Millenium Danatama Indonesia Desmon Silitonga

8
1 MEMILIH INVESTASI REKSA DANA TAHUN 2010 Indonesia cukup beruntung, karena menjadi negara yang masih dapat mencatatkan pertumbuhan ekonomi positif tahun 2009 sebesar 4,4 % di tengah krisis keuangan global yang masih terus berlangsung. Tingkat inflasi yang cukup rendah sepanjang tahun 2009 (Grafik 1) dan bahkan sampai dengan maret Inflasi YoY hanya mencapai 3,43 % dan pergerakan nilai tukar rupiah (Grafik 2) di rentang Rp 9000/US$ sampai dengan maret 2010 dengan proyeksi pertumbuhan 2010 sebesar 5,5 %-5,7 %. Indeks Harga saham gabungan (IHSG) sepanjang tahun 2010 juga terus menguat, dimana sampai dengan maret 2010, IHSG telah mencapai indeks 2885 (Grafik 3). Tingkat suku bunga acuan di level 6,5 %. Data-data tersebut menjadi rujukan bahwa Indonesia masih menjadi salah satu tempat investasi yang memberikan keuntungan ditengah situasi pemulihan ekonomi global. Salah satu produk investasi yang cukup berkembang akhir-akhir ini adalah Reksa Dana. Menurut data dari BAPEPAM, pada januari 1998 jumlah Reksa Dana hanya mencapai 77 dengan Nilai Aktiva Bersih (NAB) mencapai Rp 4,4 Triliun. Namun, pada Desember 2008 jumlah reksadana telah mencapai 567 dengan Nilai Aktiva Bersih (NAB) mencapai Rp 74 Triliun, bahkan pada akhir 2009 jumlah Reksa Dana telah mencapai 610 dengan nilai Aktiva Bersih (NAB) mencapai Rp 113 Triliun. Reksa Dana merupakan investasi yang sangat fleksibel, karena dikelola oleh Manajer Investasi, sehingga investor cukup hanya memperhatikan nilai aktiva bersih yang dimilikinya. Investasi Reksa Dana sangat cocok bagi investor yang tidak memiliki waktu yang cukup banyak, memiliki keterbatasan kapasitas dan pengetahuan investasi, dan keterbatasan dana. Jika, Reksa Dana sangat cocok dengan Investor yang baru mengenai dunia investasi, khususnya pasar modal, maka pertanyaannya Reksa Dana mana yang dapat memberikan tingkat imbal hasil yang sangat maksimal, apalagi dalam kondisi ekonomi global yang belum menentu seperti saat ini? Pertanyaan ini sesungguhnya, tergantung dari karakteristik investor, tujuan investor melakukan investasi, horizon investasi, dan kemampuan investor dalam menoleransi resiko, karena tidak ada investasi yang tidak memiliki resiko. Namun, tulisan ini akan mencoba memberikan gambaran sedikit mengenai peluang berinvestasi di Reksa Dana. Sebelum memutuskan untuk berinvestasi di Reksa Dana, ada baiknya seorang Investor memperhatikan beberapa resiko dalam berinvestasi secara umum, sehingga dengan demikian Investor tidak akan kaget, ketika ketidakpastian terjadi di pasar. Beberapa resiko investasi secara umum, seperti: Resiko tingkat bunga, yaitu resiko yang dihadapi investor akibat kenaikan/penurunan tingkat suku bunga. Resiko ini sering juga disebut dengan resiko pasar (market). Kenaikan dan penurunan tingkat bunga sangat tergantung dari tingkat inflasi yang berlaku di suatu negara. Biasanya, jika inflasi naik, maka akan dikompensasi dengan kenaikan tingkat suku bunga, demikian juga sebaliknya. Resiko reinvenvestasi, yaitu resiko yang dihadapi investor akibat investasi atas imbal hasil (bunga) yang diperoleh dari hasil strategi reinvestasi. Resiko nilai tukar, yaitu resiko yang dihadapi oleh investor akibat kenaikan/penurunan nilai tukar, dimana biasanya investasi yang memiliki denominasi asing, akan sangat terekspos dengan resiko nilai tukar. Resiko Inflasi, yaitu resiko yang dihadapi investor akibat kenaikan inflasi, dimana kenaikan inflasi akan mengurangi kemampuan beli investor (purchasing power) atas uang yang dimilikinya. Semakin tinggi tingkat inflasi,maka kemampuan beli juga akan semakin turun. Resiko Default, yaitu resiko yang dihadapi investor akibat emiten tidak memiliki kemampuan untuk membayar kewajibannya.

