Metode Temulawak AO

39
PERBANDINGAN METODE PENENTUAN AKTIVITAS ANTIOKSIDAN RIMPANG TEMULAWAK IRMA IRAWATI DEPARTEMEN KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2008

Transcript of Metode Temulawak AO

8/10/2019 Metode Temulawak AO

http://slidepdf.com/reader/full/metode-temulawak-ao 1/39

PERBANDINGAN METODE PENENTUAN

AKTIVITAS ANTIOKSIDAN RIMPANG

TEMULAWAK

IRMA IRAWATI

DEPARTEMEN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR2008

8/10/2019 Metode Temulawak AO

http://slidepdf.com/reader/full/metode-temulawak-ao 2/39

ABSTRAK

IRMA IRAWATI. Perbandingan Metode Penentuan Aktivitas AntioksidanRimpang Temulawak. Dibimbing oleh LATIFAH KOSIM DARUSMAN  danMOHAMAD RAFI.

Temulawak merupakan bahan baku obat tradisional mengandungkurkuminoid dan xantorhizol yang berpotensi sebagai antioksidan. Antioksidansecara alami terdapat dalam tubuh sebagai suatu sistem perlindungan tubuh daripengaruh radikal bebas. Penelitian ini mengacu pada penelitian sebelumnyabahwa tidak ada korelasi linear antara kandungan xantorhizol dan aktivitasantioksidan sehingga diperlukan metode yang sesuai untuk analisis antioksidanrimpang temulawak. Temulawak yang berasal dari Boyolali diekstraksi denganpelarut etanol, tetrahidrofuran (THF), dan metanol. Penentuan aktivitasantioksidan setiap ekstrak menggunakan metode DPPH (1,1-difenil-2-pikrilhidrazil) dan metode CUPRAC (reduksi ion tembaga), kedua metodetersebut dinyatakan dalam ekuivalen troloks.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak etanol, THF, dan metanol

rimpang temulawak memiliki kadar kurkuminoid dan xantorizhol berturut-turut20.10, 26.82, 21.72 dan 0.01, 0.09, 0.004%. Uji aktivitas antioksidan metodeDPPH ekstrak etanol, THF, dan metanol bernilai 0.8953, 0.8818, dan 0.8827 µmoltroloks/g ekstrak. Sementara metode CUPRAC memiliki kapasitas antioksidan42.5933, 131.5937, dan 30.4542 µmol troloks/g ekstrak. Hasil tersebutmenunjukkan bahwa metode CUPRAC memiliki korelasi linear antara kandungankomponen aktif dan aktivitas antioksidan. Hal ini dibuktikan pula denganmenggunakan sampel temulawak yang berasal dari Semarang dengan kadarkurkuminoid dan xantorhizol 30.77, 33.85, 28.03 dan 0.19, 0.17, 0.02% berturut-turut untuk ekstrak etanol, THF, dan metanol dengan kapasitas antioksidanbernilai 97.5599, 68.5104, dan 72.0673 µmol troloks/g ekstrak. Hasil evaluasidata analisis metode DPPH lebih teliti dibandingkan dengan metode CUPRACdengan sensitivitas yang kemungkinan juga lebih tinggi. Uji t dan uji F

menunjukkan hasil analisis dan keragaman kedua metode berbeda nyata karenanilai t  hitung > t  tabel dan F hitung > F  tabel pada selang kepercayaan 95%.

8/10/2019 Metode Temulawak AO

http://slidepdf.com/reader/full/metode-temulawak-ao 3/39

ABSTRACT

IRMA IRAWATI. Comparison of Antioxidant Activity Determination Methodsfor Rhizome of Curcuma xanthorrhiza. Supervised by LATIFAH KOSIM

DARUSMAN and MOHAMAD RAFI. 

Temulawak as raw materials for traditional medicine contains curcuminoidand xanthorrhizol with antioxidant activities. Antioxidant naturally occurs inhuman body as protection system from free radical. This study was performedaccording to previous research that there was no linear correlation betweenxanthorrhizol content and antioxidant activity. So it needed suitable method todetermine antioxidant activities for rhizome of temulawak. Temulawak fromBoyolali was extracted with ethanol, tetrahydrofuran (THF), and methanol.Antioxidant activity of each extract was determined by DPPH (1,1-diphenyl-2-picrylhydrazyl)  and CUPRAC methods (cupric ion reducing antioxidant

capacity), they were expressed as µmol trolox equivalents per gram extract.The result showed that ethanol, THF, and methanol extracts from rhizome

of temulawak contains curcuminoid and xanthorrhizol that were 20.10, 26.82,

21.72 and 0.01, 0.09, 0.004%, respectively. Antioxidant assay of temulawakrhizome extract using the scavenging DPPH radicals from ethanol, THF, andmethanol extract were 0.8953, 0.8818, dan 0.8827 µmol trolox/g extract,respectively. Meanwhile antioxidant activity using CUPRAC method gave thevalue of 42.5933, 131.5937, dan 30.4542 µmol trolox/g extract, respectively. Thisresult indicated that CUPRAC method has linear correlation between activecomponents and antioxidant activity. This was also proved using temulawakrhizome obtained from Semarang with curcuminoid and xanthorrhizol content of30.77, 33.85, 28.03 and 0.19, 0.17, 0.02% for ethanol, THF, and methanol extract,respectively. Antioxidant capacity of the three extracts were 97.5599, 68.5104,dan 72.0673 µmol trolox/g extract, respectively. Data evaluation indicated thatDPPH method was more precise than CUPRAC method with its sensitivity wasalso higher. Significantly difference were given for all t test and F  test because t  exp > t  table and F  exp > F  table at 95% significant level.

8/10/2019 Metode Temulawak AO

http://slidepdf.com/reader/full/metode-temulawak-ao 4/39

PERBANDINGAN METODE PENENTUAN

AKTIVITAS ANTIOKSIDAN RIMPANG

TEMULAWAK

IRMA IRAWATI

Skripsisebagai salah satu syarat memperoleh gelar

Sarjana Sains pada

Departemen Kimia

DEPARTEMEN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR2008 

8/10/2019 Metode Temulawak AO

http://slidepdf.com/reader/full/metode-temulawak-ao 5/39

Judul : Perbandingan Metode Penentuan Aktivitas Antioksidan RimpangTemulawak

Nama : Irma IrawatiNIM : G44204023

Menyetujui

Pembimbing I, Pembimbing II,

Prof. Dr. Ir. Latifah K Darusman, MS Mohamad Rafi, S.SiNIP 130 536 681 NIP 132 321 454 

Mengetahui:Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Institut Pertanian Bogor,

Dr. drh. Hasim, DEANIP 131 578 806

Tanggal lulus

8/10/2019 Metode Temulawak AO

http://slidepdf.com/reader/full/metode-temulawak-ao 6/39

PRAKATA

Puji syukur Penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala rahmat yangdiberikan kepada Penulis sehingga dapat menyelesaikan karya ilmiah ini.Penelitian ini bertujuan mendapatkan metode yang sesuai dalam penentuan

aktivitas antioksidan rimpang temulawak. Penelitian ini dilaksanakan sejak bulanMaret–Juli 2008 di Pusat Studi Biofarmaka dan Laboratorium Kimia Analitik.Departemen Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, IPB.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telahmembantu Penulis selama penelitian dan juga penyusunan karya ilmiah ini,terutama kepada Ibu Prof. Dr. Ir. Latifah K Darusman, MS dan Bapak MohamadRafi, S.Si selaku pembimbing yang selalu memberikan saran dan meluangkanwaktu selama berkonsultasi; kepada Pusat Studi Biofarmaka yang telah mendanaisebagian biaya penelitian dan diikutsertakan dalam penelitian temulawak; kepadaMama, Apa serta adik-adikku tercinta yang selalu memberi dukungan dan doanya,Ela dan teman-teman Sunda Karya yang selalu setia mendampingi Penulis, rekan-rekan Analitik 41 dan rekan-rekan Kimia 41. Penulis juga mengucapkan terima

kasih kepada Mbak Ina, Bu Nunuk, Endi, Ka Zulhan atas arahannya yang sangatmembangun, Om Eman dan para laboran di Kimia Analitik atas bantuannyaselama Penulis menjalani penelitian.

Akhir kata, semoga karya ilmiah ini dapat bermanfaat.

Bogor, September 2008

 Irma Irawati

8/10/2019 Metode Temulawak AO

http://slidepdf.com/reader/full/metode-temulawak-ao 7/39

 

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Kuningan pada tanggal 14 Februari 1986 sebagai anakpertama dari tiga bersaudara dari pasangan Mustofa Zaenudin dan Tetin Suhaetin.

Tahun 2004, Penulis lulus seleksi masuk Institut Pertanian Bogor (IPB) melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI) pada Departemen Kimia, FakultasMatematika dan Ilmu Pengetahuan Alam.

Selama mengikuti perkuliahan, Penulis menjadi asisten praktikum KimiaTPB pada tahun ajaran 2005/2006, Kimia Organik untuk mahasiswa Biokimiatahun ajaran 2006/2007, Kimia Lingkungan tahun ajaran 2007/2008, KimiaAnalitik I dan II tahun ajaran 2007/2008, dan Spektroskopi D3 Analisis Kimiapada tahun ajaran 2007/2008. Penulis juga aktif dalam kegiatan organisasi IkatanMahasiswa Kimia (Imasika) pada tahun 2007. Penulis berkesempatan menjalaniPraktik Lapangan di Laboratorium Tanah dan Tanaman, SEAMEO BIOTROPpada tahun 2007.

8/10/2019 Metode Temulawak AO

http://slidepdf.com/reader/full/metode-temulawak-ao 8/39

DAFTAR ISI 

Halaman 

DAFTAR TABEL ............................................................................................. ix

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ ix

DAFTAR LAMPIRAN....................................................................................... x

PENDAHULUAN.............................................................................................. 1

TINJAUAN PUSTAKATemulawak................................................................................................ 1Xantorizhol................................................................................................ 2Kurkuminoid ............................................................................................. 2Tokoferol................................................................................................... 3Troloks ...................................................................................................... 3Antioksidan ............................................................................................... 3Mekanisme Kerja Antioksidan................................................................... 3Uji Aktivitas Antioksidan .......................................................................... 4Kromatografi Cair Kinerja Tinggi. ............................................................. 4Spektrofotometri UV-Vis........................................................................... 4Evaluasi Data Analisis ............................................................................... 5

BAHAN DAN METODEAlat dan Bahan .......................................................................................... 5Lingkup Kerja ........................................................................................... 5

PEMBAHASANEkstraksi.................................................................................................... 7Kadar Kurkuminoid dan Xantorizhol Rimpang Temulawak....................... 7Aktivitas Antioksidan Metode DPPH......................................................... 8Aktivitas Antioksidan Metode CUPRAC ................................................... 9Evaluasi Data Analisis ............................................................................... 9Sensitivitas Metode.................................................................................... 9Perbandingan Metode Penentuan Aktivitas Antioksidan ......................... 10

SIMPULAN DAN SARANSimpulan ................................................................................................. 11

Saran ....................................................................................................... 11

