Mimbar Edisi 11 (Mei 2012)

12
Indeks Bersambung ke hal. 2 “Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik.” (QS. An-Nahl: 125) www.stidnatsir.ac.id 11 Thn. IV. No. IMBAR STID Mohammad Natsir M melawan tentara Kolonial meskipun dilengkapi persenjataan canggih. Namun apa yang kita ketahui saat ini tentang Martha Christina Tiahahu, sangat mungkin generasi sekarang tidak banyak yang mengenal kepahlawanannya. Ada perempuan perkasa dari timur, Herlina Efendi yang dianugerahi pending Cendrawasih Emas dari pemerintah RI atas jasanya untuk membebaskan Irian Barat dari pendudukan kolonial Belanda. Semestinya nama Herlina familiar dengan INDONESIA adalah negeri mayoritas Muslim. Namun nyatanya, sejarah umat Islam di negeri ini dikebiri. Salah satunya adalah upaya deislamisasi sejarah perjuangan wanita Indonesia. Padahal Indonesia memiliki segudang tokoh pahlawan wanita dari Sabang sampai Merauke. Di antaranya Martha Christina Tiahahu yang gigih berjuang bersama Pattimura di Maluku, untuk mengusir pendudukan pasukan Kape (Belanda). Kodratnya sebagai perempuan tidak menyurut- kan semangat juang dalam MUI Ingin Terapkan Syari’at Islam Secara Formal dan Substansial..............6 STID Mohammad Natsir Ikuti Seminar dan Workshop Nasional di UIN Malang.4 Reportase................................................................................................12 Akhir-akhir ini paham semua agama benar kembali menghangat, bahkan menjadi sebuah gerakan baru yang masuk ke dalam jantung-jantung basis ummat Islam. Yang oleh sebagian kalangan terus dikembangkan sampai ke level operasional kehidupan sosial, seperti penghalalan perkawinan antar agama (dalam hal ini antara perempuan Islam dengan laki-laki non-Islam) dan lain sebagainya. Yang lebih meng- khawatirkan adalah bahwa salah satu sumber lahirnya atau sarana penyebaran paham pluralisme agama ini adalah diajarkan secara formal di perguruan- Rajab 1433 H Mei 2012 Bersambung ke hal. 10 MENGUNGKAP FAKTA SEJARAH PERJUANGAN WANITA INDONESIA Bayan FENOMENA STUDI AGAMA DI KAMPUS ISLAM Oleh: Lukman Ma’sa, S.Sos. I.

description

koran stid

Transcript of Mimbar Edisi 11 (Mei 2012)

Page 1: Mimbar Edisi 11 (Mei 2012)

Indeks Bersambung ke hal. 2

“Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan

pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik.” (QS.

An-Nahl: 125)

www.stidnatsir.ac.id

11Thn. IV. No.

IMBAR STID Mohammad NatsirM

melawan tentara Kolonial m e s k i p u n d i l e n g k a p i persenjataan canggih. Namun apa yang kita ketahui saat ini tentang Martha Christina Tiahahu, sangat mungkin generasi sekarang t idak b a n y a k y a n g m e n g e n a l kepahlawanannya.

Ada perempuan perkasa dari timur, Herlina Efendi yang d i a n u g e r a h i p e n d i n g Cendrawa sih Ema s da r i pemerintah RI atas jasanya untuk membebaskan Irian B a ra t d a r i p e n d u d u k a n kolonial Belanda. Semestinya nama Herlina familiar dengan

I N D O N E S I A a d a l a h negeri mayoritas Muslim. Namun nyatanya, sejarah umat Islam di negeri ini dikebiri. Salah satunya adalah upaya d e i s l a m i s a s i s e j a r a h perjuangan wanita Indonesia. Padahal Indonesia memiliki segudang tokoh pahlawan wanita dari Sabang sampai Merauke. Di antaranya Martha Christina Tiahahu yang gigih berjuang bersama Pattimura di Maluku, untuk mengusir pendudukan pasukan Kape (Belanda). Kodratnya sebagai perempuan tidak menyurut-kan semangat juang dalam

MUI Ingin Terapkan Syari’at IslamSecara Formal dan Substansial..............6

STID Mohammad Natsir Ikuti Seminar dan Workshop Nasional di UIN Malang.4

Reportase................................................................................................12

Akhir-akhir ini paham semua agama benar kembali m e n g h a n g a t , b a h k a n menjadi sebuah gerakan baru yang masuk ke dalam j a n t u n g - j a n t u n g b a s i s ummat Islam. Yang oleh sebagian kalangan terus dikembangkan sampai ke level operasional kehidupan sosial, seperti penghalalan perkawinan antar agama ( d a l a m h a l i n i a n t a ra perempuan Islam dengan laki-laki non-Islam) dan lain sebagainya.

