Migra Si

8
MIGRASI Migrasi adalah pergerakan oil dan gas di bawah perm. Migrasi primer meliputi ekspulsi HC dr batuan induk yg berukuran halus, memp permeabilitas rendah, ke lap. pembawa yg memp permeabilitas yg lebih besar. Migrasi sekunder adalah pergerakan oil dan gas di dlm lap pembawa MIGRASI PRIMER Mekanisme Migrasi Primer 1. Difusi Dlm skala kecil, jarak pendek Efektif pada bat yg belum matang 2. Oil phase expulsion Melalui rekahan skala kecil (contoh bidang perlapisan) Batuan yg mempunyai laminasi > batuan yg massive Dari bat yg kaya organik, dan bitumen membentuk jaringan yg menerus yg menggantikan air 3. Larut dlm gas (solution in gas) Memerlukan fase gas yg terpisah Jumlah gas > jumlah HC cair Terjadi pada tingkat akhir katagenesa (batuan induk yg sudah mampu membentuk gas)

description

migrasi

Transcript of Migra Si

MIGRASI Migrasi adalah pergerakan oil dan gas di bawah

perm. Migrasi primer meliputi ekspulsi HC dr batuan

induk yg berukuran halus, memp permeabilitas rendah, ke lap. pembawa yg memp permeabilitas yg lebih besar.

Migrasi sekunder adalah pergerakan oil dan gas di dlm lap pembawa

MIGRASI PRIMERMekanisme Migrasi Primer

1. Difusi Dlm skala kecil, jarak pendek Efektif pada bat yg belum matang

2. Oil phase expulsion Melalui rekahan skala kecil (contoh bidang

perlapisan) Batuan yg mempunyai laminasi > batuan yg

massive Dari bat yg kaya organik, dan bitumen membentuk

jaringan yg menerus yg menggantikan air3. Larut dlm gas (solution in gas)

Memerlukan fase gas yg terpisah Jumlah gas > jumlah HC cair Terjadi pada tingkat akhir katagenesa (batuan

induk yg sudah mampu membentuk gas)

Jarak Migrasi Primer Pendek, sulit dan pelan krn low permeability Jarak migrasi antara 10 cm – 100 m Dlm keadaan overpressure, ekspulsi terjadi secara

lateral, ke arah atas, bawah, tgt pd bat sekitarnyaMIGRASI SEKUNDER

Pergerakannya dipengaruhi oleh buoyancy, krn densitas HC < air formasi, shg terapung

Buoyancy pressure X capillary entry pressure

Faktor-Faktor yg Mempengaruhi Migrasi Sekunder

Menurut England et al., (1991), 3 faktor yg berperan dlm migrasi sekunder adalah : Gaya pengapungan (buoyancy) Tekanan kapiler (capillary pressure) Hidrodinamik

Mekanisme Migrasi Sekunder1. Larut di dlm air

Sebagian besar peneliti menolak mekanisme ini sbg mekanisme utama dlm proses migrasi, disebabkan daya larut yg rendah dari sebagian besar unsur-unsur petroleum dlm air (McAuliffe, 1980).

2. Migrasi dlm dua fase Migrasi sekunder terjadi dlm 2 fase, petroleum &

air Petroleum yg dikeluarkan dr bat induk, secara

berangsur terkumpul sbg fase yg terpisah dgn air

Petroleum dlm bentuk gas atau cairan mempunyai densitas < dari air pori disekitarnya, terjadi gerakan ke arah atas, dlm bentuk globule or stringer

Ketika stringer bertambah banyak, tekanan pada bagian atas meningkat, shg secara lateral bergerak ke arah updip, melampaui tekanan capillary

Batuan yg butirannya berukuran kasar ini disebut sebagai carrier bed.

Hanya bagian kecil dari pori - pori lap penyalur ditempati petroleum pada waktu migrasi

Karena migrasi hanya menggunakan bagian kecil dari carrier bed, shg proses migrasi dua fase ini sangat efisien, dgn pertimbangan petroleum hrs melalui volume batuan yg dijenuhi oleh air.

