METODOLOGI PENELITIAN - pakarteori.files.wordpress.com · Badan Pusat Statistik (BPS) dan Dinas...

32
METODOLOGI PENELITIAN Metode Penentuan Daerah Penelitian Metode penentuan daerah penelitian dilakukan secara purposive yaitu secara sengaja, berdasarkan prasurvey yang dilakukan dengan tujuan-tujuan penelitian. Daerah ini diangkat menjadi daerah penelitian dengan pertimbangan bahwa berdasarkan data sekunder yang diperoleh, Desa Paluh Manan terletak di Kecamatan Hamparan Perak Kabupaten Deliserdang merupakan salah satu desa yang telah memperoleh dana Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan (PUAP) pada tahun 2008 dan telah mengusahakan dan mengembangkan dana Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan (PUAP) untuk kegiatan agribisnis. Tabel 1. Data Penerima PUAP Tahun 2008-2009 di Kecamatan Hamparan Perak No Nama Desa Nama Gapoktan Tahun Penerimaam BLM PUAP 1 Paluh Manan Jaya Bersama 2008 2 Selemak Hikmah Tani 2008 3 Sialang Muda Sialang 2008 4 Sei Baharu Rahmat Tani 2008 5 Kota Datar Namora 2009 6 Kota Rantang Sinar Tani 2009 7 Desa Lama Sepakat Tani 2009 Sumber : Data primer (2012-2013) Berdasarkan data di atas diperoleh keterangan bahwa Desa Paluh Manan merupakan salah satu Desa yang pertama kali mendapatkan bantuan dana PUAP yaitu pada tahun 2008. Universitas Sumatera Utara

Transcript of METODOLOGI PENELITIAN - pakarteori.files.wordpress.com · Badan Pusat Statistik (BPS) dan Dinas...

METODOLOGI PENELITIAN

Metode Penentuan Daerah Penelitian

Metode penentuan daerah penelitian dilakukan secara purposive yaitu secara

sengaja, berdasarkan prasurvey yang dilakukan dengan tujuan-tujuan penelitian.

Daerah ini diangkat menjadi daerah penelitian dengan pertimbangan bahwa

berdasarkan data sekunder yang diperoleh, Desa Paluh Manan terletak di

Kecamatan Hamparan Perak Kabupaten Deliserdang merupakan salah satu desa

yang telah memperoleh dana Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan (PUAP)

pada tahun 2008 dan telah mengusahakan dan mengembangkan dana

Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan (PUAP) untuk kegiatan agribisnis.

Tabel 1. Data Penerima PUAP Tahun 2008-2009 di Kecamatan Hamparan Perak

No Nama Desa Nama Gapoktan Tahun Penerimaam BLM PUAP

1 Paluh Manan Jaya Bersama 2008 2 Selemak Hikmah Tani 2008 3 Sialang Muda Sialang 2008 4 Sei Baharu Rahmat Tani 2008 5 Kota Datar Namora 2009 6 Kota Rantang Sinar Tani 2009 7 Desa Lama Sepakat Tani 2009 Sumber : Data primer (2012-2013)

Berdasarkan data di atas diperoleh keterangan bahwa Desa Paluh Manan

merupakan salah satu Desa yang pertama kali mendapatkan bantuan dana PUAP

yaitu pada tahun 2008.

Universitas Sumatera Utara

Tabel 2. Data Kelompok Tani Penerima PUAP Tahun 2008-2009 di Desa Paluh Manan Gakoktan Jaya Bersama

No Nama Kelompok Tani

Jumlah Anggota Anggota yang menerima

bantuan PUAP 1 Karya Tani 46 Orang 6 Orang 2 Harapan I 60 Orang 4 Orang 3 Harapan II 58 Orang 3 Orang 4 Harapan III 40 Orang 3 Orang 5 Lestari I 35 Orang 3 Orang 6 Lestari III 52 Orang 5 Orang 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16

Murni I Murni II Bina Tani Tani Makmur Berkat Melati Pardomoan Suka Maju Tunas Mekar Dalu Dali

42 Orang 60 Orang 65 Orang 40 Orang 40 Orang 49 orang 57 Orang 60 Orang 38 Orang 63 Orang

7 Orang 2 Orang 6 Orang 2 Orang 2 Orang 7 Orang 5 Orang 5 Orang 3 Orang 4 Orang

Jumlah Sumber : Data primer (2012-2013)

Metode Pengumpulan Data

Data yang diperoleh dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data

sekunder. Data primer diperoleh melalui wawancara langsung dengan responden

dengan harapan agar peneliti memperoleh informasi secara langsung mengenai

kinerja responden, karakteristik usaha, pendapatan usaha tani serta tanggapan

terhadap program PUAP. Pengumpulan data dengan cara ini akan dibantu

menggunakan kuisioner yang berisikan daftar-daftar pertanyaan yang relevan

dengan tujuan penelitian. Penggunaan kuisioner bermanfaat sebagai pemandu

agar pertanyaan-pertanyaan yang diajukan lebih terarah dan sesuai dengan tujuan

penelitian.sedangkan data sekunder diperoleh dari instansi-instansi terkait seperti,

Badan Pusat Statistik (BPS) dan Dinas Pertanian dan Badan Penyuluh Provinsi

Sumatera Utara serta literatur-literatur yang mendukung penelitian.

Universitas Sumatera Utara

Metode Penentuan Sampel

Dalam penelitian ini penarikan sampel dilakukan secara Simple Random Sampling

dimana cara pengambilan sampel dari anggota populasi dilakukan secara acak

tanpa memperhatikan strata (tingkat) dalam anggota populasi tersebut. Dalam hal

ini dilakukan apabila populasi homogen/sejenis (Riduan, 2010).

Dalam penelitian ini, sampel yang digunakan adalah para petani padi sawah di

Desa Paluh Manan, Kecamatan Hamparan Perak, Kabupaten Deli Serdang yaitu

pada Gapoktan Jaya Bersama yang terdiri dari 16 kelompok tani,adapun populasi

petani padi sawah yang mendapatkan bantuan dana PUAP didaerah penelitian

adalah sebanyak 90 orang. Penetapan jumlah sampel ditentukan dengan

menggunakan rumus Taro Yamane, hal ini dikarenakan jumlah populasi telah

diketahui (Rahmat, 1998).

Besar Sampel:

N= 𝑁𝑁𝑁𝑁.𝑑𝑑

= 47

MetodePengolahan dan Analisis Data

Data yang telah terkumpul diolah terlebih dahulu agar data-data tersebut lebih

sederhana dan rapi sehingga dalam penyajiannya nanti memudahkan peneliti

untuk kemudian dianalisis. Tahap pengolahan data meliputi editing, tabulasi dan

analisis. Setelah tahapan editing dan tabulasi selesai dilakukan, tahap selanjutnya

adalah analisis. Tahap analisis data dilakukan dengan cara kuantitatif dan

kualitatif.

