. Untuk lebih jelasnya, langkah-langkah yang ditempuh
oleh peneliti dapat dilihat pada bagan berikut:
Gambar 3.5 Bagan Prosedur Penyusunan Instrumen
Sumber : Arikunto (2006:166)
3.8 Metode Pengujian Instrumen
Pengujian data dilakukan untuk mengetahui apakah data penelitian yang
dikumpulkan valid dan reliabel. Untuk itu dilakukan uji validitas dan uji
realibilitas instrumen penelitian.
3.8.1 Validitas
Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang
diinginkan dan data dapat terungkap dari variabel yang diteliti secara tepat
(Arikunto, 2002 : 168). Untuk menguji validitas instrumen digunakan rumus
korelasi product moment dari pearson (Arikunto, 2002 : 168).
Keterangan rumus korelasi Product Moment :
rxy = Koefisien korelasi antara variabel (x) dan variabel (y)
2222xyr
kisi-kisi
pengembangan
instrumen penelitian
(1)
instrumen
(2)
revisi
(4)
uji coba
(3)
instrumen
jadi
(5)
40
40
N = Jumlah respnden
ƩX = Jumlah variabel (x)
ƩY= Jumlah variabel (y)
Harga r xy yang diperoleh dari perhitungan dikonsultasikan dengan harga r
pada tabel product moment dengan α = 5%. Soal dikatakan valid jika harga r xy >
harga r tabel maka item dikatakan valid.
3.8.2 Reliabilitas
Reliabilitas instrumen adalah menunjuk pada satu pengertian bahwa
instrumen mempunyai tingkat kepercayaan tinggi untuk digunakan sebagai alat
pengumpul data. Instrumen dikatakan reliabel bila data yang dihasilkan stabil atau
konstan (Arikunto, 2006 : 178).
Untuk menguji Reliabilitas angket penelitian, peneliti menggunakan teknik
analisa alpha. Untuk instrumen dapat diberi skor bukan 1 dan 0, uji coba dapat
dilakukan dengan „sekali tembak‟, yaitu diberi sekali saja. Kemudian hasilnya
dianalisis dengan rumus Alpha Cronbach, yaitu :
r 11 = 𝑘
𝑘−1 1−
𝛴𝜎𝑏2
𝜎𝑡2
Keterangan Rumus Alpha Cronbach :
r11 = Reliabilitas instrument
k = Banyaknya item
41
41
Ʃσ𝑏² = Jumlah varian skor item
σ𝑡² = Jumlah varian total
(Arikunto, 2006 : 196).
Harga r11 yang diperoleh dari perhitungan dikonsultasikan dengan harga r
pada tabel produk moment dengan α = 5%. Instrumen dikatakan realibel jika
harga r11 > harga rtabel.
3.9 Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik
deskriptif persentase digunakan untuk mengetahui gambaran atau keadaan minat
pengunjung terhadap Menara Al-Husna dan Payung Hidrolik-Elektrik, adapun
langkah-langkah yang ditempuh sebagai berikut:
1. Membuat tabel deskriptif persentase distribusi jawaban kuesioner responden.
2. Menentukan skor jawaban responden, dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Pilihan Sangat Setuju (SST) diberi skor = 5
b. Pilihan Setuju (S) diberi skor = 4
c. Pilihan Ragu-ragu (RR) diberi skor = 3
d. Pilihan Tidak Setuju (TS) diberi skor = 2
e. Pilihan Sangat Tidak Setuju (STS) diberi skor = 1
3. Menunjukan seluruh skor responden untuk setiap soal dari responden
4. Menghitung persentase skor dengan rumus:
42
42
%100 (%)skor Prosentase x
N
n
Keterangan:
n = Jumlah skor jawaban responden
N = Jumlah skor jawaban ideal
5. Mengumpulkan hasil perhitungan.
Adapun langkah-langkah yang ditempuh untuk menentukan kriteria
minat pengunjung Masjid Agung Jawa Tengah :
a. Menentukan skor maksimal yang diperoleh dari hasil perkalian antara skor
tertinggi, jumlah item, jumlah responden. Dengan demikian skor maksimal
minat pengunjung adalah sebagai berikut :
1. Tingkat Estetika = 5 x 3 x 80 = 1200
2. Tingkat Kejamakan = 5 x 1 x 80 = 400
3. Tingkat Kelangkaan = 5 x 1 x 80 = 400
4. Tingkat Keluarbiasaan = 5 x 1 x 80 = 400
5. Tingkat Sejarah = 5 x 1 x 80 = 400
6. Tingkat Landmark = 5 x 1 x 80 = 400
7. Tingkat Kualitas Fasilitas = 5 x 2 x 80 = 800
8. Tingkat Kualltas Pelayanan = 5 x 4 x 80 = 1600
b. Menetapkan presentase maksimal, yaitu 100%
c. Menetapkan presentase minimal. Presentase minimal diperoleh dari skor
minimal dibagi skor maksimal dikalikan 100%
Presentase minimal = 1/5 x 100% = 20%
43
43
d. Menetapkan rentangan persentase, yaitu diperoleh dari presentase maksimal
dikurangi persentase minimal. Dengan demikian maka rentangan persentase :
100% - 20% = 80%
e. Menetapkan interval kelas persentase, yaitu rentang persentase dibagi
kriteria. Dengan demikian interval kelas persentasenya adalah : interval kelas
persentase =(80%/5)x 100% = 16%
f. Menetapkan kriteria, yaitu sangat tidak setuju, tidak setuju, setuju, sangat
setuju.
Berdasarkan langkah-langkah diatas, diperoleh kriteria tingkat minat
pengunjung Masjid Agung Jawa Tengah (MAJT).
Tabel 3.3 Kriteria Tingkat Minat Pengunjung MAJT
Interval Persen Kriteria Kode
84% < Skor ≤ 100% Sangat Setuju SST
68% < Skor ≤ 84% Setuju ST
52% < Skor ≤ 68% Ragu-ragu RR
36% < Skor ≤ 52% Tidak Setuju TS
20% < Skor ≤ 36% Sangat Tidak Setuju STS
Sumber: Penulis, 2013
3.10 Langkah Penelitian
Langkah – langkah penelitian adalah sebagai berikut :
a. Sebelum melakukan kegiatan penelitian, terlebih dahulu menentukan
perumusan masalah. Masalah apa yang ada dan batasan permasalahan.
b. Pemilihan studi pustaka dan literatur tentang masjid dan pariwisata untuk
mengetahui minat pengunjung pada Masjid Agung Jawa Tengah.
44
44
c. Membuat instrumen penelitian yang akan dipakai untuk mendapatkan data –
data tentang minat pengunjung Masjid Agung Jawa Tengah.
d. Pelaksanaan pengambilan data
Pengambilan data primer dilaksanakan dengan cara pengamatan
menyebarkan kuesioner langsung dan wawancara kepada informan dengan
tujuan untuk mendapatkan data utama dalam penelitian.
Pengambilan data sekunder dapat diperoleh dari data-data sekunder
dari instansi yang terkait dan dokumen pendukung yang berkaitan dengan
penelitian yang dilakukan.
e. Pengolahan Data
Setelah semua data terpenuhi, dilakukan pengolahan data dengan
menggunakan program Microsoft Excel.
f. Kesimpulan dan Saran
Setelah dilakukan analisis data dan pemecahan masalah, maka ditarik
kesimpulan mengenai minat pengunjung Masjid Agung Jawa Tengah
terhadap Menara Al-Husna dan Payung Hidrolik-Elektrik.
45
45
3.11 Skema Penelitian
Gambar 3.6 Bagan Skema Penelitian
Sumber : Penulis, 2013
Latar Belakang
MAJT sebagai wisata
Permasalahan
Minat pengunjung Masjid Agung Jawa Tengah terhadap Menara
Al-Husna dan Payung Hidrolik-Elektrik
Tujuan Penelitian
Metode Penelitian :
Validitas
Realibilitas
Hasil dan Pembahasan
Kesimpulan dan Saran
Manfaat Penelitian Tinjauan Pustaka :
Masjid
Pariwisata
Minat Pengunjung
46
46
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini diuraikan hasil penelitian dan pembahasan yang diperoleh
dari penelitian yang telah dilakukan untuk mengetahui minat pengunjung terhadap
Menara Al-Husna dan Payung Hidrolik-Elektrik. Dalam mengetahui minat
pengunjung Masjid Agung Jawa Tengah penelitian didasarkan pada faktor-faktor
yang mempengaruhi perjalanan wisata. Parameter bangunan budaya kultural
diterapkan pada Menara Al-Husna dan Payung Hidrolik-Elektrik di Masjid Agung
Jawa Tengah.
4.1 Hasil Penelitian
Pada sub bab ini akan diuraikan hasil penelitian yang meliputi analisis
instrumen, dan hasil analisis data.
4.1.1 Jumlah Pengunjung
Jumlah pengunjung yang dimaksud adalah semua pengunjung Masjid
Agung Jawa Tengah. Hasil observasi terhadap jumlah pengunjung pada pukul
09.00-11.00 dan 13.00-15.00 (pada tanggal 28 dan 30 Juni 2013) berjumlah 799
orang.
4.1.2 Analisis Instrumen
Uji coba instrumen angket “MINAT PENGUNJUNG TERHADAP
MENARA AL-HUSNA DAN PAYUNG HIDROLIK-ELEKTRIK PADA
46
47
47
MASJID AGUNG JAWA TENGAH” dengan tujuan untuk mengetahui mutu
instrumen angket. Sebelum instrumen angket diberikan pada sampel, terlebih
dahulu diujikan pada pengunjung Masjid Agung Jawa Tengah yang menjadi
subjek penelitian. Pengunjung yang mengikuti uji coba sejumlah 20 orang (25%
dari jumlah sampel yang berjumlah 80 orang) sedangkan instrumen uji coba
terdiri dari 21 item berbentuk check list yang dimulai dari soal No.5.
Setelah data diperoleh dari angket uji coba selanjutnya dianalisis yang
meliputi :
1. Validitas Item Angket
Penentuan validitas angket minat pengunjung terhadap Menara Al-Husna
dan Payung Hidrolik-Elektrik Pada Masjid Agung Jawa Tengah diperoleh dengan
cara menghitung rxy tiap item. Hasil rxy dari hasil perhitungan didapatkan 0,574.
Hasil rxy tersebut dicek dengan rtabel dengan n = 20 dan α = 0,05 yang besarnya
adalah 0,444. Item dikatakan valid apabila rxy>rtabel dari perhitungan diperoleh
angket yang memenuhi kriteria valid sebanyak 21 item angket dari 21 item yaitu
5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 24, 25, 26.
Artinya bahwa semua pernyataan pada angket valid.
2. Analisis Reabilitas Angket
Untuk menghitung reliabilitas dalam penelitian ini dengan menggunakan
rumus Alpha Cronbach. Dari hasil perhitungan yang terdapat pada lampiran
dengan N = 20 dan α = 5 % diperoleh harga kritik r ( r tabel ) adalah 0,444. Hasil
dari analisis data instrumen di dapat harga 𝑟11 = 0,998. Dengan hasil harga 𝑟11
(0,998)> r tabel (0,444), maka instrumen tersebut reliabel.
48
48
3. Penentuan Instrumen Penelitian
Dengan memperhatikan validitas dan reliabilitas angket minat pengunjung
terhadap Menara Al-Husna dan Payung Hidrolik-Elektrik Pada Masjid Agung
Jawa Tengah, maka jumlah butir angket yang digunakan seluruhnya berjumlah 21
butir angket.
4.1.3 Hasil Analisis Data
Berdasarkan hasil perhitungan analisis distribusi frekuensi pada lampiran,
dapat dirangkum hasil penelitian sebagai berikut :
4.1.3.1 Minat (Faktor yang mempengaruhi perjalanan wisata)
Pengertian Minat menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1998 : 236)
adalah kecenderungan hati yang tinggi terhadap sesuatu, gairah dan keinginan.
Keinginan seseorang dalam mengunjungi suatu tempat dapat dilihat dari faktor
yang mempengaruhi perjalanan wisata. Faktor yang mempengaruhi perjalanan
wisata mempunyai indikator antara lain: (1) profil wisatawan; (2)pengetahuan
melakukan perjalanan; (3) karakteristik perjalanan; dan (4) sumber daya, dan
karakteristik tempat (wisata) yang meliputi kualitas fasilitas dan kualitas
pelayanan. Adapaun hasil data dari penelitian adalah sebagai berikut:
1. Profil Wisatawan
a. Kategori Karakteristik Sosial Ekonomi Eisatawan
1). Jenis Kelamin Wisatawan
Dari jumlah 80 responden diketahui jenis kelamin pengunjung
diperoleh hasil sebagai berikut: laki-laki sebanyak 53 responden (66%),
dan pengunjung jenis kelamin perempuan sebanyak 27 responden (34%).
49
49
Untuk lebih jelasnya berikut disajikan dalam diagram lingkaran
mengenai jenis kelamin pengunjung.
Gambar 4.1 Diagram Lingkaran Derdasarkan Jenis Kelamin
Pengunjung
Sumber : Data Penelitian, 2013
2). Umur Wisatawan
Dari jumlah 80 responden diketahui umur pengunjung diperoleh hasil
sebagai berikut: 15-24 tahun sebanyak 37 responden (46%), dan 25-49
tahun sebanyak 43 responden (54 %). Untuk lebih jelasnya berikut disajikan
dalam diagram lingkaran mengenai umur pengunjung.
Gambar 4.2 Diagram Lingkaran Berdasarkan Umur Pengunjung
Sumber : Data Penelitian, 2013
3). Pendidikan Terakhir Wisatawan
Dari jumlah responden 80 orang diketahui pendidikan terakhir
diperoleh hasil sebagai berikut: setara SMA sebanyak 31 orang (34%),
66%
34%
JENIS KELAMIN
Laki-laki
Perempuan
46%54%
UMUR
Umur 15-24 tahun
Umur 25-49 tahun
50
50
kuliah S1 sebanyak 33 orang (41%), dan kuliah S2 sebanyak 16 orang
(20%). Untuk lebih jelasnya berikut disajikan dalam diagram lingkaran
mengenai pendidikan terakhir pengunjung.
Gambar 4.3 Diagram Lingkaran Berdasarkan Pendidikan Pengunjung
Sumber : Data Penelitian, 2013
b. Kategori Karakteristik Tingkah Laku (behavioural Characteristic)
Suatu motivasi atau keinginan yang selalu timbul dari dorongan
suatu apa saja yang menimbulkan hal positif ini dapat dilakukan dari para
pelaku wisatawan. Berdasarkan dari hasil penelitian terhadap 80
responden dari tujuan orang mengunjungi MAJT diperoleh hasil sebagai
berikut: tujuannya untuk beribadah 19 orang (24%), rekreasi 56 orang
(70%), sekedar mampir 3 orang (4%), dan lainnya 2 orang (2%). Lainnya
tersebut 1 orang menjawab untuk beribadah sambil berekreasi dan 1
orang lagi menjawab untuk berolahraga sambil menikmati indahnya
Payung Hidrolik-Elektrik. Untuk lebih jelasnya berikut disajikan dalam
diagram lingkaran mengenai motivasi kunjungan.
39%
41%
20%
PENDIDIKAN
SMA
S1
S2
51
51
Gambar 4.4 Diagram Lingkaran Berdasarkan Tujuan Kunjungan
Pengunjung
Sumber : Data hasil penelitian, 2013
2. Pengetahuan untuk melakukan perjalanan
Pengetahuan untuk melakukan dimaksudkan agar orang sebelum
melakukan perjalanan dapat memprediksi apa yang nantinya didapatkan
ketika berkunjung ke suatu tempat dan dapat mempersiapkan hal yang
mendukung perjalanan tersebut. Berdasarkan hasil penelitian terhadap 80
responden dari mengetahui tentang MAJT diperoleh hasil sebagai berikut:
melalui iklan biro perjalanan sebanyak 33 orang (41%), melalui
masyarakat sebanyak 10 orang (13%), melalui media pemberitaan 28
orang (35%), dan melalui lainnya 9 orang (11%). Lainnya tersebut
diketahui berdasarkan mengetahui sendiri lokasi MAJT. Untuk lebih
jelasnya berikut disajikan dalam diagram lingkaran mengenai informasi
MAJT.
24%
70%
4% 2%
MOTIVASI KUNJUNGAN
Beribadah
Rekreasi
Sekedar mampir
Lainnya
52
52
Gambar 4.5 Diagram Lingkaran Berdasarkan Informasi MAJT
Sumber : Data hasil penelitian, 2013
3. Karakteristik Perjalanan
Karakteristik perjalanan digunakan adalah untuk mengetahui seseorang
pengunjung berdasarkan kota asal, biaya dalam berkunjung, transportasi
untuk mencapai tempat yang dikunjungi. Berikut ini adalah hasil
kuesioner pada sub indikator dari karakteristik perjalanan wisata yaitu:
a). Berdasarkan hasil penelitian dari jumlah responden 80 orang,
karakteristik perjalanan menuju MAJT diketahui pengunjung berasal
dari Kota Semarang 32 orang sedangkan dari luar Kota Semarang 48
orang. Sehingga komposisi yang dihasilkan asal pengunjung dari
Kota Semarang (40%) dan pengunjung luar Kota Semarang (60%).
Luar Kota Semarang tersebut berasal dari Kota Serang sebanyak 17
orang, berasal dari Kota Jepara sebanyak 4 orang, berasal dari Kota
Purworejo sebanyak 9 orang, dan 18 orang berasal dari Kota
Tangerang. Untuk lebih jelasnya berikut disajikan dalam diagram
lingkaran mengenai asal pengunjung.
41%
13%
35%
11%
INFORMASI MAJT
Iklan Biro Perjalanan
Masyarakat
Media Pemberitaan
Lainnya
53
53
Gambar 4.6 Diagram Lingkaran Berdasarkan Asal Pengunjung
Sumber : Data hasil penelitian, 2013
b). Berdasarkan hasil penelitian tentang biaya yang dikeluarkan dari
jumlah responden 80 orang, biaya yang dikeluarkan murah oleh 80
orang. Hal tersebut berarti 100% menjawab biaya yang dikeluarkan
untuk mengunjungi MAJT bernilai murah.
c). Transportasi yang digunakan untuk mencapai MAJT 42 orang
menggunakan bus pariwisata, 19 orang menggunakan kendaraan
pribadi, 6 orang menggunakan kendaraan umum, lainnya 13 orang.
Komposisi pengunjung menggunakan bus pariwisata (52%),
menggunakan kendaraan pribadi (25%), menggunakan kendaraan
umum (8%), lainnya (16%). Lainnya tersebut dimaksudkan
pengunjung datang dengan berjalan kaki. Untuk lebih jelasnya
berikut disajikan dalam diagram lingkaran mengenai transportasi
yang digunakan pengunjung.
40%
60%
ASAL PENGUNJUNG
Kota Semarang
Luar Kota Semarang
54
54
Gambar 4.7 Diagram Lingkaran Berdasarkan Transportasi Pengunjung
Sumber : Data hasil penelitian, 2013
4. Sumber Daya dan Karakteristik Daerah Tujuan Wisata
a). Sumber Daya Wisata
Sumber daya wisata merupakan salah satu bagian dari faktor yang
mempengaruhi perjalanan wisata. Pada sumber daya wisata ada yang disebut
dengan atraksi wisata. Berdasarkan hasil wawancara dengan Kepada
Sekertaris Masjid Agung Jawa Tengah Bapak Agus Fathudin Yusuf, mengenai
tempat di mana pengunjung banyak menghabiskan waktu berkunjungnya,
adalah sebagai berikut:
“Di sekitar Payung Hidrolik-Elektrik dan pada Menara Al-Husna.”
Berdasarkan hasil wawancara dengan Ir.achmad Fanani Arsitektrur
dari Masjid Agung Jawa tengah, mengenai mengapa dibuatnya Menara Al-
Husna dan Payung Hidrolik, adalah sebagai berikut:
“1. Karena menara pada masjid adalah untuk kelengkapan dari
sebuah masjid agung.
2. Untuk konsep bangunan Menara Al-Husna dirancang
berdasarkan dari tujuan Masjid Agung Jawa Tengah sebagai
objek wisata sehingga menara tersebut dibuat dengan tinggi 99
meter dan kental akan filosofi Islam.
52%24%
8%
16%
TRANSPORTASI
Bus Pariwisata
Kendaraan Pribadi
Kendaraan Umum
Lainnya
55
55
3. Karena saya terinspirasi dari Payung Hidrolik-Elektrik yang
ada di Masjid Nabawi dan tujuan dibuatnya agar MAJT dapat
menampung jumlah jamaah yang lebih banyak lagi.
4. Karena MAJT selain untuk tempat ibadah juga dijadikan objek
wisata sehingga saya ingat dan terinspirasi dari Payung
Hidrolik-Elektrik yang ada di Masjid Nabawi dan tujuan
dibuatnya agar MAJT dapat menampung jumlah jamaah yang
lebih banyak lagi dan bentuknya sangat langka yang akan dapat
perhatian lebih dari pengunjung (dianggap masyarakat hal
baru). Sama halnya dengan Menara Al-Husna, Payung
Hidrolik-Elektrik sebagai atraksi wisata.“
b). Karakteristik Daerah Tujuan
1). Kualitas Fasilitas Pada Masjid Agung Jawa Tengah
Berdasarkan hasil penelitian dari 80 responden terhadap kualitas
fasilitas MAJT dikatakan ragu-ragu. Dimana skor untuk hasil dari variabel
minat pada indikator kualitas fasilitas menunjukkan persentase sebanyak 65%.
Hal ini ditunjukkan oleh hasil skor sub indikator kualitas fasilitas sebagai
berikut :
Fasilitas umum yang disediakan pada MAJT lengkap (soal no.21)
diperoleh data sebagai berikut: 19 responden (24%) mengatakan sangat
setuju, 26 responden (33%) mengatakan setuju, 5 responden (6%)
mengatakan ragu-ragu, 23 responden (29%) mengatakan tidak setuju,
dan 7 responden (9%) mengatakan tidak setuju. Pada butir soal ini
diperoleh dengan jumlah skor sebanyak 267 dari skor maksimal
perbutir soal 400 menghasilkan persentase sebanyak 67% termasuk
pada kriteria ragu-ragu.
Fasilitas umum yang disediakan MAJT berfungsi dengan baik (soal
no.14) diperoleh data sebagai berikut: 9 responden (11%) mengatakan
56
56
sangat setuju, 31 responden (39%) mengatakan setuju, 13 responden
(16%) mengatakan ragu-ragu, 19 responden (24%) mengatakan tidak
setuju, dan 8 responden (10%) mengatakan sangat tidak setuju. Pada
butir soal ini diperoleh dengan jumlah skor 253 dari skor maksimal
perbutir soal 400 menghasilkan persentase sebesar 63% termasuk pada
kriteria ragu-ragu.
Untuk lebih jelasnya berikut disajikan dalam tabel dan diagram batang
mengenai variabel minat pengujung terhadap kualitas fasilitas MAJT.
Tabel 4.1 Distribusi Kualitas Fasilitas MAJT
Interval kelas
presentase
(kiteria)
Responden
Hasil (%) Rata-
rata
Hasil
Jumlah
(orang)
Persentase
(%)
21 22 21 22 21 22
100% ≥ persen > 84%
(Sangat setuju) 19 9 24
11
67 63 65%
84% ≥ persen > 68%
(Setuju) 26 31 33
39
68% ≥ persen > 52%
(Ragu-ragu) 5 13 6
16
52% ≥ persen > 36%
(Tidak setuju) 23 19 29
24
36% ≥ persen ≥ 20%
(Sangat tidak setuju) 7 8 9 10
Jumlah 80 80 100 100 Kriteria Ragu-
ragu
Sumber: Data Penelitian, 2013
57
57
Gambar 4.8 Diagram Batang Derdasarkan Kualitas Fasilitas MAJT
Sumber : Data hasil penelitian, 2013
2). Kualitas Pelayanan Pada Masjid Agung Jawa Tengah
Berdasarkan hasil penelitian dari 80 responden terhadap kualitas
pelayanan MAJT dikatakan ragu-ragu. Dimana skor untuk hasil dari variabel
minat pada indikator kualitas pelayanan menunjukkan persentase sebanyak
58%. Hal ini ditunjukkan oleh hasil skor sub indikator kualitas pelayanan
sebagai berikut :
Para pengelola atau staff MAJT sangat ramah pada pengunjung (soal
no.23) diperoleh data sebagai berikut: 2 responden (3%) mengatakan
sangat setuju, 17 responden (21%) mengatakan setuju, 15 responden
(19%) mengatakan ragu-ragu, 32 responden (40%) mengatakan tidak
setuju, dan 14 responden (18%) mengatakan tidak setuju. Pada butir
soal ini diperoleh dengan jumlah skor sebanyak 200 dari skor
67%
63%
61%
62%
63%
64%
65%
66%
67%
68%
Soal No.21 Soal No.22
Hasil Kualitas Fasilitas MAJT (%)
Rata-rata Hasil
65%
58
58
maksimal perbutir soal 400 menghasilkan persentase sebanyak 50%
termasuk pada kriteria tidak setuju.
