MINAT MAHASISWA AKUNTANSI DALAM MENGIKUTI …/Minat... · Menurut fenomena yang berkembang di...

70
1 MINAT MAHASISWA AKUNTANSI DALAM MENGIKUTI PENDIDIKAN PROFESI AKUNTANSI (PPA) DITINJAU DARI GENDER DAN STATUS AKREDITASI PROGRAM STUDI Oleh: ANGGER TUNGGUL PRAMUDITA F0300014 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menghadapi era globalisasi saat ini kualitas profesi akuntansi Indonesia perlu semakin ditingkatkan agar bisa survive dalam mengikuti persaingan di pasar bebas. Sebagaimana diketahui, bahwa di era globalisasi tidak ada lagi batasan dunia usaha baik itu dalam bentuk barang maupun dunia usaha penyediaan jasa. Kondisi seperti ini menjadikan peluang tersendiri bagi usaha penyediaan jasa, seperti jasa profesi akuntansi. Menurut fenomena yang berkembang di masyarakat pendidikan akuntansi sejak tahun 1980an masih diuji keandalannya dalam menyediakan tenaga profesional di bidang keuangan dan bisnis. Hal ini disebabkan antara lain karena belum adanya suatu standar keprofesian dan juga disebabkan karena pendidikan akuntansi saat itu belum ada batas pemisahan yang jelas antara jalur pendidikan

Transcript of MINAT MAHASISWA AKUNTANSI DALAM MENGIKUTI …/Minat... · Menurut fenomena yang berkembang di...

Page 1: MINAT MAHASISWA AKUNTANSI DALAM MENGIKUTI …/Minat... · Menurut fenomena yang berkembang di masyarakat pendidikan akuntansi ... prasarana, tata laksana administrasi akademik, kepegawaian,

1

MINAT MAHASISWA AKUNTANSI DALAM MENGIKUTI

PENDIDIKAN PROFESI AKUNTANSI (PPA) DITINJAU DARI

GENDER DAN STATUS AKREDITASI PROGRAM STUDI

Oleh:

ANGGER TUNGGUL PRAMUDITA

F0300014

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah Menghadapi era globalisasi saat ini kualitas profesi akuntansi Indonesia

perlu semakin ditingkatkan agar bisa survive dalam mengikuti persaingan di pasar

bebas. Sebagaimana diketahui, bahwa di era globalisasi tidak ada lagi batasan

dunia usaha baik itu dalam bentuk barang maupun dunia usaha penyediaan jasa.

Kondisi seperti ini menjadikan peluang tersendiri bagi usaha penyediaan jasa,

seperti jasa profesi akuntansi.

Menurut fenomena yang berkembang di masyarakat pendidikan akuntansi

sejak tahun 1980an masih diuji keandalannya dalam menyediakan tenaga

profesional di bidang keuangan dan bisnis. Hal ini disebabkan antara lain karena

belum adanya suatu standar keprofesian dan juga disebabkan karena pendidikan

akuntansi saat itu belum ada batas pemisahan yang jelas antara jalur pendidikan

Page 2: MINAT MAHASISWA AKUNTANSI DALAM MENGIKUTI …/Minat... · Menurut fenomena yang berkembang di masyarakat pendidikan akuntansi ... prasarana, tata laksana administrasi akademik, kepegawaian,

2

dan jalur profesi (Machfoedz, 1998). Kerancuan ini berakibat menimbulkan

dampak negatif dari kualitas SDM akuntansi di masyarakat.

Seperti diketahui, kurikulum akuntansi Indonesia yang diatur dalam

Undang-Undang No. 34/1954, menyatakan bahwa gelar akuntasi hanya diberikan

kepada lulusan Perguruan Tinggi Negeri yang ditunjuk Pemerintah. Dengan

demikian maka mahasiswa akuntansi yang berasal dari Perguruan Tinggi Negeri

seperti Universitas Indonesia (UI), Universitas Gajah Mada Yogyakarta (UGM)

dan Universitas Sumatera Utara (USU) berhak mendapat gelar akuntansi secara

otomatis. Sedangkan mahasiswa yang berasal dari Perguruan Tinggi yang lain,

untuk menyandang gelar profesi akuntan masih harus mengikuti persyaratan

tertentu. Keharusan persayaratan agar bisa memperoleh gelar profesi akuntan

tersebut adalah: (1) yang bersangkutan wajib menempuh Ujian Negara Akuntansi

(UNA), dan (2) Perguruan Tinggi dimana yang bersangkutan itu berasal harus

telah memenuhi syarat kualitas yang paling tidak, sama dengan Perguruan Tinggi

yang ditunjuk oleh Pemerintah (Machfoedz, 1998). Proses perolehan gelar

akuntan secara diskriminatif ini bisa menimbulkan dampak negatif, yaitu

munculnya diskriminasi pemberian gelar akuntan dan menjadi tidak meratanya

tingkat profesionalitas akuntan itu sendiri.

Selain itu sesuai dengan Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan

No. 36 tahun 1993 menyebutkan pula bahwa gelar di bidang akuntansi adalah

sebutan akuntan sebagai gelar profesi. Artinya bahwa sebutan akuntan bisa

disandang apabila yang bersangkutan melanjutkan pendidikan tambahan profesi

setelah menyelesaikan pendidikan sarjananya.

Page 3: MINAT MAHASISWA AKUNTANSI DALAM MENGIKUTI …/Minat... · Menurut fenomena yang berkembang di masyarakat pendidikan akuntansi ... prasarana, tata laksana administrasi akademik, kepegawaian,

3

Akan tetapi selanjutnya, isi Surat Keputusan Mendikbud No. 031/U/-/1994

tidak lagi mengatur atau memberikan penjelasan tentang pemisahan antara jalur

pendidikan dan jalur profesi. Sedangkan dalam kurikulum 1994 pendidikan

akuntansi semakin tidak memberi kejelasan mengenai pemberian gelar akuntan

dan kembali mengacu pada Undang-Undang No. 34/1954 (Machfoedz, 1998).

Dengan demikian artinya jurusan akuntansi yang akan menghasilkan

akuntan, dan sarjana akuntansi kembali mengikuti Undang-Undang No.34 tahun

1954 tentang pemberian gelar akuntan, ketidakjelasan seperti ini semakin

membuat profesi akuntansi perlu mendapat legalitas pasti.

Akan tetapi akhirnya Departemen Pendidikan Nasional memberlakukan

Kurikulum baru tahun 2000, berdasar SK Mendiknas No. 232/U/2000 yang

menjelaskan bahwa pendidikan tinggi akuntansi memiliki dua jalur; yaitu jalur

pendidikan akademik dan jalur pendidikan profesional (Kurniawati, 2003). Berarti

Surat keputusan ini memberikan peluang bagi lulusan mahasiswa akuntansi untuk

bisa memilih melanjutkan ke jalur profesi atau akan langsung bekerja tanpa

melanjutkan studi ke jalur profesi.

Untuk mendapatkan gelar akuntan, lulusan mahasiswa S1 Akuntansi wajib

menempuh Pendidikan Profesi Akuntansi (PPA) dengan tujuan agar mampu

menguasai keahlian bidang profesi akuntansi dan mampu memberikan kompetensi

keprofesian akuntansi (Kurniawati, 2003). Setiap lulusan mahasiswa S1 akuntansi

baik itu Perguruan Tinggi Negeri maupun Perguruan Tinggi Swasta berhak untuk

mengikuti Pendidikan Profesi Akuntansi (PPA).

Page 4: MINAT MAHASISWA AKUNTANSI DALAM MENGIKUTI …/Minat... · Menurut fenomena yang berkembang di masyarakat pendidikan akuntansi ... prasarana, tata laksana administrasi akademik, kepegawaian,

4

Pendidikan Profesi Akuntansi tersebut dapat diselenggarakan baik oleh

Perguruan Tinggi Negeri maupun Perguruan Tinggi Swasta melalui beberapa

syarat yang ditetapkan oleh IAI (Ikatan Akuntan Indonesia). Antara lain; (1)

Perguruan Tinggi penyelenggara harus telah mengikuti kurikulum sesuai standar

ketetapan IAI dimana standar kurikulum tersebut sudah tercantum di borang, (2)

Perguruan Tinggi penyelenggara telah lolos seleksi kesiapan infrastruktur dan

rasio staf pengajar dengan mahasiswa yang memadai, (3) Telah ditentukan oleh

sidang Panitia Ahli (Winarno, 1998). Dengan demikian dapat dikatakan bahwa

kondisi di atas membuka peluang bagi mahasiswa untuk menentukan pilihan

antara melanjutkan ke jenjang PPA (Pendidikan Profesi Akuntansi) atau

sebaliknya. Keadaan ini tergantung pada ada dan tidaknya minat mahasiswa untuk

mengikuti PPA.

Minat setiap mahasiswa akuntansi mengikuti Pendidikan Profesi

Akuntansi (PPA) tidak sama. Perbedaan itu tergantung pada jenis motivasi yang

mendasari minat tersebut. Jenis motivasi yang dimiliki mahasiswa akan sesuai

dengan besarnya dorongan mengikuti PPA. Ada beberapa jenis motivasi antara

lain; motivasi mengejar kualitas sebagai akuntan profesional, motivasi untuk

meningkatkan jenjang karir dan motivasi ekonomis untuk meningkatkan

penghasilan atau status ekonomis (Kurniawati, 2003). Minat mengikuti PPA yang

didasari oleh motivasi peningkatan karir, akan memberi dorongan mengikuti PPA

yang bertujuan meningkatkan jenjang karir sebagai akuntan profesional dan minat

mengikuti PPA yang didasari karena motivasi kualitas akan memberi dorongan

mengikuti PPA untuk meningkatkan kualitasnya untuk menjadi seorang akuntan.

Page 5: MINAT MAHASISWA AKUNTANSI DALAM MENGIKUTI …/Minat... · Menurut fenomena yang berkembang di masyarakat pendidikan akuntansi ... prasarana, tata laksana administrasi akademik, kepegawaian,

5

Sedangkan minat mengikuti PPA yang didasari oleh motivasi ekonomi akan

memberikan dorongan mengikuti PPA dengan tujuan untuk meningkatkan

pendapatannya setelah mendapatkan gelar akuntan (Santrock dalam Wahab R. dan

Solehuddin, 1999: 290).

Setiap Perguruan Tinggi atau bahkan setiap Program Studinya memiliki

status akreditasi yang tidak sama. Baik itu untuk Perguruan Tinggi Negeri

maupun Perguruan Tinggi Swasta. Pemberian status akreditasi Program Studi

tergantung dari mutu atau kualitas pendidikan yang ada pada setiap fakultas di

Perguruan Tinggi tersebut. Semakin tinggi mutu pendidikan maka semakin tinggi

pula perolehan status akreditasi. Penilaian status akreditasi Program Studi ini

dilakukan oleh Badan Akreditasi Nasional PerguruanTinggi (BAN-PT). Badan

Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi merupakan organisasi nir-struktural di

lingkungan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi yang dibentuk untuk membantu

pemerintah dalam upaya melakukan tugas dan kewajiban melaksanakan

pengawasan mutu dan efisiensi pendidikan tinggi. Dalam keputusan Menteri

Pendidikan dan Kebudayaan RI No. 187/U/1999 disebutkan bahwa BAN-PT

bertugas melakukan penilaian secara berkala terhadap kurikulum, mutu, jumlah,

tenaga kependidikan, keadaan mahasiswa, pelaksanaan pendidikan, sarana dan

prasarana, tata laksana administrasi akademik, kepegawaian, keuangan, dan

kerumahtanggaan Perguruan Tinggi. Dengan demikian BAN-PT merupakan suatu

badan penilai kondisi setiap Perguruan Tinggi, yang dipergunakan untuk acuan

pemberi status akreditasi atau cermin mutu setiap Program studi. Melalui skor

Page 6: MINAT MAHASISWA AKUNTANSI DALAM MENGIKUTI …/Minat... · Menurut fenomena yang berkembang di masyarakat pendidikan akuntansi ... prasarana, tata laksana administrasi akademik, kepegawaian,

6

akreditasi ini selanjutnya dapat diketahui status atau kondisi Perguruan Tinggi dan

atau Program Studi yang bersangkutan.

Gender dalam kebudayaan timur merupakan faktor yang erat hubungannya

dalam karir dengan batasan wanita untuk beraktivitas. Pandangan masyarakat

luas, status wanita umumnya dianggap lebih rendah dari pria. Peran wanita dalam

berkarir dihalangi oleh persoalan budaya dan kodrat wanita yang menuntut

peranan yang lebih dalam rumah tangga dibandingkan dalam bekerja. Wanita juga

sering kali kurang mendapat kesempatan dan penghasilan yang sama dikarenakan

adanya kesalahan persepsi terhadap kemampuan mereka (Ancok, 1995).

Dengan demikian bagi wanita, kemauan untuk mengembangkan diri selalu

terhalang oleh persepsi di masyarakat yang membatasi aktivitasnya. Potensi

kemampuan yang dimiliki wanita akan sulit berkembang seiring dengan masih

kentalnya pengaruh budaya timur (Kuntari dan Kusuma, 2001).

Penelitian ini merupakan pengembangan dari penelitian yang dilakukan

oleh Mahfoedz (1998). Mahfoedz melakukan penelitian mengenai minat

mahasiswa untuk mengikuti Ujian Sertifikasi Akuntan Publik (USAP) yang

dilakukan di Yogyakarta, sedangkan penelitian ini meneliti tentang minat

mahasiswa untuk mengikuti Pendidikan Profesi Akuntansi (PPA) dengan

responden mahasiswa di kota Solo, Yogyakarta dan Semarang.

Peneliti tertarik untuk melakukan penelitian ini dikarenakan Pendidikan

Profesi Akuntansi (PPA) merupakan syarat yang harus dipenuhi sebelum

mengikuti Ujian Sertifikasi Akuntan Publik (USAP). Maka penelitian ini diberi

judul “MINAT MAHASISWA AKUNTANSI UNTUK MENGIKUTI

Page 7: MINAT MAHASISWA AKUNTANSI DALAM MENGIKUTI …/Minat... · Menurut fenomena yang berkembang di masyarakat pendidikan akuntansi ... prasarana, tata laksana administrasi akademik, kepegawaian,

7

PENDIDIKAN PROFESI AKUNTANSI (PPA) DITINJAU DARI GENDER

DAN STATUS AKREDITASI PROGRAM STUDI”

B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis mengemukakan pokok

permasalahan dalam penelitian ini adalah :

1. Apakah ada perbedaan minat mahasiswa akuntansi dalam mengikuti

Pendidikan Profesi Akuntansi (PPA) ditinjau dari gender ?

2. Apakah ada perbedaan minat mahasiswa akuntansi dalam mengikuti

Pendidikan Profesi Akuntansi (PPA) ditinjau dari status akreditasi

Program Studi?

