MILIARIA

21
MILIARIA 1. Definisi Miliaria adalah kelainan kulit akibat retensi keringat, ditandai dengan adanya vesikel milier. Sinonim : Biang keringat, Keringat buntet, liken tropis, prickle heat. 2. Epidemiologi Miliaria dapat terjadi pada semua ras, meskipun ada pendapat bahwa orang Asia yang memproduksi keringat lebih sedikit dari orang kulit putih lebih sedikit menderita Miliaria rubra.Sebetulnya semua bayi dapat mengalami Miliaria pada kondisi yang ada. Anak-anak lebih banyak mengalami Miliaria dibanding orang dewasa dan tidak ada perbedaan angka kejadian antara laki-laki dan perempuan. Miliaria crystallina adalah kondisi umum yang terjadi pada neonatus, dengan puncaknya pada mereka yang berusia 1 minggu, dan pada individu yang demam atau mereka yang baru saja pindah ke tempat dengan kondisi suhu yang panas, dan beriklim lembab. Miliaria rubra juga umum terjadi pada bayi dan orang dewasa yang pindah ke sebuah lingkungan tropis, bentuk ini terjadi pada sebanyak 30% dari orang- orang yang terkena kondisi seperti pada lingkungan 1

Transcript of MILIARIA

Page 1: MILIARIA

MILIARIA

1. Definisi

Miliaria adalah kelainan kulit akibat retensi keringat, ditandai dengan adanya

vesikel milier.

Sinonim : Biang keringat, Keringat buntet, liken tropis, prickle heat.

2. Epidemiologi

Miliaria dapat terjadi pada semua ras, meskipun ada pendapat bahwa orang

Asia yang memproduksi keringat lebih sedikit dari orang kulit putih lebih

sedikit menderita Miliaria rubra.Sebetulnya semua bayi dapat mengalami

Miliaria pada kondisi yang ada. Anak-anak lebih banyak mengalami Miliaria

dibanding orang dewasa dan tidak ada perbedaan angka kejadian antara laki-

laki dan perempuan.

Miliaria crystallina adalah kondisi umum yang terjadi pada neonatus,

dengan puncaknya pada mereka yang berusia 1 minggu, dan pada individu

yang demam atau mereka yang baru saja pindah ke tempat dengan kondisi

suhu yang panas, dan beriklim lembab. Miliaria rubra juga umum terjadi pada

bayi dan orang dewasa yang pindah ke sebuah lingkungan tropis, bentuk ini

terjadi pada sebanyak 30% dari orang-orang yang terkena kondisi seperti

pada lingkungan tropis. Miliaria profunda merupakan suatu kondisi yang

jarang yang terjadi pada hanya sebagian kecil dari mereka yang telah

mengalami serangan berulang dari Miliaria rubra.

3. Etiologi

Kelenjar keringat yang belum berkembang sempurna .

Bayi baru lahir belum memiliki kelenjar keringat yang berkembang

sempurna sehingga mudah pecah bila berkeringat dan menyebabkan

miliria.

1

Page 2: MILIARIA

Perubahan iklim.

Miliria sering terjadi pada orang berpindah dari iklim dingin ke iklim

tropis.

Aktivitas

Aktivitas yang menyebabkan keluarnya keringat dapat menjadi faktor

pencetus.

Obat-obatan

Bethanecol, obat yang menyebabkan timbulnya keringat dan Isotretionis

obat yang menyebabkan folikular diferensiasi dilaporkan dapat

menyebabkan Miliaria.

Bakteri

Staphylococcus diyakini berhubungan dengan timbulnya Miliaria.

4. Anatomi dan Patofisiologi

Kulit terdiri dari 2 lapisan :

Epidermis : Lapisan dari dalam ke luar terdiri dari : Stratum basalis /

germinativum , Stratum malphigi / spinosum, Stratum granulosum ,

Stratum lusidum, Stratum corneum (tanduk).