Pelayanan dari semua staff yang anda rasakan sangat baik (soal no.24)
diperoleh data sebagai berikut: 2 responden (3%) mengatakan sangat
setuju, 11 responden (14%) mengatakan setuju, 35 responden (44%)
mengatakan ragu-ragu, 30 responden (38%) mengatakan tidak setuju,
dan 2 responden (3%) mengatakan sangat tidak setuju. Pada butir soal
ini diperoleh dengan jumlah skor 221 dari skor maksimal perbutir soal
400 menghasilkan persentase sebesar 55% termasuk pada kriteria ragu-
ragu.
Keamanan dan kenyamanan dalam berkunjung sangat baik (soal no.25)
diperoleh data sebagai berikut: 7 responden (9%) mengatakan sangat
setuju, 30 responden (38%) mengatakan setuju, 35 responden (44%)
mengatakan ragu-ragu, 6 responden (8%) mengatakan tidak setuju, dan
2 responden (3%) mengatakan tidak setuju. Pada butir soal ini
diperoleh dengan jumlah skor sebanyak 274 dari skor maksimal
perbutir soal 400 menghasilkan persentase sebanyak 69% termasuk
pada kriteria setuju.
Kebersihan lingkungan MAJT terjaga dengan baik (soal no.26)
diperoleh data sebagai berikut: 3 responden (4%) mengatakan sangat
setuju, 13 responden (16%) mengatakan setuju, 36 responden (45%)
mengatakan ragu-ragu, 27 responden (34%) mengatakan tidak setuju,
dan 1 responden (3%) mengatakan sangat tidak setuju. Pada butir soal
59
59
ini diperoleh dengan jumlah skor 230 dari skor maksimal perbutir soal
400 menghasilkan persentase sebesar 58% termasuk pada kriteria ragu-
ragu.
Untuk lebih jelasnya berikut ini disajikan dalam tabel dan diagram
batang mengenai variabel minat pengunjung terhadap kualitas fasilitas MAJT.
Tabel 4.2 Distribusi Kualitas Pelayanan MAJT
Interval kelas
presentase
(kiteria)
Responden
Hasil (%) Rata-
rata
Hasil
Jumlah
(orang) Persentase ( %)
23 24 25 26 23 24 25 26 23 24 25 26
100% ≥ persen > 84%
(Sangat setuju) 2 2 7 3 3 3 9 4
50 55
58%
84% ≥ persen > 68%
(Setuju) 17 11 30 13 21
14 38 16
68% ≥ persen > 52%
(Ragu-ragu) 15 35 35 36 19
44 44 45 69 58
52% ≥ persen > 36%
(Tidak setuju) 32 6 6 27 40
8 8 34
36% ≥ persen ≥ 20%
(Sangat tidak setuju) 41 2 2 1 18 3 3 3
Jumlah 80 80 80 80 100 100 100 100 Kriteria Ragu-
ragu
Sumber: Data Penelitian, 2013
Gambar 4.9 Diagram Batang Berdasarkan Kualitas Pelayanan MAJT
Sumber : Data hasil penelitian, 2013
50%55%
69%
58%
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
80%
Soal No.23 Soal No.24 Soal No.25 Soal No.26
Hasil Kualitas Pelayanan MAJT (%)
58%
Rata-rataHasil
60
60
4.1.3.2 Menara Al-Husna
1. Estetika Bangunan
Berdasarkan hasil penelitian dari 80 responden terhadap estetika
bangunan dari Menara Al-Husna dikatakan setuju. Dimana skor untuk hasil dari
variabel minat pengunjung terhadap kemenarikan Menara Al-Husna menunjukkan
persentase sebanyak 71%. Hal ini ditunjukkan oleh hasil skor sub indikator
estetika sebagai berikut :
Bentuk Menara Al-Husna yang sesuai fungsinya (soal no.5) diperoleh
data sebagai berikut: 15 responden (19%) mengatakan sangat setuju, 31
responden (39%) mengatakan setuju, 28 responden (35%) mengatakan
ragu-ragu, dan 6 responden (7%) mengatakan tidak setuju. Pada butir soal
ini diperoleh dengan jumlah skor sebanyak 295 dari skor maksimal
perbutir soal 400 menghasilkan persentase sebanyak 74% termasuk pada
kriteria setuju.
Struktur Menara Al-Husna menonjolkan nilai keindahan (soal no.6)
diperoleh data sebagai berikut: 3 responden (4%) mengatakan sangat
setuju, 39 responden (49%) mengatakan setuju, 27 responden (34%)
mengatakan ragu-ragu, 10 responden (13%) mengatakan tidak setuju, dan
1 responden (1%) mengatakan sangat tidak setuju. Pada butir soal ini
diperoleh dengan jumlah skor 273 dari skor maksimal perbutir soal 400
menghasilkan persentase sebesar 68% termasuk pada kriteria setuju.
Ornamen (Hiasan) pada Menara Al-Husna sangat menonjolkan ciri khas
gaya arsitektur Islam (soal no.7) diperoleh data sebagai berikut: 11
61
61
responden (14%) mengatakan sangat setuju, 29 responden (36%)
mengatakan setuju, 33 responden (41%) mengatakan ragu-ragu, 6
responden (8%) mengatakan tidak setuju, dan 1 responden (1%)
mengatakan sangat tidak setuju. Pada butir soal ini diperoleh dengan
jumlah skor 283 dari skor maksimal perbutir soal 400 menghasilkan
persentase sebesar 71% termasuk pada kriteria setuju.
Untuk lebih jelasnya berikut disajikan dalam tabel dan diagram batang
mengenai minat pengunjung dengan indikator kemenarikan terhadap estetika pada
Menara Al-Husna.
Tabel 4.3 Distribusi Estetika Bangunan Menara Al-Husna
Interval kelas
presentase
(kiteria)
Responden
Hasil (%) Rata-
rata
Hasil
Jumlah
(orang) Persentase ( %)
5 6 7 5 6 7 5 6 7
100% ≥ persen > 84%
(Sangat setuju) 15 3 11 19 4 14
74 68 71 71%
84% ≥ persen > 68%
(Setuju) 31 39 29 39 49 36
68% ≥ persen > 52%
(Ragu-ragu) 28 27 33 35 34 41
52% ≥ persen > 36%
(Tidak setuju) 6 10 6 7 13 8
36% ≥ persen ≥ 20%
(Sangat tidak setuju) 0 1 1 0 1 1
Jumlah 80 80 80 100 100 100 Kriteria Setuju
Sumber: Data Penelitian, 2013
62
62
Gambar 4.10 Diagram Batang Berdasarkan Estetika Menara Al-Husna
Sumber : Data hasil penelitian, 2013
2. Kejamakan Bangunan
Berdasarkan hasil penelitian dari 80 responden terhadap kejamakan
bangunan dari Menara Al-Husna diperoleh data berikut: 6 responden (8%)
menjawab sangat setuju, 21 responden (26%) menjawab setuju, 40 responden
(50%) menjawab ragu-ragu, 10 responden (13%) menjawab tidak setuju, dan 3
responden (4%) menjawab sangat tidak setuju. Sehingga analisis distribusi
frekuensi persentase dari pernyataan bahwa Menara Al-Husna merupakan
perwakilan tipe dari menara pada masjid agung sebesar 63%. Persentase
tersebut didapat dari jumlah skor 253 dari skor maksimal perbutir soal 400
menghasilkan persentase sebesar 63% bila dikonsultasikan dengan tabel
kriteria kejamakan bangunan pada kriteria ragu-ragu.
74%
68%
71%
64%
65%
66%
67%
68%
69%
70%
71%
72%
73%
74%
75%
Soal No.5 Soal No.6 Soal No.7
Hasil Estetika Menara Al-Husna (%)
71%
Rata-rata Hasil
63
63
Untuk lebih jelasnya berikut disajikan dalam tabel dan diagram batang
mengenai minat pengunjung dengan indikator kemenarikan terhadap
kejamakan pada Menara Al-Husna.
Tabel 4.4 Distribusi Kejamakan Bangunan Pada Menara Al-Husna
Interval kelas presentase
(kriteria)
Jumlah
(orang) Persentase ( %) RATA-RATA
100% ≥ persen > 84%
(Sangat setuju) 6 8%
63%
84% ≥ persen > 68%
(Setuju) 21 26%
68% ≥ persen > 52%
(Ragu-ragu) 40 50%
52% ≥ persen > 36%
(Tidak setuju) 10 13%
36% ≥ persen ≥ 20%
(Sangat tidak setuju) 3 4%
Jumlah 80 100% Ragu-ragu
Sumber: Data Penelitian, 2013
Gambar 4.11 Diagram Batang Kejamakan Bangunan Pada Menara Al-
Husna
Sumber: Data Penelitian, 2013
8%
26%
50%
13%
4%
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
Sangat setuju Setuju Ragu-ragu Tidak setuju Sangat tidak setuju
64
64
3. Keluarbiasaan Bangunan
Berdasarkan hasil penelitian dari 80 responden terhadap keluarbiasaan
bangunan dari Menara Al-Husna diperoleh data berikut: 5 responden (6%)
menjawab sangat setuju, 39 responden (49%) menjawab setuju, 25 responden
(31%) menjawab ragu-ragu, 8 responden (10%) menjawab tidak setuju, dan 3
responden (4%) menjawab sangat tidak setuju. Sehingga analisis distribusi
frekuensi persentase dari pernyataan bahwa Menara Al-Husna bangunan
paling menonjol, besar dan tinggi dari masjid Agung Jawa Tengah sebesar
69%. Persentase tersebut didapat dari jumlah skor 275 dari skor maksimal
perbutir soal 400 menghasilkan persentase sebesar bila dikonsultasikan
dengan tabel kriteria keluarbiasaan bangunan pada kriteria setuju.
Untuk lebih jelasnya berikut disajikan dalam tabel dan diagram batang
mengenai minat pengunjung dengan indikator kemenarikan terhadap
keluarbiasaan pada Menara Al-Husna.
Tabel 4.5 Distribusi Keluarbiasaan Bangunan Pada Menara Al-Husna
Interval kelas presentase
(kriteria)
Jumlah
(orang) Persentase ( %) Rata-rata
100% ≥ persen > 84%
(Sangat setuju) 5 6%
69%
84% ≥ persen > 68%
(Setuju) 39 49%
68% ≥ persen > 52%
(Ragu-ragu) 25 31%
52% ≥ persen > 36%
(Tidak setuju) 8 10%
36% ≥ persen ≥ 20%
(Sangat tidak setuju) 3 4%
Jumlah 80 100% Setuju
Sumber: Data Penelitian, 2013
65
65
Gambar 4.12 Diagram Batang Keluarbiasaan Bangunan Pada Menara Al-
Husna
Sumber: Data Penelitian, 2013
4. Sejarah Bangunan
Berdasarkan hasil penelitian dari 80 responden terhadap sejarah
bangunan dari Menara Al-Husna diperoleh data berikut: 18 responden (23%)
menjawab sangat setuju, 24 responden (30%) menjawab setuju, 21 responden
(26%) menjawab ragu-ragu, 15 responden (19%) menjawab tidak setuju, dan 2
responden (3%) menjawab sangat tidak setuju. Sehingga analisis distribusi
frekuensi persentase dari pernyataan bahwa Menara Al-Husna sangat kental
dengan filosofi Islam sebesar 70%. Persentase tersebut didapat dari jumlah
skor 280 dari skor maksimal perbutir soal 400 menghasilkan persentase
sebesar bila dikonsultasikan dengan tabel kriteria sejarah bangunan pada
kriteria setuju.
6%
49%
31%
10%
4%
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
Sangat setuju Setuju Ragu-ragu Tidak setuju Sangat tidak setuju
66
66
Untuk lebih jelasnya berikut disajikan dalam tabel dan diagram batang
mengenai minat pengunjung dengan indikator kemenarikan terhadap sejarah
pada Menara Al-Husna.
Tabel 4.6 Distribusi Sejarah Bangunan Pada Menara Al-Husna
Interval kelas presentase
(kriteria)
Jumlah
(orang) Persentase ( %) Rata-rata
100% ≥ persen > 84%
(Sangat setuju) 18 23%
70%
84% ≥ persen > 68%
(Setuju) 24 30%
68% ≥ persen > 52%
(Ragu-ragu) 21 26%
52% ≥ persen > 36%
(Tidak setuju) 15 19%
36% ≥ persen ≥ 20%
(Sangat tidak setuju) 2 3%
Jumlah 80 100% Setuju
Sumber: Data Penelitian, 2013
Gambar 4.13 Diagram Batang Sejarah Bangunan Pada Menara Al-Husna
Sumber: Data Penelitian, 2013
23%
30%
26%
19%
3%
0%
5%
10%
15%
20%
25%
30%
35%
Sangat setuju Setuju Ragu-ragu Tidak setuju Sangat tidak setuju
67
67
5. Landmark Bangunan
Berdasarkan hasil penelitian dari 80 responden terhadap landmark
bangunan dari Menara Al-Husna diperoleh data berikut: 21 responden (26%)
menjawab sangat setuju, 26 responden (33%) menjawab setuju, 22 responden
(28%) menjawab ragu-ragu,6 responden (8%) menjawab tidak setuju, dan 5
responden (6%) menjawab sangat tidak setuju. Sehingga analisis distribusi
frekuensi persentase dari pernyataan bahwa Menara Al-Husna menjadikan
bangunan penanda wilayah sebesar 72%. Persentase tersebut didapat dari
jumlah skor 287 dari skor maksimal perbutir soal 400 menghasilkan
persentase sebesar bila dikonsultasikan dengan tabel kriteria landmark
bangunan pada kriteria setuju.
Untuk lebih jelasnya berikut disajikan dalam tabel dan diagram batang
mengenai minat pengunjung dengan indikator kemenarikan terhadap landmark
pada Menara Al-Husna.
Tabel 4.7 Distribusi Landmark Bangunan Pada Menara Al-Husna
Interval kelas presentase
(kriteria)
Jumlah
(orang) Persentase ( %) Rata-rata
100% ≥ persen > 84%
(Sangat setuju) 21 26%
72%
84% ≥ persen > 68%
(Setuju) 26 33%
68% ≥ persen > 52%
(Ragu-ragu) 22 28%
52% ≥ persen > 36%
(Tidak setuju) 6 8%
36% ≥ persen ≥ 20%
(Sangat tidak setuju) 5 6%
Jumlah 80 100% Setuju
Sumber: Data Penelitian, 2013
68
68
Gambar 4.14 Diagram Batang Landmark Bangunan Pada Menara Al-Husna
Sumber: Data Penelitian, 2013
Berdasarkan kuesioner variabel minat terhadap kemenarikan Menara Al-
Husna secara keseluruhan dirangkum pada tabel persentase penilaian berikut ini:
Tabel 4.8 Presentase Kemenarikan Pada Menara Al-Husna
Variabel Indikator Sub Indikator Persentase
(%)
Rata-rata
Persentase
Minat
Pengunjung
Kemenarikan
Menara Al-
Husna
Estetika 71%
69%
(Setuju)
Kejamakan 63%
Keluarbiasaan 69%
Sejarah 70%
Landmark 72%
Sumber : Analisis Penelitian, 2013
4.1.3.3 Payung Hidrolik-Elektrik
1. Estetika Bangunan
Berdasarkan hasil penelitian dari 80 responden terhadap estetika
bangunan dari Payung Hidrolik-Elektrik dikatakan setuju. Dimana skor untuk
26%
33%
28%
8%6%
0%
5%
10%
15%
20%
25%
30%
35%
Sangat setuju Setuju Ragu-ragu Tidak setuju Sangat tidak setuju
69
69
hasil dari variabel Payung Hidrolik-Elektrik menunjukkan persentase sebanyak
74%. Hal ini ditunjukkan oleh hasil skor sub indikator sebagai berikut :
Bentuk Payung Hidrolik-Elektrik yang sesuai fungsinya (soal no.13)
diperoleh data sebagai berikut: 17 responden (21%) mengatakan sangat
setuju, 33 responden (41%) mengatakan setuju, 8 responden (10%)
mengatakan ragu-ragu, 12 responden (15%) mengatakan tidak setuju, dan
10 responden (13%) mengatakan tidak setuju. Pada butir soal ini diperoleh
dengan jumlah skor sebanyak 275 dari skor maksimal perbutir soal 400
menghasilkan persentase sebanyak 69% termasuk pada kriteria setuju.
Struktur Payung Hidrolik-Elektrik menonjolkan nilai keindahan (soal
no.14) diperoleh data sebagai berikut: 21 responden (26%) mengatakan
sangat setuju, 37 responden (46%) mengatakan setuju, 13 responden
(16%) mengatakan ragu-ragu, 6 responden (8%) mengatakan tidak setuju,
dan 3 responden (4%) mengatakan sangat tidak setuju. Pada butir soal ini
diperoleh dengan jumlah skor 307 dari skor maksimal perbutir soal 400
menghasilkan persentase sebesar 77% termasuk pada kriteria setuju.
Ornamen (Hiasan) pada Payung Hidrolik-Elektrik sangat menonjolkan ciri
khas gaya arsitektur Islam (soal no.15) diperoleh data sebagai berikut: 18
responden (23%) mengatakan sangat setuju, 35 responden (44%)
mengatakan setuju, 17 responden (21%) mengatakan ragu-ragu, dan 10
responden (13%) mengatakan tidak setuju. Pada butir soal ini diperoleh
dengan jumlah skor 301 dari skor maksimal perbutir soal 400
menghasilkan persentase sebesar 75% termasuk pada kriteria setuju.
70
70
Untuk lebih jelasnya berikut disajikan dalam tabel, dan diagram batang
mengenai variabel minat pengunjung terhadap kemenarikan Payung Hidrolik-
Elektrik pada sub indikator estetika Payung Hidrolik-Elektrik.
Tabel 4.9 Distribusi Estetika Bangunan Payung Hidrolik-Elektrik
Interval kelas
presentase
(kiteria)
Responden
Hasil (%) Rata-
rata
Hasil
Jumlah
(orang) Persentase ( %)
13 14 15 13 14 15 13 14 15
100% ≥ persen > 84%
(Sangat setuju) 17 21 18 21
26 23
69 77 75 74%
84% ≥ persen > 68%
(Setuju) 33 37 35 41
46 44
68% ≥ persen > 52%
(Ragu-ragu) 8 13 17 10
16 21
52% ≥ persen > 36%
(Tidak setuju) 12 6 10 15
8 13
36% ≥ persen ≥ 20%
(Sangat tidak setuju) 10 3 0 13 4 0
Jumlah 80 80 80 100 100 100 Kriteria Setuju
Sumber: Data Penelitian, 2013
Gambar 4.15 Diagram Batang Estetika Pada Payung Hidrolik-Elektrik
Sumber: Data Penelitian, 2013
69%
77%
75%
64%
66%
68%
70%
72%
74%
76%
78%
Soal No.13 Soal No.14 Soal No.15
Hasil Estetika Payung Hidrolik-Elektrik (%)
Rata-rata Hasil
74%
71
71
2. Kejamakan Bangunan
Berdasarkan hasil penelitian dari 80 responden terhadap kejamakan
bangunan dari Payung Hidrolik-Elektrik diperoleh data berikut: 3 responden
(4%) menjawab sangat setuju, 19 responden (24%) menjawab setuju, 46
responden (58%) menjawab ragu-ragu, 9 responden (11%) menjawab tidak
setuju, dan 3 responden (4%) menjawab sangat tidak setuju. Sehingga analisis
distribusi frekuensi persentase dari pernyataan bahwa Payung Hidrolik-
Elektrik merupakan perwakilan tipe dari Payung Hidrolik-Elektrik yang
berada di Masjid Nabawi sebesar 62%. Persentase tersebut didapat dari jumlah
skor 248 dari skor maksimal perbutir soal 400 menghasilkan persentase
sebesar bila dikonsultasikan dengan tabel kriteria kejamakan bangunan pada
kriteria ragu-ragu.
Untuk lebih jelasnya berikut disajikan dalam tabel dan diagram batang
mengenai variabel minat pengunjung terhadap kemenarikan Payung Hidrolik-
Elektrik pada sub indikator kejamakan Payung Hidrolik-Elektrik.
Tabel 4.10 Distribusi Kejamakan Bangunan Pada Payung Hidrolik-
Elektrik
Interval kelas presentase
(kriteria)
Jumlah
(orang) Persentase ( %) Rata-rata
100% ≥ persen > 84%
(Sangat setuju) 3 4%
62%
84% ≥ persen > 68%
(Setuju) 19 24%
68% ≥ persen > 52%
(Ragu-ragu) 46 58%
52% ≥ persen > 36%
(Tidak setuju) 9 11%
36% ≥ persen ≥ 20%
(Sangat tidak setuju) 3 4%
Jumlah 80 100% Ragu-ragu
Sumber: Data Penelitian, 2013
72
72
Gambar 4.16 Diagram Batang Kejamakan Bangunan Pada Payung Hidrolik-
Elektrik
Sumber: Data Penelitian, 2013
3. Keluarbiasaan Bangunan
Berdasarkan hasil penelitian dari 80 responden terhadap keluarbiasaan
bangunan dari Payung Hidrolik-Elektrik diperoleh data berikut: 30 responden
(38%) menjawab sangat setuju, 33 responden (41%) menjawab setuju, 9
responden (11%) menjawab ragu-ragu, 6 responden (8%) menjawab tidak
setuju, dan 2 responden (3%) menjawab sangat tidak setuju. Sehingga analisis
distribusi frekuensi persentase dari pernyataan bahwa Payung Hidrolik-
Elektrik bangunan paling menonjol, besar dan tinggi dari masjid Agung Jawa
Tengah sebesar 81%. Persentase tersebut didapat dari jumlah skor 323 dari
skor maksimal perbutir soal 400 menghasilkan persentase sebesar bila
dikonsultasikan dengan tabel kriteria keluarbiasaan bangunan pada kriteria
sangat setuju.
4%
24%
58%
11%
4%
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
Sangat setuju Setuju Ragu-ragu Tidak setuju Sangat tidak setuju
73
73
Untuk lebih jelasnya berikut disajikan dalam tabel dan diagram batang
mengenai variabel minat pengunjung terhadap kemenarikan Payung Hidrolik-
Elektrik pada sub indikator keluarbiasaan Payung Hidrolik-Elektrik.
Tabel 4.11 Distribusi Keluarbiasaan Bangunan Pada Payung Hidrolik-
Elektrik
Interval kelas presentase
(kriteria)
Jumlah
(orang) Persentase ( %) Rata-rata
100% ≥ persen > 84%
(Sangat setuju) 30 38%
81%
84% ≥ persen > 68%
(Setuju) 33 41%
68% ≥ persen > 52%
(Ragu-ragu) 9 11%
52% ≥ persen > 36%
(Tidak setuju) 6 8%
36% ≥ persen ≥ 20%
(Sangat tidak setuju) 2 3%
Jumlah 80 100% Sangat Setuju
Sumber: Data Penelitian, 2013
Gambar 4.17 Diagram Batang Keluarbiasaan Bangunan Pada Payung
Hidrolik-Elektrik
Sumber: Data Penelitian, 2013
38%41%
11%8%
3%
0%
5%
10%
15%
20%
25%
30%
35%
40%
45%
Sangat setuju Setuju Ragu-ragu Tidak setuju Sangat tidak setuju
74
74
4. Sejarah Bangunan
Berdasarkan hasil penelitian dari 80 responden terhadap sejarah
bangunan dari Payung Hidrolik-Elektrik diperoleh data berikut: 1 responden
(1%) menjawab sangat setuju, 24 responden (30%) menjawab setuju, 43
responden (54%) menjawab ragu-ragu, 11 responden (14%) menjawab tidak
setuju, dan 1 responden (1%) menjawab sangat tidak setuju. Sehingga analisis
distribusi frekuensi persentase dari pernyataan bahwa Payung Hidrolik-
Elektrik sangat kental dengan filosofi Islam sebesar 63%. Persentase tersebut
didapat dari jumlah skor 252 dari skor maksimal perbutir soal 400
menghasilkan persentase sebesar bila dikonsultasikan dengan tabel kriteria
sejarah bangunan pada kriteria ragu-ragu.