Yang lebih meng-khawatirkan adalah bahwa salah satu sumber lahirnya atau sarana penyebaran paham pluralisme agama ini adalah diajarkan secara f o r m a l d i p e r g u r u a n -

Rajab 1433 H

Mei 2012

Bersambung ke hal. 10

MENGUNGKAP FAKTA SEJARAH

PERJUANGAN WANITA INDONESIA

Bayan

FENOMENA STUDI AGAMADI KAMPUS ISLAM

Oleh: Lukman Ma’sa, S.Sos. I.

Page 2: Mimbar Edisi 11 (Mei 2012)

Penerbit: STID Mohammad Natsir Penanggung jawab: Ketua STID Mohammad Natsir

Redaksi Ahli: Kamaluddin I. Ishaq, Lc., Dr. Mohammad Noer, Dr. Imam Zamroji, MA., Taufik Hidayat, MA

Pemimpin Redaksi: Dwi Budiman, M.Pd.I., Redaksi Pelaksana: Saeful Rokhman, S.Kom.I Produksi: Din Akbar

Alamat Redaksi: STID Mohammad Natsir Jl. Kampung Bulu Setia Nekar, Tambun-Bekasi Jawa Barat

Telp. (021) 8809444 Email: [email protected] Website: www.stidnatsir.ac.id.

generasi kita apalagi mereka y a n g d u d u k d i b a n g k u pendidikan, kurikulum sejarah idealnya membahas biografi Herlina Efendi secara mendalam. Kenyataannya banyak yang tidak mengenal dengan seorang S r i k a n d i d a r i P a p u a i n i , sementara jasa beliau telah ikut mengantarkan Irian menjadi jaya seperti sekarang.

Nyai Wal idah Ahmad Dahlan, istri dari KH. Ahmad Dahlan, membentuk kelompok pengajian wanita “Sopo Tresno” 1914, yang mengajarkan hak dan kewajiban perempuan dalam Islam. Sopo Tresno adalah cikal bakal organisasi perempuan M u h a m m a d i y a h A i s y i a h y a n g diresmikan pada 22 April 1917. Ia juga membuka asrama dan sekolah-sekolah putri, pemberantasan buta huruf bagi perempuan, mendirikan rumah-rumah yatim dan miskin dan menerbitkan majalah bagi perempuan.

S e l a i n i t u , a d a L a ks a m a n a Malahayati, Sultanah Sri Ratu Tajul Alam Safiatuddin Johan, Dewi Sartika, Rohana Kudus, Cut Nyak Dien, dan masih banyak lagi. Namun di antara banyak tokoh wanita itu, yang terlanjur diagung-agungkan adalah Raden Ajeng Kartini yang diperingati setiap tahunnya.

Melihat fakta semacam itu, tanpa bermaksud mengecilkan, sudah tepatkah pemerintah hanya menganak-emaskan Kartini? Lalu bagaimana dengan pejuang-pejuang perempuan yang telah gugur di medan perjuangan? Kapan kita dapat mengenang mereka layaknya R.A. Kartini? Bukankah mereka jauh lebih besar pengorbanannya dibanding seorang R.A. Kartini? Hal ini jelas mengindikasikan bahwa ada upaya

penggelapan sejarah perjuangan wanita Indonesia secara sistematis.

Kartini dan Paham TheosofiArtawijaya, seorang penulis buku

dan jurnalis Indonesia, dalam sebuah seminar dengan tema ”Mengungkap Fakta Sejarah Perjuangan Wanita Indonesia” yang diselenggarakan oleh Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) STID Mohammad Natsir, Ahad (29/4), mengungkap sisi lain Kartini, yang mungkin belum pernah ditulis dalam buku-buku sejarah (text book) yang diajarkan di sekolah-sekolah. Sisi lain itu a d a l a h b a g a i m a n a s e b e n a r n y a pandangan keagamaannya, latarbelakang pemikirannya, dan siapa saja orang yang berinteraksi secara intim dengannya.