3. Apakah ada perbedaan minat mahasiswa akuntansi dalam mengikuti

Pendidikan Profesi Akuntansi (PPA) ditinjau dari gender dan status

akreditasi Program Studi?

C. Tujuan Penelitian

1. Mengetahui apakah ada perbedaan minat mahasiswa akuntansi dalam

mengikuti Pendidikan Profesi Akuntansi ditinjau dari gender.

2. Mengetahui apakah ada minat mahasiswa akuntansi dalam mengikuti

Pendidikan Profesi Akuntansi ditinjau dari status akreditasi Program Studi.

Page 8: MINAT MAHASISWA AKUNTANSI DALAM MENGIKUTI …/Minat... · Menurut fenomena yang berkembang di masyarakat pendidikan akuntansi ... prasarana, tata laksana administrasi akademik, kepegawaian,

8

3. Mengetahui apakah ada minat mahasiswa akuntansi dalam mengikuti

Pendidikan Profesi Akuntansi ditinjau dari gender dan status akreditasi

Program Studi secara bersama-sama.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, antara lain:

1. Bahwa diharapkan hasil penelitian ini dapat menambah khasanah ilmu

pengetahuan ekonomi, khususnya dalam hal ekonomi akuntansi.

2. Bagi profesi akuntan: Penelitian ini dapat dipergunakan sebagai bahan

pertimbangan untuk memajukan profesi akuntan khususnya akuntan

wanita.

3. Bagi peneliti lain: penelitian ini dapat dipergunakan sebagai acuan

untuk melakukan penelitian lebih lanjut khususnya mengenai

akuntansi yang berkaitan dengan Pendidikan Profesi Akuntansi (PPA).

E. Sistematika Penulisan BAB I : PENDAHULUAN

Pendahuluan berisi tentang latar belakang masalah, perumusan

masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika

penulisan.

BAB II : TINJUAN PUSTAKA

Page 9: MINAT MAHASISWA AKUNTANSI DALAM MENGIKUTI …/Minat... · Menurut fenomena yang berkembang di masyarakat pendidikan akuntansi ... prasarana, tata laksana administrasi akademik, kepegawaian,

9

Bab ini berisi tentang teori mengenai penelitian, teori-teori tersebut

antara lain minat mengikuti PPA, pengertian minat mengikuti PPA,

Pendidikan Profesi Akuntansi, perkembangan pendidikan akuntansi

di Indonesia, akuntan sebagai profesi, aspek-aspek minat mengikuti

PPA, akreditasi program studi dan gender dan berisi review penelitian

terdahulu, kerangka teoritis dan hipotesis.

BAB III : METODOLOGI PENELITIAN

Bab ini berisi antara lain: desain penelitian, populasi dan sampel,

pengukuran variabel, instrumen penelitian, metode pengumpulan

data, definisi operasional, metode analisis data, teknik pengujian

hipotesis.

BAB IV : ANALISIS DATA

Bab ini berisi tentang pelaksanaan penelitian, data demografi

responden dan hasil analisis data yang diuraikan dalam pengumpulan

data serta pengujian data.

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN

Dari pembahasan yang telah diuraikan di muka, penulis mencoba

menarik kesimpulan dan memberikan saran yang diperlukan serta

dikemukakan juga implikasi dan keterbatasan penelitian.

Page 10: MINAT MAHASISWA AKUNTANSI DALAM MENGIKUTI …/Minat... · Menurut fenomena yang berkembang di masyarakat pendidikan akuntansi ... prasarana, tata laksana administrasi akademik, kepegawaian,

10

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Minat Mengikuti PPA

1. Pengertian Minat mengikuti PPA Dalam kamus besar Bahasa Indonesia (1989) minat didefinisikan sebagai

kecenderungan hati yang tinggi terhadap sesuatu. Ensiklopedia Indonesia IV

Page 11: MINAT MAHASISWA AKUNTANSI DALAM MENGIKUTI …/Minat... · Menurut fenomena yang berkembang di masyarakat pendidikan akuntansi ... prasarana, tata laksana administrasi akademik, kepegawaian,

11

(1998: 2252) juga mendefinisikan minat sebagai kecenderungan bertingkah laku

yang terarah terhadap obyek kegiatan atau pengalaman tertentu.

Slameto (1995) menyatakan bahwa minat adalah suatu rasa suka dan suatu

ketertarikan pada sesuatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh dan timbul

tidak secara tiba-tiba atau spontan, melainkan timbul akibat dari partisipasi,

pengetahuan, dan kebiasaan. Sedangkan Sadirman dalam Nikmatu Rochmah

(2003) menyebut minat sebagai suatu kondisi yang terjadi disertai perasaan

senang saat seseorang melihat ciri-ciri atau mengartikan terhadap situasi yang

dihubungkan dengan kebutuhan atau keinginannya sendiri.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa minat adalah kondisi yang

menimbulkan perasaan senang karena ada ketertarikan, partisipasi, pengetahuan,

dan bukan karena paksaan, serta mempunyai tujuan yang terarah dalam bentuk

kegiatan ataupun pengalaman. Oleh karena minat dapat menimbulkan perasaan

senang, ketertarikan dan sesuai dengan tujuan, maka orang cenderung mengulang

kondisi seperti itu. Keadaan seperti ini apabila dilakukan secara berulang,

menimbulkan minat yang semakin besar seseorang terhadap sesuatu objek. Jadi

dari beberapa teori mengenai minat di atas, dapat disimpulkan bahwa minat

mengikuti PPA adalah keinginan yang timbul karena adanya ketertarikan,

partisipasi, pengetahuan, dan bukan karena paksaan serta mempunyai tujuan

tertentu dalam mengikuti PPA yang akan menimbulkan motivasi untuk

meraihnya.

2. Pendidikan Profesi Akuntansi

Page 12: MINAT MAHASISWA AKUNTANSI DALAM MENGIKUTI …/Minat... · Menurut fenomena yang berkembang di masyarakat pendidikan akuntansi ... prasarana, tata laksana administrasi akademik, kepegawaian,

12

Kurikulum pendidikan akuntansi Indonesia yang diatur dalam Undang-

Undang No. 34/1954 memberikan diskriminasi gelar akuntan bagi lulusan

mahasiswa S1 akuntansi. Lulusan mahasiswa akuntansi Perguruan Tinggi Negeri

(Universitas Indonesia, Universitas Gajah Mada dan Universitas Sumatra Utara)

dapat secara otomatis memperoleh gelar akuntan setelah menyelesaikan

pendidikan S1. Sedangkan Perguruan Tinggi Swasta dan Perguruan Tinggi Negeri

lainnya masih harus menyelesaikan Ujian Negara Akuntansi (UNA) terlebih

dahulu. Selain itu Perguruan Tinggi yang bersangkutan tersebut harus

memperoleh persamaan dari Pemerintah untuk memperoleh hak pemberian gelar

akuntan (Machfoedz, 1998).

Upaya memperbaiki kurikulum telah dilakukan Pemerintah dengan

mengeluarkan kurikulum pendidikan akuntansi baru. Berdasarkan Undang-

Undang No. 34/1994 dan Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No.

0313/U/1994 tersebut pemberian sebutan akuntan bisa diperoleh setelah

mahasiswa menyelesaikan pendidikan profesi. Akan tetapi dalam pelaksanaannya

masih belum terlaksana dengan baik (Machfoedz, 1998).

Dilatarbelakangi oleh diskriminasi tersebut, Departemen Pendidikan

Nasional memberlakukan kurikulum baru tahun 2000 yang disusun berdasar

Keputusan Menteri Pendidikan Nasional No. 232/U/2000. Isinya memberikan

kejelasan tentang pemberian gelar akuntan. Kurikulum baru ini memberikan

pemisahan antara jalur pendidikan akademik dan jalur pendidikan profesi. Dengan

demikian tidak ada lagi diskriminasi pemberian gelar akuntan (Kurniawati, 2003).

Page 13: MINAT MAHASISWA AKUNTANSI DALAM MENGIKUTI …/Minat... · Menurut fenomena yang berkembang di masyarakat pendidikan akuntansi ... prasarana, tata laksana administrasi akademik, kepegawaian,

13

Perbaikan kurikulum pendidikan akuntansi ini dipertegas dengan Surat

Keputusan Menteri Pendidikan Nasional No. 179/U/2001 tentang

penyelenggaraan Pendidikan Profesi Akuntansi (PPA) dan Surat Kesepakatan

Mendiknas No. 180/P/2001 tentang Pengangkatan Panitia Ahli Persamaan Ijazah

Akuntan. Kesepakatan ini ditandatangani antara Ikatan Akuntan Indonesia dengan

Dirjen Dikti Depdiknas pada tanggal 28 Maret 2002 (Kholis, 2003).

Pendidikan Profesi Akuntansi (PPA) merupakan pendidikan tambahan

diluar pendidikan akademik yang bertujuan menghasilkan lulusan dalam

menguasai keahlian bidang profesi akuntansi dan memberi kompetensi

keprofesian akuntansi. PPA dapat ditempuh setelah mahasiswa menyelesaikan

pendidikan S1. PPA merupakan pendidikan yang tidak wajib diikuti oleh setiap

lulusan S1 akuntansi, dengan kata lain lulusan mahasiswa akuntansi S1

diperbolehkan tidak mengikuti PPA.

Kurikulum Pendidikan Profesi Akuntansi mempunyai beban antara 20

SKS sampai 40 SKS dan ditempuh selama 6 semester. Kandungan pendidikan

yang terdapat dalam PPA adalah:

a. Etika bisnis dan profesi

b. Seminar perpajakan

c. Praktik auditing

d. Lingkungan bisnis

e. Pengetahuan pasar modal

f. Seminar akuntansi keuangan

g. Seminar akuntansi manajemen (Effendi, 1998)

Page 14: MINAT MAHASISWA AKUNTANSI DALAM MENGIKUTI …/Minat... · Menurut fenomena yang berkembang di masyarakat pendidikan akuntansi ... prasarana, tata laksana administrasi akademik, kepegawaian,

14

Mengacu kepada SK Menteri Pendidikan Nasional Nomor 179/U/2001

yang dikeluarkan oleh Dirjen Dikti, pemberian gelar akuntan bukan lagi monopoli

Perguruan Tinggi Negeri tertentu sebagai hak istimewa oleh Depdiknas, akan

tetapi saat ini setiap Perguruan Tinggi mempunyai hak yang sama dalam

pemberian gelar akuntan. Saat ini setiap Perguruan Tinggi boleh

menyelenggarakan Pendidikan Profesi Akuntansi (PPA) termasuk Perguruan

Tinggi Swasta dengan melalui syarat-syarat yang telah direkomendasikan oleh

Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) (Winarno, 2002).

Beberapa persyaratan sebagai penyelenggara Pendidikan Profesi

Akuntansi (PPA) yang harus dipenuhi antara lain:

1. Perguruan Tinggi tersebut harus mengikuti kurikulum sesuai standar

yang telah ditetapkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia.

2. Perguruan Tinggi tersebut harus lolos seleksi kesiapan infrastruktur

dan rasio staf pengajar dengan mahasiswa yang memadai.

3. Ditentukan oleh sidang Panitia Ahli dengan mempertimbangkan

beberapa hal (Winarno, 2002).

3. Perkembangan Pendidikan Akuntansi di Indonesia

Menurut Kholis (2003) sistem pendidikan akuntansi di Indonesia

mengalami perkembangan yang dibagi menjadi beberapa sistem, yaitu:

Page 15: MINAT MAHASISWA AKUNTANSI DALAM MENGIKUTI …/Minat... · Menurut fenomena yang berkembang di masyarakat pendidikan akuntansi ... prasarana, tata laksana administrasi akademik, kepegawaian,

15

1. Model sistem pendidikan Akuntansi di Indonesia berdasarkan Undang-

Undang No. 34 tahun 1954, sebelum berlakunya Ujian Nasional

Akuntansi (UNA) seperti gambar 2.1. di bawah ini:

Gambar 2.1. Sistem pendidikan akuntansi Indonesia sebelum berlakunya UNA Berdasarkan gambar 2.1. di atas, diketahui bahwa semua mahasiswa

lulusan PTN penyelenggara pendidikan akuntansi secara otomatis mendapatkan

gelar dan registrasi akuntan. Hal ini dikarenakan belum adanya Ujian Negara

Akuntansi (UNA). Lulusan mahasiswa ini setelah mendapatkan gelar dan

registrasi akuntan, dapat langsung bekerja sebagai akuntan pemerintah, akuntan

publik, akuntan swasta maupun sebagai dosen Perguruan Tinggi.

2. Model sistem pendidikan Akuntansi di Indonesia berdasarkan Undang-

Undang No. 34 tahun 1954 dan masa sudah berlakunya Ujian Negara

Akuntansi (UNA) berlaku seperti gambar 2.2. di bawah ini:

Lulusan PTN

Penyelenggara

Pendidikan

Akuntansi

Otomatis mendapatkan gelar dan Registrasi Akuntan

- KAP (Kantor Akuntan Publik)

- Akuntan Pemerintah

- Dosen - Akuntan Swasta

Lulusan PTN tertentu

PTN lainnya

PTS

UNA: -Dasar -Profesi

Sarjana akuntansi memiliki gelar dan

nomor registrasi akuntan

KAP

Akuntan

lainnya

Sarjana akuntansi non register

Page 16: MINAT MAHASISWA AKUNTANSI DALAM MENGIKUTI …/Minat... · Menurut fenomena yang berkembang di masyarakat pendidikan akuntansi ... prasarana, tata laksana administrasi akademik, kepegawaian,

16

Gambar 2.2. Sistem pendidikan akuntansi Indonesia sesudah berlakunya UNA

Berdasarkan gambar 2.2. di atas, dapat diketahui bahwa setelah berlakunya

Ujian Negara Akuntansi (UNA) mahasiswa lulusan Perguruan Tinggi Negeri

tertentu seperti: Universitas Indonesia, UGM, dan USU secara otomatis

mendapatkan gelar dan nomor registrasi akuntan tanpa harus mengikuti UNA.

Untuk PTN selain yang disebutkan di atas dan PTS, diharuskan mengikuti UNA

untuk mendapatkan gelar dan nomor registrasi akuntan. Setelah mendapatkan

gelar dan nomor registrasi akuntan, lulusan mahasiswa ini dapat bekerja di Kantor

Akuntan Publik sebagai akuntan publik atau sebagai akuntan lainnya. Sedangkan

untuk mahasiswa lulusan PTS yang tidak mengikuti UNA menjadi sarjana

akuntansi non-register dan tidak bisa bekerja di KAP sebagai akuntan publik atau

sebagai akuntan lainnya.

