mileu terapi
-
Upload
shanti-r-laksono -
Category
Documents
-
view
34 -
download
1
description
Transcript of mileu terapi
TUGAS MATA KULIAH KECENDERUNGAN DAN ISSUE DALAM KEPERAWATAN
MILIEU TERAPHY DALAM REHABILITASI PASIEN DENGAN GANGGUAN JIWA
DOSEN : Ns.Rinik Eko Kapti, M.Kep
Oleh :
Shanti RosmaharaniNIM. 136070300111011
MAGISTER KEPERAWATAN PEMINATAN JIWA
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2013
MILIEU TERAPHY DALAM REHABILITASI PASIEN DENGAN GANGGUAN JIWA
Perubahan sosial ekonomi yang begitu cepat dan situasi social politik Indonesia yang
tidak menentu menyebabkan semakin tingginya angka pengangguran, kemiskinan dan
kejahatan, kondisi ini dapat meningkatkan angka kejadian gangguan mental dalam kehidupan
manusia, saat ini terjadi peningkatan sekitar 20% (Muslim, 1996). Aspek lingkungan adalah
salah satu aspek yang tidak dapat dipisahkan dari manusia, oleh karena itu perlu mendapatkan
perhatian khusus untuk menjaga dan memelihara kesehatan manusia.
Pasien dengan gangguan mental sering kali mendapat isolasi social, diasingkan dari
lingkungan, terbuang dari keluarga dan bahkan sampai mendapat perlakuan fisik yang kurang
manusiawi. Terutama paradigma masyarakat pada saat pasien jiwa akan pulang dari rumah
sakit jiwa, mereka mengganggap bahwa manusia yang pernah mengalami gangguan jiwa pasti
sepanjang hidupnya akan membahayankan orang lain. Maka banyak tindakan-tindakan yang
dilakukan oleh keluarga dan lingkungan seharusnya tidak dilakukan misalnya melakukan
pasung atau isolasi. Maka untuk menghindari hal tersebut seharusnya dilakukan rehabilitasi
pada pasien, keluarga dan lingkungan.
Pengertian rehabilitasi sosial (Depsos, 1992) adalah suatu rangkaian kegiatan
professional dalam upaya mengembalikan dan meningkatkan kemampuan warga masyarakat
baik perorangan, keluarga maupun kelompok. Pengertian rehabilitasi sosial yang dikutip oleh
pendapat LE.Hinsie &Canbell, bahwa rehabilitasi sosial adalah segala tindakan fisik,
penyesuaian psikologis dan penyesuaian diri secara maksimal untuk mempersiapkan klien
secara fisik, mental, sosial dan vokasional bagi kehidupan sesuai dengan kemampuan.Dimana
pada prosesnya diarahkan untuk: (1) Mencapai perbaikan penyesuaian klien sebesar-besarnya,
(2) Kesempatan vokasional sehingga dapat bekerja dengan kapasitas maksimal, (3)
Penyesuaian diri dalam lingkungan perorangan dan sosial secara memuaskan sehingga dapat
berfungsi sebagai anggota masyarakat.
Tujuan rehabilitasi sosial adalah untuk memulihkan kembali rasa harga diri, percaya diri,
kesadaran serta tanggung jawab terhadap masa depan diri, keluarga maupun masyarakat atau
lingkungan sosialnya, dan memulihkan kembali kemauan dan kemampuan agar dapat
melaksanakan fungsi sosialnya secara wajar (Muslim,1996). Sehingga pentingnya terapi
lingkungan pada pasien dapat membantu secara psikologi pasien. Hal ini sesuai dengan hasil
penelitian Bloom yang menyatakan bahwa 60% factor yang menentukan status kesehatan
seseorang adalah kondisi lingkungannya. Lingkungan sendiri dapat memberikan dampak baik
secara fisik dan psikologis pada seseorang. Kondisi lingkungan rumah sakit yang asing dan
pengalaman yang tidak menyenangkan berpengaruh besar terhadap kemampuan adaptasi
pasien dengan gangguan fisik dan gangguan mental. Lingkungan tersebut juga berpengaruh
terhadap keberhasilan proses perawatan di rumah sakit yang nantinya akan menentukan
keberhasilan perawatan dan pengobatan.
