Mimbar Jum’at · 2021. 1. 29. · wafat, dan Allah subhanahu wata'ala sematkan tabah dan sabar...

20
Mimbar Jum’at Mimbar Jum’at Menjaga Kedaulatan Negara dengan Penegakan Hukum sebagai Ekspresi Taqwa Edisi 1097 Tahun XXII/2021 16 Jumadil Akhir 1442 H / 29 Januari 2021 M Diterbitkan oleh : Bidang Penyelenggara Peribadatan Badan Pengelola Masjid Istiqlal (BPMI) WhatsApp 081586767837 / 081314124444

Transcript of Mimbar Jum’at · 2021. 1. 29. · wafat, dan Allah subhanahu wata'ala sematkan tabah dan sabar...

  • Mimbar Jum’atMimbar Jum’at

    Menjaga Kedaulatan Negara denganPenegakan Hukum sebagai Ekspresi Taqwa

    Edisi 1097Tahun XXII/2021 16 Jumadil Akhir 1442 H / 29 Januari 2021 M

    Diterbitkan oleh : Bidang Penyelenggara Peribadatan

    Badan Pengelola Masjid Istiqlal (BPMI)

    WhatsApp081586767837 / 081314124444

  • Dari Abu Hurairah radhiallahu anhu, Rasulullah bersabda :

    Artinya : “Apabila engkau berkata pada temanmu “diamlah” sewaktu imam (khatib) berkhutbah, maka engkau telah lalai (telah sia-sialah pahala Jum’atnya)” (HR. Bukhari dan Muslim).

    َذإ قُلَْت ِلَصاِحِبَك يَْوَم إلُْجُمَعِة أَنِْصْت ُِطُب فََقْد لََغْوَت إ َماُم ََيْ

    ِ َوإإل

    Mohon tidak dibaca ketika Khutbah berlangsung

    1. Pengantar Redaksi . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 12. Khutbah Jum’at . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 23. Hikmah . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 94. Goresan Imam Besar . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 115. Pelayanan Masjid Istiqlal . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 136. Jadwal Narasumber Kajian Dialog Zhuhur . . . . . . . . . . . . 147. Pelayanan Bimbingan Ikrar Syahadat . . . . . . . . . . . . . . . . . 148. Daftar Shalat Ghaib . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 159. Jadwal Waktu Shalat . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 16

    Daftar Isihalaman

    Waktu Adzan : 12.08 WIBKhatib : Prof. Dr. M. Mahfud MD, SH., S.U, M.I.PImam I : H.M. Salim Ghazali, SQ, S.Ud Imam II : H.A. Rofi’uddin Mahfudz, M.AgMuadzin I : Qadarasmadi Rasyid, S.HumMuadzin II : H. Hasan BasriQori : H. Hasan Basri (Maqro : QS. Al Baqarah ayat : 95 – 96)

    Agenda Shalat Jum’at Masjid IstiqlalTanggal : 16 Jumadil Akhir 1442 H / 29 Januari 2021 M

    SIARAN LANGSUNG MELALUI CHANNEL YOUTUBE MASJID ISTIQLAL TV

    (Shalat Jum’at dilaksanakan internal pegawai dengan tetap menjaga protokol kesehatan)

  • 16 Jumadil Akhir 1442 H / 29 Januari 2021 M 1

    Alhamdulillah, segala puji bagi Allah subhanahu wata'ala atas segala limpahan nikmat-Nya yang tiada henti. Shalawat dan salam selalu tercurah kepada junjungan kita, baginda Nabi Besar Muhammad SAW, seluruh keluarga, serta para sahabat-sahabatnya.

    Pembaca Mimbar Jum’at, pandemi masih mengintai kita, musibah tengah mendera bangsa kita, jatuhnya pesawat, gempa bumi, banjir dan wafatnya para ulama, semoga ditempatkan di surga yang penuh dengan kenikmatan bagi ulama dan saudara kita yang wafat, dan Allah subhanahu wata'ala sematkan tabah dan sabar bagi keluarga yang ditinggalkan.

    Khutbah Jum’at edisi ini, mengangkat tema “Menjaga Kedaulatan Negara Dengan Penegakan Hukum Sebagai Ekspresi Taqwa” oleh Prof. Dr. Mahfud MD, beliau menyampaikan, keutuhan negara yang kokoh adalah penegakkan hukumnya. Jika hukum tidak ditegakkan maka kedaulatan negara bisa terganggu, dan akan memicu lahirnya public distrust, disobedience, hingga disintegrasi. Kiranya disintegrasi terjadi, maka kedaulatan negara akan runtuh. Menjadi sangat penting tegaknya hukum yang berkeadilan di negara kita tercinta demi kelangsungan berbangsa dan bernegara.

    Kita patut bersedih dengan kepergian para pewaris Nabi, yang penyebabnya bisa jadi karena faktor usia, penyakit yang diderita, atau disebabkan oleh wabah pandemi yang masih mendera bangsa ini. Kepergian ulama adalah musibah bagi kita, dalam hal ini pada kolom Hikmah Ustadz Saparwadi Nuruddin Zain menulis tema “Wafatnya Ulama Para Pewaris Nabi”.