3. Model sistem pendidikan Akuntansi di Indonesia pada masa

berlakunya Ujian Negara Akuntansi (UNA) dan sesudah adanya Ujian

Sertifikasi Akuntan Publik (USAP) berlaku seperti gambar 2.3. di

bawah ini:

Sarjana akuntansi non Register

Akuntan

lainnya

KAP USAP Gelar dan

registrasi

akuntan UNA:

- dasar - profesi

PTS

PTN

lainnya

PTN

tertentu

Page 17: MINAT MAHASISWA AKUNTANSI DALAM MENGIKUTI …/Minat... · Menurut fenomena yang berkembang di masyarakat pendidikan akuntansi ... prasarana, tata laksana administrasi akademik, kepegawaian,

17

Gambar 2.3. Sistem pendidikan akuntansi Indonesia sesudah berlakunya

USAP

Dari gambar 2.3. di atas, dapat diketahui bahwa model sistem pendidikan

ini masih sama dengan model sistem pendidikan nomor 2.2. di atas, hanya yang

membedakan dengan sistem sebelumnya adalah sistem ini sudah memberlakukan

adanya Ujian Sertifikasi Akuntan Publik (USAP). Dengan adanya USAP, seorang

lulusan mahasiswa yang sudah mempunyai gelar dan nomor registrasi akuntan,

baik itu didapatkan secara otomatis atau melalui UNA yang ingin bekerja sebagai

akuntan publik diharuskan untuk mengikuti USAP terlebih dahulu. Jadi USAP

merupakan syarat untuk dapat bekerja di KAP atau sebagai akuntan publik.

4. Model sistem pendidikan akuntansi di Indonesia pada masa berlakunya

PPA hingga saat ini dapat dilihat pada gambar 2.4. di bawah ini.

Gambar 2.4. Sistem pendidikan akuntansi Indonesia yang berlaku saat ini.

Pendidikan

Profesi

Akuntansi

(PPA),

dengan gelar

akuntan

Sarjana akuntansi

Non PPA

Akuntan lainnya

KAP USAP

Lulusan PTS

Lulusan PTN

Page 18: MINAT MAHASISWA AKUNTANSI DALAM MENGIKUTI …/Minat... · Menurut fenomena yang berkembang di masyarakat pendidikan akuntansi ... prasarana, tata laksana administrasi akademik, kepegawaian,

18

Gambar 2.4. di atas merupakan gambaran model sistem pendidikan

akuntansi di Indonesia yang masih berlaku hingga saat ini. Pada sistem ini

Pendidikan Profesi Akuntansi (PPA) sudah diberlakukan. PPA menggantikan

UNA sebagai ujian untuk mendapatkan gelar akuntan. Dengan diberlakukannya

PPA, sudah tidak ada lagi pembedaan antara Perguruan Tinggi Negeri dengan

Perguruan Tinggi Negeri yang lain ataupun dengan Perguruan Tinggi Swasta

dalam mendapatkan gelar akuntan. Hal ini dimaksudkan bahwa semua Perguruan

Tinggi diharuskan mengikuti PPA untuk mendapatkan gelar akuntan. Setelah

mendapatkan gelar akuntan, lulusan mahasiswa dapat mengikuti USAP untuk

menjadi seorang akuntan publik. Lulusan mahasiswa yang tidak mengikuti PPA

akan menjadi sarjana akuntansi non PPA.

4. Akuntan sebagai Profesi

Badan yang bertugas mengembangkan pengetahuan teknis dan standar,

proses pemberian lisensi dan ujian sertifikasi, asosiasi profesional dan kode etik

profesi merupakan hasil dan bukti dari upaya-upaya yang telah dilakukan,

sehingga menjadi bagian dari struktur profesional yang dimiliki oleh akuntansi

dan akuntan (Abdullah dan Selamat, 2002).

Hartadi, 1990 dalam Salim (2003) menyatakan bahwa profesi adalah suatu

bidang praktik yang memenuhi karakteristik yang meliputi:

1. Memiliki suatu spesialisasi pendidikan yang diperoleh dari pendidikan

formal yaitu pengetahuan khusus dengan suatu proses pendidikan resmi.

Page 19: MINAT MAHASISWA AKUNTANSI DALAM MENGIKUTI …/Minat... · Menurut fenomena yang berkembang di masyarakat pendidikan akuntansi ... prasarana, tata laksana administrasi akademik, kepegawaian,

19

2. Memiliki norma pendaftaran yang profesional atau mengikuti syarat

tertentu misalnya, adanya pengalaman kerja, ijin sebagai praktisi, dan lain-

lain.

3. Memiliki kode etik yang mengatur bidang moral profesi.

4. Memiliki aktivitas yang berkaitan dengan kepentingan masyarakat.

5. Memiliki organisasi profesi agar bidang profesi berkembang sesuai dengan

wadah profesi.

Menurut Dreben, 1970 dalam Kholis (2003), suatu pekerjaan dapat disebut

sebagai profesi apabila memiliki ciri-ciri:

1. Memberikan pelayanan tertentu.

2. Untuk memberikan pelayanan tersebut memerlukan ilmu tertentu.

3. Ilmu tersebut diperoleh dari suatu proses pendidikan yang didesain untuk

melakukan pekerjaan tersebut dan proses pendidikan tersebut memakan

waktu yang cukup lama.

4. Memiliki otonomi dalam melaksanakan pekerjaan tersebut.

5. Pekerja yang melakukan pekerjaan tersebut memiliki tanggung jawab

profesional atas apa yang dilakukan.

6. Lebih menekankan pada mutu pelayanan dari pada keuntungan yang akan

diperoleh.

7. Terdapat kontrol untuk masuk dan keluar dari profesi.

8. Memiliki kode etik profesi.

Carey dan Loeb dalam Syukriy dan Syukur (2002) menyatakan bahwa

profesi menurut pengertian sempit adalah suatu jenis pekerjaan yang dipangku

Page 20: MINAT MAHASISWA AKUNTANSI DALAM MENGIKUTI …/Minat... · Menurut fenomena yang berkembang di masyarakat pendidikan akuntansi ... prasarana, tata laksana administrasi akademik, kepegawaian,

20

untuk suatu jabatan khusus tertentu dalam masyarakat dengan memenuhi syarat

dan ciri tertentu. Diantara ciri-ciri tersebut adalah:

1. Pengetahuan yang diperlukan diperoleh dengan cara mengikuti

pendididikan yang teratur dan dibuktikan dengan tanda dan ijazah

keahlian dan memiliki kewenangan dalam keahlian.

2. Jasa yang diberikan dibutuhkan oleh masyarakat dan memiliki

monopoli dalam memberikan pelayanan.

3. Memiliki organisasi yang mendapatkan pengakuan dari masyarakat

atau pemerintah dengan perangkat kode etik untuk mengatur

anggotanya serta memiliki budaya profesi.

4. Adanya suatu ciri yang membedakannya dengan perusahaan, yakni

tidak mengejar keuntungan yang sebesar-besarnya, tetapi lebih

mengutamakan pelayanan dengan memberikan jasa yang bermutu

dengan balas jasa yang setimpal.

Akan tetapi tidak semua aktifitas jenis pekerjaan yang dijalankan

seseorang dapat digolongkan sebagai suatu profesi. Seperti yang dikatakan Joseph

Glickauf dalam Payamta dkk (1997: 26) beberapa karakteristik yang harus

dipunyai sebagai suatu profesi adalah sebagai berikut:

1. Suatu profesi menawarkan jasa keahlian yang tinggi dan masyarakat

pada umumnya tidak mampu melakukannya.

2. Suatu profesi mempunyai pendidikan yang memadai.

3. Suatu profesi memiliki tanggung jawab atas pekerjaannya.

Page 21: MINAT MAHASISWA AKUNTANSI DALAM MENGIKUTI …/Minat... · Menurut fenomena yang berkembang di masyarakat pendidikan akuntansi ... prasarana, tata laksana administrasi akademik, kepegawaian,

21

4. Suatu profesi mempunyai anggota yang integritasnya tidak

disangsikan.

5. Suatu profesi mempunyai kode etik yang memuat standar pelaksanaan

profesi.

6. Suatu profesi dibutuhkan untuk analisis dan pengembangan

pemecahan.

7. Suatu profesi membutuhkan pendidikan berkelanjutan.

8. Suatu profesi bertugas mempelopori jalan keluar hal-hal baru.

9. Suatu profesi tidak semata-mata dimotivasi oleh pertimbangan

moneter.

10. Suatu profesi mempunyai organisasi profesi.

Sedangkan Hadibroto, 1996 dalam Kholis (2003) menyebutkan bahwa

suatu profesi memiliki paling tidak dua aspek utama yang melekat pada suatu

profesi yaitu:

1. Aspek pendidikan, termasuk aspek dasar peraturan perundang-

undangan yang menjadi dasar profesi.

2. Aspek organisasi, yang mewakili anggota profesi dan yang mengatur

perilaku anggota profesi dalam memberikan jasa profesionalnya.

Berdasarkan uraian-uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa tidak semua

jenis pekerjaan merupakan suatu profesi. Untuk menjadi suatu profesi, suatu

pekerjaan atau aktivitas harus mempunyai syarat-syarat seperti yang disebutkan di

atas. Persyaratan-persyaratan tersebut dimiliki oleh akuntan, sehingga akuntan

berhak disebut sebagai suatu profesi.

Page 22: MINAT MAHASISWA AKUNTANSI DALAM MENGIKUTI …/Minat... · Menurut fenomena yang berkembang di masyarakat pendidikan akuntansi ... prasarana, tata laksana administrasi akademik, kepegawaian,

22

5. Aspek-aspek Minat Mengikuti PPA

Sesuai dengan pengertian minat di atas, ketertarikan, partisipasi,

pengetahuan, perasaan senang dan adanya tujuan tertentu adalah merupakan

unsur-unsur dalam minat. Minat adalah salah satu faktor penting untuk menunjang

pencapaian tujuan tertentu. Hal ini sesuai dengan pendapat Hurlock dalam

Istiwiyanto (1991: 114) yang menyebutkan menyebutkan bahwa minat merupakan

suatu motivasi yang mendorong individu untuk melakukan kegiatan yang

dipilihnya. Jadi bisa dikatakan bahwa motivasi merupakan unsur yang terkandung

di dalam minat. Bilamana seseorang melihat sesuatu yang akan memberi manfaat,

maka seseorang tersebut akan memperoleh kepuasan dan akan berminat kepada

hal tersebut. Jadi secara tidak langsung, unsur-unsur yang terkandung dalam

motivasi juga merupakan unsur-unsur dalam minat.

Motivasi itu sendiri menurut Parker Lee D., Ferris Kenneth R. dan Otley

David T., dalam Budiarti (1999) adalah suatu kekuatan dalam setiap diri manusia

yang menyebabkan orang tersebut berkelakuan khusus dan mengarah suatu

tujuan.

Motivasi adalah suatu usaha yang disadari untuk mempengaruhi tingkah

laku seseorang agar tergerak untuk bertindak melakukan sesuatu sehingga

mencapai hasil atau tujuan tertentu (Purwanto, 2002).

Page 23: MINAT MAHASISWA AKUNTANSI DALAM MENGIKUTI …/Minat... · Menurut fenomena yang berkembang di masyarakat pendidikan akuntansi ... prasarana, tata laksana administrasi akademik, kepegawaian,

23

Lebih lanjut Slameto (1995) mengatakan bahwa motivasi merupakan suatu

proses yang menentukan tingkatan, kegiatan, intensitas, konsistensi serta arah

umum dari tingkah laku manusia dalam mencapai tujuan.

Motivasi dalam kamus besar Bahasa Indonesia (1989) didefinisikan

sebagai dorongan yang timbul dari diri seseorang sadar atau tidak sadar untuk

melakukan suatu tindakan dengan tujuan tertentu.

Berdasar dari berbagai pendapat tersebut di atas, dapat diambil kesimpulan

bahwa motivasi adalah keadaan dalam pribadi seseorang yang mendorong

individu untuk melakukan kegiatan, sehingga membawa kepada tujuan yang

diharapkan.

Santrock dan Yussen (1992) membagi motivasi menjadi beberapa macam

antara lain:

1. Motivasi biologis: adalah motivasi yang berhubungan dengan

kebutuhan jasmaniah, yaitu merupakan motivasi yang berhubungan

dengan kelangsungan hidup individu. Misalnya: makan, minum,

keamanan, dan lain-lain.

2. Motivasi kompetensi: adalah motivasi yang timbul karena seseorang

diberikan kesempatan untuk menentukan langkahnya sendiri dan

bertanggung jawab dirinya sendiri dalam berinteraksi dengan

lingkungan.

3. Motivasi dipelajari: adalah motivasi yang timbul dari pengalaman

berinteraksi dengan lingkungan. Motivasi ini mencakup motivasi

Page 24: MINAT MAHASISWA AKUNTANSI DALAM MENGIKUTI …/Minat... · Menurut fenomena yang berkembang di masyarakat pendidikan akuntansi ... prasarana, tata laksana administrasi akademik, kepegawaian,

24

berkuasa, motivasi untuk aktualisasi diri, motivasi berafiliasi, dan

motivasi mencari identitas.

4. Motivasi berprestasi: merupakan dorongan untuk menyelesaikan

sesuatu, mencapai standar keunggulan dan memperluas usaha untuk

berhasil secara memuaskan. Motivasi ini mencakup motivasi kualitas,

motivasi karir dan motivasi ekonomi.

Penelitian ini membatasi jenis motivasi untuk mengikuti Pendidikan

Profesi Akuntan hanya pada motivasi kualitas, motivasi karir, dan motivasi

ekonomi. Definisi dari ketiga motivasi di atas adalah sebagai berikut:

§ Motivasi kualitas adalah dorongan dari dalam diri seseorang yang

menimbulkan keinginan untuk meningkatkan kualitas diri mereka seperti

kepandaian, pengetahuan dan lain-lain.

§ Motivasi ekonomi adalah dorongan dari dalam diri seseorang yang

menimbulkan keinginan untuk meningkatkan sumber pendapatannya dan

tingkat ekonominya.

§ Motivasi karir adalah dorongan dari dalam diri seseorang yang menimbulkan

keinginan untuk meningkatkan pekerjaan, jenjang jabatan, yang memberikan

harapan untuk maju (Santrock dan Yussen, 1992).

B. Akreditasi Program Studi

Setiap Perguruan Tinggi atau bahkan di setiap fakultasnya memiliki status

akreditasi yang tidak sama. Pemberian status akreditasi Program Studi ini

Page 25: MINAT MAHASISWA AKUNTANSI DALAM MENGIKUTI …/Minat... · Menurut fenomena yang berkembang di masyarakat pendidikan akuntansi ... prasarana, tata laksana administrasi akademik, kepegawaian,

25

dilakukan oleh Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi atau disebut dengan

BAN-PT.

