ANALISIS PENGAJARAN BAHASA ARAB MELALUI BUKU PAKET DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA
-
Upload
moxerbluefxreborn -
Category
Documents
-
view
567 -
download
1
description
Transcript of ANALISIS PENGAJARAN BAHASA ARAB MELALUI BUKU PAKET DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA
………. PENGAJARAN BAHASA ARAB MELALUI BUKU PAKET
DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA (MAHARAT
AL KALAM) DI KELAS X MAN 2 WATES KULONPROGO
PROPOSAL SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta
Sebagai Persyaratan Penulisan Skripsi
DisusunOleh:AMALIA FAJRIAH MUDLI’
NIM. 09420187
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
PENDIDIKAN BAHASA ARAB
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA
YOGYAKARTA
2013
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pembelajaran bahasa Arab di lembaga pendidikan, mulai dari
tingkat dasar hingga perguruan tinggi, idealnya dapat menuntun para
peserta didik untuk menguasai empat kemahiran dasar berbahasa (maharat
al-istima’, maharat al-kalam, maharat al-qiro’ah, dan maharat al-
kitabah) secara fungsional dan proporsional. Hal itu dikarenakan bahasa
Arab bukan hanya memiliki fungsi pasif, yaitu sebagai media untuk
memahami (al-fahm) apa yang didengar dari berita, teks, wacana
melainkan juga memiliki fungsi aktif, yaitu sebagai memahamkan (al-
ifham) orang lain melalui komunikasi lisan dan tulisan. Sebuah penelitian
menunjukkan bahwa kemampuan menggunakan bahasa sebagai media
komunikasi merupakan kunci dasar keberhasilan manusia dalam
hidupnya.1
Ada yang beranggapan bahwa pelajar tingkat Tsanawiyah adalah
pelajar yang belum lama mempelajari bahasa arab sehingga masalah yang
timbul hanya dianggap sebagai kewajaran saja dan tidak menimbulkan
kerisauan. Lain halnya apabila masalah itu muncul disekolah menengah
tingkat atas (Aliyah). Para pengajar akan merasakan langsung masalah-
masalah dalam pendidikan bahasa Arab ditingkat ini. Masalah tersebut
1 Madkur, Ali A. Tadris Funun al-Lughah al-Arabiyyah. (Kairo: Dar al-Fikr al-Araby 2000)
1
tidak lagi bisa dianggap sebagai masalah yang dapat dimaklumi begitu saja
seperti ketika masih ditingkat Tsanawiyah. Dengan demikian
permasalahan pendidikan bahasa Arab muncul ditingkat Aliyah, karena
harus mulai mendapatkan perhatian yang lebih serius.
Misalnya dalam hal keterampilan berbicara bahasa Arab,
keterampilan berbicara bahasa Arab merupakan keterampilan yang harus
dimiliki oleh siswa dalam rangka mengembangkan kemampuan berbahasa
asing, dalam hal ini bahasa Arab. Media maupun metode yang digunakan
harus bisa membuat siswa tertarik dan senang dalam proses pembelajaran.
Hal inilah yang disinyalir masih jarang atau bahkan tidak dilaksanakan
sama sekali oleh beberapa sekolah yang mengajarkan bahasa Arab.
Dari sinilah muncul beberapa masalah yang menjadi akibatnya,
antara lain: siswa tidak menyukai bahasa Arab karena pembelajaran yang
monoton, atau siswa merasa kesulitan untuk mempelajari bahasa Arab,
khususnya berbicara bahasa Arab. Hal ini seperti yang dialami oleh siswa
kelas X MAN 2 Wates Kulonprogo.
Berdasarkan pengalaman penulis di lapangan, rendahnya
kemampuan berbicara siswa menggunakan bahasa arab dalam belajar rata-
rata dihadapi oleh sejumlah siswa yang memiliki minat sedikit untuk
belajar. Sehingga siswa MAN 2 Wates Kulonprogo khususnya kelas X
kurang mampu berbicara menggunakan bahasa Arab. Hal ini disebabkan
karena guru dalam proses belajar mengajarnya hanya menggunakan
metode ceramah dan hanya terpaku dengan adanya buku panduan berupa
2
buku paket serta Lembar Kerja Siswa (LKS) tanpa menggunakan media
pembelajaran yang dapat meningkatkan kemampuan berbicara bahasa
Arab siswa.
