Metri
-
Upload
chaidir-septia-putra -
Category
Documents
-
view
215 -
download
2
Transcript of Metri
ANTROPOMETRI
Definisi Antropometri
Antropometri merupakan bagian dari ergonomi yang secara
khusus mempelajari ukuran tubuh yang meliputi dimensi
linear, serta, isi dan juga meliputi daerah ukuran,
kekuatan, kecepatan dan aspek lain dari gerakan tubuh.
Secara devinitif antropometri dapat dinyatakan sebagai
suatu studi yang berkaitan dengan ukuran dimensi tubuh
manusia meliputi daerah ukuran, kekuatan, kecepatan dan
aspek lain dari gerakan tubuh manusia, menurut
Stevenson (1989) antropometri adalah suatu kumpulan
data numeric yang berhubungan dengan karakteristik fisik
tubuh manusia ukuran, bentuk, dan kekuatan serta
penerapan dari data tersebut untuk penanganan masalah
desain.
Salah satu pembatas kinerja tenaga kerja. Guna
mengatasi keadaan tersebut diperlukan data antropometri
tenaga kerja sebagai acuan dasar desain sarana
prasarana kerja. Antropometri sebagai salah satu disiplin
ilmu yang digunakan dalam ergonomi memegang peran
utama dalam rancang bangun sarana dan prasarana kerja.
Antropometri dapat dibagi menjadi:
1. Antripometri Statis
Antropometri statis merupakan ukuran tubuh dan
karakteristik tubuh dalam keadaan diam (statis) untuk
posisi yang telah ditentukan atau standar
Contoh: Tinggi Badan, Lebar bahu
1. Antropometri Dinamis
Antropometri dinamis adalah ukuran tubuh atau
karakteristik tubuh dalam keadaan bergerak, atau
memperhatikan gerakan-gerakan yang mungkin terjadi
saat pekerja tersebut melaksanakan kegiatan.
Contoh: Putaran sudut tangan, sudut putaran pergelangan
kaki.
Data Antopometri
Data antropometri adalah data-data dari hasil pengukuran
yang digunakan sebagai data untuk perancangan
peralatan. Mengingat bahwa keadaan dan ciri dapat
membedakan satu dengan yang lainnya, maka dalam
perancangan yang digunakan data antropometri terdapat
tiga prinsip yang harus diperhatikan yaitu (Wignjosoebroto,
2003):
1. Prinsip perancangan fasilitas berdasarkan individu
ekstrim (minimum atau maksimum)
Prinsip ini digunakan apabila kita mengharapkan agar
fasilitas yang akan di rancang tersebut dapat di pakai
dengan enak dan nyaman oleh sebagian besar orang-
orang yang akan memakainya.
Contohnya: Ketinggian kontrol maksimum digunakan tinggi
jangkauan keatas dari orang pendek, ketinggian pintu di
sesuaikan dengan orang yang tinggi dan lain-lain.
1. Prinsip perancangan fasilitas yang bisa
disesuaikan.
Prinsip digunakan untuk merancang suatu fasilitas agar
fasilitas tersebut dapat menampung atau bisa dipakai
dengan enak dan nyaman oleh semua orang yang mungkin
memerlukannya. Biasanya rancangan ini memerlukan
biaya lebih mahal tetapi memiliki fungsi yang lebih tinggi.
Contohnya: Kursi kemudi yang bisa di atur maju-mundur
dan kemiringan sandarannya, tinggi kursi sekretaris atau
tinggi permukaan mejanya.
1. Prinsip perancangan fasilitas berdasarkan harga
rata rata para pemakainya. Prinsip ini hanya di
gunakan apabila perancangan berdasarkan harga
ekstrim tidak mungkin dilaksanakan dan tidak
layak jika menggunakan prinsip perancangan
fasilitas yang bisa disesuaikan. Prinsip
berdasarkan harga ekstrim tidak mungkin
dilaksanakan bila lebih banyak rugi dari pada
untungnya, ini berarti hanya sebagian kecil dari
orang-orang yang merasa enak dan nyaman ketika
menggunakan fasilitas tersebut.