BAN-PT merupakan organisasi nir-struktural di lingkungan Direktorat

Jendral Pendidikan Tinggi, dibentuk untuk membantu pemerintah dalam upaya

melakukan tugas dan kewajiban melaksanakan pengawasan mutu dan efisiensi

pendidikan tinggi yang diselenggarakan oleh pemerintah dan Perguruan Tinggi

Swasta. BAN-PT dibentuk dengan Keputusan Menteri Pendidikan dan

Kebudayaan Nomor 0326/U/1994 tanggal 15 Desember yang kemudian diubah

dengan SK Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 0224/U/1995 tanggal 28

Juli 1995 (Hamline, 2003).

Awalnya, pemberian status akreditasi hanya diberikan kepada Perguruan

Tinggi Swasta oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan dengan kategori:

terdaftar, diakui, dan disamakan. Hal tersebut diatur dalam SK Dirjen Dikti No.

470/D/T/1996. Kondisi seperti ini menimbulkan dampak bagi Perguruan Tinggi

Swasta:

1. Mahasiswa masih harus mengikuti ujian negara sejumlah 15 mata

kuliah sebagai mata kuliah ujian negara (MUN);

2. Penyelenggaraan ujian negara dikoordinasi oleh Kopertis untuk

program studi yang masih berstatus Terdaftar dan Diakui. Sedangkan

untuk status Disamakan, Perguruan Tinggi yang bersangkutan sudah

dapat menyelenggarakan ujian negara sendiri;

3. Ijazah ditandatangani oleh rektor PTS dan koordinator kopertis (dikti,

2002)

Page 26: MINAT MAHASISWA AKUNTANSI DALAM MENGIKUTI …/Minat... · Menurut fenomena yang berkembang di masyarakat pendidikan akuntansi ... prasarana, tata laksana administrasi akademik, kepegawaian,

26

Masa berlaku status akreditasi Perguruan Tinggi Swasta ditentukan

pemerintah, yaitu lima tahun untuk status Terdaftar, empat tahun untuk status

Diakui dan tiga tahun untuk status Disamakan. Status akreditasi ini tidak

diberikan kepada lembaga tetapi diberikan kepada masing-masing Program Studi

yang ada dalam PTS yang bersangkutan (hamline, 2003).

Penilaian yang dilakukan PTS tersebut dilakukan secara berkala, meliputi:

penilaian terhadap sarana dan prasarana, staf pengajar, dan pengelolaan program

pendidikan. Akan tetapi setelah dibentuk Badan Akreditasi Nasional (BAN-PT)

status akreditasi ditetapkan oleh BAN-PT itu sendiri dan berlaku baik untuk

Perguruan Tinggi Negeri maupun Perguruan Tinggi Swasta. Status akreditasi

hanya dikelompokkan dalam dua kategori utama, yaitu: berakreditasi dan tidak

berakreditasi (PTS On-Line, 2003).

BAN-PT mendasarkan dimensi-dimensi kualitas yang dituangkan dalam

borang. Sembilan dimensi menunjukkan kualitas komprehensif dari suatu

penyelenggaraan program dalam menghasilkan keluaran yang berkualitas tinggi.

Kesembilan dimensi kualitas tersebut adalah sebagai berikut:

1. Kelayakan (appropriateness) merupakan tingkat ketepatan unsur

masukan, proses, keluaran maupun tujuan program ditinjau dari ukuran

ideal secara normatif.

2. Kecukupan (adequency) menunjukkan tingkat ketercapaian

persyaratan ambang yang diperlukan untuk penyelenggaraan suatu

program.

Page 27: MINAT MAHASISWA AKUNTANSI DALAM MENGIKUTI …/Minat... · Menurut fenomena yang berkembang di masyarakat pendidikan akuntansi ... prasarana, tata laksana administrasi akademik, kepegawaian,

27

3. Kesesuaian (relevancy) merupakan tingkat keterkaitan tujuan maupun

hasil program pendidikan dengan kebutuhan masyarakat di

lingkungannya maupun secara global.

4. Suasana Akademik (academic athmosphere) merujuk pada iklim yang

mendukung interaksi antara dosen dan mahasiswa, antara sesama

mahasiswa, maupun antara sesama dosen untuk mengoptimalkan

proses pembelajaran.

5. Efisiensi (efficiency) merujuk pada tingkat pemanfaatan sumberdaya

yang digunakan untuk proses pembelajaran.

6. Keberlanjutan (sustainability) menggambarkan keberlangsungan

penyelenggaraan program yang mencakup ketersediaan masukan,

aktivitas pembelajaran, maupun pencapaian hasil yang optimal.

7. Selektivitas (selectivity) menunjukkan bagaimana penyelenggara

program memilih unsur masukan, aktivitas proses pembelajaran,

maupun penentuan prioritas hasil berdasarkan pertimbangan

kemampuan yang dimiliki.

8. Produktivitas (productivity) menunjukkan tingkat keberhasilan proses

pembelajaran yang dilakukan dalam memanfaatkan masukan.

9. Efektivitas (effectiveness) adalah tingkat ketercapaian tujuan program

yang telah ditetapkan yang diukur dari hasil program.

Kriteria penilaian akreditasi tersebut meliputi:

1. Identitas.

2. Ijin penyelenggaraan program studi.

Page 28: MINAT MAHASISWA AKUNTANSI DALAM MENGIKUTI …/Minat... · Menurut fenomena yang berkembang di masyarakat pendidikan akuntansi ... prasarana, tata laksana administrasi akademik, kepegawaian,

28

3. Kesesuaian penyelenggaraan program studi dengan peraturan

perundang-undangan.

4. Relevansi penyelenggaraan program studi.

5. Sarana dan prasarana.

6. Efisiensi penyelenggaraan program studi.

7. Produktivitas program studi.

8. Mutu lulusan.

Nilai dan peringkat akreditasi Program Studi tersebut diatas dapat

diklasifikasikan seperti tabel II.1. di bawah ini (Dikti, 2002):

Tabel II.1.

Standar nilai akreditasi program studi

Nilai

Peringkat 0-400 D / Tidak Terakreditasi

401-500 C

501-600 B

601-700 A

Status akreditasi yang tinggi akan mencerminkan kualitas pendidikan yang

tinggi pada program studi di Perguruan Tinggi yang bersangkutan. Dampaknya

mahasiswa dari PT tersebut mendapatkan kualitas pendidikan sebaik kualitas

akreditasi lembaganya (Dikti, 2002).

Page 29: MINAT MAHASISWA AKUNTANSI DALAM MENGIKUTI …/Minat... · Menurut fenomena yang berkembang di masyarakat pendidikan akuntansi ... prasarana, tata laksana administrasi akademik, kepegawaian,

29

C. Gender

Pengertian gender menurut Fakih (1996) adalah suatu sifat yang melekat

pada kaum laki-laki maupun perempuan yang dikonstruksi secara sosial maupun

kultural. Sedang menurut Squire dalam Suhapti (1995) gender adalah perbedaan

peran antara perempuan dan laki-laki yang mengakibatkan perbedaan perlakuan

antara perempuan dan laki-laki di masyarakat.

Pengertian konsep gender harus dibedakan dengan konsep seks, konsep

gender lebih menekankan pada perbedaan antara perempuan dan laki-laki yang

dikonstruksi secara sosial maupun kultural dan tidak dilihat dari sudut pandang

biologis. Sedangkan seks merupakan perbedaan biologis antara perempuan dan

laki-laki yang diciptakan oleh Tuhan berbeda.

Menurut Maccoby dalam Suhapti (1995) perbedaan perlakuan terhadap

perempuan bukan berasal dari perbedaan faktor biologis, melainkan dari bentuk

tatanan masyarakat yang umumnya menganggap laki-laki sebagai pimpinan dan

menganggap perempuan memiliki kedudukan lebih rendah dibandingkan dengan

laki-laki.

Pantara dalam Indayati (2003) mengemukakan beberapa teori dasar yang

melandasi pembentukan ideologi gender, antara lain:

1. Teori Kodrat

Teori ini menyatakan bahwa perbedaan psikologis antara perempuan

dan laki-laki disebabkan oleh perbedaan fisiologis dan biologis

keduanya.

Page 30: MINAT MAHASISWA AKUNTANSI DALAM MENGIKUTI …/Minat... · Menurut fenomena yang berkembang di masyarakat pendidikan akuntansi ... prasarana, tata laksana administrasi akademik, kepegawaian,

30

Berdasarkan teori ini terbentuk ideologi gender yang bersifat binner.

Laki-laki digambarkan sebagai manusia yang kuat, rasional, aktif dan

agresif, sedangkan perempuan digambarkan sebagai manusia yang

lemah, pasif dan tergantung.

2. Teori Nurture

Teori ini menyatakan bahwa citra perempuan adalah hasil buatan yang

merupakan kombinasi dari tekanan, paksaan dan rangsangan dari

lingkungan sosial. Teori ini muncul sebagai tandingan dari Teori

Kodrat.

3. Teori Psikoanalis

Teori ini menyatakan bahwa struktur anatomi laki-laki lebih sempurna

dibandingkan dengan struktur anatomi perempuan, sehingga kaum

perempuan akan selalu memendam rasa iri terhadap kaum laki-laki.

Teori ini juga mengatakan bahwa pembagian tugas yang terjadi dalam

masyarakat merupakan konsekuensi logis dari kodrat laki-laki dan

perempuan.

4. Teori Fungsionalis

Teori ini menyatakan bahwa pembagian kerja secara seksual mutlak

diperlukan demi menjadi harmoni seluruh sistem. Teori ini

menegaskan bahwa tugas utama perempuan adalah melakukan

pekerjaan rumah yang bertujuan mempertegas fungsi suami dan untuk

menghindari persaingan antara keduanya.

Page 31: MINAT MAHASISWA AKUNTANSI DALAM MENGIKUTI …/Minat... · Menurut fenomena yang berkembang di masyarakat pendidikan akuntansi ... prasarana, tata laksana administrasi akademik, kepegawaian,

31

Perkembangan isu mengenai gender telah lama berkembang dan telah

melalui proses yang sangat panjang. Permasalahan gender ini muncul diantaranya

disebabkan karena adanya image masyarakat tentang gender yang dibentuk,

disosialisasikan, diperkuat, dan bahkan dikonstruksi secara sosial dan kultural di

dalam masyarakat (Ancok, 1995).

Menurut Cherrington, 1995 dalam Indayati (2003) ketidakpuasan dalam

gender terjadi karena adanya diskriminasi terhadap perempuan. Diskriminasi ini

nampak pada perekrutan karyawan, besarnya imbalan, promosi dan adanya

gangguan seksual.

Menurut pandangan yang berkembang di masyarakat, status perempuan

dianggap lebih rendah dari status laki-laki. Peran perempuan dalam berkarir

terhalang oleh budaya yang berkembang dimana menuntut peranan yang lebih

dalam rumah tangga dari pada di bidang karir tanpa mempertimbangkan kualitas

yang ada. Banyak perempuan yang memiliki kualitas yang dapat diandalkan

apabila diberikan kesempatan dalam berkarir, akan tetapi selama isu gender masih

berkembang dan dipertahankan, sebaik apapun kualitas perempuan tetap tidak

akan diakui di masyarakat. Diskriminasi bagi perempuan juga muncul dalam hal

perbedaan untuk mendapatkan kesempatan kerja, perbedaan pendapatan yang

diterima, perbedaan perlakuan dan sering terdapat pelecehan dalam dunia kerja

(Ancok, 1995)

Isu mengenai diskriminasi gender juga muncul dalam Kantor Akuntan

Publik (KAP). Survey yang dilakukan oleh American Woman’s Society of

Certified Public Accounting (AWSCPA) pada tahun 1983 tentang karir akuntan

Page 32: MINAT MAHASISWA AKUNTANSI DALAM MENGIKUTI …/Minat... · Menurut fenomena yang berkembang di masyarakat pendidikan akuntansi ... prasarana, tata laksana administrasi akademik, kepegawaian,

32

wanita menunjukkan bahwa kesempatan bagi akuntan wanita untuk

mengembangkan karir lebih kecil jika dibandingkan dengan akuntan laki-laki.

Berbagai kendala yang muncul bagi akuntan wanita untuk berkarir diantaranya

adalah pembatasan manajemen bagi akuntan wanita untuk ditugaskan di lapangan

dan anggapan bahwa klien enggan dilayani oleh akuntan wanita (Kuntari dan

Kusuma, 2001).

Dengan demikian bagi wanita, kemauan untuk mengembangkan diri selalu

terhalang oleh persepsi di masyarakat yang membatasi aktivitasnya. Potensi

kemampuan yang dimiliki wanita akan sulit berkembang seiring dengan masih

kentalnya pengaruh budaya yang ada di masyarakat. Jadi selama masih ada

perbedaan perlakuan terhadap perempuan dan masih kentalnya permasalahan

gender dalam masyarakat, maka perempuan akan sulit untuk mengembangkan

potensi yang dimilikinya.

Dari uraian diatas nampak bahwa faktor gender akan dapat mempengaruhi

minat bagi akuntan wanita dan calon akuntan wanita untuk berkarir sebagai

akuntan.

D. Review Penelitian Terdahulu

Penelitian ini merupakan pengembangan dari penelitian yang pernah

dilakukan sebelumnya. Penelitian yang dilakukan oleh Machfoedz (1998) dengan

judul “Survey Minat Mahasiswa untuk Mengikuti Ujian Sertifikasi Akuntan

Publik (USAP)” bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang penting bagi

mahasiswa S1 jurusan akuntansi untuk mengikuti Ujian Sertifikasi Akuntan

Page 33: MINAT MAHASISWA AKUNTANSI DALAM MENGIKUTI …/Minat... · Menurut fenomena yang berkembang di masyarakat pendidikan akuntansi ... prasarana, tata laksana administrasi akademik, kepegawaian,

33

Publik (USAP). Penelitian ini dilakukan di Yogyakarta dengan responden

mahasiswa S1 akuntansi seluruh Yogyakarta. Hasil penelitian Machfoedz

menghasilkan kesimpulan: (1) Minat mahasiswa mengikuti USAP lebih

didasarkan pada motivasi kualitas, motivasi ini adalah motivasi tertinggi

dibandingkan dengan motivasi karir dan motivasi ekonomi. (2) Gender dan latar

belakang keluarga tidak mempengaruhi minat mahasiswa mengikuti USAP.

Penelitian yang dilakukan oleh Indriyani (2003) yang berjudul “Faktor-

Faktor yang Mempengaruhi Minat Mahasiswa Jurusan Akuntansi FE UNS

Mengikuti Pendidikan Profesi Akuntansi (PPA)” mempunyai tujuan untuk

mengetahui minat mahasiswa jurusan akuntansi FE UNS dalam mengikuti PPA

dengan responden terbatas pada mahasiswa akuntansi FE UNS. Kesimpulan yang

didapat dari penelitian ini adalah motivasi yang paling mendasari minat

mahasiswa mengikuti PPA adalah motivasi kualitas.