Untuk lebih jelasnya berikut disajikan dalam tabel dan diagram batang
mengenai variabel minat pengunjung terhadap kemenarikan Payung Hidrolik-
Elektrik pada sub indikator sejarah Payung Hidrolik-Elektrik.
Tabel 4.12 Distribusi Sejarah Bangunan Pada Payung Hidrolik-
Elektrik
Interval kelas presentase
(kriteria)
Jumlah
(orang) Persentase ( %) Rata-rata
100% ≥ persen > 84%
(Sangat setuju) 1 1%
63%
84% ≥ persen > 68%
(Setuju) 24 30%
68% ≥ persen > 52%
(Ragu-ragu) 43 54%
52% ≥ persen > 36%
(Tidak setuju) 11 14%
36% ≥ persen ≥ 20%
(Sangat tidak setuju) 1 1%
Jumlah 80 100% Ragu-ragu
Sumber: Data Penelitian, 2013
75
75
Gambar 4.18 Diagram Batang Sejarah Bangunan Pada Payung Hidrolik-
Elektrik
Sumber: Data Penelitian, 2013
5. Landmark Bangunan
Berdasarkan hasil penelitian dari 80 responden terhadap landmark
bangunan dari Payung Hidrolik-Elektrik diperoleh data berikut: 28 responden
(35%) menjawab sangat setuju, 32 responden (40%) menjawab setuju, 1
responden (1%) menjawab ragu-ragu, 13 responden (16%) menjawab tidak
setuju, dan 6 responden (8%) menjawab sangat tidak setuju. Sehingga analisis
distribusi frekuensi persentase dari pernyataan bahwa Payung Hidrolik-
Elektrik menjadikan bangunan penanda wilayah sebesar 76%. Persentase
tersebut didapat dari jumlah skor 305 dari skor maksimal perbutir soal 400
menghasilkan persentase sebesar bila dikonsultasikan dengan tabel kriteria
landmark bangunan pada kriteria setuju.
1%
30%
54%
14%
1%
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
Sangat setuju Setuju Ragu-ragu Tidak setuju Sangat tidak setuju
76
76
Untuk lebih jelasnya berikut disajikan dalam tabel dan diagram batang
mengenai variabel minat pengunjung terhadap kemenarikan Payung Hidrolik-
Elektrik pada sub indikator landmark Payung Hidrolik-Elektrik.
Tabel 4.13 Distribusi Landmark Bangunan Pada Payung Hidrolik-
Elektrik
Interval kelas presentase
(kriteria)
Jumlah
(orang) Persentase ( %) Rata-rata
100% ≥ persen > 84%
(Sangat setuju) 28 35%
76%
84% ≥ persen > 68%
(Setuju) 32 40%
68% ≥ persen > 52%
(Ragu-ragu) 1 1%
52% ≥ persen > 36%
(Tidak setuju) 13 16%
36% ≥ persen ≥ 20%
(Sangat tidak setuju) 6 8%
Jumlah 80 100% Setuju
Sumber: Data Penelitian, 2013
Gambar 4.19 Diagram Batang Landmark Bangunan Pada Payung Hidrolik-
Elektrik
Sumber: Data Penelitian, 2013
35%
40%
1%
16%
8%
0%
5%
10%
15%
20%
25%
30%
35%
40%
45%
Sangat setuju Setuju Ragu-ragu Tidak setuju Sangat tidak setuju
77
77
Berdasarkan kuesioner dari variabel minat pengunjung terhadap
kemenarikan Payung Hidrolik-Elektrik secara keseluruhan dirangkum pada tabel
persentase penilaian berikut ini:
Tabel 4.14 Presentase Kemenarikan Pada Payung Hidrolik- Elektrik
Variabel Indikator Sub Indikator Persentase
(%)
Rata-rata
Persentase
Minat
Pengunjung
Kemenarikan
Payung
Hidrolik-
Elektrik
Estetika 74%
71%
(Setuju)
Kejamakan 62%
Keluarbiasaan 81%
Sejarah 63%
Landmark 76%
Sumber : Analisis Penelitian, 2013
4.1.3.4 Parameter Bangunan Kultural Menara Al-Husna dan Payung
Hidrolik-Elektrik
Berdasarkan kuesioner minat pengunjung terhadap Menara Al-Husna
dan Payung Hidrolik-Elektrik secara keseluruhan dirangkum pada tabel persentase
berdasarkan indikator kemenarikan bangunan kultural berikut ini:
Tabel 4.15 Persentase Kemenarikan Menara Al-Husna dan Payung
Hidrolik- Elektrik
Variabel Indikator Persentase
(%)
Rata-rata
Persentase
Minat pengunjung Kemenarikan
Menara Al-
Husna
69%
(Setuju)
70%
(Setuju) Kemenarikan
Payung
Hidrolik-
Elektrik
71%
(Setuju)
Sumber : Analisis Penelitian, 2013
78
78
4.2 Pembahasaan Hasil Penelitian
Masjid merupakan tempat yang dijadikan dan ditentukan untuk tempat
manusia mengerjakan salat jamaah. Selain digunakan sebagai aktivitas ibadah
umat Islam, masjid juga digunakan aktivitas sosial, dan kegiatan umum. Masjid
juga menjadi salah satu objek yang mempunyai daya tarik wisata. Masjid
dikategorikan dalam wisata religi. Wisata religi masuk pada bagian dari
pariwisata.
Menurut Foster (1985:5), minat perjalanan wisata pengunjung dilihat
berdasarkan atas: (1) profil wisatawan (pengunjung), (2) pengetahuan untuk
melakukan kegiatan, (3) karakteristik perjalanan, dan (4) sumber daya dan
karakteristik daerah tujuan. Keempat faktor tersebut membentuk citra dari suatu
kawasan wisata perlu adanya suatu produk wisata yang dapat mempengaruhi
perjalanan seorang wisatawan. Produk tersebut dirumuskan dengan menampilkan
objek yang menarik dan sarana yang mendukung sehingga mempunyai nilai
kompetisi.
Pada penelitian ini dilakukan untuk mengetahui minat pengunjung
terhadap Menara Al-Husna dan Payung Hidrolik-Elektrik digunakan beberapa
parameter dari teori menurut Catanese (dalam Pontoh, 1992 : 32 ), kriteria pada
bangunan yang memiliki makna kultural terdiri atas: (1) kriteria estetika atau
keindahan, (2) kriteria kejamakan (typical), (3) kriteria keluarbiasaan
(superlative), (4) kriteria peran sejarah (historical role), dan (5) kriteria
memperkuat kawasan (landmark).
Berikut adalah pembahasan hasil dari penelitian:
79
79
4.2.1 Minat (Faktor yang mempengaruhi perjalanan wisata)
Sumadi Suryobroto (1988:109) mendefinisikan minat sebagai
kecenderungan dalam diri individu untuk tertarik pada suatu objek atau
menyenangi suatu obyek. Timbulnya minat terhadap suatu obyek ini ditandai
dengan adanya rasa senang atau tertarik terhadap sesuatu yang memiliki daya
tarik.
1. Profil Wisatawan
Profil wisatawan merupakan latar belakang dari seseorang yang akan
berkunjung ke obyek wisata. Menurut Foster (1985:5), profil wisatawan
dikelompokkan menjadi: (1) kategori karakteristik sosial ekonomi wisatawan
yang meliputi jenis kelamin, umur, dan pendidikan; (2) kategori karakteristik
tingkah laku (behavioural Characteristic) yang diketahui dari motivasi wisatawan
dalam berkunjung. Berikut ini adalah hasil kuesioner pada indikator profil
wisatawan yaitu:
a. Berdasarkan karakteristik sosial ekonomi wisatawan (Sosio-economic
characteristic) yang meliputi jenis kelamin, umur, dan pendidikan.
1) Jenis Kelamin
Dari jumlah 80 responden diketahui jenis kelamin pengunjung
diperoleh hasil sebagai berikut: laki-laki sebanyak 53 responden (66%),
dan pengunjung jenis kelamin perempuan sebanyak 27 responden (34%).
Jenis kelamin laki-laki lebih dominan daripada perempuan. Hal itu
dikarenakan ketika pengambilan data pada Hari Jum‟at yang merupakan
80
80
hari bagi mayoritas laki-laki Umat Islam melaksanakan Ibadah Sholat
Jum‟at di Masjid.
2) Umur
Dalam Data Statistik Indonesia, umur produktif yaitu umur (15 - 49
tahun). Dari jumlah 80 responden diketahui umur pengunjung diperoleh
hasil sebagai berikut: 15-24 tahun sebanyak 37 responden (46%), dan 25-
49 tahun sebanyak 43 responden (54 %). Diketahui umur pengunjung
didominasi umur (25 - 49 tahun) sebanyak 54%. Hal tersebut sesuai
dengan statistik umur produktif dalam melakukan perjalanan wisata.
3) Pendidikan
Dari jumlah 80 responden diketahui pendidikan terakhir diperoleh
hasil sebagai berikut: setara SMA sebanyak 31 responden (34%), kuliah
S1 sebanyak 33 responden (41%), dan kuliah S2 sebanyak 16 responden
(20%). Pendidikan terakhir responden didominasi oleh pendidikan terakhir
setara S1 sebanyak 41%. Hal itu dikarenakan tempat yang menjadi objek
penelitian adalah tempat umum yang kental dengan perkembangan
arsitektur.
2. Pengetahuan Melakukan Perjalanan
Sebelum seseorang atau para wisatawan melakukan perjalanan ke
suatu tempat dan tinggal di suatu tempat yang dituju, maka orang atau para
wisatawan tersebut harus membuat rencana perjalanan. Berdasarkan hasil 80
responden diketahui paling banyak mengetahui MAJT melalui iklan biro
perjalanan sebanyak 41%. Hal itu dikarenakan banyaknya pengunjung yang
81
81
menggunakan Bus Pariwisata ketika mengunjungi Masjid Agung Jawa
Tengah.
3. Karakteristik Perjalanan
a. Hasil data penelitian dari 80 responden, diketahui pengunjung yang
mendominasi adalah dari luar Kota Semarang sebanyak 60%. Hal
tersebut mengartikan bahwa pengunjung luar kota lebih tertarik untuk
mengunjungi MAJT.
b. Hasil data penelitian dari 80 responden ,biaya yang dikeluarkan murah
oleh 80 orang (100%). Faktor yang menyebabkan murahnya biaya yang
dikeluarkan pengunjung karena tiket masuk untuk memasuki Masjid
Agung Jawa Tengah gratis untuk yang tidak membawa kendaraan, dan
yang membawa kendaraan hanya dikenai harga parkir sesuai dengan
aturan perparkiran yang berlaku. Apabila pengunjung hendak memasuki
Menara Al-Husna dikenai biaya tiket masuk sebesar Rp.5000,-.
c. Hasil data penelitian dari 80 responden, transportasi yang digunakan
untuk mencapai MAJT didominasi menggunakan bus pariwisata (52%).
Hal tersebut dikarenakan dari 80 responden didominasi pengunjung dari
luar Kota Semarang dan tersedianya area parkir untuk kendaraan bus.
4. Sumber Daya Wisata dan Karakteristik Daerah Tujuan
a). Sumber Daya Wisata
Richard Sihite dalam Marpaung dan Bahar (2000:46) menjelaskan
definisi pariwisata sebagai berikut : Pariwisata adalah suatu perjalanan yang
dilakukan orang untuk sementara waktu, yang diselenggarakan dari suatu
82
82
tempat ke tempat lain meninggalkan tempatnya semula, dengan suatu
perencanaan dan dengan maksud bukan untuk berusaha atau mencari nafkah
di tempat yang dikunjungi, tetapi semata-mata untuk menikmati kegiatan
pertamasyaan dan rekreasi atau untuk memenuhi keinginan yang beraneka
ragam. Sumber daya wisata merupakan salah satu bagian dari faktor yang
mempengaruhi perjalanan wisata. Pada sumber daya wisata ada yang disebut
dengan atraksi wisata.
Berdasarkan hasil wawancara dengan Kepada Sekertaris Masjid Agung
Jawa Tengah Bapak Agus Fathudin Yusuf, mengenai tempat di mana
pengunjung banyak menghabiskan waktu berkunjungnya, adalah sebagai
berikut:
“Di sekitar Payung Hidrolik-Elektrik dan pada Menara Al-Husna.”
Berdasarkan hasil wawancara dengan Ir.Achmad Fanani Arsitektrur dari
Masjid Agung Jawa tengah, mengenai mengapa dibuatnya Menara Al-Husna
dan Payung Hidrolik, adalah sebagai berikut:
“1.Karena menara pada masjid adalah untuk kelengkapan dari sebuah
masjid agung.
2. Untuk konsep bangunan Menara Al-Husna dirancang berdasarkan
dari tujuan Masjid Agung Jawa Tengah sebagai objek wisata
sehingga menara tersebut dibuat dengan tinggi 99 meter dan kental
akan filosofi Islam.
3. Karena saya terinspirasi dari Payung Hidrolik-Elektrik yang ada di
Masjid Nabawi dan tujuan dibuatnya agar MAJT dapat menampung
jumlah jamaah yang lebih banyak lagi.
4. Karena MAJT selain untuk tempat ibadah juga dijadikan objek
wisata sehingga saya ingat dan terinspirasi dari Payung Hidrolik-
Elektrik yang ada di Masjid Nabawi dan tujuan dibuatnya agar
MAJT dapat menampung jumlah jamaah yang lebih banyak lagi dan
bentuknya sangat langka yang akan dapat perhatian lebih dari
pengunjung (dianggap hal baru oleh masyarakat). Sama halnya
83
83
dengan Menara Al-Husna, Payung Hidrolik-Elektrik sebagai atraksi
wisata.”
Dari penjelasan dua narasumber tersebut dapat pahami bahwa Menara
Al-Husna dan Payung Hidrolik-Elektrik dibuat untuk dijadikan sebagai atraksi
wisata dari Masjid Agung Jawa Tengah. Berdasarkan atraksi wisata
tersebutlah terciptanya Masjid Agung Jawa Tengah sebagai salah satu objek
pariwisata di Kota Semarang.
Berdasarkan pengamatan sumber daya tarik pada elemen-elemen yang
terdapat pada Masjid Agung Jawa Tengah merupakan adopsi dari bentuk-
bentuk elemen pada masjid terdahulu. Elemen-elemen tersebut antara lain,
Payung Hidrolik-Elektrik yang ada di Kota Madinah seperti teori yang
dikatakan oleh Yulianto Sumalyo (2000:588), dan minaret seperti teori yang
dikatakan oleh Yulianto Sumalyo (2000:8). Hal tersebut menunjukkan bahwa
bangunan Masid Agung Jawa Tengah mengikuti perkembangan arsitektur
masjid.
b). Karakteristik Daerah Wisata
1). Kualitas Fasilitas
Fasilitas adalah sumber daya fisik yang ada sebelum suatu jasa
dapat ditawarkan kepada konsumen. Segala fasilitas yang ada yaitu
kondisi fasilitas, kelengkapan, desain interior dan eksterior serta
kebersihan fasilitas harus diperhatikan terutama yang berkaitan erat
dengan apa yang dirasakan atau didapat konsumen secara langsung.
(Fandy Tjiptono,1997:138)
84
84
Berdasarkan hasil penelitian pada 80 responden, analisis distribusi
frekuensi persentase didapatkan skor jawaban responden pada sub
variabel kualitas fasilitas bangunan sebesar 65%. Skor tersebut bila
dikonsultasikan dengan tabel kriteria kualitas fasilitas bangunan pada
kriteria ragu-ragu (lampiran perhitungan skor).
Analisis hasil penelitian dari 80 responden terhadap kualitas
fasilitas Masjid Agung Jawa Tengah, telah dikatakan ragu-ragu. Jika
mengacu berdasarkan teori menurut Fandy Tjiptono, fasilitas yang
disediakan Masjid Agung Jawa Tengah sudah dapat dikatakan baik.
Namun dari segi kualitas dari fasilitas yang mendukung kebersihan
dikatakan kurang dikarenakan masih banyak terdapat sampah dan sandal
yang melewati garis suci pada masjid.
Berikut ini adalah kondisi Masjid Agung Jawa Tengah:
a). Kondisi Existing (Fisik)
1. Luas tanah kompleks MAJT 10 hektar.
2. Luas bangunan MAJT 7,669 m2.
3. Bangunan utama Masjid (ruang shalat dalam 4,66 m2), Plaza
depan 10,800 m2, kran wudlu pria 93 wanita 56, kran gedung
sayap kanan 50 buah, gedung sayap kiri 20 buah, jumlah total 219
kran, urinoir VIP 14, urinoir umum 16, WC pria 8 buah wanita 8
buah, kamar mandi pria 6 buah wanita 6 buah, washtafel 4 pria 4
wanita, 1 ruang imam, 1 ruang transit, 1 kantor sekretariat MAJT,
1 ruang sidang.
85
85
4. Parkir VIP kapasitas 6 mobil.
Gambar 4.20 Kondisi fisik MAJT
Sumber: Dokumentasi, 2013
b). Menara Asma Al-Husna Setinggi 99 Meter
1. Lantai 1 untuk Studio Radio DAIS MAJT.
2. Lantai 2 untuk museum Perkembangan Islam Jawa Tengah.
3. Lantai 18 rumah makan berputar.
86
86
4. Lantai 19 Gardu pandang Kota Semarang.
5. Lantai 19 Tempat rukyat al-hilal.
c). Pusat penampungan pedagang
1. Souvenir shop.
2. Sebanyak 70 kios.
3. Pedagang makanan.
4. Toilet Umum 2 buah untuk wanita dan 2 buah untuk pria.
Gambar 4.21 Fasilitas Menara Al-Husna
Sumber: Dokumentasi, 2013
87
87
d). Ruang perkantoran
1. Luas total 2100 m2.
2. Jumlah perkantoran 19 unit.
3. Hall 200 m2.
4. Fasilitas lain berupa AC.
5. Telepon Telkom.
6. Listrik PLN / Genset.
e). Ruang perpustakaan
1. Luas 1650 m2
2. Counter desk 1 buah
3. Toilet 1 buah di lantai 1 dan 1 buah di lantai 2
4. Ruangan perpustakaan yang mempunyai fasilitas AC
sebanyak 2 buah
Gambar 4.22 Pusat penampungan pedagang
Sumber: Dokumentasi, 2013
88
88
f). Ruang parkir
1. Bus 30 buah.
2. Kapasitas mobil 680 buah.
3. Sepeda motor 670 buah.
g). Pertamanan
1. Luas 48.500 m2.
2. Sektor pintu gerbang.
3. Sektor Selatan Convention Hall.
Gambar 4.23 Perustakaan MAJT
Sumber: Dokumentasi, 2013
Gambar 4.24 Ruang Parkir
Sumber: Dokumentasi, 2013
89
89
4. Sektor Sebelah utara perpustakaan.
5. Sektor Belakang Masjid.
6. Sektor Timur Rumah Kyai
h). Listrik
1. Kebutuhan daya listrik 685 KVA
2. Konsumsi listrik perbulan Rp. 30.000.000,-
3. Listrik yang sekarang sudah ada 105 KVA
4. Biaya listrik sekarang Rp. 14.000.000,-
i). Fasilitas Water Supply
1. Sumur 1 buah
2. Tower dengan kapasitas 25 m3
3. Tinggi tower 30 m
4. Pompa air 1 buah berkekuatan 3 HP / PK
2). Kualitas Pelayanan
Kualitas merupakan suatu kondisi dinamis yang berhubungan
dengan produk, jasa, manusia, proses dan lingkungan yang memenuhi
atau melebihi harapan pelanggan. Sehingga definisi kualitas
pelayanan dapat diartikan sebagai upaya pemenuhan kebutuhan dan
keinginan konsumen serta ketepatan penyampaiannya dalam
mengimbangi harapan konsumen. (Fandy Tjiptono, 1997:354)
Berdasarkan melihat hasil penelitian, analisis distribusi
frekuensi persentase kualitas pelayanan didapatkan skor jawaban
90
90
responden pada variabel minat indikator kualitas pelayanan sebesar
58%. Skor tersebut bila dikonsultasikan dengan tabel kriteria kualitas
pelayanan bangunan pada kriteria tidak setuju (lampiran perhitungan
skor).
Analisis hasil penelitian dari 80 responden terhadap kualitas
pelayanan Masjid Agung Jawa Tengah, telah dikatakan tidak setuju.
Jika mengacu berdasarkan teori menurut Fandy Tjiptono, pelayanan
yang disediakan Masjid Agung Jawa Tengah belum dapat dikatakan
baik. Hal tersebut terlihat dari segi kualitas dari pelayanan kebersihan
yang dikatakan kurang dikarenakan pengunjung merasakan kondisi
kualitas pelayanan kebersihan kurang baik terlihat banyak sampah
pada kolam depan plaza, rumput-rumput liar terdapat pada tangga-
tangga menuju Masjid Agung Jawa Tengah. Kenyamanan sangat
kurang karena banyak genangan air pada pelataran masjid.
Gambar 4.25 Sampah pada kolam depan plaza MAJT
Sumber: Dokumentasi, 2013
91
91
Sumber: Dokumentasi, 2013
4.2.2 Menara Al-Husna
Gambar 4.27 Menara Al-Husna Pada Masjid Agung Jawa Tengah
Sumber: Dokumentasi, 2013
1. Estetika Bangunan
Kriteria estetika adalah salah satu cabang filsafat. Secara sederhana, estetika
adalah ilmu yang membahas keindahan, bagaimana bisa terbentuk, dan bagaimana
seseorang bisa merasakannya. Di dalam keindahan tersebut terdapat kenikmatan
yang terdalam, puncak kebahagiaan dan keabadian yang dirasakan oleh alat indera
manusia. (Catanese dalam Pontoh, 1992 : 32 )
Genangan Air
Gambar 4.26 Genangan Air pada plaza MAJT
92
92
Dalam tampilan bentuk minaret, pengaruh tradisi setempat yang terkait
dengan gagasan budaya dan tingkat ketrampilan mengolah bahan yang dikuasai
masyarakatnya ikut mengambil peranan besar. Ragam bentuk minaret dari suatu
daerah berbeda dengan daerah yang lain. Masing-masing menyumbang kreasinya
bagi kekayaan khazanah arsitektur Islam. (Ir.Achmad Fanani,2009:102)
Berdasarkan hasil penelitian dari 80 responden terhadap kemenarikan
estetika Menara Al-Husna diperoleh persentase sebanyak 71% seperti pada
diagram (Gambar 4.28).
Gambar 4.28 Diagram Batang Berdasarkan Estetika Menara Al-Husna
Sumber : Data hasil penelitian, 2013
Hasil penelitian terhadap kemenarikan estetika pada Menara Al-Husna
adalah sebagai berikut :
Bentuk Menara Al-Husna yang sesuai fungsinya (soal no.5) diperoleh data
sebagai berikut: 15 responden (19%) mengatakan sangat setuju, 31
responden (39%) mengatakan setuju, 28 responden (35%) mengatakan ragu-
74%
68%
71%
64%
65%
66%
67%
68%
69%
70%
71%
72%
73%
74%
75%
Soal No.5 Soal No.6 Soal No.7
Hasil Estetika Menara Al-Husna (%)
93
93
ragu, dan 6 responden (7%) mengatakan tidak setuju. Pada butir soal ini
diperoleh dengan jumlah skor sebanyak 295 dari skor maksimal perbutir
soal 400 menghasilkan persentase sebanyak 74% termasuk pada kriteria
setuju.
Struktur Menara Al-Husna menonjolkan nilai keindahan (soal no.6)
diperoleh data sebagai berikut: 3 responden (4%) mengatakan sangat setuju,
39 responden (49%) mengatakan setuju, 27 responden (34%) mengatakan
ragu-ragu, 10 responden (13%) mengatakan tidak setuju, dan 1 responden
(1%) mengatakan sangat tidak setuju. Pada butir soal ini diperoleh dengan
jumlah skor 273 dari skor maksimal perbutir soal 400 menghasilkan
persentase sebesar 68% termasuk pada kriteria setuju.