Dalam acara yang berlangsung di Gedung Menara Da'wah, Dewan Da'wah Islamiyah Indonesia itu, Artawijaya mengatakan bahwa isi surat-surat Kartini kepada para sahabatnya yang kebanyakan elit-elit Belanda, sangat kental dengan pemikiran dan paham Theosofi. Di antaranya paham tentang pluralisme agama, paham tentang Tuhan, dan tentang amal manusia. Kumpulan surat menyurat Kartini diterbitkan oleh Kartini Fonds pada 1911 di negeri Belanda,

Topik Utama 2

Page 3: Mimbar Edisi 11 (Mei 2012)

Opini

sementara Kartini meninggal pada 1904.Hal ini tidak aneh karena Kartini

memiliki hubungan kedekatan dengan Josephine Hartseen, sahabat masa remaja Kartini. Seperti keterangan yang ditulis oleh Pramoedya, Josephine adalah orang yang mengajarkan kepada Kartini ajaran-ajaran tentang Theosofi dan s p i r i t i s m e . J o s h e p i n e , m e n u r u t keterangan Pram adalah anggota Theosofi. Sebagaimana juga keterangan Ridwan Saidi dalam buku Fakta dan Data Yahudi di Indonesia, yang menyebut Josephine sebagai orang Yahudi yang diplot untuk mendekati Kartini. Sahabat Kartini lainnya, Stella Haarshalts Zeehandelaar, adalah perempuan Yahudi aktivis feminis-sosialis yang cukup radikal.

Menurut kartini, agama apapun tak b o l e h m e n d o m i n a s i k e y a k i n a n seseorang, karena agama manapun pada hakekatnya sama, selama menebarkan kebajikan. Ini tercermin dalam suratnya kepada E.C Abendanon, 31 Januari 1903, ”Kalau orang mau juga mengajarkan agama kepada orang Jawa, ajarkanlah kepada mereka Tuhan yang satu-satunya, yaitu Bapak Maha Pengasih, Bapak semua umat, baik Kristen maupun Islam, Buddha maupun Yahudi, dan lain-lain.”

Juga surat kepada misionaris Dr N Adriani, 5 Juli 1903 yang berbunyi, ”Tidak peduli agama apa yang dipeluk orang dan bangsa apa mereka itu. Jiwa mulia akan tetap mulia juga dan orang budiman akan budiman juga. Hamba Allah tetap dalam tiap-tiap agama, dalam tengah-tengah segala bangsa”.

Artawijaya menuturkan, Kartini memang mengakui bahwa alangkah bebalnya dan bodohnya ia karena tidak melihat ada kekayaan yang menggunung yakni Islam. Itu dikatakan dalam suratnya pada 15 Agustus 1902. ”Namun

3 Topik utama

setahun kemudian, pada 5 Juli 1903, Kartini menulis surat pada E. C Abendanon bahwa Tuhan orang Islam dengan tuhan-tuhan agama lain adalah satu dan sama. Ini adalah keyakinan unity of god (kesatuan Tuhan) yang sering dikampanyekan oleh kelompok Theosofi dan kelompok liberal, bukan keyakinan tauhid.” Ujar Artawijaya di hadapan para hadirin.

Wildan Hasan, seorang pembicara lainnya dalam seminar itu, mengatakan bahwa Kartini adalah korban Politik Asosiasinya Christian Snouck Hurgronje yang berupaya agar generasi muda Islam mengidentifikasikan dirinya dengan Barat. Apa hubungan Kartini dengan Snouck Hurgronje. Dalam sejumlah suratnya kepada Ny. Abendanon, Kartini memang beberapa kali menyebut nama Snouck. Tampaknya, Kartini memandang orientalis-kolonialis Balanda itu sebagai orang hebat yang sangat pakar dalam soal Islam. Padahal sosok Snouck Hurgronje adalah seorang orientalis pendukung imperialisme Belanda yang telah berdosa melakukan penyimpangan sejarah Nusantara.

