Metodologi Pengajaran Bahasa Arab

62
www.mazizaacrizal.blogspot.com Metodologi Pengajaran Bahasa Arab Brought By: Mazizaacrizal a.k.a Dewa ng’Asmoro Mudhun Bumi Visit me at : www.mazizaacrizal.blogspot.com : www.facebook.com/mazizaacrizal E-mail : [email protected]

Transcript of Metodologi Pengajaran Bahasa Arab

Page 1: Metodologi Pengajaran Bahasa Arab

www.mazizaacrizal.blogspot.com

Metodologi Pengajaran Bahasa Arab

Brought By: Mazizaacrizal

a.k.a

Dewa ng’Asmoro Mudhun Bumi

Visit me at : www.mazizaacrizal.blogspot.com

: www.facebook.com/mazizaacrizal

E-mail : [email protected]

Page 2: Metodologi Pengajaran Bahasa Arab

www.mazizaacrizal.blogspot.com

MACAM-MACAM METODOLOGI PENGAJARAN BAHASA ARAB

1. Metode Ceramah

Yang dimaksud dengan metode ceramah yaitu cara menyampaikan suatu pelajaran tertentu

dengan jalan penuturan secara lisan kepada anak didik atau khalayak ramai. Dalam sejarah

Islam, Nabi Muhammad SAW dan para sahabat, dalam mengembangkan dan mendakwahkan

agama Islam banyak menggunakan dengan acara berceramah ini. Hal ini tercermin dalam hadits

beliau yang berbunyi sebagai berikut :

“Sampaikanlah olehmu walaupun hanya satu ayat”

Jadi cara penyampaian dakwah disini yaitu dengan cara berceramah secara lisan atau ucapan.

Meskipun dakwah secara bil hal (dengan perbuatan) sangat diutamakan dalam Islam, namun

ceramah tetap penting.

Ciri yang menonjol dalam metode ceramah, dalam pelaksanaan pengajaran di kelas, adalah

peranan gutu tampak sangat dominan. Adapun murid mendengarkan dengan teliti dan mencatat

isi ceramah yang disampaikan oleh guru di depan kelas.

Ceramah tepat digunakan :

1. Apabila guru ingin menyampaikan sejumlah fakta dan pendapat yang tidak tertulis dan

tercatat dalam buku catatan atau naskah

2. Apabila bahan pelajaran yang akan disampaikan cukup banyak, sementara waktu yang

tersedia sangat terbatas

3. Apabila guru seorang pembicara yang baik dan memikat serta penuh antusias

4. Apabila gutu akan merangkum pokok penting pelajaran yang telah dipelajari, sehingga

diharapkan siswa memhami dan mengerti secara gamblang

5. Jika guru memperkenalkan pokok pelajaran yang baru, dan menghubungkannya terhadap

pelajaran yang telah lalu (asosiasi)

6. Apabila jumlah siswa terlau banyak sehingga bahan pelajaran sulit disampaikan melalui

metode lain1

Untuk bidang studi Agama, metode ceramah ini tepat digunakan misalnya : jika ingin

menerangkan pelajaran mengenai pengertian “keimanan, akhlak” dan lain sebagainya.

Keuntungan Metode Ceramah

1 Winarno Surachman, Metodologi Pengajaran Nasional, Jammers, Bandung, 1980, hlm 76Baca Juga : - Tayar Yusuf, Ilmu Praktek Mengajar, Al-Ma’arif, bandung, 1985

- Depag, Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam, Jakarta, 1980

Page 3: Metodologi Pengajaran Bahasa Arab

www.mazizaacrizal.blogspot.com

1. Bahan dapat disampaikan sebanyak mungkin dalam jangka waktu yang singkat

2. Guru dapat menguasai situasi kelas

3. Organisasi kelas lebih sederhana dan mudah dilaksanakan

4. Tidak terlalu banyak memakan biaya dan tenaga

Kelemahan Metode Ceramah

1. Ceramah hanya cenderung mempertimbangkan segi banyaknya bahan pelajaran yang akan

dijadikan, dan kurang memperhatikan/mementingkan segi kualitas (mutu) penguasaan bahan

pelajaran

2. Bila situasi kelas tidak dapat dikuasai oleh guru secara baik, maka proses pengajaran akan

dapat menjadi tidak efektif. Bahkan dapat berkaitan lebih jauh (misalnya kacaunya situasi

proses pengajaran)

3. Pada metode ceramah proses komunikasi banyak terpusat kepada guru. Dan siswa banyak

berperan sebagai pendengar setia. Sehingga proses pengajaran sering dikritik sebagai

sekolah dengar, murid terlalu pasirf.

4. Sulit mengukur sejauh mana penguasaan bahan pelajaran yang telah diberikan itu oleh anak

didik

5. Apabila ceramah tidak mempertimbangkan segi psikologis dan diktatis, maka ceramah dapat

bersifat melantur tanpa arah dan tujuan yang jelas.

Langkah-langkah persiapan ceramah :

Dibawah ini ada beberapa langkah-langkah persiapan metode ceramah, yang dapat

mempertinggi bobot dan efektivitas ceramah yakni sebagai berikut :

1. Merumuskan tujuan khusus yang hendak dicapai

2. Materi ceramah hendaklah disusun secara sistematis

3. Sikap/penampilan dan gaya bahasa ceramah umumnya dapat meningkatkan dan mendorong

serta merangsang perhatian anak didik

4. Tujuan ceramah untuk memperjelas pengertian siswa mengenai materi pelajaran yang telah

disampaikan, maka alat bantu/alat peraga mesti ditetapkan sebelumnya

5. Usahakan menanamkan pengertian yang jelas. Hal ini misalnya dapat dilakukan dengan cara

memberikan ikhtisar atau kesimpulan, dan mengenai catatan kecil mengenai bahan yang

telah diberikan tersebut

Page 4: Metodologi Pengajaran Bahasa Arab

www.mazizaacrizal.blogspot.com

6. Dalam perjalanan agama hendaklah pemakaian metode ceramah ini diselingi dengan

metode-metode lain misalnya metodologi audio visual, demonstrasi, tanya jawab dan lain-

lainnya

7. Metode ceramah semestinya hanya sebagai pendukung/pendamping metode-metode lain

2. Metode Diskusi atau Musyawarah

Dalam kehidupan kita sehari-hari, khususnya dalam hubungan interaksi edukatif sering

dihadapkan kepada berbagai macam permasalahan, yang kadang-kadang tidak dapat

diselesaikan hanya dengan satu cara, akan tetapi memerlukan berbagai macam cara yang

terbaik. Tentang sesuatu permasalahan yang sulit disimpulkan sendiri.

Metode diskusi merupakan salah satu cara yang dapat digunakan dalam menyelesaikan

masalah, yang mungkin menyangkut kepentingan bersama, dengan jalan muswarah untuk

mufakat. Memperluas pengetahuan dan cakrawala pemikiran.

Dengan kata laian metode diskusi yaitu cara bagaimana menyajikan bahan pelajaran

melalui proses pemeriksaan dengan teliti suatu masalah tertentu dengan jalan bertukar pikiran,

bantah membantah dan memeriksa dengan teliti berhubungan yang terdapat di dalamnya :

dengan jalan menguraikan, membanding-bandingkan, menilai hubungan itu dan mengambil

kesimpulan yang dapat ditarik daripadanya2. Bersama-sama melalui diskusi bisa ditemui 2, 3

atau lebih jawaban/kesimpulan, yang semuanya dapat diterima/benar

Adapun masalah-masalah yang baik untuk didiskusikan adalah meliputi sifat-sifat sebagai

berikut :

1. Menarik minat siswa dan sesuai dengan taraf perkembangannya

2. Mempunyai kemungkinan jawaban lebih dari satu, yang masing-masing dapat dipertahankan

kebenarannya

3. Bila pertanyaan dimaksudkan untuk mencari pertimbangan dan perbandingan daripadanya

Kelebihann dari metode diskusi

1. Suasana kelas lebih hidup dan dinamis

2. Mempertinggi pertisipasi siswa, untuk mengeluarkan pendapatnya baik secara individu

maupun secara kelompok

3. Merangsang siswa untuk mencari jalan pemecahan masalah yang dihadapi bersama, dengan

cara bermusyawarah dan urun rembuk bersama-sama

4. Melatih sikap dinamis dan kreatif dalam berpikir

2 Tayar Yusuf. Ilmu Praktek Mengajar, Metodik Khusus Pengajaran Agama. Al-Ma’arif, Bandung, 1985. hlm

Page 5: Metodologi Pengajaran Bahasa Arab

www.mazizaacrizal.blogspot.com

5. Menumbuhkan sikap toleransi dalam berpendapat maupun bersikap

6. Hasil diskusi dapat disimpulkan dan mudah dipahami

7. Memperluas cakrawala dan wawasan berpikir peserta diskusi

Kelemahan-kelemahan metode diskusi

1. Kemungkinan siswa yang tidak ikut aktif dijadikan kesempatan untuk bermain-main dan

mengganggu temannya yang lain

2. Apabila suasana kelas tidak dapat dikuasai, kemungkinan pengguna waktu menjadi tidak

efektif, dan dapat berakibat tujuan pengajaran tidak tercapai

3. Sulit memprediksi arah penyelesaian diskusi. Hal ini terjadi jika proses jalannya diskusi

hanya merupakan ajang perbedaan pendapat yang tidak ada ujung penyelesainnya

4. Siswa mengalami kesulitan untuk mengeluarkan pendapat secara sistematis. Terutama bagi

siswa yang memiliki sifat pemalu dan rasa takut mengeluarkan pendapat

5. Kesulitan mencari tema diskusi yang aktual, yang hangat dan menarik untuk didiskusikan

Peranan guru atau pimpinan dalam diskusi

1. Guru atau pimpinan diskusi sebagai pengatur lalu lintas pembicaraan

Sebagai pimpinan diskusi, ia harus mampu mengatur jalannya diskusi, dan menstimulir para

peserta diskusi untuk menyeluarkan pendapatnya

Sebagai pimpinan diskusi, ia memiliki hak untuk :

a. Mengajukan pertanyaan kepada anggota kelompok tertentu

b. Mengatur agar tidak semua anggota peserta diskusi berbicara serentak tanpa

mengindahkan untuk mengambil bagian berbicara secara bergilir

c. Mencegah kemungkinan dikuasainya forum diskusi oleh orang-orang tertentu saja.

Sehingga tidak adnaya pemerataan berbicara

d. Memberikan kesempatan kepada siswa yang tidak aktif berbicara, karena malu, atau

pendiam agar dapat menyumbangkan buah pikirannya

2. Guru atau pimpinan diskusi berperan sebagai dinding penangkis

Sebagai pimpinan diskusi, ia selalu menerima pertanyaan-pertanyaan dari peserta diskusi,

kemudian pimpinan diskusi mengembalikannya lagi kepada peserta diskusi untuk

dipecahkan bersama-sama. Dan menjaga arah diskusi jangan sampai terjadi terjadi debat

kusir antara pimpinan dengan peserta diskusi, dan antara diskusi dengan yang lain

sesamanya. Akan tetapi perdebatan terjadi dalam batas-batas yang wajar dan argumentatif

rasional

Page 6: Metodologi Pengajaran Bahasa Arab

www.mazizaacrizal.blogspot.com

3. Pimpinan diskusi sebagai penunjuk jalan

Sebagai penunjuk jalan pimpinan diskusi dapat memberikan penerangan dan penjelasan,

serta meluruskan obyek pembicaraan, bila ada tanda-tanda pembicaraan menyimpang dari

tema diskusi semula

Teknik-teknik mengajukan pertanyaan dalam diskusi

1. Mula-mula diajukan kepada semua siswa, baru kediamuan ditujukan kepada siswa tertentu

2. Beri waktu siswa untuk berpikir dan menyusun jawabannya

3. Pertanyaan tidak diajukan berdasarkan urutan absen arau deretan bangku. Tetapi kepada

semua siswa, yang telah siap untuk menjawab bahan diskusi

Tujuan metode diskusi

Melalui metode diskusi, tujuan pengajaran selain untuk mencari dan menemukan jawaban

yang benar dan setepat-tepatnya juga dimaksudkan untuk :

1. Dapat menemukan cara baru yang ditempuh dalam menyelesaikan masalah yang dihadapi

bersama

2. Mengumpulkan fakta dan pendapat-pendapat dari para peserta atau pihak yang dimintai

keterangan

3. Merumuskan hasil diskusi dan kemungkinan tindak lanjut yang dapat direalisasikan

Fungsi diskusi :

1. Mendorong siswa untuk berpikir dan mengeluarkan pendapatnya dengan dasar argumentasi

yang kuat dan akurat

2. Mengembangkan daya imajinasi dan intuitif serta daya pikir yang kritis

3. Disamping itu diskusi dapat berfungsi sebagai bahan masukan yang sangat berharga bagi

seorang guru atau pimpinan sekolah

Dalam pelajaran agama Islam metode diskusi ini daoat diterapkan dalam mengajarkan

pelajaran fikih dan pelajaran sejarah Islam. Dalam pelajaran fikih misalnya kita dapat memilih

tema misalnya mengenai : Bagaimana bayi tabung, donor darah / dan donor mata, operasi

jantung dan donor ginjal menurut Islam. Dan bagaimana asuransi, Bank, Koperasi dan lain-

lainnya menurut Islam. Demikian pula dalam pelajaran sejarah, kita dapat memilih tema,

misalnya : bagaimana peranan umat Islam dalam merebut kemerdekaan, dalam menumpas

penjajah dan komunis/PKI di masa pra kemerdekaan. Dan dapat pula mendiskusikan peran umat

Islam secara global/internasional. Pendek kata tema diskusi harus juga disesuaikan dengan taraf

Page 7: Metodologi Pengajaran Bahasa Arab

www.mazizaacrizal.blogspot.com

kemampuan dan perkembangan anak didik. Pada kelas-kelas yang masih rendah diskusi dapat

dilakukan dengan yang ringan-ringan, sedangkan pada kelas-kelas yang maju/tingkat tinggi,

diskusi dapat bersifat abstrak dan problematik pemikiran.