    Selanjutnya pada kolom Goresan Imam Besar Masjid Istiqlal Prof. Dr. KH. Nasaruddin Umar, MA masih membahas tentang Rahasia Surah Al-Fatihah (9) “Kedudukan Huruf Ba Dalam Basmalah”. Beliau mengakhiri tulisannya dengan kutipan “Kita bisa menikmati manfaat matahari karena kita berjarak. Sekiranya kita langsung merapat kepada matahari pasti kita akan terbakar. Akhirnya, selamat membaca. (JML) r

    PENGANTAR REDAKSI

  • Mimbar Jumat No.1097/XXII/212

    KHUTBAH JUM’AT

    Menjaga Kedaulatan Negara dengan Penegakan Hukum sebagai Ekspresi Taqwa

    Oleh : Prof. Dr. Mohammad Mahfud MD, SH., S.U, M.I.P

    (Intisari Khutbah Jum’at, 16 Jumadil Akhir 1442 H / 29 Januari 2021 M)

    Khutbah Pertama

    ْساَلِم، َأْشهَُد َأْن ِيَْماِن َواإل

    ِى َأنَْعَم عَلَْينَا ِبِنْعَمِة ْاإل ِ الَْحْمُد هلِل اَّلذ

    ٰلَ ًِدا إَلا َدََن ُمَحمذ ي ِ إلذ هللُا َوْحَدُه إَل ََشِيَْك َلُ َوَأْشهَُد َأنذ س َ ِ

    اِدََن ي ِ ْ عَََل س َ . الل ٰهُمذ َصل ِ َوَسّل ِ ِلِ َعْبُدُه َوَرُسْوُلُ ٍد َوعَََل أ ٰ ُمَحمذ

    . ِعْْيَ ِبِه َأْْجَ َوََصُُْكُ هللُا، ُأْوِصْيُُكْ َونَْفِِسْ ِبَتْقَوى هللِا فََقْد فَاَز ْخَواُن ِرِِحَ ِ

    َا ْاإل َأُّيهْيَطاِن الُْمتذُقْوَن، مََكَ َأَمَرََن هللُا تََعاََل، َأُعْوُذ ِِبهلِل ِمَن الش ذ

    ِجْْيِ، ِبْسِم هللِا الرذ َ الرذ ذُقوا اّلل ٰ ْيَن ٰاَمنُوا ات ِ َا اَّلذ َُّيه . ٰٰيا ِحْْيِ ِن الرذ ِْحْٰسِلُمْونَ َحقذ تُٰقىِتٖه َوإَل تَُمْوتُنذ ِاإلذ َوَانُُْتْ مه

    (Menko Polhukam Republik Indonesia)

  • 16 Jumadil Akhir 1442 H / 29 Januari 2021 M 3

    Mari kita bersyukur ke hadhirat Allah, Tuhan Yang Maha Kuasa, atas berkah dan nimat karunia-Nya sehingga kita masih diberi kekuatan baik fisik maupun jiwa untuk melaksanakan salat Jumat ini. Kita bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah dan Nabi Muhammad adalah utusan Allah. Shalawat dan salam kita hunjukkan kepada Nabi Muhammad, keluarga dan para sahabatnya.

    Marilah kita jaga dan tingkatkan tetus ketaqwaan kita kepada Allah, yaitu, sikap batin dan tingkah laku yang selalu berhati-hati agar tidak tergelincir dari apa yang digariskan oleh Allah subhanahu wata'ala. Belajar dari dialog antara Umar ibn Khathab dan Ubay ibn Ka'ab sesungguhnya taqwa itu adalah sikap batin dan manajemen hidup yang dibimbing oleh iman untuk selalu berhati-hati dalam menjalani hidup agar kita selalu menjalankan perintah dan menjauhi larangan dari Allah.

    Salah satu wujud dan ekspresi ketaqwaan kita kepada Allah adalah mensyukuri berkat dan rahmat Allah yang telah memberikan kepada kita negara yang merdeka dan berdaulat yakni Negara Kesatuan Republik Indonesia

    Artinya : “Sungguh, Allah menyuruhmu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, dan apabila kamu menetapkan hukum di antara manusia hendaknya kamu menetapkannya dengan adil. Sungguh, Allah sebaik-baik yang memberi pengajaran kepadamu. Sungguh, Allah Maha Mendengar, Maha Melihat” (Q.S. An-Nisa/4 : 58).

    رِّير ْٓ َامر ر ر ِلِّ رِّير َويَِّسِّ ر َصدر حر ِلِّ َ َرِبِّ اْشرر وَ نر لَِِّسانِّ َدًة ِمِّ لُلر ُعقر ر حر ِلِّ ا قَور َقهُور يَفر

  • Mimbar Jumat No.1097/XXII/214

    (NKRI). Bangsa Indonesia meyakini, seperti dituangkan di dalam Alinea III Pembukaan UUD 1945, bahwa Indonesia ini merdeka karena berkat rahmat Allah. Karenanya kita wajib menjaga keberdaulatannya sebagai bentuk rasa syukur dan ketaqwaan kepada Allah.

    Negara didirikan, antara lain, untuk membangun kesejahteraan umum. Pemerintahan negara, dengan demikian, bertugas membangun kemaslahatan bagi rakyat agar tercapai kesejahteraan umum lahir dan batin. Agar negara bisa melaksanakan tugasnya dengan baik maka negara harus betul-betul dijaga kedaulatannya. Kedaulatan bisa diartikan sebagai kemampuan untuk menentukan nasib dan perjalanannya sendiri tanpa bisa diintervensi oleh kekuasaan manusia atau bangsa dan negara lain. Bagaimana kaitan hal tersebut dengan taqwa?