Wildan juga mengapresiasi upaya Artawijaya yang mengungkap Kartini dari sisi keagamaannya, tidak hanya dari surat-suratnya, tapi juga melalui sahabat-sahabatnya yang rupanya seorang penganut Theosofi. Karena naskah asli surat-surat Kartini belum juga ditemukan sampai saat ini. Maka tidak salah jika muncul dugaan bahwa surat-surat tersebut bukan ditulis oleh Kartini. Karena bagi Wildan, tidak mungkin seorang Kartini yang masih berumur belasan tahun mampu membuat sebuah tulisan yang tergolong berat, baik itu soal emansipasi dan lainnya. Kecuali jika Kartini memang seorang yang sangat cerdas. (Saeful R.)

Page 4: Mimbar Edisi 11 (Mei 2012)

Sekolah Tinggi Ilmu Da'wah ( S T I D ) M o h a m m a d N a t s i r menghadiri Seminar dan Workshop Nasional Manajemen dan Budaya Mutu Islam 2012 yang diadakan L e m b a g a P e n j a m i n a n M u t u Pendidikan (LPMP) UIN Maliki Malang, bertempat di kantor LPMP Lt.4 Gedung Soekarno selama tiga hari berturut-turut (26-28/4).

Kegiatan yang bertemakan “Pengembangan Parameter Nilai-Nilai Islam dalam Manajemen dan Kepemimpinan di Perguruan Tinggi” tersebut mendapat respon positif dari Prof. Imam Suprayogo, Rektor UIN Maliki Malang. Rektor yang

sudah terjun di dunia pendidikan selama kurang lebih 40 tahun tersebut menyatakan kebanggaannya terhadap LPMP yang mampu mengadakan kegiatan seminar dan workshop berskala nasional. Peserta acara tersebut ialah perwakilan dari PTAIN, PTAIS, STAIN, dan STAIS se-Indonesia.

“Tamu itu merupakan sebuah rezeki dan semangat baru. Oleh sebab i t u , U I N M a l i k i M a l a n g b i s a berkembang seperti sekarang karena adanya peran serta dari tamu-tamu yang berkenan hadir ke UIN Maliki Malang,” ungkapnya.

Dalam acara tersebut tampak pemateri yang hadir, seperti Dr. H.

4Reportase

STID M. Natsir Ikuti Seminardan Workshop Nasional Manajemen dan Budaya Mutu Islam

Page 5: Mimbar Edisi 11 (Mei 2012)

Suparta, Prof. Dr. Fasli Jalal, Prof. Dr. H. Imam Suprayogo, Prof. Dr. H. Muhaimin, Dr. H. S u g e n g L i s t y o Prabowo, M.Pd, dan Tommy Gautama, MBA. Sementara dari ST I D M o h a m m a d Natsir adalah Dr. H. Imam Zamroji, MA. dan H. Ujang Habibi, M.Pd.I.

D a l a m penyampaian materi, S u p a r t a , I r j e n Kementerian Agama, menyatakan agama menjadi patokan dalam mengembangkan parameter nilai-nilai Islam dalam manajemen dan kepemimpinan di perguruan tinggi. “Agama sudah memberikan contoh seorang kholifah yang b e r t u g a s m e n a t a k e h i d u p a n khususnya untuk memakmurkan dunia,” jelasnya.

Dalam merefleksikan ajaran agama, Suparta memetakannya menjadi sembilan budaya kerja dengan berbagai dalil dan keagamaan

5 Reportase

baik dari ayat, hadis, dan aturan yang berlaku. “Ini saya cuplik dari tugas Kementerian Agama,” tambahnya.

Sembilan budaya kerja tersebut diantaranya, jujur dan integritas tinggi, etika akhlak mulia dan memberikan suri tauladan, taat hukum dan aturan yang berlaku, menghargai diri sendiri, menghormati hak orang lain, meningkatkan transparansi dan korosi, disiplin, dan bersahaja dalam hidup di kehidupan pada pola hidup yang dianut.

Raden Patah adalah pendiri dan raja pertama di Kesultanan Demak Bintoro yang didirikan pada tahun 1478. Ia sebenarnya adalah putra raja Majapahit, yakni Raja Brawijaya V. Ibunya adalah keturunan Champa (sekarang di perbatasan Kamboja dan Vietnam) yang beragama Islam. Dalam pemerintahannya, ia banyak didukung oleh Dewan Walisongo yang bertindak sebagai ahlul halli wal 'aqdi dalam Kesultanan Demak. Raden Patah berhasil menerapkan syariat Islam sebagai konstitusi resmi untuk mengatur roda pemerintahan dan menyejahterakan rakyatnya. Pada masa kepemimpinannya, Islam semakin tersebar hingga meliputi seluruh tanah Jawa.