Dalam Al-Qur’an Allah mengajurkan kepada kita untuk berdiskusi dan bermusyawarah

secara baik dalam menghadapi berbagai masalah yang dihadapi bersama, yang berbunyi :

Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka.

Sekiranya kamu bersikap keras, lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari

sekelilingmu. Karena itu maafkanlah mereka, mohonkanlah ampunan bagi mereka, dan

bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu telah

membulatkan tekad, maka bertawakanlah kamu kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai

orang-orang bertawaqal kepada-Nya (Q.S Ali Imran:159).

Dalam ayat lain juga Allah menegaskan kepada orang yang mengakui dirinya beriman,

mendirikan salat serta bagi mereka karenanya mampu mengeluarkan/ menafkahkan sebagian

dari hartanya, untuk selalu bermusyawarah dalam urusan mereka. Dengan firmannya yang

berbunyi :

Dan (bagi) orang-orang yang menerima (mematuhi) seruan Tuhannya dan mendirikan shalat,

sedang urusan mereka (diputuskan) dengan musyawarah antara mereka dan mereka

menafkahkan bagian dari rezeki yang kami berikan kepada mereka (Q.S Asy-Syura

(Musyawarah) : 38).

3. Metode Demontrasi dan Eksperimen

Yang dimaksud dengan metode demonstrasi adalah : metode mengajar dengan

menggunakan alat peragaan (meragakan), untuk memperjelas suatu pengertian, atau untuk

memperlihatkan bagaimana untuk melakukan dan jalannya suatu proses pembuatan tertentu

kepada siswa. To Show atau memperkenalkan/ mempertontonkan.

Kalau demonstrasi titik tekanannya terletak pada memperagakan, bagaimana jalannya proses

tertentu. Maka pada eskperimen adalah melakukan percobaan/ praktek langsuang atau dengan

cara meneliti dan mengamati secara seksama. Dalam pelaksanaan kedua metode ini dapat

dipakai bersama-sama/bergantian.

Metode demonstrasi dalam pelaksanaannya antara lain dapat digunakan dalam

menyampaikan bahan pelajaran fiqih, misalnya bagaimana berwudlu’ yang benar, bagaimana

cara mengerjakan salat yang benar, baik itu shalat wajib lima waktu sehari semalam maupun

salat sunat seperti salah jenazah, salat sunat istiqarah, tahajjud, istisqa dan lain-lain sebagainya.

Page 8: Metodologi Pengajaran Bahasa Arab

www.mazizaacrizal.blogspot.com

Sebab kata demontrasi terambil dari Demonstrastion = to show

(memperagakan/memperlihatkan) proses kelangsungan sesuatu.

Sedangkan pada metode eksperimen, dapat menjelaskan misalnya, untuk

menentukan/meneliti kadar tanah atau debu yang dapat dijasikan “Tayamum” sebagai pengganti

air juga dapat meneliti makanan dan minuman yang mungkin memiliki unsur dan kadar minyak

babi, tentunya hal ini dapat melihat/meneliti label surkning makanan seperti : roti kaleng, susu

dan makanan-makanan yang lain yang banyak mengandung protein nabati atau hewani.

Demikian juga halnya dengan minuman-minuman keras yang mengandung alkohol, yang justru

dapat membahayakan bagi kesehatan dan kecerdasan otak manusia itu sendiri. Dan terlarang

menurut syariat dan ajaran agama Islam. Dan hal ini yang sama dapat pula mendemonstrasikan

bagaimana mencoba praktik mengajar di depan kelas bagi calon-calon guru, praktek ibadah

pada metode demonstrasi. Dan lain sebagainya. Eksperimen misalnya : mencoba hafalan ayat-

ayat Al-Qur’an, mencoba menuliskan yang benar dan sebagainya. Metode demontrasi dan

eksperimen tepat digunakan apabila :

1. Dimaksudkan untuk memberikan keterangan dan keterampilan tertentu kepada anak didik

2. Untuk memudahkan penjelasan, hingga mudah dipahami, sebab penggunaan bahasa dalam

pengajaran memiliki sifat keterbatasan

3. Untuk menghindari verbalisme dalam pengajaran

4. Untuk meneliti sejumlah fakta dan obyek tertentu secara seksama

Kebaikan metode demonstrasi

1. Perhatian siswa dapat difokuskan kepada titik berat yang dianggap penting bagi guru

2. Dengan keterlibatan siswa secara aktif terhadap jalannya suatu proses tertentu melalui

pengamatan dan percobaan, siswa mendapatkan pengalaman praktis, yang biayanya bersifat

tahan lama

3. Menghindarkan pengajaran yang bersifat verbalisme, di mana siswa tidak bisa memahami

dan mengerti apa yang diucapkan (pandai mengucapkan tapi tidak mengerti maksudnya), tau

bisa membaca Al-Qur’an tetapi tak bisa menulis dengan benar. Guru agama tidak boleh

salah-salah menulis ayat Al-Qur’an atau hadits. Karena itu banyak dicoba (anak-anak

dieskperimen) oleh guru

4. Dapat mengurangi kesalahan bila dibandingkan dengan hanya membaca buku, karena siswa

telah memperoleh gambaran yang jelas dari hasil pengamatan langsung

5. Beberapa masalah yang menimbulkan pertanyaan pada diri siswa dapat dijawab di waktu

mengamati demonstrasi

Page 9: Metodologi Pengajaran Bahasa Arab

www.mazizaacrizal.blogspot.com

Kekurangan metode demonstrasi

1. Dalam pelaksanaannya demonstrasi memerlukan waktu dan persiapan yang matang,

sehingga dapat menyita waktu yang cukup banyak

2. Demonstrasi dalam pelaksanaannya banyak menyita biaya dan tenaga yang tidak sedikit

(jika memakai alat-alat yang mahal)

3. Tidak semua hal yang dapat didemonstrasikan di dalam kelas. Hal ini dapat terjadi misalnya

bila alat-alat peraga demonstrasi sangat besar/berat, atau berada di tempat jauh. Dalam

bidang agama masalah Tauhid atau keimanan misalnya sulit diterapkan melalui metode ini.

Sebab masalah keimanan bersifat abstrak, dan tidak dapat divisualisasikan

4. Demosntrasi akan menjadi tidak efektif siswa tidak turut akatif dan suasana gaduh

Cara merencanakan demonstrasi yang efektif :

1. Merumuskan tujuan yang jelas dari sudut kecakapan atau kegiatan yang hendak dicapai

2. Menetapkan garis besar langkah-langkah demosntrasi yang akan dilaksanakan (bila

diperlukan adakanlah terlebih dahulu uji coba, sebelum didemosntrasikan di depan kelas)

3. Memperhitungkan waktu yang akan diperlukan, termasuk waktu siswa untuk bertanya,

memberi komentar, kesimpulan serta catatan yang diperlukan

4. Selama demonstrasi berlangsung kita dapat mengajukan pertanyaan, apakah keterangan itu

dapat didengar oleh siswa dan apakah alat sudah ditempatkan pada posisi yang tepat? Dan

lain sebagainya

5. Menetapkan rencana penelitian, mengenai hasil yang dicapai melalui demonstrasi

6. Dapat merekam kembali/mengulangi kembali proses demosntrasi, jiak siswa merasa belum

paham/mengerti tentang masalah yang dibicarakan

Keunggulan-keunggulan Metode Eksperimen :

1. Melalui eksperimen siswa dapat menghayati sepenuh hati dan mendalam, mengenai

pelajaran yang diberikan

2. Siswa dapat aktif mengambil bagian untuk berbuat bagi dirinya, dan tidak hanya melihat

orang lain, tanpa dirinya melakukan

3. Siswa dapat aktif mengambil bagian yang besar, untuk melaksanakan langkah-langkah

dalam cara berpikir ilmiah. Jal ini dilakukan melalui pengumpulan data-data observasi

memberikan penafsiran serta kesimpukan, yang dilakukan oleh siswa itu sendiri

Page 10: Metodologi Pengajaran Bahasa Arab

www.mazizaacrizal.blogspot.com

4. Kemungkinan kesalahan dalam mengambil kesimpulan dapat dikurangi, karena siswa

mengamati langsuang terhadap suatu proses yang menjadi obyek pelajaran atau mencoba

melaksanakan sesuatu

5. Siswa mendapatkan pengalaman langsung dan praktis dalam kenyataan sehari-hari yang

sangat berguna bagi dirinya

Kelemahan-kelemahan metode eksperimen

1. Apabila sarana tidak tersedia atau kurangmemadai, maka proses jalannya eksperimen akan

menjadi tidak efektif

2. Metode ini dilaksanakan bila siswa belum matang untuk melaksanakan eksperimen. Hal ini

berarti melaksanakan eksperimen memerlukan ketrampilan yang mahir dari pihak gurunya

3. Memerlukan waktu yang panjang/lama. Keterbatasan waktu dalam eksperimen dapat

berakibat terputusnya pemahaman siswa, terhadap topik yang menjadi pokok bahasan. Dan

ini bertujuan pengajaran tidak tercapai dengan baik

4. Memerlukan keterampilan/kemahiran dari pihak guru dalam menggunakan serta membuat

alat-alat eksperimen

5. Bagi guru yang telah terbiasa dengan metode ceramah secara rutin misalnya. Cenderung

memadang metode eksperimen sebagai suatu pemborosan dan memberatkan

Saran-saran dalam melaksanakan eksperimen

Agar eksperimen dapat berjalan dengan baik dan tujuan dapat tercapai secara baik pula,

maka perlu diperhatikan saran-saran berikut ini antara lain :

1. Perlu menjelaskan tujuan yang akan dicapai melalui eksperimen kepada siswa

2. Menjelaskan prosedur/langkah-langkah yang akan ditempuh dalam eksperimen serta

persiapan alat-alat eksperimen

3. Membantu siswa untuk mendapatkan bahan-bahan bacaan serta alat-alat yang akan

diperlukan dalam eksperimen

4. Setelah eksperimen dilakukan berilah kesempatan kepada siswa untuk mengevaluasi hasil

kerjanya dengan membandingkan hasil eksperimen temannya dengan membandingan hasil

eksperiman temannya sehingga dapat memberikan peluang untuk saling tukar pendapat dan

saling lengkapi-melengkapi kekurangan yang dimilikinya

5. Memberikan kesimpulan dan catatan seperlunya terhadap eksperimen yang baru saja

dilakukan

Page 11: Metodologi Pengajaran Bahasa Arab

www.mazizaacrizal.blogspot.com

6. Diharapkan siswa dapat memberikan ikhtisar berupa laporan mengenai hasil eksperimen

mereka

Metode kesperimen dan demonstrasi ini sebetulnya telah mempunyai akar tradisi dalam

sejarah Islam. Sebagaimana halnya Nabi Muhammad SAW bersabda : “Salatlah kamu

sebagaimana akumelakukan salat”. Jadi Rasulullah sendiri telah melakukan demonstrasi, cara

salat yang benar untuk diikuti oleh umatnya.

