Miftahul Jannah-fkik.pdf

download Miftahul Jannah-fkik.pdf

of 57

Transcript of Miftahul Jannah-fkik.pdf

  • 7/24/2019 Miftahul Jannah-fkik.pdf

    1/57

    i

    HUBUNGAN INFEKSI SALURAN KEMIH

    PADA IBU HAMIL TERHADAP PARTUS PREMATUR

    DI RSUD Dr. ADJIDARMO LEBAK BANTEN

    PERIODE JANUARI HINGGA DESEMBER 2010

    RISET

    Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana

    kedokteran

    OLEH:

    Miftahul Jannah

    NIM 108103000060

    PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER

    FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

    UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

    1433 H/2011 M

  • 7/24/2019 Miftahul Jannah-fkik.pdf

    2/57

    ii

    LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

    Dengan ini saya menyatakan bahwa:

    1. Laporan penelitian ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi

    salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

    2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai

    dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

    3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan karya asli saya atau merupakan

    hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku

    di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

    Ciputat, 1 Januari 2011

    Miftahul Jannah

  • 7/24/2019 Miftahul Jannah-fkik.pdf

    3/57

    iii

    LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING

    HUBUNGAN INFEKSI SALURAN KEMIH PADA IBU HAMILTERHADAP PARTUS PREMATUR DI RSUD Dr. ADJIDARMO

    LEBAK BANTEN PERIODE JANUARI HINGGA DESEMBER 2010

    Laporan Penelitian

    Diajukan kepada Program Studi Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran dan

    Ilmu Kesehatan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana

    Kedokteran (S.Ked)

    Oleh :

    Miftahul Jannah

    NIM: 108103000060

    Pembimbing I

    Prof. DR. dr. Sardjana Sp.OG (K) SH

    Pembimbing II

    drg. Laifa A.Hendarmin P.hD

    PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER

    FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

    UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

    SYARIF HIDAYATULLAH

    JAKARTA

    1432 H/ 2011 M

  • 7/24/2019 Miftahul Jannah-fkik.pdf

    4/57

    iv

    PENGESAHAN PANITIA UJIAN

    Laporan Penelitian berjudul HUBUNGAN INFEKSI SALURAN KEMIH PADAIBU HAMIL TERHADAP PARTUS PREMATUR DI RUMAH SAKIT UMUM

    DAERAH DR. ADJIDARMO LEBAK-BANTEN PERIODE JANUARI HINGGADESEMBER 2010 yang diajukan oleh Miftahul Jannah (NIM: 108103000060),

    telah diujikan dalam sidang di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

    Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta pada 22 Juli 2011. Laporan

    penelitian ini telah diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar SarjanaKedokteran (S.Ked) pada Program Studi Pendidikan Dokter.

    Ciputat, 22 Juli 2011

    DEWAN PENGUJI

    Penguji I

    Prof. DR. dr. Sardjana, SpOG(K), SH

    Penguji II

    dr. H. Taufik Zain SpOG(K)Onk

    Penguji III

    DR. dr. Syarif Hasan Lutfie, Sp.KFR

    PIMPINAN FAKULTAS

    Dekan FKIK UIN

    Prof. DR. (hc). dr. M.K. Tadjudin, SpAnd

    Kaprodi PSPD FKIK UIN

    DR. dr. Syarif Hasan Lutfie, Sp.KFR

  • 7/24/2019 Miftahul Jannah-fkik.pdf

    5/57

    v

    KATA PENGANTAR

    Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

    Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala nikmat dan

    karunia yang telah diberikan sehingga mengizinkan saya untuk dapat

    menyelesaikan penelitian yang berhudul Hubungan Infeksi Saluran Kemih pada

    Ibu Hamil terhadap Partus Prematur di Rumah Sakit Adjidarma Lebak-Banten

    Periode Januari hingga Desember 2010 ini. Sehingga saya haturkan terimakasih

    kepada:

    1) Prof. DR. (hc). dr. M.K. Tadjudin, SpAnd, Drs. H. Achmad Ghalib, MA, dan

    Dra. Farida Hamid, M.Pd selaku Dekan dan Pembantu Dekan FKIK UIN

    Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah mendengarkan keluh kesah kami

    angkatan 2008 PSPD dan senantiasa memberikan semangat agar terus

    berjuang untuk menjadi lebih baik dan lebih baik lagi.

    2) DR. dr. Syarief Hasan Lutfie, SpRM sebagai Kaprodi PSPD dan untuk semua

    dosen saya, yang telah begitu banyak membimbing dan memberikan

    kesempatan untuk menimba ilmu selama saya menjalani masa pendidikan di

    PSPD FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, rasa hormat saya atas segala

    yang telah mereka berikan.

    3) Prof. DR. dr. Sardjana, Sp.OG (K) SH selaku dosen pembimbing I dan Dr.

    Laifa Annisa Hendarmin PhD sebagai pembimbing II yang telah banyak

    menyediakan waktu, tenaga dan pikiran untuk membimbing dan mengarahkan

    saya dalam penyusunan riset ini.

    4) dr. H. Taufiq Zen Sp.OG (K) selaku penguji sidang riset yang memberikan

    masukan, semangat kepada saya sehingga sidang riset pada tanggal 22 Juli

    2011 berjalan dengan lancar.5) Silvia Nasution M.Biomed selaku penanggung jawab riset PSPD 2008 yang

    selalu mengingatkan kami untuk segera menyelesaikan riset.

    6) Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Dr.Adjidarma Lebak-Banten yang telah

    memberikan izin serta kesempatan kepada saya untuk mengambil data di

    RSUD Dr.Adjidarma Lebak Banten

  • 7/24/2019 Miftahul Jannah-fkik.pdf

    6/57

    vi

    7) dr.Yusrizal Sp.OG sebagai penanggung jawab ruang obstetri ginekologi

    RSUD Dr.Adjidarma Lebak-Banten yang memberikan masukan selama kami

    berada di ruang obstetri ginekologi khususnya Verlos Kamer.

    8) Semua Bidan yang bertugas di RSUD Dr.Adrjidarma Lebak-Banten

    khususnya divisi ruangan Verlos Kamer yang membantu dalam proses

    pengambilan data & memberikan masukan.

    9) Dr.Juana selaku pimpinan departemen Medical RecordRSUD Dr.Adjidarma

    Lebak-Banten beserta staf laboratorium patologi klinik yang selalu bersedia

    menerima saya untuk mendapatkan data yang dibutuhkan.

    10)Ir.H.Alex Noerdin selaku Gubernur Sumatera Selatan yang telah memberikan

    kesempatan kepada saya untuk menjadi salah satu anggota Penerima Beasiswa

    Santri jadi Dokter di PSPD FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ini. Terima

    kasih atas bimbingan, pembinaan, dan berbagai pengalaman yang telah

    diberikan.

    11)Ibu dan Bapak, cinta kasihnya sepanjang masa, pengorbanannya tanpa pamrih,

    doa dan harapannya yang baik, senyumnya yang indah dan peluknya yang

    hangat, serta ridho untuk anakmu. Terima kasih atas segala kebaikan dan

    pelajaran kehidupan yang telah diberikan sehingga gadis kecil kalian ini

    menjadi dewasa. Anakmu mencintai kalian karena Allah SWT

    12)Adik tersayang Siti Masyitah dan Agung Ramadhan, serta semua keluarga

    besar yang telah menemani perjalanan panjangku, selalu setia untuk berbagi

    dalam suka dan duka.

    13)Seluruh teman dan sahabat di: PSPD 2008-2011, MAN 2 Palembang, As-

    Shoff MUBA Sumsel, USMR, BEMJ Pendidikan Dokter (Khususnya

    Depatemen Kaderisasi), dan teman-teman yang telah memberikan bantuannyasehingga penelitian ini dapat terselesaikan.

    Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

    Sesungguhnya setelah kesusahan ada kemudahan

    Jakarta, 15 Juli 2011

    Penulis

  • 7/24/2019 Miftahul Jannah-fkik.pdf

    7/57

    vii

    ABSTRAK

    Nama : Miftahul Jannah

    Program Studi : Pendidikan Dokter

    Judul : Hubungan infeksi saluran kemih pada ibu hamil terhadap

    partus prematur di RSUD Dr.adjidarm lebak Banten periode

    januari hingga desember 2010

    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan infeksi saluran kemih pada ibu hamil

    terhadap partus prematur. Penelitian ini dilakukan pada 109 pasien yang pernah

    melahirkan di RSUD Adjidarmo Kabupaten Lebak Banten Januari-Desember 2010

    merupakan studi korelasi dengan rancangan penelitian cross-sectional dengan

    menggunakansampel sebanyak 109 pasien yang pernah melahirkan, kemudian dilakukan

    analisis bivariat. Hasil penelitian dengan menggunakan uji Chi square didapatkan 32 dari

    73 pasien dengan persalinan prematur pernah mengalami infeksi saluran kemih saatkehamilan (82,1%), sedangkan 41 pasien dengan tidak pernah mengalami infeksi saluran

    kemih saat kehamilan (58,6%). Dari analisis bivariat menunjukkan bahwa terdapat

    hubungan antara ISK pada ibu hamil terhadap persalinan prematur (p-value= 0,022) dan

    juga memiliki resiko 3,22 lebih besar untuk melahirkan dengan persalinan

    prematur dibandingkan dengan ibu hamil yang tidak pernah mengalami ISK

    selama kehamilan (OR=3,23; 95%CI=1,25-8,33)

    Kata kunci:

    Infeksi Saluran Kemih, Persalinan Prematur.