    Adanya negara adalah sunnatullah dan bernegara adalah keniscayaan bagi setiap insan. Tidak ada satu manusia pun di muka bumi ini yang tidak hidup di dalam organisasi tertinggi manusia yakni negara. Dimana pun manusia dilahirkan dan memilih tempat hidupnya pastilah ada di dalam sebuah negara. Oleh sebab itu tak mungkin ada orang bisa menolak untuk hidup di dalam sebuah negara. Itulah sebabnya di dalam al-Qur'an maupun hadits Nabi dan atsar para sahabat ada istilah-istilah dan prinsip ajaran tentang negara. Maka di dalam khazanah Islam kita mengenal istilah-istilah bilad, baldah, khala'if, imamah, khilafah, imarah, sulthaniyyah, dan sebagainya yang kerapkali dikaitkan dengan pemerintahan negara.

    Jadi ajaran bernegara di dalam Islam itu jelas ada. Tetapi Islam sendiri, jika merujuk pada al-Qur'an dan

  • 16 Jumadil Akhir 1442 H / 29 Januari 2021 M 5

    Sunnah Nabi, tidak menentukan bentuk negara atau sistem pemerintahan tertentu yang harus dianut. Negara boleh berbentuk demokrasi atau monarki, boleh berbentuk republik atau kerajaan, boleh bersistem presidensil atau parlementer; seperti yang ternyata ada di dunia Islam sejak dulu sampai sekarang. NKRI dengan Ideologi Pancasila pun merupakan pilihan ummat Islam sebagai "darul mietsaq" atau "darul ahdi wassyahadah" bagi bangsa Indonesia.

    Yang penting menurut Islam negara itu ada, apa pun bentuk dan sistem pemerintahannya, sepanjang berpijak pada upaya membangun kemaslahatan bagi rakyatnya sebagai "maqashid al-syar'i". Pemerintahan harus dipimpin secara berkeadilan, berdasar kejujuran, berwawasan lingkungan, menjaga kelestarian alam, dan menghormati hak asasi manusia demi membangun kemaslahatan umum. "Maqashid al-syar'i" yang seperti ini menjadi kandungan utama dari UUD 1945 yang belaku di Indonesia.

    Dalam konteks membangun kemaslahatan dan kesejahteraan umum itulah kita perlu menjaga kedaulatan negara, yakni, agar pemerintah mampu secara efektif melakukan langkah-langkah untuk mencapai tujuan negara sebagai "maqashid al-syar'i". Bagaimana caranya? Banyak cara yang bisa ditempuh melalui pintu-pintu subsistem kemasyarakatan. Salah satu diantaranya adalah "penegakan hukum".

    Agar negara kokoh maka hukum harus ditegakkan tanpa pandang bulu. Jika hukum tidak ditegakkan maka kedaulatan negara bisa terganggu karena dari tidak tegaknya hukum itu bisa muncul public distrust, diobedience, dan pada akhirnya disintegrasi. Jika disintegrasi terjadi maka

  • Mimbar Jumat No.1097/XXII/216

    kedaulatan negara bisa runtuh. Maka menjadi sangat penting kita menegakkan hukum yang berkeadilan dalam hidup bernegara demi kelangsungan negara itu sendiri.

    Dalam kaitan ini saya ingin menutup khutbah ini dengan pernyataan Nabi Muhammad kepada keluarga Bani Mahzum ketika keluarga tersebut mengajukan permintaan agar anggota keluarganya yang telah terlanjur melakukan kesalahan tidak dihukum. Pada saat itu Nabi bersabda :

    Bahwa hancurnya bangsa-bangsa dan negara besar terdahulu disebabkan jika ada orang besar bersalah tidak dihukum tetapi jika ada orang dhaif bersalah langsung dihukum. "Demi Allah, andaikan Fathimah anakku mencuri maka saya potong jua tangannya". Untuk apa? Agar masyarakat tenang, kedaulatan berlangsung, dan negara serta bangsa selamat. r

    َق ِفهِيْم َذا ََسَ ِموا ا مْم ََكن ْ َأَّنَّ يَن ِمْن قَْبِلُكم ِ ََّمإ َأْهََلَ اَّلَّ ن

    ِفَإ

    وا عَلَْيِه ِعيفم َأقَإمم َق ِفهِيْم الضَّ َذا ََسَِِيفم تََركموهم َوا الَّشَّ

    ٍد َحمَّ ي نَْفِِس ِبَيِدِه لَْو َأنَّ فَإِطَمَة ِبنَْت مم ِ ِّنِ َواَّلَِّالَْحدَّ َواقَْت لََقَطْعتم يََدَهإ...ََسَ

    ُُكْ َّياُُِكْ ِمَن إلَْعائِِدْيَن إلَْقاِنِتْْيَ َونََفَعِِنْ َوإ َّيا

    َِجَعلَنَا هللُا َوإ

    ْ َوِمنُُْكْ ْكِر إلَْحِكْْيِ َوتََقباَل ِمِنذِ ِ ََّيِت َوإلذ ِبَما ِفْيِه ِمَن ْإلأٰ. ِحْْيِ اُه ُهَو إلَْغُفْوُر إلرا ن ِ

    ِتاَلَوتَُه إ

  • 16 Jumadil Akhir 1442 H / 29 Januari 2021 M 7

    Khutbah Kedua

    ْيِن. ِ نَْيا َوادلد َتِعنْيُ عَََل ُأُمْوِر ادلُّ َالَْحْمُد هلِل َربدِ ْالَعالَِمنَي َوِبِه نَس ْٰلَ َِدََن نَْشهَُد َأْن اَلا يدِ الَّ هللُا َوْحَدُه اَل ََشِيَْك َلُ َونَْشهَُد َأنَّ س َ ِ

    اِدََن يدِ دٰهُمَّ َصلدِ عَََل س َ . الل ًدا َعْبُدُه َوَرُسْوُلُ ٍد َوعَََل ُمَحمَّ ُمَحمَّ