2

Page 3: MILIARIA

Stratum korneum (lapisan tanduk) : lapisan kulit terluar, terdiri

beberapa lapis sel gepeng yang mati, tidak berinti, dan protoplasmanya

telah berubah mejadi keratin Stratum lusidum : merupakan lapisan sel-sel

gepeng tanpa inti dengan protoplasma yang berubah menjadi protein yang

disebut eleidin. Stratum granulosum : lapisan keratohialin merupakan 2-3

lapis sel-sel gepeng dengan sitoplasma berbutir kasar. Stratum spinosum :

disebut juga stratum malphigi atau di sebut dengan prickle cell layer,

terdiri atas sel-sel yang berbentuk poligonal yang besarnya berbeda-beda

karena mengalami mitosis. Inti terletak di tengah Stratum basale : terdiri

atas sel-sel berbentuk kubus (kolumnar) yang tersusun vertikal pada

perbatasan dermo-epidermal berbaris seperti pagar (palisade)

Dermis

Pars Papilare : yaitu bagian yang menonjol ke epidermis, berisi ujung

serabut saraf dan pembuluh darah

Pars Retikulare : yaitu bagian dibawahnya yang menonjol ke arah

subkutan, bagian ini terdiri atas serabut-serabut penunjang misalnya

kolagen, elastin, dan retikulin

J aringan subkutis

Kelanjutan dari dermis yang terdiri atas jaringan ikat longgar berisi sel-sel

lemak di dalamnya

Lapisan lemak disebut dengan panikulus adiposa,berfungsi sebagai

cadangan makanan

Aneksa Kulit

Unit kelenjar peluh ekrin

Kelenjar apokrin

Unit pilosebaseous

3

Page 4: MILIARIA

Faktor utama yang berperan bagi perkembangan miliaria adalah

kondisi panas tinggi dan kelembaban yang menyebabkan berkeringat

berlebihan. Occlusion kulit karena pakaian, perban, atau lembaran plastik

(dalam pengaturan percobaan) selanjutnya dapat berkontribusi untuk

pengumpulan keringat pada permukaan kulit dan pengeluaran cairan atau

keringat berlebih (overhydration) dari lapisan corneum. Pada orang yang

rentan, termasuk bayi, yang relatif belum matang kelenjar ekrinnya,

pengeluaran cairan atau keringat (overhydration) dari stratum corneum

dianggap cukup untuk menyebabkan penyumbatan sementara dari

acrosyringium.

Jika kondisi lembab dan panas bertahan, individu terus memproduksi

keringat berlebihan, tetapi dia tidak dapat mengeluarkan keringat ke

permukaan kulit karena penyumbatan duktus. Sumbatan ini menyebabkan

4

Page 5: MILIARIA

kebocoran keringat dalam perjalanannya ke permukaan kulit, baik di dalam

dermis atau epidermis, dengan anhidrosis relatif.

Ketika titik kebocoran di lapisan corneum atau hanya di bawahnya,

seperti dalam Miliaria crystallina, akan ada sedikit peradangan yang

menyertai, dan lesi tidak menunjukkan gejala. Sebaliknya, pada Miliaria

rubra, kebocoran keringat ke lapisan subcorneal menghasilkan vesikula

spongiotic dan sel inflamasi kronis periductal yang menginfiltrasi di papiler

dermis dan epidermis bawah. Pada Miliaria profunda, keluarnya keringat ke

dermis papiler menghasilkan suatu substansial, menginfiltrasi limfositik

periductal dan spongiosis dari duktus intra-epidermis.