    ABSTRACT

    Nama : M iftahul Jannah

    Study Program : Medical Education

    Titl e : Ur inary Tract I nfection Pregnancy Relationship with

    Premature Labour at Dr . adji darma Hospital of Lebak Banten

    in January to December 2010

    This research aims to determine urinary tract infection relationship with premature

    labour. This research was conducted on 109 women sample of labour history patient atDr.Adjidarma Hospital of Lebak Banten in January to December sample using cross-sectional correlation study design, and then performed bivariate analysis. Researchresults with use Chi-Square test obtained 32 from 73 patient with premature labour hadurinary tract infection during pregnancy (82,1%), while 42 patient had not urinary tractinfection during pregnancy (58,6%). Based on bivariat analisys the results showedurinary tract infection during pregnancy was associated with premature labour with (p-value = 0,022) and also have more 3,22 pregnancy outcome preterm labour riskcompared for those who didnt suffered UTI during pregnancy .(OR=3,23; 95%CI=1,25-

    8,33)

    Key words:

    Unrinary tract infection during pregnancy ,prematurity.

  • 7/24/2019 Miftahul Jannah-fkik.pdf

    8/57

    viii

    DAFTAR ISI

    Halaman

    LEMBAR PERNYATAAN ........................................................................... iiLEMBAR PERSETUJUAN .......................................................................... iiiLEMBAR PENGESAHAN ............................................................................ ivKATA PENGANTAR .................................................................................... vABSTRAK/ABSTRACT ................................................................................ viiDAFTAR ISI ................................................................................................... viiiDAFTAR TABEL ........................................................................................... xDAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xDAFTAR BAGAN ......................................................................................... xDAFTAR SINGKATAN................................................................................. xiDAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xiiBAB I. PENDAHULUAN .............................................................................. 1

    1.1. Latar Belakang ................................................................................ 11.2. Rumusan Masalah ........................................................................... 21.3. Manfaat Penelitian .... 21.4. Tujuan Penelitian............................................................................. 2

    BAB II. LANDASAN TEORI..................................................................... 32.1. Tinjauan Pustaka............................................................ 3

    2.1.1. Definisi2.1.1.1. Definisi Persalinan Prematur2.1.1.2. Definisi Infeksi Saluran Kemih

    333

    2.1.2. Epidemiologi 2.1.2.1. Insidensi Partus Prematur.2.1.2.2. Insidensi Infeksi Saluran Kemih saat Kehamilan..

    334

    2.1.3. Etiologi dan Faktor Resiko2.1.3.1. Etiologi dan Faktor Resiko Persalinan Prematur..2.1.3.2. Etiologi dan Faktor Resiko Infeksi Saluran Kemih

    447

    2.1.4. Patofisiologi....................................................... 82.1.5. Diagnosis persalinan prematur dan Infeksi Saluran kemih.

    2.1.5.1. Diagnosis Persalinan Prematur2.1.5.2. Diagnosis Infeksi Saluran Kemih

    121212

    2.1.6. Komplikasi persalinan prematur dan Infeksi Saluran kemih..... 152.1.7. Tatalaksana persalinan prematur dan Infeksi Saluran kemih ..... 16

    2.3. Kerangka Teori 202.2. Kerangka konsep...... 202.3. Definisi Operasional............................................................................. 21

    2.4. Hipotesis 21BAB III. METODE PENELITIAN................................................................... 22

    3.1. Jenis dan Rancangan Penelitian............................................................. 223.2. Lokasi dan waktu penelitian. ................................................................ 223.3. Populasi dan Sampel ............................................................................. 22

    3.3.1. Populasi................................ 223.3.2. Sampel..................... 223.3.3. Cara pengambilan sampel.... 233.3.4. Kriteria sampel.

    3.3.4.1. Kriteria Inklusi ..3.3.4.2.Kriteria Ekslusi

    242424

  • 7/24/2019 Miftahul Jannah-fkik.pdf

    9/57

    ix

    3.4. Alur penelitian....................................................................................... 253.5. Pengumpulan data.................................................................................. 25

    Halaman3.5.1. Pengolahan data 253.5.2. Analisis data.. 26

    BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ....................................................... 284.1. Analisis Univariat.................................................. 28

    4.1.1. Distribusi Ibu hamil.... 284.2.2. Distribusi Infeksi Saluran kemih pada Ibu hamil 30

    4.2. Analisis bivariat................................................ 314.2.1. Hubungan Infeksi Saluran Kemih dengan Partus premature...... 32

    BAB V. PENUTUP....................................................................................... 355.1. Simpulan .......................................................................................... 355.2. Saran ................................................................................................ 35

    DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 36LAMPIRAN ..................................................................................................... 40

  • 7/24/2019 Miftahul Jannah-fkik.pdf

    10/57

    x

    DAFTAR TABEL

    HalamanTabel 2.1. Morbiditas ISK selama Kehamilan....................... 15Tabel 2.2. Overview of Outpatient Antimicrobial Therapy for Lower Tract Infections

    in Adults.............................................................................. 19Tabel 2.3. Evidence-Based Empirical Treatment of Urinary Tract Infection 20Tabel 4.1. Distribusi Ibu hamil... 28Tabel 4.2. Distribusi Infeksi Saluran Kemih pada ibu hamil.......................................... 30Tabel 4.3. Hubungan Partus Prematur dengan Infeksi Saluran Kemih. 32

    DAFTAR GAMBAR

    HalamanGambar 2.1. Usia Persalinan....................... 3Gambar 2.2. Respon imun terhadap bakteri dalam aktivasi

    komplemen...................................................................................... 8Gambar 2.3. Permukaan desidua 10

    DAFTAR BAGAN

    Halaman

    Bagan 2.1. Patofisiologi Persalinan Prematur...................................................... 9

    Bagan 2.2. Kerangka Teori................................................................................... 20Bagan 2.3. Kerangka Konsep............................................................................... 20Bagan 3.1. Alur Penelitian Hubungan ISK pada Ibu hamil terdapar Partus Prematur.. 25Bagan 3.2. Pengolahan Data 26

  • 7/24/2019 Miftahul Jannah-fkik.pdf

    11/57

    xi

    DAFTAR SINGKATAN

    AKB Angka Kematian Bayi

    ASEAN Association of Southeast Asian Nations

    SEARO South-East Asia Regional Office

    BBLR Berat Badan Bayi Rendah

    MDGs Millenium Development Goals

    cfu Colony forming units

    ISK Infeksi Saluran Kemih

    PLA2 PhosfolipaseA2

    IL Interleukin

    TNF Tumor Necrosis Factor

    APP Acute Phase Protein

    Ig Imunoglobulin

    Fc FragmentCrystallizable

    Fc-R Fragment Crystallizable alpha receptor

    Fc- R Fragment Crystallizable gamma receptor

    IFN Interferon

    c Complement

    MAC Membrane Attact Complex

    PGE2 Prostaglandin E2

    COX Cyclooxygenase

    PAF Platelet Activating Factor

    GFR Gromerulus Filtration Rate

    LBP Low Back Pain

    LPB Lapang Pandang Besar

    IUGR Intra Uterin Growth Retradation

    BAS Bakteriuria Asimptomatik

    SS Single Strength

    DS Double Strength

    E.Coli Eschericia Coli

    ANC Antenatal Care

  • 7/24/2019 Miftahul Jannah-fkik.pdf

    12/57

    xii

    DAFTAR LAMPIRAN

    HalamanLampiran 1 Daftar Riwayat Hidup........................................................ 40Lampiran 2 Hasil Uji Statistik . 41Lampiran 3 Data Sampel. 43Lampiran 4 Surat Balasan RSUD Dr.Adjidarma Lebak-Banten.. 46

  • 7/24/2019 Miftahul Jannah-fkik.pdf

    13/57

    1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1Latar Belakang

    Infant Mortality Rateatau Angka Kematian Bayi (AKB) adalah banyaknya

    bayi yang meninggal sebelum mencapai usia 1 tahun yang dinyatakan dalam

    1.000 kelahiran hidup pada tahun yang sama. Besaran angka kematian bayi di

    negara-negara ASEAN dan SEARO antara 2,4 dan 88. Indonesia memiliki

    angka kematian bayi 34 per 1.000 kelahiran hidup dan berada di peringkat 10

    diantara 18 negara tersebut,1angka yang masih tergolong tinggi.

    Jumlah kematian bayi ini dapat merupakan indikator keberhasilan ataupun

    kegagalan dari pelayanan obstetri terhadap wanita hamil. Penyebab kematian

    bayi yang terbanyak karena pertumbuhan janin yang lambat, kekurangan gizi

    pada janin, kelahiran prematur dan BBLR (Berat Badan Lahir Rendah) sebesar

    38,94 %. Penyebab lainnya yang cukup banyak terjadi adalah asfiksia 27,97

    %, hal ini menunjukkan bahwa 66,91% kematian bayi dipengaruhi oleh

    kondisi ibu hamil selama kehamilan.1

    Memang tidak dapat dipungkiri bahwa prematuritas merupakan suatu

    keadaan yang dapat meningkatkan morbiditas dan mortalitas pada perinatal,

    walaupun segala usaha telah diupayakan agar mengatasi serta mencegah

    semua keadaan yang menyebabkan prematuritas.12

    Dari beberapa literatur dan hipotesis telah dikemukakan bahwa salah satu

    faktor presdiposisinya adalah akibat infeksi, termasuk disini infeksi saluran

    kemih. Meskipun masih kontroversi, konversi bakteriuria telah dihubungkan

    pada beberapa penelitian yaitu Schieve dan collegues tahun dalam analisis

    multivariatnya mengenai perinatal outcome dengan desain kohort pada

    25,476 pasangan ibu dan anak, melaporkan bahwa terjadi peningkatan resiko

    BBLR, kelahiran prematur, hipertensi atau preeklamsia, dan anemia pada ibu.4

    Sosial ekonomi merupakan salah satu faktor yang meningkatkan resiko

    kejadian Infeksi Saluran Kemih,10,17,21 Oleh karena itu peneliti memilih Lebak

    sebagai lokasi penelitian dikarenakan Lebak merupakan kabupaten dengan

  • 7/24/2019 Miftahul Jannah-fkik.pdf

    14/57

    2

    sosial ekonomi yang rendah.1 Sehingga penulis mengangkat topik infeksi

    saluran kemih terhadap kejadian prematur.