Dalam proses belajar mengajar, buku paket adalah salah satu
sumber pembelajaran bagi siswa yang merupakan alat pendidikan
fungsional, dimana dengan membaca buku, anak secara langsung maupun
tidak langsung dapat memperoleh nilai-nilai positif bagi pembentukan
dirinya. Disamping itu buku juga merupakan alat pengendali bagi
pertumbuhan dan perkembangan anak dari pengaruh-pengaruh negatif.2
Dalam menentukan sumber belajar yang tepat dalam hal ini buku
teks, baik buku acuan pokok maupun buku acuan lainnya harus dilakukan
dengan cara efektif tidak hanya mempertimbangkan dari segi ekonominya
saja, tapi juga harus melihat faktor-faktor sebagai berikut: latar belakang
dan falsafah serta motivasi dari para pengarang buku itu dalam
mengahantarkan pengetahuan kepada tujuan pendidikan disekolah,
sistematika serta metode pengungkapan persoalan, materi persoalan yang
harus memperhitungkan tentang isi, serta menghubungankannya dengan
ilmu pengetahuan yang lain.3
Ada beberapa pedoman dalam memilih buku teks, antara lain:
1. Buku teks haruslah menarik minat siswa yang mempergunakannya.
2. Mampu memberikan motivasi kepada para siswa yang memakainya.
2 Abu ahmadi, Metode Khusus Pendidikan Agama, (Bandung : Armico,1986) hal.2083 Sujarwo, Teknologi Pendidikan,(Jakarta:Rajawali Pers,1984)hal.196
3
3. Seyogyanya mempertimbangkan aspek-aspek linguistik sehingga
sesuai dengan kemampuan para siswa yang memakainya.
4. Haruslah dapat menstimulasi, merangsang aktivitas-aktivitas pribadi
para siswa yang mempergunaknnya
5. Haruslah dengan sadar dan tegas menghindar dari konsep-konsep
yang samar-samar dan tidak biasa, agar tidak membuat bingung
siswa yang memakainya.
Upaya tersebut menggambarkan betapa kuatnya keinginan dari
pelaku kebijakan pendidikan untuk menentukan sumber-sumber belajar
sebagai sarana dalam meningkatkan prestasi belajar siswa, sehingga
diharapkan dengan kehadiran buku paket tersebut dapat digunakan sebagai
pendekatan alternatif dalam menentukan sumber belajar yang cocok,
efektif, serta efisien dalam mencapai tujuan pendidikan.
Demikian pula tenaga pendidik bahasa Arab di MAN 2 Wates
Kulonprogo, idealnya juga harus fasih dan lancar berkomunikasi dalam
bahasa Arab, mempunyai kemampuan membaca, memahami teks
berbahasa Arab secara memadai, dan menguasai materi yang diajarkan
kepada peserta didik. Namun ketika proses pembelajaran bahasa Arab
berlangsung tenaga pendidik terkadang kurang memiliki penguasaan
metodologi yang baik, sehingga proses pembelajaran kurang efektif,
tujuan pembelajaran tidak tercapai secara optimal, serta proses
pembelajaran dikelas kurang kondusif. Akibatnya, siswa kelas X MAN 2
Wates Kulonprogo tidak mendapatkan pengetahuannya secara maksimal
4
dan meninggalkan kesan bahwa bahasa Arab itu sulit dan menjadi momok
yang menakutkan.
Madrasah Aliyah Negeri 2 wates Kulonprogo adalah salah satu
lembaga pendidikan formal yang berstatus “Negeri” yang masih
memerlukan perhatian untuk mencapai mutu dan kualitas pendidikan yang
lebih baik.
Berdasarkan uraian tersebut diatas penulis mencoba melihat
bagaimana pengajaran bahasa Arab melalui buku paket dalam
meningkatkan kemampuan kalam (maharat al kalam) di kelas X MAN 2
Wates Kulonprogo.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka dapat dirumuskan
masalah sebagai berikut:
1. Apakah materi pembelajaran bahasa Arab telah diungkap jelas pada
buku paket ,,,,, yang digunakan kelas X MAN 2 wates Kulonprogo?
2. Bagaimana tingkat penguasaan peserta didik terhadap buku paket
…….dalam meningkatakan kemampuan berbicara (maharat al
kalam) siswa kelas X MAN 2 Wates Kulonprogo ?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah:
a. Untuk mengetahui seberapa luas penyajian materi bahasa Arab dalam
buku paket……..yang digunakan peserta didik kelas X MAN 2 Wates
Kulonprogo.
5
b. Untuk mengetahui tingkat pemahaman dan penguasaan peserta didik
terhadap materi yang disajikan pada buku paket …… dalam
peningkatan berbicara (maharat al kalam) peserta didik kelas X MAN
2 Wates Kulonprogo.
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah:
a. Sebagai persyaratan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di bidang
Ilmu Pendidikan pada Fakultas Tarbiyah jurusan Pendidikan Bahasa
Arab UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.
b. Sebagai informasi bagi siswa, guru dan orang tua mengenai
kemampuan siswa dalam menguasai empat kemahiran bahasa Arab
khususnya kemampuan dalam berbicara (maharat al-kalam).