Raden Patah: Sultan Islam Pertama di Tanah JawaJejak Pejuang

Page 6: Mimbar Edisi 11 (Mei 2012)

da beberapa gerakan yang harus dilakukan menuju Aperubahan umat. Di antaranya

adalah gerakan ishlahul ummah (memperbaiki umat), ri'ayatul ummah (menjaga umat), taqwiyatul ummah (memberdayakan umat), dan ittihadul ummah (menyatukan umat). Ungkap KH. Ma'ruf Amin dalam acara dialog bersama para pimpinan P o n d o k P e s a n t r e n y a n g diselenggarakan oleh BKSPPI (Badan Kerjasama Pondok Pesantren Indonesia), Rabu, (18/04), bertempat di Aula STID Mohammad Natsir

Jakarta. Hadir dalam acara tersebut Ustadz Syuhada Bahri (Ketua Umum Dewan Da'wah Islamiyah Indonesia), KH. A. Kholil Ridwan (Ketua MUI), KH. Abdul Rasyid Syafi'i, dan sejumlah kyai lainnya.

Yang dimaksud ishlahul ummah, m e n u r u t Kya i M a' r u f , a d a l a h bagaimana agar masyarakat betul-betul melaksanakan tuntunan syariah Islam. Untuk mewujudkannya, setidaknya ada dua hal yang harus dilakukan. Pertama, tathbiqi syari'ah (penerapan syariah). Tathbiqi syariah adalah bagaimana kita mengendukasi

Reportase 6

MUI Ingin Terapkan Syari’ah IslamSecara Formal dan Substansial

Page 7: Mimbar Edisi 11 (Mei 2012)

umat agar mejalankan syariat Islam dengan baik. “Sehingga akidahnya tepat, ibadahnya tepat, akhlaknya tepat dan muamalahnya dijalankan sesuai syariah, mencakup aspek ekonomi, budaya, dan politik.” Ujarnya di hadapan para hadirin.

Kedua, penyerapan syariah ke dalam berbagai aturan perundangan. Inilah kata Kyai Ma'ruf yang dilakukan oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) sehingga melahirkan undang-undang yang secara substansi adalah syariah. Te r m a s u k P e r d a - P e r d a y a n g dipermasalahkan orang, seperti prostitusi, minuman keras, dan lainnya. Perda-Perda demikian adalah p e n y e r a p a n s y a r i a h s e c a r a substansiyah. “Ada orang yang inginnya serba formal saja, kalau tidak formal tidak syariah. Ada pula yang menginginkan substansinya saja, tidak usah formal-formalan. Maka MUI ingin menerapkan syari'ah secara formaliyah dan substansiyah.” Kata Ketua Majelis Fatwa MUI ini.

Di Negara seperti Indonesia, menurutnya, perjuangan penerapan syari'ah ada yang menggunakan cara radikal atau kekerasan, tapi ada juga

Reportase7

yang sama sekali tidak berjuang untuk menerapkannya. Dengan demikian, Kyai Ma'ruf menyimpulkan ada kelompok radikalisme dan cuekisme. Ia mengaku ingin berjuang tidak dengan cara radikal, tapi secara konstitusional.

Meskipun secara undang-undang sudah formal, tuturnya, namun ternyata tathbiqiyah, atau penerapannya itu susah sekali. Contohnya ekonomi syariah secara undang-undang sudah ditetapkan dan sah. MUI juga membuat fatwa lalu dituangkan dalam sebuah aturan. Tapi penerapan oleh masyarakat justru rendah sekali. Buktinya Bank syariah baru mencapai angka 4 %, sedangkan 94 % masih konvensional. “Fainal muslimun, faainal ulama, aina para kyai. Jangan-jangan para kyai atau u s t a d z n y a s e n d i r i m a s i h menggunakan bank konvensional. Konvensional itu artinya jahiliyah. Riba itu transaksi jahiliyah yang saat ini menjadi sistem global. Di sinilah ulama dan kyai yang bertanggung jawab terhadap permasalahan ini.” Ucapnya penuh semangat. (Ibnu S.)