    1.2Rumusan Masalah

    Adakah hubungan infeksi saluran kemih pada wanita hamil terhadap

    partus prematur?

    1.3Tujuan Penelitian

    Untuk mengetahui hubungan infeksi saluran kemih pada wanita hamil

    terhadap partus prematur.

    1.4Manfaat Penelitian

    1.4.1 Peneliti

    a) Mengetahui ada hubungan antara infeksi saluran kemih pada ibu

    hamil terhadap partus prematur.

    b) Sebagai prasyarat untuk mendapatkan gelar sarjana kedokteran

    1.4.2 Institusi

    Menjadi dasar bukti ilmiah bagi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

    fakultas kedokteran dan ilmu kesehatan prodi pendidikan dokter hubungan

    antara infeksi saluran kemih pada ibu hamil terhadap partus prematur

    1.4.3 Rumah Sakit AdjidarmoDengan mengetahui hubungan antara infeksi saluran kemih

    terhadap pasien yang mengalami partus prematur sehingga meningkatkan

    kewaspadaaan didalam pengelolaan dan pencegahan kasus prematur dan

    turut andil dalam salah satu program (Millenium Development Goals)

    MDGs yaitu menurunkan AKB dan meningkatkan kesehatan ibu.

  • 7/24/2019 Miftahul Jannah-fkik.pdf

    15/57

    3

    BAB II

    LANDASAN TEORI

    2.1 Tinjauan Pustaka

    2.1.1 Definisi

    2.1.1.1 Definisi Persalinan Prematur

    Persalinan prematur adalah persalinan yang berangsung pada

    umur kehamilan 28 minggu sampai kurang dari 37 minggu.16

    Gambar 2.1 Usia persalinan

    2.1.1.2 Definisi Infeksi saluran kemih

    Istilah umum yang menunjukkan keberadaan mikroorganisme

    dalam urin, dikatakan bakteriuria yaitu menunjukkan pertumbuhan

    mikroorganisme murni > 105 colony forming units (cfu/ml) pada

    biakan urin. Jika bakteriuria bermakna tanpa disertai dengan

    manifestasi klinis maka di sebut dengan konfersi bakteriuria

    (asimptomatik bakteriuria), tetapi jika disertai dengan manifestasi

    klinik maka ia disebut bakteriuria simptomatik 19,20

    2.1.2 Epidemiologi

    2.1.2.1 Insidensi Partus Prematurus

    Angka kejadian persalinan prematur sangat bervariasi. Di

    Amerika Serikat (1981-1989) sekitar 9-11%.24Di Kalifornia (1996)

    sekitar 7,4%.25 Di Indonesia berkisar antara 10-20%.28Hanya 1,5 %

    persalinan terjadi pada umur kehamilan kurang dari 32 minggu dan

    0,5 % pada kehamilan kurang dari 28 minggu (imatur).10 Namun

    kelompok ini merupakan duapertiga dari penyebab kematian. Umur

  • 7/24/2019 Miftahul Jannah-fkik.pdf

    16/57

    4

    kehamilan dan berat badan lahir saling berhubungan dengan resiko

    kematian perinatal. Pada kehamilan umur 32 minggu dengan berat

    badan bayi lebih dari 1.500 gram keberhasilan hidup sekitar 85 %,

    sedang pada umur kehamilan sama dengan berat janin kurang dari

    1.500 gram angka keberhasilan sebesar 80 %. Pada umur kehamilan

    kurang dari 32 minggu dengan berat lahir kurang dari 1.500 gram

    angka keberhasilan tindakan persalinan hanya sekitar 59%.

    Hal ini menunjukkan bahwa keberhasilan persalinan preterm

    tidak hanya tergantung dengan umur kehamilan, tetapi juga berat

    bayi lahir.

    2.1.2.2 Insidensi Infeksi Saluran Kemih saat kehamilan

    15 % wanita akan mengalami ISK selama hidupnya .

    Diakibatkan dari struktur anatomi dan perubahan hormonal, wanita

    hamil lebih memiliki resiko untuk menjadi ISK. 31-33

    ISK merupakan masalah kesehatan yang besar, dilaporkan 20

    % akan menjadi penyebab morbiditas. Bakteriuria simptomatik dan

    asimptomatik dilaporkan sebanyak 17,9% dan 13% nya adalah wanita

    hamil.

    Dikatakan juga bahwa frekuensi bakteriuria asmiptomatik

    kira-kira 4-7 %,dan 20-40 % akan berkembang menjadi pielonefritis

    akut simptomatik.21,35-36

    Di negara US frekuensi ISK pada wanita hamil berkisar 0,3 -

    1,3 % hal ini juga sama untuk wanita yang tidak hamil. Sedangkan di

    Indonesia angka kejadian ISK pada wanita hamil baik simptomatik

    dan asimptomatik sebesar 7-12% 30

    2.1.3 Etiologi dan Faktor Resiko

    2.1.3.1 Etiologi & Faktor Resiko persalinan prematur

    Drive dan magowan mengatakan bahwa 35 % preterm terjadi

    tanpa diketahui penyebab yang jelas, 20 % dikarenakan persalinan

    elektif, 10 % akibat kehamilan ganda dan sebgaian lainnya akibat

    kondisi ibu atau janinnya.10

    Beberapa faktor yang dapat menyebabkan terjadinya partus

    prematurus antara lain10,27-29

  • 7/24/2019 Miftahul Jannah-fkik.pdf

    17/57

    5

    1. Faktor yang terjadi selama kehamilan

    a. Ketuban Pecah

    Pecahnya kulit ketuban secara spontan sebelum

    kehamilan cukup bulan banyak dihubungkan dengan

    amnionitis yang menyebabkan terjadinya lokus minoris pada

    kulit ketuban. Amnionitis ini diduga sebagai dampak

    asenderen infeksi saluran kemih.

    b. Infeksi

    Invasi bakteri akan menghasilkan produk yang dimiliki

    oleh bakteri berupa fosfolipase A2 (PLA2), endotoksin,

    kolagenase. Hal ini akan menyebabkan terjadinya

    peningkatan produksi lipooxygenase, cyclooxygenase, dan

    sitokin IL-1, IL-6, IL-8, dan TNF. Dilain pihak makrofag

    juga akan mensintesis prostaglandin dan tromboksan dalam

    jumlah besar yang bekerja secara bersamaan dalam

    menimbulkan persalinan prematur.

    c. Pendarahan antepartum

    d. Kehamilan ganda & hidroamnionDistensi uterus berlebihan sering menyebabkan persalinan

    prematur. Usia kehamilan makin pendek pada kehamilan

    ganda, 25% bayi kembar 2, 50% bayi triplet dan 75% bayi

    kuadriplet lahir 4 minggusebelum kehamilan cukup bulan.

    e. Kelainan Uterus

    Uterus yang tidak normal menganggu resiko terjadinya

    abortus spontan dan persalinan prematur. Pada serviksinkompeten dimana serviks tidak dapat menahan kehamilan

    terjadi dilatasi serviks mengakibatkan kulit ketuban menonjol

    keluar pada trimester 2 dan awal trimester 3 dan kemudian

    pecah yang biasanya diikuti oleh persalinan. Terdapat

    penelitian menyatakan bahwa risiko terjadinya persalinan

    prematur akan makin meningkat bila serviks kurang dari 30

  • 7/24/2019 Miftahul Jannah-fkik.pdf

    18/57

    6

    mm. Hal ini dikaitkan dengan makin mudahnya terjadi

    infeksi amnion bila serviks makin pendek.

    f. Penyakit sistemik

    Penyakit sistemik kronis pada ibu : diabetes mellitus,

    penyakit jantung, hipertensi, penyakit ginjal dan paru kronis

    2. Faktor epidemiologi

    a. Umur ibu

    Angka kejadian persalinan kurang bulan tinggi pada usia

    ibu dibawah 20 tahun dan diatas 35 tahun, kejadian paling

    rendah pada usia 26-35 tahun.

    b. Berat badan

    Kejadian persalinan prematur hampir 3 kali lebih tinggi

    pada ibu yang berat badannya kurang 50 kg pada saat hamil.

    c. Keadaan sosial ekonomi

    Wanita pada tingkat sosial ekonomi (pekerjaan dan

    pendidikan) lebih rendah mempunyai kemungkinan 50%

    lebih tinggi mengalami persalinan kurang bulan dibandingkan

    dengan tingkat sosial ekonomi lebih tinggi. Frekuensi

    persalinan kurang bulan hampir 2 kali lipat pada buruh kasar

    dibandingkan dengan yang terpelajar.

    d. Senggama

    Prostaglandin yang terlibat dalam mekanisme orgasme

    serta ada dalam cairan seminal dapat merangsang

    pematangan serviks dan kontraksi miometrium sehingga

    menyebabkan persalinan kurang bulan pada ibu yang sensitif.e. Riwayat obstetri sebelumnya