Demikian pula di dalam metode eksperimen para ulama ahli hadits. Misalnya ulama Imam

al-Bukhari dan Imam Muslim telah melakukan perjalanan yang panjang mengembara ke suatu

kota yang jauh letaknya sekedar untuk mengetahui dan meneliti kebenaran suatu hadits Nabi.

Dengan cara meneliti sanad dan rawi hadits tertentu dan akhirnya dapat disimpulkan shahih

tidaknya suatu hadits tersebut. Sehingga dikenal hadits shahih Bukhari dan shahih Muslim. Ini

berarti metode demosntrasi dan eksperimen memiliki landasan kuat dalam sistem pengajaran

Islam.

4. Metode Sosiodrama dan Bermain Peranan (Role Playing Method)

Istilah sosiodrama dan bermain peranan (role playing) dalam metode merupakan dua istilah

yang kembar, bahkan di dalam pelaksanaannya dapat dilakukan dalam waktu bersamaan dan

silih berganti

Sosiodrama dimaksudkan adalah suatu cara mengajar dengan jalan mendramatisasikan

bentuk tingkah laku dalam hubungan sosial

Pada metode bermain peranan, titik tekanannya terletak pada keterlibatan emosional dan

pengamatan indera ke dalam suatu situasi masalah yang secara nyata dihadapi

Kedua istilah ini (sosiodrama dan bermain peranan), kadang-kadang juga disebut metode

dramatisasi. Hanya bedanyakedua metode tersebut tidak disiapkan terlebih dahulu naskahnya.

Dalam pendidikan agama metode sosiodrama dan bermain peranan ini efektif dalam

menyajikan pelajaran akhlak, sejarah Islam dan topik-topik lainnya. Dalam pelajaran sejarah,

misalnya guru ingin menggambarkan kisah sahabat khalifah Abu Bakar, ketika beliau masuk

Islam. Kisah tersebut tentu amat menarik jika disajikan melalui metode sosiodrma dan bermain

peranan. Sebab siswa disamping mengetahui proses jalannya khalifah Abu Bakar masuk Islam,

juga dapat menghayati ajaran dan hikmah yang terkandung dalam kisah tersebut.

Demikian pula halnya pada pelajaran akhlak. Misalnya bagaimana sosok akhlaqul karimah

(seorang yang berakhlak mulia) dan anak yang saleh ketika berhadapan dengan orang tuanya

maupun anak durhaka kepada orang tuanya, misalnya sebagaimana cerita “Si Malin Kundang”

yang tersohor itu. Dan lain-lainnya yang bersifat sosiodrama, dan bermain peranan

Page 12: Metodologi Pengajaran Bahasa Arab

www.mazizaacrizal.blogspot.com

Peranan sosiodrama dapat digunakan apabila :

1. Pelajaran dimaksudkan untuk melatih dan menanamkan pengertian dan perasaan seseorang

2. Pelajaran dimaksudkan untuk menumbuhkan rasa kesetiakawanan sosial dan rasa tanggung

jawab dalam memikul amanah yang telah dipercayakan

3. Jika mengharapkan partisipasi kolektif dalam mengambil suatu keputusan

4. Apabila dimaksudkan untuk mendapatkan ketrampilan tertentu sehingga diharapkan siswa

mendapatkan bekal pengalaman yang berharga, setelah mereka terjun dalam masyarakat

kelak

5. Dapat menghilangkan malu, dimana bagi siswa yang tadinya mempunyai sifat malu dan

takut dalam berhadapan dengan sesamanya dan masyarakat dapat berangsur-angsur hilang,

menjadi terbiasa dan terbuka untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya

6. Untuk mengembangkan bakat dan potensi yang dimiliki oleh siswa sehingga amat berguna

bagi kehidupannya dan masa depannya kelak, terutama yag berbakat bermain drama, lakon

film dan sebagainya.

Langkah-langkah yang ditempuh

1. Bila sosiodrama baru ditetapkan dalam pengajaran, maka hendaknya guru menerangkannya

terlebih dahulu teknik pelaksanaanya, dan menentukan diantara siswa yang tepat untuk

memerankan lakon tertentu, secara sederhana dimainkan di depan kelas

2. Menerapkan siatuasi dan masalah yang akan dimainkan dan perlu juga diceritakan jalannya

peristiwa dan latar belakang cerita yang akan dipentaskan tersebut

3. Pengaturan adegan dan kesiapan mental dapat dilakukan sedemikian rupa

4. Setelah sosiodrama itu dalam peuncak klimas, maka guru dapat menghentikan jalannya

drama. Hal ini dimaksudkan agar kemungkinan-kemungkinan pemecahan masalah dapat

diselesaikan secara umum, sehingga penonton ada kesempatan untuk berpendapat dan

menilai sosiodrama yang dimainkan. Sosiodrama dapat pula dihentikan bila menemui jalan

buntu

5. Guru dan siswa dapat memberikan komentar, kesimpulan atau berupa catatan jalannya

sosiodrama untuk perbaikan-perbaikan selanjutnya

Kebaikan Metode Sosiodrama Bermain Peranan

1. Dapat berkesan dengan kuat dan tahan lama dalam ingatan siswa. Disamping merupakan

pengaman yang menyenangkan yang saling untuk dilupakan

Page 13: Metodologi Pengajaran Bahasa Arab

www.mazizaacrizal.blogspot.com

2. Sangat menarik bagi siswa, sehingga memungkinkan kelas menjadi dinamis dan penuh

antusias

3. Membangkitkan gairah dan semangat optimisme dalam diri siswa serta menumbuhkan rasa

kebersamaan dan kesetiakawanan sosial yang tinggi

4. Dapat menghayati peristiwa yang berlangsung dengan mudah, dand apat memetik butir-butir

hikmah yang terkandung di dalamnya dengan penghayatan siswa sendiri

5. Dimungkinkan dapat meningkatkan kemampuan profesional siswa, dan dapat

menumbuhkan / membuka kesempatan bagi lapangan kerja

Kelemahan-kelemahannya

Sebagaimana dengan metode-metode yang lain, metode sosiodrama dan bermain peranan

memiliki sisi-sisi kelemahan. Namun yang penting disini, kelemahan dalam suatu metode

tertentu dapat ditutupi dengan memakai metode yang lain.

Mungkin sekali kita perlu memakai metode diskusi, ausid visual, tanya jawab dan metode-

metode lain yang dapat dianggap melengkapi metode sosiodrama/bermain peranan

Kelemahan metode sosiodrama dan bermain peranan ini terletak pada :

1. Sosiodrama dan bermain peranan memelrukan waktu yang relatif panjang/banyak

2. Memerlukan kreativitas dan daya kreasi yang tinggi dari pihak guru maupun murid. Dan ini

tidak semua guru memilikinya

3. Kebanyakan siswa yang ditunjuk sebagai pemeran merasa malu untuk memerlukan suatu

adegan tertentu

4. Apabila pelaksanaan sosiodrama dan bermain pemeran mengalami kegagalan, bukan saja

dapat memberi kesan kurang baik, tetapi sekaligus berarti tujuan pengajaran tidak tercapai

5. Tidak semua materi pelajaran dapat disajikan melalui metode ini

6. Pada pelajaran agama masalah keimanan, sulit disajikan melalui metode sosiodrama dan

bermain peranan ini.

Saran-saran yang perlu pendapat perhatian dalam pelaksanaan metode ini

1. Merumuskan tujuan yang akan dicapai dengan melalui metode ini. Dan tujuan tersebut

diupayakan tidak terlalu sulit/berbelit-belit, akan tetapi jelas dan mudah dilaksanakan

2. Melatar belakang cerita sosiodrama dan bermain peranan tersbeut. Misalnya bagaimana

guru dapat menjelaskan latar belakang kehidupan sahabat Aku Bakar sebelum menceritakan

kisah sahabat Abu Bakar masuk Islam. Hal ini agar materi pelajaran dapat dipahami secara

gamblang dan mendalam oleh siswa/anak didik

Page 14: Metodologi Pengajaran Bahasa Arab

www.mazizaacrizal.blogspot.com

3. Guru menjelaskan bagaimana proses pelaksanaan sosiodrama dan bermain peranan melalui

peranan yang harus siswa lakukan/mainkan

4. Menetapkan siapa-siapa diantara siswa yang pantas memainkan/melakonkan jalannya suatu

cerita. Dalam hal ini termasuk peranan penonton

5. Guru dapat menghentikan jalannya permainan apabila telah sampai titik klimaks. Hal ini

dimaksudkan agar kemungkinan-kemungkinan pemecahan masalah dapat didiskusikan

secara seksama

6. Sebaiknya diadakan latihan-latihan secara matang, kemudian diadakan uji coba terlebih

dahulu, sebelum sosiodrama dipentaskan dalam bentuk yang sebenarnya.

5. Metode Kerja Kelompok

Istilah kerja kelompok mengandung arti : siswa-siswi dalam suatu kelas dibagi dalam ke

dalam beberapa kelompok, baik dalam kelompok kecil maupun kelompok besar.

Pengelompokkan itu biasanya didasarkan atas prinsip mencapai tujuan bersama. Dan oleh

karena itu kerja kelompok berarti bekerja bersama-sama secara bergotong royong untuk

mencapai tujuan yang menjadi cita-cita bersama pula.

Dengan kata lain metode kerja kelompok yaitu suatu cara menyajikan materi pelajaran

dimana guru mengelompokkan siswa ke dalam beberapa kelompok atau group tertentu untuk

menyelesaikan tugas yang telah ditetapkan, dengan cara bersama-sama dan bertolong-tolongan

Cara pengelompokkan disini dapat pula dilakukan oleh siswa itu sendiri, dengan maksud

agar siswa dapat menetapkan mana di antara teman yang dapat diajak untuk bekerja sama dalam

kelompoknya. Namun pengelompokkan dapat juga dilakukan dengan cara bimbingan guru

bersangkutan dengan didasari atas pertimbangan didaktis dan psikologis.

DalamAl-Qur’an banyak ayat yang menunjukkan pentingnya kerja kelompok ini menjadi

prinsip dalam pendidikan Islam : Sebagaimana firman Allah yang berbunyi :

Bertolong-tolonglah untuk kebaikan dan takwa, dan janganlah kamu bertolong-tolongan

tentang dosa dan pemusuhan

Langkah-langkah pengelompokkan yang perlu diperhatikan

1. Tidak mengabaikan asas individualitas, dimana masing-masing siswa dalam kelompoknya

dapat dipandang sebagai pribadi yang berada dari segi kemampuan dan minatnya masing-

Page 15: Metodologi Pengajaran Bahasa Arab

www.mazizaacrizal.blogspot.com

masing. Dan oleh karena itu siswa dapat dilayani sesuai dengan karakteristik mereka

masing-masing

2. Jika dimaksudkan untuk memperolehdan memperbesar peran atau partisipasi dari masing-

masing siswa dalam kelompoknya

3. Mempertimbangkan fasilitas yang tersedia/dimiliki

4. Pembagian jenis kerja dan tujuan khusus yang hendak dicapai

Segi-segi kebaikan metode kerja kelompok :

1. Menumbuhkan rasa kebersamaan dan toleransi dalam sikap dan perbuatan

2. Menumbuhkan rasa ingin maju dan mendorong anggota kelompok untuk tampil sebagai

kelompok yang terbaik sehingga dengan demikian terjadilah persaingan yang sehat, untuk

berlomba-lomba mencari kemajuan dan prestasi dalam kelompoknya

3. Kemungkinan terjadi adanya transfer pengetahuan antar sesama dalam kelompok yang

masing-masing dapat saling isi mengisi dan melengkapi kekurangan dan kelebihan antar

mereka

4. Timbul rasa kesetiakawanan sosial antar kelompok/group yangb dilandasi motivasi kerja

sama untuk kepentingan dan kebaikan bersama

5. Dapat meringankan tugas guru atau pemimpin sekolah

Kekurangan metode kerja kelompok :

1. Melalui metode kerja kelompok, memerlukan persiapan dan perencanaan yang matang

2. Persaingan yang tidak sehat akan terjadi manakala guru tidak dapat memberikan pengertian

kepada siswa. Bahkan pembagian tugas yang dilakukan bukanlah dimaksudkan membeda-

bedakan satu dengan yang lainnya dalam arti yang luas

3. Bagi siswa yang tidak memiliki disiplin diri dan pemalas terbuka kemungkinan untuk pasif

dalam kelompoknya, dan hal ini berpengaruh kepada aktivitas kelompok secara kolektif

4. Sifat dan kemampuan individualitas kadang-kadang terasa diabaikan

5. Jika tugas yang diberikan kepada kelompok masing-masing kemudian tidak diberikan batas-

batas waktu tertentu, maka cenderung tugas tersebut diabaikan /terlupakan

6. Tugas juga dapat terbengkalai manakala tidak mempertimbangkan segi psikologis dan

didaktis anak didik

Page 16: Metodologi Pengajaran Bahasa Arab

www.mazizaacrizal.blogspot.com

Saran-saran pelaksanaan metode kerja kelompok

1. Usahakan jumlah anggota dari masing-masing kelompok tidak terlalu besar dan tidak terlalu

kecil/sedikit. Biasanya jumlah anggota kelompok berkisar antara 4 (empat) sampai 6 (enam)

orang, sebaiknya 5 (lima) orang

2. Pembentukan dan pembagian kelompok hendaknya mempertimbangkan segi minat dan

kemampuan siswa

3. Guru hendaknya menjelaskan pelaksanaan dan manfaat dari tugas kerja kelompok

4. Masing-masing siswa dalam kelompoknya harus bertanggung jawab dan bekerja bersama-

sama untuk kemajuan kelompoknya

Dalam pelajaran agama, metode kerja kelompok ini dapat diterapkan. Misalnya pada

pekerjaan menerjemahkan buku-buku agama yang mungkin literatur berbahasa Arab dan

Inggris. Dan membahas/meresume bahan-bahan pelajaran pada bab-bab tertentu dan lain

sebagainya.