c. Memberikan sumbangan terhadap perkembangan ilmu pendidikan,
terutama berkaitan dengan bidang pengembangan pembelajaran bahasa
Arab
d. Sebagai informasi untuk memberikan kontribusi pemikiran serta
perbaikan sistem pendidikan bagi lembaga yang diteliti
D. Telaah Pustaka
Untuk mendukung dan mempermudah penulisan skripsi ini, maka
penulis berusaha melakukan penelitian lebih awal terhadap pustaka yang
ada berupa karya-karya peneliti terdahulu yang berkaitan dengan judul dan
relevansi terhadap topik yang penulis teliti. Penulusuran ini dianggap
6
penting guna menghindari plagiasi atau pengulangan tema-tema skripsi
yang ada.4
Skripsi yang ditulis oleh Piyan Rudianto,2011, Mahasiswa UIN
Sunan Kalijaga, dengan judul Pengembangan hand out kimia sebagai
bahan ajar untuk siswa SMA/MA kelas X semester I materi pokok ikatan
kimia berdasarkan standar isi, beliau membahas media pembelajaran
berupa hand out kimia untuk siswa kelas X semester I berdasarkan standar
isi yang memiliki karakteristik tertentu dan mengetahui kelayakan hand
out kimia yang dikembangkan berdasarkan penilaina guru kimia SMA/MA
dan respon dari siswa SMA/MA.
Skripsi yang ditulis oleh Avit Kurniadni, 2006, Mahasiswa UIN
Sunan Kalijaga, dengan judul Optimalisasi aplikasi ayat-ayat al qur’an
sebagai alternative bahan ajar biologi dalam meningkatkan pemahaman
siswa terhadap konsep pengelolaan lingkungan, dalam skripsinya beliau
membahas apa saja faktor pendukung serta penghambat dalam upaya
optimalisasi aplikasi ayat-ayat al qur’an sebagai alternatif bahan ajar pada
materi pengelolaan lingkungan.
Skripsi yang ditulis oleh Ahmad Ammar, Mahasiswa jurusan
Pendidikan Bahasa Arab fakultas Tarbiyah dan Keguruan,2012. Dengan
judul implementasi bahan ajar “buku paket pelajaran fasih berbahasa
arab 1”dalam pembelajaran bahasa arab kelas VII di Madrasah
Tsanawiyah Negeri Nglipar tahun ajaran 2011-2012. Penelitian tersebut 4 Sembodo Ardi Widodo,et.al., Pedoman Penulisan Skripsi Mahasiswa Tarbiyah Jurusan PBA Fakultas Tarbiyah, (Fakultas Tarbiyah UIN Sunan Kalijaga Ypgyakarta,2006), hlm.13
7
bersifat analisis deskriptif. Dalam skripsinya beliau membahas tentang
seberapa jauh penguasaan siswa kelas VII di Madrasah Tsanawiyah Negeri
Nglipar tahun ajaran 2011-2012 terhadap bahan ajar “buku paket pelajaran
fasih berbahasa arab 1” beserta implementasi dari buku paket tersebut.
Skripsi yang ditulis oleh Anita Widyaningrum, Mahasiswa jurusan
Pendidikan Bahasa Arab Fakultas Tarbiyah dan Keguruan,2004. dengan
judul analisis keterbacaan buku paket IPA SD proyek seqip dengan
formula re flesh, dalam skripsinya beliau membahas konsep esensial yang
diungkap pada buku paket IPA SD kelas IV,V,VI yang digunakan pada
sekolah binaan proyek SEQIP, serta penulis berusaha mengungkapkan
tingkat keterbacaan buku paket tersebut dikaji dari segi ungkapan yang
muncul dalam teks.
Berdasarkan hasil penelusuran mengenai beberapa tulisan yang
membahas tentang tema yang berhubungan dengan tema yang diteliti,
penulisan menemukan beberapa problem tentang penguasaan siswa
terhadap suatu media berupa bahan ajar dalam proses belajar, dan kali ini
peneliti akan membahas tidak hanya kejelasan materi yg disajikan dalam
buku paket …..tetapi akan menjelaskan tentang bagaimana penguasaan
peserta didik dalam memahami buku paket tersebut sehingga dapalam
memberikan kontribusi dalam meningkatakan kemampuan berbicara
(maharat al kalam) bahasa Arab siswa kelas X MAN 2 Wates
Kulonprogo.
8
E. Landasan Teori
Berikut diuraikan landasan teoritik yang melandasi penelitian ini
1. Pengertian buku teks (buku paket)
Buku teks (buku paket) adalah salah satu sumber belajar bagi
siswa yang merupakan alat pendidikan fungsional, dimana dengan
membaca buku. Anak secara langsung atau tidak langsung dapat
memperoleh nilai-nilai positif bagi pembentukan dirinya. Disamping
itu buku juga merupakan alat pengendali bagi pertumbuhan dan
perkembangan anak anak dari pengaruh-pengaruh negatif.5
Selain itu, buku teks pelajaran buku yang berisi ilmu pengetahuan,
yang diturunkan dari kompetensi dasar yang tertuang dlam
kurikulum,dimana buku tersebut digunakan peserta didik untuk
belajar.6
Dari penadapat para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa buku teks
(buku paket) merupakan buku pelajaran yang ditujukan bagi peserta
didik pada jenjang pendidikan tertentu dan selalu berkaitan dengan
bidang studi tertentu yang biasa dilengkapi dengan saran pengajaran
yang menunjang suatu program pengajara.7
5 Abu Ahmadi, Metode Khusus Pendidikan Agama, (bandung : Armico,1986) hal.208.6 Andi Brastowo, Panduan Kreatif Membuat Bhan Ajar Inovatif ;Menciptakan Metode
Pembelajaran yang menarik dan menyenangkan,(Yogyakarta Diva Press), hal.1687 prof.Dr.henry Guntur Tarigan dan Dr.Djago tarigan, Telaah BukuTeks Bahasa
Indonesia,(Bandung: Angkasa,1984) hal.13
9
2. Jenis-jenis buku teks (buku paket)
Dari segi cara penulisan buku teks dikenal tiga jenis buku teks. Ketiga
jenis buku teks tersebut adalah:8
a. Buku teks tunggal
Buku teks tunggal ialah buku teks yang hanya terdiri atas satu buku
saja. Berikut ini didaftarkan beberapa contoh buku teks tunggal,
antara lain:
1) Kerap, Groys. 1973. Tatabahasa Indonesia untuk SLA, Ende
Flores: Nusa Indah.