Lingkungan merupakan kondisi yang sangat berpengaruh besar terhadap proses
penyembuhan terutama dengan gangguan jiwa. Dalam pelaksanaannya, terapi ini perlu
melibatkan kerja sama dengan tim yang terdiri dari berbagai ahli di bidangnya masing-masing
dengan maksud untuk mengoptimalkan proses penyembuhan pasien. Tim tersebut terdiri atas
dokter ahli jiwa, perawat jiwa, ahli sanitasi lingkungan, pekerja social dan petugas kesehatan
lainnya. Terapi lingkungan berasal dari bahasa Prancis yang artinya perencanaan ilmiah dari
lingkungan dengan tujuan yang bersifat terapeutik atau kegiatan yang mendukung
kesembuhan. Pengertian lainnya adalah tindakan dengan memanipulasi dan memodifikasi
unsur yang sudah ada pada lingkungan yang sangat berpengaruh positif pada fisik dan psikis
seseorang dan dapat mendukung proses penyembuhan pada pasien.
Milleu therapy is defined as the purposeful use of the environment for therapeutic purposes.
every interaction with the patient is seen as having potentially beneficial outcomes in promoting
optimal functioning. (Wilson, 1992 dalam Videbeck,2008).
Milieu is characterized by an equitable distribution of power in that individuals constructively
influence their own treatment. There are open communication, structured client’s developmental
needs. The focus is on action and solving problem in everyday experience. Aspect of the milieu
include therapeutic relationship, the ward environment, and rules and limits (Clinton, Nelson,
1996 dalam Videbeck,2008).
Terapi lingkungan adalah suatu tindakan penyembuhan pasien dengan gangguan jiwa
melalui manipulasi unsur yang ada di lingkungan dan berpengaruh terhadap penyembuhan
pasien ganguan jiwa. Adapun tujuan dari milieu terapi ini adalah Membantu Individu untuk
mengembangkan rasa harga diri, mengembangkan kemampuan untuk berhubungan dengan
orang lain, membantu belajar mempercayai orang lain, dan mempersiapkan diri untuk kembali
ke masyarakat. Menurut Stuart dan Sundeen Meningkatkan pengalaman positif pasien
khususnya yang mengalami gangguan mental, dengan cara membantu individu dalam
mengembangkan harga diri. Meningkatkan kemampuan untuk berhubungan denagan orang lain
Menumbuhkan sikap percaya pada orang lain, Mempersiapkan diri kembali ke masyarakat, dan
Mencapai perubahan yang positif. Perubahan positif ini salah satunya adalah dengan dapat
melakukan interaksi sosial pada lingkungan baru setelah keluar dari RS, dapat beradaptasi
dengan perubahan lingkungan sekitar serta terlibat dalam kegiatan yang disukai oleh pasien
serta dapat melibatkan keluarga dan lingkungan sekitar untuk menjadi sumber koping dalam diri
pasien tersebut
Karakteristik Terapi Lingkungan
Agar tujuan yang kita harapkan dapat tercapai dengan hasil yang maksimal dan sesuai harapan
maka diperlukan lingkungan bersifat terapeutik untuk mendorong terjadinya proses
penyembuhan maupun rehabilitasi yang paripurna. Lingkungan tersebut harus memiliki
karakteristik, antara lain:
1. Pasien merasa akrab dengan lingkungan yang diharapkan
2. Pasien merasa nyaman dan senang atau tidak merasa takut dengan lingkungan
3. Kebutuhan-kebutuhan fisik pasien mudah dipenuhi
4. Lingkungan rumah sakit yang bersih