description

reksadana

Transcript of Millenium Danatama Indonesia Desmon Silitonga

  • 1

    MEMILIH INVESTASI REKSA DANA TAHUN 2010

    Indonesia cukup beruntung, karena menjadi negara yang masih dapat mencatatkan pertumbuhan ekonomi positif tahun 2009 sebesar 4,4 % di tengah krisis keuangan global yang masih terus berlangsung. Tingkat inflasi yang cukup rendah sepanjang tahun 2009 (Grafik 1) dan bahkan sampai dengan maret Inflasi YoY hanya mencapai 3,43 % dan pergerakan nilai tukar rupiah (Grafik 2) di rentang Rp 9000/US$ sampai dengan maret 2010 dengan proyeksi pertumbuhan 2010 sebesar 5,5 %-5,7 %. Indeks Harga saham gabungan (IHSG) sepanjang tahun 2010 juga terus menguat, dimana sampai dengan maret 2010, IHSG telah mencapai indeks 2885 (Grafik 3). Tingkat suku bunga acuan di level 6,5 %. Data-data tersebut menjadi rujukan bahwa Indonesia masih menjadi salah satu tempat investasi yang memberikan keuntungan ditengah situasi pemulihan ekonomi global.

    Salah satu produk investasi yang cukup berkembang akhir-akhir ini adalah Reksa Dana. Menurut data dari BAPEPAM, pada januari 1998 jumlah Reksa Dana hanya mencapai 77 dengan Nilai Aktiva Bersih (NAB) mencapai Rp 4,4 Triliun. Namun, pada Desember 2008 jumlah reksadana telah mencapai 567 dengan Nilai Aktiva Bersih (NAB) mencapai Rp 74 Triliun, bahkan pada akhir 2009 jumlah Reksa Dana telah mencapai 610 dengan nilai Aktiva Bersih (NAB) mencapai Rp 113 Triliun.

    Reksa Dana merupakan investasi yang sangat fleksibel, karena dikelola oleh Manajer Investasi, sehingga investor cukup hanya memperhatikan nilai aktiva bersih yang dimilikinya. Investasi Reksa Dana sangat cocok bagi investor yang tidak memiliki waktu yang cukup banyak, memiliki keterbatasan kapasitas dan pengetahuan investasi, dan keterbatasan dana. Jika, Reksa Dana sangat cocok dengan Investor yang baru mengenai dunia investasi, khususnya pasar modal, maka pertanyaannya Reksa Dana mana yang dapat memberikan tingkat imbal hasil yang sangat maksimal, apalagi dalam kondisi ekonomi global yang belum menentu seperti saat ini? Pertanyaan ini sesungguhnya, tergantung dari karakteristik investor, tujuan investor melakukan investasi, horizon investasi, dan kemampuan investor dalam menoleransi resiko, karena tidak ada investasi yang tidak memiliki resiko. Namun, tulisan ini akan mencoba memberikan gambaran sedikit mengenai peluang berinvestasi di Reksa Dana.

    Sebelum memutuskan untuk berinvestasi di Reksa Dana, ada baiknya seorang Investor memperhatikan beberapa resiko dalam berinvestasi secara umum, sehingga dengan demikian Investor tidak akan kaget, ketika ketidakpastian terjadi di pasar. Beberapa resiko investasi secara umum, seperti:

    Resiko tingkat bunga, yaitu resiko yang dihadapi investor akibat kenaikan/penurunan tingkat suku bunga. Resiko ini sering juga disebut dengan resiko pasar (market). Kenaikan dan penurunan tingkat bunga sangat tergantung dari tingkat inflasi yang berlaku di suatu negara. Biasanya, jika inflasi naik, maka akan dikompensasi dengan kenaikan tingkat suku bunga, demikian juga sebaliknya.

    Resiko reinvenvestasi, yaitu resiko yang dihadapi investor akibat investasi atas imbal hasil (bunga) yang diperoleh dari hasil strategi reinvestasi.