E. Kerangka Teoritis

Penelitian ini mencoba mencari jawaban atas pertanyaan apakah ada

perbedaan minat mahasiswa akuntansi dalam mengikuti PPA ditinjau dari

perbedaan gender, status akreditasi perguruan tinggi serta ditinjau baik dari gender

maupun status akreditasi program studi di Surakarta, Yogyakarta dan Semarang.

Variabel tergantung yaitu minat mengikuti PPA yang ditentukan berdasar

ketentuan motivasi terhadap kualitas, karir dan ekonomis. Sedangkan variabel

bebasnya adalah perbedaan gender dan status akreditasi program studi. Hal ini

dapat digambarkan dalam bagan dibawah ini.

Page 34: MINAT MAHASISWA AKUNTANSI DALAM MENGIKUTI …/Minat... · Menurut fenomena yang berkembang di masyarakat pendidikan akuntansi ... prasarana, tata laksana administrasi akademik, kepegawaian,

34

F. Hipotesis

HO 1: Tidak ada perbedaan yang signifikan pada minat mahasiswa

akuntansi dalam mengikuti Pendidikan Profesi Akuntansi (PPA)

ditinjau dari gender.

GENDER Ÿ Laki-laki Ÿ perempuan

STATUS AKREDITASI PROGRAM STUDI

· A · B · C

MINAT MENGIKUTI PPA

Ÿ Motivasi Kualitas Ÿ Motivasi Karir Ÿ Motivasi Ekonomi

Page 35: MINAT MAHASISWA AKUNTANSI DALAM MENGIKUTI …/Minat... · Menurut fenomena yang berkembang di masyarakat pendidikan akuntansi ... prasarana, tata laksana administrasi akademik, kepegawaian,

35

HO 2: Tidak ada perbedaan yang signifikan pada minat mahasiswa

akuntansi dalam mengikuti Pendidikan Profesi Akuntansi (PPA)

ditinjau dari status akreditasi program studi.

HO 3: Tidak ada perbedaan yang signifikan pada minat mahasiswa

akuntansi dalam mengikuti Pendidikan Profesi Akuntansi (PPA)

ditinjau dari gender dan status akreditasi program studi.

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain

survey, yaitu suatu penelitian yang mengambil sampel dari suatu populasi dengan

memakai kuesioner sebagai alat untuk mengumpulkan data dalam lingkungan

yang sebenarnya (Sekaran, 2000).

Metode pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan metode

non-probability sampling yang berupa purposive sampling. Non-probability

sampling adalah metode pengambilan sampel dimana setiap anggota dalam

populasi tersebut tidak mempunyai kesempatan yang sama untuk dipilih sebagai

sampel (Sekaran, 2000). Sedangkan Purposive Sampling adalah metode

Page 36: MINAT MAHASISWA AKUNTANSI DALAM MENGIKUTI …/Minat... · Menurut fenomena yang berkembang di masyarakat pendidikan akuntansi ... prasarana, tata laksana administrasi akademik, kepegawaian,

36

pengumpulan informasi dari sampel-sampel tertentu yang sesuai dengan kriteria

yang diperlukan dalam suatu penelitian (Sekaran, 2000).

B. Populasi dan Sampel

Populasi berkaitan dengan seluruh kelompok orang, kejadian, atau segala

sesuatu yang berkaitan dengan masalah yang sedang diselidiki oleh peneliti

(Sekaran, 2000). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa jurusan

akuntansi semester akhir dari Perguruan Tinggi Negeri dan Swasta di Solo,

Yogyakarta dan Semarang.

Sampel adalah bagian dari populasi yang terdiri dari beberapa anggota

yang dipilih dari populasi (Sekaran, 2000). Sampel dari penelitian ini adalah

mahasiswa jurusan akuntansi semester akhir di UNS, UMS, UGM, UPN, UMY,

UNDIP, UNISRI, UNIBA, dan AUB.

Yang dimaksud mahasiswa jurusan akuntansi semester akhir ini dibatasi

pada angkatan 2000 dan 2001 karena dianggap bahwa angkatan tersebut adalah

yang paling mendekati jenjang kelulusan S1 sebagai calon peserta PPA dan yang

sekiranya sudah paham mengenai Pendidikan Profesi Akuntansi. Sedangkan

pembatasan pada Perguruan Tinggi tersebut di atas dikarenakan adanya tingkatan

mutu dari Perguruan Tinggi yang diwujudkan dalam status akreditasi program

studi yaitu A, B, dan C. Status akreditasi A dalam penelitian ini diwakili oleh

UNS, UGM dan UNDIP, sedangkan status akreditasi B diwakili oleh UMS, UPN

dan UMY. Status akreditasi C diwakili oleh UNIBA, UNISRI dan AUB.

Page 37: MINAT MAHASISWA AKUNTANSI DALAM MENGIKUTI …/Minat... · Menurut fenomena yang berkembang di masyarakat pendidikan akuntansi ... prasarana, tata laksana administrasi akademik, kepegawaian,

37

Dalam menentukan jumlah sampel penelitian ini, peneliti mengacu kepada

aturan yang terdapat pada sekaran (2000) yaitu jumlah sampel 30>n>500 yang

dianggap paling sesuai untuk semua penelitian.

C. Pengukuran Variabel

Variabel yang diukur dalam penelitian ini adalah minat mahasiswa

akuntansi dalam mengikuti Pendidikan Profesi Akuntansi (PPA). Minat tersebut

diukur dengan menggunakan kuesioner pengembangan dari kuesioner Machfoedz

(1998). Pengembangan yang dimaksud adalah dengan menambahkan beberapa

item pertanyaan yang dibutuhkan dalam penelitian ini.

D. Instrumen Penelitian

Kuesioner dalam penelitian ini menggunakan skala Likert 5 poin dengan

penjelasan sebagai berikut:

Skor 1 : Sangat Tidak Setuju

Skor 2 : Tidak Setuju

Skor 3 : Ragu-ragu

Skor 4 : Setuju

Skor 5 : Sangat Setuju

Kuesioner ini terdiri dari tiga item pernyataan yaitu item motivasi karir,

item motivasi kualitas dan item motivasi ekonomi dimana ketiganya merupakan

bagian dari minat itu sendiri. Agar tidak menimbulkan bias maka ketiga item

digabung menjadi satu bagian dalam kuesioner ini.

Page 38: MINAT MAHASISWA AKUNTANSI DALAM MENGIKUTI …/Minat... · Menurut fenomena yang berkembang di masyarakat pendidikan akuntansi ... prasarana, tata laksana administrasi akademik, kepegawaian,

38

E. Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data merupakan bagian penting dalam suatu penelitian, sebab

data merupakan dasar dan alat untuk mencapai tujuan penelitian. Metode

pengumpulan data merupakan bagian integral dari perancangan penelitian

(Sekaran, 2000). Data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari:

· Data primer

Data primer dalam penelitian ini diperoleh dengan menggunakan

kuesioner yang didistribusikan kepada responden. Kuesioner ini

didistribusikan secara langsung kepada responden untuk mendapatkan

tingkat pengembalian kuesioner yang tinggi.

F. Definisi Operasional

Definisi operasional adalah penegasan arti dari kontrak atau variabel yang

digunakan dengan cara tertentu untuk mengukurnya, sehingga pada akhirnya akan

menghindari salah pengertian dan penafsiran yang berbeda dalam suatu penelitian

(Kerlinger, 1993). Dari kerangka teoritis di atas dikemukakan definisi operasional

sebagai berikut:

1. Minat mengikuti PPA adalah keinginan yang timbul karena adanya

pengalaman dan pemahaman terhadap PPA itu sendiri yang akan

menimbulkan motivasi untuk meraihnya. Untuk mengetahui minat mengikuti

Page 39: MINAT MAHASISWA AKUNTANSI DALAM MENGIKUTI …/Minat... · Menurut fenomena yang berkembang di masyarakat pendidikan akuntansi ... prasarana, tata laksana administrasi akademik, kepegawaian,

39

PPA digunakan skala minat mengikuti PPA yang dibuat berdasarkan faktor-

faktor yang mempengaruhinya, yaitu keinginan, perhatian, kesadaran.

Semakin besar skor maka semakin tinggi minat mengikuti PPA.

2. Motivasi Kualitas adalah suatu dorongan dari dalam diri seseorang yang

menimbulkan keinginan untuk meningkatkan derajad diri mereka seperti

kepandaian, pengetahuan dan lain-lain yang dalam hal ini adalah motivasi

dalam mengikuti PPA yang dilatarbelakangi oleh keinginan untuk

meningkatkan kualitas diri terhadap bidang akuntansi. Untuk mengetahui

motivasi kualitas digunakan skala motivasi kualitas yang dibuat berdasarkan

faktor-faktor yang mempengaruhinya, yaitu peningkatan kualitas diri,

kepandaian.

3. Motivasi Karir adalah suatu dorongan dari dalam diri seseorang yang

menimbulkan keinginan untuk meningkatkan pekerjaan, jenjang jabatan, yang

memberikan harapan untuk maju, dalam hal ini adalah motivasi yang

melatarbelakangi keinginan seseorang untuk meningkatkan karir apabila

seseorang tersebut telah mengikuti PPA. Untuk mengetahui motivasi karir

digunakan skala motivasi karir yang dibuat berdasarkan faktor-faktor yang

mempengaruhinya, yaitu peningkatan karir, jabatan, dan harapan untuk maju.

4. Motivasi Ekonomi adalah suatu dorongan dari dalam diri seseorang yang

menimbulkan keinginan untuk meningkatkan sumber pendapatannya dan

tingkat perekonomiannya, dalam hal ini mereka berasumsi bahwa dengan

mengikuti PPA maka kehidupan perekonomian dan pendapatan mereka akan

meningkat. Untuk mengetahui motivasi ekonomi digunakan skala motivasi

Page 40: MINAT MAHASISWA AKUNTANSI DALAM MENGIKUTI …/Minat... · Menurut fenomena yang berkembang di masyarakat pendidikan akuntansi ... prasarana, tata laksana administrasi akademik, kepegawaian,

40

karir yang dibuat berdasarkan faktor-faktor yang mempengaruhinya, yaitu

pendapatan dan peningkatan kesejahteraan.

G. Metode Analisis Data

Penelitian yang menggunakan kuesioner sebagai pengumpulan data

membutuhkan kesungguhan responden dalam menjawab setiap pertanyaan yang

diajukan. Suatu penelitan memerlukan alat ukur yang andal untuk mengukur

variabel penelitian. Keabsahan suatu hasil penelitian sangat ditentukan oleh alat

ukur yang digunakan dalam penelitian tersebut. Oleh karena itu sebelum

dilakukan pengujian terhadap hipotesis, terlebih dahulu dilakukan pengujian

validitas dan reliabilitas.

1. Uji Validitas

Uji validitas digunakan untuk mengetahui seberapa cermat suatu tes

melakukan fungsi ukurnya (Sekaran, 2000). Semakin tinggi validitas suatu fungsi

ukur, semakin tepat pengukuran mengenai sasarannya. Jika peneliti menggunakan

kuesioner dalam penelitian, maka kuesioner yang disusun harus mengukur apa

ingin diukur.

Uji validitas dilakukan dengan mengkorelasikan skor yang diperoleh pada

tiap-tiap pernyataan dengan skor totalnya. Skor total ini merupakan skor yang

diperoleh dari hasil penjumlahan semua skor pernyataan.

Dalam penelitian ini uji validitas dilakukan dengan teknik korelasi

Pearson’s Correlation Product Moment, dengan rumus:

Page 41: MINAT MAHASISWA AKUNTANSI DALAM MENGIKUTI …/Minat... · Menurut fenomena yang berkembang di masyarakat pendidikan akuntansi ... prasarana, tata laksana administrasi akademik, kepegawaian,

41

rxy = ( ) ( )( ) ( )( )( )å å åå

ååå--

-2222 YYNXXN

YXXYN

Notasi:

rxy = Koefisien korelasi Product Moment

N = Jumlah obyek yang diuji

X = Jumlah skor item

Y = Jumlah skor total

Setelah didapatkan hasil dari pengujian ini, maka dilakukan pengujian lebih

lanjut dengan menggunkan teknik korelasi Pearson’s Correlation dengan koreksi

terhadap Spurious Overlap (Azwar, 1997).

Teknik korelasi ini dipakai untuk mencari korelasi antara item dengan tes.

Apabila item yang dipakai lebih dari 30 buah, maka teknik korelasi tidak perlu

menggunakan koreksi Spurious Overlap, tetapi apabila jumlah item kurang dari

30 buah maka koreksi terhadap Spurious Overlap diperlukan untuk memperoleh

informasi yang lebih akurat mengenai korelasi antara item dengan tes (Azwar,

1997). Karena dalam penelitian ini terdapat tiga item yaitu item karir, item

kualitas dan item ekonomi yang masing-masing berjumlah 15 pertanyaan, maka

penelitian ini menggunakan koreksi terhadap Spurious Overlap.

Rumusan koreksi terhadap efek Spurious Overlap adalah:

ri (x-i) = xiixix

ixix

ssrss

ssr

2( 22 -+

-

Page 42: MINAT MAHASISWA AKUNTANSI DALAM MENGIKUTI …/Minat... · Menurut fenomena yang berkembang di masyarakat pendidikan akuntansi ... prasarana, tata laksana administrasi akademik, kepegawaian,

42

Notasi:

ri (x-i) = Koefisien korelasi item-total setelah dikoreksi dari efek Spurious

Overlap.

rix = Koefisien korelasi skor item-total sebelum dikoreksi.

Si = Deviasi standar skor suatu item.

Sx = Deviasi standar skor tes.

Setelah menghitung dengan rumusan di atas maka akan didapatkan nilai

korelasi yang baru setelah dikoreksi dengan efek Spurious Overlap. Untuk

menarik kesimpulan validitas kuesioner untuk item motivasi karir, motivasi

ekonomi dan motivasi kualitas, nilai korelasi (Corrected Item-Total Correlation)

yang didapatkan melalui pengujian di atas ditransformasikan terlebih dahulu

dengan transformasi sebagai berikut:

t = 2

21--

Nr

r

Notasi:

t = t-hitung

N = jumlah keseluruhan pertanyaan

r = korelasi (Corrected Item-Total Correlation)

Dengan rumus di atas, akan didapatkan t-hitung. Dan pengujian terhadap

uji validitas ini dilakukan dengan cara membandingkan t-hitung dengan t-tabel.