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 11

LAMPIRAN..................................................................................................... 14

vii

8/10/2019 Metode Temulawak AO

http://slidepdf.com/reader/full/metode-temulawak-ao 9/39

DAFTAR TABEL 

Halaman

1 Perbandingan Kapasitas Antioksidan Rimpang Temulawak Boyolali ........... 10

2 Komponen Aktif dan Kapasitas Antioksidan Temulawak Semarang............. 113  Hasil Pengukuran Kadar Air Rimpang Temulawak Boyolali ........... ............. 164 Hasil Pengukuran Kadar Air Rimpang Temulawak Semarang. ..................... 165 Rendemen Ekstrak Rimpang Temulawak ..................................................... 176 Absorbans standar kurkuminoid λ  420 nm.................................................... 187 Kadar Kurkuminoid Ekstrak Temulawak dengan Spektrofotometer UV-Vis. 188 Kadar Xantorhizol Ekstrak Temulawak Boyolali.......................................... 199 Kadar Xantorhizol Ekstrak Temulawak Semarang........................................ 1910 Absorbans Kurva Kalibrasi Troloks Metode DPPH ...................................... 2211 Kapasitas Antioksidan Metode DPPH .......................................................... 2212 Absorbans Kurva Kalibrasi Troloks Metode CUPRAC................................. 2313 Kapasitas Antioksidan Sampel Boyolali Metode CUPRAC .......................... 2314 Kapasitas Antioksidan Sampel Semarang Metode CUPRAC........... ............. 2415 Kurva Standar Tokoferol Metode DPPH ...................................................... 2516 Kurva Standar Tokoferol Metode CUPRAC................................................. 2517 Hasil Evaluasi Analisis Metode CUPRAC dan DPPH Rimpang Temulawak 26

DAFTAR GAMBAR 

Halaman

1 Rimpang Temulawak ..................................................................................... 12 Struktur Xantorhizol....................................................................................... 23 Struktur Kurkuminoid .................................................................................... 24 Struktur α-Tokoferol ...................................................................................... 35 Struktur Troloks ............................................................................................ 36 Reaksi Penangkapan H dari Troloks oleh DPPH............................................. 47 Reaksi Reduksi Kelat Bis-Neokuproin Tembaga (II) oleh Troloks.................. 48 Kurva Standar Kurkuminoid........................................................................... 79 Kurva Kalibrasi Troloks Metode DPPH.......................................................... 810 Kurva Kalibrasi Troloks Metode CUPRAC.................................................... 911 Kurva Sensitivitas Metode DPPH terhadap Tokoferol .................................. 1012 Kurva Sensitivitas Metode CUPRAC terhadap Tokoferol............................. 1013 Kromatogram Xantorhizol Ekstrak Rimpang Temulawak Boyolali............... 2014 Kromatogram Xantorhizol Ekstrak Rimpang Temulawak Semarang ............ 21

Ix

8/10/2019 Metode Temulawak AO

http://slidepdf.com/reader/full/metode-temulawak-ao 10/39

DAFTAR LAMPIRAN 

Halaman

1 Diagram Alir Penelitian................................................................................ 152 Penentuan Kadar Air Rimpang Temulawak.................................................. 163 Penentuan Rendemen Ekstrak Rimpang Temulawak .................................... 174 Penentuan Kadar Kurkuminoid..................................................................... 185 Penentuan Kadar Xantorhizol....................................................................... 196 Kromatogram KCKT Xantorhizol ............................................................... 207 Kapasitas Antioksidan Metode DPPH .......................................................... 228 Kapasitas Antioksidan Metode CUPRAC..................................................... 239 Sensitivitas Metode ...................................................................................... 2510 Uji-F  dan Uji-t Metode................................................................................. 26

x

8/10/2019 Metode Temulawak AO

http://slidepdf.com/reader/full/metode-temulawak-ao 11/39

PENDAHULUAN

Temulawak (Curcuma xanthorrhiza)merupakan salah satu tanaman obat yangbanyak digunakan sebagai bahan baku dalamindustri jamu dan farmasi. Temulawak

diketahui memiliki banyak manfaat antara lainsebagai antihepatitis, antihiperlipidemia,antiinflamasi, antikarsinogenik, antimikrob,antiviral, detoksifikasi, dan antioksidan (WHO1999). Salah satu komponen aktif yangbertanggung jawab terhadap respon biologispada temulawak adalah kurkuminoid danxantorhizol. Menurut Jayaprakasha et al.

(2006) kurkuminoid pada rimpang temulawakberpotensi sebagai antioksidan. Demikianhalnya dengan xantorhizol, selain memilikiaktivitas antibakteri paling tinggi jugaberpotensi sebagai antioksidan (Hwang et al.

2004).

Antioksidan secara alami sudah terdapatdalam tubuh sebagai suatu sistemperlindungan tubuh dari pengaruh negatifradikal bebas. Jika radikal bebas berlebihdapat berpotensi menonaktifkan berbagaienzim dan mengoksidasi lemak sehinggasistem antioksidan dalam tubuh tergangguserta dapat menyebabkan berbagai penyakit(Anonim 2007). Senyawa antioksidan dalambentuk tereduksi akan memiliki warnaberbeda dengan bentuk teroksidasinya yangstabil sehingga perubahan warna tersebutdapat dideteksi dengan spektrofotometer padapanjang gelombang yang sesuai.

Terdapat beberapa metode penentuankapasitas antioksidan di antaranya sepertiDPPH (1,1-difenil-2-pikrilhidrazil) danCUPRAC (cupric ion reducing antioxidant

capacity). Pemilihan metode DPPH padapenentuan aktivitas antioksidan temulawakkarena merupakan metode yang sederhana,mudah, cepat, peka, serta hanya memerlukansedikit contoh. Sementara itu, metodeCUPRAC dipilih karena dapat bekerja padapH fisiologis, stabil, mudah dalampenggunaan, selektif, serta sensitif terhadapoksidan tipe tiol (Apak et al. 2004).

Metode di atas diekspresikan sebagai

ekuivalen troloks dan diujikan pada tigaekstrak, yaitu ekstrak etanol, ekstrak THF, danekstrak metanol. Pemilihan ekstrakberhubungan dengan komponen utama yangberperan dalam kapasitas antioksidan.Kurkuminoid dan xantorhizol yang didugasebagai komponen utama yang berperandalam aktivitas antioksidan ditentukankadarnya menggunakan spektrofotometri UV-

Vis untuk kurkuminoid dan kromatografi cairkinerja tinggi (KCKT) untuk xantorizhol.

Berdasarkan penelitian sebelumnyadengan metode ekstraksi maserasi, diperolehkapasitas antioksidan rimpang temulawakmenggunakan metode DPPH dengan nilai

konsentrasi penghambatan aktivitas radikalbebas sebanyak 50% (IC50) sebesar 106.58,103.25, dan 101,66 mg/L berturut-turut untukkadar xantorhizol 1.90, 1.86, dan 1.78 %(b/b)menggunakan pelarut etanol (Widiastuty2006). Namun, dari penelitian tersebut tidakmenunjukkan adanya korelasi linear antarakandungan xantorhizol terhadap aktivitasantioksidan, semakin tinggi kadar xantorhizol justru menunjukkan aktivitas antioksidan yangrendah. Oleh karena itu, diperlukan suatumetode yang sesuai sehingga terlihatproporsionalitas antara kandungan komponenaktif temulawak yang berperan sebagai

antioksidan dan aktivitas antioksidannya.Tujuan penelitian ini adalahmembandingkan dan memilih metode yangsesuai dalam penentuan aktivitas antioksidanpada rimpang temulawak. Pemilihan metodedidasarkan pada konsistensi kadar komponenaktif terhadap aktivitas antioksidan dansensitivitas serta evaluasinya dengan ujistatistika, yaitu uji-t   dan uji-F   untukmemberikan informasi mengenai ketepatandan ketelitian pengukuran.

TINJAUAN PUSTAKA

TemulawakTemulawak (C. xanthorrhiza) merupakan

tanaman yang berasal dari Indonesiakhususnya daerah Jawa, Bali, dan Maluku.Curcuma  berasal dari bahasa arab kurkumyang berarti kuning, sedangkan xanthorrhizaberasal dari bahasa Yunani xantos yang berartikuning dan rhiza  yang berarti akar.Temulawak ditunjukkan pada Gambar 1 telahdigunakan oleh nenek moyang bangsaIndonesia untuk makanan, tujuan pengobatan,dan sebagai penambah energi (Hwang et al.

2006).

Gambar 1 Rimpang Temulawak.

8/10/2019 Metode Temulawak AO

http://slidepdf.com/reader/full/metode-temulawak-ao 12/39

 

2

Temulawak atau dikenal juga  Java

Turmeric  (kunyit dari Jawa) diklasifikasikanke dalam kingdom Plantae, divisiSpermatophyta, subdivisi Angiospermae,kelas Monocotyledonae, ordo Zingiberales,famili Zingiberaceae, genus Curcuma, dan

spesies Curcuma xanthorrhiza Roxb. Namalain dari temulawak adalah koneng gede (sukuSunda), temu lawak (suku Jawa), temo labak(Madura), temu lawas dan temu raya(Malaysia), serta wan chakmotluk (Thailand).

Kandungan rimpang temulawak segardapat dibedakan atas pati (48-59.64%),kurkuminoid (1.6-2.2%) dan minyak atsiri(1.48-1.63%) (Sidik et al. 1995). Temulawakmerupakan tumbuhan yang tumbuh tegakdengan tinggi batang bisa mencapai 2 m,berwarna hijau atau cokelat gelap. Akarrimpang terbentuk dengan sempurna,bercabang kuat, dan berwarna hijau gelap.

Tiap batang mempunyai daun 2-9 helaidengan bentuk bundar memanjang sampaibangun lanset, warna daun hijau atau coklatkeunguan terang sampai gelap, panjang daun31-84 cm dan lebar 10-18 cm, panjang tangkaidaun termasuk helaian 43-80 cm. Dauntermasuk tipe daun sempurna artinya tersusundari pelepah daun, tangkai daun, dan helaidaun (Sidik et al. 1995).

Temulawak dilaporkan memiliki berbagaiaktivitas biologis seperti antitumor,antiinflamasi, antioksidan, hepatoprotektif,dan antibakteri. Aktivitas tersebut disebabkankomponen aktif temulawak berupa

kurkuminoid dan xantorhizol (Hwanget al.

2006).

Xantorhizol

Xantorhizol merupakan komponen khasminyak atsiri yang diisolasi dari familiZingiberaceae dan Astericeae seperti rimpangtemulawak, dan termasuk ke dalam kelompokseskuiterpen tipe bisabolen (Aguilar et al. 2001). Xantorhizol memiliki rumus molekulC15H22O dengan bobot molekul 218.335g/mol. Nama IUPAC dari xantorhizol adalah5-(1,5-dimetilheks-4-enil)-2-metilfenol.Xantorhizol tidak berwarna, dan sangat pahit.Struktur xantorhizol ditunjukkan padaGambar 2.

H 3C

HO

CH 3

CH 3CH 3H

 Gambar 2 Struktur xantorhizol.