    Riwayat persalinan prematur dan abortus merupakan

    faktor yang berhubungan sangat erat dengan persalinan

    prematur berikutnya. Penderita yang pernah mengalami 1 kali

    persalinan prematur mempunyai resiko 37% untuk

    mengalami persalinan prematur lagi dan penderita yang

    pernah mengalami persalinan prematur 2 kali atau lebih

  • 7/24/2019 Miftahul Jannah-fkik.pdf

    19/57

    7

    mempunyai resiko 70% untuk mengalami persalinan

    prematur.

    f. Kebiasaan buruk seperti merokok dan narkoba

    Berdasarkan penelitian, 1 dari 3 wanita yang merokok

    lebih dari 20 batang sehari melahirkan bayi dengan berat

    badan kurang. Juga resiko kelahiran prematur meningkat,

    yaitu rata-rata dua kali lipat dari wanita bukan perokok. Lebih

    dari itu resiko keguguran pada usia kehamilan antara minggu

    ke 28 sampai 1 minggu sebelum persalinan empat kali lebih

    tinggi dari yang bukan perokok

    2.1.3.2 Etiologi & Faktor Resiko Infeksi saluran kemih

    Escherichia coli merupakan mikroorganisme yang paling

    sering ditemukan pada kultur urin wanita hamil penyebab Indeksi

    saluran kemih sebesar 80% hingga 90 %. Sedangkan penyebab

    lainnya adalah Klebsiella pneumoniae, Proteus mirabilis,

    Enterobacter, Staphylococcus saprophyticus, serta Streptococcus

    grup B.9,30,34

    Sedangkan faktor resiko ISK saat kehamilan adalah

    karakteristik sosiodemografi merupakan karakteristik yang terlihat

    sangat berhubungan sekali dengan kejadian ISK. Sosiodemografi ini

    terdiri dari (1) Usia 30 tahun atau lebih, (2) tidak bisa baca, tingkat

    pengetahuan rendah,(3) sosial ekonomi rendah, (4) prilaku higien

    yang rendah, dan (5) penggunaan pakaian dalam dengan bahan dasar

    selain katun. Selain sosiodemografi faktor resiko lainnya adalah

    wanita hamil yang multigravida 4, memiliki anak lebih dari satu,dan memiliki riwayat ISK sebelumnya.29-33

    1.1.4Patofsiologi

    Bakteri dari luar yang masuk ke tubuh melalui jalur eksogen akan

    segera diserang sistem imun non spesifik berupa fagosit, komplemen,

    APP-Acute Phase Protein atau di netralkan antibodi spesifik yang sudah

    ada didalam darah. E.coli merupakan mikroorganisme ekstraseluler,

  • 7/24/2019 Miftahul Jannah-fkik.pdf

    20/57

    8

    mikroba ini dapat ditemukan dipermukaan sel epitel yang dapat diserang

    oleh IgA dan sel inflamasi nonspesifik.42,44

    Antibodi dan komplemen dapat juga berperan sebagai opsonin,

    oleh karena fagosit memiliki Fc- R dan CR. Baik sel poli morfonuklear

    maupun makrofag memiliki Fc-R untuk IgA. Sitokin inflamasi seperti

    IFN- dapat meningkatkan ekspresi reseptor tersebut dengan cepat, Jalur

    ekstrasel infeksi dan imunologi yaitu: 44

    1. Bakteri masuk melalui mukosa epitel, lalu dia mengeluarkan toxin,

    lalu antibodi menetralisasi toxin yang dikeluarkan bakteri.

    2. Bakterinya akan mengaktivasi jalur komplemen untuk melisiskan

    bakteri tersebut dengan rute

    Gambar 2.2 Respon imun terhadap bakteri dalam aktivasi komplemen

    Jika sesuatu yang dianggap antigen, lalu berikatan dengan antibodi

    maka nanti pada reseptor Fc untuk tempat komplemen itu akan

    memanggil agar komplemen untuk datang yang disebut early step.

    Maka c3 ini akan di konsumsi dengan cara melepaskan c3 menjadi

    c3a untuk inflamasi, c3b untuk opsonisasi dan memfagosit bakteri

    tersebut. Akibatnya c3b yang teraktivasi membuat c5 terpanggil dan

    komplemen ini juga akan di konsumsi jadi c5b dan c5a, dimana c5a

    tetap akan membuat proses inflamasi bertambah sedangkan c5b

  • 7/24/2019 Miftahul Jannah-fkik.pdf

    21/57

    9

    melakukan proses aktivasi MAC (membrane attact complex) agar

    membuat permukaan sel dari bakteri itu berlubang.

    C3a dan C5a pada jalur komplemen tadi akan memacu terjadinya

    degranulasi sel mast lokal, sehingga melepaskan mediator-mediator

    yang menimbulkan vasodilatasi dan ekstravasasi netrofil dan limfosit.

    Selain itu akibat aktivasi komplemen-komplemen tadi menyebabkan

    kemotaktik untuk netrofil dan makrofag.

    3. Persalinan prematur dapat dipicu oleh beberapa keadaan seperti

    infeksi, iskemik pada janin dan distensi uterus, karena pada

    permukaan plasenta dan membran amnion banyak mengandung

    makrofag.

    Bagan 2.1 Patofisiologi Persalinan Prematur * Telah diolah kembali

    Bila ada invasi bakteri akan dihasilkan produk-produk bakteri

    sepertiPhospholipase A2 (PLA2), endotoksin, dan collagenase, Selain

    itu terjadi peningkatan produksi lipoxygenase, cycloxygenase, dan

    sitokin ( IL-1, IL-6, IL-8, TNF). Peningkatan Phospholipase (PLC,

    TNF-, IL-, IL-6, IL-8

    Prostaglandin

    Infeksi saluran kemih

    Peningkatan

    Protease

    kolagenase

    PGE2 PGF2

    Membran plasenta Serviks Uterus

    Persalinan prematur

    Pecah Penipisan Kontraksi

  • 7/24/2019 Miftahul Jannah-fkik.pdf

    22/57

    10

    PLA2) akan melepaskan asam arakidonat yang dipakai untuk

    mensintesis COX-1 dan COX-2 pada jalur sintesis prostaglandin, ini

    diaibatkan karena makrofag yang berada dipermukaan plasenta dan

    membran amnion akan mensintesis prostaglandin, enzim protease dan

    collagenase yang akan menyebabkan penipisan serviks dan kontraksi

    otot miometrium sehingga menginduksi persalinan prematur 38-41, 43

    Gambar 2.3

    Permukaan desidua/ kulit ketuban banyak mengandung makrofag yang kaya

    akan sintesis prostaglandin (PG) dan tromboksan (Tx) yang terlibat padaterjadinya persalinan prematur. Phospholipase (PLC,PLA2) dapat diaktivasi

    oleh sejumlah reseptor (R), pelepasan asam arachidonat untuk sintesis prostanoid

    lewat jalur cyclo-oxygenase. Pelepasan PG dan mediator inflamasi oleh

    makrofag merupakan penyebab terjadinya kontraksi miometrium.(Dikutip dari

    Husslein P, Lamont R, 2003)29

    [Modifikasi gambar]

    Endotoksin dalam air ketuban akan merangsang sel desidua

    untuk menghasilkan sitokin dan prostaglandin yang dapat

    menginisiasi proses persalinan. Proses persalinan preterm ini yang

    dikaitkan dengan infeksi diperkirakan diawali dengan pengeluaran

    produk sebagai andil dari aktivasi monosit. Berbagai sitokin,

    adalah produk sekretorik yang dikaitkan dengan persalinan

    prematur. Sementara itu ada juga teori yang menyebutkan Platelet

    Activating Faktor (PAF) yang ditemukan dalam air ketuban terlibat

  • 7/24/2019 Miftahul Jannah-fkik.pdf

    23/57

    11

    secara sinergik pada aktivasi jalinan sitokin tadi, PAF diduga

    dihasilkan dari paru dan ginjal janin.

    Dengan demikian, janin memainkan peran sinergik dalam

    mengawali proses persalinan prematur yang disebabkan oleh

    infeksi dan bakteri sendiri mungkin menyebabkan kerusakan

    membran lewat pengaruh langsung dari protease.

    Sedangkan infeksi saluran kemih sendiri, umumnya bakteri

    yang menyebabkan terjadinya infeksi berasal dari tubuh penderita

    sendiri. Ada 3 cara terjadinya infeksi yaitu: 19

    a) Melalui aliran darah yang berasal dari usus halus atau organ

    lain ke bagian saluran kemih

    b) Penyebaran melalui saluran getah bening berasal dari usus

    besar ke kandung kemih atau ke ginjal

    c) Secara ascendens yaitu migrasi mikroorganisme melalui

    sealuran kemih yaitu urethra, vesika urinaria, ureter lalu ke

    ginjal

    Berdasarkan pengamatan klinis, cara ascendens adalah

    pathogenesis yang sering terjadi dalam hal penyebaran infeksi.