    Resiko nilai tukar, yaitu resiko yang dihadapi oleh investor akibat kenaikan/penurunan nilai tukar, dimana biasanya investasi yang memiliki denominasi asing, akan sangat terekspos dengan resiko nilai tukar.

    Resiko Inflasi, yaitu resiko yang dihadapi investor akibat kenaikan inflasi, dimana kenaikan inflasi akan mengurangi kemampuan beli investor (purchasing power) atas uang yang dimilikinya. Semakin tinggi tingkat inflasi,maka kemampuan beli juga akan semakin turun.

    Resiko Default, yaitu resiko yang dihadapi investor akibat emiten tidak memiliki kemampuan untuk

    membayar kewajibannya.

  • 2

    Resiko Likuiditas, yaitu resiko yang dihadapapi investor ketika akan menjual atau membeli istrumen investasi di pasar. Ukuran dari likuiditas dapat dilihat dari selisih antara nilai beli dan nilai jual.

    Resiko Volatilitas, yaitu resiko yang dihadapi investor dari tingkat volatilitas tingkat bunga. Volatilitas tingkat bunga yang tinggi akan sangat beresiko terhadap istrumen investasi, baik saham, obligasi dan pasar uang, Volatilitas yang tinggi akan sangat sulit diprediksi.

    Reksa Dana yang cukup di kenal saat ini, seperti Reksa Dana Pasar uang, Reksa Dana Pendapatan

    Tetap, Reksadana Terproteksi, Reksa Dana Campuran, dan Reksa Dana Saham. Ada lagi Reksa Dana indeks dan Reksa Dana ETF, tetapi perkembangannya tidak seperti Reksa Dana yang sudah disebutkan sebelumnya. Gambar di bawah ini menunjukkan tingkat resiko dan return dari masing-masing produk Reksa Dana, dimana Reksa Dana pasar uang merupakan Reksasa Dana yang memberikan resiko yang cukup rendah, tetapi juga menghasikan return yang juga rendah. Reksa Dana saham merupakan Reksa Dana yang menghasilkan resiko yang cukup besar, tetapi sekaligus memberikan return yang cukup tinggi. Oleh sebab itu, di pasar biasanya akan ditemukan bermacam-macam jenis investor, karena masing-masing investor akan memiliki karakteristik yang berbeda terhadap tingkat ekpektasi return dan tolerensi terhadap resiko.

    Grafik 1 dan 2: Tingkat YoY Inflasi dan Nilai Tukar Rupiah

    R

    E

    T

    U

    R

    N

    R I S K

    PASAR UANG

    PENDAPATAN TETAP

    TERPROTEKSI

    CAMPURAN

    SAHAM

    02468

    101214161820

    Jan-02

    May-2002

    Sep-02

    Jan-03

    May-2003

    Sep-03

    Jan-04

    May-2004

    Sep-04

    Jan-05

    May-2005

    Sep-05

    Jan-06

    May-2006

    Sep-06

    Jan-07

    Ma y-2007

    Sep-07

    Jan-08

    May-2008

    Sep-08

    Jan-09

    May-2009

    Sep-09

    Rate

    Inflas

    i(%)

    Time

    Inflasi YoY

    0

    2000

    4000

    6000

    8000

    10000

    12000

    14000

    30/12/2008 30/05/2009 30/10/2009 30/03/2010

    Rate

    (Rp)

    Periode

    Pergerakan Nilai Tukar Rupiah

  • 3

    Grafik 3: Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)

    Berikut beberapa penjelasan dan gambaran mengenai peluang produk investasi Reksa Dana tahun 2010: REKSA DANA PASAR UANG

    Reksa Dana Pasar Uang, yaitu reksa dana yang mayoritas alokasi investasinya pada efek pasar uang, seperti Sertifikat Bank Indonesia (SBI), Surat utang berjangka satu tahun, Deposito berjangka,dan Tabungan. Biasanya, jangka waktu investasi di reksa dana pasar uang di bawah satu tahun.

