Micro Teacheng

12
c. landasan pemikiran, tujuan, sasara, dan fungsi pembelajaran micro fakultas tarbiyah sebuah lembaga LPTK (Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan) salah satu lembaga perguruan tinggi Islam yang menyelenggarakan pendidikan akademik dan profesional pendidikan akademik yang difokuskan pada pembentukan kemampuan akademik dibidang pendidikan, sedangkan pendidikan profesional diarahkan untuk membentuk calon pendidik yang terampil dibidang ilmu keguruan. Pada awal perkuliahan diprogramkan bidang studi kependidikan secara teoretis. Untuk menguji ketepan teori-teori tersebut dipandang perlu iselenggarakan paraktik mengajar dalam bentuk pembelajaran micro. Menurut pengamatan dan informasi sementara kemampuan dan keterampilan mahasiswa sebagai calon guru dalam melaksanakan praktik mengajar dilaporkan umumnya masih lemah, padahal praktik micro teachingna sudah baik. Disamping itu, sampai saat ini pun penelitian mengenai, guru yang baik (good teaching) dan pembelajaran yang berhasil (succesful teaching) belum berhasil merumuskan satu teori yang berlaku universal tentang bagaimana seharusnya cara mengajar yang baik. Namun, bukantidak ada usaha pendekatan yang dilakukan, sebab ada beberapa keterampilan dasar yang mutlak perlu dikuasai oleh seorang guru profesional yang dapat dilatihkan dan diberikan kesepatan mengembangkan gayanya sendiri. T. Gilarso dalam bukunya program pengalaman lapangan mengutip pendapat Flanders dan Brown mengemukakan bahwa prinsip dasar yang melandasi program micro teaching adalah : 1. direncanakan, didalamnya mengenai materi, metode, tujuan, kegiatan belajar mengajar, alat-alat bantu yang digunakan, tingkah laku, dan penampilan. 2. nyata terjadi dikelas artinya diwujudkan dalam pelaksanaan proses belajar mengajar secara konkret. 3. bayangkan sekaligus dirasakan, dalam diri pengajar akan terdapat suatu gambaran mengenai tingkah lakunya sendiri. Mencermati dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa, perlu tiga langkah meningkatkan keterampilan profesional guru, yaitu planing (persiapan

description

sharing :)

Transcript of Micro Teacheng

Page 1: Micro Teacheng

c. landasan pemikiran, tujuan, sasara, dan fungsi pembelajaran micro

fakultas tarbiyah sebuah lembaga LPTK (Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan) salah satu lembaga perguruan tinggi Islam yang menyelenggarakan pendidikan akademik dan profesional pendidikan akademik yang difokuskan pada pembentukan kemampuan akademik dibidang pendidikan, sedangkan pendidikan profesional diarahkan untuk membentuk calon pendidik yang terampil dibidang ilmu keguruan.

Pada awal perkuliahan diprogramkan bidang studi kependidikan secara teoretis. Untuk menguji ketepan teori-teori tersebut dipandang perlu iselenggarakan paraktik mengajar dalam bentuk pembelajaran micro.

Menurut pengamatan dan informasi sementara kemampuan dan keterampilan mahasiswa sebagai calon guru dalam melaksanakan praktik mengajar dilaporkan umumnya masih lemah, padahal praktik micro teachingna sudah baik.

Disamping itu, sampai saat ini pun penelitian mengenai, guru yang baik (good teaching) dan pembelajaran yang berhasil (succesful teaching) belum berhasil merumuskan satu teori yang berlaku universal tentang bagaimana seharusnya cara mengajar yang baik.

Namun, bukantidak ada usaha pendekatan yang dilakukan, sebab ada beberapa keterampilan dasar yang mutlak perlu dikuasai oleh seorang guru profesional yang dapat dilatihkan dan diberikan kesepatan mengembangkan gayanya sendiri.