    Sebagai faktor presdiposisi adalah uretra wanita yang pendek dan

    mudahnya terjadi kontaminasi yang berasal dari vagina dan

    rectum

    Pengaruh hormon progesteron terhadap tonus dan aktivitas

    otot-otot, dan obstruksi mekanik oleh pembesaran uterus dalam

    kehamilan merupakan faktor presdiposisi meningkatkan kapasitasvesika urinaria dan terdapatnya sisa urin setelah berkemih pada

    ibu hamil. Perubahan pH urin yang disebabkan meningkatkan

    ekskresi bikarbonat memberikan kemudahan untuk pertumbuhan

    bakteri.10

    Sedangkan glukosuria juga sering terjadi pada kehamilan

    disebabkan peningkatan GFR dan penurunan reabsorbsi pada

    tubular terhadap glukosa yang nantinya menjelaskan mengapa

  • 7/24/2019 Miftahul Jannah-fkik.pdf

    24/57

    12

    banyak perempuan dengan metabolisme karbohidrat normal dapat

    bermanifestasi glukosuria selama kehamilan yang merupakan

    salah satu faktor presdiposisi berkembangnya bakteri dalam

    urin.10, 42

    2.1.5 Diagnosis Persalinan Prematur & ISK

    2.1.5.1Diagnosis Persalinan Prematur

    Sering terjadi kesulitan dalam menentukan diagnosis ancaman

    persalinan prematur. Tidak jarang kontraksi yang timbul pada kehamilan

    tidak benar-benar merupakan merupakan ancaman proses persalinan.

    Beberapa kriteria dapat dipakai sebagai sebgai diagnosis ancaman

    persalinan preterm yaitu (1) Kontraksi yang berulang sedikitnya setiap 7-8

    menit sekali atau 2-3 kali dalam waktu 10 menit (2) Adanya nyeri pada

    punggung bawah LBP(low back pain) (3) Bercak pendarahan (4) Perasaan

    menekan daerah serviks (5) Pemeriksaan serviks menunjukkan telah terjadi

    pembukaan sedikitnya 2 cm dan penipisan 50-80 % (6) Presentasi janin

    rendah, sampai mencapai spina isciadika (7) Selaput ketuban pecah dapat

    merupakan tanda awal terjadinya persalinan preterm (8) Dimana hal-hal

    diatas terjadi pada usia kehamilan 22-37 minggu.12

    2.1.5.2Diagnosis Infeksi Saluran Kemih

    Diagnosis dari infeksi saluran kemih dapat diketahui dengan

    adanya keluhan (simptomatik) yang didapat dari anamnesis, dalam hal ini

    sistitis berupa disuria, polakisuria, nokturia, disuria, strangiuria, dan pada

    laboratorium ditemukan bakteriuria, pyuria, ,uji nitrit pada urin positif,

    leukosit esterase urin positif, serta antibody coated bacteria pada Infeksi

    saluran kemih bagian atas. Selain anamnesis dilakukan pemeriksaan fisik

    diantaranya: 46

    Diawali dengan memeriksa apakah pasien tampak sakit ringan

    atau berat

    adakah tanda-tanda infeksi sistemik ,demam takikardi seta

    nyeri pinggang

    apakah kandung kemih membesar dengan cara palpasi dan

    perkusi

  • 7/24/2019 Miftahul Jannah-fkik.pdf

    25/57

    13

    jika diperlukan, melakukan pemeriksaan vagina untuk

    mengetahui adakah kelainan pada vagina

    mencari tanda neurologis abnormal, periksa dengan teliti untuk

    mencari tahu misalnya sensasi perifer termasuk area sakral dan

    adanya reflek tendon.

    Untuk mendeteksi bakteriuria diperlukan pemeriksaan

    bakteriologis yang secara konvensional dilakukan dengan metode biakan.

    Metode biakan ini tidak selalu dapat dilakukan laboratorium sederhana,

    karena tidak semua laboratorium mempunyai kemampuan untuk

    melakukan pembiakan seperti itu oleh karena biayanya yang cukup tinggi

    serta membutuhkan waktu yang lama. Sehingga yang dapat dilakukan

    adalah pemeriksaan mikroskopik pewarnaan secara Gram, dengan

    ditemukannya kuman batang Gram negative, akan tetapi cara ini

    membutuhkan keahlian khusus.

    Seperti telah disebutkan diawal selain cara diatas bisa juga kita

    melakukan dengan hitung jumlah lekosit dalam urin untuk membantu

    diagnosis bakteriuria yang infektif dengan spesifitas 70% dan sensitifitas

    80%.19

    Bahan pemeriksaan adalah urin porsi tengah yang diambil pada

    pagi hari, saat itu merupakan waktu yang ideal dalam memperoleh urin

    untuk pemeriksaan laboratorium pada infeksi, sebelum atau bersamaan

    dengan buang air kecil pertama, karena pada saat ini mikroorganisme

    penginfeksi berada dalam jumlah terbanyak, serta bisa membedakan antara

    temuan secara klinis yang bermakna dengan yang tidak bermakna akan

    lebih mudah.

    Kepada subyek dijelaskan mengenai cara-cara menampung danmengirim sampel urin yang dibutuhkan yaitu: sebelum berkemih genitalia

    eksterna dibersihkan dahulu dengan air sabun kemudian dibilas dengan air.

    Air kemih yang pertama dibiarkan terbuang dan yang di tengah-tengah

    ditampung sebanyak 20 ml di dalam tempat steril yang telah disediakan.

    Subyek juga diminta untuk menjaga agar tempat tampung urine tidak

    menyentuh paha, genitalia atau pakaian, serta tidak memegang bagian

    dalam dari tempat tampung. Sampel urin setelah diperoleh dilakukan

  • 7/24/2019 Miftahul Jannah-fkik.pdf

    26/57

    14

    pengiriman spesimen ke laboratorium dengan benar yaitu dengan cara

    menyimpan spesimen pada suhu 4o C setelah pengambilan dan selama

    pengiriman merupakan merupakan tindakan efektif. Tabung yang berisi

    asam borat bisa menstabilkan hitung koloni pathogen dan pencemarserta

    bermanfaat apabila spesimen diperkirakan berada didalam suhu kamar

    yang cukup lama.17,18,21

    Pemeriksaan bakteriologis

    (i) Pemeriksaan mikroskopis langsung dilakukan terhadap sediaan

    hapus yang dibuat dari sampel urin yang tidak disentrifugasi,

    dipulas dengan pewarnaan Gram dan dihitung jumlah kuman yang

    tampak per lapang pandang besar (LPB) serta dicatat ada atau

    tidaknya lekosit. Pewarnaan Gram adalah metode pemeriksaan

    penyaring yang cepat dan sering dilakukan dengan hasil sensitivitas

    90% dan sepesifisitas 88%. Bilamana pada pemeriksaan

    mikroskopik urin dari subyek wanita didapatkan banyak sel epitel

    skuamosa dengan flora normal vagina maka sampel urin tersebut

    menggambarkan adanya kontaminasi.

    (ii) Biakan kuman cara konvensional untuk hitung koloni dilakukansecara kuantitatif. Untuk biakan ini 0,00l ml urin yang tidak di

    sentrifugasi diambil dengan memakai sengkelit baku (1 / 1000) atau

    dengan cara pengenceran urin terlebih dahulu dengan buffered

    water dan kemudian ditanamkan pada lempeng agar darah dan

    MacConkey. Urin pada lempeng agar tersebut disebar merata

    dengan spatel gelas dan lempeng agar itu kemudian diinkubasi pada

    suhu 37

    o

    C selama 18-20 jam. Koloni-koloni yang tumbuh dihitungdan dicatat. Interpretasi hitung koloni bakteri adalah jika hitung

    koloni satu jenis lebih besar dari 100.000 cfu/mL mengisyaratkan

    infeksi, jika hitung koloni antara 10.000 dan 100.000 cfu/mL

    mungkin mengisyaratkan infeksi, hitung koloni yang kurang dari

    10.000 cfu/mL biasanya tidak mengisyartkan infeksi, dan jika

    ditemukan spesimen yang menumbuhkan lebih dari satu jenis

  • 7/24/2019 Miftahul Jannah-fkik.pdf

    27/57

    15

    organisme umumnya menunjukkan adanya pencemaran oleh flora

    periuretra atau feses.18

    Pemeriksaan lekosit dalam urin

    Sepuluh ml sampel urin yang telah dikocok merata dan

    disentrifugasi dengan kecepatan 1500 - 2000 rpm selama 5 menit. Cairan

    yang terdapat di atas tabung pemusing dibuang, ditinggalkan endapannya.

    Satu tetes dari endapan diletakkan di atas kaca objek, kemudian ditutup

    dengan kaca penutup. dilihat di bawah mikroskop dengan lapangan

    pandang besar (LPB).18,21 Penilaian dilakukan dengan melihat beberapa

    kali dalam beberapa Lapangan Pandang Besar (LPB), yaitu piuria terjadi

    bila ditemukan 10 lekosit/ LPB.21

    2.1.6 Komplikasi19, 31

    Komplikasi dari persalinan prematur yang terering adalah IBBLR.

    Sedangkan komplikasi ISK tergantung dari tipe yaitu ISK tipe sederhana

    (uncomplicated) dan tipe berkomplikasi (complicated).

    1) ISK sederhana (uncomplicated).ISK akut tipe sederhana (sistitis)

    yaitu non-obstruksi dan bukan perempuan hamil merupakan penyakit

    ringan (self limited self)dan tidak menyebabkan akibat lanjut jangka

    lama.

    2) ISK tipe berkomplikasi(complicated)yang terdiri dari dari ISK pada

    Diabetes mellitus dan Masa kehamilan.