    ا بَْعُد . َأمَّ ِعنْيَ ْ َأْْجَ ِبِه َوَسّلدِ ِلِ َوََصْ َا النَّاُس ُأْوِصْيُُكْ –أ ٰ فَيَا َأُّيُّـُْمــتَُّقْوَن. َواْعلَُمْوا َانَّ هللَا َأَمَرُُكْ ََيَي ِبَتْقَوى هللِا فََقْد فَاَز ال

    َِوا

    ََ ِانَّ ِبأَْمٍر بََدَأ ِفْيِه ِبنَْفِسِه َوثَـََن ِبَمٰلٰ ََ ََعَا ِِِه ِبُقْدِسِه َوََا ََ ِِئُّْوا عَلَْيِه ْيَن ٰاَمنُْوا َصل ِ َا اَّلَّ َُّيُّ ِّۗ َٰيٰ َََِٗه يَُصلُّْوَن عَََل النَِّبدِ ِ

    َ َوَمٰلٰۤى اّللدٰ َِ ٍد َوعَََل أ ٰ ِدََن ُمَحمَّ يدِ دُِمْوا تَْسِلْيًما. اللدهُمَّ َصلدِ عَََل س َ َوَسل

    ٍد. ََكَ ِدََن ُمَحمَّ يدِ ِدََن س َ يدِ َِ س َ ِْ ََْ عَََل أ ٰ ََْرا ِِدََن ا يدِ َصلَّْيَع عَََل س َ

    ٍد . ِدََن ُمَحمَّ يدِ َِ س َ ٍد َوعَََل أ ٰ ِدََن ُمَحمَّ يدِ ِْ ََْ . َوََبِرْك عَََل س َ ََْرا ِا

    . ِِف ََْ ِْ ََْرا ِِدََن ا يدِ َِ س َ ِْ ََْ َو عَََل أ ٰ ََْرا ِ

    ِدََن ا يدِ ََكَ ََبَرْكَع عَََل س َ َ ْيٌد َمِجْيدٌ الَْعال ََّك ََحِ ن

    ِاِشِدْيَن .ِمنْيَ ا َواْرَض اللدهُمَّ َعِن ْاخلُلََفاِء الرَّ

    َحابَِة َوالتَّاِبِعنْيَ ٍرَوُُعَرَوُعثَْماَن َوعََِلد َوَعْن بَِقيَِّة الصَّ َْ َأِِب ََََ يَْوِم ْحَساٍن ِا ْيِن َواْرَض َعنَّا jَوََتِبِعي التَّاِبِعنْيَ لَهُْم َِبِ َمَعهُْم ادِلد

    . نْيَ اَِحِ ِتَك ََي َاْرَحَم الرَّ ََِرَْحَدٰهُمَّ اْغِفْر ِللُْمْسِلِمنْيَ َوالُْمْسِلَماِت والُْمْؤِمِننْيَ َوالُْمْؤِمنَاِت َاللدٰهُمَّ َأْصِلْح ُواَلَة ُأُمْوِرََن َوعُلََمائَنَا اْْلَْحيَاِء ِمْْنُْم َواْْلَْمَواِت. َالل

    ائَنَا َواْجَعلْ ِدِِهْ َوُزَُعَ ْْ َََراِت َوالَْمَعاِِص َوا ِِهَََّتُْم ِِف ِاَزاََلِ الُْمْنَّهُمَّ اْرفَْع َواْدفَْع َعنَّا الَْبََلَء َوالَْغََلَء . الل َتِق ََْ اَطَك الُْمس ْ ِِصََََر َوالَْبْغَي َََرَن َوالَْفْحَشاَء َوالُْمْن اُعْون ود َوالَْوََبَء َوالطَّ

    ُيْوَف الُْمْختَ َدائَِد َوالِْمَحَن، َما َظهََر ِمْْنَا َوَما َوالس ُّ ِلَفَة َوالشَََّّك ن

    ًِة، ا اِن الُْمْسِلِمنْيَ عَامَّ ًة َوِمْن بَُْلَ َذا َخاصَّ َْ ََن بََطَن، ِمْن بَََلِ

    نًَة, َوِِف أ ْلِٰخَرِة نْيأ َحس َ َِنَا ِِف ادلُّ ٰ َّنَا أ ٍء ََِدْيٌر. َرب د ََشْ عَََل ُكِنَا عَذَ َِ نًَة, َو دِمنْيَ َحس َ ال ِ َربدِ الْعد .اَب النَّاِر. َوالَْحْمُد ّلِلَّ

    يَْتاِء ِذي الُْقْرَِب َِِ َوااْلإْحَساِن َوا نَّ هللَا يَأُْمُر َِبلَْعْد ! اإ ِ ِعَباَد اّللَّ

    ََِر َوالَبْغِي، يَِعُظُُكْ لََعلَُُّكْ َََذكَُّرْوَن. ويَْْنَى َعِن الَفْحَشاِء َوالُْمْنَ ا . فَاذُكُروا اّللَّ ُرْوُه عَََل ِنَعِمِه يَِزْدُُكْ َُ . َواْش لَْعِظ ََْ يَْذُكْرُُكْ

    ْكُر هللِا َأْكَبُ . َوََّلِ ئَلُْوُه ِمْن فَْضِِلِ يُْؤِتُُكْ .َواس ْ

  • Mimbar Jumat No.1097/XXII/218

    نَّ إلَفقيَه ُهَو إلَفقيُه ِبِفعِلِ ِ لَيَس إلَفقيُه ِبُنطِقِه َوَمقاِلِ ~ إ

    دٰهُمَّ اْغِفْر ِللُْمْسِلِمنْيَ َوالُْمْسِلَماِت والُْمْؤِمِننْيَ َوالُْمْؤِمنَاِت َاللدٰهُمَّ َأْصِلْح ُواَلَة ُأُمْوِرََن َوعُلََمائَنَا اْْلَْحيَاِء ِمْْنُْم َواْْلَْمَواِت. َالل