Universitas Sumatera Utara

Untuk mengetahui hipotesis 1 yaitu Kinerja Kelompok Tani penerima bantuan

PUAP di daerah penelitian dilakukan dengan menggunakan analisis CIPP.yang

dianalisis adalah kinerja kelompok tani yang menerima bantuan Program

Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan (PUAP). Data-data kualitatif

diperoleh dari hasil wawancara dengan pengurus Kelompok Tani dan data-data

sekunder didapat dari pihak yang bersangkutan.

Untuk mengetahui hipotesis 2 yaitu Dampak PUAP terhadap kinerja Kelompok

Tani penerima bantuan PUAP digunakan analisis metode CIPP, yang dianalisis

adalah kinerja Kelompok Tani dalam mengelola dan menyalurkan dana PUAP

secara efektif berdasarkan kriteria penilaian baik dilihat dari pihak Kelompok

Tani sendiri maupun dilihat dari pengguna dana PUAP sebelum maupun sesudah

adanya program PUAP, dalam hal ini adalah petani, jawaban dari responden

tersebut akan diskoringkan berdasarkan pemberian skor atas penilaian terhadap

kinerja organisasi Kelompok Tani dengan kriteria pemberian skor adalah sebagai

berikut.

- Skor 3 diberikan jika jawaban “a”.

- Skor 2 diberikan jika jawaban “b”.

- Skor 1 diberikan jika jawaban “c”.

Kategori pilihan jawaban untuk tiap indikator kinerja organisasi Kelompok Tani

dengan menggunakan metode CIPP dalam penelitian ini berbeda-beda dan

disesuaikan dengan kebutuhan di lapangan. Adapun indikator pelaksanaan kinerja

organisasi Kelompok Tani di daerah penelitian dapat dilihat pada Tabel 3.

Universitas Sumatera Utara

Tabel 3. Indikator Kinerja Kelompok Tani di Desa Paluh Manan, Kecamatan Hamparan Perak, Kabupaten Deli Serdang

No Model CIPP

Indikator Kinerja Kelompok Tani

Penilaian Sebelum Sesudah

1 Context

1. Perencanaan peningkatan kesejahteraan petani

A. Adanya perencanaan peningkatan kesejahteraan petani

B. Kurangnya perencaanaan peningkatan kesejahteraan petani

C. Tidak adanmya perencanaan peniungkatan kesejahteraan petani

2. Perencanaan dalam pembuatan Rencana Usaha Bersama

A. Adanya perencanaan dalam pembuatan Rencana Usaha bersama

B. Kurangnya perencanaan dalam pembuatan Rencana Usaha Bersama

C. Tidak adanya perencanaan dalam pembuatan Rencana Usaha Bersama

3. Perencanaan untuk menampung dan menindak lanjuti segala aspirasi / keluhan petani

A. Adanya perencanaan untuk menampung dan menindaklanjuti segala aspirasi/keluhan petani.

B. Kurangnya perencanaan untuk menampung dan menindaklanjuti segala aspirasi/keluhan petani.

C. Tidak adanya perencanaan untuk menampung dan menindaklanjuti segala aspirasi/keluhan petani.

2 Input 1. Adanya aktivitas pendidikan untuk meningkatkan pengetahuan para petani

A. Aktivitas pendidikan secara berkala dilakukan untuk menambah pengetahuan para petani

B. Aktivitas pendidikan hanya dilakukan jika diperlukan pada waktu-waktu tertentu

C. Sama sekali tidak pernah dilakukan akivitas pendidikan kepada para petani.

Universitas Sumatera Utara

2. Rasa saling percaya antar petani di dalam kelompok tani

A. Adanya rasa saling percaya antar petani

B. Kurangnya rasa saling percaya antar petani

C. Tidak adanya rasa saling percaya antar petani

3. Kelompok tani berperan dalam pengembangan kinerja usaha tani.

A. Kelompok tani berperan dalam meningkatkan produktivitas dan pendapatan.

B. Kelompok tani tidak mampu berperan dalam meningkatkan produktivitas dan pendapatan

C. Kelompok tani tidak berperan dalam meningkatkan produktivitas dan pendapatan

3 Process 1. Pelaksanaan kegiatan

penyuluhan tentang peran program PUAP

A. Kelompok tani menjelaskan secara terperinci tentang peran PUAP bagi petani

B. Kelompok tani menjelaskan hanya apabila petani bertanya

C. Kelompok tani tidak menjelaskan peran PUAP bagi petani.

2. Alokasi bantuan kredit bagi petani sasaran.

A. Bantuan diberikan merata kepada petani.

B. Bantuan diberikan tidak merata kepada petani.

C. Bantuan tidak jadi diberikan kepada petani.

3. Pelaksanaan kegiatan rapat kerja Kelompok Tani.

A. Kelompok Tani secara berkala melaksanakan rapat

B. Kelompok Tani hanya kadang-kadang melaksanakan rapat

C. Kelompok Tani sama sekali tidak pernah melaksanakan rapat kerja.

4. Koordinasi antar individu di Kelompok Tani

A. Adanya koordinasi yang baik antar individu di Kelompok Tani

B. Kurangnya koordinasi antar individu di Kelompok Tani.

C. Tidak ada koordinasi antar individu di Kelompok Tani.

5. Kemitraan baru antar Kelompok Tani

A. Terdapat banyak kemitraan baru

B. Hanya terdapat beberapa

Universitas Sumatera Utara

kemitraan baru. C. Tidak terdapat kemitraan baru

6. Alokasi SDM yang lebih baik.

A. Adanya alokasi SDM yang lebih baik

B. Kurangnya alokasi SDM yang lebih baik

C. Tidak adanya alokasi SDM yang lebih baik.

4 Product 1. Peningkatan produktivitas petani.

A. Petani mengalami peningkatan produktivitas.

B. Petani mengalami peningkatan produktivitas dengan tingkat yang sama sebelum ada PUAP.

C. Petani sama sekali tidak mengalami peningkatan produktivitas.

2. Adanya peningkatan pendapatan petani

A. Petani mengalami peningkatan pendapatan (kenaikan harga jual padi hasil panen)

B. Peningkatan pendapatan yang diterima petani tidak terlalu berpengaruh terhadap pemenuhan kebutuhan petani.

C. Petani sama sekali tidak mengalami peningkatan pendapatan

Peningkatan kemampuan dalam berorganisasi.