Ornamen (Hiasan) pada Menara Al-Husna sangat menonjolkan ciri khas
gaya arsitektur Islam (soal no.7) diperoleh data sebagai berikut: 11
responden (14%) mengatakan sangat setuju, 29 responden (36%)
mengatakan setuju, 33 responden (41%) mengatakan ragu-ragu, 6 responden
(8%) mengatakan tidak setuju, dan 1 responden (1%) mengatakan sangat
tidak setuju. Pada butir soal ini diperoleh dengan jumlah skor 283 dari skor
maksimal perbutir soal 400 menghasilkan persentase sebesar 71% termasuk
pada kriteria setuju.
Untuk lebih jelasnya berikut disajikan dalam tabel (Tabel 4.16) mengenai
minat pengunjung dengan indikator kemenarikan terhadap estetika pada Menara
Al-Husna.
94
94
Tabel 4.16 Distribusi Kemenarikan Estetika Bangunan Menara Al-Husna
Interval kelas
presentase
(kiteria)
Responden
Hasil (%) Rata-
rata
Hasil
Jumlah
(orang) Persentase ( %)
5 6 7 5 6 7 5 6 7
100% ≥ persen > 84%
(Sangat setuju) 15 3 11 19 4 14
74 68 71 71%
84% ≥ persen > 68%
(Setuju) 31 39 29 39
49 36
68% ≥ persen > 52%
(Ragu-ragu) 28 27 33 35
34 41
52% ≥ persen > 36%
(Tidak setuju) 6 10 6 7 13 8
36% ≥ persen ≥ 20%
(Sangat tidak setuju) 0 1 1 0 1 1
Jumlah 80 80 80 100 100 100 Kriteria Setuju
Sumber: Data Penelitian, 2013
Analisis mengenai estetika Menara Al-Husna berdasarkan pengertian
estetika menurut Catanese (dalam Pontoh, 1992 : 32 ) bahwa keindahan
merupakan rasa nikmat yang terdalam, puncak kebahagiaan, dan keabadian yang
dirasakan oleh alat indera manusia. Minaret menurut Ir. Achmad Fanani
(2009:102), dalam tampilan bentuk minaret, pengaruh tradisi setempat yang
terkait dengan gagasan budaya dan tingkat ketrampilan mengolah bahan yang
dikuasai masyarakatnya ikut mengambil peranan besar. Ragam bentuk minaret
dari suatu daerah berbeda dengan daerah yang lain. Masing-masing menyumbang
kreasinya bagi kekayaan khazanah arsitektur Islam.
Berdasarkan fakta peneliti di lapangan pengamatan didapatkan kondisi
fisik Menara Al-Husna banyak keindahan yang ditonjolkan dapat terlihat dari
bentuk (sesuai dengan fungsi bangunannya) antara lain bentuk bentuk bagian
bawah berisi lantai 1 untuk Studio Radio DAIS MAJT, lantai 2 untuk museum
95
95
Perkembangan Islam Jawa Tengah, bentuk bagian antara bagian bawah dan
mahkota menara berisi lantai 3 sampai lantai 17 tangga darurat, bentuk mahkota
menara berisi lantai 18 sebagai Kafe Muslim yang dapat berputar 360 derajat,
lantai 19 Gardu pandang Kota Semarang dan lantai 19 Tempat rukyat Al-hilal.
Struktur bangunan mengkombinasi bentuk kubus pada bagian bawah
,balok pada bagian antara bagian bawah dan mahkota menara, silinder pada
bagian mahkota menara. Kombinasi dari bentuk-bentuk geometri tersebut
menghasilkan nilai estetis. Ornamen pada dinding luar Menara Al-Husna tampak
menambah estetika dan mendukung dari gaya arsitektur bangunan.
Menara Al-Husna dipengaruh dari pendekatan lokalitas dan universalitas.
Pendekatan Menara Al-Husna secara lokalitas mengacu pada Masjid Demak dan
secara universal mengacu pada Masjid Nabawi yang masing-masing menyumbang
kreasinya bagi kekayaan khazanah arsitektur Islam pada Menara Al-Husna
(lampiran konsep MAJT).
Gambar 4.29 Bentuk Menara Al-Husna Berdasarkan Fungsi Bangunan
Sumber: Dokumentasi, 2013
96
96
2. Kejamakan
Kejamakan merupakan objek yang akan dilestarikan mewakili kelas dan
jenis khusus, tolok ukur kejamakan ditentukan oleh bentuk suatu ragam atau jenis
khusus yang spesifik. (Catanese dalam Pontoh, 1992 : 32)
Minaret dalam perkembangan arsitektur masjid cenderung menjadi
bagian yang tidak terpisahkan dari masjid, meskipun banyak masjid yang tidak
mempunyai minaret. (Yulianto Sumalyo, 2000:8)
Berdasarkan hasil penelitian dari 80 responden terhadap kemenarikan dari
kejamakan Menara Al-Husna diperoleh rata-rata persentase sebanyak 63%. Hasil
perolehan rata-rata tersebut didapatkan berdasarkan rincian hasil penelitian seperti
pada diagram (Gambar 4.30).
Gambar 4.30 Diagram Lingkaran Kejamakan Bangunan Pada Menara Al-
Husna
Sumber: Data Penelitian, 2013
Kemenarikan responden terhadap kejamakan Menara Al-Husna
ditunjukkan oleh hasil penelitian sebagai berikut: 6 responden (8%) menjawab
sangat setuju, 21 responden (26%) menjawab setuju, 40 responden (50%)
menjawab ragu-ragu, 10 responden (13%) menjawab tidak setuju, dan 3
responden (4%) menjawab sangat tidak setuju. Sehingga analisis distribusi
frekuensi persentase dari pernyataan bahwa Menara Al-Husna merupakan
8%26%
49%
13%
4%Sangat setuju
Setuju
Ragu-ragu
Tidak setuju
Sangat tidak setuju
97
97
perwakilan tipe dari menara pada masjid agung sebesar 63% dalam kriteria ragu-
ragu. Untuk lebih jelasnya berikut disajikan dalam tabel (Tabel 4.17) mengenai
variabel minat pengunjung dengan indikator kemenarikan terhadap estetika pada
Menara Al-Husna.
Tabel 4.17 Distribusi Kejamakan Bangunan Pada Menara Al-Husna
Interval kelas presentase
(kriteria)
Jumlah
(orang) Persentase ( %) RATA-RATA
100% ≥ persen > 84%
(Sangat setuju) 6 8%
63%
84% ≥ persen > 68%
(Setuju) 21 26%
68% ≥ persen > 52%
(Ragu-ragu) 40 50%
52% ≥ persen > 36%
(Tidak setuju) 10 13%
36% ≥ persen ≥ 20%
(Sangat tidak setuju) 3 4%
Jumlah 80 100% Ragu-ragu
Sumber: Data Penelitian, 2013
Melihat hasil penelitian, analisis distribusi frekuensi persentase didapatkan
skor jawaban responden pada kejamakan menara sebagai bagian salah satu tipe
dari menara masjid agung sebesar (63%). Skor tersebut bila dikonsultasikan
dengan tabel kriteria kejamakan bangunan pada kriteria ragu-ragu. Namun, jika
mengacu pada teori (Yulianto Sumalyo, 2000:8), menara cenderung menjadi
bagian yang tidak terpisahkan dari masjid dan Menara Al-Husna merupakan
bagian dari Masjid Agung Jawa Tengah.
Responden penelitian menilai ragu-ragu terhadap kejamakan Menara Al-
Husna dikarenakan faktor rata-rata pendidikan pengunjung yang kurang
pengetahuan terhadap tipikal menara masjid agung (lampiran ragam minaret).
Berdasarkan pengamatan kondisi fisik Menara Al-Husna terlihat sebagai
tipikal menara sebuah masjid agung. Hal tersebut ada pada bentuk Menara Al-
98
98
Husna yang mengadopsi tipologi menara dari budaya masjid di Jawa yaitu pada
Menara Kudus dan Menara pada Masjid terdahulu. Hal tersebut sesuai yang
(Yulianto Sumalyo, 2000:8), menara cenderung menjadi bagian yang tidak
terpisahkan dari masjid. (lampiran konsep MAJT)
3. Keluarbiasaan Bangunan
Kriteria keluarbiasaan (superlative), merupakan kriteria bagi bangunan
yang paling menonjol, besar, tinggi, dan sebagainya. Hal tersebut dapat memberi
kesan pada suatu citra wisata (Catanese dalam Pontoh, 1992 : 32 ). Teori menurut
Foster (1985:5), Citra wisata adalah gambaran yang diperoleh wisatawan dari
berbagai kesan, pengalaman, dan kenangan yang didapat sebelum, ketika dan
sesudah mengunjungi objek wisata.
Berdasarkan hasil penelitian dari 80 responden terhadap kemenarikan dari
keluarbiasaan bangunan Menara Al-Husna diperoleh rata-rata persentase sebanyak
69%. Hasil perolehan rata-rata tersebut didapatkan berdasarkan rincian hasil
penelitian seperti pada diagram (Gambar 4.31).
Gambar 4.31 Diagram Lingkaran Keluarbiasaan Bangunan Pada Menara
Al-Husna
Sumber: Data Penelitian, 2013
Berdasarkan hasil penelitian dari 80 responden terhadap keluarbiasaan
bangunan dari Menara Al-Husna diperoleh data berikut: 5 responden (6%)
menjawab sangat setuju, 39 responden (49%) menjawab setuju, 25 responden
6%
49%31%
10% 4%Sangat setuju
Setuju
Ragu-ragu
Tidak setuju
99
99
(31%) menjawab ragu-ragu, 8 responden (10%) menjawab tidak setuju, dan 3
responden (4%) menjawab sangat tidak setuju. Sehingga analisis distribusi
frekuensi persentase dari pernyataan bahwa Menara Al-Husna bangunan paling
menonjol, besar dan tinggi dari Masjid Agung Jawa Tengah sebesar 69% dalam
kriteria setuju. Untuk lebih jelasnya berikut disajikan dalam tabel (Tabel 4.18)
mengenai variabel minat pengunjung dengan indikator kemenarikan keluarbisaan
pada Menara Al-Husna.
Tabel 4.18 Distribusi Keluarbiasaan Bangunan Pada Menara Al-Husna
Interval kelas presentase
(kriteria)
Jumlah
(orang) Persentase ( %) Rata-rata
100% ≥ persen > 84%
(Sangat setuju) 5 6%
69%
84% ≥ persen > 68%
(Setuju) 39 49%
68% ≥ persen > 52%
(Ragu-ragu) 25 31%
52% ≥ persen > 36%
(Tidak setuju) 8 10%
36% ≥ persen ≥ 20%
(Sangat tidak setuju) 3 4%
Jumlah 80 100% Setuju
Sumber: Data Penelitian, 2013
Pada analisis mengenai kemenarikan keluarbiasaan bangunan Menara Al-
Husna berdasarkan kriteria keluarbiasaan menurut Catanese dalam Pontoh,
1992:32 ) dan mengacu pada teori menurut Foster (1985:5), bahwa kondisi fisik
menara tersebut dibuat oleh Ir.Ahmad Fanani setinggi 99 meter. Hal ini
ditunjukkan agar bangunan menara mempunyai sebuah citra wisata yang memberi
kesan menjadi bangunan yang tinggi dan jumlahnya sedikit di Kota Semarang
sesuai dengan teori menurut foster. Dibangunnya menara tersebut setinggi 99
meter yang berfungsi sebagai menara pandang. Sehingga ketika orang dipuncak
menara dapat melihat Kota Semarang hampir keseluruhannya. Sedangkan hasil
100
100
penilaian responden mengenai keluarbiasaan bangunan Menara Al-Husna dilihat
berdasarkan kriteria keluarbiasaan, dengan rata-rata 69% responden menyatakan
bahwa Menara Al-Husna sudah termasuk dalam kriteria keluarbiasaan bangunan.
Maka dapat disimpulkan bahwa keluarbiasaan pada bangunan Menara Al-Husna
bisa dikatakan menarik.
4. Sejarah Bangunan
Kriteria peran sejarah (historical role), merupakan bangunan maupun
lingkungan yang memiliki peran dalam peristiwa bersejarah, sebagai ikatan
simbolis, maupun kaitannya dengan peristiwa masa lalu sesuai perkembangan
kota. (Catanese dalam Pontoh, 1992 : 32 )
Sejarah Bangunan berkaitan dengan nilai sejarah yang dimiliki, peristiwa
penting yang mencatat peran ikatan simbolis suatu rangkaian sejarah dan babak
perkembangan suatu lokasi, sehingga merujuk nilai filosofis. Nilai filosofis tidak
akan ditinggalkan dalam proses karya rancangan arsitektur. Kalau hal ini
dilakukan maka bangunan yang dihasilkan merupakan seonggok bahan
bangunan yang didukung oleh rangka struktur yang kelihatan mati seolah-
olah tanpa mempunyai "roh" kehidupan yang ada dalam bangunan tersebut.
(Djoko Praktiko, 2003:3)
Berdasarkan hasil penelitian dari 80 responden terhadap kemenarikan dari
sejarah bangunan Menara Al-Husna diperoleh rata-rata persentase sebanyak 70%.
Hasil perolehan rata-rata tersebut didapatkan berdasarkan rincian hasil penelitian
seperti pada diagram (Gambar 4.32).
101
101
Gambar 4.32 Diagram Lingkaran Sejarah Bangunan Pada Menara Al-Husna
Sumber: Data Penelitian, 2013
Berdasarkan hasil penelitian dari 80 responden terhadap sejarah bangunan
dari Menara Al-Husna diperoleh data sebagai berikut: 18 responden (23%)
menjawab sangat setuju, 24 responden (30%) menjawab setuju, 21 responden
(26%) menjawab ragu-ragu, 15 responden (19%) menjawab tidak setuju, dan 2
responden (3%) menjawab sangat tidak setuju. Sehingga analisis distribusi
frekuensi persentase dari pernyataan bahwa Menara Al-Husna sangat kental
dengan filosofi Islam sebesar 70% dalam kriteria setuju. Untuk lebih jelasnya
berikut disajikan dalam tabel (Tabel 4.19) mengenai minat pengunjung dengan
indikator kemenarikan terhadap sejarah Menara Al-Husna.
Tabel 4.19 Distribusi Sejarah Bangunan Pada Menara Al-Husna
Interval kelas presentase
(kriteria)
Jumlah
(orang) Persentase ( %) Rata-rata
100% ≥ persen > 84%
(Sangat setuju) 18 23%
70%
84% ≥ persen > 68%
(Setuju) 24 30%
68% ≥ persen > 52%
(Ragu-ragu) 21 26%
52% ≥ persen > 36%
(Tidak setuju) 15 19%
36% ≥ persen ≥ 20%
(Sangat tidak setuju) 2 3%
Jumlah 80 100% Setuju
Sumber: Data Penelitian, 2013
23%
29%26%
19% 3% Sangat setuju
Setuju
Ragu-ragu
Tidak setuju
Sangat tidak setuju
102
102
Pada analisis mengenai kemenarikan sejarah Menara Al-Husna mengacu
pada teori Catanese dalam Pontoh (1992:32 ), Menara Al-Husna merupakan
bangunan yang memiliki filosofi (ikatan simbolis) Islam. Filosofi yang
terkandung pada Menara Al-Husna berada pada ketingginnya yaitu 99 meter.
Tinggi 99 meter pada bangunan Menara Al-Husna dikarenakan dari penamaan
Menara Al-Husna sudah menyiratkan arti 99 Nama Agung ALLAH SWT dan
mengacu pada teori (Djoko Praktiko, 2003:3), Menara Al-Husna bukan seonggok
bangunan mati ,karena memiliki “roh” kehidupan yang ada dalam bangunan
tersebut.
Pada pengamatan di lapangan kondisi fisik Menara Al-Husna, menara
tersebut mempunyai filosofi pada ketinggian menara yang tingginya 99 meter
yaitu 99 Nama Agung ALLOH SWT yang disebut Asmaul Husna. Hal tersebut
yang mendasari dinamainya menara tersebut dengan nama Menara Al-Husna.
Hasil pengamatan di lapangan tersebut sesuai dengan hasil penelitian terhadap
responden dengan rata-rata 70% menyatakan bahwa Menara Al-Husna
mempunyai filosofi Islam. Maka dapat disimpulkan bahwa kriteria sejarah yang
yang dapat menimbulkan kemenarikan dari Menara Al-Husna.
5. Landmark Bangunan
Kriteria memperkuat kawasan (landmark), kehadiran bangunan tersebut
dapat mempengaruhi kawasan sekitarnya dan bermakna untuk meningkatkan citra
lingkungan. (Catanese dalam Pontoh, 1992 : 32)
Berdasarkan hasil penelitian dari 80 responden terhadap kemenarikan dari
landmark bangunan Menara Al-Husna diperoleh rata-rata persentase sebanyak
103
103
72%. Hasil perolehan rata-rata tersebut didapatkan berdasarkan rincian hasil
penelitian seperti pada diagram (Gambar 4.33).
Gambar 4.33 Diagram Batang Landmark Bangunan Pada Menara Al-Husna
Sumber: Data Penelitian, 2013
Berdasarkan hasil penelitian dari 80 responden terhadap landmark
bangunan dari Menara Al-Husna diperoleh data sebagai berikut: 21 responden
(26%) menjawab sangat setuju, 26 responden (33%) menjawab setuju, 22
responden (28%) menjawab ragu-ragu,6 responden (8%) menjawab tidak setuju,
dan 5 responden (6%) menjawab sangat tidak setuju. Sehingga analisis distribusi
frekuensi persentase dari pernyataan bahwa Menara Al-Husna sebagai bangunan
penanda wilayah sebesar 72% dalam kriteria setuju. Untuk lebih jelasnya berikut
disajikan dalam tabel (Tabel 4.20) mengenai minat pengunjung dengan indikator
kemenarikan terhadap landmark Menara Al-Husna.
Tabel 4.20 Distribusi Landmark Bangunan Pada Menara Al-Husna
Interval kelas presentase
(kriteria)
Jumlah
(orang) Persentase ( %) Rata-rata
100% ≥ persen > 84%
(Sangat setuju) 21 26%
72%
84% ≥ persen > 68%
(Setuju) 26 33%
68% ≥ persen > 52%
(Ragu-ragu) 22 28%
52% ≥ persen > 36%
(Tidak setuju) 6 8%
36% ≥ persen ≥ 20%
(Sangat tidak setuju) 5 6%
Jumlah 80 100% Setuju
Sumber: Data Penelitian, 2013
26%
32%28%
8% 6%Sangat setuju
Setuju
Ragu-ragu
Tidak setuju
104
104
Analisis mengenai kemenarikan landmark bangunan Menara Al-Husna
berdasarkan teori menurut Catanese dalam Pontoh, (1992 : 32) bahwa Menara Al-
Husna meningkatkan citra lingkungan. Dengan adanya Menara Al-Husna
sehingga memudahkan orang mengenali daerah tersebut terdapat sebuah masjid
agung.
Berdasarkan pengamatan di lapangan kondisi fisik Menara Al-Husna
elemen eksternal yang merupakan bentuk visual yang menonjol karena ketinggian
menara yang menjulang tinggi terlihat dari kejauhan sehingga membantu orang
mengenali daerah tersebut terdapatnya masjid agung. Selain itu karakteritik
khusus dari menara mempunyai unsur unik yang terlihat dari bentuknya dan
mudah diingat.
4.2.3 Payung Hidrolik-Elektrik
Gambar 4.34 Payung Hidrolik-Elektrik pada Masjid Agung Jawa
Tengah
Sumber: Dokumentasi, 2013
1. Estetika Bangunan
Catanese dalam Pontoh (1992 : 32 ) mengatakan kriteria estetika adalah
salah satu cabang filsafat. Secara sederhana, estetika adalah ilmu yang membahas
105
105
keindahan, bagaimana bisa terbentuk, dan bagaimana seseorang bisa
merasakannya. Di dalam keindahan tersebut terdapat kenikmatan yang terdalam,
puncak kebahagiaan dan keabadian yang dirasakan oleh alat indera manusia Agus
Sachari (1989 : 43).
Berdasarkan hasil penelitian dari 80 responden terhadap kemenarikan
estetika Payung Hidrolik-Elektrik diperoleh persentase sebanyak 74% seperti pada
diagram (Gambar 4.35).
Gambar 4.35 Diagram Batang Estetika Pada Payung Hidrolik-Elektrik
Sumber: Data Penelitian, 2013
Berdasarkan hasil penelitian dari 80 responden terhadap estetika bangunan
dari Payung Hidrolik-Elektrik dikatakan setuju (74%). Hal ini ditunjukkan oleh
hasil penelitian dengan indikator estetika bangunan Payung Hidrolik-Elektrik
sebagai berikut :
69%
77%
75%
64%
66%
68%
70%
72%
74%
76%
78%
Soal No.13 Soal No.14 Soal No.15
Hasil Estetika Payung Hidrolik-Elektrik (%)
74%
Rata-rata Hasil
106
106
Bentuk Payung Hidrolik-Elektrik yang sesuai fungsinya (soal no.13)
diperoleh data sebagai berikut: 17 responden (21%) mengatakan sangat
setuju, 33 responden (41%) mengatakan setuju, 8 responden (10%)
mengatakan ragu-ragu, 12 responden (15%) mengatakan tidak setuju, dan 10
responden (13%) mengatakan tidak setuju. Pada butir soal ini diperoleh
dengan jumlah skor sebanyak 275 dari skor maksimal perbutir soal 400
menghasilkan persentase sebanyak 69% termasuk pada kriteria setuju.
Struktur Payung Hidrolik-Elektrik menonjolkan nilai keindahan (soal no.14)
diperoleh data sebagai berikut: 21 responden (26%) mengatakan sangat
setuju, 37 responden (46%) mengatakan setuju, 13 responden (16%)
mengatakan ragu-ragu, 6 responden (8%) mengatakan tidak setuju, dan 3
responden (4%) mengatakan sangat tidak setuju. Pada butir soal ini
diperoleh dengan jumlah skor 307 dari skor maksimal perbutir soal 400
menghasilkan persentase sebesar 77% termasuk pada kriteria setuju.
Ornamen (Hiasan) pada Payung Hidrolik-Elektrik sangat menonjolkan ciri
khas gaya arsitektur Islam (soal no.15) diperoleh data sebagai berikut: 18
responden (23%) mengatakan sangat setuju, 35 responden (44%)
mengatakan setuju, 17 responden (21%) mengatakan ragu-ragu, dan 10
responden (13%) mengatakan tidak setuju. Pada butir soal ini diperoleh
dengan jumlah skor 301 dari skor maksimal perbutir soal 400 menghasilkan
persentase sebesar 75% termasuk pada kriteria setuju.
107
107
Untuk lebih jelasnya berikut disajikan dalam tabel (Tabel 4.21) mengenai
variabel minat pengunjung terhadap indikator kemenarikan estetika Payung
Hidrolik-Elektrik.
Tabel 4.21 Distribusi Estetika Bangunan Payung Hidrolik-Elektrik
Interval kelas
presentase
(kiteria)
Responden
Hasil (%) Rata-
rata
Hasil
Jumlah
(orang) Persentase ( %)
13 14 15 13 14 15 13 14 15
100% ≥ persen > 84%
(Sangat setuju) 17 21 18 21 26 23
69 77 75 74%
84% ≥ persen > 68%
(Setuju) 33 37 35 41 46 44
68% ≥ persen > 52%
(Ragu-ragu) 8 13 17 10 16 21
52% ≥ persen > 36%
(Tidak setuju) 12 6 10 15 8 13
36% ≥ persen ≥ 20%
(Sangat tidak setuju) 10 3 0 13 4 0
Jumlah 80 80 80 100 100 100 Kriteria Setuju
Sumber: Data Penelitian, 2013
Analisis dari hasil penelitian 80 responden terhadap estetika Payung
Hidrolik-Elektrik, telah dikatakan setuju. Hal tersebut sesuai dengan teori menurut
Catanese. Dengan estetika bangunan berupa bentuk, struktur, dan ornamen pada
Payung Hidrolik-Elektrik telah indah dirasakan responden. yang merupakan
atraksi wisata sangat mempengaruhi minat pengunjung.
Berdasarkan kondisi fisik Payung Hidrolik-Elektrik mempunyai kriteria
desain, Ikhtisar Desain dan Spesifikasi yaitu:
1. Kriteria Desain
a. Payung elektrik Masjid Agung Jawa Tengah dapat dibuka dan ditutup secara
otomatis dan manual.