    ائَنَا َواْجَعلْ ِدِِهْ َوُزَُعَ ْْ َََراِت َوالَْمَعاِِص َوا ِِهَََّتُْم ِِف ِاَزاََلِ الُْمْنَّهُمَّ اْرفَْع َواْدفَْع َعنَّا الَْبََلَء َوالَْغََلَء . الل َتِق ََْ اَطَك الُْمس ْ ِِصََََر َوالَْبْغَي َََرَن َوالَْفْحَشاَء َوالُْمْن اُعْون ود َوالَْوََبَء َوالطَّ

    ُيْوَف الُْمْختَ َدائَِد َوالِْمَحَن، َما َظهََر ِمْْنَا َوَما َوالس ُّ ِلَفَة َوالشَََّّك ن

    ًِة، ا اِن الُْمْسِلِمنْيَ عَامَّ ًة َوِمْن بَُْلَ َذا َخاصَّ َْ ََن بََطَن، ِمْن بَََلِ

    نًَة, َوِِف أ ْلِٰخَرِة نْيأ َحس َ َِنَا ِِف ادلُّ ٰ َّنَا أ ٍء ََِدْيٌر. َرب د ََشْ عَََل ُكِنَا عَذَ َِ نًَة, َو دِمنْيَ َحس َ ال ِ َربدِ الْعد .اَب النَّاِر. َوالَْحْمُد ّلِلَّ

    يَْتاِء ِذي الُْقْرَِب َِِ َوااْلإْحَساِن َوا نَّ هللَا يَأُْمُر َِبلَْعْد ! اإ ِ ِعَباَد اّللَّ

    ََِر َوالَبْغِي، يَِعُظُُكْ لََعلَُُّكْ َََذكَُّرْوَن. ويَْْنَى َعِن الَفْحَشاِء َوالُْمْنَ ا . فَاذُكُروا اّللَّ ُرْوُه عَََل ِنَعِمِه يَِزْدُُكْ َُ . َواْش لَْعِظ ََْ يَْذُكْرُُكْ

    ْكُر هللِا َأْكَبُ . َوََّلِ ئَلُْوُه ِمْن فَْضِِلِ يُْؤِتُُكْ .َواس ْ

    Sesungguhnya orang yang faqih itu adalah dinilai dengan perbuatannya

    Bukanlah orang yang faqih itu dinilai dengan ucapan dan perkataannya

    Imam As-Syafi'i

  • 16 Jumadil Akhir 1442 H / 29 Januari 2021 M 9

    Kata ulama adalah bentuk jama’ dari kata ‘alim yaitu orang yang mengerti dan mengetahui tentang berbagai disiplin ilmu, terutama ilmu agama (syari’at agama Islam). Allah subhanahu wata'ala berfirman dalam Al-Qur'an yang artinya : “... Di antara hamba-hamba Allah yang takut kepada-Nya, hanyalah para ulama. Sungguh, Allah Maha Perkasa, Maha Pengampun” (Q.S. Faathir/35: 28).

    Menurut para ahli tafsir, ayat di atas maknanya adalah, hanya ulama yang benar-benar menyadari dan mengetahui tanda-tanda kekuasaan Allah subhanahu wata'ala, sehingga mereka benar-benar tunduk kepada kekuasaan-Nya dan takut kepada siksa-Nya. Ibnu ‘Abbas radhiallahu anhu berkata, “Yang dinamakan ulama ialah orang-orang yang mengetahui bahwa Allah itu Maha Kuasa atas segala sesuatu, ulama juga adalah orang yang tidak mempersekutukan Tuhan dengan sesuatu apa pun, yang menghalalkan yang telah dihalalkan Allah dan mengharamkan yang telah diharamkan-Nya, menjaga perintah-perintah-Nya, dan yakin bahwa dia akan bertemu dengan-Nya yang akan menghisab dan membalas semua amalan manusia”.

    Dalam sebuah riwayat hadits, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda : “Sesungguhnya ulama adalah pewaris para Nabi. Sungguh para Nabi tidak mewariskan dinar dan dirham. Sungguh mereka hanya mewariskan ilmu. Barang siapa mengambil warisan tersebut ia telah mengambil bagian yang banyak” (HR. Tirmidzi). Al-Habib Prof. Muhammad Quraish Shihab dalam bukunya “Membumikan Al-Qur’an” memberikan pemahaman tentang ulama sebagai pewaris Nabi, yaitu orang yang mempunyai pemahaman dan pengalaman kitab suci atau teks-teks keagamaan, kemudian dapat memberikan/ menyampaikan pemaparan, serta

    Wafatnya Ulama Para Pewaris Nabi

    HIKMAH

    Oleh : Saparwadi Nuruddin Zain

  • Mimbar Jumat No.1097/XXII/2110

    bertugas memberikan petunjuk dan bimbingan guna mengatasi perselisihan-perselisihan pendapat, problem-problem sosial yang terjadi dan berkembang dalam masyarakat.

    Dalam kurun waktu beberapa bulan terakhir, Indonesia kehilangan banyak ulama. Kita patut bersedih dengan kepergian para pewaris Nabi tersebut. Kepergian ulama adalah musibah bagi kita, sebagaimana dalam riwayat yang menyatakan: “Wafatnya orang berilmu adalah musibah yang tak tergantikan dan lubang menganga yang tidak bisa ditambal, wafatnya orang berilmu seperti bintang yang redup…” (HR. Thabrani).