A. Adanya peningkatan kemampuan dalam berorganisasi

B. Hanya sedikit peningkatan kemampuan dalam berorganisasi

C. Tidak adanya peningkatan kemampuan dalam berorganisasi.

Untuk mengetahui hasil penjumlahan seluruh skor dari masing-masing indikator

kinerja Kelompok Tani dapat dilihat pada Tabel 4.

Universitas Sumatera Utara

Tabel 4. Skor Penilaian Kinerja Kelompok Tani

No. Model CIPP Jumlah Parameter

Skor Rentang

1. Context 3 1 – 3 3 – 9

2. Input 3 1 – 3 3 – 9

3. Process 6 1 – 6 6 – 18

4. Product 3 1 – 3 3 – 9

Total 15 - 15 – 45

Setelah seluruh skor jawaban responden dijumlahkan, kemudian panjang kelas

dapat dihitung dengan range dibagi jumlah kelas. Range adalah jarak atau selisih

antara data terbesar dan terkecil (Subagyo,1992).

Setelah seluruh hasil skor didapat maka dilakukan interpretasi terhadap kinerja

Kelompok Tani di daerah penelitian dengan menggunakan kriteria uji.

- Skor 35,1– 45 = Kinerja Kelompok Tani di daerah penelitian berjalan

dengan baik.

- Skor 25,1 – 35 = Kinerja Kelompok Tani di daerah penelitian kurang

berjalan dengan baik.

- Skor 15– 25 = Kinerja Kelompok Tani di daerah penelitian tidak

berjalan dengan baik.

Untuk mengetahui hipotesis 3 yaitu Dampak PUAP terhadap pendapatan usaha

tani anggota Kelompok Tani setelah mendapatkan dana PUAP dengan sebelum

mendapat dana PUAP, dengan membandingkan pendapatan petani sebelum

adanya program PUAP dengan pendapatan setelah adanya program PUAP.

Analisis pendapatan usahatani padi dilakukan pada satu musim yakni pada musim

tanam sebelum adanya program PUAP dan pada musim tanam setelah adanya

Universitas Sumatera Utara

program PUAP. Perhitungan pendapatan usahatani dilakukan dengan

menggunakan formulasi

P = TP – (Bt + Btt)

Dimana : P = Pendapatan bersih usahatani (Rp)

TP = Total penerimaan usahatani (Rp)

Bt = Biaya tunai (Rp)

Btt = Biaya tidak tunai (Rp)

Uji t-hitung statistik

Untuk menguji perbedaan tingkat pendapatan sebelum dan sesudah adanya

program PUAP, akan dilakukan dengan uji beda statistik t-hitung dengan sampel

berpasangan (Walpole, 1995). Formulasinya sebagai berikut :

t hitung = 𝑑𝑑−𝑑𝑑0

𝑠𝑠𝑑𝑑/ √𝑛𝑛 ; db = n-1, dimana

d-d0 = Rata-rata tingkat pendapatan setelah ada dana pinjaman - sebelum ada

dana pinjaman

Sd = Standar deviasi

n = Jumlah observasi

db = Derajat bebas

Hipotesis awal yaitu menunjukkan tidak ada perbedaan tingkat pendapatan

sebelum dan sesudah adanya program PUAP. Sementara itu hipotesis akhir adalah

menunjukkan adanya perbedaan tingkat pendapatan sebelum dan sesudah adanya

program PUAP. Hipotesis tersebut dapat dinyatakan sebagai berikut :

H0 : μ1 = μ2 atau μD = μ1- μ2 = 0

H1 : μ2 > μ1 atau μD = μ2 - μ1 > 0

Universitas Sumatera Utara

Dimana :

μ1 = Pendapatan usaha sebelum mendapatkan pinjaman

μ2 = Pendapatan usaha setelah mendapatkan pinjaman

Kriteria Uji :

Ho ditolak apabila t-hitung > t-tabel, db = n-1, α = 0.05

Ho diterima apabila t-hitung < t-tabel, db = n-1, α = 0.05

Penggunaan α sebesar 5% dalam uji statistik t-hitung sesuai dengan

kebutuhan peneliti yang juga didasarkan pada pernyataan Usman, dkk (2008),

bahwa dalam penelitian sosial, besarnya α yang digunakan dapat bernilai 1% atau

5%. Penentuan besarnya alpha tersebut tergantung kepada peneliti. Hasil

pengolahan data

kemudian dianalisis secara tabulasi silang dan diinterpretasikan secara deskriptif.

Defenisi dan Batasan Operasional

Defenisi

1. PUAP adalah sebuah program pemerintah dalam bentuk fasilitasi bantuan

modal usaha untuk petani, baik petani pemilik, petani penggarap, buruh tani

maupun rumah tangga tani pada desa tertinggal.

2. Gapoktan adalah kumpulan beberapa kelompok tani yang bergabung dan

bekerja sama untuk meningkatkan skala ekonomi dan efisiensi usaha.

3. Kelompok tani adalah kumpulan petani/peternak yang dibentuk atas dasar

kepentingan, kesamaan kondisi lingkungan (sosial, ekonomi, sumber daya)

dan keakraban untuk meningkatkan dan mengembangkan usaha anggota.

4. Petani sampel adalah perorangan yang bergabung dalam sebuah kelompok

tani dan menjadi anggota Kelopok Tani serta penerima dana PUAP.

Universitas Sumatera Utara

5. Rencana Usaha Bersama (RUB) adalah rencana usaha untuk pengembangan

agribisnis yang disusun oleh GAPOKTAN berdasarkan kelayakan usaha dan

potensi desa.

Batas Operasional

1. Penelitian ini dilakukan di Desa Paluhmanan Kecamatan Hamparan Perak

Kabupten Deli Serdang

2. Petani sampel adalah petani yang menerima dana PUAP tahun 2008.

3. Jumlah sampel yang diteliti adalah sebanyak 47 sampel.

4. Waktu penelitian dilakukan tahun 2013.

Universitas Sumatera Utara

DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN

Gambaran Umum Wilayah Penelitian

Letak geografis Kabupaten Deli Serdang berada pada 2057’’ Lintang Utara,

3016’’ Lintang Selatan dan 98033’’ – 99027’’ Bujur Timur dengan ketinggian 0 –

500 m di atas permukaan laut. Kabupaten Deli Serdang menempati area seluas

2.497,72 Km2 yang terdiri dari 22 Kecamatan dan 394 Desa/Kelurahan Definitif.

Wilayah Kabupaten Deli Serdang di sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten

Langkat dan Selat Malaka, di sebelah Selatan dengan Kabupaten Karo dan

Simalungun, di sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Langkat dan Karo

dan di sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Serdang Bedagai.