Kenyataan menunjukan bahwa terdapat perbedaan atribut/
ukuran fisik antara satu manusia dengan manusia yang
lain. Perbedaan antara satu populasi dengan populasi yang
lain dikarenakan oleh faktor-faktor yang mempengaruhi
data antropometri, yaitu :
Umur
Jenis kelamin
Ras dan suku bangsa
Jenis pekerjaan
Dalam rangka untuk mendapatkan suatu rancangan yang
optimum dari suatu ruang dan fasilitas akomodasi maka
hal-hal yang harus diperhatikan adalah faktor- seperti
panjang dari suatu dimensi tubuh manusia baik dalam
posisi statis maupun dinamis selain itu juga harus
didapatkan data-data yang sesuai dengan tubuh manusia.
Pengukuran tersebut adalah relatif mudah untuk didapat
jika diaplikasika pada data perorangan. Akan tetapi
semakin banyak jumlah manusia yang diukur dimensi
tubuhnya, maka akan semakin kelihatan betapa besar
variansinya antara tubuh dengan tubuh lainnya baik secara
keseluruhan tubuh maupun segmennya.
Antropometri Dan Aplikasinya Dalam Perancangan
Fasilitas
Istilah antropometri berasal dari “anthro” yang berarti
manusia dan “metri” yang berarti ukuran. Secara definitif
antropometri dapat dinyatakan sebagai suatu studi yang
berkaitan dengan pengukuran dimensi tubuh manusia.
Antropometri secara luas akan digunakan sebagai
pertimbangan ergonomi dalam proses perancangan produk
maupun sistem kerja yang akan memerlukan interaksi
manusia. Data antropometri yang berhasil diperoleh akan
diaplikasikan secara luas antara lain dalam hal, (Menurut
Wignjosoebroto, 2003):
1. Perancangan area kerja (work station, mobile,
interior, dll)
2. Perancangan peralatan kerja seperti mesin,
equipment , perkakas dan sebagainya
3. Perancangan produk-produk konsumtif seperti
pakaian, kursi, meja, dan sebagainya.
4. Perancangan lingkungan kerja fisik
Jadi dapat disimpulkan bahwa data antropometri dapat
menentukan bentuk, ukuran dan dimensi yang berkaitan
dengan produk yang dirancang dan manusia yang akan
mengoperasikanya atau menggunakan produk tersebut.
Dalam kaitan ini maka perancangan produk harus mampu
mengakomodasikan dimensi dari populasi terbesar yang
akan menggunakan produk hasil rancangan tersebut.
Secara umum sekurang-kurangnya 90%-95% dari populasi
yang menjadi target dalam kelompok pemakai suatu
produk haruslah dapat menggunakan produk tersebut.
Untuk mendesain peralatan kerja secara ergonomi yang
digunakan dalam lingkungan sehari-hari atau mendesain
peralatan yang ada pada lingkungan seharusnya
disesuaikan dengan manusia di lingkungan tersebut.
Apabila tidak ergonomis akan menimbulkan berbagai
dampak negatif bagi manusia tersebut. Dampak negatif
bagi manusia tersebut akan terjadi dalam jangka waktu
pendek ( short term) maupun jangka panjang ( long term) .
Prinsip Perancangan Produk Atau Fasilitas Dengan
Ukuran Rata-Rata Data Antropometri
Dalam hal ini rancangan produk didasarkan terhadap rata-
rata ukuran manusia. Problem pokok yang dihadapi dalam
hal ini justru sedikit sekali mereka yang berbeda dalam
ukuran rata-rata, sedangkan bagi mereka yang memiliki
ukuran ekstrim akan dibuatkan rencana tersendiri.
Berkaitan dengan aplikasi data antropometri yang
diperlukan dalam proses perancangan produk ataupun
fasilitas kerja, maka ada beberapa sarana/ rekomendasi
yang bisa diberikan sesuai langkah-langkah sebagai
berikut (Nurmianto, 2003):
1. Pertama kali terlebih dahulu harus ditetapkan
anggota tubuh mana yang nantinya akan
difungsikan untuk mengoperasikan rencana
tersebut
2. Tentukan dimensi tubuh yang penting dalam
proses perancangan tersebut, dalam hal ini perlu
juga diperhatikan apakah harus menggunakan data
dimensi tubuh statis ataukah data dimensi tubuh
dinamis
3. Selanjutnya tentukan populasi terbesar yang harus
diantisipasi, diakomodasikan dan menjadi target
utama pemakai rancangan produk tersebut. Hal ini
lazim dikenal sebagai “segmentasi pasar” seperti
produk mainan anak-anak, peralatan rumah
tangga untuk wanita, dll.