Page 43: MINAT MAHASISWA AKUNTANSI DALAM MENGIKUTI …/Minat... · Menurut fenomena yang berkembang di masyarakat pendidikan akuntansi ... prasarana, tata laksana administrasi akademik, kepegawaian,

43

2. Uji Reliabilitas

Reliabilitas suatu alat ukur menunjukkan stabilitas dan konsistensi yang

dapat digunakan instrumen untuk mengukur konsep dan membantu menilai

kebaikan suatu alat pengukur (Sekaran, 2000). Dengan kata lain reliabilitas

menunjukkan konsistensi suatu alat pengukur dalam mengukur gejala yang sama.

Cronbach’s Alfa merupakan koefisien reliabilitas yang menunjukkan seberapa

baik item-item dalam suatu perangkat secara positif saling berhubungan (Azwar,

1997).

Uji reliabilitas dilakukan dengan menggunakan Cronbach’s Alpha dengan

rumus sebagai berikut:

α = ÷÷ø

öççè

æ-÷

øö

çèæ

2

2

11

xs

sj

kk

Notasi:

K = Banyaknya belahan tes

Sj2 = Varians belahan j; j = 1,2, .... n

Sx = Varians skor tes

Semakin besar nilai alpha yang dihasilkan, berarti butir-butir pernyataan

dalam kuesioner semakin reliabel.

3. Uji Homogenitas

Pengujian homogenitas varian antar kelompok dilakukan dengan teknik

Levene’s Test of Equality of Error Variance. Uji ini dilakukan untuk

Page 44: MINAT MAHASISWA AKUNTANSI DALAM MENGIKUTI …/Minat... · Menurut fenomena yang berkembang di masyarakat pendidikan akuntansi ... prasarana, tata laksana administrasi akademik, kepegawaian,

44

mengidentifikasi apakah masing-masing kelompok sampel yang terambil

berdasarkan populasi yang sama dan varian antar kelompok tersebut tidak berbeda

secara signifikan.

4. Uji Normalitas

Pengujian normalitas dilakukan untuk menentukan uji statistik yang

seharusnya dipakai dalam suatu penelitian. Apabila data berdistribusi normal,

maka statistik induktif yang digunakan adalah statistik parametrik, sebaliknya

apabila data tidak berdistribusi normal, maka statistik induktif yang digunakan

adalah non-parametrik.

Pengujian normalitas dalam penelitian ini menggunakan teknik

Kolmogorov-Smirnov Test. Pengujian satu sampel Kolmogorov-Smirnov ini

menggunakan pengujian dua sisi. Hasil pengujian dibandingkan dengan taraf

signifikansi. Apabila hasil yang diperoleh lebih besar dari taraf signifikansi, maka

distribusi data adalah normal. Sebaliknya, jika probabilitas lebih kecil dari taraf

signifikansi maka distribusi data tidak normal.

H. Teknik Pengujian Hipotesis Setelah data dinyatakan homogen dan normal, maka langkah selanjutnya

adalah pengujian hipotesis dengan menggunakan one way anova (Uji-F) untuk

Page 45: MINAT MAHASISWA AKUNTANSI DALAM MENGIKUTI …/Minat... · Menurut fenomena yang berkembang di masyarakat pendidikan akuntansi ... prasarana, tata laksana administrasi akademik, kepegawaian,

45

hipotesis pertama serta kedua, dan multivariate Anova untuk hipotesis yang ketiga

dengan tingkat signifikansi α = 0.05. Uji-F ini digunakan untuk menguji apakah

rata-rata lebih dari dua sampel berbeda secara signifikan atau tidak.

Uji-F digunakan untuk mengetahui apakah variabel independen secara

serentak mempunyai pengaruh terhadap variabel dependen. Pengujian ini

digunakan untuk menguji tingkat signifikansi secara multivariate (serentak)

apakah variabel independen mempunyai pengaruh terhadap dependen.

Untuk menggunakan uji-F ini, ada beberapa asumsi yang harus dipenuhi

antara lain:

1. Populasi-populasi yang akan diuji berdistribusi normal.

2. Varians dari populasi-populasi tersebut adalah sama

3. Sampel tidak berhubungan satu sama lain (Santoso, 2002).

Sedangkan uji Manova bertujuan untuk menguji kesaman vektor dari rata-

rata dependen pada berbagai grup. Pada hipotesis yang ketiga terdapat satu

variabel tergantung dengan dua variabel bebas untuk diuji secara bersama-sama.

Dengan demikian pengujian ini menggunakan Multivariate Anova.

Untuk menentukan apakah hipotesis didukung atau tidak, dapat diketahui

dari perbandingan antara nilai probabilitas dengan tingkat signifikansi. Jika nilai

probabilitas lebih kecil dari nilai signifikansi, maka perbedaan tersebut signifikan,

sedangkan jika nilai probabilitas lebih besar dari tingkat signifikansi, maka

perbedaan tersebut tidak signifikan.

Page 46: MINAT MAHASISWA AKUNTANSI DALAM MENGIKUTI …/Minat... · Menurut fenomena yang berkembang di masyarakat pendidikan akuntansi ... prasarana, tata laksana administrasi akademik, kepegawaian,

46

BAB IV

ANALISIS DATA

A. Pelaksanaan Penelitian

Penelitian ini menggunakan mahasiswa akuntansi sebagai responden

penelitian. Kuesioner yang disebarkan berjumlah 135 kuesioner dan kuesioner

yang disebar semuanya kembali. Jadi tingkat pengembalian kuesioner adalah

100%. Semua kuesioner yang telah kembali dapat dipakai karena keseluruhan

item pertanyaan telah lengkap pengisiannya.

Penelitian ini menggunakan mahasiswa akuntansi yang ada di 9 Perguruan

Tinggi yakni UNS, UMS, UNISRI, UNIBA, AUB, UPN, UMY, UGM dan

UNDIP angkatan 2000 dan 2001 sebagai responden penelitian. Mahasiswa

akuntansi di masing-masing Perguruan Tinggi ini diberi 15 kuesioner yang harus

diisi. Data selengkapnya dapat dilihat dalam tabel IV.1 berikut ini.

Tabel IV.1

Rincian Kuesioner

Page 47: MINAT MAHASISWA AKUNTANSI DALAM MENGIKUTI …/Minat... · Menurut fenomena yang berkembang di masyarakat pendidikan akuntansi ... prasarana, tata laksana administrasi akademik, kepegawaian,

47

Keterangan Prosentase Jumlah

Mahasiswa akuntansi: Ÿ Jumlah kuesioner disebar 135 Ÿ Jumlah kuesioner kembali 135 Ÿ Prosentase 100%

Jumlah kuesioner yang Tidak dapat diolah: 0

Sumber: data yang diolah B. Data Demografi Responden

Tabel IV.2

Data Demografi Responden

Keterangan Jumlah

Jenis Kelamin: Ÿ Jumlah responden laki-laki 67 Ÿ Jumlah responden perempuan 68

Akreditasi Perguruan Tinggi: Ÿ Perguruan Tinggi terakreditasi A 45 Ÿ Perguruan Tinggi terakreditasi B 45 Ÿ Perguruan Tinggi terakreditasi C 45

Tingkat Semester: Ÿ VI 70 Ÿ VIII 65

Sumber: data yang diolah

Data demografi responden dalam penelitian ini, yaitu jenis kelamin,

akreditasi Perguruan Tinggi, dan tingkat semester mahasiswa akuntansi.

C. Hasil Pengujian Data

Page 48: MINAT MAHASISWA AKUNTANSI DALAM MENGIKUTI …/Minat... · Menurut fenomena yang berkembang di masyarakat pendidikan akuntansi ... prasarana, tata laksana administrasi akademik, kepegawaian,

48

Pengolahan data dilakukan untuk menemukan jawaban atas hipotesis yang

telah dinyatakan sebelumnya. Keseluruhan hasil data yang diolah pada analisis ini

menggunakan program Software SPSS versi 10.

1. Pengujian Validitas

Untuk menguji validitas dan reliabilitas data yang diperoleh dengan cara

penyebaran kuesioner tersebut, maka peneliti terlebih dahulu melakukan uji

validitas dan reliabilitas terhadap butir-butir pertanyaan dalam kuesioner.

Uji validitas dilakukan dengan membandingkan t-hitung dengan t-tabel.

Teknik korelasi yang dilakukan adalah Pearson’s Correlation dengan koreksi

efek atenuasi.

Untuk menarik kesimpulan validitas kuesioner untuk item motivasi karir,

motivasi ekonomi dan motivasi kualitas, nilai korelasi (Corrected Item-Total

Correlation) ditransformasikan terlebih dahulu dengan transformasi sebagai

berikut:

t = 2

21--

Nr

r

Hasil transformasi tersebut kemudian dikonsultasikan dengan t-tabel (satu sisi)

dengan derajat bebas (db) = N – 2 = 43, dengan tingkat signifikansi α = 5%

maka didapatkan nilai t-tabel = 1,68. Apabila perolehan t-hitung lebih besar

dari t-tabel maka dapat disimpulkan bahwa data tersebut valid. Berdasarkan

hal tersebut diatas, hasil pengujian validitas dapat dilihat dalam tabel IV.3 di

bawah ini.

Page 49: MINAT MAHASISWA AKUNTANSI DALAM MENGIKUTI …/Minat... · Menurut fenomena yang berkembang di masyarakat pendidikan akuntansi ... prasarana, tata laksana administrasi akademik, kepegawaian,

49

Tabel IV.3

Hasil Uji Validitas

(Motivasi Karir)

Pernyataan nilai r t-hitung t-tabel kesimpulan

5 0.2815 1.92371 1.68 valid

7 0.3945 2.81524 1.68 valid

8 0.3860 2.74382 1.68 valid

9 0.4044 2.89950 1.68 valid

11 0.5587 4.41738 1.68 valid

16 0.3125 2.15724 1.68 valid

25 0.6870 6.19957 1.68 valid

29 0.6739 5.98122 1.68 valid

30 0.4360 3.17690 1.68 valid

31 0.3967 2.83386 1.68 valid

35 0.5515 4.33533 1.68 valid

36 0.6332 5.36464 1.68 valid

40 0.5197 3.98889 1.68 valid

41 0.4060 2.91323 1.68 valid

Page 50: MINAT MAHASISWA AKUNTANSI DALAM MENGIKUTI …/Minat... · Menurut fenomena yang berkembang di masyarakat pendidikan akuntansi ... prasarana, tata laksana administrasi akademik, kepegawaian,

50

44 0.3010 2.06978 1.68 valid

Sumber: data yang diolah

Ada sejumlah 15 item pertanyaan yang berhubungan dengan motivasi karir

yang terdapat pada kuesioner yang disebar. Setelah dilakukan pengujian

validitas, diperoleh hasil bahwa semua item pertanyaan motivasi karir adalah

valid.

Tabel IV.4

Hasil Uji Validitas

(Motivasi Ekonomi)

Pernyataan nilai r t-hitung t-tabel kesimpulan

2 0.3722 2.62961 1.68 valid

4 0.3043 2.09477 1.68 valid

10 0.5048 3.83463 1.68 valid

14 0.3756 2.65756 1.68 valid

18 0.5176 3.96685 1.68 valid

19 0.4768 3.55693 1.68 valid

21 0.5932 4.83181 1.68 valid

24 0.3866 2.74883 1.68 valid

26 0.3523 2.46844 1.68 valid

27 0.3554 2.49329 1.68 valid

28 0.5448 4.26024 1.68 valid

32 0.6378 5.43018 1.68 valid

39 0.2612 1.77440 1.68 valid

Page 51: MINAT MAHASISWA AKUNTANSI DALAM MENGIKUTI …/Minat... · Menurut fenomena yang berkembang di masyarakat pendidikan akuntansi ... prasarana, tata laksana administrasi akademik, kepegawaian,

51

43 0.4576 3.37475 1.68 valid

45 0.4151 2.99194 1.68 valid

Sumber: data yang diolah

Ada sejumlah 15 item pertanyaan yang berhubungan dengan motivasi

ekonomi yang terdapat pada kuesioner yang disebar. Setelah dilakukan

pengujian validitas, diperoleh hasil bahwa semua item pertanyaan motivasi

ekonomi adalah valid.

Tabel IV.5

Hasil Uji Validitas

(Motivasi Kualitas)

Pernyataan nilai r t-hitung t-tabel kesimpulan

1 0.4124 2.96847 1.68 valid

3 0.3822 2.71216 1.68 valid

6 0.0726 0.47733 1.68 tidak valid

12 0.2788 1.90370 1.68 valid

13 0.4524 3.32646 1.68 valid

15 0.4015 2.87469 1.68 valid

17 0.4257 3.08499 1.68 valid

20 0.3087 2.12822 1.68 valid

22 0.6330 5.36181 1.68 valid

23 0.3680 2.59526 1.68 valid

33 0.4558 3.35798 1.68 valid

34 0.5877 4.76320 1.68 valid

Page 52: MINAT MAHASISWA AKUNTANSI DALAM MENGIKUTI …/Minat... · Menurut fenomena yang berkembang di masyarakat pendidikan akuntansi ... prasarana, tata laksana administrasi akademik, kepegawaian,

52

37 0.3125 2.15724 1.68 valid

38 0.2943 2.01928 1.68 valid

42 0.6059 4.99428 1.68 valid

Sumber: data yang diolah

Ada sejumlah 15 item pertanyaan yang berhubungan dengan motivasi kualitas

yang terdapat pada kuesioner yang disebar. Setelah dilakukan pengujian

validitas, diperoleh hasil bahwa terdapat satu item pertanyaan yang tidak

valid. Dikarenakan ada satu item pertanyaan yang tidak valid tersebut maka

pengujian validitas pada item kualitas harus diulang dengan tidak

memasukkan item pertanyaan yang tidak valid tersebut dalam pengujian

selanjutnya.

Berdasarkan hal tersebut, hasil pengujian validitas perbaikan untuk motivasi

kualitas dapat dilihat dalam tabel di bawah ini.

Tabel IV.6

Hasil Uji Validitas

Motivasi Kualitas (Perbaikan)

Pernyataan nilai r t-hitung t-tabel kesimpulan

1 0.4152 2.99281 1.68 valid

3 0.3879 2.75071 1.68 valid

12 0.2923 2.00427 1.68 valid

13 0.4036 2.89264 1.68 valid

15 0.3784 2.68066 1.68 valid

Page 53: MINAT MAHASISWA AKUNTANSI DALAM MENGIKUTI …/Minat... · Menurut fenomena yang berkembang di masyarakat pendidikan akuntansi ... prasarana, tata laksana administrasi akademik, kepegawaian,

53

17 0.4372 3.18771 1.68 valid

20 0.2761 1.88373 1.68 valid

22 0.6164 5.13314 1.68 valid

23 0.3656 2.57571 1.68 valid

33 0.4848 3.63475 1.68 valid

34 0.5768 4.63019 1.68 valid

37 0.3433 2.39683 1.68 valid

38 0.3340 2.32362 1.68 valid

42 0.6501 5.61032 1.68 valid

Sumber: data yang diolah

Setelah dilakukan pengujian kedua, keseluruhan item kualitas yang berjumlah

14 adalah valid.