Bakteri seperti Staphylococcus epidermidis dan Staphylococcus

aureus, diperkirakan memainkan peran dalam patogenesis miliaria. Pasien

dengan Miliaria memiliki 3 kali lebih banyak bakteri per satuan luas kulit

dibandingkan subyek kontrol sehat. Agen antimikroba efektif dalam menekan

Miliaria akibat eksperimental. Periodic Acid-Schiff positif bahan tahan

diastase telah ditemukan di sumbatan intraductal yang konsisten dengan

substansi polisakarida ekstraselular stafilokokal (EPS). Dalam pengaturan

percobaan, hanya Staphylococcus epidermidis yang menghasilkan EPS yang

dapat menginduksi miliaria.

Pada akhir tahap Miliaria, hyperkeratosis dan parakeratosis dari

acrosyringium (bagian paling atas dari saluran/duktus kelenjar keringat) dapat

diamati. Sebuah sumbatan hyperkeratotic mungkin muncul untuk

menghalangi saluran ekrin, tetapi sekarang ini diyakini menjadi perubahan

5

Page 6: MILIARIA

akhir dan bukan penyebab yang mempercepat terjadinya penyumbatan

keringat.

5. Klasifikasi

Miliaria dibagi dalam 3 bentuk, yaitu :

Miliaria Kristanina

Bentuk ini biasanya menyerang bayi baru lahir (neonatus) yang

berusia kurang dari 2 minggu dan orang dewasa yang menderita demam

atau mereka yang baru saja pindah ke iklim tropis. Lesi muncul dalam

beberapa hari sampai beberapa minggu dari terpaparnya cuaca panas dan

menghilang dalam beberapa jam sampai beberapa hari. Lesi umumnya

asimtomatik.

Miliaria Rubra

Bentuk ini biasanya menyerang neonatus usia 1-3 minggu dan

orang dewasa yang tinggal di tempat yang panas, dan lingkungan yang

lembab. Lesi dapat terjadi dalam beberapa hari setelah pajanan terhadap

kondisi panas, tetapi lebih cenderung muncul setelah berbulan-bulan

setelah terpapar panas dan lembab. Lesi sembuh dalam beberapa hari

setelah pasien dipindahkan dari kondisi panas dan lingkungan lembab.

Lesi menyebabkan gatal atau pruritus intensif dan menyengat yang

diperburuk oleh demam, panas, atau pengerahan tenaga (exertion). Pada

pasien dapat muncul kelelahan dan intoleransi panas, dan mereka

mungkin akan melihat penurunan atau tidak ada keringat di tempat yang

terkena.

Miliaria Profinda

Bentuk  ini terjadi pada individu yang biasanya tinggal di iklim

tropis dan memiliki episode berulang dari Miliaria rubra. Lesi

berkembang dalam beberapa menit atau jam setelah stimulasi

berkeringat. Lesi ini sembuh dengan cepat, biasanya dalam waktu kurang

dari satu jam setelah stimulus yang menyebabkan berkeringat

6

Page 7: MILIARIA

dihilangkan atau dihindari. Lesi tidak menunjukkan gejala. Pasien dapat

melaporkan peningkatan produksi keringat di kulit yang tidak terserang,

pembengkakan kelenjar getah bening, hyperpyrexia dan gejala kelelahan

akibat panas, yang mencakup pusing, mual, dyspnea, dan palpitasi.

6. Gejala Klinis

Miliaria Kristanina

Lesi yang jelas, vesikula dangkal yang berdiameter 1-2 mm. Lesi yang

terjadi sering bertemu (confluent), tanpa eritema sekitarnya. Pada bayi, lesi

cenderung terjadi pada kepala, leher, dan bagian atas tubuh. Pada orang

dewasa, lesi terjadi pada tubuh. Lesi pecah dengan mudah dan sembuh

dengan desquamation dangkal.

Miliaria crystallina pada bayi. Perhatikan bahwa lesi adalah konfluen. Courtesy of K.E. Greer, MD.

7

Page 8: MILIARIA

Miliaria crystallina. Tampak gambaran air-drop pada lesi. Courtesy of K.E. Greer, MD.

Miliaria crystallina pada anak yang baru lahir. Courtesy of K.E. Greer, MD.