108
108
b. Waktu yang diperlukan untuk membuka penuh atau sebaliknya dari terbuka
penuh sampai tertutup ± 3 menit. Kecepatan buka tutup payung harus dapat
dikontrol dan diprogram.
c. Dimensi kain payung pada saat terbuka ± 23,8 x 23,8 m, dengan ketinggian
dari lantai plasa minimal 14 m. Pada waktu tertutup kain payung terlipat
dengan rapi dan terletak dibagian dalam jari-jari payung dan kain payung
tertutup oleh cladding yang menempel pada jari-jari payung.
d. Untuk keamanan, payung secara struktur harus mampu bertahan pada
kecepatan angin 120 km/jam untuk kondisi tertutup dan 60 km/jam untuk
kondisi terbuka.
e. Mengingat bentuk payung sangat spesifik dan terletak di tempat terbuka, maka
diperlukan prototype dengan skala tertentu untuk dapat ditest di wind tunnel.
Model skala payung dapat dianalisa secara numerical computerized maupun
dari hasil test di wind tunnel. Dari data-data tersebut akan dapat dianalisis
struktur payung yang optimal baik dari segi konstruksi maupun material.
f. Payung berfungsi sebagai pelindung (peneduh) terhadap terik sinar matahari
dan bukan penadah hujan. Sehingga apabila suatu saat keadaan cuaca
menjelang hujan maka sensor hujan (rainfall control) akan memberikan sinyal
pada unit kontrol agar payung tidak dapat dioperasikan. Demikian pula pada
kondisi cuaca dimana kecepatan angin ≥ 36 km/jam (10 m/dtk) wind monitor
akan memberikan sinyal pada unit kontrol agar payung tidak dapat
dioperasikan.
109
109
g. Payung juga berfungsi sebagai elemen estetis (ornamen hiasan). Pada kain
bagian sisi dalam diberi obnamen yang dijahit. Sehingga apabila payung
dibuka pengunjung plasa dapat melihat ornamen tersebut. Pada malam hari
cahaya sorot lampu warna yang disorotkan dari bagian bawah tiang akan
menambah keindahan payung di malam hari.
h. Pada saat payung tertutup, kain payung akan tertutupi cladding dari bahan
fiber reinforced plastic. Cladding ini menempel pada jari-jari payung,
sehingga pada saat payung tertutup cladding akan membentuk kolom
prismatik dan menutupi lipatan kain payung.
2. Ikhtisar Desain dan Spesifikasi
a. Automatic operation/pengoperasian secara otomatis Payung elektrik Masjid
Agung Jawa Tengah dangan ukuran 23,8 x 23,8 m dapat membuka dan
menutup secara otomatis dengan sistem sensor sebagai berikut:
1) Sensor cahaya akan membuka dan menutup payung tergantung kondisi
cahaya lingkungan (gelap atau terang).
2) Sensor angin merupakan perangkat keamanan yang akan menutup payung
ketika kekuatan angin melebihi batas kecepatan angin yang diijinkan.
3) Sensor hujan, pada dasarnya payung didesain untuk melindungi terhadap
sinar matahari, sedangkan bila terjadi hujan akan menutup secara otomatis.
b. Manual operation/ pengoperasian secara manual Sistem manual ini digunakan
untuk membuka dan menutup payung dengan menekan tombol yang tersedia
di panel kontrol meliputi:
1) Tombol buka.
110
110
2) Tombol penghentian.
3) Tombol menutup.
Dengan pengoperasian manual ini payung dapat dibuka, ditutup, dan
dihentikan pada posisi sesuai dikehendaki oleh operator. Tetapi jika sistem
pengoperasian manual yang dipilih untuk digunakan, perangkat keamanan
juga harus tetap dipasang, seperti sensor angin untuk melindungi payung dari
kerusakan akibat tiupan angin yang kencang. Secara umum perangkat
keamanan yang harus ada pada sistem operasi manual agar sebaik
pengoperasian otomatis adalah sensor cahaya.
c. Sistem kontrol dan penggerak
Sistem kontrol dan unit penggerak payung meliputi komponen utama
berikut ini:
1) Motor listrik 3 phase lengkap dengan pengunci (brake system) buatan
Eropa atau USA.
2) Reduction gear, buatan Eropa atau USA.
3) Power screw, buatan Jepang atau USA.
4) Perangkat mechanical limit switch dan electronic positioner, buatan Eropa
atau USA.
5) PLC (Programmable Logic Controller), alat ini untuk menghubungkan
seluruh sistem perangkat pengamanan dan penggerak payung, buatan
Eropa atau USA.
6) Sensor angin, sensor hujan, sensor cahaya, buatan Eropa atau USA.
d. Kebutuhan daya listrik (untuk satu payung 23,8 x 23,8 m)
111
111
1) Unit penggerak payung ± 15 KVA, 380 Volt, 3 phase, 50 Hz.
2) Tata cahaya ± 15 KW (tergantung permintaan kebutuhan).
e. Ornamen
Ornamen ini sebaiknya juga ditentukan dengan adanya
pendapat/saran/masukan dari owner, tenaga ahli dan suplier, karena keindahan
ornamen terkait dengan gagasan dan selera masing-masing yang berbeda-beda
pula.
f. Bahan membran/kain payung
1) GORE TENARE PTFE, buatan jerman (bahan kain ini biasa digunakan
untuk kain payung di masjid-masjid di Timur Tengah.
2) SUNBRELA PLUS ACRYLIC BASED, buatan USA.
g. Ukuran untuk payung
1) Tinggi payung : 16,402 m (kondisi terbuka) : 21,425 m (kondisi tertutup).
2) Main pole (tiang utama) diameter 800 mm. Berat satu payung ± 10 ton.
2. Kejamakan Bangunan
Kejamakan merupakan objek yang akan dilestarikan mewakili kelas dan
jenis khusus, tolok ukur kejamakan ditentukan oleh bentuk suatu ragam atau jenis
khusus yang spesifik. (Catanese dalam Pontoh, 1992 : 32)
Payung-payung dihubungkan dengan komputer dalam satu sistem dengan
pendinginan dalam masjid, sehingga dapat membuka dan menutup secara
otomatis dalam temperatur tertentu dikehendaki. Outlets dari pengkondisian udara
112
112
(air-conditioning) dibuat menyatu dengan tiang-tiang payung pada kepala di mana
terdapat juga lampu-lampu. (Yulianto Sumalyo, 2000:588)
Berdasarkan hasil penelitian dari 80 responden terhadap kemenarikan dari
kejamakan Payung Hidrolik-Elektrik diperoleh rata-rata persentase sebanyak
62%. Hasil perolehan rata-rata tersebut didapatkan berdasarkan rincian hasil
penelitian hasil penelitian seperti pada diagram (Gambar 4.36).
Gambar 4.36 Diagram Batang Kejamakan Bangunan Pada Payung
Hidrolik-Elektrik
Sumber: Data Penelitian, 2013
Berdasarkan hasil penelitian dari 80 responden terhadap kejamakan Payung
Hidrolik-Elektrik ditunjukkan oleh hasil sebagai berikut : 3 responden (4%)
menjawab sangat setuju, 19 responden (24%) menjawab setuju, 46 responden
(58%) menjawab ragu-ragu, 9 responden (11%) menjawab tidak setuju, dan 3
responden (4%) menjawab sangat tidak setuju. Untuk lebih jelasnya berikut
disajikan dalam tabel (Tabel 4.22) mengenai variabel minat pengunjung terhadap
kemenarikan Payung Hidrolik-Elektrik pada sub indikator kejamakan Payung
Hidrolik-Elektrik.
4%
24%
57%
11% 4%Sangat setuju
Setuju
Ragu-ragu
Tidak setuju
Sangat tidak setuju
113
113
Tabel 4.22 Distribusi Kejamakan Bangunan Pada Payung Hidrolik-Elektrik
Interval kelas presentase
(kriteria)
Jumlah
(orang) Persentase ( %) Rata-rata
100% ≥ persen > 84%
(Sangat setuju) 3 4%
62%
84% ≥ persen > 68%
(Setuju) 19 24%
68% ≥ persen > 52%
(Ragu-ragu) 46 58%
52% ≥ persen > 36%
(Tidak setuju) 9 11%
36% ≥ persen ≥ 20%
(Sangat tidak setuju) 3 4%
Jumlah 80 100% Ragu-ragu
Sumber: Data Penelitian, 2013
Analisis dari hasil penelitian 80 responden terhadap kejamakan bangunan
Payung Hidrolik-Elektrik dikatakan ragu-ragu. Mengacu pada pertanyaan yang
diajukan kepada Arsitektur MAJT Bapak Ir.Achmad Fanani: Mengapa Payung
Hidrolik-Elektrik pada Masjid Agung Jawa Tengah dibuat?
“Karena saya terinspirasi dari Payung Hidrolik-Elektrik yang ada di
Masjid Nabawi dan tujuan dibuatnya agar MAJT dapat menampung
jumlah jamaah yang lebih banyak lagi.”
Hal tersebut membuktikan bahwa bangunan Payung Hidrolik-Elektrik
sesuai dengan tipikal Payung Hidrolik-Elektrik di Masjid Nabawi. Pengunjung
Masjid Agung Jawa Tengah menilai ragu-ragu terhadap kejamakan Payung
Hidrolik-Elektrik dikarenakan faktor rata-rata pengunjung yang kurang
pengetahuan terhadap Payung Hidrolik-Elektrik yang ada di Masjid Nabawi.
Berdasarkan pengamatan pada Payung Hidrolik-Elektrik merupakan
bangunan adopsi dari Payung Hidrolik-Elektrik yang terdapat di Masjid Nabawi
Kota Madinah. Bentuk tipikalnya sesuai dengan yang dikatakan Yulianto
Sumalyo, (2000:588), yaitu payung-payung dihubungkan dengan komputer dalam
satu sistem dengan pendinginan dalam masjid, sehingga dapat membuka dan
114
114
menutup secara otomatis dalam temperatur tertentu dikehendaki. Outlets dari
pengkondisian udara (air-conditioning) dibuat menyatu dengan tiang-tiang payung
pada kepala di mana terdapat juga lampu-lampu.
3. Keluarbiasaan Bangunan
4. Keluarbiasaan Bangunan
Kriteria keluarbiasaan (superlative), merupakan kriteria bagi bangunan yang
paling menonjol, besar, tinggi dan sebagainya. (Catanese dalam Pontoh, 1992: 32)
Berdasarkan hasil penelitian dari 80 responden terhadap kemenarikan dari
keluarbiasaan Payung Hidrolik-Elektrik diperoleh rata-rata persentase sebanyak
81%. Hasil perolehan rata-rata tersebut didapatkan berdasarkan rincian hasil
penelitian hasil penelitian seperti pada diagram (Gambar 4.36).
Gambar 4.37 Payung Hidrolik-
Elektrik Masjid Nabawi Sumber: Yulianto Sumalyo, (2000:69)
Gambar 4.38 Payung
Hidrolik-Elektrik MAJT Sumber: Dokumentasi, 2013
115
115
Gambar 4.39 Diagram Lingkaran Keluarbiasaan Bangunan Pada Payung
Hidrolik-Elektrik
Sumber: Data Penelitian, 2013
Berdasarkan hasil penelitian dari 80 responden terhadap keluarbiasaan
bangunan dari Payung Hidrolik-Elektrik diperoleh data berikut: 30 responden
(38%) menjawab sangat setuju, 33 responden (41%) menjawab setuju, 9
responden (11%) menjawab ragu-ragu, 6 responden (8%) menjawab tidak setuju,
dan 2 responden (3%) menjawab sangat tidak setuju. Untuk lebih jelasnya berikut
disajikan dalam tabel (Tabel 4.23) mengenai variabel minat pengunjung terhadap
keluarbiasaan Payung Hidrolik-Elektrik.
Tabel 4.23 Distribusi Keluarbiasaan Bangunan Pada Payung
Hidrolik-Elektrik
Interval kelas presentase
(kriteria)
Jumlah
(orang) Persentase ( %) Rata-rata
100% ≥ persen > 84%
(Sangat setuju) 30 38%
81%
84% ≥ persen > 68%
(Setuju) 33 41%
68% ≥ persen > 52%
(Ragu-ragu) 9 11%
52% ≥ persen > 36%
(Tidak setuju) 6 8%
36% ≥ persen ≥ 20%
(Sangat tidak setuju) 2 3%
Jumlah 80 100% Setuju
Sumber: Data Penelitian, 2013
38%
40%
11%8% 3%
Sangat setuju
Setuju
Ragu-ragu
Tidak setuju
Sangat tidak setuju
116
116
Analisis dari hasil penelitian 80 responden terhadap keluarbiasaan bangunan
Payung Hidrolik-Elektrik dikatakan setuju. Menurut Catanese (dalam Pontoh,
1992 : 32 ), keluarbiasaan bangunan merupakan bangunan yang paling menonjol,
besar, tinggi dan sebagainya. Dari teori tersebut sesuai dengan bangunan Payung
Hidrolik-Elektrik dikarenakan Payung Hidrolik-Elektrik bentuknya dapat
dikatakan besar dan tinggi.
5. Sejarah Bangunan
Sejarah bangunan berkaitan dengan nilai sejarah yang dimiliki, peristiwa
penting yang mencatat peran ikatan simbolis suatu rangkaian sejarah dan babak
perkembangan suatu lokasi, sehingga merujuk nilai filosofis. Nilai filosofis tidak
akan ditinggalkan dalam proses karya rancangan arsitektur. Kalau hal ini
dilakukan maka bangunan yang dihasilkan merupakan seonggok bahan
bangunan yang didukung oleh rangka struktur yang kelihatan mati seolah-
olah tanpa mempunyai "roh" kehidupan yang ada dalam bangunan tersebut.
(Djoko Praktiko, 2003:3)
Berdasarkan hasil penelitian dari 80 responden terhadap kemenarikan dari
sejarah bangunan Menara Al-Husna diperoleh rata-rata persentase sebanyak 70%.
Hasil perolehan rata-rata tersebut didapatkan berdasarkan rincian hasil penelitian
seperti pada diagram (Gambar 4.32).
117
117
Gambar 4.40 Diagram Lingkaran Sejarah Bangunan Pada Payung Hidrolik-
Elektrik
Sumber: Data Penelitian, 2013
Berdasarkan hasil penelitian dari 80 responden terhadap sejarah bangunan
dari Payung Hidrolik-Elektrik diperoleh data berikut: 1 responden (1%)
menjawab sangat setuju, 24 responden (30%) menjawab setuju, 43 responden
(54%) menjawab ragu-ragu, 11 responden (14%) menjawab tidak setuju, dan 1
responden (1%) menjawab sangat tidak setuju. Sehingga analisis distribusi
frekuensi persentase dari pernyataan bahwa Payung Hidrolik-Elektrik bangunan
paling menonjol, besar, dan tinggi dari masjid Agung Jawa Tengah sebesar 81%.
Untuk lebih jelasnya berikut disajikan dalam tabel (Tabel 4.24) mengenai
variabel minat pengunjung terhadap kemenarikan Payung Hidrolik-Elektrik pada
indikator sejarah Payung Hidrolik-Elektrik.
Tabel 4.24 Distribusi Sejarah Bangunan Pada Payung Hidrolik-Elektrik
Interval kelas presentase
(kriteria)
Jumlah
(orang) Persentase ( %) Rata-rata
100% ≥ persen > 84%
(Sangat setuju) 1 1%
63%
84% ≥ persen > 68%
(Setuju) 24 30%
68% ≥ persen > 52%
(Ragu-ragu) 43 54%
52% ≥ persen > 36%
(Tidak setuju) 11 14%
36% ≥ persen ≥ 20%
(Sangat tidak setuju) 1 1%
Jumlah 80 100% Ragu-ragu
Sumber: Data Penelitian, 2013
1% 30%
54%
14% 1% Sangat setuju
Setuju
Ragu-ragu
Tidak setuju
Sangat tidak setuju
118
118
Analisis dari hasil penelitian 80 responden terhadap sejarah bangunan
Payung Hidrolik-Elektrik dikatakan ragu-ragu. Mengacu pada pertanyaan yang
diajukan kepada Arsitektur MAJT Bapak Ir.Achmad Fanani: Mengapa Payung
Hidrolik-Elektrik pada Masjid Agung Jawa Tengah memiliki jumlah 6 buah?
“Itu dikarenakan Payung Hidrolik-Elektrik memiliki filosofi Islam
yaitu Rukun Iman yang berjumlah 6”.
Hasil responden Masjid Agung Jawa Tengah menilai ragu-ragu terhadap
filosofi dari Payung Hidrolik-Elektrik dikarenakan faktor pendidikan pengunjung
yang kurang pengetahuan terhadap filosofi yang ada di Payung Hidrolik-Elektrik.
6. Landmark Bangunan
Kriteria memperkuat kawasan (landmark), kehadiran bangunan tersebut
dapat mempengaruhi kawasan sekitarnya dan bermakna untuk meningkatkan citra
lingkungan. (Catanese dalam Pontoh, 1992 : 32)
Berdasarkan hasil penelitian dari 80 responden terhadap kemenarikan dari
landmark bangunan Payung Hidrolik-Elektrik diperoleh rata-rata persentase
sebanyak 70%. Hasil perolehan rata-rata tersebut didapatkan berdasarkan rincian
hasil penelitian seperti pada diagram (Gambar 4.41).
Gambar 4.41 Diagram Lingkaran Landmark Bangunan Pada Payung
Hidrolik-Elektrik
Sumber: Data Penelitian, 2013
35%
40%
1%
16%8%
Sangat setuju
Setuju
Ragu-ragu
Tidak setuju
Sangat tidak setuju
119
119
Berdasarkan hasil penelitian dari 80 responden terhadap landmark bangunan
dari Payung Hidrolik-Elektrik diperoleh data berikut: 28 responden (35%)
menjawab sangat setuju, 32 responden (40%) menjawab setuju, 1 responden (1%)
menjawab ragu-ragu, 13 responden (16%) menjawab tidak setuju, dan 6
responden (8%) menjawab sangat tidak setuju. Sehingga analisis distribusi
frekuensi persentase dari pernyataan bahwa Payung Hidrolik-Elektrik menjadikan
bangunan penanda wilayah sebesar 76%. Untuk lebih jelasnya berikut disajikan
dalam tabel (Tabel 4.25) mengenai variabel minat pengunjung terhadap
kemenarikan landmark Payung Hidrolik-Elektrik.
Tabel 4.25 Distribusi Landmark Bangunan Pada Payung Hidrolik-
Elektrik Interval kelas presentase
(kriteria)
Jumlah
(orang) Persentase ( %) Rata-rata
100% ≥ persen > 84%
(Sangat setuju) 28 35%
76%
84% ≥ persen > 68%
(Setuju) 32 40%
68% ≥ persen > 52%
(Ragu-ragu) 1 1%
52% ≥ persen > 36%
(Tidak setuju) 13 16%
36% ≥ persen ≥ 20%
(Sangat tidak setuju) 6 8%
Jumlah 80 100% Setuju
Sumber: Data Penelitian, 2013
Analisis mengenai landmark bangunan Payung Hidrolik-Elektrik mengacu
pada teori Catanese dalam Pontoh (1992:32) bahwa Payung Hidrolik-Elektrik
memperkuat kawasan daerah Masjid Agung Jawa Tengah. Payung Hidrolik-
Elektrik mempunyai bentuk yang menonjol karena ketinggian dan keunikannya
sehingga membantu orang mudah membedakan antara Masjid Agung Jawa
Tengah dengan Masjid Agung Semarang.
120
120
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan analisis yang telah dilakukan, dapat diambil beberapa
kesimpulan yang dapat menggambarkan secara singkat seluruh proses yang telah
dilakukan sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Kesimpulan tersebut yaitu :
1. Minat pengunjung terhadap menariknya Menara Al-Husna dan Payung
Hidrolik-Elektrik dapat diketahui berdasarkan kemenarikan estetika,
kejamakan, keluarbiasaan, sejarah, dan landmark.
2. Berdasarkan analisis yang telah dilakukan pada 80 responden dihasilkan
bahwa pengunjung didominasi oleh:
a. Jenis kelamin responden laki-laki (66%);
b. Responden berumur dibawah 25 tahun sebesar (54 %);
c. Pendidikan terakhir responden setara S1 (41%);
d. Tujuan dari responden untuk rekreasi (70%);
e. Responden mengetahui MAJT melalui iklan biro perjalanan (41%);
f. Asal responden dari luar Kota Semarang (60%);
g. Seluruh responden mengatakan kunjungannya bernilai ekonomis (100%);
h. Transportasi yang digunakan responden dengan bus pariwisata (52%);
i. Hasil analisa minat responden terhadap kualitas fasilitas MAJT (65%)
masuk kriteria ragu-ragu; dan
120
121
121
j. Hasil analisa minat responden terhadap kualitas pelayanan (58%) masuk
kriteria tidak setuju.
4. Dari hasil perhitungan analisis deskriptif persentase yang menunjukkan bahwa
dari 80 responden dihasilkan kemenarikan rata-rata sebesar 70% dikarenakan
kemenarikan pada Menara Al-Husna dan Payung Hidrolik-Elektrik masuk
pada kriteria setuju. Nilai persentase sebanyak 70% tersebut didapat dari
setuju terhadap Menara Al-Husna menarik (69%), dan setuju kemenarikan
pada Payung Hidrolik-Elektrik (71%). Kemenarikan pada Menara Al-Husna
meliputi:
a. Estetika (71%) dalam kriteria setuju
b. Kejamakan (63%) kriteria ragu-ragu
c. Keluarbiasaan (69%) kriteria setuju
d. Sejarah (70%) kriteria setuju, dan
e. Landmark (72%) kriteria setuju.
Kemenarikan Payung Hidrolik-Elektrik meliputi:
a. Estetika (74%) kriteria setuju
b. Kejamakan (62%) kriteria ragu-ragu
c. keluarbiasaan (81%) kriteria setuju
d. Sejarah (63%) kriteria setuju, dan
e. Landmark (76%) kriteria setuju.
Dari hal bangunan tersebut menghasilkan bahwa minat pengunjung terhadap
Menara Al-Husna dan Payung Hidrolik-Elektrik berdasarkan nilai estetika,
kejamakan, keluarbiasaan, sejarah, dan landmark sebesar 71% menarik.
122
122
Kaitannya Masjid Agung Jawa Tengah sebagai tempat pariwisata mempunyai
citra wisata yang berbeda dari yang tempat lain sehingga menimbulkan minat
pada pengunjung untuk mengunjungi Masjid Agung Jawa Tengah.
5.2 Saran
Dari hasil penelitian tentang minat pengunjung terhadap Menara Al-Husna
dan Payung Hidrolik-Elektrik pada Masjid Agung Jawa Tengah dihasilkan minat
pengunjung terhadap kemenarikan dari Menara Al-Husna dan Payung Hidrolik-
Elektrik, maka saran yang dapat diberikan yaitu
1. Perlunya pengelola Masjid Agungg Jawa Tengah untuk meningkatkan
minat pengunjung, Pengelola Masjid Agung Jawa Tengah perlu
meningkatkan dari kualitas pelayanan dalam hal kebersihan dan perawatan
lantai plasa agar tidak banyak genangan yang menimbulkan banyaknya
lumut yang membuat lantai licin dan terasa kotor.
2. Pengelola Masjid Agung Jawa Tengah perlu memperbaiki sistem
manajemen pengelolaannya agar Payung Hidrolik-Elektrik dapat dibuka
setiap Hari Jum‟at seperti sebelumnya.
123
123
DAFTAR PUSTAKA
A. Hari Karyono. 1997. Kepariwisataan. Jakarta: Grasindo
Arikunto, Suharsimi. 1993. Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktek, Edisi
IX. Jakarta : Rineka Cipta.
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Edisi
V. Jakarta : Rineka Cipta.
Azwar, S. 1997. Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Pusat Bahasa. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Gramedia Pustaka
Utama
Fanani, Achmad. 2009. Arsitektur Masjid. Yogyakarta : Bentang.
Foster, Douglas. 1985. Travel and Tourism Management. London : Macmillan
Press LTD.
Inskeep, Edward. 1991. Tourism Planning: An Integrated and sustainable
Approach. Van Nostrand Reinhold. New York, Inc.
Khodiyat, Ramaini. 1992. Kamus Pariwisata dan Perhotelan. Jakarta : Gramedia.