2. Pengujian Reliabilitas

Uji reliabilitas digunakan untuk mengetahui sejauh mana hasil pengukuran

tetap konsisten jika dilakukan dua kali atau lebih pada kelompok yang sama

dengan alat ukur yang sama. Uji reliabilitas hanya dilakukan atas data yang

telah diuji validitasnya dan dinyatakan valid. Pengujian reliabilitas ini

menggunakan Cronbach Alpha. Hasil uji reliabilitas ditunjukkan dalam tabel

berikut ini.

Tabel IV.7

Hasil Uji Reliabilitas

Pernyataan t-hitung t-tabel koef. α kesimpulan

Page 54: MINAT MAHASISWA AKUNTANSI DALAM MENGIKUTI …/Minat... · Menurut fenomena yang berkembang di masyarakat pendidikan akuntansi ... prasarana, tata laksana administrasi akademik, kepegawaian,

54

Motivasi karir 9.87279 1.68 0.8330 reliabel Motivasi ekonomi 8.58513 1.68 0.7947 reliabel Motivasi kualitas 9.41558 1.68 0.8206 reliabel

Sumber: data yang diolah

Dari hasil uji reliabilitas di atas, besarnya t-hitung lebih besar dari t-tabel baik

itu dari pernyataan motivasi karir, motivasi ekonomi maupun motivasi

kualitas. Apabila t-hitung lebih besar dari t-tabel maka kesimpulan yang

diperoleh adalah reliabel.

3. Pengujian Homogenitas

Pengujian homogenitas varian antar kelompok dilakukan dengan

teknik Levene’s Test of Equality of Error Variance. Uji ini dilakukan untuk

mengidentifikasi apakah masing-masing kelompok sampel yang terambil

berdasarkan populasi yang sama dan varian antar kelompok tersebut tidak

berbeda secara signifikan.

Terdapat 6 kelas responden yang akan diuji dalam pengujian

homogenitas ini yaitu: mahasiswa akuntansi berjenis kelamin laki-laki dan

perempuan dengan status akreditasi Perguruan Tinggi A, B, C. Keenam kelas

responden ini akan diuji melalui uji Levene test untuk mengetahui

homogenitas variansi masing-masing dalam item karir, ekonomi dan kualitas

yang terdapat pada pertanyaan dalam kuesioner. Hasil uji homogenitas dapat

dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel IV.8

Hasil Uji Homogenitas Varian

Page 55: MINAT MAHASISWA AKUNTANSI DALAM MENGIKUTI …/Minat... · Menurut fenomena yang berkembang di masyarakat pendidikan akuntansi ... prasarana, tata laksana administrasi akademik, kepegawaian,

55

Pernyataan sig. kesimpulan

Motivasi karir 0.868 Homogen Motivasi Ekonomi 0.985 Homogen Motivasi Kualitas 0.866 Homogen

Sumber: data yang Diolah

Angka yang dihasilkan dari pengujian ini merupakan probabilitas dua

sisi yang kemudian dibandingkan dengan signifikansi yang telah ditetapkan

yaitu 5%. Oleh karena nilai signifikansi dari karir, ekonomi dan kualitas dari

6 kelas tersebut lebih besar dari tingkat signifikansi yang telah ditetapkan,

maka varian antar kelompok adalah homogen.

4. Pengujian Normalitas

Pengujian normalitas ini bertujuan untuk mengetahui apakah variabel

yang dianalisis memenuhi kriteria berdistribusi normal. Pengujian normalitas

ini menggunakan uji normalitas Kolmogorov-Smirnov Test. Hasil uji

normalitas dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel IV.9

Hasil Uji Normalitas

Pernyataan Sig. α kesimpulan

Motivasi Karir 0.2 0.05 Normal Motivasi Ekonomi 0.2 0.05 Normal Motivasi Kualitas 0.2 0.05 Normal

Sumber: data yang diolah

Page 56: MINAT MAHASISWA AKUNTANSI DALAM MENGIKUTI …/Minat... · Menurut fenomena yang berkembang di masyarakat pendidikan akuntansi ... prasarana, tata laksana administrasi akademik, kepegawaian,

56

Dari hasil uji normalitas yang dilakukan, dapat diketahui bahwa

probabilitas yang dihasilkan oleh item karir, ekonomi dan kualitas adalah

sama yaitu sebesar 0.2. Probabilitas ini di atas tingkat signifikansi yang telah

ditentukan sebesar α = 0.05, karena 0.2 > 0.05 maka variabel terdistribusi

normal.

5. Pengujian Hipotesis

Setelah data dinyatakan homogen dan normal, maka langkah

selanjutnya adalah pengujian hipotesis dengan menggunakan one way anova

dengan tingkat signifikansi α = 0.05. Pengujian one way anova ini digunakan

untuk menguji apakah rata-rata lebih dari dua sampel berbeda secara

signifikan atau tidak.

Pernyataan hipotesis yang pertama adalah:

HO = Tidak ada perbedaan yang signifikan pada minat mahasiswa akuntansi

dalam mengikuti Pendidikan Profesi Akuntansi (PPA) ditinjau dari

gender.

Proses pengujian hipotesis ini mempunyai ketentuan:

1. Jika probabilitas > 0.05, maka HO diterima.

2. Jika probabilitas < 0.05, maka HO ditolak.

Page 57: MINAT MAHASISWA AKUNTANSI DALAM MENGIKUTI …/Minat... · Menurut fenomena yang berkembang di masyarakat pendidikan akuntansi ... prasarana, tata laksana administrasi akademik, kepegawaian,

57

Hasil uji hipotesis yang pertama ini dapat dilihat pada tabel dibawah

ini.

Tabel IV.10

Hasil Uji Hipotesis I

Item Sum of Square df Mean Square f sig

Motivasi Karir 30.482 1 30.482 0.436 0.510 Motivasi Ekonomi 0.967 1 0.967 0.014 0.905 Motivasi Kualitas 37.149 1 37.149 1.022 0.314 Minat 0.168 1 0.168 0.001 0.977

Sumber: data yang diolah

Terlihat dari output SPSS, melalui pengujian per item, item kualitas

mempunyai signifikansi 0.314, item karir mempunyai signifikansi 0.510 dan

item ekonomi mempunyai signifikansi 0.905. Semua tingkat signifikansi tiap-

tiap item tersebut adalah di atas signifikansi α = 0.05. Hal ini berarti jika

dilakukan pengujian per item maka masing-masing item ini tidak mempunyai

perbedaan yang signifikan pada minat mahasiswa akuntansi dalam mengikuti

PPA jika ditinjau dari gender.

Sedangkan untuk item minat dimana merupakan gabungan ketiga

item karir, ekonomi dan kualitas, menunjukkan tingkat signifikansi sebesar

0.977. Dengan demikian signifikansi 0.977 > 0.05. Hal ini menunjukkan

bahwa HO diterima. Dengan kata lain, tidak ada perbedaan yang signifikan

minat mahasiswa akuntansi dalam mengikuti PPA ditinjau dari segi gender.

Hal ini dimungkinkan bahwa faktor gender tidak lagi menghalangi kemauan

perempuan untuk beraktivitas dan kebudayaan timur yang membatasi kegiatan

perempuan sedikit demi sedikit mulai hilang. Diskriminasi gender yang

Page 58: MINAT MAHASISWA AKUNTANSI DALAM MENGIKUTI …/Minat... · Menurut fenomena yang berkembang di masyarakat pendidikan akuntansi ... prasarana, tata laksana administrasi akademik, kepegawaian,

58

selama ini dianggap sangat mempengaruhi kebebasan perempuan untuk

bekerja tidak terbukti dalam penelitian ini. Hasil penelitian ini tidak

mendukung bahwa faktor gender akan membedakan minat dalam mengikuti

Pendidikan Profesi Akuntansi antara mahasiswa akuntansi laki-laki dan

perempuan. Hal ini ditunjukkan dalam tabel rata-rata di bawah ini.

Tabel IV.11

Rata-rata jenis kelamin terhadap minat

Jenis Kelamin Mean Std.Error

Laki-laki 161.908 1.763 Perempuan 161.837 1.750 Sumber: data yang diolah

Berdasarkan tabel IV.11 di atas, dapat diketahui bahwa laki-laki

mempunyai rata-rata yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan rata-rata

perempuan. Tetapi walaupun berbeda, perbedaan ini tidak terlalu signifikan.

Jadi dapat disimpulkan bahwa antara laki-laki dan perempuan mempunyai

rata-rata minat mengikuti PPA yang sama besar.

Pernyataan hipotesis kedua adalah:

HO = Tidak ada perbedaan yang signifikan pada minat mahasiswa akuntansi

dalam mengikuti Pendidikan Profesi Akuntansi (PPA) ditinjau dari

status akreditasi program Studi.

Proses pengujian hipotesis ini mempunyai ketentuan:

1. Jika probabilitas > 0.05, maka HO diterima.

2. Jika probabilitas < 0.05, maka HO ditolak.

Page 59: MINAT MAHASISWA AKUNTANSI DALAM MENGIKUTI …/Minat... · Menurut fenomena yang berkembang di masyarakat pendidikan akuntansi ... prasarana, tata laksana administrasi akademik, kepegawaian,

59

Hasil uji hipotesis yang kedua dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel IV.12

Hasil Uji Hipotesis II

Item Sum of Square df Mean Square f sig

Motivasi Karir 133.651 2 66.826 0.955 0.387 Motivasi Ekonomi 78.026 2 39.013 0.571 0.566 Motivasi Kualitas 1638.560 2 819.280 22.546 0.000 Minat 2075.295 2 1037.648 4.895 0.008

Sumber: data yang diolah

Data output SPSS memperlihatkan bahwa melalui pengujian per item,

item karir menghasilkan tingkat signifikansi sebesar 0.387 dan item ekonomi

menghasilkan tingkat signifikansi sebesar 0.566. Kedua signifikansi ini

mempunyai tingkat signifikansi lebih besar dari α = 0.05, sehingga tidak

terdapat perbedaan yang signifikan minat dalam mengikuti PPA ditinjau dari

akreditas program studi pada item karir dan ekonomi.

Sedangkan untuk item kualitas menghasilkan signifikansi 0.00, dengan

demikian lebih rendah dari signifikansi yang telah ditentukan sebesar α = 0.05.

Jadi terdapat perbedaan yang signifikan minat dalam mengikuti PPA ditinjau

dari akreditas program studi pada item kualitas.

Analisis lebih lanjut dilakukan uji Post Hoc untuk mengetahui

perbedaan signifikan yang terdapat pada item kualitas. Hasil uji Post Hoc

dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel IV.13

Hasil uji Post Hoc item kualitas

Page 60: MINAT MAHASISWA AKUNTANSI DALAM MENGIKUTI …/Minat... · Menurut fenomena yang berkembang di masyarakat pendidikan akuntansi ... prasarana, tata laksana administrasi akademik, kepegawaian,

60

(I) Akreditasi (J) Akreditasi Mean Dif. (I-J) Std.Error Sig.

A B 2.96 1.27 0.052 C 8.36 1.27 0.000 B A -2.96 1.27 0.052 C 5.40 1.27 0.000 C A -8.36 1.27 0.000 B -5.40 1.27 0.000 Sumber: data yang diolah.

Berdasar tabel IV.13 di atas dapat diketahui bahwa pada item kualitas

terdapat perbedaan yang signifikan antara akreditasi A dengan C dan B

dengan C yang masing-masing mempunyai signifikansi sebesar 0.000.

Sedangkan antara akreditasi A dengan B dan sebaliknya tidak terdapat

perbedaan yang signifikan, yang ditunjukkan dengan tingkat signifikansi yang

melebihi α = 0.05 yaitu sebesar 0.052.

Sedangkan pengujian terhadap minat yang merupakan gabungan dari

item karir, ekonomi dan karir mempunyai tingkat signifikansi sebesar 0.008.

dengan demikian 0.008 < 0.05. Hal ini menunjukkan HO ditolak. Dengan kata

lain, terdapat perbedaan yang signifikan minat mahasiswa akuntansi dalam

mengikuti PPA ditinjau dari status program studi.

Untuk mengetahui bagian yang mempunyai perbedaan signifikan,

dilakukan analisis lebih lanjut dengan menggunakan Post Hoc Test. Hasil uji

Post Hoc dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel IV.14

Hasil uji Post Hoc Minat

(I) Akreditasi (J) Akreditasi Mean Dif. (I-J) Std.Error Sig.

Page 61: MINAT MAHASISWA AKUNTANSI DALAM MENGIKUTI …/Minat... · Menurut fenomena yang berkembang di masyarakat pendidikan akuntansi ... prasarana, tata laksana administrasi akademik, kepegawaian,

61

A B 1.38 3.04 0.893 C 8.78 3.04 0.011 B A -1.38 3.04 0.893 C 7.40 3.04 0.040 C A -8.78 3.04 0.011 B -7.40 3.04 0.040 Sumber: data yang diolah.

Dari tabel di atas diketahui bahwa terdapat perbedaan yang signifikan

pada minat mahasiswa dalam mengikuti PPA antara akreditasi A dengan C

menghasilkan signifikansi 0.011. Juga terdapat perbedaan yang signifikan

antara akreditasi B dengan C dengan signifikansi 0.04. Perbedaan yang

signifikan ini disebabkan karena tingkat signifikansi yang dihasilkan lebih

rendah dari tingkat signifikansi yang ditentukan α = 0.05.

Sedangkan untuk akreditasi antara A dengan B mempunyai nilai

signifikansi sebesar 0.893, jadi 0.893 > 0.05. Hasil ini menunjukkan bahwa

tidak terdapat perbedaan yang signifikan.

Berdasarkan hasil penelitian di atas, kemungkinan yang mendasari

perbedaan minat mahasiswa akuntansi dalam mengikuti mengikuti PPA

ditinjau dari status akreditasi program studi adalah terjadinya kesenjangan

pengetahuan antara Perguruan Tinggi yang berakreditasi A dan B dengan

Perguruan Tinggi yang berakreditasi C. Dimungkinkan juga bahwa mahasiswa

akuntansi di Perguruan Tinggi yang berakreditasi C tidak ingin untuk

mengembangkan pengetahuan bidang akuntansinya lebih lanjut dan lebih

memilih untuk bekerja tanpa adanya gelar akuntan. Hal ini juga ditegaskan

dengan tabel di bawah ini yang menunjukkan rata-rata akreditasi program

studi tiap Perguruan Tinggi.