4. Tetapkan prinsip ukuran yang harus diikuti semisal
apakah rancangan tersebut untuk ukuran
individual yang ekstrim, rentang ukuran yang
fleksibel (adjustabel) ataukah ukuran rata-rata.
5. Pilih prosentase populasi yang harus diikuti 90th,
95th, 99th ataukah nilai persentil yang lain yang
dikehendaki
6. Untuk setiap dimensi tubuh yang telah
diidentifikasikan selanjutnya pilih/tetapkan nilai
ukurannya dari tabel data antropometri yang
sesuai. Aplikasikan data tersebut dan tambahkan
faktor kelonggaran (allowance) bila diperlukan
seperti halnya tambahan ukuan akibat tebalnya
pakaian yang harus dikenakan oleh operator,
pemakaian sarung tangan dan lain-lain.
Selanjutnya untuk menjelaskan mengenai data antopometri
untuk bisa diaplikasikan dalam berbagai rancangan produk
ataupun fasilitas kerja, maka gambar berikut akan
memberikan informasi tentang berbagai macam anggota
tubuh yang perlu diukur.
Gambar 2.1. Antropometri Tubuh Manusia
Sumber: Stevenson; Eko Nurmianto, 2003
Keterangan gambar:
1 = Dimensi tinggi tubuh dalam posisi tegak (dari
lantai s/d ujung kepala)
2 = Tinggi mata dalam posisi berdiri tegak
3 = Tinggi bahu posisi berdiri tegak
4 = Tinggi siku dalam posisi berdiri tegak (siku tegak
lurus)
5 = Tinggi kepalan tangan yang terjulur lepas dalam
dalam posisi berdiri tegak
6 = Tinggi tubuh dalam posisi duduk (diukur dari atas
tempat duduk/pantat sampai dengan kepala
7 = Tinggi mata dalam posisi duduk
8 = Tinggi bahu dalam posisi duduk
9 = Tinggi siku dalam posisi duduk (siku tegak lurus)
10 = Tebal atau lebar paha
11 = Panjang paha yang diukur dari ujung pantat sampai
dengan ujung lutut
12 = Panjang paha yang diukur dari pantat sampai
dengan bagian belakang dari lutut/betis
13 = Tinggi lutut yang bisa diukur baik dalam posisi
berdiri ataupun duduk
14 = Tinggi tubuh dalam posisi duduk yang diukur dari
lantaisampai dengan paha
15 = Lebar dari bahu (bisa diukur dalam posisi berdiri
ataupun duduk)
16 = Lebar pinggang/pantat
17 = Lebar dari dada dalam keadaan membusung
18 = Lebar perut
19 = Panjang siku yang diukur dari pergelangan sampai
dengan ujung jari-jari dalam posisi tegak
20 = Lebar kepala
21 = Panjang tangan diukur dari pergelangan sampai
dengan ujung jari-jari dalam posisi tegak
22 = Lebar telapak tangan
23 = Lebar tangan dalam posisi tangan terbentang lebar-
lebar kesamping kiri-kanan
24 = Tinggi jangkauan tangan dalam posisi berdiri tegak,
diukur dari lantai sampai dengan telapak tangan yang
terjangkau harus keatas (vertikal)
25 = Tinggi jangkauan tangan dalam posisi duduk tegak,
diukur seperti no.24 tetapi dalam posisi duduk
26 = Jarak tangan yang terjulur kedepan diukur dari bahu
sampai ujung jari tangan
Data antropometri dibuat sesuai dengan ukuran tubuh
laki-laki dan perempuan, harga rata-rata, standard deviasi
serta persentil tertentu (5th-95th dan sebagainya)