Dengan melalui kerja kelompok tersebut siswa merasa tergugah untuk mendalami ajaran

agama Islam yang begitu luas ini.

6. Metode Tanya Jawab

Dimaksudkan metode tanya jawab yaitu suatu cara menyajikan materi pelajaran dengan

jalan guru mengajukan suatu pertanyaan-pertanyaan kepada siswa untuk dijawab, bisa pula

diatur pertanyaan-pertanyaan diajukan siswa lalu dijawab oleh siswa lainnya.

Antarametode tanya jawab dengan metode diskusi memiliki segi-segi perbedaan. Kalau

pada metode tanya jawab, guru pada umumnya menanyakan kepada siswa apakah mereka telah

mengerti dan memahami pelajaran yang diberikan dan bagaimana proses pemikiran yang

dipakai oleh siswa. Maka dalam metode diskusi, pertanyaan guru lebih dititikberatkan untuk

merangsang siswa berpikir abstrak dan kompleks serta jawaban atas pertanyaan tersebut

diharapkan tidak bersifat tunggal atau mutlak adanya, akan tetapi dapat mengandung alternatif

dan penafsiran yang berbeda-beda.

Metode tanya jawab tepat digunakan apabila :

1. Untuk merangsang siswa agar perhatinnya terpusat kepada masalah/materi pelajaran yang

sednag dibicarakan

2. Sebagai pre test terhadap pelajaran yang telah diberikan

3. Menyelingi pembicaraan untuk mendapatkan kerja sama dari siswa

4. Memimpin pengamatan dan pikiran siswa agar terarah

5. Untuk menguatkan pengamatan dan pengetahuan siswa yang telah dimilikinya

Page 17: Metodologi Pengajaran Bahasa Arab

www.mazizaacrizal.blogspot.com

Metode tanya jawab kurang tepat digunakan apabila

1. Menilai kemajuan siswa

2. Memberi jawaban dari siswa, namun membatasi kemungkinan jawaban yang berbeda

3. Memberi giliran pertanyaan berdasarkan urutan bangku atau absen siswa

4. Pertanyaan hanya ditujukan kepada orang/siswa tertentu saja

Keunggulan metode tanya jawab

1. Situasi kelas menjadi hidup/dinamis, karena siswa aktif berpikir dan memberikan jawaban

atas pertanyaan yang diajukan

2. Melatih siswa agarberani mengemukakan pendapat secara argumentatif dan bertanggung

jawab

3. Mengetahui perbedaan pendapat antar siswa dan guru yang dapat membawa ke arah diskusi

yang positif

4. Membangkitkan semangat belajar dan daya saing yang sehat diantara siswa

5. Dapat mengukur batas kemampuan dan penguasaan siswa terhadap pelajaran yang telah

diberikan

Kelemahan metode tanya jawab

1. Bila terjadi perbedaan pendapat, akan banyak menyita waktu untuk menyelesaikannya.

Bahkan perbedaan pendapat antar guru dan siswa dapat menjurus kepada negatif, dimana

siswa menyalahkan guru, dan ini besar risikonya

2. Tanya jawab dapat menimbulkan penyimpangan dari pokok persoalan/materi pelaharan, hal

ini terjadi jika guru tidak dapat mengendalikan jawaban atas segala pertanyaan siswanya

3. Tidak cepat merangkum bahan pelajaran

4. Tanya jawab akan dapat membosankan jika yang ditanyakan tidak ada variasi

Teknik mengajukan pertanyaan

Agar metode tanya jawab dalam pelaksanaannya dapat berjalan secara efektif, maka teknik

mengajukan pertanyaan perlu diperhatikan hal-hal berikut :

1. Mula-mula pertanyaan ditujukan kepada semua siswa baru kemudian diajukan kepada siswa

tertentu yang dapat menguasi

2. Beri siswa untukberpikir menjawab pertanyaan

3. Pertanyaan hendaklah singkat/padat dan tidak berbelit-belit

Page 18: Metodologi Pengajaran Bahasa Arab

www.mazizaacrizal.blogspot.com

4. Guru tidak menjadi hakim atas pertanyaan yang diajukannya, namun memberikan

kemungkinan bagi siswa untuk memberikan jawaban yang benar dan memuaskan

Saran-saran pelaksanaan metode tanya jawab

1. Merumuskan pertanyaan-pertanyaan yang akan diajukan secaramatang dan terencana

2. Pertanyaan yang diajukan singkat/padat dan dapat merangsang berpikir siswa

3. Pertanyaan disesuaikan dengan kemampuan dan perkembangan siswa

4. Pertanyaan memiliki jawaban yang pasti

5. Jawaban dari siswa dapat disempurnakan jika kurang tepat dan mengenai sasaran

Dalam pendidikan agama, metode tanya jawab dapat diterapkan dalam menyajikan bahan

pelajaran : Fikih dan dalam pelajaran akhlak serta pokok-pokok bahasan lainnya yang

mengandung nilai tanya jawab. Misalnya pelajaran sejarah Islam.

Pada pelajaran fiqih misalnya pokok bahasan mengenai fiqh menukahat, jinayat, mawaris,

puasa, haji dan lain-lainnya. demikian juga dalam pelajaran akhlak dan sejarah Islam.

Dalam sejarah Islam metode tanya jawab ini pernah diterapkan oleh rasulullah SAW ketika

beliau mengutus sahabat Mu’az bin Jabal untuk menjadi hakim di negeri Yaman. Rasulullah

bertanya kepada Mu’az melalui sabdanya yang berbunyi :

“Bagaimana (Mu’az), engkau memutuskan, apabila datang kepadamu suatu perkara? Mu’az

menjawab : aku putuskan berdasarkan Kitabullah. Jiika aku tidak ketemukan hukumnya dalam

Kitabullah maka berdasarkan Sunnah Rasulullah, maka kuberijtihat dengan pendapatku, dan

aku tidak akan mengabaikan (perkaraitu). Lalu Rasulullah mengusap-usap pundak Mu’az

seraya bersabda : Segala puji bagi Allah yang telah memberikan taufiq kepada utusan

Rasulullah kepada sesuatu yang diridhai oleh Rasulullah” (H.R Ahmad Abu Daud).

7. Metode Latihan Siap (Drill)

Metode latihan siap (drill) pengertiannya sering dikacaukab dengan istilah “ulangan”.

Padahal maksud keduanya berbeda

Latihan siap dimaksudkan yaitu agar pengetahuan siswa dan kecakapan tertentu dapat

menjadi miliknya, dan betul-betul dikuasai siswa. Dengan kata lain metode latihan siap (drill)

adalah suatu cara menyajikan bahan pelajaran dengan jalan/cara melatih siswa agar menguasai

pelajaran dan terampil dalam melaksanakan tugas latihan yang diberikan

Sedangkan ulangan hanyalah untuk salah satu alat untuk, mengukur sejauh mana siswa telah

menguasai dan menyerap pelajaran yang telah diberikan. Latihan-latihan perlu untuk

ketrampilan, kemahiran dan spontanitas penguasaan hasil belajar.

Page 19: Metodologi Pengajaran Bahasa Arab

www.mazizaacrizal.blogspot.com

Dalam pelajaran agama, metode latihan siapa dapat dilakukan misalnya : untuk melatih

siswa agar terampil dalam membaca al-Qur’an, latihan ibadah salat, latihan berpuasa bulan

Ramadhan, dan berbagai topik lainnya, misalnya latihan menulis kaligrafi (tulisan khat/Arab),

latihan-latihan menulis ayat, bahasa Arab dan sebagainya.

Pada latihan siap (drill) untuk melaksanakan ibadah salat dalam Islam sangat ditekankan

pada anak didik sedini mungkin agar dengan latihan-latihan yang dilakukan pada anak didik

tidak merasa canggung setelah merasa dewasa.dan Islam memberi sangsi bagi mereka yang

tidak melaksanakan setelah sampai usia baligh/dewasa. Sebagaimana hadits Rasulullah SAW

berbunyi :

“Perhatikanlah anak-anakmu sala ketika berumur tujuh tahun, pukullah mereka karena

meningglkan salat pada waktu mereka berumur sepuluh tahun dan pisahkanlah

mereka dari tempat tidurmu”

Jadi Islam sangat mementingkan cara latihan siap ini dalam sistem pendidikan Islam.

Dalam pelaksanaannya metode latihan siap ini, tentunya sebelumnya siswa telah dibekali

dengan pengetahuan secara teori secukupnya, kemudian siswa disuruh mempraktekkannya atas

bimbingan guru sehingga menjadi mahir dan terampil

Kebaikan metode latihan siap (drill)

1. Dalam waktu yang tidak lama siswa dapat memperoleh pengetahuan dan ketrampilan yang

diperlukan

2. Siswa memperoleh pengetahuan praktis dan siap pakai, mahir dan lancar

3. Menumbuhkan kebiasaan belajar secara kontinyu dan disiplin diri, melatih diri, belajar

mandiri

4. Pada pelajarana gama dengan melalui metode latihan siap ini anak didik menjadi terbiasa

dan menumbuhkan semangat untuk beramal kepada Allah

Kekurangan metode latihan siap terletak pada :

1. Dapat menjadi pembakat dan inisiatif siswa sebab melalui cara/metode ini, ini berarti para

siswa dibawah kepada konformitas dan diarahkan kepada uniformitas

2. Siswa dapat statis dalam penyesuaian dengan situasi lingkungan yang terpaku dalam

petunjuk-petunjuk praktis tertentu, serta insiatif siswa untuk mengembangkan sesuatu yang

baru menjadi terikat. Hal ini berarti bertentangan dengan prinsip-prinsip teori belajar

3. Membentuk kebiasaan yang kaku yang bersifat mekanis dan rutinitas. Kurang

memperhatikan aspek intelektual anak didik

Page 20: Metodologi Pengajaran Bahasa Arab

www.mazizaacrizal.blogspot.com

4. Pengajaran cenderung bersifat verbalisme

5. Dalam pelaksanaanya metode ini memakan waktu/proses yang cukup banyak/ lama

6. Dalam pelajaran agama memerlukan ketelatenan/ketekunan serta kesabaran dari pihak guru

maupun dari siswa sendiri

Prinsip-prinsip latihan siap (drill), yaitu

Berikut ada beberapa prinsip yang perlu diperhatikan dalam melaksanakan metode latihan

siap (drill) :

1. Waktu yang digunakan dalam latihan siap (drill) cukup tersedia

2. Latihan siap (drill) hendaklah disesuaikan dengan taraf kemampuan dan perkembangan

siswa anak didik

3. Latihan siap (drill) memiliki daya tarik dan merangsang siswa untukbelajar dan berlatih

secara sungguh-sungguh

4. Dalam latihan tersebut pertama diutamakan ketepatan kemudian kecepatan, akhirnya kedua-

duanya

5. Pada waktu latihan harus diutamakan yang esensial

6. Latihan dapat memenuhi perbedaan kemampuan dan kecakapan individu siswa

7. Dapat menyelingi latihan, sehingga tidak membosankan

8. Diperlukan kesabaran dan ketelatena dari pihak guru, terutama materi pembelajaran agama

8. Metode Pemberian Tugas (Resitasi)

Pemberian tugas atau resitasi; berasal dari bahasa Inggris to cite yang artinya mengutip

(re=kembali), yaitu siswa mengutip atau mengambil sendiri bagian-bagian pelajaran itu dari

buku-buku tertentu, lalu belajar sendiri dan berlatih hingga sampai siap sebagaimana mestinya.