8

Page 9: MILIARIA

Miliaria Rubra

Lesi seragam, kecil, vesikula eritem dan veskular papula pada latar

belakang atau dasar eritema. Lesi terjadi dalam distribusi nonfollicular dan

tidak menjadi konfluen. Pada bayi, lesi terjadi pada leher dan di pangkal

paha dan ketiak. Pada orang dewasa, lesi terjadi pada kulit tertutup di

mana gesekan terjadi, daerah ini antara lain leher, kulit kepala, bagian atas

tubuh, dan siku atau persendian. Pada tahap akhir, anhidrosis dapat

diamati di kulit yang terkena.

Miliaria rubra pada orang dewasa. Courtesy of K.E. Greer, MD.

9

Page 10: MILIARIA

10

Page 11: MILIARIA

Berdasarkan penelitian yang dilakukan Department of Dermatology and

Venereology in Al- Kindy Teaching Hospital selama periode April 2010

sampai November 2011. Dari penelitian (113) patients dengan heat rash,

delapan patients (7.7%) menunjukkan classical miliaria rubra dan 105

pasien (92.9%) menunjukkan type yang aneh dari sweat rash yang berbeda

dari classical miliaria. Tipe tersebut menunjukkan lesi dry red sampai red

brown toasted-like patches atau erythematous sun–burn like les ion.

11

Page 12: MILIARIA

Miliaria Profinda

Lesi tegas, berwarna daging, papula nonfollicular yang berdiameter 1-3

mm. Lesi terjadi terutama pada tubuh, tetapi mereka juga dapat muncul

pada ekstremitas. Lesi sementara waktu ada setelah melakukan aktifitas

atau rangsangan lain yang mengakibatkan berkeringat. Kulit yang terkena

menunjukkan penurunan produksi atau tidak ada keringat. Pada kasus

yang parah yang menyebabkan kelelahan panas, hyperpyrexia dan

takikardia dapat diamati.

7. Pemeriksaan

Pemeriksaan Laboratorium

Miliaria secara klinis berbeda, karena itu, beberapa tes laboratorium

diperlukan. Dalam Miliaria crystallina, pemeriksaan sitologi vesikuler gagal

untuk mengungkapkan isi sel atau multinuklear peradangan sel raksasa

12

Page 13: MILIARIA

(seperti yang diharapkan pada vesikula herpes). Dalam Miliaria pustulosa,

pemeriksaan sitologi dari pustula mengungkapkan isi sel-sel inflamasi. Tidak

seperti eritema toxicum neonatorum, eosinofil tidak menonjol. Pewarnaan

Gram dapat mengungkapkan cocci gram positif (misalnya, staphylococci).

Temuan histopatologi

Dalam Miliaria crystallina, subcorneal vesikula atau intracorneal

berkomunikasi dengan kelenjar keringat eccrine, tanpa sel-sel peradangan

sekitarnya. Terhalangnya saluran eccrine dapat diamati di stratum corneum.

Dalam Miliaria rubra, spongiotic vesikula dan spongiosis diamati dalam

lapisan spinosum, bekerjasama dengan keringat eccrine duktus. Peradangan

Periductal juga muncul. Pada awal luka di Miliaria profunda, yang didominasi

infiltrasi limfositik periductal muncul dalam papiler dermis dan epidermis

bawah. Pada lesi profunda selanjutnya, sel-sel peradangan mungkin ada yang

muncul lebih rendah di dalam dermis, dan limfosit dapat memasuki saluran

ekrin. Spongiosis di sekitar epidermis dan parakeratotic hyperkeratosis dari

acrosyringium dapat diamati.

8. Diferensial Diagnosis

Prurigo : Gambaran klinis seringkali mirip Miliaria, lesinya berupa

papula-papula. Miliaria tidak berwarna, berbentuk kubah, lebih mudah

diraba dari pada dilihat dan disertai rasa gatal.