    Selain menjadi musibah besar bagi umat, wafatnya ulama bagi sebagian kalangan adalah tanda diangkatnya ilmu dari muka bumi oleh Allah subhanahu wata'ala, terutama ilmu agama, sebagaimana hadits diriwayatkan oleh Abdullah bin ‘Amru bin ‘Ash r.a bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Allah tidak menghapuskan ilmu (agama) dengan cara mencabutnya dari dada seluruh manusia, tetapi dengan jalan mewafatkan para ulama…” (H.R. Muslim). Ada yang berpendapat juga bahwa diangkatnya ilmu agama oleh Allah subhanahu wata'ala merupakan salah satu dari tanda-tanda hari kiamat, Anas bin Malik r.a meriwayatkan bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Sebagian di antara tanda-tanda hari kiamat ialah hapusnya ilmu (agama), berjangkitnya kejahilan, melimpahnya minuman keras, dan merajalelanya perzinahan (pelacuran)” (H.R. Muslim).

    Dalam suasana kesedihan karena wafatnya para ulama, tidak menyurutkan semangat untuk terus menuntut ilmu melalui sanad keilmuan yang benar serta mengamalkannya. Sayyidina Ali bin Abi Thalib r.a pernah berkata : “Barangsiapa yang berilmu dan mengamalkan ilmunya, ia senantiasa dido’akan para malaikat penghuni langit dengan keagungan”. Ini adalah do’a untuk orang-orang yang berilmu dan mengamalkannya, tentunya adalah anjuran bagi setiap individu muslim agar berusaha meraih tempat dan kedudukan tinggi yang dimuliakan Allah dengan jalan menuntut ilmu dan mengamalkan ilmunya semata-mata ikhlas mencari ridha Allah ‘Azza wa Jalla. Wallaahu a’lam. r

  • 16 Jumadil Akhir 1442 H / 29 Januari 2021 M 11

    Perbedaan antara Ahadiyyah dan Wahidiyyah sesungguhnya hanya perbedaan level. Ahadiyyah (The One and Only) termasuk didalam kategori puncak rahasia (Sirr al-Asrar/The Secred of the Secred), sedangkan Wahidyyah (The Oneness) masih Dia (Allah SWT), tetapi sudah berada di evel yang berentitas sebagaimana Dia sendiri memperkenalkan nama dan sifat-sifat-Nya. Entitas-Nya pun masih disebut entitas permanen (al-a’yan al-tsabitah).

    Dalam pandangan tasawuf dikemukakan ada lima keberadaan (al-hadlarat al-khamsah) yaitu : 1) Al-Ahadiyyah yaitu keberadaan al-Haq, Allah subhanahu

    wata'ala sebagai Sirr al-Asrar (The Secrad of the Secred); 2) Al-Wahidiyyah yaitu keberadaan Allah subhanahu wa

    ta'ala juga tetapi yang sudah memperkenalkan diri-Nya sebagaimana dikenal dalam al-Asma’ al-Husna;

    3) Al-‘alam al-jabarut yaitu entitas di luar substansi dan entitas diri-Nya (al-a’yan al-kharijiyyah) atau biasa disebut alam ruh;

    4) Al-‘alam al-malakut, yaitu alamnya para malaikat dan makhluk spiritual lainnya;

    5) Al-‘alam al-syahadah atau biasa disebut al-a’lam al-mulk, yaitu alam nyata, seperti alam manusia saat ini.

    Kelima keberadaan ini sesungguhnya tetap satu, yatu Dia Yang Maha Dia, hanya muncul beberapa manivestasi.

    GORESAN IMAM BESAR

    Rahasia Surah Al-Fatihah (9)Kedudukan Huruf Ba dalam Basmalah

    Oleh : Prof. Dr. KH. Nasaruddin Umar, MA

  • Mimbar Jumat No.1097/XXII/2112

    Manivestasi ini kemudian disebut tajalli atau wujud relatif (mumkin al-wujud). Sedangkan Sang Dia menjadi wujud mutlak (wajib al-wujud).

    Keberadaan mutlak yang biasa disebut dengan istilah al-gaib al-guyub atau Sirr al-Asrar (The Secrad of the Secrad) itulah yang lebih tepat disebut Allah. Sedangkan Dia yang sudah teridentifikasi dengan nama-nama-Nya yang lebih dikenal dengan al-Asma al-Husna, termasuk Rabb itulah yang menggunakan hamzah washl pada saat menuliskan huruf “ba” di depannya, seperti bi ism Rabbik dan bi ism al-Rahman. Meskipun nama-nama itu, yakni 99 nama yang tergabung dalam al-Asma al-Husna, tetapi sudah masuk kedalam kategori ta’ayyun al-asma’ atau sudah masuk ke hadharat kedua.

    Dari sudut pandang martabat keberadaan (martabah al-hadlarah) tidak tepat huruf “ba” dalam upaya anak manusia memohon berkah (tabarruk/concekration) langsung kepada Allah sebagai al-Adiyyah, tetapi harus melalui jenjang Wahidiyyah. Tidak ada selain diri-Nya sendiri yang mengetahui dan memahami hakikat al-Ahadiyyah sebagai Sirr al-Asrar (The Secred of The Secred). Di sinilah posisi Wahidiyyah yang disimbolkan dengan nama-nama (al-Asma’) perantara atau media untuk menghubungkan Sang Wahidiyyah. Ini bukan berarti Allah subhanahu wata'ala “pelit” untuk memperkenalkan diri kepada hamba-Nya, tetapi seperti kata Jalaluddin Rumi dalam matsnawi-nya, “Apa arti sebuah piala untuk menampung samudra”. Unlimited data tentu tidak mampu ditampung oleh limited hard disk. Kita bisa menkmati manfaat matahari karena kita berjarak. Sekiranya kita langsung merapat kepada matahari pasti kita akan terbakar. Itulah hikmah Bismillahirrahmanirrahim. Allahu a’lam. (Harian Republika 27 November 2020). r

  • 16 Jumadil Akhir 1442 H / 29 Januari 2021 M 13

    No

    1.