Xantorhizol memiliki aktivitas sebagaiantibakteri, xantorhizol memiliki daya hambat

yang tinggi terhadap bakteri spesiesStreptococcus  yang merupakan penyebabkaries pada gigi. Oleh karena itu, xantorhizoldapat digunakan dalam produk makanan danpasta gigi untuk mencegah penyakit pada gigi.Dalam pasta gigi mengandung xantorhizol

dengan konsentrasi 0.001-1.000% (b/b),sedangkan dalam pembersih mulutmengandung xantorhizol dengan konsentrasi0.0001-0.1000% (b/b). Xantorizhol juga dapatdigunakan sebagai agen potensial antibakteridalam pembentukan biofilm olehStreptococcus mutans (Hwang et al. 2004)

Kurkuminoid

Kurkuminoid merupakan komponen yangmemberi warna kuning pada rimpangtemulawak (Sidik et al.  1995). Kurkuminoidberwarna kuning atau kuning jingga,

berbentuk serbuk dengan rasa pahit, larutdalam aseton, alkohol, asam glasial, dan alkalihidroksida. Kurkuminoid mempunyai aromayang khas dan tidak bersifat toksik (Sidik et

al.  1995). Kurkuminoid rimpang temulawakterdiri atas dua komponen, yaitu kurkumindan demetoksikurkumin. Berbeda dengankurkuminoid pada rimpang kunyit (Curcuma

domestica  Vahl.), selain mengandung duakomponen diatas, juga mengandungbisdemetoksikurkumin. Sifat menarik dari bis-demetoksikurkumin ini adalah aktivitaskerjanya terhadap sekresi empedu antagonisdengan aktivitas kurkumin dan

desmetoksikurkumin. Memperhatikan haltersebut, penggunaan rimpang temulawaksebagai sumber kurkuminoid lebihmenguntungkan dibanding dengan rimpangkunyit walaupun kandungan kurkuminoidrimpang temulawak lebih kecil dari rimpangkunyit (Afifah 2003). Struktur kimiakurkuminoid ditunjukkan pada Gambar 3.

Gambar 3 Struktur kurkuminoidGambar 3 Struktur Kurkuminoid.

Keterangan:R1 R2

-OCH3  -OCH3 = kurkumin-OCH3  -H = demetoksikurkumin

Kurkumin mempunyai rumus molekulC21H20O6  dengan bobot molekul 368 g/mol,sedangkan demetoksikurkumin mempunyai

OH

R2

OH

R1

O OH

8/10/2019 Metode Temulawak AO

http://slidepdf.com/reader/full/metode-temulawak-ao 13/39

 

3

rumus molekul C20H18O5  dengan bobotmolekul sebesar 338 g/mol.

Kurkuminoid berkhasiat menetralkanracun, menurunkan kadar kolesterol, dantrigliserida darah, antibakteri, analgetik, danantiinflamasi. Sekarang sudah banyak diteliti

bahwa kurkuminoid dapat digunakan sebagaiantioksidan dan inhibitor virus HIV (Anonim2007).

Tokoferol

Tokoferol dikenal sebagai vitamin Eterdiri atas senyawa aromatik tersubstitusi danrantai isoprena dengan bobot molekul 430.17g/mol. tokoferol berasal dari kata tokos artinyaketurunan/kelahiran,  person  artinyamemelihara dan ol  termasuk senyawagolongan alkohol sehingga dapat disimpulkantokoferol adalah vitamin yang membantuproses kelahiran. Selain berperan dalam

proses kelahiran tokoferol juga dikenalsebagai antioksidan. Peranan tokoferolsebagai antiokasidan sangat kuat, tokoferoldapat membantu mencegah oksidasi terhadapvitamin A dengan menerima oksigen dalamsistem pencernaan dan menekan oksidasiasam lemak tak jenuh dalam jaringan(Winarno 1992).

O

CH3

CH3

HO

H3CCH3

CH3CH3 CH3

CH3

 Gambar 4 Struktur α-Tokoferol.

Tokoferol merupakan antioksidan alamiyang dapat ditemukan hampir disetiap minyaktanaman, tetapi saat ini telah dapat diproduksisecara kimia. Tokoferol memiliki karakteristikberwarna kuning terang, cukup larut dalamlipida karena rantai C panjang. Pengaruhnutrisi secara lengkap dari tokoferol belumdiketahui, tetapi α-tokoferol dikenal sebagaisumber vitamin E. Didalam jaringan hidup,aktivitas antioksidan tokoferol cenderung α->β->γ ->δ-tokoferol, tetapi dalam makananaktivitas tokoferol terbalik δ->γ ->β->α-tokoferol. Urutan tersebut kadang bervariasi

bergantung pada substrat dan kondisi-kondisilain seperti suhu (Trilaksani 2003).

Troloks

Troloks merupakan analog vitamin Eyang larut dalam air (Davies et al. 1988).Troloks seperti terlihat pada Gambar 5memiliki nama IUPAC 6-hidroksi-2,5,7,8-tetrametilkroman-2-asam karboksilat.

Berdasarkan metode rasimat troloks memilikiindeks kapasitas antioksidasi (AI) yang tinggiyaitu 4 sehingga senyawa yang berpotensisebagai antioksidan dapat dinyatakan sebagaiekivalen troloks. Trolox Equivalent

 Antioksidant Capacity  (TEAC) adalah

konsentrasi troloks yang memiliki kapasitasantioksidan ekuivalen dengan sampel yangdianalisis (Apak et al. 2004).

O

CH3

HO

H3C

CH3

COOH

CH3

 Gambar 5 Struktur Troloks.

Antioksidan

Antioksidan didefinisikan sebagaisenyawa yang dalam konsentrasi rendah

dibandingkan dengan substrat yang dapatteroksidasi, secara signifikan menghambat danmencegah oksidasi substrat (Safitri 2000).Antioksidan dalam tubuh bermanfaat untukmencegah reaksi oksidasi yang ditimbulkanoleh radikal bebas baik berasal darimetabolisme tubuh maupun faktor eksternallainnya.

Berdasarkan asalnya, antioksidan terdiriatas antioksigen yang berasal dari dalam tubuh(endogen) dan dari luar tubuh (eksogen).Adakalanya sistem antioksidan endogen tidakcukup mampu mengatasi stres oksidatif yangberlebihan. Stres oksidatif merupakan keadaan

saat mekanisme antioksidan tidak cukup untukmemecah spesies oksigen reaktif (ROS). Olehkarena itu, diperlukan antioksidan dari luar(eksogen) untuk mengatasinya (Kukic et al. 2006). Antioksidan eksogen dibutuhkan ketika jumlah prooksidan dan antioksidan tubuhtidak seimbang.

Mekanisme Kerja Antioksidan

Mekanisme kerja antioksidan secaraumum menghambat oksidasi lemak ataudisebut juga autooksidan yang terjadi dalamtiga tahap utama, yaitu iniasi, propagasi, dan

terminasi. Pada tahap inisiasi terjadipembentukan radikal asam lemak yaituturunan asam lemak yang bersifat tidak stabildan sangat reaktif akibat hilangnya satu atomH. Pada tahap propagasi, radikal asam lemakakan bereaksi dengan oksigen membentukradikal peroksi. Radikal peroksi lebih lanjutakan menyerang asam lemak menghasilkan

8/10/2019 Metode Temulawak AO

http://slidepdf.com/reader/full/metode-temulawak-ao 14/39

 

4

hidroperoksida dan radikal asam lemak baru(tahap propagasi).

Reaksi inisiasiLH L* + H*Reaksi propagasiL* + O2  LOO*

LOO* + LH LOOH + L*Reaksi TerminasiLOO* + LOO* LOOL + O2

LOO* + L* LOOL

Uji Aktivitas Antioksidan

Metode penentuan aktivitas antioksidandiklasifikasikan berdasarkan transfer atomhidrogen dan transfer elektron (TE) (Apak et

al.  2007). Metode elektron transferpengukurannya berdasarkan kapasitasantioksidan dalam mereduksi senyawaoksidan yang ditandai dengan perubahan

warna ketika direduksi. Metode TE meliputiDPPH dan CUPRAC. Setiap metode memilikipereaksi redoks kromogenik yang berbedadengan potensial standar yang berbeda pula.

Pengujian antioksidan ekstrak tanamandengan DPPH (1,1-difenil-2-pikrilhidrazil)pada prinsipnya adalah reaksi penangkapanhidrogen dari antioksidan oleh radikal bebasDPPH dan diubah menjadi 1,1-difenil-2-pikrilhidrazin (Gambar 6)

N

N

.

O

CH3HO

H3CCH3

COOHCH3NO

NO

ONNO

NO

ON

N

NHO

CH3O

.

H3CCH3

COOHCH3

+ +

Gambar 6 Reaksi penangkapan atom H daritroloks oleh DPPH.

CUPRAC (cupric ion reducing

antioxidant capacity) menggunakan pereaksitembaga (II) neokuproin sebagai agenpengoksidasi kromogenik. Metode inimengukur kemampuan antioksidan dalammereduksi kompleks Cu2+-Nc  menjadikompleks Cu+-Nc (Gambar 7).

O

CH3

HO

H3C

CH3

COOH

CH3

N NH3C CH3Cu2+

NNCH3H3C

N NH3C CH3Cu+

NNCH3H3C

O

CH3

CH3

O

H3C

COOH

CH3 H++ ++

Gambar 7 Reaksi reduksi kelat bis-neokuproin tembaga(II) oleh troloks.

Kromatografi Cair Kinerja Tinggi

Kromatografi Cair Kinerja Tinggi(KCKT) merupakan teknik kromatografidengan fase gerak berupa cairan (Harvey2000). Dalam KCKT, sampel sebagai fasediam berupa cairan atau padatan yang

dilarutkan dalam pelarut yang cocok. Sampelakan melewati kolom kromatografi bersamadengan fase gerak. Pemisahan teknik iniberdasarkan pada kesetimbangan komponen-komponen campuran diantara fase gerak danfase diam. Sistem pemisahan pada penentuankadar xantorhizol menggunakan fasenonpolar seperti kolom C18  dan fase gerakbersifat polar seperti metanol. Penentuankadar xantorhizol pada akar  Iostephane

heterophylla  menggunakan kolom C18,ukuran partikel kolom 5 mikron, fase gerakasetonitril:air (85:15) dengan elusi isokratik,laju alir 1 mL/menit, menggunakan detektor

UV pada panjang gelombang 230 nm dandiperoleh kadar xantorhizol 1.8 to 10.94 mg/g(Aguilar et al. 2007).

Teknik KCKT digunakan untukmemisahkan senyawa-senyawa yang tidakmudah menguap tetapi mudah terurai olehpanas. Selain untuk pemisahan, metode ini juga dapat digunakan untuk analisis kualitatifmaupun kuantitatif seperti penentuan kadarxantorhizol dan kurkuminoid yang telahdilakukan pada penelitian sebelumnya. Alatyang digunakan untuk mendeteksi komponen-komponen yang keluar dari kolom adalahdetektor. Detektor UV termasuk solute

 property detector yang merespon sifat tertentudari solut (Skoog et al.  1998). Keuntunganmenggunakan KCKT adalah jumlah contohyang digunakan sedikit (mikroliter), wakturetensi hanya beberapa menit, dan batasdeteksi sampai nanogram/liter (Hendayana et

al. 1994).

Spektrofotometri UV-Vis

Spektrofotometri merupakan suatumetode analisis yang mempelajari interaksiantara materi dengan radiasi elektromagnetik.Spektrofotometri serapan sinar tampak dan

ultraviolet memanfaatkan sinar denganpanjang gelombang 400-700 nm untuk daerahsinar tampak dan 100-400 nm untuk daerahsinar UV. Bila suatu zat dikenai radiasi makazat akan menyerap radiasi tersebut untukberbagai keperluan.

