Miliaria

5
Manifestasi Klinis Miliaria 1.Miliaria Kristalina • Ditandai dengan adanya vesikel berdiameter 1 mm (seperti percikan air) tanpa tanda radang • Umumnya tidak memberi keluhan • Sering terdapat di daerah intertriginosa Slide dr. Alwi Andi Mappiasse, Sp.KK, Ph.d

description

Tutorial

Transcript of Miliaria

Page 1: Miliaria

Manifestasi Klinis Miliaria

1.Miliaria Kristalina • Ditandai dengan adanya

vesikel berdiameter 1 mm (seperti percikan air) tanpa tanda radang• Umumnya tidak

memberi keluhan• Sering terdapat di

daerah intertriginosa (misalnya aksila)

Slide dr. Alwi Andi Mappiasse, Sp.KK, Ph.d

Page 2: Miliaria

2. Miliaria Rubra• Ditandai adanya makula/ papul

eritematosa dengan vesikel punktata di atasnya, ekstrafolikuler, kadang-kadang menjadi pustul bila luas dan kronis• Bila berat dan luas dapat

menyebabkan demam• Disertai rasa gatal dan kadang-

kadang rasa panas bila ada keringat • Terutama di daerah badan dan

leher

Slide dr. Alwi Andi Mappiasse, Sp.KK, Ph.d

Page 3: Miliaria

3.Miliaria Profunda• Papul putih berukuran 1-3 mm• Tidak gatal dan tidak merah• Lokasi pada badan dan

ekstremitas• Sering ditemukan pada iklim

panas• Dapat berasal dari miliaria rubra

yang berulang• Bila luas dapat menyebabkan

gangguan evaporasi, yang dapat mengakibatkan demam, takikardi, heat stres, kolaps; disebut sebagai tropical anhydrotic asthenia

Slide dr. Alwi Andi Mappiasse, Sp.KK, Ph.d

Page 4: Miliaria

4.Miliaria Pustulosa• Mengalami infeksi

sekunder miliaria rubra yang berulang-ulang

• Terbentuklah miliaria pustulosa dengan gejala papul putih yang dalam, sering terjadi pada iklim tropis

Slide dr. Alwi Andi Mappiasse, Sp.KK, Ph.d

Page 5: Miliaria

Diagnosis Miliaria

• Mudah di diagnosis secara klinis• Berdasarkan pemeriksaan histopatologik– Miliaria kristalina gelembung pd intrakorneal atau

subkorneal– Miliaria rubra → gelembung pd stratum spinosum– Miliaria profunda terlihat sumbatan di daerah

dermoepidermal junction & ada infiltrat radang yg kronis

– Miliaria pustulosa adanya sel-sel radang mononuklear dan PMN di daerah dermoepidermal junction