T. Gilarso dalam bukunya program pengalaman lapangan mengutip pendapat Flanders dan Brown mengemukakan bahwa prinsip dasar yang melandasi program micro teaching adalah :

1. direncanakan, didalamnya mengenai materi, metode, tujuan, kegiatan belajar mengajar, alat-alat bantu yang digunakan, tingkah laku, dan penampilan.

2. nyata terjadi dikelas artinya diwujudkan dalam pelaksanaan proses belajar mengajar secara konkret.

3. bayangkan sekaligus dirasakan, dalam diri pengajar akan terdapat suatu gambaran mengenai tingkah lakunya sendiri. Mencermati dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa, perlu tiga langkah meningkatkan keterampilan profesional guru, yaitu planing (persiapan yang baik), performance (pelaksanaan latihan mengajar), da perception (balikan, keterbukaan mau belajar dari pengalaman).

Tujuan diselenggarakan pembelajaran micro menurut T. Gilarso bahwa tujuan pembelajaran micro terbagi dua tujuan umum melatih kemampuan dan keterampilan dasar keguruan. Tujuan khusus, untuk melatih calon guru untuk terampil dalam membuat desain pembelajaran mendapatkan profesi keguruan, menumbuhkan rasa percaya diri.

Dwight allen, mengatakan bahwa tujuan micro teaching bagi calon guru adalah : (1) memberi pengalaman mengajar yang nyata dan latihan sejumlah keterampilan dasar mengajar, (2) calon uru dapat mengembangkan keterampilan mengajarnya sebelum mereka terjun kelapangan (3) memberikan kemungkinan bagi calon guru untuk mendapatkan bermacam-macam keterampilan dasar mengajar. Sedangkan bagi guru memberikan penyegaran dalam program pendidikan, dan

Page 2: Micro Teacheng

mendapatkan pengalaman mengajar yang bersifat individual untuk mengembangkan profesi, serta mengembangkan sikap terbuka bagi guru terhadap pembaruan.

Dengan demikian, tujuan pembelajaran micro teaching adalah melatih calon guru agar memiliki keterampilan dasar dan khusus dalam proses pembelajaran.

Sasaran akhir yang akan dicapai dalam pembelajaran micro teaching adalah terbinanya calon guru memiliki pengetahuan tentang proses pembelajaran, dan terampil dalam proses pembelajaran, serta memiliki sikap dan perilaku yang baik sebagai seorang guru.

Sedangkan fungsi pembelajaran micro adalah selain saran latihan mempraktikkan keterampilan mengajar, dan juga salah satu syarat bagi mahasiswa yang akan mengikuti pratik mengajar dilapangan.

Drs. Zainal asri, mpd , micro teaching disertai dengan pedoman pengalaman lapangan, pt. Raja grafindo jakarta 2010 h.44, 45,46

Page 3: Micro Teacheng

Pengertian , prosedur dan peranan pengajaran mikro

a. Pengertian dan tujuan pengajaran mikro

Pengajaran mikro merupakan salah satu cara latihan praktek yang dilakukan dalam prses pembelajaran untuk membentuk/mengembangkan keterampilan mengajar. Karena situasi pembelajaran itu sengaja ddesaian sedemikian rupa, maka pembentukan keterampilan baru ataupun pembaharuan sesuatu keterampilan baru ataupun pembaharuan sesuatu keterampilan mengajar dapat dilakukan secara terisolasi. Sebagai latihan praktek mengajar dalam sitasi laboratoris, melalui pengajaran mikro calon uru ataupun guru dapat berlatih berbagai keterampilan mengajar (teaching skill) dalam keadaan terkontrol guna meningkatkan kompetensinya.