2) Ramlan.A .1983. sintaksis, Jogyakarta: CV Karyono.
b. Buku teks berjilid
Buku teks berjilid adalah buku pelajaran untuk satu kelas tertentu
atau untuk satu jenjang sekolah tertentu. Berikut ini didaftarkan
beberapa contoh buku teks berjilid, seperti:
1) Depdikbud, 1981. Bahasa Indonesia1, H dan III. Jakarta:
Proyek Pengadaan Buku Pelajaran, Perpustakaan Dn
Keterampilan SLU.
2) Alisyahbana, Sultan Takdir.1975. tatabahasa Baru Bahasa
Indonesia I dan II, Jakarta: Dian Rakyat
c. Buku teks berseri8 prof.Dr.henry Guntur Tarigan dan Dr.Djago tarigan, Telaah BukuTeks Bahasa Indonesia,(Bandung: Angkasa,1984) hal.31.
10
Buku teks berseri ialah buku pelajaran berjilid mencakup beberapa
jenjang sekolah, misalnya, dari SD-SMP-SMA. Berikut ini
disajikan satu buku teks berseri.
a) Tarigan, Henry Guntur dan Djago Tarigan, 1985.Terampil
Berbahasa Indonesia, (untuk SD-9 jilid).Bandung: penerbit
Angkasa.
b) Tarigan, Henry Guntur dan Djago Tarigan, 1985.Terampil
Berbahasa Indonesia, (untuk SD-9 jilid).Bandung: penerbit
Angkasa.
3. Karakteristik buku teks (buku paket)
Sebagaimana bentuk bahan ajar lainnya, buku teks pelajaran
memiliki karakteristik tertentu. Beberapa karakteristik tersebut
diantaranya sebagai berikut:9
a) Secara formal, buku teks pelajaran diterbitkan oleh penerbit
tertentu dan memiliki ISBN.
1. Penyusunan buku teks pelajaran memiliki dua misi utama
yaitu: Optimalisasi pengembangan pengetahuan
deklaratifdan procedural serta
2. Pengetahuan tersebut harus menjadi target utama dari buku
pelajaran yang digunakan disekolah.
b) Buku teks pelajaran dikembangkan oleh penulis dan penerbit
buku dengan senantiasa mengacu pada apa yang diprogramkan 9 Andi Prastowo, Panduan kreatif membuat bahan ajar inovatif ,(Jogjakarta:DIVA Press,2011) hal. 170
11
oleh Departemen Pendidikan Nasional. Ketentuan tersebut
diantaranya bahwa buku pelajaran harus:
1. Mengikuti kurikulum pendidikan nasional yang sedang
berlaku
2. Berorientasi pada keterampilan proses dengan
menggunakan pendekatan kontekstual, teknologi dan
masyarakat, serta demonstrasi dan eksperimen, serta
3. Membergambaran secara jelas tentang keterpaduan atau
keterkaitannya dengan disiplin ilmu dan lainnya.
c) Buku teks pelajaran memiliki tujuh keuntungan sebagai berikut:
1. Buku teks pelajaran membantu pendidik melaksanakan
kurikulum
2. Buku teks pelajaran juga merupakan pegangan dalam
menentukan metode pengajaran
3. Buku teks pelajaran memberikan kesempatan bagi peserta
didik untuk mengulangi pelajaran atau mempelajari
pelajaran baru.
4. Buku pelajaran dapat digunkan untuk tahun-tahun
berikutnya, dan jika direvisi, maka dapat bertahan dalam
waktu yang lama.
5. Buku teks pelajaran yang uniform memberi kesamaan
mengenai bahan dan standart pengajaran
12
6. Buku teks pelajaran memberikan kontinuitas pelajaran
dikelas yang berurutan, sekalipun pendidik berganti.
7. Buku teks pelajaran memberi pengetahuan dan metode
mengajar yang lebih mantap jika guru menggunakannya
dari tahun ke tahun.