Metode ini populer dengan bentuk PR (Pekerjaan Rumah). Sebetulnya bukan hanya itu/bukan

hanya di rumah

Dengan kata lain metode resitasi dimaksudkan; yaitu guru menyajikan bahan pelajaran

dengan cara memberikan tugas kepada siswa, untuk dikerjakan dengan penuh rasa tanggung

jawab dan kesadaran. Dalam pelaksanaannya metode resitasi bukan saja hanya dilakukan oleh

siswa dirumah, akan tetapi pemberian tugas (resitasi) dapat dikerjakan/dilaksanakan di

sekolah/halaman sekolah, perpustakaan, laoratorium, di masjid, di langgar/mushalla dan lain

tempat. Tergantung jenis tugas yang diberikan. Setiap tugas-tugas murid harus diberi

nilai/dikoreksi, dan dicatat perkembangan prestasi murid-murid.

Page 21: Metodologi Pengajaran Bahasa Arab

www.mazizaacrizal.blogspot.com

Dalam pendidikan agama, melalui metode pemberian tugas ini dapat diterapkan terutama

materi pelajaran yang bersifat praktis. Misalnya memberikan tugas menerjemahkan literatur-

literatur yang berbahasa asing (Arab, Inggris), membuat paper, kliping, resume dan lain-lain

yang ada hubungannya dengan pelajaran agama.

Langkah-langkah pemberian tugas (resitasi) yang perli diperhatikan :

1. Merumuskan tujuan secara operasinal/spesifik mengenai target yang akan dicapai

2. Memperkirakan apakah tujuan yang telah dirumuskan itu dapat dicapai dalam batas-batas

waktu, tenaga serta sarana yang tersedia

3. Dapat mendorong siswa secara aktif dan kreatif untuk mempelajari dan mempraktekan

pelajaran yang telah diberikan

4. Agar siswa mempunyai pengetahuan yang integral/terpadu

Kebaikan metode pemberian tugas (resitasi)

1. Hasil pelajaran lebih tahan lama dan membekas dalam ingatan siswa

2. Siswa belajar dan mengembangkan inisiatif dan sikap mandiri

3. Memberikan kebiasaan untuk disiplin dan giat belajar

4. Dapat mempraktekkan hasil teori/konsep dalam kehidupan yang nyata/ masyarakat

5. Dapat memperdalam pengetahuan siswa dalam spesialisasi tertentu

Kekurangan metode pemberian tugas (resitasi) :

1. Siswa dapat melakukan penipuan terhadap tugas yang diberikan hanya dikerjakan oleh

orang lain, atau menjiplak karya orang lain

2. Bila tugas diberikan terlalu banyak diberikan, siswa dapat mengalami kejenuhan/kesukaran,

dan hal ini dapat berakibat ketenangan batin siswa merasa terganggu

3. Sukar memberikan tugas yang dapat memenuhi sifat perbedaan individuy dan minat dari

masing-masing siswa

4. Pemberian tugas cenderung memakan waktu dan tenaga serta biaya yang cukup berarti

Saran-saran pelaksanaannya :

Oleh karena metode pemberian tugas (resitasi) ini tidak lepas dari kekurangan dan

kelemahannya, maka kiranya perlu guru memperhatikan saran-saran pelaksanaannya sebagai

berikut :

1. Merencanakan resitasi secara matang

2. Tugas yang diberikan hendaklah didasarkan atas minat dan kemampuan anak didik

Page 22: Metodologi Pengajaran Bahasa Arab

www.mazizaacrizal.blogspot.com

3. Tugas yang diberikan berkaitan dengan materi pelajaran yang telah diberikan

4. Jenis tugas yang diberikan kepada siswa itu hendaknya telah dimengerti betul oleh siswa,

agar tugas dapat dilaksanakan secara baik

5. Jika tugas yang diberikan itu bersifat tugas kelompok maka pembagian tugas (materi tugas)

harus diarahkan, termasuk batas waktu penyelesaiannya

6. Guru dapat membantu penyediaan alat dan sarana yang diperlukan dalam pemberian tuhas

7. Setiap hasil kerja PR murid-murid harus dikoreksi dengan teliti, diberi nilai dan kertasnya

dikembalikan, untukmemberi rangsangan/dorongan

8. Perkembangan nilai prestasi murid-murid perlu dicatat pada buku catatan nilai guru agar

diketahui grafik belajar mereka

9. Tugas yang diberikan dapat merangsang perhatian siswa dan realistis

9. Metode Sistem Regu (Team Teaching)

Sistem regu adalah suatu cara menyajikan bahan pelajaran dimana dua orang atau lebih

bekerja sama untuk mengajar suatu kelompok (group) siswa/kelas tertentu

Kadang-kadang ada unit pelajaran yang tidak dapat disampaikan oleh seorang guru secara

keseluruhan. Akan tetapi justru memerlukan bantuan dan kerja sama dari pihak guru lain.

Misalnya ; pada pendidikan agama mengenai pelajaran fiqh. Hal mana kemungkinan seseorang

guru tidak dapat menguasai bagian-bagian fiqh yang mencakup : Fiqh munakahat, fiqh jinayat,

fiqh mu’amalat, termasuk fiqh mawaris dan lain-lain sebagainya, yang tercakup dalam materi

ilmu fiqh. Maka cara yang ditempuh adalah dengan jalan/cara sistem beregu. Artinya dua orang

guru atau lebih bekerja sama untuk mengajarkan unit-unit materi pelajaran yang terkandung

dalam pelajaran fiqh tersebut.

Atau misal lain satu tim sejarah, masing-masing menyajikan sejarah Umum, sejarah Islam,

sejarah Indonesia, sejarah pendidikan dan lain-lain. Semua guru tersebut bekerja sama dan

saling berkomunikasi mengenai pelajaran sejarah untuk diajarkan

Sesuai dengan sifatnya metode sistem regu (team teaching) dilaksanakan dengan tujuan

membantu siswa agar lebih lancar dalam proses belajarnya, dan meningkatkan kerja sama antar

guru dalam memikirkan dan mengembangkan mata pelajaran tertentu

Dalam Islam sangat dianjurkan setiap muslim, untuk saling memberi dan saling nasihat-

menasehati dalam menuju arah kebaikan dan kebenaran. Sebagaimana tercermin dalam firman

Allah yang berbunyi :

Page 23: Metodologi Pengajaran Bahasa Arab

www.mazizaacrizal.blogspot.com

Demi masa, sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian. Kecuali orang-

orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasihat-menasihati supaya mentaati

kebenaran dan nasihat menasehati supaya menetapi kesabaran (Al ‘Ashr : 3).

Sistem regu (Team : teaching) tepat digunakan apabila :

1. Jumlah siswa terlalu besar, sehingga pembagian tugas belajar kurang merata dan

penangkapan siswa kurang sempurna

2. Pelajaran yang disampaikan mencakup unit yang luas, sehingga hanya dimungkinkan

melalui metode sistem regu pengajaran dapat berjalan secara efektif

3. Pelajaran yang diberikan dimaksudkan agar pengertian dan pemahaman siswa lebih luas dan

mendalam

4. Kerja sama dan komunikasi antar regu bidang studi tersebut dapat memungkinkan

terlaksana

5. Fasilitas dan sarana untuk itu cukup tersedia

Kelebihan metode sistem regu

1. Melalui metode sistem regu (team teaching) ini banyak menguntungkan, karena interaksi

mengajar akan lebih lancar

2. Penguasaan dan pemahaman siswa terhadap pelajaran yang diberikan dapat mendalam.

Karena masing-masing guru bidang studi dapat memberikan / kajian yang berbeda-beda

sesuai dengan spesialisasi mereka masing-masing

3. Unsur kerja sama antar siswa dan guru masing-masing bidang studi sangat menonjol,

sehingga dimungkinkan adanya kerja sama yang harmonis, yang justru sangat diperlukan

dalam proses belajar mengajar

4. Tugas mengajar guru sedikit lebih ringan, sehingga cukup waktu untuk merencanakan

persiapan mengajar yang lebih baik

5. Pelajaran yang diberikan oleh guru, melalui metode sistem regu ini dipertanggungjawabkan,

karena unit pelajaran ditangani oleh beberapa orang guru

Kekurangan metode sistem regu terletak pada :

1. Pelajaran menjadi tidak sistematis, apabila masing-masing berjalan sendiri-sendiri, dan tidak

adanya koordinasi yang baik. Hal ini dapat berakibat membingungkan dan menyulitkan bagi

siswa

Page 24: Metodologi Pengajaran Bahasa Arab

www.mazizaacrizal.blogspot.com

2. Bagi guru yang kurang disiplin, bila mendapatkan giliran bebas tugas, kemungkinan waktu

tersebut hanya digunakan untuk beristirahat daripada membuat rencna pelajaran yang baik

3. Kemungkinan bagi pementukan (team teaching) hanya sekedar memperbincangkan faktor

ekonomis dan administrasi pengajaran yang justru hal yang pokok

4. Apabila tidak tercipta hubungan yang harmonis dan kerja sama yang kompak antar guru

bidang studi, maka kemungkinan akan berakibat fatal bagi tercapainya tujuan pengajaran

5. Kecenderungan sistem pengajaran modern menghendaki adanya pemisahan yang tugas

spesialisasi dari masing-masing mata pelajaran

Saran-saran pelaksanaan metode sistem regu :

1. Komunikasi dan koordinasi antar regu bidang studi harus terbina dengan baik. Sebab hal ini

merupakan kunci utama keberhasilan metode sistem regu

2. Pembagian tugas diusahakan sedemikian rupa dan tidak terjadi tumpang tindih dari masing-

masing guru bidang studi

3. Dalam pelaksanaannya perlu mempertimbangkan segi sarana dan fasilitas yang tersedia

Metode sistem regu (team teaching) selain dapat diterapkan di lembaga-lembaga pendidikan

formal, juga dapat dietrapkan di lembaga-lembaga non formal. Misalnnya pada lembaga

pendidikan pondok pesantren, pengajian-pengajian, kursus-kursus dan lain sebagainya.

10. Metode Insersi (Sisipan)

Metode lampiran (insersi), merupakan metode yang baru diperkenalkan belakangan ini.

Sehingga metode ini belum begitu dikenal dan populer, tetapi telah sering terlaksana dalam

berbagai media dan berdaya guna.

Metode lampiran (insersi), yaitu cara menyajjikan bahan/materi pelajaran dengan cara;

inti sari ajaran-ajaran Islam atau jiwa agama/emosi religius diselipkan/disisipkan di dalam mata

pelajaran umum (ilmu-ilmu yang bersifat sekuler).

Sifat penyisipan jiwa agama ke dalam mata pelajaran umum, seperti bidang studi

hukum, ilmu sosial, ilmu pasti, ilmu sjarah dan bidang-bidang ilmu-ilmu lainnya itu hendaknya

disajikan secara halus, sehingga hampir tidak terasa/kentara, bahwa sesungguhnya

siswa/mahasiswa telah mendapat suntikan atau santapan rohaniah (agama).

Pelaksanaan pengajaran melalui metode insersi atau lampiran ini dilihat dari segi waktu

pelaksanaannya, tidaklah terlalu memakan banyak waktu, sebab disaat berlangsungnya atau

berakhirnya pelajaran umum lalu dihubungkan sebentar (2 atau 3 menit), dengan hal-hal yang

mengandung nilai agama, baik dengan melalui prolog, melalui cerita mini maupun dengan

Page 25: Metodologi Pengajaran Bahasa Arab

www.mazizaacrizal.blogspot.com

melalui penguatan dalil logika, yang dapat menggugah semangat dan perhatian

siswa/mahasiswa.