5. Menciptakan lingkungan yang aman dari terjadinya luka akibat impuls-impuls pasien
6. Personal dari lingkungan rumah sakit menghargai pasien sebagai individu yang memiliki
hak, dan kebutuhan serta menerima perilaku pasien sebagai respons adanya stress
7. Lingkungan yang dapat mengurangi larangan dan memberikan kesempatan pada
pasien menentukan pilihan dan membentuk perilaku baru
Beberapa stratetegi yang dapat diterapkan pada milieu terapi agar tercapai tujuannya menurut
(Minde et al,2006) adalah :
1. Pengurangan dominasi : keluarga memberikan kebebasan pasien untuk memilih,
mengungkapkan perasan dan menjadi dirinya sendiri agar pasien merasa bahwa dia
juga mempunyai otonomi sendiri
2. Komunikasi yang terbuka antara perawat, pasien, keluarga maupun lingkungan sosial
pasien sehingga tercipta interaksi sosial yang baik
3. Interaksi terstruktur yaitu selalu dimulai dari tahapan-tahapan awal pengkajian sampai
dengan evaluasi
4. Fokus dengan kegiatan yang ingin dilakukan oleh pasien
5. Jika klien harus dirawat di rumah sakit maka diharapkan lingkungan tempat mereka
dirawat sama dengan lingkungan mereka sehari-hari
6. Adaptasi lingkungan, setelah keluar dari rumah sakit pasien akan menemukan
lingkungan yang baru sehingga diharapkan dari pihak yang akan menerima pasien
kembali yaitu keluarga dan masyarakat dapat menerima dan memperlakukan pasien
sama seperti manusia normal lainnya dan tidak menganggap bahwa pasien dengan
gangguan jiwa tidak layak kembali bersosialisasi dan tidak mungkin untuk sembuh.
Model Terapi Lingkungan
1. Model Terapi Moral. Model ini dikenal oleh masyarakat dan biasanya dilakukan
dengan pendekatan moral/agama yang menekankan dengan dosa dan kelemahan
individu.
2. Model Terapi Sosial. Model ini menggunakan konsep dari program terapi komunitas, dimana
harapannya ketika pasien telah keluar dari rumah sakit, dapat kembali berinteraksi dengan
keluarga dan masyarakat, serta dapat menjadikan hal tersebut sebagai sumber koping.
3. Model Terapi Psikologis. Model ini menyebutkan bahwa lebih menekankan kepada psikologi
pasien dalam mencari otonomi dirinya sehingga pasien dapat mengambil keputusan dalam
pemecahan masalah. Salah satu cara yang dapt diterapkan adalah melalui program konseling
baik dengan pasien maupun keluarga
4. Model Terapi Budaya. Model ini menyatakan sosialisasi seumur hidup dalam lingkungan
sosial tertentu. Model ini dapat mengikis stigma negatif tentang pasien gangguan jiwa terutama
saat mereka harus kembali pulang dan bersosialisasi dengan masyarakat. (Videbeck, 2008)
Jenis-jenis kegiatan terapi lingkungan
Jenis-jenis kegiatan terapi lingkungan adalah :
1. Terapi rekreasi
Terapi rekreasi adalah suatu kegiatan yang dilakukan pada waktu luang, bertujuan agar pasien
dapat melakukan kegiatan secara konstruktif dan menyenangkan juga mengembangkan
kemampuan hubungan social. Contohnya, kegiatan yang banyak mengeluarkan seperti bulu
tangkis, berenang, basket, dan lain-lain diberikan kepada pasien dengan tingkatan umur
remaja, sedangkan untuk kegiatan yang tidak banyak mengeluarkan tenaga seperti bermain
catur, karambol, kartu, dan sebagainya dapat diberikan kepada pasien dengan tingkatan umur
dewasa (orangtua).