    Sesuai dengan defenisi Reksa Dana Pasar Uang, maka perkembangan Reksa Dana pasar uang sepanjang tahun ini masih akan menjanjikan, sehubungan dengan ekspektasi suku bunga acuan (BI rate) yang akan meningkat, sehubungan dengan terjadinya perbaikan ekonomi global dan ekonomi demostik. Bank Indonesia juga mengindikasikan akan terjadinya kenaikan suku bunga pada semester II/2010, sehubungan dengan kondisi perbaikan ekonomi global yang akan membuat kenaikan hara minyak dunia dan komoditas, sehingga akan memicu kenaikan harga minyak dalam negeri, yang selama ini menyumbang kenaikan inflasi yang cukup besar. Jika saat ini suku bunga acuan berada di level 6,5 %, maka di semester II/2010 sampai dengan akhir tahun 2010, suku bunga acuan bisa berada di level 7 %-7,5 % dengan ekspektasi inflasi tahun 2010 sebesar 5 %-5,5 %. Kondisi ini secara langsung akan membuat suku bunga bunga deposito, SBI dan surat utang di bawah satu tahun akan naik, yang secara langsung akan menaikkan tingkat keutungan bagi Reksa Dana pasar uang. Menurut data dari BAPEPEM, pada bulan Februari 2010, total NAB di Reksa Dana pasar uang mencapai Rp 6,3 Triliun, naik sekitar Rp 224 miliar dibandingkan total NAB pada bulan Januari 2010 yang berada dikisaran Rp 6,1 Triliun. Sedangkan total NAB rata-rata sepanjang tahun 2009 sebesar Rp 3,6 Triliun.

    0,00

    500,00

    1.000,00

    1.500,00

    2.000,00

    2.500,00

    3.000,00

    03Jan05

    30Jun05

    27Dec2005

    26Jun06

    21Dec2006

    19Jun07

    10Dec2007

    16Jun08

    10Dec2008

    11Jun09

    08Dec2009

    Inde

    ks

    Periode

    IHSG

  • 4

    -2.000,00 4.000,00 6.000,00 8.000,00

    10.000,00 12.000,00 14.000,00 16.000,00

    Januari-2005 Januari-2006 Januari-2007 Januari-2008 Januari-2009 Januari-2010

    TotalN

    AB

    Periode

    PerkembanganTotalNABReksaDanaPasarUang

    Sumber: Bapepam

    Sedangkan jika dilihat dari return yang dihasilkan oleh Reksa Dana Pasar uang secara rata-rata pada tahun 2008 sebesar -5,13 %. Sedangkan pada tahun 2009, rata-rata return Reksa Dana pasar uang 10,20 % dan sampai dengan bulan Februari 2010, return rata-rata Reksa Dana pasar uang sebesar 7,33 %. Jadi Reksa Dana pasar uang menjadi salah satu pilihan investasi Reksa Dana yang cukup menarik tahun 2010.

    REKSA PENDAPATAN TETAP

    Reksa Dana Pendapatan Tetap, yaitu reksa dana yang alokasi investasinya minimal 80 % pada efek pendapatan tetap, seperti surat utang baik surat utang pemerintah maupun surat utang perusahaan yang memiliki jatuh tempo lebih dari satu tahun.

    Kinerja obligasi pemerintah sepanjang tahun 2009-Maret 2010 cukup baik. Naiknya rating utang Indonesia dari BB- menjadi BB dan penguatan nilai tukar rupiah membuat yield obligasi pemerintah terus turun yang ditopang oleh dana asing yang sampai dengan maret telah mencapai Rp 136 Triliun. Yield obligasi pemerintah saat ini berkisar di level 8,1 %-10,5 %. Turunnya yied pemerintah juga membuat minat perusahaan untuk menerbitkan obligasi juga semakin tinggi tahun ini, dimana ditargetkan emisi obligasi perusahaan mencapai Rp 40-45 Triliun. Artinya, likuditas pasar surat utang semakin tinggi. Namun, pada semester II/2010, seiring dengan dinaikannya suku bunga acuan, kemungkinan akan membuat yield obligasi pemerintah kemungkinan juga akan naik demikian juga dengan yield obligasi