Namun yang penting disini, sebagaimana guru dapat merencanakan persiapan mengajar

sebaik-baiknya, sebab disini tujuan pokok adalah mengajarkan pelajaran umum. Sedangkan

pelajaran agama hanya bersifat sisipan/selipan saja. Guru umum dalam menyajikan pelajaran

umum menyisipkan nilai agama disaat ia mengajar umum itu.

Kebaikan metode lampiran/insersi :

1. Dalam pelaksanaannya, melalui metode ini, tidak banyak memakan waktu. Sebab

dengancara menyisipkan secara halus terhadap jiwa agama dalam vak umum, guru hanya

memerlukan waktu berkisar, 2 sampai 3 menit saja.

2. Siswa dengan tanpa disadari, telah mendapatkan pengetahuan dan pengalaman berupa

agama berupa santapan rohaniah

3. Merupakan selingan yang bermanfaat, dan bernilai ibadah.

4. Tidak memerlukan saran/peralatan yang memadai

Keluhan metode ini :

1. Penyajian pelajaran agama tidak mendalam, karena materi pelajaran agama hanya diberikan

sambil lalu

2. Dapat mengaburkan persepsi anak didik terhadap agama, bila guru tidak pandai membawa

murid/siswa kepad pengertian yang jelas. Sebab guru tidak memiliki jiwa agama dan

pengetahuan yang cukup. Semestinya sang guru memiliki jiwa agama/motivasi keagamaan

yang kuat.

3. Memerlukan kemahiran dan kejelian dalam membaca situasi kelas, jangan sampai kentara,

namun mengena.

4. Memerlukan perencanaan yang matang. Hal ini merupakan tantangan bagi guru-guru umum,

agar dapat memberi napas agama pada tugas-tugas mengajar mereka.

Saran-saran pelaksanaannya :

1. Sebelum pelajaran disajikan di sekolah, ada dua hal yang perlu diwujudkan oleh seorang

guru, yaitu :

a. Persiapan mengajar yang matang setiap kali pertemuan

b. Perencanaan yang serasi mengenai situasi dan kondisi kelas dengan materi pelajaran

pokok / umum

Page 26: Metodologi Pengajaran Bahasa Arab

www.mazizaacrizal.blogspot.com

2. Menyajikan bahan pelajaran agama tersebut disesuaikan dengan taraf perkembangan dan

pemikiran anak didik/mahasiswa

3. Memerlukan keseungguhan dan penghayatan jiwa agama yang tinggi dari guru yang

memegang mata pelajaran umum

Dalam sejarah, metode lampiran/insersi ini telah dipakai sejak zaman Yunani Kuno.

Demikian dalam abad pertengahan Immanuel Kant dan Haigel, telah memanfaatkan cara ini

dalam mengembangkan misi agama Kristen.

11. Metode Menyelubung (Wrapping)

Metode membungkus (wrapping method) maksudnya ialah : cara menyajikan

bahan/materi pelajaran agama atau hikmah keimanan dan sebagainya, sengaja dibungkus atau

diselubungi dengan bentuk-bentuk lain, misalnya kisah cerita atau dengan ilmu-ilmu lain seperti

sejarah, ilmu-ilmu skuler yakni vak umum yang ada disekolah atau diperguruan tinggi. Yakni

nilai norma agama diselubungu vak umum.

Jadi, untuk menyampaikan pelajaran agam, sengaja dicari materi pelajaran lain bidang

umum sebagai pembungkusnya sehingga agama disajikan terselubung dalam pelajaran umum

itu. Hal ini dilakukan karena di lembaga sekolah umum tertentu sangat sulit dimasuki pelajaran

agama. Maka seorang guru/dosen agama, hanya dapat menempuh dengan cara seperti ini.

Misalnya guru hanya mengajar tentang sejarah Diponegoro, sejarah Perang Salib, dan

lain-lainnya. akan tetapi di dalamnya sengaja dihadirkan jiwa keimanan, keutamaan-keutamaan

agama serta fungsi kemahakuasaan Tuhan, yang disajikan secara menarik. Sehingga lama-

kelamaan secara berangusr-angsur rasa cinta gama dan rasa memilikinya mulai tumbuh dan

meresap pada jiwa mereka.

Berbeda dengan inversi atau lampiran, metode membungkus (wrapping), untuk

menyampaikan pelajaran agama selalu memulai dengan vak umum yang berfungsi sebagai

pembawanya. Dan yang pokok adalah agamanya, sedangkan vak umum (pelajaran umum)

hanya sebagai kulitnya.

Pada metode lampiran/inversi, unsur agama/jiwa agama hanya ditumpangkan dalam

pelajaran vak umum. Dan tugas pokok sang guru adalah di bidang vak umum tersebut. Walhasil

perbedaan kedua metode tersebut (metode lampiran/insersi dengan metode

membungkus/wrapping), adalah terletak pada mata pelajarannya.

Page 27: Metodologi Pengajaran Bahasa Arab

www.mazizaacrizal.blogspot.com

Kebaikan metode wrapping :

1. Mealui metode membungkus/wrapping, ini berarti guru dituntut disamping menguasai vak

agama, sebaga itugas pokkoknya, juga harus menguasai vak umum. Hal ini memungkinkan

wawasan guru menjadi luas dan integral.

2. Pengetahuan siswa menjadi luas, sebagai konsekuensi dari point pertama diatas

3. Bila guru trampil dan simpatik dalam menyajikan materi pelajaran, dengan sendirinya citra

agama dan guru agama yang tadinya dianggap remeh/rendah akan menjadi

disenangi/dicintai, bahkan ada keinginan untuk memperdalam ajaran-ajaran agama tersebut.

Kekurangan metode membungkus/wrapping :

Sebagaimana halnya metode lampiran/insersi, maka metode membungkus / wrapping

memiliki unsur kelemahan yang cukup mendasar, yaitu :

1. Penyajian materi agama biasanya tidak jelas, bahkan tersamar dengan vak umum yang

merupakan sandaran / pembungkusnya

2. Kebanyakan guru agama Islam/dosen agama, lemah dalam menguasai pelajaran vak umum.

Akibatnya kesulitan dalam meramu / menyajikan pelajaran agama itu kedalam vak umum.

3. Memerlukan perencanaan yang matang. Disini setiap saat akan mengajar guru/dosen agama,

bukan saja harus menyiapkan dan menguasai pelajaran agama. Akan tetapi juga harus

menyiapkan dan menguasai pelajaran vak umum. Dan unu berarti tugas guru / dosen agama

menjadi tidak ringan.

4. Tidak semua pelajaran agama reliabel dengan pelajaran vak umum.

Saran-saran :

1. Sebaiknya guru agama meningkatkan pengetahuannya dan penguasaan pelajaran vak umum,

agar dengan itu dapat memadukan kedua pelajaran (pelajaran agama dan umum) secara

integral, dengan demikian pengetahuan menjadi utuh dan padu.

2. Pengalaman menunjukkan bahwa, banyak guru agama/dosen yang megajar di lembaga-

lembaga pendidikan umum lemah dalam penguasaan metodologi pelajaran. Dan terkesan

bahwa materi pelajaran agama yang disampaikan lebih menonjolkan segi-segi hukum agama

Islam semata. Dan agama hanya lebih dipandang dari sudut syari’at. Akibatnya

siswa/mahasiswa merasa takut untuk belajar agama. Dan acuh untuk mendekatinya. Dan

lebih berbahaya lagi memandang remeh guru/dosen agama mereka. Maka dari itu,

guru/dosen agama, disamping hendaknya menguasai pelajaran juga menguasai metodologi

pengajaran.

Page 28: Metodologi Pengajaran Bahasa Arab

www.mazizaacrizal.blogspot.com

3. Setiap akan memberikan materi pelajaran, guru hendaknya merencanakan materi pelajaran

secara matang. Hilangkanlah sikap dan kebiasaan mengajar hanay untuk memenuhi

panggilan kewajiban. Guru yang baik adalah ia senantiasa bermotivasi untuk mencari dan

menemukan sesuatu yang terbaik untuk anak didiknya

4. Untuk disadari oleh guru/dosen agama, bahwa ia adalah sosok pribadi yang utuh dan bersih

dihadapan anak didiknya. Dan menjadi cahaya panutan dalam semua sikap dan tingkah

lakunya. Akan tetapi sesekali kepribadian tadi tercemar oleh pebuatan tercela dan nafsu

yang rendah. Maka akibatnya lunturlah kepribadian kepribadian tersebut dan hilanglah roh

kebaikan dalam dirinya. Maka dari itu, tunjukkanlah dan jagalah kepribadian itu secara baik.

12. Metode Audio Visual

Metode audio visual yaitu : suatu cara menyajikan bahan pelajaran dengan

menggunakan alat-alat media pengajaran yang dapat memperdengarkan, atau memperagakan

bahan-bahan tersebut sehingga siswa / murid-murid dapat menyaksikan secara langsung,

mengamat-amati secara cermat, memegang / merasakan bahan-bahan peragaan itu. Pada setiap

kali penyajian bahan pelajaran semestinya guru menggunakan media pengajaran, seperti

lembaran balik, papan planel, proyektor, dan lain sebagainya.

Metode audio visual dikenal dengan keharusan penggunaan audio visual aids atau audio

visual material. Ketiga istilah (baik audio visual aids, audio visual material, maupun audio

visual method) sama-sama menekankan kepada pemberian pengalaman secara nyata kepada

anak didik. Dengan melihat langsung, mendengar, meraba, mencium jika perlu, tentang hal-hal

yang dipelajari itu.

Jadi inti pengajaran audio visual ini adalah dipergunakan beberapa alat/bahan media

pengajaran antar lain melalui film strip, radio, TV, piringan hitam, tape recorder, gambar-

gambar peta, dan lain-lain sebagainya. Lebih utama menggunakan benda-benda asli sebagai

peraga.

Langkah-langkah yang ditempuh dengan metode audio visual :

1. Bendanya yang asli itu perlu diperagakan didepan kelas jika mungkin

2. Contohnya dalam ukuran kecil (misalnya miniatur kapal terbang, televisi), dan lain

sebagainya

3. Foto dari suatu benda, bentuk-bentuk gambar lain atau guru sendiri dapat menggambarnya

di papan tulis

Page 29: Metodologi Pengajaran Bahasa Arab

www.mazizaacrizal.blogspot.com

4. Jika ketiga hal tersebut diatas tidak dapat kita usahakan, maka guru dapat menjelaskan

bentuk bendanya, sifat-sifatnya, dengan jalan mendemonstrasikan melalui gerakan tangan,

kata-kata atau mimik tertentu, sehingga menarik perhatian anak didik/siswa

Kebaikan metode audio visual :

1. Siswa dapat menyaksikan, mengamati serta mengucapkan langsung sekaligus

2. Dengan memeragakan bendanya secara langsung tersebut, hal ini sangat menarik perhatian

siswa

3. Pengetahuan siswa menjadi inegral, fungsional dan dapat terhindar dari pengajaran

verbalisme

4. Pengajaran menarik minat dan perhatian siswa

Kekurangan metode audio visual :

1. Memerlukan waktu dan perencanaan yang matang

2. Tugas guru menjadi berat, sebab disamping harus merencanakan materi pelajaran yang akan

disajikan juga harus menguasai berbagai alat sarana peragaan / media pengajaran berbagai

alat sarana peragaan serta alat komunikasi lainnya.

3. Pengadaan alat sarana peragaan memerlukan biaya dan pemeliharaan yang cukup memadai

4. Kecenderungan menganggap bahwa pengajaran melalui berbagai macam alat / media

pengajaran bersifat pemborosan, bahkan memakan / menyita waktu yang banyak.

Pada pelajaran agama, dengan melalui metode visual ini diharapkan pengajaran menjadi

lebih bermakna dan mudah dipahami serta dihayati. Misalnya pengajaran fiqh, seperti :

bagaimana proses mengafani, memandikan mayat / jenazah dengan cara audio visual, atau

melalui visualisasi peragaan. Juga dapat diterapkan cara bagaimana proses melaksanakan tawaf.

Demikian juga proses pengajaran bahasa Arab melalui alat pendengaran berupa tape recorder.

Dan berbagai topik lainnya yang dapat disajikan melalui audio visual tersebut.

13. Metode Pemecahan masalah (problem solving)

Problem solving, adalah uatu cara menyajikan bahan pelajaran dengan jalan dimana

siswa dihadapkan dengan kondisi masalah. Dari masalah yang sederhana, menuju kepada

masalah yang sulit/muskil.