Suatu zat dapat menyerap berbagaipanjang gelombang suatu radiasi. Sudah tentutidak seluruh radiasi yang mengenai zat

8/10/2019 Metode Temulawak AO

http://slidepdf.com/reader/full/metode-temulawak-ao 15/39

 

5

tersebut akan diserap, sebagian diteruskanatau ditransmisikan. Spektrum absorpsimerupakan gambaran hubungan antarapanjang gelombang sinar yang mengenaisuatu zat dengan besarnya serapan sinar padapanjang gelombang tersebut oleh zat yang

bersangkutan. Pengukuran absorpsi radiasiUV-Vis oleh spesi larutan dapat digunakansebagai metode analisis kuantitatif. Dasarpenentuan kuantitatif teknik spektrofotometriadalah hukum Lambert-Beer.

A = log Io/I = lεcA merupakan absorbans analat, Io adalahintensitas sinar sebelum melewati analat, Iintensitas sinar setelah melewati analat, lketebalan sampel yang dilalui sinar, ε koefisien absorpsi molekul, dan c adalahkonsentrasi analat (Skoog et al. 1998).

Berdasarkan penelitian yang dilakukanoleh Pothitirat, diperoleh kadar kurkuminoid

dalam rimpang temulawak asal ThailandSelatan yang diekstraksi menggunakan pelarutetanol dengan spektrofotometer UV-Vissebesar 14.14 ± 0.87% sampai 26.76 ± 0.17%(b/b). 

Evaluasi Data Analisis

Setiap metode yang digunakan untukpekerjaan analisis pasti mengandung galat(error ), baik galat acak maupun galatsistematik yang tidak selalu dapat kitahindarkan. Galat acak muncul akibat adanyasedikit variasi dalam setiap langkah prosedur

analisis antara lain disebabkan olehketerampilan dan kondisi pelaksanaan sertafluktuasi listrik selama analisis. Galat acakdapat dikurangi dengan memperbanyak jumlah pengukuran. Galat sistematik terjadikarena faktor yang tetap sehinggamenimbulkan penyimpangan tertentu darirerata hasil analisis terhadap nilai sebenarnya.Galat sistematik disebabkan oleh kelemahanmetode, kesalahan alat, dan kesalahanpersonal. Oleh karena itu, dibutuhkan suatuevaluasi hasil analisis untuk mengukur sejauhmana suatu metode analisis dapat dipercaya.

Uji-uji statistik sederhana yang dapatdilakukan untuk memberikan informasimengenai ketepatan dan ketelitian suatupengukuran meliputi uji-t   dan uji-F . Uji-t  dilakukan untuk membandingkan efektivitasdan efisiensi metode baik dari segi teoritismaupun dari segi teknis (biaya). Uji inimembandingkan dua nilai rerata untuk melihatperbedaannya terlalu besar atau tidak untukdijelaskan oleh galat acak. Uji F   dilakukanuntuk membandingkan hasil analisis dengan

menggunakan metode yang berbedaberdasarkan standar deviasinya, dan untukmelihat perbedaannya terlalu besar atau tidakuntuk dijelaskan oleh galat acak (Harvey2000). Di samping ketelitian dan ketepatan,dalam pemilihan metode analisis harus

diperhatikan pula sensitivitas metode.Sensitivitas merupakan ukuran kemampuanmetode untuk membedakan dua sampel.Semakin tinggi sensitivitas semakin baik suatumetode analisis (Harvey 2000).

BAHAN DAN METODE

Alat dan Bahan

Peralatan yang digunakan adalahperalatan gelas, maserator, oven, eksikator,cawan porselen, neraca analitik Precisa XT220A, pipet mikro, penguap putar Buchi R-114, spektrofotometer UV-Vis model U-2800Hitachi, kuvet persegi, dan KCKT La ChromeElite dengan detektor UV-Vis L-2420 Hitachidan kolom C-18.

Bahan-bahan yang digunakan dalampenelitian ini adalah sampel rimpangtemulawak Boyolali dan Semarang, standartokoferol, standar kurkuminoid, standarxantorizhol, akuades, etanol 96%, metanol75%, tetrahidrofuran (THF) dari Sigma, etilasetat, larutan DPPH 0.1 mM, troloks(6-hidroksi-2,5,7,8-tetrametilkroman-2-asamkarboksilat) dari Sigma, CuCl2·2H2O,Neokuproin alkoholik 0.0075M dari Sigma,dan bufer amonium asetat pH 7.

Lingkup Kerja

Penentuan Kadar Air

Cawan porselen dikeringkan pada suhu105 °C. Setelah didinginkan dalam eksikator,kemudian ditimbang. Sebanyak 3 g sampelrimpang temulawak ditimbang (dicatat sampai4 desimal dalam gram), dimasukkan dalamcawan, dan dikeringkan pada temperatur 105°C. Setelah 6 jam, sampel diambil,didinginkan dalam eksikator, dan ditimbang.Hal ini dilakukan sampai diperoleh bobot

yang konstan.Ekstraksi Etanol Rimpang Temulawak

(Metode PSB 2003)

Ekstrak dibuat dengan cara maserasimenggunakan etanol 96%. Sebanyak 100gram serbuk kering rimpang temulawakdimasukkan ke dalam maserator, ditambah500 ml etanol 96% direndam selama 24 jamsambil sekali-kali diaduk. Maserat dipisahkan

8/10/2019 Metode Temulawak AO

http://slidepdf.com/reader/full/metode-temulawak-ao 16/39

 

6

dan proses diulang dua kali dengan jenis dan jumlah pelarut yang sama. Semua maseratdikumpulkan dan diuapkan dengan penguapputar kemudian dipekatkan hingga diperolehekstrak kental (Metode ekstraksi Korea).

Ekstraksi THF Rimpang Temulawak

(WHO 1999)

Sebanyak 15 gram sampel dilarutkandalam 500 ml tetrahidrofuran (THF). Larutandisimpan dalam suhu kamar selama 24 jam.Kemudian disaring dan diambil filtratnya.Larutan dipekatkan dengan penguap putar.

Ekstraksi Metanol Rimpang Temulawak

(Hwang 2004)

Sebanyak 100 gram rimpang temulawakdiekstrak dengan 400 ml metanol 75% padasuhu ruang selama 2 hari, kemudian ekstrakdisaring menggunakan kertas saring Whatman

No 42. Filtrat dipekatkan dengan penguapputar selanjutnya diekstraksi menggunakanetilasetat (1:4) sebanyak 2 kali ulangan dandipekatkan kembali dengan  penguap putarhingga diperoleh ekstrak pekat etil asetat.

Uji Aktivitas Antioksidan dengan Metode

DPPH (Wong et al. 2006)

Larutan DPPH 0.1 mM dalam metanoldisiapkan. Sebanyak 40 µL larutan ekstrakyang telah diencerkan dengan metanolditambahkan ke dalam 3 ml larutan DPPHdalam metanol. Larutan diukur pada panjanggelombang 515 nm setelah 30 menit. Blangko

yang digunakan adalah pereaksi tanpapenambahan larutan ekstrak. Kurva kalibrasidibuat menggunakan larutan troloks  dengankonsentrasi 1, 3, 5, 7, dan 9 µM. Kapasitasantioksidan berdasarkan kemampuanmemecah radikal DPPH dan dinyatakansebagai µmol troloks /g ekstrak.

Uji Aktivitas Antioksidan dengan Metode

CUPRAC (Cupric ion reducing antioxidant

 capacity) (Apak et al. 2004)

Sebanyak 1 ml larutan CuCl2  0.01 M, 1ml larutan neokuproin alkoholik 0.0075 M,dan 1 ml larutan buffer ammonium asetat pH

7 ditambahkan ke dalam 0.1 ml akuades dan 1ml larutan ekstrak yang dilarutkan pada etanol96%. Volume total sebesar 4.1 ml. Blangkoyang digunakan adalah pereaksi tanpapenambahan larutan ekstrak. Larutan diukurpada panjang gelombang 457 nm setelah 30menit. Kurva kalibrasi dibuat menggunakanlarutan troloks dengan konsentrasi 10, 20, 30,40, 50, 60, 70, dan 80 µM. Kapasitas

antioksidan dinyatakan dalam µmol troloks/gekstrak .

Penentuan Kadar Xantorizhol

Ekstrak yang diperoleh, ditentukan kadarxantorizholnya dengan menggunakan KCKT.

Sistem KCKT dgunakan ialah kolom C-18,etektor UV-Vis, volume injeksi 10 µL, elusigradien, dan suhu kolom 40 ºC.

Penentuan Kadar Kurkuminoid

Analisis kuantitatif kurkuminoid metodespektrofotometri dibuat dengan cara standarkurkuminoid 100 ppm diencerkan denganmetanol sehingga diperoleh konsentrasi 0.25,1, 2, 3, 4, dan 5 ppm. Setelah itu serapandiukur menggunakan spektrofotometer Uv-Vis pada panjang gelombang 420 nm sehinggadiperoleh kurva standar kurkuminoid.Analisis sampel dibuat dengan cara sebanyak

0.1 g ekstrak pekat dilarutkan dalam 10 mlTHF kemudian disimpan selama 24 jam padasuhu kamar dalam keadaan gelap. Setelah 24 jam penyimpanan supernatan temulawakdiambil dan diencerkan hingga 1250 kalidengan metanol. Selanjutnya larutan dikocoksempurna dan diukur serapannya padapanjang gelombang 420 nm.

Evaluasi Data Analisis

Data hasil penelitian dievaluasiberdasarkan ketelitian dan sensitivitas(Lampiran 9 dan 10). Ketelitian dinyatakandengan hasil uji-F   sedangkan ketepatan

dinyatakan dalam uji-t.

Sensitivitas 

Sensitivitas metode dilakukan denganmembuat larutan standar tokoferol konsentrasi5, 10, 15, 20, dan 25 ppm kemudian dianalisisaktivitas antioksidannya dengan metodeDPPH dan CUPRAC sehingga diperoleh nilaikoefisien determinasi (R2) paling tinggi,mendekati nilai 1. Nilai slope persamaanregresi linear merupakan koefisien sensitivitasmetode.

Uji-t

Uji-t   dilakukan dengan hipotesis H0:kedua metode memiliki hasil analisis yangsama. Penarikan simpulan berdasarkan nilai thitung, apabila nilai thitung  < ttabel  maka H0 diterima tetapi jika nilai thitung > t tabel maka H0 ditolak. Nilai ttabel  = 2.685 derajat bebas 9pada selang kepercayaan 95%.

Uji-F  

8/10/2019 Metode Temulawak AO

http://slidepdf.com/reader/full/metode-temulawak-ao 17/39

 

7

Uji-F   dilakukan dengan hipotesis H0:kedua metode memiliki standar deviasi yangsama. Penarikan simpulan berdasarkan nilai Fhitung, apabila nilai Fhitung  < Ftabel  maka H0 diterima tetapi jika nilai Fhitung > Ftabel maka H0 ditolak. Nilai Ftabel  = 6.256 apabila metode 1

sebanyak 5 ulangan dan metode 2 sebanyak 4ulangan pada selang kepercayaan 95%.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Ekstraksi

Serbuk rimpang temulawak yangdiperoleh asal Boyolali dan Semarangditentukan kadar airnya. Kadar air yangdiperoleh sebesar 12.84 ± 0.16% untuk sampelasal Boyolali dan 15.05 ± 0.30% untuk sampelasal Semarang (Lampiran 2). Tujuanpengeringan adalah agar sampel tidak mudah

rusak sehingga dapat disimpan dalam waktuyang lama. Dengan mengurangi kadar air,kerusakan sampel oleh mikroba dapatdihindari. Nilai yang diperoleh >10%menandakan masih terdapat air dalam sampelrimpang temulawak dan tidak baik disimpandalam jangka waktu lama sehingga sampelyang telah diekstrak dan dipekatkan harussegera dianalisis dengan memperhatikanfaktor koreksi.

