MIKRO MAKANAN
-
Upload
novita-ella-wahyuni -
Category
Documents
-
view
224 -
download
0
description
Transcript of MIKRO MAKANAN
Novita Ella Wahyuni
12/329677/BI/08798
Mikrobiologi Bahan Makanan
Metode Kimiawi Identifikasi Mikrobia
Telah dikembangkan metode baru menggunakan substrat sintetik khromogenik-
fluorogenik. Prinsip dasar metode ini yaitu mendeteksi ensim-ensim spesifik yang dihasilkan
oleh bakteri-bakteri yang ada dalam kelompok koli maupun yang hanya dihasilkan oleh E
coli. Ensim spesifik dari bakteri ini akan menghidrolisa substrat dan melepaskan aglikon
yang bersifat khromogen (berwarna) atau fluorogen (berfluorosensi). Dengan metode ini
proses identifikasi dan kuantifikasi mikroba dapat dilakukan secara cepat dan akurat pada
media primair. Kombinasi substrat khromogenik-fluorogenik dapat mengeliminasi kebutuhan
sub kultur dan rangkaian uji biokimia. Enzim spesifik yang dapat dideteksi dengan substrat
khromogenik-fluorogenik contohnya : α-D Galactosidase pada kelompok bakteri koli, α -D-
Glucuronidase pada bakteri E coli, aminopeptidase pada familia Enterobacteriaceae dan 4-
methylumbelliferyl-N-acetyl-â-galactosaminide pada Candida (Abelson et al, 1997).
Umumnya substrat khromogenik merupakan turunan fenol, dan substrat fluorogenik
merupakan turunan coumarin terdiri dari:
1. Pewarna fluorogenik, yang akan meningkatkan fluorosensi akibat adsorbansi pewarna
fluoroscent pada DNA atau protein sel bakteri. Contoh: α -aniline-1- naphthalene-sul-
phonic acid (ANS) dan Acridine-orange.
2. Indikator pH-fluoroscent, yang merubah intensitas fluorosensi atau absorbansi
indikator pH akibat adanya aktivitas ensimatik. Contoh : acridine dan 7-
Hydroxycoumarin.
3. Ensim-substrat kompleks. Ensim bakteri akan menghidrolisa substrat dan melepaskan
yang dideteksi dari terbentuknya warna atau fluorosensi. Contoh: o- atau p-Nitrophe-
nol; 5-bromo-4-chloro-3-indolyl- ; 4-Methylumbelliferone-.
1
Bagaimanakah metode pengukuran adenin trifosfat?
Penentuan jumlah angka mikroorganisme sangat penting dilakukan untuk menetapkan
keamanan suatu sediaan farmasi dan makanan. Berbagai metode telah dikembangkan untuk
menghitung jumlah mikroorganisme baik dengan menghitung jumlah sel, massa sel, atau isi
sel yang sesuai dengan jumlah sel. Terdapat empat macam cara umum untuk memperkirakan
besar populasi mikroorganisme, yaitu perhitungan langsung, pengukuran langsung,
perhitungan tidak langsung, dan perkiraan tidak langsung. Salah satunya dengan perkiraan
tidak langsung (indirect estimate) yang digunakan untuk mengukur biomassa
mikroorganisme. Biomassa mikroorganisme diperkirakan dengan cara mengukur komponen
biokimia sel mikroorganisme yang relatif konstan, seperti protein, adenosin trifosfat (ATP),
lipopolisakarida (LPS), murein, dan klorofil. Biomassa juga dapat diperkirakan secara tidak
langsung dengan mengukur kekeruhan. Perkiraan tidak langsung biomassa mikroorganisme
dapat dikorelasikan dengan jumlah sel dengan membandingkannya pada kurva standar
(Harmita 2006).
Gambar 1. Struktur kimia adenin trifosfat
Adenosin trifosfat (ATP) adalah molekul yang berfungsi sebagai sumber energi
universal untuk reaksi seluler, sebuah nukleotida (unit struktural dasar asam nukleat – DNA
atau RNA) yang terdapat dalam jaringan organisme. Diasumsikan bahwa setiap sel
mengandung ATP yang nantinya akan hilang seiring dengan kematian sel. sehingga dasar ini
dapat dijadikan parameter untuk pengukuran kuantitas sel. adanya reaksi antara ATP dengan
luciferin dikatalisasi oleh enzim luciferase adalah prinsip metode bioluminescence.
Satu foton cahaya diproduksi per molekul ATP yang dihidrolisis, proses ini dapat
diukur dengan menggunakan fotometer (Hobson et al., 1996). Cahaya yang dipancarkan
adalah sebanding dengan jumlah ATP yang tersedia. Dengan mengetahui konsentrasi ATP
dalam sampel, maka mikrobia yang ada dapat diestimasi. Dalam beberapa kasus terdapat
variasi nukleotida adenin seperti ATP, ADP, dan AMP maka nilai ATP yang dihitung adalah
konsentrasi totalnya. Secara umum tes berbasis luminescence untuk mendeteksi bakteri yang
ini lebih baik dibandingkan dengan metode konvensional. Karena metode ini menggunakan
2
gen reporter sehingg memungkinkan selektif pencacahan sel yang valid (Billard dan DuBow,
1998).
Daftar Pustaka
Abelson, J., Simon, M., Brand, L., and Johnson, M. 1997. Fluorescence Spectroscopy.
Methods in Enzymology, Vol. 278. Brand, L., and Johnson, M. L., Eds. Academic
Press.
Billard, P., and DuBow, M. S. 1998. Bioluminescence-based assays for detection and
characterization of bacteria and chemicals in clinical laboratories. Clin. Biochem.,
31(1): 1-14.
Harmita. 2006. Buku Ajar Analisis Hayat. Jakarta: Kedokteran EGC. Ed. ke-3.
Hobson, N. S., Tothill, I., and Turner, A. P. F. 1996. Microbial detection. Review article.
Biosens. Bioelectr. 11(5): 455-477.
3