John Dewey (AS), sebagai tokoh pencipta metode problem solving ini menyarankan

agar dalam pelaksanaan melalui metode ini siswa/siswi dibiasakan percaya pada diri sendiri

Page 30: Metodologi Pengajaran Bahasa Arab

www.mazizaacrizal.blogspot.com

untuk mengatasi kesulitan/masalah yang sedang dihadapinya. Baik mengenai dirinya sendiri,

lingkungan maupun lingkungan dalam arti yang lebih luas, yakni masyarakat.

Pada pelajaran agama melalui penerapan metode problem solving ini, misalnya

menyajikan bahan pelajaran fiqh, yakni masalah yang mengandung problematik dan khilafiah

para ulama, serta topik lain yang justru mengandung problem bagi siswa untuk kemudian

dipecahkan. Tujuan metode ini adalah agar anak-anak terbiasa berlatih menghadapi berbagai

masalah, sebagai calon pemimpin ia berkemampua tinggi dan siap mental menghadapi /

memecahkan berbagai masalah.

Metode problem solving tepat digunakan :

1. Bila pelajaran dimaksudkan untuk melatih siswa berfikir ilmiah dan analitis

2. Apabila pelajaran dimaksudkan untuk melatih keberanian siswa, dan rasa tanggung jawab

dalam menghadapi kehidupan yang menantang

3. Untuk mendorong berfikir mandiri dan berdikasi

4. Apabila untuk menumbuhkan wawasan/harizon yang luas tentang berbagai pemikiran

agama Islam

Kebaikan metode problem solving :

1. Mendorong siswa untuk berfikir aktif dan kreatif dalam mencari bentuk-bentuk pemecahan

masalah sepenuh hati dan teliti. Meskipun harus melalui trial and error (terus mencoba,

meskipun mengalami kesalahan).

2. Mendorong siswa untuk belajar sambil bekerja (learning by doing)

3. Memupuk rasa tanggung jawab

4. Mendorong siswa untuk tidak berfikir sempit, fanatik.

Kekurangan metode problem solving :

1. Tidak semua pelajaran dapat mengandung masalah / problem, yang justru harus dipecahkan.

Akan tetapi memerlukan pengulangan dan latihan-latihan tertentu. Misalnya pada pelajaran

agama, mengenai cara pelaksanaan shalat yang benar, cara berwudhu, dan lain-lain

2. Kesulitan mencari masalah yang tepat/sesuai dengan taraf perkembangan dan kemampuan

siswa

3. Banyak menimbulkan resiko. Terutama bagi anak yang memiliki kemampuan kurang.

Kemungkinan akan menyebabkan rasa frustasi dan ketegangan batin, dalam memecahkan

masalah-masalah yang muskil dan mendasar dalam agama.

Page 31: Metodologi Pengajaran Bahasa Arab

www.mazizaacrizal.blogspot.com

4. Kesulitan dalam mengevaluasi secara tepat. Mengenai proses pemecahan masalah yang

ditempuh siswa.

5. Memerlukan waktu dan perencanaan yang matang

Saran-saran dalam pelaksanaan metode problem solving :

Agar metode problem solving ini dapat efektif dalam pelaksanaannya, maka perlu

kiranya diperhatikan hal-hal sebagai berikut :

1. Dalam memilik masalah mempertimbangkan aspek kemampuan dan perkembangan anak

didik

2. Siswa terlebih dahulu dibekali pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan

3. Bimbingan secara kontinu dan persediaan alat-alat/sarana pengajaran yang perlu

diperhatikan

4. Merencanakan tujuan yang hendak dicapai secara sistematis

14. Metode inquiry

Inquiry yaitu salah satu metode pengajaran dengan cara guru menyuguhkan suatu

peristiwa kepada siswa yang menimbulkan teka-teki, dan memotivasi siswa untuk mencari

pemecahan masalah.

Metode inquiry ditelusuri dari fakta menuju teori. Dengan harapan agar siswa terangsang

untuk mencari dan meneliti, serta memecahkan masalah dengan kemampuannya sendiri

Dalam pelaksanaannya metode inquiry dapat dilakukan dengan cara guru membagi tugas

meneliti suatu masalah di kelas. Siswa dibagi kedalam beberapa kelompok, dan masing-masing

kelompok mendapat tugas tertentu yang harus diselesaikan. Kemudian tugas itu mereka pelajari,

mereka teliti, serta dibahas bersama-sama dalam kelompoknya. Setelah dibahas, dan

didiskusikan, kemudian masing-masing kelompok itu membuat laporan hasil kerja, dengan cara

sistematis dan dapat dipertanggung jawabkan kebenarannya.

Inquiry juga dapat berjalan dengan cara sebagai berikut guru menunjukkan sesuatu

benda/barang, atau buku yang masih asing bagi siswa didepan kelas. Kemudian semua siswa

disuruh mengamati, meraba, melihat dan membaca dengan seluruh alat indera secara cermat.

Lalu guru memberikan masalah, atau pertanyaan kepada seluruh siswa, yang sudah siap dengan

jawaban atau pendapat. Dalam hal ini masalah yang diajukan kepada siswa itu tidak boleh

menyimpang dari garis pelajaran yang telah diberikan/direncanakan tersebut, metode ini

setingkat lebih maju dari problem solving, karena permasalahannya bersifat penelitian

(research).

Page 32: Metodologi Pengajaran Bahasa Arab

www.mazizaacrizal.blogspot.com

Keunggulan metode inquiry :

1. Mendorong siswa berpikir secara ilmiah dalam setai pemecahan masalah yang dihadapi

2. Membantu dalam menggunakan ingatan, dan transfer pengetahuan pada situasi proses

pengajaran

3. Mendorong siswa untuk berfikir kreatif dan intuitif, dan bekerja atas dasar inisiatif sendiri

4. Menumbuhkan sikap obyektif, jujur dan terbuka

5. Situasi proses belajar mengajar menjadi hidup dan dinamis

Kekurangan metode inquiry :

1. Memerlukan perencanaan yang teratur dan matang. Bagi guru yang terbiasa dengan cara

tradisional, merupakan beban yang memberatkan

2. Pelaksanaan pengajaran melalui metode ini, dapat memakan watu yang cukup panjang.

Apalagi proses pemecahan masalah itu memerlukan pembuktian secara ilmiah

3. Proses jalannya inquiry akan menjadi terhambat, apabila siswa telah terbiasa cara belajar

“nrimo” tanpa kritik dan pasif apa yang diberikan oleh gurunya

4. Tidak semua materi pelajaran mengandung masalah. Akan tetapi justru memerlukan

pengulangan dan penanaman nilai. Misalnya pada pengajaran agama, mengenai keimanan,

ibadah dan akhlak

5. Metode inquiry ini baru dilaksanakan pada tingkat SLTA, Perguruan Tingi. Dan untuk

tingkat SLTP dan tingkat SD masih sulit dilaksanakan. Sebab pad tingkat tersbeut anak

didik belum mampu berpikir secara ilmiah, merupakan ciri dari metode inquiry.

Hal-hal yang dapat mempertinggi teknik inquiry :

Agar teknik inquiry dapat dilaksanakan dengan baik, memerlukan kondisi belajar

sebagai berikut :

1. Menciptakan situasi kondisi yang fleksibel (tidak terlalu kaku) dalam interaksi belajar, dan

siswa belajar dari perasaan takut dan tekanan

2. Kondisi lingkungan yang dapat memancing gairah intelektual, dan semangat belajar yang

tinggi

3. Guru mampu menciptakan situasi belajar yang kondusif dan responsif

15. Metode karya wisata

Karyawisata atau sering disebut study tour, yaitu melakukan studi kunjungan, kesuatu

tempat atau obyek tertentu.

Page 33: Metodologi Pengajaran Bahasa Arab

www.mazizaacrizal.blogspot.com

Dengan kata lain metode karya wisata yaitu suatu cara mengajar dengan jalan guru

mengajar atau membawa siswa ke suatu tempat/obyek tertentu yang ada hubungannya dengan

pendidikan atau memiliki nilai sejarah dan sebagainya. Misalnya guru membawa siswa-siswa

untuk mengunjungi tempat-tempat, seperti : pabrik-pabrik (pabrik mobil, pabrik tenun, pabrik

tapioka), mengunjungi tempat percetakan-percetakan, tempat kebun binatang, musium

perjuangan, makam pahlawan, panti-panti asuhan, yayasan-yayasan yatim paiatu, dan lain-lain

tempat yang sangat baik untuk dikunjungi dalam rangka mengkongkretkan bahan-bahan

pengajaran/pengalaman lapangn

Dengan karya wisata dimaksudkan agar siswa dapat menyaksikan secara langsung,

bagaimana proses pembuatan mobil itu, membuat kain dan merancang pakaian yang indah,

menyaksikan bagaimana mengeliola berbagai Mass Media sehingga menjadi bahan bacaan dan

informasi yang berharga. Demikian juga dengan mengunjungi kehidupan binatang di kebun

bintang, dan musium-musium yang memiliki nilai sejarah. Sehingga dengan kunjungan

karyawisata itu siswa mendapatkan pengetahuan dan pengalaman langsung yang bermanfaat

untuk dihayati dan dipraktekkan.

Daam pendidikan agama Islam, melalui metode karyawisata ini sangat bermanfaat bagi

anak didik untuk membangkitkan jiwa dan semangat agama mereka dengan melalui kunjungan

ke tempat-tempat panti asuhan anak yatim, yang memerlukan santunan dan uluran tangan dari

kaum muslim smua. Demikian pula bertamasya ke suatu tempat berpemandangan yang indah

yang menakjubkan dan menggugah semangat jiwa keagamaan siswa sebagai suatu ciptaan

Tuhan yang ajaib dan mengagumkan, dengan seraya berkata :

Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia. Maha suci Engkau,

maka peliharaklah kami dari siksa neraka

Dan ini berarti satu aspek jiwa agama telah kita tanamkan kepada anak-anak Islam kita

Keunggulan metode karya wisata :

1. Siswa dapat menyaksikan secara langsung bagaimana proses pembuatan / merakit mobil,

merancang/menenun pakaian yang indah, dan bagaimana kehidupan binatang di kebun

binatang yang kadang-kadang jarang mereka lihat di kelas itu.

2. Dapat menjawab masalah atau pertanyaan sekaligus selama di lapangan dengan

mempertanyakan, mengamat-amati, mencatat, menyimpulkan dan lain-lain terhadap hal-hal

yang belum/kurang dipahami

3. Dengan melalui dua hal tersebut diatas, dimungkinkan siswa dapat mempraktekkan hasil

karyawisata/hasil kunjungannya.

Page 34: Metodologi Pengajaran Bahasa Arab

www.mazizaacrizal.blogspot.com

4. Pengetahuan siswa menjado integral / terpadu

5. Sebagai selingan yang menyenangkan yang dapat menimbulkan semangat baru untuk belajar

dengan sungguh-sungguh

6. Menimbulkan cakrawala pikir/ harizon yang luas dan intuisif

Kekurangan metode karya wisata :

1. Dari segi perencanaan dan pelaksanaannya, metode karya wisata ini memakan waktu yang

cukup lama/panjang

2. Dilihat dari segi tenaga dan biaya, metode ini juga tampak kurang efisien dan efektif

3. Dapat membawa resiko perjalanan cukup besar

4. Karya wisata cenderung berdifat serimonial ketimbang untuk menambah pengetahuan dan

pengalaman

Langkah-langkah pelaksanaan karyawisata

Agar metode karya wisata dapat terlaksana dengan efektif, maka perlu diperhatikan

langkah-langkah sebagai berikut :

1. Merumuskan tujuan yang hendak dicapai secara matang

2. Dapat mempertimbangkan segi untung rugi serta manfaat karya wisata dilaksanakan

1. Jika karyawisata menuju tempat-tempat pabrik, ke suatu percetakan, musuam bersejarah dan

ke panti asuhan biasanya diadakan terlebih dahulu kontak / hubungan dengan pimpinan

instansi bersagkutan, dan menetapkan waktu pelaksanaannya

2. Mempersiapkan segala perangkat/peralatan yang diperlukan dalam perjalanan

3. Bila diperlukan bentuklah tim panitia pelaksana karya wisata. Yang bertugas mengkoordinir

dan bertanggung jawab penuh terhadap pelaksanaan karyawisata dan keamanan

4. Membuat tata tertib yang harus ditaati, merencanakan waktu yang tepat, rencana biaya dan

sebagainya jauh-jauh hari sebelumnya

5. Mendiskusikan hasil karyawisata, serta merumuskan follow up dari hasil karya wisata.

Misalnya dengan membuat laporan dan karangan ilmiah

6. Perli berhati-hati agar pelaksanaan metode ini tidak hanya merupakan pikink belaka

16. Metode proyek (Project Method)

Kata proyek berasal dari bahasa latin, yaitu proyektum yang berarti maksud tujuan,

rancangan, rencana. Jadi memproyeksikan berarti : merancang, merencanakan dengan maksud

Page 35: Metodologi Pengajaran Bahasa Arab

www.mazizaacrizal.blogspot.com

dan tujuan tertentu. Mempunyai perencanaan yang baik (planning) di dalam kegiatan-kegiatan

tahunan dan sebagainya.