    2.

    3.

    4.

    5.

    Kegiatan

    Majelis Ta’lim Kaum Ibu

    Pengajian Remaja Istiqlal (ARMI)

    Marching Band Istiqlal

    Seni Budaya Remaja

    Konsultasi Agama

    Hari

    Rabu dan Ahad

    Setiap Ahad

    Setiap Ahad

    Setiap Ahad

    Senin s.d. Jum’at

    Pukul

    08.00 - 11.00

    09.00 - 11.00

    09.00 - 15.00

    09.00 - 11.00

    10.30 - 15.00

    Materi

    Al-Qur’an, Aqidah, Akhlak, Hadits, Fiqh

    Tahsinul Al-Qur’an, Kajian Agama, Majelis Taklim Pemuda

    Horn Line, Pit, Colour Guard, dll

    Hadroh, Marawis

    Pelayanan Permasalahan Agama

    Untuk melayani kebutuhan jama’ah dan kaum Muslimin khususnya mereka yang berminat untuk meningkatkan kemampuan membaca Al-Qur’an dan wawasan keIslaman, Masjid Istiqlal menyelenggarakan kegiatan ta’lim yang dibimbing oleh para ustadz / guru yang berpengalaman.

    PELAYANAN MASJID ISTIQLAL

    Saksikan siaran langsung shalat lima waktu di AJWA TV dan Kajian Ba’da Dzuhur/ Jum’at di Youtube : Masjid Istiqlal TV

    Kegiatan kajian atau program yang terlewatkan dapat pula disaksikan melalui kanal Youtube diatas.

    (Dukung layanan media Masjid Istiqlal silahkan subscribe, comment, like and share)

    Untuk informasi lebih lanjut kunjungi Official Website Masjid Istiqlal : www.istiqlal.or.id

  • Mimbar Jumat No.1097/XXII/2114

    No

    1

    2

    3

    4

    Hari

    Senin

    Selasa

    Rabu

    Kamis

    Tgl/Bln

    1 Feb

    2 Feb

    3 Feb

    4 Feb

    Narasumber

    KH. Bukhori Sail Attahiri, Lc, MA

    H. Abu Hurairah Abd. Salam, Lc, MA

    Dr.H. Mulawarman Hannase, Lc, M.Hum

    Abdul Rasyid TH, M.Pd

    Bahasan/ Materi

    Bidayatul Hidayah Riyadus Sholihin Al-Bayan Lima Yusyghilul Adzhan

    Adabul Insan Fil Islam

    رايض الّصاحلني

    بداية الهداية

    البيان ملا يشغل الأذهان

    أ دب الانسان ىف الاسالم

    JADWAL NARASUMBER KAJIAN DIALOG ZHUHUR

    PELAYANAN BIMBINGAN IKRAR SYAHADAT

    Telah terlaksana Ikrar Syadahat di Masjid Istiqlal pada periode tanggal 19 - 25 Januari 2021 :

    Pelayanan Ikrar Syahadat / Pembinaan Muallaf / Kajian dan Kegiatan Remaja Masjid Istiqlal, Narahubung: (Jamal) 0813 1412 4444 dan (Subhan) 0812 8829 7714.

    Nama Agama SemulaNo.

    1 Evelyn Adi Kurniawan Protestan2 Alfian Wangsa Budha

  • 16 Jumadil Akhir 1442 H / 29 Januari 2021 M 15

    1. Mengisi form data via online https://muallafcenter.istiqlal.

    or.id/daftar.php2. Pas foto ukuran 3 x 2 cm : 3 (tiga) lembar (warna)3. Surat Pengantar dari RT bagi WNI4. Foto copy KTP

    5. Foto Copy Kartu Keluarga6. Materai 10.000 : 2 (dua) lembar7. Menyerahkan Surat Baptis

    (Asli)8. Surat Pengantar Kedutaan bagi WNA9. Foto copy pasport bagi WNA10. Saksi 2 (dua) orang

    SHALAT GHAIB

    Niat Shalat Ghaib :

    Shalat Ghaib berjama’ah yang telah dilaksanakan pada hari Jum’at tanggal 22 Januari 2021, adalah untuk :1. Almarhum Hadiyanto bin H.M. Soehadi, usia 65 tahun.

    Wafat, 17 Januari 2021 di Jakarta2. Almarhum H. Ahmad Syafii bin Ratmadji, usia 75 tahun.

    Wafat, 04 Januari 2021 di Kemanggisan Jak-Bar 3. Almarhum Ahmad Syamsudin bin Muhammad Zaini, usia

    39 tahun. Wafat, 13 Januari 2021 di Mojokerto, Jatim4. Almarhum Muchamad Husni bin H. Murdawi, usia 39 tahun.