4. kegunaan buku teks (buku paket) sebagai bahan ajar
Beberapa kegunaan buku teks (buku paket) sebagai bahan ajar
diantaranya sebagai berikut:
a. Membantu pendidik dalam melaksanakan kurikulum karena
disusun berdasarkan kurikulum yang berlaku
b. Menjadi pegangan guru dalam menentukan metode
c. Memberi kesempatan bagi peserta didik untuk mengulangi
pelajaran atau mempelajari pelajaran baru
d. Memberikan pengetahuan bagi peserta didik maupun pendidik
e. Menjadi penambah nilai angka kredit untuk mempermudah
kenaikan pangkat dan golongan
f. Menjadi sumber penghasilan, jika diterbitkan.
5. Keterbatasan buku teks (buku paket) sebagai bahan ajar
Greeny dan Petty telah mengidentifiasi keterbatasan buku teks.
Keterbatasan buku teks itu antara lain:
13
a. Buku teks itu sendiri tidaklah mengajar (walaupun kegiatan
belajar mengajar dapat dicapai dengan membacanya), tetapi
merupakan suatu sarana pengajaran.
b. Sarana-sarana pengajaran juga sangat sedikit dan singkat
karena keterbatasan ruang, ruang, tempat atau wadah yang
tersedia didalamnya
c. Pelatihan-pelatihan dan tugas-tugas praktis agaknya kurang
kuat atau kurang memadai keterbatasan dalam buku teks dan
dikarenakan begitu banyaknya praktik-praktik , pelatihan yang
perlu dilaksanakan secara perbuatan
d. Pertolongan-pertolongan atau bantuan yang berkaitan dengan
evaluasi hanyalah bersifat sugestif dan tidaklah mengevaluasi
keseluruhan atau keparipurnaan yang diinginkan.
6. Kelebihan dan kekurangan buku paket sebagai bahan ajar
Menurut Azhar Arsyad, penggunaan bahan ajar mempunyai
kelebihan dan kelemahan. Adapun kelebihan bahan ajar dalam
bentuk buku paket antara lain:
a. Siswa dapat belajar dan maju sesuai kecermatan masing-
masing. Materi pelajaran dapat dirancang sedemikian rupa
sehingga mampu memenuhi kebutuhan siswa, baik cepat
maupun yang lamban membaca dan memahami. Namun pada
14
akhirnya semu peserta didik diharapkan dapat menguasai
materi pelajaran itu.
b. Disamping dapat mengulang materi dalam cetakan,peserta
didik akan mengikuti urutan fikiran secara logis.
c. Pepaduan teks dan gambar dalam halaman cetak sudah
merupakan hal yang lumrah, dan ini dapat menambah daya
tarik serta dpat memperlancar pemahaman informasi yang
disajikan dlam dua format, verbal dan visual.
d. Khusus pada teks terprogram, peserta didik akan
berinteraksi/berpartisipasi dengan aktif karena harus member
respons terhadap pertanyaan dan latihan yang disusun, siswa
dpat segera mengetahui apakah jawabannya benar atau salah.
e. Meskipun isi informasi media cetak harus diperbharui dan
direvisi sesuai dengan perkembangan dan temuan-temuan baru
dlam bidang ilmu itu, materi tersebut dapat direproduksi
dengan ekonomis dan didistribusikan dengan mudah.10
Menurut Nasution ,keuntungan bahan ajar dalam bentuk
buku antara lain:
a. Buku dapat membantu guru dalam melaksanakan kurikulum
karena disusun berdasarkan kurikulum yang berlaku.
b. Buku merupakan pegangan dalam menentukan metode
pengajaran .
10 Ibid, hal.87-89
15
c. Buku memberikan kesempatan bagi siswa untuk mengulangi
pelajaran atau memulai pelajaran baru.
d. Buku dapat digunakan untuk tahun-tahun berikutnya dan bila
direvisi dapat bertahan dalam waktu yang lama.
e. Buku pelajaran yang uniform member kesamaan mengenai
bahan dan standar pengajaran.
f. Buku memberikan kontinuitas pelajaran dikelas yang
berurutan, sekalipun guru berganti.
g. Buku memberikan pengetahuan dan metode mengajar yang
lebih mantap bila guru menggunakannya dari tahun ketahun.11
Adapun kelemahan bahan ajar dalam bentuk buku adalah
sebagai berikut:
a. Sulit menampilkan gerak dalam halaman bahan ajar cetak
b. Proses percetakan media sering kali memakan waktu beberapa
hari,ampai berbulan-bulan, tergantung pada peralatan
percetakan dan kerumitan informasi pada halaman cetakan.
c. Biaya percetakan akan mahal apabila ingin menampilkan
ilustrasi, gambar, atau foto yang berwarna warni.
d. Umumnya cetakan dapat membawa hasil yang baik jika tujuan
pelajara itu bersifat kognitif, misalnya belajar tentang fakta dan
keterampilan. Jarang sekali, jika ada bahan ajar cetakan
terutama buku teks yang mencoba menekankan perasaan,
emosi dan sikap.