Keterampilan mengajar dapat dilatih secara terisolasi melalui pengajaran mikro, tetapi pada akhirnya harus dilatihkan penggunaanya secara terintegrasi dalam kegaitan belajar mengajar di kelas. Oleh karena itu, latihan keterampilan mengajar melalui pengajaran mikro hanya merupakan bagian dari latihan praktek mengajar. Sebelum berlatih, seyogyanya dilakukan pengkajian tentang pengajaran mikro serta pengkajian berbagai keterampilan yang dapat dilatihkan melalui pengajaran ini. Hal ini merupakan pra-syarat sebelum berlatih dalam berbagai keterampilan mengajar.

Pengertian pengajaran mikro menurut Mc. Knight (1871( adalah “a sealed dowd teaching encounter designed to develop new skill and refine old ones”. Calon guru atau guru yang berlatih mengajar dan jumlah murid yang sedikit dengan waktu antara 5-10 menit direkam dengan “video tape recorder” (VTR) untuk diobservasi dan dianalisis bersama-sama dengan supervisor (Brown, 1975:14). Sedang Mc. Laughlin dan Moulton didalam bukunya yang di-terbitkan UNESCO mengemukakan : “Micro teaching is as perfomance training, method designed to isolate the component parts of the teaching, process, so that the trance can master each component one by one in a simplified teaching situation” (Mc Laughlin dan Moulton, 1975:9)

Berdasarkan pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa kaitan antara pengajaran mikro dengan program pengalaman lapangan, tetap merupakan “real teaching” (Allen and Ryan, 19692), dalam bentuk mikro yang dapat dikontrol. Bentuk mikro tersebut meliputi komponen interaksi pembelajaran yakni : jumlah murid, bahan pelajaran, waktu, jenis keterampilan mengajar yang digunakan dan lain-lain. Bila dibandingkan antara komponen-komponen “teaching” dengan “micro-teaching”, maka akan tampak perbedaan dan persaman seperti pada diagram 1 :

Diagram 1

Teaching dan Micro Teaching (PM)

Pengajaran (Teaching) (PM)

Page 4: Micro Teacheng

30-40 orang ( – murid –) 5-10 orang

30-45 orang (–waktu–) 10-15 orang

Luas (–bahan pelajaran–) terbatas

Terintegrasi (–keterampilan–) terisolasi

Dari uraian diatas, dapat dikatakan bahwa ciri pengajaran mikro sesuai dengan sebutannya yaitu bahwa kondisi serta situasi pembelajaran dengan cara :

- Jumlah murid diperkecil ( 5-10 orang)- Alokasi waktu dipersingkat (10-15 menit)- Kegiatan mengajar difokuskan pada keterampilan mengajar tertentu, dan - Bahan pelajaran hanya mencakup satu dua aspek yang sederhana

Dari segi keterampilan mengajar yang dipergunakan dan menjadi pusat perhatian didalam pengajaran mikro, maka perbandingan antara pengajaran dan pengajara mikro tergambar pada diagram 2 :

Diagram 2

Keterampilan pengajaran dalam teaching dan micro teaching

Sifat “mikro” dalam teknik latihan ini berusaha mengisolasikan secara sistematis bagian-bagian dari keseluruhan proses pembelajaran yang demikian kompleks. Usaha penyederhanaan itu didasarkan atas asumsi :

- Bahwa dengan menguasai lebih dahulu komponen kegiatan mengajar, akan dapat dilaksanakan kegiatan mengajar secara keseluruhan yang bersifat kompleks

- Bahwa dalam menyederhanakan situasi maka perhatian dapat ditujukan sepenuhnya kepada pembinaan keterampilan tertentu (khusus) yang merupakan komponen dari kegiatan mengajar

- Bahwa dengan menyederhanakan situasi latihan, maka lebih dimungkinkan untuk mengadakan observasi yang lebih seksama/cermat dengan pencatatan yang teliti.

Pengajaran mikro dalam konteks pelaksanaan program pengalaman lapangan, tidak berarti sebagai pengganti praktek mengajar, melainkan berfungsi sebagai alat/bantu pelengkap dari program praktek mengajar. Latihan praktek mengajar tidak berhenti sampai dikuasainya komponen-komponen keterampilan mengajar didalam pengajaran mikro, tetapi perlu diteruskan sehingga calon

Page 5: Micro Teacheng

guru dapat mempraktekkan kemampuan mengajar secara komprehensif dalam “real class/room teaching”.