    Wafat, 22 Januari 2021 di Purwakarta5. Almarhum H. Mas’ud Wahyudi bin H. Abdullah Syarfin, usia

    71 tahun. Wafat, 18 Januari 2021 di Jakarta6. Almarhum Sukirno bin H. Anwar, usia 69 tahun. Wafat, 11

    Januari 2021 di Tangerang

    َرات ي نَ ل َغائِبِ م َواِت الَ ُاَصّلِى َعلى ا ِبي فَ ر َض ال ِكَفايَِة لِلَِّه تَ َعالى اَر بََع َتك

    Persyaratan Pelayanan Bimbingan Ikrar Syahadat :

  • Mimbar Jumat No.1097/XXII/2116

    Shubuh

    04 : 35

    04 : 36

    04 : 36

    04 : 36

    04 : 37

    Zhuhur

    12 : 08

    12 : 08

    12 : 08

    12 : 09

    12 : 09

    Ashar

    15 : 29

    15 : 28

    15 : 28

    15 : 28

    15 : 27

    Maghrib

    18 : 19

    18 : 19

    18 : 19

    18 : 19

    18 : 19

    ‘Isya

    19 : 32

    19 : 32

    19 : 32

    19 : 32

    19 : 32

    Tanggal

    01

    02

    03

    04

    05

    Jadwal shalat berdasarkan kalender Masjid Istiqlal Jakarta

    JADWAL WAKTU SHALAT

    Untuk Jakarta dan sekitarnya berlaku Februari 2021 :

    7. Almarhum H. Ahmad Fauzi bin Abdul Rozak. Wafat, 18 Januari 2021 di Jakarta Selatan

    8. Almarhumah Hj. Kumolowati binti H. Abdurrohman, usia 106 tahun. Wafat, 09 Januari 2021 di Banyuwangi, Jatim

    9. Almarhumah Kartini binti Suganda, usia 38 tahun. Wafat, 15 Januari 2021 di Pasar Kamis, Tangerang

    10. Almarhumah Ibu Remi binti Redjowecono, usia 83 tahun. Wafat, 21 Januari 2021 di Semarang

    11. Almarhumah Sti Wulandary binti Dasimun, usia 36 tahun. Wafat, 30 Desember 2020 di Jakarta

    12. Almarhumah Hamimah binti H. Harmaen, usia 62 tahun. Wafat, 22 Januari 2021 di Garut

    13. Almarhumah Hj. Suhaemi binti Saman Sura, usia 67 tahun. Wafat, 20 Januari 2021 di Depok.

  • Pelaksana Penerbitan Mimbar Jum’atPenasehat: Imam Besar Masjid Istiqlal, Prof. Dr. KH. Nasaruddin Umar, MA Penanggung Jawab: Kepala Bidang Penyelenggara Peribadatan, KH. Bukhori Sail Attahiri, Lc, MA Pimpinan Redaksi: H. Abu Hurairah Abd. Salam, Lc, MA Wakil Pim. Redaksi: H. Djamalullail, M.Pd.I Sekretaris Redaksi: H. Ahmad Mulyadi, SE.I Wakil Sekretaris: Abdul Rasyid Teguhdin Hamid, M.Pd Dewan Redaksi: H. Saparwadi, SE.I; Drs. H.A. Dzulfatah Yasin, M.Ag; Hendra Sofiyansyah, S.Sos; Budi Utomo, Lc, MA; Ibrahim Atho, S.Ag; Habibah Munawaroh, S.Pd.I Bendahara: Noor Chayati Wakil Bendahara: Subhan, S.Pd.I TU dan Sirkulasi: H. Aminuddin; Rullyansyah; Didiet Nanditio, SE; Joni Sagara; Suharti; Aril Muhrizadipura

    Unit Pengumpul Zakat (UPZ) BAZNAS Masjid IstiqlalMenerima dan menyalurkan zakat, infaq, shadaqah

    Bank BNI Syari’ah No. rekening 7004556009 (an. UPZ BAZNAS Masjid Istiqlal)

    Narahubung : Bapak Nur Khayyin Muhdlor No HP/WA: 0812 2911 9652

    Catatan : Bukti transfer & peruntukan dikirim ke nomor WA diatas

    Artinya : “Hanya yang memakmurkan masjid-masjid Allah ialah

    orang-orang yang beriman kepada Allah dan Hari Kemudian, serta tetap mendirikan shalat, menunaikan zakat dan tidak takut (kepada siapapun) selain kepada Allah, maka merekalah orang-orang yang diharapkan termasuk golongan orang-orang yang mendapat petunjuk” (QS.at-Taubah/9 : 18).

  • JADWAL KAJIAN DI MASJID ISTIQLAL

    @masjidistiqlalofficial

    @masjidistiqlal.official

    Masjid Istiqlal TV

    www.istiqlal.or.id

    1. Tasawuf, Membedah Kitab Ihya Ulumiddin Setiap Sabtu (Pukul 05.45 - 07.30) Nara Sumber : Prof. Dr. KH. Nasaruddin Umar, MA

    2. Tematik Tafsir Al Qur’anul Karim Jum’at Pertama (Pukul 13.00 - 14.00) Nara Sumber : Dr. KH. Muchlis M. Hanafi

    3. Tasawuf, Membedah Kitab Al Hikam Jum’at Kedua (Pukul 13.00 - 14.00) Nara Sumber : Prof. Dr. KH. Nasaruddin Umar, MA

    4. Tematik Hadits Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam Jum’at Ketiga (Pukul 13.00 - 14.00) Nara Sumber : Dr. KH. Ahmad Lutfi Fathullah, MA

    5. Fiqih, Membedah Kitab Al-Fiqh al-Islami wa Adillatuhu Jum’at Keempat (Pukul 13.00 - 14.00) Nara Sumber : Dr. H. Syaifuddin Zuhri, MA

    6. Dialog Zhuhur (Mengkaji Kitab-kitab Klasik/Turats) Senin s.d. Kamis (Usai Shalat Zhuhur) Narasumber : Para Asatidz Pilihan