Ekstraksi serbuk rimpang temulawakmenggunakan metode maserasi dengan pelarutetanol, THF, dan metanol. Pemilihan pelarutyang berbeda berhubungan dengan komponen

utama yang berperan sebagai antioksidandalam rimpang temulawak. Etanol digunakankarena memiliki kepolaran yang tinggi untukmengekstrak berbagai komponen termasukkurkuminoid dan xantorhizol. Metanoldigunakan untuk mengekstrak senyawaxantorhizol yang kemudian dipisahkan denganetil asetat karena kelarutan xantorhizol dalametil asetat yang tinggi (Hwang 2004).Sementara THF digunakan untuk mengekstraksenyawa kurkuminoid dalam sampel karenakelarutan kurkuminoid dalam THF lebihtinggi dibandingkan dengan etanol maupunmetanol.

Rendemen ekstrak sampel dari Boyolaliyang terdiri atas ekstrak etanol, ekstrak THF,dan ekstrak metanol berturut-turut adalah10.61%, 7.29%, dan 1.84%. Sementararendemen ekstrak sampel dari Semarangberturut-turut adalah 6.16%, 7.46%, dan0.62% (Lampiran 3).

Kadar Kurkuminoid dan Xantorizhol

Rimpang Temulawak

Ekstrak rimpang temulawak ditentukankadar kurkuminoidnya menggunakanspektrofotometer UV-Vis pada panjanggelombang 420 nm dan diperoleh persamaan

kurva standar ditunjukkan pada Gambar 8,yaitu y=0.2418x-0.2315 dengan R2=99.39%.Kadar kurkuminoid rimpang temulawak asalBoyolali dan Semarang, yaitu untuk ekstraketanol, THF, dan metanol berturut-turutsebesar 20.10%, 26.82%, 21.72% dan 30.77%,33.85%, 28.03% (Lampiran 4).

y = 0.2418x - 0.2315

R2 = 0.9939

0

0.2

0.4

0.6

0.8

1

1.2

1.4

0 1 2 3 4 5 6 7

[standar kurkuminoid] (ppm)

   A   b   s   o   r   b   a   n   s

 Gambar 8 Kurva standar kurkuminoid.

Hasil diatas menunjukkan bahwa padasampel asal Boyolali dan Semarang diperolehkadar kurkuminoid ekstrak THF lebih besardibandingkan dengan ekstrak etanol danekstrak metanol karena seperti telahdisebutkan sebelumnya bahwa kelarutankurkuminoid dalam THF lebih tinggidibandingkan dengan etanol maupun metanol.

Sementara pada percobaan sebelumnyadiperoleh kadar kurkuminoid ekstrak rimpangtemulawak sebesar 1.92% dengan pelarut air(Yulanda 2007), 25.45% dengan pelarutetanol dilanjutkan dengan ekstraksi cair-cairmenggunakan heksana untuk nisbah bahanbaku-pelarut 1:3 (Afif 2006), dan 29.52%dengan nisbah bahan baku-pelarut asetonsebesar 1:6 pada suhu 70ºC (Supriadi 2008).Selama penyimpanan ekstrak harus terlindungdari cahaya karena kurkuminoid mempunyaisifat sensitif terhadap cahaya. Bilakurkuminoid terkena cahaya akan terjadidekomposisi struktur berupa siklisasi

kurkuminoid. Siklisasi kurkuminoidmenyebabkan senyawa kurkuminoidterdegradasi menjadi asam ferulat sehinggakadarnya dalam ekstrak menjadi rendah (Sidiket al. 1995).

Kadar xantorhizol sampel asal Boyolalidan Semarang ditentukan menggunakanKCKT dan diperoleh kadar xantorizhol untukekstrak etanol, THF, dan metanol berturut-

8/10/2019 Metode Temulawak AO

http://slidepdf.com/reader/full/metode-temulawak-ao 18/39

 

8

turut sebesar 0.01%, 0.09%, dan 0.004%.Sementara kadar xantorhizol sampel asalSemarang untuk ekstrak etanol, THF, danmetanol berturut-turut sebesar 0.19%, 0.17%,dan 0.02% (Lampiran 5). Sementaraberdasarkan percobaan sebelumnya diperoleh

kadar xantorhizol rimpang temulawak asalSemarang hasil budi daya PSB, Balitro, danLokal berturut-turut sebesar 1.78%, 1.86%,dan 1.90% (Widiastuty 2006). Dengandemikian kadar xantorhizol rimpangtemulawak asal Boyolali dan Semarang jauhlebih rendah dibandingkan ketiga rimpangdiatas. Kadar xantorhizol dipengaruhi pulaoleh letak geografis, umur rimpang, jenisrimpang (induk, anak, cucu) dan teknik budidaya (organik dan anorganik). Berdasarkanpustaka ekstrak metanol yang dipisahkandengan etil asetat seharusnya memiliki kadarxantorhizol paling tinggi tetapi hasil yang

diperoleh masih lebih kecil dibandingkandengan ekstrak THF dan etanol. Hal inikemungkinan karena xantorhizol pada ekstrakmetanol belum larut sempurna sehingga kadaryang diperoleh menjadi lebih kecil.

Aktivitas Antioksidan dengan Metode

DPPH

Aktivitas antioksidan dapat ditentukandengan melihat kemampuan ekstrak rimpangtemulawak dalam menghambat radikal bebasDPPH. Radikal DPPH (1,1-difenil-2-pikrilhidrazil) merupakan radikal nitrogen,

meskipun tidak sereaktif radikal oksigenseperti RO.  atau ROO.  tetapi mampu

terstabilkan oleh sistem resonansi (Windonoet al. 2003). Aktivitas antioksidan metodeDPPH dinyatakan dalam ekuivalen trolokskarena lebih bermakna dan terdeskripsikandibandingkan dengan aktivitas antioksidanyang dinyatakan dalam persen inhibisi (Wonget al. 2006). Kapasitas antioksidan rimpangtemulawak yang dinyatakan dalam ekuivalentroloks, ditentukan konsentrasi sampelrimpang temulawak ekuivalen troloks melaluipersamaan reaksi kurva kalibrasi troloxditunjukkan pada Gambar 9, yaitu y = 0.2224+ 0.1029x dengan  R2 = 79.95%. Nilai R2

menggambarkan korelasi antara konsentrasianalat dan sinyal analat. Semakin tinggi nilaiR2  semakin kuat korelasi antara konsentrasianalat dan sinyal analat. Menurut ICH (1995)nilai koefisien korelasi yang memenuhipersyaratan adalah lebih besar dari 0.9972sedangkan secara statistik 0.80 masihmenunjukkan korelasi yang cukup kuat. NilaiR2  hasil percobaan menunjukkan korelasi

kurang kuat antara konsentrasi trolox dan nilaiabsorbans sehingga dapat dikatakan korelasiantara keduanya nonlinear.

y = 0.1029x + 0.2224R2 = 0.7995

0

0.2

0.4

0.6

0.8

1

1.2

1.4

0 2 4 6 8 10

[Trolox] (mikromol)

   A    T

   e   r   k   o   r   e   k

   s   i

 Gambar 9 Kurva Kalibrasi Troloks Metode

DPPH.

Kapasitas antioksidan ekstrak etanolsebesar 0.8953 µmol troloks/g ekstrak, ekstrakTHF 0.8818 µmol troloks/g ekstrak, danekstrak metanol 0.8827 µmol troloks/g

ekstrak. Berdasarkan kurva kalibrasi terlihatbahwa pada konsentrasi troloks diatas 5 µMsudah menunjukkan aktivitas troloks yangmaksimal dalam menghambat radikal DPPH.Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwakapasitas antioksidan ekstrak etanol > ekstrakmetanol > ekstrak THF (Lampiran 7). Hal initidak sesuai dengan kadar kurkuminoid dalamekstrak THF > ekstrak metanol > ekstraketanol dan kadar xantorizol ekstrak THF >ekstrak etanol > ekstrak metanol. Hasiltersebut tidak menunjukkan adanya korelasilinear antara aktivitas antioksidan dankandungan kurkuminoid atau xantorhizol. Hal

ini dimungkinkan karena adanya senyawa laindalam ekstrak sampel yang bersifat inhibitoratau memiliki peran antagonis terhadapaktivitas antioksidan rimpang temulawak,disamping itu setiap ekstrak memiliki matriksyang berbeda sehingga memiliki kemampuanaktivitas antioksidan yang berbeda(Widiastuty 2006).

Pada saat reaksi antara DPPH dansenyawa antioksidan, terjadi dehidrogenasipada molekul antioksidan dan DPPH berubahmenjadi DPPHn dengan n menunjukkan jumlah atom H yang diterima oleh DPPH dariantioksidan (Windono et al. 2003). DPPH

berwarna violet dan DPPHn memiliki warnayang berkurang kepekatannya mendekatikuning sehingga memungkinkan pengukurandengan spektrofotometri dari perubahan warnaDPPH menjadi DPPHn. Absorbans yangrendah menunjukkan kapasitas pemecahanDPPH yang lebih tinggi.

8/10/2019 Metode Temulawak AO

http://slidepdf.com/reader/full/metode-temulawak-ao 19/39

 

9

Aktivitas Antioksidan dengan Metode

CUPRAC

Aktivitas antioksidan dapat ditentukanpula dengan menambahkan suatu pereaksikromogenik. Pereksi kromogenik yangdigunakan adalah neokuproin (Nc), yang akan

membentuk kelat dengan Cu2+ sehinggaterbentuk bis-neokuproin tembaga (II) atauCu2+-Nc yang berwarna biru. Potensial standarCu(Nc)2

2+/+  sebesar 0.6 V lebih besardibandingkan dengan Cu2+/+ sebesar 0.17 Vsehingga Cu(Nc)2

2+ lebih mudah tereduksi danantioksidan semakin cepat teroksidasi (Apaket al. 2004). Aktivitas antioksidan dapatdilihat dari kemampuannya mereduksi Cu2+-Nc menjadi Cu+-Nc yang berwarna kuning.Kelat Cu+-Nc ini bersifat stabil karena tidaksensitif terhadap perubahan lingkungan berupaudara, cahaya, ataupun pH seperti radikalkromogenik DPPH.

Penentuan kapasitas antioksidan rimpangtemulawak dinyatakan dalam ekuivalentroloks. Persamaan reaksi kurva kalibrasitroloks ditunjukkan pada Gambar 10, yaituy=0.0147x-0.00225 dengan R2= 99.36%.

y = 0.0147x - 0.00225

R2 = 0.9936

0

0.2

0.4

0.6

0.8

1

1.2

1.4

0 20 40 60 80 100

[trolox] (mikromolar)

   A    t

   e   r   k   o   r   e   k   s   i

Gambar 10 Kurva Kalibrasi Troloks MetodeCUPRAC.