Salah satu karakteristik pengajaran mikro ialah dimungkinkannya pemberian balikan secara cepat bagi calon guru yang berlatih. Dalam hal ini untuk keperluan pencatatan yang akuran disamping lembaran observasi, mungkin diperlukan alat perekam antara lain video tape recorder lengkap dengan kamera (VTR-UNIT) atau audio tape recorder (ATR). Penggunaan alat rekam sebagai pembantu dalam mengobservasi. Sehubungan penggunaan VTR dalam pelaksanaan pengajaran mikro perlu dipertimbangkan jumlah calon guru yang dilatih, alokasi waktu, sumber dana yang diperlukan relevansi VTR dengan jenis keterampilan yang dilatihkan.

Dr. Syafruddin, M.Pd., dan Drs. Asrul M.Si Praktikum Pengajaran Terbatas (Micro Teaching), Badan Penerbit Fakultas Tarbiyah IAIN-SU 2009 h.1,2,3,4

Page 6: Micro Teacheng

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin mendorong upaya-upaya pembharuan dalam pemanfaatan hasil-hasil teknologi dalam proses belajar. Para guru dituntut agar mampu menggunakan alat-alat yag dapat disediakan oleh sekolah, dan tidak tertutup kemungkinan bahwa alat-alat tersebut sesuai dengan perkembangan dan tuntutan zaman. Guru sekurang-kurangnya dapat menggunakan alat yang murah dan efisien yang meskipun sederhana dan bersahaja tetapi merupakan keharusan dalam upaya mencapai tujuan pengajaran yang diharapkan. Disamping mampu menggunakan alat-alat yang tersedia, guru juga dituntut untuk dapat mengembangkan keterampilan membuat media pengajaran yang akan digunakannya apabila media tersebut belum tersedia. Untuk itu guru harus memilii pengetahuan dan pemahaman yang cukup tentang media pengajaran, yang meliputi (Hamalik, 1994:6):

a. Media sebagai alat komunikasi guna lebih mengefektifkan proses belajar mengajarb. Fungsi media dalam rangka mencapai tujuan pendidikanc. Seluk-beluk proses belajard. Hubungan antara metode mengajar dan media pendidikane. Nlai atau manfaat media pendidikan dalam pengajaranf. Pemilihan dan penggunaan media pendidikang. Media pendidikan dalam setiap mata pelajaranh. Usaha inovasi dalam media pendidikan

Dr. Azhar Arsyad, M.A “Media Pembelajaran”, PT. RajaGrafindo Persada, Jakarta 2003 h.2

Page 7: Micro Teacheng

Prosedur pembelajaran micro

Pelaksanaan pembelajaran micro bertujuan membekali calon guru sejumlah keterampilan dasar mengajar danakan dipraktikkan didepan kelas. Siklus pembelajaran micro dapat dilihat pada bagan 2.1.

Siklus pembelajaran micro

Keterangan :

1. Memahami teori atau hasil penelitian keterampilan mengajar2. Mendiskusikan prinsip dan keterampilan yang harus dikerjakan3. Dipraktikkan dengan teman-teman selama 10-15 menit4. Direkam dengan video, dan diputar ulang sebagai bahan masukan terhadap keterampila n

yang sudah dilatihkan5. Jika perlu dilatihkan pada kelompok yang berbeda, untuk melihat kelemahan-kelemahan

terdahulu6. Pengajaran micro ada kaitannya dengan praktik di lapangan dalam situasi yang

sesungguhnya.