11 Nasution, Teknologi Pendidikan, (Jakarta : Bumi Aksara,1994) hal.103-104
16
e. Pemabgian unit-unit pelajaran dalam media cetakan harus
dirancang sedemikian rupasehingga tidak terlalu panjang dan
dapat membosankan siswa.
f. Jika tidak dirawat denan baik, bahan ajar cetak cepat rusak
atau hilang.
7. Maharat al Kalam
Bahasa merupakan alat komunikasi yang secara esensial,
umum dan bersifat sosial karena dalam komunikasi selalu ada dua
pihak yang terlibat, yaitu sebagai pemberi materi dan penerima
informasi.
Berdasarkan sistem komunikasi dalam kemampuan berbahasa ada
empat kemampuan yang harus dibina dan dikembangkan,yaitu
sebagai berikut :
a. Menyimak ( istima’)
b. Berbicara ( kalam )
c. Membaca ( qiro’ah )
d. Menulis ( kitabah )
Dua kemampuan berbahasa pertama diperoleh sebagai
komunikasi lisan, yakni menyimak dan berbicara (kalam) serta
kemampuan berbahasa lainnya sebagai komunikasi tertulis, yaitu
membaca dan menulis. Urutan pemerolehan kemampuan berbahasa
seseorang dimulai dari menyimak lalu mulai berbicara, membaca
17
kemudian menulis. Hal ini diperoleh waktu maih anak-anak, namun
ketika seseorang sudah mulai berusia dewasa, maka pemerolehan
bahasa selanjutnya keempat kemampuan tersebut sudah berfungsi
integral dalam arti saling mendukung.
Sedangkan keterampilan berbicara (maharat al kalam) itu
sendiri kemampuan mengungkapakan bunyi-bunyi artikulasi atau
kata-kata untuk mengekspresikan pikiran berupa ide, pendapat,
keinginan, atau perasaan kepada mitra bicara. Dalam makna yang
lebih luas, berbicara merupakan system tanda-tanda yang dapat
didengar dan dilihat memanfaatkan sejumlah otot dan jaringan otot
manusia untuk menyampaikan pikiran dalam rangka memenuhi
kebutuhannya.
Secara umum keterampilan berbicara (maharat al kalam)
bertujuan agar para pelajar mampu berkomunikasi lisan secara baik
dan wajar dengan bahasa yang mereka pelajari. Secara baik dan
wajar mengandung arti menyampaikan pesan kepada orang lain
dalam cara yang secara sosial dapat diterima. Namun tentu saja
untuk mencapai tahap kepandaian berkomunikasi diperlukan
aktifitas-aktifitas yang memadai dan mendukung. Aktifitas-aktifitas
seperti bukan perkara mudah bagi pembelajaran bahasa, sebab harus
tercipta dahulu lingkungan bahasa yang mengarahkan para pelajar
kearah sana.
18
F. Metode penelitian
Metode penelitian berfungsi untuk mendapatkan data yang bisa
dipertanggung jawabkan serta dapat mencerminkan jawaban yang
sebenarnya. Metode penelitian sangat menentukan dalam usaha
mengumpulkan data yang diperlukan dalam penelitian dengan
menggunakan metode-metode ilmiah.12
1. Pendekatan dan jenis penelitian
Terkait dengan masalah yang diteliti, peneliti menggunakan
pendekatan kualitatif. Penelitian kualitatif adalah suatu penelitian yang
ditujukan untuk mendeskripsikan dan menganalisa fenomena, peristiwa,
aktifitas sosial, sikap, kepercayaan, persepsi, pemikiran orang secara
individual maupun kelompok.13
2. Jenis dan sumber data
a. Jenis data
Sebelum digunakan dalam proses analisis, data dikelompokkan
terlebih dahulu sesuai dengan jenis dan karakteristik yang
menyertainya. Berdasarkan pengambilannya, data dibedakan atas
dua macam:14
1. Data Primer: data yang diperoleh atau dikumpulkan langsung
dilapangan dari sumber asli oleh orang yang melakukan
12Soetrisno. Hadi, Metodologi Reserch ,(Yogyakarta: Yayasan Penerbit Fakultas Psikologi UGM, 1993), hlm. 12413 Syaodih Sukmadinata, Nana, Metode Penelitian Pendidikan, ( Bandung : Remaja Rosdakarya, 2009) hlm.6014 Dr.H.Mahmud, Metode Penelitian Pendidikan,(Bandung :Pustaka Setia,2011) hal.146
19
penelitian. Data primer dapat disebut juga data asli atau data
baru yang diperoleh secara langsung dari masyarakat, baik
yang dilakukan melaui wawancara, observasi dan alat lainnya
juga merupakan data primer. Data primer yang bersifat polos,
apa adanya dan masih mentah memerlukan analisis lebih
lanjut.