Kabupaten Deli Serdang beribukota di Lubuk Pakam dengan luas wilayah

31,19Km2, dimana luas wilayah yang digunakan untuk kegiatan pertanian

khususnya padi sawah dan padi ladang masing-masing 84.582 Ha dan 293

Ha.Jumlah penduduk di Kabupaten Deli Serdang sebesar 1.790.431 jiwa yang

terdiri dari laki-laki sebanyak 901.915 jiwa dan perempuan sebanyak 888.516

jiwa, dengan kepadatan penduduk sebesar 717 jiwa per km2.

Gambaran Desa Penelitian

Kecamatan Hamparan Perak, Desa Paluh Manan.

Kecamatan Hamparan Perak merupakan kecamatan yang terluas di Kabupaten

Deli Serdang dengan luas 230,15 Km2 yang terbagi atas 20 desa, jumlah

penduduk di Kecamatan Hamparan Perak sebesar 150.054 jiwa dengan kepadatan

penduduk sebesar 652 jiwa per km2.

Universitas Sumatera Utara

Desa Paluh Manan

Desa Paluh Manan merupakan suatu desa yang terletak di Kecamatan Hamparan

Perak, Kabupaten Deli Serdang. Desa ini memiliki luas 1.946,5 ha, yang sebagian

besar digunakan sebagai lahan tanaman padi sawah. Adapun sawah di Desa Paluh

Manan adalah sawah tadah hujan dengan luas 812,5 ha.

Desa Paluh Manan memiliki topografi tanah yang rata dengan jenis tanah Clay

(lempung berpasir) dan berada pada ketinggian 5 meter diatas permukaan laut.

Curah hujan pada desa ini berkisar 242,55 mm/bulan. Di daerah ini hujan turun

hamper sepanjang tahun , beriklim tropis. Sedangkan areal sawah tergenang oleh

air pasang surut sehingga kemasaman tanah tinggi dengan PH 5,5-6. Sistem

draenase kurang baik

Secara administrative Desa Paluh Manan mempunyai batas-batas wilayah sebagai

berikut :

• Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Telaga Tujuh.

• Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Kota Rantang.

• Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Kota Datar.

• Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Lama dan Desa Sei Baharu.

Keadaan Penduduk

Desa Paluh Manan terdiri dari 9 dusun dengan jumlah penduduk 3.171 jiwa,

jumlah Kepala Keluarga sebanyak 857 KK yang terdiri dari kepala keluarga tani

800 KK dan bukan petani 57 KK. Desa Paluh Manan memiliki 16 kelompok tani,

1 kelompok perkebunan, 1 kelompok peternakan dan 1 kelompok wanita tani.

Universitas Sumatera Utara

Tabel 5. Distribusi Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin Tahun 2012

No Jenis Kelamin Jumlah (Jiwa) Persentase (%) 1. Laki-Laki 1.590 50,14 2. Perempuan 1581 49,86 Jumlah 3.171 100 Sumber : PPL Paluh Manan

Dari Tabel 7 dapat dilihat bahwa jumlah penduduk Desa Paluh Manan,

Kecamatan Hamparan Perak, Kabupaten Deli Serdang yang berjenis kelamin laki-

laki sebanyak 1.596 jiwa atau persentase sebesar 50,14 %, perempuan sebanyak

1.587 jiwa atau persentase sebesar 49,86 %. Dengan demikian dapat diketahui

bahwa jumlah penduduk di Desa Paluh Manan, Kecamatan Hamparan Perak,

Kabupaten Deli Serdang yang tertinggi berjenis kelamin laki-laki sebesar 50,14

%.

Tabel 6. Distribusi penduduk menurut mata pencaharian di Desa Paluh Manan Tahun 2012

No Mata Pencaharian Jumlah 1 Petani 1.300 2 Buruh Tani 55 3 PNS 8 4 Buruh Pabrik 20 5 Nelayan 375

Sumber : PPL Paluh Manan

Penggunaan Lahan

Sebagian besar lahan yang ada di Desa Paluh Manan dimanfaatkan oleh penduduk

untuk kegiatan pertanian.Secara rinci pemanfaatan di Desa Paluh Manan dapat

dilihat pada Tabel 5.

Tabel 7. Penggunaan Lahan di Desa Paluh Manan Tahun 2012

No Penggunaan Luas(Ha) Persentase(%) 1. Persawahan 812,5 41,7

Universitas Sumatera Utara

2. Tegal / Perladangan 27 1,4 3. Perkebunan 734 42,8 4. Perumahan / Pemukiman 263 8,4 5. Kolam / Perikanan 110 5,7 Total 1946,5 100 Sumber :Profil Desa Paluh Manan 2012

Dari Tabel 5 dapat dijelaskan bahwa penggunaan lahan untuk persawahan sebesar

41,7 %, untuk tegal/perladangan sebesar 1,4 %, untuk perkebunan 42,8 %, untuk

perumahan/pemukiman sebesar 8,4 % dan untuk kolam/perikanan sebesar 5,7 %,

penggunaan lahan terbesar di Desa Paluh Manan adalah untuk perkebunan sebesar

42,8 %.

Sarana dan Prasarana

Sarana dan Prasarana mempengaruhi perkembangan dan kemajuan masyarakat

desa. Semakin baik sarana dan prasarana di desa , maka kemajuan desa akan cepat

tercapai. Untuk mengetahui sarana dan prasarana yang ada di Desa Paluh Manan

dapat dilihat pada table dibawah ini

Tabel 8. Sarana dan Prasarana di Desa Paluh Manan Tahun 2012

No Uraian Jumlah (Unit) 1 Pos Penyuluh 1 2 BPP 1 3 Sepeda Motor Dinas 1 4 Bendungan 2 5 Hand Traktor 13 6 Mesin Air 7 7 Power Treser 7 8 Pedal Treser 10 9 Hand Sprayer 106 10 Sabit Bergigi 400

Sumber : PPL Desa Paluh Manan

Karakteristik Petani Sampel

Universitas Sumatera Utara

Karakteristik petani sampel didaerah penelitian menjadi gambaran umum petani

yang ada di Desa Paluh Manan. Petani sampel pada daerah penelitian adalah

petani yang mendapatkan bantuan modal dari pemerintah melalui program

PUAP. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada perincian data Tabel 9.