Berdasarkan persamaan tersebut dapatditentukan konsentrasi sampel dan ditentukankapasitas antioksidannya berturut-turut untukekstrak etanol, THF, dan metanol sebesar42.5933 µmol troloks/g ekstrak,131.5937µmol troloks/g ekstrak, dan 30.4542µmol troloks/g ekstrak (Lampiran 8). Hasiltersebut menunjukkan adanya linearitas antarakandungan komponen yang berperan sebagaiantioksidan terhadap aktivitas antioksidannya.

Semakin tinggi kadar xantorhizol semakintinggi pula aktivitas antioksidannya. Namunberbeda halnya dengan kurkuminoid, kadarkurkuminoid ekstrak metanol lebih besar1.62% dibandingkan dengan ekstrak etanoltetapi kapasitas antioksidan ekstrak etanollebih besar 12.1391 µmol troloks/g ekstrak.Hal ini kemungkinan karena sifat

kurkuminoid yang mudah terdegradasi olehcahaya.

Evaluasi Hasil Analisis

Ketelitian suatu metode dapatdibandingkan melalui %SBR. Penentuan

presisi atau ketelitian kedua metode iniditunjukkan pada Lampiran 10. Hasil yangdiperoleh untuk metode DPPH mulai dariekstrak etanol, THF, dan metanol adalah1.0095%, 3.1300%, dan 2.6849% yang berartimetode DPPH untuk ekstrak etanol teliti(%SBR 1-2), ekstrak THF dan metanol cukupteliti (%SBR 2-5). Metode CUPRACmemiliki %SBR berturut-turut mulai dariekstrak etanol, THF, dan metanol sebesar11.2142%, 3.5838%, dan 3.2304% yangberarti metode CUPRAC untuk ekstrak etanoltidak teliti (%SBR > 5), ekstrak THF danmetanol cukup teliti (%SBR 2-5) menurut

AOAC (2003). Untuk membandingkan keduametode berdasarkan simpangan bakudilakukan uji F   dengan selang kepercayaan95%, F   hitung ekstrak etanol, THF, danmetanol sebesar 279296.3627, 29196.4083dan 1723.1256 Hasil yang diperoleh F  hitung> F tabel sehingga simpangan baku keduametode berbeda nyata, perbedaannya terlalubesar untuk dijelaskan oleh galat acak.

Uji t dilakukan untuk membandingkanhasil analisis kedua metode berdasarkanreratanya. Ekstrak etanol, THF, dan metanolmemiliki nilai t   hitung sebesar 19.5204,61.9753, dan 78.3620. Hasil yang diperoleh t  

hitung > t   tabel sehingga kedua metode akanmenghasilkan rerata analisis yang berbeda.Metode CUPRAC memberikan hasil analisisyang lebih besar dibandingkan metode DPPH.

Sensitivitas Metode

Respon analat dan komposisi dari matrikssampel merupakan faktor penting dalammenentukan sensitivitas (Willard HH et al

1988). Sensitivitas metode dilakukan terhadaptokoferol karena memiliki sifat lipofilik yangsama dengan analat dalam sampel rimpangtemulawak sehingga dimungkinkan memilikisensitivitas metode yang sama terhadapekstrak rimpang temulawak. Persamaanregresi linear hubungan antara konsentrasitokoferol (ppm) dan nilai absorbans metodeDPPH dan CUPRAC ditunjukkan padaGambar 11 dan 12, yaitu y=0.0603x + 0.0442dan y=0.0402x + 0.0382 (Lampiran 9).

8/10/2019 Metode Temulawak AO

http://slidepdf.com/reader/full/metode-temulawak-ao 20/39

 

10

y = 0.0603x + 0.0442

R2 = 0.9707

0

0.2

0.4

0.6

0.8

1

1.2

1.4

1.6

1.8

0 5 10 15 20 25 30

[tokoferol] (ppm)

   A   b   s   o

   r   b   a   n   s

   t   e   r   k   o   r   e   k   s   i

 Gambar 11 Hubungan [tokoferol] (ppm) dan

absorbans metode DPPH.

y = 0.0402x - 0.0382

R2 = 0.9914

0

0.2

0.4

0.6

0.8

1

1.2

0 5 10 15 20 25 30

[tokofol] (ppm)

   A

 Gambar 12 Hubungan [tokoferol] (ppm) dan

absorbans metode CUPRAC.

Persamaan diatas menunjukkan hubunganyang linear antara konsentrasi dan sinyalanalat, semakin tinggi konsentrasi semakintinggi nilai absorbans pada range konsentrasi5-25 ppm. Kemiringan garis kurva kalibrasidigunakan untuk menentukan koefisiensensitivitas metode. Nilai koefisiensensitivitas metode DPPH terhadap tokoferol

0.0603 dan metode CUPRAC terhadaptokoferol 0.0402. Hasil tersebut menunjukkanmetode DPPH lebih sensitif terhadaptokoferol, semakin tinggi nilai koefisiensensitivitas semakin tinggi pula sensitivitasmetode tersebut karena sedikit saja perubahankonsentrasi analat mampu memberi responyang signifikan.

Perbandingan Metode Penentuan Aktivitas

Antioksidan

Beragamnya matriks dan kandungansenyawa fitokimia pada ekstrak rimpangtemulawak mengakibatkan aktivitasantioksidan ekstrak etanol, THF, maupun

metanol penting untuk diperiksa dengan lebihdari satu metode. Penelitian ini menggunakanmetode DPPH dan CUPRAC. Penentuanaktivitas antioksidan ekstrak tumbuhan yangdilakukan dengan metode yang berbedamemberikan hasil yang acak, sulit untukdibandingkan dan terkadang menimbulkanketidakcocokan (Koleva et al. 2002 dalam

Ridwina 2008) sehingga kapasitas antioksidankedua metode dinyatakan dalam ekuivalentroloks (Tabel 1).

Berdasarkan data pada Tabel 1, kapasitasantioksidan ketiga ekstrak rimpang temulawaktersebut dengan metode CUPRAC lebih tinggi

dibandingkan dengan metode DPPH. Hal inikemungkinan karena kurkuminoid maupunxantorhizol sebagai komponen antioksidandalam sampel tidak terlalu reaktif terhadapradikal DPPH karena adanya halangan sterikyang tidak mudah dilewati sehingga hanyamolekul kecil yang memiliki peluang lebihmudah untuk bereaksi dengan radikal. Dalamhal ini, berarti metode DPPH memilikilinearitas kisaran absorbans dan konsentrasiyang sempit berbeda dengan metodeCUPRAC yang mampu bereaksi denganmolekul besar sekalipun sehingga memilikilinearitas kisaran absorbans dan konsentrasi

yang luas. Disamping itu, pengukurankapasitas antioksidan metode DPPH tidakmenunjukkan hubungan yang linear antarakomponen aktif antioksidan dan kapasitasantioksidannya, sementara metode CUPRACmenunjukkan hubungan yang linear antarakedua hal tersebut. Hal ini dibuktikan kembaliterhadap sampel berbeda yang berasal dariSemarang (Tabel 2).

Tabel 1 Perbandingan kapasitas antioksidan rimpang temulawak Boyolali

EkstrakKadar

Kurkuminoid

%(b/b)

KadarXantorizol

%(b/b)

Kapasitas AntioksidanMetode DPPH

(µmol tr/g ekstrak)

Kapasitas AntioksidanMetode CUPRAC

(µmol tr/g ekstrak)Etanol 20.10 0.010 0.8953 42.5933THF 26.82 0.086 0.8818 131.5937Metanol 21.72 0.004 0.8827 30.4542

8/10/2019 Metode Temulawak AO

http://slidepdf.com/reader/full/metode-temulawak-ao 21/39

 

11

Tabel 2 Kadar komponen aktif dan kapasitas antioksidan rimpang Temulawak Semarang

Berdasarkan Tabel 2 kapasitasantioksidan semakin meningkat denganmeningkatnya kadar xantorhizol, berbedadengan kadar kurkuminoid ekstrak etanol <ekstrak THF tetapi memiliki kapasitasantioksidan ekstrak etanol > ekstrak THF.Seharusnya peranan kurkuminoid sebagaiantioksidan lebih dominan dibandingkandengan xantorizhol karena stabilitas resonansipada kurkuminoid melibatkan 2 buah cincinaromatik dan ikatan rangkap terkonjugasisehingga delokalisasi radikal lebihterstabilkan, namun sifat kurkuminoid yangsensitif terhadap cahaya dan mudahterdegradasi sehingga kemungkinanmempengaruhi terhadap aktivitasantioksidannya.

Apabila dilihat berdasarkan ketelitian dansensitivitas, metode DPPH lebih teliti dankemungkinan lebih sensitif dalammenganalisis aktivitas antioksidan rimpangtemulawak dibandingkan metode CUPRAC,meskipun demikian metode CUPRAC lebihsesuai untuk penentuan aktivitas antioksidanrimpang temulawak karena dapat diterapkanuntuk mengatasi berbagai matriks sampelyang terdapat dalam rimpang temulawak

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Perbandingan metode penentuan aktivitasantioksidan menunjukkan bahwa metodeCUPRAC lebih sesuai untuk menganalisisaktivitas antioksidan ekstrak rimpangtemulawak berdasarkan kandungan komponenaktifnya, yaitu kurkuminoid dan xantorhizol.Ekstrak etanol, THF, dan metanol memilikikadar kurkuminoid dan xantorhizol berturut-turut 20.10%, 26.82%, 21.72% dan 0.01%,

0.09%, 004%. Kapasitas antioksidan untukketiga ekstrak berturut-turut sebesar 42.5933,131.5937, dan 30.4542 µmol troloks/gekstrak. Metode DPPH memiliki kapasitasantioksidan untuk ketiga ekstrak berturut-turutsebesar 0.8953, 0.8818, dan 0.8827 µmoltroloks/g ekstrak. Sensitivitas metode DPPH >metode CUPRAC terhadap tokoferol yangmemiliki sifat lipofilik yang sama dengankurkuminoid maupun xantorhizol dalam

rimpang temulawak. Persentase SBR metodeDPPH < metode CUPRAC sehingga metodeDPPH lebih teliti dibandingkan denganmetode CUPRAC. Uji t menunjukkan hasilanalisis yang berbeda nyata, sedangkan uji F  memperlihatkan keragaman yang berbedanyata antara kedua metode.

Saran

Ekstrak rimpang temulawak mulai dariekstraksi sampai dengan analisis harusterlindungi dari cahaya karena akanmengurangi kadar kurkuminoid dalam ekstrak.Pada metode CUPRAC komponen yang tidaklarut air sebaiknya menggunakan pelarutdiklorometana sehingga diharapkan memilikisensitivitas yang lebih tinggi dalammenganalisis sampel lipofilik.

DAFTAR PUSTAKA

Afif KH. 2006. Peningkatan Kadar KurkuminEkstrak Etanol Temulawak DenganMetode Ekstraksi Cair-cair [Skripsi].Bogor: Departemen Kimia FMIPA, IPB.

Afifah E. 2003. Khasiat dan Manfaat

Temulawak: rimpang penyembuh aneka

 penyakit. Jakarta: Agromedia Pustaka.

Aguilar MI, Guillermo D, Maria LV. 2001.New bioactive derivatives ofxanthorrhizol. J Mex Chem Soc 45:56-59.