2. Data sekunder: data yang diperoleh atau dikumpulkan oleh
orang yang melakukan penelitian dari sumber-sumber yang
telah ada. Data ini dapat diperoleh dari perpustakaan atau dari
laporan-laporan peneliti terdahulu. Data sekunder disebut juga
data tersedia, data ini biasanya digunakan untuk melengkapi
data primer. Bahan kepustakaan yang dapat dipergunakan
dalam penelitian tidak hanya berupa teori-teori yang telah
matang, tetapi dapat pula berupa hasil- hasil penelitian yang
masih memerlukan pengujian kebenarannya.
b. Sumber data
Secara umum, penentuan sumber data didasarkan atas jenis data
yang telah ditentukan.dalam penelitian ini sumber data yang
digunakan adalah:
a. Sumber literer ( Library Research ), yaitu penelitian yang
bertujuan untuk memperoleh data teoritis dengan cara
mempelajari dan membaca literatur-literatur yang ada
hubungannya dengan masalah penelitian.
20
b. Sumber Data lapangan (Field research),yaitu mencar data
dengan cara terjun langsung pada obyek penelitian untuk
memperoleh data yang konkrit dan akurat.15
Sumber data dapat digolongkan kedalam sumber primer yaitu
sumber data pokok dalam penelitian ini. dan sumber sekunder yaitu
data kedua atau penunjang yang berkaitan dengan penelitian ini.
Selain pembagian tersebut, dilihat dari bentuknya, sumber data
secara garis besar dapat digolongkan kedalam tiga jenis, yaitu: (1)
sumber Dokumenter, (2) sumber Kepustakaan, (3) sumber
Lapangan.
Sumber dokumenter adalah segala bentuk sumber data yang
berhubungan dengan dokumen, baik yang resmi maupun yang tidak
resmi, dalam bentuk laporan , statistik, surat-surat resmi, buku
harian, baik yang diterbitkan maupun yang tidak diterbitkan.
Sumber pustaka adalah bahan-bahan pustaka yang sangat
penting dalam menunjang latar belakang akademis teoretis
pelaksanaan penelitian.setiap peneliti seyogyanya berusaha untuk
mengumpulkan data data dari perpustakaan, baik berupa teori,
generalisasi, maupun konsep yng dikemukakan para ahli yang ada
pada sumber kepustakaan,selanjutnya dianalisis dan disintetis.
15 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, (Jakarta: PT.Rhineka Cipta,1992), hal.114
21
Sumber lapangan adalah data yang diperoleh dari lapangan
langsung. Data lapangan dapat diperoleh melalui observasi,
wawancara, partisipasi, angket maupun yang lainnya.
3. Metode pengumpulan data
Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah cara-
cara yang penulis lakukan dalam upaya mendapatkan data, yang
terdapat pada subyek penelitian, untuk mendapatkan data yang
akurat penulis menggunakan beberapa metode antara lain:
a. Metode interview
Interview atau wawancara merupakan salah satu bentuk
tehnik pengumpulan data yang banyak digunakan dalam
penelitian deskriptif kualitatif dan deskriptif kuantitatif.16
Interview dilaksnakan dengan cara mengajukan pertanyaan
secara lisan dan untuk dijawab secara lisan juga, yaitu kontak
langsung dengan tatap muka antara pencari informasi
(interviewer) dan sumber informasi (interviewee)17. Metode ini
sebagai alat pembantu untuk mendapatkan data sejarah
berdirinya Madrasah Aliyah Negeri 2 Wates Kulonprogo serta
proses pelaksanaan sistem pendidikan yang ada didalamnya
b. Metode dokumentasi
16 Syaodih Sukmadinata, Nana, Metode Penelitian Pendidikan, ( Bandung : Remaja Rosdakarya, 2009) hlm.21617 Aminul Hadi dan Harjono Metodelogi Penelitian Pendidikan (Bandung: TP, 1998) hlm 135
22
Metode dokumentasi adalah suatu metode pengumpulan
data dimana yang menjadi data adalah dokumen.18Metode ini
penulis gunakan untuk memperoleh data mengenai sejarah,
struktur organisasi, data guru, data murid, dan data prestasi
siswa pada bidang studi bahasa Arab dan hal-hal lain yang ada
kaitannya dengan penelitian ini.
c. Metode observasi
Observasi atau pengamatan merupakan suatu tehnik
atau cara mengumpulkan data dengan jalan mengadakan
pengamatan terhadap kegiatan yang sedang berlangsung.
Metode ini digunakan untuk mendapatkan data tentang letak
geografis MAN 2 Wates Kulonprogo serta kondisi fisik, dan
interaksi edukatif baik didalam maupun diluar kelas dan hal-
hal yang berkaitan dengan penelitian.
4. Teknik analisa data
Data-data yang diperoleh melalui teknik-teknik diatas sepenuhnya
dianalisis secara kualitatif. Maka analisis data ini dilakukan setiap
saat pengumpulan data dilapangan secara simultan dan
berkesinambungan. Diawali dengan proses klarifikasi data
dilapangan agar tercpai onsistensi. Dilanjutkan dengan langkah
abstraksi-abstraksi teoritis terhadap informasi lapangan, dengan
18Winarno Sukhmad, Dasar dan Teknik Reserch Pengantar Metodologi Ilmiah (Bandung: Tarsito, 1972), hlm 123
23
mempertimbangkan derajat keherensi internal, logis, rasional,
berhubungan dengan factual dsn realistic.