Idealnya program pembelajaran micro ini dilaksanakan pada semester III bagi D2 atau semester VI untuk S1 semester II bagi program Akta IV. Stressing program pengalaman lapangan adalah pada kegiatan dalam bentuk latihan mengajar yang dilaksanakan oleh seseorang secara terbimbing untuk mendapatkan keterampilan dalam memberikan pelajaran dan ditempuh pada waktu tertentu sebagai salah satu syarat untuk memenuhi suatu program.

Pelaksanaanya kuliah dilakukan di kelas dan laboratorium micro, dengan dibimbing oleh seorang dosen yang ditunjuk memenuhi kriteria kependidikan dan dibantu oleh tenaga teknisi yang mengoperasionalkan alat-alat elektronik. Sedangkan penanggung jawab pelaksanaan pembelajaran Dekan, Ketua UPT-PPL berkoordinasi dengan masing-masing ketua jurusan.

Persiapan yang dilakukan dalam proses pembelajaran micro ada beberapa ketentuan perlu dipertanyakan dan dicarikan jawabannya :

1. Apa keinginan yang harus dipelajari peserta didikk2. Apa tujuan pembelajaran yang akan dicapai3. Bagaimana mendesain tugas yang akan diberikan4. Metode apa yang cocok digunakan dalam proses pembelajaran5. Bagaimana cara mengevaluasi kegiatan yang sudah dilaksanakan.

Prosedur pelaksanaan pembelajaran micro terdiri dari :

1. Mahasiswa atau calon guru harus menyusun Satuan Pembelajaran (SP) atau Rencana Pembelajaran (RP) atau Sknario, lama penyajian antara 10 sampai 15 menit, ditulis rapi dan diserahkan kepada dosen pembimbing sebelum tampil untuk mencocokkan apa yang ditulis sesuai dengan yang dipraktikkan

2. Bagi mahasiswa yang tidak tampil bertugas sebagai supervisor, observer tertulis, observer lisan, sekaligus sebagai peserta didik di kelas.

Page 8: Micro Teacheng

1. Tahapan-tahapan Pembelajaran Micro

Bagan 2.2. Tahapan-tahapan Pembelajaran Micro (T.Gilarso, 1986)

2. Pembagian Kelompok Micro

Bagan 2.3. Giliran Pembagian Tugas untuk Satu Komponen Keterampilan (T.Gilarso, 1986)

Keterangan :

Jika session pertama, kelompok I (ada 5 orang mahasiswa) masing-masing bertugas sebagai guru, kelompok 2 sebagai supervisor, kelompok 3 sebagai observer tertulis, kelompok 4 sebagai observer lisan, dan kelompok 5 sebagai peserta didik. Maka pada session 2 menjadi observer tertulis, kelompok 3 menjadi observer lisan, kelompok 3 menjadi peserta didik dan kelompok 5 bertugas menjadi guru, demikian seterusnya sampai lima session untuk setiap komponen keterampilan. Jika lima komponen keterampilan keguruan, maka dibutuhkan 25 session dalam satu semester untuk dan satu kelompok

Kegiatan dalam Pembelajaran Micro :

1. Selama kegiatan berlangsung dicatat dan direkam, pada suatu saat dapat dikaji ulang lagi2. Penilaian pembelajaran micro antara lain :

a. Perencanaan tertulis mendesain (RPP)b. Ket. Membuka pelajaran ket. Bertanya dan menjawabc. Ket. Bertanya dan menjawabd. Ket. Menguasai dan menjelaskan materie. Ket. Penggunaan media pembelajaranf. Ket. Memakai metode/pendekatan dan strategi pembelajarang. Penampilan (gaya, pakaian)h. Ket. Mengelola kelasi. Ket. Penggunaan bahasaj. Volume suarak. Menyimpulkan dan melakukan evaluasil. Kemampuan mengakhiri/menutup pelajaran

3. Mahasiswa yang tidak hadir lebih dari tiga session, dinyatakan gugur atau tidak lulus4. Tata ruang proses pembelajaran micro teaching

Page 9: Micro Teacheng
Page 10: Micro Teacheng