Tabel 9. Karakteristik Petani Sampel Penerima PUAP di Desa Paluh Manan

No Uraian Range Rataan 1. Umur (Tahun) 33-62 49,38 2. Tingkat pendidikan (Tahun) 6-12 7,91 3. Lama berusahatani (Tahun) 8-39 20,65 4. Luas lahan (Ha) 0,2-2 0,65 5. Jumlah Tanggungan (Jiwa) 1-8 4,02 Sumber :Data diolah dari lampiran 1

Umur

Tabel 9 menunjukkan bahwa umur petani sampel mempunyai range antara 33-62

tahun dengan rataan sebesar 49,38 tahun. Data ini menjelaskan bahwa petani

sampel tergolong dalam usia produktif.

Tingkat Pendidikan

Rataan tingkat pendidikan petani sampel didaerah penelitian adalah 7,91 dengan

range 6-12. Artinya rata-rata petani sampel sudah menyelesaikan pendidikan

formal hingga SD, hal ini menunjukkan bahwa tingkat pendidikan petani sampel

tergolong masih rendah.

Lamanya Berusahatani

Rataan lamanya berusahatani atau pengalaman bertani petani sampel adalah

sebesar 20,65 (20 tahun) dengan range 8-39 tahun. Berdasarkan rataan tersebut

pengalaman bertani petani sampel sudah cukup lama.

Universitas Sumatera Utara

Luas Lahan

Rataan luas lahan yang diusahakan oleh petani sampel dalam berusahatani padi

sawah adalah 0,65 dengan range 0,2-2 Ha. Hal ini menunjukan bahwa petani

sampel termasuk petani yang memiliki luas lahan sempit.

Jumlah Tanggungan

Rataan jumlah tanggungan keluarga adalah 4,02 dengan range 1-8 orang. Jumlah

ini menunjukkan bahwa jumlah tanggungan petani sampel masih tergolong kecil.

Universitas Sumatera Utara

HASIL DAN PEMBAHASAN

Kinerja Kelompok Tani Penerima Bantuan PUAP di Daerah Penelitian.

Desa Paluh Manan merupakan salah satu desa yang mendapat bantuan dana

PUAP dari Pemerintah pada tahun 2008. PUAP merupakan bentuk fasilitasi

bantuan modal usaha bagi petani anggota, baik petani pemilik, petani penggarap,

buruh tani maupun rumah tangga yang dikoordinasikan oleh Gabungan Kelompok

Tani (Gapoktan). Jumlah dana yang diterima sebesar Rp 100.000.000.

Operasional penyaluran dana PUAP yaitu dari Pemerintah kepada Gapoktan

kemudian disalurkan kepada petani melalui kelompok tani. Pencairan dana ini

melalui tiga tahap dalam kurun waktu satu setengah tahun. Dana yang diberikan

oleh pemerintah adalah dalam bentuk uang tunai.

Pemerintah memberikan kewenangan kepada Pengurus Gapoktan dalam

mengelolah dana PUAP. Sesuai dengan keputusan bersama pengurus Gapoktan di

Desa Paluh Manan, maka bantuan dana yang diberikan oleh pemerintah tersebut

diolah dalam bentuk jual-beli saprodi (Pupuk, obat-obatan, pestisida, dll)

Kinerja merupakan suatu kondisi yang harus diketahui dan dikonfirmasikan

kepada pihak tertentu untuk mengetahui tingkat pencapaian. Penilaian kinerja

adalah sebuah gambaran atau deskripsi yang sistematis tentang kekuatan dan

kelemahan yang terkait dari seseorang atau suatu kelompok. Untuk mengevaluasi

kinerja kelompok tani penerima bantuan PUAP di daerah penelitian dilakukan

dengan menggunakan model CIPP (Context, Input, Process, Product). Penilaian

kinerja kelompok tani penerima bantuan PUAP di daerah penelitian dapat dilihat

pada Tabel 10

Universitas Sumatera Utara

Tabel 10. Penilaian Kinerja Kelompok Tani Penerima Bantuan PUAP No Indikator Kinerja Nilai yang

diharapkan Nilai yang diperoleh

% Ketercapaian

Context

1. Perencanaan peningkatan kesejahteraan petani

3 2,29 76,59

2. Perencanaan dalam pembuatan Rencana Usaha Bersama

3 2,44 81,56

3. Perencanaan untuk menampung dan menindak lanjuti segala aspirasi / keluhan petani

3 2,04 68,08

JUMLAH 9 6,78 75,41 Input

1 Adanya aktivitas pendidikan untuk meningkatkan pengetahuan para petani

3 1,78 59,57

2 Rasa saling percaya antar petani di dalam kelompok tani

3 1,70 56,73

3 Kelompok tani berperan dalam pengembangan kinerja usahatani

3 1,78 59,57

JUMLAH 9 5,27 58,62 Process

1 Pelaksanaan kegiatan penyuluhan tentang peran program PUAP

3 1,89 63,12

2 Penentuan sasaran yang layak mendapatkan bantuan serta pemerataan terhadap bantuan yang diberikan pada petani

3 2,00 66,66

3 Pelaksanaan kegiatan rapat kerja Kelompok Tani.

3 2,17 72,34

4 Koordinasi antar individu di Kelompok Tani

3 1,87 62,41

5 Kemitraan baru antar Kelompok Tani

3 1,80 60,28

6 Alokasi SDM yang lebih baik. 3 1,63 54,60

JUMLAH 18 11,38 63,23 Product

1 Peningkatan produktivitas petani 3 1,76 58,86

2 Peningkatan pendapatan petani 3 1,82 60,99

3 Peningkatan kemampuan dalam berorganisasi

3 1,65 55,31

Universitas Sumatera Utara

JUMLAH 9 5,25 58,39 TOTAL 45 28,70 63,78 Sumber : Diolah dari lampiran 2, 3, 4, 5, 6

Keempat macam evaluasi CIPP (Context, Input, Process, Product) tersebut dapat

divisualisasikan ke dalam aspek penilaian pelaksanaan kinerja Kelompok Tani .

Berdasarkan indikator yang telah diuraikan sebelumnya maka dapat diketahui

hasil penilaian kinerja Kelompok Tani sebelum adanya bantuan PUAP pada

indikator Context (Konteks) di daerah penelitian yang dapat dilihat pada Tabel 11.