Kekaisaran Mughal didirikan oleh Babar, keturunan Timur Lenk, penguasa Mongol pada tahun 1526 M. kerajaan yang beribukota di Agra dan Delhi ini meraih masa keemasan di bawah Sultan Akbar (1542-1605 M) dan Syah Jahan (1628-1658 M). Wilayah kekuasaan raja Mughal saat itu meliputi Afganistan, Balochistan, dan sebagian besar anak benua Hindia. Mughal pun termasuk kerajaan terbesar di dunia saat itu. Kerajaan Islam ini memerintah beberapa abad, dari abad 16 hingga abad 19. Pada tahun 1857 M, kerajaan Britania yang mulai menancapkan penjajahannya atas daratan Hindia, membubarkan kerajaan Mughal. Raja terakhirnya, Bahadur Shah Zafar, ditangkap dan diadili karena dituduh melancarkan pemberontakan pada Inggris.

Kekaisaran Mughal; Kegemilangan Islam di IndiaJejak Islam

Page 8: Mimbar Edisi 11 (Mei 2012)

AL QUR'AN adalah satu-satunya kitab suci yang otentik di dunia ini. Dari mulai diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW hingga saat ini. Rahasianya adalah karena wahyu Allah itu telah dihafal oleh jutaan manusia dari generasi ke generasi. Hal ini tentu tidak mungkin terjadi di dalam kitab-kitab suci lainnya. Maka dari itu, Sekolah Tinggi Ilmu Da'wah (STID) Mohammad Natsir memiliki program tahfidz Al Qur'an dengan mewajibkan kepada mahasiswa/I untuk menghafal minimal 4 juz dari Al-Qur'an. Program ini merupakan sebagai syarat mutlak yang harus d i p e n u h i M a h a s i s w a / i g u n a

menyelesaikan masa perkuliahannya.Ahad (6/5), Kampus C STID

Mohammad Natsir mengadakan acara “Tasmi' dan Khataman Al Qur'an bagi para mahasiswi, di Aula Sakinah Muslimat Center Dewan Da'wah. Lantunan ayat-ayat Qur'an menggema ke seluruh sudut ruangan. Mereka para peserta khataman yang tidak lain adalah mahasisiwi semester delapan ini dengan khusyuk dan lancar membaca sebagian dari surat-surat Al Q u r ' a n . D u a o ra n g m a h a s iw i d i l i b a t k a n u n t u k i k u t s e r t a mengontrol bacaan yang sedang dibacakan. Para tamu undangan pun juga turut ambil bagian dengan

Mahasiswi STID Mohammad NatsirTasmi’ dan Khataman Al Qur’an

Reportase 8

Page 9: Mimbar Edisi 11 (Mei 2012)

menyimak bacaan para peserta tersebut.

Pembina program tahfidz mahasiswi STID Mohammad Natsir, U s t a d z a h I r n i A l - H a f i d z a h , mengatakan bahwa menghafal Al-Qur'an itu adalah mudah dan setiap orang harus hafal Al-Qur'an minimal juz 30. Karena menurutnya, juz tersebut merupakan inti dari Al-Qur'an itu sendiri. Ia juga senantiasa menghimbau, membimbing dan m e m b a n t u m a h a s i s w i u n t u k senantiasa bersemangat dalam mengahafal Al-Qur'an.

Pembantu Ketua (Puket) I Bidang Akademik, Ustadz Imam

Zamroji, MA., mengatakan bahwa acara ini adalah salah satu upaya untuk mendalami dan memahami Kitabullah. Khataman ini juga adalah sebagai motivasi untuk melakukan kegiatan yang serupa di masyarakat,

yaitu kegiatan menghafal Al-Qur'an baik itu untuk anak-anak m a u p u n i b u - i b u . I a j u g a mengharapkan Mahasiswi yang b e rd o m i s i l i d i K a m p u s C Cipayung tersebut dapat menjadi kompetitor yang sehat bagi para Mahasiswa, khususnya terkait hafalan Al Qur'an ini.