    Komplikasi ISK yang akan dibahas disini adalah ISK selama

    kehamilan dari umur kehamilan yaitu:

    Tabel 2.1 Morbiditas ISK selama Kehamilan

    Kondisi Risiko potensial

    Bakteriuria asimtomatik

    (BAS) yang tidak diobati

    Pielonefritis

    Bayi Prematur

    Anemia

    Pregnancy-Induced hypertension

    ISK trimester tiga Bayi dengan retradasi mental

    Pertumbuhan bayi lambat

    Cerebral Palsy

    Fetal Death

    Basiluria asimptomatik (BSA) merupakan resiko untuk

    pielonefritis diikuti dengan penurunan laju filtrasi glomerolus (GFR).

  • 7/24/2019 Miftahul Jannah-fkik.pdf

    28/57

    16

    2.1.7 Tatalaksana10,19,21-23, 41,43

    Ibu hamil yang memiliki resiko untuk terjadi presalinan prematur

    dan atau menunjukkan tanda-tanda pesalinan prematur perlu dilakukan

    intervensi yang bertujuan untuk meningkatkan neonatal outcomes.

    Beberapa langkah yang dapat dilakukan pada persalinan prematur,

    terutama mencegah morbiditas dan mortalitas yaitu:

    a) Mencegah proses persalinan prematur dengan memberikan

    tokolisis.

    Dengan tujuan agar mencegah mortalitas & morbiditas pada

    bayi prematur, memberi waktu agar kita bisa memberikan terapi

    kortikosteroid untuk menstimulasi pematangan surfaktan paru

    janin. Contoh obatnya adalah Ca- blocker Nifedipin 10 mg/oral

    diulang 2-3 kali/jam,dilanjutkan sampai kontraksi hilang, dan obat

    ini dapat diberikan lagi jika timbul kontraksi berulang .

    Absorbsi nifedipin terjadi di usus. Walaupun dikatakan bahwa

    absorbsinya nyaris sempurna setelah pemberian peroral,

    bioavalibilitasnya setelah pemberian peroral kurang lebih sebesar

    65%. Konsentrasi puncak tercapai dalam 30 menit. Efek nyata dari

    obat ini akan nampak 30-60 menit setelah pemberian oral. Obat ini

    hampir 70-99% berikatan dengan plasmaprotein dan waktu paruh

    dalam plasma berkisar sekitar 2 jam

    Nifedipin mengalami metabolisme di hepar dimana 70-80%

    dari metabolitnya akan diekskresikan melalui ginjal sedangkan

    sisanya melalui feses. Pada penderita dengan kelainan hepar seperti

    sirosis hati, bioavalibilitas dan waktu paruh mungkin akanmemanjang sehingga perlu dipertimbangkan untuk pemberian

    dosis yang lebih rendah.

    Nifedipin dipergunakan secara luas sebagai obat antihipertensi

    yang diberikan secara oral ataupun sublingual, selain itu ada juga

    efeknya pada uterus yaitu sebagai tokolitik. Penelitian invitro

    menunjukkan bahwa nifedipin secara signifikan menghalangi

    aktifitas kontraksi otot polos uterus pada wanita hamil dan pasca

  • 7/24/2019 Miftahul Jannah-fkik.pdf

    29/57

    17

    persalinan dengan menghalangi aliran kalsium pada membran sel

    otot. Miometrium terdiri dari otot polos dimana kontraksi terjadi

    karena interaksi aktin dan miosin. Interaksi ini tergantung pada

    kalsium sehingga peka terhadap obat-obat yang dapat

    mempengaruhi aliran kalsium sel seperti golongan obat antagonis

    kalsium. Obat antagonis kalsium akan mengurangi konsentrasi

    kalsium bebas di sitoplasma sehingga menghambat kontraksi otot

    polos uterus

    Nifedipin menghalangi aktifitas kontraksi spontan sebaik

    potasium, oksitosin, prostaglandin dan vasopressin. Nifedipin lebih

    efektif mengurangi aktifitas kontraksi miometrium pada kehamilan

    dibanding tidak hamil. Banyak penelitian dengan angka

    keberhasilan yang tinggi pada penggunaan nifedipin sebagai

    tokolitik Sebagian besar manfaat yang dicatat dalam penelitian

    tersebut adalah berkurangnya jumlah efek samping pada ibu dan

    janin yang menggunakan nifedipin dibanding dengan obat-obat

    lainnya.

    Efek samping nifedipin merupakan akibat vasodilatasi yang

    berlebihan berupa pusing, mual, flushing, hipotensi, edema paru

    dan gagal jantung. Penurunan tekanan darah pada wanita

    normotensi yang sedang diberi tokolitik pada umumnya terjadi

    tetapi asimtomatik dan secara klinik tampaknya tidak bermakna.

    Dikatakan bahwa semua efek samping ini biasanya timbul dalam

    waktu singkat, ringan dan reversibel bila terapi dihentikan

    Sebenarnya masih ada pilihan obat lain seperti -mimetikseperti salbutamol, terbutalin. Akan tetapi yang paling banyak

    digunakan adalah nifedipin karena efek sampingnya lebih kecil

    b) Membantu pematangan surfaktan paru janin

    Dengan memberikan kortikosteroid bertujuan seperti yang

    telah disebutkan sebelumnya yaitu pematangan surfaktan paru

    janin demi menurunkan insidensi Respiratory Distress Syndrome

  • 7/24/2019 Miftahul Jannah-fkik.pdf

    30/57

    18

    (RDS), mencegah pendarahan intraventrikuler, yang implikasinya

    akan menurunkan mortalitas neonatus.

    Preparat yang bisa berikan adalah deksametason 2 x 12 mg

    i.m. dengan jarak pemberian 24 jam atau betametason 4 x 6 mg

    i.m. dengan jarak pemberian 12 jam. Pemberian kortikosteroid ini

    tidak diulang sebab memiliki resiko terhadap terjadinya

    pertumbuhan janin terhambat.

    c) Bila perlu pemberian antibiotik untuk mecegah infeksi.10,23

    Antibiotik ini diberikan bila kehamilan mengandung resiko

    seperti pada kasus ketuban pecah dini dengan pilihan eritromisin 3

    x 500 mg selama 3 hari.

    Jika telah lahir, maka yang diperhatikan juga adalah perawatan

    neonatus seperti keadaan umum, biometri, kemampuan bernafas,

    kelainan fisik, serta kemampuan minum. Kondisi-kodisi kritis yang

    mesti dihindari seperti kedinginan, pernafasan tidak adekuat, atau

    trauma.

    Dibutuhkan suasanya yang hangat pada suhu neonatus agar tidak

    terjadi keadaan hipotermia, yaitu suhu neonatus di bawah 36,5o

    C .

    Selain itu dibutuhkan perencanaan pengobatan serta asupan cairan dan

    air susu ibu. Dari paparan diatas bagi persalinan prematur dibutukan

    fasilitas yang memadai, seperti pelayanan perinatal dengan personil dan

    alat-alat yang adekuat yaitu perawatan perinatal intensif.

    Sedangkan prinsip manajemen ISK secara umum meliputi intake

    cairan yang banyak, antibiotik yang adekuat, dan kalau perlu terapi

    simptomatik untuk alkalinisasi urin. Hampir 80 % pasien akanmemberikan respon setelah 48 jam dengan antibiotik tunggal seperti

    ampisilin 3 gram, trimetropin 200 mg. Bila infeksi menetap disertai

    kelainan urinalisis misalnya leukosuria diperlukan terapi konvensional

    selama 5-10 hari. Pemeriksaan mikrosopik urin dan biakan urin tidak

    diperlukan bila semua gejala hilang dan tanpa leukosuria.19

  • 7/24/2019 Miftahul Jannah-fkik.pdf

    31/57

    19

    Tabel 2.2 Overview of Outpatient

    Antimicrobial Therapy for Lower Tract Infections in Adults21

    Indication Antibiotic Dose Interval Duration

    Lower tract

    infections

    uncomplicated

    Trimethoprim-

    sulfamethoxazole

    2 DS*

    Tabs

    1 DS**

    Tabs

    Single

    Dose

    Twice a

    Day

    1 day

    3 days

    Ciprofloxacin 250 mgTwice a

    Day3 days

    Norfloxacin 400 mgTwice a

    Day3 days

    Levofloxacin 250 mg Once a day 3 days

    Amoxicillin6x 500

    mg

    500 mg

    Single dose

    Twice a day

    1 days

    3 days

    Trimethoprim 100 mg Twice a day 3 days

    Complicated

    Trimethoprim-

    sulfamethoxazole

    1 DS

    tabletTwice a day 710 days

    Trimethoprim 100 mg Twice a day 710 days

    Ciprofloxacin250500

    mgTwice a day 710 days

    Levofloxacin 250 mg Once a day 710 days

    Amoxicillin-

    clavulanate 500 mg

    Every 8

    hours 710 days

    Recurrent

    infections

    Nitrofurantoin 50 mg Once a day 6 months

    Trimethoprim 100 mg Once a day 6 months

    Trimethoprim-

    sulfamethoxazole

    1/2 SS

    tabletOnce a day 6 months

    Trimethoprim-

    sulfamethoxazole

    1 DS

    tabletTwice a day 14 days

    Ciprofloxacin 500 mg Twice a day 14 days

    Levofloxacin 500 mg Twice a day 14 days

    Amoxicillin-

    clavulanate 500 mg

    Every 8

    hours 14 days

    *DS, double strength; SS, single strength.