Lamb, Charlesh W. Joseph F. Hair, dan Carl Mc Danield, 2001. Marketing,
Terjemahan oleh David Octarevia, Edisi Pertama, Jakarta: Salemba Empat.
Marpaung, Happy dan Herman Bahar. 2000. Pengantar Pariwisata. Bandung :
Penerbit Alfabeta.
Moh E. Ayub, dkk. 1996. Manajemen Masjid, Jakarta: Gema Insani Press.
Nanang martono. 2010. Metode penelitian kuantitatif analisis isi dan data
sekunder. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Pontoh, N.K. 1992. Preservasi dan Konservasi Suatu Tinjauan Teori. Jurnal
PWK.
123
124
124
Sachari, Agus. 1989. Estetika Terapan. Bandung : Nova.
Sugiyono. 2007. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif,
kualitatif, dan R&D). Bandung: Alfabeta.
Suharso & Retnoningsih. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Semarang :
Widaya Karya.
Sumalyo, Yulianto. 2000. Arsitektur Mesjid dan Monumen Sejarah Muslim.
Yogyakarta: Gajah Mada University Press.
Suryabroto, Sumadi. 1988. Psikologi Pendidikan. Jakarta : PT Raja Grafindo
Persada.
Suwantoro, Gamal. 1997. Dasar-Dasar Pariwisata. Yogyakarta : ANDI.
Tjiptono, Fandy: 1997. Strategi Pemasaran. Edisi 1. Yogyakarta : ANDI.
125
LAMPIRAN
126
INSTRUMEN PENELITIAN
INSTRUMEN PENELITIAN PENGARUH MENARA AL-
HUSNA DAN PAYUNG HIDROLIK-ELEKTRIK PADA
MASJID AGUNG JAWA TENGAH TERHADAP MINAT
PENGUNJUNG
Instrumen Penelitian :
No. Variabel Indikator Sub.Indikator No.Soal
1. Minat 1. Profil Wisatawan -Umur
-Jenis Kelamin
-Pendidikan
Identitas
Pengunjung
-Tujuan 1
2. Pengetahuan
untuk melakukan
perjalanan
-Informasi
2
3. Karakteristik
perjalanan
-Biaya
-Transportasi
3
4
4. a. Sumber Daya
dan
Atraksi Wisata Wawancara
Dengan
Informan
b. Karakteristik
daerah tujuan
-Kualitas
Fasilitas 21,22
-Kualitas
Pelayanan 23,24,25,26
2. Menara
Al-Husna
Faktor penilaian
bangunan kultural Estetika 5,6,7
Kejamakan 8
Kelangkaan 9
Keluarbiasaan 10
Sejarah 11
Landmark 12
3. Payung
Hidrolik-
Elektrik
Faktor penilaian
bangunan kultural Estetika 13,14,15
Kejamakan 16
Kelangkaan 17
127
Keluarbiasaan 18
Sejarah 19
Landmark 20
128
Kepada
Yth. Bapak/Ibu/Saudara/i
Pengunjung Masjid Agung Jawa Tengah yang budiman.
Assalamualaikum Wr. Wb
Saya Anugrah Wibisono, NIM 5101409017, mahasiswa Prodi S1 Pend. Teknik
Bangunan Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Sipil Universitas Negeri Semarang yang
sedang menyusun skripsi dengan judul “Pengaruh Menara Al-Husna dan Payung
Hidrolik-Elektrik Pada Masjid Agung Jawa Tengah Terhadap Minat Pengunjung”
sebagai syarat kelulusan, memerlukan partisipasi Bapak/Ibu/Saudara/i pengunjung
Masjid Agung Jawa Tengah yang budiman untuk mengisi kuesioner ini dalam
rangka memperoleh data-data yang bermanfaat bagi penyusunan skripsi saya.
Data Bapak/Ibu/Saudara/i dalam mengisi kuisioner ini akan saya jaga
kerahasiaannya sesuai kaidah ilmiah. Untuk itu saya mohon partisipasinya dalam
mengisi kuisioner dengan sebenar-benarnya.
Atas partisipasinya dalam pengisian kuisioner ini, Saya ucapkan terima kasih.
Wassalamualaikum Wr. Wb.
Semarang, Desember 2013
Hormat saya,
Anugrah Wibisono
129
IDENTITAS PENELITI :
Nama : Anugrah Wibisono
Jenis kelamin : Laki-laki
Asal : Banyumas
Umur : 21 tahun
Instansi/jabatan : UNNES/Mahasiswa
PETUNJUK PENGISIAN KUESIONER
1. Isilah identitas anda pada bagian yang sudah disediakan.
2. Bacalah semua soal/pertanyaan dengan teliti dan cermat.
3. Bagian pertama:
Pilih pilihan a/ b/ c dan untuk pilihan d (diisi yang sesuai
dengan pendapat anda sendiri). Pilihlah jawaban yang
menurut anda sesuai dengan pilihan anda dengan cara
memberi tanda centang (√) pada pilihan yang anda pilih.
Bagian kedua:
Tersedia 5 pilihan jawaban yang tersedia yaitu
1. (5) SS = Sangat Setuju
2. (4) S = Setuju
3. (3) RR = Ragu-Ragu
4. (2) TS = Tidak Setuju
5. (1) STS = Sangat Tidak Setuju
4. Pilihlah jawaban yang menurut anda sesuai dengan pilihan anda
dengan cara memberi tanda centang (√ ) pada kolom yang anda
pilih.
5. Diharapkan tidak ada soal / pernyataan yang tidak terjawab.
130
IDENTITAS RESPONDEN :
Nama : ............................................
Jenis kelamin : ............................................
Asal : ............................................
Umur : ............................................
Pendidikan : ...........................................
Bagian Pertama:
Pertanyaan :
1. Maksud anda datang pada Masjid Agung Jawa Tengah (MAJT) untuk :
a. Beribadah
b. Rekreasi
c. Hanya sekedar mampir
d. ........................
2. Anda tahu MAJT dari :
a. Iklan Biro Perjalanan
b. Masyarakat
c. Media Pemberitaan
d. .........................
3. Bagaimana biaya yang anda keluarkan dalam berkunjung pada Masjid
Agung Jawa Tengah :
a. Murah
b. Cukup mahal
c. Sangat mahal
d. .........................
4. Transportasi yang anda gunakan dalam mencapai MAJT dengan :
a. Bus Pariwisata
b. Kendaraan pribadi
c. Kendaraan Umum
d. ........................
Bagian Kedua:
Keterangan : SS(Sangat Setuju), S(Setuju), RR(Ragu-ragu), TS(Tidak
Setuju), SST(Sangat Tidak Setuju)
No. Pernyataan SS S RR TS STS
5. Menara Al-Husna mempunyai bentuk
yang sesuai fungsinya
6. Struktur Menara Al-Husna
menonjolkan nilai estetika
(Keindahan)
7. Ornamen (Hiasan) pada Menara Al-
131
Husna sangat menonjolkan ciri khas
gaya arsitektur Islam
8. Menara Al-Husna merupakan
bangunan perwakilan tipe dari menara-
menara pada masjid agung
9. Gaya arsitektur pada Menara Al-
Husna sangat langka digunakan di
Kota Semarang
10. Bangunan Menara Al-Husna
merupakan bangunan paling
menonjol,besar, dan tinggi
11. Menara Al-Husna sangat kental
dengan filosofi Islam
12. Adanya menara Al-Husna menjadikan
sebagai penanda di wilayah tersebut
13. Payung Hidrolik-Elektrik mempunyai
bentuk yang sesuai fungsinya
14. Struktur Payung Hidrolik-Elektrik
menonjolkan nilai estetika
(Keindahan)
15. Ornamen (Hiasan) pada Payung
Hidrolik-Elektrik sangat menonjolkan
ciri khas gaya arsitektur
16. Payung Hidrolik-Elektrik merupakan
bangunan perwakilan dari tipe Payung
yang berada di Nabawi
17. Gaya arsitektur pada Payung Hidrolik-
Elektrik sangat langka digunakan di
Kota Semarang
18. Bangunan Payung Hidrolik-Elektrik
merupakan bangunan paling
menonjol,besar, dan tinggi
19. Payung Hidrolik-Elektrik sangat
berkaitan dengan filosofi Islam
20. Adanya Payung Hidrolik-Elektrik
menjadikan sebagai penanda di
wilayah tersebut
21. Fasilitas umum yang disediakan
MAJT anda rasakan lengkap
22. Anda merasa fasilitas umum yang
disediakan MAJT berfungsi dengan
baik
23. Para pengelola atau staff MAJT sangat
ramah pada pengunjung
24. Pelayanan dari semua staff yang anda
132
rasakan sangat baik
25. Keamanan dan kenyamanan anda
dalam berkunjung sangat baik
26. Kebersihan pada MAJT terjaga dengan
sangat baik
133
WAWANCARA PENELITIAN:
1. Kepada Arsitektur Masjid Agung Jawa Tengah Bapak Ir.Achmad Fanani :
1). Pertanyaan : Mengapa Menara Al-Husna pada Masjid Agung Jawa
Tengah dibuat?
Jawaban : 1. “Karena menara pada masjid adalah untuk kelengkapan
dari sebuah masjid agung”.
2. “Untuk konsep bangunannya dirancang berdasarkan
dari tujuan Masjid Agung Jawa Tengah sebagai
objek wisata sehingga menara tersebut dibuat dengan
tinggi 99 meter dan kental akan filosofi Islam.”
2). Pertanyaan : Mengapa Payung Hidrolik-Elektrik pada Masjid Agung
Jawa Tengah dibuat?
Jawaban : 1.“Karena saya terinspirasi dari Payung Hidrolik-Elektrik
yang ada di Masjid Nabawi dan tujuan dibuatnya agar
MAJT dapat menampung jumlah jamaah yang lebih
banyak lagi”.
2.”Karena MAJT selain untuk tempat ibadah juga
dijadikan objek wisata sehingga saya ingat dan
terinspirasi dari Payung Hidrolik-Elektrik yang ada di
Masjid Nabawi dan tujuan dibuatnya agar MAJT dapat
menampung jumlah jamaah yang lebih banyak lagi dan
bentuknya sangat langka yang akan dapat perhatian lebih
dari pengunjung (dianggap masyarakat hal baru). Sama
134
halnya dengan Menara Al-Husna, Payung Hidrolik-
Elektrik sebagai atraksi wisata.
3). Pertanyaan : Mengapa Menara Al-Husna pada Masjid Agung Jawa
Tengah memiliki tinggi 99 meter?
Jawaban : “Itu dikarenakan sesuai dengan nama menara sendiri Al-
Husna berjumlah 99 Nama Agung ALLAH SWT”.
4). Pertanyaan : Mengapa Payung Hidrolik-Elektrik pada Masjid Agung
Jawa Tengah memiliki jumlah 6 buah?
Jawaban : “Itu dikarenakan Payung Hidrolik-Elektrik memiliki
filosofi Islam yaitu Rukun Iman yang berjumlah 6”.
2. Kepada Sekertaris Masjid Agung Jawa Tengah Bapak Agus Fathudin
Yusuf :
1). Pertanyaan : Pada saat apa Jumlah Pengunjung MAJT membludak ?
Jawaban : “ketika Payung Hidrolik-Elektrik dibuka yaitu pada saat
Hari Raya Keagamaan Islam dan dihari biasa dibuka
pada saat Hari Jum’at. Selain itu dihari libur baik libur
nasional maupun hari libur anak sekolah”.
2). Pertanyaan : Dimana pengunjung paling banyak menggunakan waktu
berkunjungnya ?
Jawaban : “Di sekitar Payung Hidrolik-Elektrik dan pada Menara
Al-Husna”.
Kejamakan Kelangkaan Keluarbiasaan Sejarah Landmark Kejamakan Kelangkaan Keluarbiasaan Sejarah Landmark
5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26
3 4 5 3 5 4 3 5 4 3 4 5 5 3 4 4 5 5 4 5 4 3 90 8100
4 5 5 5 4 3 5 5 5 5 3 5 4 5 3 3 4 4 5 4 4 5 95 9025
3 3 5 4 4 4 5 4 3 4 4 4 3 5 4 4 4 5 3 3 4 4 86 7396
4 4 5 5 4 4 5 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 5 4 4 2 4 91 8281
4 5 4 4 5 3 4 5 5 4 3 5 4 4 3 3 5 4 4 4 5 4 91 8281
4 4 3 3 4 5 3 4 4 4 5 4 3 3 5 5 4 5 4 5 4 4 89 7921
3 3 4 4 5 4 4 4 3 4 4 4 2 4 4 3 5 5 4 2 5 4 84 7056
4 3 4 4 3 4 4 3 4 3 4 3 5 4 4 4 3 4 4 2 3 3 79 6241
4 4 5 4 4 4 5 4 4 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4 2 4 4 90 8100
5 5 3 3 3 4 3 4 4 5 4 4 4 3 4 4 3 4 4 3 3 5 84 7056
4 4 4 3 4 3 4 3 4 3 3 3 2 2 3 3 4 4 3 3 2 3 71 5041
3 4 5 2 3 4 2 5 3 4 4 5 2 2 4 5 3 1 5 3 2 4 75 5625
3 2 4 3 4 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 4 4 3 2 3 3 66 4356
3 2 3 4 3 3 2 3 4 3 3 3 4 2 3 3 3 2 3 3 2 3 64 4096
3 2 3 4 3 2 2 3 3 3 2 3 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 59 3481
3 4 2 2 3 3 2 4 4 4 3 4 2 2 3 1 3 4 4 2 3 4 66 4356
3 3 4 4 3 4 4 3 4 3 4 3 4 4 4 2 3 4 3 4 3 3 76 5776
2 4 4 3 2 3 3 4 4 2 3 4 2 3 3 3 2 3 3 3 2 2 64 4096
3 2 3 2 3 3 2 3 2 2 3 3 2 2 3 3 3 2 3 2 3 2 56 3136
3 2 5 3 4 4 3 3 2 4 4 3 2 3 4 4 4 3 4 4 4 4 76 5776
rxy 0.574 0.654 0.559 0.532 0.655 0.585 0.733 0.663 0.535 0.693 0.585 0.663 0.602 0.789 0.585 0.491 0.655 0.637 0.620 0.506 0.565 0.693
r tabel (95%, 20) 0.444
keterangan valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid 1552 2408704
Jumlah valid 22
R11 0.998
keterangan Reliabel
Jumlah X 68 69 80 69 73 71 68 76 72 71 71 76 64 65 71 67 73 75 74 63 65 71
Jumlah X² 4624 4761 6400 4761 5329 5041 4624 5776 5184 5041 5041 5776 4096 4225 5041 4489 5329 5625 5476 3969 4225 5041
DATA dan PERHITUNGAN UJI INSTRUMEN ANGKET
Validitas
Reabilitas
3
17
13
18
11
12
Estetika
2
RespondenKualitas Fasilitas Kualitas pelayanan
4
Jumlah Y²
16
15
14
EstetikaJumlah Y
10
9
8
20
19
7
6
1
5
135
125
ANALISA BUTIR ANGKET BERDASARKAN HASIL UJI COBA
1. Validitas butir angket
𝑟𝑥𝑦 = 𝑁 𝛴𝑋𝑌− 𝛴𝑋 ( 𝛴𝑌 )
𝑁𝛴𝑋2− (𝛴𝑋)2 𝑁𝛴𝑌2− (𝛴𝑌)2
Kriteria
Butir angket Valid jika rxy > rtabel
Perhitungan:
Berikut ini perhitungan validitas angket pada butir nomor 1
No. X Y X² Y² XY
1 3 90 9 8100 270
2 4 95 16 9025 380
3 3 86 16 7396 258
4 4 91 16 8281 364
5 4 91 16 8281 364
6 4 89 9 7921 356
7 3 84 16 7056 252
8 4 79 16 6241 316
9 5 90 25 8100 360
10 4 84 16 7056 420
11 3 71 9 5041 284
12 3 75 9 5625 225
13 3 66 9 4356 198
14 3 64 9 4096 192
15 3 59 9 3481 177
16 3 66 9 4356 198
17 3 76 9 5776 228
18 2 64 4 4096 128
19 3 56 9 3136 168
20 3 76 9 5776 228
Σ 68 1552 240 123196 5366
Dengan menggunakanrumus tersebut diperoleh:
𝑟𝑥𝑦 = 20 𝑥 5366 −[ 68 𝑥 1552 ]
{ 20 𝑥 240 − [68]2} { 20 𝑥 123196 –[1552]2}
136
126
2
t
2
b11
σ
σ1.
1k
kr
= 0,574 ( untuk nomer selanjutnya cara dan analog dapat dilihat
pada lampiran)
Dari hasil perhitungan diperoleh harga 𝑟𝑥𝑦 = 0,574 harga ini
dibandingkan dengan harga kritik r product moment ( r tabel ) untuk N = 20 taraf
signifikasi 5 % di peroleh harga r tabel = 0,444. Karena r hitung > r tabel maka
pernyataan nomor 1 valid.
2. Reliabilitas instrumen
Rumus =
Mencari Nilai Jumlah Varians Butir (𝚺𝜎𝑏2) dengan mencari dulu varian
setiap butir, kemudian di jumlahkan.
𝜎5 = 4624−
68 ²
20
20 = 219,64
𝜎6 = 4761−
69 ²
20
20 = 226,148
𝜎7 = 6400−
80 ²
20
20 = 304
𝜎8 = 4761−
69 ²
20
20 = 226,148
𝜎9 = 5329−
73 ²
20
20 = 253,128
𝜎10 = 5041−
71²
20
20 = 239,448
𝜎11 = 4624−
68 ²
20
20 = 219,64
𝜎12 = 5776−
76 ²
20
20 = 274,36
𝜎13 = 5184−
72 ²
20
20 = 246,24
𝜎14 = 5041−
71 ²
20
20 = 239,45
𝜎15 = 5041−
71 ²
20
20 = 239,45
137
127
2
t
2
b11
σ
σ1.