Tabel 11. Hasil Transformasi Nilai Pelaksanaan Kinerja Kelompok Tani Penerima PUAP Pada Indikator Context (Konteks)

No Indikator Kinerja Context

Penilaian

(Konteks) Baik % Kurang Baik % Tidak

Baik %

1. Perencanaan peningkatan kesejahteraan petani

14 29,78 33 70,22 0 0,00

2. Perencanaan dalam pembuatan Rencana Usaha Bersama

21 44,68 26 55,32 0 0,00

3. Perencanaan untuk menampung dan menindak lanjuti segala aspirasi / keluhan petani

2 4,25 45 95,75 0 0,00

Rataan 12,33 26,23 34,67 73,77 0 0 Sumber : Diolah dari lampiran 2

Berdasarkan Tabel 11 jumlah sampel petani yang menyatakan bahwa perencanaan

kinerja kelompok tani di daerah penelitian kurang berjalan dengan baik dimana

rata-rata petani yaitu : 12 orang (26,23%) menyatakan bahwa kinerja Kelompok

Tani di daerah penelitian sudah berjalan dengan baik, sedangkan yang

menyatakan kurang berjalan dengan baik yaitu : 35 orang (73,77%) dan yang

menyatakan tidak berjalan dengan baik yaitu : 0 orang (0%). Dapat disimpulkan

bahwa kinerja Kelompok Tani di daerah penelitian kurang berjalan dengan baik.

Universitas Sumatera Utara

Untuk indikator Input (Masukan), hasil transformasi kinerja Kelompok Tani

penerima bantuan PUAP di daerah penelitian dapat dilihat pada Tabel 12.

Tabel 12. Hasil Transformasi Nilai Pelaksanaan Kinerja Kelompok Tani Penerima Bantuan PUAP Pada Indikator Input (Masukan)

No Indikator Kinerja Input

Penilaian

(Masukan) Baik % Kurang Baik

% Tidak Baik

%

1. Aktivitas pendidikan untuk meningkatkan pengetahuan para petani

0 0 37 78,72 10 21,18

2. Rasa saling percaya antar petani di dalam kelompok tani

0 0 33 70,21 14 29,79

3. Kelompok tani berperan dalam pengembangan kinerja usahatani

0 0 37 78,72 10 21,18

Rataan 0 0 35,66 75,88 11,34 24,22 Sumber : Diolah dari lampiran 3

Berdasarkan Tabel 12 jumlah sampel petani yang menyatakan bahwa masukan

yang mendukung terlaksananya kinerja Kelompok Tani di daerah penelitian

kurang berjalan dengan baik, dimana rata-rata petani yaitu : 0 orang (0%)

menyatakan bahwa kinerja Kelompok Tani di daerah penelitian sudah berjalan

dengan baik, sedangkan yang menyatakan kurang berjalan dengan baik yaitu : 36

orang (75,88%) dan yang menyatakan tidak berjalan dengan baik yaitu : 11 orang

(24,22%). Dapat disimpulkan bahwa masukan yang mendukung terlaksannya

kinerja kelompok tani di daerah penelitian kurang berjalan dengan baik.

Untuk indikator Process (Proses), hasil transformasi kinerja Kelompok Tani

penerima bantuan PUAP di daerah penelitian dapat dilihat pada Tabel 13.

Universitas Sumatera Utara

Tabel 13. Hasil Transformasi Nilai Pelaksanaan Kinerja Kelompok Tani Penerima Bantuan PUAP Pada Indikator Process (Proses)

No Indikator Kinerja Process

Penilaian

(Hasil) Baik % Kurang Baik % Tidak

Baik %

1. Pelaksanaan kegiatan penyuluhan tentang peran program PUAP

0 0 42 89,36 5 10,64

2. Alokasi bantuan kredit bagi petani sasaran

0 0 47 100 0 0

3. Pelaksanaan kegiatan rapat kerja Kelompok Tani.

8 17,03 39 82,97 0 0

4. Koordinasi antar individu di Kelompok Tani

0 0 41 87,23 6 12,77

5. Kemitraan baru antar Kelompok Tani

0 0 38 80,85 9 19,15

6. Alokasi SDM yang lebih baik.

0 0 30 63,82 17 26,12

Rataan 1,33 2,83 39,5 85,73 6,17 11,44 Sumber : Diolah dari lampiran 4

Berdasarkan Tabel 13 jumlah sampel petani yang menyatakan bahwa proses

berjalannya kinerja Kelompok Tani di daerah penelitian kurang berjalan dengan

baik, dimana rata-rata petani yaitu : 1 orang (2,83%) menyatakan bahwa kinerja

Kelompok Tani di daerah penelitian sudah berjalan dengan baik, sedangkan yang

menyatakan kurang berjalan dengan baik yaitu : 40 orang (85,73%) dan yang

menyatakan tidak berjalan dengan baik yaitu : 6 orang (11,44%). Dapat

disimpulkan bahwa kinerja Kelompok Tani di daerah penelitian kurang berjalan

dengan baik.

Untuk indikator Product (Hasil), dimana indikator kinerja kelompok tani bantuan

PUAP product (hasil) yaitu : peningkatan produktivitas petani padi sawah,

peningkatan pendapatan petani padi sawah, peningkatan kemampuan petani dalam

berorganisasi, hasil transformasi kinerja Kelompok Tani sebelum adanya bantuan

Universitas Sumatera Utara

PUAP pada indikator Product (Hasil) di daerah penelitian dapat dilihat pada

Tabel 14.

Tabel 14. Hasil Transformasi Nilai Pelaksanaan Kinerja Kelompok Tani Penerima Bantuan PUAP Pada Indikator Product (Hasil)

No Indikator Kinerja Product

Penilaian

(Hasil) Baik % Kurang Baik % Tidak

Baik %

1. Peningkatan produktivitas petani

0 0 36 76,59 11 13,41

2. Peningkatan pendapatan petani

0 0 39 82,97 8 17,03

3. Peningkatan kemampuan dalam berorganisasi

0 0 31 65,95 16 34,05

Rataan 0 0 35,33 75,17 11,67 24,83 Sumber : Diolah dari lampiran 5

Berdasarkan Tabel 14 jumlah sampel petani yang menyatakan bahwa product

(Hasil) dari kinerja Kelompok Tani penerima bantuan PUAP di daerah penelitian

kurang berjalan dengan baik, dimana rata-rata petani yaitu : 0 orang (0%)

menyatakan bahwa kinerja Kelompok Tani di daerah penelitian sudah berjalan

dengan baik, sedangkan yang menyatakan kurang berjalan dengan baik yaitu : 35

orang (75,17%) dan yang menyatakan tidak berjalan dengan baik yaitu : 12 orang

(24,83%). Dapat disimpulkan bahwa kinerja Kelompok Tani di daerah penelitian

kurang berjalan dengan baik.