    -100,00%

    -50,00%

    0,00%

    50,00%

    100,00%

    150,00%

    Januari2005 Desember2005 Nopember2006 Oktober2007 September2008 Agustus2009

    Retu

    rn

    Periode

    ReturnReksaDana PasarUang

  • 5

    pemerintah. Kenaikan yield tersebut, akan membuat harga obligasi akan turun, karena hubungan antara tingkat bunga dan harga obligasi berbanding terbalik. Dari data Bapepam, total NAB di Reksa Dana pendapatan tetap pada Desember 2009 mencapai Rp 20, 1 Triliun. Namun, pada bulan Januari dan Februari 2010 turun di level Rp 18, 1 Triliun. Hal ini kemungkinan adanya peralihan ke Reksa Dana Saham, sehubungan dengan naiknya indeks harga saham Gabungan sepanjang bulan januari-Februari 2010. Sedangkan tingkat return Reksa Dana pada Desember 2010 mencapai 20 % dan turun sepanjang januari 2010 sebesar -9,17 % dan bulan Februari 2010 sebesar -0,12 %.

    -

    20.000,00

    40.000,00

    60.000,00

    80.000,00

    100.000,00

    Januari-2005 Januari-2006 Januari-2007 Januari-2008 Januari-2009 Januari-2010

    Tota

    l NA

    B

    Periode

    Perkembangan Total NAB Reksa Dana Pendapatan Tetap

    Sumber: Bapepam

    REKSA DANA CAMPURAN Reksa Dana Campuran, yaitu Reksa dana yang investasinya dialokasikan di efek saham dan efek obligasi, dimana masing-masing efek tidak lebih dari 80 %. Reksa Dana campuran merupakan pilihan Reksa Dana yang dapat memberikan keuntungan maksimal pada tahun 2010. Komposisi investasi di saham dan pendapatan tetap akan sangat menguntungkan, karena adanya diversifikasi dalam investasi ini, sehingga jika salah satu efek mengalami kerugian, maka efek yang lain akan mengkompensasi. Total NAB Reksa Dana campuran pada Desember 2009 mencapai Rp 15,66 Triliun dan turun di bulan Januari 2010 menjadi Rp 13,87 Triliun dan Bulan Februari 2010 sekitar Rp 14 Triliun.

    -80,00%

    -60,00%

    -40,00%

    -20,00%

    0,00%

    20,00%

    40,00%

    Januari-2005 Oktober-2005 Juli-2006 April-2007 Januari-2008 Oktober-2008 Juli-2009

    Return

    Periode

    Return Reksa Dana Pendapatan Tetap

  • 6

    Sumber: Bapepam REKSA DANA SAHAM Reksa Dana Saham, yaitu reksa dana yang investasinya minimal 80 % di efek saham. Kinerja Reksadana saham pada oktober 2008 yang merupakan puncak krisis mengalami penurunan, seiring dengan penurunan indeks harga saham gabungan yang sempat mencapai titik terendah di level 1111, sehingga membuat total NAB sepanjang 2008 mengalami penurunan signifikan. Namun kondisi tahun 2009 berubah, seiring dengan kondisi penguatan indeks harga saham gabungan yang mencapai level 2530 diakhir 2009 yang juga membuat total NAB meningkat, dimana pada Desember 2009, Total NAB Reksa Dana saham mencapai Rp 35,51 Triliun dibandingkan dengan oktober 2008 yang hanya mencapai Rp 17 Triliun. Sedangkan pada bulan Februari 2010 Total NAB Reksa Dana Saham berkisar Rp 36,1 Triliun. Naiknya indeks harga saham gabungan sepanjang 2010 membuat Reksa Dana saham sangat diminati, bahkan diperkirakan Indeks harga saham gabungan akan dapat menembus level 3000 pada akhir tahun 2010. Walaupun demikian, resiko ketidakpastian juga masih cukup tinggi, sehubungan dengan masih adanya ketidaseimbangan kondisi ekonomi global yang dapat membuat indeks juga akan turun, sehingga hal ini membuat Reksa Dana saham menawarkan return yang tinggi,tetapi resiko juga masih cukup besar.