1k
kr
𝜎16 = 5776−
76 ²
20
20 = 274,36
𝜎17 = 4096−
64 ²
20
20 = 194,56
𝜎18 = 4225−
65 ²
20
20 = 200,688
𝜎19 = 5041−
71 ²
20
20 = 239,45
𝜎20 = 4489−
67 ²
20
20 = 213,228
𝜎21 = 5329−
73 ²
20
20 = 253,128
𝜎22 = 5625−
75 ²
20
20 = 267,188
𝜎23 = 5476−
74 ²
20
20 = 260,11
𝜎24 = 3969−
63²
20
20 = 188,528
𝜎25 = 4225−
65 ²
20
20 = 200,69
𝜎26 = 5041−
71 ²
20
20 = 239,45
𝚺𝜎𝑏2 = 219,64 + 226,148 + 304 + 226,148 + 253,128 + 239,448 + 239,448 +
219,64 +274,36 +246,24 + 239,45 + 274,36 +194,56 + 200,688 + 239,45 +
213,228 + 253,128 + 267,188 + 260,11 + 194,56 + 200,69 + 239,45
= 5458,464
Mencari nilai varians total :
𝜎𝑡2 =
2408704 − 1552 ²
20
20 = 114413,44
𝑟11 = [ 22
22−1 ][ 1 –
5458,464
114413,44] = [1,05 ][0,95]
= 0,998
Dari perhitungan diperoleh harga 𝑟11 = 0,998 harga ini kemudian
dibandingkan dengan r tabel untuk untuk N = 20 dan taraf signifikasi 5 %
138
128
diperoleh harga r tabel 0,444 karena r hitung > r tabel maka soal
dinyatakan reliabel
139
129
DATA HASIL INSTRUMEN ANGKET
Kejamakan Kelangkaan Keluarbiasaan Sejarah Landmark Kejamakan Kelangkaan Keluarbiasaan Sejarah Landmark
5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26
4 4 5 3 5 4 3 5 4 5 4 5 5 3 4 4 3 4 4 5 4 3 90
3 3 5 5 4 3 5 5 5 5 3 1 4 5 3 5 4 5 5 4 4 5 91
4 2 5 4 4 4 5 4 1 5 4 2 5 5 4 4 5 2 3 3 4 4 83
3 3 5 5 1 4 5 4 4 4 4 4 4 5 4 4 1 2 4 4 2 4 80
4 4 4 4 5 3 4 5 5 5 3 5 4 4 3 5 2 4 4 4 5 4 90
3 4 3 3 4 5 3 4 4 4 5 3 3 1 5 5 4 5 4 5 4 4 85
3 3 4 4 5 4 4 4 3 5 4 4 2 4 4 5 4 5 4 2 5 4 86
2 3 4 4 3 4 4 3 4 5 4 3 4 4 4 4 3 3 4 2 3 3 77
3 4 5 4 4 4 5 4 4 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4 2 4 4 89
4 2 3 3 3 4 3 4 4 5 4 4 4 5 4 4 3 4 4 1 3 5 80
4 4 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 2 3 5 4 4 3 3 2 3 76
2 4 5 2 5 4 2 5 5 4 4 5 2 4 4 5 4 5 5 3 2 4 85
3 4 4 3 4 1 3 3 5 5 3 1 3 2 1 5 4 4 3 2 1 3 67
4 2 3 4 3 3 2 1 4 5 3 3 4 5 3 1 3 4 3 3 2 3 68
5 4 3 4 4 2 2 3 3 5 5 3 4 4 2 2 5 3 3 3 3 3 75
4 3 2 2 3 3 2 4 4 5 5 2 5 2 3 1 5 4 4 2 3 4 72
4 4 4 4 3 4 4 3 4 5 4 3 4 4 4 2 5 4 3 4 1 3 80
5 2 4 3 2 3 5 4 4 5 3 4 2 1 3 5 5 3 3 4 2 1 73
4 3 3 2 3 3 2 3 1 5 3 3 5 2 3 5 5 2 3 2 3 2 67
5 4 5 3 4 4 3 3 4 4 4 3 2 5 4 4 4 3 4 4 4 4 84
3 3 3 3 4 4 4 2 2 3 4 3 2 5 4 1 4 5 2 2 3 2 68
3 3 3 2 2 4 4 3 4 3 3 4 4 4 3 4 2 5 1 2 3 3 69
2 2 3 3 5 4 5 3 3 2 2 3 4 4 3 2 1 3 1 3 3 2 63
3 4 3 2 4 2 2 3 5 4 4 3 4 4 3 5 2 3 4 3 4 3 74
3 3 4 5 5 3 2 4 4 3 2 2 4 4 4 4 2 1 4 3 3 3 72
4 4 4 3 4 4 5 4 3 4 3 4 3 3 3 4 4 5 2 3 3 3 79
4 4 3 3 4 3 1 3 4 4 4 4 4 4 2 5 1 2 1 2 3 2 67
4 4 4 5 5 3 5 3 5 4 4 3 5 4 3 2 2 2 2 2 3 3 77
3 3 5 3 4 4 2 4 2 5 3 2 1 5 3 5 2 1 3 3 3 4 70
3 5 3 3 5 4 4 3 4 4 4 3 2 5 3 4 4 2 2 2 3 3 75
4 3 3 4 1 4 2 2 2 4 3 3 3 4 4 4 5 2 2 2 3 2 66
3 4 3 4 5 3 2 1 4 4 4 1 5 3 4 2 5 3 2 1 3 3 69
5 3 4 4 5 2 4 4 1 4 4 3 5 5 2 5 5 4 2 3 3 2 79
4 4 4 4 4 3 3 3 5 3 2 3 4 5 3 5 4 4 2 2 3 2 76
3 4 3 3 4 4 4 3 1 5 2 4 3 5 4 1 4 2 2 3 3 2 69
5 3 3 4 5 4 3 4 5 2 5 4 5 4 3 5 4 4 2 2 3 3 82
4 4 4 3 5 3 3 3 2 4 5 3 4 4 2 5 2 3 4 3 4 3 77
3 5 3 3 5 3 3 1 4 3 3 2 4 4 4 5 4 1 3 4 4 2 73
5 3 3 3 4 4 4 3 4 5 2 3 3 4 3 5 2 3 2 4 4 4 77
3 3 5 1 3 2 2 3 4 4 2 3 3 4 3 5 1 1 3 3 4 4 66
5 4 4 3 5 4 3 2 2 4 4 3 5 4 3 2 2 4 3 3 3 3 75
3 3 3 2 4 4 4 5 4 4 4 3 4 5 3 4 5 5 4 3 4 3 83
4 4 4 3 4 4 3 5 3 4 4 2 3 5 3 5 2 4 2 3 3 3 77
3 3 5 3 5 2 4 1 5 3 3 1 4 4 3 4 4 4 2 3 5 3 74
4 4 3 4 4 4 3 3 1 4 4 3 4 3 3 4 1 2 1 2 5 2 68
3 4 4 4 3 3 3 2 2 4 3 3 3 4 3 2 2 3 2 2 3 3 65
4 4 4 4 5 4 1 5 5 3 5 4 4 5 2 5 2 2 2 2 3 2 77
2 2 3 3 5 2 5 2 2 2 2 3 3 4 4 4 5 1 1 2 5 3 65
5 3 4 3 4 3 3 5 5 4 3 3 3 4 2 4 2 1 2 3 3 3 72
3 4 3 3 2 4 2 2 1 3 4 3 5 5 3 4 4 1 1 2 3 2 64
3 5 3 3 5 4 4 5 5 1 3 4 4 5 4 4 2 3 1 2 4 2 76
4 4 3 3 3 4 4 4 5 5 5 3 3 5 3 4 5 4 2 4 4 2 83
4 4 3 3 1 3 3 3 5 2 2 2 4 4 3 2 4 4 4 3 4 2 69
3 2 3 3 5 4 4 5 4 3 2 2 3 5 3 4 1 2 2 3 4 2 69
5 4 3 3 3 1 5 5 1 4 4 3 4 4 2 5 1 1 2 3 4 3 70
3 3 4 3 5 4 5 5 3 4 3 4 4 3 3 4 4 2 2 2 4 3 77
4 4 4 2 1 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 2 1 3 3 3 73
5 4 3 3 5 4 2 4 4 1 4 3 2 2 2 5 4 4 1 2 3 3 70
5 1 5 3 4 4 4 4 1 4 5 4 1 5 3 2 2 2 1 2 3 3 68
3 4 3 3 4 3 5 5 4 4 4 3 4 5 4 4 4 2 1 3 4 2 78
4 4 3 3 5 3 5 5 2 5 5 3 5 5 3 4 5 4 2 3 4 2 84
4 4 4 4 4 2 2 4 4 4 4 3 4 4 3 5 4 2 2 3 3 2 75
5 3 3 3 5 4 4 3 5 4 2 3 4 4 3 4 4 4 2 2 4 3 78
4 2 3 4 4 3 5 4 2 4 4 3 5 3 4 5 5 4 1 2 4 3 78
2 3 2 3 5 4 5 5 4 3 3 3 3 5 4 1 5 3 1 2 4 2 72
2 3 2 4 4 3 3 4 2 4 4 3 4 3 3 4 2 4 3 3 4 4 72
3 2 1 2 5 3 5 3 4 3 4 3 4 3 2 2 4 4 2 3 5 2 69
4 4 4 3 4 4 4 4 1 4 4 4 5 2 4 4 5 4 2 3 4 3 80
4 3 2 3 5 4 2 3 3 2 5 3 4 5 2 5 2 2 2 3 3 2 69
3 4 4 2 3 3 3 1 4 4 4 3 3 5 3 2 2 2 1 4 5 2 67
4 4 2 4 5 5 2 5 3 1 5 3 5 4 2 4 4 4 3 3 3 3 78
4 4 4 4 2 4 4 4 2 4 5 3 2 5 3 4 5 4 4 3 4 3 81
3 2 3 3 5 2 3 2 5 4 5 3 2 3 3 5 2 3 2 2 2 3 67
4 3 4 3 4 5 4 5 4 2 4 3 4 5 3 5 2 4 1 2 3 5 79
5 4 3 3 5 3 3 5 4 5 5 4 5 4 3 2 5 4 2 3 3 2 82
5 3 4 1 4 1 4 4 4 4 5 3 5 4 3 5 2 2 2 3 3 2 73
4 3 4 2 3 5 4 4 1 3 5 4 4 5 4 4 2 4 4 2 4 2 77
3 3 2 3 4 3 5 5 5 5 4 2 5 4 4 1 5 4 3 4 4 2 80
4 4 4 3 4 5 5 4 4 4 5 4 4 5 2 4 2 4 2 3 4 3 83
5 4 4 1 3 4 4 4 2 4 5 3 3 4 3 2 3 4 2 2 4 3 73
RespondenEstetika Estetika Kualitas Fasilitas Kualitas pelayanan
Jumlah Y
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
61
70
71
72
73
62
63
64
65
66
67
80
1
74
75
76
77
78
79
68
69
140
141
PERHITUNGAN MS.EXCEL
Responden Estetika Menara Al-Husna
No.5 No.6 No.7 Persentase Kriteria
1 4 4 5 87% SST
2 3 3 5 73% ST
3 4 2 5 73% ST
4 3 3 5 73% ST
5 4 4 4 80% ST
6 3 4 3 67% RR
7 3 3 4 67% RR
8 2 3 4 60% RR
9 3 4 5 80% ST
10 4 2 3 60% RR
11 4 4 4 80% ST
12 2 4 5 73% ST
13 3 4 4 73% ST
14 4 2 3 60% RR
15 5 4 3 80% ST
16 4 3 2 60% RR
17 4 4 4 80% ST
18 5 2 4 73% ST
19 4 3 3 67% RR
20 5 4 5 93% SST
21 3 3 3 60% RR
22 3 3 3 60% RR
23 2 2 3 47% TS
24 3 4 3 67% RR
25 3 3 4 67% RR
26 4 4 4 80% ST
27 4 4 3 73% ST
28 4 4 4 80% ST
29 3 3 5 73% ST
30 3 5 3 73% ST
31 4 3 3 67% RR
32 3 4 3 67% RR
33 5 3 4 80% ST
34 4 4 4 80% ST
35 3 4 3 67% RR
36 5 3 3 73% ST
37 4 4 4 80% ST
38 3 5 3 73% ST
39 5 3 3 73% ST
40 3 3 5 73% ST
41 5 4 4 87% SST
141
142
42 3 3 3 60% RR
43 4 4 4 80% ST
44 3 3 5 73% ST
45 4 4 3 73% ST
46 3 4 4 73% ST
47 4 4 4 80% ST
48 2 2 3 47% TS
49 5 3 4 80% ST
50 3 4 3 67% RR
51 3 5 3 73% ST
52 4 4 3 73% ST
53 4 4 3 73% ST
54 3 2 3 53% RR
55 5 4 3 80% ST
56 3 3 4 67% RR
57 4 4 4 80% ST
58 5 4 3 80% ST
59 5 1 5 73% ST
60 3 4 3 67% RR
61 4 4 3 73% ST
62 4 4 4 80% ST
63 5 3 3 73% ST
64 4 2 3 60% RR
65 2 3 2 47% TS
66 2 3 2 47% TS
67 3 2 1 40% TS
68 4 4 4 80% ST
69 4 3 2 60% RR
70 3 4 4 73% ST
71 4 4 2 67% RR
72 4 4 4 80% ST
73 3 2 3 53% RR
74 4 3 4 73% ST
75 5 4 3 80% ST
76 5 3 4 80% ST
77 4 3 4 73% ST
78 3 3 2 53% RR
79 4 4 4 80% ST
80 5 4 4 87% SST
Jumlah 295 273 283
Skor Maksimal 400 400 400
Prosentase 74% 68% 71%
Kriteria ST ST ST
Total Jumlah 851 71% ST
142
143
Total Skor 1200
INTERVAL PERSENTASE KRITERIA
84% < Skor ≤ 100% Sangat Setuju
68% < Skor ≤ 83% Setuju
52% < Skor ≤ 67% Ragu-ragu
36% < Skor ≤ 51% Tidak Setuju
20% < Skor ≤ 35% Sangat Tidak Setuju
143
144
Responden Kejamakan Menara Al-Husna
No.8 Persentase Kriteria
1 3 60% RR
2 5 100% SST
3 4 80% ST
4 5 100% SST
5 4 80% ST
6 3 60% RR
7 4 80% ST
8 4 80% ST
9 4 80% ST
10 3 60% RR
11 3 60% RR
12 2 40% TS
13 3 60% RR
14 4 80% ST
15 4 80% ST
16 2 40% TS
17 4 80% ST
18 3 60% RR
19 2 40% TS
20 3 60% RR
21 3 60% RR
22 2 40% TS
23 3 60% RR
24 2 40% TS
25 5 100% SST
26 3 60% RR
27 3 60% RR
28 5 100% SST
29 3 60% RR
30 3 60% RR
31 4 80% ST
32 4 80% ST
33 4 80% ST
34 4 80% ST
35 3 60% RR
36 4 80% ST
37 3 60% RR
38 3 60% RR
39 3 60% RR
40 1 20% STS
41 3 60% RR
144
145
42 2 40% TS
43 3 60% RR
44 3 60% RR
45 4 80% ST
46 4 80% ST
47 4 80% ST
48 3 60% RR
49 3 60% RR
50 3 60% RR
51 3 60% RR
52 3 60% RR
53 3 60% RR
54 3 60% RR
55 3 60% RR
56 3 60% RR
57 2 40% TS
58 3 60% RR
59 3 60% RR
60 3 60% RR
61 3 60% RR
62 4 80% ST
63 3 60% RR
64 4 80% ST
65 3 60% RR
66 4 80% ST
67 2 40% TS
68 3 60% RR
69 3 60% RR
70 2 40% TS
71 4 80% ST
72 4 80% ST
73 3 60% RR
74 3 60% RR
75 3 60% RR
76 1 20% STS
77 2 40% TS
78 3 60% RR
79 3 60% RR
80 1 20% STS
Jumlah 253
Skor Maksimal 400
Presentase 63%
Kriteria RR
Total Jumlah 253 63% RR
145
146
Total Skor 400
INTERVAL PERSENTASE KRITERIA
84% < Skor ≤ 100% Sangat Setuju
68% < Skor ≤ 83% Setuju
52% < Skor ≤ 67% Ragu-ragu
36% < Skor ≤ 51% Tidak Setuju
20% < Skor ≤ 35% Sangat Tidak Setuju
146
147
Responden Kelangkaan Menara Al-Husna
No.9 Persentase Kriteria
1 5 100% SST
2 4 80% ST
3 4 80% ST
4 1 20% STS
5 5 100% SST
6 4 80% ST
7 5 100% SST
8 3 60% RR
9 4 80% ST
10 3 60% RR
11 4 80% ST
12 5 100% SST
13 4 80% ST
14 3 60% RR
15 4 80% ST
16 3 60% RR
17 3 60% RR
18 2 40% TS
19 3 60% RR
20 4 80% ST
21 4 80% ST
22 2 40% TS
23 5 100% SST
24 4 80% ST
25 5 100% SST
26 4 80% ST
27 4 80% ST
28 5 100% SST
29 4 80% ST
30 5 100% SST
31 1 20% STS
32 5 100% SST
33 5 100% SST
34 4 80% ST
35 4 80% ST
36 5 100% SST
37 5 100% SST
38 5 100% SST
39 4 80% ST
40 3 60% RR
41 5 100% SST
42 4 80% ST
147
148
43 4 80% ST
44 5 100% SST
45 4 80% ST
46 3 60% RR
47 5 100% SST
48 5 100% SST
49 4 80% ST
50 2 40% TS
51 5 100% SST
52 3 60% RR
53 1 20% STS
54 5 100% SST
55 3 60% RR
56 5 100% SST
57 1 20% STS
58 5 100% SST
59 4 80% ST
60 4 80% ST
61 5 100% SST
62 4 80% ST
63 5 100% SST
64 4 80% ST
65 5 100% SST
66 4 80% ST
67 5 100% SST
68 4 80% ST
69 5 100% SST
70 3 60% RR
71 5 100% SST
72 2 40% TS
73 5 100% SST
74 4 80% ST
75 5 100% SST
76 4 80% ST
77 3 60% RR
78 4 80% ST
79 4 80% ST
80 3 60% RR
Jumlah 316
Skor Maksimal 400
Presentase 79%
Kriteria ST
Total Jumlah 316 79% ST
Total Skor 400
148
149
INTERVAL PERSENTASE KRITERIA
84% < Skor ≤ 100% Sangat Setuju
68% < Skor ≤ 83% Setuju
52% < Skor ≤ 67% Ragu-ragu
36% < Skor ≤ 51% Tidak Setuju
20% < Skor ≤ 35% Sangat Tidak Setuju
149
150
Responden Keluarbiasaan Menara Al-Husna
No.10 Persentase Kriteria
1 4 80% ST
2 3 60% RR
3 4 80% ST
4 4 80% ST
5 3 60% RR
6 5 100% SST
7 4 80% ST
8 4 80% ST
9 4 80% ST
10 4 80% ST
11 3 60% RR
12 4 80% ST
13 1 20% STS
14 3 60% RR
15 2 40% TS
16 3 60% RR
17 4 80% ST
18 3 60% RR
19 3 60% RR
20 4 80% ST
21 4 80% ST
22 4 80% ST
23 4 80% ST
24 2 40% TS
25 3 60% RR
26 4 80% ST
27 3 60% RR
28 3 60% RR
29 4 80% ST
30 4 80% ST
31 4 80% ST
32 3 60% RR
33 2 40% TS
34 3 60% RR
35 4 80% ST
36 4 80% ST
37 3 60% RR
38 3 60% RR
39 4 80% ST
40 2 40% TS
41 4 80% ST
42 4 80% ST
150
151
43 4 80% ST
44 2 40% TS
45 4 80% ST
46 3 60% RR
47 4 80% ST
48 2 40% TS
49 3 60% RR
50 4 80% ST
51 4 80% ST
52 4 80% ST
53 3 60% RR
54 4 80% ST
55 1 20% STS
56 4 80% ST
57 4 80% ST
58 4 80% ST
59 4 80% ST
60 3 60% RR
61 3 60% RR
62 2 40% TS
63 4 80% ST
64 3 60% RR
65 4 80% ST
66 3 60% RR
67 3 60% RR
68 4 80% ST
69 4 80% ST
70 3 60% RR
71 5 100% SST
72 4 80% ST
73 2 40% TS
74 5 100% SST
75 3 60% RR
76 1 20% STS
77 5 100% SST
78 3 60% RR
79 5 100% SST
80 4 80% ST
Jumlah 275
Skor Maksimal 400
Presentase 69%
Kriteria ST
Total Jumlah 275 69% ST
Total Skor 400
151
152
INTERVAL PERSENTASE KRITERIA
84% < Skor ≤ 100% Sangat Setuju
68% < Skor ≤ 83% Setuju
52% < Skor ≤ 67% Ragu-ragu
36% < Skor ≤ 51% Tidak Setuju
20% < Skor ≤ 35% Sangat Tidak Setuju
152
153
Responden Sejarah Menara Al-Husna
No.11 Persentase Kriteria
1 3 60% RR
2 5 100% SST
3 5 100% SST
4 5 100% SST
5 4 80% ST
6 3 60% RR
7 4 80% ST
8 4 80% ST
9 5 100% SST
10 3 60% RR
11 4 80% ST
12 2 40% TS
13 3 60% RR
14 2 40% TS
15 2 40% TS
16 2 40% TS
17 4 80% ST
18 5 100% SST
19 2 40% TS
20 3 60% RR
21 4 80% ST
22 4 80% ST
23 5 100% SST
24 2 40% TS
25 2 40% TS
26 5 100% SST
27 1 20% STS
28 5 100% SST
29 2 40% TS
30 4 80% ST
31 2 40% TS
32 2 40% TS
33 4 80% ST
34 3 60% RR
35 4 80% ST
36 3 60% RR
37 3 60% RR
38 3 60% RR
39 4 80% ST
40 2 40% TS
41 3 60% RR
42 4 80% ST
153
154
43 3 60% RR
44 4 80% ST
45 3 60% RR
46 3 60% RR
47 1 20% STS
48 5 100% SST
49 3 60% RR
50 2 40% TS
51 4 80% ST
52 4 80% ST
53 3 60% RR
54 4 80% ST
55 5 100% SST
56 5 100% SST
57 3 60% RR
58 2 40% TS
59 4 80% ST
60 5 100% SST
61 5 100% SST
62 2 40% TS
63 4 80% ST
64 5 100% SST
65 5 100% SST
66 3 60% RR
67 5 100% SST
68 4 80% ST
69 2 40% TS
70 3 60% RR
71 2 40% TS
72 4 80% ST
73 3 60% RR
74 4 80% ST
75 3 60% RR
76 4 80% ST
77 4 80% ST
78 5 100% SST
79 5 100% SST
80 4 80% ST
Jumlah 280
Skor Maksimal 400
Presentase 70%
Kriteria ST
Total Jumlah 280 70% ST
Total Skor 400
154
155
INTERVAL PERSENTASE KRITERIA
84% < Skor ≤ 100% Sangat Setuju
68% < Skor ≤ 83% Setuju
52% < Skor ≤ 67% Ragu-ragu
36% < Skor ≤ 51% Tidak Setuju
20% < Skor ≤ 35% Sangat Tidak Setuju
155
156
Responden Landmark Menara Al-Husna
No.12 Persentase Kriteria
1 5 100% SST
2 5 100% SST
3 4 80% ST
4 4 80% ST
5 5 100% SST
6 4 80% ST
7 4 80% ST
8 3 60% RR
9 4 80% ST
10 4 80% ST
11 3 60% RR
12 5 100% SST
13 3 60% RR
14 1 20% STS
15 3 60% RR
16 4 80% ST
17 3 60% RR
18 4 80% ST
19 3 60% RR
20 3 60% RR
21 2 40% TS
22 3 60% RR
23 3 60% RR
24 3 60% RR
25 4 80% ST
26 4 80% ST
27 3 60% RR
28 3 60% RR
29 4 80% ST
30 3 60% RR
31 2 40% TS
32 1 20% STS
33 4 80% ST
34 3 60% RR
35 3 60% RR
36 4 80% ST
37 3 60% RR
38 1 20% STS
39 3 60% RR
40 3 60% RR
41 2 40% TS
42 5 100% SST
156
157
43 5 100% SST
44 1 20% STS
45 3 60% RR
46 2 40% TS
47 5 100% SST
48 2 40% TS
49 5 100% SST
50 2 40% TS
51 5 100% SST
52 4 80% ST
53 3 60% RR
54 5 100% SST
55 5 100% SST
56 5 100% SST
57 4 80% ST
58 4 80% ST
59 4 80% ST
60 5 100% SST
61 5 100% SST
62 4 80% ST
63 3 60% RR
64 4 80% ST
65 5 100% SST
66 4 80% ST
67 3 60% RR
68 4 80% ST
69 3 60% RR
70 1 20% STS
71 5 100% SST
72 4 80% ST
73 2 40% TS
74 5 100% SST
75 5 100% SST
76 4 80% ST
77 4 80% ST
78 5 100% SST
79 4 80% ST
80 4 80% ST
Jumlah 287
Skor Maksimal 400
Presentase 72%
Kriteria ST
Total Jumlah 287 72% ST
Total Skor 400
157
158
INTERVAL PERSENTASE KRITERIA
84% < Skor ≤ 100% Sangat Setuju
68% < Skor ≤ 83% Setuju
52% < Skor ≤ 67% Ragu-ragu
36% < Skor ≤ 51% Tidak Setuju
20% < Skor ≤ 35% Sangat Tidak Setuju
158
159
Responden Estetika Payung Hidrolik-Elektrik
No.13 No.14 No.15 Persentase Kriteria
1 4 5 4 87% SST
2 5 5 3 87% SST
3 1 5 4 67% RR
4 4 4 4 80% ST
5 5 5 3 87% SST
6 4 4 5 87% SST
7 3 5 4 80% ST
8 4 5 4 87% SST
9 4 4 4 80% ST
10 4 5 4 87% SST
11 4 3 4 73% ST
12 5 4 4 87% SST
13 5 5 3 87% SST
14 4 5 3 80% ST
15 3 5 5 87% SST
16 4 5 5 93% SST
17 4 5 4 87% SST
18 4 5 3 80% ST
19 1 5 3 60% RR
20 4 4 4 80% ST
21 2 3 4 60% RR
22 4 3 3 67% RR
23 3 2 2 47% TS
24 5 4 4 87% SST
25 4 3 2 60% RR
26 3 4 3 67% RR
27 4 4 4 80% ST
28 5 4 4 87% SST
29 2 5 3 67% RR
30 4 4 4 80% ST
31 2 4 3 60% RR
32 4 4 4 80% ST
33 1 4 4 60% RR
34 5 3 2 67% RR
35 1 5 2 53% RR
36 5 2 5 80% ST
37 2 4 5 73% ST
38 4 3 3 67% RR
39 4 5 2 73% ST
40 4 4 2 67% RR
41 2 4 4 67% RR
42 4 4 4 80% ST
159
160
43 3 4 4 73% ST
44 5 3 3 73% ST
45 1 4 4 60% RR
46 2 4 3 60% RR
47 5 3 5 87% SST
48 2 2 2 40% TS
49 5 4 3 80% ST
50 1 3 4 53% RR
51 5 1 3 60% RR
52 5 5 5 100% SST
53 5 2 2 60% RR
54 4 3 2 60% RR
55 1 4 4 60% RR
56 3 4 3 67% RR
57 4 4 4 80% ST
58 4 1 4 60% RR
59 1 4 5 67% RR
60 4 4 4 80% ST
61 2 5 5 80% ST
62 4 4 4 80% ST
63 5 4 2 73% ST
64 2 4 4 67% RR
65 4 3 3 67% RR
66 2 4 4 67% RR
67 4 3 4 73% ST
68 1 4 4 60% RR
69 3 2 5 67% RR
70 4 4 4 80% ST
71 3 1 5 60% RR
72 2 4 5 73% ST
73 5 4 5 93% SST
74 4 2 4 67% RR
75 4 5 5 93% SST
76 4 4 5 87% SST
77 1 3 5 60% RR
78 5 5 4 93% SST
79 4 4 5 87% SST
80 2 4 5 73% ST
Jumlah 275 307 301
Skor Maksimal 400 400 400
Presentase 69% 77% 75%
Kriteria ST ST ST
Total Jumlah 883 74% ST
Total Skor 1200
160
161
INTERVAL PERSENTASE KRITERIA
84% < Skor ≤ 100% Sangat Setuju
68% < Skor ≤ 83% Setuju
52% < Skor ≤ 67% Ragu-ragu
36% < Skor ≤ 51% Tidak Setuju
20% < Skor ≤ 35% Sangat Tidak Setuju
161
162
Responden Kejamakan Payung Hidrolik-Elektrik
No.16 Persentase Kriteria
1 5 100% SST
2 1 20% STS
3 2 40% TS
4 4 80% ST
5 5 100% SST
6 3 60% RR
7 4 80% ST
8 3 60% RR
9 4 80% ST
10 4 80% ST
11 3 60% RR
12 5 100% SST
13 1 20% STS
14 3 60% RR
15 3 60% RR
16 2 40% TS
17 3 60% RR
18 4 80% ST
19 3 60% RR
20 3 60% RR
21 3 60% RR
22 4 80% ST
23 3 60% RR
24 3 60% RR
25 2 40% TS
26 4 80% ST
27 4 80% ST
28 3 60% RR
29 2 40% TS
30 3 60% RR
31 3 60% RR
32 1 20% STS
33 3 60% RR
34 3 60% RR
35 4 80% ST