    **Dosing intervals for normal renal function.

    Pada pasien yang reinfeksi berulang (frequent re-infection) jika

    disertai dengan faktor presdiposisi. Terapi antibiotik yang intensif diikuti

    koreksi faktor resiko, sedangkan jika tanpa faktor presdiposisi yang

    diperlukan adalah asupan cairan yang banyak, cuci setelah melakukan

  • 7/24/2019 Miftahul Jannah-fkik.pdf

    32/57

    20

    senggama diikuti terapi antibiotik takaran tunggal, misalnya trimetropin

    200 mg) selama 6 bulan. Dasar terapi empiris dari ISK pada ibu hamil

    dijelaskandibawah ini :

    Tabel 2.3Evidence-Based Empirical Treatment of Urinary Tract Infections.21-23

    2.3 Kerangka Teori

    12,23

    2.4 Kerangka Konsep

    VariabelIndependent VariabelDependent

    KERANGKA KONSEP INFEKSI SALURAN KEMIH PADA IBU HAMIL TERHADAP

    PARTUS PREMATUR

    TNF-, IL-, IL-6, IL-8

    Prostaglandin

    Infeksi saluran kemih

    Peningkatan

    Protease

    kolagenase

    PGE2 PGF2

    Membran plasenta serviks Uterus

    Persalinan prematur

    Pecah Penipisan Kontraksi

    Infeksi Saluran kemih PartusPrematur

  • 7/24/2019 Miftahul Jannah-fkik.pdf

    33/57

    21

    2.5 Definisi Operasional

    Definisi Operasional

    1. Partus Prematur16

    Suatu proses persalinan yang tengah berlangsung pada

    ibu dangan usia kehamilan 28 minggu dan kurang dari 37

    minggu, dengan kontraksi uterus setidaknya sekali dalam 10

    menit, berlangsung selama 30 detik atau pembukaan serviks lebih

    dari 4 cm atau penispisan serviks 75%.

    2. Infeksi saluran kemih17,19-21

    Infeksi saluran kemih dengan atau tanpa keluhan dan

    pada pemeriksaaan laboratorium ditemukan leukosit >10 LPB

    2.6 Hipotesis

    Terdapat hubungan antara infeksi saluran kemih pada ibu hamil

    terhadap partus prematur.

  • 7/24/2019 Miftahul Jannah-fkik.pdf

    34/57

    22

    BAB III

    METODOLOGI PENELITIAN

    3.1 Jenis dan Rancangan Penelitian

    Penelitian yang dilaksanakan ini merupakan studi korelasi dengan

    rancangan penelitian yang digunakan adalah cross-sectional. 3,5

    3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

    Lokasi : Rumah Sakit Adjidarma kabupaten Lebak-Banten

    WaktuPenelitian : Periode Januari hingga Desember 2010

    3.3Populasi dan Sampel Penelitian

    3.3.1 Populasi

    Seluruh pasien yang melahirkan dengan status prematur dan

    aterm di Rumah Sakit Umum Daerah Adji Darma kabupaten Lebak

    Provinsi Banten periode Januari-Desember 2010

    3.3.2 Sampel

    Sampel pada penelitian ini adalah pasien yang melahirkan

    dengan status prematur dan aterm di Rumah Sakit Umum Adjidarmo

    Keabupaten Lebak Provinsi Banten yang berjumlah 96 yang diperoleh

    dari hasil perhitungan besar sampel dengan enggunakan rumus uji

    hipotesis beda dua proporsi berikut: 3

    n =

    )(

    )1()1()1(2

    21

    2

    221112/1

    PP

    PPPPZPPZ

    Keterangan :

    N = Jumlah sampel yang dibutuhkan

    2/1 Z = Nilai Z pada derajat kepercayaan 1-/2 atau derajat

    kepercayaan pada uji dua sisi (two tail), yaitu sebesar 5%

    = 1,96

    1Z = Nilai Z pada kekuatan uji 1-, yaitu 80% = 0,84

    P = Proporsi rata-rata (P1-P2)/2)

    P1 = Probabilitas dari pasien dengan infeksi saluran kemih yang

    mengalami partus prematurus [a/(a+b) ]

  • 7/24/2019 Miftahul Jannah-fkik.pdf

    35/57

    23

    P2 = Probabilitas dari pasien dengan infeksi saluran kemih yang

    tidak mengalami partus prematurus [ c/(c+d) ]

    (NilaiP1danP2berasal dari Tesis Yanto, 2001)

    Dari hasil perhitungan di atas diperoleh jumlah sampel sebanyak

    96 yang kemudian ditambahkan 10% sehingga jumlah sampel menjadi

    109.

    3.3.3 Cara pengambilan sampel

    Cara pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan

    metode sampel acak sistematik,4 dengan langkah-langkah sebagai

    berikut:

    a) Pasien yang terdiagnosis partus prematur dan aterm di catat nomor

    rekam mediknya, nomor rekam medik in diambil dari ruang Verlos

    Kamer

    b) Penentuan sampling dengan cara membuat gulungan kertas yang

    berlebel 1 hingga 109, lalu di acak nomor yang akan diambil untuk

    pengambilan sampel pertama, lalu untuk sampel selanjutnya diambil

    sesuai kelipatan

    c) Adapun kerangka sampelnya adalah nomor urut rekam medik yang

    telah tercatat di Verlos Kamer sesuai dengan waktu kedatangan

    pasien

    d) Peneliti mengambil rekam medik sesuai dengan nomor rekam medik

    sesuai dengan metode sampel acak sistematik dari kerangka sampel

    yang telah di buat

  • 7/24/2019 Miftahul Jannah-fkik.pdf

    36/57

    24

    e) Peneliti mencatat nomor rekam medik, nama, umur, status paritas,

    berat badan, tinggi badan, diagnosis dan hasil pemeriksaan leukosis

    urin.

    f) Peneliti menyalin di dalam buku induk besar yang telah di tabelkan

    hingga sampel terpenuhi

    i. Kriteria sampel

    1. Kriteria Inklusi

    a) Pasien ibu hamil yang melahirkan dengan usia

    kehamilan 28-36 minggu di rumah sakit AdjidarmaLebak Kabupaten Banten periode Januari-Desember

    2010

    b) Pasien ibu hamil yang melahirkan dengan usia

    kehamilan lebih dari 36 minggu (aterm) di rumah sakit

    Adjidarma Lebak Kabupaten Banten Periode Januari-

    Desember 2010

    c) Pasien Ibu hamil yang terdiagnosis Infeksi saluran

    kemih

    a. Kriteria Ekslusi

    Pasien ibu hamil dengan infeksi sifilis, tifoid,

    malaria, pneumonia, dan hepatitis.

  • 7/24/2019 Miftahul Jannah-fkik.pdf

    37/57

    25

    3.4 Alur Penelitian

    Bagan 3.1 Alur Penelitian

    Hubungan Infeksi Saluran Kemih pada Ibu hamil terdapar Partus Prematur

    3.5 Pengumpulan Data

    Pada penelitian ini data yang dikumpulkan adalah data sekunder.

    Pengumpulan data dilakukan oleh peneliti yang berjumlah 1 orang

    mahasiswa semester 5 jurusan Pendidikan Dokter. Dalam

    pengumpulannya, data sekunder diperoleh dari arsip status rekam medik

    Pasien Rawat jalan Rumah sakit Adjidarma lebakBanten

    3.5.1 Pengolahan Data

    Pengolahan data merupakan proses yang sangat penting dalam

    penelitian. Oleh karena itu harus dilakukan dengan baik dan benar.

    Setelah data terkumpul, tahap selanjutnya adalah melakukan proses

    editing yaitu memeriksa data hasil pengisian pencatatan oleh peneliti.

    Setelah proses editing selesai, tahap selanjutnya adalah proses meng-

    entry data ke perangkat lunak computer lalu dilakukan coding yaitu

  • 7/24/2019 Miftahul Jannah-fkik.pdf

    38/57

    26

    mengkatagorikan data serta dilakukan proses cleaning data untuk

    membersihkan kesalahan data yang dimasukkan.6Setelah data benar-

    benar bersih, baru dilakukan analisa lebih lanjut terhadap data dengan

    menggunakan perangkat lunak pengolah data. Berikut bagan yang

    menjelaskan proses pengolahan data :

    Bagan 3.2 Proses Pengolahan Data

    3.5.2 Analisis Data

    3.5.2.1 Analisis univariat

    Analisis ini bertujuan untuk menggambarkan jumlah

    pasien yang melahirkan dengan status prematur, tidak prematur,

    serta pasien yang pernah terdiagnosa infeksi saluran kemih

    dengan menyajikan data dalam bentuk tabel.

    3.5.2.2 Analisis Bivariat

    Analisis ini merupakan suatu analisis untuk melihat

    hubungan antara variabel dependen dan independen dengan

    melakukan uji chi square. Uji chi square dilakukan untuk

    menganalisis hubungan variabel dependen (partus prematur)

    dengan variabel independen infeksi saluran kemih pada ibu

    hamil), dimana kedua variabel ini bersifat kategorik.6

    Dengan Rumus Chi Square:

    E

    EOX

    2

    2

    dF = (k - 1)(b - 1)

    Keterangan:

    X2 = Chi square

    O = Nilai observasi

    E = Nilai ekspektasi

    k = Jumlah kolom

    b = Jumlah baris

    DataEditing

    Data

    Coding

    DataCleaning

    DataEntry Datake Komputer

  • 7/24/2019 Miftahul Jannah-fkik.pdf

    39/57

    27

    Melalui uji statistik chi square akan diperoleh nilai p,

    dimana dalam penelitian ini digunakan tingkat kemaknaan

    sebesar 0,05. Penelitian antara dua variabel dikatakan bermakna

    jika mempunyai nilai p 0,05 yang berarti Ho ditolak dan Ha

    diterima dan dikatakan tidak bermakna jika mempunyai nilai p >

    0,05 yang berarti Ho diterima dan Ha ditolak.