Gigitan serangga : Biasanya jelas karena gigitan serangga, gejala lokal

meliputi rasa terbakar dan sakit setelah sengatan diikuti oedem setempat,

urtikaria eritem yang jelas dan pruritus.

Folikulitis : Terlihat pustula folikuler kecil berbentuk kubah, biasanya lesi

banyak meskipun lesi tunggal dapat terjadi, masing-masing lesi saling

terpisah diantara kulit normal tanpa adanya kecendrungan untuk

bergabung, biasanya disertai nyeri, suhu tubuh meningkat.

Kandidiasis Kutaneus

13

Page 14: MILIARIA

Pityrosporum folikulitis

Chickenpox

Pseudomonas Folliculitis

Erythema Toxicum Neonatorum

Herpes Simplex

Infantile acne

Viral exanthem

9. Terapi

Umum

Kunci pengobatan Miliaria adalah menempatkan penderita didalam

lingkungan yang dingin, sehingga keringat bisa berkurang.

Karena aktifitas yang berlebihan bisa menyebabkan keringat yang dapat

menimbulkan kembali Miliaria, maka pasien dianjurkan untuk

mengurangi aktivitasnya.

Memakai pakaian yang menyerap keringat.

Khusus

Untuk miliaria crystallina karena kondisi ini asimtomatik dan merupakan self-

limited disease (sembuh sendiri tanpa pengobatan).      Miliaria rubra dapat

menyebabkan rasa yang sangat tidak nyaman, dan Miliaria profunda dapat

menyebabkan kelelahan akibat panas. Pengobatan kondisi ini dibenarkan.

Topikal

Lanolin anhidros diberikan untuk mencegah atau menghilangkan sumbatan

sehingga keringat dapat keluar kepermukaan kulit. Selain itu juga diberikan

salep hidrofilik, talk untuk bayi dan losio yang berisi 1 % mentol dan gliserin

dan 4% asam salisilat dalam alkohol 95 %. Pemberian colamin lotion dapat

14

Page 15: MILIARIA

memberikan rasa sejuk juga dapat diberikan anti biotic topikal seperti krim

kloramfenikol 2 %.

Lotio Faberi dapat pula digunakan, komposisi sebagai berikut :

R/ Asid. Salicylic. 1 %

Talc. Venet. 10 %

Oxyd. Zinc. 10 %

Amyl. Oryzae 10 %

Spiritus ad. 200 cc

Sistemik

Dapat diberikan antibiotik bila terjadi infeksi sekunder dan anti histamin

sebagai anti pruritus, pemberian vitamin C dosis tinggi dapat diberikan untuk

mencegah atau mengurangi timbulnya Miliaria.

10. Prognosis

Kebanyakan pasien sembuh dalam hitungan minggu, setelah mereka pindah

ke lingkungan yang lebih dingin.

Daftar Pustaka

Djuanda, A. 2000. Ilmu Penyakit Kulitdan Kelamin.Halaman 258-259.

Jakarta : Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

Sastrodiprodjo. S. 2000. Ilmu Penyakit Kulit Miliaria. hal 245-247. Jakarta :

Penerbit Hipokrates.

Siregar RS. 1996. Atlas Berwarna Saripati penyakit Kulit. hal 275 – 277.

Jakarta : Penerbit EGC

15

Page 16: MILIARIA

Habif P. Thomas, MD ; Clinical Dermatology ; 3rd ed., pp 186 – 187.

Maytham, Syakir. 2012. Atypical Presentation of Miliaria in Iraqi Patients

Attending Al-Kindy Teaching Hospital in Baghdad: A Clinical

Descriptive Study. American Journal of Dermatology and Venereology.

Dixit, Sudhir., Jain, Ashish., Khurana. 2012. Congenital Miliaria Crystallina-

A disgnostic dilemma. Medical Journal Armed Forces India.

16