36 4 80% ST
37 3 60% RR
38 2 40% TS
39 3 60% RR
40 3 60% RR
41 3 60% RR
42 3 60% RR
162
163
43 2 40% TS
44 1 20% STS
45 3 60% RR
46 3 60% RR
47 4 80% ST
48 3 60% RR
49 3 60% RR
50 3 60% RR
51 4 80% ST
52 3 60% RR
53 2 40% TS
54 2 40% TS
55 3 60% RR
56 4 80% ST
57 4 80% ST
58 3 60% RR
59 4 80% ST
60 3 60% RR
61 3 60% RR
62 3 60% RR
63 3 60% RR
64 3 60% RR
65 3 60% RR
66 3 60% RR
67 3 60% RR
68 4 80% ST
69 3 60% RR
70 3 60% RR
71 3 60% RR
72 3 60% RR
73 3 60% RR
74 3 60% RR
75 4 80% ST
76 3 60% RR
77 4 80% ST
78 2 40% TS
79 4 80% ST
80 3 60% RR
Jumlah 248
Skor Maksimal 400
Presentase 62%
Kriteria RR
Total Jumlah 248 62% RR
Total Skor 400
163
164
INTERVAL PERSENTASE KRITERIA
84% < Skor ≤ 100% Sangat Setuju
68% < Skor ≤ 83% Setuju
52% < Skor ≤ 67% Ragu-ragu
36% < Skor ≤ 51% Tidak Setuju
20% < Skor ≤ 35% Sangat Tidak Setuju
164
165
Responden Kelangkaan Payung Hidrolik-Elektrik
No.17 Persentase Kriteria
1 5 100% SST
2 4 80% ST
3 5 100% SST
4 4 80% ST
5 4 80% ST
6 3 60% RR
7 2 40% TS
8 4 80% ST
9 5 100% SST
10 4 80% ST
11 4 80% ST
12 2 40% TS
13 3 60% RR
14 4 80% ST
15 4 80% ST
16 5 100% SST
17 4 80% ST
18 2 40% TS
19 5 100% SST
20 2 40% TS
21 2 40% TS
22 4 80% ST
23 4 80% ST
24 4 80% ST
25 4 80% ST
26 3 60% RR
27 4 80% ST
28 5 100% SST
29 1 20% STS
30 2 40% TS
31 3 60% RR
32 5 100% SST
33 5 100% SST
34 4 80% ST
35 3 60% RR
36 5 100% SST
37 4 80% ST
38 4 80% ST
39 3 60% RR
40 3 60% RR
41 5 100% SST
42 4 80% ST
165
166
43 3 60% RR
44 4 80% ST
45 4 80% ST
46 3 60% RR
47 4 80% ST
48 3 60% RR
49 3 60% RR
50 5 100% SST
51 4 80% ST
52 3 60% RR
53 4 80% ST
54 3 60% RR
55 4 80% ST
56 4 80% ST
57 4 80% ST
58 2 40% TS
59 1 20% STS
60 4 80% ST
61 5 100% SST
62 4 80% ST
63 4 80% ST
64 5 100% SST
65 3 60% RR
66 4 80% ST
67 4 80% ST
68 5 100% SST
69 4 80% ST
70 3 60% RR
71 5 100% SST
72 2 40% TS
73 2 40% TS
74 4 80% ST
75 5 100% SST
76 5 100% SST
77 4 80% ST
78 5 100% SST
79 4 80% ST
80 3 60% RR
Jumlah 298
Skor Maksimal 400
Presentase 75%
Kriteria ST
Total Jumlah 298 75% ST
Total Skor 400
166
167
INTERVAL PERSENTASE KRITERIA
84% < Skor ≤ 100% Sangat Setuju
68% < Skor ≤ 83% Setuju
52% < Skor ≤ 67% Ragu-ragu
36% < Skor ≤ 51% Tidak Setuju
20% < Skor ≤ 35% Sangat Tidak Setuju
167
168
Responden Keluarbiasaan Payung Hidrolik-Elektrik
No.18 Persentase Kriteria
1 3 60% RR
2 5 100% SST
3 5 100% SST
4 5 100% SST
5 4 80% ST
6 1 20% STS
7 4 80% ST
8 4 80% ST
9 5 100% SST
10 5 100% SST
11 2 40% TS
12 4 80% ST
13 2 40% TS
14 5 100% SST
15 4 80% ST
16 2 40% TS
17 4 80% ST
18 1 20% STS
19 2 40% TS
20 5 100% SST
21 5 100% SST
22 4 80% ST
23 4 80% ST
24 4 80% ST
25 4 80% ST
26 3 60% RR
27 4 80% ST
28 4 80% ST
29 5 100% SST
30 5 100% SST
31 4 80% ST
32 3 60% RR
33 5 100% SST
34 5 100% SST
35 5 100% SST
36 4 80% ST
37 4 80% ST
38 4 80% ST
39 4 80% ST
40 4 80% ST
41 4 80% ST
42 5 100% SST
168
169
43 5 100% SST
44 4 80% ST
45 3 60% RR
46 4 80% ST
47 5 100% SST
48 4 80% ST
49 4 80% ST
50 5 100% SST
51 5 100% SST
52 5 100% SST
53 4 80% ST
54 5 100% SST
55 4 80% ST
56 3 60% RR
57 4 80% ST
58 2 40% TS
59 5 100% SST
60 5 100% SST
61 5 100% SST
62 4 80% ST
63 4 80% ST
64 3 60% RR
65 5 100% SST
66 3 60% RR
67 3 60% RR
68 2 40% TS
69 5 100% SST
70 5 100% SST
71 4 80% ST
72 5 100% SST
73 3 60% RR
74 5 100% SST
75 4 80% ST
76 4 80% ST
77 5 100% SST
78 4 80% ST
79 5 100% SST
80 4 80% ST
Jumlah 323
Skor Maksimal 400
Presentase 81%
Kriteria ST
Total Jumlah 323 81% ST
Total Skor 400
169
170
INTERVAL PERSENTASE KRITERIA
84% < Skor ≤ 100% Sangat Setuju
68% < Skor ≤ 83% Setuju
52% < Skor ≤ 67% Ragu-ragu
36% < Skor ≤ 51% Tidak Setuju
20% < Skor ≤ 35% Sangat Tidak Setuju
170
171
Responden Sejarah Payung Hidrolik-Elektrik
No.19 Persentase Kriteria
1 4 80% ST
2 3 60% RR
3 4 80% ST
4 4 80% ST
5 3 60% RR
6 5 100% SST
7 4 80% ST
8 4 80% ST
9 4 80% ST
10 4 80% ST
11 3 60% RR
12 4 80% ST
13 1 20% STS
14 3 60% RR
15 2 40% TS
16 3 60% RR
17 4 80% ST
18 3 60% RR
19 3 60% RR
20 4 80% ST
21 4 80% ST
22 3 60% RR
23 3 60% RR
24 3 60% RR
25 4 80% ST
26 3 60% RR
27 2 40% TS
28 3 60% RR
29 3 60% RR
30 3 60% RR
31 4 80% ST
32 4 80% ST
33 2 40% TS
34 3 60% RR
35 4 80% ST
36 3 60% RR
37 2 40% TS
38 4 80% ST
39 3 60% RR
40 3 60% RR
41 3 60% RR
42 3 60% RR
171
172
43 3 60% RR
44 3 60% RR
45 3 60% RR
46 3 60% RR
47 2 40% TS
48 4 80% ST
49 2 40% TS
50 3 60% RR
51 4 80% ST
52 3 60% RR
53 3 60% RR
54 3 60% RR
55 2 40% TS
56 3 60% RR
57 3 60% RR
58 2 40% TS
59 3 60% RR
60 4 80% ST
61 3 60% RR
62 3 60% RR
63 3 60% RR
64 4 80% ST
65 4 80% ST
66 3 60% RR
67 2 40% TS
68 4 80% ST
69 2 40% TS
70 3 60% RR
71 2 40% TS
72 3 60% RR
73 3 60% RR
74 3 60% RR
75 3 60% RR
76 3 60% RR
77 4 80% ST
78 4 80% ST
79 2 40% TS
80 3 60% RR
Jumlah 252
Skor Maksimal 400
Presentase 63%
Kriteria RR
Total Jumlah 252 63% RR
Total Skor 400
172
173
INTERVAL PERSENTASE KRITERIA
84% < Skor ≤ 100% Sangat Setuju
68% < Skor ≤ 83% Setuju
52% < Skor ≤ 67% Ragu-ragu
36% < Skor ≤ 51% Tidak Setuju
20% < Skor ≤ 35% Sangat Tidak Setuju
173
174
Responden Landmark Payung Hidrolik-Elektrik
No.20 Persentase Kriteria
1 4 80% ST
2 5 100% SST
3 4 80% ST
4 4 80% ST
5 5 100% SST
6 5 100% SST
7 5 100% SST
8 4 80% ST
9 4 80% ST
10 4 80% ST
11 5 100% SST
12 5 100% SST
13 5 100% SST
14 1 20% STS
15 2 40% TS
16 1 20% STS
17 2 40% TS
18 5 100% SST
19 5 100% SST
20 4 80% ST
21 1 20% STS
22 4 80% ST
23 2 40% TS
24 5 100% SST
25 4 80% ST
26 4 80% ST
27 5 100% SST
28 2 40% TS
29 5 100% SST
30 4 80% ST
31 4 80% ST
32 2 40% TS
33 5 100% SST
34 5 100% SST
35 1 20% STS
36 5 100% SST
37 5 100% SST
38 5 100% SST
39 5 100% SST
40 5 100% SST
41 2 40% TS
174
175
42 4 80% ST
43 5 100% SST
44 4 80% ST
45 4 80% ST
46 2 40% TS
47 5 100% SST
48 4 80% ST
49 4 80% ST
50 4 80% ST
51 4 80% ST
52 4 80% ST
53 2 40% TS
54 4 80% ST
55 5 100% SST
56 4 80% ST
57 4 80% ST
58 5 100% SST
59 2 40% TS
60 4 80% ST
61 4 80% ST
62 5 100% SST
63 4 80% ST
64 5 100% SST
65 1 20% STS
66 4 80% ST
67 2 40% TS
68 4 80% ST
69 5 100% SST
70 2 40% TS
71 4 80% ST
72 4 80% ST
73 5 100% SST
74 5 100% SST
75 2 40% TS
76 5 100% SST
77 4 80% ST
78 1 20% STS
79 4 80% ST
80 2 40% TS
Jumlah 305
Skor Maksimal 400
Presentase 76%
Kriteria ST
Total Jumlah 305 76% ST
175
176
Total Skor 400
INTERVAL PERSENTASE KRITERIA
84% < Skor ≤ 100% Sangat Setuju
68% < Skor ≤ 83% Setuju
52% < Skor ≤ 67% Ragu-ragu
36% < Skor ≤ 51% Tidak Setuju
20% < Skor ≤ 35% Sangat Tidak Setuju
176
177
Responden Kualitas Fasilitas MAJT
No.21 No.22 Persentase Kriteria
1 3 4 70% ST
2 4 5 90% SST
3 5 2 70% ST
4 1 2 30% STS
5 2 4 60% RR
6 4 5 90% SST
7 4 5 90% SST
8 3 3 60% RR
9 4 4 80% ST
10 3 4 70% ST
11 4 4 80% ST
12 4 5 90% SST
13 4 4 80% ST
14 3 4 70% ST
15 5 3 80% ST
16 5 4 90% SST
17 5 4 90% SST
18 5 3 80% ST
19 5 2 70% ST
20 4 3 70% ST
21 4 5 90% SST
22 2 5 70% ST
23 1 3 40% TS
24 2 3 50% TS
25 2 1 30% STS
26 4 5 90% SST
27 1 2 30% STS
28 2 2 40% TS
29 2 1 30% STS
30 4 2 60% RR
31 5 2 70% ST
32 5 3 80% ST
33 5 4 90% SST
34 4 4 80% ST
35 4 2 60% RR
36 4 4 80% ST
37 2 3 50% TS
38 4 1 50% TS
39 2 3 50% TS
40 1 1 20% STS
41 2 4 60% RR
42 5 5 100% SST
177
178
43 2 4 60% RR
44 4 4 80% ST
45 1 2 30% STS
46 2 3 50% TS
47 2 2 40% TS
48 5 1 60% RR
49 2 1 30% STS
50 4 1 50% TS
51 2 3 50% TS
52 5 4 90% SST
53 4 4 80% ST
54 1 2 30% STS
55 1 1 20% STS
56 4 2 60% RR
57 4 2 60% RR
58 4 4 80% ST
59 2 2 40% TS
60 4 2 60% RR
61 5 4 90% SST
62 4 2 60% RR
63 4 4 80% ST
64 5 4 90% SST
65 5 3 80% ST
66 2 4 60% RR
67 4 4 80% ST
68 5 4 90% SST
69 2 2 40% TS
70 2 2 40% TS
71 4 4 80% ST
72 5 4 90% SST
73 2 3 50% TS
74 2 4 60% RR
75 5 4 90% SST
76 2 2 40% TS
77 2 4 60% RR
78 5 4 90% SST
79 2 4 60% RR
80 3 4 70% ST
Jumlah 267 253
Skor Maksimal 400 400
Presentase 67% 63%
Kriteria RR RR
Total Jumlah 520 65% RR
Total Skor 800
178
179
INTERVAL PERSENTASE KRITERIA
84% < Skor ≤ 100% Sangat Setuju
68% < Skor ≤ 83% Setuju
52% < Skor ≤ 67% Ragu-ragu
36% < Skor ≤ 51% Tidak Setuju
20% < Skor ≤ 35% Sangat Tidak Setuju
179
180
Responden Kualitas Pelayanan MAJT
No.23 No.24 No.25 No.26 Persentase Kriteria
1 4 5 4 3 80% ST
2 5 4 4 5 90% SST
3 3 3 4 4 70% ST
4 4 4 2 4 70% ST
5 4 4 5 4 85% SST
6 4 5 4 4 85% SST
7 4 2 5 4 75% ST
8 4 2 3 3 60% RR
9 4 2 4 4 70% ST
10 4 1 3 5 65% RR
11 3 3 2 3 55% RR
12 5 3 2 4 70% ST
13 3 2 1 3 45% TS
14 3 3 2 3 55% RR
15 3 3 3 3 60% RR
16 4 2 3 4 65% RR
17 3 4 1 3 55% RR
18 3 4 2 1 50% TS
19 3 2 3 2 50% TS
20 4 4 4 4 80% ST
21 2 2 3 2 45% TS
22 1 2 3 3 45% TS
23 1 3 3 2 45% TS
24 4 3 4 3 70% ST
25 4 3 3 3 65% RR
26 2 3 3 3 55% RR
27 1 2 3 2 40% TS
28 2 2 3 3 50% TS
29 3 3 3 4 65% RR
30 2 2 3 3 50% TS
31 2 2 3 2 45% TS
32 2 1 3 3 45% TS
33 2 3 3 2 50% TS
34 2 2 3 2 45% TS
35 2 3 3 2 50% TS
36 2 2 3 3 50% TS
37 4 3 4 3 70% ST
38 3 4 4 2 65% RR
39 2 4 4 4 70% ST
40 3 3 4 4 70% ST
41 3 3 3 3 60% RR
42 4 3 4 3 70% ST
180
181
43 2 3 3 3 55% RR
44 2 3 5 3 65% RR
45 1 2 5 2 50% TS
46 2 2 3 3 50% TS
47 2 2 3 2 45% TS
48 1 2 5 3 55% RR
49 2 3 3 3 55% RR
50 1 2 3 2 40% TS
51 1 2 4 2 45% TS
52 2 4 4 2 60% RR
53 4 3 4 2 65% RR
54 2 3 4 2 55% RR
55 2 3 4 3 60% RR
56 2 2 4 3 55% RR
57 1 3 3 3 50% TS
58 1 2 3 3 45% TS
59 1 2 3 3 45% TS
60 1 3 4 2 50% TS
61 2 3 4 2 55% RR
62 2 3 3 2 50% TS
63 2 2 4 3 55% RR
64 1 2 4 3 50% TS
65 1 2 4 2 45% TS
66 3 3 4 4 70% ST
67 2 3 5 2 60% RR
68 2 3 4 3 60% RR
69 2 3 3 2 50% TS
70 1 4 5 2 60% RR
71 3 3 3 3 60% RR
72 4 3 4 3 70% ST
73 2 2 2 3 45% TS
74 1 2 3 5 55% RR
75 2 3 3 2 50% TS
76 2 3 3 2 50% TS
77 4 2 4 2 60% RR
78 3 4 4 2 65% RR
79 2 3 4 3 60% RR
80 2 2 4 3 55% RR
Jumlah 200 221 274 230
Skor Maksimal 400 400 400 400
Presentase 50% 55% 69% 58%
Kriteria TS RR ST RR
Total Jumlah 925 58% TS
Total Skor 1600
181
182
INTERVAL
PERSENTASE KRITERIA
84% < Skor ≤ 100% Sangat Setuju
68% < Skor ≤ 83% Setuju
52% < Skor ≤ 67% Ragu-ragu
36% < Skor ≤ 51% Tidak Setuju
20% < Skor ≤ 35% Sangat Tidak Setuju
182
183
PERHITUNGAN SKOR
Estetika Menara Al-Husna
Interval Persen Kriteria Kode
84% < Skor ≤ 100% Sangat Setuju SST
68% < Skor ≤ 84% Setuju ST
52% < Skor ≤ 68% Ragu-ragu RR
36% < Skor ≤ 52% Tidak Setuju TS
20% < Skor ≤ 36% Sangat Tidak Setuju STS
Dari Hasil Penelitian diperoleh :
Skor total = 851
Skor maksimal = 1200
DP = 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙 x 100%
= 851
1200 x 100%
= 70,92% ~kriteria Setuju
Kejamakan Menara Al-Husna
Interval Persen Kriteria Kode
84% < Skor ≤ 100% Sangat Setuju SST
68% < Skor ≤ 84% Setuju ST
52% < Skor ≤ 68% Ragu-ragu RR
36% < Skor ≤ 52% Tidak Setuju TS
20% < Skor ≤ 36% Sangat Tidak Setuju STS
Dari Hasil Penelitian diperoleh :
Skor total = 253
183
184
Skor maksimal = 400
DP = 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙 x 100%
= 253
400 x 100%
= 63,25% ~kriteria Ragu-ragu
Kelangkaan Menara Al-Husna
Interval Persen Kriteria Kode
84% < Skor ≤ 100% Sangat Setuju SST
68% < Skor ≤ 84% Setuju ST
52% < Skor ≤ 68% Ragu-ragu RR
36% < Skor ≤ 52% Tidak Setuju TS
20% < Skor ≤ 36% Sangat Tidak Setuju STS
Dari Hasil Penelitian diperoleh :
Skor total = 316
Skor maksimal = 400
DP = 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙 x 100%
= 316
400 x 100%
= 79 % ~kriteria Setuju
184
185
Keluarbiasaan Menara Al-Husna
Interval Persen Kriteria Kode
84% < Skor ≤ 100% Sangat Setuju SST
68% < Skor ≤ 84% Setuju ST
52% < Skor ≤ 68% Ragu-ragu RR
36% < Skor ≤ 52% Tidak Setuju TS
20% < Skor ≤ 36% Sangat Tidak Setuju STS
Dari Hasil Penelitian diperoleh :
Skor total = 275
Skor maksimal = 400
DP = 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙 x 100%
= 275
400 x 100%
= 68,75% ~kriteria Setuju
Sejarah Menara Al-Husna
Interval Persen Kriteria Kode
84% < Skor ≤ 100% Sangat Setuju SST
68% < Skor ≤ 84% Setuju ST
52% < Skor ≤ 68% Ragu-ragu RR
36% < Skor ≤ 52% Tidak Setuju TS
20% < Skor ≤ 36% Sangat Tidak Setuju STS
Dari Hasil Penelitian diperoleh :
Skor total = 280
185
186
Skor maksimal = 400
DP = 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙 x 100%
= 280
400 x 100%
= 70% ~kriteria Setuju
Landmark Menara Al-Husna
Interval Persen Kriteria Kode
84% < Skor ≤ 100% Sangat Setuju SST
68% < Skor ≤ 84% Setuju ST
52% < Skor ≤ 68% Ragu-ragu RR
36% < Skor ≤ 52% Tidak Setuju TS
20% < Skor ≤ 36% Sangat Tidak Setuju STS
Dari Hasil Penelitian diperoleh :
Skor total = 287
Skor maksimal = 400
DP = 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙 x 100%
= 287
400 x 100%
= 71,75% ~kriteria Setuju
186
187
Estetika Payung Hidrolik-Elektrik
Interval Persen Kriteria Kode
84% < Skor ≤ 100% Sangat Setuju SST
68% < Skor ≤ 84% Setuju ST
52% < Skor ≤ 68% Ragu-ragu RR
36% < Skor ≤ 52% Tidak Setuju TS
20% < Skor ≤ 36% Sangat Tidak Setuju STS
Dari Hasil Penelitian diperoleh :
Skor total = 883
Skor maksimal = 1200
DP = 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙 x 100%
= 883
1200 x 100%
= 73,58% ~kriteria Setuju
Kejamakan Payung Hidrolik-Elektrik
Interval Persen Kriteria Kode
84% < Skor ≤ 100% Sangat Setuju SST
68% < Skor ≤ 84% Setuju ST
52% < Skor ≤ 68% Ragu-ragu RR
36% < Skor ≤ 52% Tidak Setuju TS
20% < Skor ≤ 36% Sangat Tidak Setuju STS
Dari Hasil Penelitian diperoleh :
Skor total = 248
Skor maksimal = 400
187
188
DP = 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙 x 100%
= 248
400 x 100%
= 62% ~kriteria Ragu-ragu
Kelangkaan Payung Hidrolik-Elektrik
Interval Persen Kriteria Kode
84% < Skor ≤ 100% Sangat Setuju SST
68% < Skor ≤ 84% Setuju ST
52% < Skor ≤ 68% Ragu-ragu RR
36% < Skor ≤ 52% Tidak Setuju TS
20% < Skor ≤ 36% Sangat Tidak Setuju STS
Dari Hasil Penelitian diperoleh :
Skor total = 298
Skor maksimal = 400
DP = 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙 x 100%
= 298
400 x 100%
= 74,5 % ~kriteria Setuju
188
189
Keluarbiasaan Payung Hidrolik-Elektrik
Interval Persen Kriteria Kode
84% < Skor ≤ 100% Sangat Setuju SST
68% < Skor ≤ 84% Setuju ST
52% < Skor ≤ 68% Ragu-ragu RR
36% < Skor ≤ 52% Tidak Setuju TS
20% < Skor ≤ 36% Sangat Tidak Setuju STS
Dari Hasil Penelitian diperoleh :
Skor total = 323
Skor maksimal = 400
DP = 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙 x 100%
= 323
400 x 100%
= 80,75% ~kriteria Setuju
Sejarah Payung Hidrolik-Elektrik
Interval Persen Kriteria Kode
84% < Skor ≤ 100% Sangat Setuju SST
68% < Skor ≤ 84% Setuju ST
52% < Skor ≤ 68% Ragu-ragu RR
36% < Skor ≤ 52% Tidak Setuju TS
20% < Skor ≤ 36% Sangat Tidak Setuju STS
Dari Hasil Penelitian diperoleh :
Skor total = 252
189
190
Skor maksimal = 400
DP = 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙 x 100%
= 252
400 x 100%
= 63% ~kriteria Ragu-ragu
Landmark Payung Hidrolik-Elektrik
Interval Persen Kriteria Kode
84% < Skor ≤ 100% Sangat Setuju SST
68% < Skor ≤ 84% Setuju ST
52% < Skor ≤ 68% Ragu-ragu RR
36% < Skor ≤ 52% Tidak Setuju TS
20% < Skor ≤ 36% Sangat Tidak Setuju STS
Dari Hasil Penelitian diperoleh :
Skor total = 305
Skor maksimal = 400
DP = 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙 x 100%
= 287
400 x 100%
= 76,25% ~kriteria Setuju
190
191
Kualitas Fasilitas Masjid Aguung Jawa Tengah
Interval Persen Kriteria Kode
84% < Skor ≤ 100% Sangat Setuju SST
68% < Skor ≤ 84% Setuju ST
52% < Skor ≤ 68% Ragu-ragu RR
36% < Skor ≤ 52% Tidak Setuju TS
20% < Skor ≤ 36% Sangat Tidak Setuju STS
Dari Hasil Penelitian diperoleh :
Skor total = 520
Skor maksimal = 800
DP = 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙 x 100%
= 520
800 x 100%
= 65% ~kriteria Ragu-ragu
Kualitas Pelayanan Masjid Aguung Jawa Tengah
Interval Persen Kriteria Kode
84% < Skor ≤ 100% Sangat Setuju SST
68% < Skor ≤ 84% Setuju ST
52% < Skor ≤ 68% Ragu-ragu RR
36% < Skor ≤ 52% Tidak Setuju TS
20% < Skor ≤ 36% Sangat Tidak Setuju STS
Dari Hasil Penelitian diperoleh :
Skor total = 925
191
192
Skor maksimal = 1600
DP = 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙 x 100%
= 925
1600 x 100%
= 57,81% ~kriteria Tidak Setuju
192
193
KONSEP DASAR MASJID AGUNG JAWA TENGAH
193
194
194
195
RAGAM GAYA MINARET
195
196
DOKUMENTASI PENGAMBILAN DATA KUESIONER
Pemberian Kuesioner Pada Pengunjung Masjid Agung Jawa Tengah 1
Pemberian Kuesioner Pada Pengunjung Masjid Agung Jawa Tengah 2
196
197
DENAH
MASJID AGUNG JAWA TENGAH
197