Anonim. 2007a. Antioksidan penting untukmencegah sakit jantung. [terhubungberkala] http//www.lizaherbal.com. [21Desember 2007].

Anonim. 2007b. Peranan antioksidan dalammenjaga kesehatan keluarga. [terhubungberkala] http//www.santamaria.or.id. [21Desember 2007].

Apak et al.. 2007. Comparative evaluation ofvarious total antioxidant capacity assayapplied to phenolic compounds with theCUPRAC assay.  Molecules  12:1496-1547.

EkstrakKadar Kurkuminoid

%(b/b)Kadar Xantorhizol

%(b/b)

Kapasitas AntioksidanMetode CUPRAC(µmol tr/g ekstrak)

Etanol 30.77 0.19 97.5599THF 33.85 0.17 72.0673Metanol 28.03 0.02 68.5104

8/10/2019 Metode Temulawak AO

http://slidepdf.com/reader/full/metode-temulawak-ao 22/39

 

12

Apak R, K Güçlü, M Özyürek, SE Çelik, SEKarademir. 2004. Novel total antioxidantcapacity index for dietary polyphenolsand vitamins C and E, using their cupricion reducing capability in the presence ofneocuproine: CUPRAC method.  J Agric

Food Chem 52:7970-7981.

[AOAC] Association of Official AnalyticalChemistry. 2005. Official Methods of

 Analysis of AOAC International.  Ed-18.Maryland: AOAC International.

Davies MJ, LG Forni, RL Willson. 1988.Vitamin E analogue Trolox C.  Biochem J  255:513-522.

Harvey D. 2000.  Modern Analytical

Chemistry. Toronto: McGraw-Hill.

Hendayana S, Kadarohman A, Sumarna AA,Supriatna A. 1994. Kimia Analitik

 Instrumen. Ed ke-1. Semarang: IKIPSemarang Press.

Hwang JK, penemu; LG Household &Healthcare. 24 Feb 2004. Antibacterialcomposition having xanthorrhizol. USPatent 6 696 404.

[ICH] International Conference onHarmonization. 1995. Validation ofAnalytical Prosedures: Methodology Q2B[terhubung berkala]. www.ich.org  [8 Sep

2008].Jayaprakasha GK, LJ Rao, KK Sakariah.

2006. Antioxidant activities of curcumin,demethoxycurcumin, andbisdemethoxycurcumin. Food Chem 98:720-724.

Kukic J, Silvana P, Marjan N. 2006.Antioxidant activity of four endemicStachys Taxa. Biol Pharm Bull 29(4):725-729.

Ridwina G. 2008. Perbandingan PengukuranAktivitas Antioksidan dan Ekstrak Etanoldan Minyak Atsiri Lempuyang Gajah[Skripsi]. Bogor: Departeman KimiaFMIPA, IPB.

Safitri R. 2000. Ekstraksi dan Identifikasi dariTumbuhan  Caesalpinia sappan lin.Bandung: FMIPA UNPAD.

Sidik, Moelyono MW, Mutadi A.1995.Temulawak (Curcuma xanthorrhiza

 Roxb.). Jakarta: Phyto Medika.

Skoog DA, Holler PJ, Nieman TA. 1998.Principles of Instrumental Analysis. Ed

ke-5. Philadelphia: Harcaurt Brace.

Sudjarwo SA. 2002. Efek proteksi darikurkumin terhadap sel endothelium padahiperkholesterolemia.  J Pen Med Eks 3:41-48.

Supriadi D. 2008. Optimalisasi EkstraksiKurkuminoid Temulawak (Curcuma

 xanthorrhiza  Roxb.) [Skripsi]. Bogor:Departemen Kimia, IPB.

Trilaksani W. 2003. Antioksidan: Jenis,Sumber, Mekanisme Kerja dan Peran

Terhadap Kesehatan. [terhubung berkala]http://www.poultryindonesia.com [20 Juli2008].

Widiastuty W. 2006. Teknik SpektroskopiInframerah Transformasi Fourier untukPenentuan Profil Kadar Xantorizol danAktivitas Antioksidan Temulawak[Skripsi]. Bogor: Departemen KimiaFMIPA, IPB.

Willard HH, LL Merrit Jr, John AD, FA SettleJr. 1988.  Instrumental Methods of

Analysis. Ed ke-7. California: A Division

of Wodsworth.Winarno FG. 1992. Kimia Pangan dan Gizi. 

Jakarta: Gramedia Pustaka Utama

Windono T, Budiono R, Sumijani R, KusumaD. 2003. Radical Scavenging CapacityAgainst 1,1-Diphenyl-2-Picryl Hydrazyl(DPPH) of Some Indonesian MedicinalPlants. Didalam: Biodiversity onTradisional Biomedicine for HumanHealth and Welfare. ProceedingsSymposium of Biomedicines; Bogor, 18-19 Sept 2003. Bogor: BiopharmacaResearch Center IPB. hlm 63-70.

[WHO] World Health Organization. 1999.Monograph on selected medicinal plant.Vol 1. Jenewa: WHO.

Wong SP, LP Leong, JH William Koh. 2006.Antioxidant activities of aqueous extractsof selected plants. Food Chem  99:775-783.

8/10/2019 Metode Temulawak AO

http://slidepdf.com/reader/full/metode-temulawak-ao 23/39

 

13

Yulanda H. 2007. Ekstraksi, Fraksinasi, danPencirian Pati Rimpang Temulawak[Skipsi]. Bogor: Departemen KimiaFMIPA, IPB.

8/10/2019 Metode Temulawak AO

http://slidepdf.com/reader/full/metode-temulawak-ao 24/39

 

14

LAMPIRAN 

8/10/2019 Metode Temulawak AO

http://slidepdf.com/reader/full/metode-temulawak-ao 25/39

 

15

Lampiran 1 Bagan Alir Penelitian

Rimpang Temulawakasal Boyolali

Ekstrak Etanol Ekstrak XantorhizolEkstrak Kurkuminoid

Uji Antioksidan- Metode DPPH- Metode CUPRAC

Uji Antioksidan- Metode DPPH- Metode CUPRAC

Uji Antioksidan- Metode DPPH- Metode CUPRAC

Uji-t , Uji-F , dan sensitivitas

Pengukuran Kadar Xantorhizol dan Kurkuminoid

Metode Terpilih

Uji antioksidan ekstrak etanol, THF, dan metanolrimpang temulawak asal Semarang

8/10/2019 Metode Temulawak AO

http://slidepdf.com/reader/full/metode-temulawak-ao 26/39

 

16

Lampiran 2 Penentuan Kadar Air Serbuk Rimpang Temulawak

Tabel 3 Data hasil pengukuran kadar air serbuk rimpang temulawak BoyolaliUlangan Bobot basah (g) Bobot kering (g) Kadar air (%)

1 3.0037 2.6179 12.84

2 2.9091 2.5340 12.893 3.0120 2.6278 12.76

Rerata 12.83 ± 0.16Contoh perhitungan:

%100ker

 xbasah Bobot 

ing Bobot basah Bobot air Kadar 

  −=  

%1000037.3

)6179.20037.3( x

g

g−=  

= 12.84%

n

galat  Batas

  σ  

=  

Keterangan:t = Nilai tabel t student selang kepercayaan 95%σ = Simpangan bakun = Banyaknya ulangan

3

07.0303.4  xgalat  Batas   =  

= ± 0.16

Tabel 4 Data hasil pengukuran kadar air serbuk rimpang temulawak SemarangUlangan Bobot basah (g) Bobot kering (g) Kadar air (%)

1 3.0455 2.5831 15.182 3.0038 2.5551 14.943 3.0068 2.5543 15.05

Rerata 15.05 ± 0.30Contoh perhitungan:

%100ker

 xbasah Bobot 

ing Bobot basah Bobot air Kadar 

  −=  

%1000455.3

)5831.20455.3( x

g

g−=  

= 15.18%

3

1204.0303.4  xgalat  Batas   =  

= ± 0.30

8/10/2019 Metode Temulawak AO

http://slidepdf.com/reader/full/metode-temulawak-ao 27/39

 

17

Lampiran 3 Penentuan Rendemen Ekstrak

Tabel 5 Data rendemen ekstrak serbuk rimpang temulawak

EkstrakBobot Ekstrak

(g)Bobot sampel

(g)fk

Rendemen(%)

Etanol Boyolali 9.3883 99.8051 1.1284 10.61Semarang 0.5358 10.0107 1.1505 6.16

THF Boyolali 0.9681 14.9856 1.1284 7.29Semarang 0.6536 10.0800 1.1505 7.46

Metanol Boyolali 1.6336 100.0852 1.1284 1.84Semarang 0.1361 25.2404 1.1505 0.62

Contoh perhitungan:

100

100 air kadar koreksiFaktor 

  +=  

100

84.12100 +=  

= 1.1284

%100Re  xfkxsampel Bobot 

 Ekstrak  Bobot ndemen =  

%1001284.19856.14

9681.0 x x

g

g=  

= 7.29%

8/10/2019 Metode Temulawak AO

http://slidepdf.com/reader/full/metode-temulawak-ao 28/39

 

18

Lampiran 4 Penentuan Kadar Kurkuminoid

Tabel 6 Data absorbans standar kurkuminoid λ  420 nmLarutan A

Kurkuminoid 0.25 ppm 0.045

Kurkuminoid 1 ppm 0.252Kurkuminoid 2 ppm 0.428Kurkuminoid 3 ppm 0.750Kurkuminoid 4 ppm 0.972Kurkuminoid 5 ppm 1.241Persamaan garis y = 0.2418x-0.2315 dengan R2=99.39%

Tabel 7 Kadar kurkuminoid ekstrak temulawak dengan spektrofotometer UV-Vis

Contoh perhitungan ekstrak THF:y = Nilai absorbansx = [standar kurkuminoid] (ppm)

2418.0

2315.0+=

 y x  

2418.0

2315.0240.0   += x = 1.95 ppm

%100)(

)(min  xmgbobot 

 xfpxvolume ppm xoid kurkuKadar    =  

%1009.18

01.0125095.1 x

mg

l x x ppm=  

= 26.82%

Ekstrak A Bobot ekstrak (g) Kadar (%)Etanol Boyolali 0.075 0.0164 20.10Etanol Semarang 0.421 0.0228 30.77THF Boyolali 0.240 0.0189 26.82

THF Semarang 0.439 0.0213 33.85Metanol Boyolali 0.219 0.0223 21.72Metanol Semarang 0.196 0.0164 28.03

8/10/2019 Metode Temulawak AO

http://slidepdf.com/reader/full/metode-temulawak-ao 29/39

 

19

Lampiran 5 Penentuan Kadar Xantorhizol

Tabel 8 Kadar xantorizhol serbuk rimpang temulawak Boyolali

Larutan Luas Area[xantohrizol]

(ppm)Bobot sampel

(g)Kadar (%b/b)

Standar Xantorhizol 19376917 200 - -Ekstrak THF 4448385 45.9143 14.9856 0.086Ekstrak Etanol 4924392 50.8254 99.8051 0.010Ekstrak Metanol 12206392 125.9890 100.0852 0.004Contoh Perhitungan:

[ ] [ ]dar s xdar sarea Luas

sampelarea Luasl Xantorhizo tan

tan=  

 ppm x200917.376.19

385.448.4=  

= 45.9143 ppm

%100)(

10001)]([

 xfpxfkxmgsampel Bobot 

mL L xVsampelx ppm xantorizol

l xantorhizoKadar    =  

%1001284.12510.9856.14

10001109143.45

3 x x x

mg

mL LmLx ppmx

=  

= 0.086%

Tabel 9 Kadar xantorhizol serbuk rimpang temulawak Semarang

Ekstrak Luas Area[xantorhizol]

(ppm)Bobot sampel

(g)Kadar (%b/b)

Standar Xantorhizol 20536106 200 - -THF 619563 6.0339 10.0800 0.17Etanol 676816 6.5915 10.0107 0.19Metanol 898702 8.7524 25.2404 0.02Contoh Perhitungan:

[ ]  ppm xl Xantorhizo 20020536106

619563=  

= 6.0339 ppm

%1001505.1100100800.101000

1250339.6

3  x x x x

mL Lmlx ppmx

l xantorhizoKadar    =  

= 0.17%

8/10/2019 Metode Temulawak AO

http://slidepdf.com/reader/full/metode-temulawak-ao 30/39

 

20

Lampiran 6 Kromatogram Xantorhizol dengan KCKT

(a)

(b)

(c)

(d)

Gambar 13 Kromatogram rimpang temulawak Boyolali (a) standar xantorhizol(b) ekstrak EtOH (b) ekstrak THF (c) ekstrak MeOH

8/10/2019 Metode Temulawak AO

http://slidepdf.com/reader/full/metode-temulawak-ao 31/39

 

21

(a)

(b)

(c)

(d)

Gambar 14 Kromatogram rimpang temulawak Semarang (a) standar xantorhizol(b) ekstrak EtOH (b) ekstrak THF (c) ekstrak MeOH

8/10/2019 Metode Temulawak AO

http://slidepdf.com/reader/full/metode-temulawak-ao 32/39

 

22

Lampiran 7 Kapasitas Antioksidan Metode DPPH

Tabel 10 Data absorbans kurva kalibrasi troloks

Larutan A ∆ABlangko 1.029 0.000Troloks 1 µM 0.548 0.481Troloks 3 µM 0.544 0.485Troloks 5 µM 0.053 0.976Troloks 7 µM 0.048 0.981Troloks 9 µM 0.045 0.984

Persamaan garis hubungan antara ∆A dan [troloks]

Y = 0.2224 + 0.1029x dengan R2 = 79.95%

Konsentrasi sampel ekuivalen troloksY = 0.2224 + 0.1029x

0.930 = 0.2224 + 0.1029x

x = 6.8766 µM

)(

10][)( ekstrak)troloks/gmol(nantioksidaKapasitas

3

gsampel Bobot 

 xfpxsampel xmlVsampel   −

= µ   

g

 x x M  xl

0388.0

101258766.640 6−

=  µ  µ 

 

= 0.8862 µmol troloks/g ekstrak

Tabel 11 Data kapasitas antioksidan metode DPPH

Larutan A ∆AVs(µl)

fp[sampel](µM Tr)

Bobotsampel(g)

Kapasitas Antioksidan(µmol Tr/g ekstrak) 

Blangko 1.029 0.000 -Eks. EtOH 1 0.099 0.930 40 125 6.8766 0.0388 0.8862

2 0.100 0.929 40 125 6.8669 0.0383 0.89653 0.084 0.945 40 125 7.0224 0.0387 0.90734 0.095 0.934 40 125 6.9155 0.0388 0.8912

Rerata 0.8953Eks. THF 1 0.072 0.957 40 125 7.1390 0.0408 0.8749

2 0.073 0.956 40 125 7.1293 0.0394 0.8899

3 0.085 0.944 40 125 7.0126 0.0408 0.87374 0.086 0.943 40 125 7.0029 0.0394 0.8887Rerata 0.8818

Eks. MeOH 1 0.101 0.928 40 125 6.8571 0.0405 0.86222 0.096 0.933 40 125 6.9057 0.0381 0.90633 0.088 0.941 40 125 6.9835 0.0405 0.86224 0.088 0.941 40 125 6.9835 0.0381 0.8999

Rerata 0.8827

8/10/2019 Metode Temulawak AO

http://slidepdf.com/reader/full/metode-temulawak-ao 33/39

 

23

Lampiran 8 Kapasitas Antioksidan Metode CUPRAC

Tabel 12 Data absorbans kurva kalibrasi troloksLarutan A

Troloks 10 µM 0.169

Troloks 20 µM 0.302Troloks 30 µM 0.433Troloks 40 µM 0.517Troloks 50 µM 0.745Troloks 60 µM 0.882Troloks 70 µM 1.023Troloks 80 µM 1.188

Persamaan garis hubungan antara ∆A dan [troloks]

Y = 0.0147x - 0.00225 dengan R2 = 99.36%

Konsentrasi sampel ekuivalen troloks

Y = 0.0147x - 0.00225

0.325 = 0.0147x - 0.00225

X = 22.2619 µM

)(

10][)( ekstrak)troloks/gmol(nantioksidaKapasitas

3

gsampel Bobot 

 xfpxsampel xmlVsampel   −

= µ   

g

 x x M  xml

0236.0

1052619.2201 3−

=  µ 

 

= 47.1650 µmol troloks/g ekstrak

Tabel 13 Data kapasitas antioksidan sampel Boyolali metode CUPRACLarutan ∆A

Vs(ml)

fpBobot

sampel(g)[sampel](µM Tr)

Kapasitas Antioksidan(µmol Tr/g ekstrak)

Eks. EtOH 1 0.325 10 5 0.0236 22.2619 47.16502 0.251 10 5 0.0241 17.2279 35.74253 0.441 10 5 0.0379 30.1531 39.77984 0.325 10 5 0.0253 22.2619 43.99585 0.278 10 5 0.0206 19.0646 46.2733

Rerata 42.5933Eks. THF 1 0.880 10 5 0.0236 60.0170 127.1546

2 0.880 10 5 0.0236 60.0170 127.15463 0.904 10 5 0.0236 61.6497 130.61384 0.945 10 5 0.0236 64.4388 136.52285 0.945 10 5 0.0236 64.4388 136.5228

Rerata 131.5937Eks. MeOH 1 0.213 10 5 0.0244 14.6429 30.00592 0.243 10 5 0.0249 16.6837 33.50143 0.199 10 5 0.0233 13.6905 29.37884 0.199 10 5 0.0233 13.6905 29.37885 0.213 10 5 0.0244 14.6429 30.0059

Rerata 30.4542

8/10/2019 Metode Temulawak AO

http://slidepdf.com/reader/full/metode-temulawak-ao 34/39

 

24

Tabel 14 Data kapasitas antioksidan sampel Semarang metode CUPRAC

Larutan ∆AVs

(ml)fp

Bobotsampel(g)

[sampel](µM Tr)

Kapasitas Antioksidan(µmol Tr/g ekstrak)

Eks. EtOH 1 0.620 1 5 0.0209 43.6650 104.46172 0.690 1 5 0.0213 48.7850 114.51883 0.688 1 5 0.0242 48.6394 100.4946

4 0.688 1 5 0.0279 48.6394 87.16745 0.671 1 5 0.0292 47.3958 81.1572

Rerata 97.5599Eks. THF 1 0.577 1 5 0.0283 40.5194 71.5890

2 0.597 1 5 0.0290 41.9824 72.38343 0.597 1 5 0.0295 41.9824 71.15664 0.597 1 5 0.0287 41.9824 73.1401

Rerata 72.0673Eks. MeOH 1 0.419 1 5 0.0234 28.9612 61.8829

2 0.457 1 5 0.0234 31.7410 67.82263 0.477 1 5 0.0234 33.2041 70.94894 0.477 1 5 0.0234 33.2041 70.94895 0.477 1 5 0.0234 33.2041 70.9489

Rerata 68.5104

Contoh Perhitungan:

Konsentrasi sampel ekuivalen troloks

Y = 0.0231 + 0.0137x

0.620 = 0.0231 + 0.0137x

X = 43.6650 µM

)(

10][)( ekstrak)troloks/gmol(nantioksidaKapasitas

3

gsampel Bobot 

 xfpxsampel xmlVsampel  −

= µ   

g

 x x M  xml

0209.0

1056650.4301 3−

=

  µ 

 

= 104.4617 µmol troloks/g ekstrak

8/10/2019 Metode Temulawak AO

http://slidepdf.com/reader/full/metode-temulawak-ao 35/39

 

25

Lampiran 9 Penentuan sensitivitas metode

 Metode DPPH

Tabel 15 Data kurva standar tokoferol metode DPPHLarutan A ∆A

Blanko 1.490 0.000tokoferol 5 ppm 1.164 0.326tokoferol 10 ppm 0.822 0.668tokoferol 15 ppm 0.496 0.994tokoferol 20 ppm 0.095 1.395tokoferol 25 ppm 0.087 1.403

Persamaan regresi linear y = 0.0603x + 0.0442 dengan R2=97.07%

Koefisien sensitivitas = 0.0603

 Metode CUPRAC

Tabel 16 Data kurva standar tokoferol metode CUPRACLarutan A

Tokoferol 5 ppm 0.188Tokoferol 10 ppm 0.335Tokoferol 15 ppm 0.538Tokoferol 20 ppm 0.801Tokoferol 25 ppm 0.959

Persamaan regresi linear y = 0.0402x + 0.0382 dengan R2=99.14%

Koefisien sensitivitas = 0.0402

8/10/2019 Metode Temulawak AO

http://slidepdf.com/reader/full/metode-temulawak-ao 36/39

 

26

Lampiran 10 Uji t  dan Uji F

Tabel 17 Hasil evaluasi analisis metode DPPH dan CUPRAC rimpang temulawakMetode

Ekstrak ParameterDPPH CUPRAC

Rerata (µmol tr/g ekstrak) 0.8953 42.5933SB 9.0381x10-3  4.7765 

%SBR 1.0095 11.2142t hitung 19.5204

Etanol

F hitung 279296.3627Rerata (µmol tr/g ekstrak) 0.8818 131.5937SB 0.0276 4.7160%SBR 3.1300 3.5838t hitung 61.9753

THF

F hitung 29196.4083Rerata (µmol tr/g ekstrak) 0.8827 30.4542SB 0.0237 0.9838

%SBR 2.6849 3.2304t hitung 78.3620

Metanol

F hitung 1723.1256Contoh Perhitungan: (untuk ekstrak etanol)

• Uji-t  

( ) ( )2 / 1 /  22

21

21

nSBnSB

 X  X hitungt 

+

−=  

= 19.5204

• Uji-F  

1

)( 2

−=  ∑

n

 X  XiCUPRAC SB  

1

)( 2

−=  ∑

n

 X  Xi DPPH SB  

= 4.7765 = 9.0381x10-3

= 279296.3627

• %SBR Metode DPPH

%100%  x X 

SBSBR =  

= 1.0095%

22

21

SB

SBhitungF    =

8/10/2019 Metode Temulawak AO

http://slidepdf.com/reader/full/metode-temulawak-ao 37/39

 

27

8/10/2019 Metode Temulawak AO

http://slidepdf.com/reader/full/metode-temulawak-ao 38/39

 

28

8/10/2019 Metode Temulawak AO

http://slidepdf.com/reader/full/metode-temulawak-ao 39/39