    Jika variabel independen terdiri dari dua kategori dan

    dijumpai nilai E

  • 7/24/2019 Miftahul Jannah-fkik.pdf

    40/57

    28

    BAB IV

    HASIL DAN PEMBAHASAN

    Hasil penelitian diambil dari 109 sampel yang telah di dapat darirancangan sampel acak sistematik. Penelitian ini dilakukan di instalasi rekam

    medik RSUD Adjidarma Lebak Jakarta pada bulan Februari 2011. Pada

    penelitian ini, data yang didapat adalah rekam medik pasien persalinan di RSUD

    Adjidarma Lebak Januari-Desember 2010

    Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antara infeksi saluran

    kemih terhadap kejadian prematur di RSUD Adjidarma Lebak tahun 2010.

    4.1Analisis Univariat

    Pada analisis univariat ini ditampilkan distribusi frekuensi dari masing-

    masing variabel yang diteliti, baik variabel dependen maupun independen.

    Selanjutnyan hasil analisis univariat akan dijelaskan pada sub-bab berikut ini:

    4.1.1 Partus Prematur dan tidak prematur

    Distribusi ibu hamil yang melahirkan prematur dan tidak

    prematur di Rumah Sakit Adjidarma Lebak-Banten periode Januari-

    Desember 2010 dapat dilihat pada tabel berikut:

    Tabel 4.1

    Distribusi Ibu hamil

    di Rumah Sakit Adjidararma Lebak-Banten periode 2010

    Status Prematur N %

    YaTidak

    7336

    67,033,0

    Total 109 100

    Sumber : Data Primer

    Berdasarkan tabel diketahui bahwa lebih banyak ibu hamil yang

    melahirkan dengan persalinan prematur (67,0%) daripada yang tidak

    prematur (32,0%).

  • 7/24/2019 Miftahul Jannah-fkik.pdf

    41/57

    29

    Sampai saat ini mortalitas dan morbiditas neonatus pada bayi

    prematur masih sangat tinggi. Hal ini berkaitan dengan maturitas organ

    pada bayi lahir seperti paru, otak, dan gastrointestinal. Di negara Barat

    sampai 80 % dari kematian neonatus adalah akibat prematuritas, dan

    bayi yang selamat 10 % mengalami permasalahan dalam jangka panjang

    seperti serebral palsi, retinopati, retradasi mental, dan juga disfungsi

    neurobehavior dan prestasi sekolah yang kurang baik.10-12Hal ini sejalan

    dengan hasil penelitian kami yang menggambarkan bahwa masih

    tingginya angka persalinan prematur di RSUD Adjidarma Lebak selama

    tahun 2010 yaitu sebanyak 67,0%

    Anantyo dalam bukunya ilmu kebidanan Sarwono Prawiroharjo

    menyebutkan angka persalinan prematur pada umumnya adalah sekitar

    6-10%. Hanya 1,5 % persalinan terjadi pada umur kehamilan kurang dari

    32 minggu dan 0,5 % pada kehamilan kurang dari 28 minggu. Namun

    kelompok ini merupakan duapertiga dari kematian neonatal. Kesulitan

    utamanya adalah perawatan bayi prematur itu sendiri, yang semakin

    muda usia kehamilan seseorang maka semakin besar morbiditas dan

    mortalitas, salah satunya berimplikasi terhadap AKB.

    Drive & Magowan mengatakan bahwa 35% prematur terjadi

    tanpa diketahui penyebab yang jelas, 20 % dikarenakan persalinan

    elektif,10 % akibat kehamilan ganda dan sebagian lainnya akibat kondisi

    ibu dan janin.10

    Karena permasalahan pada persalinan prematur bukan hanya

    terbatas kepada kematian perinatalnya saja, melainkan kelainan-kelainan

    yang akan dialami oleh perinatal. Dengan melihat permasalahan yangdapat terjadi pada bayi prematur, alngkah baiknya menunda persalinan

    prematur bila mungkin sehingga memberi suatu keuntungan yaitu

    menurunkan angka morbiditas & mortalitas baik ibu maupun janinnya.

  • 7/24/2019 Miftahul Jannah-fkik.pdf

    42/57

    30

    4.1.2 Infeksi Saluran Kemih saat kehamilan

    Distribusi ibu hamil yang mengalami infeksi saluran kemih di

    Rumah Sakit Adjidarma Lebak-Banten periode Januari-Desember 2011

    dapat dilihat pada tabel berikut:

    Tabel 4.2

    Distribusi Infeksi Saluran Kemih pada ibu hamil

    di Rumah Sakit AdjidararmaLebak-Banten periode 2010

    Status ISK N %

    Ya

    Tidak

    39

    70

    35,8

    64,2

    Total 109 100

    Data primer

    Berdasarkan tabel diketahui bahwa banyak ibu hamil yang tidak

    mengalami infeksi saluran kemih (64,2%) daripada yang mengalami

    infeksi saluran kemih (35,8%).

    Hasil penelitian diketahui bahwa lebih banyak ibu hamil yang

    tidak mengalami infeksi sebanyak 64,2% dibandingkan dengan ibu

    hamil yang mengalami infeksi saluran kemih. Hal ini tidak sejalan

    dengan El-Sokkary mengenai insiden Asimtomatik bakteriuria 23.5%

    dan yang tidak 16.9%. Hal ini juga di katakan oleh I gede putu surya

    yang menyebutkan bahwa ibu hamil sangat peka dengan infeksi dari

    berbagai mikrorganisme. Secara fisiologis sistem imun pada ibu hamil

    menurun, hal ini kemungkinan diakibatkan oleh toleransi sistem imun

    pada ibu terhadap bayi yang merupakan jaringan semi-alogenik,

    meskipun tidak memberikan pengaruh secara klinik.14-15

  • 7/24/2019 Miftahul Jannah-fkik.pdf

    43/57

    31

    Ketika wanita hamil telah terjadi beberapa perubahan diantaranya

    dari segi anatomi dan fisiologi ibu hamil seperti misalnya pada ginjal

    dan saluran kencing sehingga mempermudah terjadinya infeksi.12

    Meskipun hasil penelitian kami menyatakan penderita infeksi

    saluran kemih pada ibu hamil masih rendah hanya 35,8% ini sesuai

    dengan teori bahwa dilaporan prevalensi bakteriuria Hooton and

    colleagues menyebutkan insiden bakteriuria pada kehamilan 2 7 %

    yang tergantung dari paritas, ras, dan status sosialekonominya.10Begitu

    juga dengan Shahira R. Dimetry, Hanan M. El-Tokhy dalam

    penelitiannya Urinary Tract Infection and Adverse Outcome of

    Pregnancybahwa insiden ISK pada ibu hamil sebanyak 31.3% yaitu 78

    dari 249 sampel pasien.31

    Rendahnya kejadian dari infeksi saluran kemih di akibatkan

    karena pasien sendiri tidak menjalani pemeriksaan rutin selama

    kehamilan dengan alasan ekonomi serta masih banyak infeksi lain yang

    terjadi yaitu infeksi menuar seksual sehingga infeksi saluran kemih

    kurang diperhatikan.

    4.2Analisis Bivariat

    Analisis bivariat digunakan untuk melihat kemungkinan hubungan

    antara variabel independen dan variabel dependen dengan menggunakan

    analisis uji Chi Square. Melalui uji statistik chi squareakan diperoleh nilai p,

    dimana dalam penelitian ini digunakan tingkat kemaknaan sebesar 0,05.

    Penelitian antara dua variabel dikatakan bermakna jika mempunyai nilai p

    0,05 yang berarti Ho ditolak dan Ha diterima dan dikatakan tidak bermakna

    jika mempunyai nilai p >0,05 yang berarti Ho diterima dan Ha ditolak.5-6

    Selanjutnyan hasil analisis bivariat akan dijelaskan pada sub-bab berikut ini:

  • 7/24/2019 Miftahul Jannah-fkik.pdf

    44/57

    32

    4.2.1Hubungan Infeksi Saluran Kemih dengan Partus Prematur

    Infeksi saluran kemih adalah komplikasi umum yang banyak

    terjadi selama kehamilan, serta merupakan kelompok yang tersering yang

    menyebabkan komplikasi kehamilan.

    Meskipun insiden ISK tidak begitu meningkat pada kehamilan, tapi

    dianggap penting karena ini akan progresi menjadi pielonefritis dan

    berhubungan dengan morbiditas dan mortalitas ibu dan janin. El- Sokkary

    dalam Journal of American Science7 menyebutkan prevalensi

    asimptomatik bakteriuria pada wanita hamil di Kairo menyebabkan

    komplikasi yang serius seperti pielonefritis, penyakit hipertensi, BBLR,

    kelahiran prematur, dan anemia, dimana hal ini akan menyebabkan

    tingginya morbiditas ibu dan janin.

    Hasil analisis bivariat antara Infeksi Saluran Kemih dengan Partus

    prematur di Rumah Sakit Adjidarma Kabupaten Lebak Banten periode

    Januari hingga Desember 2010 dapat dilihat pada tabel 4 berikut ini:

    Tabel 4.3

    Hubungan Partus Prematur dengan Infeksi Saluran Kemih

    Sumber ;Data Primer

    Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa dari 73 pasien yang

    mengalami prematur 32 pasien pernah mengalami infeksi saluran kemih

    saat kehamilan, sedangkan 41 pasien tidak memiliki riwayat infeksi

    saluran kemih. Berdasarkan hasil uji statistik diperoleh nilai p =0,022 (p