Berdasarkan indikator penilaian kinerja Kelompok Tani di daerah penelitian yang

telah diuraikan sebelumnya, maka dapat diketahui hasil transformasi kinerja

Kelompok Tani penerima bantuan PUAP di daerah penelitian secara keseluruhan

(Context, Input, Process, Product) dapat dilihat pada Tabel 15

Universitas Sumatera Utara

Tabel 15. Hasil Transformasi Penilaian Kinerja Kelompok Tani Penerima Bantuan PUAP di Desa Paluh Manan

No Uraian Indikator Nilai Yang Diharapkan

Nilai Yang Diperoleh

% Ketercapaian

1 Context 3-9 6,78 75,41 2 Input 3-9 5,27 58,62 3 Process 6-18 11,38 63,23 4 Product 3-9 5,25 58,39 15-45 28,70 63,78 Sumber : Diolah dari lampiran 2, 3, 4, 5, 6

Dari Tabel 15 dapat diketahui bahwa untuk indikator kinerja kelompok tani

penerima bantuan PUAP berdasarkan pada context (Konteks) didapatkan nilai

yang diharapkan pada kisaran 3-9 dan nilai yang diperoleh 6,78 Dengan

persentase ketercapaian sebesar 75,41 Maka dapat diketahui bahwa perencanaan

Kinerja Kelompok Tani penerima bantuan PUAP di dalam context (konteks) dapat

ditingkatkan kinerjanya lagi sebesar 24,59, agar mencapai nilai yang optimal.

Berdasarkan hasil penelitian yang telah diperoleh, dapat dilihat bahwa context

(konteks) atau perencanaan kinerja kelompok tani di daerah penelitian belum

optimal. Untuk mencapai nilai optimal, pemerintah perlu lebih memperhatikan

kebutuhan para petani dalam menyusun perencanaan usahatani padi sawah.

Dari Tabel 15 dapat diketahui bahwa untuk indikator kinerja berdasarkan pada

input (masukan) didapatkan nilai yang diharapkan pada kisaran 3-9 dan nilai yang

diperoleh sebesar 5,27. Dengan persentase ketercapaian sebesar 58,62. Maka

dapat diketahui bahwa pelaksanaan kinerja kelompok tani ini di dalam input

(masukan) harus ditingkatkan lagi kinerjanya sebesar 41,38 % agar mencapai nilai

yang optimal.

Berdasarkan hasil penelitian yang telah diperoleh, dapat dilihat bahwa input

(masukan) pelaksanaan kinerja kelompok tani di daerah penelitian masih jauh dari

Universitas Sumatera Utara

nilai optimal, karena masih banyak terdapat beberapa kekurangan dalam

pelaksanaan indikator input(masukan) yaitu masih kurangnya rasa saling percaya

antar kelompok tani dan masih kurangnya peran kelompok tani dalam

pengembangan kinerja usaha tani.sehingga menimbulkan anggota menjadi bekerja

kurang efisien yang mengakibatkan kinerja kelompok tani menjadi menurun.

Dari Tabel 15 dapat diketahui bahwa untuk indikator kinerja berdasarkan pada

process (proses) didapatkan nilai yang diharapkan pada kisaran 6-18 dan nilai

yang diperoleh sebesar 11,38. Dengan persentase ketercapaian sebesar 63,23 %.

Maka dapat diketahui bahwa pelaksanaaan kinerja kelompok tani ini di dalam

process (proses) dapat ditingkatkan lagi kinerjanya sebesar 36,77 %, agar

mencapai nilai yang lebih optimal.

Berdasarkan hasil penelitian yang telah diperoleh, dapat dilihat bahwa process

(proses) pelaksanaan kinerja kelompok tani di daerah penelitian masih jauh dari

nilai optimal, sebaiknya penyuluh pertanian lapangan lebih sering

mensosialisasikan kegiatan program PUAP agar petani lebih memahami tujuan

dari program PUAP di daerah penelitian.

Dari Tabel 15, dapat diketahui bahwa untuk indikator kinerja berdasarkan pada

product (hasil) didapatkan nilai yang diharapkan pada kisaran 3-9 dan nilai yang

diperoleh sebesar 5,25. Dengan persentase ketercapaian sebesar 58,39 %. Maka

dapat diketahui bahwa pelaksanaan kinerja kelompok tani penerima bantun PUAP

di dalam product (hasil) dapat ditingkatkan lagi kinerjanya sebesar 41,61 % agar

mencapai nilai yang optimal.

Universitas Sumatera Utara

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, dapat dilihat bahwa product (hasil)

pelaksanaan kinerja kelompok tani penerima bantuan PUAP di daerah penelitian

tidak menunjukan hasil peningkatan produktifitas dan pendapatan usaha tani padi

sawah setelah memanfaatkan kegiatan program PUAP. Secara keseluruhan dari

hasil penelitian menggunakan model CIPP (Context, Input, Process, Product)

bahwa pelaksanaan kinerja kelompok tani di daerah penelitian diperoleh nilai

sebesar 28,70 atau persentase ketercapaian sebesar 63,78 %. Artinya pelaksanaan

kinerja kelompok tani penerima bantuan PUAP di daerah penelitian kurang

berjalan dengan baik atau belum optimal.

Dampak PUAP Terhadap Kinerja Kelompok Tani Sebelum dan Sesudah

Mendapatkan Bantuan PUAP.

Dalam hipotesis dinyatakan bahwa terdapat perbedaan kinerja kelompok tani

sebelum mendapatkan bantuan PUAP dan setelah mendapatkan bantuan PUAP.

Untuk mengetahui perbedaan kinerja kelompok tani sebelum dan sesudah

mendapatkan bantuan PUAP dilakukan pengujian dengan menggunakan analisis

uji beda berpasangan (Compare Means).

Tabel 16. Hasil Analisis Uji Beda Rata-Rata Berpasangan (Compare Means) Kinerja Kelompok Tani Sebelum dan Sesudah Mendapatkan Bantuan PUAP.

Uraian Kondisi Mean Std. Deviation

t-hitung t-tabel Sig. (2tailed)

Pendapatan Sebelum 36,4894 2,14 23,18 2,01 0,000 (Rp) Sesudah 28,7021 1,62 Sumber : Data diolah dari lampiran 12

Universitas Sumatera Utara

Berdasarkan Tabel 16 hasil analisis beda rata-rata berpasangan (compare

means),dapat dilihat bahwa rata-rata (mean) kinerja kelompok tani di daerah

penelitian untuk kondisi sebelum mendapatkan bantuan dana PUAP adalah

sebesar 36,4894 dengan standar deviasi 2,14549 Sedangkan kinerja kelompok tani

di daerah penelitian pada kondisi sesudah mendapatkan bantuan PUAP diperoleh

rata-rata (mean) sebesar 28,7021 dengan standar deviasi 1,62741 Hal ini

menunjukkan bahwa dengan adanya kegiatan program PUAP tidak meningkatkan

kinerja kelompok tani melainkan mengalami penurunan kinerja sebesar 7,7873.