2. Terapi kreasi seni
Dalam terapi ini perawat berperan sebagai leader dan bekerja sama dengan orang lain yang
ahli dalam bidangnya karena harus disesuaikan dengan bakat dan minat, beberapa diantaranya
adalah :
a. Dance therapy/menari;
Terapi yang menggunakan bentuk ekspresi non verbal dengan gerakan tubuh dengan
tujuan mengkomunikasikan tentang perasaan dan kebutuhan pasien. identifikasi tarian
kesukaan pasien yang biasanya dilakukan sebelum masuk rumah sakit
b. Terapi music
Suatu terapi yang dilakukan melalui music dengan tujuan untuk memberikan
kesempatan kepada para pasien dalam mengekspresikan perasaannya seperti
kesepian, sedih, dan bahagia. Bahkan terapi musik ini dapat merelaksasikan otot-otot
dan meningkatkan kuantiitas hormon endorfin dalam tubuh
c. Terapi menggambar/melukis
Terapi menggambar/melukis dapat memberikan kesempatan pada pasien untuk
mengekspresikan tentang apa yang sedang terjadi pada dirinya. Selain itu terapi ini
juga dapat membantu menurunkan keteganggan dan pasien dapat memusatkan pikiran
pada kegiatan.
d. Literatur/biblio therapy
Terapi ini bertujuan untuk mengembangkan wawasan diri pasien dan merupakan cara
untuk mengeksprasikan perasaan/pikiran sesuai dengan norma yang ada. Kegiatan
dalam terapi ini dapat berupa membaca seperti novel, buku-buku, majalah, dan
kemudian bahan bacaan didiskusikan bersama oleh para pasien. milieu terapi jenis ini
juga akan meningkatkan keterikatan dengan peer grup, sehingga dapat meningkatkan
pula kemampuan pasien berinteraksi.
3. Pet therapy
Pet therapy bertujuan menstimulasi respon pasien yang tidak mampu melakukan hubungan
interaksi dengan orang lain dan biasanya mereka merasa kesepian, dan menyendiri. Terapi
menggunakan sarana binatang yang dapat memberikan respon menyenangkan kepada pasien
dan sering kali digunakan pada pasien anak dengan autistic. Binatang yang digunakan adalah
juga binatang yang sudah familiar dengan pasien serta pasien mengetahui bagaimana cara
merawat binatang peliharaan dengan benar. hal ini juga dapat menumbuhkan rasa tanggung
jawab dan kasih sayang dalam memelihara binatang. Sehingga diharapkan dengan binatang
yang dititipkan tersebut pasien dapat mengambil keputusan terutama apa yang harus dilakukan
untuk binatang peliharaannya tersebut.
4. Plant therapy
Terapi ini mengajarkan pasien untuk memelihara mahluk hidup dan membantu pasien membina
hubungan yang baik antar pribadi yang satu dengan yang lain. Objek yang digunakan dalam
terapi ini adalah tanaman/tumbuhan. Senada dengan pet teraphy hanya obyek yang digunakan
adalah tumbuh-tumbuhan, dapat menjadi alternatif bagi pasien yang mungkin takut atau
mempunyai alergi terhadap binatang. Namum pada prinsipnya sama harapannya dapat
menumbukan rasa tanggung jawab dan kasih sayang. (Towsend, 2010).