Page 62: MINAT MAHASISWA AKUNTANSI DALAM MENGIKUTI …/Minat... · Menurut fenomena yang berkembang di masyarakat pendidikan akuntansi ... prasarana, tata laksana administrasi akademik, kepegawaian,

62

Tabel IV.15

Rata-rata akreditasi terhadap minat

Akreditasi Mean Std. Error

A 165.304 2.151 B 163.930 2.151 C 156.383 2.151

Sumber: data yang diolah

Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa mean antara

akreditasi A dengan B tidak berbeda terlalu jauh. Tetapi mean antara

akreditasi A dengan C atau B dengan C berbeda signifikan. Hal ini

menegaskan lagi bahwa perbedaan signifikan yang terjadi adalah disebabkan

karena akreditasi C yang berbeda secara signifikan baik dengan akreditasi A

maupun B.

Pernyataan hipotesis ketiga adalah:

HO = Tidak ada perbedaan yang signifikan pada minat mahasiswa akuntansi

dalam mengikuti Pendidikan Profesi Akuntansi (PPA) ditinjau dari

gender dan status akreditasi program studi.

Proses pengujian hipotesis ini mempunyai ketentuan:

1. Jika probabilitas > 0.05, maka HO diterima.

2. Jika probabilitas < 0.05, maka HO ditolak.

Hasil uji hipotesis yang ketiga dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Tabel IV.16

Hasil Uji Hipotesis III

Page 63: MINAT MAHASISWA AKUNTANSI DALAM MENGIKUTI …/Minat... · Menurut fenomena yang berkembang di masyarakat pendidikan akuntansi ... prasarana, tata laksana administrasi akademik, kepegawaian,

63

Item Sum of Square df Mean Square f sig

Motivasi Karir 617.488 2 308.744 4.414 0.014 Motivasi Ekonomi 941.782 2 470.891 6.894 0.001 Motivasi Kualitas 188.702 2 94.351 2.597 0.780 Minat 4125.231 2 2062.616 9.909 0.000

Sumber: data yang diolah

Berdasar tabel IV.16 di atas dapat diketahui bahwa item karir

mempunyai signifikansi 0.014. Berarti 0.014 < 0.05 dan item ekonomi

mempunyai signifikansi 0.001 sehingga lebih kecil dari α = 0.05.

Sedangkan item kualitas mempunyai signifikansi 0.78 yang berarti

lebih besar dari α = 0.05.

Untuk item minat yang merupakan gabungan dari item karir, ekonomi

dan kualitas mempunyai nilai signifikansi 0.000. Dengan demikian

0.000<0.05. Hal ini menunjukkan bahwa HO ditolak. Dengan kata lain

terdapat perbedaan yang signifikan minat mahasiswa akuntansi dalam

mengikuti PPA ditinjau dari gender dan status akreditasi program studi.

Berdasar dari pengujian yang dilakukan, juga dapat diketahui bahwa

responden yang mempunyai minat tertinggi dalam mengikuti PPA adalah laki-

laki dengan status akreditasi program studi A yang memiliki rata-rata 172.000.

Sedangkan minat terendah dalam mengikuti PPA adalah perempuan dengan

status akreditasi program studi C yang mempunyai rata-rata 156.130. Hasil

selengkapnya dapat dilihat pada tabel IV.17 di bawah ini.

Tabel IV.17

Rata-rata jenis kelamin dan akreditasi terhadap minat mengikuti PPA

Page 64: MINAT MAHASISWA AKUNTANSI DALAM MENGIKUTI …/Minat... · Menurut fenomena yang berkembang di masyarakat pendidikan akuntansi ... prasarana, tata laksana administrasi akademik, kepegawaian,

64

Akreditasi jenis kelamin mean std. Error A laki-laki 172.000 3.076 perempuan 158.609 3.008 B laki-laki 157.087 3.008 perempuan 170.773 3.076 C laki-laki 156.636 3.076 Perempuan 156.130 3.008

Sumber: Data yang diolah

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari hasil analisis data yang telah dilakukan dalam penelitian ini, penulis

menyimpulkan hal-hal sebagai berikut:

1. Hipotesis pertama yang menyatakan bahwa tidak ada perbedaan yang

signifikan minat mahasiswa akuntansi dalam mengikuti PPA ditinjau dari

gender didukung dalam penelitian ini. Hal ini kemungkinan dikarenakan

bahwa isu diskriminasi perbedaan gender yang sudah lama berkembang

tidak lagi bisa memberikan batasan yang signifikan dalam aktifitas

perempuan. Hal tersebut dibuktikan dalam penelitian ini bahwa besarnya

minat mengikuti Pendidikan Profesi Akuntansi antara mahasiswa

akuntansi laki-laki dan perempuan tidak berbeda secara signifikan.

Page 65: MINAT MAHASISWA AKUNTANSI DALAM MENGIKUTI …/Minat... · Menurut fenomena yang berkembang di masyarakat pendidikan akuntansi ... prasarana, tata laksana administrasi akademik, kepegawaian,

65

2. Hipotesis kedua menyatakan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan

minat mahasiswa akuntansi dalam mengikuti PPA ditinjau dari status

akreditasi program studi. Dalam penelitian ini, hipotesis tersebut tidak

didukung. Hasil analisis menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang

signifikan minat mahasiswa akuntansi mengikuti PPA pada Perguruan

Tinggi yang mempunyai program studi akuntansi berakreditasi C.

Sedangkan untuk mahasiswa akuntansi Perguruan Tinggi dengan program

studi akuntansi yang berkareditasi A dan B tidak memiliki perbedaan

minat mengikuti PPA yang signifikan. Dengan kata lain, besarnya minat

mengikuti PPA dari mahasiswa akuntansi yang berstatus akreditasi C lebih

rendah secara signifikan jika dibandingkan dengan mahasiswa akuntansi

yang berstatus akreditasi A dan B. Hal ini mungkin dikarenakan terdapat

perbedaan arah dan tujuan bekerja dari mahasiswa akuntansi di Perguruan

Tinggi yang berakreditasi C jika dibandingkan dengan mahasiswa

akuntansi di Perguruan Tinggi yang berakreditasi A dan B.

3. Hipotesis ketiga menyatakan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan

minat mahasiswa akuntansi dalam mengikuti PPA ditinjau dari gender dan

status akreditasi program studi. Hasil penelitian ini tidak memberikan

dukungan terhadap hipotesis tersebut. Dalam pengujian yang dilakukan

juga diperoleh kesimpulan bahwa minat yang paling besar dalam

mengikuti PPA adalah responden laki-laki dengan status akreditasi

program studi A, disusul berturut-turut responden perempuan dengan

akreditasi program studi B, responden perempuan dengan status akreditasi

Page 66: MINAT MAHASISWA AKUNTANSI DALAM MENGIKUTI …/Minat... · Menurut fenomena yang berkembang di masyarakat pendidikan akuntansi ... prasarana, tata laksana administrasi akademik, kepegawaian,

66

program studi A, responden laki-laki dengan status akreditasi program

studi B, responden laki-laki dengan status akreditasi program studi C dan

yang memiliki minat terendah dalam mengikuti PPA adalah responden

perempuan dengan status akreditasi program studi C.

B. Keterbatasan

Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan. Berikut ini keterbatasan

yang ada dalam penelitian yang dapat diperbaiki pada penelitian-penelitian

selanjutnya.

1. Responden atau sampel dalam penelitian ini terlalu kecil jumlahnya.

Meskipun lebih besar dari 30 orang, tetapi untuk masing-masing akreditasi

hanya diwakili 3 perguruan tinggi dimana tiap perguruan tinggi hanya

diberikan 15 lembar kuesioner.

2. Penelitian ini hanya dilakukan di tiga kota yaitu Solo, Yogyakarta dan

Semarang, sehingga hasilnya kurang bisa digeneralisasikan untuk

mahasiswa akuntansi secara umum.

3. Kemungkinan adanya respon bias dari responden yang dimungkinkan

dikarenakan responden tidak menjawab secara serius.

C. Saran

Dalam penelitian ini ada beberapa keterbatasan, sehingga peneliti

memberikan saran untuk penelitian selanjutnya sebagai berikut.

Page 67: MINAT MAHASISWA AKUNTANSI DALAM MENGIKUTI …/Minat... · Menurut fenomena yang berkembang di masyarakat pendidikan akuntansi ... prasarana, tata laksana administrasi akademik, kepegawaian,

67

1. Penelitian selanjutnya sebaiknya dilakukan dengan responden yang lebih

luas, wilayah penelitian yang lebih luas sehingga penelitian dapat

digeneralisasikan secara umum.

2. Penelitian yang akan datang juga bisa memperluas dengan menambahkan

variabel lain yang mungkin dapat mempengaruhi minat mengikuti PPA,

misalnya gaji orang tua, biaya yang dikeluarkan, dan lain-lain.

Daftar Pustaka

Abdullah, Syukriy dan Syukur Selamat. 2002. “Persepsi Mahasiswa Akuntansi Terhadap Profesi Akuntansi Publik: Sebuah Studi Empiris”. Media Riset Akuntansi, Auditing dan Informasi, Vol. 2, No. 1(April): 66-90.

Ancok, Djamaludin. (1995). Nuansa Psikologi Pembangunan. Pustaka

Belajar, Yogyakarta. Arens dan Loebbecke. 1996. Auditing Pendekatan Terpadu. Salemba

Empat, Jakarta. Azwar, Saifuddin. 1997. Reliabilitas dan Validitas. Pustaka Belajar Offset,

Yogyakarta. Baridwan, Zaki. (1999). Menyongsong Pendidikan Profesi Akuntansi.

Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Fakultas Ekonomi Universitas Lampung.

Budiarti, Adi R. 1999. Survei Minat Mahasiswa untuk Mengikuti Ujian

Sertifikasi Akuntan Publik (USAP). Skripsi Mahasiswa S-1 UNS. Departemen Pendidikan Tinggi. 2002. keputusan Menteri Pendidikan

Nasional RI [ On-Line ]. Available.http://www.dikti.org

Page 68: MINAT MAHASISWA AKUNTANSI DALAM MENGIKUTI …/Minat... · Menurut fenomena yang berkembang di masyarakat pendidikan akuntansi ... prasarana, tata laksana administrasi akademik, kepegawaian,

68

Effendi, Rochman. 2000. Persepsi Mahasiswa, Akuntan, dan Pemakai Jasa

Akuntansi Terhadap Pendidikan Profesi Akuntansi. Thesis S2. Universitas Gajah Mada.

Fakih, M. 1999. Gender dan Perubahan Organisasi. Yogyakarta: Pustaka

Belajar. Farichah, 1999. Persepsi Akuntan dan Pemakai Jasa Akuntan Publik

Terhadap Sertifikasi Akuntan Publik. Program Pasca Sarjana. Yogyakarta: UGM.

Hamline, 2003. Akreditasi, Mengukur Nilai di Satu Atap. [On-Line].

Available.http://www.hamline.edu Istiwiyanto, Sujarwo. 1991. Psikologi Perkembangan Suatu Pendidikan

Sepanjang Kehidupan. Terjemahan Child Development. Erlangga, Jakarta.

Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI No. 056/U/1999

tertanggal 30 Maret 1999, Tentang Penyelenggaraan PPA Kholis, Azizul. 2002. Kontribusi Pendidikan Profesi Akuntan (PPA)

Terhadap Pengembangan Profesi Akuntan Indonesia: Sebuah Analisis Historis dan Orientasi Masa Depan. Media Akuntansi Edisi 30. Desember 2002-Januari 2003.

Kuncoro, Mudrajad. 2001. Metode kuantitatif Teori dan Aplikasi untuk

Bisnis dan Ekonomi. UPP AMP YKPN, Yogyakarta. Kuntari dan kusuma. 2001. Pengalaman Organisasi, Evaluasi Terhadap

Kinerja dan Hasil Karir Pada KAP: Pengujian Terhadap Pengaruh Gender. Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia, Vol. 16, No. 1, 74-87.

Kurniawati, Indriani Budi. 2003. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Minat

Mahasiswa Jurusan Akuntansi FE UNS Mengikuti Pendidikan Profesi Akuntansi (PPA). Skripsi S1 UNS.

Machfoedz, Mas’ud. 1997. “Strategi Pendidikan Akuntansi Dalam Era

Globalisasi”. Jurnal Perspektif, hal. 64-75. _________________. 1998. “Survey Minat Mahasiswa untuk Mengikuti

Ujian Sertifikasi Akuntan Publik”. Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia, Vol.13, No.4, 110-124.

Page 69: MINAT MAHASISWA AKUNTANSI DALAM MENGIKUTI …/Minat... · Menurut fenomena yang berkembang di masyarakat pendidikan akuntansi ... prasarana, tata laksana administrasi akademik, kepegawaian,

69

Payamta, Triyono dan Zianuddin. 1997. Akuntan Sebagai Profesi Etis. Perspektif, No. 06/Edisi April-Juni.

Purwanto, Ngalim. 2002. Psikologi Pendidikan. Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya. Rochmah, Nikmatu. 2003. Hubungan Minat Belajar dan Motivasi

Kunjungan ke Perpustakaan Dengan Prestasi Belajar Siswa SMUN 1 Gondang. Skripsi S1 UMS.

Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. 1989.

kamus Besar Bahasa Indonesia. Edisi Pertama. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Balai Pustaka, Jakarta.

Salim, Agus. 2002. Pengaruh Persepsi Mahasiswa Terhadap Minat untuk

Mengikuti Ujian Sertifikasi Akuntan Publik (USAP). Skripsi Mahasiswa UNS.

Santoso, Singgih. 2002. Buku Latihan SPSS Statistik Parametrik. Jakarta.

PT Elex Media Komputindo, Jakarta. Santrock, John W. and Yussen, Steven R. 1992. Child Development

Introduction, Fifth Edition, USA: Wm. C. Brown Publisher Sekaran, Uma. 2000. Research Method for Business a Skill Building

Research Approach, Third Edition, John Willey & Sons Inc, New York.

Slameto. 1995. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya.

Jakarta: PT. Rineka Cipta. Suhapti, Retno. 1995. Gender dan Permasalahannya. Buletin Psikologi,

tahun III, No.1. Wahab, R dan Solehuddin. 1999. Perkembangan dan Belajar Peserta

Didik. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Dirjen Dikti. Widharta, Agus. 2000. Pendapat Mahasiswa Fakultas Ekonomi Akuntansi

Terhadap Sertifikasi Akuntan Publik. Skripsi Mahasiswa UNS. Winarno, Edi. 2002. “Pendidikan Profesi Akuntan Bergulir, Monopoli PTN

Berakhir”. Media Akuntansi, Edisi 24.Maret, 5-7

Page 70: MINAT MAHASISWA AKUNTANSI DALAM MENGIKUTI …/Minat... · Menurut fenomena yang berkembang di masyarakat pendidikan akuntansi ... prasarana, tata laksana administrasi akademik, kepegawaian,

70