Dengan kata lain, metode proyek yaitu cara mengajar dengan jalan memberikan kegiatan

belajar kepada siswa, dengan memberikan kesempatan kepada siswa untuk memilih, merancang

dan memimpin pikiran serta pekerjaannya. Anak-anak dilatih agar berencana di dalam tugas-

tugasnya.

Metode proyek ini untuk pertama kalinya, diperkenalkan oleh John Dewey. Yang

kemudian dikembangkan oleh W.H. Kilpatrik. Di Eropa abad XX ini giat sekali

mengembangkan metode proyek ini. Di Indonesia metode proyek ini mendapat perhatian yang

besar dari kalangan pembaharuan pendidikan dan pengajaran.

Langkah-langkah yang ditempuh melalui metode proyek ini yaitu :

Pertama : Merencanakan proyek yang akan dilaksanakan. Misalnya ; berapak kali kita

melakukan proyek selama satu tahun.

Kedua : Pengalokasian waktu, dengan menghitung berapa minggu diadakan proyek

dalam satu tahun. Misalnya untuk sementara waktu tiga kali dalam satu tahun

sudah mencukupi. Tiap-tiap masa belajar 2 ½ bulan lamanya, diselingi masa

proyek kira-kira satu bulan.

Mengenai pengalokasian waktu, misalnya dapat kita beri contoh di bawah ini .

Contoh alokasi waktu proyek dalam satu tahun :

Aug Sep Okt Nop Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul

Masa

belajar

Masa

belajar

Masa

belajar

Masa

belajar

Masa

belajar

Masa

belajar

Ini berarti jika dalam satu tahun ada 42 minggu kita pergunakan tiga kali dalam setahun

untuk pelajaran proyek. Tiap-tiap bagian misalnya 4 minggu untuk proyek, maka dalam tiga

bagian tersebut ada 12 minggu untuk proyek. Tentu saja di dalam 12 minggu tidaklah penuh

100% untuk metode proyek tersebut.

Proyek biasanya tidak lebih dari 50% dari waktu yang diperlukan. Jadi berarti hanya

dipergunakan waktu ± 6 minggu dalam 1 tahun. Atau hanya 1/7 bagian dari seluruh waktu

perjalanan/belajar yang disediakan. Dan ini waktunya tidak terlalu banyak dan tidak pula terlalu

sedikit (jadi sedang).

Page 36: Metodologi Pengajaran Bahasa Arab

www.mazizaacrizal.blogspot.com

Keunggulan metode proyek :

1. Dengan pengajaran royek, dapat membangkitkan dan mengaktifkan siswa, dimana masing-

masing belajar dan bekerja sendiri

2. Melalui metode proyek memberikan kesempatan kepada setiap siswa untuk mempraktekkan

apa yang telah dipelajari

3. Melalui metode proyek memperhatikan segi minat, perbedaan serta kemampuan masing-

masing individu siswa

4. Dapat menumbuhkan sikap sosial dan bekerja sama yang baik

5. Dapat membentuk siswa dinamis dan ilmiah dalam berbuat/berkarya

Kekurangan metode proyek :

1. Memerlukan perencanaan yang matang

2. Tidak smua guru merencanakan/terbiasa dengan metode proyek. Sebab dengan metode

proyek guru dituntut untuk bekerja keras dan mengorganisir pelajaran yang menjadi proyek

secara terencana

3. Bila proyek diberikan terlalu banyak, akan berakibat membosankan bagi siswa

4. Bagi sekolah tingkat rendah (SD dan SLTP), metode proyek masih siulit dilaksanakan.

Sebab metode proyek menuntut siswa untuk mencari, membaca, memikirkan serta dapat

memecahkan masalahnya sendiri

5. Dilihat dari segi aktivitasnya, organisasi sekolah menjadi tidak sederhana. Disamping

memerlukan banyak fasilitas, tenaga dan finansial

17. Metode Socrates

Metode Socrates adalah metode yanng dibuat/dirancang oleh seorang tokoh filsafat

Yunani yang ulung. Yaitu Socrates (hidup antar tahun 469-399) sebelum masehi.

Metode Socrates (Socrates Method), yaitu suatu cara menyajikan bahan/amateri

pelajaran, dimana anak didik/ siswa dihadapkan dengan suatu deretan pertanyaan-pertanyaan,

yang dari serangkaian pertanyaan-pertanyaan itu diharapkan siswa mampu/ dapat menemukan

jawabannya, atas dasar kecerdasannya dan kemampuannya sendiri

Dasar filsafat metode Socrates ini, adalah pandangan dari Socrates, bahwa pada tiap

individu anak didik telah ada potensi untuk mengetahui kebenaran dan kebaikan serta

kesalahan. Dan dengan demikian seseorang sekalipun kelihatannya bodoh mungkin pula

berpendapat / berbuat sebaliknya.

Page 37: Metodologi Pengajaran Bahasa Arab

www.mazizaacrizal.blogspot.com

Langkah-langkah metode Socrates yaitu :

1. Menyiapkan deretan pertanyaan-pertanyaan yang akan diajukan kepada siswa, dengan

memberi tanda atau kode-kode tertentu yang diperlukan

2. Guru mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepada siswa dan siswa diharapkan dapat

menemukan jawabannya yang benar

3. Jika pertanyaan yang diajukan itu terjawab oleh siswa, maka guru dapat

melanjutkan/mengalihkan pertanyaan berikutnya hingga semua soal dapat selesai terjawab

oleh siswa.

4. Jika pada setiap soal pertanyaan yang diajukan ternyata belum memenuhi tujuan, maka guru

hendaknya mengulangi kembali pertanyaan tersebut. Dengan cara memberikan sedikit

ilustrasi, apersepsi dan sekedar meningkatkan dan memudahkan berpikir siswa, dalam

menemukan jawaban yang tepat dan cermat.

Kebaikan metode Socrates adalah :

1. Membimbing siswa berpikir rasional dan ilmiah

2. Mendorong siswa untuk aktif belajar dan menguasai ilustrasi pengetahuan

3. Menumbuhkan motivasi dan keberanian dalam mengemukakan pendapat dan pikiran sendiri

4. Memupuk rasa percaya pada diri sendiri

5. Meningkatkan partisipasi siswa dan berlomba-lomba dalam belajar yang menimbulkan

persaingan yang dinamis

6. Menumbuhkan disiplin

Kekurangan metode Socrates sebagai berikut :

1. Metode Socrates dalam pelaksanaannya masih sulit dilaksanakan, pada sekolah tingkat

rendah. Sebab siswa belum mampu berpikir secara mandiri

2. Metode Socrates terlalu bersifat mekanis, dimana anak didik dapat dipandang sebagai

mesin, yang selalu siap untuk digerakkan

3. Lebih menekankan dari segi efektif (aspek berfikir) daripada kognitif

(penghayatan/perasaan). Padahal pengajaran agama sangat menonjolkan segi perasaan dan

penghayatan ini

4. Kadang-kadang tidak semua guru selalu siap memakai metode Socrates, karena metode

Socrates menuntut dari semua pihak baik guru maupun siswa sama-sama aktif untuk belajar

dan menguasai bahan/ilmu pengetahuan.

Page 38: Metodologi Pengajaran Bahasa Arab

www.mazizaacrizal.blogspot.com

Saran-saran :

1. Metode Socrates sangat baik diterapkan pada tingkat-tingkat atas dan perguran tinggi. Untuk

melatih ketangkasan dan kecerdasan

2. Perlu perencanaan secara matang, dan menguasai bahan/materi yang akan diberikan berupa

pertanyaan-pertanyaan dan soal-soal

3. Perlu diselingi dengan metode-metode lain. Seperti metode diskusi, demonstrasi, dan

selingan lain yang dapat meghilangkan kejenuhan dan ketegangan

4. Bahan/materi yang akan disajikan, hendaknya disesuaikan dengan tingkat perkembangan

dan kecerdasan anak didik

5. Pada setiap akhir pertanyaan selesai dijawab oleh siswa, guru dapat memberikan ulasan dan

kesimpulan yang dapat ditarik dari hasil pertanyaan yang terjawab itu.

Pada pelajaran agama, metode Socrates dapat diterapkan dalam menyajikan bahan

pelajaran Sejarah Islam, Fiqih, yang memerlukan pemikiran dan penguasaan melalui dalil-dalil

dan argumentasi yang kuat.

18. Metode Herbart

Metode Herbart diambil dari nama seorang penciptanya yaitu ; Johan priedrich Herbart

(1776-1841). Sebagai seorang ahlia dalam bidang filsafat dan ilmu jiwa asosiasi, Herbart

banyak memberikan sumbangan pemikiran dan pengetahuan dalam bidang pendidikan. Antara

lain Herbart telah berhasil menciptakan suatu metode mengajar yang dalam banyak hal dapat

memberikan sumbangan dalam proses belajar mengajar

Metode Herbart yaitu suatu cara menyajikan bahan pelajaran dengan jalan menghubung-

hubungkan antara tanggapan lama dengan tanggapan yang baru sehingga menimbulkan berbagai

tanggapan dari siswa

Langkah-langkah metode Herbart yang perlu dilakukan sebagai berikut :

1. Tahap persiapan

Pada langkah persiapan, guru mempersiapkan secara matang terhadap bahan/materi

pelajaran yang akan disajikan, kemudian mengadakan apersepsi terhadap pelajaran yang

telah/lalu dengan pelajaran yang akan diberikan

2. Tahap penyajian bahasa pelajaran

Setelah diadakan apersepsi, langkah berikutnya guru mulai memberikan materi pelajaran,

dengan dimulai dari hal-hal yang kongkret kepada yang abstrak, dari yang mudah/sederhana

Page 39: Metodologi Pengajaran Bahasa Arab

Langkah aplikasi

Langkah persiapan mengejarLangkah penyajian bahan Langkah pengasosiasian bahanLangkah pengorganisasian

www.mazizaacrizal.blogspot.com

menuju kepada yang sukar/muskil. Sehinggga pelajaran dapat diberikan berurutan dan

sistematis

3. Proses asosiasi

Pada langkah ini guru mengadakan asosiasi/menautkan atau menghubungkan serta

membandingkan pelajaran yang telah lalu dengan pelajaran yang telah diberikan/akan

diberikan sehingga pelajaran memiliki hubungan simultan

4. Pengorganisasian bahan

Langkah berikutnya adalah mengorganisasi bahan yang baru dengan yang lama itu sebagai

suatu hasil hubungan asosiasi yang menjadi suatu sistem pengertian yang kompak dan utuh.

Tidak terpisah-pisah dan terpotong-potong

5. Aplikasi (penerapan)

Sebagai langkah terakhir, guru memberikan soal-soal, latihan-latihan dan mempraktekkan

hasil pelajaran yang telah diberikan.

Sehingga jika kita gambarkan langkah-langkah metode Herbart tersebut dalam bentuk

denah/bagan adalah sebagai berikut :

Keunggulan metode Herbart yaitu :

1. Pelajaran disajikan secara beruruta/sistematis

2. Pengetahuan anak menjadi utuh dan fungsional

3. Siswa dapat mengetahui hubungan dan kaitan dari masing-masing mata pelajaran. Sehingga

dapat menentukan urutan stadia (tangga) pelajaran tersebut.

4. Pelajaran bernilai praktis, dan dapat diaplikasikan tidak hanya teori

Page 40: Metodologi Pengajaran Bahasa Arab

www.mazizaacrizal.blogspot.com

Kelemahan metode Herbert adalah :

1. Pelajaran biasanya cenderung dipaksa-paksakan

2. Pengajaran bersifat mekanik. Dan terlalu menganggap anak sebagai mesin yang siap dibawa

dan digerakkan

3. Fleksibelitas kurikulum kurang diperhatikan

4. Untuk menyusun rencana pengajaran, memakan waktu agak panjang