Dalam penelitian deskriptif kualitatif ini, analisis data
dimulai dengan menelaah seluruh data yang tersedia dari berbagai
sumber misalkan wawancara, pengamatan yang usdah dituliskan
dalam catatan lapangan, dokumentasi pribadi, dokumen resmi,
gambar, foto,dan sebagainya.19 Dalam menganalisis data deskriptif
kualitatif ini, penulis menggunakan kata-kata bukan angka dengan
cara induktif.
Induktif adalah cara berfikir atau menganalisa masalah
berangkat dari fakta-fakta yang khusus kemudian ditarik
generalisasi-generalisasi yang bersifat umum. Sedangkan deduktif
adalah suatu cara berfikir, dari pengetahuan yang sifatnya umum
untuk menilai kejadian yang bersifat khusus.20
a. Teknik observasi
Observasi diartikan sebagai pengalaman dan pencatatan secara
sistematik terhadap objek penelitian.
b. Teknik komunikasi
Teknik komunikasi adalah cara mengumpulkan data
melalui kontak atau hubungan pribadi antara pengumpul data
dengan sumber data.
G. Sistematika pembahasan
19 Lexy J.Moloeng, Metode penelitian Kualitatif, (bandung : Remaja Rosda Karya,2000), hal.190
20 Sutrisno Hadi, Metodologi Research, (Yogyakarta: Fakultas Psikologi UGM, 1983)
24
Untuk mempermudah dan mendapatkan hasil penulisan yang
sistematis dari penelitian ini penelusuran hasil pengkajian data dengan
sistematika sebagai berikut:
Pertama adalah formalitas yang meliputi: halaman judul, halaman
nota dinas, halaman pengesahan, halaman motto, halaman persembahan,
kata pengantar dan daftar isi.
Kedua adalah bagian isi, dimana skripsi ini terdiri atas empat bab
yang meliputi:
Bab I adalah pendahuluan, yang terdiri dari latar belakang masalah,
rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, telaah pustaka, landasan
teori, metode penelitian, sistematika pembahasan.
Bab II berisi gambaran umum Madrasah Aliyah Negeri 2 Wates
Kulonprogo, meliputi letak geografis, sejarah singkat berdirinya lembaga,
keadaan sarana fisik dan non fisik, serta susunan kepengurusan, dan
keadaan guru siswa dan karyawan.
Bab III berisi tentang bagaimana peningkatan kemampauan siswa
dalam kemahiran berbicara (maharat al kalam) melalui buku paket, yang
terdiri dari pelaksanaan pengajaran bahasa Arab MAN 2 Wates
Kulonprogo.
Bab IV berisi tentang penutup yang terdiri dari kesimpulan, saran-
saran dan kata penutup sebagai tanda bersyukur kepada Allah SWT yang
telah memberi kesehatan, kekuatan, rahmat serta petunjuk atas selesainya
25
penulisan skripsi ini. Bagian terakhir dari skripsi ini adalah memuat
lampiran-lampiran, daftar pustaka, serta riwayat hidup penulis.
Demikian sistematika pembahasan dalam skripsi ini semoga dapat
mempermudah pembaca untuk memahaminya.
Daftar Pustaka
Henry Guntur Tarigan dan Djago Tarigan, Telaah buku Teks bahasa Indonesia,
Bandung: 1984
Prastowo Andi, Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif, Yogyakarta:
2011
Syaodih Sukmadinata, Nana, Metode Penelitian Pendidikan, Bandung: Remaja
Rosdkarya, 2009
Hadi Amirul dan Haryono, Metodologi Penelitian Pendidikan, Bandung: Pustaka
Setia,1998
Hermawan, Acep, Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab, Bandung: Remaja
rosdakarya, 2011
Nasution Didaktik, asas-asas mengajar, Bandung: Jemmars, 1986
Mahmud, Metode penelitian Pendidikan, Bandung: Pustaka Setia, 2011
26
Djunaidi Ghany,M dan Almanshur Fauzan, Petunjuk Praktis Penelitian
Pendidikan, Yogyakarta: UIN malang Press (Anggota IKAPI), 2009
Harjanto, Perencanaan Pengajaran, Jakarta: Asdi Mahasatya, 2003
Bungin,Burhan M, Penelitian Kualitatif, Jakarta: Kencana Prenada Media Group,
2008
Arsyad, Azhar. Kunci Keberhasilan Pendidikan Bahasa Asing Masa Kini:
Beberapa Pokok Pikiran. Makalah disampaikan dalam Seminar Nasional,
Pengajaran Bahasa Arab UIN Malang 23 Juni 2007
Madkur, Ali A. Tadris Funun al-Lughah al-Arabiyyah. Kairo: Dar al-Fikr al-
Araby, 2000
27