Skinner dalam Minda et al, 2006 menyatakan bahwa ada 7 asumsi utama dalam perawatan
milieu terapi yang berkaitan dengan komunitas
1. Setiap individu mempunyai kelemahan dan kelebihan masing-masing
2. Setiap interaksi dengan pasien adalah kesempatan terapeutik
3. Klien memiliki lingkungan masing-masing
4. Klien memiliki tingkah laku masing-masing
5. Pengaruh dari teman sebaya mempunyai kekuatan yang baik
6. Perilaku yang tidak pantas akan segera diberikan tindakan
7. Pembatasan dan hukuman harus dihindari
Dari macam-macam milieu terapi di atas dapat dipilih mana yang disukai pasien sehingga
pasien dapat fokus dan menyukai kegiatan yang dipilih. Perawat merupakan fasilitator dalam
kegiatan tersebut. (Copel,2007) mengatakan adapun peran perawat dalam milieu terapi
adalah :
1. Pencipta lingkungan yang aman dan nyaman. Perawat menciptakan dan
mempertahankan iklim/suasana yang akrab, menyenangkan, saling menghargai di
antara sesama perawat, petugas kesehatan, dan pasien dan keluarga. Perawat yang
menciptakan suasana yang aman dari benda-benda atau keadaan-keadaan yang
menimbulkan terjadinya kecelakaan/luka terhadap pasien atau perawat. Menciptakan
suasana yang nyaman di lingkungan tempat pasien akan kembali. Mengkondisikan
bahwa lingkungan yang akan di tinggali pasien telah kondusif
2. Penyelenggaraan proses sosialisasi : Membantu pasien belajar berinteraksi dengan
orang lain, mempercayai orang lain, sehingga meningkatkan harga diri dan berguna bagi
orang lain. Mendorong pasien untuk berkomunikasi tentang ide-ide, perasaan dan
perilakunya secara terbuka sesuai dengan aturan di dalam kegiatan-kegiatan tertentu.
Melalui sosialisasi pasien belajar tentang kegiatan-kegiatan atau kemampuan yang
baru, dan dapat dilakukannya sesuai dengan kemampuan dan minatnya pada waktu
yang luang. Perawat juga membantu menghilangkan stigma negatif di masyarakat
tentang gangguan jiwa, sehingga tercipta suasana masyarakat yang stabil
3. Sebagai teknis perawatan, fungsi perawat adalah memberikan/memenuhi kebutuhan
dari pasien, mengamati efek obat dan perilaku-perilaku yang menonjol/menyimpang
serta mengidentifikasi masalah-masalah yang timbul dalam terapi
tersebut. Mengevaluasi dan mengontrol keadaan pasien setelah keluar dari rumah sakit
dan memotivasi untuk melakukan kegiatan yang disukai serta dengan tetap melanjutkan
interaksinya dengan masyarakat
4. Sebagai leader atau pengelola. Perawat harus mampu mengelola sehingga tercipta
lingkungan terapeutik yang mendukung penyembuhan baik dari keluarga maupun
lingkungan sekitar, dan memberikan dampak baik secara fisik maupun secara psikologis
kepada pasien.
Kompetensi yang harus dimiliki oleh perawat mileu terapi adalah
1. Berkomunikasi dengan jujur
2. Mempunyai rasa empati
3. Hangat dan mendukung tanpa keterikatan yang berelbihan
4. Dapat memecahkan masalah secara mandiri
5. Melihat kontribusi pasien dalam kegiatan yang mereka pilih
6. Mudah beradaptasi untuk berubah
7. Dapat bertindak sebagai pemimpin atau pengikut sesuai dengan situasi
8. Menerima konflik dan konfrontasi sebagai bagian dari perawatan
9. Dapat mencari umpan balik tenang kemauan dan kemampuan pasien
10. Mempecayai pasien dapat berubah dan hidup sesuai fungsinya (Kaiser and Roberts,
2013)
Dari kompetensi di atas diharapkan ketika menjadi fasilitator, baik pasien dengan perawat,
pasien dengan keluarga maupun pasien dengan lingkungan sosial perawat dapat memberikan
komunikasi terapeutik agar pasien menjadi lebih percaya diri dan lingkungan yang akan
menerima juga lebih siap untuk ikut berpartisipasi dalam mendukung kesembuhan pasien
Prosedur terapi
1. Syarat lingkungan secara psikologis harus memenuhi hal-hal sebagai berikut :
a) Ruangan aman dan nyaman
b) Terhindar dari alat-alat yang dapat digunakan untuk mencederai diri sendiri atau orang
lain.