Salah satu peserta acara t e r s e b u t , I m a t R o h i m a t , mengucapkan terima kasih kepada panitia acara yang terdiri dari mahasiswi juniornya. Meskipun acara ini t idak m e m i l i k i p e r s i a p a n ya n g m a t a n g , k a t a n y a , n a m u n alhamdulillah dapat berjalan dengan baik. Terakhir, acara itu diutup dengan do'a khatam Al Qur'an yang dipimpin langsung oleh Ustadzah Irni Al-Hafidzah dan dilanjutkan dengan ramah tamah. (Lily)

Reportase9

Page 10: Mimbar Edisi 11 (Mei 2012)

Lanjutan Rubrik BayanFenomena Studi Agama di Kampus Islamhal. 1

Bayan 10

perguruan tinggi Islam, melalui mata kuliah “Ilmu Perbandingan Agama” b e rb a s i s ko n s e p B a ra t , b a h ka n merupakan mata kuliah pokok bagi mahasiswa.

Hal ini diakui sendiri oleh Prof Dr. Azyumardi Azra yang ketika itu menjabat sebagai Rektor IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta, beliau mengatakan bahwa :

Sebagai lembaga akademik, kendati IAIN terbatas memberikan pendidikan Islam kepada mahasiswanya, tetapi Islam yang diajarkan adalah Islam yang liberal. IAIN tidak mengajarkan fanatisme mazhab atau tokoh Islam, melainkan mengkaji semua mazhab dan tokoh Islam tersebut dengan kerangka, perspektif dan metodologi modern. Untuk menunjang itu, mahasiswa IAIN pun diajak mengkaji agama-agama lain selain Islam secara fair, terbuka, dan tanpa prasangka. ilmu perbandingan agama menjadi mata kuliah pokok mahasiswa IAIN.

Fenomena studi agama berbasis konsep Barat di perguruan tinggi Islam Indonesia memang sangat berbahaya. Seorang sarjana – supaya di katakan i lmiah – kemudian enggan lagi menyatakan, bahwa agamanya adalah yang benar. Jika dia melihat agama-agama lain dari sudut pandang agamanya, maka dia dikatakan “tidak objektif ”, atau “tidak ilmiah” dan kepakarannya tidak diakui. Yang objektif-ilmiah adalah yang memandang agama-agama pada posisi netral, alias tidak beragama.

Serbuan pemikiran Barat terutama dalam diskursus studi agama-agama terhadap perguruan tinggi Islam memang sangat berdampak besar terhadap perubahan pola pikir dan cara pandang dosen dan mahasiswa terhadap

agama di luar islam. Dalam beberapa tahun terakhir dapat disaksikan dengan jelas dampak penyebaran paham tersebut . Beberapa contoh dapat disebutkan disini anatara lain:

1. Skripsi MahasiswaDari penelusuran awal penulis

terhadap tugas akhir atau skripsi mahasiswa di perpustakaan UIN SUKA Yogjakarta, ditemukan banyak skrpsi mahasiswa yang menggambarkan dengan jelas pengaruh paham pluralisme agama terhadap mahasiswa, sebagai contoh di antaranya adalah skripsi berjudul Konsep Pendidikan Islam Dalam Pluralisme Agama, oleh Umi Barokah, mahasiswi fakultas Tarbiyah UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, yang berkesimpulan bahwa: Pertama, Islam mengakui adanya pluralisme agama. Kedua, konsep pendidikan Islam dalam pluralisme agama memformulasikan pendidikan I s l a m y a n g m e m a d u k a n a n t a r a normativitas dan kontekstualitas, sehingga pendidikan Islam lebih bersifat humanis dan toleran. Bahkan dalam saran, menyarankan agar para praktisi pendidikan untuk mulai merespon tawaran tentang pendidikan yang berbasis pluralisme agama.

Selain itu, ada lagi satu skripsi berjudul, Pluralisme Agama dan Dialog Agama (Studi atas Pemikiran Nurcholis Madjid), oleh: Kurniawan, mahasiswa jurusan Perbandingan Agama UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Berkesimpulan bahwa, pluralisme agama hanyalah ontitas yang berbeda dalam level eksoteris, sedangkan dalam level esoteris, agama-agama saling bertemu. Inilah hakikat agama-agama yang diturunkan Tuhan kepada nabi dan rasul-Nya.