Proses migrasi berakhir ketika hidrokarbon sampai di perangkap

3. Penurunan Tekanan dan Temperatur Ketika oil, gas dan condensate migrasi ke tempat

yg lebih dangkal, P dan T formasi berkurang, menyebabkan adanya penambahan gas dari fase liquid

Perubahan ini menyebabkan perubahan komposisi petroleum, condensate gas ratio (CGR) and gas oil ratio (GOR) (Mills & Larter, 1991)

Kecepatan MigrasiDari perhitungan yg dilakukan oleh England et al. (1991)

Menggunakan hukum Darcy Terjadi pada batupasir Gaya pengapungan (buoyant forces) yg

mengontrol proses migrasi Dengan anggapan permeabilitas lapisan pembawa

(carrier bed) sampai 1 d (Darcy) Maka rata-rata migrasi adalah 1000 km / m.y atau

1 cm / 1000 tahun.

Kualifikasi Migrasi – Pemerangkapan (Entrapment)

Asosiasi reservoir rock – seal rock, didapatkan pada Marine transgressive sequence yg terletak di atas

marine regressive, Lapisan evaporit yg terletak di atas bat reservoir

pada carbonate platform systems Oils yg berasal dari reservoir yg mempunyai umur

yg berbeda, pada lapangan yg sama, dpt berasal dari sumber yg sama. Ini biasanya didapatkan pada extensional regimes (Price, 1980)

Zona sesar mempunyai dua karakter, pada suatu situasi bertindak sbg penyalur, pada kondisi lain bertindak sbg penghalang bagi migrasi oil, dikontrol oleh posisi cekungan, abnormally pressured hydraulic systems (Hunt, 1990)

Adanya akumulasi oil di perangkap sesar, mendukung anggapan sesar bertindak sbg penghalang dlm migrasi

Penyebab kenampakan migrasi vertikal dijumpai pada lingkungan tektonik tertentu : Faults and fractures yg diaktifkan kembali oleh

tectonic dpt bertindak sbg jln utk migrasi vertikal Migrasi secara lateral yg memp sudut kecil, kurang

efisien dibandingkan dengan migrasi secara vertikal.

Sebagian besar akumulasi petroleum yg komersil dihasilkan dari migrasi lateral yg relatif pendek atau kurang dari 30 km, jarak migrasi vertikal 1200 m (Sluijk and Nederlof, 1984)

Migration Style1. Laterally drained petroleum systems

Memerlukan regional seal yg menerus secara lateral, yg terletak di atas batuan yg permeabel, dengan tingkat deformasi struktur lemah – sedang.

Pada umumnya mempunyai kenampakan : Akumulasi oil cenderung terjadi di lapisan sedimen

yg belum matang, jauh dari batuan induk yg matang

Sesar pada seal rock sedikit In supercharged, akumulasi heavy oil yg besar

sering didapatkan pada lapisan sedimen yg belum matang, yg terdapat pada kedlman yg dangkal

2. Vertically drained petroleum systems Tingkat deformasi struktur sedang – kuat Extensional, wrench, & thrust tectonics

menghasilkan fault, berfungsi sbg jln utk migrasi Pada umumnya mempunyai kenampakan :

Akumulasi petroleum terdpt di atas mature source rock. Jarak migrasi secara lateral umumnya < 30 km

Multiple, vertically stacked reservoir, yg mempunyai umur yg berbeda, dpt berasal dari sumber yg sama

In supercharged, didptkan rembesan pada permukaan.

Pustaka :1.Demaison G. & Huizinga B.J., 1994, Genetic

Classification of Petroleum Systems Using Three Factors : Charge, Migration, and Entrapment, AAPG Memoir 60

2.England W.A., et al., 1991, Migration from Source to Trap, AAPG

3.Dr. Charlie Wu & Dr. Imam Sosrowidjojo, 1998, Managing Petroleum System