Penurunan kinerja kelompok tani di daerah penelitian dipengaruhi oleh ketidak

lancaran pengembalian dana PUAP di desa Paluh Manan dan tidak mengalami

perkembangan karena masih banyak dana yang tertahan kepada petani. Adapun

masalah yang dihadapi petani dalam mengembalikan pinjaman dan PUAP adalah

sistem drainase yang tidak lancar sehingga beberapa petani tidak dapat menanam

pada musim tanam kedua, sebagian petani menganggap bahwa dan PUAP

merupakan hibah dari pemerintah, adanya banjir kiriman dari desa sebelah saat

musim hujan sehingga terjadi gagal panen atau fuso.

Rata-rata Pendapatan Usahatani Padi Sawah Sebelum dan Sesudah

Mendapatkan Bantuan PUAP.

Dalam hipotesis dinyatakan bahwa ada perbedaan yang nyata pada pendapatan

usahatani padi sawah sebelum mendapatkan bantuan PUAP dan sesudah

mendapatkan bantuan PUAP di daerah penelitian, dapat dilakukan dengan analisis

statistik uji beda rata-rata berpasangan (compare means), dimana hasil dari

analisis uji beda rata-rata (compare means) dapat dilihat pada Tabel 17.

Universitas Sumatera Utara

Tabel 17 Hasil Analisis Uji Beda Rata-Rata Berpasangan (Compare Means) Pendapatan Usahatani Padi Sawah Sebelum dan Sesudah Mendapatkan Bantuan PUAP.

Uraian Kondisi Mean Std. Deviation

t-hitung t-tabel Sig. (2tailed)

Pendapatan Sebelum 8.920.361 4.942.966 0.262 2.01 0,79 (Rp) Sesudah 8.886.393 5.232.906 Sumber : Data diolah dari lampiran 16

Berdasarkan Tabel 18 hasil analisis beda rata-rata (compare means),dapat dilihat

bahwa rata-rata (mean) pendapatan usahatani padi sawah di daerah penelitian

untuk kondisi sebelum mendapatkan bantuan dana PUAP adalah sebesar Rp.

8.920.361 dengan standar deviasi Rp. 4.942.966. Sedangkan pendapatan usahatani

padi sawah pada kondisi sesudah mendapatkan bantuan PUAP diperoleh rata-rata

(mean) sebesar Rp. 8.886.393 dengan standar deviasi Rp. 5.232.906. Hal ini

menunjukkan bahwa dengan adanya kegiatan program PUAP tidak meningkatkan

pendapatan usahatani padi sawah melainkan mengalami penurunan pendapatan

usahatani.

Penurunan kinerja Kelompok Tani diawali dari rendahnya perencanaan untuk

menampung dan menindak lanjuti segala aspirasi petani, dan didalam Kelompok

tani rasa saling percaya antar anggota Kelompok Tani juga rendah yang

berdampak menjadi tidak adanya alokasi Sumber Daya Manusia didalam

Kelompok Tani dan mengakibatkan tidak adanya peningkatan kemampuan dalam

berorganisasi.

Dari keempat indikator CIPP diatas indikator Input (masukan) merupakan

indikator yang paling mendukung penurunan kinerja di daerah penelitian dengan

hasil parameter yaitu rendahnya saling percaya antar petani di dalam Kelompok

Tani, dan dapat disimpulkan jika rasa saling percaya didalam Kelompok Tani

Universitas Sumatera Utara

sudah rendah maka Kelompok tani tidak bisa berjalan dengan baik, karena rasa

saling percaya merupakan awal untuk mencapai hasil yang diingin oleh suatu

Kelompok Tani.

Universitas Sumatera Utara

KESIMPULAN DAN SARAN

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan , dapat diambil beberapa kesimpulan

sebagai berikut :

1. Hasil penelitian menggunakan model CIPP (Context, Input, Process, Product)

bahwa pelaksanaan kinerja kelompok tani penerima bantuan PUAP di daerah

penelitian diperoleh nilai sebesar 28,70 dengan persentase ketercapaian

sebesar 63,78 %. Artinya pelaksanaan kinerja kelompok tani di daerah

penelitian kurang baik.

2. Hasil analisis uji beda berpasangan (compare means) kinerja kelompok tani,

di daerah penelitian didapat t-hitung = 23,18 dan t-tabel = 2,01 data ini

menunjukkan bahwa t-hitung > t-tabel dan signifikansi 0,000 dengan kriteria

ini dapat disimpulkan Ho ditolak dan H1 diterima, artinya terdapat perbedaan

yang nyata antara kinerja sebelum dan sesudah mendapatkan bantuan PUAP

yaitu penurunan kinerja dari sebelum mendapatkan bantuan PUAP.

3. Hasil analisis uji beda berpasangan (compare means) pendapatan anggota

kelompok tani di daerah penelitian didapat t-hitung = 1,05 dan t-tabel = 2,01

data ini menunjukkan bahwa t-hitung < t-tabel dengan kriteria ini dapat

disimpulkan HO diterima dan H1 ditolak, artinya tidak terdapat perbedaan yang

nyata antara pendapatan sebelum dan sesudah mendapatkan bantuan PUAP.

Universitas Sumatera Utara

SARAN

Kepada Pemerintah

Program yang diberikan sudah baik , namun sebaiknya Pemerintah menambahi

dana pinjaman yang diberikan kepada petani sehingga dapat mendukung usaha

tani petani.

Kepada Pengurus Gapoktan dan Kelompok Tani.

• Pengurus lebih transparan dalam hal menulis pembukuan

• Pengurus lebih tegas dalam menagih pinjaman kepada petani yang meminjam

dana PUAP.

• Pengurus membuat suatu ketentuan dan syarat dalam meminjam dana PUAP.

Ketentuan itu dapat berupa adanya agunan,serta denda pinjaman.

Kepada Petani

• Petani diharapkan menggunakan sebaik mungkin bantuan PUAP yang

diberikan oleh pemerintah.

• Petani diharapkan aktif dalam mengikuti penyuluhan.

• Petani sebaiknya membayar pinjaman tepat waktu sehingga dana PUAP dapat

bergulir diantara kelompok tani yang lain.

Kepada Penyuluh Pertanian

• Penyuluh pertanian hendaknya lebih mengawasi pengurus Gapoktan dalam

menjalankan tugasnya dalam program PUAP.

• Penyuluh diharapkan harus benar-benar menguasai ilmu usahatani padi sawah,

agar dapat membantu petani menyelesaikan masalah-masalah dalam

Universitas Sumatera Utara

berusahatani padi sawah untuk meningkatkan produksi dan pendapatan

usahatani padi sawah.

Universitas Sumatera Utara