2. Bermunculannya buku-buku Studi agama berbasis pluralisme

Buku-buku perbandingan agama atau metodologi studi agama-agama yang

Page 11: Mimbar Edisi 11 (Mei 2012)

menyamaratakan semua agama, dan menempatkan Islam sebagai objek kajian yang posisi dan kondisinya seolah-olah sama dengan agama-agama lain, Sekarang ini menjamur dan berjubel di lingkungan perguruan tinggi Islam di Indonesia. Di antaranya adalah:1. Peter Connoly (ed), Aneka Pendekatan

Studi Agama, Yogyakarta: LKIS, 20022. Ad e n g M u c h t a r G h a z a l i , I l m u

Perbandingan Agama Pengenalan Awal Metodologi Studi Agama-agama untuk IAIN, STAIN, PTAIS, Bandung: Pustaka Setia, 2000

3. Agama dan Keberagaman dalam konteks Perbandingan Agama , Bandung: Pustaka Setia, 2004

4. Taufik Abdullah dan M. Rusli Karim (ed), Metodologi Penelitian Agama Suatu Pengantar, Yogyakarta: Tiara Wacana, 2004

5. Harun Nasution, Islam ditinjau dari Berbagai Aspeknya, Jakarta: UI Press, 2001

6. Dan masih banyak buku sejenis lainnya.

Berbicara tentang studi agama di perguruan tinggi Islam di Indonesia tidak bisa dipisahkan dari tokoh pencetusnya yang pertama kali, yaitu Prof. Dr. Abdul Mukti Ali. Bahkan sebagian kalangan menyebut beliau sabagai “Bapak ilmu perbandingan agama Indonesia”. Mukti Ali asebagaimana disebutkan sebagian orang adalah salah satu tokoh yang punya andil besar terhadap subur dan maraknya sekularisme, liberalisme dan pluralisme di Indonesia sekarang ini. Selama belajar di Universitas Karachi Abdul Mukti Ali banyak berinteraksi dengan sejumlah sarjana orientalis Barat yang menulis tentang Islam, yang kemudian bertemu kembali ketika ia belajar di McGill University, Kanada.

Pemahaman Islam Mukti Ali berubah secara fundamental saat di McGill, ini terutama dihasilkan dari perkenalannya dengan metode studi agama-agama, dan

pertemanan yang sangat dekat dengan professor-professor kaj ian Is lam di universitas itu, khususnya Wilfred Cantwell Smith, seorang pendeta Kristen, pendiri Pusat S t u d i I s l a m d i M c G i l l U n i v e r s i t y, berkebangsaan Amerika.[14]

Sepulangnya ke Indonesia, model studi agama inilah yang dikembangkan oleh Mukti Ali di perguruan tinggi Islam-perguruan tinggi Islam, maka kita bisa memahami mengapa buku-buku studi agama di perguruan tinggi saat ini s e m a k i n b a nya k d i j e j a l i d e n ga n pendekatan historis ala Barat.

Metode ini telah mengubah cara pikir begitu banyak cendekiawan yang terjebak kepada ”penyamaan” Islam dengan agama-agama lain, dengan menempatkan Islam sebagai bagian dari produk sejarah. Padahal, Islam adalah agama wahyu yang memiliki karakter yang khas, yang berbeda dengan agama-agama lain. Al-Quran juga merupakan teks wahyu yang tidak sama dengan kitab-kitab lain yang merupakan teks manusia dan teks sejarah. Karena itu, metode pemahamannya juga tidak bisa begitu saja menggunakan pendekatan pemahaman historisitas yang serba relatif.

Studi agama ala Barat ini telah dijajalkan kepada mahasiswa-mahasiswa Islam selama kurang lebih 40 tahun, melalui mata kuliah ilmu perbandingan agama. Mata kuliah ini pertama kali buka di IAIN Yogyakarta pada tahun 1961, dipelopori oleh Mukti Ali, beliau sendiri yang ditunjuk oleh Departemen Agama untuk memimpin program itu dan merumuskan kurikulumya. Seakan tak mengenal lelah, selama 30 tahun Mukti Ali tidak bosan-bosannya memperkenalkan studi perbandingan agama versi dia, karena menurut beliau dengan belajar i l m u p e r b a n d i n g a n a g a m a a k a n menimbulkan sikap “toleran” antar umat beragama. Benarkah demikian? Tentu m e m b u t u h k a n p e n e l i t i a n l e b i h mendalam.

Bayan11

Page 12: Mimbar Edisi 11 (Mei 2012)

:

:

:

2012-2013