    -2.000,00 4.000,00 6.000,00 8.000,00

    10.000,00 12.000,00 14.000,00 16.000,00

    Januari-2005 Januari-2006 Januari-2007 Januari-2008 Januari-2009 Januari-2010

    TotalN

    AB

    Periode

    PerkembanganTotalNABReksaDanaCampuran

    -30,00%

    -20,00%

    -10,00%

    0,00%

    10,00%

    20,00%

    30,00%

    Januari-2005 Januari-2006 Januari-2007 Januari-2008 Januari-2009 Januari-20Return

    Periode

    Return Reksa Dana Campuran

  • 7

    Sumber: Bapepam REKSA DANA TERPROTEKSI Reksadana Terproteksi, yaitu reksa dana yang waktu pembeliannya ditentukan oleh Manajer Investasi yang menerbitkan dan penjualannya bisa dilakukan setelah jangka waktu tertentu. Jika dilakukan penjualan sebelum jangka waktu tertentu, maka akan dapat dikenakan penalty. Reksa Dana Terproteksi sepanjang 2008 sampai dengan Februari 2010 menunjukkan tren kenaikan, kondisi krisis yang terjadi pada penghujung tahun 2008, membuat investor mengalihakan dananya dari Reksa Dana investasi lainnya di Reksadana Terproteksi. Pada akhir tahun 2000 Total NAB Reksa Dana terproteksi telah mencapai Rp 34,62 Triliun hampir menyamai Total NAB saham yang mencapai Rp 36,1 Tr. Investor memilih Reksa Dana karena kepastian keamanan dana yang diinvestasikan, dimana ketika jatuh tempo, dana pokok yang dimiliki investor kembali seperti semula. Namun, kelemahan Reksa Dana terproteksi, fleksibilitas investor untuk mengalihkan dananya tidak cukup besar, karena Reksa Dana terproteksi akan memberikan keuntungan, ketika di hold sampai dengan jatuh tempo. Sehingga, Reksa Dana ini sangat cocok dengan perusahaan asuransi dan dana pensiun yang memiliki horizon jangka panjang.

    -5.000,00

    10.000,00 15.000,00 20.000,00 25.000,00 30.000,00 35.000,00 40.000,00

    Januari-2005 Januari-2006 Januari-2007 Januari-2008 Januari-2009 Januari-201

    Tota

    l NA

    B

    Period

    Perkembangan Total NABReksa Dana Saham

    -40,00%

    -20,00%

    0,00%

    20,00%

    40,00%

    60,00%

    80,00%

    Januari-2005 Nopember-2005September-2006 Juli-2007 Mei-2008 Maret-2009 Januari-20

    Return

    Periode

    ReturnReksaDana Saham

  • 8

    Sumber: Bapepam

    Kesimpulan:

    Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang diproyeksikan mencapai 5,5 %-5,7 % pada tahun 2010 dan kondisi pemulihan ekonomi AS yang menunjukkan tanda-tanda perbaikan akan menjadi sinyal positif terhadap invetasi portofolio khususnya investasi Reksa Dana. Prediksi naiknya tingkat suku bunga pada semester II/2010 akibat naiknya inflasi yang didorong oleh kenaikan harga minyak dunia dan komoditas dan kenaikan tarif dasar listrik seiring dengan perbaikan pertumbuhan ekonomi akan menjadi beberapa faktor yang menjadi constrain pada investasi portfolio khususnya investasi Reksa Dana. Dari beberapa uraian yang telah dijabarkan di atas, penulis memberikan gambaran bahwa investasi Reksa Dana Campuran dan Reksa Dana Pasar uang merupakan Reksa Dana yang cukup memberikan peluang keutungan yang cukup menjanjikan di tahun 2010 yang masih penuh dengan ketidakpastian.

    Oleh: Desmon Silitonga

    Analist PT. Millenium Danatama Indonesia

    -5.000,00

    10.000,00 15.000,00 20.000,00 25.000,00 30.000,00 35.000,00 40.000,00

    Oktober-2005 Agustus-2006 Juni-2007 April-2008 Februari-2009 Desember-2009

    TotalN

    AB

    Periode

    Perkembangan Total NABReksa Dana Terproteksi

    30,00%

    20,00%

    10,00%

    0,00%

    10,00%

    20,00%

    30,00%

    40,00%

    50,00%

    60,00%

    70,00%

    Nopember-2005 Nopember-2006 Nopember-2007 Nopember-2008 Nopember-2009

    Return

    Periode

    Return Reksa Dana Terproteksi