c) Alat-alat medis, juga obat-obatan serta jenis cairan medis di lemari pastikan dalam
keadaan terkunci
d) Ruangan yang dipakai harus dilantai 1 dan ruangan tersebut mudah di pantau oleh
petugas kesehatan
e) Ruangan harus ditata agar menarik dengan cara menempelkan gambar-gambar yang
cerah dan gambar-gambar yang meningkatkan gairah hidup pasien
f) Warna dinding harus cerah
g) Harus adanya bacaan ringan, lucu dan memotivasi hidup.
h) Memutar music yang ceria, televise dan film komedi
i) Menyiapkan lemari khusus untuk menyimpan barang-barang pribadi pasien
2. Syarat lingkungan social adalah sebagai berikut :
a) Komunikasi terapeutik yang telah diajarkan oleh perawat kepada keluarga dan
masyarakat
b) Petugas memberikan penjelasan setiap akan dilakukannya kegiatan keperawatan atau
tindakan medis lainnya
c) Menerima pasien apa adannya dan tidak boleh mengejek atau merendahkan pasien.
d) Meningkatkan harga diri pasien
e) Membantu melakukan penilaian dan berusaha meningkatkan hubungan social secara
bertahap
f) Membantu pasien dalam melakukan interaksi dengan keluargannya dan masyarakat
sekitar.
g) Mengikutsertakan keluarga dalam rencana asuhan keperawatan
Prosedur di atas dapat disesuaikan dengan jenis kegiatan yang akan dipilih oleh pasien
berdasar macam-macam milieu terapi yang ada. Sehingga jika milieu terapi ini dilakukan
dengan baik maka harapannya adalah proses rehabilitasi pada pasien berjalan baik sehingga
dapat meningkatkan harga diri pasien dan pasien juga dapat mulai untuk mempercayai orang
lain di sekitarnya sehingga pasien dapat meningkatkan kemampuan pasien untuk berhubungan
lingkungan sekitar dan mempersiapkan diri untuk kembali ke masyarakat serta mencapai
perubahan kesehatan yang optimal.
Di sisi lain perawat juga harus mendorong pasien dalam menyerap pengetahuan dan
informasi dari apa yang dikerjakannya dan dapat memberi kritik yang konstruktif terhadap cara
kerja pasien dan pola pikir pasien untuk meningkatkan kemampuan mereka
mengatasi masalah serta memberikan reward yang positif atas upaya pasien untuk terbuka dan
berani mengikuti milieu terapi dengan baik. Perawat harus dapat menciptakan sebuah suasana
yang aman dengan menujukkan sikap penerimaan pada pasien, sehingga dapat memberi ruang
kepada pasien mencoba sesuatu yang baru.
DAFTAR PUSTAKA
Copel, Linda Carman. 2007. Kesehatan Jiwa dan Psikiatri.edisi 2. EGC. Jakarta
Departemen Sosial RI. 1992. Pedoman Operasional Rehabilitasi Sosial Bagi Penderita Cacat
Mental. Temanggung: PRPCM
Kaiser, A. P., & Roberts, M. Y. (2013). Parent Implemented Enhanced Milieu Teaching With
Preschool Children Who Have Intellectual Disabilities. Journal of Speech, Language and
Hearing Research, 56, 295-309
Minde R, Haynes E, Rodenberg M,2006. The ward milieu and its effect on the behavior of
psychogenic patients. Candn jnl of psy. 35(2)
Muslim, AT. 1996. Peranan Rehabilitasi Medis dalam Pelayanan Kesehatan. Bandung: FK
UNPAD
Townsend, Mary C.2010.Diagnosis Keperawatan Psikiatri.EGC.Jakarta
Videbeck, Sheila.2008.Buku Ajar Keperawatan Jiwa. EGC .Jakarta